rectum tumor rektum
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
1/15
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Tumor adalah gembung bengkak sebagai akibat radang, cidera,
neoplasma, oedema (Ramali, 2000).
Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm
(Corwin, 2000).
Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel baru (neoplasma), dimana
pembelahan sel atau mitosis tidak terkendali oleh tubuh dan tidak memiliki fungsi
yang berguna bagi tubuh (Handerson, 1997).
Tumor adalah sel tubuh yang mengalami perubahan (transformasi),
sehingga sifat dan kinetiknya berubah sehingga tumbuhnya menjadi autonom liar,
tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan normal (Sukardja,
2000).
Menurut Ramali (2000) rectum adalah ujung usus besar sebagai lanjutan
usus besar sigmoid (colon sigmoideum) sampai ke dubur.
Menurut Ramali (2000) biopsy adalah pengambilan jaringan dari
penderita saraf bedah untuk pemeriksaan mikroskopik.
Menurut Ramali (2000) post berarti awalan yang berarti sesudah,
kemudian.
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
2/15
Menurut Sjamsuhidajat (1997) menyatakan kolostomi adalah merupakan
kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk
sementara atau menetap.
Menurut Ramali (2000) colostomy adalah pembuatan mulut colon
antefisial melalui pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada
dinding depan perut lalu menorehnya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Colostomy Post
Biopsy Tumor Rectum adalah suatu pembuatan colon antefisial melalui
pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada dinding depan perut
lalu menorehnya dengan indikasi dilakukannya pengambilan jaringan massa padat
besar lebih dari 2 cm di daerah poros usus untuk pemeriksaan mikroskopik.
B. Etiologi
Menurut Sabiston (1995) mengatakan penyebab tumor sulit diketahui.
Faktor yang mendukung adanya genetika usia, jenis kelamin, respon kekebalan,
virus.
Menurut Ester (2001) mengatakan faktor-faktor pencetusnya adalah
hereditas, masukan lemak, penyakit inflamasi usus dan homoseksualitas.
Menurut Sukardja (2000) faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh
tumor adalah:
1. Faktor penderita
a. Umur
Pada anak-anak tumbuh dengan cepat
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
3/15
b. Jenis Kelamin
Beberapa jenis tumor pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon.
c. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor
seperti pada diabetes.
2. Faktor tumor
a. Jenis tumor
Jenis tumor umumnya disebut berdasarkan nama organ tempat tumor itu
pertama kali tumbuh.
b. Asal sel tumor
Asal sel dapat dari jaringan epitel, jaringan mesenchim, jaringan
embrional atau campuran.
c. Sifat tumor
1) Tumor jinak : Tumbuh pelan-pelan dalam waktu tahunan.
2) Tumor insitu : Umumnya tumbuh dengan pelan sampai mencapai
stadium invasif.
3) Tumor ganas : Tumbuh dengan cepat dalam waktu bulanan.
4) Tumor yang sifatnya tidak tentu atau tidak jelas.
d.
Derajat kegawatan/keganasan
Derajat I : - Derajat keganasan rendah
- Kanker tumbuh pelan-pelan
- Waktu tahunan dan lambat mengadakan metastase
Derajat II : - Derajat keganasan sedang
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
4/15
- Kecepatan tumbuh biasa-biasa saja, antara
kecepatan pada derajat keganasan rendah dan
tinggi dalam waktu bulanan.
Derajat III : - Derajat keganasan tinggi
- Kanker tumbuh cepat dalam waktu mingguan atau
bulanan dan cepat mengadakan metastase
3. Faktor lingkungan
a.
Ruang tempat tumbuh
Dibatasi oleh barier alamiah tumbuh seperti fascia, periosteum, rongga
tubuh dan sebagainya yang akan membatasi besar dan kepadatan jaringan.
b. Pasokan darah
Tumor masih cukup mendapat makanan dari perfusi darah normal yang
telah ada bila tumor tumbuh dengan cepat dan telah besar dan memerlukan
pembuluh darah terdiri untuk memasok makanan, oksigen dan membuang
sampahnya.
c. Penyakit-penyakit tertentu
Pada penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes.
(Sukardja, 2000, hal 7982)
C. Patofisiologi
Secara klinik tumor dibedakan atas golongan neoplasma misalnya kista,
radang atau hipertropi. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak, neoplasma atau
kanker terjadi karena timbul dan berkembangbiaknya jaringan sekitarnya
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
5/15
(infiltratif) sambil merusaknya (destruktif) dapat menyebar ke bagian lain tubuh.
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak
tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansi) dan umumnya tidak
bermetastasis.
Kira-kira 60% sampai dengan 70% tumor terjadi pada rectum, area
rektosigmoid atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada daerah asal,
karsinoma di sisi kiri cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan
menimbulkan massa bulk, polipoid dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah
adenokarsinoma, tipe lain masuk menembus usus dan menyebabkan abses,
peritonitis, invasi organ sekitarnya dan perdarahan. Tumor-tumor ini cenderung
tumbuh dengan lambat dan tetap asimtomatik untuk periode waktu yang lama
(Ester, 2000, hal 134).
Tumor rectum memerlukan reseksi abdominal-perineal, dengan
pembentukan kolostomi permanen atau ujung kolostomi kolon yang terkena dan
seluruh rectum dieksisi dan anus ditutup. Teknik pembedahan terbaru
memungkinkan tumor sigmoid diangkat dengan meninggalkan sfingter utuh, ini
memungkinkan eliminasi usus dipertahankan (Engram, 1998, hal 136).
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
6/15
D. Pathways Keperawatan
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
7/15
E. Manifestasi Klinik dan Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sukardja (2000) keadaan umum dan penampilan penderita
umumnya baik. Keluhan penderita dengan tumor non neoplasma dapat berupa:
1. Tumor
2. Tekanan atau desakan oleh tumor
3. Obstruksi saluran tubuh
4. Perdarahan
5.
Gangguan hormon
Menurut Ester (2000) manifestasi klinik tumor rectum adalah:
1. Konstipasi
2. Diare
3. Melena
4. Kelemahan fisik
5. Malaise
6. Penurunan berat badan
Sedangkan pemeriksaan penunjang pada tumor rectum menurut Sukardja
(2000) adalah:
1. Pemeriksaan makroskopik
2.
Pemeriksaan histologik
3. Biopsy
4. Pemeriksaan darah tepi
5. Pemeriksaan hormon dan enzim
6. Pemeriksaan sitologi
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
8/15
F. Fokus Keperawatan
1.
Data dasar pengkajian pasien menurut Doengoes (1999, hal 997
999)
adalah:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:
1) Kelemahan atau keletihan
2) Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur.
b. Sirkulasi
Gejala:
1) Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja
2) Perubahan pada tekanan darah
c. Integritas ego
Gejala:
1) Faktor stress dan cara mengatasi stress
2) Masalah tentang perubahan dalam penampilan
3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya
Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah
d. Eliminasi
Gejala:
1) Perubahan pada pola defekasi
2) Perubahan eliminasi urinarius
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
9/15
Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e. Makanan/cairan
Gejala:
1) Kebiasaan diit buruk
2) Anoreksia
3) Intoleransi aktivitas
4)
Perubahan pada berat badan
Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema
f. Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi
h. Pernapasan
Gejala:
Merokok
i. Keamanan
Gejala:
1) Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
2) Pemajanan matahari lama
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
10/15
Tanda:
1)
Demam
2) Ruam kulit, ulserasi
j. Seksualitas
Gejala:
1) Masalah seksual
2) Pasangan seks multiple
k.
Interaksi sosial
Gejala:
1) Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
2) Riwayat perkawinan
l. Penyuluhan/pembelajaran
1) Riwayat kanker pada keluarga
2) Riwayat pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Colostomy
Post Biopsy Tumor Rectum, penulis mengambil literatur diagnosa
keperawatan Doengoes (2000) maka diagnosa aktual dan potensial yang
mungkin muncul adalah sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada
kulit.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
11/15
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan : Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, menunjukkan ekspresi
wajah rileks.
Rencana tindakan :
1)
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 010)
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri
menunjukkan terjadinya infeksi, memerlukan upaya
evaluasi medik dan intervensi.
2) Berikan tindakan kenyamanan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot dan
kelelahan umum.
3) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif
Rasional : Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan
kelelahan otot.
4)
Motivasi ekspresikan perasaan nyeri
Rasional : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat
meningkatkan mekanisme koping.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan interupsi mekanis pada kulit
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka.
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
12/15
Rencana tindakan :
1)
Berikan penguatan balutan awal/penggantian sesuai indikasi
Rasional : Lindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi.
2) Lepaskan perekat (sesuai arah rambut) dan pembalut pada waktu
mengganti
Rasional : Mengurangi resiko trauma kulit dan gangguan pada luka.
3) Gunakan perekat yang halus untuk menutup luka yang membutuhkan
pergantian balutan yang sering
Rasional : Menurunkan resiko terjadinya trauma kulit dan
memberikan perlindungan tambahan untuk kulit atau
jaringan halus.
4) Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
Rasional : Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari
proses penyembuhan.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan : Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas, mampu
melakukan aktivitas.
Rencana tindakan :
1)
Motivasi partisipasi pasien dalam aktivitas sesuai kemampuan individu
Rasional : Meningkatkan kemandirian.
2) Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh ketidaknyamanan
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
13/15
Rasional : Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang
keterbatasan fisik, memerlukan intervensi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan.
3) Bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif
Rasional : Meningkatkan aliran darah ke otot untuk meningkatkan
tonus otot.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit yang rusak
Tujuan : Mengidentifikasi faktor resiko dan intervensi untuk mengurangi
potensial infeksi.
Rencana tindakan :
1) Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan
pernapasan cepat
Rasional : Pasien yang mengalami pembedahan beresiko untuk syok
bedah atau septik sehubungan dengan manipulasi/
instrumentasi.
2) Lakukan pencucian tangan dan perawatan luka aseptik
Rasional : Menurunkan resiko penyebaran infeksi.
3) Observasi daerah luka operasi
Rasional : Adanya luka meningkatkan resiko untuk infeksi yang
diindikasikan dengan eritema.
4) Ganti balutan dengan sering membersihkan dan mengeringkan kulit
Rasional : Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan media untuk
pertumbuhan bakteri.
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
14/15
5) Berikan antibiotik
Rasional : Mungkin diberikan secara provilaktif atau menurunkan
jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan
pertumbuhannya.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan,
melakukan pola hidup dan berpartisipasi pada program
pengobatan.
Rencana tindakan :
1) Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan berdasarkan informasi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi dan pemasukan
cairan yang adekuat
Rasional : Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan/proses
penyembuhan.
3) Tinjau ulang untuk menunjukkan perawatan luka/balutan
Rasional : Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan
meningkatkan kemandirian.
-
7/24/2019 Rectum Tumor Rektum
15/15
4) Rekomendasi rencana/latihan progresif
Rasional : Meningkatkan pengembalian ke fungsi normal dan
meningkatkan perasaan sehat.