refarat jiwa harlan
TRANSCRIPT
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
I. PENDAHULUAN
Gangguan afektif bipolar merupakan gangguan yang tersifat oleh episode
berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai
penambahan energy dan aktivitas ( mania atau hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan afek di sertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi)(1).
Pada gangguan bipolar yang khas biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2
minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-
rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia
lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang
penuh stress atau trauma mental lain ( adanya stress tidak esensial untuk penegakan
diagnosis)(1).
Gangguan bipolar merupakan penyakit yang serius yang bersifat kronik dan
membutuhkan monitoring yang lama dari seorang psikiatri.Penggunaan obat-obat
yang bersifat mood stabilisator seperti lithium, asam valproat, anti psikotik generasi
kedua, karbamazepin, dan lamotrigin dapat bersifat efektif dalam pengobatan pasien
bipolar dengan episode akut dan dapat bersifat sebagai profilaksis untuk episode
berikutnya(1).
II. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Gangguan Bipolar (GB) I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II
berkisar antara 0,3%-4,8%, siklotimia antara 0,5%-6,3%, dan hipomania antara 2,6%-
7,8%. Total prevalensi spektrum bipolar, selama kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%.(2) Prevalensi angka harapan hidup pasien dengan gangguan bipolar I (depresi dan
mania) sekitar 0,8% pada populasi orang dewasa dengan range 0,4% dan 1,6%.
1
Gangguan bipolar II (depresi dan hipomania) memilki angka harapan hidupsekitar
0,5% dari populasi orang dewasa. gangguan bipolar II lebih sering terjadi pada
wanita. Sementara gangguan bipolar I biasanya terdistribusi secara merata antara
wanita dan pria (3).
III. ETIOLOGI
Sampai saat ini, penyebab utama dari gangguan bipolar masih belum jelas
diketahui. Namun, dari beberapa hasil penelitian,ada beberapa faktor resiko yang
dapat memicu terjadinya gangguan bipolar diantaranya sebagai berikut :
1. Genetik
Anak-anak dengan orang tua atau saudara yang memiliki gangguan
bipolarmemilki kecenderungan 4-6 kali lebih mungkin untuk menderita
gangguan bipolar, dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat
keluarga dengan gangguan bipolar.(4)
2. Kerentanana psikologis(psychological vulnerability).
Kepribadian dan cara seseorang menghadapi masalah hidup kemungkinan
juga berperanan dalam mendorong munculnya gangguan bipolar.(5)
3. Lingkungan yang menekan (stressful) dan kejadian dalam hidup (live events).
Riwayat pelecehan, pengalaman hidup yang menekan.(5)
4. Gangguan neurotransmitter di otak. (5)
5. Gangguan keseimbangan hormonal. (5)
6. Faktor biologis.
Ada beberapa perubahan kimia di otak yang diduga terkait dengan gangguan
bipolar.Hal ini menunjukkan adanya faktor biologis dalam masalah gangguan
bipolar. (5)
Beberapa kondisi kesehatan yang biasanya menyertai gangguan jiwa bipolar (5).
Pada seseorang yang menderita gangguan jiwa bipolar, sebelum mendapat
diagnosa atau beberapa saat setelah didiagnosa, sering ditemukan beberapa
2
penyakit lain. Kondisi tersebut perlu didiagnosa dan diobati karena dapat
memperburuk gangguan bipolar. Beberapa kondisi tersebut adalah:
• Anxiety disorder, gangguan kecemasan termasuk didalamnya post traumatic
stress disorder (PTSD).
• Attention-deficit/ hyperactivity disorder (ADHD), Gangguan hiperaktivitas dan
kurang atensi/ perhatian, ADHD mempunyai gejala yang tumpang tindih
(overlap) dengan gangguan bipolar. Oleh karena itu, gangguan bipolar sering
sulit dibedakan dari ADHD.Gangguan ADHD sering keliru didiagnosa
gangguan bipolar, atau sebaliknya.Bahkan kadang seseorang didiagnosa dengan
2 penyakit sekaligus.
• Kecanduan obat bius. Banyak penderita gangguan bipolar juga kecanduan
rokok, alkohol atau obat obatan. Obat obatan atau alkohol seperti dapat
meringankan gejala bipolar, namun sebenarnya akan dapat memicu,
memperparah atau memperlama depresi atau mania.
• Gangguan kesehatan fisik. Penderita gangguan jiwa bipolar sering menderita
sakit jantung, kelenjar gondok atau kegemukan.
IV. MANIFESTASI KLINIK
Di bawah ini adalah jenis-jenis GB sesuai dengan kriteria diagnostic yang terera
dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-Text Revision
(DSM-IV TR)(6)(7)
Episode manik(6)(7) :
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood
yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih
gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
- Grandiositas atau percaya diri berlebihan
- Berkurangnya kebutuhan tidur
- Cepat dan banyaknya pembicaraan
3
- Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
- Perhatian mudah teralih
- Peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
- Meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)
- Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang
matang).
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran psikotik,
hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsi
sosial dan pekerjaan.
Episode depresi mayor(7) :
Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat simtom/tanda yaitu:
- Mooddepresif atau hilangnya minat atau rasa senang
- Menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
- Sulit atau banyak tidur
- Agitasi atau retardasi psikomotor
- Fatig atau berkurangnya tenaga
- Menurunnya harga diri
- Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
- Pesimis
- Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana) atau
tindakan bunuh diri.
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi
personal, sosial, atau pekerjaan.
Episode Campuran(6)(7)
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang
terjadi secara bersamaan.Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik),
iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri,
4
insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-
kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan
untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan
mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
Episode Hipomanik(6)(7)
Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan
mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala bila
mood iritabel) yaitu:
- Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
- Berkurangnya kebutuhan tidur
- Meningkatnya pembicaraan
- Lompat gagasan atau pikiran berlomba
- Perhatin mudah teralih
- Meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor
- Pikiran menjadi lebih tajam
- Daya nilai berkurang
Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau
pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi
personal, sosial, dan pekerjaan.Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali
oleh keluarga.
Siklus Cepat
Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode – depresi,
hipomania atau mania – dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang
mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubungan
interpersonal atau pekerjaan(7).
5
Siklus Ultra Cepat
Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam
beberapa hari.Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan siklotimia
dan sangat sulit diatasi. (7)
Simtom Psikotik
Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling
sering yaitu:
- Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
- Waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan waham
nihilistik terjadi pada episode depresi.Ada kalanya simtom psikotik tidak serasi
dengan mood. Pasien dengan GB sering didiagnosis sebagai skizofrenia(7)
V. PSIKODINAMIKA GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
Menurut pangangan psikodinamika, gangguan bipolar mewakili dominasi yang
berubah-ubah dari keperibadian individu antara ego dan superego. Dalam fase
depresi, superego adalah dominan, memproduksi kesadaran yang berlebihan atas
kesalahan-kesalahan, dan membanjiri individu dengan perasaan bersalah dan
ketidakberhargaan. Setelah beberapa waktu, ego muncul kembali dan mengambil alih
supermasi, memproduksi perasaan girang dan self-confidence yang menandai fase
manik. Ekshibisi ego yang berlebihan nantinya akan memicu kembalinya rasa
bersalah, sekali lagi menenggelamkan individu kedalam depresi ( Nevid, Rethus &
Greene, 2003).
Genetik
Gangguan bipolar besar kemungkinannya merupakan sebuah penyakit
keturunan (gershon et al. 1982, dalam El-Mallakh & Ghaemi, 2006). Beberapa
penelitian menunjukkan apabila saudara kandung menderita gangguan bipolar maka
6
5%-10% saudara yang lain memderita gangguan yang sama, apabila saudara kembar
dengan satu zigot kemungkinan bertambah besar menjadi 47%-70% (Craddock &
Jones, 1999, El-Mallakh & ghaemi, 2006).
Pengaruh lingkungan
Miklowitz (2002) mengatakan bahwa lingkungan dapat menjadi salah satu faktor
penyebab timbulnya gangguan bipolar. Salah satu lingkungan yang berpotensi
menyebabkan gangguan adalah perubahan hidup besar yang dialami seseorang.
Sebuah penelitiaan menunjukkan bahwa peristiwa hidup seperti menikah, mempunyai
anak, mendapat atau kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang mencintai dapat
menjadi pemicu munculnya gangguan bipolar (johnson & Robert, 1995 dalam
Miklowitz, 2002). Konflik dengan significant other juga beberapa memunculkan
gangguan bipolar. Dari sebuah penelitian diperoleh hasil bahwa konflik di antara
keluarga dapat memicu munculnya perilaku manik atau depresi (O’Connell et al.,
1991; Priebe et al., 1989; Honig et al., 1997 dalam Miklowoitz, 2002). Significant
other pun tidak hanya keluarga, namun termasuk di dalamnya kekasih, teman, atau
atasan di kantor (Miklowitz, 2002).
VI. DIAGNOSIS (7)
Gangguaan suasana perasaan (mood afektif)
F30 Episode manik
F30.0 Hipomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.3 Episode manik lainnya
F30.4 Episode manik YTT
F31 Gangguan Afek bipolar
7
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan
aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek
disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa
biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya
mulai dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan)
meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua
macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress
atau trauma mental lainnya (adanya stress tidak esensial untuk penegakan
diagnosis).
Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif
Tidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manik tunggal (F30)
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik
Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik ,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
8
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif atau campuran) di masa lampau
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan
(F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3);dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran dimasa lampau
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan
depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
9
mania/hipomania dan depresif yang sama-sama mencolok selama masa
terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depres if atau
campuran).
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
Gangguan Mood Bipolar I
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Tunggal(7)
Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episode
depresi mayor sebelumnya.
Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung atau kondisi medik
umum
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
10
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini(7)
Saat ini dalam episode manik
Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,
depresi, atau campuran
Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini(7)
Saat ini dalam episode campuran
Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau
campuran
Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif
dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan
waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini(7)
Saat ini dalam episode hipomanik
11
Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuran
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini(7)
Saat ini dalam episode depresi mayor
Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuran
Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak
bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau
dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Yang Tidak Dapat Diklasifikasikan Saat Ini(7)
Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,
campuran, atau episode depresi.
Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuran
12
Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan di tempat lain.
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar II(7)
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu
episode hipomanik
Gangguan Siklotimia(7)
Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala –
gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejaladepresi yang
tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor.Untuk anak-anak dan
remaja durasinya paling sedikit satu tahun.
Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-
gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama
dua tahun gangguan tersebut
Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan
manik atau episode campuran (diagnosis GB I dan gangguan siklotimia dapat
dibuat) atau episode depresi mayor (diagnosis GB II dan gangguan siklotimia
dapat ditegakkan)
Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih
dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham,atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
13
Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukupbermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
VII. PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang biasa digunakan dalam penanganan gangguan bipolar antara lain
sebagai berikut :
Stabilisator Mood
Litium
Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu. Ia
lebih superiorbila dibandingkan dengan plasebo.Litium merupakan agen stabilisator
mood paling efektif pada pasien dengan gangguan bipolar dan merupakan gold
standard dalam satabilisasi mood dan merupakan pilihan terapi lini pertama pada
pasien dengan gangguan bipolar.(8
Farmakologi
Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam
bentuk utuhhanya melalui ginjal(7).
Indikasi
Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai
terapirumatan GB (7)
Dosis
Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi
dosis hinggamencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan
terjadi dalam 7-14 hari.Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari.Dosis untuk mengatasi
keadaan akut lebih tinggi biladibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk
terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L,
14
tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejalatoksisitas litium dapat terjadi
bila dosis >1,5 mEq/L(7).
Efek samping
Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,
penambahanberat badan, dan penumpulan kognitif. Litium juga memilki efek
samping terhadap gangguan perhatian,gangguan pada memori jangka pendek dan
gangguan pada kemampuan psikomotor.(8) Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati
dapat pulaterjadi akibat penggunaan litium. Neurotoksisitas bersifat
ireversibel.Akibat intoksikasi litium,defisit neurologi permanen dapat terjadi
misalnya, ataksia, defisist memori, dan gangguanpergerakan.Untuk mengatasi
intoksikasi litium, hemodialisis harus segera dilakukan.Litium dapat merusak tubulus
ginjal.Faktor risiko kerusakan ginjal adalah intoksikasilitium, polifarmasi dan adanya
penyakit fisik lainnya.Pasien yang mengonsumsi litium dapatmengalami poliuri.Oleh
karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum air. (7)
Pemeriksaan Laboratorium
Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi
tiroid, harusdiperiksa terlebih dahulu.Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun,
pemeriksaan EKG harusdilakukan.Fungsi ginjal harus diperiksa setiap 2-3 bulan dan
fungsi tiroid dalam enam bulanpertama.Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan tiroid
diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bilaada indikasi. (7)
Wanita Hamil
Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi
janin.Kejadiannyameningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih
dini.Wanita dengan GB yangderajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat
melanjutkan litium selama kehamilan bilaada indikasi secara klinis.Kadar litium
darahnya harus dipantau dengan seksama.PemeriksaanUSG untuk memantau janin,
harus dilakukan.Selama kehamilannya, wanita tersebut harusdisupervisi oleh ahli
kebidanan dan psikiater.Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium terhadapjanin dan
efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan.(7)
15
Valproat
Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai
antimania.Valproat tersedia dalam bentuk:
1. Preparat oral;
a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antaraasam valproat dan sodium
valproat adalah sama(1:1)
b. Asam valproat
c. Sodium valproat
d. Sodium divalproat, kapsul yang mengandungpartikel-partikel salut yang
dapat dimakan secarautuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.
e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekalisehari.
2. Preparat intravena
3. Preparat supositoria
Meskipun valproat memilki efek menstabilkan suasana hati, namun valproat
rentan terhadap efek negatif kognitif pada berbagai dimensi seperti kemampuan
belajar, memori, perhatian dan kecepatan motorik.Efek ini telah dikonfirmasi dalam
dua penelitian terbaru pada pasien dengan gangguan bipolar, dimana valproat
memiliki efek samping lebih banyak disbanding dengan obat antikonvulsan yang lain (8).
Farmakologi
Terikat dengan protein.Diserap dengan cepat setelah pemberian oral.
Konsentrasipuncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam
sedangkan sodiumdivalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat
lebih cepat bila dibandingkandengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat
diminum bersamaan dengan makanan.Ikatan valproat dengan protein meningkat bila
diet mengandung rendah lemak dan menurun biladiet mengandung tinggi lemak(7).
Dosis
16
Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum
berkisarantara 45 -125 чg/mL.Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat
dengan konsentrasiplasma <50 чg /mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-
20 mg/kg/hari atau 250 – 500mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai
konsentrasi serum 45- 125 чg /mL. Efeksamping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu
makan, dan penurunan leukosit serta trombositdapat terjadi bila konsentrasi serum
>100 чg /mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproate dalam plasma yang
dianjurkan adalah antara 75-100 чg /mL(7).
Indikasi
Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi
rumatanGB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat,
GB pada anak danremaja, serta GB pada lanjut usia(7).
Efek Samping
Valproat ditoleransi dengan baik.Efek samping yang dapat terjadi, misalnya
anoreksia,mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim
transaminase, sedasi, dantremor.Efek samping ini sering terjadi pada awal
pengobatan dan bekurang dengan penurunandosis atau dengan berjalannya waktu.
Efek samping gastrointestinal lebih sering terjadi padapenggunaan asam valproat dan
valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodiumdivalproat(7).
Lamotrigin
Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi.Ia menghambat
kanal Na+.Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamate(7).
Farmakokinetik
Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat.Ia dengan cepat melewati sawar otak
danmencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin
dieksresikan dalambentuk utuh(7).
Indikas i
17
Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun
rumatan.Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat(7).
Dosis
Berkisar antara 50-200 mg/hari(7).
Efek Samping
Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk
kemerahandi kulit(7).
Antipsikotika Atipik
Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif
sebagai terapi linipertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah
olanzapin, risperidon,quetiapin, dan ripiprazol(7).
Risperidon
Risperidon adalah derivat benzisoksazol yang merupakan antipsikotika atipik
pertamayang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin(7).
Absorbsi
Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh
enzimhepar yaitu CYP 2D6(7).
Dosis
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet
dan cairan.Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat
dinaikkan hingga mencapaidosis 4 mg/hari.Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6
mg/hari.Risperidon injeksi jangkapanjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi
rumatan GB.Dosis yang dianjurkan untukorang dewasa atau orang tua adalah 25 mg
setiap dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25mg, dosis dapat dinaikkan menjadi
37,5 mg - 50 mg per dua minggu(7).
Indikasi
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan(7)
Efek Samping
18
Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan,
berkurangnya gairahseksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon bila
dibandingkan dengan padaplasebo.Meskipun risperidon tidak terikat secara bermakna
dengan reseptor kolinergikmuskarinik, mulut kering, mata kabur, dan retensi urin,
dapat terlihat pada beberapa pasien dansifatnya hanya sementara. Peningkatan berat
badan dan prolaktin dapat pula terjadi padapemberian risperidon(7).
Olanzapin
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas
terhadapdopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik,
histamin 1(H1), dan 1-adrenergik(7).
Indikasi
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania
dancampuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB(7).
Dosis
Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari(7).
Efek Samping
Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah beberapa
lama.Efekantikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat rendah dan tidak
menyebabkanpenghentian pengobatan.Risiko terjadinya diabetes tipe-2 relatif tinggi
bila dibandingkandengan antipsikotika atipik lainnya. Keadaan ini dapat diatasi
dengan melakukan psikoedukasi,misalnya merubah gaya hidup, diet dan latihan
fisik(7).
Quetiapin
Quetiapin merupakan suatu derivat dibenzotiazepin yang bekerja sebagai
antagonis 5-HT1A dan 5-HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor
adrenergik α1 dan α2. Afinitasnyarendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih tinggi
terhadap serotonin 5-HT2A(7).
Dosis
19
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia
dalambentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan
300 mg, denganpemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-XR
dengan dosis 300 mg, satukali per hari(7).
Indikasi
Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus
cepat, baikdalam keadaan akut maupun rumatan(7).
Efek Samping
Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik.Sedasi merupakan efek
samping yangsering dilaporkan.Efek samping ini berkurang dengan berjalannya
waktu.Perubahan dalamberat badan dengan quetiapin adalah sedang dan tidak
menyebabkan penghentian pengobatan.Peningkatan berat badan lebih kecil bila
dibandingkan dengan antipsikotika tipik(7).
Aripiprazol
Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin(7).
Farmakologi
Aripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta
antagonis 5-HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3, afinitas
sedang pada D4, 5-HT2c,5-HT7, α1- adrenergik, histaminergik (H1), dan serotonin
reuptake site (SERT), dan tidak terikatdengan reseptor muskarinik kolinergik(7).
Dosis
Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis
efektifnyaper hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan yaitu
antara 10 - 15 mg dandiberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual, insomnia, dan
akatisia, dianjurkan untukmenurunkan dosis. Beberapa klinikus mengatakan bahwa
dosis awal 5 mg dapat meningkatkantolerabilitas(7).
Indikasi
20
Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut.Ia
juga efektifuntuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi tambahan
pada GB I, episodedepresi(7).
Efek Samping
Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, anksietas, dan mual merupakan
kejadianyang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang
mendapataripiprazol.Efek samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara
bermakna dengan plasebo.Akatisia dapat terjadi dan kadang-kadang dapat sangat
mengganggu pasien sehingga seringmengakibatkan penghentian pengobatan.
Insomnia dapat pula ditemui.Tidak ada peningkatanberat badan dan diabetes melitus
pada penggunaan aripiprazol. Selain itu, peningkatan kadarprolaktin juga tidak
dijumpai. Aripiprazol tidak menyebabkan perubahan interval QTc(7).
Antidepresan
Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi.Penggunaannya
harus dalamjangka pendek.Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi
hipomania atau mania.Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania,
antidepresan hendaklah dikombinasidengan stabilisator mood atau dengan
antipsikotika atipik(7).
Pengobatan Episode Manik Akut:
Ada dua komponen untuk manajemen farmakologis mania akut,yang pertama
adalah dimulainya dengan pemberian mood stabilizer (yaitu lithium, sodium
valproate, karbamazepine atau olanzapine). Komponen kedua adalah konkuren (atau
adjuvan) antipsikotik atau benzodiazepine (atau kombinasinya) - pada dasarnya
sebagai sarana menenangkan atau menenangkan pasien dengan mania sebagai
prosedur sementara sampai efek stabilizer suasana menjadi jelas(9).
Pengobatan Mania Dengan Episode Campuran:
21
Dari hasil penelitian telah menunjukan pada pasien mania dengan episode
campuran penggunaan valproate lebih efektif sebagai regimen pengobatan, sementara
penggunaan karbamazepin pada kasus ini kurang begitu efektif.Penggunaan litium
direkomendasikan apabila terjadi kegagalan terhadap penggunaan antikonvulsan.
Sementara olanzapine lebih efektif digunakan pada pasien-pasien yang memilki
gejala mania dan campuran(9).
22
Keterangan gambar :Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik
Pengobatan Gangguan Bipolar Episode Depresi Akut:
Penggunaan Mood stabilizer dalam hal ini lihtium sebagai lini pertama masih
menjadi rekomendasi para ilmuwan.Pada beberapa kasus jika terjadi kegagalan pada
penggunaan lhitium dapat digunakan lamotrigin atau valproate sebagai pengobatan
lini pertama.Lithium memilki onset yang lambat dan tidak seefektif penggunaan
23
lamotrigin.Sementara valproate juga direkomendasikan pada gangguan bipolar
dengan gejala siklus cepat. Sementara pada pengobatan lini kedua dapat
dipertimbangkan penggunaan quetiapin,divalproat dan selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI)(9).
24
Keterangan gambar :Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik, Olz = olanzapin, Que = quetiapin, Lamotrigin, SSRI = selective serotonin reuptake inhibitor, Bup = bupropion
Pada hampir sebagian besar kasus, pasien-pasien dengan gangguan bipolar dapat
disertai perilaku penyalahgunaan minuman beralkohol.Pada keadaan-keadaan tertentu
seperti ini, dari beberapa penelitian merekomendasikan beberapa obat yang dapat
menurunkan angka penyalahgunaan alkohol pada penderita gangguan bipolar
diantaranya valproate, topiramat, naltrexone, dan aripripazole. Senyawa-senyawa
tersebut terbukti efektif dalam mengurangi penyalahgunaan alcohol pada pasien-
pasien dengan gangguan bipolar(10).
25
VIII. KESIMPULAN
Gangguan bipolar merupakan gangguan yang tersifat oleh episode berulang
(sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas
terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
energy dan aktivitas ( mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek di sertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
Gangguan bipolar dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya faktor genetik,
kerentanan psikologis, lingkungan, gangguan neurotransmitter di otak, gangguan
kesimbangan hormonal, dan faktor biologis.
Penggunaan obat-obat yang bersifat mood stabilisator seperti lithium, asam
valproat, anti psikotik generasi kedua, karbamazepin, dan lamotrigin dapat bersifat
efektif dalam pengobatan pasien bipolar dengan episode akut dan dapat bersifat
sebagai profilaksis untuk episode berikutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim Rusdi.2003.Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas PPDGJ-III.Nuh
Jaya:Jakarta.
2. Longo.2013. Harrison’s Manual of Medicine 18th Edition. Mc Graw-Hill:North
America.
3. Departement of Va/Dod .2010. Clinical Practice Guideline For Management Of
Bipolar Disorder In Adults. Washington DC.
4. U.S. Department Of Health And Human Services, National Institutes Of
Health .2008. Bipolar Disorder .NIH Publication: No. 09-3679.
5. Jiwo,Tirto. 2012. Gangguan Jiwa Bipolar : Panduan Bagi Pasien, Keluarga dan
Teman Dekat. Pusat Pemulihan dan Pelatihan Bagi Penderita Gangguan Jiwa:
Jawa Tengah.
6. Departement of Va/Dod .2010. Clinical Practice Guideline For Management Of
Bipolar Disorder In Adults. Washington DC.
7. Pedoman Tatalaksana GB PPDSKJI 2010.Diperoleh dari :www.PPDSKJI.org.
8. V. V. Dias,et al. Pharmacological approaches. in bipolar disorders and the impact
on cognition: a critical overview. Acta Psychiatr Scand 2012: 126: 315–331
9. Philip B,et al. Summary of Guideline for The Treatment Of Bipolar Disorder.
Australasian Psychiatry :Vol 11, No 1 .March 2003.
10. Jean-Michel Azorin,Et Al. Possible New Ways In The Pharmacological
Treatment Of Bipolar Disorder And Comorbid Alcoholism. Neuropsychiatric
Disease And Treatment 2010:6 37–46.
11. Fauziah Nisa N. Faktor-faktor pendukung. FPSI UI, 2008: 12-13
27