proposal kerja praktek

22

Click here to load reader

Upload: rahmat-dhany

Post on 03-Jul-2015

301 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Kerja Praktek

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Dengan Judul :

Pengaplikasian Static Routing dan Dynamic Routing

Pada Cisco Router di PT. Chevron Pacific Indonesia

Diajukan untuk memenuhi persyaratanKurikulum Diploma Tiga (D3)

Jurusan Teknik KomputerPoliteknik Caltex Riau

Disusun Oleh :

Rahmat Dhany

NIM : 0910117260013

Ade Julianto

NIM : 0910117260004

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

POLITEKNIK CALTEX RIAU

2011

Page 2: Proposal Kerja Praktek

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEKPT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Mahasiswa

Rahmat DhanyNIM:0910117260013

Mengetahui,

Pembimbing KP

Yusapril Eka Putra, S.Si.,M.T.NIP: 078007

Assisten Direktur I Ketua Program Studi

Bidang Akademik Teknik Komputer

Heri Subagiyo, S.T.,M.T. Yohana Dewi Lulu Widyasari, S.Si.,M.T. NIP: 007508 NIP: 007717

Page 3: Proposal Kerja Praktek

LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Mahasiswa

Ade JuliantoNIM: 0910117260004

Mengetahui,

Pembimbing KP

Kartina Diah Kusuma Wardhani, S.T.NIP: 078310

Assisten Direktur I Ketua Program Studi

Bidang Akademik Teknik Komputer

Heri Subagiyo, S.T.,M.T. Yohana Dewi Lulu Widysari , S.Si.,M.T. NIP: 007508 NIP: 007717

Page 4: Proposal Kerja Praktek

A. JUDUL

Pengaplikasian Static Routing dan Dynamic Routing Pada Cisco

Router di PT. Chevron Pacific Indonesia

B. TUJUAN

Tujuan umum :

Sebagai syarat pemenuhan mata kuliah Kerja Praktek pada semester 4 di

Politeknik Caltex Riau.

Tujuan Khusus:

1. Mempelajari dan menganalisa static routing dan dynamic routing pada cisco

router di Jaringan PT.Chevron Pacific Indonesia.

2. Memperdalam dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama

perkuliahan di Politeknik Caltex Riau.

C. LATAR BELAKANG

Jaringan (networking) mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan

manusia. Dengan jaringan, manusia bisa merubah cara hidup, cara bekerja,

bermain, berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi dengan cara yang tidak

pernah dilakukan sebelumnya. Manusia menggunakan jaringan dalam berbagai

bidang termasuk aplikasi web, IP telephony, video converencing, interactive

gaming, electronic commerce, education dan lain-lain. Oleh karena itu, jaringan

computer merupakan hal yang yang sangat penting, karena jaringan computer

dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja manusia, organisasi atau perusahaan.

Untuk menciptakan sebuah jaringan computer yang andal, maka salah satu

hal yang sangat memegang peranan penting adalah router. Router merupakan

pusat dari sebuah jaringan. Sebuah router mengkoneksikan suatu network

dengan network lainnya. Router bertanggung jawab atas pengiriman paket antar

network yang berbeda. Tujuan dari paket bisa berupa web server di negara lain

atau email server di local area network. Untuk meneruskan paket, sebuah router

menyediakan berbagai macam service yang dapat menjamin 24x7 (24 Hours a

day, 7 days a week) availability, menyediakan layanan data terintegrasi, video,

dan voice over wired dan wireless network, mengurangi pengaruh dari worm,

virus dan berbagai serangan dari luar dengan menolak penerusan paket.

Page 5: Proposal Kerja Praktek

Berdasarkan hal tersebut kami tertarik untuk mengajukan permohonan kerja

praktek yang berjudul “Pengaplikasian Routing dan Dynamic Routing Pada Cisco

Router di PT. Chevron Pacific Indonesia”.

D. DASAR TEORI

1. Routing

Routing IP adalah proses memindahkan paket dari suatu network ke

network lain menggunakan router. Dalam proses pemindahan paket tersebut,

router memperhatikan tentang network dan jalur terbaik untuk menuju ke

setiap network. Router juga menggunakan alamat network logical dari host

tujuan dan alamat hardware dari host untuk mengirim paket ke host tujuan

sehingga paket dapat disampaikan ke sebuah network melalui sebuah network

yang routed. Agar proses pemindahan paket dapat berlangsung dengan benar,

sebuah router harus mengetahui hal-hal berikut :

1. Alamat tujuan.

2. Router-router tetangga(neighbor routers).

3. Route yang mungkin ke semua network remote.

4. Route terbaik untuk setiap network remote.

5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi

routing.

Router mempelajari tentang network-network remote dari router-

router tetangga atau dari seorang administrator. Router kemudian akan

membuat sebuah routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan

network-network remote. Jika sebuah network terhubung secara langsung,

router akan mempelajari bagaimana cara mencapai network remote tersebut

dengan dua cara yaitu menggunakan routing statis atau melalui routing

dinamis.

Routing statis adalah routing dengan cara menginputkan informasi

lokasi network ke routing table dan memberitahu router untuk mengirimkan

lalu lintas dengan alamat IP tujuan ke router dengan alamat IP xxxx. Routing

statis digunakan untuk jaringan kecil dengan sedikit rute atau digunakan

dengan tujuan untuk memiliki kendali mutlak. Untuk menyimpan jaringan

Page 6: Proposal Kerja Praktek

besar yang terhubung melalui rute statis, maka rute di setiap router harus

dibuat.

Pada routing dinamis sebuah protokol pada satu router berkomunikasi

dengan protokol yang sama yang bekerja di router tetangga. Router kemudian

akan saling melakukan update tentang semua network yang mereka ketahui

dan menempatkan informasi tersebut ke routing table. Jika suatu perubahan

terjadi di network, maka protokol routing dinamis secara otomatis akan

memberitahukan semua router tentang apa yang terjadi.

2. Routing Protokol

Routing Protokol adalah protokol yang digunakan dalam routing

dinamis. Secara umum, protocol routing dinamis terbagi atas tiga kategori:

a. Distance Vector. Distance vector berarti bahwa routing

protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya

melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data

dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing

protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong

kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway

Routing Protocol).

b. Link-state. Link-state merupakan routing protocol yang

lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini

selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth

jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the

best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open

Shortest Path First (OSPF).

c. Hybrid. Kategori ini hadir setelah Cisco System

membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway

Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP

klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat

proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device

router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim

memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga

Link-State.

Page 7: Proposal Kerja Praktek

3. Jenis Routing Protokol

I. Static Routing

Static routing adalah salah satu cara untuk membuat table

routing secara manual. Static routing ini berguna untuk jaringan

sederhana yg menggunakan beberapa router dan juga untuk

menghemat penggunaan bandwidth.

Dalam Cisco Router, static routing secara default sudah dalam

posisi enable, jadi jika ingin membuat IP static routing cukup dengan

mengetikkan perintah :

Router(config)#ip route <network destination id> <subnet mask>

<default gateway> <administrative distance>

Ket :

<network destination id> adalah alamat jaringan yg dituju

<subnet mask> adalah subnet mask dari jaringan yg dituju

<default gateway> adalah IP address Gateway, biasanya IP address

router yg berhubungan langsung.

<administrative distance> adalah nilai 0-255 yg diberikan pada

routing. Bertambah rendah nilai yg diberikan bertambah tinggi

kegunaannya. Jika tidak diberikan, nilai default akan dipakai. Nilai

default untuk directly connected (C) =0 dan statically connected (S)

=1.

Contoh : Router0(config)# ip route 192.168.12.0 255.255.255.0

202.200.100.2

II. Dynamic Routing

a. Routing Information Protocol (RIP)

Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol routing dinamis

yang digunakan dalam jaringan berbasis lokal dan luas. Protokol ini

diklasifikasikan sebagai interior gateway protocol (IGP). Protokol ini

menggunakan algoritma routing distance-vector yang didefinisikan dalam

RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga

Page 8: Proposal Kerja Praktek

terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). RIP juga telah diadaptasi untuk

digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP

generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

Algoritma routing yang digunakan dalam RIP adalah algoritma

Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun

1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET.Versi paling awal

protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol,

sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite,

yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing

Information Protocol adalah bagian dari Xerox Network Services.

Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP)

kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari

sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor

lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri.

Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu

standar.

RIP adalah routing distance vektor-protokol, yang menggunakan hop

sebagai metrik routing. Hold down timer dari RIP adalah 180 detik. RIP

mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop

diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum

hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini membatasi ukuran

jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 dianggap jarak yang tak

terbatas dan tidak dapat diakses.

Proses update router RIP terjadi setiap 30 detik. RIP

mengimplementasikan split horizon, rute poisonning dan mekanisme untuk

mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. RIP

dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport.

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan

RIPng.

1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058,

classfull, update routing periodik tidak membawa informasi subnet dan

kurang mendukung untuk variable length subnet mask (VLSM).

Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran

Page 9: Proposal Kerja Praktek

berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet

dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama.

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP versi 1, RIP versi 2 (RIPv2)

dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998.

Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga

mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga

kompatibilitas, maka batas hop 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk

beroperasi dengan spesifikasi awal. Selain itu, kompatibilitas fitur

RIPv2 memungkinkan interoperabilitas penyesuaian.

3. RIPng

RIPng (RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam

RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6,

generasi berikutnya Internet Protocol. Perbedaan utama antara RIPv2

dan RIPng adalah:

a. RIPv1 menggunakan update, RIPv2 mendukung

otentikasi, RIPng tidak. IPv6 menggunakan IP Security

untuk otentikasi.

b. Melampirkan RIPv2 memungkinkan tag ke rute yang

sewenang-wenang, RIPng tidak.

c. RIPv2 encode-hop berikutnya ke setiap rute entri,

RIPng membutuhkan penyandian tertentu hop

berikutnya untuk satu set rute entri.

RIP memiliki keterbatasan dalam hal berikut,

a. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi

akan dianggap tidak sah.

b. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah

atau batas-batas dalam jaringan RIP.

c. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP

version 1.

Page 10: Proposal Kerja Praktek

d. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung masalah

sampai tak terhingga.

Dengan adanya bebapa perbedaan anda RIP versi 1 dan RIP versi

2, maka format paket masing-masing jenis RIP juga berbeda, berikut

adalah format paket RIP versi 1 dan RIP versi 2.

1 Format Paket RIP versi 1

Gambar dibawah ini mengilustrasikan format IP RIP paket.

a. Command, menunjukkan apakah paket permintaan atau tanggapan.

Beberapa paket RIP digunakan untuk menyampaikan informasi dari

tabel routing yang besar.

b. Version number, menentukan RIP yang digunakan.

c. Zero, Bidang ini tidak benar-benar digunakan oleh RFC 1058 RIP.

Bidang ini ditambahkan semata-mata untuk memberikan kompatibilitas

dengan varietas prestandard RIP. Namanya berasal dari nilai default:

nol.

d. Address-family identifier (AFI), menentukan alamat yang digunakan

family. RIP dirancang untuk membawa informasi routing untuk

beberapa protokol yang berbeda. Setiap entri memiliki keluarga alamat

pengidentifikasi untuk menunjukkan jenis alamat yang ditentukan. \AFI

untuk IP adalah 2.

e. Address, menentukan alamat-alamat IP untuk entri.

f. Metric, mengindikasikan berapa banyak internetwork hop (router)

telah dilewati dalam perjalanan ke tempat tujuan. Nilai ini antara 1 dan

15 untuk rute yang valid, atau 16 untuk rute yang tidak terjangkau.

2 Format Paket RIP versi 2

Page 11: Proposal Kerja Praktek

Gambar berikut menunjukkan format paket IP RIP 2,

a. Command, menunjukkan apakah paket permintaan atau tanggapan.

Beberapa paket RIP digunakan untuk menyampaikan informasi dari

tabel routing yang besar.

b. Version, menetapkan versi-versi RIP yang digunakan. Dalam

melaksanakan paket, RIP 2 fields menggunakan otentikasi, nilai

tersebut ditetapkan ke 2.

c. Unused, mempunyai nilai yang diatur ke nol.

d. Address-family identifier (AFI), menentukan alamat yang digunakan

keluarga.

e. Route tag, menyediakan sebuah metode untuk membedakan antara rute

internal dan rute eksternal.

f. IP address, menentukan alamat IP untuk entri.

g. Subnet mask, berisi subnet mask untuk catatan tersebut.

h. Next hop, mengindikasikan alamat IP hop berikutnya yang paket untuk

entri harus diteruskan.

i. Metric, mengindikasikan berapa banyak internetwork hop (router) telah

dilewati dalam perjalanan ke tempat tujuan. Nilai ini antara 1 dan 15

untuk rute yang valid, atau 16 untuk rute yang tidak terjangkau.

b. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP merupakan distance vector IGP. Router yang menggunakan

distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam

pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router

tetangganya. Isi dari informasi routing adalah identifikasi tujuan baru dan

mempelajari apabila terjadi kegagalan.

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco.

IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini

advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:

1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,

Page 12: Proposal Kerja Praktek

2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang

berbeda,

3. Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai

metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi

menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite

metric. Variabel-variabel itu misalnya bandwidth, delay, load dan reliability.

IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan

algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan

routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah

diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih

komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai

jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut,

a. Protokol Routing Distance Vector.

b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth,

load, delay dan reliability.

c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

c. Open Shortest Path First (OSPF)

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protokol yang

dikembangkan untuk Internet Protocol (IP) jaringan oleh Interior Gateway

Protocol (IGP) kelompok kerja di Internet Engineering Task Force (IETF).

Kelompok kerja ini dibentuk pada tahun 1988 untuk merancang sebuah IGP

berdasarkan Shortest Path First (SPF) algoritma untuk digunakan di Internet.

Serupa dengan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), OSPF diciptakan

karena pada pertengahan 1980-an, Routing Information Protocol (RIP)

semakin tidak mampu melayani besar, internetwork heterogen.

OSPF memiliki dua karakteristik utama. Yang pertama adalah bahwa

protokol terbuka, yang berarti bahwa spesifikasi adalah dalam domain

publik. Karakteristik utama yang kedua adalah bahwa OSPF didasarkan pada

algoritma SPF, yang kadang-kadang disebut sebagai algoritma Dijkstra.

OSPF adalah sebuah routing link-state protocol. Sebagai router, OSPF link-

state mengumpulkan informasi menggunakan algoritma SPF untuk

menghitung jalur terpendek ke setiap node.

Page 13: Proposal Kerja Praktek

Hierarki routing OSPF

Entitas terbesar dalam hirarki adalah sistem otonom (AS), yang

merupakan kumpulan dari jaringan di bawah administrasi bersama yang

berbagi umum strategi routing. OSPF adalah sebuah intra-AS (interior

gateway) routing protokol, meskipun mampu menerima dan mengirimkan

rute dari rute AS lain. Sebuah AS dapat dibagi menjadi beberapa bidang,

yang kelompok susunan jaringan dan host terlampir. Router dengan beberapa

interface dapat berpartisipasi dalam banyak bidang.

Sebuah database topologi pada dasarnya adalah gambaran keseluruhan

jaringan dalam hubungan dengan router. Topologi database yang berisi

koleksi LSAs diterima dari semua router di wilayah yang sama. Karena

router dalam area yang sama berbagi informasi yang sama, mereka memiliki

topologi identik database. Area's topologi ini tidak terlihat kepada entitas-

entitas luar daerah. Dengan menjaga topologi daerah terpisah, OSPF routing

lalu lintas melewati kurang dari itu akan terjadi jika AS tidak dipartisi. Area

partisi menciptakan dua jenis OSPF routing, tergantung pada apakah sumber

dan tujuan yang sama atau dalam bidang yang berbeda. Intra-area routing

terjadi bila sumber dan tujuan berada di wilayah yang sama; interarea routing

terjadi ketika mereka berada di wilayah yang berbeda.

Sebuah backbone OSPF bertanggung jawab untuk mendistribusikan

informasi routing antar daerah. Ini terdiri dari semua Wilayah Perbatasan

Router, jaringan tidak sepenuhnya terkandung di tempat mana pun router

terpasang. Gambar berikut menunjukkan contoh dari sebuah internetwork

dengan beberapa daerah.

Dalam gambar, router 4, 5, 6, 10, 11, dan 12 membentuk tulang

punggung. Jika Host H1 di Area 3 hendak mengirimkan sebuah paket ke

Host H2 di Wilayah 2, paket dikirim ke Router 13, yang meneruskan paket

ke router 12, yang mengirimkan paket ke Router 11. Router 11 kemudian

meneruskan paket di sepanjang tulang punggung untuk wilayah perbatasan

router 10, yang akan mengirimkan paket melalui dua wilayah intra-router

(router 9 dan router 7) untuk diteruskan kepada Host H2.

Backbone merupakan daerah OSPF, sehingga semua router backbone

menggunakan prosedur yang sama dan algoritma untuk menjaga informasi

Page 14: Proposal Kerja Praktek

routing dalam backbone. Topologi backbone tidak terlihat untuk semua

wilayah intra-router, seperti halnya daerah individu topologi ke tulang

punggung.

Daerah dapat didefinisikan sedemikian rupa sehingga backbone tidak

contiguous. Dalam kasus ini, backbone konektivitas harus dipulihkan melalui

link virtual. Virtual link dikonfigurasi antara backbone setiap router yang

memiliki link ke sebuah daerah dan fungsi nonbackbone seolah-olah mereka

link langsung.

Format paket OSPF

Semua paket OSPF mulai dengan 24-byte header, seperti yang

diilustrasikan pada Gambar berikut.

1. Version number, mengidentifikasi nomor versi-versi

yang digunakan OSPF.

2. Type ,mengidentifikasi jenis-jenis paket OSPF

sebagai salah satu dari hal berikut ini,

a. Hello, menetapkan dan memelihara

hubungan tetangga.

b. Database description, isi dari database

topologi. Pesan-pesan ini dipertukarkan ketika adjacency

diinisialisasi.

c. Link-state request, permintaan topologi

database dari router tetangga. Pesan-pesan ini

dipertukarkan setelah menemukan sebuah router (dengan

memeriksa database-deskripsi paket) bahwa bagian-bagian

dari database topologi sudah ketinggalan jaman.

d. Link-state update, pesan-pesan ini juga

digunakan untuk penyebaran LSAs biasa. Beberapa LSAs

dapat dimasukkan dalam satu link-state update paket.

Page 15: Proposal Kerja Praktek

e. Link-state acknowledgment, pengakuan-

link-state update paket.

3. Packet length, menentukan panjang, termasuk

header OSPF dalam bytes.

4. Router ID, mengidentifikasi sumber paket.

5. Area ID, mengidentifikasi daerah yang termasuk

paket. Semua paket OSPF terkait dengan satu wilayah.

6. Checksum, cek seluruh isi paket untuk setiap

kerusakan yang diderita dalam perjalanan.

7. Authentication type, berisi jenis otentikasi. Semua

protokol pertukaran OSPF dikonfirmasi. Jenis otentikasi

dikonfigurasi pada basis per-daerah.

8. Authentication, berisi informasi otentikasi.

9. Data , berisi data dienkapsulasi lapisan atas

informasi.

E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kerja Praktek dilaksanakan pada tanggal 5 September 2011 – 5

Oktober 2011 di PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA.

F. METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Metode yang digunakan selama Kerja Praktek adalah sebagai berikut:

1. Orientasi/Pengenalan Perusahaan

2. Studi Literatur

3. Studi Lapangan/pengambilan data

4. Pembuatan laporan

Page 16: Proposal Kerja Praktek

G. TIME SCHEDULE KERJA PRAKTEK

Jadwal rencana Kerja Praktek di PT.CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Minggu I : Pengenalan Dynamic Route secara umum

Minggu II dan III : Penanganan Troubleshooting

Minggu IV : Pembuatan Laporan

H. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat dan kami ajukan dengan harapan semoga

pihak PT. Chevron Pacific Indonesia memperkenankan kami untuk dapat

melaksanakan Kerja Praktek dalam bidang Routing Jaringan menggunakan Cisco

Router di PT Chevron Pacific Indonesia.