rancangan bangfunan sistem informasi spasial berbasis webgis pada sebaran pencemaran udara primer...

Upload: adi-cipta-pratama

Post on 15-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi GIS yang berguna dan bermanfaat sebagai bahan referensi untuk mencari bahan masukan dalam pengelolaan GIS

TRANSCRIPT

  • i

    RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL

    BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN

    UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR

    ( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

    Oleh :

    SITI HALIMATUSYADIYAH

    NIM 1060 9300 3152

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2011 M / 1433

  • ii

    RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL

    BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN

    UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR

    ( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

    Oleh :

    Siti Halimatusyadiyah

    NIM 1060 9300 3152

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Komputer

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2011 M / 143

  • iii

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

    Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis

    Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus : DKI

    Jakarta ) yang ditulis oleh Siti Halimatusyadiyah, NIM 106093003152 telah diuji

    dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa, 22 November

    2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Strata Satu ( S1 ) Program Studi Sistem Informasi.

    Jakarta, November 2011

    Menyetujui,

    Penguji I

    Rizal Bahaweres, M.Kom

    Penguji II

    Arini, M.T

    NIP. 197601312009012001

    Pembimbing I

    Zainul Arham, M.Si

    NIP. 1974 0730 200710 1 1002

    Pembimbing II

    Bakri La Katjong MT. M.Kom

    NIP. 470035764

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

    Dr.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis

    NIP. 1968011 7200112 1001

    Ketua Program Studi Sistem Informasi

    Nur Aeni Hidayah, MMSI

    NIP. 19750818 200501 2008

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

    merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, Desember 2011

    Siti Halimatusyadiyah

  • vi

    ABSTRAK

    SITI HALIMATUSYADIYAH (106093003152). Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer

    Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ). Di bawah bimbingan Bapak

    ZAINUL ARHAM, M.SI dan Bapak Ir. BAKRI LA KATJONG MT

    .M.KOM.

    Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta ( BPLH ) sebagai salah

    satu instansi pemerintah memberikan pelayanan serta informasi terhadap

    lingkungan daerah DKI Jakarta memiliki peran yang sangat penting bagi

    masyarakat serta instansi terkait. Dan sub bagian yang ada pada BPLH salah

    satunya adalah Data Pencemaran Lingkungan ( DACEM ) ini belum memiliki

    suatu sistem informasi yang interaktif yang dapat memberikan informasi

    mengenai lokasi industri serta pencemaran secara keruangan ( spasial ) dengan

    cepat dan mudah. Selain itu, BPLH belum mempunyai sistem yang

    terkomputerisasi dan terintegrasi sehingga masih dijalankan secara manual yang

    menyebabkan kurang efektif dan efisien.Sistem informasi tersebut dibutuhkan

    untuk memudahkan instansi-instansi terkait serta masyarakat secara cepat tentang

    keadaan lingkungan di DKI Jakarta. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Tahun 2009 tentang ketentuan lokasi kawasan

    industri dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan

    2 Tahun 2009 tentang upaya pengelolaan lingkungan dan pengelolaan limbah

    bahan berbahaya serta dampak lingkungan. Metodologi penelitian yang digunakan

    penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) waterfall, terdiri dari

    rekayasa sistem, analisis, perancangan, dan pemrograman. Sistem ini

    dikembangkan menggunakan Arcview 3.3 untuk pengolahan data spasial, ALOV

    Map versi 0.97 sebagai aplikasi webGIS yang berisi java, MySQL sebagai basis

    data, PHP sebagai bahasa pemograman. Hasil yang dicapai berupa sistem

    informasi spasial berbasis web yang disajikan dalam dua tema yaitu sebaran lokasi

    industri serta sebaran pencemaran SO2 dan NO2 terhadap baku emisi cerobong.

    Selain itu informasi terhadap informasi data nonspasial yang dapat dimanfaatkan

    oleh pihak terkait dengan cepat dan terintegrasi.

    V Bab + 169 Halaman + Daftar Pustaka + 59 Gambar + 46 Tabel + Lampiran

    Kata kunci: Sistem Informasi Spasial , System Development Life Cycle (SDLC),

    BPLH, Industri ,Pencemaran, Alov Map.

    Pustaka acuan (32, 1989-2008)

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat

    dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada

    junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,

    semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafaat di akhirat

    kelak. Amin .

    Adapun judul penulisan skripsi ini adalah Rancang Bangun Sistem

    Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer

    Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ) . Pada penulisan skripsi ini

    penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan

    dan pengalaman penulis.

    Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

    memberikan dukungan , bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis.

    Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

    pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :

    1. Bapak Dr.Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS selaku Dekan Fakultas Sains

    dan Teknologi.

    2. Ibu Nur Aeni Hidayah sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi.

  • viii

    3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

    memberikan segala daya dan upaya untuk memudahkan penulis dalam

    penyusunan skripsi ini.

    4. Bapak Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing, yang

    dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada penulis.

    5. Ibu Rahmawati, selaku kepala bagian data pencemaran lingkungan, yang

    dengan bijaksana telah membantu penulis dalam mendapatkan segala

    informasi serta data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    6. Bapak Domo dari PT. EXSAMAP yang dengan ikhlas serta kerendahan

    hatinya membantu dalam menyediakan data - data peta.

    7. Guru Besar dan tercinta Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan

    inspirasi dan semangat kepada penulis. Semoga kesehatan selalu di

    limpahkan. Amin

    8. Kedua Orang Tua ku yang tidak pernah lepas berdoa mendukung penulis

    untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala

    materi yang selama ini diberikan hingga akhir.

    9. Teman-teman super seperjuangan GIS 2006 yang selalu saling membahu

    dan memberikan semangat kepada sesama.

    10. Seluruh teman Kahfi BBC School, BEMF 2010 yang telah memberikan

    doa dan dukungannya selalu.

    11. Special buat teman, kakak yang luar biasa ( Cosmas, Aldi, Fina, Eby,

    Robby, ka Ichal, ka Semmy ) yang selalu setia mendengarkan suka duka

    penulis dan kata-kata motivasinya.

  • ix

    12. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang

    penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

    Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang

    telah diberikan kepada penulis.

    Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penelitian ini dapat

    dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala

    kekhilafan.

    Jakarta, Desember 2011

    Siti Halimatusyadiyah

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ..x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii

    DAFTAR SIMBOL ...................................................................................... xxi

    DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... xxiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 5

    1.3 Batasan Masalah............................................................................ 6

    1.4 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 7

    1.4.1 Tujuan.................................................................................. 7

    1.4.2 Manfaat................................................................................ 8

    1.5 Metode Penelitian ......................................................................... 10

    1.5.1 Metode Pengumpulan Data................................................. 10

  • xi

    1.5.2 Metode Pengembangan Sistem............................................ 11

    1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 12

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................... 14

    2.1.1 Pengertian Sistem .............................................................. 14

    2.1.2 Karakteristik Sistem .......................................................... 14

    2.1.3 Pengertian Data dan Informasi............................................ 16

    2.1.4 Nilai dan Kualitas Informasi............................................... 17

    2.1.5 Pengertian Sistem Informasi............................................... 19

    2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis .......... ....................... 19

    2.2.1 Pengertian Geografi .......................................................... 20

    2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ............................ 21

    2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis .............................. 22

    2.2.4 Data Pada SIG ................................................................... 24

    2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG.............................. 25

    2.2.6 Komponen SIG................................................................. 28

    2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis .......... ............................. 29

    2.4 Peta dan Pemetaan ....................................................................... 30

    2.4.1 Skala Peta ........................................................................... 31

    2.4.2 Komponen Peta ................................................................. 32

    2.4.3 Simbolisasi Peta ................................................................ 35

    2.5 Sistem Proyeksi ................................................................ 36

  • xii

    2.6 Aplikasi SIG dalam Web .............................................................. 37

    2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle ............... 40

    2.8 Tool Analysis dan Design Sistem Informasi ................................ 44

    2.8.1 Bagan Alir ....................................................................... 44

    2.8.2 Data Flow Diagram ......................................................... 44

    2.8.3 Simbol Data Flow Diagram ............................................ 46

    2.8.4 Kamus Data .................................. ..................................... 47

    2.9 Perancangan Basis Data .............................................................. . 49

    2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ................................ 49

    2.9.2 Normalisasi ........................................................................ 52

    2.10 Definisi Perancangan .................................................................... 53

    2.11 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem ...... ....................... 54

    2.11.1 PHP 54

    2.11.2 ALOV ............................................................................... 55

    2.11.3 Macromedia Dreamweaver .............................................. 57

    2.12 Industri ................... ...................................................................... 57

    2.13 Klasifikasi Industri ................... .................................................... 59

    2.14 Polutan Pencemaran Udara .......................................................... 61

    2.14.1 Sulfur Dioksida ( SO2 ) .................................................... 62

    2.14.2 Nitrogen Oksida ( NO2 ) .................................................. 65

    2.15 Baku Mutu Emisi ......................................................................... 67

    2.16 Interpolasi .................................................................................. 68

    2.16.1 Konsep Interpolasi ........................................................... 69

  • xiii

    2.16.2 Jenis Interpolasi ................................................................ 70

    2.16.3 Interpolasi Citra Digital ................................................... 73

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 75

    3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian ................................................... 76

    3.2.1 Bahan ............................................................................... 76

    3.2.2 Perangkat ......................................................................... 77

    3.2.3 Tahap Penelitian .............................................................. 78

    3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 79

    3.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................ 79

    3.4 Metode Pengembangan Sistem .................................................. 81

    3.4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan .................................... 84

    3.4.2 Tahap Analisa Sistem ...................................................... 85

    3.4.3 Tahap Perancangan ( desain ) ......................................... 85

    3.4.4 Tahap Pemograman ......................................................... 86

    3.4.5 Tahap Pengujian ( testing ) ............................................. 87

    3.4.6 Tahap Pemeliharaan ........................................................ 89

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan ................................................. 90

    4.1.1 Identifikasi Kebutuhan ..................................................... 91

    4.1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 92

    4.2 Analisa Sistem ................................................................................ 93

  • xiv

    4.2.1 Profil Daerah Penelitian .................................................... 93

    4.2.2 Profil BPLH DKI Jakarta ............................................... 95

    4.2.3 Sistem Yang Berjalan ......................................................... 96

    4.2.4 Sistem Yang Diusulkan ...................................................... 97

    4.3 Perancangan Sistem .................................................................... 98

    4.3.1 Desain Arsitektur ( Data Flow Diagram) ........................... 98

    4.3.2 Desain Basis Data ........................................................... 113

    4.3.2.1 Desain Kamus Data .................................... 114

    4.3.2.2 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ...... 115

    4.3.2.3 Struktur Data ............................................ 123

    4.3.3 Perancanagan Interface ...................................................... 138

    4.3.3.1 Perancangan Menu Layar ........................... 138

    4.3.3.2 Perancangan State Transition Diagram ...... 139

    4.3.3.3 Perancangan Antar Muka ......................... 143

    4.3.3.4 Analisis Sebaran Polutan (SO2 dan NO2) ... 156

    4.3.4 Pemograman ( coding ) ...................................................... 160

    4.3.5 Pengujian Sistem ................................................................ 161

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ............................................................................... 165

    5.2 Saran ...................................................................................... 166

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 168

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR HALAMAN

    1.1 Grafik Jumlah Industri...2

    2.1 Data Dan Informasi...........................................................................17

    2.2 Ilustrasi Sub Sistem SIG...23

    2.3 Model Data Raster25

    2.4 Koordinat Pada Model Raster...........................................................26

    2.5. Struktur Data SIG (a) Vektor dan (b) Raster...27

    2.6. Skala Grafik......................................................................................32

    2.7 Komponen Peta.................................................................................34

    2.8. Arsitektur Umum Aplikasi Peta Berbasis Web................................38

    2.9. Model Waterfall42

    2.10 Contoh Tabel Data Interpolasi.70

    2.11Ilustrasi Hasil Proses Interpolasi Linear,Polinomial dan Spline...73

    2.12 Ilustrasi Interpolasi Citra Digital..74

    2.13 Degrasi Citra Setelah Proses Rotasi.74

    3.1 Diagram Alur Penelitian....78

    3.2 Pengembangan Sistem Dengan Model Waterfall...82

    4.1 Diagram Konteks..99

    4.2 Diagram Nol Usulan.101

    4.3 DFD Level 1 Proses 2.0 Pengolahan Peta.105

    4.4 DFD level 1 Proses 3.0 Monitoring Industri...107 .

    4.5 DFD level 2 Proses 4.0 Pengisian Buku Tamu110

  • xvi

    4.6 DFD level 2 Proses 2.1 Pencarian Peta...111

    4.7 DFD Level 2 Proses 2.2 Pengolahan Peta..........112

    4.8 Bentuk Normal Pertama (1NF).. 118

    4.9 Bentuk Normal Kedua (2NF).. .. ...121

    4.10 Normalisasi Tahap 3....122

    4.11 Rancangan Stuktur Menu SIPERSIB..................................................138

    4.12 STD Layar Utama SIPERSIB.139

    4.13 STD Menu GIS INDUSTRI...140

    4.14 STD Menu INDUSTRI JAKARTA...140

    4.15 STD Menu PENGETAHUAN...141

    4.16 STD Menu WEBSITE.141

    4.17 STD Menu Buku Tamu...142

    4.18 STD Menu Register User............................................................142

    4.19 Halaman Layar Utama / Index............................................................143

    4.20 Halaman Layar GIS Industri download peta.......................................144

    4.21 Halaman Layar GIS Industri...............................................................144

    4.22 Halaman Layar Industri Jakarta Administrasi.................................145

    4.23 Halaman Layar Industri Jakarta Industri.........................................145

    4.24 Halaman Layar Industri Jakarta Cerobong......................................146

    4.25 Halaman Layar Industri Jakarta Pencemaran...................................146

    4.26 Halaman Layar Pengetahuan..............................................................147

    4.27 Halaman Layar Website Terkait.....147

    4.28 Halaman Layar Buku Tamu...148

  • xvii

    4.29 Halaman Layar Register User ...148

    4.30 Halaman Layar Profil ....149

    4.31 Halaman Layar Upload Data .....149

    4.32 Halaman Layar Login Admin dan User .....150

    4.33 Halaman Layar Utama Admin............................................................150

    4.34 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view administrasi.............151

    4.35 Halaman Layar Industri Jakarta Admin edit administrasi .............151

    4.36 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view industri....................152

    4.37 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input industri...................152

    4.38 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view cerobong............... 153

    4.39 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input cerobong.............. 153

    4.40 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view pencemaran.......... 154

    4.41 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input pencemaran......... 154

    4.42 Halaman Layar Industri Jakarta Admin Laporan......................... 155

    4.43 Halaman Layar Buku Tamu Admin................................................ 155

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    TABEL HALAMAN

    2.1 Komponen Pencemaran Udara.62

    2.2 Baku Mutu Emisi.68

    3.1 Pengujian Metode White Box...88

    4.1 Alur Proses Diagram Konteks..................................................................100

    4.2 Verifikasi Data .....102

    4.3 Pengolahan Peta....102

    4.4 Monitoring Industri.. 103

    4.5 Pengisian Buku Tamu...104

    4.6 Pencarian Peta......105

    4.7 Proses Pengolahan Data Peta...106

    4.8 Proses Edit Monitoring Industri...... 107

    4.9 Proses Hapus Monitoring Industri..108

    4.10 Proses Pengumpulan Monitoring Industri..109

    4.11 Proses Pengisian Buku Tamu110

  • xix

    4.12 Proses Pilih Tema Peta..111

    4.13 Proses Edit Data Peta.112

    4.14 Proses Hapus Data Peta Kawasan.113

    4.15 Kamus Data...114

    4.16 Bentuk Tidak Normal...116

    4.17 Tabel Admin.123

    4.18 Tabel Buku ..124

    4.19 Tabel Pencemaran..124

    4.20 Tabel Cerobong....126

    4.21 Tabel Administrasi...126

    4.22 Tabel Industri..127

    4.23 Tabel Dpeta..128

    4.24 Tabel User...129

    4.25 Tabel Upload...129

    4.27 Tema Kecamatan Spasial... 130

    4.28 Tabel Sungai131

    4.29 Tabel Landuse.... 132

  • xx

    4.30 Tabel SOK9... . 132

    4.31 Tabel SOK10... ... 133

    4.32 Tabel SOB9... . 134

    4.33 Tabel SOB10... ... 134

    4.34 Tabel NOK9... .... 135

    4.35 Tabel NOK10... .... 136

    4.36 Tabel NOB9... ... 137

    4.37 Tabel NOB10... . 137

    4.38 Tabel Cerobong Proses......................................................................156

    4.39 Tabel Periode Pemantauan.................................................................157

    4.40 Tabel Interval Nilai SO2 ...................................................................157

    4.41 Tabel Interval Nilai NO2 ..................................................................158

    4.42 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2009.....159

    4.43 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2010.....160

    4.44 Tabel Pengujian Metode Black Box..................................................162

  • xxi

    DAFTAR SIMBOL

    1. Simbol dan Notasi DFD (Whitten, 2004)

    Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

    Agen Eksternal

    Process

    (Proses)

    Data Flow

    (Aliran Data)

    Data Store

    (Simpanan Data)

    2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Abdul Kadir, 2009)

    No Simbol Keterangan

    1.

    Entitas

    2.

    Atribut

    3.

    Hubungan

  • xxii

    4.

    Link

    5.

    Penghubung

    3. Simbol Notasi Kamus Data (Jogiyanto, 2005)

    Notasi Keterangan

    = Terdiri dari

    + AND

    [ ] Salah satu elemen dari (memilih salah satu dari

    elemen-elemen data di dalam kurung brachet ini)

    | Sama dengan simbol [ ]

    M { } M Iterasi (elemen data di dalam kurung brace

    beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum M

    kali)

    () optional (elemen data di dalam kurung parenthesis

    sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada)

    * Keterangan setelah tanda ini adalah komentar

    DAFTAR ISTILAH

    ..

  • xxiii

    No. Istilah Keterangan

    1 UTM Singkatan dari Universal Transverse

    Mercator adalah sistem koordinat yang

    sudah diproyeksikan (Transverse

    Mercartor) dengan membagi bumi menjadi

    60 zona yang berbeda.

    2 Sistem Informasi Sekumpulan komponen komponen yang

    saling berhubungan dan bekerja sama untuk

    mengumpulkan, memproses, menyimpan,

    dan mendistribusikan informasi terkait

    untuk mendukung proses pengambilan

    keputusan, koordinasi, dan pengendalian.

    3 Sistem Informasi Geografis Sistem informasi yang dirancang untuk

    bekerja dengan data yang tereferensi secara

    spasial atau koordinat geografi

    4 Perancangan Proses dimana keperluan pengguna dirubah

    ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan

    atau kedalam spesifikasi pada komputer

    yang berdasarkan pada sistem informasi

    5 Industri Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

    mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

    dan/atau barang jadi menjadi barang dengan

  • xxiv

    nilai yang lebih tinggi untuk

    penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

    bangun dan perekayasaan Industri

    6 Baku Mutu Emisi batas kadar yang diperkenankan bagi zat

    atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari

    sumber pencemar ke udara dengan tidak

    mengakibatkan dilampauinya baku mutu

    udara ambien.

  • xxv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semakin berkembangnya teknologi dan kehidupan masyarakat khususnya di

    Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan terhadap pola kehidupan

    masyarakat pada suatu daerah. Jumlah populasi yang semakin bertambah,

    industri industri yang semakin berkembang di berbagai daerah khususnya di

    perkotaan membawa suatu perubahan terhadap kondisi alam dan pola kehidupan

    makhluk di bumi. Keadaaan alam yang memburuk akibat perkembangan

    teknologi serta aktifitas manusia diperlukan suatu perhatian khusus. DKI Jakarta

    dengan jumlah penduduk sebesar 9.588,2 ribu jiwa yang menempati areal seluas

    662,33 km2, dengan semakin berkembang pembangunan sehingga tidak

    menyisakan tempat sebagai Ruang Terbuka Hijau ( RTH ).

    Gambar 1.1 Grafik Jumlah Industri

    ( Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta )

  • 2

    Semakin tinggi aktivitas ekonomi khususnya dari sektor industri

    mempunyai kontribusi terhadap dampak pencemaran serta kerusakan lingkungan

    hidup. Salah satu perubahan alam yang terkena dampak adalah perubahan

    unsur unsur iklim yang terjadi di pusat kota dengan wilayah lain di sekitarnya.

    Perubahan iklim tersebut diantaranya perubahan suhu udara yang terjadi pada

    suatu daerah. Suhu udara yang merupakan hasil dari pencemaran udara telah

    terjadi dan dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia.

    Banyaknya pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu salah

    satunya adalah sektor industri membuat tingkat pencemaran udara khususnya di

    perkotaan meningkat. Dan industri menjadi salah satu faktor meningkatnya

    pencemaran udara yang berasal dari cerobong cerobong asap industri, sisa dari

    bahan baku pengolahan, memberikan dampak buruk disamping hasil yang

    diproduksinya. Menurut laporan BPLH tahun 2006, potensi pencemaran udara

    berupa debu ( total partikel ) terbesar berasal dari sumber tidak bergerak yaitu

    industri sebesar 56.650,09 per tahun ( 70,37 % ) ; SO2 ( Sulfur Dioksida ) tertinggi

    berasal dari sumber tidak bergerak yaitu 403.523,25 ton per tahun ( 78,32% );

    NO2 yaitu 27.079,72 ton per tahun ( 62,2 % ) ( BPLH , 2006 ). Dari data tersebut

    terlihat bahwa kedua sumber pencemaran tersebut memiliki kandungan besar di

    udara. SO2 serta NO2 yang dihasilkan dari sisa-sisa pembakaran bahan baku

    industri sehingga menghasilkan asap,bau dan debu ini yang dikeluarkan melalui

    cerobong-cerobong asap setiap industri. Oleh karena itu, dengan batas baku emisi

    cerobong pada masing-masing zat SO2 dan NO2 tersebut perlu diketahui jumlah

    kadar kandungannya.

  • 3

    Dalam pembangunan industri disuatu kawasan perlu memperhatikan

    keselarasan terhadap lingkungan sekitar dengan menghindari kerusakan dan

    pencemaran lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan 2 Tahun 2009 tentang kewajiban perusahaan industri

    di kawasan industri, yang berisi tentang upaya pengelolaan lingkungan dan

    pengelolaan limbah bahan berbahaya serta dampak lingkungan. DKI Jakarta yang

    menjadi pusat dari pemerintahan harus dapat mengelola keseluruhan hal tersebut.

    Berdirinya lokasi -lokasi industri yang tersebar di DKI Jakarta yang semakin

    banyak sebagai suatu perkembangan aktivitas kota di suatu daerah mengharuskan

    suatu tindakan cepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkan

    dari satu sektor, terutama dalam penentuan lokasi industri, jenis industri, bahan

    serta dampak negatif yang mungkin akan terjadi. Pada Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Bab II Tahun 2009 tentang pembangunan,

    peraturan, pembinaan, dan pengembangan kawasan industri, masih terdapat

    industri yang tersebar didaerah dekat pemukiman bukan di daerah kawasan

    industri sehingga menimbulkan banyak dampak bagi masyarakat sekitar. Hal

    tersebut tidak terlepas dari faktor fisik yang mendukung keseluruhan industri

    seperti komponen - komponen, bahan baku, sumber daya energi serta iklim

    dengan segala proses ilmiahnya.

    BPLH sebagai salah satu badan yang memantau perkembangan lingkungan

    wilayah DKI Jakarta melakukan berbagi upaya dalam mengatasi lingkungan

    hidup. Dan diantaranya adalah terkait dengan pertumbuhan industri , kegiatan

    yang dilakukan industri, dampak pencemaran yang di akibatkan serta masalah

    pencemaran udara yang terjadi di DKI Jakarta. Dalam proses pemantauan

    perkembangan lingkungan tersebut masih terdapat beberapa kekurangan, terutama

  • 4

    dalam hal pendataan serta penyampaian informasi akan industri dan pencemaran

    yang terjadi di DKI Jakarta berupa hardcopy dan data analog sehingga informasi

    tidak tersebar secara merata kepada masyarakat. Dengan perkembangan teknologi,

    khususnya dunia internet menyebabkan banyaknya aplikasi yang dibuat untuk

    dapat berjalan pada jaringan internet, dan salah satu aplikasi tersebut adalah

    aplikasi yang berhubungan dengan pemetaan berbasis web. Dari data - data

    industri besar serta kandungan pencemaran udara yang dimiliki oleh BPLH maka

    penulis melakukan suatu perancangan dan membuat suatu sistem pemantauan

    berbasis web tentang sebaran lokasi - lokasi industri besar yang ada di DKI

    Jakarta serta kandungan kimia yang menjadi salah satu faktor pencemaran udara

    ke dalam sebuah aplikasi pemetaan spasial berbasis web yang dapat berjalan pada

    jaringan internet. Dengan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian

    dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis

    Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus :

    DKI Jakarta ) guna memenuhi kebutuhan spasial bagi masyarakat.

    1.2 Perumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi

    diantaranya:

    1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial sebaran lokasi industri

    besar di DKI Jakarta yang berada dalam pengawasan BPLH.

    2. Bagaimana memonitor kondisi data-data BPLH yang berupa data

    administrasi ,cerobong ,industri serta pencemaran yang ada di wilayah

    DKI Jakarta.

  • 5

    3. Informasi apa saja yang dapat di tampilkan dari pemetaan sebaran

    pencemaran udara primer industri besar.

    4. Dibutuhkan suatu model basis data dan sistem informasi spasial

    industri besar yang saling terkait satu sama lain.

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana merancang sistem

    infomasi spasial sebaran pencemaran udara primer industri besar, dengan batasan

    masalah sebagai berikut :

    1. Wilayah yang diteliti difokuskan pada batas administratif DKI Jakarta

    tidak termasuk wilayah Kepulauan Seribu.

    2. Data - data yang digunakan adalah data industri besar dan data

    pencemaran udara terhadap baku emisi cerobong gas SO2 serta NO2

    yang terdapat pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta

    ( BPLH ) tahun 2009 - 2010.

    3. Sistem informasi spasial ini mencakup sebaran lokasi-lokasi industri

    besar di DKI Jakarta serta sebaran gas SO2 dan NO2 terhadap baku

    mutu emisi.

    4. Metode pengembangan sistem menggunakan metode SDLC

    ( Sistem Development Life Cycle ) - Waterfall.

    5. Tools yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah ArcView

    versi 3.3, bahasa pemrogramman PHP 5.3.0, program aplikasi ALOV

    0.57 untuk menampilkan data spasial, PHPMyadmin versi 5.3.0 sebagai

    interface berbasis web yang dapat meng-administrasi mysql dan

  • 6

    apache, Dreamweaver 8 sebagai text editor, Mozila Firefox sebagai

    Web Browser.

    6. Data spasial yang digunakan memiliki format Shapefile ( *.Shp )

    7. Aplikasi merupakan aplikasi stand-alone untuk lingkungan internal

    BPLH.

    8. Dan tidak mencakup tentang keamanan jaringan.

    1.4 Tujuan dan Manfaat

    1.4.1 Tujuan

    A. Tujuan Umum

    Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan

    sebuah sistem informasi spasial berbasis web mengenai sebaran

    industri besar di DKI Jakarta beserta data - data pencemaran gas

    emisi SO2 dan NO2 pada masing - masing industri untuk dijadikan

    alat mengvisualisasi penyebaran industri dan tingkat pencemaran

    emisi udara pada cerobong industri.

    B. Tujuan Khusus

    Secara khusus,tujuan penelitian ini adalah

    1. Melakukan proses analisis interpolasi terhadap data

    pencemaran udara gas emisi SO2 dan NO2.

    2. Mengkonversi data-data nonspasial ke dalam sebuah data

    poin serta geoprocessing data.

    3. Membangun aplikasi basis data berbasis web.

    4. Proses webmapping terhadap industri besar di DKI Jakarta.

    Desain interface hasil webmapping ke dalam halaman web.

  • 7

    1.4.2 Manfaat

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengspasialkan

    data - data yang dimiliki oleh BPLH DKI Jakarta agar dengan mudah

    memantau sebaran data - data industri serta pencemaran udara khususnya

    terhadap gas emisi SO2 dan NO2. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

    1. Bagi penulis

    a. Menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan

    tentang cara perancangan webgis.

    b. Dapat mengetahui proses pengolahan data atribut.

    c. Dapat menggunakan tools hardware dan software

    pengembangan web tersebut.

    d. Membuat suatu website berbasis spasial untuk industri

    besar serta pencemaran udara primer.

    e. Dapat mengetahui cara mengintegrasikan webmapping.

    2. Bagi Instansi dan Pemerintah

    a. Memberikan alternatif penunjang dalam monitoring

    jumlah industri besar yang berada dalam pengawasan

    BPLH.

    b. Membantu pemerintah khususnya BPLH dalam

    memberikan informasi kepada masyarakat tentang

    keberadaan titik industri besar serta pencemaran udara

    primer berbasis web.

    c. Sebagai bahan penunjang pemerintah dalam mengambil

    keputusan kesesuaian kawasan industri.

  • 8

    d. Mempermudah pengelolaan terhadap data-data industri

    yang berada dalam pengawasan BPLH serta data-data

    pencemaran udara primer yang dihasilkan.

    3. Manfaat bagi Masyarakat Umum

    a. Memberikan informasi spasial secara detail kepada

    masyarakat akan industri-industri besar serta

    pencemaran emisi udara yang berada di bawah

    pengawasan BPLH.

    b. Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

    informasi tentang alamat industri besar serta kegiatan di

    dalam industri berupa pengecekan terhadap cerobong-

    cerobong industri.

    4. Manfaat bagi Industri

    a. Industri dapat memberikan laporan terhadap data-data

    pencemaran hasil pemeriksaan cerobong secara

    online.

    b. Adanya informasi data pencemaran baku emisi

    cerobong hasil pemeriksaan pihak BPLH.

    c. Industri dapat mengetahui visualisasi terhadap gas

    emisi yang dihasilkan cerobong khususnya SO2 dan

    NO2.

    d. Industri dapat memiliki database sendiri terhadap

    data-data hasil pencemaran.

  • 9

    e. Industri dan BPLH dapat lebih cepat dan efisien

    dalam pelaporan terhadap data - data industri dan

    pemeriksaan cerobong.

    1.5 Metode Penelitian

    Pada penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap guna

    mendukung penelitian, metodologi tersebut diantaranya :

    1.5.1 Metode Pengumpulan Data

    a. Metode Kepustakaan

    Menelaah dan mempelajari teori-teori serta materi bacaan lainnya, yang

    dapat memberi informasi sesuai dengan topik kajian dalam pembuatan

    skripsi, sehingga kajian tersebut menjadi lengkap sesuai yang

    diharapkan.

    b. Metode Wawancara

    Dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli dalam

    bidangnya atau melakukan diskusi dengan orang-orang yang mengerti

    terhadap materi bahasan supaya mendapatkan bahan masukan dan data

    pendukung untuk penyusunan skripsi ini. Dengan melakukan

    wawancara secara terstruktur yaitu memberikan beberapa pertanyaan

    secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan disusun sebelumnya.

    c. Metode Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan informasi dengan cara

    pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian, yaitu

    mengumpulkan dan menelaah data - data permasalahan pada instansi

  • 10

    terkait. Dalam proses pengumpulan data yang sesuai dengan sifat

    penelitian ini, maka metode observasi partisipatif yang digunakan

    penulis, karena penulis melakukan pengamatan secara langsung yang

    disebut pengamatan terlibat. Penulis sebagai instrumen dan alat dalam

    melakukan penelitian ini, maka penulis pun mencari data sendiri

    dengan terjun langsung atau mengamati serta mencari beberapa

    informasi ke beberapa narasumber yang telah ditentukan sebagai

    sumber data.

    1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

    Metode System Development life Cycle ( SDLC ) merupakan suatu

    metodologi umum yang digunakan dalam pengembangan suatu sistem untuk

    menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem

    informasi.

    1. Rekayasa Sistem.

    2. Analisis Sistem ( Sistem Analysis ).

    3. Perancangan Sistem ( Sistem Design ).

    4. Pemograman Sistem ( Coding ).

    5. Pengujian ( Testing ).

    6. Operasi dan Pemeliharaan Sistem ( Sistem Operation

    and Support ).

    1.6 Sistematika Penulisan

    Dalam skripsi ini , pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab,

    yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

  • 11

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu : Latar Belakang,

    Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat

    Penulisan, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang berkaitan

    dan digunakan sebagai landasan atau dasar penulisan skripsi ini.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan penulis, baik

    itu metode pengumpulan data maupun metode pengembangan

    sistem.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis akan menjelaskan sistem aplikasi dan

    implementasinya menggunakan beberapa tahap dari metode

    pengembangan sistem yang dipilih

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan dengan

    hasil pembahasan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir

    ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

    2.1.1 Pengertian Sistem

    Secara umum, sistem merupakan sebagai sekumpulan objek ,ide, berikut

    saling keterkaitannya ( inter-relasi ) di dalam ( usaha ) mencapai suatu tujuan (

    atau sasaran bersama tertentu ) ( Prahasta, 2009 : 89 ).

    Dalam arti lain, sistem sebagai kumpulan komponen yang saling

    berhubungan satu sama lain yang dapat bekerja sama secara harmonis untuk

    mencapai suatu tujuan.

    Lebih lanjut menurut Jerry Fith Gerald ( Mulyanto, 2009:2 )

    mendefinisikan sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

    saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

    .

    2.1.2 Karakteristik Sistem

    Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu komponen atau

    elemen ( component ), batas sistem ( boundary ), lingkungan luar sistem (

    enviroments ), penghubung ( interface ), masukan ( input ) , pengolahan ( process

    ), keluaran ( output ), sasaran ( objectives ) atau tujuan ( goal ) ( Mulyanto, 2009 :

    2 ).

  • 13

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama

    membentuk satu kesatuan. Suatu sistem yang merupakan salah satu dari

    komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem ,

    sedangkan sistem yang lebih besar disebut sebagai lingkungan sistem. Dalam

    suatu lingkungan sistem terdapat suatu batasan-batasan, dan batas sistem

    merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang

    lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

    kesatuan yang memiliki ruang lingkup dari sistem. Lingkungan luar sistem adalah

    apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

    Penghubung sistem sebagai media penghubung antara satu subsistem

    dengan subsistem lain. Masukan sistem yang berupa energi yang dimasukan

    kedalam sistem sebagai bahan untuk pengolahan yang menghasilkan suatu

    keluaran. Dan keluaran sistem sendiri adalah hasil dari suatu pemprosesan yang

    dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sisa

    pembuangan. Pengolahan sistem menjadi bagian dalam melakukan perubahan

    dari masukan menjadi keluaran yang di inginkan. Dan dalam sistem informasi

    pengolahan ini dapat berupa operasi-operasi perhitungan. Dan terakhir dalam

    karakteristik suatu sistem adanya sasaran sistem yang menjadikan suatu sistem

    memiliki arah terhadap proses yang telah dilakukan.

    2.1.3 Pengertian Data Dan Informasi

    Data merupakan representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek

    seperti manusia, hewan, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka,

    huruf, simbol, teks, gambar, bunyi ( Mulyanto, 2009 : 16 ). Dengan kata lain, data

    merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang

  • 14

    nyata.Disimpulkan bahwa data merupakan bahan mentah yang akan di proses

    untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai.

    Beberapa definisi informasi dijelaskan menurut McFadden, dkk

    ( 1999 ) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian

    rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang untuk menggunakan data

    tersebut.( Kadir, 2003 : 31 ).

    Menurut Davis ( 1999 ), informasi adalah data yang telah diolah

    menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat

    dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. ( Kadir, 2009

    : 31 ).

    Dapat disimpulkan bahwa informasi bermuara pada suatu data, yang

    dapat memberikan suatu nilai tambah atau pengetahuan bagi siapa pun

    penggunanya dan digunakan sebagai pengambil keputusan.

    Informasi sering dinyatakan adalah sebagai hasil dari pemrosesan data.

    Proses tersebut dapat berupa peringkasan, pereratan, penyajian ke bentuk grafik,

    ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi manusia.

    Data Informasi

    Peringkasan , Pererataan , penyajian grafik, dll.

    Gambar 2.1 data dan informasi ( Sumber: Kadir, 2009 : 5 )

    Proses

  • 15

    2.1.4 Nilai Dan Kualitas Informasi

    Nilai suatu informasi sangat berhubungan sekali dengan keputusan. Suatu

    informasi dapat sangat berguna jika dapat membantu dalam proses pengambilan

    keputusan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keputusan yang dihasilkan baik

    berupa keputusan yang sederhana maupun keputusan strategis jangka panjang informasi

    tersebut. Menurut Mulyanto ( 2009 : 20 ) bahwa dalam mengukur nilai sebuah informasi

    dapat ditentukan oleh dua hal pokok yaitu manfaat ( benefit ) dan biaya ( cost ). Suatu

    informasi dikatakan bernilai, bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya

    untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya

    dengan suatu nilai , tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektifitasnya.

    Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

    dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila

    informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka

    informasi tersebut dikatakan bernilai rendah.

    Sedangkan kualitas informasi sangat ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi

    ( accuracy ) , relevansi ( relevancy ) , dan tepat waktu ( timelines ) ( Mulyanto ,

    2009 : 20 ).

    a. Akurasi ( accuracy )

    Informasi dikatakan akurat jika tidak bias serta bebas dari kesalahan

    kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya.

    b. Tepat waktu ( timeliness )

    Suatu informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data harus memiliki

    ketepatan waktu. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang

    baik , karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan

    keputusan.

  • 16

    c. Relevansi ( relevancy )

    Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Relevansi

    informasi pada setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda.

    Burch dan Grudnitski ( Kadir , 2003 ) menganalogikan kualitas informasi sebagai pilar

    pilar dalam bangunan yang menentukan baik tidaknya pengambilan keputusan.

    2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

    Sistem informasi adalah suatu entity ( kesatuan ) formal yang terdiri dari

    berbagai sumber daya fisik maupun logika ( Prahasta, 2005 : 40 ).

    Sedangkan menurut Hall ( 2001 ), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

    prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan di

    distribusikan kepada pemakai ( Kadir, 2003:11 ). Suatu proses yang menghasilkan

    suatu informasi yang berguna bagi masyarakat menjadikan suatu sistem memiliki nilai

    guna. Menurut Pustaka [ Budihar95 ], sistem informasi adalah suatu sistem gabungan

    manusia mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi

    operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain

    menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen komponen yang

    saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,

    dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan

    keputusan, koordinasi, dan pengendalian ( Prahasta, 2009 : 93 ).

  • 17

    2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

    Sistem informasi memiliki fungsi dasar yang sama dengan sistem informasi geografis

    dan memiliki suatu perbedaan dalam hal data yang digunakan pada masing-masing sistem

    tersebut.

    2.2.1 Pengertian Geografi

    Geografi1 adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan

    perbedaan ( variasi ) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan

    bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu go (" bumi ") dan graphein

    ("menulis", atau "menjelaskan"). Dengan semakin berkembangnya konsep dan

    cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu cakupan studi

    mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman area permukaan bumi

    dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.

    Menurut Prahasta ( 2005:49 ), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial

    (keruangan) dan Geospasial. Penggunaan kata Geografis mengandung pengertian

    suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari pengertian

    diatas, dapat disimpulkan bahwa Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari

    masalah - masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan keruangan.

    Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi diantaranya :

    1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.

    2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

    3. Pendekatan, spasial ( keruangan ), ekologi ( kelingkungan ) dan regional

    ( kewilayahan ).

    1 http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi

  • 18

    2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis

    Sistem informasi yang menggunakan data-data spasial yang merupakan

    salah satu ciri dari sistem informasi geografis telah banyak mengalami

    perkembangan, dan salah satu pengertian sistem informasi geografis tersebut

    adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat

    lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk

    memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisa dan

    menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis [ Esri90 ]

    ( Prahasta, 2009 : 117 ). Banyaknya pemahaman tentang sistem informasi

    geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu

    dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi

    yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terefernsi secara spasial atau

    koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan

    kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi secara spasial,

    selain merupakan sekumpulan operasi operasi yang dikenakan terhadap data

    tersebut [Star90] ( Prahasta, 2002 : 57 ) .

    Sedangkan menurut pedoman IDSN 2 dijelaskan bahwa informasi

    spasial merupakan data dan informasi yang mempunyai komponen keruangan

    (bergeoreferensi), dalam arti mempunyai informasi letak baik terhadap garis

    bujur maupun garis lintang. Dapat disimpulkan bahwa informasi spasial

    merupakan hasil pengolahan terhadap data-data yang bersifat keruangan

    ( permukaan bumi ) berorientasi geografis terhadap bumi yang memberikan

    nilai lebih bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam proses pengambilan

    keputusan.

    2 www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/.../PedomanIDSN.pdf

  • 19

    2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis

    Dari beberapa pemahaman tentang sistem informasi geografis, maka

    sistem informasi geografis ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

    diantaranya ( Prahasta, 2009 : 118 ) :

    a. Data input

    Merupakan subsistem yang bertugas mengumpulkan,

    mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari

    berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam

    mengkonversikan atau mentransformasikan format-format data

    aslinya kedalam format ( native ) yang dapat digunakan oleh

    perangkat SIG yang bersangkutan.

    b. Data ouput

    Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

    keluaran seluruh atau sebagian basis data ( spasial ) baik dalam

    bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya table , grafik ,

    report , peta , dan lain sebagainya.

    c. Data management

    Subsistem yang mengorganisasikan baik data spasial maupun

    tabel - tabel attribute yang terkait kedalam sebuah sistem basis

    data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di

    retrieve,di update , dan di - edit.

  • 20

    d. Data manipulation dan analysis

    Subsistem yang menentukan informasi - informasi yang dapat

    dihasilkan oleh SIG. Selain itu dapat melakukan manipulasi

    ( evaluasi dan penggunaan fungs-fungsi dan operator matematis

    dan logika ) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi

    yang diharapkan.

    Gambar 2.2 : Ilustrasi Sub Sistem SIG

    2.2.4 Data Pada SIG

    Pada Sistem Infomasi Geografis ( SIG ) ada dua data yang digunakan

    dalam sistem ini untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena

    fenomena yang ada di dunia nyata yaitu data spasial dan data non-spasial

    ( atribut ).

    Data spasial adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek

    keruangan dari fenomena yang berada di dunia ( Prahasta, 2002 : 1 ). Data

    Data Input

    Data

    Manipulation &

    Analysis

    Data

    Output

    Data

    Manageme

    n

    SIG

  • 21

    spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan

    proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa

    fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan

    informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di mukabumi.

    Sesuai dengan perkembangannya, peta tidak hanya merepresentasikan

    obyek - obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi

    obyek diatas muka bumi ( di udara ) dan dibawah permukaan bumi. Data

    spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster .Model data vektor3

    menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

    menggunakan titik titik, garis - garis atau kurva , atau poligon beserta atribut

    - atributnya. Model data raster1

    menampilkan, dan menyimpan data spasial

    dengan menggunakan struktur matriks atau piksel piksel yang membentuk

    grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan

    peruntukan dan kebutuhannya.

    Sedangkan data non spasial merupakan data yang berupa teks atau

    angka yang disebut dengan atribut. Data non spasial ini yang akan menjelaskan

    data spasial. Dan dari data non spasial ini dapat dibentuk data spasial. Data non

    spasial dapat tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut dengan

    data tabular. Data ini tersimpan dalam bentuk database dan dapat di- join kan

    pada peta dengan pola titik tertentu maupun simbol tertentu.

    2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG

    Model data spasial dalam sistem informasi geografis di representasikan

    kedalam dua bentuk yaitu model data raster dan model data vektor.

    3 http://adims.blogspot.com/2008/02/mengenal-sig-dan-data-spasial.html

  • 22

    a. Model Data Raster

    Model data raster menampilkan, menempatkan, dan

    menyimpan spasial dengan menggunakan struktur matriks atau

    piksel piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini

    tergantung pada resolusi atau ukuran piksel (sel grid) di

    permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan dalam layer yang

    secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur unsur peta.

    Gambar 2.3 Model Data Raster

    Gambar 2.4 Koordinat pada Model Raster

    Matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom ( x ) dan

    barisnya ( y ). Sistem koordinat piksel monitor komputer, titik asal

    sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis ( x ) akan

    meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat ( y ) akan membesar ke arah

    bawah ( gambar 2.4 ). Koordinat koordinat yang ada dalam

    sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan ( me register )

    sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.(

  • 23

    Prahasta, 2005 : 147 ). Contoh peta digital berbentuk raster yaitu peta

    digital dalam format GeoTIFF. Format GeoTIFF dapat dibentuk dari

    format gambar TIFF dengan penambahan informasi referensi geografis.

    Dan konversi data tersebut dapat dilakukan dengan perangkat lunak

    GeoTIFF Examiner.

    b. Model Data Vektor

    Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan

    data spasial dengan menggunakan titik titik , garis garis atau

    kurva , atau poligon beserta atribut atributnya . Model data

    vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi

    ( x, y ). Garis garis atau kurva ( busur atau arcs ) merupakan

    sekumpulan titik titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan

    luasan atau poligon disimpan dalam sekumpulan data atau objek

    yang saling terkait secara dinamis dengan pointer. ( Prahasta,

    2005 : 158 )

    Gambar 2.5. Struktur data SIG (a) Vektor dan (b) Raster

  • 24

    2.2.6 Komponen SIG

    Sistem informasi geografis sebagai suatu sistem yang

    merepresentasikan kondisi bumi atau dunia nyata kedalam komputer seperti

    pada sebuah peta yang mampu merepresentasikan keadaan bumi kedalam

    sebuah kertas. Menurut Prahasta ( 2009 : 120 ) sistem infomasi geografis

    sebagai sistem terdiri dari beberapa komponen dengan berbagai karakteristik :

    1. Perangkat Keras

    Perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstations, hingga

    multi user host yang bahkan dapat digunakan oleh banyak orang

    secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar,

    berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan ( harddisk )

    yang besar, dan mempunyai kapasitas memori ( RAM ) yang besar.

    Adapun perangkat keras yang digunakan untuk aplikasi SIG adalah

    komputer ( PC ), mouse, monitor ( plus VGA card grafik ) yang

    beresolusi tinggi, digitize , printer , plotter , receiver GPS, dan

    scanner.

    2. Perangkat Lunak

    Dalam SIG di implementasikan dengan menggunakan perangkat

    lunak yang terdiri dari beberapa modul program ( *.exe ) yang dapat

    dieksekusi sendiri. Perangkat lunak dalam pemprosesan SIG

    diantaranya Arcgis , Arcview , Arcinfo , Mapinfo , ER Mapper ,

    ERDAS , dll.

  • 25

    3. Data Dan Informasi Geografis

    SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang

    diperlukan baik dengan meng-import dari format format perangkat

    lunak SIG maupun secara langsung dengan melakukan digitasi

    spasial dari peta analog dan memasukkan data atribut dari tabel

    tabel.

    4. Manajemen

    Proyek SIG dapat berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan

    oleh orang - orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua

    tingkatan. Sehingga suatu proyek dapat berjalan dengan baik.

    2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis

    Sistem informasi geografis mengalami perkembangan seiring dengan

    berkembangnya teknologi yang ada. Hal itu pun menjadikan sistem informasi

    geografis memiliki kegunaan yang lebih. Adapun kegunaan sistem informasi

    geografis diantaranya adalah :

    a. Sebagai alat yang menangani data spasial.

    b. Sebagai alat bantu baik secara tools maupun bahan tutorials utama yang

    interaktif, menarik , dan menantang dalam usaha usaha untuk

    meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan

    mengenai ide ide atau konsep konsep lokasi, ruang ( spasial ),

    kependudukan, dan unsur geografis yang terdapat di atas permukaan bumi

    berikut data data atribut yang terkait yang menyertai.

  • 26

    c. Kemampuan dalam mengvisualkan data spasial berikut atribut

    atributnya.

    d. Kemampuan dalam memanipulasi data spasial dan mengkaitkannya

    dengan informasi atribut dan mengintegrasikannya dengan berbagai tipe

    data dalam suatu analisis.

    e. Keakuratan dalam pengecekan perubahan,zona yang terkena dampak, dan

    perbaikan peta serta data tabel yang relevan dapat dilakukan secara

    bersamaan.

    2.4 Peta dan Pemetaan

    Menurut Rockville86 peta merupakan suatu representasi konvensional (

    miniatur ) dari unsur-unsur ( features ) fisik ( alamiah dan buatan manusia ) dari sebagian

    atau bahkan keseluruhan permukaan bumi diatas media bidang datar dengan skala

    tertentu.( Prahasta, 2009 : 231 ). Ditinjau dari peranannya, peta adalah bentuk penyajian

    informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat digunakan dalam pengambilan

    keputusan ( PTISDA BPPT , 2003 : 11 ). Sedangkan pemetaan4 adalah proses

    pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi)

    dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa

    softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun.

    2.4.1 Skala Peta

    Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarangan

    di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi

    (dengan satuan ukuran yang sama).( Arham, 2008 : 10 )

    1. Skala numeris

    4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan

  • 27

    Digambarkan dalam bentuk 1 : 50.000 ( numeric skala ) atau 1 /

    50.000 .

    Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan

    panjang di lapangan misalkan 1 cm di peta sama dengan 50.000

    cm ( 0.5 km ) di lapangan.

    2. Skala dengan kalimat

    Biasanya digunakan untuk peta peta buatan Inggris atau

    negara negara bekas jajahan.

    Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile ( 1 : 63.660 ).

    3. Skala grafis

    Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan

    jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak

    tertentu.

    Gambar 2.6. Skala grafik

    Macam-macam peta berdasarkan skala peta diantaranya :

    1. Peta skala sangat besar > 1:10.000

    2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000

    3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000

  • 28

    4. Peta skala kecil >= 1:1.000.000

    2.4.2 Komponen Peta

    Peta memiliki fungsi menunjukkan suatu posisi, menggambarkan

    atau lokasi suatu tempat yang ada di permukaan bumi, baik berupa benua,

    negara, gunung, sungai serta bentuk bentuk lainnya. Untuk

    menggambarkan dan memberikan informasi terhadap pengguna peta itu

    sendiri, maka dalam peta pun terdapat beberapa komponen. Adapun

    komponen komponen dari peta tersebut adalah :

    1. Isi Peta

    Isi peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan

    disampaikan kepada pengguna peta. Seperti contoh, jika ide yang akan

    disampaikan berupa perbedaan curah hujan, maka isi dari peta tersebut

    adalah berupa isohyet.

    2. Judul Peta

    Judul peta mencerminkan bagaimana isi peta. Isi peta berupa isohyet,

    maka judul peta menjadi Peta Distribusi Curah Hujan .

    3. Skala Peta atau Simbol Arah

    Untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan suatu objek yang di

    petakan, maka dibutuhkan suatu skala agar dapat tergambarkan secara

    jelas. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1 : 10.000

    dibandingkan dengan pada peta 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan

    dengan tujuan sebagai orientasi peta. Arah utara yang mengarah pada

    bagian atas peta. Arah ini dapat memudahkan pengguna peta untuk

    menyamakan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.

  • 29

    4. Legenda atau Keterangan

    Legenda memudahkan pembaca dalam memahami isi dari peta, seluruh

    bagian yang ada harus dijelaskan dalam suatu legenda dan keterangan.

    5. Inzet dan Index Peta

    Peta yang dibaca harus diketahui termasuk kedalam bagian bumi mana

    yang di petakan tersebut. Seperti jika kita akan memetakan pulau Jawa,

    pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang di inzet.

    Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana

    menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta lain yang berada

    disekitarnya.

    6. Grid

    Dalam selembar peta sering terlihat ditambahkan jaringan kotak-kotak

    atau grid sistem. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukkan

    lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan

    penunjukkan letak sebuah titik di atas lembar peta.

    7. Nomor peta

    Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan

    seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

    8. Sumber Peta

    Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,

    percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis,

    tanggal atau tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan atau

  • 30

    pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas

    penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Gambar 2.7 Komponen peta

    2.4.3 Simbolisasi Peta

    Dalam pembuatan suatu peta, ada beberapa hal yang terdapat dalam

    suatu peta dan salah satunya adalah simbol simbol yang menjelaskan isi

    dari peta. Ada beberapa klasifikasi dalam simbol peta, diantaranya adalah (

    Arham: 2009 : 4 ) :

    a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografi yang diwakili

    1. Simbol Titik

    Kenampakan kenampakan geografi yang tidak memiliki

    dimensi (0) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan,

    mercusuar, lokasi tambang dinyatakan dalam dengan

    simbol titik.

    2. Simbol Garis

  • 31

    Kenampakan kenampakan geografis yang berdimensi

    satu ( 1D ) seperti jalan, sungai, jalan KA, arah angin,

    dinyatakan dalam simbol.

    3. Simbol Area

    Kenampakan kenampakan geografis yang berdimensi

    dua ( 2D ) seperti area HPH, perkebunan, wilayah

    administrasi, dinyatakan dengan simbol area.

    2.5 Sistem Proyeksi

    Suatu permukaan bumi yang digambarkan pada sebuah peta yang

    merupakan bidang lengkung. Sedangkan peta merupakan suatu bidang datar.

    Untuk menggambarkan suatu bentuk lengkung permukaan bumi ke dalam suatu

    bentuk bidang datar, maka diperlukan suatu proyeksi peta. Bidang proyeksi

    merupakan sebuah bangun lingkaran, namun disaat bangun ini dibuka, maka

    terdapat suatu bidang datar didalamnya. Bangun ini adalah bidang datar, bangun

    kerucut, dan bangun silinder. Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali

    garis garis lintang dan bujur bola bumi diatas ketiga bidang tersebut.

    Beberapa sistem proyeksi yang paling umum digunakan pada sebuah peta

    digital diantaranya adalah :

    a. Sistem Koordinat UTM

    Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis

    lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal

    Transverse Mecator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an.

    Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian standar.

  • 32

    Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian/zone dengan tiap

    zonenya dibatasi oleh dua meridian selebar 6o.

    Sistem UTM bagi peta peta dasar nasional seluruh Indonesia,

    BAKOSURTANAL membagi indonesia dalam 9 zone mulai dari bujur 90

    BT sampai 144 BT dengan batas lintang 10 LU sampai 15 LS. Dengan

    demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 ( meridian sentral 930

    BT ) hingga zona 54 ( meridian sentral 1410

    BT ).

    Menurut Prahasta ( 2001 : 132 ), sistem koordinat adalah sekumpulan

    aturan yang menentukan bagaimana koordinat koordinat yang

    bersangkutan mempresentasikan titik titik. Aturan ini biasanya

    mendefinisikan titik asal ( origin ) beserta beberapa sumbu sumbu

    koordinat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut untuk

    menghasilkan koordinat koordinat. Sistem koordinat dapat

    dikelompokkan menurut :

    a. Lokasi titik awal ditempatkan.

    b. Jenis permukaan yang digunakan sebagai referensi.

    c. Arah sumbu sumbunya.

    2.6 Aplikasi SIG Dalam Web

    Web mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG

    ke dalam bentuk web. Web mapping dapat dibuat sebagai perangkat pengawasan

    ( monitoring ) sebuah pelaksanaan pekerjaan atau proyek, khususnya sesuatu yang

    berhubungan dengan masalah ruang. Jika dihubungkan dengan sebuah database

    yang selalu up to date atau real time , web mapping dapat menjadi suatu

  • 33

    informasi yang bagus bagi masyarakat. Dengan demikian, setiap pengguna yang

    memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request

    terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia

    dalam bentuk file atau teks dengan format HTML. Aplikasi web-based membantu

    pengguna dalam proses mengwebkan peta-peta dijital hingga dapat di akses oleh

    masyarakat umum.

    Di Indonesia, terdapat beberapa situs yang menjalankan web mapping, menurut

    Direktori GIS Indonesia diantaranya adalah :

    1. Bakosurtanal

    2. CBN CyberMap

    3. Lembaga Informasi Nasional

    4. IndoMap.com

    5. Nusamap

    6. Street Directory

    Bentuk umum gambaran arsitektur aplikasi berbasis peta di web menurut

    Nuryadin ( 2005 : 8-9 ) adalah seperti gambar di bawah ini.

    Sisi Klien

    Web

    browser

    Permintaan

    Tampilan Peta

    Sisi Server

    RDBMS

    Server

    Web

    Server

    Aplikasi

    Map Server

    Gambar 2.8. Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web

  • 34

    Interaksi antara klien dengan server berdasarkan skenario request

    dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server

    web. Karena server web tidak memiliki kemampuan memproses

    peta, maka request berkaitan dengan pemprosesan peta yang

    diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan mapserver. Hasil

    pemprosesan akan dikembalikan lagi melalui server web,dan

    berada dalam bentuk file HTML atau applet.

    Mapserver menggunakan pendekatan thin client. Semua

    pemprosesan dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirim ke

    web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar ( JPG, PNG ,

    GIF atau TIFF ). Dan kelemahan pada pendekatan ini sudah

    terbantu dengan adanya framework aplikasi seperti Chameleon,

    Pmapper dan Mapbender.

    Selanjutnya menurut Prahasta ( 2007:15) perbedaan

    fenomena antara aplikasi SIG yang berjalan di sistem komputer

    PC ( desktop ) dengan yang berjalan pada jaringan internet ataupun

    intranet.

    1. Tujuan pengembangan aplikasi SIG berbasis desktop

    memang berbeda dengan aplikasi SIG webbased.

    2. Pengembangan aplikasi SIG webbased yang

    didasarkan pada konsep arsitektur web client-server

    menjadikannya tidak mudah untuk dibandingkan

    secara sederhana dengan desktop based.

  • 35

    3. Kecepatan akses ke jaringan internet, kondisi existing

    volume lalu lintas dijaringan internet terkait, dan

    unjuk kerja server yang bersangkutan selalu menjadi

    faktor kendara bagi aplikasi SIG webbased.

    Sementara desktop based tidak mengalaminya.

    4. Pengguna bebas menjalankan query dan analisis

    spasialnya di aplikasi SIG desktop-based. Ia bebas

    menjalankan fungsi terkait selama perangkat lunak

    yang bersangkutan menyediakannya. Tetapi di

    aplikasi SIG webbased, fungsionalitas yang sama

    akan sangat bergantung pada komponen map server

    dan application server.

    5. Pada SIG desktop, pengguna berinteraksi secara

    langsung dengan user-interface dan engine-nya.

    Sementara pada SIG webbased, pengguna tidak dapat

    berhubungan langsung dengan GIS-engine-nya.

    2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle.

    Dalam suatu pengembangan ( sistem ) perangkat lunak, sebelum solusi

    solusi dibuat, maka diperlukan suatu analisis terhadap masalah masalah. Ada

    beberapa model proses salah satu diantaranya adalah waterfall. Model proses ini

    merupakan model yang telah lama digunakan secara luas untuk mengembangkan

    suatu aplikasi. Dan model ini dinamakan SDLC ( Sistem Development Life Cycle )

    yang merupakan metodologi klasik.

  • 36

    Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan bagaimana proses desain

    sistem sebagai kerangka untuk pengembangan sistem dalam upaya membantu

    secara teratur dan efisien melalui suatu rangkaian tahapan dengan analisa

    kelayakan sistem termasuk atas release sistem dan pemeliharaannya.

    Dinamakan waterfall karena model tersebut menggambarkan arah

    kemajuan sistem dari puncak ke bawah, seperti air yang terjun dari suatu

    ketinggian dengan berbagai panoramanya. Berfase tunggal pada waktu yang sama

    ke arah bawah dalam suatu efek cascading. Sekarang ini, model waterfall

    dipertimbangkan sebagai suatu model klasik dan model jenis sistem konservatif

    tetapi bagaimana pun juga masih sangat dibutuhkan dan harus tetap ada untuk

    suatu pemahaman pokok pengembangan sistem dalam upaya merancang

    manajemen sistem perangkat lunak.

    Model ini bersifat terstruktur dimana memerlukan pendekatan yang

    sistematis dan sekuensial didalam pengembangan sistem. Tahapan pengembangan

    yang dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi

    ( pemograman atau coding ), pengujian ( testing ), pengoperasian, dan

    pemeliharaan.

  • 37

    Gambar 2.9. Model Waterfall ( Sumber : Prahasta ( 2009 :565 ))

    Menurut Prahasta ( 2009 : 566 ) terbagi dalam tahapan berikut ini :

    1. Tahap Sistem Enginering atau Rekayasa Sistem

    Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan

    kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem ( sistem requirements

    ) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang

    dapat menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasil akhir

    dari tahap ini adalah spesifikasi sistem.

    2. Tahap Analisis ( analysis )

    Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen

    ditingkat perangkat lunak. Pada tahap ini dapat menentukan

    informasi, fungsi, proses atau prosedur yang diperlukan beserta

    unjuk-kerjanya dan interface.

    Rekayasa

    Sistem

    Analisis

    Perancangan

    (Design)

    Pemrograman

    (Coding) Pengujian

    (Testing)

    Operasi &

    Pemeliharaan

  • 38

    3. Tahap Perancangan ( design )

    Pada tahap perancangan, kebutuhan atau spesifikasi perangkat

    lunak, yang dihasilkan dari tahap analisis akan ditransformasikan

    kedalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki

    karakteristik yang mudah dimengerti dan tidak sulit untuk

    diimplementasikan. Dan pada tahap ini dilakukan dalam dua

    tahap ; preliminary design dan detailed design. Tahap pertama

    akan menghasilkan rancangan yang bersifat global, sedangkan

    yang kedua akan menghasilkan suatu tahapan yang lebih

    spesifikasi hingga semua modul ( kelas ), model atau tipe data ,

    fungsi dan prosedurnya terdefinisi.

    4. Tahap Pemograman ( code )

    Tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi

    perangkat lunak atau coding. Pada tahap ini dilakukan

    implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program

    yang dapat dimengerti oleh mesin ( computer ).

    5. Tahap Pengujian ( testing )

    Pada tahap pengujian, terlebih dahulu adalah pengujian terhadap

    fungsi atau prosedur yang terdapat dalam modul ( kelas ). Jika

    setiap fungsi dan prosedur tersebut selesai diuji dan tidak

    mengalami masalah, maka modul-modul yang bersangkutan dapat

    diintegrasikan hingga membentuk suatu perangkat lunak yang

    utuh.

  • 39

    6. Tahap Pengoperasian dan Pemeliharaan ( maintenance )

    Tahap ini ditandai oleh penyerahan perangkat lunak kepada

    pemesannya yang kemudian dioperasikan. Operasional awal,

    ketika digunakan di lokasi kerja , suatu perangkat lunak

    mengalami suatu kegagalan dalam menjalani beberapa fungsi

    ( error atau bugs ). Jika hal tersebut terjadi, maka pada tahap

    inilah pengembang memberikan perbaikan hingga aplikasi yang

    bersangkutan dapat berjalan kembali.

    2.8 Tools Analysis and Design Sistem Informasi

    2.8.1 Bagan Alir

    Diagram alir merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana

    menjalankan program mulai dari awal hingga akhir. Setiap diagram alir harus

    mempunyai titik awal dan titik akhir ( start and stop ). Diagram alir

    dibentuk dengan memanfaatkan simbol-simbol tertentu. Pembentukan

    diagram alir umumnya sebagai bahan mentah sebelum kode program

    sesungguhnya dibuat. Dengan simbol simbol tersebut dapat mewakili

    fungsi fungsi langkah program dan garis alir menunjukkan urutan dari

    simbol simbol yang akan dikerjakan.

    2.8.2 Data Flow Diagram

    Metode terstruktur mencakup model proses perancangan,

    notasi untuk merepresentasikan desain, format , laporan , aturan dan

    panduan perancangan. Untuk menguraikan model modul - modul itu

    dikenal dengan istilah perangkat pemodelan. Adapun jenis - jenis

  • 40

    perangkat pemodelan yang sering digunakan dalam suatu perancangan

    sistem informasi salah satunya adalah Data Flow Diagram ( DFD ).

    Data Flow Diagram ( DFD ) adalah perangkat pemodelan yang

    digunakan untuk menunjukkan aliran data dari dalam system

    ( Mulyanto, 2009 : 260 ).

    Lebih lanjut Menurut Whitten, Bentey dan Dittman ( 2006:326 ) DFD

    adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau

    pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD terdiri dari beberapa

    bagian diantaranya :

    a. Diagram Konteks

    Diagram konteks menggambarkan suatu proses sistem

    informasi secara global, antara aliran data masukan ( input )

    ke proses kegiatan ( sistem ), dari proses ke proses , dan dari

    proses keluaran yang menjadi satu keluaran yang terpadu.

    Diagram konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam aliran

    data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem

    secara keseluruhan.( Kendall, 2010:267 )

    b. Diagram Rinci

    Diagram rinci yang menggambarkan secara detail proses dari

    diagram konteks ataupun diagram turunannya secara rinci

    sampai tidak terjadi proses detail atau sudah primitive.

    Diagram rinci ini merupakan alat yang dapat menggambarkan

    arus data dalam suatu sistem yang terstruktur dan

    memberikan penggambaran secara detail dan jelas sebagai

    dokumentasi dari sebuah sistem yang baik.

  • 41

    2.8.3 Simbol Data Flow Diagram

    Simbol - simbol yang digunakan dalam data flow diagram yang

    mewakili suatu sistem diantaranya :

    1. Entitas Luar ( external entity )

    Menurut Hoffer ( 2005 ) secara rinci menjelaskan bahwa entitas

    luar dapat berupa seseorang, sebuah tempat , sebuah objek , sebuah

    kejadian atau suatu konsep. Sebuah entitas dinyatakan dengan kata

    benda dan ditulis dengan huruf kapital. Entitas luar ini tidak

    termasuk bagian dari sistem, tetapi akan memberikan suatu

    masukkan atau menerima keluaran dari sistem. Dalam pendapat

    lain, entitas luar merupakan orang, unit, organisasi, sistem lain

    yang berinteraksi dengan sistem ( Whitten, 2004 : 345 )

    2. Aliran Data ( data flow )

    Aliran data menunjukkan suatu input data ke proses atau output

    data dari proses, dari proses ke proses, dari proses ke entitas luar ,

    dari berkas ke proses, dari proses ke berkas.

    3. Proses ( prosess )

    Proses yang digambarkan dengan bentuk bulat ( notasi

    DeMarco/Yourdon ) merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem

    sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Komponen

    komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi

    output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses atau kegiatan

    yang sedang dilakukan di dalam sistem.

  • 42

    4. Simpanan Data ( data store )

    Sebuah tempat penyimpanan yang ditujukan untuk penggunaan

    data selanjutnya. Penyimpanan data ini digambarkan dengan dua

    garis pararel. Dan pada simpanan data diberikan nama untuk

    menunjukkan nama dari filenya.

    2.8.4 Kamus Data

    Kamus data adalah suatu penjelasan tertulis tentang suatu data

    yang berada di dalam database. Kamus data ini memuat informasi

    tentang:

    (1) Nama arus, nama arus data dibuat berdasarkan arus

    (2) Alias, alias atau nama lain dari data yang dituliskan.

    Terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang

    atau departemen satu dengan lainnya.

    (3) Tipe data, tipe data menunjukkan bagaimana arus data

    mengalir dari hasil suatu proses ke proses yang lain. Data

    yang mengalir ini dapat berupa suatu dokumen dasar

    atau formulir, serta dokumen hasil cetakan komputer;

    (4) Arus data, arus data ini menunjukkan dari mana data

    mengalir dan dari mana data akan menuju;

    (5) Penjelasan, penjelasan digunakan untuk memperjelas

    lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus

  • 43

    data. Bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan

    arus data,

    (6) Periode, periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus

    data dan untuk mengindentifikasi kapan input data dapat

    dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program

    dapat dilakukan dan kapan laporan dapat dihasilkan.

    (7) Struktur data, struktur data harus menunjukkan arus data

    yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari elemen-

    elemen atau item-item data.

    Kamus data dapat membantu pembuat sistem untuk

    mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasikan semua

    elemen data yang digunakan secara detail dan mengorganisasikan

    semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara detail

    sehingga pemakai dan analis sistem mempunyai dasar pengertian

    yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

    Sedangkan menurut Kendall, kamus data merupakan hasil referensi

    data mengenai data metadata yang disusun untuk melakukan

    analisis dan desain.( Kendall, 2010 :333 )

    Kamus data sering disebut juga dengan sistem data

    dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan -

    kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan

    menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan

    data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

  • 44

    Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat

    komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang

    data yang mengalir dari sistem, yaitu tentang data yang masuk ke

    sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

    2.9 Perancangan Basis Data

    2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD )

    Entity relationship diagram merupakan suatu metode yang paling luas

    digunakan dalam mendesain database. Entity relationship model atau diagram

    adalah representasi grafis dari logika database dengan menyertakan deskripsi

    detail mengenai seluruh entitas ( entity ) , hubungan ( relationship ) dan

    batasan ( constraint ). ( Schaum, 2007 : 139 ). ERD merupakan kunci untuk

    memahami dan membuat desain sebuah database.

    Menurut Abdul Kadir ( 2009 : 30 ), model E - R adalah suatu model

    yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan

    hubungan antar entitas.

    Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam ERD antara lain :

    a. Persegi panjang

    Menyatakan Entitas atau tipe entitas menyatakan objek atau

    kejadian;

  • 45

    b. Ellips

    Menyatakan atribut-atribut entity set. Atribut adalah item

    data yang menjadi bagian dari entitas;

    c. Belah ketupat ( Diamond )

    Menggambarkan relationship set. Relationship adalah

    asosiasi antara dua entitas;

    d. Garis,

    Menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya

    dan antara entity set dengan relationship setnya;

    Pada saat entitas telah ditentukan bersamaan dengan atribut-

    atributnya, selanjutnya adalah menguji bagaimana hubungan diantaranya.

    Sebuah hubungan ( relationship ) adalah gabung