rancangan penerapan model pembelajaran …
TRANSCRIPT
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA
KELAS XI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Nugroho Frisdiyanto
NIM: 10 1334 060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih ku persembahkan skripsiku ini
kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Baik yang selalu setia menyertai
setiap langkah perjalanan hidupku dan memberkati sehingga dapat
menempuh studi hingga jenjang perguruan tinggi ini.
Untuk segenap keluargaku, bapak Ladiyanto(alm), ibu Fasirum, adikku
Ninda, keponakanku serta saudara-saudaraku, terimakasih atas segala doa,
dukungan, kasih sayang, bantuan, dan support yang selama ini diberikan.
Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi Pendidikan
Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terimakasih atas segala doa,
dukungan, dan perhatian.
Almamaterku Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Karena itu aku berkata kepadamu “Apa
saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan
diberikan kepadamu” (Markus 11:24)
“Ora et Labora”
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah Kristus Yesus
bagi kamu (1 Tes 5 : 16-18)
If you think you can, then you can...
__ NUGROHO FRISDIYANTO __
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA KELAS XI
Nugroho Frisdiyanto
Universitas Sanata Dharma
2016
Tugas akhir ini bertujuan untuk memaparkan Rancangan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Sebagai Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA
kelas XI.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang disusun
sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan kelas menurut Sugiyono.
Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournaments ini telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono sehingga layak digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DRAFT APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH
THE TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE AS AN EFFORT TO
IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION ON THE SUBJECT OF
ECONOMICS FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR
HIGH SCHOOL
Nugroho Frisdiyanto
Sanata Dharma University
2016
This study aims to present the application of Cooperative Learning Teams
Games Tournament model as an effort to improve student motivation on
Economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High School.
This research is a classroom action research (CAR) which was arranged in
accordance with the steps according to Sugiyono action research.
Draft Application of Cooperative Learning Teams Games Tournament
Model has been made in accordance with the steps according to Sugiyono
research and development, so it is appropriate to increase students' motivation in
economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High Schools.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat
limpahan rahmat dan berkat-Nya maka tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir yang berjudul "Rancangan Penerapan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament(TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI" ini kami susun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah
diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini
hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Bapak
Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi serta Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga
penulis selesai menyusun tugas akhir ini.
3. Bapak Ladiyanto(alm) dan Ibu Fasirum, S.Pd. ,orang tua penulis, yang telah
membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
4. Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang juga telah banyak membantu penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Rekan-rekan di Komunitas Motor Box Yogyakarta yang menginspirasi dan
memberikan semangat penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan tugas akhir ini.
Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.
Yogyakarta, Oktober 2016
Penulis,
Nugroho Frisdiyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas......................................................................... 6
1. Pengertian ........................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Prinsip Dasar PTK .............................................................................. 7
3. Tahap Pelaksanaan PTK ...................................................................... 8
4. Tujuan PTK ......................................................................................... 8
5. Manfaat PTK ...................................................................................... 9
6. Model dan Tahapan Pelaksanaan PTK ................................................ 9
B. MetodePembelajaran Kooperatif .............................................................. 10
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................... 10
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 11
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 11
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 11
5. Tipe Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 13
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ............ 14
1. Pengertian ............................................................................................ 14
2. Kelebihan ........................................................................................... 17
3. Kelemahan........................................................................................... 18
D. Motivasi Belajar ........................................................................................ 19
E. Mata Pelajaran Ekonomi ........................................................................... 22
F. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24
BAB III PEMBAHASAN
A. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................................... 26
1. Tahap-tahap PTK ............................................................................... 26
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TGT ................... 35
3. Pembahasan Kesesuaian Langkah-langkah TGT ............................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 42
B. Keterbatasan .............................................................................................. 43
C. Saran ..................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
LAMPIRAN ..................................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam
kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia menjadi paham akan
banyak hal yang berguna dalam kehidupannya. Pada intinya pendidikan
adalah proses dimana terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan
terjadi perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham
menjadi paham, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik bisa terjadi formal maupun nonformal.
Proses interaksi yang nonformal bisa terjadi di rumah, masyarakat, dan
lainnya. Sedangkan, untuk bentuk formal terjadi dalam sekolah, bimbingan
belajar, dan sebagainya.
Dalam proses belajar diperlukan suatu kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Sebagai seorang pendidik,
guru harus menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di kelas bagi
siswa. Kreativitas seorang guru dalam memotivasi siswa harus benar-benar
diasah dengan baik. Seorang guru yang baik tidak hanya mampu mentransfer
ilmu pengetahuan tetapi juga mampu membangkitkan minat belajar
siswanya. Hal ini berbeda dengan praktik pembelajaran lama yang
cenderung berlangsung satu arah yaitu guru yang memberikan dan siswa
yang menerima. Guru memiliki peranan penuh dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengajar. Pandangan tersebut sekarang ini dirasakan kurang begitu tepat.
Seiring dengan perkembangan zaman yang mampu mempengaruhi
perkembangan pribadi peserta didik, dimana mereka ingin mencoba segala
sesuatu berdasarkan kemampuan mereka untuk mendapatkan suatu
pengetahuan, dan tidak hanya menerima dari guru semata. Dengan kata lain,
proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka
dapat mencari sendiri pengetahuannya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ditemukan banyak
guru yang masih menggunakan metode yang konvensional atau belum
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses belajar cenderung
satu arah dimana guru akan menjelaskan materi yang ada di dalam buku
secara penuh dan siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Ada
kecenderungan bahwa kondisi seperti demikian menyebabkan siswa tidak
mengikuti pelajaran dengan baik. Mereka mengacuhkan materi yang
disampaikan oleh guru apabila mereka sudah merasa bosan. Tidak sedikit
dari mereka yang membuat keributan di kelas sehingga berdampak pada
proses belajar mengajar tidak kondusif lagi.
Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran untuk mendukung keberhasilan proses
pembelajaran, dimana model pembelajaran tersebut tidak hanya
menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga memberi kemudahan
belajar untuk seluruh siswa agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, penuh semangat sehingga tumbuh motivasi siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang baik diharapkan dapat
membangkitkan semangat siswa untuk lebih aktif ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
Menurut Slavin (1995:84), bentuk pembelajaran kooperatif yang
pertama dan cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Metode pembelajaran ini
merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas.
Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan
status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur
permainan yang sangat menyenangkan. Dengan penerapan metode TGT ini,
diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar,
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa pun meningkat. Model pembelajaran ini pada dasarnya
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang
heterogen (tinggi, rendah, sedang).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mencoba melakukan
penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan
pemahaman siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul ”Rancangan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi”, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA 1
Pekalongan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah: Apakah rancangan model pembelajaran kooperatif tipe TGT layak
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?
C. Batasan Masalah
Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan
berbagai tipe, diantaranya tipe Student Team Achievement Division (STAD),
Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction
(TAI), dan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Times Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran ekonomi.
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan
tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu: Untuk mengetahui apakah ada
peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaraan
kooperatif tipe TGT.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya
berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran di lapangan.
2. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat memberikan
masukan untuk para guru supaya lebih kreatif dalam menerapkan model-
model pembelajaran di kelas sehingga kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas tidak membosankan.
3. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar.
4. Bagi Peneliti
Peneliti mempunyai kesempatan untuk belajar menganalisis suatu
masalah yang terjadi dalam kelas dan menerapkan model pembelajaran
yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas
proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.
Arikunto (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-
kata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas,
dengan paparan sebagai berikut :
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.
Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu
penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia
mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan
praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Sedangkan menurut Kusumah, dkk (2009:9):
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru
terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang
berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil
yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang
berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Prinsip Dasar PTK
Menurut Kusumah (2009:17), PTK mempunyai beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya:
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis
yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang
cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari
solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan
tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh
pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat
tersosialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara
guru dan dosen).
3. Tahap Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, menurut Kusumah (2009:25), PTK adalah
tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup
empat tahapan yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui
masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup:
identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan
pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah
b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya
c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti
terhadap proses pelaksanaannya.
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam
kelasnya.
4. Tujuan PTK
Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta
didik dan konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses
pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah
aktual yang dihadapi sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya
proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu
berlangsung.
5. Manfaat PTK
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK
yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara
lain (Susilo, 2007:18):
a. Inovasi pembelajaran
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas
c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik
d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis
bagi guru
e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk
meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK
yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
6. Model dan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan. Tahapan yang
digunakan haruslah sesuai pedoman yang ada dalam petunjuk pelaksanaan
PTK. Menurut Kusumah (2009) tahapan PTK dapat dibuat sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning): Perencanaan yang matang perlu dilakukan
setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita;
b. Tindakan (acting): Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya
tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya;
c. Pengamatan (observing): Selanjutnya diadakan pengamatan
(observing) yang diteliti terhadap proses pelaksanaanya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Refleksi (reflecting): Setelah diamati, barulah guru dapat
melakukan refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa yang
telah terjadi di dalam kelasnya.
Model dan Tahap PTK
Gambar 2.1 Model PTK Kurt Lewin hasil modifikasi.
B. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaning)
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan:
Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak
sebagai fasilitator.
Hal utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk
belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya.
Menurut Slavin (Trianto, 2009:57), belajar kooperatif menekankan pada
Siklus I
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua
anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang diungkapkan Ibrahim, dkk
(2006:7-8) sebagai berikut:
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan
kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda
dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Manfaat-manfaat dari pembelajaran kooperatif menurut Widanarto
(2006:17) adalah:
a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi
b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap
dan perilaku selama bekerjasama
c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya
diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan perilaku
positif sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk
menghargai satu sama lain.
d. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas
akademik sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep
yang sulit.
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger,dkk (Lie, 2002:31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran gotong royong
harus diterapkan, diantaranya:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap
anggota kelompok bisa menyelesaikan tugasnya sendiri agar
yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan
metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam
penyusunan tugasnya.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu
muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan
para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan
semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih
kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh
lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan
masing-masing.
d. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara
berkomunikasi.
Ada kalanya pembelajar perlu diberi tahu secara eksplisit
mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti
bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa
harus menyinggung perasaan orang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
5. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah
(Slavin, 2010:11-25):
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan
mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh
anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada
akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi
ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor
secara individual.
b. Teams Games Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan
secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru
memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian
siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan
bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran
tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen.
Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok
lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah
tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada
kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk
menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan
menentukan penghargaan kelompok.
c. Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok
diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang
diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi
bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan
siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya.
Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan
pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai
bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi
bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya
masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut
kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari
model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh
topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada
peningkatan nilai individu sama seperti STAD.
d. Learning Together
Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu
siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang
mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja
kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis
yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan
kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas.
Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk
menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok
mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan
memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar
mereka kepada seluruh kelas.
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT)
1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)
Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah
untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam
kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada
banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala
juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metode
TGT masalah ini dapat diminimalisir.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan
(Slavin, 2010) .
Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di
mana kelompoknya terdiri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga
masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat
diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk
melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.
Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 2010):
a. Penyajian Kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali
guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang
harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus
benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam
kelompok nantinya.
b. Kelompok (team)
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok
bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu
kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu
menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar
kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat
diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan
suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja
dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika
ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya
jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah
satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu
teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras
atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game atau tournament.
c. Permainan
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa
setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games
dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh
guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa
sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah
satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya
tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang
sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan
untuk tournament mingguan.
d. Turnamen (Tournament)
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang
sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam
kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok
mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen
merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang
berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk
pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan
sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini
didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes
sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa
yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah
disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan
nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil
nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan
bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai
dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan
benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat
nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam
turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat
atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian
penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor
kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat
pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian
dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian
penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara
tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah
untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat
meningkat.
2. Kelebihan Teams Games Tournament (TGT)
Menurut Slavin (2008) beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian hasil belajar siswa
mengemukakan keunggulan dan kelemahan TGT. Tersedia:
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-
tournaments-tgt-2/ sebagai berikut:
a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh
teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka
dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.
b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh
tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa
harga diri akademik mereka.
d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal
dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi
menggunakan waktu yang lebih banyak.
f. TGT meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional
di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena
kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri.
3. Kelemahan Teams Games Tournament (TGT)
Sedangkan kelemahan Teams Games Tournament (TGT) dikatakan oleh
Sujana (2011). Tersedia: http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-
pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/ adalah:
a. Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen
dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang
bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian
kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat
diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
b. Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Uno (2007:1) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Pendapat lain diungkapkan oleh Winkel (Uno,
2007:3) yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang
berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak atau
kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk belajar.
2. Klasifikasi Motivasi
Menurut Uno (2007:4) dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Motif Intrinsik
Motif intriksik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar
karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau
sejalan dengan kebutuhan. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan
menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang
relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak
dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran
akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai
sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,
misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif
terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya.
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara
lain (Uno, 2007:4) :
1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia berpribadi,
menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun
keyakinannya.
2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan
kegiatan pendidikannya.
3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan
kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,
baik yang bersifat pribadi maupun akademis.
4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan
bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.
5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai pendidik.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Uno, 2007:10) :
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya penghargaan dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
3. Peranan Motivasi Belajar
Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
4. Teknik-teknik motivasi
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
sebagai berikut (Uno, 2007:34) :
a. Pernyataan penghargaan secara verbal
b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan
c. Menimbulkan rasa ingin tahu
d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar
g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu
konsep dan prinsip yang telah dipahami
h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i. Menggunakan simulasi dan permainan
j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran
di depan umum.
k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar
l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.
E. Mata Pelajaran Ekonomi
Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang
ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
Fungsi mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan kemampuan
siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan
peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta terlatih dalam
memecahkan permasalahan ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi
dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di
lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-
aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja,
perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi dan manajemen. Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:138) tujuan pelajaran ekonomi
di SMA adalah (a) memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan
peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang
terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (b)
menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (c) membentuk sikap bijak,
rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan
keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi
diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (d) membuat keputusan
yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam
masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Salah satu pokok bahasan mata pelajaran ekonomi adalah kebijakan
fiskal. Kebijakan fiskal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk
membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam
pembelanjaannya dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi
yang dihadapi. Dengan mempelajari kebijakan fiskal diharapkan siswa
mampu mendeskripsikan tentang kebijakan fiskal, dan membedakan macam-
macam kebijakan anggaran serta cara penghitungan pajak.
F. Kerangka Berpikir
Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah metode
pembelajaran kooperatif. Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator
dan motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya memiliki cara untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa
akan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya saja dengan melibatkan
seluruh siswa menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
seluruh siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran tanpa adanya di
skriminasi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai.
Metode pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah
satunya adalah tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran
tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 2010). Dalam
pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa
penyampaian materi kepada siswa, (2) pembagian kelompok/tim untuk
mendalami materi, (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam
bentuk permainan yang menyenangkan. (4) tournament yang bertujuan
menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa, dan (5) penghargaan bagi
kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik. Oleh Karena mengandung
unsur permainan yang menyenangkan diharapkan motivasi belajar siswa dan
keaktifan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya akuntansi
dapat meningkat.
Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Uno,
2007:1). Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat
suasana persaingan yang sehat di antara siswa. Salah satu teknik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
meningkatkan motivasi belajar dengan TGT adalah membuat suasana
persaingan yang sehat di antara siswa, dengan demikian siswa menjadi
terpacu untuk menunjukkan prestasi akademisnya tanpa mengurangi rasa
kerja sama dan menghargai antar sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
PEMBAHASAN
A. Rancangan PenelitianTindakan Kelas (PTK)
1. Tahap-tahap PTK:
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti
dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan
sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara
kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila
dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus
disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan
yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan
pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena
adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan
dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di
kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana
guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana
tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam
refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.
Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan
Pengamatan terhadap tindakan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan
tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3
dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus
juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan
tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu
kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan
"pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil
melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi.
Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat
dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan penerapan rancangan tindakan.
Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan
kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn
bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat,
maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut
melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah
dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali
hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan
”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga
obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh
orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan,
kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya
kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila
dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini,
maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
Urutan langkah dalam rancangan model pembelajaran dapat diuraikan sebagai
berikut:
Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK
akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak
dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus
berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun
kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.
Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi
masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam
bentuk hipotesis tindakan.
Identifikasi Masalah
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :bagaimana
memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut,
pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap
praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas
terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun
sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses
pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di
atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK. Oleh sebab itu, agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau
meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, ia dituntut
keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri
mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran
yang dikelolanya. Dengan kata lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta
berfikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran
dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses
perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan-
kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan
proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan
adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,
permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-
masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya,
bukan permasalahanyang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar.
Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins
(1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasan-
gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk
mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat
bertanya pada diri sendiri.
Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah, beberapa
contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal
mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan berangkat
keadaan dengan menggunakan PTK.
Analisis Masalah
Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi
tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-
masalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. Dalam hubungan ini,
akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya
penguasaan materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam
berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut
jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (tidak
tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan
eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran
yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan faktual dan atau
konseptual yang terdapat dalam buku paket).Beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik
yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan
oleh sekolah; Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau
kekuasaan guru untuk mengatasinya; Pilih dan tetapkan permasalahan yang
skalanya cukup kecil dan terbatas; Usahakan untuk bekerja sama dalam
pengembangan fokus penelitian; dan Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan
prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu
merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan
masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan
perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu
dikumpulkan termasuk prosedur pengumpulan data serta cara
menginterpretasikannya. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan
dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai
persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan
untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Perumusan permasalahan
yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan
penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki alternatif-
alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan masalah harus jelas,
dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan
proposal PTK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk hipotesis
tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang akan terjadi jika suatu
tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah alternatif yang diduga dapat memecahkan
masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan
hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika
hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok atau
lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk
mengatasi masalah.Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru
sebagai peneliti perlu melakukan:
Merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.; Diskusi dengan rekan sejawat,
pakar pendidikan, peneliti dsb; Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan
khususnya yang telah disampaikan dalam kegiatan ilmiah.; Kajian teoritik di bidang
pelajaran pendidikan; Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan; dan hasil kajian tersebut, dapat dijadikan landasan untuk
membangun hipotesis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan hipotesis tindakan.
Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain,
alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara
konseptual.; Setiap alternatif tindakan perbaikan yag dipertimbangkan, perlu dikaji
ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelayakan teknis serta
keterlaksanaannya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga
dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
selama program perbaikan ini diimplementasikan.; Pilih alternatif tindakan serta
prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal, namun tetap
ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melaksanaannya dalam kondisi dan
situasi sekolah yang aktual.; Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca:
perbaikan-perbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu,
baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru
Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya perlu
dilakukan pengkajian terhadap kelayakan dari masing-masing hipotesis tindakan itu
dari segi ”jarak” antara situasi nyata dengan situasi idel yang dijadikan rujukan.
Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang diprasyaratkan untuk penyelenggaraan
suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa
sehingga masih dalam batas-batas kemampuan siswa. Dengan kata lain, sebagai
aktor PTK guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian
dunia sekolah dimana ia berada dan melaksanakan tugasnya.
Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana yang
diharapkan, diperlukan kelayakan hipotesis tindakan terlebih dahulu. Menurut
Soedarsono (1997), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji
kelayakan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut ;
Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh kemampuan dan
komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain, untuk melaksanakan PTK
kadang-kadang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai
bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan
PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh
atasan atau bukan karena didorong oleh imbalan finansial.; Kemampuan siswa juga
perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan budaya, maupun
etik. Dengan kata lain seyogyanya tidak dilaksanakan apabila akan berdampak
merugikan siswa.; Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di
sekolah juga perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat
terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu,
demi keberhasilan PTK, maka guru dituntut untuk dapat mengusahakan/memilih
fasilitas dan sarana yang diperlukan; Selain kemampuan siswa sebagai
perseorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas
atau di sekolah. Namun pertimbangan ini tidak dapat diartikan sebagai
kecendrungan untuk mempertahankan status kuo. Dengan kata lain, perbaikan iklim
di kelas dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.;
dan Karena sekolah juga sebuah organisasi, maka selain iklim belajar sebagaimana
dikemukakan di atas, iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan
penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dari kepala sekolah serta rekan-
rekan guru, dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK.
2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TGT:
Sebelum melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, pada
awal pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi. Metode yang
digunakan dalam penjelasan materi ini bisa dengan menggunakan ceramah, diskusi,
atau yang lain. Hal yang penting dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus
benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena penguasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.Dalam
kegiatan kelompok, masing-masing anggota bertugas mempelajari materi atau
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar kerja siswa dan
membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pembelajaran tersebut.
Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai, guru telebih dahulu menjelaskan
peraturan yang perlu diperhatikan selama kegiatan kerja kelompok berlangsung.
Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara
yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,
mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam
kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena
mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan
tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa dijawab oleh salah satu teman
kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari
4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis
kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau
turnamen.Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah
mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game dapat berupa pertanyaan –
pertanyaan bernomor, game make a match (menjodohkan) dan game lainnya yang
dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa
sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan
bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing– masing dan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok
yang sedang mengerjakan. Turnamen dilakukaan pada akhir rmateri pembelajaran
yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar kelompok. Turnamen ini
berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bias mendapatkan nilai terbaik.
Guru akan mengumumkan kelompok yang menangdalam turnamen, dan masing–
masing tim akan mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap
kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan
menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya.
Pemberian penghargaan ini adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi
belajarnya dapat meningkat. Pada tahap ini, implementasi model TGT dianggap
telah selesai, maka guru membagi kuesioner motivasi setelah diterapkannya model
pembelajaran TGT, untuk mengetahui adanya tingkat perubahan motivasi belajar
siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran
ekonomi di dalam kelas.
B. Pembahasan
Kesesuaian langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT) harus mengandung
lima komponen utama yaitu:
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru
menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah,
diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini
adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok
nantinya.Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada
lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi
pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih
dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama
dalam kelompok berjalan dengan lancar.
Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara
yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,
mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam
kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena
mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan
tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman
kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari
4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis
kelamin dan ras atau etnik.
Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar
bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament. Permainan ini
dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas
dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang
dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa
sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan
bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman
di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk
tournament mingguan. Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi
pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam
kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa
mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar
anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk
pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan
meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas
dan hasil dari tes sebelumnya.
Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen
secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan
urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan
nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah
dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab
pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja
turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan
benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang
akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. Guru akan mengumumkan
kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan
mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan.
Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor
kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar
permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk
bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah
untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.
Upaya peningkatan motivasi dengan TGT yaitu dengan menciptakan persaingan
dan kerjasama. Dengan kata lain, bahwa dengan persaingan dan kerjasama dapat
meningkatkan motivasi belajar karena salah satu tujuan dari TGT adalah
Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan
ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam
keterampilan sosial.
Kelebihan Teams Games Tournament (TGT)
Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang
secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang
ada dalam kelas tradisional dan meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil
yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan
serta keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan
waktu yang lebih banyak. TGT juga dapat meningkatkan kehadiran siswa yang
mengalami gangguan emosional di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima
skors dari guru karena kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri.
Kelemahan Teams Games Tournament (TGT)
Dari sisi guru, sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang
bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok
waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu
menguasai kelas secara menyeluruh. Lalu, dari sisi siswa masih adanya siswa
berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada
siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing
dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan
mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahap-tahap dalam PTK, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan terhadap tindakan, refleksi terhadap tindakan. Dalam hal perencanaan
tindakan, ada beberapa rangkaian kegiatan yang membentuk satu siklus berupa
planning (rencana), identifikasi masalah, perumusan masalah, dan formulasi
solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Pembelajaran kooperatif model TGT
merupakan salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Lima unsur komponen utama yang terdapat dalam TGT yaitu: Penyajian Kelas,
Kelompok (team), Permainan, Turnamen (tournament), Penghargaan Kelompok.
Kelebihan Teams Games Tournament (TGT): meningkatkan perasaan/persepsi
siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya
pada keberuntungan, meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk
rasa harga diri akademik mereka, meningkatkan kerja sama terhadap yang lain
(kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit), keterlibatan
siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih
banyak, meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional di
sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena kesalahan
yang diperbuat oleh siswa sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kelemahan Teams Games Tournament: Sulitnya pengelompokan siswa yang
mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis (bagi guru), Masih adanya
siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan
kepada siswa lainnya (bagi siswa).
Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) layak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena di
dalam model pembelajaran tersebut siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain
secara berkelompok yang dibagi merata sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Dengan adanya pengelompokkan secara merata ini, siswa yang
kemampuannya dibawah rata-rata dapat termotivasi semangat belajarnya untuk
meraih hasil yang memuaskan dan tentunya kelompok yang mempunyai skor
yang lebih tinggi mendapatkan sebuah penghargaan. Pemberian penghargaan
tersebut adalah salah satu cara untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi
belajarnya dapat meningkat.
B. Keterbatasan
Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi ini juga memiliki keterbatasan yaitu waktu yang
disediakan untuk peneliti untuk meneruskan rancangan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Selain itu, model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ini belum diujikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
C. Saran
Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi ini, peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sangat
cocok diterapkan pada siswa, maka sebaiknya model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Guru
Dalam melaksanakan kegiatan belajar belajar mengajar, Guru sebaiknya tidak
boleh kehilangan ide-ide yang brilian agar siswa tidak merasa bosan dalam
mengikuti kegiatan belajar di kelas.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya menggunakan model pembelajaran ini secara bertahap agar
siswa tidak merasa bingung.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan rancangan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) ini dengan
berbagai pembaharuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempratikan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Robert. E Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
www.google.com
www.e-dukasi.net
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-
2/
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-
2/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi ketenaga kerjaan dan
dampaknya terhadap pembangunan ekonomi
Kompetensi Dasar : 1.1. Mengklasifikasi ketenaga kerjaan
Indikator :1. Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan
kerja, dan pengangguran
2. Mengidentifikasi sistem upah yang berlaku di Indonesia
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat ...
1. Menghubungkan angkatan kerja, tenaga kerja dan
kesempatan kerja
2. Mendeskripsikan sistem upah yang berlaku di indonesia
II. Materi Pelajaran :1.Pengertian angkatan kerja, tenaga kerja,
kesempatan kerja, dan pengangguran
III. Metode Pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT)
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Kegiatan Guru
Kegiatan Awal
(10 menit) Menyiapkan semua
peralatan dan buku
yang diperlukan
Memeriksa kesiapan
ruang kelas, alat, dan
media pembelajaran,
serta kesiapan siswa
Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru yang telah
dipelajari sebelumnya
Melakukan apersepsi
yaitu menanyakan
materi yang diberikan
sebelumnya dengan
materi yang akan
dipelajari
Memperhatikan yang
disampaikan guru
Memotivasi siswa
dengan
menyampaikan
pentingnya materi
hari ini tentang
pengertian tenaga
kerja, angkatan kerja,
kesempatan kerja, dan
pengangguran
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Menyampaikan
kompetensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akan dicapai dan
memberikan ilustrasi
tentang model
pembelajaran yang
akan diterapkan
(model pemebalajaran
kooperatif tipe teams
games tournament)
Kegiatan Inti
(65 menit) Melakukan kegiatan
berkelompok
Membagi siswa
dalam kelompok yang
satu kelompok berisi
4-5 siswa
Mengkaji referensi
tentang angkatan
kerja, tenaga kerja,
kesempatan kerja, dan
pengangguran dalam
diskusi kelompok
Membagikan hand
out referensi materi
pembelajaran
Menjawab pertanyaan
bernomor yang
dibagikan oleh guru.
Jawaban dari
pertanyaan yg benar
dijadikan untuk
tournament.
Pada saat tournament,
siswa masuk ke dalam
kelompok sesuai
dengan arahan guru
yang berdasarkan
tingkat kemampuan
yang dimiliki.
Siswa yang berada di
meja turnamen secara
bergantian mengambil
nomor kartu
(pengambilan nomor
kartu berdasarkan
urutan yang telah
disepakati bersama)
dan menjawab
pertanyaan sesuai
dengan nomor kartu
yaitu pertanyaan-
pertanyaan yang
sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
Membagikan
pertanyaan bernomor
kepada masing-
masing kelompok
Mengamati dan
memberikan penilaian
dari jawaban-jawaban
siswa yang benar dari
masing-masing
kelompok(game).
Menugaskan siswa
untuk pindah ke meja
tournament.
Mengamati dan
memberikan penilaian
dari jawaban-jawaban
siswa yang benar dari
masing-masing
kelompok
(tournament)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berkompetisi dalam
tournament tersebut
dengan bersaing
secara sehat.
Memperhatikan hasil
penilaian dari guru
Memberikan hasil
penilaian kepada
setiap kelompok dan
menentukan
penghargaan
kelompok yang
menang
Kegiatan Penutup
(15 menit)
Membuat rangkuman
Melakukan refleksi
Memperhatikan
penugasan dari guru
Membimbing siswa
untuk merangkum
apa yang dipelajari
pada pertemuan
pertama
Membimbing siswa
untuk berefleksi
Memberi penugasan
untuk pemantapan
pemahaman dan
pengayaan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :
a. Alat / Bahan : Peta Konsep
CD Pembelajaran PT. ERLANGGA
b. Sumber Belajar : Buku Ekonomi SMA Jilid 2 –Wahyu Adji, Suwerli,
Suratno
Penerbit PT. ERLANGGA Jakarta 2007
VI. Penilaian :
1. Prosedur : a. Penilaian proses belajar mengajar
b. Penilaian hasil belajar
2. Alat Penilaian : (soal terlampir)
Jakarta, 17 Juli 2016
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala,
............................................................ .....................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
SOAL
1. Kebutuhan tebaga kerja yang diperlukan secara rill oleh perusahaan disebut
sebagai......
2. Masyarakat berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun yang sedang membutuhkan
pekerjaan disebut........ 3. Pak andi merupakan salah seorang angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan
kerja. Maka status pak andi sekarang adalah.......
4. Amir sedang tidak bekerja karena baru melamar untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik. Maka status amir dianamakan......... 5. Irvan dengan sukarela tidak bekerja karena dia sudah memiliki pendapatan dari rumah
yang dikontrakkannya. Maka status irvan termasuk pengangguran.........
6. Pak kromo sebagai tukang kayu menerima balas jasa Rp 400.000,00 setiap selesai
mengerjakan 1 lemari. Pengupahan semacam ini menggunakan sistem.......... 7. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menerima gaji Rp 1.000.000,00 per bulan. Sistem
pengupahan semacam ini menggunakan cara.......
8. Achmad menerima imbalan jasa 2,5% setelah dia dapat menjualkan rumah Danang.
Sistem pengupahan ini menggunakan sistem.......... 9. Salah satu syarat sistem pemberian upah yang baik adalah........... 10. Salah satu alasan terjadinya pengangguran adalah........
11. Terjadinya pengangguran konjungtural disebabkan oleh.......... 12. Setiap orang yang menghasilka barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik
yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan manual
disebut...........
13. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut...........
14. Ada 2 macam bentuk kompensasi kerja yaitu.........
15. Pengangguran temporer yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi
disebut pengangguran..........
16. Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah
pekerjaan yang tesedia di beberapa industri disebut.......
17. Peningkatan kualitas tenaga kerja ada dua jalur yaitu.........
18. Pemberian upah pada bidang pemasaran biasanya menggunakan sistem upah
berdasarkan...........
19. Pengangguran yang terjadi karena orang tersebut secara sukarela tidak mau bekerja
karena sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki disebut pengangguran........
20. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut.........
21. Sebutkan contoh pengangguran teknologi........
22. Golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena
pendidikan dan keterampilan tidak memadai disebut.....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
23. Golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan disebut........
24. Sebutkan 3 jenis pengangguran?
25. Sebutkan Contoh tenaga kerja yang dibayar berdasarkan waktu
KUNCI JAWABAN
1. Kesempatan kerja
2. Angkatan kerja
3. Tenaga kerja
4. Penganggur Normal
5. Pengangguran sukarela(voluntary unemployment)
6. Upah menurut waktu
7. Sistem upah menurut waktu
8. Komisi
9. Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja
10. Permintaan tenaga kerja yang terlalu tinggi
11. Karena berkurangnya permintaan barang dan jasa
12. Pekerja
13. Tenaga kerja
14. Gaji dan Upah
15. Pengangguran friksional
16. Pengangguran Musiman
17. On the job training dan Off the job training
18. Komisi
19. Pengangguran sukarela
20. Tenaga kerja
21. Penggunaan mesin seperti traktor di pertanian
22. Pengangguran normal
23. Pengangguran terselubung
24. Pengangguran normal, pengangguran terselubung, pengangguran terbuka
25. Guru privat atau dosen swasta yang dibayar berdasarkan jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran-lampiran
Format Lembar pengamatan/penilaian proses belajar mengajar
Hari/tanggal :
Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu peserta didik)
No Sikap/ aspek yang
dinilai
Nama
kelompok/peserta
Didik
Nilai kualitatif Nilai
kuantitatif
Penilaian
individu
peserta
didik
1 Berani
mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisisatif
4 Keaktifan
5 Kerjasama
6 Sikap toleransi
7 Reflektif terhadap
masalah
Jumlah
nilai
individu
Kriteria Penilaian
Kriteria indikator Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
80-100 Baik Sekali 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang 1
Nilai = ∑ skor perolehan x 100
Skor maksimal (20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kriteria nilai
A= 80-100 : Baik Sekali
B= 70-79 : Baik
C= 60-69 : Cukup
D= ≤ 60 : Kurang
Lembar Keaktifan dalam diskusi
No Aspek yang dinilai Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
1 Cara menyampaikan pertanyaan
2 Cara menjawab pertanyaan
3 Kesesuian dengan topik kajian
4 Cara menyampaikan pendapat
5 Antusiasme mengikuti
pembelajaran (partisipasi)
Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 1
70-79 Baik 2
60-69 Cukup 3
45-59 Kurang 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI