refleks bayupermana idk2.doc
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
REFLEKS
Disusun untuk memenuhi mata kuliah IDK II
Disusun Oleh :
Kadek Bayu Dwipermana (010112a048)
Khoirunni’am Ahmad (010112a051
Anak Agung Gede Dwityo Ari W (010113a009)
PROGRAM STUDI ILMU KEPEREWATAN
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula gerak yang terjadi tanpa disadari yakni gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa
oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan,tanpa memerlukan control dari otak.Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Pada gerak refleks,impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang,kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh sel saraf penghubung(asosiasi) tanpa diolah dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,yaitu otot dan kelenjar.Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks.Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung(asosiasi) berada di dalam otak.
II. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-refleks yang fisiologis pada manusia.
2. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada system saraf.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak.
Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan
gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah
terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh
yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh
maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan
perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua
indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu sehalus
apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti
refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks
kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat
sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat
kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel
neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga
jenis :
1. Sel saraf sensorik
3
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena
berhubungan dengan alat indra.
2. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf
pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf
motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan
otot sebagai alat gerak.
3. Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan
karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf
motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok
besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang
dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya,melempar
bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat
terdiri dari :
4
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari
dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas
tulang belakang,yakni dari ruas – ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul – simpul gerak
refleks.
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubh
tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah dan lain-lain.
2. Susunan saraf tak sadar.
- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
5
misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang
dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari
neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk
tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel
saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah
kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut
Refleks adalah jawaban (respons)motorik atas perangsangan sensorik.
Refleks itu dibagi dalam:
1.a.Refleks tendon (1) refleks regang (“muscle stretch reflex”)
(2) refleks periost.
b.Refleks kulit(permukaan)
2.Refleks patologik.
Cara memeriksa refleks:
Sewaktu memeriksa refleks penderita,hendaklah kita perhatikan supaya
1).Penderita itu berada dalam keadaan rileks(santai).
2).Tonus otot hendaknya dalam keadaan optimal(jadi anggota tubuh yang diperiksa
hendaknyalah dalam kedudukan tertentu).
6
3).Rangsang regang hendaknyalah cukup memadai (artinya perkusi itu harus cukup
keras).Diantara refleks tendon dan refleks kulit terdapat suatu perbedaan yang cukup besar.:
Refleks tendon Refleks kulit
1.Timbul dengan satu pukulan
2.Respons dari refleks ini adalah
kontraksi fasik dari suatu otot.
3.Respons diperlambat,bila terdapat
banyak perhatian dari penderita.
4.Refleks dapat timbul secara terus
menerus.
5.Pada lesi U.M.N:refleks ini akan
memperlihatkan hiper refleksi.
1.Timbul dengan sumasi rangsang
2.Respons:kontraksi tenik dari otot-
otot(mis: dari otot dinding perut)
3.Respons dipermudah,dipergiat,bila
terdapat banyak perhatian dari penderita.
4.Bila dirangsang secara terus-menerus
lama kelamaan refleks ini menajdi sukar
untuk ditimbulkan.
5.Pada lesi UM.N:refleks ini jadi
negative
Struktur Kumparan Otot
Tiap kumparan otot terdiri tidak lebih dari 10 serat otot yang terbungkus oleh
selubung jaringan ikat. Kumparan otot mempunyai serat yang lebih bersifat embrional
dengan gambaran garis lintang yang kurang jelas disbanding dengan serat otot biasa. Serat
kumparan otot ini dinamakan serat serat intrafusual, yang merupakan unit kontraktil biasa.
Serat intrafusual otot, karena ujung-ujung kumparan otot melekat pada tendo di ujung-
ujung otot, atau disamping serat ekstrafusual
Persarafan Timbal Balik
Eksitasi satu kelompok jenis otot sering di hubungkan dengan inhibisi kelompok
yang lain. Misalnya, jika suatu reflex regang merangsang suatu otot, secara serentak ia
menginhibisi otot-otot antagonis. Ini adalah fenomena inhibisi timbale balik, dan
mekanisme neuronal yang menyebabkan hubungan timbale balik, dan mekanisme
neuronal yang menyebabkan hubungan timbale balik ini disebut persarafan timbale balik.
7
Demikian pula, hubungan timbale balik ada diantara kedua sisi medulla spinalis seperti
ditunjukkan oleh reflex fleksor dan ekstensor yang diuraikan diatas.
Dibawah ini kita akan melihat bahwa prinsip persarafan persarafan timbale balik
juga penting dalam kebanyakan reflex medulla spinalis yang berguna untuk pergerakan,
karena ia membantu menyebabkan gerakan ke belakan dari ekstremitas yang berlawanan,
dan ia menyebabkan gerakan bergantian diantara kaki depan dan kaki belakang.
1.Refleks Fisiologik
Refleks fisiologik yang diperiksa secara rutin adalah :2
a.Refleks lengan
1.Refleks biseps(busur refleks melalui C5-C6)
Lengan penderita dibengkokkan pada siku.Lantas palu refleks kita ketokkan pada
tendonM,biseps sedikit di bawah lipatan siku.Bila positif,maka akan tampak
kontraksi dari M,biseps.
2.Refleks triceps(busur refleks melalui C7-C8)
Kedudukan lengan adalah sama dengan waktu kita memeriksa refleks biseps.Kita
perkusi tendon dari M triceps.Bila refleks triceps ini adalah positif,maka akan tampak ada
kontraksi dari M,triceps.
b.Pada tubuh
1.Refleks dinding perut
Refleks dinding perut dapat diperlihatkan hanya pada manusia.Refleks ini tidak
terdapat pada kera dan binatang lain.Untuk menimbulkan refleks ini,penderita harus tidur
terlentang dengan kedua lengan di samping tubuhnya.
Ujung gagang palu refleks kita lantas digoreskan pada dinding perut
itu.Penggoresan ini kita lakukan dari lateral kemedial,berturut-turut pada perut bagian
atas,tengah, dan bawah.
Refleks dinding perut ini kita bedakan lagi dalam refleks epigastrik(T8-T9),refleks
mesogastrik(T10),refleks hipogastrik(T11-T12).
c.Pada Tungkai
8
1.Refleks lutut (L2-L3-L4)
Refleks westhpal ini adalah lebih populer dengan nama singkatan K.P.R(Knee pes
refleks)
Untuk menimbulkan rfleks ini ,maka:
a.Penderita yang duduk,kaki yang hendak diperiksa hendaknya diletakkan diatas lutut
kaki yang satu lagi.
b.Pada penderita yang berbaring terlentang,dokter itu harus meletakkan tangannya di
bawah lutut penderita,sehingga kaki yang hendak diperiksa berada dalam keadaan
fleksi,namun harus dijaga supaya tumit kaki itu masih tetap berada(menyentuh)di atas
tempat tidur.Kemudian kita lakukan perkusi pada ligamentum patellae.Untuk mengetahui
apakah itu K.P.R tersebut positif atau tidak,hendaklah kita perhatikan apakah ada atau
tidak ada kontraksi dari M.kuadriseps femoris.K.P.R itu dikatakan positif bila terlihat ada
kontraksi dari M.kuadriceps femoris.
2.Refleks Achilles(refleks tumit).(s1).
Refleks ini di klinik lebih terkenal dengan singkatan A.P.R(Achilles pees refleks)
Untuk menimbulkan reflek ini maka:
a.Pada penderita yang duduk,kita suruh berlutut di atas tempat tidur.Berlutut ini
hendaknyalah sedemikian rupa,sehingga kedua kakinya menonjol melewati pinggir dari
tempat tidur tersebut.
b.Pada penderita yang berbaring,kita lakukan fleksi pada sendi panggul dan pada sendi
lutut penderita dengan cara memegang dan sedikit mengangkat kaki penderita serta
sekaligus melakukan dorsofleksi pada kaki tersebut,sehingga tendon achilles tampak
tegang.
2.Refleks Patologik
Refleks patologik adalah gerakan refleks yang tidak ditemukan pada orang
sehat.Jadi dalam keadaan normal refleks patologik itu tidak dapat diperlihatkan.Refleks
patologik yang akan dibicarakan adalah:
a.Pada anggota atas:
1.Refleks Hoffmann-Tromner
9
b.Pada anggota bawah:
1.a.Refleks Babinski
b.Refleks Chaddock
c.Refleks Oppenheim
d.Refleks Gordon
e.Refleks Schafer
2.a.Refleks Rossolimo
b.Refleks Mendel-Bechterew
3.a.Klonus Kaki
b.Klonus paha
a.Refleks anggota atas
Refleks Hoffmann-Tromner
Untuk menimbulkan refleks ini,maka kita lakukan ekstensi pada jari tengah
penderita dan kemudian kita”petik”pada kuku jari tengah tersebut.
b.Pada anggota bawah
1.Kelompok Babinski serta variant-variantnya.
a.Refleks Babinski:
Refleks ini untuk pertama kali diuraikan oleh Babinski dari polandia dalam
tahun 1896.Refleks ini adalah khas bagi suatu lesi pada tractus piramidalis.Refleks ini
tidak dapat ditimbulkan pada orang sehat,kecuali pada bayi,yang berumur kurang dari
satu tahun.
b.Refleks Chaddock:
Untuk menimbulkan refleks ini,kita goreskan ujung palu pada kulit di
bawah dari maleolus eksternus.Goresan itu kita lakukan dari bawah ke atas.Refleks
Chaddock ini kita namakan positif,bila timbul dorsofleksi dari ibu jari yang disertai oleh
pemekaran dari jari-jari yang lain.
c.Refleks Oppenheim:
Untuk menimbulkan refleks ini,maka dengan jempol dan ibu jari telunjuk
kita urut tulang betis(tibia) itu dari atas ke bawah.Refleks oppenheim itu kita namakan
10
positif ,bila tampak ada dorsofleksi dari ibu jari kaki yang disertai dengan pemekaran dari
jari-jari lain.
d.Refleks Gordon
Untuk menimbulkan refleks ini ,maka kita pijat otot betis penderita.Kita
katakan,bahwa refleks Gordon adalah positif,bila tampak ada dorsofleksi dari ibu jari kaki
penderita yang disertai dengan pemekaran dari jari-jari kaki lain.
e.Refleks Schafer:
Untuk menimbulkan refleks ini maka kita pijat tendon Achilles
penderita.Kita katakan positif bila tampak ada dorsofleksi dari ibu jari kaki penderita yang
disertai pemekaran dari jari-jari kaki lain.
2.Kelompok Rossolimo/Mendel Bechterew
Bila refleks ini menjadi positif maka kita akan melihat timbulnya fleksi dari jari-
jari kaki.Refleks Rossolimo dan Mendel-Bechterew akan menjadi positif bila ada lesi dari
tractus piramidalis.
3.Kelompok Klonus.
Salah satu contoh gerakan refleks yang biasa tejadi adalah tes refleks pada pupil.
Pupil pada umumnya memiliki rata-rata ukuran, bentuk, dan reaksi yang sama terhadap
rangsang cahaya langsung jika berada dalam keadaan berakomodasi (fokus jarak dekat).
Pupil juga diperiksa dengan suatu tes yang dikenal dengan sebutan tes refleks cahaya.
Dimana cahaya dijatuhkan langsung ke mata. Jika salah satu pupil berdilatasi secara
paradoks sebagai respon terhadap cahaya, maka mata tersebut dikatakan memiliki APD.
Keadaan ini memberikan suatu dugaan kuat adanya gangguan retina extensive atau
gangguan nervus optic, walaupun beberapa kondisi lain juga dapat memproduksi APD.
REFLEKS REGANG OTOT
Refleks regang dinamik dan refleks regang statik
Reflek regang dinamik
Dicetuskan oleh sinyal dinamik yang kuat,yang dijalarkan dari ujung primer
kumparan otot akibat regangan otot yang berlangsung cepat.Jadi,bila otot tiba-tiba
11
diregang,maka akan ada sinyal yang kuat pada otot yang sama dari tempat sinyal tadi
keluar.Jadi fungsi refleks ini adalah untuk melawan perubahan panjang otot yang
mendadak,sebab kontraksi otot akan melawan regangan tadi.Refleks regangan dinamik ini
akan berakhir dalam waktu seperdetik sesudah otot diregang hingga mencapai panjangnya
yang baru,namun kemudian akan dilanjutkan oleh refleks regang statik yang lebih lemah
dalam waktu yang lama.Refleks ini dicetuskan oleh sinyal yang terus-menerus
dikeluarkan oleh reseptor statik yang dijalarkan oleh ujung primer dan ujung
sekunder.Makna refleks regang statik adalah bahwa refleks ini terus-menerus
menimbulkan kontraksi otot selama otot tetap dalam keadaan terlalu panjang.Kontraksi
otot sebaliknya akan melawan kekuatan yang menimbulkan panjang yang berlebihan.
Refleks regang negatif
Bila otot-otot tiba-tiba memendek,maka tentu akan timbul efek yang berlawanan
akibat penurunan impuls saraf dari kumparan.Bila otot telah tegang,maka setiap pelepasan
beban yang memendekkan otot akan lebih menyebabkan timbulnya refleks dinamik dan
refleks statik yang sifatnya menghambat otot daripada refleks eksitasi.Jadi refleks regang
negatif ini akan membawa pemendekan otot dengan cara yang sama seperti refleks regang
positif melawan pemanjangan otot.Oleh karena itu,kita dapat melihat bahwa refleks
regang ini cenderung untuk mempertahankan keadaan stabil panjang otot.
Refleks Tendo Golgi organ golgi membantu mengatur ketegangan otot.
Organ tendo golgi,seperti diselubungi oleh reseptor-reseptor yang dilewati oleh
seberkas kecil serat tendo otot.Organ tendo seperti halnya reseptor primer yang terdapat
dalam kumparan otot,mempunyai respons dinamik dan respons statik,dimana responsnya
sangat kuat sewaktu tegangan otot tiba-tiba meningkat(respon dinamik),namun dalam
waktu seperdetik akan menjadi tenang dan turun ke keadaan yang letup yang menetap
sehingga hampir sesuai dengan beasarnya tegangan otot(respons statik).Jadi organ tendo
golgi akan segera mengirimkan informasi cepat sesuai dengan tiap segmen yang kecil dari
setiap otot ke sistem saraf.
Refleks Fleksor dan refleks menarik diri.
12
Dalam bentuk klasiknya,refleks fleksor dapat dicetuskan paling kuat dengan cara
merangsang ujung-ujung serat nyeri,misalnya dengan tusukan jarum atau rasa panas yang
dengan beberapa alasan sering kali disebut refleks nosiseptif atau secara lebih sederhana
dengan sebutan refleks nyeri.Perangsangan pada reseptor raba adakalanya dapat
menimbulkan refleks fleksor yang lebih lama dan lebih lemah.
Bila beberapa bagian tubuh selain salah satu anggota,gerak dirangsang dengan
rangsangan yang sangat menyakitkan maka bagian ini,dengan pola yang serupa,akan
menarik diri dari stimulus tersebut,namun meskipun pada dasarnya merupakan refleks
yang sama,refleks ini mungkin hanya terbatas pada fleksor otot saja.Oleh karena
itu,kebanyakan pola refleks tipe ini di berbagai daerah tubuh yang berbeda disebut refleks
menarik diri(withdrawal).
Refleks Ekstensor silang.
Kira-kira 0,2 sampai 0,5 detik sesudah suatu stimulus menimbulkan refleks fleksor
pada salah satu anggota tubuh,maka anggota tubuh yang lain akan mulai
memanjang.Keadaan ini disebut Refleks ekstensor silang(Crossed extensor
reflex).Ekstensi yang terjadi pada anggota tubuh menjauhi objek yang menyebabkan
stimulus nyeri pada anggota tubuh yang menarik diri.
Refleks menggaruk (Scratch reflex)
Refleks medulla yang penting dan khusus pada beberapa binatang adalah refleks
menggaruk,dimana refleks ini dipicu oleh sensasi gatal dan sensasi geli.Refleks ini
melibatkan dua macam fungsi:
1.Indera posisi yang akan memudahkan cakarnya untuk menemukan tempat iritasi yang
tepat di permukaan tubuh dan
2.Gerakan menggaruk kian kemari(to-and-fro scratching movement).
Refleks Fleksi
13
Hubungan dengan hasil dari rangsang nyeri di refleks withdrawal pada anggota
tubuh ke tingkat pencegahan dan rangsang dari dan terus ke bagian dan bagian dalam dari
koneksi.
Refleks Memendek
Untuk megurangi tegangan di otot dengan membuat kontraksi di serat intrafusal
dan aktifitas dari otot spindles dengan pemeliharaan dari sifat di dalam otot.
Ada beberapa refleks pada bayi, diantaranya:
1. Refleks menghisap, terjadi ketika baru lahir otomatis menghisap benda yang
didekatkan ke mulut mereka, Refleks ini memudahkan bayi untuk memperoleh makanan
sebelum mereka dapat mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Ketika usia mereka
bertambah, bayi sering menghisap sesuatu yang tidak berhubungan dengan makanan
seperti ibu jari, dot, tapi pada usia setahun kebanyakan bayi menghentikan perilaku ini.
Ayah-Bunda tidak perlu kawatir bila si kecil menghisap jari atau tinju mereka
2. Refleks mencari, ketika pipi bayi disentuh maka sebagai respon dia akan memalingkan
kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dan jelas upayanya untuk mencari sesuatu
yang dihisap.
3. Refleks moro, respon tiba-tiba pada bayiakibat suara atau gerakan yang mengejutkan,
ia akan melengkungkan punggungnya, melempar kepala ke belakang dan merentangkan
tangan serta kakinya
4. Refleks menggenggam, terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi
akan merespon dengan menggenggam secara kuat. Refleks ini semakin berkurang di
bulan ketiga, ia akan memperlihatkan genggaman yang lebih spontan, misalnya melihat
sesuatu yang bergerak secara visual di depan matanya (mainan gantung), ia akan mencoba
14
meraih dan menggenggamnya. Jika motoriknya semakin terlatih, maka ia akan mulai
melakukan pengamatan terhadap benda-benda itu.
5. Refleks babinski, ketika telapak kaki mereka diusap maka jari kaki akan melebar dan
memutar-mutarkan kakinya.
Refleks yang muncul perlahan melemah mulai usia 3 bulan dan pada akhirnya
menghilang seiring dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya yang
semakin mantab.
Persarafan Respirokal (timbale balik)
Bila etrjadi reflex regang, otot antagonis akan relaksasi. Fenomena ini disebabkan
oleh persarafan respirokal. Impuls serat dari kumparan otot protagonis, akan
menimbulkan inhibisi postsinaps neuron motorik otot antagonisnya. Jaras ini bersinaps
bisinaps kolateral dari serat. Ia masuk medulla spinalisdan bersinaps dengan interneuron
inhibisi yang akan langsungbersinaps dengan neuron motorik yang mempersarafi otot
antagonis.
Refleks Regang Otot (inverse stretch reflex)
Semakin kuat otot diregangkan, sampai batas tertentu,semakin kuat kontraksi
refleksnya. Akan tetapi, bila tegangan menjadi makin kuat, kontraksi akan berhenti tiba-
tiba dan otot relaksasi. Relaksasi sebagai responterhadap regangan yang berlebihan
dinamakan reflex regang berbalik atau inhibisi autogenic.
Reseptor untuk reflex regang berbalik terdapat pada organ tendo Golgi. Reseptor
ini terdiri atas anyaman tonjolan ujung saraf diantara fasikula tendo. Ada 3-25 serat otot
untuk tiap reseptor tendo ini.
15
Refleks merupakan sebuah tindakan refleks juga dikenal sebagai refleks,adalah
hampir secara seketika dan gerakan dalam menanggapi dorongan. Dalalm banyak
konteks, khususnya yang berkaitan dengan manusia, akibat tindakan yang mediated
melalui refleks ARC, ini tidak selalu benar lain binatang, maupun tidak berlaku kasual
penggunaan istilah refleks.
Refleks dapat dilatih seperti saat mengulang motor tindakan selama praktek
olahraga, atau hubungan antara stimulus dengan autonomic reaksi selama klasik
lengkap.refleks manusia yang diuji sebagai bagian dari pemeriksaan neurologi untuk
menilai kerusakan dan berfungsi dari pusat dan sekeliling sistem saraf.
Refleks tendon
Refleks tendon memberikan informasi mengenai integritas dari pusat dan sekeliling
sistem saraf. Pada umumnya, yang menunjukkan penurunan refleks pokoknya masalah
dan atau hidup yang berlebihan refleks satu pusat.
Biceps reflex (C5, C6)
Brachioradialis reflex (C5, C6, C7)
Extensor digitorum reflex (C6, C7)
Triceps reflex (C6, C7, C8)
Patellar reflex or knee-jerk reflex (L2, L3, L4)
Ankle jerk reflex (Achilles reflex) (S1, S2)
Plantar reflex or Babinski reflex (L5, S1, S2)
16
Mekanisme yang disengaja ARC.termasuk gambar yang interneuron di monosynaptic
patella
Sementara refleks diatas adalah menodorng mekanis, istilah h-refleks merujuk
kepada sejalan refleks mendoronh elektrik,dan tonik akibat getaran yang mendorong oleh
getaran.
Refleks pada bayi
Bayi baru lahir memiliki jumlah refleks yang tidak dilihat pada orang dewasa yang
disebut primitif refleks.
1. Asymmetrical tonik keher refleks
2. Refleks pegang
3. Tangan ke mulut refleks
4. Mono refleks
5. Menetek
6. Simetris tonik leher refleks
7. Tonik sukar refleks
17
Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu
dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
18
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada lutut yang dipuku
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan
terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
19
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta
mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi
putih.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
20
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
21
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
22
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Gbr. Penampang melintang sumsum
tulang belakang
23
Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
1. Sistem Saraf Sadar
24
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf
ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada
3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian
leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
25
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf
pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-
cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Refleks menarik diri
Refleks menarik diri merupakan refleks polisinaptik yang khas, yang terjadi
sebagai jawaban terhadap rangsang noksius,biasanya nyeri,di kulit atau dijaringan
subkutan serta otot.
Rasa yang timbul adalah kontraksi otot fleksor dan ekstensor sehingga bagian yang
terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut.
Manfaat refleks menarik diri
26
Refleks fleksor dapat ditimbulkan dengan rangsangan tanam dikulit tatau dengan
peregangan otot,tetapi respon fleksor kuat yang disetai gerakan mearik diri hanya
dibangkitakan oleh rangsangan noksius atau rangsangan yang berbahaya bagi hewan
tersebut. Karena itu, rangsangan ini disebut rangsang nosiseptif.
Mekanisme patella refleks
Merupakan tendon patella dengan pallu urat daging hanya dibawah lutut yang
membentang quadriceps tendon. Trayek ini merangsang indera receptors yang memicu
sebiah afferent doronngan dalam indera neuron sinapses langsung dengan motor neuron
yang melakukan dorongan yang efferen ke quadriceos femur,memicu kontraksi.
Refleks ini membantu menjaga sikap dan keseimbangan yang memungkinkan satu
untuk merjalan tanpa sadar berpikir tentang setiap langkah.
27
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan bahan
1. Palu perkusi
2. Lampu senter
3. Kapas
4. Jarum
III.2 Cara Kerja
a. Refleks Kulit Perut
Membaringkan orang yang dicoba dengan kedua lengan terletak lurus di samping
badan.Menggores kulit daerah abdomen dari lateral ke arah umbilikalis. Respon
yang akan terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
b. Reflek Kornea
Menyediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang yang
dicoba menggerakkan bola mata ke lateral yaiutu dengan melihat ke salah satu sisi
tanpa menggerakkan kepala. Menyentuh dengan hati-hati sisi kontralateral kornea
dengan kapas. Respon berupa kidipan mata secara cepat.
c. Refleks Cahaya
Menjatuhkan cahaya senter pada pupil salah satu orang yang dicoba. Respon
berupa konstriksi pupil homolateral dan kontra lateral. Mengulangi percobaan
pada mata lain.
d. Refleks Perios Radialis
Lengan bawah orang yang dicoba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan
sedikit dipronasikan. Mengetuk periosteum pada ujung distal os radii. Respon
berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
e. Refleks Periost Ulnaris
28
Lengan bawah setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan antara pronasi dan
supinasi. Mengetuk pada periost Prosessus stiloideus. Respon berupa pronasi
tangan.
f. Knee Pess Refleks (KPR)
Orang yang dicoba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai
akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai
pada sendi lutut. Mengetuk tendo patella dengan hammer sehingga terjadi ekstensi
tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
g. Achilles Pess Refleks (APR)
Tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan. Mengetuk pada
tendo Achilles sehingga terjadi plantar fleksi dari kaki dankontraksi otot
gastroknemius.
h. Refleks Biseps
Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Ketukan pada tendo otot
bisepes akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot
biseps.
i. Otot Triseps
Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketukan pada
tendo otot triseps 5 cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi lengan dan
kontraksi otot triseps.
j. Withdrawl Refleks
Lengan orang yang dicoba diletakkan diatas meja dalam keadaan ekstensi.
menusuk dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum steril, sehalus
mungkin agar tidak melukai orang yang dicoba. Respon berupa fleksi lengan
tersebut menjauhi stimulus.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
Refleks kulit perut + ( terjadi kontraksi otot dinding perut)
Refleks kornea + ( terjadi kedipan mata dengan cepat)
Refleks cahaya + ( terjadi gerakan pupil yang homolateral)
Refleks periost radialis+ ( terjadi gerakan fleksi lengan dan supinasi
tangan)
Refleks periost ulnaris + ( terjadi gerakan pronasi tangan)
Knee pess refleks- ( tidak terjadi kontraksi otot kuadriseps dan
ekstensi tungkai)
Achilles pess refleks- ( tidak terjadi kontraksi otot gastroknemius
dan fleksi dari kaki)
Biseps refleks- ( tidak terjadi fleksi lengan dan kontraksi otot
biseps)
Triseps refleks- ( tidak terjadi ekstensi lengan dan kontraksi
otot trisep)
Withdrawl refleks+ ( terjadi fleksi lengan yang menjauhi
stimulus)
30
IV.2 Pembahasan
a. Refleks Kulit Perut
Jalannya impuls saraf pada refleks kulit perut adalah :
Rangsangan → Neuron afferent → Interneuron afferent → Medula spinalis → Neuron
efferent (N. 11 Obypogastrius) → Konraksi otot perut.
Pada percobaan ini, orang coba digores perutnya pada daerah abdomen dari lateral
kearah umbikulus. Respon yang timbul yaitu berupa kontraksi otot dinding perut.
b. Refleks Kornea
Jalannya impuls saraf pada refleks kornea adalah :
Rangsangan → Limbus kornea → N. Opthalmicus → Pons → N. Abducens →
Palpebra superior.
Pada percobaan ini, orang coba harus menggerakkan bola matanya ke lateral tanpa
menggerakkan kepalanya. Dengan menggunakan gulungan silinder halus kapas yang
steril, sisi kontralateral kornea disentuh. Respon yang timbul yaitu berupa kedipan
mata secara cepat.
c. Refleks Cahaya
Jalannya impuls saraf pada refleka cahaya ini adalah :
Retina → N. Opticus → Mesencepalon → N. Occulomotoris → M. Constrictor
pupillae
Pada percobaan ini, cahaya dari lampu senter disorotkan ke mata orang coba maka
pupil mata akan berkontraksi homolateral. Karena jika salah satu pupil berdilatasi
secara paradoks sebagai respon terhadap cahaya, maka mata tersebut dikatakan
memiliki APD. Keadaan ini memberikan suatu dugaan kuat adanya gangguan retina
extensive atau gangguan nervus optic, walaupun beberapa kondisi lain juga dapat
memproduksi APD.
d. Refleks Periost Radialis
Jalannya impuls saraf pada refleka periost radialis ini adalah :
Periosteum os radii → N. Radialis → L5-L6 → N. Radialis → M. Plexus
31
Pada percobaan ini, lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku
dan tangan sedikit dipronasikan. Selanjutnya periosteum diketuk dengan
menggunakan palu perkusi pada ujung distal os radii. Respon yang dihasilkan berupa
fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
e. Refleks Periost Ulnaris
Jalannya impuls saraf pada refleks periost ulnalis ini adalah :
Periost processus stiloideus → N. Medianus → C5-Th1 → N. Medianus → Pronasi.
Pada pencobaan ini, palu perkusi diketukkan pada bagian periost processus stiloideus
di bagian lengan bawah yang setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan antara
pronasi dan supinasi dan respon yang seharusnya dihasilkan berupa gerakan pronasi
tangan.
f. Knee Pess Refleks
Jalannya impuls saraf pada knee pess refleks ini adalah :
Tendo Patella → N. Femuralis → L2-L1 → N. Femuralis → M Quadriseps.
Pada percobaan ini, palu perkusi diketukkan pada tendo patella dan respon yang
seharusnya dihasilkan yaitu terangkatnya tungkai kaki dan adanya kontraksi dari otot
quadriseps. Namun pada percobaan ini tidak menghasilkan respon apapun. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu ketukan palu perkusi yang tidak
tepat pada ujung distal os radii, tekanan ketukan palu perkusi yang terlalu pelan, orang
coba yang hiposensitif, dll.
g. Achilles Pess Refleks
Jalannya impuls saraf pada archilles pess refleks ini adalah :
Tendo achilles → N. Tibia → S1-S2 → N. Tibia → M. Gastrocoemius.
Pada pecobaan ini, palu perkusi diketukkan pada gastrocnemius dan orang coba harus
dalam relaksasi yang sempurna namun respon yang seharusnya berupa fleksi dari kaki
dan kontraksi otot gastrocnemius tidak ditemukan, hal ini juga disebabkan oleh
beberpa faktor pada percobaan knee pess refleks.
h. Refleks Biseps
Jalannya impuls saraf pada refleks biseps ini adalah :
32
Tendo otot biseps → N. Musculocutaneus → C5-C6 → N. Musculocutaneus → Otot
biseps.
Pada percobaan ini, palu pekusi diketukkan pada tendo otot biseps dan seharusnya
akan menghasilkan respon berupa fleksi lengan pada siku dan kontraksi otot biseps.
Namun pada percobaan ini tidak terjadi respon apapun. Faktor yang menyebabkan hal
ini terjadi sama pada kedua percobaan diatas yaitu faktor hiposensitif, tekanan palu
perkusi, posisi ketukan palu perkusi, dll.
i. Refleks triseps
Jalannya impuls saraf pada reflek triseps ini adalah :
Tendo otot triseps → N. Radialis → C6-C8 → N. Radialis → Otot triseps.
Pada percobaan ini, palu perkusi diketukkan pada tendo dari otot triseps, namun tidak
terjadi respon sama sekali, hal ini juga disebabkan oleh faktor-faktor sebelumnya.
j. Withdrawl refleks
Jalannya impuls saraf pada withdrawl refleks ini adalah :
Kulit lengan → Neuron afferen → Interneuron afferen → Medulla spinalis → Neuron
efferen→ Efektor.
Pada percobaan ini, menggunakan jarum yang steril untu menusuk secara tiba-tiba
orang coba dan respon yang dihasilkan berupa fleksi lengan menjauhi stimulus.
Dalam melakukan semua percobaan di atas, adapun hal-hal yang akan melancarkan
dan menyempurnakan pelaksanaan praktikum, diantaranya : orang coba harus relaksasi
dengan sempurna, harus ada ketegangan optimal dari otot yang akan diperiksa, dan
pemeriksaan dengan menggunakan hammer dengan fleksi pada sendi tangan dan kekuatan
yang sama sehingga respon yang diharapkan dapat timbul.
33
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
mengerutkan kantung kemih
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
menghambat kontraksi kandung
kemih
Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu
dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
34
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
35
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari luar
tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak. Pada umunya gerak refleks
berlangsung terhadap stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau tiba-
tiba. Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan).
Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak reflak
ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kmudian impus tersebut dibawa
oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian impul dilanjutkan
oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah
respon/tanggapan.
V.2 SARAN
- Semoga waktu untuk mengerjakan laporan dapat ditambah.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks. Available from : www.ilmupedia . com .
Accessed: 17 november 2008
2. Gerak refleks pada manusia. Available from: www.wordpress.com.Accessed: 17
november 2008.
3. Refleks. Available from: www.wikipedia.ac.id . Accesed:17 november 2008.
4. Patellar reflex. Available from: www.wikipedia.ac.id. Accessed: 17 november
2008.
5. Reflex. Available from: www.wikipedia.ac.id. Accessed: 17 november 2008
6. Gary A.Thibodeau,Phd,KevinT.Patton,Phd.Anatomy&Physiology. Sixth edition.
7. William F.Ganong. Medical physiology. Twenty-first edition.
8. William F.Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20
9. Arthur C.Guyton. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Edisi III
37