proposal kerja praktek
TRANSCRIPT
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Dengan Judul :
Pengaplikasian Static Routing dan Dynamic Routing
Pada Cisco Router di PT. Chevron Pacific Indonesia
Diajukan untuk memenuhi persyaratanKurikulum Diploma Tiga (D3)
Jurusan Teknik KomputerPoliteknik Caltex Riau
Disusun Oleh :
Rahmat Dhany
NIM : 0910117260013
Ade Julianto
NIM : 0910117260004
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
POLITEKNIK CALTEX RIAU
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEKPT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Mahasiswa
Rahmat DhanyNIM:0910117260013
Mengetahui,
Pembimbing KP
Yusapril Eka Putra, S.Si.,M.T.NIP: 078007
Assisten Direktur I Ketua Program Studi
Bidang Akademik Teknik Komputer
Heri Subagiyo, S.T.,M.T. Yohana Dewi Lulu Widyasari, S.Si.,M.T. NIP: 007508 NIP: 007717
LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Mahasiswa
Ade JuliantoNIM: 0910117260004
Mengetahui,
Pembimbing KP
Kartina Diah Kusuma Wardhani, S.T.NIP: 078310
Assisten Direktur I Ketua Program Studi
Bidang Akademik Teknik Komputer
Heri Subagiyo, S.T.,M.T. Yohana Dewi Lulu Widysari , S.Si.,M.T. NIP: 007508 NIP: 007717
A. JUDUL
Pengaplikasian Static Routing dan Dynamic Routing Pada Cisco
Router di PT. Chevron Pacific Indonesia
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Sebagai syarat pemenuhan mata kuliah Kerja Praktek pada semester 4 di
Politeknik Caltex Riau.
Tujuan Khusus:
1. Mempelajari dan menganalisa static routing dan dynamic routing pada cisco
router di Jaringan PT.Chevron Pacific Indonesia.
2. Memperdalam dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan di Politeknik Caltex Riau.
C. LATAR BELAKANG
Jaringan (networking) mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan
manusia. Dengan jaringan, manusia bisa merubah cara hidup, cara bekerja,
bermain, berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi dengan cara yang tidak
pernah dilakukan sebelumnya. Manusia menggunakan jaringan dalam berbagai
bidang termasuk aplikasi web, IP telephony, video converencing, interactive
gaming, electronic commerce, education dan lain-lain. Oleh karena itu, jaringan
computer merupakan hal yang yang sangat penting, karena jaringan computer
dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja manusia, organisasi atau perusahaan.
Untuk menciptakan sebuah jaringan computer yang andal, maka salah satu
hal yang sangat memegang peranan penting adalah router. Router merupakan
pusat dari sebuah jaringan. Sebuah router mengkoneksikan suatu network
dengan network lainnya. Router bertanggung jawab atas pengiriman paket antar
network yang berbeda. Tujuan dari paket bisa berupa web server di negara lain
atau email server di local area network. Untuk meneruskan paket, sebuah router
menyediakan berbagai macam service yang dapat menjamin 24x7 (24 Hours a
day, 7 days a week) availability, menyediakan layanan data terintegrasi, video,
dan voice over wired dan wireless network, mengurangi pengaruh dari worm,
virus dan berbagai serangan dari luar dengan menolak penerusan paket.
Berdasarkan hal tersebut kami tertarik untuk mengajukan permohonan kerja
praktek yang berjudul “Pengaplikasian Routing dan Dynamic Routing Pada Cisco
Router di PT. Chevron Pacific Indonesia”.
D. DASAR TEORI
1. Routing
Routing IP adalah proses memindahkan paket dari suatu network ke
network lain menggunakan router. Dalam proses pemindahan paket tersebut,
router memperhatikan tentang network dan jalur terbaik untuk menuju ke
setiap network. Router juga menggunakan alamat network logical dari host
tujuan dan alamat hardware dari host untuk mengirim paket ke host tujuan
sehingga paket dapat disampaikan ke sebuah network melalui sebuah network
yang routed. Agar proses pemindahan paket dapat berlangsung dengan benar,
sebuah router harus mengetahui hal-hal berikut :
1. Alamat tujuan.
2. Router-router tetangga(neighbor routers).
3. Route yang mungkin ke semua network remote.
4. Route terbaik untuk setiap network remote.
5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi
routing.
Router mempelajari tentang network-network remote dari router-
router tetangga atau dari seorang administrator. Router kemudian akan
membuat sebuah routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan
network-network remote. Jika sebuah network terhubung secara langsung,
router akan mempelajari bagaimana cara mencapai network remote tersebut
dengan dua cara yaitu menggunakan routing statis atau melalui routing
dinamis.
Routing statis adalah routing dengan cara menginputkan informasi
lokasi network ke routing table dan memberitahu router untuk mengirimkan
lalu lintas dengan alamat IP tujuan ke router dengan alamat IP xxxx. Routing
statis digunakan untuk jaringan kecil dengan sedikit rute atau digunakan
dengan tujuan untuk memiliki kendali mutlak. Untuk menyimpan jaringan
besar yang terhubung melalui rute statis, maka rute di setiap router harus
dibuat.
Pada routing dinamis sebuah protokol pada satu router berkomunikasi
dengan protokol yang sama yang bekerja di router tetangga. Router kemudian
akan saling melakukan update tentang semua network yang mereka ketahui
dan menempatkan informasi tersebut ke routing table. Jika suatu perubahan
terjadi di network, maka protokol routing dinamis secara otomatis akan
memberitahukan semua router tentang apa yang terjadi.
2. Routing Protokol
Routing Protokol adalah protokol yang digunakan dalam routing
dinamis. Secara umum, protocol routing dinamis terbagi atas tiga kategori:
a. Distance Vector. Distance vector berarti bahwa routing
protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya
melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data
dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing
protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong
kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway
Routing Protocol).
b. Link-state. Link-state merupakan routing protocol yang
lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini
selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth
jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the
best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open
Shortest Path First (OSPF).
c. Hybrid. Kategori ini hadir setelah Cisco System
membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP
klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat
proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device
router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim
memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga
Link-State.
3. Jenis Routing Protokol
I. Static Routing
Static routing adalah salah satu cara untuk membuat table
routing secara manual. Static routing ini berguna untuk jaringan
sederhana yg menggunakan beberapa router dan juga untuk
menghemat penggunaan bandwidth.
Dalam Cisco Router, static routing secara default sudah dalam
posisi enable, jadi jika ingin membuat IP static routing cukup dengan
mengetikkan perintah :
Router(config)#ip route <network destination id> <subnet mask>
<default gateway> <administrative distance>
Ket :
<network destination id> adalah alamat jaringan yg dituju
<subnet mask> adalah subnet mask dari jaringan yg dituju
<default gateway> adalah IP address Gateway, biasanya IP address
router yg berhubungan langsung.
<administrative distance> adalah nilai 0-255 yg diberikan pada
routing. Bertambah rendah nilai yg diberikan bertambah tinggi
kegunaannya. Jika tidak diberikan, nilai default akan dipakai. Nilai
default untuk directly connected (C) =0 dan statically connected (S)
=1.
Contoh : Router0(config)# ip route 192.168.12.0 255.255.255.0
202.200.100.2
II. Dynamic Routing
a. Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol routing dinamis
yang digunakan dalam jaringan berbasis lokal dan luas. Protokol ini
diklasifikasikan sebagai interior gateway protocol (IGP). Protokol ini
menggunakan algoritma routing distance-vector yang didefinisikan dalam
RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga
terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). RIP juga telah diadaptasi untuk
digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP
generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Algoritma routing yang digunakan dalam RIP adalah algoritma
Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun
1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET.Versi paling awal
protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol,
sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite,
yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing
Information Protocol adalah bagian dari Xerox Network Services.
Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP)
kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari
sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor
lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri.
Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu
standar.
RIP adalah routing distance vektor-protokol, yang menggunakan hop
sebagai metrik routing. Hold down timer dari RIP adalah 180 detik. RIP
mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop
diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum
hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini membatasi ukuran
jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 dianggap jarak yang tak
terbatas dan tidak dapat diakses.
Proses update router RIP terjadi setiap 30 detik. RIP
mengimplementasikan split horizon, rute poisonning dan mekanisme untuk
mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. RIP
dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan
RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058,
classfull, update routing periodik tidak membawa informasi subnet dan
kurang mendukung untuk variable length subnet mask (VLSM).
Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran
berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet
dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP versi 1, RIP versi 2 (RIPv2)
dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998.
Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga
mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga
kompatibilitas, maka batas hop 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk
beroperasi dengan spesifikasi awal. Selain itu, kompatibilitas fitur
RIPv2 memungkinkan interoperabilitas penyesuaian.
3. RIPng
RIPng (RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam
RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6,
generasi berikutnya Internet Protocol. Perbedaan utama antara RIPv2
dan RIPng adalah:
a. RIPv1 menggunakan update, RIPv2 mendukung
otentikasi, RIPng tidak. IPv6 menggunakan IP Security
untuk otentikasi.
b. Melampirkan RIPv2 memungkinkan tag ke rute yang
sewenang-wenang, RIPng tidak.
c. RIPv2 encode-hop berikutnya ke setiap rute entri,
RIPng membutuhkan penyandian tertentu hop
berikutnya untuk satu set rute entri.
RIP memiliki keterbatasan dalam hal berikut,
a. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi
akan dianggap tidak sah.
b. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah
atau batas-batas dalam jaringan RIP.
c. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP
version 1.
d. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung masalah
sampai tak terhingga.
Dengan adanya bebapa perbedaan anda RIP versi 1 dan RIP versi
2, maka format paket masing-masing jenis RIP juga berbeda, berikut
adalah format paket RIP versi 1 dan RIP versi 2.
1 Format Paket RIP versi 1
Gambar dibawah ini mengilustrasikan format IP RIP paket.
a. Command, menunjukkan apakah paket permintaan atau tanggapan.
Beberapa paket RIP digunakan untuk menyampaikan informasi dari
tabel routing yang besar.
b. Version number, menentukan RIP yang digunakan.
c. Zero, Bidang ini tidak benar-benar digunakan oleh RFC 1058 RIP.
Bidang ini ditambahkan semata-mata untuk memberikan kompatibilitas
dengan varietas prestandard RIP. Namanya berasal dari nilai default:
nol.
d. Address-family identifier (AFI), menentukan alamat yang digunakan
family. RIP dirancang untuk membawa informasi routing untuk
beberapa protokol yang berbeda. Setiap entri memiliki keluarga alamat
pengidentifikasi untuk menunjukkan jenis alamat yang ditentukan. \AFI
untuk IP adalah 2.
e. Address, menentukan alamat-alamat IP untuk entri.
f. Metric, mengindikasikan berapa banyak internetwork hop (router)
telah dilewati dalam perjalanan ke tempat tujuan. Nilai ini antara 1 dan
15 untuk rute yang valid, atau 16 untuk rute yang tidak terjangkau.
2 Format Paket RIP versi 2
Gambar berikut menunjukkan format paket IP RIP 2,
a. Command, menunjukkan apakah paket permintaan atau tanggapan.
Beberapa paket RIP digunakan untuk menyampaikan informasi dari
tabel routing yang besar.
b. Version, menetapkan versi-versi RIP yang digunakan. Dalam
melaksanakan paket, RIP 2 fields menggunakan otentikasi, nilai
tersebut ditetapkan ke 2.
c. Unused, mempunyai nilai yang diatur ke nol.
d. Address-family identifier (AFI), menentukan alamat yang digunakan
keluarga.
e. Route tag, menyediakan sebuah metode untuk membedakan antara rute
internal dan rute eksternal.
f. IP address, menentukan alamat IP untuk entri.
g. Subnet mask, berisi subnet mask untuk catatan tersebut.
h. Next hop, mengindikasikan alamat IP hop berikutnya yang paket untuk
entri harus diteruskan.
i. Metric, mengindikasikan berapa banyak internetwork hop (router) telah
dilewati dalam perjalanan ke tempat tujuan. Nilai ini antara 1 dan 15
untuk rute yang valid, atau 16 untuk rute yang tidak terjangkau.
b. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Router yang menggunakan
distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam
pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router
tetangganya. Isi dari informasi routing adalah identifikasi tujuan baru dan
mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco.
IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini
advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang
berbeda,
3. Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai
metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi
menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite
metric. Variabel-variabel itu misalnya bandwidth, delay, load dan reliability.
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan
algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan
routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah
diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih
komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai
jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut,
a. Protokol Routing Distance Vector.
b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth,
load, delay dan reliability.
c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
c. Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protokol yang
dikembangkan untuk Internet Protocol (IP) jaringan oleh Interior Gateway
Protocol (IGP) kelompok kerja di Internet Engineering Task Force (IETF).
Kelompok kerja ini dibentuk pada tahun 1988 untuk merancang sebuah IGP
berdasarkan Shortest Path First (SPF) algoritma untuk digunakan di Internet.
Serupa dengan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), OSPF diciptakan
karena pada pertengahan 1980-an, Routing Information Protocol (RIP)
semakin tidak mampu melayani besar, internetwork heterogen.
OSPF memiliki dua karakteristik utama. Yang pertama adalah bahwa
protokol terbuka, yang berarti bahwa spesifikasi adalah dalam domain
publik. Karakteristik utama yang kedua adalah bahwa OSPF didasarkan pada
algoritma SPF, yang kadang-kadang disebut sebagai algoritma Dijkstra.
OSPF adalah sebuah routing link-state protocol. Sebagai router, OSPF link-
state mengumpulkan informasi menggunakan algoritma SPF untuk
menghitung jalur terpendek ke setiap node.
Hierarki routing OSPF
Entitas terbesar dalam hirarki adalah sistem otonom (AS), yang
merupakan kumpulan dari jaringan di bawah administrasi bersama yang
berbagi umum strategi routing. OSPF adalah sebuah intra-AS (interior
gateway) routing protokol, meskipun mampu menerima dan mengirimkan
rute dari rute AS lain. Sebuah AS dapat dibagi menjadi beberapa bidang,
yang kelompok susunan jaringan dan host terlampir. Router dengan beberapa
interface dapat berpartisipasi dalam banyak bidang.
Sebuah database topologi pada dasarnya adalah gambaran keseluruhan
jaringan dalam hubungan dengan router. Topologi database yang berisi
koleksi LSAs diterima dari semua router di wilayah yang sama. Karena
router dalam area yang sama berbagi informasi yang sama, mereka memiliki
topologi identik database. Area's topologi ini tidak terlihat kepada entitas-
entitas luar daerah. Dengan menjaga topologi daerah terpisah, OSPF routing
lalu lintas melewati kurang dari itu akan terjadi jika AS tidak dipartisi. Area
partisi menciptakan dua jenis OSPF routing, tergantung pada apakah sumber
dan tujuan yang sama atau dalam bidang yang berbeda. Intra-area routing
terjadi bila sumber dan tujuan berada di wilayah yang sama; interarea routing
terjadi ketika mereka berada di wilayah yang berbeda.
Sebuah backbone OSPF bertanggung jawab untuk mendistribusikan
informasi routing antar daerah. Ini terdiri dari semua Wilayah Perbatasan
Router, jaringan tidak sepenuhnya terkandung di tempat mana pun router
terpasang. Gambar berikut menunjukkan contoh dari sebuah internetwork
dengan beberapa daerah.
Dalam gambar, router 4, 5, 6, 10, 11, dan 12 membentuk tulang
punggung. Jika Host H1 di Area 3 hendak mengirimkan sebuah paket ke
Host H2 di Wilayah 2, paket dikirim ke Router 13, yang meneruskan paket
ke router 12, yang mengirimkan paket ke Router 11. Router 11 kemudian
meneruskan paket di sepanjang tulang punggung untuk wilayah perbatasan
router 10, yang akan mengirimkan paket melalui dua wilayah intra-router
(router 9 dan router 7) untuk diteruskan kepada Host H2.
Backbone merupakan daerah OSPF, sehingga semua router backbone
menggunakan prosedur yang sama dan algoritma untuk menjaga informasi
routing dalam backbone. Topologi backbone tidak terlihat untuk semua
wilayah intra-router, seperti halnya daerah individu topologi ke tulang
punggung.
Daerah dapat didefinisikan sedemikian rupa sehingga backbone tidak
contiguous. Dalam kasus ini, backbone konektivitas harus dipulihkan melalui
link virtual. Virtual link dikonfigurasi antara backbone setiap router yang
memiliki link ke sebuah daerah dan fungsi nonbackbone seolah-olah mereka
link langsung.
Format paket OSPF
Semua paket OSPF mulai dengan 24-byte header, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar berikut.
1. Version number, mengidentifikasi nomor versi-versi
yang digunakan OSPF.
2. Type ,mengidentifikasi jenis-jenis paket OSPF
sebagai salah satu dari hal berikut ini,
a. Hello, menetapkan dan memelihara
hubungan tetangga.
b. Database description, isi dari database
topologi. Pesan-pesan ini dipertukarkan ketika adjacency
diinisialisasi.
c. Link-state request, permintaan topologi
database dari router tetangga. Pesan-pesan ini
dipertukarkan setelah menemukan sebuah router (dengan
memeriksa database-deskripsi paket) bahwa bagian-bagian
dari database topologi sudah ketinggalan jaman.
d. Link-state update, pesan-pesan ini juga
digunakan untuk penyebaran LSAs biasa. Beberapa LSAs
dapat dimasukkan dalam satu link-state update paket.
e. Link-state acknowledgment, pengakuan-
link-state update paket.
3. Packet length, menentukan panjang, termasuk
header OSPF dalam bytes.
4. Router ID, mengidentifikasi sumber paket.
5. Area ID, mengidentifikasi daerah yang termasuk
paket. Semua paket OSPF terkait dengan satu wilayah.
6. Checksum, cek seluruh isi paket untuk setiap
kerusakan yang diderita dalam perjalanan.
7. Authentication type, berisi jenis otentikasi. Semua
protokol pertukaran OSPF dikonfirmasi. Jenis otentikasi
dikonfigurasi pada basis per-daerah.
8. Authentication, berisi informasi otentikasi.
9. Data , berisi data dienkapsulasi lapisan atas
informasi.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Kerja Praktek dilaksanakan pada tanggal 5 September 2011 – 5
Oktober 2011 di PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA.
F. METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Metode yang digunakan selama Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
1. Orientasi/Pengenalan Perusahaan
2. Studi Literatur
3. Studi Lapangan/pengambilan data
4. Pembuatan laporan
G. TIME SCHEDULE KERJA PRAKTEK
Jadwal rencana Kerja Praktek di PT.CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Minggu I : Pengenalan Dynamic Route secara umum
Minggu II dan III : Penanganan Troubleshooting
Minggu IV : Pembuatan Laporan
H. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat dan kami ajukan dengan harapan semoga
pihak PT. Chevron Pacific Indonesia memperkenankan kami untuk dapat
melaksanakan Kerja Praktek dalam bidang Routing Jaringan menggunakan Cisco
Router di PT Chevron Pacific Indonesia.