pusat penelitian kesehatan universitas · pdf filekebijakan pembiayaan kesehatan di indonesia...
TRANSCRIPT
Purwa Kurnia SucahyaPusat Penelitian Kesehatan Universitas IndonesiaRuang 211, gedung G, FKMUI, Kampus UI, Depok
Disampaikan pada Forum Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia 2010Jakarta, 3 Juni 2010
,
Percepatan kenaikan kasus AIDS diJatim mulai tahun 2005
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
AIDS Mati
Pencarian pengobatan medis oleh pasien ODHA jugaterjadi peningkatan per tahunnya di salah satu rumahsakit di Jatim
Pertanyaan Berapakah rata-rata biaya pengobatan ODHA selama
setahun untuk perawatan di RS? Apa implikasi terhadap kebijakan pembiayaan dari sisi
rumah sakit dan pemerintah?
Tujuan Mendapatkan gambaran rata-rata biaya pengobatan
ODHA untuk layanan rawat inap dan rawat jalan Diperolehnya gambaran implikasi pembiayaan bagi
pihak rumah sakit dan pemerintah
Metodologi Retrospective Data rekam medis & keuangan: 08/2007 s.d 08/2008. Jumlah kasus 89 kasus; dipilih kasus IDU
Studi ini merupakan sub-studi dari studi lain yang tujuan utamanya menghitung biaya kerugian ekonomidan sosial akibat penyalahgunaan narkoba.
Pintu masuk pemilihan kasus: pernah rawat inap, laluditelusuri selama 1 tahun kebelakang termasuk layananrawat jalannya.
Bagian rekam medis, pedaftaran, farmasi, dan keuangan. Komponen biaya: administrasi, jasa
medis, labolatorium, radiologi, penunjang medis, tindakanmedis, dan obat.
Profil pasien Rata-rata umur: 30 tahun (16-54 tahun) Jenis kelamin: lak-laki (97%) Status kedatangan ke RS: inisiatif sendiri (55%) Jenis perawatan di RS:
Rawat inap dan rawat jalan (54%) Status pasien keluar rumah sakit: hidup (65%)
Candidiasis, TB, dan gastro entritis adalah penyakit yang paling banyak didiagnosis
Rata-rata biaya rawat inap dan rawat jalan dalam setahun untuk perawatan ODHA
Biaya obat berperan besar saat rawatinap, sedangkan biaya laboratorium pada rawatjalan
-
10
20
30
40
50
60
Ruan
gan
Adm
inis
tras
i
Kons
ulta
si
Labo
lato
rium
&
Radi
olog
i
Tind
akan
&
penu
njan
g m
edis
Biay
a La
in
Oba
t
Pers
enta
se
Komponen biaya
Rawat inap rawat jalan
Semakin lama hari perawatan maka unit cost pengobatan per hari semakin rendah
(1,000,000)
(500,000)
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
- 5 10 15 20 25 30 35 40
UC
pen
goba
tan
per h
ari
Lama hari perawatan (LOS)
UC per hari Linear (UC per hari)
Semakin banyak diagnosis penyakit makalama hari perawatan semakin lama
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
0 5 10 15 20 25 30 35 40
UC
per
dia
gnos
is
Lama hari perawatan (LOS)
UC per diagnosis Linear (UC per diagnosis)
Implikasi kebijakan
Kenaikan permintaan kapasitas tempat tidurtidak secepat ketersediaan ruang yang ada
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
kapa
sita
s TT
estimasi permintaan LOS
Saat ini
Akandibangun
Isu kebijakan rumah sakit Kecepatan kenaikan kasus dengan kenaikan kapasitas
tidak sebanding Mengembangkan mekanisme rujukan ke pelayanan
kesehatan lain, misalkan rumah sakit dan puskesmas Dipikirkan:
Ketersediaan sumberdaya Sarana dan prasarana
Obat Komponen biaya terbesar pengobatan rawat inap Efisiensi : manual vs diagnostik
Fakta Pembiayaan di Rumah Sakit Secara resmi tidak diperbolehkan menggunakan dana
Jamkesmas/Jamkesda untuk pasien ODHA Faktanya “kepintaran” dari pelayanan yang merujukan.
Kalau inisiatif sendiri tidak boleh Dibeberapa daerah sangat tergantung kebijakan lokal
Di Papua semua ditanggung (terutama Jamkesda, sejak2009)
Fakta di RS studi Penanggungjawab pembayaran: biaya sendiri (52%)
Catastrophic payment
Pemerintah, juga pemerintah lokal perlu membuatkebijakan untuk mengurangi beban dari keluargaODHA dalam biaya perawatan dan pengobatan di RS Terjadi kemiskinan baru
Perbandingan biaya rawat inap kasus AIDS dengan penyakit lainnya
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
AID
S RS
"x" P
apua
AID
S RS
"x" J
atim
Mat
erna
l-N
earm
iss
Mat
erna
l-C
aesa
rean
sect
ion
Nor
mal
del
iver
y w
ith
com
plic
atio
ns
stro
ke d
ng p
en. p
enye
rta
&
peny
ulit
Bia
ya p
engo
bata
n
Permasalahan AIDS private act, konsekuensi sosial stigma
Spill over Stroke private act, konsekuensi sosial
Pilihan Opsi kebijakan Tidak melakukan apa-apa
Catastropic payment kemiskinan Membebaskan sama sekali biaya (gratis) program
Jamkesmas/SJSN? Membuat paket biaya pengobatan maksimal yang
akan ditanggung pemerintah program Jamkesmas/SJSN? Kedua opsi akan membantu mengurangi beban biaya
dari keluarga ODHA Rumah sakit tenang karena mekanisme pembiayaan
dapat lebih terjamin
Kesimpulan Kasus HIV/AIDS akan terus meningkat, termasuk mereka
yang mencari pengobatan di RS Menambah kapasitas rumah sakit tidak mampu mengejar
kecepatan kasus AIDS sehingga perlu dikembangkanmekanisme rujukan kasus ke pelayanan kesehatan lainnya
Beban biaya pengobatan AIDS tidak jauh berbeda denganbeberapa penyakit sehingga berpeluang untuk didanaimelalui program pemerintah
Jika pemerintah bersedia mendanai, maka probabilitaspenambahan angka kemiskinan dari keluarga ODHA dapatdicegah.