prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

8
PRINSIP-PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI SISWA DISUSUN OLEH: KELOMPOK X NAMA ANGGOTA KELOMPOK: 1. DESSYLIA ASKARANI (06081181320017) 2. RATMI QORI (060811813200 3. TERIYA MEI ANDIKA (06081181320020) 4. YUMAN AGISTIA (06081281320019) DOSEN PENGAMPU: MERYANSUMAYEKA, S.Pd., M. Sc. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TA 2015-2016

Upload: iskawia

Post on 19-Jul-2015

48 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

PRINSIP-PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI SISWA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK X

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. DESSYLIA ASKARANI (06081181320017)

2. RATMI QORI (060811813200

3. TERIYA MEI ANDIKA (06081181320020)

4. YUMAN AGISTIA (06081281320019)

DOSEN PENGAMPU: MERYANSUMAYEKA, S.Pd., M. Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TA 2015-2016

Page 2: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia berpengaruh untuk menentukan kecerdasan anak bangsa.

Dalam hal ini, pendidikan harus mampu membantu mengembangkan kemampuan

intelek dan kemampuan dalam mengatasi masalah dalam diri seorang anak agar dapat

melaksanakan fungsinya sebagai warga negara yang baik. Seperti yang telah

tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU tersebut tentu

perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya

komponen bimbingan. Sebab, saat ini begitu banyak permasalahan siswa (peserta

didik) yang secara efektif dapat diseselesaikan melalui bimbingan. Kegiatan

bimbingan yang terdapat disekolah biasanya dikenal dengan sebutan Bimbingan dan

Konseling atau BK. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal

yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:

(1) Masalah perkembangan individu,

(2) Masalah perbedaan individual,

(3) Masalah kebutuhan individu,

(4) Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan

(5) Masalah belajar.

Salah satu upaya bimbingan konseling disekolah ialah adanya suatu layanan

bimbingan konseling bagi siswa yang bertujuan untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar disekolah, baik dalam hal pribadi maupun dalam

berinteraksi sosial terhadap lingkungan sekolahnya. Selain itu, layanan bimbingan

konseling bagi siswa juga memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar terlaksananya

layanan tersebut dilingkungan sekolah.

Perlunya suatu prinsip dalam melaksanakan layanan bimbingan konselin, maka

dalam makalah ini penulis akan membahas sedikit mengenai prinsip-prinsip layanan

bimbingan konseling bagi siswa disekolah.

1Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 3: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling?

1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling bagi siswa?

1.2.3 Bagaimana peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling?

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 untuk mengetahui pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling.

1.3.2 untuk mengetahui macam-macam prinsip-prinsip layanan bimbingan

konseling bagi siswa.

1.3.3 untuk mengetahui peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling

disekolah.

Page 4: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling.

Kata prinsip berasal dari asal kata “PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan

suatu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula

itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang

terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan (Hallen,

2002: 63). Prinsip layanan bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok – pokok

dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang

harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling dan dapat juga

dijadikan sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti

dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa disekolah.

Prayitno mengatakan : “Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah

lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”.

Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip layanan

bimbingan dan konseling merupakan suatu landasan teoritik yang mendasari pelaksanaan

suatu layanan bimbingan konseling, agar layanan tersebut dapat terlaksana dan terarah

dengan baik.

2.2 Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling Bagi Siswa.

Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan

berkembang dengan amat baik mengingat sekolah memilki kondisi dasar yang menuntut

adanya pelayanan terlaksana. Namun harapan bertumbuhnya pelayanan bimbingan dan

konseling masih tetap berupa harapan, karena keberadaannya di sekolah masih belum

dikehendaki. Dalam kaitan ini, Belkin (1975) menegaskan enam prinsip untuk

menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah, yaitu:

1. Konselor harus memulai kariernya dengan program kerja yang jelas, dan memiliki

kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut, serta memberikan

kesempatan kepada seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program-

program yang hendak dijalankan.

2. Konselor harus selalu bersikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan

hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa.

3. Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor

profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata.

4. Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa.

5. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-

siswa yang mengalami masalah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional.

Page 5: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

5

6. Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberika

perhatian yang peka terhadap kebutuhan harapan, dan kecemasan-kecemasannya.

Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:

219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah

sumber, sebagai berikut:

1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya

adalah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek

kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan

tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara

yang sesuai atau tepat.

2. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh

karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-

teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.

3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang

yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.

4. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai banyak

inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang

dibimbing.

5. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila

ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (guru bimbingan).

Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain

yang lebih ahli.

6. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan

identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.

7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan

kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan sekolahnya.

8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program

pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena

usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan

dalam mencapai tujuan pendidikan.

9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin

oleh seorang petugas/guru yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang

bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-

petugas/guru lain yang terlibat.

10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan

penilaian secara teratur/berkesinambungan. Maksud penilaian ini untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program

Page 6: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

6

bimbingan. Prinsip ini, sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling

nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting

artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan

program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

2.3 Peranan Guru Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Implementasi kegiatan Bimbingan Konseling sangat menentukan keberhasilan

proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas (bagi sekolah tanpa guru

bimbingan) dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling sangat penting dalam

rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Menurut Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam

kegiatan Bimbingan Konseling, yaitu:

1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,

laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun

umum.

2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan

lain-lain.

3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta

reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya

(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses

belajar-mengajar.

4. Direktor, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa

sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan.

7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-

mengajar.

8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang

akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana

anak didiknya berhasil atau tidak.

Page 7: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah bagi siswa sangat berpengaruh pada

perkembangan pendidikan anak bangsa. Oleh karena itu, prinsip bimbingan konseling

disekolah menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan pelayanan

bimbingan dan konseling disekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional

yang sadar akan profesinya, dan mampu menerjemahkan ke dalam program dan

hubungan dengan sejawat dan personal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan

keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap problematika disekolah, dan mampu

bekerja sama serta membina hubungan yang harmonis-dinamis dengan kepala sekolah.

3.2 Saran

Supaya prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling disekolah dapat

terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan seorang konselor/guru yang profesional dan

memiliki kemampuan yang terdidik hingga mampu membimbing siswa dengan segenap

problematikanya, serta adanya kemauan atau rasa peduli seorang konselor/guru terhadap

kondisi siswa dan lingkungan sekolahnya.

Page 8: Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

8

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ima Kusuma. 2008. Efektivitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Belajar Siswa. [Online], (https://nugardhy.files.wordpress.com/.../makalah- layanan-bimbingan-

konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).

Dwi, Sella. 2014. Prinsip-Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling. [Online],

(https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/prinsip-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-

konseling-2/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).

Fauzi, Imron. 2008. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling[Online],

(https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-%E2%80%93-prinsip-bimbingan-

dan-konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).

Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta.

Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Rineka Cipta : Jakarta.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Rineka Cipta: Jakarta.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Pendidikan Nasional.