psikiatri
DESCRIPTION
kepribadian paranoidTRANSCRIPT
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dilahirkan dengan ciri
khas dan watak berbeda-beda yang menjadikan seseorang itu unik, mempunyai
kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
masyarakat, manusia saling berinteraksi dan menciptakan suatu kebudayaan yang
mempengaruhi tingkah laku kebudayaan individu, setiap generasi baru memberikan
corak kepribadian baru dari generasi sebelumnya dan bereaksi terhadap
lingkungannnya, yang merupakan akibat dari perbedaan kepribadian dalam
pemenuhan kebutuhannya.
Kepribadian adalah sebagai ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan
yang dialami secara subjektif dari seseorang. Masing-masing manusia memiliki
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.1
Jika kalau sifat kepribadian tidak fleksibel dapat menyebabkan gangguan
fungsional yang bermakna atau penderitan subjektif.2,3
Salah satu dari gangguan kepribadian adalah gangguan kepribadian paranoid.
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 % - 2,5 % dari populasi umum.
Gangguan ini lebih lazim pada laki-laki dari pada perempuan dan tampaknya tidak
memiliki pada familial.4
1
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gangguan Kepribadian
2.1.1. Defenisi
Sebelum membahas tentang gangguan kepribadian, maka akan dijelaskan terlebih
dahulu tentang defenisi kepribadian.
1. Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas dari ciri perilaku dan
emosi yang merupakan karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-
hari dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan.
Kepribadian meliputi segala, corak perilaku manusia yang terhimpun dalam
dirinya, dan yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya
terhadap rangsang baik yang datang dari lingkungannya (“dunia luarnya”)
maupun yang berasal dari dirinya sendiri (“dunia dalamnya”).
Terdapat beberapa pengertian tentang kepribadian. Antara lain ada yang
mengartikan kepribadian sebgai berikut :
a. Kepribadian sebagai ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang
dialami secara subjektif oleh seseorang.1
b. Kepribadian adalah tingkah laku yang khas yang dimiliki individu. 1
2
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
c. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan
perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam
kondisi yang biasanya; kepribadian relative stabil dan dapat diramalkan. 1
Perkembangan kepribadian ini dipengaruhi oleh faktor-faktor badani
(keturunan, susunan saraf, hormonal, imunologis), emosional (mekanisme
penyesuaian diri) sosial (hubungan antar manusia, adat-istiadat, kultural) dan
spiritual (kpercayaan) serta intelektual (taraf intelegensi).
2.Pembentuk Kepribadian
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian,
dapat dibedakan dalam dua golongan :
a. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu
dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannnya dengan
fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya sebagai
laki-laki atau perempuan seseorang mempunya hak dan kewajiban
tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang
bersangkutan tetapi masih terikat pada norma-norma masyarakat,
misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian
seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya
berdasarkan pengetahuan tentang strukur kebudayaan dimana orang itu
hidup. Hal ini disebabkan karena :
1. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama
karena medianya (orang tua, saudara, media massa, dll)
tidaklah sama pula pada setiap orang.
2. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang
khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri.
3
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
b. Pengalaman yang khusus, yaitu khusus yang dialami individu sendiri.
Pengalaman ini pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam
masyarakat.
Pengalaman-pengalaman yang umum maupun khusus diatas memberi
pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu itupun merencanakan
pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya
ia membentuk dalam dirinya suatu struktur kepribadian yang tetap
(permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian
yang makin lama makin dewasa disebut proses pembentukan identitas diri.
Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu
tingkatan yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untk menjadi
identik (sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, guru,
dsb. Pada masa remaja tahap identifikasi ini menyabakan kebingungan dan
kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya
dengan ayahnya, bintang film kesayangannnya, tokoh politik favoritnya, dsb.
Jika kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja
itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita
gangguan-gangguanan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting
sakali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri idenitas dirinya dan
berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk
akhirnya menjadi dirinya sendiri.
3. Gangguan kepribadian
Terdapat beberapa defenisi dari gangguan kepribadian, adalah :
a. Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadain yang bersifat tidak fleksibel
dan maladiktif yang menyebabkan disfungsi bermakna atau penderitaan
4
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
subjektif. Orang dengan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi
terhadap lingkungan dari diri sendiri yang bersifat berakar mendalam,
tidak fleksibel dan bersifat maladiktif.2
b. Gangguan kepribadian dapat didefenisikan sebagai suatu variasi ekstrim
yang menetap dan kisaran normal (statik) satu atau lebih kepribadian,
yang menyebabkan penderitaan individu atau keluarga dan atau
masyarakat. 2
Diagnosis gangguan kepribadian mungkin tidak akan tepat sebelum berusia 17 tahun,
karena kepribadian masih dapat berubah sampai umur tersebut.2
2.2. Gangguan Kepribadian Paranoid
2.2.1.Defenisi
Gangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan dan ketidak percayaan
kepada orang lain, berniat buruk kepadanya, bersifat pervasive, awita dewasa muda,
nyata dalam berbagai konteks.
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid mempunyai kecurigaan terus
menerus dan berlebihan bahwa orang disekitarnya memiliki motif jahat . Mereka
menolak bertanggung jawab terhadap perasaan mereka sendiri dan menyerahkan
tanggung jawab kepada orang lain. Mereka sering bersikap bermusuhan, iritabel, dan
marah, orang yang fanatik, pengumpulan yang tidak adil, pasangan yang cemburu
patologis.
5
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
Gangguan kepribadian paranoid dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kepribadian yang mudah tersinggung; bereaksi terhadap pengalaman sehari-hari
secara berlebihan. Dengan rasa menyerah dan rendah diri, serta cenderung
menyalahkan orang lain dengan pengalamannya itu.
b. Kepribadian yang lebih agresif, kasar serta peka terhadap apa yang dianggap
haknya. Cepat tersinggung bila haknya dilanggar dan sangat gigih
mempertahankan haknya tersebut.
2.2.2 Epidemiologi
Prevalensi gangguan keribadian paranoid adalah 0,5 % - 2,5 % dari populasi
umum. Ganggaun ini lebih lazim pada laki-laki daripada perempuan dan tampaknya
tidak memiliki pola familial.
2.2.3 Diagnosis
Pada pemeriksaan psikiatri, penderita gangguan kepribadian mungkin bersifat
formal dan bertindak membingungkan saat mencari bantuan psikiatri, ketegangan
otot, ketidakmampuan bersantai, pasien sering serius tanpa humor, meskipun
beberapa alasan argument mereka dapat palsu, pembicaraan mereka bertujuan logis,
isi pikiran mereka menunjukkan proyeksi, menuduh, terkadang ide-ide referensi.
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR gangguan kepribadian paranoid :
a. Rasa tidak percaya dan kecurigaan yang pervasif pada orang lain sedemikian
rupa sehingga motif mereka diinterpretasikan sebagai berhati dengki, dimulai
6
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
pada masa dewasa awal dan terdapat pada berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan 4 atau lebih hal berikut ini :
1. Curiga tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain mengeksploitasi,
mencederai, atau menipu mereka.
2. Memiliki preokupasi berupa keraguan yang tidak dibenarkan
mengenai keseriaan atau tingkat dapat dipercaya oleh teman atau
rekan.
3. Enggan mempercayai orang lain karena rasa takut yang tidak berdasar
bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk menentangnya.
4. Membaca arti mengancam dan merendahkan yang tersembunyi pada
peristiwa atau tanda yang samar.
5. Terus menerus membawa dendam yakni tidak memaafkan penghinaan,
cedera atau sikap meremehkan.
6. Menganggap karakter dan reputasinya diserang tapi tidak nyata pada
orang lain dan cepat bereaksi marah atau menyerang kembali.
7. Memiliki kecurigaan berulang, tanpa pembenaran, mengenai kesetiaan
pasangan atau partner seksual.
b. Tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan skizofrenia, gangguan mood
dengan ciri psikotik atau gangguan psikotik lainnya tidak disebabkan oleh
afek fisiologis langsung suatu keadaan medis umum.
7
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
2.2.4. Gambaran Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid peka berlebihan terhadap
kegagalan dan penolakan; cenderung pendiam, menolak memaafkan sesuatu
penghinaan, msa kecil menyebabkan hati terluka, kecurigaan yang pervasif untuk
menyalahartikan suatu tindakan netral atau bersahabat dari seseorang sebagai suatu
sikap permusuhan atau penghinaan; mempertahankan dengan gigih hak pribadinya;
berulang curiga tanpa dasar kesetiaan seksual pasangannya; mempunyai sikap
menyangkut diri lebih (hal netral dari lingkungan atau orang lain dirasakannya
berkaitan secara negatif dengan dirinya; dirundung oleh rasa “persekongkolan”
terhadap dirinya.
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid juga terbatas afeknya dan
tampak tidak emosional. Mereka membanggakan diri mereka karena rasional dan
objektif, tetapi sebenarnya tdiak begitu, di dalam situasi sosial, orang dengan
kepribadian effisien dan cekatan, tetapi mereka sering mencetuskan rasa takut atau
konflik pada orang lain.
2.2.5. Diagnosa banding
a. gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dengan
gangguan kepribadian waham karena tidak adanya terfiksasi.
b. tidak seperti orang dengan skizofrenia paranoid, penderita gangguan
kepribadian tidak memiliki halusinasi dan gangguan berfikir formal.
8
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
c. ganggguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dengan gangguan
kepribadian ambang karena pasien paranoid yang mampu sangat terlibat didalam
hubungan yang menggemparkan dengan orang lain.
2.2.6. perjalanan gangguan dan prognosis
Pada sebagian orang, gangguan kepribadian paranoid berlangsung sepanjang
hidup; pada sebagian lagi gangguan ini merupakan pertanda skizofrenia, ciri paranoid
memberikan jalan untuk pembentukan reaksi, kepedulian yang tepat terhadap
mortalitaskepedulian artuitistik ketika matur atau ketika stres hilang, meskipun
demikian, pada umumnya penderita gangguan paranoid memilki masalah seumur
hidup dalam bekerja dan tinggal dengan orang lain. Masalah pekerjaan dan
perkawinan lazim yang terjadi.
2.2.7. Terapi
a. Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi pilihan. Pasien paranoid biasanya tidak baik dalam
psikoterapi kelompok, meskipun dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan
sosial dan menghilangkan kecurigaan melalui permainan peran. Kebanyakan tidak
dapat menoleransi interupsi pada terapi perilaku, demikian juga pada pelatihan
keterampilan sosial.
9
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
b.Farmakoterapi
Berguna untuk menghadapi anxietas dan agitasi. Pada sebagian besar kasus,
antianxietas seperti diazepam (valium) sudah cukup, tetapi mungkin diperlukan
penggunaan suatu antipsikotik, seperti thioridazine (mellaril) atau haloperidol
(haldol), dalam dosis kecil dan untuk periode waktu yang singkat untuk mengatasi
agitasi berat atau pikiran hampir waham. Obat antipsikotik pimozide (orap) telah
berhasil digunakan untuk menurunkan gagasan paranoid pada beberapa pasien.
10
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
BAB III
KESIMPULAN
Kepribadian sebagai ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang
dialami secara subjektif oleh seseorang.
Gangguan kepribadian dapat didefenisikan sebagai suatu variasi ekstrem yang
menetap dan kisaran normal (statistic) satu atau lebih ciri kepribadian, yang
menyebabkan penderitaan individu dan atau keluarga dan atau masyarakat.
Gangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan pada
orang lain berniat buruk kepadanya, bersifat pervasif, awitan dewasa muda,
nyata dalam pelbagai konteks.
Epidemiologi, prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5% - 2,5%
dari populasi umum. Gangguan ini lebih lazim pada laki-laki daripada
perempuan dan tampaknya tidak memiliki pola familial.
Diagnosis berdasarkan kriteria diagnostik DSM – IV – TR gangguan
kepribadian paranoid.
Diagnosis banding : gangguan waham, sizofrenia paranoid, gangguan
kepribadian ambang.
Terapi farmakologi dan psikologis
11
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
[Pick the date]
DAFTAR PUSTAKA
1. Mangindaan, Lukas. Di dalam : Buku Ajar Psikiatri, editor : Elvira Sylvia D
& Hadisukanto G. Edisi 2. Abali Penerbit FK UI. Jakarta. 2013
2. Kaplan & Saddock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2010
3. Puri, Basant K. Di dalam : Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. EGC. Jakarta. 2011
4.
12