refrat sifilis final 2
TRANSCRIPT
SIFILISAnindita Juwita Prastianti
030.08.031
PENDAHULUAN
• Sifilis adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh Treponema
pallidum.
• Sifilis menular melalui hubungan
seksual atau dari ibu kepada bayi,
sifilis juga dapat menular tanpa
hubungan seksual pada daerah yang
mempunyai kebersihan lingkungan
yang buruk.
• Treponema pallidum juga dapat
menular melalui transfusi darah.1
EPIDEMIOLOGI SIFILIS
Tahun 1996 berkisar antara 0,04 -0,52%.
Insidens yang terendah di Cina, sedang kan yang
tertinggi di Amerika Selatan
Di Indonesia insidensnya
0,61% ( tahun 1996)
WHO memperkirakan bahwa terdapat 12 juta kasus baru
pada tahun 1999, dimana lebih dari 90% terdapat di negara
berkembang.1
Ditemukan penisilin
insidens penyaki me↓
Di RSUD Kardinah pada bulan maret
tercatat 1 orang dan november 2010
tercatat 3 orang sifilis lama atau
neurosifilis dan pada bulan oktober
terdapat 1 orang sifillis laten dan
desember 2010 tercatat 4 orang sifilis
laten.
DEFINISI SIFILIS
ETIOLOGI SIFILIS
CIRI-CIRI Treponema pallidum
Treponema pallidum
CARA INOKULASI Treponema pallidum
KLASIFIKASI SIFILIS
SKEMA STADIUM SIFILIS
1 TahunStadium Dini Menular Stadium Lanjut Tidak Menular
3-10 tahun Sifilis Lanjut Laten
(tidak menular)
S III
Sifilis Laten Dini (menular)
St. SI
2-4 minggu 6-8 minggu
S IIStadium Rekuren
Keterangan:
St. = Sanggama tersangka
S I = Sifilis stadium I
S II = Sifilis stadium II
S III = Sifilis stadium III
Patogenesis Sifilis
SIFILIS KONGENITAL
SIFILIS KONGENITAL (SK)
SIFILIS KONGENITAL DINI
• Kelainan kulit yang pertama kali terlihat:
– Bula bergerombol, simetris pada telapak tangan dn kaki, badan. Cairan bula banyak
T.pallidum . Bayi tampak sakit, bentuk ini disebut pemfigus sifilitika.
• Kelainan lain :
– Timbul pada bayi berumur beberapa minggu dan mirip erupsi S II, berbentuk papul atau papulo
skuamosa yang simetris dan generalisata, dapat tersusun teratur
– Wajah bayi seperti orang tua akibat BB turun, Alopesia pada sisi dan belakang kepala, kuku dapat
terlepas akibat papul di bawahnya (onikia sifilitika).
– Selaput lendir mulut dan tenggorokan terlihat plaque muqueuses, Rinitis (syphilitic snuffles)
– Hepar dan lien membesar akibat invasi T.pallidum fibrosis difus
– Osteokondritis terjadi sebelum berumur 6 bulan. Ujung tulang terasa nyeri dan bengkak sehingga tidak
dapat digerakkan, seolah paralisis (psedo paralisis parrot)
– Neurosifilis aktit invasi pada T.pallidum otak intrauterin
SIFILIS KONGENITAL
Sifilis KongenitaKeratitis interstisialis Sunffle nose, crusting, nasal discharge
SIFILIS KONGENITAL
Sifilis Kongenita
Hepato-splenomegali Sifilis Kongenita, bullous lesion
SIFILIS KONGENITAL
Sifilis KongenitaPeriostitis Sifilis Kongenital
SIFILIS KONGENITAL LANJUT
Umumnya terjadi usia 7-15 tahun
STIGMATA
STIGMATA
SIFILIS AKUISITA
PEMBAGIAN – KELAINAN KLINIS
Stadium I
Stadium II
Stadium laten : - Dini : bersifat menular
- Lanjut : bersifat tidak menular
Stadium III
Stadium kardiovaskular dan neurosifilis
SIFILIS AKUISITA - Sifilis Dini
• Kelainan Kulit :
– Dimulai sebagai papul
lentikular yang
permukannya segera menjadi
erosi kemudian ULKUS
ULKUS DURUM pada S I
Ciri khas ULKUS DURUM
• Biasanya soliter
• Berbentuk bulat atau lonjong
• Berukuran beberapa mm sampai 1 atau 2 cm
• Tepi ulkus teratur, berbatas tegas dengan
tanda-tanda radang negatif
• Dinding ulkus tegak
• Permukaan dasar ulkus bersih, berwarna
merah
• Isi ulkus berupa cairan serous
• Pada perabaan terdapat indurasi (durum)
dan tidak nyeri tekan (indolen)
ULKUS DURUM
SIFILIS PRIMER (S I)
Ulkus Durum pada anus Ulcus Durum di Lidah
SIFILIS PRIMER
SIFILIS SEKUNDER (S II)
Kelainan Kulit pada Stadium II
Makula eritem, bulat lonjong (roseola sifilitika) terutama pada dada, perut, punggung, lengan,
tangan ke seluruh tubuh
Transien dan berakhir hipopigmentasi (leukoderma sifilitika)
Papel - batas kulit rambut kepala (korona veneris)
Papula arsiner, sirsiner dan polisiklik
Papula diskret - telapak tangan dan telapak kaki
Papula korimbiformis
Kondiloma lata - kulit lipatan-lipatan yang lembab & hangat
Papula + folikulitis yang dapat alopesia sifilitika
Papuloskuamosa - mirip psoriasis (psoriasis sifilitika), papulokrustosa - mirip frambusia (sifilis
frambusiformis)
Pustula, - bersifat destruktif pd KU buruk (rupia sifilitika = lues maligna)
Kelainan Kulit pada Stadium II
Kelainan selaput lendir
Mucous patch - banyak mengandung T pallidum,
Bentuk bulat, kemerahan ulkus
Kelainan mukosa bibir, pipi, laring, tonsil dan genital.
Kelainan kelenjar
Pembesaran kelenjar seluruh tubuh (limfadenopati generalisata) - sifat = S I
Kelenjar - kelenjar getah bening superfisialis t u suboksipital, sulkus bisipitalis &
inguinal. Pada aspirasi kelenjar akan ditemukan T. pallidum.
SIFILIS SEKUNDER ( S II )
Sifilis Std II, makulopustula Sifilis Std II, Papuloskuama
Kelainan Kulit pada Stadium II
Sifilis std II, Mucous patch - tongue Sifilis II, Interstitial glossitis
SIFILIS SEKUNDER ( S II )
Sifilis II, palm & sole Sifilis II, palmar
SIFILIS SEKUNDER ( S II )
SIFILIS SEKUNDER ( S II )
SIFILIS AKUISITA- Stadium Laten Dini &Rekurens
STADIUM LATEN DINI STADIUM REKURENS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT(TIDAK MENULAR)
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT(TIDAK MENULAR)
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT(TIDAK MENULAR)
S III - Guma
Sifilis Stadium III, Large gumma
Nasal perforation ec nasal gumma
S III - Guma
Sifilis III, Gumma on lower lip Saddle Nose, Destruction nasal bone
SIFILIS KARDIOVASKULAR
NEUROSIFILIS
• Treponema pallidum sudah dapat SSP pada stadium dini, tetapi kelainan baru
(+) secara perlahan-lahan & bermanifestasi 10 – 20 tahun sth infeksi.
• Kelainan > sering kulit putih.
• Tidak dapat diramalkan pasien sifilis tabes dorsalis / paresis generalisata.
MDL/S/Peb/2006
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan - mikroskop lapangan gelap melihat pergerakkan
Treponema pallidum.
2. Pewarnaan Burri (tinta hitam) tidak adanya pergerakan Treponema
karena T. pallidum telah mati kuman berwarna jernih dikelilingi oleh
lapangan yang berwarna hitam.
Pemeriksaan Treponema pallidum
1.STS penting untuk diagnosis dan pengamatan hasil
pengobatan.
2. Prinsip pemeriksaan STS - mendeteksi bermacam antibodi
yang berlainan akibat infeksi T. pallidum.
Serologi Tes Sifilis (STS)
• Tes Non Treponema : kardiolipin, lesitin dan kolesterol
• Tes Treponema : Treponema pallidum hidup / mati /
fraksi Treponema pallidum
• Ketepatan hasil STS dinilai berdasarkan :
– Sensitivitas : % individu yang terinfeksi yang memberi hasil
positif
– Spesifivitas : % individu yang tidak infeksi yang memberikan hasil
negatif
• Tes Non Treponema : kardiolipin, lesitin dan kolesterol
• Tes Treponema : Treponema pallidum hidup / mati /
fraksi Treponema pallidum
• Ketepatan hasil STS dinilai berdasarkan :
– Sensitivitas : % individu yang terinfeksi yang memberi hasil
positif
– Spesifivitas : % individu yang tidak infeksi yang memberikan hasil
negatif
KLASIFIKASI STS
Rx Komplemen : Wasserman dan Kolmer
Flokulasi / aglutinasi
– V.D.R.L. (Venereal Disease Research Laboratory)
– R.P.R (Rapid Plasma Reagen)
– A.R.T. (Automated Reagen Test)
– Kahn
Rx Komplemen : Wasserman dan Kolmer
Flokulasi / aglutinasi
– V.D.R.L. (Venereal Disease Research Laboratory)
– R.P.R (Rapid Plasma Reagen)
– A.R.T. (Automated Reagen Test)
– Kahn
Tes Non Treponema
MDL/S/Peb/2006
Tes Non Treponema
Pengaruh pengobatan terhadap kuantitas STS
False negative : Bs (+) – 1 – 2 % S II, disebut Prozone reaction
False positive : (+) akb salah teknik,ps penyakit Treponema lain
MDL/S/Peb/2006
Biologic False Positif Tes Non Treponema
AKUT :
Biologic False Positif Tes Non Treponema
KRONIK :
Tes Treponema
MDL/S/Peb/2006
Tes Treponema digolongkan 4 kelompok :
Tes Imobilisasi
Tes Imobilisasi
Tes imunofluoresensi
Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs)
• Antigen u/ test ini adalah bakteri T. pallidum. Bakteri ini tidak bisa dikultur sehingga
bakteri ini dikembang biakan dan diekstraksi dari jaringan testikular
kelinci.Kemudian hasil ekstraksi di sebar meratakan dan difiksasi di kaca objek.
• Serum dari pasien dicampurkan dengan absorben (abs) yang berisi treponema
non (Treponema phagedenis biotype Rieter). Tujuan pemberian absorben adalah
untuk membuang antibodi anti treponema yang tidak spesifik untuk bakteri
MDL/S/Peb/2006
Tes imunofluoresensi• Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs)
– Tes ini paling sensitif (90 %), bisa u deteksi Ig G
– False (+) pada
< 18 % S I & < 5 % S laten false (+)
MDL/S/Peb/2006
FTA Abs IgM
• Tes untuk deteksi IgM
• Bersifat sgt reaktif pd sifilis dini & paling
penting untuk sifilis kongenita.
• Pada pengobatan yang berhasil, titer IgM
cepat menurun, sedangkan IgG lambat.
Tes imunofluoresensi
Tes Hemanglutinasi
Tes Hemanglutinasi
Treponema Pallidum Haemagglutination Assay (TPHA).
• Bersifat cukup spesifik & sensitif, reaktif cukup dini
• Merupakan tes yg dianjurkan teknik dan pembacaan hasil mudah.
• False positif dapat terjadi pada :
Tes Fiksasi komplemen
MDL/S/Peb/2006
• Neurosifilis perlu pemeriksaan cairan serebrospinalis untuk menilai :
– Jumlah sel PMN : > 4/mm
– Total protein : > 40 mg/dl
– Tes Non Treponema (VDRL)
– Titer Ig G cairan serebrospinalis dan Ig M serum meningkat
Pemeriksaan untuk Neurosifilis
MDL/S/Peb/2006
Hasil STS setelah pengobatan
Sel PMN normal dlm waktu 6 bulan
Kadar protein normal dlm waktu 2 tahun
STS normal dlm waktu > dari 2 tahun.
STS cairan serebrospinalis false positive pada keadaan
Neoplasma serebral / medula
Meningitis tuberkulosa
Kontaminasi cairan serebrospinalis dengan darah
Pem sinar Rontgen u melihat kelainan khas pd
tulang, kelainan sistim kardiovaskular
Pem EKG u menilai kelainan sistim kardiovaskular
Pem USG u menilai kelainan organ tubuh lain
Pem lab darah lain untuk menilai fungsi hepar,
ginjal
Pemeriksaan Lain
Obat pilihan u Th/ sifilis : Penisilin
• Prinsip Th/ sifilis : kadar obat harus dapat bertahan dalam serum selama
10 – 14 hari u sifilis dini & lanjut, 21 hari u neurosifilis dan sifilis
kardiovaskular.
• Kadar penisilin yg diperlukan cukup 0,03 unit/ml selama 10 – 14 hari.
PENGOBATAN
MDL/S/Peb/2006
- Cara & dosis pemberian penisilin dlm kepustakaan
masih berbeda.
- Dosis total yang dianjurkan :
– S I : 4,8 juta unit
– S II : 6 juta unit
– S III : 9 juta unit
MDL/S/Peb/2006
Cara Th/ tgt lama kerjanya penisilin
Aqueous Procain
Penicillin G
Procain Penicillin + 2 % Aluminium
Monostearate (PAM)
Benzathine Pecillin G
Golongan Short actingIntermediate
acting Long acting
Lama kerja obat 24 jam 72 jam 2 – 3 minggu
Cara pengobatan
Setiap hari Setiap 3 hariSeminggu
sekali
MDL/S/Peb/2006
REAKSI JARISH HERXHEIMER
REAKSI JARISH HERXHEIMER
Gejala : -Febris-Nyeri kepala-Malaise-Keringat banyak-Menggigil-Kemerahan pd kulit & kelainan kulit yg ada + hebat / + merah.
Sebelum Th/ dilakukan pemeriksaan STS STS diulang setelah Th/ selesai Dilakukan : 1, 3, 6, & 12 bulan sampai 2 tahun sth Th/ selesai
MDL/S/Peb/2006
Sulit diramalkan
PROGNOSIS