proposal penelitian skripsi denis ok.docx
TRANSCRIPT
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1Hakikat Permainan Bola Voli
Bola voli merupakan olahraga yang di mainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang di pisahkan oleh sebuah net, tujuan permainan ini adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan bola). Bola di nyatakan dalam permainan setelah bola di pukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan, permainan di lanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. (PBVSI 2005 : 12).Menurut Sutrisno dan Muhajir (2013:17), permainan bola voli dapat diartikan cara memindahkan bola di udara secara efisien dan efektif dipindahkan ke daerah lawan melalui net sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Menurut M. Yunus (1992 : 68) teknik dasar permainan bola voli yaitu, meliputi: Service, Passing, Set-up, Smash, dan Block. Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan sebagai berikut :
1) Service Menurut Suharno HP (1982 : 24) service merupakan suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan service. Pada mulanya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, tetapi sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenagan.
2) Passing Menurut M. Yunus (1992 : 79) passing merupakan suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
3) Set-upMenurut Suharno HP (1982 : 19) set-up atau umpan merupakan menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan. Dengan hasil sajian bola yang baik, akurat dan ditempatkan pada posisi block yang lemah dapat memudahkan spiker untuk melakukan serangan dengan sempurna.
4) SmashMenurut Suharno HP (1982 : 20) smash merupakan bola di pukul keras ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit di terima oleh lawan. Smash atau biasa disebut dengan serangan merupakan suatu bentuk pukulan yang sangat berperan dalam permainan bola voli, oleh karena teknik ini paling efektif untuk mematikan pertahanan lawan dan sekaligus dapat meraih poin. Oleh sebab itu teknik smash sangat penting di kuasai oleh seorang pemain bola voli, sebab regu yang memiliki smashser yang baik mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan permainan dalam suatu pertandingan. Untuk memiliki kemampuan smash yang baik maka pemain memerlukan kemampuan kondisi fisik yang dapat menunjang kemampuan smash bola voli yang baik yakni kekuatan otot tangan saat memukul bola dan tinggi badan ideal untuk dapat melakukan lompatan yang sesuai maka jangkauan terhadap bola di atas net akan semakin tinggi untuk melakukan smash. (Lengga purwo, 2012:27).Pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas. Arti penting dari pukulan smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah dipukul keatas. Semakin tajam sudut yang dibuat, semakin sedikit waktu yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Selain itu semakin akurat smashnya, semakin luas lapangan yang harus ditutupi oleh lawan.Smash memerlukan energi yang sangat banyak dan dapat melelahkan dengan cepat. Dengan demikian, penting bagi pemain memiliki otot yang kuat untuk melakukan smash. Kekuatan otot dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai sebagai kemampuan otot khususnya bagian tangan untuk melakukan suatu tahanan. Kekuatan otot tangan sangatlah dominan dalam melakukan teknik pukulan smash dalam permainan bola voli.Dilihat dari analisis geraknya, kekuatan otot tangan diperlukan untuk memukul bola merupakan modal besar dari seorang pemain untuk mengakhiri permainan dengan pukulan bola yang keras dan akurat. pemain dapat melakukan teknik smash dengan sempurna apabila memiliki kekuatan. Tentunya hal itu harus didukung oleh kekuatan otot khususnya bagian tangan. Mengenai fungsi dan penjelasan tentang otot tangan oleh Damiri dalam skripsi Taryono (2010:83), menjelaskan bahwa tangan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda, dan sebagainya. Selanjutnya tangan disusun oleh : tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pangkal tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari-jari tangan. Pendapat lain menyebutkan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.Pendapat-pendapat diatas menyebutkan dua unsur penting dalam kekuatan yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat ( Harsono, 1988:200). Selain harus memiliki kekuatan otot tangan, seorang smasher juga harus ditunjang dengan postur tubuh yang ideal dalam hal ini tinggi badan yang maksimal karena dengan postur tubuh yang tinggi maka akan memudahkan setiap smasher atau spiker untuk menjangkau ataupun menyambut bola hasil passing atau operan teman yang kemudian dapat diarahkan kearea team lapangan lawan. Karakteristik olahraga bola voli yang dimana bola selalu dimainkan diudara dengan ukuran net yang tinggi pula sehingga tentunya untuk dapat meraih atau menjangkau bola tanpa mengalami kesulitan tentunya harus didukung dengan tinggi badan yang semaksimal mungkin. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Nurul Ahmadi, (2001:67) bahwa apabila seseorang memiliki tinggi badan yang optimal maka akan lebih mudah dalam melakukan suatu rangkaian gerakan teknik-teknik dasar bermain voli diantaranya smash maupun block. Pemain yang bertubuh panjang atau tinggi dengan keserasian besar tubuh dan berat badan yang ideal akan lebih unggul dalam melakukan smash. Orang yang memiliki tubuh yang kurus ototnya berisi air lebih banyak dibanding dengan orang yang gemuk apabila keduanya memiliki berat badan yang sama, sebab orang yang gemuk memiliki banyak lemak dan lemak tidak dapat bercampur dengan air. Jika kehilangan cairan dalam tubuh, maka tubuh akan cepat mengalami dehidrasi dan lemah sehingga tidak akan dapat melakukan pukulan smash secara maksimal. Tubuh yang gemuk yakni memiliki kelebihan berat badan yang dapat menyebabkan ruang geraknya yang cenderung sedikit sempit karena sulitnya untuk melakukan gerakan. Sedangkan tubuh yang kurus yakni cenderung mengalami ancaman osteoporosis yang merupakan suatu kondisi dimana tulang rapuh berkembang. Selain itu orang yang bertubuh kurus cenderung mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh. Jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemain yang memiliki postur tubuh dan tinggi badan yang ideal yakni tidak terlalu kurus maupun gemuk akan lebih unggul dalam melakukan pukulan smash. Disamping itu seorang smasher atau spiker juga perlu didukung dengan unsur teknik bermain yang baik untuk dapat melakukan pukulan smash secara akurat. Seseorang pemain yang memiliki otot tangan yang kuat dengan keserasian tinggi dan dasar tubuh yang ideal akan lebih berpotensi menghasilkan pukulan smash secara akurat dalam permainan bola voli. Peranan otot tangan tersebut terutama diperlukan untuk menciptakan pukulan smash yang tajam, keras atau curam sehingga besar kemungkinan bola sulit di kembalikan oleh lawan. Smash juga dipengaruhi oleh tinggi badan seorang pemain, dalam hal ini pemain dapat melakukan lompatan yang pas untuk mencapai bola dengan cepat sehingga smash di lakukan secara akurat. Kerasnya pukulan smash membutuhkan kekuatan dan kecepatan serta lompatan yang sesuai di dekat net sehingga memungkinkan menghasilkan pukulan smash yang maksimal.
5) BlockMenurut Suharno HP (1982 : 28) block merupakan daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola di dekat net setelah bola di pukul oleh lawan. Sedangkan menurut M. Yunus (1992 :119) block merupakan benteng pertahanan yang paling utama untuk menangkis serangan lawan. Hanya pemain baris depan yang di perbolehkan untuk melakukan block yang sempurna (PBVSI,2005 : 37).Permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Memvoli dan memantulkan bola ke udara dapat mempergunakan bagian tubuh mana saja asalkan sentuhan atau bola terpantul secara sempurna.Tujuan dari permainan bola voli ini merupakan melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Regu dapat memainkan tiga kali pantulan untuk dikembalikan bola tersebut (kecuali dalam perkenaan bendungan atau block). Bola dinyatakan dalam permainan dengan satu rally, pukulan bola oleh server melewati di atas net ke daerah lawan. Permainan bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam permainan dengan terlebih dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka.Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa permainan bola voli merupakan suatu usaha memainkan bola di udara di atas net dengan mematuhi peraturan yang berlaku untuk meraih kemenangan.
2.2Lapangan Bola Voli
Ukuran lapangan bola voli yang ada saat initerdiri dari dua jenis, yaitu ukuran lapangan voli dengan standar nasioanal yang ditetapkan oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) dan ukuran lapangan bola voli standar internasional sesuai dengan ketetapan FIVB (Federation International Volley Ball). Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan panjang lapangan 18 meter dan lebar lapangan 9 meter, lebar garis serang 3 meter dari net, tebal garis 5 cm. Net dibentangkan melintang membagi lapangan menjadi 2 sama luas, dengan ukuran panjang net 9,5 meter, lebar net bola voli 1 meter, tinggi net untuk putra 2,43 meter, tinggi antena pada net bola voli 80 centimeter, tinggi tiang net bola voli 2,55 meter, jarak tiang net dengan garis samping lapangan bola voli 0,5-1 meter, pita tepian samping net 5 centimeter sepanjang 1 meter, pita tepian atas net 5 centimeter, mata jala net 10 centimeter, garis pendek sepanjang 15 cm yang di buat 20 cm di belakang garis akhir, sebagai kepanjangan dari garis samping. Kedua garis pendek tersebut sudah termasuk di dalam daerah servis, perpanjangan daerah servis sampai batas akhir daerah bebas (Sukirno & Waluyo,2012:19-20).
Berikut ini dapat dilihat gambar lapangan bola voli. 15 cm Daerah servis , 9 m. 15 cm 20 cm 3-8 m 20 cm Daerah pergantian5 m Libero
1,75 m - - - - - - - - - -1,75 m
Daerah pergantian 1m 34m 3 m
1,75 m - - - - - - - - - - 1.75 m
6 m
20 cm 20 cm 15 cm 3-8 m 15 cm
19 m
Gambar 1 Lapangan bola voli(Http://www.google.com 5/09//2014)2.3Hakikat Tinggi Badan
Hakikat tinggi badan adalah struktur ukuran panjang tubuh (length wise grouth) meliputi tinggi badan, tinggi duduk, panjang tungkai, panjang lengan, panjang jari-jari dan lain-lain. Kata struktur tubuh pada hakekatnya bukanlah suatu kata yang berasal dari bahasa Indonesia asli, melainkan suatu kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Structure yang mengandung arti bangunan atau susunan. Sebagai suatu yang kongkrit atau nampak, tubuh kita mempunyai bentuk atau susunan tertentu. Susunan tubuh yang terdiri atas kerangka tulang dan otot yang terbungkus kulit itulah yang dimaksudkan struktur tubuh manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Pasau Anwar dalam Skripsi Ishak (2011: 75) bahwa struktur tubuh adalah unsur-unsur atau bagian-bagian tubuh yang tersusun dan tertata rapi membentuk tubuh manusia.Dalam setiap aktivitas manusia khususnya dalam kegiatan olahraga, struktur tubuh merupakan faktor yang penting peranannya. Menurut Clarke dalam Skripsi Ishak (2011:75) menyatakan bahwa The type of an individuals structure is an essential factor ini his motor performance. Diartikan bebas bahwa bentuk struktur tubuh seseorang adalah faktor yang sangat mendasar bagi pelaksanaan geraknya. Berarti struktur tubuh memegang peranan yang sangat menentukan di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Pengukuran struktur tubuh manusia telah dikenal sejak zaman purba. Antropometrik merupakan bentuk pengukuran struktur tubuh yang tertua dipergunakan sejak dahulu. Hal ini sejalan pendapat H. Harrison Clarke dalam Skripsi Ishak (2011:75) yang menyatakan bahwa: Antropometry is the the oldest type of body measurement know, dating back to beginning of recorded history. Diartikan secara bebas bahwa Antropometrik adalah pengukuran struktur tubuh yang tertua sebagaimana tertulis dalam sejarah. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal struktur tubuh dan kemampuan atau potensi tubuh atlet setiap cabang-cabang olahraga tersebut diatas, dan ada perbedaan yang signifikan struktur tubuh atlet antara atlet yang satu ras dengan ras lain dalam setiap cabang olah raga tersebut. Menurut Ishak (2011:7), untuk memudahkan pengertian dan pengkuran serta evaluasi terhadap struktur tubuh, bahwa pertumbuhan dan perkembangan fisik dapat digolongkan atau diklasifikasikan dalam tiga bagian yaitu: (1) Ukuran panjang tubuh (length wise grouth) meliputi tinggi badan, tinggi duduk, panjang tungkai, panjang lengan, panjang jari-jari dan lain-lain, (2) Ukuran besar tubuh (broadth wise grouth) meliputi lingkar dada, lingkar kepala, lingkar leher, lingkar perut, lingkar pinggul dan lain-lain, dan (3) Berat badan (amunth grouth) (Pasau anwar, 1989). Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa tinggi badan seseorang tergantung pada panjang pendeknya tulang-tulang yang dimiliki. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki tinggi badan yang ideal (memiliki postur yang tinggi) akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas bila dibandingkan dengan orang atau pemain yang memiliki postur tubuh yang dibawah ideal dalam melakukan aktivitas olahraga, gerakan yang dilakukan lebih kecil sudut gerakannya. Menurut Soedarminto dalam skripsi Ishak (2011;776) mengemukakan bahwa, suatu obyek yang panjang akan memiliki kecepatan linear yang lebih besar daripada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Makin panjang radius makin besar kecepatan linearnya. Dalam cabang olahraga, termasuk pada permainan bola voli faktor tinggi badan merupakan satu faktor terpenting dalam melakukan teknik-teknik dasar dan salah satu ukuran yang harus dijadikan penentu untuk mencari atlet-atlet yang berprestasi. Tinggi badan yang ideal merupakan dambaan setiap pelatih untuk mencari bibit dalam pembinaan lebih lanjut. Sebab seorang pemain yang memiliki teknik-teknik dasar permainan bola voli yang baik tapi tanpa didukung oleh tingi badan yang ideal, maka prestasi yang diharapkan tidak akan tercapai. Demikian halnya pada salah satu teknik dasar smash dalam permainan bola voli, tinggi badan sangat mempengaruhi. Sebab didalam melakukan teknik tersebut perlu adanya suatu pergerakan yang lebih luas atau jangkauan yang lebih efektif untuk mengendalikan permainan. Lain halnya jika seseorang atau pemain yang memiliki tinggi badan yang kurang ideal atau dibawah rata-rata standar bagi pemain bola voli, maka kemampuan menjangkau bolanya kecil. Maka orang yang lebih tinggi akan lebih cepat menjangkau bola yang ditempatkan dibanding dengan orang yang pendek.Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi badan tergantung pada panjang pendeknya tulang-tulang yang dimiliki. Tinggi badan yang ideal memiliki sudut gerakan yang lebih luas dan lebih cepat menjangkau bola yang akan di smash.
2.4Kekuatan Otot tangan
Kekuatan merupakan salah satu komponen fisik yang tak kalah pentingnya dalam upaya mendukung pencapaian prestasi pada umumnya, khususnya dalam cabang olahraga bola voli. Kekuatan merupakan daya penggerak sekaligus pencegah cedera dalam suatu kegiatan atau aktivitas fisik. Menurut Setiawan dalam Skripsi Ishak (2011:77), kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Menurut Annarino dalam Skripsi Ishak (2011: 77) bahwa maximum strength is the maximum amount of force exerted by a muscle group. Pengertiannya diartikan secara bebas bahwa kekuatan otot merupakan jumlah maksimum dari force yang dikerahkan oleh sekelompok otot. Dengan demikian untuk melakukan suatu aktivitas fisik yang memadai, kekuatan merupakan hal yang amat penting. Oleh karena mampu tidaknya pemain dalam menjalankan kegiatan khususnya berolahraga seperti melakukan smash pada permainan bola voli banyak ditentukan oleh faktor kekuatan fisik yang sempurna dari pemain. Mengembangkan kekuatan otot dapat diperoleh melalui latihan tahanan yaitu latihan dengan menggunakan beban anggota tubuh kita sendiri dan beban dari luar. Dengan demikian, dalam melakukan smash pada permainan bola voli, kekuatan sangat berperan untuk mendukung pada saat memukul bola. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan otot tangan, dimana otot tangan adalah faktor yang berperan dalam melaksanakan pukulan smash pada permainan bola voli. Otot tangan di antaranya musculus bicep brachi dan musclus tricep brachi. Otot ini berfungsi menggerakan otot tangan. Origo dan insertio dari musculus bicep brachi pada tubrositas supra glenidalis dan insertionya pada tubrositas radii. Sedangkan musculus tricep brachi origonya terletak pada tubrositas infra glennoidalis dan insertionya pada tubrositas ulnaris di olecranon (Sukirno 2012:185). Berikut ini gambar tulang dan otot-otot tangan. Gambar 2. Struktur tulang dan otot-otot tangan(Http://www.google.com 5/09//2014)Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tangan adalah kemampuan dari otot tangan seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk memukul bola. Dalam permainan bola voli ini kekuatan otot tangan menentukan hasil smash.
2.5Smash dalam Permainan Bola Voli
Menurut Suharno HP (1982 : 28) smash merupakan bola di pukul keras ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit di terima oleh lawan. Keterampilan smash dilakukan dalam usaha memukul bola (spike) di atas net. Keterampilan ini sangat penting dimiliki setiap pemain, karena dalam permainan bola voli modern, kecepatan dan arah bola hasil pukulan spiker menentukan keberhasilan dalam menambah poin. Dengan adanya smash para pemain lawan akan sangat sulit untuk mengembalikan bola secara sempurna. Keterampilan smash ini jika dilakukan dengan baik akan menjadi taktik pertahanan dan sekaligus merupakan serangan balik yang paling efektif dan efisien. Spike yang tak terbendung dengan baik jarang sekali dapat dikembalikan, atau paling tidak sulit untuk dimainkan kembali, sehingga regu penyerang sulit melakukan persiapan serangan balik berikutnya secara sempurna. Cara smash yang baik adalah dengan cara melompat dengan menaikan satu tangan ke atas net setinggi mungkin untuk dapat menghindari bendungan dari lawan lawan. Berikut ini gambar pemain saat melakukan smash dalam permainan bola voli.
Gambar 3. Smash dalam permainan bola voli(Http://www.google.com 5/09//2014)
2.6Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini meliputi : smash merupakan memukul bola di atas net shingga mnyentuh lapangan lawan dengan sempurna. Teknik smash ada beberapa unsur yang terdiri dari : sikap awalan badan, lompatan, sikap tangan, serta mendarat dengan tumpuan yang benar. Untuk dapat melakukan smash diperlukan tinggi badan dan ketinggian lompatan yang memadai, kekuatan otot tangan, serta kemampuan yang harus dikuasai dalam smash. Kemampuan dalam smash saling berhubungan antara kemampuan smash, tinggi badan, kekuatan otot, kekuatan, kecepatan, kelentukan, keseimbangan. Jadi pemain yang memiliki otot tangan yang kuat dan tinggi badan yang ideal sangat mungkin untuk dapat melakukan smash secara optimal, sehingga diduga ada sumbangan kekuatan otot tangan dan tinggi badan terhadap kemampuan melakukan smash dalam permainan bola voli.
Kekuatan Tinggi Badan
kecepatanKemampuan Smash
kelentukan
Kordinasi keseimbangan
2.7Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah tinggi badan dan kekuatan otot tangan berhubungan terhadap kemampuan hasil smash bola voli pada mahasiswa Penjaskes Universitas Sriwijaya Palembang Angkatan 2013. H0:Tidak terdapat hubungan antara tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli. H1: Terdapat hubungan antara tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli.Jika f hitung > f tabel terima H1 tolak H0
15
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi, Bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.
3.2Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi,2006 : 118). Menurut Sugiyono (2007 : 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut (Sugiyono, 2007 : 4) bahwa hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam- macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: a) variabel independen, b) variabel dependen, c) variabel moderator, d) variabel intervening, e) variabel control. Variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) : variabel bebas yaitu tinggi badan (X1) dan kekuatan otot tangan (X2), sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan smash (Y).
3.3Definisi Operasional variabel
Agar lebih terarah pelaksanaan pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan atau defenisi operasional tiap variabel yang terlibat.
1. Tinggi badan yang dimaksud adalah salah satu bagian yang ada pada postur tubuh seseorang, yang pengukurannya dengan posisi berdiri tegap mulai dari alas kaki sampai atas kepala. 2. Kekuatan otot tangan yang dimaksud adalah kemampuan otot tangan untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot tangan diukur dengan menggunakan tes hand dyinamometer. 3. Kemampuan smash dalam permainan bola voli yang dimaksud adalah tingkat kemampuan melakukan smash pada permainan bola voli yang dinilai dari ketepatan gerakan memukul bola di atas net.
3.4Rancangan Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan dua variabel independen. Dalam korelasi ini, ada dua variabel independen yaitu tinggi badan (x1), keuatan otot tangan (x2) dan satu variabel dependen yaitu kemampuan smash pada mahasiswa Penjaskes Universitas Sriwijaya Palembang (y) Sugiyono (2011:79).
X1
y
X2
Bagan 1. Rancangan penelitian
Keterangan :
a) x1 = Tinggi badanb) x2 = Kekuatan otot tanganc) y = Kemampuan smash
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Penjaskes Univervistas Sriwijaya Palembang Angkatan 2013.
3.5.2 SampelMenurut Suharsimi (2006:130), Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode secara tidak acak (non probabilitas) yaitu dengan menggunakan teknik purvosive sampling. Penentuan jumlah sampel apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15%, atau 20% - 25% atau lebih (Suharsimi, 2006 : 134). Oleh karena itu, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Penjaskes Angkatan 2013 yang berjumlah 42 orang.
3.6Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2006 : 160). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) tes atau pengukuran tinggi badan dengan menggunakan tes Antropometrik, b) tes kekuatan otot tangan dengan menggunakan tes Hand Dyinamometer, c) tes kemampuan melakukan smash.3.6.1 Tes atau Pengukuran Tinggi Badan
Untuk mengukur tinggi badan, peneliti menggunakan tes Antropometrik. Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran tinggi badan ini yaitu microtoise staturmeter serta fasilitas alat tulis dan formulir pencatatan hasil pengukuran. Microtoise Staturmeter ini memilki panjang maksimal 200 cm atau 2 meter. Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:1. Lepas sepatu atau alas kaki testi2. Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, telapak kaki menapak pada alas3. Ukur tinggi badan mulai dari alas kaki sampai kepala4. Catat hasil yang ditunjukan oleh skala alat pengukur dalam satuan (cm)
3.6.2 Tes Kekuatan Otot tangan
Kekuatan otot tangan diukur dengan menggunakan tes hand dyinamometer yang digunakan untuk mengukur besarnya tingkat kekuatan umum dengan menarik alat sekuat-kuatnya, tes tersebut berkaitan dengan kekuatan isometrik yaitu latihan untuk meningkatkan kekuatan otot seperti menarik, gerakan isometrik artinya dimana kontraksi otot dimana panjang otot tetap tetapi bebannya bertambah, metode ini sangat efektif untuk meningkatkan kekuatan otot tangan Sukirno (2011:79). Praktik pengukuran tes sebagai berikut:1. Set skala pada posisi nol2. Dyinamometer diatur sehingga sesuai dengan posisi berdiri3. Praktikan memegang alat dengan posisi lengan membentuk sudut4. Alat ditarik ke samping dengan menggunakan otot tangan5. Hasil yang tertera pada skala dicatat sebagai skor kekuatan pada otot tangan
3.6.3 Tes Kemampuan Melakukan smash (spike)
Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan melakukan spike untuk serangan ke sasaran dengan cepat dan terarah (Nurhasan,2001:173).Alat yang digunakan :1) Lapangan bola voli2) Net dan tiang net3) Stop watch4) Bola voliPetunjuk Pelaksanaan1) Testi diberi pengarahan mengenai pelaksanaan tes smash.2) Testi berada dalam daerah serang atau bebas di dalam lapangan permainan.3) Bola di lambungkan atau di umpan dekat atas jaring ke arah testi.4) Dengan atau tanpa awalan, testi meloncat dan memukul bola melampaui atas jaring ke dalam lapangan di seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-angka. Cara menskor :1) Skor terdiri atas dua bagian yang tidak terpisahkan, yaitu angka sasaran.2) Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran dengan angka yang lebih besar.3) Skor = 0, Jika pemukul menyentuh jaring dan atau jatuh di luar sasaran. Meskipun skor = 0, waktu tetap di catat. Skor untuk spike : jumlah angka dengan lima kali kesempatan Sebagai contoh cara menskor tes spike adalah sebagai berikut :
Kesempatan pukulan pertama skor : 5 Kesempatan pukulan kedua skor : 4 Kesempatan pukulan ketiga skor : 4 Kesempatan pukulan keempat skor : 0 Kesempatan pukulan kelima skor : 3 Jadi skor tes spike adalah skor : 17
2,43 m. laki-laki 2,24 m. perempuan
4 2 531
4251 m3 m
Gambar 4. Lapangan untuk tes smash(Nurhasan,2001:173)
3.7Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: tinggi badan, kekuatan otot tangan, dan kemampuan smash dalam permainan bola voli. Pengambilan data yang digunakan yaitu dengan melakukan tes dan pengukuran.
3.8Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh kesimpulan penelitian sekaligus menguji kebenaran hipotesis penelitian ini, data yang terkumpul setelah diklasifikasikan kemudian peneliti mengolah dan menganalisisnya menggunakan rumus analisis regresi linier. Karena dalam penelitian ini menguji tiga hubungan, yakni:1. Hubungan antara tinggi badan dengan hasil smash (X1,Y)2. Hubungan antara kekuatan otot tangan dengan hasil smash (X2,Y)3. Hubungan antara tinggi badan dan kekuatan otot tangan dengan hasil smash (X1,X2,Y).
3.8.1 Uji Normalitas Data
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan untuk menguji normalitas data, maka diperlukan daftar distribusi untuk menentukan range, rata-rata, standar deviasi, modus, dan median dengan langkah-langkah sebagai berikut: Range = data terbesar data terkecil Banyak kelas interval = 1 + 3,3 Log n (n=banyak data) Panjang kelas interval = range / banyak kelas. Untuk menguji apakah data tersebut berdistribusi normal, maka digunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefesien person, yaitu:
Keterangan :K= Kemiringan
= Rata-rataMo= ModusS= simpanganData dikatakan normal jika nilai K terletak antara -1 sampai +1 (-1 < K < +1)Langkah-langkah untuk menguji normalitas tersebut antara lain:
1. Mencari rata-rata masing-masing kelompok, dengan rumus:
=Keterangan:
= Rata-ratax = Tanda interval kelasf = Frequensi sesuai interval kelas
2. Mencari modus, dengan rumus:
M= b+p Keterangan : Mo = Modus b = Batas bawah kelas modal, yaitu interval dengan frequensi terbanyakp = Panjang kelas
b = Frequensi kelas modus dikurangi frequensi kelas interval dengan kelas yang lebih kecil
b = Frequensi kelas modus dikurangi frequensi kelas interval dengan kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus
3. Mencari Median, dengan rumus:Me = b+p keterangan:Me = Medianb= Batas bawah kelas median , kelas dimana median akan terletakp = Panjang kelas mediann = Banyak dataF = Jumlah semua frequensi dengan tanda kelas lebih dari tanda batas medianF = Frequensi kelas median
4. Mencari simpangan baku / standar deviasi
S= keterangan :
S= Simpangan baku
x = Tanda kelas
f = Frequensi kelasn = Banyak data
5. Memasukan nilai hitung yang dipakai (modus, rata-rata, dan standar deviasi) ke dalam rumus koefisien person.
6. Untuk mempermudah melakukan korelasi, peneliti mengubah data ke dalam T skor. T = 50 + 10
Keterangan: T= T skor Xi= Nilai tengah = Nilai rata-rataS= Standar deviasi3.8.2 Uji Hipotesis
Hubungan (X1,Y) dan (X2,Y) merupakan hubungan atau korelasi linier sederhana, dapat dianalis dengan menggunakan koefisien korelasi regresi linier sederhana sebagai berikut:
Keterangan: Y = Kemampuan smash X1 = Tinggi badan n = Banyaknya sampel
Hubungan (X1, X2,Y) merupakan hubungan atau korelasi linier berganda, dapat dianalisis menggunakan korelasi regresi linier berganda yakni dua variabel independen dan satu dependen. Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2007 : 231). Data yang dinilai adalah dua data variabel bebas yaitu tinggi badan (X1) dan kekuatan otot tangan (X2), serta satu variabel terikat yaitu hasil kemampuan smash (Y). Penelitian ini berupa angka-angka (data kuantitatif), maka perlu diambil langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu dengan rumus:
Keterangan :Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2ryx1= koefisien korelsi x1 terhadap Yryx2= koefisien korelsi x2 terhadap Yrx1x2= koefisien korelsi x1 terhadap X2
Analisis regresi sederhana didasarkan hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Dimana: = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X=0b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan x = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Mencari nilai a dan b menggunakan rumus sebagai berikut:
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai ffaktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan). Jadi analisis regresi ganda dilakukan bila jumlah variabel inpendennya minimal dua. Digunakan regresi berganda ini bertujuan untuk, meliputi: memprediksikan, menjelaskan, menspesifikasi hubungan statistik, dan menentukan variabel-variabel bebas dan terikat. Setelah menganalisis ketiga variabel, maka hasil responden untuk variabel-variabel dalam kelompok faktor dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Selanjutnya nilai rata-rata akan dijadikan data-data untuk variabel-variabel bebas dan variabel terikat, untuk pengolahan regresi linier. Berikut persamaan regresinya:
Uji hipotesis dilakukan dengan F-Test digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bebas secara bersama-sama dengab variabel terikat. Rumus Fhitung sebagai berikut :
Keterangan: R2= Koefisien determinasik= Jumlah variabel independencen= Jumlah sampelDengan melihat tabel f didapat nilai Ftabel. Kemudian bandingkan Fhitung dan Ftabel, jika Fhitung Ftabel maka terima H0. Jadi keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya menggunakan analisis komputer pada program SPSS versi dengan taraf signifikan 95% atau alpha 0,05.3.9 Jadwal kegiatan Tabel 1. Jadwal penelitianN0Kegiatan sepoktnovdesjanfebmarapr
1Usul judul
2Proposal penelitian
3Seminar proposal
4Mengurus surat penelitian
5Penelitian
6Analisis data
7Bimbingan skripsi
8Ujian skripsi
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sriwijaya palembang. Lokasi Universitas ini terletak di Jalan Raya Prabumulih-Palembang Indralaya Ogan Ilir. Sampel penelitian yang diambil adalah mahasiswa Penjaskes Universitas Sriwijaya palembang angkatan 2013 dengan jumlah seluruh sampel sebanyak 42 mahasiswa. 42 orang mahasiswa tersebut melakukan beberapa tes atau pengukuran yakni pengukuran tinggi badan dengan menggunakan tes Antropometrik, tes kekuatan otot tangan dengan menggunakan tes hand dynamometer, dan tes kemampuan melakukan smash (spike). Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan tinggi badan dan kekuatan otot tangan dengan kemampuan smash dalam permainan bola voli.4.1.2 Diskripsi Data Hasil Penelitian Pengukuran Tinggi BadanUntuk mencapai tujuan penelitian dilakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, yaitu tinggi badan dan kekuatan otot tangan, dan satu variabel terikat yaitu kemampuan smash bola voli. Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik. Berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan didapatkan bahwa nilai tertinggi adalah 178 dan terendah adalah 158, nilai Range atau rentang 20, Banyak kelas Interval 7, Panjang Kelas Interval 3, sehingga rata-rata sebesar 166. Sedangkan untuk nilai modusnya 164 dan median 165, nilai Simpangan Bakunya (S) yaitu 5,74 sehingga nilai kemiringan kurvanya (KM) adalah 0,40. Dari data yang terkumpul, maka dapat dicari koefisien person dengan langkah-langkah sebagai berikut:Range= data terbesar data terkecil= 178-158= 20Banyak Kelas Interval= 1+ 3,3 log n= 1 + 3,3 log (42)= 1 + 3,3 (1,62)= 1 + 5,63 = 6,63 = 7Panjang Kelas Interval= Range / Banyak kelas= 20/7 = 2,86 = 3Berdasarkan pada deskriptif data tersebut, akan disajikan hasil distribusi frekuensi bergolong untuk masing-masing variabel, yaitu: hasil tes atau pengukuran tinggi badan, hasil tes kekuatan otot tangan, dan hasil tes kemampuan smash. Berikut tabel distribusi frekuensi bergolong tes atau pengukuran tinggi badan.Tabel 2. Distribusi Frekuensi Bergolong Tes atau Pengukuran Tinggi BadanKelompok Nilaifixi fixixi2fixi2
158-1608159127225281202248
161-1637162113426244183708
164-1668165132027225217800
167-1696168100828224169344
170-1726171102629241175446
173-17531745223027690828
176-178417770831329125316
4269901164690
Keterangan: fi= Frekuensi kelas tinggi badan xi = Tanda kelas tinggi badanBerdasarkan tabel di atas diketahui mahasiswa yang mendapatkan nilai tinggi badan diatas rata-rata dan di bawah rata-rata. Nilai rata-rata tinggi badan sebesar 166 dan standar deviasi sebesar 5,74 dengan melihat Tabel 1, sehingga dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak 23 mahasiswa dan yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 19 mahasiswa. Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam sebuah histrogam pengukuran tinggi badan. Gambar 5. Histrogram pengukuran tinggi badana. Nilai rata-rata tes atau pengukuran tinggi badan
= =
b. Modus (Mo) tes atau pengukuran tinggi badanb = 163,5 b1 = 1 b2 = 2 p = 3
M= b+p
M0 = 163,5 + 3 = 164, 5 = 164c. Median (Me) tes atau pengukuran tinggi badan Me = b+p Me = 166,5 + 3 Me = 166,5 + -2 = 164,5 = 165
d. Simpangan baku
S= S2 = S2= S = = 5,74
e. Kemiringan kurva
Karena nilai KM sebesar 0,40 dimana harga ini terletak antara (-1) dan (+1) maka data tersebut berdistribusi normal. 4.1.3 Diskripsi Data Hasil Penelitian Kekuatan Otot TanganBerdasarkan hasil tes kekuatan otot tangan, kemudian dilakukan analisis data didapatkan bahwa nilai tertinggi adalah 60 dan terendah adalah 10, nilai Range 50, Banyak kelas Interval 7, Panjang Kelas Interval 7, sehingga rata-rata sebesar 32. Sedangkan untuk nilai modusnya 30 dan median 31, nilai Simpangan Bakunya (S) yaitu 14,37 sehingga nilai kemiringan kurvanya (KM) adalah 0,14.Dari data yang terkumpul, maka dapat dicari koefisien person dengan langkah-langkah sebagai berikut:Range= data terbesar data terkecil= 60-10= 50Banyak Kelas Interval= 1+ 3,3 log n= 1 + 3,3 log (42)= 1 + 3,3 (1,62)= 1 + 5,63 = 6,63 = 7Panjang Kelas Interval= Range / Banyak kelas= 50/7 = 7,14= 7Berdasarkan pada deskriptif data tersebut, akan disajikan hasil distribusi frekuensi bergolong tes kekuatan otot tangan. Berikut tabel distribusi frekuensi bergolong tes kekuatan otot tangan.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bergolong Tes Kekuatan Otot TanganKelompok Nilaifixi fixixi2fixi2
10-17713,594,5182,251275,75
18-25721,5150,5462,253235,75
26-331329,5383,5870,2511313,25
34-41537,5187,51406,257031,25
42-49145,545,52070,252070,25
50-57753,5374,52862,2520035,75
58-65261,51233782,257564,5
42135952526,5
Keterangan: fi= Frekuensi kelas kekuatan otot tangan xi = Tanda kelas kekuatan otot tangan Berdasarkan tabel di atas diketahui mahasiswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Nilai rata-rata tes kekuatan otot tangan sebesar 32 dan standar deviasi 13,18 dengan melihat Tabel 2 sehingga dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak 25 mahasiswa dan yang memperoleh nilai diatas rata-rata sebanyak 17 mahasiswa. Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam sebuah histrogam tes kekuatan otot tangan. Gambar 6. Histrogram tes kekuatan otot tangana. Nilai rata-rata tes atau pengukuran kekuatan otot tangan
= = b. Modus (Mo) tes atau pengukuran tinggi badanb = 25,5 b1 = 6 b2 = 8 p = 7
M= 25,5+7
M0 = 25,5 + 7 = 29, 7 = 30c. Median (Me) tes atau pengukuran tinggi badan Me = b+p Me = 33,5 + 7 Me = 33,5 + -2 = 31,5= 31
d. Simpangan baku
S= S2 = S2= S = = 14,37
e. Kemiringan kurva
Karena nilai KM sebesar 0,14 dimana harga ini terletak antara (-1) dan (+1) maka data tersebut berdistribusi normal.
4.1.4 Diskripsi Data Hasil Penelitian Tes Kemampuan SmashBerdasarkan hasil tes kemampuan smash, kemudian dilakukan analisis data didapatkan bahwa nilai tertinggi adalah 20 dan terendah adalah 5, nilai Range 15, Banyak kelas Interval 7, Panjang Kelas Interval 2,5, sehingga rata-rata sebesar 12. Sedangkan untuk nilai modusnya 9 dan median 11, nilai Simpangan Bakunya (S) yaitu 4,04 sehingga nilai kemiringan kurvanya (KM) adalah 0,74Dari data yang terkumpul, maka dapat dicari koefisien person dengan langkah-langkah sebagai berikut:Range= data terbesar data terkecil= 20-5= 15Banyak Kelas Interval= 1+ 3,3 log n= 1 + 3,3 log (42)= 1 + 3,3 (1,62)= 1 + 5,63 = 6,63 = 7Panjang Kelas Interval= Range / Banyak kelas= 15/7 = 2,5 Berdasarkan pada deskriptif data tersebut, akan disajikan hasil distribusi frekuensi bergolong tes kemampuan smash. Berikut tabel distribusi frekuensi bergolong tes kemampuan smash Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bergolong Tes Kemampuan SmashKelompok Nilaifixi fixixi2fixi2
5-6,555,7528,7533,06165,30
6,6-9,197,8570,6561,62554,58
9,2-11,7810,4583,60109,20873,60
11,8-14,3713,0591,35170,301192,10
14,4-16,9715,65109,55244,921714,44
17-18,5417,7571,00315,061260,24
18,6-21,1219,8539,70394,02788,04
42494,606548,30
Keterangan: fi= Frekuensi kelas tinggi badan xi = Tanda kelas tinggi badan Berdasarkan tabel di atas diketahui mahasiswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Nilai rata-rata tes smash sebesar 12 dan standar deviasi 4,04 dengan melihat Tabel 4 sehingga dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak 22 mahasiswa dan yang memperoleh nilai diatas rata-rata sebanyak 20 mahasiswa. Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam sebuah histrogam tes kemampuan smash. Gambar 7. Histrogram tes kemampuan smasha. Nilai rata-rata tes kemampuan smash
= =
b. Modus (Mo) tes atau pengukuran tinggi badanb = 6,1 b1 = 4 b2 = 1 p = 2,5
M= b+p
M0 = 6,1 + 2,5 = 8,6 = 9c. Median (Me) tes atau pengukuran tinggi badan Me = b+p Me = 11,3 + 2,5 Me = 11,3 + -0,73 = 10,57 = 11
d. Simpangan baku
S= S2 = S2= S = = 4,04
e. Kemiringan kurva
Karena nilai KM sebesar 0,70 dimana harga ini terletak antara (-1) dan (+1) maka data tersebut berdistribusi normal. Data masing-masing variabel penelitian memiliki satuan yang berbeda-beda, maka untuk mempermudah melakuan korelasi dan pengolahan data perlu diubah menjadi skor T (dibakukan) dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar deviasi dikalikan 10 ditambah 50. Berikut tabel konversi data penelitian ke Skor T.
Tabel 5. Konversi Data Penelitian ke Skor TNamaHasil PenelitianT SKOR
Tinggi BadanKekuatan Otot TanganKemampuan SmashTinggi BadanKekuatan Otot TanganKemampuan Smash
RA16431,51046,5249,6545,05
IS170251656,9745,1359,90
FR178261470,9145,8254,95
AV172301560,4548,6157,43
RP16314,5844,7737,8240,10
HS17013,51056,9737,1345,05
R16215843,0338,1740,10
DW16315944,7738,1742,57
RS167231151,7443,7447,52
MF173281362,2047,2252,48
AA16450,5646,5262,8735,15
AP16830653,4848,6135,15
SM16422,5546,5243,3932,67
MA16319544,7740,9532,67
MS16019,5939,5541,3042,57
GR170601456,9769,4954,95
DM15911,51037,8035,7345,05
NS16510948,2634,6942,57
AS15820836,0641,6540,10
RP15825536,0645,1332,67
MA16853,51153,4864,9647,52
NM167301151,7448,6147,52
FR17857,51970,9167,7567,33
JI16942,51555,2357,3157,43
FS170401856,9755,5764,85
DN174111763,9435,3962,38
MS16550,51048,2662,8745,05
MK16130941,2948,6142,57
ON176301267,4248,6150,00
AD16811,51548,2635,7357,43
R178512070,9163,2269,80
YP16832,51653,4850,3559,90
MD16030,51739,5548,9662,38
JA159261337,8045,8252,48
TF17350,5962,2062,8742,57
ED171501458,7162,5354,95
DA16328844,7747,2240,10
MK164391146,5254,8747,52
AR15851,51336,0663,5752,48
DR162361643,0352,7859,90
HH 16039,51739,5555,2262,38
RH164321546,5250,0057,43
4.1.5 Uji HipotesisSetelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji linieritas. Uji linieritas adalah uji untuk mengetahui apakah antara variabel (X1 dan X2) memiliki hubungan yang linier atau tidak terhadap variabel (Y). Kriteria uji dinyatakan linier, jika hasil F hitung X1 dan X2 memiliki signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan =5%. Hasil uji linieritas data menggunakan bantuan komputer program SPSS. 4.1.5.1 Hasil Uji Linieritas Tinggi Badan terhadap Kemampuan Smash Bola VoliBerdasarkan hasil analisis linieritas atau korelasi antara tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.Tabel 6. Hasil Uji Linieritas SPSS Hubungan Tinggi Badan terhadap Kemampuan Smash Bola Voli
ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig.
1Regression160.5501160.55012.610.001a
Residual509.2834012.732
Total669.83341
a. Predictors: (Constant), Tinggi badanb. Dependent Variable: kemampuan_smash_bola_voli
Kriteria pengujian hipotesisnya yaitu terima H1 jika Fhitung > Ftabel(1-), dan terima H0 jika Fhitung < Ftabel(1-) dimana Ftabel(1-) adalah f yang terdapat di dalam tabel distribusi f dengan dk pembilang = k dan dk penyebut= n-k-1. Hasil uji linieritas data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa antara X1 dengan Y diperoleh f hitung = 12,6, Sedangkan nilai f tabel dengan dk pembilang=1 dan dk penyebut=42-1-1 = 40 dan dengan taraf kepercayaan = 0,05 sehingga diperoleh f tabel sebesar 4,08 serta memliki signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan =5% yaitu sebesar 0,001, dengan demikian tolak hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada hubungan tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Terima H1 yang menyatakan ada hubungan (linier) antara tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Bentuk hubungan antara tinggi badan (X1 ) terhadap kemampuan smash bola voli (Y) dapat digambarkan dengan persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi menggunakan koefisien korelasi regresi linier sederhana sebagai berikut.Tabel 7. Hasil Tes atau Pengukuran Tinggi Badan dan kemampuan Smash Bola Voli Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013No SubjekXYX2Y2XY
146,5245,052163,712029,462095,51
256,9759,903245,433588,133412,48
370,9154,955027,653019,563896,32
460,4557,433654,563297,723471,56
544,7740,102004,671607,931795,37
656,9745,053245,432029,462566,41
743,0340,101851,701607,931725,51
844,7742,572004,671812,571906,20
951,7447,522677,252258,602459,03
1062,2052,483868,232753,653263,70
1146,5235,152163,711235,421634,96
1253,4835,152860,571235,421879,89
1346,5232,672163,711067,541519,82
1444,7732,672004,671067,541462,90
1539,5542,571563,971812,571683,69
1656,9754,953245,433019,563130,46
1737,8045,051429,212029,461703,09
1848,2642,572328,821812,572054,54
1936,0640,101300,521607,931446,08
2036,0632,671300,521067,541178,29
2153,4847,522860,572258,602541,83
2251,7447,522677,252258,602459,03
2370,9167,335027,654532,894773,86
2455,2357,433049,963297,723171,42
2556,9764,853245,434205,723694,50
2663,9462,384087,983890,803988,17
2748,2645,052328,822029,462173,99
2841,2942,571704,801812,571757,86
2967,4250,004545,672500,003371,00
3048,2657,432328,823297,722771,57
3170,9169,805027,654872,324949,52
3253,4859,902860,573588,133203,76
3339,5562,381563,973890,802466,80
3437,8052,481429,212753,651983,82
3562,2042,573868,231812,572647,91
3658,7154,953446,963019,563226,19
3744,7740,102004,671607,931795,37
3846,5247,522163,712258,602210,65
3936,0652,481300,522753,651892,40
4043,0359,901851,703588,132577,62
4139,5562,381563,973890,802466,80
4246,5257,432163,713297,722671,20
Total2120,912082,67111206,22107379,20107179,86
Mencari nilai a dan b menggunakan rumus sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,51 sehingga dapat dikatakan tingkat hubungan antara tinggi badan dan kemampuan smash bola voli yang mengacu pada tabel 7 klasifikiasi koefisien korelasi tes adalah cukup. Persamaan regresi antara tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli adalahMelalui persamaan tersebut, dimana koefisien regresi yang diperoleh adalah bertanda positif maka bentuk hubungan antara tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli adalah hubungan positif.
Tabel 8. Klasifikasi koefisien korelasi tesInterval koefisien korelasiTingkat hubungan
0,00Tidak ada hubungan
0,01 - 0,20Rendah
0,21 - 0,50Sedang
0,51 - 0,70Cukup
0,71 - 0,90Tinggi
1,90- 1,00Sempurna
4.1.5.2 Hasil Uji Linieritas Kekuatan Otot Tangan terhadap Kemampuan Smash Bola VoliBerdasarkan hasil analisis linieritas atau korelasi antara kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 9. Hasil Uji Linieritas SPSS Hubungan Kekuatan Otot Tangan terhadap Kemampuan Smash Bola Voli
ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig.
1Regression75.092175.0925.050.030b
Residual594.7414014.869
Total669.83341
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
b. Predictors: (Constant), Kekuatan_Otot_Tangan
Kriteria pengujian hipotesisnya yaitu terima H1 jika Fhitung > Ftabel(1-), dan terima H0 jika Fhitung < Ftabel(1-) dimana Ftabel(1-) adalah f yang terdapat di dalam tabel distribusi f dengan dk pembilang = k dan dk penyebut= n-k-1. Hasil uji linieritas data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa antara X2 dengan Y diperoleh f hitung = 5,05, Sedangkan nilai f tabel dengan dk pembilang=1 dan dk penyebut=42-1-1 = 40 dan dengan taraf kepercayaan = 0,05 sehingga diperoleh f tabel sebesar 4,08 serta memliki signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan =5% yaitu sebesar 0,03, dengan demikian tolak hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada hubungan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Terima H1 yang menyatakan ada hubungan (linier) kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Bentuk hubungan antara kekuatan otot tangan (X2 ) terhadap kemampuan smash bola voli (Y) dapat digambarkan dengan persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi menggunakan koefisien korelasi regresi linier sederhana sebagai berikut.Tabel 10. Hasil Tes atau Pengukuran kekuatan Otot Tangan dan Kemampuan Smash Bola Voli Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013No SubjekXYX2Y2XY
149,6545,052465,332029,502236,82
245,1359,902036,603588,012703,21
345,8254,952099,903019,502518,06
448,6157,432362,763298,202791,57
537,8240,101430,491608,011516,66
637,1345,051378,342029,501672,52
738,1740,101456,931608,011530,61
838,1742,571456,931812,201624,89
943,7447,521912,922258,152078,38
1047,2252,482229,392754,152477,92
1162,8735,153953,151235,522210,02
1248,6135,152362,761235,521708,58
1343,3932,671882,611067,331417,52
1440,9532,671677,181067,331337,95
1541,3042,571705,801812,201758,20
1669,4954,954828,173019,503818,20
1735,7345,051276,932029,501609,82
1834,6942,571203,421812,201476,77
1941,6540,101734,661608,011670,14
2045,1332,672036,601067,331474,36
2164,9647,524220,032258,153086,98
2248,6147,522362,762258,152309,86
2367,7567,334589,434533,334561,29
2457,3157,433284,083298,203291,13
2555,5764,853087,714205,523603,53
2635,3962,381252,183891,262207,39
2762,8745,053953,152029,502832,48
2848,6142,572362,761812,202069,25
2948,6150,002362,762500,002430,41
3035,7357,431276,933298,202052,21
3163,2269,803997,024872,044412,89
3250,3559,902534,923588,013015,84
3348,9662,382396,713891,263053,89
3445,8252,482099,902754,152404,88
3562,8742,573953,151812,202676,55
3662,5354,953909,513019,503435,81
3747,2240,102229,391608,011893,38
3854,8747,523010,862258,152607,48
3963,5752,484041,142754,153336,15
4052,7859,902786,113588,013161,74
4155,2262,383049,163891,263444,57
4250,0057,432500,003298,202871,50
Total2078,082082,67106750,49107379,20104391,42
Mencari nilai a dan b menggunakan rumus sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,33 sehingga dapat dikatakan tingkat hubungan antara kekuatan otot tangan dan kemampuan smash bola voli yang mengacu pada tabel 8 klasifikiasi koefisien korelasi tes adalah sedang. Persamaan regresi antara kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli adalahMelalui persamaan tersebut, dimana koefisien regresi yang diperoleh adalah bertanda positif maka bentuk hubungan antara kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli adalah hubungan positif.
4.1.5.1 Hubungan Bersama Tinggi Badan dan Kekuatan Otot Tangan terhadap Kemampuan Smash Bola VoliBerdasarkan hasil analisis linieritas atau korelasi antara tinggi badan dan kekuatanotot tangan terhadap kemampuan smash bola voli dapat dilihat pada berikut ini. Tabel 11. Hasil Uji Linieritas SPSS HubunganTinggi Badan dan Kekuatan Otot Tangan terhadap Kemampuan Smash Bola Voli
ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig.
1Regression197.557298.7798.901.001b
Residual472.2763912.110
Total669.83341
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
b. Predictors: (Constant), Kekuatan_Otot_Tangan, Tinggi_Badan
Kriteria pengujian hipotesisnya yaitu terima H1 jika Fhitung > Ftabel(1-), dan terima H0 jika Fhitung < Ftabel(1-) dimana Ftabel(1-) adalah f yang terdapat di dalam tabel distribusi f dengan dk pembilang = k dan dk penyebut= n-k-1. Hasil uji linieritas data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa antara X1 dan X2 dengan Y diperoleh f hitung = 8,90, Sedangkan nilai f tabel dengan dk pembilang=2 dan dk penyebut=42-2-1 = 39 dan dengan taraf kepercayaan = 0,05, tidak tercantum dalam tabel, maka ftabel dapat dihitung dengan cara interpolasi sebagai berikut:
5x 16,35 = -0,16 5x = -0,16 + 16,35 5x = 16,19Dari hasil perhitungan interpolasi diatas diperoleh ftabel = 3,24 sehingga diketahui bahwa fhitung = 8,90 > ftabel = 3,24 dengan demikian tolak hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada hubungan tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Terima H1 yang menyatakan ada hubungan (linier) tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Bentuk hubungan antara tinggi badan (X1) dan kekuatan otot tangan (X2) terhadap kemampuan smash bola voli (Y) dapat digambarkan dengan persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi menggunakan koefisien korelasi regresi linier berganda sebagai berikut.Tabel 12. Hasil Tes atau Pengukuran Tinggi Badan dan Kekuatan Otot Tangan Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013No SubjekX1X2X12X22X1X2
146,5249,652164,112465,122309,72
256,9745,133245,582036,722571,06
370,9145,825028,232099,473249,10
460,4548,613654,202362,932938,47
544,7737,822004,351430,351693,20
656,9737,133245,581378,642115,30
743,0338,171851,581456,951642,46
844,7738,172004,351456,951708,87
951,7443,742677,031913,192263,11
1062,2047,223868,842229,732937,08
1146,5262,872164,113952,642924,71
1253,4848,612860,112362,932599,66
1346,5243,392164,111882,692018,50
1444,7740,952004,351676,901833,33
1539,5541,301564,201705,691633,42
1656,9769,493245,584828,863958,85
1737,8035,731428,841276,631350,59
1848,2634,692329,031203,401674,14
1936,0641,651300,321734,721501,90
2036,0645,131300,322036,721627,39
2153,4864,962860,114219,803474,06
2251,7448,612677,032362,932515,08
2370,9167,755028,234590,064804,15
2455,2357,313050,353284,443165,23
2556,9755,573245,583088,023165,82
2663,9435,394088,321252,452262,84
2748,2662,872329,033952,643034,11
2841,2948,611704,862362,932007,11
2967,4248,614545,672362,932345,92
3048,2635,732328,821276,632533,61
3170,9163,225027,653996,774262,29
3253,4850,352860,112535,122692,72
3339,5548,961564,202397,081936,37
3437,8045,821428,842099,471732,00
3562,2062,873868,843952,643910,51
3658,7162,533446,863910,003671,14
3744,7747,222004,352229,732114,04
3846,5254,872164,113010,722552,55
3936,0663,571300,324041,142292,33
4043,0352,781851,582785,732271,12
4139,5555,221564,203049,252183,95
4246,5250,002164,112500,002326,00
Total2120,922078,08111208,60106750,49105803,81
= 0,56Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan F-Test digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Rumus Fhitung sebagai berikut :
F = 8,90Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung = 8,90 dan Ftabel = 3,24 dengan taraf kepercayaan = 0,05, dan Fhitung > Ftabel(1-) sehingga terima H1 yang menyatakan ada hubungan (linier) antara tinggi badan bersama-sama dengan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan koefisien regresi hubungan tinggi bdan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola volui sebagai berikut:
Tabel 13. Koefisien Regresi antara Tinggi Badan dan kekuatan otot Tangan terhadap Kemampuan Smash Bola Voli
ModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientstSig.
BStd. ErrorBeta
1(Constant)-41.56115.900-2.614.013
Tinggi_Badan.308.097.4383.180.003
Kekuatan_Otot_Tangan.069.040.2411.748.088
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
Berdasarkan Tabel 13 di atas hubungan tinggi badan (X1) dan kekuatan otot tangan (X2)terhadap kemampuan smash bola voli (Y) dapat digambarkan dengan persamaan regresi, yaitu Y = -41.561+ 0.308X1 + 0,069X2.Jadi secara keseluruhan hasil uji linieritas data menggunakan bantuan komputer program SPSS diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 14 berikut.Tabel 14. Uji Linieritas DataVariabelFhitungSignifikansiBatas Kesalahan ()Keterangan
X1 - Y12,610,0010,05Linier
X2 - Y7,420,0090,05Linier
X1, X2 - Y8,900,0000,05Linier
4.2PembahasanDalam melakukan smash bola voli sangat dibutuhkan kondisi fisik yang dapat menunjang kemampuan smash bola voli yang baik yakni kekuatan otot tangan saat memukul bola dan tinggi badan ideal untuk dapat melakukan lompatan yang sesuai maka jangkauan terhadap bola di atas net akan semakin tinggi untuk melakukan smash. (Lengga purwo, 2012:27). Dilihat dari analisis geraknya, kekuatan otot tangan diperlukan untuk memukul bola merupakan modal besar dari seorang pemain untuk mengakhiri permainan dengan pukulan bola yang keras dan akurat. pemain dapat melakukan teknik smash dengan sempurna apabila memiliki kekuatan. Tentunya hal itu harus didukung oleh kekuatan otot khususnya bagian tangan. Mengenai fungsi dan penjelasan tentang otot tangan oleh Damiri dalam skripsi Taryono (2010:83), menjelaskan bahwa tangan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda, dan sebagainya. Selanjutnya tangan disusun oleh : tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pangkal tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari-jari tangan. Untuk memperoleh hasil pukulan atau smash yang akurat dalam permainan bola voli, kekuatan otot tangan merupakan unsur penunjang yang penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dijelaskan pula tentang kekuatan oleh Sadoso Sumarsadjuno dalam skripsi Ishak (2011:79) mengatakan bahwa jika seseorang bertambah tua maka ukuran otot akan berkurang. Berkurangnya ukuran otot disebabkan kurangnya protein dan juga karena berkurangnya jumlah dan besar serabut otot. Untuk memperbesar serabut-serabut otot tersebut bisa diwujudkan bila otot mendapat latihan yang rutin serta makan makanan yang cukup gizi. Selain harus memiliki kekuatan otot tangan, seorang smasher juga harus ditunjang dengan postur tubuh yang ideal dalam hal ini tinggi badan yang maksimal karena dengan postur tubuh yang tinggi maka akan memudahkan setiap smasher atau spiker untuk menjangkau ataupun menyambut bola hasil passing atau operan teman yang kemudian dapat diarahkan ke area team lapangan lawan. Karakteristik olahraga bola voli yang dimana bola selalu dimainkan diudara dengan ukuran net yang tinggi pula sehingga tentunya untuk dapat meraih atau menjangkau bola tanpa mengalami kesulitan tentunya harus didukung dengan tinggi badan yang semaksimal mungkin. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Nurul Ahmadi, (2001:67) bahwa apabila seseorang memiliki tinggi badan yang optimal maka akan lebih mudah dalam melakukan suatu rangkaian gerakan teknik-teknik dasar bermain voli diantaranya smash maupun block.Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana tinggi badan dan kekuatan otot tangan memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan smash bola voli. Adapun kaitannya dengan hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :1. Ada hubungan tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli. Tinggi badan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah smasher yang memiliki tinggi memiliki postur yang tinggi atau tinggi badan yang ideal akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas. smasher atau spiker akan lebih mudah menjangkau bola hasil passing atau operan teman yang kemudian dapat diarahkan ke area team lapangan lawan, dibandingkan dengan smasher yang memiliki postur tubuh yang dibawah ideal dalam melakukan pukulan smash bola voli.2. Ada hubungan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli. Kekuatan otot tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan otot-otot tangan yang kuat dan cepat dalam melakukan smash bola voli. Sumber tenaga yang diperlukan terutama diperoleh dari kekuatan otot-otot yang ada pada tangan. Oleh karena itu, kekuatan otot tangan sangat diperlukan untuk menghasilkan pukulan smash bola voli yang keras dan tepat sesuai arah sasaran.3. Ada hubungan tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013. Gabungan dari kedua komponen tersebut yaitu tinggi badan dan kekuatan otot tangan berperan penting dan memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan smash bola voli. Jika seseorang pemain memiliki kedua komponen kondisi fisik tersebut, maka seseorang pemain tersebut mampu menghasilkan pukulan smash bola voli yang kuat dan tepatBAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:5.1.1 Ada hubungan (linier) antara tinggi badan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013.5.1.2 Ada hubungan (linier) antara kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013.5.1.3 Ada hubungan bersama antara tinggi badan dan kekuatan otot tangan terhadap kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013.5.2Saran
Beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :5.2.1 Untuk para Pembina dan pelatih olahraga bola voli dapat memilih atlet yang mempunyai postur tubuh yang tinggi sebagai spiker agar memudahkan dalam meraih dan mengarahkan bola kesetiap sudut lapangan lawan sehingga team bisa mendapatkan poin untuk meraih kemenangan. Serta memilih atlet yang mempunyai otot tangan yang kuat sehingga dapat menghasilkan pukulan smash bola voli yang keras dan tepat sesuai arah sasaran.5.2.2 Peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis agar meneliti faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan smash bola voli dan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Aziz. 2012. Jenis Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: IPBHarsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.Lengga, Purwo. 2012. Skripsi Hubungan antara Panjang Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Kemampuan Open Smash Siswa Putra Peserta Ekstrakulikuler Bola Voli di SMP N 2 Wonotunggal Batang. Jakarta : UNYMuhammad Ishak. 2011. Skripsi Analisis Tinggi Badan dan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siswa SMP Negeri 2 Makassar. Makassar: universitas Negeri MakassarMuhammad. Yunus. 1992. Olah Raga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaanMurtiantmo Wibowo Adi. 2008. Skripsi Hubungan antara Motor Ability, tinggi Badan, dan Panjang Lengan terhadap Keterampilan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Putra SMA N 1 Depok Sleman, Yogyakarta: FIK UNYNurhasan.2001. Tes dan pengukuran dalam pendidikan Jasman: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Nurul Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNYPP. PBVSI. 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta : PP. PBVSIPearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfabetaSuharno HP. 1982. Dasar-Dasar Permainan Bolavoli. Yogyakarta : FPOK IKIP YogyakartaSuharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika CiptaSukintaka.1992. Teori Bermain Penjaskes. Jakarta: Depdikbud, Dirjen DiktiSukirno. 2011. Kesehatan Olahraga dan Program Latihan Kesegaran Jasmani. Palembang: Percetakan Universitas SriwijayaSukirno. 2012. Ilmu Anatomi Manusia. Palembang: Percetakan Universitas SriwijayaTaryono. 2010. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan kekuatan Otot Tangan Terhadap hasil Puklulan Spike Dalam Permainan Bola Voli. Bekasi: UnismaLAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F
Lampiran 2. Daftar Nama Sampel Penelitian
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
NoInisial Nama Mahasiswa
1RA
2IS
3FR
4AV
5RP
6HS
7R
8DW
9RS
10MF
11AA
12AP
13SM
14MA
15MS
16GR
17DM
18NS
19AS
20RP
21MA
22NM
23FR
24JI
25FS
26DN
27MS
28MK
29ON
30AD
31R
32YP
33MD
34JA
35TF
36ED
37DA
38MK
39AR
40DR
41HH
42RH
Lampiran 3. Pembakuan Skor Data Tinggi Badan, Kekuatan Otot Tangan, dan Kemampuan Smash Bola Voli
NamaHasil PenelitianT SKOR
Tinggi BadanKekuatan Otot TanganKemampuan SmashTinggi BadanKekuatan Otot TanganKemampuan Smash
RA16431,51046,5249,6545,05
IS170251656,9745,1359,90
FR178261470,9145,8254,95
AV172301560,4548,6157,43
RP16314,5844,7737,8240,10
HS17013,51056,9737,1345,05
R16215843,0338,1740,10
DW16315944,7738,1742,57
RS167231151,7443,7447,52
MF173281362,2047,2252,48
AA16450,5646,5262,8735,15
AP16830653,4848,6135,15
SM16422,5546,5243,3932,67
MA16319544,7740,9532,67
MS16019,5939,5541,3042,57
GR170601456,9769,4954,95
DM15911,51037,8035,7345,05
NS16510948,2634,6942,57
AS15820836,0641,6540,10
RP15825536,0645,1332,67
MA16853,51153,4864,9647,52
NM167301151,7448,6147,52
FR17857,51970,9167,7567,33
JI16942,51555,2357,3157,43
FS170401856,9755,5764,85
DN174111763,9435,3962,38
MS16550,51048,2662,8745,05
MK16130941,2948,6142,57
ON176301267,4248,6150,00
AD16811,51548,2635,7357,43
R178512070,9163,2269,80
YP16832,51653,4850,3559,90
MD16030,51739,5548,9662,38
JA159261337,8045,8252,48
TF17350,5962,2062,8742,57
ED171501458,7162,5354,95
DA16328844,7747,2240,10
MK164391146,5254,8747,52
AR15851,51336,0663,5752,48
DR162361643,0352,7859,90
HH16039,51739,5555,2262,38
RH164321546,5250,0057,43
Lampiran 4. Dokumentasi Tes atau Pengukuran Tinggi Badan Lampiran 5. Dokumentasi Tes Kekuatan Otot Tangan Lampiran 6. Dokumentasi Persiapan dan Pengarahan Tes atau Pengukuran Tinggi Badan, Kekuatan Otot Tangan dan Kemampuan Smash Bola Voli Lampiran 7. Tes Smash Bola Voli
Lampiran 8. Hasil Deskritif Data Penelitian dengan Program SPSSDescriptive Statistics
NRangeMinimumMaximumMeanStd. Deviation
Tinggi_Badan4220158178166.295.744
Kekuatan_Otot_Tangan4250.010.060.031.92014.3709
Kemampuan_Smash_Bola_Voli421552011.834.042
Valid N (listwise)42
Lampiran 9. Uji Linieritas Data dengan Program SPSSANOVAa
ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig.
1Regression197.557298.7798.901.001b
Residual472.2763912.110
Total669.83341
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
b. Predictors: (Constant), Kekuatan_Otot_Tangan, Tinggi_Badan
Lampiran 10. Analisis Regresi Tinggi Badan dan Kekuatan Otot Tangan terhadap Kemapuan Smash Bola Voli
ModelVariables EnteredVariables RemovedMethod
1Kekuatan_Otot_Tangan, Tinggi_Badanb.Enter
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
ModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the Estimate
1.543a.295.2593.480
a. Predictors: (Constant), Kekuatan_Otot_Tangan, Tinggi_Badan
b. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
Coefficientsa
ModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientstSig.
BStd. ErrorBeta
1(Constant)-41.56115.900-2.614.013
Tinggi_Badan.308.097.4383.180.003
Kekuatan_Otot_Tangan.069.040.2411.748.088
a. Dependent Variable: Kemampuan_Smash_Bola_Voli
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan di Ujan Mas Lama, kampung III, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten Muara Enim, Palembang, 23 Februari 1992 dari pasangan Bapak Isron Husin dan Ibu Erni Elya sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan mulai dari jenjang SD di (2004), jenjang SMP di (2007), Jenjang SMK di SMK Negeri 1 Muara Enim (2010). Selama masa sekolah, penulis mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti PASKIBRA, ROHIS, dan Bola Voli. Penulis lulus seleksi masuk Universitas Sriwijaya Palembang melalui jalur USM pada tahun 2010 dan terdaftar pada Fakultas dan Keguruan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ekstensien. Sebagai tugas akhir, penulis menyusun skripsi dengan judul Hubungan tinggi badan dan kekuatan otot tangan dengan kemampuan smash bola voli pada mahasiswa Penjaskes Universitas Sriwijaya Palembang angkatan 2013.
F-table 0.05
Table of F-statistics P=0.05
df2\df1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 24 26 28 30 35 40 45 50 60 70 80 100 200 500 1000 >1000
df1/df2
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70 8.69 8.68 8.67 8.67 8.66 8.65 8.64 8.63 8.62 8.62 8.60 8.59 8.59 8.58 8.57 8.57 8.56 8.55 8.54 8.53 8.53 8.54 3
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86 5.84 5.83 5.82 5.81 5.80 5.79 5.77 5.76 5.75 5.75 5.73 5.72 5.71 5.70 5.69 5.68 5.67 5.66 5.65 5.64 5.63 5.63 4
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62 4.60 4.59 4.58 4.57 4.56 4.54 4.53 4.52 4.50 4.50 4.48 4.46 4.45 4.44 4.43 4.42 4.42 4.41 4.39 4.37 4.37 4.36 5
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94 3.92 3.91 3.90 3.88 3.87 3.86 3.84 3.83 3.82 3.81 3.79 3.77 3.76 3.75 3.74 3.73 3.72 3.71 3.69 3.68 3.67 3.67 6
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51 3.49 3.48 3.47 3.46 3.44 3.43 3.41 3.40 3.39 3.38 3.36 3.34 3.33 3.32 3.30 3.29 3.29 3.27 3.25 3.24 3.23 3.23 7
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22 3.20 3.19 3.17 3.16 3.15 3.13 3.12 3.10 3.09 3.08 3.06 3.04 3.03 3.02 3.01 2.99 2.99 2.97 2.95 2.94 2.93 2.93 8
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.97 2.96 2.95 2.94 2.92 2.90 2.89 2.87 2.86 2.84 2.83 2.81 2.80 2.79 2.78 2.77 2.76 2.73 2.72 2.71 2.71 9
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85 2.83 2.81 2.80 2.79 2.77 2.75 2.74 2.72 2.71 2.70 2.68 2.66 2.65 2.64 2.62 2.61 2.60 2.59 2.56 2.55 2.54 2.54 10
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72 2.70 2.69 2.67 2.66 2.65 2.63 2.61 2.59 2.58 2.57 2.55 2.53 2.52 2.51 2.49 2.48 2.47 2.46 2.43 2.42 2.41 2.41 11
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62 2.60 2.58 2.57 2.56 2.54 2.52 2.51 2.49 2.48 2.47 2.44 2.43 2.41 2.40 2.38 2.37 2.36 2.35 2.32 2.31 2.30 2.30 12
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53 2.51 2.50 2.48 2.47 2.46 2.44 2.42 2.41 2.39 2.38 2.36 2.34 2.33 2.31 2.30 2.28 2.27 2.26 2.23 2.22 2.21 2.21 13
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46 2.44 2.43 2.41 2.40 2.39 2.37 2.35 2.33 2.32 2.31 2.28 2.27 2.25 2.24 2.22 2.21 2.20 2.19 2.16 2.14 2.14 2.13 14
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.38 2.37 2.35 2.34 2.33 2.31 2.29 2.27 2.26 2.25 2.22 2.20 2.19 2.18 2.16 2.15 2.14 2.12 2.10 2.08 2.07 2.07 15
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35 2.33 2.32 2.30 2.29 2.28 2.25 2.24 2.22 2.21 2.19 2.17 2.15 2.14 2.12 2.11 2.09 2.08 2.07 2.04 2.02 2.02 2.01 16
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31 2.29 2.27 2.26 2.24 2.23 2.21 2.19 2.17 2.16 2.15 2.12 2.10 2.09 2.08 2.06 2.05 2.03 2.02 1.99 1.97 1.97 1.96 17
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27 2.25 2.23 2.22 2.20 2.19 2.17 2.15 2.13 2.12 2.11 2.08 2.06 2.05 2.04 2.02 2.00 1.99 1.98 1.95 1.93 1.92 1.92 18
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23 2.21 2.20 2.18 2.17 2.16 2.13 2.11 2.10 2.08 2.07 2.05 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.96 1.94 1.91 1.89 1.88 1.88 19
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.23 2.20 2.18 2.17 2.15 2.14 2.12 2.10 2.08 2.07 2.05 2.04 2.01 1.99 1.98 1.97 1.95 1.93 1.92 1.91 1.88 1.86 1.85 1.84 20
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11 2.10 2.08 2.07 2.05 2.03 2.01 2.00 1.98 1.96 1.94 1.92 1.91 1.89 1.88 1.86 1.85 1.82 1.80 1.79 1.78 22
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.07 2.05 2.04 2.03 2.00 1.98 1.97 1.95 1.94 1.91 1.89 1.88 1.86 1.84 1.83 1.82 1.80 1.77 1.75 1.74 1.73 24
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.97 1.95 1.93 1.91 1.90 1.87 1.85 1.84 1.82 1.80 1.79 1.78 1.76 1.73 1.71 1.70 1.69 26
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.91 1.90 1.88 1.87 1.84 1.82 1.80 1.79 1.77 1.75 1.74 1.73 1.69 1.67 1.66 1.66 28
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01 1.99 1.98 1.96 1.95 1.93 1.91 1.89 1.87 1.85 1.84 1.81 1.79 1.77 1.76 1.74 1.72 1.71 1.70 1.66 1.64 1.63 1.62 30
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.08 2.04 2.01 1.99 1.96 1.94 1.92 1.91 1.89 1.88 1.85 1.83 1.82 1.80 1.79 1.76 1.74 1.72 1.70 1.68 1.66 1.65 1.63 1.60 1.57 1.57 1.56 35
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92 1.90 1.89 1.87 1.85 1.84 1.81 1.79 1.77 1.76 1.74 1.72 1.69 1.67 1.66 1.64 1.62 1.61 1.59 1.55 1.53 1.52 1.51 40
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89 1.87 1.86 1.84 1.82 1.81 1.78 1.76 1.74 1.73 1.71 1.68 1.66 1.64 1.63 1.60 1.59 1.57 1.55 1.51 1.49 1.48 1.47 45
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87 1.85 1.83 1.81 1.80 1.78 1.76 1.74 1.72 1.70 1.69 1.66 1.63 1.61 1.60 1.58 1.56 1.54 1.52 1.48 1.46 1.45 1.44 50
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84 1.82 1.80 1.78 1.76 1.75 1.72 1.70 1.68 1.66 1.65 1.62 1.59 1.57 1.56 1.53 1.52 1.50 1.48 1.44 1.41 1.40 1.39 60
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81 1.79 1.77 1.75 1.74 1.72 1.70 1.67 1.65 1.64 1.62 1.59 1.57 1.55 1.53 1.50 1.49 1.47 1.45 1.40 1.37 1.36 1.35 70
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79 1.77 1.75 1.73 1.72 1.70 1.68 1.65 1.63 1.62 1.60 1.57 1.54 1.52 1.51 1.48 1.46 1.45 1.43 1.38 1.35 1.34 1.33 80
100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77 1.75 1.73 1.71 1.69 1.68 1.65 1.63 1.61 1.59 1.57 1.54 1.52 1.49 1.48 1.45 1.43 1.41 1.39 1.34 1.31 1.30 1.28 100
200 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 1.69 1.67 1.66 1.64 1.62 1.60 1.57 1.55 1.53 1.52 1.48 1.46 1.43 1.41 1.39 1.36 1.35 1.32 1.26 1.22 1.21 1.19 200
500 3.86 3.01 2.62 2.39 2.23 2.12 2.03 1.96 1.90 1.85 1.81 1.77 1.74 1.71 1.69 1.66 1.64 1.62 1.61 1.59 1.56 1.54 1.52 1.50 1.48 1.45 1.42 1.40 1.38 1.35 1.32 1.30 1.28 1.21 1.16 1.14 1.12 500
1000 3.85 3.00 2.61 2.38 2.22 2.11 2.02 1.95 1.89 1.84 1.80 1.76 1.73 1.70 1.68 1.65 1.63 1.61 1.60 1.58 1.55 1.53 1.51 1.49 1.47 1.43 1.41 1.38 1.36 1.33 1.31 1.29 1.26 1.19 1.13 1.11 1.08 1000
>1000 1.04 3.00 2.61 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.88 1.83 1.79 1.75 1.72 1.69 1.67 1.64 1.62 1.61 1.59 1.57 1.54 1.52 1.50 1.48 1.46 1.42 1.40 1.37 1.35 1.32 1.30 1.28 1.25 1.17 1.11 1.08 1.03 >1000
df2/df1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 24 26 28 30 35 40 45 50 60 70 80 100 200 500 1000 >1000
df1\df2
vt.eduF-table 0.05