rangkuman cerita ronggeng dukuh paruk

2
1. Kapan anda mulai mengetahui novel Ronggeng Dukuh Paruk? Jawab : 1 Tahun yang lalu 2. Adakah manfaat yang dapat anda ambil setelah membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk?paparkan alasan anda? Jawab : Kita bisa belajar menghargai wanita, sebagai kaum hawa yang harus dilindungi dan diayomi, di Novel ini wanita sebagai pemuas nafsu belaka. Tidak adaa artinya sama sekali, serta didalam Novel ini tercemin kisah jahiliyah. Yang terpaparkan nafsu buruk para lelaki. Di kampung Dukuh Paruk tidak adanya agama untuk penopang/pedoman hidup. Mereka masih percaya animisme dan dukun. 3. Menurut anda, bagaimanakah kehidupan sosial Ronggeng Dukuh Paruk? Jawab : Menurut saya pribadi kehidupan ronggeng di Dukuh Paruk sangat memprihatinkan, karena mereka para ronggeng dianggap sebelah mata dan juga disanjung untuk pemuas para tamu. Sebab itu ronggeng di Dukuh Paruk sangat sengsara kehidupanya, karena mereka tak bias menjalani kehidupan layaknya wanita biasa yang bebas menetukan pilihan hidup, maupun cinta mereka sendiri. Inilah penyebab konflik antara orang tua si ronggeng dengan ronggeng tersebut. Tak kala mereka ingin riang gembira dengan pilihan hidup mereka, mereka tidak bisa menggapainya secara sempurna dan utuh layaknya seorang gadis. 4. Bagaimana tingkat religius masyarakat Dukuh Paruk? Jawab : Diatas telah dipaparkan bahwasanya tingkat religius masyarakat Dukuh Paruk sangat bobrok dan mengkhawatirkan, karena mereka tidak mengenal adanya Tuhan. Yang mereka kenal hanya roh nenek moyang/kuburan nenek moyang yang dikramatkan serta percaya dengan dukun. Oleh sebab itu dalam perjalanan religius masyarakat Dukuh Paruk hari demi hari tidak berubah, sampai si ronggeng yang bernama Srintil gila, baru mereka sadar sesuatu hal yang dipaksakan, hassil akan berdampak buruk. Setiap Langkah, Harus ada masa berkabung Setiap Tindakan, Mencerminkan Rasa Iba

Upload: wawanalkhatiry

Post on 25-Dec-2015

148 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

artikel ini simpel

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Cerita Ronggeng Dukuh Paruk

1. Kapan anda mulai mengetahui novel Ronggeng Dukuh Paruk?Jawab : 1 Tahun yang lalu

2. Adakah manfaat yang dapat anda ambil setelah membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk?paparkan alasan anda?Jawab : Kita bisa belajar menghargai wanita, sebagai kaum hawa yang harus dilindungi dan diayomi, di Novel ini wanita sebagai pemuas nafsu belaka. Tidak adaa artinya sama sekali, serta didalam Novel ini tercemin kisah jahiliyah. Yang terpaparkan nafsu buruk para lelaki.Di kampung Dukuh Paruk tidak adanya agama untuk penopang/pedoman hidup. Mereka masih percaya animisme dan dukun.

3. Menurut anda, bagaimanakah kehidupan sosial Ronggeng Dukuh Paruk?Jawab : Menurut saya pribadi kehidupan ronggeng di Dukuh Paruk sangat memprihatinkan, karena mereka para ronggeng dianggap sebelah mata dan juga disanjung untuk pemuas para tamu. Sebab itu ronggeng di Dukuh Paruk sangat sengsara kehidupanya, karena mereka tak bias menjalani kehidupan layaknya wanita biasa yang bebas menetukan pilihan hidup, maupun cinta mereka sendiri. Inilah penyebab konflik antara orang tua si ronggeng dengan ronggeng tersebut.Tak kala mereka ingin riang gembira dengan pilihan hidup mereka, mereka tidak bisa menggapainya secara sempurna dan utuh layaknya seorang gadis.

4. Bagaimana tingkat religius masyarakat Dukuh Paruk?Jawab : Diatas telah dipaparkan bahwasanya tingkat religius masyarakat Dukuh Paruk sangat bobrok dan mengkhawatirkan, karena mereka tidak mengenal adanya Tuhan. Yang mereka kenal hanya roh nenek moyang/kuburan nenek moyang yang dikramatkan serta percaya dengan dukun. Oleh sebab itu dalam perjalanan religius masyarakat Dukuh Paruk hari demi hari tidak berubah, sampai si ronggeng yang bernama Srintil gila, baru mereka sadar sesuatu hal yang dipaksakan, hassil akan berdampak buruk.

Setiap Langkah, Harus ada masa berkabungSetiap Tindakan, Mencerminkan Rasa IbaAgar kelak cucu kita bisa mengerti akan kehidupan sesungguhnyaTiada akhir, tiada duka, senantiasa selalu tulusMengharap Tuhan memaparkan Karisma kehidupan.

By : eLardhan12 Febuari 2015