relationship between competency, financial compensation

89
TESIS HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI NI WAYAN ARI ADIPUTRI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Upload: haminh

Post on 31-Dec-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: relationship between competency, financial compensation

i

TESIS

HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL

DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA

DI KABUPATEN BANGLI

NI WAYAN ARI ADIPUTRI

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 2: relationship between competency, financial compensation

ii

TESIS

HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL

DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA

DI KABUPATEN BANGLI

NI WAYAN ARI ADIPUTRI

NIM 1292161018

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 3: relationship between competency, financial compensation

iii

TESIS

HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL

DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA

DI KABUPATEN BANGLI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

NI WAYAN ARI ADIPUTRI

NIM 1292161018

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 4: relationship between competency, financial compensation

iv

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL : 23 Juni 2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya,M.Repro,PA(K) Dr.I Pt. Ganda Wijaya,S.Sos,MM

NIP: 194612311969021001 NIP.196812311989031057

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Direktur

Program Pasca Sarjana Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof.dr.Dewa Nyoman Wirawan,MPH Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S (K)

NIP.194810101977021001 NIP. 195902151985102001

Page 5: relationship between competency, financial compensation

v

Tesis Ini Telah Diuji Pada

Tanggal : 2 Juli 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No :.1959/UN14.4/HK/2014 Tanggal 1 Juli 2014

Ketua :Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)

Anggota :

1. Dr. I Putu Ganda, S.Sos, MM

2. Prof.Dr.dr.Alex Pangkahila, MSc, Sp.And

3. Dr.dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi

4. Dr.dr. Tuty Kuswardhani, Sp.PD, K Ger, Finasim,MARS

Page 6: relationship between competency, financial compensation

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ni Wayan Ari Adiputri

NIM : 1292161018

Program : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (MIKM)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah tesis saya yang

berjudul Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan

Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli ini benar-benar hasil karya sendiri,

bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui

sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari didapatkan

bukti bahwa Tesis ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai Peraturan Mendiknas RI .No.17 Tahun 2010.

Denpasar, Juli 2014

Yang membuat pernyataan

Ni Wayan Ari Adiputri

NIM : 129 216 1018

Page 7: relationship between competency, financial compensation

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian tesis

yang berjudul Hubungan Antara Kompetensi, Kompensasi Finansial Dan

Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten Bangli.

Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA (K) selaku dosen

pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

semangat, bimbingan dan saran dalam penulisan hasil penelitian tesis ini. Ucapan

terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. I Pt. Ganda Wijaya, S.Sos, MM,

selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini

dapat selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi,

Sp.S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan,

MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Udayana.

2. Tim penguji pada sidang hasil penelitian tesis yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila,

MSC, Sp.AND, Dr. dr. R.A.Tuty Kuswardhani, Sp.PD, K Ger,

Page 8: relationship between competency, financial compensation

viii

MARS,FINASIM, Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi atas koreksi dan

saran untuk perbaikan tesis ini.

3. Ibu-ibu responden/ bidan desa di Kabupaten Bangli yang telah banyak

meluangkan waktu dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Teman – teman angkatan IV MIKM UNUD yang telah banyak memberikan

semangat.

Penulis menyadari hasil penelitian tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

yang nantinya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian

selanjutnya.

Demikian hasil penelitian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang

Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan menyelesaikan hasil

penelitian tesis ini.

Denpasar, Juni 2014

Penulis

Page 9: relationship between competency, financial compensation

ix

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN

BANGLI

Bidan desa sebagai petugas kesehatan digaris terdepan diharapkan mampu meningkatkan cakupan pelayanan KIA dengan meningkatkan kinerja bidan di desa. Kinerja bidan desa dipengaruhi oleh faktor internal ( kompetensi) dan faktor ekternal (kompensasi finansial dan supervisi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli.

Penelitian ini mengambil studi kuantitatif dengan rancangan potong lintang. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling yang berjumlah 45 orang di seluruh Kabupaten Bangli.Data yang diambil melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik.

Analisis menunjukkan kinerja bidan desa sebagian besar kurang baik yaitu 62,2% dengan kompetensi (OR 13,27; 95 % CI : 1,49 – 118,21), dengan kompensasi finansial (OR 11,31 ; 95 % CI : 1,45 – 88,21) dan supervisi (OR 25,06 ; 95 % CI : 3,2 – 193,50) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa. Perlu ditingkatkan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA setiap bulan dan dipantau oleh kepala puskesmas. Kata Kunci : Kompetensi, Kompensasi Finansial, Supervisi, Kinerja

Page 10: relationship between competency, financial compensation

x

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCY, FINANCIAL COMPENSATION, SUPERVISION AND PERFORMANCE OF THE VILLAGE MIDWIVES IN THE

BANGLI REGENCY

The research aims to determine the relationship between competency, financial compensation and supervision, with the performance of village midwives in the Bangli Regency.

The research is a quantitative study with a cross-sectional design. The selection of samples was conducted by consecutive sampling of 45 people of all over the Regency of Bangli. The data were collected through interviews by using questionnaires. The data were analyzed by using univariate, bivariate and multivariate statistical chi-square tests and logistic regression.

The analysis indicates that the performance of village midwives is mostly unfavorable, i.e. at 62.2% with the competency of (OR 13.27, 95% CI: 1.49 to 118.21), with financial compensation of (OR 11.31, 95% CI: 1 , 45 to 88.21) and supervision of (OR 25.06, 95% CI: 3.2 to 193.50) which has a significant relationship with the performance of the village midwives. Conclusion is expected that the midwife’s coordinators for Maternal and Child Health need to improve supervision monthly to be monitored by the head of the Public Health Center.

Keywords: Competency, Financial Compensation, Supervision, Performance

Page 11: relationship between competency, financial compensation

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ........................................................................................ i

SAMPUL DALAM....................................................................................... ii

PRASYARAT GELAR ................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................................. v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

ABSTRACT ................................................................................................. x

DAFTAR ISI……………………………….................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.3.1 Tujuan Umum 5

1.3.2 Tujuan Khusus 5

Page 12: relationship between competency, financial compensation

xii

1.4 Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja 7

2.1.1 Kinerja Bidan Desa 7

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 8

2.1.3 Metode Pengukuran Kinerja 9

2.2 Kompensasi 12

2.2.1 Pengertian Kompensasi 13

2.2.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja 13

2.3 Kompensasi Finansial 14

2.3.1 Pengertian Kompensasi Finansial 14

2.3.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja 15

2.4 Supervisi 15

2.4.1 Pengertian Supervisi 15

2.4.2 Hubungan Supervisi dengan Kinerja 17

2.5 Bidan Desa 17

2.5.1 Pengertian Bidan Desa 17

2.5.2 Tugas dan Fungsi Bidan Desa 17

2.5.3 Profil Bidan Desa di Kabupaten Bangli 18

2.5.4 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan & Puskesmas 19

2.6 Teori Prilaku 20

BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir 22

Page 13: relationship between competency, financial compensation

xiii

3.2 Konsep Penelitian 24

3.3 Hipotesis Penelitian 25

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian 26

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

4.3 Ruang lingkup 27

4.4 Penentuan Sumber Data 27

4.4.1 Populasi Penelitian 27

4.4.2 Sampel Penelitian 27

4.5 Variabel Penelitian 29

4.6 Intrumen Penelitian 32

4.7. Prosedur Penelitian 33

4.8 Analisis Data 33

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian 36

5.2 Karakteristik Responden 37

5.3 Hasil Uji Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

. 38

5.4 Hasil Uji Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

. 40

5.5 Hasil Uji Multivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

. 44

Page 14: relationship between competency, financial compensation

xiv

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa 46

6.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa

. 48

6.3 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa 49

6.4 Kelemahan Penelitian 53

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan 54

7.2 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN 61

Page 15: relationship between competency, financial compensation

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

4.2 . Definisi operasional 30

5.1 Distribusi Karakteristik Responden 38

5.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan Desa di Kabupaten Bangli 39

5.3 Distribusi Frekuensi Kompensasi Finansial Bidan Desa di Kabupaten Bangli

. ..... 39

5.4 Distribusi Frekuensi Supervisi Bidan Desa di Kabupaten Bangli 40

5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli 40

5.6 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

41

5.7 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten

Bangli 42

5.8 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

43

5.9 Hasil Uji Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi

dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli 44

5.10 Hasil Analisis Regresi Logistik pada Hubungan Kompetensi, Kompensasi

Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

44

Page 16: relationship between competency, financial compensation

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Struktur Organisasi Puskesmas 19

3.1 Kerangka Konsep 24

4.1 Rancangan Cross Sectional 26

Page 17: relationship between competency, financial compensation

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Pengantar Sebelum Membagikan Kuesioner pada

Penelitian Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial

dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten

Bangli

Lampiran 3 Alat Ukur Kuesioner

Lampiran 4 Hasil Jawaban Responden Penelitian

Lampiran 5 Output Analisis Hasil Statistik

Lampiran 6 Hasil Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas di Dinas

Kesehatan Kabupaten Karangasem

Lampiran 8 Surat Keterangan Kelaiakan Etik

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Provinsi Bali

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Bangli

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli

Page 18: relationship between competency, financial compensation

xviii

DAFTAR SINGKATAN

KIA Kesehatan Ibu dan Anak

PWS-KIA Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

AKI Angka Kematian Ibu

AKB Angka Kematian Bayi

K1 Kunjungan Pertama pada kehamilan Trimester I

K4 Kunjungan pada kehamilan Trimester III

KB Keluarga Berencana

PUSTU Puskesmas Pembantu

POLINDES Pos Persalinan Desa

POSKESDES Pos Kesehatan Desa

BPM Bidan Praktek Mandiri

Page 19: relationship between competency, financial compensation

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program yang

senantiasa di prioritaskan oleh karena memberikan pelayanan kesehatan bagi

kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kesakitan dan kematian

yaitu Ibu dan Anak. Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, akan tetapi tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta lambatnya

penurunan kedua angka tersebut saat ini menghambat keberhasilan

pembangunan bidang kesehatan serta memerlukan perhatian khusus dari

semua pihak (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terus mengalami peningkatan

dari 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007) menjadi 359 per 100.000

kelahiran hidup. Melihat masalah yang menjadi fokus utama dalam kesehatan

yaitu masalah masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia, untuk itu

diperlukan peningkatan program kesehatan ibu dan anak (KIA) (SDKI,

2012).

Strategi pemerintah dalam menekan tingginya angka kematian ibu di

Indonesia yaitu dengan menempatkan bidan di desa. Bidan harus mampu dan

terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan

1

Page 20: relationship between competency, financial compensation

2

khususnya bidan desa sebagai ujung tombak dalam pelayanan ibu dan

anak.Banyaknya cakupan PWS-KIA yang harus dipenuhi oleh bidan desa.

Bidan di desa sebagai petugas kesehatan digaris terdepan dan sesuai

dengan fungsi keberadaannya diharapkan mampu meningkatkan cakupan

pelayanan KIA. Rendahnya cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan

dihubungkan dengan masalah kinerja bidan di desa (Bernandir, 2008).

Permasalahan kinerja bidan di desa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor .

Menurut Timple (Mangkunegara, 2006) kinerja dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang

berkaitan dengan diri seseorang, seperti kompetensi, motivasi dan komitmen

individu dan kepuasan kerja. Faktor eskternal yaitu segala sesuatu yang

berasal dari lingkungan yang mempengaruhi kinerja, seperti fasilitas kerja

atau sarana dan prasarana, kompensasi yang diterima baik finansial dan non

finansial, supervisi, pelatihan, gaya kepemimpinan dan penerimaan dari

masyarakat.

Berdasarkan penelitian oleh Enjang (2011), dikatakan bahwa

kemampuan kerja, prestasi dan pengetahuan, lebih berkontribusi positif

dengan kinerja perawat. Penelitian serupa juga membuktikan bahwa

kemampuan dan pengalaman mempunyai hubungan yang signifikan dengan

kinerja bidan desa (Ester, 2012). Penelitian oleh Royani (2010) dipaparkan

bahwa sistem penghargaan atau kompensasi memiliki hubungan yang

bermakna terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh perawat. Penelitian oleh

Quayyum (2008) dijelaskan bahwa kinerja bidan desa dalam melakukan

Page 21: relationship between competency, financial compensation

3

pelayanan antenatal juga sangat dipengaruhi oleh insentif yang diberikan.

Hasil penelitian lainnya juga dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara

supervisi oleh kepala puskesmas dengan cakupan K4 di Kabupaten Kuningan

(Dadang, 2006). Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, terdapat tiga

faktor utama yang mempengaruhi kinerja staf dalam sebuah organisasi yaitu

kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi.

Kabupaten Bangli memiliki rumah sakit berjumlah 3 buah yaitu 1 rumah

sakit umum milik pemerintah Kabupaten Bangli, 1 rumah sakit khusus jiwa

milik pemerintah Provinsi Bangli dan 1 rumah sakit swasta BMC. Kabupaten

Bangli memiliki 12 puskesmas dimana 4 buah diantaranya adalah puskesmas

dengan layanan rawat inap sedangkan 8 buah puskesmas yang lain adalah

puskesmas tanpa layanan rawat inap. Jaringan puskesmas yang lainnya yaitu

59 puskesmas pembantu (Pustu), polindes 7 buah, poskesdes 24 buah,

puskesmas keliling 11 buah, dan desa siaga sebanyak 72 desa (Dinas

Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). Tenaga bidan desa berjumlah 45 orang

bertugas di puskesmas pembantu dan polindes. Latar belakang pendidikan

dari semua bidan desa yaitu D III Kebidanan (Dinas Kesehatan Kabupaten

Bangli, 2012).

AKI di Bali dalam 3 tahun berturut-turut mengalami kenaikan yang

signifikan dari tahun 2010 sebesar 58,10, tahun 2011 sebesar 84,25 dan tahun

2012 sebesar 89,67. Tahun 2011 AKI berdasarkan tempat kejadian kematian

kebanyakan terjadi di rumah sakit yaitu 80 %, meninggal di rumah pasien

Page 22: relationship between competency, financial compensation

4

12,7 %, meninggal dalam perjalanan 5,5 % dan di Bidan Praktek Mandiri

(BPM) 1,82 % (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011)

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2012, AKI tertinggi

di Kabupaten Bangli sebesar 134,59 per 100.000 KH. Hasil cakupan

pelayanan ibu hamil K1 per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2012,

cakupan terendah yaitu di Kabupaten Bangli sebesar 94,57 % dan cakupan

pelayanan ibu hamil K4 per Kabupaten/Kota juga terendah di Kabupaten

Bangli sebesar 85,62 %, pertolongan persalinan oleh nakes masih rendah

yaitu 92,08 %, pelayanan ibu nifas 90,39 %, dan penanganan komplikasi

kebidanan juga masih rendah yaitu 65,74 % (Dinas Kesehatan Kabupaten

Bangli, 2012).

Secara umum data cakupan pelayanan KIA di Kabupaten Bangli masih

belum mencapai target sasaran. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja bidan

di desa sebagai tonggak pertama pelayanan KIA masih belum maksimal.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kabupaten Bangli,

didapatkan bahwa sebagian besar bidan desa memiliki masa kerja yang masih

pendek dan pengalaman kerjanya masih kurang, sehingga kompetensi mereka

masih perlu ditingkatkan melalui pelatihan. Hal lain yang menjadi masalah

adalah besarnya beban kerja, bidan desa juga dibebani tugas-tugas lain yang

bersifat administratif seperti pendataan langsung, menjadi bendahara,

mengikuti rapat, dan pengabdian kepada masyarakat. Jasa pelayanan dan

tunjangan penghasilan pegawai disama ratakan dan tidak berdasarkan sistem

kinerja, dan juga pembagiannya tidak tepat waktu. Pelatihan atau penyegaran

Page 23: relationship between competency, financial compensation

5

keilmuan jarang dilakukan. Pelaksanaan supervisi tidak rutin dilakukan oleh

Bidan Koordinator KIA dan buku rencana supervisi pun tidak ada. Bidan

koordinator KIA pun belum memiliki acuan supervisi yang jelas dalam

melakukan supervisi kepada bidan desa dan tidak ada rencana melakukan

feedback terhadap supervisi yang telah dilakukan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, bahwa pelaksanaan program KIA di

Kabupaten Bangli masih perlu ditingkatkan dan salah satunya adalah dengan

meningkatkan kinerja bidan desa, melalui kompetensi, kompensasi finansial

dan pelaksanaan supervisi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli ?

2. Apakah ada hubungan kompetensi dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli?

3. Apakah ada hubungan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli?

4. Apakah ada hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten

Bangli?

5. Apakah ada hubungan secara bersama antara kompetensi, kompensasi

finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli?

Page 24: relationship between competency, financial compensation

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan

antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja

bidan desa di Kabupaten Bangli.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli

2. Hubungan kompetensi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli

3. Hubungan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli

4. Hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli

5. Hubungan secara bersama antara kompetensi, kompensasi finansial

dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya literatur dalam pengembangan

sumber daya manusia termasuk pengembangan kinerja bidan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja

bidan desa di Kabupaten Bangli dan dari hasil penelitian ini juga dapat

dijadikan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja bidan desa

dalam pelaksanaan program KIA.

Page 25: relationship between competency, financial compensation

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Kinerja Bidan Desa

Bernadin dan Russel (Sutrisno, 2012), memberikan definisi tentang

prestasi kerja adalah suatu rekapan hasil-hasil yang diperoleh dalam

pekerjaan tertentu atau dalam kurun waktu tertentu. Pendapat dari Byars dan

Rue (Sutrisno, 2012), mengartikan prestasi kerja menunjukkan kemampuan

seseorang pada pekerjaannya yang lebih terfokus. Prestasi kerja yang baik

menunjukkan suatu perusahaan mampu mengelola sumber daya manusia

dengan baik.

Menurut Ruki (Sutrisno, 2012) dalam suatu manajemen terdapat tiga

sumber daya kritis yaitu sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan

sumber daya informasi. Berdasarkan tiga sumber daya tersebut yang paling

sulit untuk diperoleh dan dikelola yaitu sumber daya manusia yang

mempunyai kualitas yang pas dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Sama

halnya dengan kinerja, dimana saling terkait dengan bagaimana sumber daya

manusia yang dimiliki.

Pendapat Suyadi Prawirosentono (2002) mendefinisikan kinerja sebagai

performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

7

Page 26: relationship between competency, financial compensation

8

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral dan etika.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja bidan desa

adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang bidan dalam melaksanakan

kegiatannya baik tugas pokok maupun kegiatan administrasi, kegiatan

pembinaan serta kegiatan lain-lain yang dapat mendukung keberhasilan

tugas-tugasnya.

Beberapa penelitian terkait dengan kinerja yaitu dilakukan oleh Iwan

Setia Budi (2011) tentang isu strategis dan upaya pemecahannya disebutkan

bahwa hal-hal yang terkait dengan kinerja bidan di desa yaitu kompetensi

bidan, supervisi, pelatihan, beban kerja, reward/kompensasi dan komitmen.

Penelitian oleh Ester (2011) bahwa terdapat hubungan antara kemampuan dan

pengalaman terhadap kinerja bidan desa. Riyanto dan Kristiani (2006)

menyebutkan bahwa lingkungan aman dan sehat sangat diperuntukkan setiap

ibu hamil untuk melahirkan bayinya dan hal ini bermanfaat menurunkan AKI.

Berdasarkan hal tersebut sangat diperlukan bidan desa yang memiliki

kemampuan dan kompetensi yang dapat membantu pelayanan KIA.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Steers (Mangkunegara,2006), bahwa kinerja dari masing-

masing individu merupakan gabungan dari tiga faktor, yaitu : 1) kompetensi,

peringai, dan minat; 2) tugas dan tanggung jawab yang jelas ; 3) motivasi

kerja.

Page 27: relationship between competency, financial compensation

9

Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri dapat juga mempunyai arti

penting, tetapi kombinasi ketiga tersebut sangat menentukan hasil tiap

pekerja, yang pada gilirannya akan membantu prestasi organisasi secara

keseluruhan. Byar dan Rue (dalam Wibowo, 2012), bahwa dua faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja yaitu faktor individu (effort, abilities, role/task

perception) dan faktor lingkungan (kondisi fisik, peralatan, waktu, material,

pendidikan, supervisi, desain organisasi, pelatihan dan keberuntungan).

Pendapat Timple (dalam Mangkunegara, 2006) bahwa kinerja

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

(disposisional) yaitu segala sesuatu yang terkait dengan pribadi seseorang,

seperti kompetensi, motivasi dan komitmen individu dan kepuasan kerja.

Kinerja seseorang akan baik disebabkan karena mempunyai kompetensi baik,

motivasi yang baik, memiliki komitmen kerja dan puas terhadap pekerjaan

yang diterima, begitu pula sebaliknya.

Faktor eskternal yaitu segala sesuatu yang berasal dari lingkungan,

seperti fasilitas kerja atau sarana dan prasarana, kompensasi yang diterima

baik finansial dan non finansial, supervisi, pelatihan, gaya kepemimpinan dan

penerimaan dari masyarakat.

Upaya meningkatkan kinerja bidan desa dalam meningkatkan program

KIA sangat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kompetensi bidan dan

faktor ekternal yaitu kompensasi yang diterima oleh bidan desa dan supervisi

yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA.

Page 28: relationship between competency, financial compensation

10

2.1.3 Metode Pengukuran Kinerja

Menurut Robbins (Ganda, 2010) metode penilaian kinerja

dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu 1) Result-based performance, 2)

behavior-based performance evaluation, 3) judment-based performance

evaluation.

a. Result-based performance

Tipe penelitian ini merumuskan hasil akhir yang diukur. Sasarannya

adalah bidan mampu meningkatkan produktifitasnya secara berkelanjutan

untuk mencapai tujuan program KIA. Tipe penilaian kinerja ini disebut

management by objektive (MBO), dengan bidan yang langsung terlibat dalam

proses pencapaian tujuan.

b. Behavior-based performance evaluation

Penilaian kinerja ini berdasarkan sarana dan tingkat sasaran. Penilaian ini

tidak mungkin dilakukan secara objektif, karena ada beberapa aspek yang

bersifat kualitatif.

c. Judment-based performance evaluation

Kinerja bidan dinilai berdasarkan bagaimana perilaku seseorang dan

dalam mengukur kinerja bidan desa yang akan digunakan yaitu judgment-

based performance evaluation yang mencakup aspek kuantitas kerja, kualitas

kerja, pengetahuan, kerjasama, inisiatif dan integritas pribadi.

a. Kuantitas kerja

Jumlah pekerjaan tersebut seluruhnya harus disesuaikan dengan job

discription dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Kesesuaian antara

Page 29: relationship between competency, financial compensation

11

jumlah dengan waktu kerja harus tertuang dalam jadwal kegiatan.

Subvariabel dalam penelitian ini kuantitas kerja diukur dengan deskripsi

pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bidan

desa, deskripsi pelaksanaan kerja bidan desa sesuai dengan jam kerja.

b. Kualitas kerja

Kualitas kerja adalah mutu atau nilai dari seluruh pekerjaan yang telah

dilakukan. Kualitas kerja mencerminkan kesesuaian antara hasil kerja yang

direncanakan dan hasil kerja yang dihasilkan. Pelayanan kesehatan,

memerlukan kualitas kerja diartikan sebagai kualitas pelayanan kesehatan.

Kualitas kerja juga menyangkut kesesuaian antara hasil pekerjaan dengan

tugas pokok dan fungsi bidan di desa dan puskesmas pembantu. Penelitian ini

subvariabel kualitas kerja dinilai dengan deskripsi pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi bidan desa sesuai dengan indikator kinerja klinis profesi bidan dan

kinerja manajerial.

c. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil yang didapat setelah bidan desa melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Subvariabel dalam penelitian ini dari

pengetahuan yaitu deskripsi pengetahuan bidan desa tentang indikator kinerja

klinis profesi bidan, indikator kinerja manajerial dan manajemen KIA.

d. Kerjasama

Kerja sama dapat menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan

munculnya rasa kekeluargaan. Hal ini secara langsung akan dapat

meningkatkan kualitas kinerja yang dihasikan oleh bidan desa. Subvariabel

Page 30: relationship between competency, financial compensation

12

dalam penelitian ini kerja sama diukur dengan indikator saling menolong

antar bidan desa dalam suatu wilayah kerja dan komunikasi yang baik dengan

atasan, rekan kerja dan unit terkait.

e. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bidan desa melakukan pelayanan kebidanan

tanpa menungggu perintah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

pekerjaan, menciptakan peluang baru, atau menghindari timbulnya masalah.

Menurut Ubaydillah (Ganda, 2010) inisiatif sangat diperlukan dalam

melaksanakan tugas. Subvariabel inisiatif dalam penelitian ini diukur dengan

indikator deskripsi pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai standar, pemberian

solusi dari masalah yang timbul selama melaksanakan bidan desa dan

memberikan saran/ide terkait dengan meningkatkan cakupan program KIA.

f. Integritas Pribadi

Integritas pribadi menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan. Kepribadian sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas.

Bidan desa yang memiliki kepribadian yang baik akan bekerja dengan baik

tanpa rasa takut terhadap masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Kesan ramah ditanamkan dalam diri setiap bidan desa. Kesan tersebut akan

dapat menjalin komunikasi yang baik dengan sesama rekan kerja dan dengan

pasien serta lingkungannya. Subvariabel integritas pribadi dalam penelitian

ini diukur dengan indikator bersikap ramah dalam menjalankan pelayanan

kebidanan dan berpenampilan rapi dalam melaksanakan pelayanan

kebidanan.

Page 31: relationship between competency, financial compensation

13

2.2 Kompetensi

2.2.1 Pengertian

Amstrong dan Baron (Wibowo, 2012) berpendapat bahwa dimensi

perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Kompetensi merupakan

tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas berdasasrkan

tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Penelitian yang dilakukan oleh

Quayyum (2008) menjelaskan bahwa kinerja bidan desa dalam melaksanakan

pelayanan ibu hami sangat berhubungan dengan kompetensi, insentif dan

pengalaman. Makowiecka (2007) juga mendukung bahwa tenaga yang

berkompeten merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan

perawatan kesehatan dan mennurunkan angka kematian ibu. Subvariabel

kompetensi dalam penelitian ini diukur dengan indikator pengetahuan bidan

desa tentang asuhan kebidanan dan standar pelayanan kebidanan dan

ketrampilan bidan desa dalam melakukan asuhan kebidanan.

Hasil dari penelitian tersebut didukung juga oleh Priasmara (2013) yang

menyatakan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kompetensi pegawai.

Penelitian oleh Afero (2012) juga mendukung bahwa secara simultan

variabel iklim organisasi dan kompetensi berpengaruh nyata terhadap kinerja

pegawai pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat.

Pratama (2012) juga mendukung bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh

variabel pengetahuan, keahlian, sikap karyawan sebesar 65,5%, sedangkan

sisanya 34,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Page 32: relationship between competency, financial compensation

14

2.2.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja

Kompetensi merupakan kriteria utama untuk menentukan kerja karyawan

dan untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja. Kompetensi ini merupakan

karakteristik individu yang mendasari kinerja karyawan.

Kompetensi juga sangat yang mempengaruhi kinerja dalam melakukan

pelayanan. Kompetensi bidan sendiri mencakup pengetahuan tentang asuhan

kebidanan dan standar pelayanan, sikap bidan dalam melaksanakan pelayanan

kebidanan, dan ketrampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan.

Kompetensi ini harus dikuasai oleh seorang bidan, dimana apabila salah satu

komponen kompetensi tidak dikuasai dengan baik maka hasil kerja atau

kinerja bidan tersebut kurang memuaskan dan hal ini juga akan menyebabkan

terhambatnya pencapaian program kesehatan ibu dan anak.

2.3 Kompensasi Finansial

2.3.1 Pengertian

Rivai (2005) mengemukakan bahwa kompensasi adalah bentuk

kontribusi jasa untuk karyawan pada perusahaan. Beberapa penelitian

berpendapat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja

pelaksana poliklinik dengan kompensasi finansial di Kabupaten Kendal

(Endang, 2008). Penelitian oleh Wawan (2007), dari hasil uji multivariat

faktor yang paling berpengaruh yaitu imbalan dan kemampuan terhadap

kinerja bidan dalam pertolongan persalinan. Hal ini didukung juga oleh

Septiani (2004) secara statistik terbukti variabel kompensasi berhubungan

Page 33: relationship between competency, financial compensation

15

dengan kinerja bidan desa dengan nilai P=0,000. Riyadi (2007) juga

menyatakan bahwa motivasi, sarana kerja, kompensasi terbukti mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa. Pada bidan desa yang

PNS, tugas dalam penjaringan balita gizi buruk sangat dipengaruhi oleh

faktor insentif di Kabupaten Kendal (Suparti, 2010).

Subvariabel dari kompensasi finansial dalam penelitian ini diukur dengan

jasa pelayanan yang diberikan tepat waktu, jasa pelayanan yang dibagikan

adil dan transparan, hasil penilaian kinerja sebagai pertimbangan pembagian

jasa pelayanan.

2.3.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja

Setiap karyawan yang telah bekerja dengan memberikan waktu dan

tenaganya kepada suatu organisasi berhak menerima imbalan atau

kompensasi. Menurut Gibson (2003) bahwa kompensasi instrinsik maupun

ekstrinsik dapat digunakan untuk memotivasi pekerja, dengan cacatan bahwa

kompensasi harus dinilai oleh orang yang bersangkutan dan kompensasi

berkaitan dengan tingkat prestasi kerja yang akan dimotivasi. Ketidakpuasan

dan motivasi yang kurang dari karyawan dalam bekerja dapat menyebabkan

turunnya kinerja karyawan maupun organisasi tersebut.

Hal ini berlaku pada tenaga kesehatan khususnya bidan desa yang berada

di bawah Dines Kesehatan, apabila sistem pembagian kompensasi finansial

dalam hal ini jasa pelayanan dibagikan sama rata, hal ini akan membuat

kurang termotivasi bidan dalam bekerja dan munculnya ketidakpuasan dan

pada akhirnya menyebabkan kinerja bidan desa menurun. Lain halnya apabila

Page 34: relationship between competency, financial compensation

16

sistem pembagian kompensasi finansial (jasa pelayanan) mempergunakan

sistem kinerja akan menimbulkan kepuasaan dalam diri bidan sehingga dapat

meningkatkan kinerja bidan desa.

2.4 Supervisi

2.4.1 Pengertian Supervisi

Mantja (2005) mengatakan bahwa supervisi mulai dikenalkan di

Indonesia pada saat berlakunya Kurikulum 1975. Supervisi sama dengan

pengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki dan meningkatkan kinerja

guru, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya memiliki fungsi manajemen

serta berorientasi pada tujuan pendidikan. Perbedaannya adalah

kepengawasan lebih berkaitan dengan sejauhmana rencana yang telah

ditetapkan tercapai. Hal ini juga didukung penelitian oleh Kurniawati (2011),

bahwa kinerja bidan desa dipengaruhi oleh faktor organisasi yaitu supervisi

oleh bidan koordinator di Kabupaten Banyumas.

Penelitian Erawati (2013), juga mendukung bahwa kinerja pegawai

berhubungan dengan supervisi, lingkungan kerja dan insentif sebagai faktor

pendorong motivasi.

Supervisi yaitu pelaksanaan monitoring mencakup mengamati,

mengawasi dan membimbing kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh

bidan di desa dan meningkatkan kinerja dari bidan di desa sehingga tujuan

program KIA dapat tercapai.

Subekti (2012) meneliti bahwa pengetahuan, motivasi, supervisi dan

imbalan berhubungan dengan kinerja. Sulistyaningsih (2011) juga

Page 35: relationship between competency, financial compensation

17

berpendapat bahwa supervisi yang paling berpengaruh yaitu supervisi dengan

kinerja bidan desadi Kabupaten Pati.

Subvariabel dari supervisi dalam penelitian ini, diukur dengan indikator

pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA di wilayah

puskesmas bidan desa meliputi keteraturan pelaksanaan supervisi, indikator

dalam pelaksanaan supervisi (kelengkapan sarana dan prasarana &

kelengkapan pencatatan dan pelaporan), hasil supervisi telah disampaikan

kepada bidan desa.

2.4.2 Hubungan Supervisi dengan Kinerja

Kegiatan pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang

bersifat pokok hal inilah yang akan membantu dalam memantau kinerja

karyawan. Supervisi yang tidak terlaksana dengan baik maka karyawan akan

bekerja tidak terpantau dan dapat menyebabkan hasil kerja yang tidak sesuai

dengan tugas yang diberikan. Hal ini juga dapat terjadi pada bidan desa,

dimana apabila bidan desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

tidak dipantau atau tidak dilakukan supervisi dengan baik, maka akan dapat

menurunkan kinerja bidan desa.

Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator KIA dengan

memantau kelengkapan alat partus, alat pemeriksaan ibu hamil, alat

pemeriksaan bayi, alat cek labroratorium sederhana, kelengkapan obat-

obatan, kelengkapan laporan PWS-KIA, kelengkapan register kohort ibu dan

bayi, kelengkapan laporan imunisasi, kelengkapan status ibu dan bayi,

kelengkapan partograf dan register persalinan, kelengkapan status KB,

Page 36: relationship between competency, financial compensation

18

kelengkapan formulir surat keterangan lahir, surat keterangan kematian ibu

dan bayi dan formulir rujukan. Bentuk sanksi yang diberikan dari

pelaksanaan supervisi yaitu berupa teguran lisan sebanyak 3 x, dilanjutkan

dengan Surat Peringatan (SP 1) hingga yang terberat berupa Surat Pemecatan

(atau yang dikenal dengan SP 3) bila sudah tidak dapat dilakukan tindakan

pembinaan kepada individu yang bersangkutan.

2.5 Bidan Desa

2.5.1 Pengertian Bidan Desa

Bidan dituntut menjalankan prakteknya, membimbing dan memberikan

penyuluhan pada ibu hamil serta melakukan pelayanan di bidang kebidanan.

Bidan berwenang dalam keadaan darurat melakukan pelayanan kebidanan

selain kebidanannya diajukan untuk penyelamatan jiwa (Depkes RI, 2007).

Tujuan penempatan bidan di desa agar mengoptimal wilayah kerjanya

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menurunnya angka

kematian ibu, bayi, anak balita dan menekan angka kelahiran serta

meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.

2.5.2 Tugas dan Fungsi Bidan Desa

Tugas pokok bidan desa ada enam yaitu : 1) melaksanakan pelayanan

kesehatan ibu dan anak; 2) mengelola program KIA di wilayah desa; 3)

meningkatkan peran serta masyarakat termasuk pembinaan dukun bayi dan

kader, pembinaan wahana atau forum peran serta masyarakat yang terkait

melalui pendekatan kepada pamong dan tokoh masyarakat.

Page 37: relationship between competency, financial compensation

19

Fungsi bidan desa yaitu : 1) memberikan pelayanan kesehatan ibu; 2)

memberikan pelayanan kesehatan balita; 3) memberikan pertolongan pertama

pada ibu dan balita misalnya ISPA, diare, gizi buruk, kecacingan, malaria; 4)

mengelola pelayanan KIA dan upaya pendukungnya yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil; 5) membantu sasaran/ individu

dan keluarga untuk meningkatkan hidup sehat secara mandiri.

2.5.3 Profil Bidan Desa Di Kabupaten Bangli

Tenaga bidan desa di Kabupaten Bangli berjumlah 45 orang yang

bertugas di Puskesmas Pembantu dan Polindes. Latar belakang pendidikan

dari semua bidan desa yaitu D III Kebidanan. Gaji pokok dari bidan desa

bersumber dari dana APBD Kabupaten Dinas Kesehatan, sedangkan jasa

pelayanan dari bidan desa bersumber dari dana pelayanan kesehatan yang

dikelola sendiri oleh puskesmas.

2.5.4 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas menempatkan bidan desa di bawah

pengawasan Bagian KIA atau bidan koordinator KIA dan juga dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi melaksanakan pula kegiatan dibidang

gizi, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pengobatan dan

pemberantasan penyakit menular (P2M). Bidan koordinator KIA bertanggung

jawab kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Puskesmas bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Page 38: relationship between competency, financial compensation

20

C

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Kepala Puskesmas

Bagian KIA

Bagian Tata Usaha

Bagian Gizi

Bagian Promosi

Kesehatan

Bagian Kesling

Bagian Pengobatan

Bagian P2M

Bagian KIA Bagian

KIA Bidan Desa

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli

Page 39: relationship between competency, financial compensation

21

2.6 Teori Prilaku

Terdapat tiga teori yang berhubungan dengan pembentukan prilaku

tersebut adalah :

2.6.1 Teori Lawrence Green

Teori ini berangkat dari adanya dua determinan masalah yaitu faktor

perilaku, dan faktor non-perilaku. Faktor perilaku ditentukan menjadi tiga

faktor utama yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat

(Notoatmodjo, 2010)

2.6.2 Teori Snehandu B.Karr

Menurut Notoadmodjo (2010) Karr mengidentifikasi adanya lima

determinan perilaku yaitu niat, dukungan keluarga, informasi yang didapat,

kebebasan mengambil keputusan.

2.6.3 Teori WHO

WHO merumuskan bahwa penyebab munculnya perilaku ini sangat

sederhana, yaitu adanya pikiran, diberikan referensi, adanya dukungan

sumber daya dan sosial budaya. Hal ini sama dimana seseorang berprilaku

karena adanya alasan pokok (Notoadmodjo, 2010) .

Page 40: relationship between competency, financial compensation

22

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Pelaksanaan Program KIA tidak terlepas dari tenaga bidan. Penempatan

bidan desa sangat diharapkan. Hal tersebut sangatlah penting untuk

meningkatkan kinerja bidan desa tersebut. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja bidan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor

internal seperti kompetensi, motivasi dan komitmen individu dan kepuasan

kerja. Faktor eskternal seperti fasilitas kerja atau sarana dan prasarana,

kompensasi yang diterima baik finansial dan non finansial, supervisi,

pelatihan, gaya kepemimpinan dan penerimaan dari masyarakat. Teori

Lawrence Green juga mendukung dalam menentukan faktor internal dan

faktor ekternal yang mempengaruhi kinerja bidan desa.

Kompetensi adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan

tugas atau pekerjaan yang didukung oleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Bidan yang tidak berkompeten dalam melaksanakan program KIA akan

sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dari bidan tersebut. Penelitian terkait

dengan kompetensi juga telah dilaksanakan sebelumnya yang menyatakan

bahwa kemampuan kerja, prestasi dan pengetahuan, lebih berkontribusi

positif dengan kinerja perawat dan kemampuan dan pengalaman mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa.

22

Page 41: relationship between competency, financial compensation

23

Kompensasi bentuk penghargaan atas kontribusi yang telah karyawan

berikan pada organisasi. Pemberian kompensasi selain gaji dapat menjadi

pendorong bagi bidan desa dalam meningkatkan kinerja mereka. Beberapa

penelitian yang telah dilaksanakan bahwa sistem penghargaan atau

kompensasi memiliki hubungan yang bermakna terhadap kinerja yang

dipersepsikan oleh perawat.

Supervisi yaitu pelaksanaan monitoring mencakup mengamati,

mengawasi dan membimbing kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh

bidan desa dan meningkatkan kinerja dari bidan sehingga tujuan program

KIA dapat tercapai. Pelaksanaan supervisi yang rutin dari koordinator KIA

akan memacu bidan desa untuk meningkatkan kinerja mereka. Beberapa

penelitian juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara supervisi oleh

kepala puskesmas dengan cakupan K4 di Kabupaten Kuningan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai tujuan program KIA sangat

diperlukan untuk meningkatkan kinerja bidan. Kinerja bidan desa dipengaruhi

oleh kompetensi, kompensasi finansial dan pelaksanaan supervisi.

Page 42: relationship between competency, financial compensation

24

3.2 Konsep Penelitian

Gambar.3.1. Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

2. Motivasi 3. Kepuasan

kerja 4. Komitmen

kerja

3. Pelatihan 4. Sarana dan

prasarana 5. Gaya

kepemimpinan 6. Penerimaan dari

masyarakat

Kinerja Bidan Desa

Faktor Internal : 1. Kompetensi

Faktor Eksternal :

1. Kompensasi Finansial

2. Supervisi

Page 43: relationship between competency, financial compensation

25

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan yang positif antara kompetensi dengan kinerja bidan desa

di Kabupaten Bangli

2. Ada hubungan yang positif antara kompensasi finansial dengan kinerja

bidan desa di Kabupaten Bangli

3. Ada hubungan yang positif antara supervisi dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli.

4. Ada hubungan secara bersama-sama antara kompetensi, kompensasi

finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli.

Page 44: relationship between competency, financial compensation

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian korelasional merupakan bentuk penelitian ini yang bertujuan

untuk melihat korelasi dari kompetensi, kompensasi finansial, dan supervisi

dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli ( Hoy and Miskel dalam

Husaini, 2011). Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional yaitu

proses pengambilan data pada suatu saat atau sekali pengambilan data (point

time approach) (Setiadi, 2007).

Gambar 4.1 Rancangan Crosssectional

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangli dan penelitian ini

dilakukan selama 2 bulan pada Maret dan April 2014.

Populasi/ Sampel

Faktor Resiko (+) Faktor Resiko (-)

Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)

26

Page 45: relationship between competency, financial compensation

27

4.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada segala sesuatu yang

terkait dengan manajemen sumber daya manusia.

4.4. Penentuan Sumber Data

Data yang diambil adalah data primer yaitu tentang pendapat bidan desa

yang diambil dari kuesioner. Selama penelitian berlangsung bidan desa di

Kabupaten Bangli tidak dalam kegiatan atau program terkait dengan

pendanaan.

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian yaitu seluruh bidan desa di Kabupaten Bangli yang

berjumlah 45 orang.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel bagian kecil dari suatu populasi yang dijadikan subjek penelitian.

Beberapa tahapan dalam menentukan sampel penelitian (Husaini, 2011).

4.4.2.1 Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yaitu :

a. Bidan yang bertugas di desa di Kabupeten Bangli .

b. Bidan yang bertugas di desa yang ada pada waktu penelitian.

2. Kriteria Ekslusi

a. Sedang mengikuti pendidikan.

b. Bidan yang bertugas di desa yang dalam keadaan sakit.

c. Bidan yang bertugas di desa sedang cuti panjang.

Page 46: relationship between competency, financial compensation

28

4.4.2.2 Besarnya Sampel

Besar sampel digunakan rumus perhitungan sampel dengan besar sampel

untuk proporsi tunggal karena N sudah diketahui, maka perhitungan besar

sampelnya dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Rumus: n = Z2 1-α /2 . P(1-P).N (Lemeshow, 1997)

d2(N-1) + Z2 1-α / 2 . P(1-P)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z2 1-α /2 = Standar deviasi dengan confidence level 95 % adalah 1,96

P = Proporsi bidan desa yang memiliki kinerja baik (0,5)

1-P = Proporsi bidan desa yang memiliki kinerja kurang baik (0,5)

d = Degree of precision yaitu sebesar 10 %

N = Jumlah populasi bidan desa yang bertugas di Kabupaten Bangli

Berdasarkan rumus tersebut didapat perhitungan sampel:

n = Z2 1-α /2 . P(1-P).N

d2(N-1) + Z2 1-α / 2 . P(1-P)

n = 1,962. 0,5(1-0,5).45

0,052 . (45-1) + 1,962 . 0,5(1-0,5)

n = 40,3

Berdasarkan perhitungan tersebut didapat jumlah sampel 40,3 yang

dibulatkan 41 sampel. Atas pertimbangan peneliti dengan adanya kriteria

Page 47: relationship between competency, financial compensation

29

eksklusi yang dapat mengurangi jumlah sampel minimal, maka seluruh

populasi menjadi sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 45 sampel.

4.4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yaitu consecutive sampling, dimana dalam penelitian ini

peneliti menentukan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dalam menentukan

sampel.

4.5. Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel penelitian ini yaitu variabel independen yaitu kompetensi,

kompensasi finansial dan supervisi, dan variabel dependen yaitu kinerja

bidan desa yang mencakup kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan,

kerjasama, inisiatif dan integritas pribadi.

Page 48: relationship between competency, financial compensation

30

4.5.2 Definisi Operasional

Tabel. 4.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Instrumen Skala Ukur

1 2 3 4 Independent Kompetensi

Kemampuan bidan di desa dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang dilandasi oleh pengetahuan tentang asuhan kebidanan, pemahaman tentang standar pelayanan kebidanan, sikap dalam melakukan pelayanan dan ketrampilan dalam asuhan kebidanan.

Menggunakan Kuesioner terstruktur yang terdiri dari 4 pernyataan. Jawaban dapat digolongkan 2 kategori :

- Baik (75-100 %) - Kurang baik

(<75 %)

Ordinal

Kompensasi Finansial

Pemberian jasa pelayanan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas di Kabupaten Bangli kepada bidan di desa

Menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari 5 pernyataan. Jawaban dapat digolongkan 2 katagori :

- Sesuai (75-100 %) - Tidak Sesuai

(<75 %)

Ordinal

Supervisi Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA di Wilayah Puskesmas meliputi keteraturan pelaksanaan supervisi, indikator dalam pelaksanaan supervisi (kelengkapan sarana dan prasarana & kelengkapan pencatatan dan pelaporan), hasil supervisi telah disampaikan kepada bidan di desa

Menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari 4 pernyataan Digolongkan menjadi 2 katagori :

- Baik (75-100%) - Kurang baik

(<75 %)

Ordinal

Page 49: relationship between competency, financial compensation

31

1 2 3 4 Dependent Kinerja bidan desa

Hasil yang dicapai oleh seorang bidan di desa yang meliputi : - kuantitas kerja yaitu

pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, pelaksanaan kerja bidan di desa sesuai dengan jam kerja

- kualitas kerja yaitu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidan di desa sesuai dengan indikator kinerja klinis profesi bidan dan kinerja manajerial

- Pengetahuan yaitu pengetahuan bidan di desa tentang indikator kinerja klinis profesi bidan dan indikator kinerja manajerial dan manajemen KIA

- Kerjasama yaitu adanya saling tolong menolong antar bidan desa dalam suatu wilayah kerja dan komunikasi yang baik dengan atasan, rekan kerja dan unit terkait.

- inisiatif yaitu alasan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai standar, pemberian solusi dari masalah yang timbul selama melaksanakan pelayanan dan memberikan saran/ide terkait dengan meningkatkan cakupan pelayanan program KIA

- integritas pribadi yaitu bersikap ramah dalam menjalankan pelayanan kebidanan dan berpenampilan rapi dalam melaksanakan pelayanan kebidanan

Menggunakan kuesioner terstruktur terdiri dari 14 pernyataan. Digolongkan menjadi 2 katagori :

- Baik (75-100 %) - Kurang baik

(<75 %)

Ordinal

Page 50: relationship between competency, financial compensation

32

4.5.3 Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah kuesioner yang

disampaikan langsung kepada bidan yang bertugas di desa di Kabupaten

Bangli. Kuesioner penelitian telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada

bidan yang bertugas di desa di Kabupaten Karangasem, dengan menggunakan

30 responden. Berikut uraian tentang uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Pengukuran tingkat validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor pada

variabel melalui analisis software statistik. Suatu uji dikatakan valid apabila

Alpha crobach > r tabel (Sugiono, 2004). Berdasarkan hasil dari output SPSS

dapat dianalisa bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan

terhadap soal skor menunjukkan hasil yang signifikan. Kuesioner yang berisi

tentang kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan kinerja bidan desa

yang berjumlah 45 pertanyaan. Hasil pengukuran validitas kuesioner

menunjukkan 45 item pertanyaan tersebut valid untuk penelitian ( hasil

terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas telah diolah dengan software statistik untuk

mengukur reliabilitas dengan uji statistik alpha cronbach. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach>0,60

(Sugiono,2004). Hasil pengukuran uji reliabilitas kuesioner menunjukkan

bahwa 45 item pertanyaan reliabel yaitu nilai lebih dari 0,60 (hasil terlampir).

Page 51: relationship between competency, financial compensation

33

4.7. Prosedur Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket, selama

prosedur pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Tahap-tahapan

dalam prosedur pengumpulan data sebagai berikut.

1. Cara pelaksanaan pengisian kuesioner

Peneliti memberikan kuesioner pada bidan yang bertugas di desa yang

telah terpilih menjadi sampel. Peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu

mengenai isi dari kuesioner dan maksud penelitian sebelum pengisian

kuesioner.

2. Pembagian kuesioner

Kuesioner diberikan kepada bidan yang bertugas di desa yang telah

dijadikan sampel dalam penelitian ini.

4.8. Analisis Data

Pengecekan ulang setelah selesai pengumpulan data tentang kelengkapan

dan kebenaran data (Sugiono, 2004).

1. Editing Data

Data yang dilakukan editing adalah data berdasarkan jawaban responden

tentang karakteristik bidan, kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan

kinerja bidan desa.

2. Coding Data

Data yang dilakukan koding adalah data berdasar jawaban responden

tentang karakteristik bidan, kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan

kinerja bidan desa.

Page 52: relationship between competency, financial compensation

34

3. Entry Data

Entry data yaitu memasukan data dalam variabel sheet dengan

menggunakan computer.

4. Cleaning Data

Cleaning data yaitu pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang

mungkin terjadi, dalam hal ini diikutsertakan nilai hilang (missing value)

dalam analisis dan data yang tidak sesuai diluar range penelitian tidak

diikutsertakan dalam analisis.

5. Tabulasi

Langkah tabulasi antara lain sebagai berikut.

a. Pernyataan yang diberikan skor

b. Kode diberikan sesuai dengan katagori yang dilakukan

6. Penetapan skor

Penetapan skor dari pernyataan kompetensi, kompensasi finansial,

supervisi dan variabel kinerja bidan desa yang mencakup kualitas, kuantitas,

pengetahuan, inisiatif, kerjasama, integritas pribadi. Analisis data yang

dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat (Yasril, 2009).

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat meliputi 1) identitas responden, 2) kompetensi, 3)

kompensasi finansial, 4) supervisi, 5) kinerja bidan desa, dengan perhitungan

berupa distribusi tabel frekuensi berdasarkan semua variabel, proporsi,

persentase dan distribusi frekuensi .

Page 53: relationship between competency, financial compensation

35

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat bertujuan mencari hubungan diantara variabel

independent (bebas) dan variabel dependent (terikat) dengan menggunakan

uji chi-square.

c. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat bertujuan hubungan masing-masing variabel

independen (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat)

serta mencari manakah variabel independen yang paling berhubungan

terhadap variabel dependen dengan uji analisis regresi logistik dan yang

memiliki nilai p < 0.25. Analisa multivariat dapat dilihat dari nilai p dimana

dikatakan signifikan jika nilai p < 0.05.

Page 54: relationship between competency, financial compensation

36

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu

Bangli, Tembuku, Susut dan Kintamani. Batas-batas Kabupaten Bangli pada

bagian utara adalah Kabupaten Buleleng, bagian selatan adalah Kabupaten

Klungkung, bagian timur adalah Kabupaten Karangasem dan bagian barat

adalah Kabupaten Gianyar. Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada

posisi antara 115o13’48” sampai 115o27’24” Bujur Timur dan 8o8’30”

sampai 8o31’87” Lintang Selatan.

Fasilitas kesehatan yang dimiliki di Kabupaten Bangli yaitu rumah sakit

berjumlah 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten

Bangli, 1 rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Provinsi Bangli dan 1

rumah sakit swasta BMC. Kabupaten Bangli memiliki 12 puskesmas dimana

4 buah diantaranya adalah puskesmas dengan layanan rawat inap sedangkan 8

buah puskesmas yang lain adalah puskesmas tanpa layanan rawat inap.

Jaringan puskesmas yang lainnya yaitu 59 puskesmas pembantu (pustu),

polindes 7 buah, poskesdes 24 buah, puskesmas keliling 11 buah, dan desa

siaga sebanyak 72 desa (Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). Setiap

puskesmas memiliki 1 unit mobil ambulance dan belum ada bidan desa yang

dibekali kendaraan roda dua selama melakukan tugas .

36

Page 55: relationship between competency, financial compensation

37

Tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli diantaranya yaitu dokter spesialis

33 orang, dokter umum 86 orang, dokter gigi 31 orang, perawat, 483 orang,

bidan 172 orang, apoteker 11 orang, asisten apoteker 33 orang, sarjana

kesmas 32 orang, sanitarian 51 orang, gizi 42 orang, keterapian fisik 8 orang,

keteknisan medis 34 orang.

5.2 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 bidan

yang bekerja di desa. Semua responden berhasil diwawancarai dengan baik

dalam penelitian ini. Berikut data yang diperoleh dengan wawancara

terstruktur kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Hasil

wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dijelaskan pada tabel

5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden

Variabel N f % 1 2 3 4 Umur 45

- 20-29 tahun 35 77,8 - 30-39 tahun 10 22,2

Masa Kerja 45 - 1-5 tahun 32 71,1 - > 5 tahun 13 28,9

Tempat Tinggal 45 - Di Polindes/

Puskesmas Pembantu 7 15,6

- Diwilayah Kerja 20 44,4 - Diluar Wilayah Kerja 13 28,8

Pelatihan 45 - Ya 28 62,2 - Tidak 17 37,7

Jenis Pelatihan 45 - APN 5 11,1 - PONED 4 8,8

Page 56: relationship between competency, financial compensation

38

1 2 3 4 - Perawatan BBLR 5 11,1 - Penanganan Asfiksia 3 6,6 - P4K 6 13,3 - Desa Siaga 3 6,6 - KB IUD& Implant 24 53,3

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa proporsi umur 20-29 tahun

lebih tinggi (77,8 %) dibandingkan umur 30-39 tahun dan sebagian besar

responden mempunyai masa kerja 1-5 tahun (71,1 %). Berdasarkan lokasi

tempat tinggal, hampir setengahnya responden tinggal di wilayah kerja.

Sebagian besar responden sudah mendapatkan pelatihan (62,2 %) dan

pelatihan yang paling banyak diikuti yaitu pelatihan KB IUD dan Implant

(53,3 %).

5.3 Hasil Uji Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

Hasil uji univariat dari variabel independen akan melihat distribusi

frekuensi dari kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dan variabel

dependen yang dilihat yaitu kinerja.

5.3.1 Deskripsi Kompetensi

Deskripsi mengenai kompetensi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Katagori F % Baik 18 40

Kurang Baik 27 60

Total 45 100

Page 57: relationship between competency, financial compensation

39

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil bahwa kompetensi responden

menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 27 orang (60 %) .

Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada

lampiran 4.

5.3.2 Deskripsi Kompensasi Finansial

Deskripsi mengenai kompensasi finansial dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua katagori yaitu katagori sesuai dan katagori tidak sesuai.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kompensasi Finansial Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Katagori F % Sesuai 18 40

Tidak Sesuai 27 60

Total 45 100

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil bahwa kompensasi finansial

responden menunjukkan sebagian besar tidak sesuai yaitu sebesar 27 orang

(60 %) . Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada

lampiran 4.

5.3.3 Deskripsi Supervisi

Deskripsi mengenai supervisi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Supervisi Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Katagori F % Baik 20 44,4

Kurang Baik 25 55,6

Total 45 100

Page 58: relationship between competency, financial compensation

40

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil bahwa supervisi responden

menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 25 orang (55,6 %) .

Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada

lampiran 4.

5.3.4 Deskripsi Kinerja

Deskripsi mengenai kinerja dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Katagori F % Baik 17 37,8

Kurang Baik 28 62,2

Total 45 100

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh hasil bahwa kinerja responden

menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 28 orang (62,2 %) .

Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada

lampiran 4.

5.4 Hasil Uji Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

Hasil penelitian hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial dan

supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli didapatkan dengan

melihat nilai atau skor dari variabel kompetensi yaitu > 75 % dengan katagori

baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang baik. Variabel kompensasi

finansial dengan nilai skor yaitu > 75 % dengan katagori sesuai dan skor

<75% dengan katagori tidak sesuai. Variabel supervisi dengan nilai skor yaitu

yaitu > 75 % dengan katagori baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang

Page 59: relationship between competency, financial compensation

41

baik. Variabel kinerja dengan nilai skor yaitu yaitu > 75 % dengan katagori

baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang baik.

5.4.1 Hubungan antara Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan kompetensi dengan kinerja

bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hubungan antara Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten

Bangli Variabel Kompetensi Kinerja Bidan Desa Total

Baik Kurang Baik F % F % F %

Baik 10 22,2 8 17,7 18 40 Kurang Baik 7 15,5 20 44,4 27 60

Total 17 37,7 28 62,1 45 100 Pearson Chi-square p = 0,045

Berdasarkan dari tabel 5.6 mengartikan responden dengan kompetensi

baik lebih cenderung memiliki kinerja baik (22,2 %) sedangkan responden

dengan kompetensi kurang baik lebih cenderung memiliki kinerja kurang

baik (44,4 %).

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p =

0,045 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kompetensi dengan

kinerja bidan desa .

5.4.2 Hubungan antara Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan kompensasi finansial dengan

kinerja bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Page 60: relationship between competency, financial compensation

42

Tabel 5.7. Hubungan antara Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa di

Kabupaten Bangli

Variabel Kompetensi Kinerja Bidan Desa Total Baik Kurang Baik

F % F % F % Sesuai 11 24,4 7 15,5 18 40 Tidak Sesuai 6 13,3 21 46,6 27 60

Total 17 37,7 28 62,1 45 100

Pearson Chi-square p = 0,008

Berdasarkan dari tabel 5.7 kompensasi finansial yang sesuai lebih

cenderung memiliki kinerja baik (24,4 %) sedangkan responden dengan

kompensasi finansial yang tidak sesuai lebih cenderung memiliki kinerja

kurang baik (46,4 %).

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p =

0,008 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, dan memiliki makna bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa .

5.4.3 Hubungan antara Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan supervisi dengan kinerja

bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Hubungan antara Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten

Bangli Variabel Supervisi Kinerja Bidan Desa Total

Baik Kurang Baik F % F % F %

Baik 14 31,1 6 13,3 20 37,8 Kurang Baik 3 6,6 22 48,8 25 62,2

Total 17 37,7 28 62,2 45 100

Pearson Chi-square p = 0,00

Page 61: relationship between competency, financial compensation

43

Berdasarkan dari tabel 5.8 bahwa supervisi yang baik lebih cenderung

memiliki kinerja baik (31,1 %) sedangkan responden dengan supervisi yang

kurang baik lebih cenderung memiliki kinerja kurang baik (46,4 %).

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p =

0,00 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, dan berarti bahwa ada hubungan supervisi dengan kinerja bidan

desa.

5.4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Hubungan antara Kompetensi, Kompensasi

Finansial,Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa

Berdasarkan hasi uji chi-square yang telah dijabarkan pada masing-

masing variabel, berikut dapat disajikan hasil analisis hubungan antara

kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Hasil Uji Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finanasial dan Supervisi

dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Variabel P-value Keterangan

Kompetensi 0,045 Ada hubungan Kompensasi Finansial 0,008 Ada hubungan

Supervisi 0,00 Ada hubungan Berdasarkan Tabel 5.9 dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi,

kompensasi finansial dan supervisi mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kinerja bidan desa.

Page 62: relationship between competency, financial compensation

44

5.5 Hasil Uji Multivariat Variabel Indepen dan Variabel Dependen

Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik dengan

menggunakan metode enter dijelaskan pada Tabel 5.10 .

Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Logistik Pada Hubungan Antara Kompetensi,

Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli

Variabel P OR 95,0 % C.I.

Hasil Bawah

Hasil Atas

Kompetensi 0,020 13,278 1,492 118,211 Kompensasi Finansial 0,021 11,312 1,451 88,210

Supervisi 0,002 25,066 3,247 193,504

Berdasarkan tabel 5.10 diatas dengan melakukan uji regresi logistik

diperoleh hasil bahwa kompetensi dengan nilai p = 0,020 , OR = 13,278,

variabel kompensasi finansial dengan nilai p = 0,021 ,OR sebesar 11,312 dan

variabel supervisi dengan nilai p = 0,002 dan OR sebesar 25,066 yang berarti

kompetensi, kompensasi dan supervisi secara bersama-sama memiliki

hubungan yang kuat dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli.

Berdasarkan tabel diatas variabel supervisi yang paling dominan mempunyai

hubungan dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli dibandingkan

dengan kompetensi dan kompensasi finansial.

Page 63: relationship between competency, financial compensation

45

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Kompetensi Bidan Desa

Berdasarkan hasil univariat yang dilakukan bahwa sebagian besar

responden memiliki kompetensi yang kurang baik yaitu 60 %, hal ini dapat

dipengaruhi karena pelatihan yang kurang didapat oleh para bidan desa.

Penelitian yang mendukung dijelaskan oleh Saman (2006) bahwa pelatihan

berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan puskesmas. Hal ini

mendukung bahwa sebagai seorang bidan desa dengan beban kerja yang lebih

berat harus memiliki kompetensi yang baik dan hal ini sangat didukung oleh

pelatihan-pelatihan yang mendukung dalam pelayanan kebidanan.

Menurut teori prilaku dari Lawrence Green (Notoatmodjo,2010) bahwa

prilaku seseorang muncul salah satunya dikarenakan adanya faktor

predisposisi. Begitu pula pada kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli,

munculnya kompetensi yang kurang diakibatkan karena pelatihan yang

kurang terutama yang menunjang dalam melakukan pelayanan kebidanan.

Latar belakang pendidikan D III Kebidanan belum menjamin semua bidan

desa berkompeten dalam pelayanan kebidanan. Berdasarkan hal tersebut

sangat diperlukan penyegaran – penyegaran kelimuan khususnya dalam

bidang kebidanan secara berkesinambungan dan merata bagi bidan desa.

45

Page 64: relationship between competency, financial compensation

46

6.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa

Berdasarkan hasil uji korelasi nilai p = 0,045 (p <0,05) yang artinya

kompetensi berhubungan dengan kinerja bidan desa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kompetensi kurang baik

akan mempengaruhi kinerjanya menjadi kurang baik pula.

Menurut Timple (Mangkunegara, 2006) bahwa salah satu faktor internal

yang mempengaruhi kinerja yaitu kompetensi. Kinerja seseorang akan baik

disebabkan karena mempunyai kompetensi yang baik begitu pula sebaliknya.

Menurut Amstrong dan Baron (Wibowo, 2012) kompetensi yaitu dimensi

perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Hal ini didukung oleh

pendapat Timple (Mangkunegara, 2006) yang menyebutkan bahwa salah satu

faktor internal yang mempengaruhi kinerja yaitu kompetensi. Kompetensi

yang dimiliki oleh bidan desa sangat berpengaruh terhadap kinerjanya,

dengan kompetensi yang kurang baik maka kinerja yang dihasilkan pun

menjadi kurang baik. Hal ini didukung pula oleh penelitian Priasmara (2013)

bahwa kompetensi seorang pegawai sangat berhubungan dengan kinerja

pegawai dan besarnya tingkat korelasi yang diperoleh antara variabel

kompetensi kerja dengan kinerja pegawai sebesar 0.255.

Berdasarkan hal tersebut bidan desa di Kabupaten Bangli sudah memiliki

tingkat pendidikan yang setara yaitu pendidikan Diploma III Kebidanan,

tetapi tingkat pendidikan belum bisa menjamin bahwa bidan desa memiliki

kompetensi yang baik. Karakteristik bidan desa, diperoleh bahwa sebagian

kecil bidan desa yang belum pernah mengikuti pelatihan selama bertugas

Page 65: relationship between competency, financial compensation

47

menjadi bidan desa. Kurangnya pelatihan yang diperoleh tentu akan membuat

bidan desa kurang yakin dalam melakukan tugas dan fungsi menjadi bidan

desa sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya. Sebagian besar bidan desa

yang sudah mendapat pelatihan, yang terbanyak mendapatkan pelatihan KB

IUD dan IMPLANT. Hal ini kurang mendukung dalam pelayanan dimana

masih banyak yang belum mendapatkan pelatihan P4K, PONED , Perawatan

BBLR dan yang sangat membantu dalam menjalankan tugas dan fungsi

sebagai bidan desa.

6.3 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan

kompensasi finansial yang tidak sesuai akan mempengaruhi kinerjanya yang

kurang baik juga. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji

chi-square dengan p = 0,008 (p< 0,05). Hal ini artinya hubungan yang

bermakna antara kompensasi finanasial dengan kinerja bidan desa.

Setiap karyawan yang telah bekerja dengan memberikan waktu dan

tenaganya kepada suatu organisasi berhak menerima imbalan atau

kompensasi. Kompensasi finansial merupakan salah faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan (Rivai, 2005).

Hal ini didukung oleh pendapat Gibson (2003) bahwa kompensasi dapat

digunakan untuk memotivasi pekerja, dengan cacatan bahwa kompensasi

harus dinilai oleh orang yang bersangkutan dan kompensasi berkaitan dengan

tingkat prestasi kerja yang akan dimotivasi. Menurut teori Lawrence Green

bahwa setiap perilaku memiliki faktor predisposing, faktor pemungkin dan

Page 66: relationship between competency, financial compensation

48

faktor penguat. Kompensasi finansial termasuk ke dalam faktor pemungkin

yang mendukung atau mempengaruhi munculnya kinerja. Bidan desa yang

tidak memperoleh kompensasi finansial yang sesuai akan mendorong

ketidakpuasan dalam dirinya sehingga dalam melakukan pekerjaan akan

menjadi kurang baik dan begitu pula sebaliknya.

Penelitian yang lain didukung oleh Wawan (2007), dari hasil uji

multivariat faktor yang paling berpengaruh yaitu imbalan dan kemampuan

terhadap kinerja bidan dalam pertolongan persalinan. Penelitian oleh Endang

(2008) juga dijelaskan bahwa kompensasi finansial dengan kinerja pelaksana

poliklinik kesehatan desa memiliki hubungan yang signifikan dalam

pelayanan di Kabupaten Kendal .

Kompensasi yang diterima bidan desa di Kabupaten Bangli disama

ratakan. Willemijin (2004) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kepuasan

kerja karyawan dipengaruhi oleh kompensasi yang didapat. Timothy (2005)

dalam penelitiannya juga disebutkan bahwa kompensasi yang didapat akan

meningkatkan kepuasan kerja dan juga meningkatkan kinerja karyawan. Hal

yang sama juga disampaikan oleh Preston (2007) bahwa terdapat hubungan

yang positif antara kompensasi pegawai dengan prestasi kerja. Begitu halnya

dengan bidan desa, apabila kompensasi yang didapat sesuai, maka akan

timbul kepuasan dari bidan desa dan akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini

akan dapat memicu para bidan desa untuk tidak meningkatkan kinerjanya

sebagai bidan desa, karena hasil yang diterima sama dan tidak ada bedanya

dengan bidan desa yang lain. Permasalahan ini perlu disikapi lagi, bahwa

Page 67: relationship between competency, financial compensation

49

kompensasi yang diterima bidan desa dalam hal ini jasa pelayanan yang

diterima perlu disesuaikan dengan tingkat kinerja yang sudah dilakukan,

sehingga hal ini akan memacu bidan desa untuk lebih meningkatkan kinerja

dalam menajalankan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan desa.

Lain halnya dengan penelitian Jenkins (2010) yang dipaparkan bahwa

kompensasi finansial hanya mempengaruhi kuantitas kerja dan tidak

berhubungan dengan kualitas kerja. Hal ini pun dapat menjadi acuan bahwa

tidak semua permasalah kinerja akan dapat diselesaikan dengan penambahan

kompensasi finansial, melainkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dari

kinerja tersebut juga harus diperhatikan.

6.4 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian yang didapat bahwa sebagian besar responden yang

supervisinya kurang baik akan menyebabkan kinerjanya menjadi kurang baik.

Hal ini didukung oleh hasil analisis bivariat dengan p= 0,00 (p< 0,05), artinya

supervisi berhubungan dengan kinerja bidan desa. Berdasarkan hasil uji

statistik dengan uji regresi logistik didapatkan p= 0,002 (p< 0,05) yang berarti

kinerja dominan dipengaruhi oleh supervisi daripada kompetensi dan

kompensasi.

Supervisi sama dengan pengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki

dan meningkatkan kinerja, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya

memiliki fungsi manajemen serta berorientasi pada tujuan penyelenggaraan

(Daryanto, 2005). Hal inilah yang akan membantu dalam memantau kinerja

karyawan. Supervisi yang tidak terlaksana dengan baik maka karyawan akan

Page 68: relationship between competency, financial compensation

50

bekerja tidak terpantau dan dapat menyebabkan hasil kerja yang tidak sesuai

dengan tugas yang diberikan.

Hal ini didukung oleh pendapat Timpel (Mangkunegara, 2006) bahwa

supervisi merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja.

Teori Lawrence Green juga mendukung dalam penelitian ini, bahwa

setiap perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor

pemungkin dan faktor penguat. Supervisi oleh bidan koordinator KIA

merupakan faktor penguat, dimana dengan melakukan supervisi akan timbul

motivasi dalam diri bidan desa untuk lebih baik lagi di setiap pelayanan

kebidanan. Bidan desa yang berusaha lebih baik meningkatkan diri akan

membantu meningkatkan kinerja dari bidan desa tersebut.Hal ini pula

didukung oleh penelitian Nugroho (2004) yang dijelaskan bahwa hubungan

antara supervisi dengan kinerja perawat pegawai daerah di Puskesmas

Kabupaten Kudus.

Hasil analisis regresi logistik didapatkan bahwa supervisi mempunyai

nilai p < 0,05 yaitu 0,00 dan maknanya supervisi mempunyai hubungan yang

bermakna dengan nilai OR sebesar 25,066, hal ini berarti bahwa bidan desa

yang supervisinya kurang baik berisiko menimbulkan kinerja yang kurang

baik 25 x lebih besar dari kompetensi dan kompensasi finansial.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada penelitian ini

menunjukkan bahwa supervisi lebih dominan mempunyai hubungan yang

kuat dan bermakna dengan kinerja bidan desa dibandingkan kompetensi dan

kompensasi finansial. Hal ini juga didukung penelitian oleh Kurniawati

Page 69: relationship between competency, financial compensation

51

(2011), bahwa faktor organisasi yang paling berpengaruh yaitu supervisi oleh

Bidan Koordinator.

Penelitian ini juga didukung oleh Chen (2008) bahwa pelaksanaan

supervisi yang maksimal berhubungan kuat dengan kinerja karyawan

daripada komitmen. Kemampuan supervisi dalam melakukan feed back

berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 68% yang dipaparkan dalam

penelitian Paul (2012). Holly (2005) dalam penelitiannya juga dijelaskan

bahwa seorang supervisor harus mampu melakukan komunikasi yang lebih

baik dengan karyawannya daripada hanya mengevaluasi dan memberi sanksi

karena dengan komunikasi yang baik dari supervisor akan meningkatkan

motivasi, pengetahuan dan skill dari karyawannya.

Sesuai dengan sistem manajemen organisasi perlu dilakukan supervisi

oleh atasan dan dalam penelitian ini supervisi yang dilakukan oleh bidan

koordinator. Bidan desa di Kabupaten Bangli tidak rutin dilaksanakan

supervisi oleh bidan koordinator, dimana hal ini ditunjang oleh letak

puskesmas pembantu yang sebagian besar sangat jauh dari puskesmas induk.

Terlepas dari hal tersebut, sangat diperlukan adanya supervisi oleh bidan

koordinator dimana bidan koordinator merupakan tenaga khusus yang

ditugaskan untuk melakukan pembinaan bagi bidan desa, mengingat bahwa

tugas pokok dan fungsi bidan desa yang begitu banyak yang tidak serta merta

dapat langsung dikerjakan dengan baik oleh bidan desa. Pentingnya supervisi

yang dilakukan akan membantu melihat permasalahan yang ditemukan oleh

bidan desa dan kemudian dikomunikasikan dengan baik kepada bidan desa

Page 70: relationship between competency, financial compensation

52

apa saja kekurangan dan bagaimana penyelesaian dari permasalahan yang ada

sehingga supervisi yang diadakan akan mampu meningkatkan motivasi

karyawan.

Pendekatan dalam melakukan supervisi juga akan mempengaruhi, dalam

penelitian ini pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan langsung

(directive) dimana supervisor langsung mengecek permasalahan dan bersifat

lebih dominan, sehingga bidan desa tidak akan terpacu dan tidak termotivasi

untuk meningkatkan kinerjanya. Seperti yang diketahui bahwa untuk

meningkatkan motivasi, seseorang tersebut perlu mendapatkan kebutuhan

akan penghargaan sesuai dengan teori Maslow (Notoadmodjo, 2010),

sehingga para bidan desa tidak bisa dilakukan supervisi secara langsung,

melainkan pendekatan dengan supervisi kolaboratif yang paling efektif

dimana antara supervisor dan bidan desa bersama-sama memecahkan

permasalahan yang ditemui selama melaksanakan tugas. Hal ini akan lebih

meningkatkan penghargaan diri bagi bidan karena merasa dihargai oleh

supervisor, sehingga akan mampu meningkatkan motivasi bidan desa untuk

lebih meningkatkan kinerjanya.

Hal ini juga sesuai dengan teori Mc Leland (Notoadmodjo, 2010) yang

menyebutkan bahwa perilaku manusia didasari oleh tiga kebutuhan, yaitu

kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa dan kebutuhan untuk

berafiliasi. Berdasarkan hal tersebut dengan adanya supervisi yang baik dan

kolaboratif akan mampu meningkatkan motivasi bidan desa terutama dalam

Page 71: relationship between competency, financial compensation

53

meningkatkan prestasinya, sehingga perlu diterapkan supervisi yang

kolaboratif dan dilaksanakan secara teratur.

6.5 Kelemahan Penelitian

1. Bentuk kuesioner ini merupakan bentuk evaluasi diri dari bidan desa,

tetapi klarifikasi dengan pihak puskesmas belum dilakukan.

2. Besar sampel dalam penelitian ini kurang begitu banyak, sehingga hasil

penelitian ini hanya berlaku kepada tempat penelitian saja.

Page 72: relationship between competency, financial compensation

54

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.

7.1.1 Kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli sebagian besar dalam

katagori kurang baik

7.1.2 Ada hubungan yang signifikan kompetensi dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli

7.1.3 Ada hubungan yang signifikan kompensasi finansial dengan kinerja bidan

desa di Kabupaten Bangli

7.1.4 Ada hubungan yang signifikan superfisi dengan kinerja bidan desa di

Kabupaten Bangli

7.1.5 Secara bersama-sama pada analisis multivariat variabel kompetensi,

kompensasi finansial dan supervisi memiliki hubungan dengan kinerja

bidan desa dan yang memberikan kontribusi hubungan sangat kuat yaitu

supervisi terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa kinerja sangat

dipengaruhi oleh faktor internal (kompetensi) dan ekternal (kompensasi

finansial dan supervisi), maka dapat disarankan untuk meningkatkan kinerja

bidan desa.

54

Page 73: relationship between competency, financial compensation

55

7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan

1. Meningkatkan pelatihan yang mendukung kinerja bidan desa dalam

melaksanakan tugas pokok seperti Pelatihan P4K, Poned, Perawatan

BBLR.

2. Memantau pelaporan supervisi dari masing-masing kepala puskesmas.

3. Mengaktifkan peran bidan desa di masyarakat seperti dengan mengadakan

lomba desa sehat.

7.2.2 Bagi Kepala Puskesmas

1. Pembagian pelatihan harus diratakan pada setiap bidan desa, terutama

yang menunjang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai

bidan desa.

2. Pembagian jasa pelayanan bagi bidan desa dapat disesuaikan dengan

kinerjanya.

3. Peningkatan program baru yang dapat menambah pemasukan dari

puskesmas seperti program home care/ home visit, karena mengingat tidak

terlalu banyak pendapatan yang didapat dari jasa pelayanan

4. Memantau supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator setiap bulan

dalam bentuk pelaporan supervisi.

7.2.3 Bagi Bidan Koordinator KIA

1. Meningkatkan supervisi kepada bidan desa setiap bulan sehingga

terdeteksi masalah-masalah yang ditemukan di lapangan sehingga mampu

untuk meningkatkan kinerja bidan desa.

2. Mengadakan supervisi dengan pendekatan kolaboratif

Page 74: relationship between competency, financial compensation

56

3. Membuat pelaporan dari kegiatan supervisi dengan bidan desa.

7.2.4 Bagi Bidan Desa

1. Diharapkan untuk terus memotivasi diri dalam meningkatkan keilmuan di

bidang kebidanan.

2. Melaksanakan setiap tugas sebagai bidan desa dengan baik.

3. Menerima dengan terbuka masukan dari supervisi yang dilakukan oleh

bidan koordinator KIA.

Page 75: relationship between competency, financial compensation

57

DAFTAR PUSTAKA Afero, F. 2012. Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Kompetensi terhadap

Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Barat” (Tesis). Universitas Tanjung Pura

Chandra, FK. 2006. “Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kinerja Auditor

Internal Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada PT. Bank ABC)”(Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Chen,Z.X. 2008. “Loyalty to Supervisor vs Organizational Comitment:

Relationships to Employee Performance in China. Journal of Occupational and Organizational Psychology.75.339-356.” {Cited 2 June 2014} Availabel from : www.bps.org.uk

Dadang, S. 2006. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Di

Desa Dalam Pencapaian Cakupan K4 Dikabupaten Kuningan Tahun 2006” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2012. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi

Bali Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2011. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi

Bali Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli. 2012. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Kabupaten Bangli Enjang, L.S. 2011. “Hubungan Motivasi Instrinsik Dan Kemampuan Kerja

Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar”(Tesis). Denpasar : Universitas Udayana

Endang, S. 2008. “Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Instrinsik yang

Berhubungan dengan Kinerja PelaksananPoliklinik Kesehatan Desa dalam Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Kendal” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Ernawati dan Marjono. 2007. Pengaruh Supervisi dan Disiplin Ketja Terhadap

Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Volume 2 No.1 Desember 2007: 11-22

Erawati, F. 2013. “Pengaruh Supervisi, Lingkungan Kerja dan Insentif Terhadap

Kinerja Pegawai (Studi Terhadap Account Representatif Pada KPP Madya DKI. Jakarta )” (Tesis). Jakarta : Universitas Terbuka

Page 76: relationship between competency, financial compensation

58

Ester,D.D. 2011. “Hubungan Kemampuan, Pengalaman, Imbalan, Peralatan dan

Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Sumba Barat Daya” (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana

Ganda, W. 2012. “Penerapan Manajemen Kinerja Klinik Berbasis Tri Hita Karana

Pada Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja dan Locus Of Control Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat dan Bidan Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bangli”(Tesis). Denpasar : Universitas Udayana

Gomes, F.C. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi. p.100-

112 Harianto,K. 2006. “Kinerja Program Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas

Wilayah Kota Jambi” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Hariandja, M.TE. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo.

p.90-98 Hasibuan, M. SP. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara. p. 124-136 Holly, JP. 2005. “Reconceptualizing Social Skills In Organizations : Exploring

the Relationship betwen Comunication Competence, Job Performance, and Supervisory Roles”

Husaini, U. 2011. Metodelogi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta : Bumi

Aksara. p. 56-64 Iwan, S.B. 2011. “Review Kinerja Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak Pelayanan

Kesehatan Ibu Dan Anak: Isu Strategis Dan Upaya Pemecahannya” (Tesis): Universitas Jember

Jenkins, JG , et al. 2010. “Are Financial Incentives Related to Performance ? A

Meta-Analytic Review of Emperical Research”. Journal of Applied Psychology, Vol.83, Page 777-787

Judge, TA and Bono, JE. 2004. “Relationship of core self –evaluations traits-self-

esteem, generalized self-efficacy, locus of control and emotional stability-with job satisfaction and job performance; A Meta Analysis”. Journal of Applied Psychology, Vol.86, Page 80-92

Kurniawati, E. 2011. “Faktor-faktor Individu, Psikologis dan Organisasi yang

Berpengaruh terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinana dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kabupaten Banyumas” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Page 77: relationship between competency, financial compensation

59

Makowiecka, K, et al.2007. “Midwifery Provision In Two District In Indonesia”.

[cited 2014 January 6]. Availabel from : http://heapol.oxfordjournals.org/ Mangkunegara, P. 2006.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Cetakan kedua

Refika Aditaman. Jakarta. p. 152-163 Mantja. 2005. “Supervisi Klinik” dalam Seminar tentang: Peranan Supervisi

Kepala Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP, SMA, SMK Se Kabupaten Buleleng. Jurusan Managemen Pendidikan Program Pasca Sarjana. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. 28 Juni 2005

Nawas Khan, S. 2011. “Abusive Supervision & Negative Employee Outcomes”.

European Journal of Social Sciences-Volume 15.Number 4.[cited 2014 Januari 6]. Availabel from : http://www.eurojournals.com/ejs

Notoadmojo,S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka

Cipta. p. 128-129 Nugroho, M.K. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kinerja Perawat Pegawai Daerah Di Puskesmas Kabupaten Kudus” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Pangabean,M.S. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara. p. 122-131 Paul, EM. 2012. “The Link Between Leadership Style, Comunicator Competence

and Employee Satisfaction”. International Journal of Business Comunication. Page 490-510

Pratama, A. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Indo Stationery Ritel Utama Cabang Samarainda” (Skripsi). Universitas Mulawarman

Prawirosentono, S. 2002. Bahasan Komprehensif Pengambil Keputusan Bisnis.

Jakarta : Bumi Aksara. p. 59-64 Priasmara,B. 2013. “Hubungan antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja

Pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tang Tidung” (Skripsi). Universitas Mulawarman

Preston, LE and Douglas, PB. 2007. “The Corporate Sicial-Financial

Performance Relationship A Typologi and Analysis”. Business and Society Juornal. Volume 4. Page 419-442

Page 78: relationship between competency, financial compensation

60

Quayyum, S, et.al.2008. “Level And Determinant of Incentif for Village Midwives in Indonesia”.[cited 2014 January 6]. Availabel from : http://heapol.oxfordjournals.org/

Rivai, V. 2005. Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafika Riyadi, W.A. 2007. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa

dalam Menurunkan Angka Kematian Maternal dan Neonatal di Kabupaten Klaten” (Skripsi). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara

Royani. 2010. “Hubungan Sistem Penghargaan dengan Kinerja Perawat dalam

Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon Banten” (Tesis). Depok : Universitas Indonesia

Sastroasmoro, S. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta, CV

Sagung. p. 78-85 SDKI. 2007.Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: SDKI SDKI. 2012. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta : SDKI Septiani, E. 2004.”Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan di

Desa dalam Penurunan Kasus Kematian Maternal di Kabupaten Lampung Barat” (Skripsi). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu. p. 67-75 Subekti, S.S. 2012. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam

Penerapan Standar Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Alfabeta.

p.202-223 Sulistyaningsih, S.H. 2011.” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan

Desa dalam Deteksi Kurang Energi Kronis Ibu Hamil di Wilayah Kabupaten Pati” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Sutrisno, E. 2012. Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana. p. 78-89 Suparti, P. 2010. Analisis Kinerja Bidan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Desa

dalam Penjaringan Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kendal” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Page 79: relationship between competency, financial compensation

61

Timothy, AJ, et al. 2005. “The Job Satisfaction-Job Performance Relationship : A Qualitative and Quantitative Review”. Psychological Buletin Vol.127. Page 376-407

Wawan, S.2007. “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa

dalam Pertolongan Persalinandi Kabupaten Tasikmalaya” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers. p. 77-

94 Willemisin, VD et al. 2004. “An Empirical Assesment of The Influence of

Customer Emotions and Contact Employee Performance on Encounter and Relationship Satisfaction”. Journal of Business Research Vol.57.Page 437-444

Page 80: relationship between competency, financial compensation

62

Lampiran 1

PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN

BANGLI Anda diminta mengambil bagian dalam suatu penelitian. Penelitian ini sedang dilaksanakan oleh Ni Wayan Ari Adiputri dari Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Peneliti pertama-tama akan menjelaskan penelitian ini kepada Anda, kemudian meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi. Anda akan diminta menandatangani persetujuan ini yang menyatakan bahwa penelitian telah dijelaskan, bahwa pertanyaan Anda telah dijawab dan bahwa Anda setuju untuk berpartisipasi. Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian ini. Ia akan menjelaskan pelaksanaan penelitian dan apa yang diharapkannya dari Anda. Peneliti juga akan menjelaskan kemungkinan risiko dan kemungkinan manfaat dari keikutsertaan Anda dalam penelitian. Anda diharapkan menanyakan kepada peneliti setiap pertanyaan yang Anda miliki tentang penelitian ini sebelum Anda memutuskan apakah Anda ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Proses ini disebut inform consent. Formulir ini juga menjelaskan penelitian ini. Silahkan membaca formulir ini dan sampaikan kepada peneliti tentang berbagai pertanyaan yang Anda miliki. Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon menandatangani dan memberi tanggal formulir ini di depan orang yang menjelaskan penelitian ini kepada Anda. Anda akan diberi salinan formulir ini untuk disimpan. 1. Gambaran dan Tujuan Penelitian Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial Dan Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten Bangli. Peneliti akan mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut :

a. Apakah ada hubungan kompetensi, kompensasi financial dan supervise dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli ?

Hasil penelitian ini akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi pelayanan kesehatan, khususnya bidan desa di Kabupaten Bangli dalam meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak. 2. Penjelasan Prosedur Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, hal-hal berikut inilah yang akan terjadi :

Page 81: relationship between competency, financial compensation

63

a. Anda atau anak akan ditanyakan mengenai kompetensi Anda sebagai bidan, kompensasi Finansial yang saudara dapatkan, supervisi yang dilakukan terhadap Anda, dan Kinerja Anda sebagai bidan desa.

b. Anda akan diberikan kuesioner yang terdiri dari kuesioner kompetensi , kuesioner kompensasi financial, kuesioner supervise dan kuesioner kinerja bidan desa.

c. Pada saat kunjungan Anda akan dibagikan kuesioner kompetensi , kuesioner kompensasi financial, kuesioner supervise dan kuesioner kinerja bidan desa.

d. Setelah kuesioner dibagikan Anda akan diminta untuk mengisi sesuai dengan petunjuk yang telah tersedia pada kuesioner yang telah dibagikan tersebut.

e. Pada saat mengisi kuesioner Anda akan akan didampingi oleh peneliti. 3. Ketidaknyamanan dan Risiko Anda akan merasa sedikit waktu bekerjanya berkurang karena harus mengisi kuesioner yang dibagikan. Anda dalam mengisi kuesioner perlu waktu sekitar 15 menit, resiko yang mungkin terjadi adalah kemungkinan kebocoran jawaban dari subyek satu dengan subyek yang lainya, karena pertanyaan kuesioner sama untuk semua yang menjadi subyek penelitian. Hal ini jarang terjadi karena pada saat pembagian dan pengisian kuesioner Anda didampingi oleh peneliti. 4. Keuntungan Menjadi bagian dari penelitian ini membuat Anda pada nantinya akan mendapatkan perbaikan dalam meningkatkan kinerja bidan desa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini akan membantu peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan kompetensi, kompensasi financial dan supervisi dengan kinerja bidan desa serta dapat dijadikan bahan evaluasi untuk mengembangkan kinerja bidan desa yang dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. 5. Kerahasiaan Semua catatan tentang Anda dalam penelitian ini akan diperlukan sebagai catatan medik rahasia dan jawaban anda akan dirahasiakan. Berkas penelitian ini akan disimpan dalam rak terkunci dan hanya peneliti yang memiliki akses ke rak tersebut. Beberapa data juga akan disimpan dikomputer, dimana hanya peneliti yang mempunyai akses untuk membuka computer tersebut. Meskipun hasil penelitian ini kemungkinan akan dibagikan dengan orang lain dan mungkin dipublikasi dalam laporan ilmiah, nama anda dalam penelitian ini tetap akan dirahasiakan.

Page 82: relationship between competency, financial compensation

64

6. Penolakan/ Pemutusan Partisipasi Keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sepenuhnya tergantung Anda. Partisipasi Anda bersifat sukarela. Juga, jika Anda sekarang memutuskan untuk berpartisipasi, Anda akan dapat mengubah keputusan Anda nanti dan keluar dari penelitian ini. Tidak akan ada sanksi bila Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau jika Anda keluar dari penelitian ini. Penolakan Anda tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja Anda. Peneliti mungkin memutuskan untuk menghentikan partisipasi Anda sebelum penelitian ini berakhir jika mereka merasa hal itu yang terbaik bagi Anda. Peneliti akan memberikan informasi tambahan bila sudah tersedia, yang mungkin mempengaruhi keputusan Anda untuk melanjutkan partisipasi dalam penelitian ini. 7. Hak dan Keluhan Jika Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat menghubungi peneliti yaitu Ni Wayan Ari Adiputri, pada pesawat telpon 081547239749 atau Kepala Komisi Etik yaitu Prof. Dr.dr. Putu Astawa, Sp.OT.,M.Kes pada pesawat telpon 0361 227911.

Page 83: relationship between competency, financial compensation

65

LEMBAR CONSENT (PERSETUJUAN) SAYA MEMBENARKAN BAHWA SAYA TELAH MEMBACA PENJELASAN PENELITIAN DI ATAS, BAHWA SEMUA PERTANYAAN SAYA TELAH DIJAWAB DENGAN MEMUASKAN, DAN SAYA SETUJU BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN INI. ________________________________ _________________________ Tanda tangan relawan penelitian/ wakil* Tanggal SAYA MEMBENARKAN PROSES DAN/ ATAU TANDA TANGAN ATAU PERNYATAAN DI ATAS ________________________________ _________________________ Tanda tangan saksi Tanggal SAYA MENYATAKAN BAHWA SAYA TELAH MENJELASKAN SEPENUHNYA KEPADA BIDAN DESA DI ATAS TENTANG GAMBARAN DAN TUJUAN, PROSEDUR DAN KEMUNGKINAN RISIKO DAN KEMUNGKINAN MANFAAT DARI PENELITIAN INI. _______________________________ _________________________ Tanda tangan peneliti Tanggal

Page 84: relationship between competency, financial compensation

66

Lampiran 2

KUESIONER PADA PENELITIAN HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI

FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI

KABUPATEN BANGLI

Dengan Hormat,

Selamat Pagi/Siang/Sore, saya Ni Wayan Ari Adiputri Mahasiswa

Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana akan

melakukan penelitian tentang Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan

Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli. Tujuan penelitian

saya ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi, kompensasi

finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa.

Semua jawaban hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, bukan

untuk kepentingan media. Jawaban dan identitas responden akan dirahasiakan.

Saya mohon bantuannya untuk memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Page 85: relationship between competency, financial compensation

67

KUESIONER

HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN

SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN

BANGLI

IDENTITAS SAMPEL

a. Nama :........................................................................................................... b. Umur :.................th c. Pangkat/Golongan :............................................................................................. d. Lokasi Tempat Tingggal :

1. Di wilayah kerja 2. Di luar wilayah kerja, (Ditulis alamat lengkap)

............................................................................................

e. Pendidikan :

1. D I

2. DIII

f. Masa Kerja : 1. 1 s/d 5 th

2. > 5 th

g. Pelatihan yang pernah dilakukan seputar Kesehatan Ibu dan Anak : (Sebutkan!)

...................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Sampel

Page 86: relationship between competency, financial compensation

68

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

A. KOMPETENSI SS S R TS STS

5 4 3 2 1

1. Saya memiliki pengetahuan tentang asuhan kebidanan

meliputi asuhan antenatal, asuhan intranatal, asuhan nifas,

asuhan patologi kebidanan, dan asuhan komunitas

2. Saya memahami tentang standar pelayanan kebidanan

meliputi standar pelayanan umum, standar pelayanan

antenatal,standar pertolongan persalinan, standar pelayanan

nifas, standar pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal,

3. Menunjukkan sikap yang baik (sopan dan santun) dalam

melaksanakan asuhan kebidanan

4. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar

5. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pertolongan persalinan sesuai standar

6. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pelayanan kesehatan bayi baru lahir/neonatal sesuai

standar

7. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pelayanan kesehatan nifas sesuai standar

8. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pertolongan kegawatdaruratan obstetri-neonatal dan

rujukan

9. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pemberian konseling dan pelayanan KB serta

penanganan efek samping KB sesuai kewenangan

10. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri

dalam pelayanan kesehatan bayi dan anak balita (imunisasi,

ispa,diare, gizi, tumbuh kembang)

B. KOMPENSASI FINANSIAL 5 4 3 2 1

1. Jasa pelayanan yang rutin telah dibagikan tepat waktu setiap

bulan

2. Besarnya jasa pelayanan yang diterima adil dan transparan

3. Hasil penilaian kinerja sebagai pertimbangan pembagian jasa

Page 87: relationship between competency, financial compensation

69

pelayanan

C. SUPERVISI/ PENGAWASAN 5 4 3 2 1

1. Pelaksanaan supervisi telah terjadwal dan dilaksanakan oleh

bidan koordinator wilayah

2. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan alat-alat partus set

3. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan alat pemeriksaan ibu hamil

4. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan alat pemeriksaan bayi

5. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan alat cek lab sederhana

6. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan obat-obatan

7. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan laporan PWS-KIA

8. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan buku register kohort ibu dan

kohort bayi-balita

9. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan laporan KIA

10. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan LB 3 Gizi

11. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan LB 1 Penyakit

12. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan Laporan Imunisasi

13. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan status Ibu dan status bayi

14. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan partograf dan buku register

persalinan

15. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

dengan mengecek kelengkapan status KB

16. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah

Page 88: relationship between competency, financial compensation

70

dengan mengecek ketersediaan formulir surat keterangan

kelahiran, surat keterangan kematian ibu dan bayi dan

formulir rujukan.

17. Hasil pelaksanaan supervisi oleh bidan koordinator telah

diinformasikan kembali kepada saudara

18. Hasil dari pelaksanaan supervisi oleh bidan koordinator

wilayah telah saudara kerjakan sesuai dengan informasi yang

diberikan

D. KINERJA SS S R TS STS

1. Kuantitas Kerja 5 4 3 2 1

a. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas dan

fungsi

b. Melaksanakan kerja sesuai dengan jam kerja yaitu dari

pukul 07.30 s/d 14.30 wita

2. Kualitas Kerja 5 4 3 2 1

a. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan

indikator kinerja klinis profesi bidan

b. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan indikator

kinerja manajerial

3. Pengetahuan 5 4 3 2 1

a. Mempunyai pengetahuan tentang indikator kinerja klinis

profesi bidan

b. Mempunyai pengetahuan tentang indikator kinerja

manajerial

c. Mempunyai pengetahuan tentang manajemen PWS-KIA

4. Kerjasama 5 4 3 2 1

a. Melakukan komunikasi yang baik dengan bidan

koordinator, kepala puskesmas dan unit terkait

b. Melakukan kerja sama yang baik dengan sesama bidan

5. Inisiatif 5 4 3 2 1

a. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar

karena akan dilakukan supervisi

b. Memberikan saran/masukan kepada pihak puskesmas

dalam meningkatkan cakupan pelayanan program KIA

Page 89: relationship between competency, financial compensation

71

6. Integritas Pribadi 5 4 3 2 1

a. Bersikap ramah dalam melakukan asuhan kebidanan

b. Berpenampilan rapi dan sopan dalam melakukan asuhan

kebidanan

c. Melalukan 3 S (senyum, sapa dan salam) pada pasien dan

rekan kerja.