analisis pengaruh faktor oseanografi terhadap sebaran spasial … · menangkap ikan tidak berada di...

28
ANALISIS PENGARUH FAKTOR OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN SPASIAL DAN TEMPORAL SUMBERDAYA IKAN Dl SELAT SUNDA Oleh : JRAWAN MURIPTO PROGRAM PASCASARJANA JNSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000

Upload: doanhuong

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

ANALISIS PENGARUH FAKTOR OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN SPASIAL DAN TEMPORAL SUMBERDAYA IKAN

Dl SELAT SUNDA

Oleh :

JRAWAN MURIPTO

PROGRAM PASCASARJANA JNSTITUT PERTANIAN BOGOR

2000

Page 2: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

ANALISIS PENGARUH FAKTOR OSEAPvOGRAFl TERHADAP SEBARAN SPASIAL DAN TEMPORAL SUMBERDAYA IKAN

Dl SELAT SUNDA

Oleh :

IRAWAN MURIPTO

965101mKL

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

D o k t o r

pada

Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANlAN BOGOR

2600

Page 3: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Judul Disertasi

Narna Mahasiswa

Nomor Pokok

: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial dan Temporal Sumberdaya lkan dl Selat Sunda

lrawan Muripto

: 965101 I TKL

Dr. I . Diisman ma nu run^. M.Sc. Ketua

Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintia Prof. ~ r . Ir. Bonar Pasaribu, M.Sc. Anggota I\ Anggota

Dr. Ir. Rokhmin Dahuri. MS. Dr. Ir.lndrovono S Anggqta A w i b '

Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintia

Tanggal. Lulus : 24 November 20

Page 4: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

ABSTRACT

IRAWAN MURIPTO. 2000. Analyses of the Spatial and Temporal Changes of Oceanographic Factors in Relation to Distribution of Fish Resources in the Sunda Strait. (Under supervision of DJISMAN MANURUNG as chairman and DANIEL I?. MONINTJA, BONAR P. PASARIBU, ROKHMIN DAHURI and INDROYONO SOESILO as members)

The monsoonal w~nd system that governs the air drcutation over the most part of Indonesia archipelago also influences the general condition of Sunda Strait sea water. There are four seasonal characteristics in Sunda Strait as : 1) Inter-Monsoon- 1, 2) East Monsoon, 3) Inter-Monsoon-2 and 4) West Monsoon.

The recent available information of oceanographic and fish resources in Sunda Strait sea water are very limited, hence me analysis of influence of the change in oceanographic factors cannot be related to fish distribution change neither spatially nor temporally.

Based on oceanographic survey in October 1997, the information about the existence of two water masses, i.e. the shallow water mass of Java Sea and the oceanic water mass of Indian Ocean in the strait were dearly understood. A band of front between two water masses, where its position and sharpness are assumed to be altered due to seasonal shifting, Therefore, it is necessary to conduct research in many aspect covering distinctive monsoonal season that prevails in the Strait.

A research was designed by conducting-four research cruises. The Research vessel used occupied in cruises was mainly RTV. Madidihang (300 GT), equipped with oceanographic instrumentation's (CTD SBE-19) and scientific echosounder (Sirnrad EK 500).

The oceanographic condition and fish density information at each season were collected simultaneously each cruise of 5 to 7 days. Secondary data also were also collected from Fisheries Agency Branch of Pandeglang Residency for ten-year period, i.e. from 1989 to 1998.

The resea- objectives are, (1) to describe the spatial and temporal features of oceanographic factors and fish density distributions; (2) to analyze the spatial and temporal changes of fish densities due to the changes of oceanographic factors; (3) to analyze the agreement on the spatial and temporal changes fishing area with fish density distributions in the Strait.

The vertical structure of temperature and salinity were described both in vert~cal cross section during vessel transects and ttteir profiles. The horizontal distributions of temperature and salinity were described the form of contour maps for 0, 20, 50 and 100 m respectively, where as the horizontal distribution of fish distribution, stratified in 11 layers interval, depend upon sea detection performance.

Page 5: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

The analysis indicates *at the Java Sea's water masses, characterized by temperature and salinity as folla\ars: .3045"-3_1.0~33~3-33-596Pon Inhzx-Mnosoon-I, 30.5%; 32.3-33.5s on East Monsoon, 29.0'-29.5-C; 31.532.09;3 on Inter- Monsoon-2; and 28.5'-29Q0C; 33.3-33- on WesthAonsoon.

There is west to southwestward flow through the strait passing West Coast of West Java, which was probably a part otthe beginniwof the Sunda Straits current

Fish were mosfly in abundance in East Monsoon and fish distributed vertically in every layer. The average density values were ranges 52.9 to 566.1 fistV1000 ma. The lowest density was in Inter-Monsoon-2.

The seasonal and spatial fish density distribution were not homogen, but tended to clumped. The highest density value as : 1) Inter-Monsoon-1 34.4 fish/1000m3 at 70 m depth, the temperature ranging 20.7-21t-0% and salinii 3ti2-3.53Cga;aEast Monsoon, 566.1 fish/l000 m3, at 100 m, the Wpelature ranging 29.1-30.0'C and salinity 32.5960; 3) Inter-Monsoon-2 24.9 fish11o00m3 at 54 m, the temperature ranging 27.0-30.0°C and salinity 333XM.W. and-4) West Monsoon 50.6 fis11/1000rn~ at 44 m, the temperature ranging 28.528.6'C and salinity 33.533.8960, respectively.

Based on identification of fish species in Labuan f i s h i i hse. tongkol (Euthynnus spp.) and tenggiri (Scomibemmo~~~ spp.) were the fishes with shape that suitable for Fwte conversion formula from TStafish k3ngtt-s.

The application of that formula showed that : I ) in Inter-Monsoon-I there were two groups of fishes which characterized %fish interval of (37.0 51.57 cm) and (18.2 + 1.26 cm); 2) in East Monsoon there were three g m p s of fishes by length intern of (48.15 1.69-un), (4Q5 1.61 un), and (2t5 2 %.33_colr;_3) in Inter-Monsoon-2 there were two groups of fishes l e m interval of (48.5 + 1.69 an) and (20.0 + 1.30 an); and 4) in West Monsoon the grwp of fishes which characterized by fish length interval of (32.5 + 1.51 cm).

The anatysis of horkontal distdbutianof fish density anbnurnbeccd fishingjn 10 x 10 mil2 in every monsoonal seasan, shows that fishing boat were not operated in the area of high f ~ h distribution. This situatian wers due to unaebbkMonnation about fish density distribution for fishermen to apply.

The result of tfiese research to pmc3kal fisbiogis not appmpriata *Tomake it possible for practical use, the continuation of such study in at least five years successively with the cooperation of fishingenterprises, is very needed.

Page 6: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

IRAWAN MURIPTO, 2000. Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi

Terhadap Sebaran Spasial dan Temporal Sumberdaya lkan di Selat

Sunda. (Dengan Komtsi Pernbimhing DJISMAN MANURUNG sebagai Ketua

dan DANIEL R. MONINTJA, BONAR P. PASARtBU, ROKHMIN DAHURI dan

lNDROYONO SOESlLO sebagai anggota).

Sistim angin muson yang terjadi di Indonesia rnenyebabkan

pergerakan massa air termasuk mempengaruhi kondisi secara umum di

perairan Selat Sunda. Karakter musiman tersebut adalah : 1) Musirn

Peralihan-1, 2) Musim Timur. Musim Peralihan-2, dan 3) Musim Barat.

Pada saat ini infonnasi lingkungan oseanografi dan sumberdaya ikan

di perairan Selat Sunda masih kurang, terutama analisis tentang-perubahan

faktor-faktor oseanografi yang dapat dihubungkan dengan penyebaran ikan

secara spasial dan temporal.

Berdasarkan hasil survei oseanografi yang dilaksanakan bufan Oktober

1997, informasi tentang pertemuan dua massa air, yaitu massa perairan

dangkal laut Jawa dan massa air oseanik dari Samudera Hindia menjadi

semakin jelas keberadaannya.

Garis batas berupa front diantara keduanya diketahui posisinya dan

diketaliui sebayai pe~tanda terjzdinya perubahan musim. Meskipun

demikian, masih diperlukan penelitian yang berhubungan aengan berbagai

aspek, sehingga dapat semakin meyakinkan bahwa perubahan di lingkungan

Selat Sunda disebabkan karena perubahan musim.

Page 7: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali dalam pelayaran

penelitian. Kapz! yang digunakan terutama adalah Kapat Latih dan Penelitian

K.M. Madidihang (300 GT), dilengkapi dengan peralatan oseanografi (CTD

SBE-19) dan perurn gema (Simrad EK 500).

Perolehan informasi tentang kondisi oseanografi dan densitas ikan

pada setiap musim diperoleh dari setiap pelayaran penelitian dengan lama 5

sampai 7 hari. Data sekunder tentang produksi perikanan selarna 10 tahun

dari tafiun 1989 sampai 1998 diperoleh dari Dinas Perikanan Daerah Tingkat

II Kabupaten Pandeglang.

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1) Menentukan sebaran

spasial dan temporal faktor-faktor oseanografi dan sebaran densitas ikan, 2)

Menganalisis hubungan perubahan kondisi oseanografi denggn perubahan

densitas ikan secara spasial dan temporal, dan 3) Menganaltsrs kesesuaian

daerah penangkapan ikan dengan sebaran sumberdaya ikan di perairan

Selat Sunda.

Hasil penelitian ini menghasilkan profil sebaran menegak suhu dan

salinitas sepanjang alur pelayaran. Sebaran mendatar suhu dan salinitas

berbentuk peta kontur dengan masinemasing lapisan kedalaman 0, 20, 50

dan 100 m. Bentuk yang sama juga dibuat sebaran mendatar densitas ikan

dengan interval I1 lapisan kedalaman yang tergantung dari kondisi hasil

deteksi terhadap perairan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Laut Jawa sebagai wilayah perairar,

dangkal berturut-turut ditanda~ dengan suhu 30.5"-31 .O0C; salinitas 33.3-

33.5%0 pada Musim Peralrhan-I, suhu 30.5%; salinitas 32.3-33.5%0 pada

ii

Page 8: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Musim Timur, suhu 29.0"-295°C; salinitas 31.532.0%0 pada Musim

Peralihan-2, dan suhu 28.5"-29.O0C; salinitas 33.3-33.6%0 pada Musim Barat.

Diketahui bahwa massa air yang mengarah ke Barat Daya yang

melintasi pantai barat Jawa Barat adalah merupakan massa air sebagai

permulaan terjadinya arus Selat Sunda.

Densitas ikan terpadat diketahui terjadl pada Musim Timur yang

menyebar merata hampir di setiap lapisan kedalaman. Rata-rata densitas

berkisar antara 52.9 sampai 566.1 ekor11000 m3, sedangkan densitas

terrendah terjadi pada Musim Peralihan-2.

Secara spasial dan temporal densitas ikan menyebar tidak merata, akan

tetapi cenderung berkelompok. Nilai densitas rata-rata terbesar per musim

adalah sebagai berikut : 1) Musim Peralihan-I, 34.4 ekorl1000 m3 terdapat

pada lapisan kedalaman 70 m. suhu berkisar 20.1-21 .O°C.dan salinitas 35.2-

35.3%; 2) Musim Timur, 566.1 ekor/1000 rn3, pada lapisan kedalaman 100

rn, suhu berkisar 29.1-30.O0C dan salinitas 32.5%; 3) Musim Peralihan-2,

24.9 ekor11000m3 pada lapisan kedalaman 54 m, suhu berkisar 27.0-30.0°C

dan sal~nitas 33.8-34.0960; dan 4) Musim Barat, 50.6 ekor/1000 m3 pada

lapisan kedalaman 44 m, suhu berkisar 28.5-28.6"C dan salinitas 33.5-

33.8%.

Untuk verifikasi jenis ikan yang selalu tertangkap dilakukan dengan

aplikasi rumus Foote (1987) dengan mengetahui hubungan antara TS dan

panjang ikan tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan tenggiri CScomberomorus

guttatus). Hasil konversi diketahui : 1) Musim Peralihan-I, terdapat dua

kelas panjang ikan dengan interval (37.0 5 I .57 cm) dan (18.2 + 1.26 cm);

i ii

Page 9: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

2) Musim Timur, terdapat tiga kelas panjang ikan dengan interval (49.1+

1.69 cm), (40.5 + 1.61 cm), dan (21.5 +- 1.33 cm); 3) Musirn Peralihan-2,

terdapat dua kefas panjang ikan dengan interval (48.5 + 1.69 crn) dan (20 0 + 1.30 cm); dan 4) Musim Barat, kelas ditandai dengan interval panjang(32.5 + 1.51 cm).

Hasil analisis sebaran densitas ikan secara horisontal hubungannya

dengan sebaran daerah penangkapan ikan pada tetapan luas area 10 x 10

mrf2 untuk setiap musim, diketahui bahwa para nelayan umumnya beroperasi

menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi.

Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian daerah

penangkapan ikan dengan kepadatan ikan dan pola pergerakannya.

Sehingga untuk memperoleh gambaran lebih baik iagi, diperlukan peneltt~an

lanjutan selama kurun 5 tahun secara berkesinambungan dengan melibatkan

koperasi-koperasi perikanan di tingkungan Selat Sunda.

Page 10: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

KATA PENGANTAR

Dengan rnengucap syukur kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan

karuniaNya, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi yang berjudul

"Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial dan Temporal

Sumberdaya lkan di Selat Sunda" disusun untuk rnemenuhi salah satu syarat untuk

rnernperoleh gelar Doktor pada Program Studi Telmologi Kelautan (TKL) InstiM

Pertanian Bogor.

Disertasi ini disusun dari beberapa tahapan penelitian sesuai dengan kondisi

pergantian rnusim di daerah perairan Selat Sunda, selama satu siklus lebih yang

meliputi mush peralihan, musim timur dan musim barat dalam Tahun 1997. 1998

dan 1999; serta rnendapat bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Untuk

itu, penulis rnenyampaikan penghaman dan mengucapkan terima kasih kepada DI-.

Ir. Djisman Manurung, M.Sc., selaku Pernbirnbing Utarna dan Prof. Dr. Ir. Dantel R.

Monintja; Prof. Dr. Ir. Bonar Pasaribu, M.Sc., Dr. Ir. H. Rokhmin Ilahua MS-,serta

Dr. Ir. lndroyono Soesilo, M.Sc., APU., selaku Pernbimbing Anggota, atas segala

saran, kritik dan informasi dalam penyusunan hasil penelitian ini terutarna dari beka!

ilrnu pengetahuan yang diberikan.

Terirna kasih ini penulis sampaikan pula kepada yang techormat Prof- Dr.lr.

Sjafrida Manuwoto, M.Sc., Direktur Program Pascasajana tPB, Prof. Dr. Ir. Dedi

Fardiaz. Asisten Direktur bidang .Proggm Doktor; Ir. Muchtar Abdullah; Ir. Sobirin,

para staf Proyek Pengembangan Sumberdaya. Sarana clan Prasarana Pertanian

(PSZP) Badan Diklat SDM Pertanian serta Ir. Abdul Munif Kadir, Ketua Se&olafi

Tinggi Perikanan; yang telah rnengijinkan penulis melanjutkan pendidikan S3

(Program Doktor) dan teman-teman sejgwat atas saran serta masukan-masukan

yang sangat berharga. Secara khusus, penulis rnenyampaikan ucapan terima kasih

kepada Dr. Anugerah Nontji. M.Si. APU - Deputy Ketua Lenlbaya llrncl Fetigetahuan

Indonesia (LIPI) Bidang llrnu Pengetahuan Alam dan Dr. Ir. I Gede Sedana Merta,

M S. staf Peneliti Balai Penelitian Perikanan h u t (BPPL) Jakarta sebagai Pengujl

Lua: Komisi; staf dosen Sekolah Tinggi Perikanan. NakhodafKornandan para

PeMlira dan ABK Kapal Latih dan Riset KM. Madidihang. Kapal Riset KAL Baruna

Jaya IV. Kepala Dinas Perikanan Daerah Tingkat II Kabupaten Pandeglang. Kepala

v

Page 11: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Cabang Dinas Perikanan Kecamatan Labuan dan Staf atas dukungan serta saran-

sarannya dalam penyusunan disertasi ini.

Kepada seluruh rekan-rekan yang tergabung dalam Direktorat Teknologi

lnventarisasi Sumberdaya Alam. Deputi Bidang Teknologj Pengembangan

Sumberdaya Alam BPP Teknologi, terutama pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Baruna Jaya dan BagMn Remote Sensing Matra Laut.

Kepada Drs. H. Bidawi Hasyjm dan Ir. Toto Suprapto, M.Si. dari Bidang Matra

laut Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Pekayon Jakarta; Dr.

Ir. Subhat Nurhakirn, MS. dan staf BPPL Jakarta, Dn. Edi Kusmanto dan teman-

teman di Bag. Fisika Oseanografi PSO-LIPI. Ir. Rahadian, Dra. Suci Lestari dan

Chandra Pumama, SE.

Demikian pula kepada para staf Fakuftas Perikanan dan Kelautan IPB dan staf

Pascasarjana Rektorat IPB serta rekan-rekan pengurus dan anggota FORMULA-

IPB (Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasajana Teknotogi Kelautanl- Akbimya

ucapan terima kasih yang tak terhingga atas dorongan rnoril dan materi yang

diberikan oleh Bapak Ir. H. Mudji Hartomo, istriku, anak-anak, ibu dan adik-adik atas

kesabaran, pengertian dan dorongan rnoril yang diberikan, sehingga memungkinkan

terselesaikannya penelitian dan penyusunan disertasi ini.

Disadari bahwa laporan hasil penelitian ini rnasih jauh dari sempuma yang

disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis, namun demikian semoga

bermanfaat bagi mereka yang memerlukan. Diharapkan dapat bermanfaat untuk

para nelayan yang beroperasi di perairan Selat Sunda, khususnya bagi pemeSintah

dalam ha1 ini Departemen Kelautan dan Perikanan; sebagai bahan masukan untuk

pengembangan dan kesejahteraan bangsa.

&got, November 5000.

Penulis

Page 12: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

DAFTAR IS1

Rt NGKASAN .................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................ DAFTAR IS1 ............................................................................ RIWAYAT HIDUP ....................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................. DAFTAR LAMPI RAN ................................................................ NOMENKLATUR DAN SUUGKCLTAM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................... 1.2 Permasalahan ............................................................... 1.3 Perurnusan Masalah

.......................................................... 1.4 Tujuan Penelitian

2 TINJAUAbLE- ..

........... 2.1 Kondisi Umum Lingkungan Perairan Selat Sunda .............. 2.2 Kondisi Lingkungan Perairan Samudera Hindia

2.3 Kondisi Perairan Laut Jawa ............................................. 2.4 lnformasi Sumberdaya Perikanan Terpadu di S . Sunda .. 2.5 Sumberdaya lkan Perairan Selat Sunda ..........................

.......... 2.6 Kisaran Faktor Oseanografi pada Zonasi Perairan ............................. 2.7 ANS dan Upwelling di Perairan Pantai

3 METODE PENELITINL ....................................... 3.1 Kerangka Pendekatan Masalah

3.2. Lokasidan-VUaktLLPeaelitiao --

.......................................................... 3.3 Pengumpulan Data ......................... 3.3.1 Pengambilan Data Oseanografi

..... 3.3.2 Pengambilan Data Akustik dan Pemrosesan ......... 3.3.3 Pengambilan Data Paniang.dan Daerah P

...... 3.3.4 Pengamatan Kedalaman Daerah Penelitian ......................... 3.3.5 Pengambilan Data Citra Satelit

3.4 Alat dan Bahan ................................................................ 3.4.1 K a p a l ........................................................... 3.4.2 Peralatan Oseanografi .......................................

...... 3.4.3 Sistirn Akustik Penduga Kelimpahan Ikar, ....................... 3.4.4 Data Citra Satelit dan Alat Bantu

....................................... 3.4.5 Perangkat Meteorologi- .................................... 3.4.6 Perangkat Survei Biologi

.......................... 3.4.7 Pengukur Kedalaman Perairan . . .................................................................... 3.5 Anallsrs Data

vii .

i v

vii ix xi

xiii X

xxii

Page 13: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

. . 3.5.1 Lokasi Penel~t~an .................................................. 48

................................................. 3.5.2 Data Oseanografi 49 3.5.3 Data Akustik ......................................................... 52 3.5.4 Data Hasil Tangkap ............................................ 55

.................... 3.5.5 Sebaran Daerah Penangkapan lkan 57 3.5.6 Lingkungan Selatan Jawa .................................... 58

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan Selat Sunda ....................................

............. 4.2 Kondisi Perairan dan Perikanan Selatan Jawa 4.2.1 SehafanSub~~ ....--....-... .-

................................................ 4.2.2 Sebaran Salinitas 4.2.3 Sebaran Oksigen Terlarut ....................................

............................ 4.2.4 Sebaran Vertikal Densitas lkan . ... 4.2.5 Daerah Penangkapan lkan di Selatan P Jawa

........ 4.3 Sebaran Spasial dan Temporal Faktor Oseanografi 4.3.1 KoadiPerairaa SelatSuada -.- .. 4.3.2 Rentang Suhu, Salinitas dan Front ...................... 4.3.3 Sghu Permukaan Laut (SPL) .............................. 4.3.4 Kisaran Konsentrasi Klorofil-a ..............................

............. 4.3.5 Sebaran Suhu dan Salinitas per Lapisan 4.3.6 Profil suhu-salinitas dan sigma-t per stasiun pada

........... isotherm permukaan per wilayah perairan 4.3.7 Transek per Wilayah untuk Setiap Musim ............ 4.3.8 Rataan Suhu dan Salinitas per Musirn ................. 4.3.9 Fenomena upwelling Selat Sunda dan sekitarnya 4.3.1 0 Profii menegak wilayah front upwelling ................

4.4 Kondisi Lingkungan dan Nelayan Selat Sunda ................. 4.5 Tingkat Keberhasilan Nelayan Selat Sunda ..................... 4.6 Sebaran Daerah Penangkapan lkan ................................

..... 4.7 Transek, Sebaran Target Strength dan Densitas Ikan 4.8 Sebaran Horizontal Densitas l kan .................................... 4.9 Pergerakan Zonasi Musiman di Perairan Sefat Sunda ..... 4.10 Verifikasi Panjang lkan ..................................................... 4 . l t Kesesuaian Daerah Penangkapan Ikan, Keberadaan

Sumberdaya lkan dan Pergeseran Front .........................

5 KEStMPULAN .DAN .SABAbL 227 5.1 Kesimpulan ........................................................... 227

.......... 5.2 Saran ...................................................... , , 228

DAFTAR PUSTAKA 229 Lampiran ......................................................................................... 237

viii

Page 14: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 25 September 1951.

putera pertama dari ayah purnawirawan ABRl R. Moeripto Soernodinoto

(Almarhum) dan Ibu Setiowati. Beristri dengan Sri Murdinmgsih, wartawati

sejak tahun 1977 sampai sekarang dan dikaruniai dua orang putera, Mira

Julia (22 tahun), Wahyu Andito ( 7 8 tahun) dan keponakan Rakhmat Hartadi

(1 5 tahun).

Setelah tamat pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas PGRl VI20

Cimahi, penulis melanjutkan pendidikan pada program diploma 111 Akademi

Usaha Perikanan (sejak 1993 menjadi Sekolah T~nggi Perikanan) di Jakarta

tahun ajaran 197211973, lulus tahun 1975 dan berijazah Mualim Perikanan

Laut Tingkat I (MPL I). Sesaat setelah lulus langsung bekerja di kapal-kapal

latih milik Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di TegaI, sebagai

Mualim. Sejak Juni 1975 rnenjadi Nakhoda di Kapal Riset K.M. Bawal Putih I

milik Lembaga Penelitian Perikanan Laut (LPPL) Jakarta. Setelah mengikuti

pembuatan Kapal Latih dan Riset K.M. Madidihang di Jepang tahun 1977,

penulis menjadi Mualirn I dan instruktur pada kapal tersebut sampai tahun

1979. Pada bulan Agustus 1979 sampai Juli 1981 diberi kesernpatan beralih

jenjang pada program Strata 1 (Sl) di Fakultas Petemakan dan Perikanan

Universitas Brawijaya Malang. Setelah menyelesaikan studi, pada bulan

September 1981 sampai Januari 1986 kembali bekerja di Kapal Latih dan

Page 15: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Riset K.M. Madidihang sebagai Nakhoda dan lnstruktur bidang navigasi dan

penangkapan ikan.

Seiama bekerja di kapal berhubungan dengan pelatihan dan penelitian

di bidang perikanan, bekerjasama dengan LPPL saat ini Balai Penelitian

Perikanan Laut, Lembaga Oseanologi Nasional saat ini P3Q-LIPI, Dinas

Perikanan, SUPM, Fakultas-Fakultas Perikanan dari berbagai Universitas

dan perusahaan-perusahaan perikanan dengan wilayah ke rja di seluruh

perairan Nusantara dan Zona Ekonomi Eksklustf Indonesia.

Sejak Februari 1986 sampai Maret 1988, penuiis melanjytkan

pendidikan Strata 2 (S4) di Program Pascasarjana pada Laboratorium Fisika

Oseanografi Universitas Kagoshima Jepang, atas biaya Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Jepang (Monbusho). Setelah menjadi tenaga

pengajar (Dosen) pada Sekotah Tinggi Perikanan dari tahun 1988 sampai

1996, penulis melanjutkan pendidikan Strata 3 (S3) di Program Pascasa rjana

lnstitut Pertanian Bogor, Program Studi Teknologi Kelautan (TKL) sejak

bulan September 1996. Selama mengikuti perkuliahan tersebut, sebagian

dibiayai oleh Proyek Pengembangan Sumberdaya Manusia, Sarana dan

Prasarana Departemen Pertanian (PS2P) melalui Badan Pendidikan dan

Latihan Pertanian, dan Sekolah Tinggi Perikanan.

Page 16: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

No.

DAFTAR TABEL

man

Potensi dan Pemanfaatan SD1 Laut Pelagis Kecil di Peratran Indonesia. Tahun 1997 Kelompok Beberapa Sumberdaya lkan Laut Indonesia dan Yang Tertangkap Oleh Nelayan Labuan K~saran kondisi oseanografi kawasan oseanrk barat Pulau Sumatera dan selatan Jawa S. Hindia pada musim barat Kisaran kondisi perairan dangkal L. Jawa kawasan utara Jawa Barat dari beberapa hasil penelitian Kisaran kondisi oseanografi karakteristik perairan Selat Sunda musim barat dan musim peralihan 1 Sebaran Vertikal Beberapa Jenis Tuna dan Posisi Termoklin Komunitas SPL Potensial Sebagai DPI di Perairan Selatan Jawa Barat Musim Barat Tanggal 23-26 November 1998 Zona dinamis dengan kisaran suhu di wilayah perairan SelatSunda dalam tahun 1998 Rentang suhu, rataan suhu, batas wilayah dan kisaran suhu inti fmnt per lapisan musim peralihan 1 Rentang salinitas, rataan salinitas, batas wilayah dan kisaran sal~nitas Inti front per lapisan musim peralihan 1 Rentang suhu, rataan suhu, batas wilayah dan kisaran suhu inti front per lapisan pada musim timur Rentang salinitas, rataan salinitas, batas wilayah dan kisaran salinitas inti front per lapisan musim timur Rentang suhu, rataan suhu, batas wilayah dan kisaran suhu inti fmnt per lagisan musim peralhan 2 Rentang salinitas, rataan salinitas, batas wilayah dan kisaran salinitas inti front per lapisan musim peralihan 2 Rentang suhu, rataan suhu, batas wifayah dan kisaran suhu inti fmnt per fapisan musim barat Rentang salinitas, rataan salinitas, batas witayah dan kisaran salinitas inti front per lapisan musim barat Rataan suhu dan satinitas di Samudera Hindia Rataan suhu dan satinitas di perairan Selat Sunda Rataan suhu dan salinitas di ~erairan Laut Jawa Suhu dan salinitas per lapisan kedalaman pada stasiun pengamatan di wilayah front rrpwelling per musim Tahun 1 997-1 998 Jumlah kapal, trip, produksi per bulan dan rata-rata hasil tangkap nelayan Labuan Tahun 1998

Page 17: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan pelagis di perairan Selat Sunda Musim Feralihan-l Tahun 1989-1 998 Perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan pelagis di perairan Selat Sunda Musirn Timur Tahun 1989-1998 Perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan pelagis di perairan Selat Sunda Musim Peralihan-2 Tahun 1989-1 998 Perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan pelagis di perairan Selat Sunda Musim Barat Tahun 1989-1 998 Nilai Target Strength dan densitas (ekorlm3) setiap kedalaman pada Mus~m Peralthan-I 1998 Nilai Target Strength dan densitas (ekorlm3) setiap kedalaman pada Musim Timur 1998 Nilai Target Strength dan densitas (ekorlm3) setiap kedalaman pada Musim Peralihan-2 1998 Nilai Target Strength dan densitas (ekorlm3) setiap kedalaman pada Musim Barat (Desernber 1998) Nilai Target Strength dan densitas (ekor/rn3) setiap kedalaman pada Musim Barat (Januari 1998) Penetapan zonasi dinamis yang dianalisis Hasil konversi panjang tongkol (Euthynnus affinis), nilai TS, panjang rata-rata dan kisaran kedalaman deteksi pada densitas terpadat Densitas ikan (ekorIl000 m3) rata-rata per lapisan kedalaman (dalam meter) per musim tahun I997198 Kisaran panjang, rata-rata panjang, nilai TS, nilai simpangan baku dan kelas panjang- tongkol (Eothynnus affinis) dan tenggiri (Scomberomorus guffatus)

Page 18: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

No.

DAFTAR GAMBAR

Arah dan kecepatan arus (cmldetik) pada kedalaman 25 rn di bawah permukaan laut 10-12 Juli 1981 Arah dan kecepatan arus (cmldetik) pada kedalarnan 25 m di bawah permukaan laut 16-18 Oktober 1982 Arah dan kecepatan arus (cmldetik) pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut 24-25 November 1 987 Anomali suhu permukaan di Samudera Hindia dan Selat Sunda sejak Oktober 1983-1 997 Sebaran salinitas rata-rata di laut Jawa Bagan alir perolehan data di perairan Selat Sunda selama penelitian bulan Oktober 1997 sampai Juli 1999 Lingkungan dan perairan Selat Sunda sebagai t 'uan penelitian selama tahun 1997-1998-1 999 Y Posisi stasiun CTD dan nomor transek : a) Musim Peralihan- 2 (Oktober 1997), b) Musim Barat (Desember 1998) Posisi stasiun CTD dan nomor transek : Musim Peralihpn-2 (September-Oktober 1998) Posisi stasiun CTD dan nomor transek Musim Peralihan-2 (September-Oktober 1998) Posisi stasiun CTD dan nomor transek Musirn Barat area perairan selatan Jawa (Desember 1998) Posisi stasiun CTD dan posisi mooring current meter di L. Jawa bagian Barat pada Musim Timur (Juni 1999) Bagan alir prosedur analisis data oseanografi dan akustik Peta kode area daerah penangkapan ikan per 10 mil2 di perairan Selat Sunda Karakter angin di bagian Utara Selat Sunda pada Musim Barat (November-Desember 1998) Sebaran kedalaman perairan Selat Sunda Kisaran jenis wilayah perairan di lingkungan Selat Sunda Sebaran suhu permukaan perairan selatan Jawa periode Musim Barat Transek suhu Stn.09 sd. Stn.20 Tanggal 23-25 November 1998 Transek salinitas Stn.09 sd. Stn.20 Tanggal 23-25 November 1998 Transek oksigen Stn.09 sd. Stn.20 Tanggal 23-25 November 1998. Sebaran vertikal densitas ikan sepanjang alur pelayaran Transek 1 Perairan Selatan Jawa tanggal 23-25 November 1 998

xiii

Page 19: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Sebaran vertikal densitas ikan sepanjang alur pelayaran Transek 2 Perairan Selatan Jawa tanggaf 24-25 November 1998 Sebaran suhu lingkungan dan penangkapan tuna Curah hujan bulan November-Desember 1998 di perairan Selat Sun& dan sekitamya Sebaran suhu permukaan di perairan Selat Sunda : a) Musim Peralihawl , dan b l Musim Timur 1998 Citra suhu permukaan laut ("C) di kawasan Selat Sunda pada Musim Peralihan-1, Musim Timur dan Musim Peralitmn-2 tahun 1998 Citra suhu permukaan laut ('C) di kawasan Selat Sunda pada Musim Peralihan-2 tahun 1997 Sebaran suhu perrnukaan di perairan Selat Sunda : a) Musirn Peralihaw2 f 997, dan b) Musim Barat 1998 Sebaran suhu permukaan di perairan Samudera Hir\dia dan Selat Sunda pada Musim Peralihan-2 1998 Sebaran suhu permukaan di perairan Barat L. Jawa bagian Barat pada Musim Timur (Juni 1599) Citra suhu permukaan laut ("C) di kawasan Selat Sunda pada Musim Peralihan-2 dan Musim Barat tahun 1997 Sebaran konsentrasi klorofil (mglm3) pada Musim Peralihan-1 (1 4-21 Maret 1998) Sebaran konsentrasi klorofil (mum3 pada Musim Wmur (Tf- 28 Jufi $998) Sebaran konsentrasi klorofit (mg/m? pada Musim Peralihan-2 (21-24 Oktober 1997) Sebaran konsentrasi klorofil (mg/m3) pada Musim Barat (24 Desember 1998) Sebaran suhu lapisan 0,20,40 dart 50 m MP-1 1998 Sebaran suhu lapisan 0,20,40 dan 50 m Musim Timur 1998 Sebaran suhu lapisan 0,20,40 dan 50 m pada MP-1 f 997 Sebaran suhu IaHsan 10 dan 1OOm pada Musim Peralihan- 2 perairan Samudera Hindia 1998 Ssbaran suhu lapisan 0,20,40 dan 50 m pada MB 1998 Sebaran salinitas lapisan 0, 20, 40 dan 50 m Musim Peralihan-I 1998 Sebaran salinitas lapisan 0,20,40 dan 50 m MT 1998 Sebaran salinitas lapisan 0, 20, 40 dan 50 m pada Musim Peralihan-2 1997 Sebaran salinitas lapisan 10 dan 100m pada Musim Peralihan-2 perairan Samudera Hindia 1998 Sebaran salinitas lapisan 0,20,40 dan 50m pada MB 1998 Profil menegak dari isotherm 30.5"C untuk Laut Jawa, salinitas 32.75%0 dan Au= 0.3 kg/m3 perairan S. Hindia St.66 pada MP-1 1998

xiv

Page 20: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Profil menegak dari isotherm 305°C untuk perairan S. Hindia, salinitas 32.6%0 dan Acr= 0.0 kg/rnJ pada MP-1 1998 Profil manegak dari isothem 29.9"C untuk Laut Jaws, salinitas 30.- dan A- 0.1 kg/m3 pada MT 1998 Profil menegak dari isotherm 29.9"C untuk perairan S. Hindia, salinitas 32.4%0 dan Ao= 0.0 k M pada MT 1998 Profil menegak dad isotherm 295°C untuk Laut Jaw., salinitas 33.- dan AQ= 0. I kg/m3 pada MP-2 1 997 Profil menegak dari isotherm 29.5'C untuk perairan S. Hindia, salinitas 32.9960 dan Ao= 0.0 kglm3 pada MP-2 1997 Profil menegak dari isotherm 28.4"C untuk Laut Jawa, salinitas 33.6%0 dan Au= 0.1 kg/m3 pada MB 1998 Profil menegak dari isotherm 28.4"C untuk perairan S. Hindia, salinitas 33.5%0 dan A- 0.3 kg./m3 pada MB 1998 Transek MP t 1998 Transek 1 suhu Musim Peralihan-I 1998 Tsansek i salinitas bAusimE?edban-I-nnR Transek 2 suhu Musim Peralihan-1 1998 T r a m e k 2 s a b i b s - ~ P ~ ~ +998 Transek 6 suhu Musim Peralihan-I 1998 Transek 6 sal in i tasMusim_P~- l1998 Transek MT 1998 Transek 1 suhdbAmff lW l 9 9 C L - Transek 1 salinitas Musim Timur 1998 Transek 2 suhuhdusim Timut1998. Transek 2 salinitas Musim Tirnur 1998 Transek 3 suhcchlusimTiw t998- Transek 3 salinitas Musim Timur 1998 Transek.6-suhu M m k n - T ' w c 1998 Transek 6 salinitas Musim Timur 1998 Transek W 21997. Transek I suhu Musim Peralihan-2 1 997 Traosek 1 salinitasAalrnim E%dbaGLlS9Z Transek 2 suhu Musim Peralihan-2 1997 Transek2saliiMIlrimedibaS2 1993- Transek 3 suhu Musim Peralihan-2 1997 Transek 3 sal iai tasMwhhnledi i-2 199Z Transek MP 2 1998 Transek 2 suhLIMRnWi~~PPrsrlihlrr3 lSl& Transek 2 salinitas Musim Peralihan-2 1998 Transek3.dan4 suhuMusim Pecalihan2.1998 - Transek 3 dan 4 satinitas Musim Peralihan-2 1998 Transek 5 -suRLcMLdusirrr Pe#lihan--2-l99& Transek 5 salinitas Musim Peralihan-2 1998 Transek MB 1998 Transek 1 suhu Musim Barat 1998

XV

Page 21: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Transek 1 salinitas Musim Barat 1998 Transek 2 suhu Musim Barat 1998 Transek 2 salinitas Musim Barat 1998 Transek 3 suhu Musim Barat 1998 Transek 3 salinitas Musim Barat 1998 Komponen u, v dan w stasiun 18 Musim Peralihan-2 1998 Komponen u, v dan w stasiun 19, 20 dan 21 Musim Peralihan-2 1998 Komponen u, v dan w stasiun 22, 26 dan 27 Musim Perafihan-2 1998 Sebaran arus di perairan Samudera Hindia dan Selat Sunda pada masing-masing kedalaman a = 20 m, b = 30 m, c = 40 m dan d = 50 m; MP2 1998 Arah dan keoepatan arus kedalaman 20m Arah dan kecepatan arus kedalaman 40m Arah dan kecepatan arus di perairan utara Selat Sunda pada Musim Timur 1999 Kecepatan arus komponen Barat - Timur, Utara Selatan dan rata-rata suhu Musim Timur 1999 Profil menegak st.74 pada front upwelling di utara P. Panaitan pada Musim Peralihan-l 1998 Profil menegak st.75 pada front upwelling di utara P. Panaitan pada Musim Peralihan-1 1998 Profil menegak st62 pada &ont upwelling di utara P. Panaitan pada Musirn Peralihan-1 1998 Profil menegak st.63 pada h n t upwelling di utara P. Panaitan pada Musim Peralihan-1 1998 Profil menegak st.24 pada front upwelling di utara P. Panaitan pada Musim Timur 1998 Profil menegak st.15 pada front upwelling di wilayah tubir 200m pada Musim Peralihan-2 1997 Profil menegak st.21 pada front upwelling di utara P. Panaitan pada Musim Peralihan-2 1997 Profil menegak st.19 pada fronf upwellng di utara P. Panaitan pada Musim Peralihan-2 1997 Profil menegak st.21 pada front upwelling di wilayah oseanik Samudera Hindia pada Musim Peralihan-2 1998 Profil menegak st.24 pada fronf upwelling di selatan Sumatera pada Musim Peralihan-2 1998 Profil menegak st.7 pada front upwelling di selatan Sumatera pada Musim Barat 1998 Profil menegak st.8 pada front upwelling di selatan Sumatera pada Musim Barat 1998 Profil menegak st.32 pada front upwelling di selatan Sumatera pada Musim Barat 1998 Transek 1 sebaran menegak oksigen Musim Barat 1998

Page 22: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

Jumlah kapal penangkap, trip dan tingkat kemungkinan ~enanakaoan ikan daiarn Tahun 1998 di oerairan S. Sunda Daerah p&nangkapan kapal nelayan dan pergeseran front suhu pada Musirn-Musim :a) MP-1, b) MT, c) MP-2 dan d) MB 1998 Daerah penangQpan kapal nelayan dan pergweran front salinitas pada Musim-Musirn :a) MP-1, b) MT, c) MP-2 dan d) MB 1998 Posisi hidrografi Musim Peralihan-1 dan Transek 1 (Tl) Transek 1 Suhu -Densitas lkan (ekor/m?- Musim Peralihan- 1 1998 Transek 1 Salinitas-Densitas lkan (ekorlm3)- Musim Peraiihan-1 1998 Posisi hidrografi Musim Peralihan-1 dan transek 2

Transek 2 Suhu -Densitas lkan (ekor/m3)- Musim Peralihan- 1 1998 Transek 2 b) Salinitas (%o) -Densitas lkan (ekorm Musim Peralit an-1 1998 Posisi hidrografi MT dan Transek 1 Transek 1 Suhu ("ChDensitas tkan (ekor/m3) Musirn Timur 1998 Transek 1 Salinitas (%+Densitas lkan (ekor/m3) Musim Timur 1998 Posisi hidrografi MT dan Transek 2 Transek 2 Suhu ("C)--Densitas lkan (ekor/m3) Musim Timur 1 998 Transek 2 Satinitas (%a) -Densitas lkan (ekorlm3) Musim Timur 1998 Posisi hidrografi MT dan Transek 3 Transek 3 Suhu ("C)-Densitas lkan (ekorh?) Musim Tirnur 1998 Transek 3 Salinitas (%a) -Densitas lkan (ekorlm3) Musirn Timur 1998 Transek + W 2 - 2998 - Transek 4 Suhu ("C)-densitas ikan (ekor/m3) Musirn Peralihan-2 1998 Transek 4 Salinitas (%+densitas ikan (ekorirn? Musim Peraiihan-2 1998. Posisi transek Musim Peralihan-I 1998 Transek 6 Suhu ("C)-densitas ikan (ekorlm3! Musim Peralihan-2 1998 Transek 6 Salinitas (%o)-densitas ikan (ekor/m3) Musim Peralihan-2 1998 Posisi transek 7 dan 8 pada Musim Peralihan-2 1998 Posisi transek 7 densitas ikan (ekor/m3) Musim Peralihan-2

Page 23: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

1998 Transek 8 densitas ikan (ekorlm3) Musim Peralihan-2 1998 Transek MB 1998 Transek 1 Suhu ("C) dan densitas ikan (ekor/m3) Musim Barat 1998 Transek 1 Salinitas (%) dan densitas ikan (ekor/m3) Musim Barat 1998 Transek 2 Suhu ("C)-Densitas lkan (ekor/m3)- Musim Barat 1998 Transek 2 Salinitas (%o)-Densitas ikan (ekor/m3) Musim Barat 1998 Transek 3 Suhu ("C) -0ensitas lkan (ekor/m3) Musirn Barat 1 998 Transek 3 Salinitas (%) -Densitas lkan (ekor/m3) Musim Barat 1998 - Histogram sebaran nilai target strength per strata kedalaman pada Musim Peralihan--l (Maret 1998) Histogram sebaran nilai target strength per strata kedalaman pada Musim Timur (Juli 1998) Histogram sebaran nilai target strength per strata kedalaman pada Musim Peralihan-2 (&ustus 19981 Histogram sebaran nilai target strength per strata kedalaman pada Musim Barat (Desember 1998) Histogram sebaran nilai target strength per strata kedalaman pada Musim Barat (Januari 1998) Sebaran densitas ikan total Musim Peralihan-I (Maret 1998) Sebaran densitas ikan total Musirn Timur (Juli 1998) Sebaran densitas ikan total Musim Peralihan-2 (Agt. 1998) Sebaran dens ikas ikaa tn ta l -ya ra t (November - Desember 1998) Sebaran rata2 densitas per strata kedalaman tahun 1998 Sebaran batas suhu (--"C) dan densitas ikan rata-rata (- ekor per 1000 m3) per iapisan pada zona 6, C, D, E dan F Musim Peralihan-1 kedalaman 0 sampai 50 m. Sebaran batas suhu (-"C) dan densitas ikan rata-rata (- ekor per 1000 m3) per lapisan pada zona G, H. I dan K Musim Peralihan-I kedalaman 60 sampai 100 m. Sebaran batas suhu (-"C) dan densitas ikan rata-rata (- ekor per I 000 m3) per lapisan pada zona L, M dan N Musim Peralihan-1 kedalaman 120 sampai 140 m. Sebaran batas suhu (-"C) dan densitas ikan rata-rata (- ekor per 1000 m3) per lapisan pada zona B dan C Musim Timur kedalaman 20 sampai 60 m. Sebaran batas suhu (-"C), salinitas (-%o) dan densitas ikan (- ekor per 1000 m3) di wilayah oseanik dan perairan Selat Sunda Musim Peralihan-2 1998 pada lapisan

di

Page 24: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

kedalaman 20 sampai 120 m Sebaran batas suhu (-"C), sa!initas (-%o) dan densitas ikan (- ekor per 1000m3) di perairan Selat Sunda Musim Barat 1998 pada lapisan permukaan sampai 20 m Sebaran batas suhu (-"C), salinitas (-%o) dan densitas ikan (- ekw per f OOO m3) di wilayah oseanik dan perairan Selat Sunda Musim Barat 1998 pada lapisan kedalaman 40 sampai 60 m Sebaran batas suhu (-"C), salinitas (-%a) dan densitas ikan (- ekor per 1000 m3) di wilayah oseanik dan perairan Selat Sunda Musim Barat 1998 pada lapisan kedalaman 80 sarnpai 100 m Sebaran batas suhu (--"C), salinitas (--%o) dan densitas ikan (- ekor per 1000 m3) di perairan Selat Sunda Musim Barat 1998 pada tapisan kedaiarnan 120 m Panjang rerata beberapa jenis ikan yang tertangkap pada setiap Musim di perairan Selat Sunda Sebaran panjang ikan tongkof (Eufhynnus affinis) tertangkap pada tahun a) 1998 dan b) 1 999 Sebaran panjang ikan tenggiri (Scomberomorus guttatus) tertangkap tahun a) 1998 dan b) 1999 Daerah penangkapan kapal nelayan dan pergeseran ftont pada Musim-Musim : a) MP-1, b) MT, c) MP-2 dan d) MB 1998 Daerah penangkapan kapal nelayan dan sebaran densitas ikan (ekor per m3) pada Musim-Musim : a) MP-1, b) MT, c) MP-2 dan d) MI3 1998 Total produksi ikan di Kabupaten Pandeglang per Musim selama tahun 1989 sampai 1998 Hubungan antara hasil kumulati tangkap dengan intersep C ff Kapal Riset KAL Baruna Jaya IV (1200 GT) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kapal Latih KM. Madidihang (291 GT) Sekolah Tinggi Perikanan

Page 25: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

DAFTAR LAMPIRAN

No. HaTman

1. Luasan masing - masing wifayah perikanan 237 2. Batas - batas wilayah penefitian perikanan 238 3. Posisi stn. CTD di Selat Sunda Penelitian Tahun 1997-1 999 240 4. Format data irisan menegak suhu dan salinitas transek f

periode Musim Timur (Juli-Agustus 1998) berbentuk ekstensi XIS. dan dat. diproses dengan paket program Excell dan Surfer (contoh) 24 1

5. Contoh data hasil deteksi arus dengan ADCP (Acoustic 242 Doppler Current Profiler) di perairan Selat Sunda St. 21 Musim Peralihan-2 31 Agustus 1998 pada program oelavaran EksDedisi llmiah Tahun Bahari lntemasional : ~ilai-kondukti;itas CTD Program penggambaran diagram TS ( TemperatumSalinffy) Penggambaran arus dengan program Quiver Plot Program perhitungan arus hasil deteksi ADCP secara berkesinambungan (continue) di perairan Laut Jawa, Selat Sunda Program perhitungan arus hasil deteksi ADCP di perairan Selat Sunda dan Samudera Hindia Musim Peralihan-2 1998 Program perhitungan, penggambaran sebaran, arah dan arus rata-rata pada setiap stasiun ADCP dam CTD Kecepatan dan arah arus pada bidang Barat-Timur, Selatan- Utara dan Bawah-Atas di perairan Selat Sunda dan Samudera Hindia.MusimPedhan-2 1998 Kecepatan dan arah aws pada bidang Barat-Timur, Selatan- Utara dan Bawah-Atas di perairan Sejat Sunda dan Samudera Hindia Musim Timur 1999 Program penggambaran sebaran panjang tongkol (Euthynnus affinis) 199811 999 Nilai rata-rata, vacian dan standar deviasi dari contoh sebaran panjang tongkol (Euthynnus affinis) tahun 1998 & 1999 ESDU-Densitas- totaL clan sebamn TS- Muskn PeraLiLjan-1 1998 di perairan Selat Sunda ESDU-Densitastotaldan seharanTSMusimTimur hulan.,Juli- Agustus 1998 di perairan Selat Sunda ESDU-Densitas total d m - sebaran TS.bdusirn Pe~a91n-2 bulan Agustus-September 4998 di perairan Selat Sunda dan sekitamya ESDU-Densitas total dan sebaran TS Musim Barat bulan November-Desember 1998 di perairan Selat Sunda Tabel 4.28 Densitas ikan (ekor11 000m3) rata-rata per lapisan

XX

Page 26: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

kedalaman (dalarn meter) per musim tahun 1997198, dan Tabel 4.29 Kisaran paniang, rata-rata panjang, nilai TS, nilai slmpangan baku dan kelas panjang tongkol (Euthynnus affinis) dan tenggiri (~combemmoffls g m t u s ) Kepadatan dan dimensi dari kelornpok ikan di Zona Ekonomi Eksklusif SamudecaHindaselataaJarara Nama Indonesia, lnggris dan Narna Ilmiah ikan - ikan pelagis utama yang tertangkap di Selat Sunda Hubungan nilai indeks dengan threshold Nilai dugaan parameter perturnbuhan dari 0. russeIIi, Selar crumenophthalmus dan Amblygaster sirm Nama-nama kapal nelayan y a m mendaratkan hasil tangkapannya di TPI Labuan (Tahun 1997-1998) Surnberdaya manusia nelayan clan Jurnlah kapal nelaen di Kabupaten Pandeglang tahun 1998 Total produksi ikan w r tahun per musim di Kabuqaten Pandeglang dan hubungan antara intersep Clf Tahun 1989- 1998. Sketsa Kapal Riset KAL Bamna Jaya IV dan Kapal tatih K.M. Madidihang

Page 27: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

NOMENKLATUR

r1

r2

SA nrn 4 ~ 4 7 2 dr

Target Strength, rasio logaritmik intensitas yang dipantulkan target tunggal dengan intensitas suara yang dipancarkan (dB) Rataan Target Strength back scattering cross section akustik dari target tunggal back scattering cross sectha akusfik dari target_ tun-pada koordinat sudut (8, 4) berat dugaan ikan panjang dugaan akust~k konstanta slope hubungan panjaug-berat ikan konstanta intersep hubungan panjang berat ikan Scatferng volume, rasio logaritmik intensitas kelompok ikan dengan intensitas yang dipancarkan back scattering area volume backscattering strength oack scattering area per unit volume rataan backswternng area per unit area horizontal Jarak antara transduser dengan bagian atas dari kelompok target ikan yang diintegrasi Jarak teratas lapisan yangdiinte rasi Jarak bawah dari lapisan yang dntegrasikan koefisien area backscaftering dari suatu area integrasi (m/nm2) nautical mile luas perrnukaan bola yang dianggap sebagai target ideal (mm2) perbedaan jarak (rrr7) volume densitas ikan yang diperoleh untuk tiap satuan jarak integrasi dalam bentu k nilai jumlah ekor persatuan volume (ekorI1000rn~ tuas densitas ikan (ek~rhektar) nilai - nilai data yang hasil sampling bobot nilai yang ditujukan un tukmqa i Vi sudut bim yang merupakan sdid angle &lam satuan steradian jarak dari transduser ke strata ke-i (m) interval strata (m) panjang trek untuk stratale=( (m) posisi dari lokasi yang akan diestimasi di dalam sistem 2 (dua) dimensi posisi dari sebuah sampel dalam sistem 2 dimensi satuan integrasi Echo (2.n.m.) vanogram Vd, parameter L a o w n g e

Page 28: Analisis Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Sebaran Spasial … · menangkap ikan tidak berada di wilayah dengan densitas ikan yang tinggi. Dari hasil per~elitian menunjukkan adanya

SPL CPUE DP KM STP GT BPPT LAPAN BMG NOAA

AVHRR

ADCP DPI

volume density (ekorlf 000m3) artinya adalah untuk semuanilai (All) sudut azimuth pada bidang transduser yang dibentuk target sudut dari target terhadap sumbu.akustik koefisien absorbsi kelimpahan pada lapisan k+i (ekor) nilai rataan densitas ikan (ekwfl o m 3 ) per lapisan kedalarnan luasan densitas ke i (~m') ketebalan lapisan (meter)

: Suhu Permukaan Laut : Catch Per UnitEEwi-(hasil W a p a n per satuan ~ a y a ) : Daerah Penangkapan lkan : Kapal Motor : Sekolah Tinggi Perikanan : Gross Tonnage : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasionaf : Badan Meteorologi dan Geofisika : National CXeanicandAtmaspbmc AWinist tion, 7 merupakan nama satelit observasi lingkunga dan cuaca orbit

polar, melintas di atas wilayah Indonesia 4 kali sehari. : Advance Very High Resolution Radiometer, nama satelit dan

sensor padazaatelit seri NQAA yangmemitiki kem untuk mendeteksi suhu permukaan laut.

: Acoustic Doppler C m n t P filer -Tan

: Daerah Penangkapan lkan 9