proses dan produksi
TRANSCRIPT
Proses dan Produksi
A. Pengertian Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi.
Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan,
dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses,
dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang
digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan,
energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi
sebagai hasil yang dikehendaki
B. Jenis-jenis Proses Produksi
Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut
pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan
tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi didasarkan
faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang
diisyaratkan dan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.
1. Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi
a. Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada adanya
proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan
tambang minyak dan lain-lain.
b. Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan
pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan
manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan
lain-lain.
c. Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan
produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk
dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari
perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika, perakitan
mobil dan lain sebagainya.
d. Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat tersebut
maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai kegunaan atau merasakan
adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.
e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang
memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data serta
informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang memerlukannya merupakan
jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan
manajemen dan akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.
2. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi
a. Proses produksi terus-menerus (continuous processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang
selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
Ciri-ciri :
1) Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2) Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
3) Mesin bersifat khusus.
4) Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5) Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6) Tenaga kerja sedikit.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8) Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Kebaikan:
1) Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2) Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
3) Biaya tenaga kerja rendah.
4) Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1) Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2) Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3) Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam
perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.
2) Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
3) Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
4) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5) Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
6) Persediaan bahan mentah tinggi.
7) Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan mesin
bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan
uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak mudah terhenti,
walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Kekurangan:
1) Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2) Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4) Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga
kerja dan mempunyai tenaga ahli.
c. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-
putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha
untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi
Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses produksi
dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.
Adapun proses produksi utama meliputi:
a) Proses produksi terus-menerus
b) Proses produksi terputus-putus
c) Proses produksi proses
d) Proses produksi proses yang sama
e) Proses produksi proyek khusus
f) Proses produksi industri berat
Proses produksi bukan utama meliputi:
a) Penelitian
b) Model
c) Prototipe
d) Percobaan
e) Demonstrasi
4. Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi
Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada umumnya untuk
mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a) Proses produksi tipe A
Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap tahap proses
produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah. Dengan demikian
pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang
dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b) Proses produksi tipe B
Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam penyelesaian proses
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari
masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa
tahap tertentu saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam
perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.
c) Proses produksi tipe C
Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C
ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan (assembling).
Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan atau
penggabungan komponen-komponen produk.
d) Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan
menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk
melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
e) Proses produksi tipe E
Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa.
Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam ini
menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses
produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.
Manajemen Proyek Perangkat Lunak
19 Mar
Manajemen Proyek adalah Suatu kegiatan yang meliputi antara lain:
Pengorganisasian Menggerakan Kontroling, Pengawasan
Poyek adalah Suatu Kegiatan Non rtin, di batasai atau ditentukan
1. Hasil yang di inginkan2. Biaya yang telah di tetapkan3. Waktu yang telah di putuskan
Rangkuman Materi Manajemen Proyek
1. 1. Manajemen 1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahanya dalam bahasa indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka kaan di temukan bahwa istilah manajemen mengandung 3 pengertian, yaitu :
1. Manajemen sebagai proses;2. Manajemen sebagai kolektivitas orang – orang yang melakukan aktivitas manajemen;3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda – beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylcopedia of teh Sosial Science dikatakan bahwa manajmen adalah suatu proses dengan manan pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan di awasi.
Selanjutnya Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, Manajemen sebagai kolektivitas orang – orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang – orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science). Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat,
segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan lagi mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu pengetahuan. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenaran.
Menurut G.R. terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang – orang kearah tujuan – tujuan organisasional atau maksud – maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut Marry Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Marry ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang – orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perluu dalam pekerjaan itu., bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja, Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mrncaapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Fungsi – Fungsi Manajemen
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadifungsi – fungsi manajemen, sering pula disebut unsur – unsur manajemen. Fungsi – fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang di inginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
- Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
- Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
- Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
- Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
- Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
- Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut stoner, Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
1. Organizing
Organizing adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
1. Leading
Pekerja Leading meliputi 3 kegiatan yaitu:
- Mengambil keputusan
- Mengadakan komunikasiada saling pengertian antara manajer dan bawahan
- Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang di tetapkan
1. Direction / Commanding
Direction / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingann, saran, perintah – perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melkasanakan tugas masing – masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah di tetapkan semula.
1. Motivating
Motivating atau pemorivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pembarian inspirasi, semangat, dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
1. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
1. Controlling
Controlling atau pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.
1. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegitan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi – fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
1. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
1. Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
1. Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Manajer lini garis pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga – tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menegah (Middle Manager) adalah manajer menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan – kegiatan para manajer lainnya kadang – kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relatif kecil, manager puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
1. 1. Proyek 1. Pengertian Proyek
1. Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencaoau sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat – alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja yang berbeda dari yang biasanya digunkan.
2. Menurut Dr Cleland dan Wr. King (1987), Proyek merupakan gabungan dari sumber daya yang di himpun dalam organisasi sementara untukmencapai suatu tujuan tertentu.
3. “A project is a temporary Endeavor undertaken to accomplish a unique purpose”. Proyek adalah suatu usaha temporer yang dilaksanakan untk mencapai tujuan tertentu.
2. Komponen Proyek 1. Kemampuan
Berhubungan dengan pengetahuan tentang proyek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan.
1. Perangkat bantu
Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek.
1. Proses
Adalah suatu teknisi dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.
1. Syarat Dasar Proyek 1. Pemberian kekuasaan dari yang berwenang untuk membuat batasan proyek;2. Mengajukan usulan untuk menggunakan waktu, waktu dan faktor produksi;3. Mendapatkan persertujuann dari yang berwenang (yang menawarkan proyek);4. Memperoleh kesediaan untuk bekerja sama;5. Adanya keterlibatan dari orang – orang yang berwenang dalam pelaksanaan
proyek;6. Pemberian informasi, terhadap pihak – pihak lain dan pihak – pihak yang terlibat
secara langsung pada proyek.7. Pimpinan proyek diserahi dengan tugas yang terbatas dan wewenang yang sah;8. Adanya pandangan antar departemen dan kemungkinan untuk menggunakan
karyawan baru;9. Adanya alat pengawas dan ruangan;10. Adanya rekan kerja proyek yang memberikann saham (sumbangan) pada
perumusan dan perencanaan proyek.
1. Ciri – Ciri Proyek 1. Sasarannya jelas2. Sasaran diarahkan pada suatu perubahan dan pembaharuan3. Sasaran terjadi hanya satu kali4. Adanya batasan awal dan akhir pelaksanaan proyek5. Proyek bersifat antar disiplin6. Penentuan tanggung jawab yang dibatasi untuk merealisasikan proyek7. Adanya batasan tenaga kerja yang tesedia8. Adanya anggaran dan batasan terhadap biaya – biaya
9. Pertanggungjawaban yang dibatasi untuk merealisasikan proyek
1. Timbulnya Proyek 1. Berasal dari pemerintah, contohnya dalah proyek bendungan, jalan raya, irigasi,
jembatan untuk kepentingan umum dan lain – lain.2. Berasal dari permintaan pasar, hal ini terjadi bila pasar membutuhkan kenaikan
jumlah produk cukup besar sehingga perlu dibangun perluasan fasilitas produksi (pabrik baru).
3. Barsal dari penelitian dan pengembangan mengenhasilkan produk yang sangat besar minatnya sehingga perlu dibangun produksi baru.
4. Berasal dari dalam perusahaan itu sendiri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas produksi agar dapat melayani permintaan pasar maupun mempertinggi daya saing.
1. 2. Kegiatan Rutin Vs kegiatan Non Rutin 1. Kegiatan Rutin
1. Pekerjaan dilakukan berulang – ulang2. Siklus berlangsung dalam jangka panjang3. Intensitas kegiatan relatif sama4. Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam di proyek, hanya di atur dalam
anggaran tahunan.5. Tidak telalu banyak macam kegiatan6. Macam dan Volume sumber daya relatif konstan atau tetap.
1. Kegiatan Non Rutin 1. Kegiatan Non Rutin bersifat Dinamis2. Siklus relatif pendek3. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek berubah – ubah4. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang sudah di
tentukan5. Terdiri dari bermacam – macam kegiatan yang membutuhkan baerbagai disiplin
ilmu6. Kebutuhan sumber daya berubah, baik macam maupun Volume-nya
1. 3. Triple Constraint
Setiap Proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada 3 constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-off Triangle atau Triple Constraint :
- Besarnya Biaya (Anggaran) yang dialokasikan
- Jadwal yang harus dipenuhi
- Mutu yang harus dipenuhi
MANAJEMEN RESIKO
Definisi Resiko
Dapat di tafsirkan sebagai bentukketidak pastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi
nantinya dengan keputusan yang di ambil berdasarkan keadaan saat ini. Menurut Ricky W.
Grifin dan Ronald J. Ebert resiko adalah uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel
dan Jae K. Shim mndifinisikan resiko pada tiga hal :
Keadaan yang mengarah pada sekumpulan hasil khusus, di mana hasilnya dapat di peroleh
dengan kemungkinan yang telah di ketahui oleh pengambil keputusan
Variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variable keuangan lainnya dan
Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja peusahaan atau
posisi keungan, seperti resiko ekonomi, ketidak pastian politik, dan masalh industry.
Definisi Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana sebuah
organisasai menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Tahap – Tahap Melaksanakan Manajemen Risiko
Identifikasi risiko
Mengidentifikasi bentuk – bentuk resiko
Menempatkan ukuran – ukuan resiko
Menempatkan altenatif – alternative
Menganalisis setiap alternative
Memutuskan satu alternative
Melaksanakan alternative yang di pilih
Mengontol alternative yang di pilih
Mengevaluasi alternatife yang di pilih
Tipe Risiko
Risiko murni terdiri dari :
Risiko asset atau fisik
Risiko kariawan
Risiko legal
Risiko spekulatif etrdiri dari :
Risiko pasar
Risiko kredit
Risiko likuiditas
Risiko operasional
Cara menyelesaikan resiko
Saling bekerja sama untuk memetakan Risiko
Saling bekerja sama untuk member solusi dan memilih satu alternative solusi yang terbaik
untuk di jadikan rekomendasi
Dan saling bertangung jawab untuk menyelesaikan hinga selesai
Target deviden yang maksimal dan manajemen resiko
Pihak manajemen perusahaan harus melakukan berbagai tindakan dengan adanya untuk
pencapaian laba perusahaan yaitu :
Meningkatkan angka penjualan dengan membuka dan memperluas pasar
Mencari bahan baku dengan harga yang rendah
Menciptakan produk dengan kualitas yang baik
Memberikan hadiah atau bonus kepada distributor
Menaikkan harga produk
Melakukan efisiensi dan efektifitas dari segi biaya
Hedging
Hedging adalah menukar valuta asing di masa depan dengan mata uang local atau melindungi
uang tersebut dari perubahan nilai tukar.
RISIKO KREDIT
Risiko kredit akan terjadi pada saat pihak kreditur dan debitur melakukan tindakan yang
tidak hati – hati dalam melakukakan keputusan kredit.
Definisi Risiko kredit
Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi, lembaga maupun
pribadi dalam menyelesaiakan kewajiban – kewajiban secara tepat waktu baik pada saat jatuh
tempo maupun sudah jatuh tempo.
Risiko Kredit Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Adapun kedua pengertian di atas adalah
Risiko yang bersifat jangka pendek dimana di sebabkan karena ketidakmampuan suatu
perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama
kewajiban likiuditas
Risiko yang bersifat jangka panjang dimana disebabkan karena ketidak mampuan sbuah
perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat panjang.seperti
penyelesaian proyek hinga tuntas.
Peranan Kredit Risk Management (CRM) Dan Relationship Management (Rm)
Dari kedua hal diatas memeliki tangung jawab masing – masing yaitu :
a. Kredit Risk Management (CRM)
memeliki tangung jawab utama dalam bidang mengendalikan risiko kredit
memeliki tangung jawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang bermasalah
memeliki tangung jawab dalam manajemen portofolio kredit
berfungsi dalam menetapkan suatu sistem ukuran penilaian serta alat analisis yang bisa atau
layak di gunakan
b. Relationship Management (RM)
Pada saat menemukan adanya kredit bermasalah memindahkan pengelolaannya ke bagian CRM
untuk di selesaikan
Pihak RM berfungsi dalam mempertangungjawabkan kelanjutan bisnis / usaha perbankan
Pihak RM saling berkoodinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan berbagai persoalan
penting.
Tugas Komite Kredit
Menurut Dahlan Siamet adapun tugas dari komite kredit adalah
Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar
Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit dan alasan – alasan atas permintaan
tersebut
Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut sesuai dengan sesuai dengan kebijakan
prekeditan bank yang bersangkuatn
Memeriksa kelengkapan – kelengkapan dokumen kredit
Memeiksa konsitensi perlakuan terhadap permohonan kredit
Risiko Kredit Bagi Investor
Mereka yang memeliki surplus financial akan kecendrungan menempatkan dana di
tempat – tempat dalam tempat yang mampu memberi kenyamanan dalam bentuk keuntungan dan
keamanan,seperti tabungan, deposito, dan obligasi.
Pada saat risk kredit timbul ada beberapa permasalahn yang akan di hadapi oleh beberapa
para investor yaitu antara lain ;
Investor akan mengalami keterlambatan penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga atau
capital
Bagi para pemegang obligasi permasalahan terjadi pada saat perusahaan penjual obligasi
sedang berada dalam keadaan bangrut
keterlambatan penerimaan keuntungan dari setiap bunga menyebabkan permasalahan dengan
pihak exstenal.
Definisi Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat perubahan suku bunga yang tejadi
di pasaran yang dapat mempengaruhi bagi pendapatan perusahanaan. Sedangkan menurut
Mashud Ali adalah terjadi sebagai akibat dari terdapatnya mismatched atas maturities pada
interest rate related products di sis aktiva dan pasiva neraca bank.
Suku bunga dan jangka waktu oblgasi suku bunga dari jangka waktu obligasi memeliki
keterkaitan dalam memberikan ketetapan. Untuk ini ada dua bentuk keputusan yang biasa
berlaku atau di tetapkan oleh pemerintah dan perusahaan yaitu : obligasi dengan jangka waktu
pendek dan obligasi dengan jangka waktu panjang.
Risiko Pada Hubungan Obligasi Dan Saham
obligasi adalah suatu surat berharga yang di jual kepada public, di mana di san di
cantumkan beberapa ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku
bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya.
Dampak Perubahan Suku Bunga Bagi Perusahaan
Menurut Mamduh M. Hanafi perubahan tingkat bunga yang menyebabkan perusahaan
menghadapi du tipe risiko yaitu :
risiko perubahan pendapatan pendapatan bersih (hasil investasi di kurangi biaya) berubah yaitu
berkurang dari yang di harapkan
risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga , yaitu berubah karena
lebih kecil (turun nilainya)
Risiko Carry Trade
Risiko carry trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan
cara meminjam dana suatu Negara yang memeliki suku bunga yang rendah dan selanjutnya
membawa dana tersebut untuk di investasikan atau di tanamkan pada negara yang memeliki suku
bunga tinggi, dengan harapan akan memperoleh selisih keuntungan di sana. Kasus crry trade ini
hamper sama dengan hot money (arus dana asing jangka pendek).
Factor Yang Menyebabkan Perubahan Pada Suku Bunga Domestik
Ada tiga factor yang mampu member pengaruh suku bunga domestic pada suatu Negara yaitu :
kondisi ekonomi global
stabilitas ekonomi dalam negeri
stabilitas social politik dalam dan luar negeri
Bila ketiga hal di atas terus tidak mendapat penanganan yang serius dari lembaga yang
berwenang khususnya bank sentral yaitu bank Indonesia maka di perkirakan secara jangka
panjang akan member efek pada stabilitas suku bunga.
Definisi Risiko Operasional
Merupakan sebuah masalah yang bersumber dari internal perusahaan, di mana Risiko ini terjadi
di sebabkan oleh lemahnya system control manajemen yang di lakukan oleh pihal internal
kampus.
Bentuk – Bentuk Risiko Operasinal
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pada terbentuknya operational risk yaitu :
Risiko pada computer
Hal ini terjadi di mana masuknya firus di sebabkan oleh proteksi software yang tidak memadai.
Oleh karena itu, ada beberapa Risiko yang di perkirakan akan timbul di bidang computer :
Terhentinya aktivitas produksi salaam beberapa saat.
Biaya service
Biaya penggantian dalam bentuk pembelian baru beberapa peralatan pabrik.
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja terjadi pada saat suatu perusahaan tidak menerapkan dan memberlakukan suatu
konsep keselamatan dan jaminan kerja sesuai dengan aturan dan kebutuhan yang berlaku
Kesalahan dalam pembukuan secara manual
resiko dalam bidang pembukuan secara manual sebenarnya terjadi karena bebepa sebab :
Pembukuan secara manual ditulis atau dicatak pada umumnya dikertas.
Jika kesalahan dalam catatan pembukuan terjadi maka pemecahan masalahnya dilakukan secara
manual.
Proses penyusunan pembukuan akan dilakukan dengan waktu yang lama sehingga pembukuan
tidak efektif dan efisien.
Setiap pengiriman informasi harus dilakukan melalui kantor pos
Kesalahan pembelian barang dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat
ditukar kembali
Adapun kerugian perusahaan yang ditimbulkan dari hal ini adalah :
Adanya bang yang sudah dibeli dengan harapan dapat terjual amun tidak laku terjual dan tidak
ada perjanjian barang tersebut barang tersebut dapat ditukar.
Pada saat barang sudah terjual namun ternyata ada sisa dan itu tidak bisa ditukar dengan yang
baru.
Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan biaya
Pegawai outsourching
Penempatan pegawai menggunakan konsep ini member pengaruh besar bagi perusahaan baik
secara jangka pendek maupun jangka panjang. Pada saat ini banyak perusahaan menerapkan
sistem outsourching dengan berbagai alas an sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan lebih murah karena perusahaan tinggal menghubungi lembaga penyalur
kerja
Pegawai yang berasal dari outsourching dianggap lebih memiliki kesiapan matang
Perusahaan hanya memiliki dan pertanggung jawab pada lembaga penyalur tenaga kerja
Tidak ada biaya fixed cost yang harus ditanggung dan dipersiapkan
Perusahaan bisa dengan mudah mengganti karyawan tersebut setelah habis masa kontrak
Suatu perusahaan menerima pegawai bersifat outsourching maka ada beberapa resiko yang harus
ditanggung perusahaan yaitu :
Pegawai tersebut bukan pegawai tetap
Rahasia perusahaan selama dia bekerja memungkinkan sekali untuk diketahui oleh publik
luar ketika dia tidak bekerja lagi diperusahan tersebut.
Globalisasi dalam konsep dan produk
Era globalisasi telah memberi perubahan konsep bisnis pada perusahaan dalam sector bisnis baik
financial maupun non financial karena itu perusahaan ditutuntut untuk menerapkan konsep
berbasis global. Untuk menerapkan konsep global tersebut perusahaan harus cepat melakukan
adaptasi dalam menyesuaikan setiap perubahan sekarang ini dengan kondisi realita di
perusahaan.
Oleh karena itu solusi penerapan yang harus diterapkan adalah berpikir,merencanakan,dan
merealisasikan semua aktivitas usaha dengan menerapkan standar-stabdar internasional terutama
yang berhubungan dengan aspek permodalan,regulasi,transparansi atau komunikasi,teknologi
serta kompetensi manajemen dan karyawan.
Biaya untuk risiko operasional
Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat analisa yang mencakup :
Menghitung dan memetakan bentuk risiko yag sedang dan akan di hadapi.
Memperhatikan berapa biaya yang akan dialokasikan.
Memutuskan pembentukan mekanisme.
Memutuskan dari mana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk mendukung penyelesaian
operasional risk.
Risiko operasional dan modal kerja
Adapun Tujuan pembuatan pembukuan dengan metode pemahaman risiko operasional dan
modal kerja adalah :
Dapat dijadikan laporan pertanggung jawaban terhadap pimpinan perusahaan.
Dapat dijadikan sebagai alat prediksi dalam memperkirakan berbagai kebutuhan perusahaan
Sebagai pedoman bagi berbagai pihak yang berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan.
Definisi Risiko Pasar
Merupakan kondisi yang di alami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan
kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan. Resiko pasar sering di sebut juga
sebagai risiko menyeluruh karena sifat umumnya adalah sifat menyeluruh.
Bentuk - Bentuk Risiko Pasar
Risisko pasar secara umum ada 2 :
General market risk (risiko pasar secara umum)
Hal ini di alami oleh semua perusahaan yang di sebabkan oleh suatu kebijakan yang di lakukan
oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memeberi pengaruh bagi semua
sector bisnis.
Specific market risk (risiko pasar secara spesifik)
Suatu bentuk risiko yang hanya di alami secara khusus pada satu sector atau sebahagian bisnis
saja tampa bersifat menyeluruh.
Kategori Yang Masuk General Marketrisk
Ada beberapa sebab yang menimbulkan general market risk yaitu :
Forgein exchange risk
Interest rate risk
Commodity position risk
Equality position risk
Politic risk
Hubungan Foreign Exchange Risk Dan Perbankan
Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang kelebihan dana dan
mereka yang kelebihan dana. Kondisi tejadinya market risk terjadi karena oleh beberapa factor
yang berada di luar kendali perusahaan atau perbankan. Factor tersebut antara lain adalah naik
turunnya suku bunga bank, inflasi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, perubahan nilai
tukar, dll.
Jika mengkaji sebenarnya ada beberapa factor yang menyebabkan pebankan mengalami foreign
exchange risk tersebut yaitu :
Masih lemahnya independensi dalam mengatasi permasalahan foreign exchange risk
Masih lemhnya perangkat dan peraturan perbankan
Masih sering terjadi keputusan pemberian kredit dalam bentuk mata unag asing
Penerimaan deposito mata uang asing ternyata memberatkan perusahaan
Perbankan harus menghindari kebijakan dalam bentuk perlakuan khusus kepada debitor tertentu.
Factor – Factor Yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga Di Pasar
Menurut Masyhud Ali ada enam factor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar
yaitu :
Factor fundamental ekonomi
Terjadinya peristiwa besar dalam ekono I dan politik
Campur tangan financial authorities
Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran
Definisi Risiko Valuta Asing
Risiko valuta asing merupakan risiko yang di sebabkan oleh perubahan kurs valuta asing
di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan pengharapan, terutama pada saat dikonversikan dengan
mata uang domestic.
Menghindari risiko valuta asing
Ada tiga cara yang akan ditempuh oleh suatu perbankan guna menghindari risiko akan ketidak
pastian ini :
Accounting / translation axposure
Melakukan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan pasiva dalam bentuk valas jangka panjang
ke dalam bentuk domestic Negara yang bersangkutan
Transaction expose
Melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan biaya dalam valas dalam pembukuan
yang akan datang
Ekonomik exsposure
Melakukan research dan analisis secara mendalam terhadap ternd kurs vals yang terjadi pada
masa yang akan datang.
Antisipasi perusahaan dalam menghadapi flukuatif valuta asing
Jika suatu perusahaan keterlibatan bisnisnya lebih banyak bersifat domestic maka tentu
maksimalitas cadangannya adalah dalam bentuk mata uang domestic namun kalau bnyak terlibat
dalam bisnis internasional tentu cadangannya dalam bentuk mata uang asing.
Kondisi ini menyebabkan peusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi
keputusan bisnisnya dari kondisi flukuatif yang dapat member dampak kerugian bagi perusahaan
yaitu :
Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing
Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah
Jika ada barang di gudang yang memeliki nilai jual tinggi di pasaran dan jumlah barang tersebut
di anggap tidak efektif
Keuntungan dan kerugian pergerakan valas
Secara umum keuntungan dan kerugian dari pergerakan nilai tukar mata uang asing di perlukan
sebagai berikut :
Transaksi yang melibatkan laba atau rugi
Aktivia dan kewajiban dalam neraca penutupan
Aktiva bersih pada neraca awal
Perbedaan nilai atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing
Semua keuntungan dan kerugian telah di masukkan ke laporan laba rugi
Risiko Investasi Yang Berasal Dari Hot Money
Dikatakan oleh M. Fajar Marta bahwa tingginya kandungan hot money menyimpan
potensi bahaya besar berupa kejatuhan nilai tukar yang amat dalam jika terjadi perbalikan arus
dana secara tiba – tiba dalam jumlah besar.
Alasan Mempergunakan Mata Uang Dolar Amerika Sebagai Kesepakatan Dalam
Transaksi Bisnis
Ada beberapa alasan yang menyebabkan dollar amerika di pergunakan sebagai alat ukur dalam
pembayaran berdasarkan pada berbagai analisa seperti :
Factor kestabilan dollar
Seingnya mata uang dollar di pergunakan sebagai transaksi perdagangan internasional
Factor stabilitas ekonomi Amerika
Akibat Dan Risiko Yang Timbul Pada Saat Dollar Amerika Dipakai Sebagai Media
Transaksi Bisnis
Pada saat berbagai Negara di dunia ini terlibat dalam transsaksi perdagangan internasional
dan kesepakatan internasional dan kesepakatan pembayaran yang di terapkan dalam bentuk dolar
Amerika Serikat ini akan menimbulkan beberapa askes sebagai berikut :
Terjadi peningkatan lalu lintas
Kebutuhan dollar amerika menjadi sesuatu yang dominan
Terjadi fluktuasi dollar amerika
Perbankan harus memeliki cadangan dollar
Kebijakan federal reserve atau bank sentral amerika menjadi sangat penting untuk diamati.
Definisi Risiko Perbankan
Risiko perbankan adalah risiko yang di alami oleh sector bisnis perbankan sebagai bentuk dari
berbagai keputusan yang di lakukan dalam berbagai bidang seperti keputusan penyaluran kredit,
penerbitan kartu kredit,valuta asing, inkaso dan berbagai bentuk keputusan financial lainnya,
dimana itu telah menimbulkan kerugian bagi perbankan tersebut.
Bank devisa dan non devisa
Bank devisa adalah bank yang dapat mengadakan transaksi nasional seperti ekspor dan impor, jual
beli valas, dan segala aktifitas lainnya yang sejenis.
Bank non devisa adalah bank yang di dalam aktifitasnya tidak dapat melakukan transaksi
internasional, namun bank tersebut mampu mengubah bank tersebut menjadi bank devisa asalkan
dapat memenuhi semua syarat yang di tentukan.
Tindakan pemerintah dalam mengatasi perbankan bermasalah
Ada tiga tindakan yang akan di ambil adalah :
Pembinaan
Tindak lanjut pengawasan bank
Likiudasi bank
Kebijakan Bank Dalam Menghindari Risiko
Dalam hal ini ada empat risiko yang perbankan yang di tetapkan atau di syaratkan oleh Bank
Indonesia untuk di kelola yaitu :
Risiko kredit
Risiko pasar
Risiko pasar terbagi menjadi dua yaitu risiko nilai tukar dan risiko tingkat bunga
Risiko operasional
Risiko likuiditas
Pengawasan Perbankan Sebagai Bagian Menghindari Risiko
Dalam menciptakan kondisi perbankan yang baik dan tegas serta meneapkan prinsip – prinsip
GCG (good corporate govermance / tata kelola perusahaan yang baik)
Secara umum pengawasan pada lembaga perbankan ada dua yaitu :
Pengawasan yang di lakukan oleh internal perbankan
Pengawasan yang di lakukan oleh eksternal perbankan
Kemudian ada dua bentuk pemeriksaan secara umum yaitu :
Pemeriksaan umum dan
Periksaan khusus
Antisipasi Perbankan Dalam Menghadapi Tindak Pidana Perbankan
Ada beberapa tindakan strategis yang di lakukan oleh dalam upaya mengatasi terjadi tindak
pidana di bidang perbankan antara lain ;
General awareness
Seluruh pegawai bank harus mempunyai kendaraan tentang kemungkinan terjadinya kejahatan
berikut implikasinya serta bagaiman hal tersebut bias terjadi
Good understanding
Pemahaman tentang perlunya pedoman standar pengawasan dan pengamanan terhadap kejadian
kejahatan perbankan
Risk assessment
Terjadinya kejahatan pada penilaian resiko bisnis.
Dynamic prevention
Pengawasan yang berfungsi sebagai alat utama mengatasi hambatan dalam pencapaian tujuan
Proactive detection
Organisasi perlu memahami kejahatan yang timbul secara proaktif dalam hal terjadi kejahatan
dan cara menanganinya
Investigation
Setiap bank harus memeliki tim investigasi yang mampu melakukan investigasi atas suatu kasus
yang terjadi.
Memperhitungkan Biaya Risiko
Ada dua cara yang di pergunakan yaitu ;
Dengan cara mengkaji berapa angka kredit macet dengan fakta yang terjadi
Melihat beberapa angka pinjaman yang menghapusbukukan berapa rata – rata angka residunya.
RISIKO LIKUIDITAS
Risiko likuiditas adalah bentuk risiko yang di alami oleh suatu perusahaan karna
ketidakmampunnaya membayar kewajiban dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang risiko likuiditas dapat di lakukan dengan
menganalisis kondisi kemampuan suatu perusahaan yang dapat di lihat dari segi yaitu :
Analisis arus kas
Analisis kewajiban jangka pendek
Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek
Sebab – sebab tejadinya risiko likuiditas
Ada beberapa sebab yang melatar belakanginya :
Uang perusahaan yang berada posisi extreme leverage
Jumlah utang dan berbagai tagiahn yang dating di saat jatuh tempo sudah sangat besar
Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehinga mengakibatkan kerugian
jangka pendek dan panjang
Kepemilikan asset peusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan yaitu banyak
asset yang di jual dan tidak dapat mengembalikan asset perusahaan
Hubungan Likuiditas Dan Solvabilitas
Likuditas adalah Kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
tepat waktu.
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang – utang yang jatuh
tempo secaa tepat waktu atau tidak tepat.
Dalam permasalahan likuiditas dan solvabilitas ini, dalam prespektif investor ada hubungan
antara likuiditas dan solvabilitas yang dapat di jadikan ukuran untuk melihat risiko suatu
perusahaan yaitu ;
Liquid dan solvable
Di mana suatu perusahaan dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik, karena ia mampu melunasi
kewajiban – kewajibannya.
Liquid dan insolvabl
Suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak memeliki keseimbangan financial secara
baik,likuiditas dianggap sehat dan solvabilitas kemampuan perusahaan membayar utang –
utangnya
Liquid dan solvable
Suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak mampu lagi keseimbangan financial baik,terjadi
karena likuiditas sudah tidak sehat lagi atau pihak manajemen
Keunggulan Analisa Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap analisa rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut ;
Rasio merupakan angka – angka ikhtiar statistic yang mudah di tafsirkan
Merupakan penganti yang lebih sederhana dari semua informasi
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain
Sangat bermamfaat untuk bahan dalam mengisi model – model pengabilan keputusan dan model
pediksi
Menstandarisir size perusahaan
Mudah membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain
Kelemahan Analisa Rasio Keungan
Kelamhan dengan dipergunakannya analisa rasio keuangan yaitu
Memberikan pengukuran yang relative terhadap kondisi suatu perusahaan
Analisa rasio di jadikan sebagai peringatan awal bukan kesimpulan akhir
Setiap data yang di peroleh dan dipergunakan dalam menganalisa besumber dai laporan keuangan
perusahaan
Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artificial
Solusi Mengatasi Rasio Keuangan
Yaitu dengan mengadakan reconcilitation atas berbagai bentuk keadaan pokok. Arti yang
digunakan disini adalah menyelesaikan perbedaan antara dua pos dan apa yang akan
menyebabkan perbedaan itu terjadi
Solusi untuk mengatasi risiko likuiditas
Ada beberapa yang dapat diberikan agar suatu perusahaan terhindar dari risiko likuiditas yaitu ;
Melakukan pinsip keuangan dengan kehati – hatian
Menepatkan setiap keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi
Menghindari keputusan tang berhubungan dengan keuntungan yang bersifat jangka pendek
Memperhatikan dan mengamati setiap kebijakan moneter
Pihak menajemn perusahaan sebaiknya memahami kondisi mikro dan makro ekonomi secara baik
Menurunkan harga pada barang yang susah di jualmelakukan pernaikan dan pengendalian
produksi
Menghindari operasi luar negri di Negara beresiko tinggi
RISIKO FRAUD
Risiko fraud adalh risiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau intuisi karena fakto
terjadinya tindakan kecurangan yang di sengaja. Baik keugian materi maupun non materi.
Bentuk – Bentuk Fraud
Perkembangan fraud adalah sejaln dengan semakin banyaknya aktifitas kehidupan. Sukrisno
Agoes mengatakan bahwa kekeliruan dan kecurangan bisa terjadi dalam berbagai bentuk antara
lain :
Intentainol error (sesuatu yang di sengaja )
Untentional error (kecurangan kerja sama atau kelompok )
Collusion ( kecurangan bersama yang merugikan orang ketiga)
Intentional misrepresentation (saran yang benar)
Negligent misrepresentation (pernyataan salah oleh seseorang)
White coller crime (kejahatan oleh orang – orang yang berdasi )
Sebab – Sebab Suatu Fraud Bisa Terjadi
Sebab timbulnya fraud adalah terjadi dari individu itu sendiri seperti factor ketidak
stabilan emosional atau kurangnya kemampuan control yang mendalam dari pihak yang
bersangkutan.
Bentuk Fraud Pada Earnings Management
Merupakan suatu tndakan yang mengatur laba sesuai dengan kehendak oleh pihak tertentu
atau terutama oleh manajemen perusahaan. Secara akuntansi beberapa faktor yang menyebabkan
perusahaan melakukan earnings management adalah :
Standar akuntansi keuangan memberikan fleksibilitas management untuk memeilih prosedur dan
metode akuntansi
SAK memberikan fleksibilitas kepad pihak manjemen dapat mengunakan judgement dalam
menyusuri estimasi
Pihak manajemen perusahaan memberikan kesempatan untuk merekayasa transaksi dengan car
mengeser pengukuran biaya dan pendapatan
Beberapa Solusi Untuk Mencegah Terjadinya Risiko Fraud
Ada beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan yaitu :
Tingkatkan pengendalian interen yang terdapat pada perusahaan
Lakukan seleksi pegawai secara tepat
Tingkatkan keadaan internal audit department
Imbalan memedai untuk seluruh pegawai
Lakukan pembinaan rohani
Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing
RISK AND RETURN
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan individu dan intuisi dari hasil
kebijakan investasi yang dilakukan.
Definisi dari return and risk adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, intuisi, dan individu
dalam keputusan intuisi baik kerugian maupun dan keuntungan dalam suatu periode akutansi.
Sumber – sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu intuisi
Menurut Eduardus tandellilin ada beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko
investasi. Sumber – sumber tersebut antara lain :
Risiko suku bunga Risiko Bisnis
Risiko pasar Risiko Inflasi
Risiko inflasi Risiko Nilai Tukar
Systematic Risk, Unsystematic Risk, Dan Total Risk
Systematic risk, Merupakan risiko yang tidak dapat diveresifikasikan atau mempengaruhi secara
menyeluruh
unsystematic risk yaitu risiko yang tidak sistematis yaitu yang hanya membawa dampak bagi
perusahaan yang terkait saja
total risk merupakan gabungan dari Systematic risk dan unsystematic risk. Adapun rumus untuk
menghitungnya adalah
Total Risk = Unsystematic Risk + Systematic Risk
Alternative – Alternative Menghindari Risiko
Alternative yang di ambil adalah yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah
nantinya.
Mengelola Risiko
Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dilakukan dengan empat cara :
memperkecil risiko
mengalihkan risiko
mengontrol risiko
pendanaan risiko
Hubungan Karakteristik Dengan Risk And Return
Karateristik dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
takut pada risiko atau risk avoider
hati – hati pada risiko atau risk indifference
suka pada risiko atau risk seeker atau risk lover
Pengambilan Keputusan Dalam Ebagai Sisi
Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan keputusan namun secara umum
dapat di bagi menjadi tiga :
kondisi pasti
kondisi tidak pasti
kondisi konflik
PERAN ASURANSI SEBAGAI PENGALIH RISIKO
asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi
bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Bedasarkan pengertian tersebut asuransi
mengandung empat unsure yaitu :
pihak tertanggung
pihak penangung
sesuatu peristiwa yang tak tantu
kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tentu
Mamfaat Asuransi
ada beberapa mamfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau intuisi masuk ke asuransi
yaitu :
asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko
sebagai pihak penganti kerugian
mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung
menghasilkan tingkat produksi
memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil
Syarat – Syarat Suatu Risiko Dapat Di Asuransikan
menurut Harman Darmawi ada enam syarat yang harus di tempuh yaitu
kerugian potensial cukup besar
probabilitas potensial cukup besar
keugian bersifat kebetulan
kerugian tertentu
terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama
peran asuransi swasta dan pemerintah dalam perspektif manajemen risiko
asuransi milik swasta memeliki tanggung jawab yang kecil, dan asuransi milik pemerintah
memeliki tanggung jawab yang lebih besar
kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi
menurut Soeisno Djojosoedarso ada beberapa kondisi yang memungkinkan berkembangnya
usaha asuransi, kondisi tersebut antara lain :
sistem ekonomi masyarakat terbentuk perekonomian bebas
masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry
peraturan perundang – undangan sudah terorganisasi denagn baik.
BENTUK RISIKO PADA BERBAGAI SECTOR BISNIS
Sector Bisnis Pertanian Dan Perikanan
Adapun bentuk risiko yang akan di alami pada sector bisnis ini adalah
produk yang dimiliki dapat mengalami pembusukan
harus memeliki tempat penyimpanan yang aman
pada produk perikanan harus mampu menghindari masuknya bakteri
membutuhkan pengulangan dalam penyediaan parstisida
membutuhkan perawatan yang insentif
naik turunnya harga pupuk akan berpengaruh pada nilai harga jual
pada sector pertanian sangat berhubungan erat dengan kondisi dan situasi cuaca
risiko perubahan iklim global
Sektor Bisnis Peternakan
Meliputi :
BPS dalam melakukan perhitungan produksi pada sektor ini didasarkan pada :
Data pemotongan.
Selisih stok atau perubahan populasi.
Ekspor netto.
Karakteristik peternakan rakyat :
Skala usaha kecil dan modal terbatas.
Tekonologi sederhana dan pengelolaan tradisional.
Padat karya dan berbasis keluarga serumah.
Produktivitas dan mutu produk rendah serta tidak baku.
Usaha peningkatan produksi dilakukan dengan :
Intensifikasi.
Ekstensifikasi
Diversifikasi
Perbaikan mutu
Sektor Bisnis Minyak Dan Gas (Oil And Gas)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Sangat mengutungkan factor utama adalah energy
Factor bahan tegantung kondisi alam
harus menemukan sumur migas yang baru apabila habis
Sektor Bisnis Konstruksi
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Naik turun harga barang kontruksi
Mengamati kebijakan ekonomi
Pengurusan izin membutuhkan waktu lama
Memahami kondisi cuaca
Sektor Bisnis Makanan Dana Minuman (Food And Beverage)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Produk memeliki masa kadaluarsa
Produk dihasilkan tergantung alam
Harus memeliki cadangan cukup
Sektor Bisnis Tobacco Manufacturess (Pabrik Rokok)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Keluarnya undang – undang baru
Kampanye anti rokok
Rokok yang di tawarkan harus memeliki cita rasa
Sektor Bisnis Asuyransi Dan Perbankan (Insurance And Banking)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Sering terjadi klaim
Factor ketidak jujuran
Keputusan pengalokasian dana
Sektor Bisnis Real Estate Dan Property
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Naik turun harga material
Kredit macet perumahan
Demonstrasi buruh tentang gaji
Sektor Bisnis Perhotelan
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Pajak di tanggung bersifat hidup
Naik turun pengunjung
Sektor Bisnis Travel Agency (Agen Perjalanan)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Pemilik angkutan tariff harga yang di tentukan
Pembeli tiket mengalami lonjakan
Sektor Bisnis Angkutan Darat, Laut Dan Udara (Transportation Business)
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Naik turun harga bahan bakar
Biaya bagi ijin trayek
Sektor Bisnis Tekstil
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Mengikuti trend dan mode
Produk ketinggalan jaman di anggap tidak laku
Sektor Bisnis Retail, Supermarket, Toserba Dan Mini Market
Adapun bentuk risiko yang di rasakan dalam sector ini adalah :
Produk yang di pakai hingga konsumen akhir
Bisnis retail berkembang dengan cepat
Terjadinya kebakaran dan bencana lainnya.
ANALISIS SWOT DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN RISIKO
Definisi Swot
Swot adalah singkatan dari strenghts (kekuatan), weakness (kelemahan), oppurtunities
(peluang), threats(ancaman). Analisa swot di event organizer dan event organizer ultah adalah
alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi
kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
Kekuatan Dan Kelemahan
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan event, kita harus mencermati isu-isu dalam
organisasi yang mempengaruhi kemampuan kita menjual event ke pasar dan sponsor. Wilayah
penting yang perlu digali adalah persepsi dari si event organizer dan event organizer ultah itu
sendiri terhadap suatu event. Jika event organizer anak atau organizer anak kita memandang
event tersebut sebagai perioritas dan peluang untuk meningkatkan profil eo, maka event tersebut
menjadi sebuah kekuatan. Namun jika kita memandang event tersebut sebagai pemborosan
sumber daya, maka event tersebut menjadi kelemahan.
Peluang Dan Ancaman
Langkah selanjutnya adalah menganalisa semua faktor di luar organisasi yang mungkin
mempengarhi event organizer anak atau organizer anak kita. Analisa eksternal ini akan
membantu kita mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait dengan event.
Model Analisis Swot
Adapun cara yang akan di lakukan adalah :
o Menyiapkan sesi SWOT.
o Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
o Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
o Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
o Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT bukanlah akhir dari proses. Untuk memanfaatkan sepenuhnya alat ini,
anda perlu menentukan rencana tindak lanjut. Juga alat ini cenderung berdasarkan pada pendapat
dan indikator-indikator kualitatif dan belum tentu pada kenyataan.
KONSEP DASAR
Pengiriman PL terlambat dikirimkan disebabkan :
1. Batas waktu yg tdk realistis karena dibuat oleh orang diluar kelompok RPL
2. Perubahan kebutuhan pelanggan yg tdk tercemin dlm perubahan jadwal
3. Memandang rendah jumlah usaha & / sumber –sumber daya yg dibutuhkan dlm
melakukan pekerjaan
4. Resiko yg dapat diramalkan & / tidak dpt diramalkan yg tidak dipertimbangkan
pada proyek tersebut
5. Kesulitan teknis & manusia yg tidak dapat dilihat sebelumnya
6. Kesalahan komunikasi di antara staff proyek yg mengakibatkan penundaan
proyek
7. Kegagalan manajer proyek untuk mengetahui bahwa proyek sudah ketinggalan
dari jadwal yg ada & kurang tindakan dlm memecahkan masalah tersebut
Tindakan yg dilakukan dlm menghadapi keterlambatan jadwal proyek yaitu :
I. Lakukan perkiraan lengkap berdasarkan data dari proyek yg lalu . Tentukan
usaha yg diperkirakan & durasi untuk proyek tersebut
II. Dgn metode Inkremental, kembangkan suatu strategi pengembangan yg akan
menyampaikan fungsionalitas kritis dgn batas waktu ditentukan tetapi
tundalah fungsionalitas & dokumentasikan rencana tersebut.
III. Komunikasikan dengan pelanggan, jelaskan mengapa jadwal tidak realistis.
Lakukan pencatatan bahwa semua perkiraan yg ada pada kinerja proyek &
tunjukan % peningkatan yg dibutuhkan untuk mencapai batas waktu yg ada
IV. Menawarkan strategi pengembangan incremental sebagai alternatif
Penjadwalan proyek pengembangan PL dapat dilihat dari :
A. Tanggal akhir pelepasan sistem berbasis komputer yg telah dibuat &
organisasi PL dibatasi dlm mendistribusikan kerja di dlm batas waktu yg telah
ditentukan
B. Penjadwalan PL mengasumsikan bahwa batasan kronologis secara umum
telah dibicarakan tetapi batas akhir ditentukan oleh organisasi PL
Prinsip dasar menentukan jadwal proyek PL :
1. Pembagian 1. Batasan tanggungjawab
2. Saling ketergantungan 2. Batasan keluaran
3. Alokasi waktu 3. Kejadian penting yg
4. Validasi kerja ditentukan
7.2 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA & KERJA
Bila suatu proyek mengalami keterlambatan jadwal yg ditetapkan maka akan
menambah programmer untuk mengejar ketinggalan tersebut. Saygnya,
penambahan orang pada akhir proyek sering menjadi bencana menyebabkan
jadwal menjadi lebih terlambat lagi. Karena orang ditambah akan mempelajari
sistem yg telah ada & orang yg mengajari mereka adalah orang yg se&g bekerja
pada proyek tersebut sehinnga tidak bisa mengerjakan pekerjaannya. Waktu untuk
mempelajari sistem mengakibatkan meningkatnya jalur komunikasi sehingga
membutuhkan kerja tambahan & tambahan waktu proyek.
7.3 MENENTUKAN SERANGKAIAN TUGAS UNTUK PROYEK PL
Rangkaian tugas adalah sekumpulan tugas kerja RPL, pondasi, &
kemampuan penyampaian yg harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah
proyek tertentu serta memberikan disiplin yg cukup untuk mencapai kualitas PL yg
tinggi.
Tipe proyek PL adalah
1. Consept Development Project, untuk mencari konsep bisnis yg baru / aplikasi
dgn teknologi baru
2. New Aplication Development Project, dilakukan sbg konsekunsi permintaan
pelanggan khusus
3. Aplication Enhancement Project, PL yg ada mengalami modifikasi utama
dari fungsi, kinerja / interface yg dapat diamati oleh pemakai akhir
4. Aplication Maintenance Projects, dilakukan untuk membetulkan,
menyesuaikan / memperluas PL yg ada dgn cara tidak begitu jelas
5. Reengineering Projects, membagun sistem yg ada (warisan) secara
keseluruhan / sebagian
4 Tingkat kekakuan proyek didefinisikan :
I. Casual
Semua aktivitas kerangka kerja diaplikasikan tetapi hanya kumpulan tugas minimum yg dibutuhkan. Secara umum, tugas pelindung diminimalkan & kebutuhan dokumentasi dikurangi
II. Structured
Kerangka kerja proses akan diaplikasikan untuk proyek ini. Aktivitas kerja dan
tugas-tugas yg berhubungan disesuaikan dengan tipe proyek yg akan
diaplikasikan & diperlukan aktivitas pendukung untuk memastikan kualitas
tinggi
III.Strict
Proses sepenuhnya akan diaplikasikan pd proyek ini dgn tingkat displin yg akan
menjamin kualitas tinggi. Semua aktivitas pelindung akan diaplikasikan &
didokumentasikan yg baik akan dihasilkan
IV. Quick Reaction
Kerangka kerja proses akan diaplikasikan untuk proyek ini, tetapi karena situasi
darurat, hanya tugas-tugas penting untuk memelihara kualitas baik yg akan
diaplikasikan. Back filling (mengembangkan serangkaian dokumentasi
kengkap, melakukan kajian tambahan) akan diselesaikan setelah aplikasi
disampaikan pd pelanggan
7.4 Menentukan Kriteria Adaptasi
Untuk menentukan derajat kekakuan yg direkomendasikan di mana proses PL
akan diaplikasikan. Kriterianya adalah:
1. Ukuran proyek
2. Jumlah pemakaian potensial
3. Misi kekritisan
4. Umur Aplikasi
5. Stabilitas kebutuhan
6. Mudahnya komunikasi pelanggan/pengembang
7. Kematangan teknologi yg dapat diaplikasikan
8. Batasan unjuk kerja
9. Karakteristik embedded / non embedded
10.Staffing Proyek
11.Interoperabilitas
12.Faktor Perekayasaan kembali
Kreteria diatas diberi kisaran dari 1 sampai 5.
1 = mewakili sebuah proyek yg dibutuhkan sub-kumpulan kecil dari tugas proses
& metodologi keseluruhan serta dokumentasi minimal
5 = mewakili sebuah proyek dimana serangkaian tugas proses lengkap harus
diaplikasikan & metodologi keseluruhan serta dokumentasi substansial
7.5 PERHITUNGAN NILAI TASK SET SELECTOR (TSS)
Langkah-langkah menghitung nilai TSS :
1. Kajilah masing-masing kriteria adaptasi dlm sub bab 7.5 & tetapkan angka
yg sesuai (1 s/d 5) berdasarkan karakteristik proyek
2. Kajilah factor pembobotan yg ditetapkan (0,8 s/d 1,2) & bila diperlukan
dapat diubah sesuai dengan keperluan proyek
3. Hasil produk = angka x factor pembobot x entry point multiplier
4. Entry point multiplier berharga 0 & 1 berarti relevansi kreteria adaptasi
dengan tipe proyek
5. Hitunglah rata-rata dari semua entri pada kolom produk & tempatkan pada
ruang yg ditandai TSS. Harga ini digunakan untuk memilih kumpulan tugas
yg paling sesuai bagi proyek anda.
7.6 Interpretasi Harga TSS & Pemilihan Kumpulan Tugas
Tabel 7.2 Harga TSS
TASK SET SELECTOR (TSS) Tingkat Kekakuan
TSS < 1,2 Casual
1,0 < TSS <3,0 Structured
TSS > 2,4 Strict
Overlap antara harga TSS dari kumpulan tugas yg disetujui dengan
kumpulan tugas lain dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa batasan yg tajam
tidak mungkin ditentukan pada saat memilih kumpulan tugas.
Dlm analisis akhir, harga TSS, pengalaman masa lalu, & aturan umum harus
difaktorkan ke dlm pilihan kumpulan sebuah proyek.
Contoh dapat dilihat pada tabel 7.3 dimana proyek tipe proyek adalah new
application development (Ndev).
Harga TSS produk adalah 2,6 maka manajer memilih pilihan pemakaian
terbaik dari test set structured maupun strict.
Keputusan akhir diambil setelah semua factor proyek dipertimbangkan.
7. 7 MEMILIH TUGAS TUGAS RPL
Proyek pengembangan konsep dididekati dengan menerapkan tugas-tugas
utama berikut ini :
1. Penentuan ruang lingkup konsep dilakukan scr menyeluruh
2. Perencanaan konsep pendahuluan membangun kemampuan organisasi untuk
melakukan kerja yg diimplentasi oleh ruang lingkup proyek
3. Perkiraan risiko teknologi mengevaluasi risiko yg berhubungan dgn teknologi
yg diimplementasikan sebagai bagian dari ruang lingkup proyek
4. Bukti dari konsep mendemontrasikan viabilitas sebuah teknologi baru dlm
konteks perangkat lunak
5. Implementasi konsep mengimplementasikan representasi konsep dengan cara yg
dapat dikaji oleh seorang pelanggan & digunakan sebagai pemasaran pd saat
konsep harus dijual ke pelanggan / manajemen lain
6. Reaksi pelanggan terhadap konsep mengumpulkan umpan balik tentang konsep
& target sebuah teknologi baru yg mengkhususkan pd aplikasi pelanggan
Tim perangkat lunak harus memahami apa yg harus dilakukan (ruang llingkup),
tim/manajer hrs menentukan apakah ada orang yg dapat mengerjakannya
(perencanaan), menentukan risiko sehubungan dengan kerja tersebut (estimasi
risiko), membuktikan teknologi dengan berbagai cara (pembuktian konsep),
mengimplementasian proyek dgn prototaping sehingga dpt dievaluasi oleh
pelanggan (konsep impelentasi & evaluasi pelanggan) , bila konsep dapat
dipercaya maka dihasilkan versi produksi.
7.8 PENYARINGAN TUGAS-TUGAS MAYOR
Jadual mikroskopik harus disaring untuk menghasilkan jadual proyek
lengkap, penyaringan dimulai dengan mengambil setiap tugas utama & melakukan
dekomposisi terhadap tugas tersebut kedlm serangkaian sub tugas .
7.9 MENENTUKAN JARINGAN TUGAS
Jaringan tugas merupakan representasi grafik dari aliran tugas sebuah proyek
& digunakan sebagai mekanisme untuk seluruh rangkaian & ketergantunagn tugas
merupakan input bagi suatu alat bantu penjadual proyek secara otomatis.
Manajer proyek harus tanggap terhadap jalur kritis. Dapat dilihat pada gambar 7.3.
7.10 PENJADUALAN
Teknik kajian & evaluasi program (PERT) & metode jalur kritis (CPM) adalah
dua metode penjadualan proyek yg dapat diaplikasikan pd pengembangan
perangkat lunak. Kedua teknik dikendalikan oleh informasi yg sudah dikembangan
pd aktifitas perencanaan proyek sebelumnya :
1. Estimasi kerja
2. Dekomposisi fungsi produk
3. Pemilihan tipe proyek & rangkaian tugas
Kesaling-ketergantungan antara tugas-tugas dpt ditentukan dgn menggunakan
sebuah jaringan tugas, kadang-kadang disebut Struktur Perincian Kerja (WBS)
ditentukan untuk produk sebagai satu kesatuan / untuk fungsi individual.
Baik PERT & CPM menyediakan piranti kuantitatif yg memperbolehkan
perencanan perangkat lunak untuk
1. Menentukan jalur kritis – rantai tugas yg menentukan durasi proyek
2. Membangun estimasi waktu yg paling mungkin bagi tugas-tugas individual dgn
menerapkan model statistik
3. Menghitung batas waktu yg membatasi suatu jendela waktu untuk suatu
tugas tertentu
Riggs menggambarkan waktu batas yg penting dimana
4. Suatu tugas dapat dimulai ketika semua tuags sebelumnya sudah diselesaikan
dalam waktu yg paling pendek yg mungkin
5. Waktu paling lambat untuk menginisiasi tugas sebelum waktu penyelesaian
proyek minimum ditunda
6. Penyelesaian paling awal – jumlah dari waktu mulai paling awal dari durasi
tugas
7. Selesai paling akhir – jumlah dari waktu mulai paling lambat ditambah ke
durasi tugas
8. Total float – jumlah waktu surplus / waktu ekstra yg diperbolehkan dalam
penjadual tugas sehingga jalur kritis jaringan terjada sesuai jadual
I. IAGRAM TIMELINE
Dalam membuat jadual proyek PL, perencana memulainya dgn serangkaian
tugas , bila piranti otomatis digunakan, rincian kerja dimasukkan sbg sebuah
jaringan tugas / outline tugas.
Kemudian kerja, durasi, & tanggal mulai dimasukkan bg setiap tugas dan tugas-
tugas dapat ditentukan bagi individu-individu tertentu.
Dengan input tersebut terbentu diagram timeline atau gantt. Contoh dapat
dilihat pada gambar 7.4
Batang horizontal adalah menunjukkan durasi dari masing-masing tugas
Bila ada batang ganda pada saat yg sama pd kalender, tugas-tugas konkuren
diimplikasikan.
Tanda diamond menunjukkan kejadian penting.
Hasilnya adalah tabel proyek mementukkan tanggal dimulai dan berakhirnya baik
yg direncanakan maupun yg sesungguhnya.
II. ENELUSURAN JADUAL
Penelusuran jadwal dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Mengadakan pertemuan status proyek scr periodic di mna anggota tim
melaporkan masalah & kemajuannya
2. Mengevaluasi hasil kajian yg dilakukan pd keseluruhan proses RPL
3. Menentukan apakah kejadian penting proyek formal (tanda diamond) telah
dikerjakan sesuai tanggal yg dijadualkan
4. Membandingkan tanggal mulai actual dengan tanggal mulai yg direncanakan
bg setiap tugas proyek yg ditulis dlm tabel
5. Pertemuan scr informal dgn para pelaksana untuk mendapatkan perkiraan
kemajuan subjektif mereka tanggal dan masalah di masa mendatang
Teknik pelacakan , biasanya dilakukan oleh manajer proyek yg
berpengalaman.
Kontrol digunakan oleh manajer proyek PL untuk menjalankan sumber-sumber
daua proyek, menyelesaikan masalah, mengarahkan staf proyek.
Bila proyek berjalan baik kontrol menjadi langgor tetapi bila sebaliknya maka
kontrol diperketat dan focus ditekankan pd area masalah.
Pada tekanan batas waktu yg berat, manajer proyek menggunakan metode time
boxing yaitu setiap tugas disesuaikan dgn mengerjakan scr backward dari tanggal
penyampaian untuk pertambahan tsb yg dibatasi batas waktu yg ditambah 10 %
bila sudah sampai pd batas waktu maka pekerjaan berhenti dan dimulai dgn
pekerjaan baru.
7.13 RENCANA PROYEK
Rencana proyek PL diproduksi pada titik puncak tugas-tugas perencanaan
yang memberikan biaya dasar dan informasi penjadualan yg dipakai pd
keseluruhan proyek.
Rencana proyek digunakan kepentingan orang yg berbeda berupa dokumen singkat
yaitu :
1. Mengkomunikasikan ruang lingkup & sumber-sumber daya kpd manajer PL
2. Menentukan risiko & mengusulkan teknik manajemen risiko
3. Membatasi biaya & jadual untuk keperluan pengkajian
4. Memberikan pendekatan yg menyeluruh kpd pengembangan PL bagi orang-
orang yg berhubungan dg proyek tersebut
5. Menguraikan bagaimana kualitas akan dijamin & perubahan akan dilakukan
JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK
Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance / SQA) adalah aktivitas pelindung yang
diaplikasikan pada seluruh proses perangkat lunak.
SQA meliputi :
Pendekatan manajemen kualitas.
Teknologi rekayasa perangkat lunak yang efektif (metode dan piranti).
Kajian teknik formal yang diaplikasikan pada keseluruhan proses perangkat lunak.
Strategi pengujian multitiered (deret bertingkat).
Kontrol dokumentasi perangkat lunak dan perubahan yang dibuat untuknya.
Prosedur untuk menjamin kesesuaian dengan standar pengembangan perangkat lunak (bila dapat
diaplikasikan).
Mekanisme pengukuran dan pelaporan.
A. KONSEP KUALITAS
1. Kualitas
American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai “sebuah karakteristik atau atribut
dari sesuatu.” Sebagai atribut dari sesuatu, kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur,
sesuatu yang dapat kita bandingkan dengan standar yang sudah diketahui, seperti panjang, warna, sifat
kelistrikan, kelunakan, dsb. Tetapi perangkat lunak, yang sebagian besar merupakan entitas intelektual,
lebih menantang untuk dikarakterisasi daripada objek fisik.
Pengukuran karakteristik program benar-benar ada. Properti tersebut mencakup kompleksitas
siklomatik, kohesi, jumlah function point, baris kode, dll.
Bila kita mengamati sebuah item dengan didasarkan pada sifat pengukurannya, ada dua jenis kualitas
yang ada, yaitu kualitas desain dan kualitas konformansi.
Kualitas desain mengacu pada karakteristik yang ditentukan oleh desainer terhadap suatu item
tertentu. Nilai material, toleransi, dan spesifikasi kinerja, semua memberikan kontribusi terhadap
kualitas desain. Karena material dengan nilai yang lebih tinggi digunakan dan toleransi yang lebih ketat
serta tingkat kinerja yang lebih baik ditentukan, maka kualitas desain dari suatu produk bertambah, bila
produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Kualitas konformansi adalah tingkat dimana spesifikasi desain terus diikuti selama pembuatan. Semakin
tinggi tingkat konformansi, semakin tinggi tingkat kualitas konformansi.
2. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas merupakan serangkaian pemeriksaan, kajian, dan pengujian yang digunakan pada
keseluruhan siklus pengembangan untuk memastikan bahwa setiap produk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
Kontrol kualitas mencakup loop (kalang) umpan balik pada proses yang menciptakan produk kerja.
Kombinasi pengukuran dan umpan balik memungkinkan kita memperbaiki proses bila produk kerja yang
diciptakan gagal memenuhi spesifikasi mereka. Pendekatan tersebuut memandang kontrol kualitas
sebagai bagian dari proses pemanufakturan.
3. Jaminan Kualitas
Jaminan kualitas terdiri atas fungsi auditing dan pelaporan manajemen.
Tujuan jaminan kualitas untuk memberikan data yang diperlukan oleh manajemen untuk
menginformasikan masalah kualitas produk, sehingga dapat memberikan kepastian dan konfidensi
bahwa kualitas produk dapat memenuhi sasaran.
4. Biaya Kualitas
Biaya kualitas menyangkut semua biaya yang diadakan untuk mengejar kualitas atau untuk
menampilkan kualitas yang berhubungan dengan aktivitas. Studi tentang biaya kualitas dilakukan untuk
memberikan garis dasar bagi biaya kualitas yang sedang digunakan, untuk mengidentifikasi
kemungkinan pengurangan biaya kualitas serta memberikan basis perbandingan yang ternormalisasi.
Biaya kualitas dapat dibagi ke dalam biaya-biaya yang dihubungkan dengan pencegahan, penilaian, dan
kegagalan.
Biaya pencegahan meliputi :
Perencanaan kualitas
Kajian teknis formal
Perlengkapan pengujian
Pelatihan
Biaya penilaian meliputi aktivitas untuk memperoleh wawasan mengenai kondisi produk “pertama kali”
pada masing-masing proses.
Contoh biaya penilaian meliputi :
Inspeksi in-proses dan interproses
Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
Pengujian
Biaya kegagalan adalah biaya yang akan hilang bila tidak ada cacat yang muncul sebelum produk
disampaikan kepada pelanggan. Biaya kegagalan dapat dibagi lagi ke dalam biaya kegagalan internal
dan eksternal.
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang diadakan bila kita mendeteksi suatu kesalahan dalam
produk sebelum produk dipasarkan.
Biaya kegagalan internal meliputi :
Pengerjaan kembali
Perbaikan
Analisis mode kegagalan
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang berhubungan dengan cacat yang ditemukan setelah
produk disampaikan kepada pelanggan.
Contoh biaya kegagalan eksternal meliputi :
Resolusi keluhan
Penggantian dan pengembalian produk
Dukungan help line
Kerja jaminan
B. JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK
Kualitas perangkat lunak didefinisikan sebagai :
Konformansi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar
perkembangan yang didokumentasikan secara eksplisit, dan karakteristik implisit yang diharapkan
bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara profesional.
Definisi tersebut berfungsi untuk menekankan tiga hal penting, yaitu :
Kebutuhan perangkat lunak merupakan fondasi yang melaluinya kualitas diukur. Kurangnya
penyesuaian terhadap kebutuhan juga menunjukkan rendahnya kualitas.
Standar yang telah ditentukan menetapkan serangkaian kriteria pengembangan yang menuntun cara
perangkat lunak direkayasa. Jika kriteria tersebut tidak diikuti, hampir pasti menimbulkan kualitas
yang kurang baik.
Ada serangkaian kebutuhan implisit yang sering tidak dicantumkan (misalnya kebutuhan akan
kemampuan pemeliharaan yang baik). Bila perangkat lunak dapat berhasil menyesuaikan dengan
kebutuhan eksplisitnya, tetapi gagal memenuhi kebutuhan implisitnya, maka kualitas perangkat
lunak tersebut perlu diragukan.
Aktivitas SQA
Jaminan kualitas perangkat lunak terdiri dari berbagai tugas yang berhubungan dengan dua konstituen
yang berbeda, perekayasa perangkat lunak yang mengerjakan kerja teknis dan kelompok SQA yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan jaminan kualitas, kesalahan, penyimpanan rekaman, analisis,
dan pelaporan.
Tugas kelompok SQA adalah membantu tim rekayasa perangkat lunak dalam pencapaian produk akhir
yang berkualitas tinggi. The Software Engineering Institute merekomendasikan serangkaian aktivitas
SQA yang menekankan rencana jaminan kualitas, kesalahan, penyimpanan rekaman, analisis, dan
pelaporan.
Berikut ini aktivitas yang dilakukan (difasilitasi) oleh kelompok SQA yang independen :
1. Menyiapkan rencana SQA untuk suatu proyek.
Rencana itu dikembangkan selama perencanaan proyek dan dikaji oleh semua kelompok yang
tertarik. Aktivitas jaminan kualitas yang dilakukan oleh tim rekayasa perangkat lunak dan
kelompok SQA diatur oleh rencana.
Rencana tersebut mengidentifikasi hal-hal berikut :
Evaluasi yang dilakukan
Audit dan kajian yang dilakukan
Standar yang dapat diaplikasikan pada proyek
Prosedur untuk pelaporan dan penelusuran kesalahan
Dokumen yang dihasilkan oleh kelompok SQA
Jumlah umpan balik yang diberikan pada tim proyek perangkat lunak
2. Berpartisipasi dalam pengembangan deskripsi proses pengembangan proyek. Tim rekayasa
perangkat lunak memilih sebuah proses bagi kerja yang akan dilakukan.
3. Mengkaji aktivitas rekayasa perangkat lunak untuk memverifikasi pemenuhan proses perangkat
lunak yang sudah ditentukan. Kelompok SQA mengidentifikasi, mendokumentasi, dan menelusuri
deviasi proses dan membuktikan apakah koreksi sudah dilakukan.
4. Mengaudit produk kerja perangkat lunak yang ditentukan untuk membuktikan kesesuaian dengan
produk kerja yang ditentukan tersebut sebagai bagian dari proses perangkat lunak.
5. Memastikan bahwa deviasi pada kerja dan produk kerja perangkat lunak didokumentasi dan
ditangani sesuai prosedur pendokumentasian.
6. Mencatat ketidak-sesuaian dan melaporkannya kepada manajemen senior. Item-item yang tidak
sesuai ditelusuri sampai item itu diubah.
C. KAJIAN PERANGKAT LUNAK
Kajian perangkat lunak adalah suatu “filter” bagi proses rekayasa perangkat lunak, yaitu kajian yang
diterapkan pada berbagai titik selama pengembangan perangkat lunak dan berfungsi untuk mencari
kesalahan yang kemudian akan dihilangkan. Kajian perangkat lunak berfungsi untuk “memurnikan”
produk kerja perangkat lunak yang terjadi sebagai hasil dari analisis, desain, dan pengkodean.
D. KAJIAN TEKNIK FORMAL
Kajian Teknik Formal (Formal Technique Research) adalah aktivitas jaminan kualitas perangkat lunak
yang dilakukan oleh perekayasa perangkat lunak.
Tujuan FTR adalah :
Menemukan kesalahan dalam fungsi, logika, atau implementasinya dalam berbagai representasi
perangkat lunak.
Membuktikan bahwa perangkat lunak di bawah kajian memenuhi syarat.
Memastikan bahwa perangkat lunak disajikan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mencapai perangkat lunak yang dikembangkan dengan cara seragam.
Membuat proyek lebih dapat dikelola.
Sebagai tambahan, FTR berfungsi sebagai dasar pelatihan yang memungkinkan perekayasa yunior
mengamati berbagai pendekatan yang berbeda terhadap analisis perangkat lunak, desain dan
implementasi. FTR juga berfungsi untuk mengembangkan backup dan kontinuitas karena sejumlah orang
mengenal baik bagian-bagian perangkat lunak yang tidak mereka ketahui sebelumnya.
E. RELIABILITAS PERANGKAT LUNAK
Tidak diragukan lagi bahwa reliabilitas sebuah program komputer merupakan suatu elemen yang
penting. Bila sebuah program berkali-kali gagal untuk melakukan kinerja, maka sedikit meragukan
apakah faktor kualitas perangkat lunak yang lain dapat diterima.
Reliabilitas perangkat lunak, tidak seperti faktor kualitas yang lain, dapat diukur, diarahkan, dan
diestimasi dengan menggunakan data pengembangan historis. Reliabilitas perangkat lunak didefinisikan
dalam bentuk statistik sebagai “kemungkinan operasi program komputer bebas kegagalan di dalam
suatu lingkungan tertentu dan waktu tertentu.”
Contoh :
Program X diperkirakan memiliki reliabilitas 0,96 pada delapan jam pemrosesan yang dilalui. Dengan
kata lain, jika program X akan dieksekusi 100 kali dan membutuhkan delapan jam waktu pemrosesan
yang dilalui (waktu eksekusi), dia akan beroperasi dengan benar (tanpa kegagalan) 96 kali dari 100 kali
pelaksaan.
Keamanan Perangkat Lunak dan Analisis Risiko
Keamanan perangkat lunak dan analisis risiko adalah aktivitas jaminan kualitas perangkat lunak yang
berfokus pada identifikasi dan penilaian risiko potensial yang mungkin berpengaruh negatif terhadap
perangkat lunak dan menyebabkan seluruh sistem menjadi gagal. Jika risiko dapat diidentifikasi pada
awal proses rekayasa perangkat lunak, maka ciri-ciri desain perangkat lunak dapat ditetapkan sehingga
akan mengeliminasi atau mengontrol risiko potensial.
F. STANDAR KUALITAS ISO 9000
Sistem jaminan kualitas dapat didefinisikan sebagai struktur, tanggung jawab, prosedur, proses, dan
sumber-sumber daya organisasi untuk mengimplementasi manajemen kualitas.
ISO 9000 menjelaskan elemen jaminan kualitas dalam bentuk yang umum yang dapat diaplikasikan pada
berbagai bisnis tanpa memandang produk dan jasa yang ditawarkan. Elemen-elemen tersebut
mencakup struktur, prosedur, proses, organisasi, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasi rencana kualitas, kontrol kualitas, jaminan kualitas, dan pengembangan kualitas.
Agar terdaftar dalam satu model sistem jaminan kualitas yang ada pada ISO 9000, sistem kualitas dan
operasi perusahaan diperiksa oleh auditor untuk memeriksa kesesuaiannya dengan standar dan operasi
efektif. Bila registrasi itu berhasil, perusahaan diberi sertifikasi dari badan registrasi yang diwakili oleh
auditor. Audit pengawasan tengah tahunan terus dilakukan untuk memastikan kesesuaiannya dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Standar ISO 9001
ISO 9001 adalah standar jaminan kualitas yang berlaku untuk rekayasa perangkat lunak.
Standar tersebut berisi 20 syarat yang harus ada untuk mencapai sistem jaminan kualitas yang efektif,
yaitu :
1. Tanggung jawab manajamen
2. Sistem kualitas
3. Kajian kontrak
4. Kontrol desain
5. Kontrol data dan dokumen
6. Pembelian
7. Kontrol terhadap produk yang disuplai oleh pelanggan
8. Identifikasi dan kemampuan penelusuran produk
9. Kontrol proses
10. Pemeriksaan dan pengujian
11. Kontrol pemeriksaan, pengukuran, dan perlengkapan pengujian
12. Pemeriksaan dan status pengujian
13. Kontrol ketisaksesuaian produk
14. Tindakan preventif dan korektif
15. Penanganan, penyimpanan, pengepakan, preservasi, dan penyampaian
16. Kontrol terhadap catatan kualitas
17. Audit kualitas internal
18. Pelatihan
19. Pelayanan
20. Teknik statistik
Untuk dapat didaftar dalam ISO 9001, organisasi perangkat lunak harus membuat kebijakan dan
prosedur yang memberi tekanan pada masing-masing syarat tersebut dan kemudian dapat
menunjukkan bahwa prosedur dan fungsi itu telah diikuti.
SOFTWARE CONFIGURATION MANAGEMENT
(SCM)
1. Definisi SCM
Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai sebuah organisasi dari komponen-komponennya
untuk mengerjakan sebuah atau kumpulan fungsi. Konfigurasi dari sebuah sistem adalah fungsi dan
atau karaterristik fisik dari hardware, firmware dan software atau kombinasinya dalam teknik
dokumentasi dari sebuah produk. Manajemen konfigurasi perangkat lunak(SCM) adalah sebuah
aktivitas untuk mengidentifikasi konfigurasi dari sebuah sistem dengan tujuan untuk mengontrol
perubahan secara sistematik terhadap konfigurasi, pemeliharaan integritas dan pengulangan dari
konfigurasi seluruhnya selama daur hidup sistem.
Konsep dari manajemen konfigurasi menggunakan semua item untuk di kontrol meskipun
ada beberapa perbedaan antara manajemen konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada
bagian ini kita akan menjelaskan sebuah perincian dari konsep-konsep manajemen konfigurasi
perangkat lunak, dengan deskripsi yang jelas dari setiap konsep.
Aktivitas dari menejemen konfigurasi perangkat lunak adalah : manajemen dari manajemen
proses konfigurasi perangkat lunak, identifikasi konfigurasi perangkat lunak, kontrol konfigurasi
perangkat lunak, status accounting konfigurasi perangkat lunak, auditing konfigurasi perangkat
lunak,dan manajemen release dan delivery.
Dapat digambarkan dengan :
2. Rincian dari Topik SCM
Rincian dari topik SCM ini dapat digambarkan pada figure 2.
I. Manajemen dari Proses Manajemen Konfigurasi Perangkat Lunak
SCM merupakan sebuah pendukung dari proses daur hidup perangkat lunak yang berguna
untuk manajemen proyek dan lainnya, aktivitas pengembangan dan pemeliharaan, aktivitas
jaminan, pelanggan dan pengguna akhir dari produk
Dari perspektif manajemen, SCM mengontrol evolusi dan integritas dari sebuah produk
dengan cara indetifikasi elemen-elemennya, mengatur dan mengontrol perubahan, verifikasi,
pencatatan dan pemberitahuan informasi konfigurasi. Dari perspektif developer, SCM memfasilitasi
aktivitas pengembangan dan implementasi perubahan.
Implementasi SCM yang sukses membutuhkan perencanaan dan manajemen yang teliti,
disamping itu diperlukan pemahaman tentang untuk apa konteks pengorganisasian, peletakan,
desain dan implementasi dari proses SCM.
I.A Pengorganisasian SCM
Untuk merencanakan proses SCM yang digunakan pada sebuah proyek, dibutuhkan pemahaman
struktur organisasi dan hubungan diatara elemen-elemen organisasi. SCM berinteraksi dengan
beberapa aktivitas atau elemen-elemen organisasi lainnya.
SCM layaknya pemprosesan lainnya seperti software quality ansurance dan software verification
and validation(V&V), dikategorikan sebagai pendukung daur hidup proses. Elemen organisasi yang
bertanggung jawab pada proses ini dapat dibentuk dalam beberapa cara. Meskipun tanggungjawab
untuk menampilkan tugas tertentu dari SCM dilimpahkan pada organisasi lain seperti development
organization, keseluruhan tanggung jawab untuk SCM dengan elemen organisasi yang berbeda atau
yang dibuat individu.
Perangkat lunak sering dikembangkan sebagai bagian dari sebuah system besar yang
mengandung elemen hardware dan firmware. Pada kasus ini, aktivitas SCM bekerja parallel dengan
Aktivitas hardware dan firmware manajemen konfigurasi dan harus konsisten dengan level system
manajemen konfigurasi. Catatan bahwa firmware mengandung hardware dan software dan oleh
karena itu kedua konsep hardware dan software konfigurasi perangkat lunak dapat dipakai.
SCM berhubungan dengan aktivitas jaminan kualitas perangkat lunak(SQA). Hasil dari SQA dapat
digolongkan sebagai monitoring software dan proses perkembangannya, menjamin pemenuhan
standard dan perosedur, dan menjamin produk, proses dan standar kerusakan yang kelihatan pada
pengelolaan. Aktivitas SCM membantu dalam menyelesaikan tujuan dari SQA ini. Dalam beberapa
keadaan pada proyek, kebutuhan spesifik SQA menentukan aktivitas utama SCM. SCM juga
merupakan interface dengan aktivitas jaminan kualitas pada persoalan seperti pengelolaan
dokumen dan ketidakcocokan item. Beberapa item dibawah control SCM juga merupakan bentuk
dokumen proyek pada ketentuan program jaminan kualitas organisasi. Pengaturan ketidakcocokan
item biasanya tanggung jawab dari aktivitas jaminan kualitas. Bagaimanapun SCM dibantu dengan
membawa dan melaporkan item dari software yang termasuk dalam kategori. Mungkin hubungan
ini dengan pengembangan software dan organisasi pemeliharaan.
Lingkungan untuk rekayasa perangkat lunak mengandung beberapa hal seperti :
Model daur hidup perangkat lunak dan perencanaan hasil dan jadwalnya
Strategi proyek seperti aktivitas pengembangan secara bersamaan atau terdistribusi.
Proses penggunaan ulang perangkat lunak
Pengembangan dan pembangunan target
Perangkat pengembangan perangkat lunak
Lingkungan ini juga merupakan lingkungan tugas control konfigurasi perangkat lunak yang
dilakukan. Seringkali perangkat-perangkat yang serupa mendukung pengembangan, pemeliharaan
dan tujuan SCM.
I.B Batasan dan Petunjuk untuk SCM
Pengaruh pedoman dan batasan untuk proses SCM datang dari nilai informasi. Kumpulan aturan
dan prosedur pada level hubungan atau organisasi lain mempengaruhi atau menentukan desain dan
implementasi dari proses SCM untuk sebuah proyek yang diberikan. Sebagai tambahan, kontrak
antara yang memperoleh dan yang menyuplai mempengaruhi kandungan ketentuan proses SCM.
Contohnya audit konfigurasi yang tepat membutuhkan atau memspesifikasikan item yang tepat
untuk ditempatkan pada manajemen konfigurasi. Ketika produk perangkat lunak dikembangkan
mempunyai potensi untuk mempengaruhi keamanan public, pilihan fakta model daur hidup
perangkat lunak untuk sebuah proyek perangkat lunak dan perangkat yang dipilih untuk perangkat
yang digunakan perangkat lunak desain dan implemantasi dari proses SCM.
Pedoman untuk mendesain dan mengimplementasikan proses SCM dapat juga diperoleh dari
“best practise” yang dipergunakan dalam standar pada persoalan perangkat lunak oleh bermacam
standar organisasi.
I.C Perencanaan SCM
Perencanaan proses SCM untuk sebuah proyek harus konsisten dengan konteks yang
terorganisasi, batasan yang bisa diterapkan, bisa menerima bimbingan, dan sifat dasar proyek itu
( contoh., kegentingan dan ukuran). Aktivitas utama mencakup Software Configuration
Identification, Software Configuration Control, Software Configuration Status Accounting, Software
Configuration Auditing, and Software Release Management and Delivery. Sebagai Tambahan, seperti
responsibilities dan organisasi, sumber daya dan penjadwalan, implementasi dan pemilihan alat,
pengendali subkontraktor dan penjual, dan pengendali interface dipertimbangkan secara khusus.
Hasil perencanaan disimpan di dalam Software Configuration Management Plan (SCMP). SCMP
adalah persoalan khusus pada SQA review dan audit.
I.C.1 Organisasi dan Responsibilitas SCM
Untuk mencegah kesalahan tentang siapa yang akan melaksanakan tugas atau aktivitas
SCM, organisasi dalam proses SCM diperlukan untuk mengidentifikasikannya. Tugas spesifik dari
SCM juga diserahkan kepada entitas organisasi, salah satunya oleh judul atau elemen organisasi.
Keseluruhan otoritas dan jalur pelaporan untuk SCM juga perlu dikenali, walaupun ini mungkin
sudah terpenuhi dalam manajemen proyek atau perencanaan jaminan kwalitas.
I.C.2 Sumber daya dan Schedule SCM
Perencanaan SCM mengidentifikasikan tools dan staff yang diperlukan dalam
menyelesaikan tugas dan aktivitas SCM. Hal ini menunjukkan beberapa rencana dengan
menetapkan urutan tugas SCM dan mengidentifikasi hubungannya dengan jadwal proyek dan
penetapan penting dalam perencanaan manajemen proyek. Pelatihan sangat dibutuhkan untuk
menjalankan rencana dan juga untuk melatih staf baru.
I.C.3 Pemilihan Alat dan Implementasi
Kemampuan alat yang berbeda , dan prosedur penggunaan, mendukung aktivitas SCM.
Tergantung pada situasi, kemampuan alat ini dapat dikombinasikan dengan alat-alat manual, tools
otomatis menyediakan kemampuan SCM tunggal, tools otomatis mengintegrasikan beberapa
kemampuan SCM ( dan, mungkin yang lainnya), atau mengintegrasikan alat-alat yang melayani
kebutuhan berbagai peserta dalam proses pengembangan software ( misal SCM, pengembangan,
V&V). Dukungan alat otomatis menjadi terus meningkat, dan terus meningkat sulit untuk ditetapkan
yaitu, ketika proyek berkembang ukurannya dan ketika perancangan lingkungan menjadi lebih
rumit. Kemampuan alat ini menyediakan dukungan untuk:
SCM Library,
Software Change Request (SCR) dan prosedur persetujuan,
kode ( dan berkaitan dengan produk kerja) dan mengubah tugas manajemen,
melaporkan status konfigurasi perangkat lunak dan mengumpulkan pengukuran SCM,
audit perangkat lunak,
mengatur dan mengikuti dokumentasi perangkat lunak,
membangun perangkat lunak, dan
mengatur dan mengikuti software release dan distribusi mereka.
Penggunaan tools dalam masalah ini meningkatkan potensi untuk menghasilkan produk dan
pengukuran proses yang digunakan untuk manajemen proyek dan peningkatan proses yang
dimaksud. Royce [ 37] menjelaskan tujuh poin dalam mengukur harga dalam proses pengaturan
perangkat lunak. Informasi yang tersedia dari berbagai tools SCM terkait dengan Royce’s Work and
indikator kemajuan manajemen dan kualitas indicator dari Perubahan Lalu lintas dan Stabilitas,
Kerusakan dan Modularitas, kerja ulang dan Adaptabilitas, dan MTBF ( waktu rata-rata diantara
kegagalan) dan Maturity. Pelaporan indikator ini dapat diorganisasikan dalam berbagai cara,
misalnya dengan software configuration item atau dengan jenis perubahan yang diminta. Tujuan
spesifik dan software proses diuraikan di dalam [ Grady].
Dalam contoh ini, kode sistem manajemen mendukung operasi software library dengan
mengendalikan akses ke unsur-unsur library, mengkoordinasi aktivitas berbagai user, dan
membantu menguatkan prosedur operasi. Tools lain mendukung proses dalam membangun
software dan dokumentasi dari unsur-unsur software terdapat dalam library. Tools untuk mengatur
software mengubah dukungan permintaan mengubah control prosedur ke software item. Tools lain
dapat menyediakan database managemen dan kemampuan pelaporan bagi manajemen,
pengembangan, dan aktivitas jaminan yang berkwalitas. Sebagaimana yang tersebut di atas,
kemampuan beberapa tipe alat mungkin terintegrasi ke dalam system SCM, yang mana, pada
gilirannya, diterapkan untuk berbagai software yang lain.
Perencanaan mengenai SCM tools dibutuhkan untuk proyek yang ditentukan dalam konteks
lingkungan software engineering untuk digunakan dan memilih tools untuk digunakan dalam SCM.
Perencanaan mempertimbangkan isu yang mungkin terjadi dalam implementasi dari tools ini,
terutama sekali jika beberapa format pemeliharaan perlu diubah. Gambaran tentang system SCM
dan pertimbangan dalam pemilihan disampaikan dalam [ poin, ( 7)], suatu studi kasus terbaru pada
pemilihan suatu sistem SCM disampaikan di dalam [ Midha], dan [ Hoek] menyediakan suatu sumber
yang berbasis web yang terdidri dari beberapa web link untuk berbagai tools SCM.
I.C.4 Kontrol Vendor/Subkontraktor
Suatu perangkat lunak mungkin memperoleh atau menggunakan produk perangkat lunak
yang dibeli, seperti compiler. Perencanaan untuk SCM mempertimbangkan jika dan bagaimana
materi ini akan diambil di bawah kendali ( misal., yang terintegrasi ke dalam proyek library) dan
bagaimana mengubah atau pengupdetan akan dievaluasi dan diatur.
Pertimbangan serupa berlaku bagi software subkontraktor. Dalam Hal Ini, kebutuhan SCM
dibebankan kepada SCM sukontraktor memproses sebagai bagian dari kontrak tambahan dan
berarti kebutuhan memonitoring juga perlu dibentuk. Yang belakangan termasuk pertimbangan dari
informasi SCM apa yang harus tersedia untuk pemenuhan monitoring yang efektif.
I.C.5 Interface Kontrol
Ketika suatu item perangkat lunak akan terhubung dengan item perangkat keras atau
perangkat lunak yang lain, suatu perubahan untuk salah satu item dapat mempengaruhi yang
lainnya. Perencanaan proses SCM mempertimbangkan bagaimana antar muka items akan dikenali
dan bagaimana perubahan kepada items akan diatur dan dikomunikasikan. Peran SCM mungkin
adalah bagian dari suatu system-level proses yang lebih besar untuk kendali dan spesifikasi interface
dan mungkin melibatkan spesifikasi interface, interface control rencana, dan interface dokumen
kontrol. Dalam hal Ini, perencanaan SCM untuk kontrol interface berlangsung dalam konteks sistem
level proses. Suatu diskusi mengenai performansi interface kontrol disampaikan di dalam [ Berlack].
I.D SCMP (Software Configuration Management Plan)
Hasil perencanaan SCM untuk proyek disimpan di dalam suatu Rencana Manajemen
Konfigurasi Perangkat Lunak ( SCMP). SCMP adalah ‘dokumen hidup’ dimana bertindak sebagai
suatu acuan untuk proses SCM. Hal itu dirawat ( yaitu., disetujui dan yang diperbaharui)
sebagaimana diperlukan selama perangkat lunak berjalan. Di dalam menerapkan rencana yang
terdapat di SCMP, secara khusus dikembangkan dalam jumlah tertentu, prosedur subordinat
menggambarkan bagaimana kebutuhan spesifik akan dilaksanakan selama aktivitas sehari-hari.
Bimbingan untuk pembuatan dan pemeliharaan SCMP, berdasarkan pada informasi yang
diperoleh dari aktivitas perencanaan , terdapat dari sejumlah sumber, seperti [ IEEE 828 dan IEEE
1042]. Referensi ini menyediakan informasi yang terdapat di dalam SCMP. Ini juga menggambarkan
dan menguraikan enam kategori informasi SCM yang tercakup di suatu SCMP:
1. Pengenalan ( tujuan, lingkup, terminologi yang digunakan)
2. Manajemen SCM ( organisasi, tanggung-jawab, otoritas, kebijakan yang diterapkan, direktif,
dan prosedur)
3. Aktivitas SCM ( identifikasi konfigurasi, control konfigurasi, dll.)
4. Jadwal SCM ( koordinasi dengan aktivitas proyek yang lain)
5. Sumber daya SCM ( tools, phisik, dan sumber daya manusia)
6. Pemeliharaan SCMP
I.E Pengawasan SCM
Setelah proses SCM diterapkan, beberapa derajat tingkat pengawasan mungkin
diselenggarakan untuk memastikan bahwa perbekalan menyangkut SCMP berjalan dengan baik
( e.g., liahtlah [ Buckley]). Ada beberapa kebutuhan spesifik SQA untuk memastikan pemenuhan
spesifikasi proses SCM dan prosedur. Ini bisa melibatkan suatu otoritas SCM yang memastikan
bahwa tugas SCM dilakukan dengan tepat oleh mereka yang mempunyai tanggung jawab. Otoritas
jaminan kualitas Perangkat lunak, sebagai bagian dari suatu pemenuhan aktivitas auditing, mungkin
juga melaksanakan pengawasan ini.
Penggunaan tools yang terintegrasi dari SCM yang mempunyai kemampuan untuk
mengawasi proses dapat membuat tugas pengawasan lebih mudah. Beberapa tools memudahkan
proses selama fleksibilitas yang menyediakan untuk pengembangan menyesuaikan prosedur. Tools
lain yang menguatkan proses, meninggalkan pengembang sedikit lebih fleksibilitas. Kebutuhan
pengawasan dan tingkatan fleksibilitas pengembang untuk disajikan adalah pertimbangan penting di
dalam pemilihan alat.
I.E.1 Ukuran dan Pengukuran SCM
Ukuran SCM dapat dirancang untuk menyediakan informasi spesifik pada pengembangan
produk atau untuk memberikan pengertian yang mendalam ke dalam fungsi proses SCM. Suatu
tujuan yang terkait dalam monitoring proses SCM adalah untuk menemukan peluang untuk
meningkatkan proses. Pengukuran kuantitatif terhadap ukuran proses SCM memberikan arti yang
baik untuk monitoring efektivitas aktivitas SCM secara berkelanjutan. Pengukuran ini bermanfaat di
dalam memberikan ciri dengan status sekarang mengenai proses seperti halnya di dalam
menyediakan suatu basis untuk pembuatan perbandingan dari waktu ke waktu. Analisa pengukuran
mungkin menghasilkan pengertian yang mendalam untuk memproses perubahan dan penyesuaian
update SCMP.
Library perangkat lunak dan berbagai kemampuan alat SCM menyediakan sumber untuk
pengambilan informasi tentang karakteristik proses SCM ( seperti halnya menyediakan informasi
manajemen dan proyek). Sebagai Contoh, informasi tentang waktu proses, memerlukan berbagai
jenis perubahan yang akan bermanfaat dalam evaluasi kriteria untuk menentukan tingkatan otoritas
yang optimal untuk memberi hak jenis perubahan tertentu.
Kepedulian harus dijaga untuk memelihara fokus pengawasan yang mendalam yang dapat
diperoleh dari pengukuran, bukan pada pengukuran diri mereka sendiri..
I.E.2 Proses Audit SCM
Audit dapat diselesaikan selama proses pembangunan perangkat lunak untuk memeriksa
status elemen-elemen khusus dari konfigurasi perangkat lunak, atau untuk menilai implementasi
dari proses SCM itu sendiri. Proses audit SCM itu sendiri menyediakan suatu mekanisme formal
untuk memantau aspek terpilih dari proses dan mungkin dapat dikoordinasikan/dikombinasikan
dengan metode proses pengauditan SQA.
II. Pengidentifikasian Konfigurasi Perangkat Lunak
Aktivitas pengidentifikasian konfigurasi perangkat lunak adalah aktivitas yang
mengidentifikasi item-item perangkat lunak agar dapat dikontrol, menetapkan skema
pengidentifikasian untuk item-item dan versi-versi dari item-item tersebut, dan menetapkan
peralatan dan teknik agar dapat digunakan dalam pengaturan item-item yang ada. Aktivitas ini
dapat menjadi dasar untuk aktivitas SCM lainnya.
II.A Mengidentifikasi Item-item agar dapat dikontrol
Langkah pertama dalam pengontrolan perubahan adalah mengidentifikasikan item-item
perangkat lunak dengan tujuan agar item-item tersebut dapat terkontrol dengan baik. Hal ini
melibatkan pemahaman tentang konfigurasi perangkat lunak dalam konteks pengkonfigurasian
sistem, pemilihan item-item pada konfigurasi perangkat lunak, pembangunan sebuah strategi
penamaan item-item perangkat lunak dan penggambaran hubungannya, serta pengidentifikasian
acuan dasar ( baseline ) agar dapat dijadikan tolak ukur.
II.A.1 Konfigurasi Perangkat Lunak
Konfigurasi perangkat lunak adalah sekumpulan fungsi dan karakteristik fisik dari perangkat
lunak dalam suatu dokumentasi atau pencapaian teknis sebuah produk [IEEE 610 ]. Itu dapat
dipandang sebagai bagian dari keseluruhan konfigurasi system.
II.A.2 Item Konfigurasi Perangkat Lunak
Item Konfigurasi Perangakt Lunak (SCI) adalah sebuah kumpulan perangkat lunak yang
dipersiapkan untuk suatu manajemen konfigurasi dan disuguhkan sebagai entitas tunggal dalam
proses SCM. Variasi item-item secara khas terkontrol oleh SCM. Item-item yang memiliki suatu
potensi dapat menjadi SCI, termasuk rencana, dokumentasi desain dan spesifikasi, materi-materi
pengetesan, peralatan perangkat lunak, source code, code library, data dan kamus data,
dokumentasi untuk penginstalasian, pemeliharaan, serta penggunaan dan pengoperasian perangkat
lunak. Pemilihan SCI merupakan proses yang penting yang harus menghasilkan sebuah
keseimbangan antara penyediaan visibilitas yang cukup untuk mengontrol suatu tujuan yang telah
ditentukan dengan penyediaan sebuah kendali / aturan dari jumlah item-item yang terkontrol.
Sebuah daftar criteria untuk pemilihan SCI diberikan di dalam[Berlack].
II.A.3 Hubungan-hubungan Item Konfigurasi Perangkat Lunak
Hubungan-hubungan structural antar SCI terpilih, dan bagian-bagian unsurnya,
mempengaruhi aktivitas atau tugas dari SCM yang lain, seperti pembangunan ataupun
penganalisaan mengenai dampak dari perubahan yang diusulkan tersebut. Contoh-contoh yang
tepat dari hubungan-hubungan ini juga merupakan suatu hal yang penting sebagai pendukung untuk
verifikasi traceability. Desain dari skema identifikasi untuk SCI perlu mempertimbangkan kebutuhan,
untuk memetakan item-item yang teridentifikasi agar struktur dari perangkat lunak kita sesuai
dengan yang kita inginkan dalam mendukung evolusi dari item-item perangkat lunak maupun
hubungan antar item-item tersebut.
II.A.4 Versi-versi Perangkat Lunak
Item-item perangkat lunak berubah keadaannya sebagai sebuah proyek perangkat lunak
yang berkembang secara bertahap. Sebuah versi dari item perangkat lunak adalah suatu item
tertentu yang telah diidentifikasi dan telah ditetapkan tujuan dari pembuatannya. Ini dapat
dibayangkan sebagai suatu item dari perangkat lunak yang sedang diproses dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas sesuai dengan kebutuhan pasar. Revisi merupakan sebuah versi baru dari
suatu item yang diharapkan dapat menggantikan versi yang lama. Sebuah varian merupakan suatu
versi yang baru dari sebuah item yang akan ditambahkan pada konfigurasi tanpa menggantikan versi
yang lama. Manajemen dari versi-versi tersebut pada lingkungkan perancangan dan pembangunan
perangkat lunak merupakan suatu topic riset yang penting.
II..A.5 Baseline ( Acuan Dasar )
Baseline dari suatu perangkat lunak adalah sebuah kumpulan item-item perangkat lunak
yang secara formal ditunjuk dan ditetapkan pada satu waktu tertentu selama masa kehidupan
perangkat lunak itu sendiri. Terminologi ini juga ditujukan ke sebuah versi tertentu dari suatu item
perangkat lunak yang telah disetujui sebelumnya. Dalam kasus ini juga, suatu baseline hanya bisa
dirubah dengan melakukan serangkaian prosedur pengontrolan perubahan yang formal. Sebuah
baseline, dengan semua perubahannya , merepresentasikan suatu konfigurasi.
Baseline yang digunakan biasanya adalah baseline fungsional, baseline teralokasi, baseline
pengembangan, baseline produk. Baseline fungsional berhubungan dengan peninjauan ulang
tentang kebutuhan system. Baseline teralokasi berhubungan dengan peninjauan ulang tentang
spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dan spesifikasi kebutuhan interface perangkat lunak. Baseline
pengembangan merepresentasikan peningkatan konfigurasi perangkat lunak pada waktu tertentu
selama kehidupan perangkat lunak itu sendiri. Baseline produk berhubungan dengan produk
perangkat lunak yang lengkap untuk proses penyatuan system. Baseline-baseline digunakan untuk
project yang telah diberi, selama level yang berhubungan dengan mereka atas otoritas yang
diperlukan untuk persetujuan perubahan, secara khas diidentifikasikan dalam SCMP.
II.A.6 Hasil SCI
SCIs berada dibawah control SCM pada waktu yang berbeda, mereka dimasukkan ke sebuah
baseline tertentu pada suatu point tertentu dalam masa daur hidup perangkat lunak. Gambar 4
menunjukkan pertumbuhan dari item-item baseline sebagai proses daur hidup. Gambar ini berdasar
pada model waterfall untuk tujuan ilustrasi saja; keterangan-keterangan yang digunakan pada
gambar mengindikasikan versi-versi dari item yang sedang dibangun.
Berdasarkan apa yang didapat dari sebuah SCI, perubahan menjadi sebuah item harus
secara formal disetujui sebagai penyesuaian untuk SCI dan baseline yang dilibatkan, seperti yang
didefinisikan dalam SCMP. Mengikuti persetujuan, item yang disertakan kedalam baseline perangkat
lunak harus berdasar pada prosedur penyesuaian.
II.B Software Library
Software Library adalah sebuah dokumentasi tentang perangkat lunak dan hubungannya yang
dibuat untuk membantu dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan suatu perangkat
lunak. Ini juga membantu dalam proses pelepasan dan penyerahan perangkat lunak. Beberapa jenis
dari library yang mungkin digunakan, masing-masing berhubungan dengan suatu level tertentu dari
item perangkat lunak. Sebagai contoh adalah suatu pengerjaan library dapat mendukung peng-
coding-an dan suatu proyek pendukung library dapat mendukung pengetesan, sedangkan library
utamanya bisa digunakan dalam penyelesaian produk. Level penyesuaian dari kontrol SCM ( yang
dihubungkan dengan baseline dan level otoritas untuk perubahan ) dihubungkan dengan setiap
library. Keamanan, dalam terminologi pengontrolan akses dan fasilitas backup, merupakan aspek
kunci dari manajemen library.
The tool(s) yang digunakan dalam setiap library harus mendukung kebutuhan pengontrolan SCM
untuk library tersebut, baik dalam pengontrolan SCIs maupun pengontrolan akses ke library. Library-
library ini juga merupakan sumber penting informasi untuk pengukuran pengerjaan dan kemajuan.
III. Pengontrolan konfigurasi perangkat lunak
Pengontrolan konfigurasi perangkat lunak difokuskan pada pengaturan perubahan-perubahan
selama siklus hidup perangkat lunak. Ini mencakup proses untuk menentukan perubahan apa yang
akan dibuat, otoritas untuk menyetujui suatu perubahan, dukungan untuk implementasi perubahan
itu, serta konsep dari penyimpangan formal dan pelepasan dari kebutuhan proyek. Informasi yang
didapat dari aktivitas ini sangat berguna dalam mengukur perubahan, kerusakan, dan aspek dari
pengerjaan ulang.
III.A Permintaan, Evaluasi, dan Penyetujuan Perubahan-perubahan Perangkat Lunak
Langkah pertama dalam memanaje perubahan untuk mengawasi item adalah menentukan
perubahan apa yang akan dilakukan. Proses permintaan perubahan perangkat lunak ( pada gambar
5 ) menyediakan prosedur formal untuk penyampaian dan pencatatan permintaan-permintaan
perubahan, evaluasi harga dan dampak dari perubahan yang diusulkan, penerimaan, modifikasi atau
penolakan terhadap perubahan yang diusulkan. Permintaan-permintaan untuk perubahan ke SCI
mungkin dimulai oleh seseorang pada suatu saat dalam siklus hidup perangkat lunak. Salah satu
sumber dari permintaan perubahan adalah inisiasi pengkoreksian dalam tanggapan untuk laporan
masalah. Dengan tanpa melihat sumber, jenis perubahan jenis perubahan biasanya dicatat dalam
SCR.
III.A.1. Software Configuration Control Board
Hak untuk menerima atau menolak perubahan diusulkan terletak di tangan suatu
kesatuan secara khas mengenal sebagai suatu Configuration Control Board ( CCB). Dalam
project yang lebih kecil, otoritas ini benar-benar mungkin berada dengan pemimpin
bertanggung jawab atau suatu individu ditugaskan dibanding suatu multi-person board. Di
sana terdapat berbagai tingkatan otoritas perubahan yang tergantung pada berbagai ukuran-
ukuran, seperti kegentingan item dielibatkan, sifat alami perubahan itu ( e.g., berdampak
pada pada anggaran dan jadwal), atau titik sekarang dalam jalan kehidupan. Komposisi
CCBS menggunakan untuk sistem yang ditentukan bervariasi tergantung pada ukuran-ukuran
ini ( suatu SCM wakil akan selalu hadir. Semua stakeholders, sesuai kepada tingkatan) CCB,
jadilah diwakili. Kapan lingkup otoritas dari suatu CCB dengan keras perangkat lunak,
dikenal sebagai suatu papan kendali bentuk wujud perangkat lunak ( SCCB). CCB secara
khas tunduk kepada SQA audit atau meninjau ulang.
III.A.2 Software Change Request Process
SCR proses yang efektif memerlukan penggunaan dukungan tools dan procedure
berkisar dari kertas form dan suatu prosedur didokumentasikan untuk suatu alat elektronik
untuk permintaan perubahan, memaksa proses perubahan aliran, menangkap keputusan CCB,
dan laroran informasi perubahan proses. Suatu link antara kemampuan tool ini dan sistem
pelaporan masalah dapat mempermudah mencari solusi untuk permasalahan yang dilaporkan.
Perubahan dari deskripsi proses dan format pendukung informasi diberikan dalam berbagai
acuan, e.g. [ Berlack] dan [ IEEE 1042]. Secara Khas, perubahan tools manajemen
dikhususkan ke deretan alat dan proses lokal dan sering dikembangkan secara lokal. Trennya
adalah ke arah integrasi dari jenis tools ini di dalam suatu deretan yang dikenal sebagai suatu
likungan perangkat lunak..
III.B. Implementing Software Changes
Permintaan perubahan yang diimplementasikan menggunakan definisi dari procedure
perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan jadwal yang bisa diterapkan. Sejumlah
permintaan perubahan yang disetujui boleh jadi diterapkan secara simultan, adalah
diperlukan untuk menelusuri yang perubahan permintaan yang disatukan ke dalam versi
perangkat lunak tertentu dan baselines. Sebagai bagian dari penutup dari perubahan proses,
menyelesaikan perubahan mungkin mengalami konfigurasi audit dan verifikasi SQA. Ini
termasuk memastikan bahwa hanya menyetujui perubahan yang dibuat. Perubahan meminta
proses yang yang diuraikan di atas secara khas dokumen SCM ( dan lainnya) informasi
persetujuan untuk perubahan itu.
Implementasi nyata dari suatu perubahan didukung oleh kemampuan library tools
yang menyediakan versi manajemen dan dukungan penyimpanan kode. Saat minimum, tools
ini menyediakan check-in/out dan versi yang dihubungkan mengendalikan kemampuan.
Tools yang lebih kuat dapat mendukung pengembangan paralel dan lingkungan
pendistribusian secara geografis. Tools ini mungkin ditunjukkan sebagai terpisah aplikasi
khusus secara terpisah di bawah kendali dari suatu kelompok SCM yang mandiri. Mereka
mungkin juga nampak sebagai suatu bagian terintegrasi dari lingkungan pengembangan
software. Akhirnya, mereka mungkin sebagai dasar sistem kendali perubahan bersifat
elementer melengkapi dengan suatu sistem operasi.
III.C. Deviations and Waivers
Batasan pada suatu usaha pengembangan software atau spesifikasi yang yang
diproduksi selama aktivitas pengembangan yang mungkin berisi perlengkapan yang tidak
bisa dipenuhi pada tujuan dalam life cycle. Suatu penyimpangan adalah suatu hak untuk
meninggalkan suatu ketetapan sebelum pengembangan item itu. Suatu surat pelepasan
tuntutan adalah suatu hak untuk menggunakan suatu item, mengikuti pengembangan nya, itu
meninggalkan ketetapan dalam beberapa cara. Dalam kasus ini, suatu proses formal
digunakan untuk perolehan persetujuan untuk penyimpangan untuk, atau surat pelepasan
tuntutan, perbekalan itu.
IV. Software Configuration Status Accounting
Software configuration status accounting (SCSA) adalah pencatatan dan pelaporan
informasi yang diperlukan untuk manajemen yang efektif dari konfigurasi perangkat lunak.
Disain dari kemampuan SCSA dapat dipandang dari suatu perspektif sistim informasi,
memanfaatkan sistim informasi diterima teknik disain.
IV.A. Software Configuration Status Information
Aktivitas SCSA mendisain dan mengoperasikan suatu sistem untuk menangkap dan
melaporkan informasi yang diperlukan sebagai proses life cycle . Seperti di berbagai sistem
informasi, konfigurasi status informasi untuk pengembangan harus dikenali, dikumpulkan,
dan dirawat. Berbagai pengukuran dan informasi diperlukan untuk mendukung proses SCM
dan untuk menemui konfigurasi status laporan yang diperlukan oleh manajemen, perangkat
lunak, dan aktivitas lain yang berhubungan. Jenis informasi yang tersedia termasuk
identifikasi konfigurasi disetujui seperti halnya status implementasi arus dan identifikasi
perubahan, deviations and waivers. Suatu daftar parsial dari elemen data penting
disampaikan dalam [Berlack].
Beberapa format dari dukungan tools otomatis adalah diperlukan untuk memenuhi
SCSA pengumpulan data dan tugas pelaporan. Ini dapat menjadi suatu kemampuan database,
seperti suatu relational atau sistem manajemen basis data yang object-oriented. Ini dapat
tools yang berdiri sendiri atau suatu kemampuan dari suatu lingkungan tools yang lebih
besar, yang terintegrasi.
IV.B. Software Configuration Status Reporting
Laporan Informasi dapat digunakan oleh berbagai organisasi dan project elements,
termasuk team pengembangan, team maintenance, manajemen proyek, dan mutu aktivitas
jaminan. Pelaporan dapat mengambil format query khusus untuk menjawab pertanyaan
spesifik atau laporan produksi pre-designed berkala. Beberapa informasi yang diproduksi
oleh aktivitas pelaporan status sepanjang kursus dari life cycle mungkin menjadi arsip
jaminan yang berkwalitas.
Di samping melaporkan konfigurasi status sekarang, informasi yang diperoleh oleh
SCSA dapat bertindak sebagai suatu basis untuk berbagai pengukuran ke manajemen,
pengembangan, dan SCM. Contoh termasuk banyaknya p meminta erubahan meminta per
SCI dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk suatu permintaan perubahan.
V. Software Configuration Auditing
Suatu audit perangkat lunak adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk
mengevaluasi performansi dari proses dan produk perangkat lunak menjadi peraturan,
standard, petunjuk, rencana, dan prosedur yang bisa diterapkan [ IEEE 1028]. Audit
diselenggarakan menurut suatu proses dirumuskan dengan baik terdiri dari berbagai
tanggung-jawab dan peran auditor. Sebagai Konsekwensi, masing-masing audit harus secara
hati-hati direncanakan. Suatu audit dapat memerlukan sejumlah individu untuk melaksanakan
berbagai tugas di atas wajar dalam waktu jangka pendek. tools untuk mendukung
perencanaan dan melakukan dari suatu audit dapat sangat memudahkan proses itu.
Bimbingan untuk pelaksanaan audit perangkat lunak tersedia dalam berbagai acuan, seperti [
Berlack], [ Buckley], dan [ IEEE 1028].
Aktivitas auditing konfigurasi perangkat lunak menentukan tingkat untuk mana suatu
item membuat puas fungsional diperlukan dan karakteristik phisik. Audit informal untuk
jenis ini dapat diselenggarakan pada titik kunci dalam life cycle. Dua jenis dari audit formal
boleh jadi diperlukan oleh pengaturan kontrak ( e.g., dalam kontrak yang mencakup
perangkat lunak yang kritis): the Functional Configuration Audit (FCA) and the Physical
Configuration Audit (PCA).. Penyelesaian sukses dari audit ini bisa merupakan suatu
prasyarat untuk penetapan produk baseline itu. Buckley [ 5] membandingkan tujuan FCA
dan PCA dalam perangkat keras vs konteks perangkat lunak dan merekomendasikan evaluasi
saksama menyangkut kebutuhan perangkat lunak FCA dan PCA.
V.A. Software Functional Configuration Audit
Tujuan dari software FCA adalah untuk memastikan bahwa item perangkat lunak
teraudit adalah konsisten dengan spesifikasi pengaturan nya . Keluaran aktivitas pengesahan
dan verifikasi perangkat lunak adalah suatu kunci masukan pada audit ini .
V.B. Software Physical Configuration Audit
Tujuan dari software PCA adalah untuk memastikan bahwa dokumentasi acuan dan
disain adalah konsisten dengan as-built produk perangkat lunak.
V.C. In-Process Audit dari suatu Software Baseline
Sebagai Tersebut Di Atas, audit dapat dilaksanakan sepanjang pengembangan proses
untuk memeriksa status sekarang dari unsur-unsur spesifik menyangkut konfigurasi. Dalam
Hal Ini, suatu audit bisa diberlakukan bagi sampled baseline materi untuk memastikan bahwa
performance telah konsisten dengan spesifikasi atau untuk memastikan bahwa dokumentasi
pengembangan sedang tinggal konsisten dengan mengembangkan baseline item.
VI. Software Release Management and Delivery
Istilah “release” digunakan dalam konteks ini untuk mengacu pada distribusi dari
suatu konfigurasi item perangkat lunak di luar aktivitas pengembangan itu . Ini termasuk
release internal seperti halnya distribusi ke pelanggan. Ketika versi berbeda dari suatu item
perangkat lunak ada tersedia untuk penyerahan, seperti versi untuk platform yang berbeda
atau versi dengan kemampuan yang bermacam-macam, itu sering diperlukan untuk membuat
ulang versi spesifik dan membungkus material benar untuk penyerahan versi itu. software
library adalah suatu unsur kunci dalam memenuhi tugas penyerahan dan release.
VI.A. Software Building
Software Building adalah aktivitas dalam mengkombinasikan versi materi perangkat
lunak yang benar, menggunakan konfigurasi data yang sesuai, ke dalam suatu program
executable untuk penyerahan untuk suatu pelanggan atau penerima lain, seperti aktivitas
pengujian. Untuk sistem dengan perangkat keras atau firmware, executable dikirimkan
kepada sistem yang membangun aktivitas. Membangun instruksi memastikan bahwa
langkah-langkah tepat membangun diambil dan dalam urutan yang benar. Di samping
membangun perangkat lunak untuk release yang baru, pada umumnya juga penting bagi
SCM untuk mempunyai kemampuan untuk mereproduksi release sebelumnya untuk
kesembuhan, menguji, atau release tambahan.
Perangkat lunak dibangun menggunakan versi tertentu dengan tools pendukung, seperti
compiler. Itu diperlukan untuk membangun kembali suatu salinan serupa sebelumnya dalam
membangun item perangkat lunak. Dalam Hal Ini, tools pendukung dan dihubungkan
membangun instruksi perlu untuk di bawah SCM mengendalikan untuk memastikan
ketersediaan versi yangbenar perkakas itu.
Suatu kemampuan alat bermanfaat untuk pemilihan versi materi perangkat lunak benar
untuk lingkungan target yang ditentukan dan untuk mengotomatiskan proses dalam
membangun perangkat lunak dari versi terpilih dan konfigurasi data yang sesuai. Karena
proyek yang besar dengan pengembangan paralel atau membagi-bagikan lingkungan
pengembangan, kemampuan alat ini perlu. Kebanyakan lingkungan pengembangan software
menyediakan kemampuan ini. Perkakas ini bertukar-tukar di (dalam) kompleksitas dari
keperluan insinyur untuk mempelajari suatu bahasa catatan khusus ke pendekatan graphics-
oriented yang menyembunyikan sebagian besar kompleksitas dari suatu “ cerdas”
membangun fasilitas. Membangun produk dan proses adalah harus tunduk kepada verifikasi
SQA. Keluaran membangun proses boleh jadi diperlukan untuk acuan masa depan dan
mungkin menjadi arsip jaminan yang berkwalitas.
VI.B Software Release Management
Software release manajemen meliputi identifikasi, packaging s dan penyerahan
elements dari suatu produk, sebagai contoh, yang executable, dokumentasi, catatan release,
dan konfigurasi data. Dengan produk itu berubah dapat terjadi pada suatu basis
yang]berkelanjutan, satu isu untuk manajemen release adalah menentukan manakala untuk
mengeluarkan suatu release. Kekejaman permasalahan yang ditujukan oleh release
pengukuran dan kepadatan kesalahan dari release lebih dulu mempengaruhi keputusan ini
[ Sommerville, ( 38)]. Tugas pengemasan harus mengidentifikasi materi produk yang
diharapkan untuk dikirimkan dan memilih varian benar materi itu semua , memberi aplikasi
diharapkan menyangkut produk itu. Satuan informasi yang dokumentasikan phisik dari suatu
release dikenal sebagai suatu dokumen uraian versi dan mungkin hadir dalam hardcopy atau
format elektronik. Release mencatat secara khas menguraikan kemampuan baru, mengetahui
permasalahan, dan platform memerlukan ments penting bagi operasi produk yang tepat.
Paket untuk dilepaskan juga berisi memuat atau meningkatkan mutu instruksi. belakangan
diperrumit oleh fakta bahwa beberapa para pemakai sekarang mungkin mempunyai versi
yang adalah beberapa release lama. Akhirnya, dalam beberapa hal, aktivitas manajemen
release boleh jadi diperlukan untuk menjejaki distribusi menyangkut produk untuk berbagai
sistem target atau pelanggan. Suatu contoh akankah suatu kasus di mana penyalur diperlukan
untuk memberitahu suatu pelanggan ttg permasalahan yang yang dilaporkan baru saja.
Suatu kemampuan tools diperlukan untuk pendukung fungsi manajemen release ini.
Adalah berguna untuk mempunyai suatu koneksi dengan kemampuan alat yang mendukung
perubahan meminta proses dalam rangka memetakan release kepada SCRS yang telah
diterima. Kemampuan alat ini mungkin juga memelihara informasi pada berbagai platform
target dan pada berbagai lingkungan pelanggan.
3 Penyebab Kerusakan
Salah satu dari target utama Guide kepada SWEBOK adalah untuk tiba di suatu
gangguan yang jadi ‘ berlaku umum’. Sebagai Konsekwensi, gangguan SCM topik
dikembangkan sebagian besar dengan mencoba untuk manyatukan topik yang yang dicakup
dalam literatur dan dalam standard yang dikenali, yang di tujukan untuk mencerminkan
pendapat konsensus. Topik pada Software Release Management and Delivery adalah suatu
perkecualian karena itu belum biasanya terjadi tiba-tiba secara terpisah di masa lalu. Sesuatu
yang dapat dijadikan teladan untuk ini disimpan ISO/IEC 12207 standard [ 23], yang
mengidentifikasi aktivitas ‘Release Management and Delivery’.
Ada persetujuan tersebar luas dalam literatur pada SCM area aktivitas dan konsep utama
mereka. Bagaimanapun, melanjutkan riset aktif pada aspek implementasi SCM. Contoh
ditemukan di dalam ICSE workshop pada SCM seperti [ Estublier] dan [ Sommerville, ( 39)].