rancangan akhir rpjmd 21 september 2013

Upload: aried-aiden-maruf

Post on 11-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    1/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan

    pembangunan. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan

    pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka

    menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan

    di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

    mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif,

    efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

    Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan

    kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna

    pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan

    kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu

    tertentu.

    Merujuk kepada peraturan di atas, dalam rangka penyusunan Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-

    2018 merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan

    Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka

    menengah. Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur periode 2008-2013 telah berakhir

    pada tahun 2013 dan selanjutnya Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih akan menyusun

    RPJMD dengan kurun waktu 20132018 yang penetapannya paling lambat 6 (enam)

    bulan setelah pelantikan, sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan

    Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RPJMD Provinsi

    Jawa Barat Tahun 2013-2018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan

    informasi hasil pembangunan, serta penelaahan Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    2/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 2

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Maksud penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018 adalah

    menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode lima tahun, yang

    memuat visi, misi Kepala Daerah, arah kebijakan, strategi dan program pembangunan.

    Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 2018 adalah :

    1. Menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah;

    2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

    Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD), Rencana Kerja (Renja) OPD, dan perencanaan penganggaran;

    3. Menetapkan pedoman untuk penyusunan RPJMD dan RKPD serta perencanaan

    penganggaran Kabupaten dan Kota se Jawa Barat;

    4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu

    antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta

    dengan Provinsi yang berbatasan.

    1.3. Dasar Hukum Penyusunan

    Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

    adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

    164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4844);

    3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4438);

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    3/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 3

    4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4700);

    5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4725);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

    Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

    (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4815);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

    Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    4/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 4

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

    15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 2014;

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah;

    17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan

    Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

    2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

    18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D,

    Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

    19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah

    Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

    20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

    21. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah

    Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

    22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

    (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).

    1.4. Hubungan Antar Dokumen

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018 memiliki keterkaitan dengan

    dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut :

    1. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018 berpedoman pada Undang

    Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    dan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    5/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 5

    2. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018 berpedoman pada RPJPD 2005

    2025 dan memperhatikan RPJMN Tahun 20102014, dan mempertimbangkan asas

    keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.

    3. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018 mempertimbangkan arah

    pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang

    Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010) dan

    Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

    2007).

    4. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018 mengacu kepada Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

    Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

    dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Daerah

    Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

    1.5. Sistematika Dokumen RPJMD

    Sistematika penulisan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018 terdiri dari

    11 (sebelas) bab sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Maksud dan Tujuan

    1.3 Dasar Hukum Penyusunan

    1.4 Hubungan Antar Dokumen

    1.5 Sistematika Dokumen RPJMD

    Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah2.1 Aspek Geografi dan Demografi

    2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.3 Aspek Pelayanan Umum

    2.4 Aspek Dayasaing Daerah

    Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

    3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013

    3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2013

    3.3 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018

    Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

    4.1 Permasalahan Pembangunan

    4.2 Isu Strategis

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    6/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 6

    Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

    5.1 Visi

    5.2 Misi

    5.3 Tujuan dan Sasaran

    Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

    6.1 Strategi

    6.2 Kebijakan Pembangunan

    6.3 Kebijakan Kewilayahan

    Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

    7.1 Kebijakan Umum

    7.2 Program Pembangunan DaerahBab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan

    8.1 Program Prioritas

    8.2 Kebijakan Pendanaan

    Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

    Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

    Bab XI Penutup

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    7/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 1

    BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    2.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.1.1. Kondisi Geografis Daerah

    Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 550 - 750 Lintang

    Selatan dan 104 48 - 10848 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:

    Sebelah Utara, dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;

    Sebelah Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah ;

    Sebelah Selatan, dengan Samudra Indonesia ;

    Sebelah Barat, dengan Provinsi Banten.

    Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang

    kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta

    dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan

    konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10%

    dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat

    intensitas hujan tinggi; memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit airpermukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.

    Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 27

    kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten

    Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten

    Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan,

    Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten

    Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota

    Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi,

    Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641 kelurahan,

    dan 5.321 desa.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    8/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 2

    2.1.2. Demografi

    Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

    mencapai 44.548.431 jiwa atau 18,24% penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki

    sebanyak 22.609.621 jiwa dan perempuan sebanyak 21.938.810 jiwa (ditambah

    spasi) (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013). Laju Pertumbuhan Penduduk

    (LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2012 berfluktuasi dan lebih tinggi dari LPP

    Nasional sebagaimana pada Gambar 2.1. Fluktuasi pertumbuhan penduduk

    tersebut, diakibatkan kontribusi dari pertumbuhan migrasi penduduk (1,1%)

    sementara pertumbuhan berdasarkan kelahiran (0,8%) menurut data Tahun 2011,

    hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang terbuka

    untuk keluar masuknya arus migrasi dari atau ke Provinsi lain.

    Sumber: BPS Jawa Barat, 2007-2012

    Gambar 2.1Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Barat

    Tahun 2007-2012

    Secara demografis, komposisi penduduk Jawa Barat berdasarkan kelompok

    umur menurut Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 adalah kelompok umur 0-14

    tahun sebesar 29,27%, kelompok umur 15 59 tahun (usia produktif) sebesar

    63,69% , dan kelompok umur 60 tahun keatas (kelompok masyarakat lanjut usia

    berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut

    Usia) sebesar 7,04% (Gambar 2.2).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    9/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 3

    Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010 (diolah)

    Gambar 2.2Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat

    Tahun 2010

    Berdasarkan sebaran penduduk kabupaten/kota menurut Sensus Penduduk

    2010 jumlah penduduk tertinggi berada di Kabupaten Bogor sebesar 4.771.932 jiwa,

    disusul oleh Kabupaten Bandung sebesar 3.178.543 jiwa dan Kabupaten Bekasi

    sebesar 2.630.401 jiwa. Sedangkan Jumlah jumlah penduduk terendah berada di

    Kota Banjar sebesar 175.157 jiwa. Uraian jumlah penduduk tiap kabupaten/kota

    dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1

    Distribusi Penduduk Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2010

    No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total

    1Kabupaten Bogor

    2,452,562 2,319,370 4,771,932

    2 Kabupaten Bandung 1,620,274 1,558,269 3,178,543

    3 Kabupaten Bekasi 1,347,223 1,283,178 2,630,4014 Kabupaten Garut 1,217,768 1,186,353 2,404,121

    5 Kabupaten Sukabumi 1,193,342 1,148,067 2,341,409

    6 Kabupaten Cianjur 1,123,091 1,048,190 2,171,281

    7 Kabupaten Karawang 1,096,892 1,030,899 2,127,791

    8 Kabupaten Cirebon 1,059,463 1,007,733 2,067,196

    9 Kabupaten Tasikmalaya 834,996 840,679 1,675,675

    10 Kabupaten Indramayu 856,640 807,097 1,663,737

    11 Kabupaten Ciamis 758,889 773,615 1,532,504

    12 Kabupaten Bandung Barat 770,702 739,582 1,510,28413 Kabupaten Subang 739,925 725,232 1,465,157

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    10/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 4

    No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total

    14 Kabupaten Majalengka 582,892 583,581 1,166,473

    15 Kabupaten Sumedang 547,797 545,805 1,093,602

    16 Kabupaten Kuningan 520,632 514,957 1,035,589

    17 Kabupaten Purwakarta 436,082 416,439 852,521

    18 Kota Bandung 1,215,348 1,179,525 2,394,873

    19 Kota Bekasi 1,183,620 1,151,251 2,334,871

    20 Kota Depok 880,816 857,754 1,738,570

    21 Kota Bogor 484,791 465,543 950,334

    22 Kota Tasikmalaya 321,460 314,004 635,464

    23 Kota Cimahi 274,124 267,053 541,177

    24 Kota Sukabumi 152,080 146,601 298,681

    25 Kota Cirebon 148,600 147,789 296,389

    26 Kota Banjar 87,031 88,126 175,157

    Total 21,907,040 21,146,692 43,053,732

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat , Survey Penduduk 2010.Catatan: Kabupaten Pangandaran masih masuk ke Kabupaten Ciamis

    Secara kewilayahan penduduk Jawa Barat terkonsentrasi pada daerah-daerah

    industri yaitu Metropolitan Bodebek-Karpur (Kabupaten Bogor dan Kabupaten

    Bekasi) serta Metropolitan Bandung Raya (Kabupaten Bandung). Hal ini

    menunjukkan bahwa daerah industri masih memiliki daya tarik bagi penduduk dari

    desa untuk mencari pekerjaan.

    2.1.3. Potensi pengembangan wilayah

    Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009

    2029, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 6 (enam) Wilayah

    Pengembangan (WP), yaitu WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP

    Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, WP Sukabumi dan

    sekitarnya, serta WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung, dengan potensi

    masing-masing wilayah adalah :

    1. WP Bodebekpunjur, yang mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten

    Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Cianjur

    (Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan

    Kecamatan Cipanas). Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    11/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 5

    sektor pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa,

    pertambangan, agribisnis dan agrowisata;

    2. WP Purwasuka, yang meliputi daerah Kabupaten Subang, Kabupaten

    Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Wilayah ini memiliki potensi

    pengembangan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,

    perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata, dan pertambangan;

    3. WP Ciayumajakuning, yang mencakup Kabupaten Kuningan, Kabupaten

    Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon.

    Wilayah ini merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan dalam sektor

    agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan, dan pariwisata;

    4. WP Priatim Pangandaran, yang mencakup Kabupaten Garut, Kabupaten

    Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kabupaten

    Pangandaran. Wilayah ini memiliki potensi pengembangan dalam sektor

    pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, dan

    pertambangan mineral;

    5. WP Sukabumi, wilayahnya mencakup Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi

    dan Kabupaten Cianjur. Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam

    sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, pariwisata,

    industri pengolahan, bisnis kelautan, dan pertambangan mineral.

    6. WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung, yang meliputi Kabupaten Bandung,

    Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian

    Kabupaten Sumedang (Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari,

    Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Pamulihan).

    Wilayah ini memiliki potensi pengembangan pada sektor pertanian hortikultura,

    industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan dan jasa, pariwisata, danperkebunan.

    Setiap kabupaten/kota di masing-masing wilayah pengembangan (WP)

    memiliki industri unggulan spesifik sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    12/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 6

    Kab.Bekasi :1.Pakaianjadi

    2.Boneka3.Komponen

    Kota Bekasi :1. Pakaian jadi.2. Keraj.Kayu3. Perhiasan

    Kab.Karawang :1 .Mesin&

    Komponen2. Pakaian jadi.3. Mak. OlahanKota Depok :

    1. Pakaianjadi.

    2. Ind. Telematika

    3 . Mak .O lahan

    Kab.Bogor :1. Tekstil & ProdukTekstil2.Ind. Tas3. AlasKaki4. Mak. Olahan

    Kab.Sukabumi:1. Batu Aji.2. Keraj.Kayu.3. Komponen &MEsin4. BolaSepak5. Mak. Olahan

    Kota Bogor :1. Pakaian jadi.2. Bordir3.Ind. Tas4. Keramik5.Mak. Olahan

    Kab. Cianjur :1. Furniture kayu2. Kerajinan logam3. Komponen Logam4. Sutera.5. Mak. Olahan

    Kota Bandung :1. Tekstil& ProdukTekstil2.Alaskaki.3. Elektronika4. Rajut5. Ind.Telematika6. Komponen7. Mak. Olahan

    Kota Sukabumi :1. Keraj. Kayu.2. Mak. Olahan

    Kab.Subang :1. Keraj.Kayu

    2. Komponen

    Kab.Purwakarta:

    1. Keramik

    2 . Mak .O lahan

    Kota Tasikmalaya :1. Bordir.2.Keraj.Pandan&Mendong3. Kelom geulis4. Batik5. Mak. Olahan

    Kab.Tasikmalaya :1. Bordir.2. Keraj.Pandan &

    Mendong3. Kelom Geulis.4. Mak. Olahan

    Kab.Ciamis :1. Ijuk.

    2. Furniture Kayu Kelapa3. Mak. Olahan4. Batik

    Kab.Majalengka:1. BolaSepak2. Bata,Genteng3. Kerajinan Rotan4. Batu Alam

    Kab.Kuningan :1. Kerjajinan Rotan2. Minyak Atsiri.3. Mak. Olahan

    Kab.Indramayu:1.Batik2.Kerajinan Rotan3. Mak. Olahan

    Kab.Cirebon :

    1. Furniture Rotan2. Batik3. Batu Alam4. Mak. Olahan

    Kota Cirebon:1. Furniture Rotan2. Kaca Patri3. Kerajinan Rotan

    Kota Cimahi :1. Pakaian jadi2. Ind.Telematika.3. Mak. Olahan

    Kab. Garut :1. Kulit & ProdukKulit2. Batik.3. Sutera.4. Minyak Atsiri5. Mak. Olahan

    Kab.Bandung :

    1. Tekstil & Produk

    Tekstil

    2. Alaskaki

    3. Komponen.

    4. Boneka

    5. Mak. Olahan

    Kota Banjar :1. MeubelAkar Kayu

    Kab.Sumedang:1. Kerajinan Kayu2. Furniture Kayu3. Mak. Olahan

    Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2012

    Gambar 2.3Peta Industri Unggulan Kabupaten/Kotadi Jawa Barat

    2.1.4. Wilayah Rawan Bencana

    Sesuai dengan karakteristik Jawa Barat, beberapa daerah merupakan daerah

    rawan banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain adalah :

    a) Gempa Bumi dan Tsunami

    Tatanan geologi dan tektonik di Jawa Barat membentuk jalur gempa

    dengan ribuan titik pusat gempa yang berpotensi menjadi ancaman.

    Terdapat 5 (lima) sesar aktif di 8 (delapan) kabupaten/kota yang rawan

    gempa bumi dan tsunami yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten

    Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

    Pangandaran, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, dan Kota

    Sukabumi.

    b) Gunung Berapi

    Terdapat 7 (tujuh) gunung berapi aktif dan berpotensi menjadi ancaman

    bencana, yaitu: 1) Kawasan bahaya letusan Gunung Tangkuban Perahu

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    13/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 7

    terketak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, 2) Kawasan

    bahaya letusan Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan

    Kabupaten Bandung, 3) Kawasan bahaya letusan Gunung Ciremai

    terletak di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Majalengka, 4)

    Kawasan bahaya letusan Gunung Gede Pangrango terletak di Kabupaten

    Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi, 5) Kawasan bahaya

    letusan Gunung Guntur, terletak di Kabupaten Garut, 6) Kawasan bahaya

    letusan Gunung Salak terletak di di Kabupaten Bogor dan Kabupaten

    Sukabumi.

    c) Angin Topan dan Badai

    Terdapat 6 Kabupaten/Kota yang rawan angin topan dan badai, yaitu

    Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten

    Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor.

    d) Banjir

    Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan banjir yaitu

    Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang,

    Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi,

    Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kota

    Bandung, Kota Cimahi, Kota Bekasi, dan Kota Depok.

    e) Longsor

    Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan longsor, yaitu

    Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang,

    Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

    Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

    Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan KabupatenPangandaran.

    f) Kekeringan

    Terdapat 3 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan kekeringan,

    yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten

    Karawang yang merupakan lumbung pangan nasional.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    14/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 8

    2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Berdasarkan publikasi BPS selama kurun waktu Tahun 2007-2012,perekonomian Jawa Barat tumbuh rata-rata 5,86% dengan capaian tertinggi pada

    Tahun 2011 sebesar 6,48%. Rata-rata inflasi selama periode tersebut sebesar

    5,45% dengan capaian terendahnya adalah 3,09% pada Tahun 2009 dan inflasi

    tertinggi adalah 11,11% pada Tahun 2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai

    angka di bawah dua digit, kecuali Tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi

    otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi

    daerah. Data Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi dari Tahun 2008 2012dapat dilihat pada Tabel 2-2.

    Tabel 2.2.

    LPE dan Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2011

    Uraian

    Tahun

    2007Baseline

    2008 2009 2010 2011 2012

    Laju PertumbuhanEkonomi

    6,48 6,21 4,29 6,09 6,48 6,21

    Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86

    Sumber: BPS Jawa Barat 2012;Keterangan: *) angka perkiraan BPS Provinsi Jawa Barat

    Berdasarkkan sisi produksi, kapasitas sektor non-tradable (sektor jasa dan

    perdagangan) semakin besar terkait dengan keunggulan Jawa Barat sebagai pusat

    kuliner dan fashion yang menarik bagi turis domestik maupun asing untuk

    mengunjungi Jawa Barat terutama Kota Bandung dan sekitarnya. Sektor

    Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) tumbuh tinggi menembus dua digit selama

    dua tahun berturut-turut, yakni 10,12% pada Tahun 2009 dan 11,77% pada Tahun

    2010, sedangkan pada Tahun 2011 sektor ini tumbuh melambat yakni 8,11%

    mendekati pertumbuhan pada Tahun 2007 mencapai 8,03%, kemudian melonjak lagi

    pada Tahun 2012 mencapai 11,55%. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh

    diatas dua digit untuk tiga tahun terakhir, yakni 16,23%Tahun 2010, 14,93% Tahun

    2011dan 12% Tahun 2012.

    Sementara itu, pertumbuhan sektor tradable (pertanian dan industri)

    cenderung lebih rendah dari rata-rata LPE Jawa Barat. Sektor industri pengolahan

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    15/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II - 9

    yang merupakan sektor dominan PDRB Jawa Barat tumbuh 6,21% Tahun 2011

    setelah mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2009 sebesar 1,74%. Namun

    Tahun 2012 melambat menjadi 3,94% seiring dengan melambatnya pertumbuhan

    ekspor Jawa Barat menjadi 5,52% dibandingkan Tahun 2011 yang mencapai 6,51%.

    Krisis ekonomi yang masih terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia

    mengakibatkan turunnya permintaan terhadap ekspor Jawa Barat. Pertumbuhan

    sektor pertanian menurun di Tahun 2010 dan negatif di Tahun 2011 (-0,09%) dan

    2012(-0,7%), tetapi berpotensi tumbuh kembali karena besarnya peluang

    pengembangan agribisnis di Jawa Barat.

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang didominasi oleh pertumbuhan pada

    sektornon-tradable (sektor perdagangan dan jasa) perlu mendapat perhatian karena

    dapat berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya

    yang rendah, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.4. Dengan demikian,

    pertumbuhan sektor tradable (pertanian & industri) perlu menjadi prioritas

    pembangunan ekonomi Jawa Barat.

    Sumber : Data diolah, Bappeda Jabar, 2012

    Gambar: 2.4.Pertumbuhan Sektor Tradable dan Nontradable Provinsi Jawa Barat

    Berdasarkan sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga masih tetap

    mendominasi PDRB Jawa Barat, yakni sebesar 58,24% Tahun 2012 (Tabel 2.3).

    Seperti halnya perekonomian nasional, perekonomian Jawa Barat bercirikan

    P e r t u m b u h a n S e k t o r T ra d a b le

    d a n N o n t r a d a b l e J a b a r

    1 ,81

    3,5 4 3,5 3 3 ,39

    5,9 5

    5 ,8 9 5 , 7 4

    7, 68

    1,5 9

    2 ,36

    4 ,32

    2,5 1

    5 ,45

    4,1 2

    6 ,53

    6, 96

    5,0 7

    6,2 1

    7 ,61

    3, 98

    8 ,26

    11 ,56

    9 ,41

    1 0,9 6

    3,1 6 3,7 6

    4 ,6 7 4 ,7 75, 60

    6,0 2

    6, 48

    6, 21

    4, 19

    6, 09

    6 ,4 86, 21

    0,0

    2,0

    4,0

    6,0

    8,0

    1 0,0

    1 2,0

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    ra da ble N o n T r ad ab le P D RB

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    16/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 10

    domestic-demand led growth, dimana dominasi utama berasal dari konsumsi rumah

    tangga. Permintaan domestik menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat untuk tumbuh

    dan membentuk resistensi terhadap gejolak eksternal. Konsumsi rumah tangga yang

    tinggi akan menjadi sumber ketahanan ekonomi yang penting apabila dapat

    dimanfaatkan sebagai pasar hasil produksi.

    Tabel 2.3Distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat

    Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012

    No Komponen Penggunaan 2011 2012 Laju

    Pertumbuhan

    1. Konsumsi Rumah Tangga 59,28% 58,24% -1,04%

    2. Konsumsi Pemerintah 8,89% 8,78% -0,11%

    3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,16% 18,50% 0,34%4. a. Perubahan Inventori 4,58% 5,12% 0,54%

    b. Diskrepansi Statistik 2,51% 1,63% -0,88%

    5. Ekspor 35,40% 35,94% 0,54%

    6. Dikurangi: Impor 29,40% 28,62% -0,78%Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

    PDRB per kapita berdasarkan harga konstan mengalami peningkatan dari

    sekitar Rp 7,01 juta pada Tahun 2008 menjadi Rp 8,18 juta juta pada Tahun 2012

    atau meningkat rata-rata sebesar 3,95% per tahun. Sementara itu, Indeks Gini

    selama periode 2008-2012 cenderung mengalami peningkatan, yaitu dari 0,28

    menjadi 0,41 (Pusdalisbang, Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2013). Kedua hal ini

    mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan penduduk Jawa Barat cenderung

    semakin terdistribusi secara tidak merata sehingga ketimpangan pendapatan yang

    terjadi semakin lebar.

    2.2.2 Kesejahteraan Sosial

    Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas

    manusia dan masyarakat Jawa Barat. yang tercermin pada pendidikan, kesehatan,

    tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas.

    Capaian Bidang Pendidikan untuk indikator Angka Melek Huruf (AMH) pada Tahun

    2012 sebesar 96,97%, pada Tahun 2008 sebesar 95,53% (LKPJ 2008), sedangkan

    Tahun 2007 sebagai tahun dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 95,32%

    (LKPJ 2007). Dengan demikian terjadi peningkatan capaian AMH Tahun 2012

    terhadap Tahun 2007 sebesar 1,65%. Capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    17/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 11

    Tahun 2012 sebesar 8,15 tahun (angka perkiraan BPS Jawa Barat, 6 Maret 2013),

    Tahun 2008 sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian RLS Tahun 2007

    sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2007). Dengan demikian capaian RLS Tahun 2012

    terhadap Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 0,65 tahun.

    Indikator AHH Pada Tahun 2012 sebesar 68,60 tahun, pada Tahun 2008

    sebesar 67,8 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian Tahun 2007 sebagai tahun

    dasar perhitungan/baselineadalah sebesar 67,60 tahun (LKPJ 2007).

    Tabel 2.4Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2012

    UraianTahun

    2007 2008 2009 2010 2011 2012

    IPM 70,71 71,12 71,64 72,08 72,82 73,19*)

    a) Indeks Pendidikan 80,21 80,35 81,14 81,67 82,55 82,75*)

    - RLS (Tahun) 7,50 7,50 7,72 7,95 8,20 8,15*)

    - Angka Melek Huruf (%) 95,32 95,53 95,98 96,00 96,48 96,97*)

    b) Indeks Kesehatan 71,00 71,33 71,67 72,00 72,34 72,67*)

    - Angka Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,40 68,60*)

    c) Indeks Daya beli 60,93 61,66 62,10 62,57 63,57 64,17*)

    -Purchasing Power

    Parity/PPP (Rp.000)623,64 626,81 628,71 630,77 635,10 637,67*)

    Sumber: Bappeda Jabar 2013

    Dari Tabel 2.4 menunjukan bahwa capaian IPM terus meningkat dari tahun ke

    tahun namun demikian disparitas IPM antara kabupaten/kota masih cukup tinggi

    sebagaimana digambarkan pada grafik dibawah ini (Gambar 2.5).

    Beberapa kabupaten kota capaian IPM berada diatas rata-rata capaian IPMJawa Barat yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota

    Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat,

    Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung. Sedangkan kabupaten kota lainya

    berada dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dengan capaian terendah berada di

    WKPP III dan WKPP IV yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon Dan

    Kabupten Cianjur (Gambar 2.5).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    18/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 12

    Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

    Gambar 2.5Data IPM Jawa Barat per Kabupaten/Kota

    Peningkatan IPM jawa Barat selama kurun waktu 6 tahun dipengaruhi bukan

    oleh salah satu komponen aja melainkan dari ketiga komponen penyusun IPM yaitu

    pendidikan kesehatan dan daya beli.

    Indeks pendidikan di Jawa Barat mengalami peningkatan, kondisi tersebutsama dengan kondisi di kabupaten/kota (Gambar 2.6). Indeks pendidikan yang

    tertinggi terjadi pada Tahun 2011 yang dicapai oleh Kota Cimahi yaitu sebesar 89,95,

    kemudian berturut-turut Kota Bandung sebesar 89,93, dan kota Bekasi sebesar

    89,33. Indeks pendidikan terendah berada pada Kabupaten Depok dengan nilai

    67,49, Kabupaten Indramayu sebesar 70,03, dan Kabupaten Bandung sebesar

    73,49.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    19/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 13

    Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

    Gambar 2.6Data Indeks Pendidikan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota

    Indeks Kesehatan tiap kabupaten/kota sejak tahun 2008 sampai dengan 2011

    mengalami peningkatan walaupun relatif kecil. Indek kesehatan di KabupatenBandung pada tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar

    11,54 selama 4 tahun dari tahun 2008 sebesar 73,10 menjadi 84,64. Selain

    Kabupaten Bandung peningkatan indeks kesehatan yang tertinggi adalah Kota

    Depok sebesar 80,36 dan Kota Tasikmalaya sebesar 75,05. Indeks Kesehatan

    terendah pada tahun 2011 terjadi di Kabupaten Cirebon sebesar 67,37, Kabupaten

    Garut sebesar 68,34, dan Kabupaten Cianjur sebesar 68,91 (Gambar 2.7).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    20/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 14

    Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

    Gambar 2.7Data Indeks Kesehatan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota

    Indeks daya beli Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011 sebesar 63,74, dari 27 (dua

    puluh tujuh) kabupaten/kota di Jawa Barat, yang mencapai indeks daya beli tertinggi adalah

    Kota Cirebon dan Kota Depok sebesar 67,36, dan Kota Bogor sebesar 67,31. Sedangkan

    indeks daya beli terendah berada pada Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan

    Kabupaten Bogor yaitu masing-masing sebesar 59,53; 62,33; dan 62,78 (Gambar 2.8).

    Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

    Gambar 2.8

    Data Indeks Daya Beli Jawa Barat per Kabupaten/Kota

    Jawa Barat 2011: 72,34

    Jawa Barat 2008: 71,33

    Jawa Barat 2011 : 63,74

    Jawa Barat 2007 : 60,93

    59,53

    67,36 67,36

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    21/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 15

    Persentase jumlah penduduk miskin Jawa Barat terus mengalami penurunan

    dari tahun 2007 (13,55%) hingga tahun 2012 (9,89%) dan selalu berada jauh di

    bawah rata-rata tingkat kemiskinan nasional, tetapi disparitas kemiskinan kota desa

    masih tinggi seperti terlihat pada Gambar 2.9. Disparitas kemiskinan antara desa dan

    kota dari tahun 2007 2012 rata-rata 4,45% (desa lebih tinggi daripada kota), hal ini

    menunjukan bahwa aktivitas ekonomi diperdesaan perlu mendapat perhatian khusus

    untuk terus ditingkatkan.

    Sumber : Badan Pusat Statistik RI

    Gambar 2.9Perkembangan Kemiskinan Jawa Barat Tahun 2007 - 2012

    LPE tinggi berdampak positif pada tingkat pengangguran terbuka yang

    semakin menurun. Pada Agustus 2012 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat

    sebesar 9,08%, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih

    lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 6,14%. Fakta tingkat

    pengangguran yang masih lebih tinggi dari nasional dan daya beli yang masih

    rendah menyangkut kondisi kinerja perekonomian yang begitu kompleks. Fakta

    demikian tidak mungkin diselesaikan hanya mengandalkan instrumen kebijakan fiskal

    daerah, namun juga tergantung pada instrumen kebijakan moneter yang lebih

    memadai, kondisi kinerja dunia usaha dan perekonomian nasional serta global.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    22/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 16

    Tabel 2.5 menunjukan proporsi penganggur lulusan SLTA keatas lebih banyak

    daripada pengangguran lulusan SLTP dan SD.

    Tabel 2.5

    Jumlah Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan

    2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga

    Perkembangan seni dan budaya di Jawa Barat sudah mengalami kemajuan

    yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya. Namun

    demikan, upaya peningkatan jati diri masyarakat Jawa Barat seperti halnya

    solidaritas sosial, kekeluargaan, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa

    masih perlu terus ditingkatkan. Budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong

    royong, kebersamaan dan kemandirian dirasakan makin memudar. Hal ini

    menunjukkan perlunya mengembalikan dan menggali kearifan lokal dalam kehidupan

    masyarakat.

    2.3 Aspek Pelayanan Umum

    Pada aspek pendidikan, khususnya Sekolah Dasar (SD/MI)

    penyelengaraannya didominasi oleh pemerintah, sedangkan pada tingkat SMP/MTS

    dan SMA/MA/SMK didominasi oleh swasta. kondisi ini menunjukan pentingnya

    perhatian pemerintah dalam penyelenggaraan SLTP dan SLTA untuk mencapai

    wajar dikdas 12 tahun pada Tahun 2018. Pendidikan anak usia dini (TK/RA/PAUD)

    sbesar 99,02% dilaksanakan oleh swasta, hal ini perlu perhatian pihak pemerintah

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    23/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 17

    mengingat pendidikan usia dini merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan

    anak (golden age) (Tabel 2.6).

    Tabel 2.6Jumlah Sekolah dan Siswa Negeri/Swasta Se-Jawa Barat

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    Jenjang UraianSekolah

    TotalTerbanyak

    diNegeri % Swasta %

    TK/RA/PAUD

    Lembaga 180 0,98% 18.160 99,02% 18.340Kabupaten

    Bogor

    Siswa 10.584 0,60% 1.753.193 99,40% 1.763.777Kabupaten

    Bandung

    SD/MI

    Lembaga 19.524 80,73% 4.660 19,27% 24.184Kabupaten

    Bogor

    Siswa 4.585.271 86,31% 727.483 13,69% 5.312.754Kabupaten

    Bogor

    SMP/MTS

    Lembaga 1.795 31,45% 3.913 68,55% 5.708Kabupaten

    Garut

    Siswa 1.092.886 56,73% 833.636 43,27% 1.926.522Kabupaten

    Bogor

    SMA/MA/SMK

    Lembaga 758 20,07% 3.018 79,93% 3.776Kabupaten

    Bogor

    Siswa 519.533 35,11 % 960.044 64,89 % 1.479.577Kabupaten

    Garut

    TotalLembaga 22.257 42,80% 29.751 57,20% 52.008

    Siswa 5.689.260 57,10% 4.274.356 42,90% 9.963.616

    Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

    Pada bidang pendidikan angka partipasi sekolah SD dan SMP terus

    meningkat. Pada bidang kesehatan jumlah rumah sakit dan dokter belum memadai.

    Pada bidang pekerjaan umum kondisi infrastruktur mengalami peningkatan. Padabidang Perumahan rasio elektrifikasi terus meningkat. Pada bidang Koperasi dan

    usaha kecil menengah kontribusi penyerapan tenaga kerja terus meningkat. Pada

    bidang sosial jumlah PMKS cenderung meningkat, sebagaimana tabel dibawah ini.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    24/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 18

    Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, 2012

    Gambar 2.10Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

    Tahun 2012

    Tabel 2.7Indikator Aspek Pelayanan Umum Tahun 2008 -2011

    No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Pendidikan

    1 Angka Partisipasi Sekolah

    Murni (APS) SD Sederajat

    94,17 98,24 98,22 98,29 96,88 96,97

    2 Angka Partisipasi Sekolah

    Murni (APS) SMP Sederajat

    67,27 68,16 70,63 71,36 72,04 74,12

    3 Rasio Anak Terhadap Jumlah

    Sekolah (Jenjang SD dan

    SMP)

    n/a 344,53 330,36 342 n/a n/a

    4 Rasio Anak Terhadap Jumlah

    Guru (Jenjang SD dan SMP)

    n/a 27,81 26,67 77,53 n/a n/a

    Kesehatan

    1 Rasio Rumah Sakit terhadap

    Penduduk (Satuan : per

    100.000 penduduk)

    n/a 0,47 0,50 0,57 0,47 n/a

    2 Rasio Dokter umum terhadap

    Penduduk(Satuan : per

    100.000 penduduk)

    n/a 3,72 4,04 4,19 3,72 n/a

    Pekerjaan Umum

    1 Rasio Irigasi kondisi baik

    terhadap seluruh irigasi n/a 58,69% 60,76% 61,72% 63,67% 64,52%

    2 Kemantapan Jalan 87,31% 88,16% 89,5% 92,08% 95,03% 97,05%

    3 Cakupan pelayanan Air

    Limbah

    50%51% 51% 52% 63,21%

    63,21%

    4 Cakupan pelayanan 52% 53% 54% 56% 61,8% 63,53%

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    25/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 19

    No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    persampahan

    5 Cakupan Pelayanan air bersih

    perkotaan 28% 29% 30% 35,05% 49,66% 51,76%

    Perumahan1 Rasio Jumlah keluarga

    Berumah tidak Layak Huni

    Terhadap seluruh jumlah

    Keluarga

    n/a 1,12 % 2,41 % n/a n/a n/a

    2 Ratio elektrifikasi rumah

    tangga 60,41% 62,71% 65,21% 69,89% 71,71% 73,55%

    3 Ratio elektrifikasi pedesaan 99,59% 99,8% 100% 100% 100% 100%

    Koperasi dan usaha kecil menengah

    1 Kontribusi Penyerapan tenaga

    kerja Terhadap JumlahAngkatan Kerja

    n/a 65,72% 71,35% 73,92% n/a n/a

    Ketahanan pangan

    1 Rasio Jumlah Penduduk

    Terhadap Produksi

    Padi(orang/ton/Tahun)

    n/a 0,24 0,27 0,27 0,25 n/a

    Perhubungan

    1 Jumlah Angkutan Umum (Bus

    Besar, Sedang, Kecil, MPU)

    49.445

    Unit

    49.445

    Unit

    49.445

    Unit

    49.445

    Unit

    49.445

    Unit

    38.135

    Unit

    Sosial

    1 Jumlah PMKSn/a

    250.255

    jiwa

    211.560

    jiwa

    309.388

    iwa n/a n/a

    2 Jumlah Panti Sosialn/a

    725

    buah

    725

    buah

    859

    buah n/a n/a

    Sumber: Pusat Data Dan Informasi Bappeda Provinsi Jawa Barat, BPS, dan LKPJ Tahun 2011 Diolah

    2.4. Aspek Daya Saing Daerah

    Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

    mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan

    tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang

    berdekatan, nasional atau internasional. Daya saing Provinsi Jawa Barat kuat

    dengan menempati peringkat ke 6 (enam) dari 33 (tigapuluh tiga) Provinsi (Gambar

    2.10).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    26/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 20

    Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Tahun 2010

    Gambar 2.11Daya Saing Provinsi seluruh Indonesia

    2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

    a. Pendapatan Regional

    Pendapatan Dometstik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat atas dasar

    harga konstan pada Tahun 2012 sebesar Rp 364,41 trilyun atau meningkat sebesar

    Rp 21,3 trilyun dibanding Tahun 2011 (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).

    Sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap

    PDRB Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012, namun kontribusinya

    cenderung mengalami penurunan. Pada Tahun 2012, kontribusi sektor industri

    pengolahan sebesar 41,07% (berdasarkan harga konstan) dan 35,79% (berdasarkan

    harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008 kontribusinya sebesar 45,93%

    (berdasarkan harga konstan) dan 43,70% (berdasarkan harga berlaku).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    27/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 21

    Sementara itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor

    dengan kontribusi kedua tertinggi terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat dan

    kontribusinya cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, kontribusi

    sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 23,19% (berdasarkan harga

    konstan) dan 23,90% (berdasarkan harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008

    kontribusinya sebesar 19,55% (berdasarkan harga konstan) dan 20,51%

    (berdasarkan harga berlaku).

    b. Nilai tukar petani

    Nilai Tukar Petani (NTP) mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan

    tukar petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi. NTP dapat

    dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.

    Tabel 2.8 menunjukan NTP Jawa Barat dari tahun 2008 hingga tahun 20012

    cenderung meningkat

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    28/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 22

    Tabel 2.8Perkembangan Rata-rata Indeks Harga diterima, Indeks Harga dibayar, dan

    Nilai Tukar Petani Jawa Barat tahun 2008-2012

    Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

    Indeks Harga diterima Petani 108,97 119,17 129,77 144,18 156,01

    Indeks Harga dibayar Petani 112,72 122,58 130,67 137,42 143,20

    Nilai Tukar Petani 96,14 97,21 99,29 104,90 108,93

    Sumber: BPS Jawa Barat, Statistik Nilai Tukar Petani Jawa Barat Tahun 2008-2013

    2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

    Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, sumber daya

    air dan irigasi, permukiman, dan ketenagalistrikan. Jawa Barat memiliki jaringan jalan yang

    terbagi ke dalam: (1) Jalan nasional sepanjang 1.351,13 Km; (2) jalan provinsi sepanjang

    2.191,29 Km; dan (3) jalan kabupaten/kota sepanjang 32.438,66 Km. Di samping itu terdapat

    ruas-ruas jalan yang belum memiliki status yaitu di jalur selatan Jawa Barat sepanjang

    210,93 Km mulai dari Tegalbuleud sampai Kalapagenep.

    Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur alan sebagai sarana pendukung

    pengembangan wilayah telah dilakukan upaya-upaya: (1) membuka keterisolasian Jawa

    Barat bagian Selatan melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan pada ruas

    Bandung-Pangalengan-Cukul-Cisewu-Rancabuaya sepanjang 31,35 km, ruas jalan cikajang-

    pameungpeuk sepanjang 24,9 km; (2) mengatasi kemacetan melalui pembangunan jalan

    baru dan pelebaran jalan provinsi pada ruas-ruas strategis yaitu: lingkar Sukabumi

    sepanjang 6,9 km, Lingkar Nagreg, Lingkar Gentong dan pembangunan Tol Dalam Kota

    Bandung (BIUTR), Tol Seroja Tol Cisumdawu dan Tol Cikapali.

    Mobilitas pergerakan angkutan penumpang dan barang telah didukung oleh: (1)

    aringan jalan kereta api sepanjang 1.135,442 km yang terdiri dari jaringan lintas raya

    sepanjang 931,666 km dan jaringan lintas cabang 203,775 km, namun jaringan lintas cabang

    sebagian besar sudah tidak aktif lagi bahkan diantaranya sudah tidak tersambung; (2)

    prasarana transportasi laut, meliputi 6 (enam) pelabuhan pengumpan regional, 1 (satu)

    pelabuhan pengumpul, dan 4 (empat) pelabuhan pengumpan lokal; (3) prasarana

    transportasi udara, meliputi Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Bandara

    Nusawiru di Kabupaten Pangandaran dan Bandara Penggung/Cakrabuana di Kota Cirebon.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    29/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 23

    Untuk memperluas cakupan layanan transportasi sedang dilakukan upaya reaktifasi

    dan pembangunan jalur kereta api serta inisiasi pembangunan monorail di Metropolitan

    Bandung Raya, pembangunan pelabuhan laut internasional Cilamaya di Kabupaten

    Karawang dan optimalisasi pelabuhan laut Cirebon, pembangunan Bandar Udara

    Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, dan pengembangan

    Bandara Nusawiru di Kabupaten Pangandaran.

    Pada sektor infrastruktur sumber daya air dan irigasi terdapat kurang lebih 973.976

    Ha sawah di Jawa Barat yang telah terlayani oleh infrastruktur irigasi mulai dari irigasi teknis

    sampai dengan irigasi sederhana . Dari total areal sawah tersebut, hanya terdapat 87.656

    Ha (8,99%) tersebar di 91 Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan Provinsi.

    Infrastruktur sumber daya air lainnya adalah 5 waduk, 832 situ yang tersebar di 6 WilayahSungai di Jawa Barat. Untuk mendukung peningkatan kondisi jaringan irigasi telah dilakukan

    pembangunan Bendung Waru di Kabupaten Karawang dan Pembangunan Bendung Suplesi

    Leuwikadu di Kabupaten Sukabumi, serta rehabilitasi jaringan irigasi lainnya. Selain itu,

    pembangunan Waduk Jatigede sebagai sumber air baku untuk DI Rentang seluas 90.000

    Ha, untuk air bersih Pantura 3.500 L/dtk, dan pengendalian banjir Pantura seluas 14.000 Ha

    yang saat ini berada pada fase akhir pembangunan fisik.

    Pada sektor permukiman dan perumahan, telah terlayani dengan: (1) infrastruktur air

    minum perpipaan melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantura,

    SPAM Regional di Metropolitan Bandung, SPAM di Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) untuk

    meningkatkan cakupan layanan air minum; (2) infrastruktur pengelolaan limbah melalui

    instalasi pengelolaan air limbah skala kota di Metropolitan Bandung Raya dan Cirebon Raya,

    skala komunal di beberapa kota, rehabilitasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan Limbah

    Terpadu (IPLT) di Kabupaten Subang dan Kota Depok serta pembangunan Sanitasi

    Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di beberapa kabupaten/kota; (3) infrastruktur

    persampahan regional perkotaan melalui pengelolaan TPPAS Regional Sarimukti dan

    persiapan pembangunan Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS)

    Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung yang melayani Metropolitan Bandung Raya

    dan TPPAS Regional Nambo di Kabupaten Bogor yang melayani Metropolitan Bodebek -

    Karpur.

    Pada sektor energi dan sumber daya mineral, pengembangan energi

    ketenagalistrikan dilakukan melalui upaya peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Barat. Pada

    tahun 2010 desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik sudah dijangkau oleh

    aringan listrik PLN (rasio elektrifikasi desa 100%). Selain itu, untuk mendukung peningkatan

    elektrifikasi rumah tangga terus dikembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    30/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 24

    terutama potensi energi panas bumi, mikrohidro, biofuel, energi angin dan gelombang

    (dalam skala terbatas).

    1.4.1. Fokus Iklim Berinvestasi

    Penanaman Modal yang diukur dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto

    (PMTB) atas dasar harga berlaku selama periode tahun 2008-2012 terjadi

    peningkatan rata-rata 13,36% per tahun, yaitu dari Rp 106,11 trilyun pada tahun

    2008 menjadi Rp 175,20 trilyun pada Tahun 2012. Namun demikian kontribusi PMTB

    perlu ditingkatkan dengan mendorong investasi yang dapat menyerap tenaga kerja

    serta menggunakan sumber daya lokal.

    Tabel 2.9Distribusi PMTB terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat

    Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012

    No KomponenPenggunaan

    2008 2009 2010 2011 2012

    1. Konsumsi RumahTangga

    61,85 61,99 60,31 59,28 58,64*)

    2. Konsumsi LembagaNirlaba

    0,46 0,73 0,44 0,41

    2. Konsumsi Pemerintah 7,34 8,43 8,62 8,89 8,78

    3. Pembentukan ModalTetap Bruto

    16,75 16,87 17,71 18,16 18,50

    4. Perubahan Inventori 7,70 5,02 5,45 7,26 5,12

    5. Ekspor Barang dan Jasa 40,71 35,55 35,79 35,40 35,94

    6. Dikurangi: Impor Barangdan Jasa

    34,81 28,60 28,33 29,40 28,62

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013.Keterangan: *)termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga

    Realisasi investasi berdasarkan Izin Usaha Tetap (IUT) yang diterbitkan pada

    tahun 2011 mengalami peningkatan, baik melalui penanaman modal asing (PMA)

    maupun melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN). Persebaran investasi

    relatif tidak merata antar daerah di Jawa Barat. Pada tahun 2011, jumlah proyek

    meningkat sebesar 4,92 % atau menjadi 767 kegiatan tahun 2011 dari 731 kegiatan

    pada tahun 2010. Nilai investasi meningkat sebesar 4,61% atau dari 46,6 triliun

    pada tahun 2010 menjadi 48,7 triliun pada tahun 2011. Jumlah tenaga kerja

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    31/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 25

    mengalami peningkatan sebesar 81,78 %, dari 218.239 orang pada tahun 2010

    menjadi 398.710 orang tahun 2011.

    Tujuan investor untuk wilayah Jawa Barat sebagian besar adalah di daerah

    Kabupaten Bekasi, Kota Bandung dan Kabupaten Cirebon dengan investasi masing-

    masing sebesar 13,2 trilyun, 9,5 trilyun dan 7 trilyun rupiah. Berdasarkan penyerapan

    tenaga kerjanya, investasi yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah di

    Kabupaten Bekasi sebanyak 87.029 orang, Kota Bandung 64,177 orang, dan Kota

    Depok 58.811 orang. Berdasarkan jenis sektornya, pada tahun 2011 untuk PMDN

    tiga sektor utama yang menjadi tujuan investasi adalah sektor perumahan, kawasan

    industri, dan perkantoran sebesar 2,1 trilyun atau 29,4%, sektor industri lainnya

    sebesar 1,6 trilyun atau 21,93 %, dan sektor industri karet dan plastik sebesar 0,8

    trilyun rupiah atau 10,97%. Sementara itu, tiga sektor utama PMA yang diminati

    investor adalah sektor Industri Logam, Mesin & Elektronika dengan nilai sebesar 10,3

    trilyun atau 24,97 %,, Sektor Listrik, Gas, & Air sebesar 7,1 trilyun atau 17,28 %,, dan

    sektor Perdagangan & Reparasi sebesar 6,4 trilyun rupiah atau 15,59 %,.

    1.4.2. Fokus Sumber Daya manusia

    Angkatan kerja Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012 meningkatrata-rata sebesar 1,82% per tahun. Jumlah angkatan kerja pada Tahun 2008

    sebesar 18.743.979 orang atau 44,42% penduduk Jawa Barat dan pada Tahun 2012

    mencapai 20.150.094 orang atau 45,23% penduduk Jawa Barat (Pusdalisbang

    Provinsi Jawa Barat, 2013). Dalam kurun waktu tersebut, penduduk Jawa Barat

    paling banyak bekerja di sektor perdagangan yaitu sebesar 2.370.356 orang pada

    Tahun 2008 dan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.595.508 orang pada

    Tahun 2012. Sektor pertanian dan industri merupakan sektor kedua dan ketigaterbesar tempat bekerja penduduk Jawa Barat selama periode tersebut (BPS

    Provinsi Jawa Barat, 2009-2013).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    32/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun2013 - 2018 II- 26

    Tabel 2.10Penduduk Usia 15 Tahun Keatas, Bekerja Menurut Lapangan Usaha

    Tahun 2008-2012

    Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

    Pertanian 3.792.677 3.758.892 3.964.243 3.675.713 3.966.550

    Industri 695,261 710.007 3.389.287 3.571.915 3.863.392

    Perdagangan 2.370.356 2.617.049 4 .206.889 4.554.503 4.595.508

    Jasa-jasa 543,313 547.835 2.657.172 2.699.014 2.818.642

    Lainnya 1.766.475 1.768.341 2.724.853 2.953.636 3.077.016

    JUMLAH 9.168.082 9.402.124 16.942.444 17.454.781 18.321.108

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2009-2013

    Pengangguran terbuka pada Tahun 2012 mencapai 1.828.986 orang atau

    menurun 19,20% dari jumlah pengangguran terbuka pada Tahun 2008.

    Pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan SLTP ke bawah (62,17% dari

    penganggur terbuka Jawa Barat pada Tahun 2012), dan penduduk usia muda

    (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    33/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 1

    BAB IIIGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    DAN KERANGKA PENDANAAN

    3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013

    Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada

    dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber

    daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan

    pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran

    secara baik. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan

    antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting)

    antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

    3.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

    Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun terus

    meningkat, hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi Pendapatan Daerah

    tahun 2008 sampai dengan 2012 (Tabel 3.1)

    Tabel 3.1Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    20086.335.025.711.552,00

    7.275.004.134.689,00114,84 939.978.423.137,00

    20097.091.000.804.180,00

    7.787.181.567.577,00109,82 696.180.763.397,00

    20108.412.972.777.180,00

    9.742.187.780.707,00115,80 1.329.215.003.527,00

    20119.267.492.135.221,66

    11.053.783.272.262,30119,27 1.786.291.137.040,64

    2012*) 15.280.679.125.313,00 16.894.184.518.260,00 110,56 1.613.505.392.947,00

    Jumlah 46.387.170.553.446,66 52.752.341.273.495,30 113,72 6.365.170.720.048,64

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    34/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 2

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Pendapatan Daerah

    sebesar Rp 46.387.170.553.446,66 dengan realisasi Rp

    52.752.341.273.495,30 atau melampaui target sebesar 113,72 persen.

    Berdasarkan pencermatan terhadap realisasi Pendapatan Daerah, proporsi

    komponen pendapatan terhadap total pendapatan Daerah Provinsi Jawa

    Barat selama Tahun Anggaran 2008-2012 ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan

    Tabel 3.3.

    Tabel 3.2Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap

    Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat

    Jenis Penerimaan

    Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah MenurutTahun

    (%)

    2008 2009 2010 2011 2012 *)

    PAD 72,51 70,90 74,44 76,92 59,18

    Dana perimbangan 26,17 27,90 24,92 22,85 16,77

    Penerimaan lainnyayang sah

    1,32 1,20 0,64 0,23 24,05

    Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    35/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 3

    Tabel 3.3Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap

    Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

    JenisPenerimaan

    Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun

    (Rupiah)

    2008 2009 2010 2011 2012 *)

    PAD 5.275.051.504.266,00 5.520.994.690.390,00 7.252.242.912.554,00 8.502.566.839.986,35 9.998.972.938.028,00

    Danaperimbangan

    1.903.729.826.416,00 2.172.729.233.053,00 2.427.857.461.051,00 2.526.078.026.559,00 2.832.746.608.832,00

    Penerimaanlainnya yang sah

    96.225.804.007,00 93.457.644.134,00 62.087.407.102,00 25.138.405.717,00 4.062.464.971.400,00

    Total 7.275.007.134.689,00 7.787.181.567.577,00 9.742.187.780.707,00 11.053.783.272.262,30 16.894.184.518.260,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    36/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 4

    Secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode

    Tahun Anggaran 2008-2012, tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

    1) Pendapatan Asli Daerah

    Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: (a) Pajak Daerah, (b)

    Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

    Dipisahkan dan (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari hasil akumulasi

    target tahunan sebesar Rp 31.698.689.216.412,66 realisasinya

    melampaui target yang ditetapkan, yaitu tercapai sebesar Rp

    36.549.828.885.224,35 atau 115,30 persen, seperti dijelaskan pada

    Tabel 3.4.

    Tabel 3.4Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 4.609.149.010.485,00 5.275.051.504.266,00 114,45 665.902.493.781,00

    2009 5.099.622.444.134,00 5.520.994.690.390,00 108,26 421.372.246.256,00

    2010 6.252.651.060.299,00 7.252.242.912.554,00 115,99 999.591.852.255,00

    2011 7.000.143.180.677,66 8.502.566.839.986,35 121,46 1.502.423.659.308,69

    2012*) 8.737.123.520.817,00 9.998.972.938.028,00 114,44 1.261.849.417.211,00

    Jumlah 31.698.689.216.412,66 36.549.828.885.224,35 115,30 4.851.139.668.811,69

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea

    Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar

    Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan.

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 target dan realisasi Pajak

    Daerah terlampaui, total target Pajak Daerah sebesar Rp

    29.169.936.877.758,66 dan total realisasinya sebesar Rp

    33.222.304.379.497,00 atau 113,89 persen, disajikan pada Tabel 3.5.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    37/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 5

    Tabel 3.5Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 4.316.000.000.000,00 4.926.338.153.202,00 114,14 610.338.153.202,00

    2009 4.690.280.000.000,00 4.979.386.048.300,00 106,16 289.106.048.300,00

    2010 5.636.846.433.981,00 6.470.866.063.031,00 114,80 834.019.629.050,00

    2011 6.436.286.052.383,66 7.696.499.875.463,00 119,58 1.260.213.823.079,34

    2012*) 8.090.524.391.394,00 9.149.214.239.501,00 113,09 1.058.689.848.107,00

    Jumlah 29.169.936.877.758,66 33.222.304.379.497,00 113,89 4.052.367.501.738,34

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai

    pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

    disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah provinsi kepada

    kepentingan orang pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan

    jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Target dan realisasi

    Retribusi Daerah secara rata-rata terlampaui, kecuali tahun 2010sebesar 97,13 persen dan tahun 2012 sebesar 98,39 persen. Selama

    periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Retribusi Daerah secara

    akumulasi sebesar Rp. 192.723.009.759,00 dan realisasinya

    melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp.

    213.720.581.112,00 atau 110,90 persen, disajikan pada Tabel 3.6.

    Tabel 3.6Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 30.482.545.293,00 35.398.710.486,00 116,13 4.916.165.193,00

    2009 30.356.081.395,00 38.008.734.422,00 125,21 7.652.653.027,00

    2010 33.201.178.296,00 32.248.949.068,00 97,13 (952.229.228,00)

    2011 40.418.034.235,00 50.737.863.167,00 125,53 10.319.828.932,00

    2012*) 58.265.170.540,00 57.326.323.969,00 98,39 (938.846.571,00)

    Jumlah 192.723.009.759,00 213.720.581.112,00 110,90 20.997.571.353,00Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

    *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    38/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 6

    Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

    Dipisahkan diperoleh dari Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah.

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara akumulasi sebesar Rp.

    1.009.290.054.749,00, realisasinya tidak mencapai target yang

    ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 1.006.670.591.642,00 atau 99,74 persen,

    disajikan pada Tabel 3.7.

    Tabel 3.7Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 142.845.064.896,00 138.674.865.159,00 97,08 (4.170.199.737,000

    2009 180.042.924.836,00 179.835.133.266,00 99,88 (207.791.570,00)

    2010 225.674.515.017,00 226.365.879.978,00 100,31 691.364.961,00

    2011 227.085.550.000,00 229.147.336.153,00 100,91 2.061.786.153,00

    2012*) 233.642.000.000,00 232.647.377.086,00 99,57 (994.622.914,00)

    Jumlah 1.009.290.054.749,00 1.006.670.591.642,00 99,74 (2.619.463.107,00)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Penerimaan Lain-lain PAD yang sah utamanya bersumber dari:

    (a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (b) Jasa Giro;

    (c) Pendapatan Bunga; (d) Tuntutan Ganti Rugi (TGR); (e) Komisi,

    (f) Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah; (g)

    Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (h)

    Pendapatan Denda Pajak; (i) Pendapatan Denda Retribusi; (j)

    Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan; (k) Pendapatan dari

    Pengembalian; (l) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (m) Pendapatan

    dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; (n) Pendapatan dari

    Angsuran/Cicilan Penjualan; dan (o) Pendapatan Badan Layanan

    Umum Daerah (BLUD). Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012,

    target Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

    sebesar Rp. 1.326.739.274.146,00, sedangkan realisasinya mencapai

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    39/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 7

    Rp. 2.107.133.242.973,35 atau mengalami peningkatan sebesar

    158,82 persen, disajikan pada Tabel 3.8.

    Tabel 3.8Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 119.821.400.296,00 174.639.775.419,00145,75

    54.818.375.123,00

    2009 198.943.437.903,00 323.764.774.402,00162,74

    124.821.336.499,00

    2010 356.928.933.005,00 522.762.020.477,00146,46

    165.833.087.472,00

    2011 296.353.544.059,00 526.181.765.203,35177,55

    229.828.221.144,35

    2012*) 354.691.958.883,00 559.784.907.472,00157,82

    205.092.948.589,00

    Jumlah 1.326.739.274.146,00 2.107.133.242.973,35 158,82 780.393.968.827,35

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    2) Dana Perimbangan

    Dana Perimbangan yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara (APBN) terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana

    Bagi Hasil Bukan Pajak, (b) Dana Alokasi Umum dan (c) Dana Alokasi

    Khusus. Secara keseluruhan, target pendapatan daerah yang

    bersumber dari Dana Perimbangan selama periode Tahun Anggaran

    2008-2012 sebesar Rp.10.311.647.635.740,00. Sesuai dengan Surat

    Keputusan Menteri Keuangan yang setiap tahun diterbitkan, akumulasiDana Perimbangan yang dapat direalisasikan sebesar Rp.

    11.863.141.155.911,00 atau 115,05 persen dari target, disajikan pada

    Tabel 3.9.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    40/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 8

    Tabel 3.9Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 1.681.953.916.000,00 1.903.729.826.416,00 113,19 221.775.910.416,00

    2009 1.958.446.598.046,00 2.172.729.233.053,00 110,94 214.282.635.007,00

    2010 2.098.248.000.654,00 2.427.857.461.051,00 115,71 329.609.460.397,00

    2011 2.246.055.092.544,00 2.526.078.026.559,00 112,47 280.022.934.015,00

    2012*) 2.326.944.028.496,00 2.832.746.608.832,00 121,74 505.802.580.336,00

    Jumlah 10.311.647.635.740,00 11.863.141.155.911,00 115,05 1.551.493.520.171,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

    *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Secara keseluruhan, target penerimaan Dana Perimbangan yang

    bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

    selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar

    Rp. 4.759.849.167.740,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar

    Rp. 6.304.155.428.711,00 atau 132,44 persen dari target, disajikan

    pada Tabel 3.10.

    Tabel 3.10Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 777.722.056.000,00 999.370.911.216,00 128,50 221.648.855.216,00

    2009 981.208.978.046,00 1.188.431.409.053,00 121,12 207.222.431.007,00

    2010 973.553.760.654,00 1.303.163.221.051,00 133,86 329.609.460.397,00

    2011 1.018.737.384.544,00 1.298.760.318.559,00 127,49 280.022.934.015,00

    2012*) 1.008.626.988.496,00 1.514.429.568.832,00 150,15 505.802.580.336,00

    Jumlah 4.759.849.167.740,00 6.304.155.428.711,00 132,44 1.544.306.260.971,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana

    Alokasi Umum selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah

    sebesar Rp. 5.419.107.288.000,00, sedangkan realisasinya mencapai

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    41/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 9

    sebesar Rp. 5.426.294.547.200,00 atau 100,13 persen dari target,

    disajikan pada Tabel 3.11.

    Tabel 3.11Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 904.231.860.000,00 904.358.915.200,00 100,01 127.055.200,00

    2009 977.237.620.000,00 984.297.824.000,00 100,72 7.060.204.000,00

    2010 1.086.123.940.000,00 1.086.123.940.000,00 100,00 -

    2011 1.181.553.108.000,00 1.181.553.108.000,00 100,00 -

    2012*) 1.269.960.760.000,00 1.269.960.760.000,00 100,00 -

    Jumlah 5.419.107.288.000,00 5.426.294.547.200,00 100,13 7.187.259.200,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus

    dimulai pada tahun 2010, dengan target dan realisasi penerimaan

    selama periode Tahun Anggaran 2010-2012 adalah sebesar Rp.

    132.691.180.000,00, disajikan pada Tabel 3.12.

    Tabel 3.12Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 - - - -

    2009 - - - -

    2010 38.570.300.000,00 38.570.300.000,00 100,00 -

    2011 45.764.600.000,00 45.764.600.000,00 100,00 -

    2012*) 48.356.280.000,00 48.356.280.000,00 100,00 -

    Jumlah 132.691.180.000,00 132.691.180.000,00 100,00 -

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    42/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 10

    3) Lain-lain Pendapatan yang Sah

    Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas : (a)

    Pendapatan Hibah, (b) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, (c)

    Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, (d) Dana

    Transfer Pusat, (e) Dana Insentif Daerah (DID), dan (f) Lain-lain

    Penerimaan. Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah secara

    akumulasi tidak terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-

    2012, ditargetkan sebesar Rp. 4.376.833.701.294,00 dengan realisasi

    sebesar Rp. 4.339.374.232.360,00 atau sebesar 99,14 persen (Tabel

    3.13).

    Tabel 3.13Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 43.922.785.067,00 96.225.804.007,00 219,08 52.303.018.940,00

    2009 32.931.762.000,00 93.457.644.134,00 283,79 60.525.882.134,00

    2010 62.073.716.227,00 62.087.407.102,00 100,02 13.690.875,00

    2011 21.293.862.000,00 25.138.405.717,00 118,05 3.844.543.717,00

    2012*) 4.216.611.576.000,00 4.062.464.971.400,00 96,34 (154.146.604.600,00)

    Jumlah 4.376.833.701.294,00 4.339.374.232.360,00 99,14 (37.459.468.934,00)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain

    Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Pendapatan Hibah

    sebesar Rp.16.373.598.000,00 sedangkan realisasinya

    Rp.16.662.023.900,00 atau sebesar 101,76 persen. Penerimaan

    tersebut berasal dari dua tahun anggaran (2010 dan 2012), disajikan

    pada Tabel 3.14.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    43/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 11

    Tabel 3.14Target dan Realisasi Pendapatan Hibah

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 - - -

    2009 - - -

    2010 250.000.000,00 250.000.000,00 100,00 -

    2011 - - -

    2012*) 16.123.598.000,00 16.412.023.900,00 101,79 288.425.900,00

    Jumlah 16.373.598.000,00 16.662.023.900,00 101,76 288.425.900,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain

    Pendapatan yang sah bersumber dari Dana Penyesuaian dan Otonomi

    Khusus sebesar Rp. 4.210.713.687.000,00, sedangkan realisasinya

    sebesar Rp. 4.078.393.772.708,00 atau sebesar 96,86 persen,

    disajikan pada Tabel 3.15.

    Tabel 3.15Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 - - -

    2009 - 24.646.761.500,00 24.646.761.500,00

    2010 25.766.457.000,00 23.234.811.708,00 90,17 (2.531.645.292,00)2011 - - -

    2012*) 4.184.947.230.000,00 4.030.512.199.500,00 96,31 (154.435.030.500,00)

    Jumlah 4.210.713.687.000,00 4.078.393.772.708,00 96,86 (132.319.914.292,00)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari

    Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya secara

    akumulasi dapat terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-

    2012, targetnya sebesar Rp. 43.047.657.633,00 sedangkan

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    44/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 12

    realisasinya mencapai Rp. 51.785.559.845,00 atau sebesar 120,30

    persen, pada Tahun Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak

    mendapat Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya,

    disajikan pada Tabel 3.16.

    Tabel 3.16Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Prov/Kab/Kota/Lainnya

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 9.594.280.500,00 14.299.481.677,00 149,04 4.705.201.177,00

    2009 8.285.000.000,00 10.925.216.668,00 131,87 2.640.216.668,00

    2010 12.028.587.133,00 12.160.727.500,00 101,10 132.140.367,00

    2011 13.139.790.000,00 14.400.134.000,00 109,59 1.260.344.000,00

    2012*) - - - -

    Jumlah 43.047.657.633,00 51.785.559.845,00 120,30 8.737.902.212,00

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sahbersumber dari Dana Transfer Pusat hanya diperoleh pada tahun

    anggaran 2011 yaitu sebesar Rp.8.154.072.000,00 disajikan pada

    Tabel 3.17.

    Tabel 3.17Target dan Realisasi Dana Transfer Pusat

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi % Bertambah/Berkurang

    2008 - - -

    2009 - - -

    2010 - - -

    2011 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -

    2012*) - - -

    Jumlah 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    45/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 13

    Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

    bersumber dari Dana Insentif Daerah hanya diperoleh pada tahun

    anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 15.540.748.000,00 disajikan pada

    Tabel 3.18.

    Tabel 3.18Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 - - - -

    2009 - - - -

    2010 - - - -

    2011 - - - -

    2012*) 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -

    Jumlah 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Lain-

    lain Penerimaan selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, sebesarRp. 83.003.938.661,00 sedangkan realisasinya mencapai

    Rp. 168.838.055.907,00 atau sebesar 203,41 persen. Pada Tahun

    Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak mendapat dana dari Lain-lain

    Penerimaan, disajikan pada Tabel 3.19.

    Tabel 3.19Target dan Realisasi Lain-Lain Penerimaan

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/Berkurang

    2008 34.328.504.567,00 81.926.322.330,00 238,65 47.597.817.763,00

    2009 24.646.762.000,00 57.885.665.966,00 234,86 33.238.903.966,00

    2010 24.028.672.094,00 26.441.867.894,00 110,04 2.413.195.800,00

    2011 - 2.584.199.717,00 - 2.584.199.717,00

    2012*) - - - -

    Jumlah 83.003.938.661,00 168.838.055.907,00 203,41 85.834.117.246,00Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

    *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    46/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 14

    3.1.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah

    Belanja Daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan

    masyarakat sebagai kewajiban daerah, yang diwujudkan melalui peningkatan

    pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum

    yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Mengacu pada

    prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013,

    disusun menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

    pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan

    prestasi kerja setiap organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan tugas

    pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas

    perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan

    anggaran.

    Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari akumulasi target

    Belanja Daerah sebesar Rp. 55.583.950.853.929,56 terealisasi sebesar

    Rp. 50.560.705.101.751,45 atau 90,96 persen, yang secara lebih terinci,

    disajikan pada Tabel 3.20.

    Tabel 3.20Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/(Berkurang)

    2008 6.582.473.339.932,86 6.110.959.797.331,00 92,84 (471.513.542.601,86)

    2009 9.283.483.503.474,00 8.193.613.916.013,00 88,26 (1.089.869.587.461,00)

    2010 10.162.773.421.245,40 9.020.608.021.365,45 88,76 (1.142.165.399.879,95)

    2011 11.313.886.405.215,30 10.296.990.785.507,00 91,01 (1.016.895.619.708,30)2012*) 18.241.334.184.062,00 16.938.532.581.535,00 92,86 (1.302.801.602.527,00)

    Jumlah 55.583.950.853.929,56 50.560.705.101.751,45 90,96 (5.023.245.752.178,11)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011

    *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: (a)

    Belanja Tidak Langsung (BTL) dan (b) Belanja Langsung (BL).

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    47/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 15

    1) Belanja Tidak Langsung

    Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a) Belanja Pegawai,

    (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja

    Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, (g)

    Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (h) Belanja

    Tidak Terduga. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 terealisasi

    sebesar Rp. 37.772.352.944.871,45 atau 92,60 persen dari target

    sebesar Rp. 40.792.946.657.011,16, sebagaimana disajikan pada

    Tabel 3.21.

    Tabel 3.21Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/(Berkurang)

    2008 4.797.818.445.160,22 4.543.594.281.510,00 94,70 (254.224.163.650,22)

    2009 6.167.940.112.150,00 5.691.756.886.446,00 92,28 (476.183.225.704,00)

    2010 7.066.088.766.728,83 6.265.732.992.145,45 88,67 (800.355.774.583,38)

    2011 8.159.553.900.683,11 7.606.803.150.551,00 93,23 (552.750.750.132,11)

    2012*) 14.601.545.432.289,00 13.664.465.634.219,00 93,58 (937.079.798.070,00)

    Jumlah 40.792.946.657.011,16 37.772.352.944.871,45 92,60 (3.020.593.712.139,71)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat selama periode

    Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp. 7.078.120.085.042,97 dengan

    realisasi sebesar Rp. 6.206.642.317.724,00 atau 87,69 persen,

    sebagaimana disajikan pada Tabel 3.22.

  • 5/21/2018 Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013

    48/173

    RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 16

    Tabel 3.22Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat

    Tahun Anggaran 2008-2012

    TahunAnggaran

    Target SetelahPerubahan APBD

    Realisasi %Bertambah/(Berkurang)

    2008 902.098.544.513,00 870.783.079.742,00 96,53 (31.315.464.771,00)

    2009 1.125.487.398.814,00 1.001.707.347.492,00 89,00 (123.780.051.322,00)

    2010 1.846.059.664.503,54 1.380.786.122.974,00 74,80 (465.273.541.529,54)

    2011 1.614.556.733.827,43 1.442.207.852.499,00 89,33 (172.348.881.328,43)

    2012*) 1.589.917.743.385,00 1.511.157.915.017,00 95,05 (78.759.828.368,00)

    Jumlah 7.078.120.085.042,97 6.206.642.317.724,00 87,69 (871.477.767.318,97)

    Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011*) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

    Target Belanja Subsidi, selama periode Tahun Anggaran 2008-

    2012 terealisasi Rp. 52.016.152.280,00 atau 50,87 persen dari target

    sebesar Rp. 102.257.414.100,00, seperti disajikan pada Tabel 3.23.

    Tabel 3.23Target dan Realisas