referat frozen shoulder

21
Bagian Syaraf Referat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman FROZEN SHOULDER CININTA A. SAVITRI 05.48840.00241.09 Pembimbing dr. Susilo Siswoto, Sp. S LAB/SMF SYARAF FAKULTAS KEDOKTERAN i

Upload: gasomedic85

Post on 05-Dec-2014

569 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

Referat Frozen Shoulder

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Frozen Shoulder

Bagian Syaraf Referat

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

FROZEN SHOULDER

CININTA A. SAVITRI

05.48840.00241.09

Pembimbing

dr. Susilo Siswoto, Sp. S

LAB/SMF SYARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2011

i

Page 2: Referat Frozen Shoulder

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................

..................................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................

.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1

1.2 Tujuan..................................................................................................................

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi.................................................................................................................

3

2.2 Anatomi dan Fisiologi..........................................................................................

3

2.3 Epidemiologi........................................................................................................

4

2.4 Etiologi.................................................................................................................

4

2.5 Patofisiologi.........................................................................................................

5

2.6 Manifestasi Klinis................................................................................................

6

2.7 Faktor Resiko.......................................................................................................

7

2.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................

7

2.9 Penatalaksanaan...................................................................................................

8

ii

Page 3: Referat Frozen Shoulder

2.10 Prognosis............................................................................................................

9

BAB III PENUTUP...................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

11

iii

Page 4: Referat Frozen Shoulder

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Frozen shoulder, atau juga sering disebut sebagai adhesive

capsulitis, merupakan suatu kelainan di mana terjadi inflamasi pada

kapsul sendi bahu, yaitu jaringan ikat disekitar sendi glenohumeral,

sehingga sendi tersebut menjadi kaku dan terjadi keterbatasan gerak dan

nyeri yang kronis.

Adhesive capsulitis merupakan suatu kondisi yang sangat nyeri dan

melumpuhkan dan sering menyebabkan frustrasi besar bagi pasien dan

perawatnya karena pemulihannya yang lambat. Pergerakan bahu

menjadi sangat terbatas. Nyerinya biasanya terus-menerus, bertambah

parah pada malam hari, atau saat udara menjadi lebih dingin, dan akibat

keterbatasan pergerakan sehingga membuat melakukan kegiatan sehari-

hari menjadi sulit.

Kondisi ini, dimana penyebabnya masih belum diketahu, dapat

berlansung selama lima bulan hingga tiga tahun, dan pada beberapa

kasus diduga disebabkan oleh suatu trauma atau luka pada daeraj

tersebut. Diduga proses otoimun berperan, yaitu tubuh menyerang

jaringan sehat yang terdapat pada kapsul. Adanya kekurangan cairan

pada sendi juga menyebabkan keterbatasan gerak.

Selain kesulitan dalam melakukan tugas sehari-sehari, pasien

dengan adhesive capsulitis terkadang mengalami gangguan tidur akibat

nyeri yang bertambah pada malam hari. Kondisi ini dapat berlanjut

menyebabkan depresi serta nyeri pada leher dan punggung.

Faktor resiko dari frozen shoulder adalah diabetes, stroke,

kecelakaan, penyakit paru, kelainan jaringan ikat, dan penyakit jantung.

Kondisi ini jarang terjadi pada orang-orang dibawah usia 40 tahun.

Pengobatan mungkin menyakitkan dan berat dan terdiri dari terapi

fisik, pengobatan, terapi pijat, hydrodilatation atau operasi. Seorang

dokter juga dapat melakukan manipulasi di bawah anestesi, yang

iv

Page 5: Referat Frozen Shoulder

membuka perlekatan dan jaringan parut pada sendi untuk membantu

memulihkan gerak sendi. Nyeri dapata diatasi dengan analgesic dan

NSAID. Kondisi ini sering kalo merupakan penyakit self-limiting,

dapat sembuh tanpa operasi tapi memerlukan waktu hingga dua tahun.

Sebagian besar penderita penyakit ini dapat mengembalika 90% dari

kemampuan gerak sendi bahu. Pasien dengan frozen shoulder dapat

mengalami kesulitan bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari untuk

beberapa waktu.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman penyakit frozen

shoulder.

v

Page 6: Referat Frozen Shoulder

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Frozen shoulder, atau adhesive capsulitis adalah suatu kelainan di

mana terjadi inflamasi pada kapsul sendi bahu, yaitu jaringan ikat

disekitar sendi glenohumeral, sehingga sendi tersebut menjadi kaku dan

terjadi keterbatasan gerak dan nyeri yang kronis.

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Sendi pada bahu terdiri dari tiga tulang yaitu tulang klavikula,

skapula, dan humerus. Terdapar dua sendi yang sangat berperan pada

pergerakan bahu yaitu sendi akromiklavikular dan glenohumeral. Sendi

glenohumeral lah yang berbentuk “ball-and-socket” yang

memungkinkan untuk terjadi ROM yang luas. Struktur-struktur yang

membentuk bahu disebut juga sebgai rotator cuff. Tulang-tulang pada

bahu disatukan oleh otot, tendon, dan ligament. Tendon dan ligament

membantu member kekuatan dan stabilitas lebih. Otot-otot yang

menjadi bagian dari rotator cuff adalah m. supraspinatus, m.

infraspinatus, m. teres minor, dan m. subscapularis.

Otot-otot pada rotator cuff sangat penting pada pergerakan bahu

dan menjaga stabilitas sendi glenohumeral. Otot ini bermulai dari

scapula dan menyambung ke humerus membuat seperti cuff atau

manset pada sendi bahu. Manset ini menjaga caput humeri di dalam

fossa glenoid yang dangkal.

Otot-otot pada rotator cuff menjada “ball” dalam “socket” pada

sendi glenohumeral dan memberikan mobilitas dan kekuatan pada sendi

shoulder. Terdapat dua bursa untuk memberi bantalan dan melingungi

dari akromion dan memungkinkan gerakan sendi yang lancar.

Saat terjadi abduksi lengan, rotator cuff memampatkan sendi

glenohumeral, sebuah istilah yang dikenal sebagai kompresi cekung

(concavity compression), untuk memungkinkan otot deltoid yang besar

vi

Page 7: Referat Frozen Shoulder

untuk terus mengangkat lengan. Dengan kata lain, rotator cuff, caput

humerus akan naik sampai sebagian keluar dari fosa glenoid,

mengurangi efisiensi dari otot deltoid.

2.3 Epidemiologi

Nyeri pada bahu merupakan penyebab kelainan muskuloskletal

tersering ketiga setelah nyeri punggung bawah dan nyeri leher.

Prevalensi dari frozen shoulder pada populasi umum dilaporkan sekitar

2%, dengan prevalensi 11% pada penderita diabetes.

Frozen shoulder dapat mengenai kedua bahu, baik secara

bersamaan atau berurutan, pada sebanyak 16% pasien. Frekuensi frozen

shoulder bilateral lebih sering pada pasien dengan diabetres dari pada

yang tidak. Pda 14% pasien, saat frozen shoulder masih terjadi pada

suatu bahu, bahu kontralateral juga terpengaruh. Frozen shoulder

kontralateral biasanya terjadi dalam waktu 5 tahun onset penyakit.

Suatu relapse frozen shoulder pada bahu yang sama jarang terjadi.

Frozen shoulder sering terjadi pada pasien denga hipertiroid dan

hipertriglicemi. Meskipun berbagai penulis melaporkan bahwa penyakit

jantung, tuberkulosis, dan berbagai kondisi medis lainnya dapat

berhubungan dengan FS, namun asosiasi ini sebagian besar hanya

anekdot dan tidak didukung dengan studi case control.

2.4 Etiologi

Frozen shoulder dapat terjadi akibat suatu proses idiopatic atau

akibat kondisi mendara yang menyebabkan sendi tidak digunakan.

Idiopatic frozen shoulder sering terjadi pada dekade ke empat atau ke

enam.

Rotator cuff tendinopati, bursitis subacromial akut, patah tulang

sekitar collum dan caput humeri, stroke paralitic adalah factor

predisposisi yang sering menyebabkan terjadinya frozen shoulder.

Penyebab tersering adalah rotator cuff tendinopati dengan sekitan 10%

dari pasien degan kelainan ini akan mengalamai frozen shoulder. Pasien

vii

Page 8: Referat Frozen Shoulder

dengan diabetes mellitus dan pasien yang tidak menjadalani fisioterapi

juga memiliki resiko tinggi. Penggunaan sling terlalu lama juga dapat

menyebabkan frozen shoulder.

Frozen shoulder dapat terjadi setelah imobilisasi yang lama akibat

trauma atau operasi pada sendi tersebut. Biasanya hanya satu bahu yang

terkena, akan tetapi pada sepertiga kasus pergerkana yang terbatas

dapat terjadi pada kedua lengan.

2.5 Patofisiologi

Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa

penulis menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi

yang lama. Setiap nyeri yang timbul pada bahu dapat merupakan awal

kekakuan sendi bahu. Hal ini sering timbul bila sendi tidak digunakan

terutama pada pasien yang apatis dan pasif atau dengan nilai ambang

nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri yang ringan akan

membidai lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang imobil akan

menyebabkan stasis vena dan kongesti sekunder dan bersama-sama

dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan reaksi timbunan

protein, edema, eksudasi, dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan

menyebabkan adhesi antara lapisan bursa subdeltoid, adhesi

ekstraartikuler dan intraartikuler, kontraktur tendon subskapularis dan

bisep, perlekatan kapsul sendi.

Penyebab frozen shoulder mungkin melibatkan proses inflamasi.

Kapsul yang berada di sekitar sendi bahu menebal dan berkontraksi.

Hal ini membuat ruangan untuk tulang humerus bergerak lebih kecil,

sehingga saat bergerak terjadi nyeri.

Penemuan makroskopik dari patofisiologi dari frozen shoulder

adalah fibrosis yang padat dari ligament dan kapsul glenohumeral.

Secara histologik ditemukan prolifrasi aktif fibroblast dan fibroblas

tersebut berubah menjadi miofibroblas sehingga menyebabkan matriks

yang padat dari kolagen yang berantakan yang menyebabkan kontraktur

viii

Page 9: Referat Frozen Shoulder

kapsular. Berkurangnya cairan synovial pada sendi bahu juga

berkontribusi terhadap terjadinya frozen shoulder.

Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan

thrombine dan fibrinogen membentuk protein yang disebut fibrin.

Protein tersebut menyebabkan penjedalan dalam darah dan membentuk

suatu substansi yang melekat pada sendi. Perlekatan pada sekitar sendi

inilah yang menyebabkan perlekatan satu sama lain sehingga

menghambat full ROM. Kapsulitis adhesiva pada bahu inilah yang

disebut frozen shoulder.

Terdapat pula pendapat yang menyatakan adanya proses

perrubahan vakuler pada frozen shoulder.

2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari frozen shoulder memiliki cirri khas yaitu

terbagi dalam tiga fase, nyeri, kaku, dan perbaikan. Proses alamiah dari

fase-fase ini biasanya berjalan selama 1 hingga 3 tahun.

Fase pertama sering disebut juga sebagai painful atau freezing

stage, fase ini diawalin dengan rasa nyeri pada bahu. Pasien akan

mengeluhkan nyeri saat tidur dengan posisi miring dan akan membatasi

gerak untuk menghindari nyeri. Pasien akan sering mengeluhkan nyeri

pada daerah deltoid. Sering kali pasien tidak akan meminta bantuan

medis pada fase ini, karena dianggap nyeri akan hilang dengan

sendirinya. Mereka dapat mencoba mengurangi nyeri dewngan

analgesic. Tidak ada trauma sebelumnya, akan tetapi pasien akan ingat

pertama kali dia tidak bisa melakukan kegiatan tertentu akibat nyeri

yang membatasi pergerakan. Fase ini dapat berlangsung selama 2

sampai 9 bulan.

Fase kedua ini disebut stiff atau frozen fase. Pada fase ini

pergerakan bahu menjadi sangat terbatas, dan pasien akan menyadari

bahwa sangat sulit untuk melalukan kegiatan sehari-hari, terutama yang

memerlukan terjadinya rotasi interna dan externa serta mengangkat

lengan seperti pada saat keramas atau mengambil sesuatu yang tinggi.

ix

Page 10: Referat Frozen Shoulder

Saat in pasien biasanya mempunyai keluahans spesifik seperti tidak bisa

menggaruk punggung, atau memasang BH, atau mengambil sesuatu

dari rak yang tinggi. Fase ini berlangsung selama 3 bulan hingga 1

tahun.

Fase terakhir adalah fase resolusi atau thawing fase. Pada fase ini

pasien mulai bisa menggerakan kembali sendi bahu. Setelah 1-3 tahun

kemampuan untuk melakukan aktivitas akan membaik, tapi pemulihan

sempurna jarang terjadi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hilangnya gerak pada segala

arah baik secara gerak aktif maupun pasif. Pada pemeriksaan fisik,

fleksi atau elevasi mungkin kurang dari 90 derajat, abduksi kurang dari

45 derajat, dan rotasi internal dan eksternal dapat berkurang sampai 20

derajat atau kurang. Terdapat pula restriksi pada rotasi eksternal.

Tes Appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi

lingkup gerak sendi aktif. Pasien diminta menggaruk daerah angulus

medialis skapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang

kepala. Pada frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini.

Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk

muskulotendineus rotator cuff. Bila gangguan berkelanjutan akan

terlihat bahu yang terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena

atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya.

2.7 Faktor Resiko

Frozen shoulder lebih sering terjadi pada wanita. Frozen shoulder

sering terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma atau operasi

pada sendi bahu. Orang dengan diabetes, penyakit jantung, penyakit

paru, hipertiroid, dan hipertriglisemi cenderung berisiko untuk

mengalami frozen shoulder.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Pada prinsipnya diagnosa frozen shoulder ditegakan berdasarkan

manifestasi klinis. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan

x

Page 11: Referat Frozen Shoulder

radiologis hanya dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

penyakit lain. Pemeriksaan lab kadang dilakukan karena sering pada

penderita fronzen shoulder merupakan penderita diabetes yang tidak

diketahui.

2.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari frozen shoulder berfokus pada

mengembalikan pergerakan sendi dan mengurangi nyeri pada bahu.

Biasanya pengobatan diawali dengan pemberian NSAID dan pemberian

panas pada lokasi nyeri, dilanjutkan dengan latihan-latihan gerakan.

Pada beberpa kasus dilakukan TENS untuk mengurangi nyeri.

Langkah selanjutnya biasanya melibatkan satu atau serangkaian

suntikan steroid (sampai enam) seperti Methylprednisolone. Pengobatan

ini dapat perlu dilakukan dalam beberapa bulan. Injeksi biasanya

diberikan dengan bantuan radiologis, bisa dengan fluoroskopi, USG,

atau CT. Bantuan radiologis digunakan untuk memastikan jarum masuk

dengan tepat pada sendi bahu. Kortison injeksikan pada sendi untuk

menekan inflamasi yang terjadi pada kondisi ini. Kapsul bahu juga

dapat diregangkan dengan salin normal, kadang hingga terjadi rupture

pada kapsul untuk mengurangi nyeri dan hilangnya gerak karena

kontraksi. Tindakan ini disebut hidrodilatasi, akan tetapi terdapat

beberapa penelitian yang meragukan kegunaan terapi tersebut.

Apabila terapi-terapi ini tidak berhasil seorang dokter dapat

merekomendasikan manipulasi dari bahu dibawah anestesi umum untuk

melepaskan perlengketan. Opersai dilakukan pada kasus yang cukup

parah dan sudah lama terjadi. Biasanya operasi yang dilakukan berupa

arthroskopi.

Mungkin diperlukan juga fisioterapi dan latihan gerak. Fisioterapi

dapat berupa pijatan atau pemeberian panas.

xi

Page 12: Referat Frozen Shoulder

2.10 Prognosis

Pasien dengan frozen shoulder bisa sembuh, namun sebagian besar

penderita frozen shoulder kehilangan sebagian fungsi gerak dari sendi

bahu.

xii

Page 13: Referat Frozen Shoulder

BAB III

PENUTUP

Frozen shoulder merupakan suatu kelainan muskuloskletal yang terjadi

akibat inflamasi sendi bahu. Frozen shoulder menyebabkan penderitanya sulit

melakukan aktifitas sehari-hari akibat nyeri yang timbul saat menggerakan sendi

bahu sehingga pergerkan menjadi terbatas. Penatalaksanaan untuk penyakit ini

adalah pemberian analgesic, NSAID, atau kortikosteroid, menjalaini fisioterapi,

atau pembedahan.

xiii

Page 14: Referat Frozen Shoulder

DAFTAR PUSTAKA

Reeves B. The natural history of the frozen shoulder syndrome. Scand J

Rheumatol. 1975;4(4):193-6.

Walmsley S, Rivett DA, Osmotherly PG. Adhesive capsulitis: establishing

consensus on clinical identifiers for stage 1 using the DELPHI technique.

Phys Ther. Sep 2009;89(9):906-17.

Ogilvie-Harris DJ, Biggs DJ, Fitsialos DP, et al. The resistant frozen shoulder.

Manipulation versus arthroscopic release. Clin Orthop Relat Res. Oct

1995;238-48.

Binder AI, Bulgen DY, Hazleman BL, Roberts S. Frozen shoulder: a long-term

prospective study. Ann Rheum Dis. Jun 1984;43(3):361-4.

Veitå, Einar Kristian; Tariq, Rana; Sesseng, Solve; Juel, Niels Gunnar; Bautz-

Holter, Erik (2008). "Hydrodilatation, corticosteroids and adhesive

capsulitis: A randomized controlled trial". BMC Musculoskeletal

Baums, M. H.; Spahn, G.; Nozaki, M.; Steckel, H.; Schultz, W.; Klinger, H.-M.

(2006). "Functional outcome and general health status in patients after

arthroscopic release in adhesive capsulitis". Knee Surgery, Sports

Traumatology, Arthroscopy 15: 638–44.

Bulgen DY, Binder A, Hazleman BL, Park JR. Immunological studies in frozen

shoulder. J Rheumatol. 1982 Nov-Dec;9(6):893-8.

Bunker TD, Anthony PP. The pathology of frozen shoulder. A Dupuytren-like

disease. J Bone Joint Surg Br. 1995 Sep;77(5):677-83.

Khazzam et al. American Journal of Orthopedics - Open Shoulder Stabilization

Using bone block technique for treatment of chronic glenohumeral

instability associated with glenoid deficiency.". American Journal of

Orthopedics. July, 2009.

http://www.amjorthopedics.com/pdfs/038070329.pdf.

Shaffer B, Tibone JE, Kerlan RK. Frozen Shoulder: A Long-Term Follow-up. J

Bone Joint Surg Am. 1992 Jun;74(5):738-46.

xiv