rancangan penerapan model pembelajaran …

68
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA KELAS XI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Oleh: Nugroho Frisdiyanto NIM: 10 1334 060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA

KELAS XI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Nugroho Frisdiyanto

NIM: 10 1334 060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih ku persembahkan skripsiku ini

kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Baik yang selalu setia menyertai

setiap langkah perjalanan hidupku dan memberkati sehingga dapat

menempuh studi hingga jenjang perguruan tinggi ini.

Untuk segenap keluargaku, bapak Ladiyanto(alm), ibu Fasirum, adikku

Ninda, keponakanku serta saudara-saudaraku, terimakasih atas segala doa,

dukungan, kasih sayang, bantuan, dan support yang selama ini diberikan.

Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi Pendidikan

Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terimakasih atas segala doa,

dukungan, dan perhatian.

Almamaterku Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

v

MOTTO

Karena itu aku berkata kepadamu “Apa

saja yang kamu minta dan doakan,

percayalah bahwa kamu telah

menerimanya, maka hal itu akan

diberikan kepadamu” (Markus 11:24)

“Ora et Labora”

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah Kristus Yesus

bagi kamu (1 Tes 5 : 16-18)

If you think you can, then you can...

__ NUGROHO FRISDIYANTO __

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

viii

ABSTRAK

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA KELAS XI

Nugroho Frisdiyanto

Universitas Sanata Dharma

2016

Tugas akhir ini bertujuan untuk memaparkan Rancangan Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Sebagai Upaya

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA

kelas XI.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang disusun

sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan kelas menurut Sugiyono.

Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournaments ini telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono sehingga layak digunakan untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

ix

ABSTRACT

DRAFT APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH

THE TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE AS AN EFFORT TO

IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION ON THE SUBJECT OF

ECONOMICS FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR

HIGH SCHOOL

Nugroho Frisdiyanto

Sanata Dharma University

2016

This study aims to present the application of Cooperative Learning Teams

Games Tournament model as an effort to improve student motivation on

Economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High School.

This research is a classroom action research (CAR) which was arranged in

accordance with the steps according to Sugiyono action research.

Draft Application of Cooperative Learning Teams Games Tournament

Model has been made in accordance with the steps according to Sugiyono

research and development, so it is appropriate to increase students' motivation in

economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High Schools.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat

limpahan rahmat dan berkat-Nya maka tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir yang berjudul "Rancangan Penerapan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament(TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI" ini kami susun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah

diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini

hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Bapak

Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

BKK Pendidikan Akuntansi serta Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan dorongan dalam penyusunan tugas akhir ini.

2. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga

penulis selesai menyusun tugas akhir ini.

3. Bapak Ladiyanto(alm) dan Ibu Fasirum, S.Pd. ,orang tua penulis, yang telah

membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

4. Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang juga telah banyak membantu penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

x

5. Rekan-rekan di Komunitas Motor Box Yogyakarta yang menginspirasi dan

memberikan semangat penulis.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun

penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam

penyempurnaan tugas akhir ini.

Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat

dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Yogyakarta, Oktober 2016

Penulis,

Nugroho Frisdiyanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Batasan Masalah........................................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas......................................................................... 6

1. Pengertian ........................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

xi

2. Prinsip Dasar PTK .............................................................................. 7

3. Tahap Pelaksanaan PTK ...................................................................... 8

4. Tujuan PTK ......................................................................................... 8

5. Manfaat PTK ...................................................................................... 9

6. Model dan Tahapan Pelaksanaan PTK ................................................ 9

B. MetodePembelajaran Kooperatif .............................................................. 10

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................... 10

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 11

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 11

4. Unsur Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 11

5. Tipe Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 13

C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ............ 14

1. Pengertian ............................................................................................ 14

2. Kelebihan ........................................................................................... 17

3. Kelemahan........................................................................................... 18

D. Motivasi Belajar ........................................................................................ 19

E. Mata Pelajaran Ekonomi ........................................................................... 22

F. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24

BAB III PEMBAHASAN

A. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................................... 26

1. Tahap-tahap PTK ............................................................................... 26

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TGT ................... 35

3. Pembahasan Kesesuaian Langkah-langkah TGT ............................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

xi

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 42

B. Keterbatasan .............................................................................................. 43

C. Saran ..................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45

LAMPIRAN ..................................................................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam

kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia menjadi paham akan

banyak hal yang berguna dalam kehidupannya. Pada intinya pendidikan

adalah proses dimana terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan

terjadi perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham

menjadi paham, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Proses interaksi

antara pendidik dan peserta didik bisa terjadi formal maupun nonformal.

Proses interaksi yang nonformal bisa terjadi di rumah, masyarakat, dan

lainnya. Sedangkan, untuk bentuk formal terjadi dalam sekolah, bimbingan

belajar, dan sebagainya.

Dalam proses belajar diperlukan suatu kondisi yang

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Sebagai seorang pendidik,

guru harus menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di kelas bagi

siswa. Kreativitas seorang guru dalam memotivasi siswa harus benar-benar

diasah dengan baik. Seorang guru yang baik tidak hanya mampu mentransfer

ilmu pengetahuan tetapi juga mampu membangkitkan minat belajar

siswanya. Hal ini berbeda dengan praktik pembelajaran lama yang

cenderung berlangsung satu arah yaitu guru yang memberikan dan siswa

yang menerima. Guru memiliki peranan penuh dalam proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

2

mengajar. Pandangan tersebut sekarang ini dirasakan kurang begitu tepat.

Seiring dengan perkembangan zaman yang mampu mempengaruhi

perkembangan pribadi peserta didik, dimana mereka ingin mencoba segala

sesuatu berdasarkan kemampuan mereka untuk mendapatkan suatu

pengetahuan, dan tidak hanya menerima dari guru semata. Dengan kata lain,

proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka

dapat mencari sendiri pengetahuannya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ditemukan banyak

guru yang masih menggunakan metode yang konvensional atau belum

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses belajar cenderung

satu arah dimana guru akan menjelaskan materi yang ada di dalam buku

secara penuh dan siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Ada

kecenderungan bahwa kondisi seperti demikian menyebabkan siswa tidak

mengikuti pelajaran dengan baik. Mereka mengacuhkan materi yang

disampaikan oleh guru apabila mereka sudah merasa bosan. Tidak sedikit

dari mereka yang membuat keributan di kelas sehingga berdampak pada

proses belajar mengajar tidak kondusif lagi.

Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran untuk mendukung keberhasilan proses

pembelajaran, dimana model pembelajaran tersebut tidak hanya

menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga memberi kemudahan

belajar untuk seluruh siswa agar mereka dapat belajar dalam suasana yang

menyenangkan, penuh semangat sehingga tumbuh motivasi siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

3

belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang baik diharapkan dapat

membangkitkan semangat siswa untuk lebih aktif ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran di dalam kelas.

Menurut Slavin (1995:84), bentuk pembelajaran kooperatif yang

pertama dan cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Metode pembelajaran ini

merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk

diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas.

Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan

status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur

permainan yang sangat menyenangkan. Dengan penerapan metode TGT ini,

diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar,

meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil

belajar siswa pun meningkat. Model pembelajaran ini pada dasarnya

merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang

heterogen (tinggi, rendah, sedang).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mencoba melakukan

penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe teams

games tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan

pemahaman siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul ”Rancangan Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

4

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Ekonomi”, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA 1

Pekalongan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penulis merumuskan

masalah: Apakah rancangan model pembelajaran kooperatif tipe TGT layak

digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan

berbagai tipe, diantaranya tipe Student Team Achievement Division (STAD),

Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction

(TAI), dan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Times Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran ekonomi.

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan

tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu: Untuk mengetahui apakah ada

peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaraan

kooperatif tipe TGT.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

5

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya

berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran di lapangan.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat memberikan

masukan untuk para guru supaya lebih kreatif dalam menerapkan model-

model pembelajaran di kelas sehingga kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas tidak membosankan.

3. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar.

4. Bagi Peneliti

Peneliti mempunyai kesempatan untuk belajar menganalisis suatu

masalah yang terjadi dalam kelas dan menerapkan model pembelajaran

yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas

proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Arikunto (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-

kata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas,

dengan paparan sebagai berikut :

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.

Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu

penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia

mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan

praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

7

Sedangkan menurut Kusumah, dkk (2009:9):

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif

dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru

terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang

berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas

pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil

yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang

berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di

sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2. Prinsip Dasar PTK

Menurut Kusumah (2009:17), PTK mempunyai beberapa prinsip

yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya:

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan

sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis

yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang

cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari

solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh

pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat

tersosialisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

8

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam

perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara

guru dan dosen).

3. Tahap Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, menurut Kusumah (2009:25), PTK adalah

tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup

empat tahapan yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui

masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup:

identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan

pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting

dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti

terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam

kelasnya.

4. Tujuan PTK

Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas

proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta

didik dan konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses

pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah

aktual yang dihadapi sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

9

e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya

proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu

berlangsung.

5. Manfaat PTK

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK

yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara

lain (Susilo, 2007:18):

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik

d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis

bagi guru

e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk

meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK

yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

6. Model dan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan. Tahapan yang

digunakan haruslah sesuai pedoman yang ada dalam petunjuk pelaksanaan

PTK. Menurut Kusumah (2009) tahapan PTK dapat dibuat sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning): Perencanaan yang matang perlu dilakukan

setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita;

b. Tindakan (acting): Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya

tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya;

c. Pengamatan (observing): Selanjutnya diadakan pengamatan

(observing) yang diteliti terhadap proses pelaksanaanya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

10

d. Refleksi (reflecting): Setelah diamati, barulah guru dapat

melakukan refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa yang

telah terjadi di dalam kelasnya.

Model dan Tahap PTK

Gambar 2.1 Model PTK Kurt Lewin hasil modifikasi.

B. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaning)

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan:

Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak

sebagai fasilitator.

Hal utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk

belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya.

Menurut Slavin (Trianto, 2009:57), belajar kooperatif menekankan pada

Siklus I

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

11

tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua

anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang diungkapkan Ibrahim, dkk

(2006:7-8) sebagai berikut:

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,

budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.

c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan

kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda

dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat-manfaat dari pembelajaran kooperatif menurut Widanarto

(2006:17) adalah:

a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi

b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap

dan perilaku selama bekerjasama

c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya

diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan perilaku

positif sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk

menghargai satu sama lain.

d. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas

akademik sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep

yang sulit.

4. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger,dkk (Lie, 2002:31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja

kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

12

hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran gotong royong

harus diterapkan, diantaranya:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif,

pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap

anggota kelompok bisa menyelesaikan tugasnya sendiri agar

yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama.

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung

jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan

metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam

penyusunan tugasnya.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu

muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan

para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan

semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih

kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh

lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil

masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan

masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan

siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara

berkomunikasi.

Ada kalanya pembelajar perlu diberi tahu secara eksplisit

mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti

bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa

harus menyinggung perasaan orang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

13

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

5. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah

(Slavin, 2010:11-25):

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan

mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh

anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada

akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi

ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor

secara individual.

b. Teams Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan

secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru

memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian

siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan

bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran

tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen.

Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok

lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah

tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada

kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk

menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan

menentukan penghargaan kelompok.

c. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok

kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok

diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang

diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi

bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan

siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

14

sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya.

Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan

pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai

bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi

bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya

masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut

kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari

model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh

topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada

peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

d. Learning Together

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu

siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang

mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja

kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis

yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan

kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas.

Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk

menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok

mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan

memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar

mereka kepada seluruh kelas.

C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT)

1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)

Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah

untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam

kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada

banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

15

kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala

juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metode

TGT masalah ini dapat diminimalisir.

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau

metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan

peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan

(Slavin, 2010) .

Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di

mana kelompoknya terdiri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga

masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat

diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk

melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.

Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 2010):

a. Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali

guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan

dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang

harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus

benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam

kelompok nantinya.

b. Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok

bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu

kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

16

kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu

menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar

kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat

diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan

suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja

dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika

ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya

jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah

satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu

teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang

anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras

atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi

bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan

optimal pada saat game atau tournament.

c. Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa

setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games

dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh

guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa

sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah

satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya

tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang

sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan

untuk tournament mingguan.

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang

sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam

kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok

mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen

merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang

berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk

pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan

sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini

didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes

sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa

yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

17

kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah

disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan

nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan

materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil

nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan

bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai

dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan

benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat

nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam

turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat

atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian

penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor

kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat

pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian

dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian

penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara

tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah

untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat

meningkat.

2. Kelebihan Teams Games Tournament (TGT)

Menurut Slavin (2008) beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh

pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian hasil belajar siswa

mengemukakan keunggulan dan kelemahan TGT. Tersedia:

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-

tournaments-tgt-2/ sebagai berikut:

a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka

dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh

tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

18

c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal

dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

f. TGT meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional

di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena

kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri.

3. Kelemahan Teams Games Tournament (TGT)

Sedangkan kelemahan Teams Games Tournament (TGT) dikatakan oleh

Sujana (2011). Tersedia: http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-

pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/ adalah:

a. Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen

dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang

bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian

kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak

sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat

diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

b. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit

memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi

kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

19

mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu

menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Uno (2007:1) motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri

seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

dorongan dalam dirinya. Pendapat lain diungkapkan oleh Winkel (Uno,

2007:3) yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang

berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas

tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak atau

kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk belajar.

2. Klasifikasi Motivasi

Menurut Uno (2007:4) dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motif

dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Motif Intrinsik

Motif intriksik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar

karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau

sejalan dengan kebutuhan. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan

menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang

relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak

dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran

akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai

sasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

20

b. Motif Ekstrinsik

Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,

misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif

terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya.

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara

lain (Uno, 2007:4) :

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia berpribadi,

menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun

keyakinannya.

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan

kegiatan pendidikannya.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan

kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,

baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan

bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.

5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan

cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Uno, 2007:10) :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

21

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

3. Peranan Motivasi Belajar

Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi

dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya

dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,

jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

4. Teknik-teknik motivasi

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

sebagai berikut (Uno, 2007:34) :

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan

c. Menimbulkan rasa ingin tahu

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah dipahami

h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

22

i. Menggunakan simulasi dan permainan

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran

di depan umum.

k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar

l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.

E. Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang

mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang

ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

Fungsi mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan kemampuan

siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan

peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta terlatih dalam

memecahkan permasalahan ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi

dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di

lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-

aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja,

perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi dan manajemen. Menurut

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:138) tujuan pelajaran ekonomi

di SMA adalah (a) memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan

peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang

terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (b)

menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

23

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (c) membentuk sikap bijak,

rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan

keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi

diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (d) membuat keputusan

yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Salah satu pokok bahasan mata pelajaran ekonomi adalah kebijakan

fiskal. Kebijakan fiskal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk

membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam

pembelanjaannya dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi

yang dihadapi. Dengan mempelajari kebijakan fiskal diharapkan siswa

mampu mendeskripsikan tentang kebijakan fiskal, dan membedakan macam-

macam kebijakan anggaran serta cara penghitungan pajak.

F. Kerangka Berpikir

Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah metode

pembelajaran kooperatif. Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan

pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator

dan motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya memiliki cara untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa

akan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya saja dengan melibatkan

seluruh siswa menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

24

seluruh siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran tanpa adanya di

skriminasi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai.

Metode pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah

satunya adalah tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran

tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa ada

perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 2010). Dalam

pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa

penyampaian materi kepada siswa, (2) pembagian kelompok/tim untuk

mendalami materi, (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam

bentuk permainan yang menyenangkan. (4) tournament yang bertujuan

menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa, dan (5) penghargaan bagi

kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik. Oleh Karena mengandung

unsur permainan yang menyenangkan diharapkan motivasi belajar siswa dan

keaktifan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya akuntansi

dapat meningkat.

Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang

bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan

untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Uno,

2007:1). Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan

motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat

suasana persaingan yang sehat di antara siswa. Salah satu teknik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

25

meningkatkan motivasi belajar dengan TGT adalah membuat suasana

persaingan yang sehat di antara siswa, dengan demikian siswa menjadi

terpacu untuk menunjukkan prestasi akademisnya tanpa mengurangi rasa

kerja sama dan menghargai antar sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

26

BAB III

PEMBAHASAN

A. Rancangan PenelitianTindakan Kelas (PTK)

1. Tahap-tahap PTK:

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti

dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang

lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan

(4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan

sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk

masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Tahap 1: Perencanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal

sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan

dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara

kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur

subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila

dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus

disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan

yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan

pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena

adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan

dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

27

penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di

kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana

guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana

tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam

refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan

Pengamatan terhadap tindakan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan

sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan

tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3

dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus

juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan

tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu

kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan

"pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil

melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa

yang terjadi.

Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

28

bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat

dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan penerapan rancangan tindakan.

Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan

kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn

bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat,

maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut

melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah

dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali

hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan

”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga

obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh

orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan,

kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya

kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,

penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk

sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila

dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini,

maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

29

penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa

rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

Urutan langkah dalam rancangan model pembelajaran dapat diuraikan sebagai

berikut:

Planning (Rencana)

Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru

sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK

akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak

dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus

berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun

kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.

Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi

masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam

bentuk hipotesis tindakan.

Identifikasi Masalah

Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :bagaimana

memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut,

pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap

praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas

terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun

sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses

pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di

atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK. Oleh sebab itu, agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

30

guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau

meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, ia dituntut

keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri

mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran

yang dikelolanya. Dengan kata lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta

berfikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran

dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses

perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan-

kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari.

Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan

proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan

adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,

permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-

masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya,

bukan permasalahanyang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar.

Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar,

kurikulum, interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins

(1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasan-

gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk

mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat

bertanya pada diri sendiri.

Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah, beberapa

contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

31

1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ?

2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?

3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?

4. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?

5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal

mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan berangkat

keadaan dengan menggunakan PTK.

Analisis Masalah

Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi

tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-

masalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. Dalam hubungan ini,

akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya

penguasaan materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam

berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut

jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (tidak

tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan

eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran

yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan faktual dan atau

konseptual yang terdapat dalam buku paket).Beberapa hal yang perlu menjadi

pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

32

Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik

yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan

oleh sekolah; Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau

kekuasaan guru untuk mengatasinya; Pilih dan tetapkan permasalahan yang

skalanya cukup kecil dan terbatas; Usahakan untuk bekerja sama dalam

pengembangan fokus penelitian; dan Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan

prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.

Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu

merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan

masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan

perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu

dikumpulkan termasuk prosedur pengumpulan data serta cara

menginterpretasikannya. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan

dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai

persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan

untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Perumusan permasalahan

yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan

penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki alternatif-

alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan masalah harus jelas,

dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan

proposal PTK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

33

Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan

Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk hipotesis

tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang akan terjadi jika suatu

tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah alternatif yang diduga dapat memecahkan

masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan

hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika

hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok atau

lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk

mengatasi masalah.Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru

sebagai peneliti perlu melakukan:

Merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.; Diskusi dengan rekan sejawat,

pakar pendidikan, peneliti dsb; Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan

khususnya yang telah disampaikan dalam kegiatan ilmiah.; Kajian teoritik di bidang

pelajaran pendidikan; Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan

permasalahan; dan hasil kajian tersebut, dapat dijadikan landasan untuk

membangun hipotesis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

merumuskan hipotesis tindakan.

Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain,

alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara

konseptual.; Setiap alternatif tindakan perbaikan yag dipertimbangkan, perlu dikaji

ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelayakan teknis serta

keterlaksanaannya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga

dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

34

selama program perbaikan ini diimplementasikan.; Pilih alternatif tindakan serta

prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal, namun tetap

ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melaksanaannya dalam kondisi dan

situasi sekolah yang aktual.; Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca:

perbaikan-perbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu,

baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru

Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya perlu

dilakukan pengkajian terhadap kelayakan dari masing-masing hipotesis tindakan itu

dari segi ”jarak” antara situasi nyata dengan situasi idel yang dijadikan rujukan.

Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang diprasyaratkan untuk penyelenggaraan

suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa

sehingga masih dalam batas-batas kemampuan siswa. Dengan kata lain, sebagai

aktor PTK guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian

dunia sekolah dimana ia berada dan melaksanakan tugasnya.

Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana yang

diharapkan, diperlukan kelayakan hipotesis tindakan terlebih dahulu. Menurut

Soedarsono (1997), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji

kelayakan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut ;

Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh kemampuan dan

komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain, untuk melaksanakan PTK

kadang-kadang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai

bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan

PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

35

tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh

atasan atau bukan karena didorong oleh imbalan finansial.; Kemampuan siswa juga

perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan budaya, maupun

etik. Dengan kata lain seyogyanya tidak dilaksanakan apabila akan berdampak

merugikan siswa.; Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di

sekolah juga perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat

terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu,

demi keberhasilan PTK, maka guru dituntut untuk dapat mengusahakan/memilih

fasilitas dan sarana yang diperlukan; Selain kemampuan siswa sebagai

perseorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas

atau di sekolah. Namun pertimbangan ini tidak dapat diartikan sebagai

kecendrungan untuk mempertahankan status kuo. Dengan kata lain, perbaikan iklim

di kelas dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.;

dan Karena sekolah juga sebuah organisasi, maka selain iklim belajar sebagaimana

dikemukakan di atas, iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan

penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dari kepala sekolah serta rekan-

rekan guru, dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK.

2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TGT:

Sebelum melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, pada

awal pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi. Metode yang

digunakan dalam penjelasan materi ini bisa dengan menggunakan ceramah, diskusi,

atau yang lain. Hal yang penting dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus

benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena penguasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

36

materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.Dalam

kegiatan kelompok, masing-masing anggota bertugas mempelajari materi atau

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar kerja siswa dan

membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pembelajaran tersebut.

Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai, guru telebih dahulu menjelaskan

peraturan yang perlu diperhatikan selama kegiatan kerja kelompok berlangsung.

Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara

yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,

mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam

kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena

mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan

tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa dijawab oleh salah satu teman

kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari

4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis

kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi

bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota

kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau

turnamen.Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah

mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game dapat berupa pertanyaan –

pertanyaan bernomor, game make a match (menjodohkan) dan game lainnya yang

dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa

sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan

bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing– masing dan teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

37

di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok

yang sedang mengerjakan. Turnamen dilakukaan pada akhir rmateri pembelajaran

yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar kelompok. Turnamen ini

berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bias mendapatkan nilai terbaik.

Guru akan mengumumkan kelompok yang menangdalam turnamen, dan masing–

masing tim akan mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap

kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan

menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya.

Pemberian penghargaan ini adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi

belajarnya dapat meningkat. Pada tahap ini, implementasi model TGT dianggap

telah selesai, maka guru membagi kuesioner motivasi setelah diterapkannya model

pembelajaran TGT, untuk mengetahui adanya tingkat perubahan motivasi belajar

siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran

ekonomi di dalam kelas.

B. Pembahasan

Kesesuaian langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT) harus mengandung

lima komponen utama yaitu:

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru

menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah,

diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini

adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok

nantinya.Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

38

mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada

lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi

pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih

dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama

dalam kelompok berjalan dengan lancar.

Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara

yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,

mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam

kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena

mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan

tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman

kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari

4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis

kelamin dan ras atau etnik.

Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman

kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament. Permainan ini

dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas

dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang

dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa

sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan

bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman

di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

39

yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk

tournament mingguan. Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi

pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam

kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa

mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar

anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk

pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan

meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas

dan hasil dari tes sebelumnya.

Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen

secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan

urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan

nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah

dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab

pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja

turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan

benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang

akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. Guru akan mengumumkan

kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan

mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan.

Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor

kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar

permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

40

ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk

bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah

untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

Upaya peningkatan motivasi dengan TGT yaitu dengan menciptakan persaingan

dan kerjasama. Dengan kata lain, bahwa dengan persaingan dan kerjasama dapat

meningkatkan motivasi belajar karena salah satu tujuan dari TGT adalah

Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan

ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam

keterampilan sosial.

Kelebihan Teams Games Tournament (TGT)

Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang

secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang

ada dalam kelas tradisional dan meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil

yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan

serta keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan

waktu yang lebih banyak. TGT juga dapat meningkatkan kehadiran siswa yang

mengalami gangguan emosional di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima

skors dari guru karena kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri.

Kelemahan Teams Games Tournament (TGT)

Dari sisi guru, sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan

heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang

bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok

waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

41

waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu

menguasai kelas secara menyeluruh. Lalu, dari sisi siswa masih adanya siswa

berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada

siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing

dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan

mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

42

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tahap-tahap dalam PTK, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan terhadap tindakan, refleksi terhadap tindakan. Dalam hal perencanaan

tindakan, ada beberapa rangkaian kegiatan yang membentuk satu siklus berupa

planning (rencana), identifikasi masalah, perumusan masalah, dan formulasi

solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Pembelajaran kooperatif model TGT

merupakan salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

Lima unsur komponen utama yang terdapat dalam TGT yaitu: Penyajian Kelas,

Kelompok (team), Permainan, Turnamen (tournament), Penghargaan Kelompok.

Kelebihan Teams Games Tournament (TGT): meningkatkan perasaan/persepsi

siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya

pada keberuntungan, meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk

rasa harga diri akademik mereka, meningkatkan kerja sama terhadap yang lain

(kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit), keterlibatan

siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih

banyak, meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional di

sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena kesalahan

yang diperbuat oleh siswa sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

43

Kelemahan Teams Games Tournament: Sulitnya pengelompokan siswa yang

mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis (bagi guru), Masih adanya

siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan

kepada siswa lainnya (bagi siswa).

Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) layak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena di

dalam model pembelajaran tersebut siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain

secara berkelompok yang dibagi merata sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Dengan adanya pengelompokkan secara merata ini, siswa yang

kemampuannya dibawah rata-rata dapat termotivasi semangat belajarnya untuk

meraih hasil yang memuaskan dan tentunya kelompok yang mempunyai skor

yang lebih tinggi mendapatkan sebuah penghargaan. Pemberian penghargaan

tersebut adalah salah satu cara untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi

belajarnya dapat meningkat.

B. Keterbatasan

Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Ekonomi ini juga memiliki keterbatasan yaitu waktu yang

disediakan untuk peneliti untuk meneruskan rancangan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Selain itu, model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ini belum diujikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

44

sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

C. Saran

Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Ekonomi ini, peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sangat

cocok diterapkan pada siswa, maka sebaiknya model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan kegiatan belajar belajar mengajar, Guru sebaiknya tidak

boleh kehilangan ide-ide yang brilian agar siswa tidak merasa bosan dalam

mengikuti kegiatan belajar di kelas.

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya menggunakan model pembelajaran ini secara bertahap agar

siswa tidak merasa bingung.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan rancangan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) ini dengan

berbagai pembaharuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

45

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempratikan Cooperative Learning di Ruang-ruang

Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Robert. E Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

www.google.com

www.e-dukasi.net

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-

2/

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-

2/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA NEGERI 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas / Semester : XI / 1

Pertemuan ke : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi ketenaga kerjaan dan

dampaknya terhadap pembangunan ekonomi

Kompetensi Dasar : 1.1. Mengklasifikasi ketenaga kerjaan

Indikator :1. Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan

kerja, dan pengangguran

2. Mengidentifikasi sistem upah yang berlaku di Indonesia

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat ...

1. Menghubungkan angkatan kerja, tenaga kerja dan

kesempatan kerja

2. Mendeskripsikan sistem upah yang berlaku di indonesia

II. Materi Pelajaran :1.Pengertian angkatan kerja, tenaga kerja,

kesempatan kerja, dan pengangguran

III. Metode Pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT)

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Kegiatan Guru

Kegiatan Awal

(10 menit) Menyiapkan semua

peralatan dan buku

yang diperlukan

Memeriksa kesiapan

ruang kelas, alat, dan

media pembelajaran,

serta kesiapan siswa

Menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh

guru yang telah

dipelajari sebelumnya

Melakukan apersepsi

yaitu menanyakan

materi yang diberikan

sebelumnya dengan

materi yang akan

dipelajari

Memperhatikan yang

disampaikan guru

Memotivasi siswa

dengan

menyampaikan

pentingnya materi

hari ini tentang

pengertian tenaga

kerja, angkatan kerja,

kesempatan kerja, dan

pengangguran

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Menyampaikan

kompetensi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

47

akan dicapai dan

memberikan ilustrasi

tentang model

pembelajaran yang

akan diterapkan

(model pemebalajaran

kooperatif tipe teams

games tournament)

Kegiatan Inti

(65 menit) Melakukan kegiatan

berkelompok

Membagi siswa

dalam kelompok yang

satu kelompok berisi

4-5 siswa

Mengkaji referensi

tentang angkatan

kerja, tenaga kerja,

kesempatan kerja, dan

pengangguran dalam

diskusi kelompok

Membagikan hand

out referensi materi

pembelajaran

Menjawab pertanyaan

bernomor yang

dibagikan oleh guru.

Jawaban dari

pertanyaan yg benar

dijadikan untuk

tournament.

Pada saat tournament,

siswa masuk ke dalam

kelompok sesuai

dengan arahan guru

yang berdasarkan

tingkat kemampuan

yang dimiliki.

Siswa yang berada di

meja turnamen secara

bergantian mengambil

nomor kartu

(pengambilan nomor

kartu berdasarkan

urutan yang telah

disepakati bersama)

dan menjawab

pertanyaan sesuai

dengan nomor kartu

yaitu pertanyaan-

pertanyaan yang

sesuai dengan materi

yang telah dipelajari

Membagikan

pertanyaan bernomor

kepada masing-

masing kelompok

Mengamati dan

memberikan penilaian

dari jawaban-jawaban

siswa yang benar dari

masing-masing

kelompok(game).

Menugaskan siswa

untuk pindah ke meja

tournament.

Mengamati dan

memberikan penilaian

dari jawaban-jawaban

siswa yang benar dari

masing-masing

kelompok

(tournament)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

48

Berkompetisi dalam

tournament tersebut

dengan bersaing

secara sehat.

Memperhatikan hasil

penilaian dari guru

Memberikan hasil

penilaian kepada

setiap kelompok dan

menentukan

penghargaan

kelompok yang

menang

Kegiatan Penutup

(15 menit)

Membuat rangkuman

Melakukan refleksi

Memperhatikan

penugasan dari guru

Membimbing siswa

untuk merangkum

apa yang dipelajari

pada pertemuan

pertama

Membimbing siswa

untuk berefleksi

Memberi penugasan

untuk pemantapan

pemahaman dan

pengayaan.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :

a. Alat / Bahan : Peta Konsep

CD Pembelajaran PT. ERLANGGA

b. Sumber Belajar : Buku Ekonomi SMA Jilid 2 –Wahyu Adji, Suwerli,

Suratno

Penerbit PT. ERLANGGA Jakarta 2007

VI. Penilaian :

1. Prosedur : a. Penilaian proses belajar mengajar

b. Penilaian hasil belajar

2. Alat Penilaian : (soal terlampir)

Jakarta, 17 Juli 2016

Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Kepala,

............................................................ .....................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

49

SOAL

1. Kebutuhan tebaga kerja yang diperlukan secara rill oleh perusahaan disebut

sebagai......

2. Masyarakat berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun yang sedang membutuhkan

pekerjaan disebut........ 3. Pak andi merupakan salah seorang angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan

kerja. Maka status pak andi sekarang adalah.......

4. Amir sedang tidak bekerja karena baru melamar untuk mendapatkan pekerjaan yang

lebih baik. Maka status amir dianamakan......... 5. Irvan dengan sukarela tidak bekerja karena dia sudah memiliki pendapatan dari rumah

yang dikontrakkannya. Maka status irvan termasuk pengangguran.........

6. Pak kromo sebagai tukang kayu menerima balas jasa Rp 400.000,00 setiap selesai

mengerjakan 1 lemari. Pengupahan semacam ini menggunakan sistem.......... 7. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menerima gaji Rp 1.000.000,00 per bulan. Sistem

pengupahan semacam ini menggunakan cara.......

8. Achmad menerima imbalan jasa 2,5% setelah dia dapat menjualkan rumah Danang.

Sistem pengupahan ini menggunakan sistem.......... 9. Salah satu syarat sistem pemberian upah yang baik adalah........... 10. Salah satu alasan terjadinya pengangguran adalah........

11. Terjadinya pengangguran konjungtural disebabkan oleh.......... 12. Setiap orang yang menghasilka barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik

yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan manual

disebut...........

13. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut...........

14. Ada 2 macam bentuk kompensasi kerja yaitu.........

15. Pengangguran temporer yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi

disebut pengangguran..........

16. Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah

pekerjaan yang tesedia di beberapa industri disebut.......

17. Peningkatan kualitas tenaga kerja ada dua jalur yaitu.........

18. Pemberian upah pada bidang pemasaran biasanya menggunakan sistem upah

berdasarkan...........

19. Pengangguran yang terjadi karena orang tersebut secara sukarela tidak mau bekerja

karena sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki disebut pengangguran........

20. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut.........

21. Sebutkan contoh pengangguran teknologi........

22. Golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena

pendidikan dan keterampilan tidak memadai disebut.....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

50

23. Golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan disebut........

24. Sebutkan 3 jenis pengangguran?

25. Sebutkan Contoh tenaga kerja yang dibayar berdasarkan waktu

KUNCI JAWABAN

1. Kesempatan kerja

2. Angkatan kerja

3. Tenaga kerja

4. Penganggur Normal

5. Pengangguran sukarela(voluntary unemployment)

6. Upah menurut waktu

7. Sistem upah menurut waktu

8. Komisi

9. Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja

10. Permintaan tenaga kerja yang terlalu tinggi

11. Karena berkurangnya permintaan barang dan jasa

12. Pekerja

13. Tenaga kerja

14. Gaji dan Upah

15. Pengangguran friksional

16. Pengangguran Musiman

17. On the job training dan Off the job training

18. Komisi

19. Pengangguran sukarela

20. Tenaga kerja

21. Penggunaan mesin seperti traktor di pertanian

22. Pengangguran normal

23. Pengangguran terselubung

24. Pengangguran normal, pengangguran terselubung, pengangguran terbuka

25. Guru privat atau dosen swasta yang dibayar berdasarkan jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

51

Lampiran-lampiran

Format Lembar pengamatan/penilaian proses belajar mengajar

Hari/tanggal :

Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu peserta didik)

No Sikap/ aspek yang

dinilai

Nama

kelompok/peserta

Didik

Nilai kualitatif Nilai

kuantitatif

Penilaian

individu

peserta

didik

1 Berani

mengemukakan

pendapat

2 Berani menjawab

pertanyaan

3 Inisisatif

4 Keaktifan

5 Kerjasama

6 Sikap toleransi

7 Reflektif terhadap

masalah

Jumlah

nilai

individu

Kriteria Penilaian

Kriteria indikator Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

80-100 Baik Sekali 4

70-79 Baik 3

60-69 Cukup 2

45-59 Kurang 1

Nilai = ∑ skor perolehan x 100

Skor maksimal (20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

52

Kriteria nilai

A= 80-100 : Baik Sekali

B= 70-79 : Baik

C= 60-69 : Cukup

D= ≤ 60 : Kurang

Lembar Keaktifan dalam diskusi

No Aspek yang dinilai Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

1 Cara menyampaikan pertanyaan

2 Cara menjawab pertanyaan

3 Kesesuian dengan topik kajian

4 Cara menyampaikan pendapat

5 Antusiasme mengikuti

pembelajaran (partisipasi)

Kriteria Penilaian :

Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

80-100 Memuaskan 1

70-79 Baik 2

60-69 Cukup 3

45-59 Kurang 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI