bab 2 modul analisis produk dan proses produksi

11
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Landasan Teori 1. Analisis Spesifikasi Produk & Proses Produksi Salah satu teknik yang berguna dalam menganalisis produk adalah analisis nilai atau rekayasa nilai. Tujuan analisis nilai adalah untuk mencari cara yang tidak terlalu mahal untuk mencapai pelaksanaan fungsional yang lebih baik. Analisa produk adalah aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat, berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis (Sastrowinoto, Suyatno). Hasil riset pasar akan memberikan gambaran umum mengenai produk yang harus di buat sehingga selanjutnya perlu dibuat rancangan produk yang dimaksud lengkap dengan spesifikasi teknisnya. Dalam tahap ini juga dilakukan Make Or Buy Analysis, pembuatan gambar kerja dari produk atau komponen yang akan dibuat (Nurmianto, Eko). Perancangan proses merupakan kelanjutan dari aktivitas perancangan produk dimana pada tahap ini akan ditetapkan cara atau prosedur untuk membuat produk atau komponen sesuai gambar. Berdasarkan metode pengerjaan yang harus 6

Upload: ugiugie

Post on 10-Jul-2016

718 views

Category:

Documents


66 download

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Landasan Teori

1. Analisis Spesifikasi Produk & Proses Produksi

Salah satu teknik yang berguna dalam menganalisis produk adalah

analisis nilai atau rekayasa nilai. Tujuan analisis nilai adalah untuk

mencari cara yang tidak terlalu mahal untuk mencapai pelaksanaan

fungsional yang lebih baik. Analisa produk adalah aktivitas untuk

menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat, berdasarkan

pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis (Sastrowinoto, Suyatno).

Hasil riset pasar akan memberikan gambaran umum mengenai

produk yang harus di buat sehingga selanjutnya perlu dibuat rancangan

produk yang dimaksud lengkap dengan spesifikasi teknisnya. Dalam

tahap ini juga dilakukan Make Or Buy Analysis, pembuatan gambar

kerja dari produk atau komponen yang akan dibuat (Nurmianto, Eko).

Perancangan proses merupakan kelanjutan dari aktivitas

perancangan produk dimana pada tahap ini akan ditetapkan cara atau

prosedur untuk membuat produk atau komponen sesuai gambar.

Berdasarkan metode pengerjaan yang harus dilaksanakan maka

sekaligus akan ditetapkan jenis mesin atau fasilitas produksi lainnya

yang akan dipakai, termasuk kualifikasi operator, waktu standard serta

keputusan lainnya yang berkaitan dengan kualitas dan produktivitas

proses produksi yang diharapkan (Suma’mur, 1982).

2. Bill Of Material (BOM)

Bill Of Material merupakan suatu daftar tentang komponen-

komponen, deskripsi dari komponen-komponen itu, dan kuantitas dari

masing-masing komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu unit

produk. Sering kali untuk keperluan peramalan dan perencanaan

digunakan planning terhadap struktur BOM, sehingga dikenal adanya

6

planning BOM. Metode planning BOM ini akan mengijinkan perencana

untuk memenuhi tujuan-tujuan operasi. Biasanya pendekatan planning

BOM akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang meningkat

(Nurmianto, Eko).

BOM tidak menggambarkan produk aktual yang dibuat tetapi

menggambarkan komposisi produk yang diciptakan untuk memudahkan

dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah

item komponen yang tidak terpakai, membuat proses perencanaan dan

penjadwalan menjadi lebih akurat, menyederhanakan pemasukan

pemesanan pelanggan, menciptakan sistem pemeliharaan dan

penyimpanan data yang efisien dan fleksibel (Sastrowinoto, Suyatno).

3. Make Or Buy (MOB)

Digunakan untuk menganalisis tentang komponen-komponen mana

yang harus dibuat atau di beli sehingga perusahaan dapat memperoleh

keuntungan (Sastrowinoto, Suyatno):

a. Mengurangi biaya material dan proses.

b. Mengurangi jumlah modal yang diperlukan untuk raw material,

mesin dan fasilitas penunjang proses produksi lainnya.

c. Menyederhanakan macam produk yang harus dibuat.

Penentuan ukuran dari pabrik akan tergantung pada volume produk

yang akan dihasilkan, waktu siklus operasi produksi, serta modal yang

akan ditanamkan untuk pengadaan fasilitas produksi. Suatu akivitas

desain yang berkaitan dengan tanggung jawab dalam pengaturan lokasi

dari setiap fasilitas pabrik, baik yang berhubungan langsung dengan

proses produksi maupun dengan service (fasilitas pelayanan)

(Sastrowinoto, Suyatno).

4. Waktu Siklus, Waktu Baku, Waktu Normal

Waktu siklus adalah waktu total yang digunakan untuk mengubah

input menjadi output. Waktu Siklus terdiri dari dua komponen, yaitu

7

waktu proses (processing time) dan penundaan waktu (nonprocessing

time). Waktu proses (processing time) mencakup semua aktivitas yang

mengubah input menjadi output. Penundaan waktu (nonprocessing

time) mencakup aktivitas seperti menunggu (waiting), menyimpan

(stooring), dan aktivitas-aktivitas ini biasanya diklasifikasikan sebagai

bukan nilai tambah (non value added). Usaha untuk melakukan

perbaikan terhadap pengurangan waktu siklus dimudahkan dengan

membagi beberapa aktivitas-aktivitas yang secara langsung sangat

dibutuhkan untuk menghasilkan output yang diharapkan (Sastrowinoto,

Suyatno).

Waktu baku dilakukan untuk mengetahui waktu rata-rata yang

dibutuhkan seorang pekerja dalam menyelesaikan kegitan dalam

memproses part-part mobil mainan kayu yang diproduksi. Metode yang

digunakan yaitu dengan melakukan sampling kerja pada kegiatan yang

berlangsung (Sastrowinoto, Suyatno).

Pengukuran waktu normal adalah pekerjaan mengamati dan

mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus

dengan menggunakan data-data yang telah didapat pada waktu siklus

dan waktu baku sehingga dapat lah disimpulkan tingkat kecepatan kerja

yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat

memproduksi mainan mobil kayu. Dalam menentukan waktu normal

dapat dibantu dengan Penyesuaian agar kegiatan evaluasi kecepatan dan

performance kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung

merupakan bagian yang paling sulit dan penting dalam pengukuran

kerja,sehingga kelonggaran waktu yang diberikan kepada pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal yang ditentukan

(Suma’mur, 1982).

5. Routing Sheet

Route Sheet merupakan langkah-langkah proses atau tahap-tahap

yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk. Hal ini berkaitan

8

dengan masalah tools engineering dengan beberapa pertimbangan

ekonomis yang harus dibuat yaitu (Nurmianto, Eko) :

a. Penentuan macam atau tipe teknologi dari mesin perkakas yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.

b. Penentuan Raw Material yang terbaik untuk menghasilkan produk

yang dikehendaki.

c. Material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.

d. Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.

e. Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.

f. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.

g. Komponen- komponen untuk assembling setelah diprcduksi

6. Assembly Chart (AC)

Assembly Chart merupakan proses perakitan dari komponen utama

sampai komponen pembantu atau dapat dikatakan gambaran grafis dari

urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian ke dalam rakitan

suatu produk. Akan terlihat bahwa assembly chart menunjukkan cara

yang mudah di pahami tentang (Suma’mur, 1982) :

a. Komponen-komponen yang membentuk produk.

b. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama.

c. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-rakitan.

d. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan.

7. Operation Proses Chart (OPC)

Operation Process Chart merupakan peta kerja yang mencoba

menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut

dengan elemen-elemen operasi secara detail. Disini tahapan proses

operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Dengan

demikian keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal

sampai menjadi produk akhir (Suma’mur, 1982).

9

8. Forecasting

Tujuan dari peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk

meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa

yang akan datang. Selanjutnya dengan mengkombinasikannya dengan

pelayanan yang bersifat pasti, kita dapat mengetahui total permintaan

dari suatu item atau produk agar memudahkan manajemen dan

inventori. Pada dasarnya terdapat pada sembilan langkah yag harus

diperhatikan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem

peramalan dalam manajemen permintaan, yaitu (Nurmianto, Eko):

a. Menetukan tujuan dari peramalan tersebut.

b. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.

c. Peramalan jangka waktu ( jangka pendek, menengah dan panjang ).

d. Memilih model-model peramalan.

e. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.

f. Membuat peramalan.

g. Implementasi hasil-hasil peramalan.

h. Memantau keandalan hasil peramalan.

Perencanaan produksi dan inventori, termasuk kapasitas dan

sumber daya lainya dalam industri manufaktur, mengacu kepada dana

total permintaan produk dimasa yang akan datang. Dengan demikian

jelas bahwa tujuan utama peramalan dalam manjemen permintaan

adalah untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dari manajemen

produksi dan inventori dalam industri manufacture (Nurmianto, Eko).

10

B. Kerangka Berfikir

Keterangan

1. Permasalahan

Bagaimana mengetahui karakteristik produk mainan mobil kayu yang

akan diolah sehingga kita dapat merencanakan proses produksi apa

yang paling tepat untuk produk tersebut sehingga dapat tercapainya

suatu optimalisasi kerja. Efektifitas dan efisiensi yang perlu

diperhatikan dalam menganalisa produk dan proses produksi.

11

Output

Sehingga dalam keseluruhan penelitian ini akan didapatkan suatu bentuk analisa produk dan proses produksi mainan mobil kayu yang sesuai dengan kebutuhan.

Proses

Mengolah Pengumpulan data untuk mencapai efektifitas dan efisiensi waktu baku dan kelonggaran suatu produk baru harus menetapkan prosedur yang baik dalam bentuk analisa produk dan proses produksi.

Dimana spesifikasi yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pelanggan serta melakukan biaya produksi seminimal mungkin dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (manusia, mesin, material dan modal) yang ada.

Dalam hal ini akan meneliti beberapa metode dalam bentuk BOM, OPC, MOB, Assembling Char, dan Routing Sheet.

Permasalahan

Mengolah data dari produk mainan mobil kayu dalam bentuk analisa produk dan proses produksi dari pengumpulan data lantai produksi PT. Sekar Abadi.

2. Proses

Melakukan proses pengumpulan dan pengolahan data untuk mencapai

efektifitas dan efisiensi waktu baku dan kelonggaran suatu produk baru

harus menetapkan prosedur yang baik dalam bentuk analisa produk dan

proses produksi. Spesifikasi yang telah ditetapkan berdasarkan

keinginan pelanggan dan dengan biaya produksi seminimal mungkin

dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (manusia, mesin,

material dan modal) yang ada. Dalam hal ini akan meneliti beberapa

metode dalam bentuk BOM, OPC, MOB, Assembling Chart, dan

Routing Sheet.

3. Output

Pada akhirnya keseluruhan penelitian ini akan didapatkan suatu bentuk

analisa produk dan proses produksi mainan mobil kayu yang sesuai

dengan kebutuhan serta diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar.

12