presus_kistoma ovarii
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
KISTOMA OVARII
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RSD Panembahan Senopati Bantul
Disusun oleh :
DARMA YUDISTIRA
20050310105
Diajukan Kepada :
Dr. H. Ani azhari Sp.OG (K)
SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi Kasus
KISTOMA OVARII
Disusun oleh :
DARMA YUDISTIRA
20050310105
Telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing
Di RSD Panembahan Senopati
Pada tanggal 12 Agustus 2010
MengetahuiDokter Pembimbing
dr. H. Ani azhari, Sp.OG (K)
SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2010
KATA PENGANTAR
Assalamu´alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT , beriring
dengan shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, sehingga penulisan presentasi
kasus yang berjudul Kistoma Ovarii ini dapat selesai dengan lancar.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. dr. H., M. Ani Ashari, Sp.OG, (K) selaku dokter pembimbing Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSD Panembahan Senopati
2. dr. H. Bambang Basuki Sp.OG, selaku dokter pembimbing Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSD Panembahan Senopati
3. Seluruh Bidan, Perawat, dan Staf di Ruang Bersalin, Bangsal Alamanda, serta
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSD Panembahan Senopati
4. Teman-teman senasib seperjuangan Iris, Surya, Merita dan Sari.
Dalam penulisan presentasi kasus ini, penulis menyadari adanya kelemahan
dan kekurangan. Atas bantuan, kritik, dan saran yang membangun, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga presentasi kasus ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamu´alaikum. Wr. Wb.
Yogyakarta, 12 Agustus2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................. i
Halaman Pengesahan.................................................................................................... ii
Kata Pengantar..............................................................................................................
......................................................................................................................................
iii
Daftar Isi.......................................................................................................................
......................................................................................................................................
iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 1
A. Anatomi dan Fungsi Ovarium............................................................. 1
B. Tumor Ovarium .................................................................................. 1
C. Insidensi............................................................................................... 6
D. Patofisiologi......................................................................................... 6
E. Gambaran Klinik Kista Neoplastik...................................................... 8
F. Diagnosis.............................................................................................
10
G. Diagnosis Banding...............................................................................
10
H. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................
11
I. Penatalaksanaan....................................................................................
12
J. Komplikasi...........................................................................................
13
K. Prognosis..............................................................................................
14
BAB II LAPORAN KASUS.................................................................................
16
A. Identitas................................................................................................
16
B. Anamnesis............................................................................................
16
C. Pemeriksaan.........................................................................................
17
D. Diagnosis Kerja...................................................................................
20
E. Terapi...................................................................................................
20
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
23
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fungsi Ovarium
Ovarium merupakan bangunan oval di kanan dan kiri uterus, mempunyai ukuran
kira-kira 5 x 3 x 1,5 cm pada masa reproduksi. Membesar pada saat sebelum ovulasi.
Vaskularisasi berasal dari arteri ovarica dan arteri uterina. Penggantung uteri adalah
ligamentum ovarii propii ke uterus dan ligamentum ovarii suspensorium ke dinding
lateral panggul. Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan
menstruasi.
Fungsi ovarium adalah berperan dalam proses oogenesis (tempat pembentukan
ovum), folikulogenesis (tempat pembentukan folikel), steroidogenesis (sumber
produksi hormon-hormon) steroid, dan ovulasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah
kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
B. Tumor Ovarium
Tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non-neoplastik. Meskipun
begitu sampai sekarang belum ada klasifikasi tumor ovarium yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Di
antara klasifikasi tumor ovarium adalah sebagai berikut:
1. Tumor ovarii benigna
a. Kistik
(i) Non neoplastik
- Follikel
- Luthein
- Stein-leventhal
- Endometrial
- Peradangan tubo ovarial
- Inclusion germinal
(ii) Neoplastik
- Kistoma ovarii simplex
Kista ini mempunyai permukaan yang padat dan halus biasanya
bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna kuning.
Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan
adanya tangkai, dapat terjadi torsi, dengan gejala-gejala mendadak.
Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum, yang
kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista, terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera
diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
- Cystadenoma mucinosum
Lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena itu permukaannya
berlobulus. Tumor ini kebanyakan ditemukan bersama dengan
kistadenoma serosum (60%) dan tumor ini paling sering terjadi pada
usia 20-50 tahun. Pada tumor yang besar tidak lagi ditemukan
jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral. Dinding
kista biasanya agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama bila
terjadi perdarahan atau degenerasi.
Pada pembukaan terdapat cairan lendir bila terjadi perdarahan atau
degenerasi. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas yaitu
kental, lengket dan berwarna kuning sampai coklat tergantung
percampurannya dalam darah. Bila terjadi ruptur kista dapat
menyebabkan pseudomiksoma peritonii, akibat timbul perlekatan
sehingga penderita bisa meninggal akibat ileus dan atau invaginasi.
Keganasan kira-kira terdapat 5-10%. Jenis ini dapat mencapai ukuran
yang besar. Ukuran terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328
pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid, atau bentuk tidak
teratur, dengan permukaaan yang rata dan berwarna putih atau putih
kebiruan. Di beberapa tempat dindingnya sangat tipis hingga
transparan, umumnya tidak mengadakan perlekatan dengan
sekitarnya, bila terjadi perlekatan maka ini disebabkan oleh
peradangan dan bukan oleh keganasan.
- Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan musinosum,
tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiller ke dalam rongga kista sebesar
50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair,
kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
jarang kistanya sendiri kecil namun permukaannya penuh dengan
pertumbuhan papiller (solid papilloma).
- Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak
dimana struktur-struktur ektodermal dengan differensiasi sempurna
seperti epitel kulit, rambut gigi dan produk glandula sebacea
berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tumor ini
merupakan 10 % dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir dari
semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pada anak kecil.
Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga
beratnya mencapai beberapa kilogram.
b. Solid
(i) Fibroma
(ii) Lymphangioma
(iii) Mesothelioma
(iv) Osteochondroma
(v) Brenner
2. Tumor ovarii maligna
a. Kistik
(i) Cystadenocarsinoma mucinosum
(ii) Cystadenocarcinoma serosum
(iii) Epidermoid carsinoma dari kista dermoid
b. Solid
(i) Carcinoma
(ii) Endometrioid carsinoma
(iii) Mesonephroma
3. Tumor maligna yang lain (jarang)
a. Teratoma
b. Chorionepithelioma
c. Sarcoma
d. Lymphoma
e. Melanoma
4. Tumor-tumor dengan potensi endokrin (malignitas rendah)
a. Dysontogenik
b. Tumor sisa adrenal
c. Adenoma sel hilus
d. Tumor-tumor dengan matrik yang berfungsi
5. Metastatik (tumor Krukenberg)
C. Insidensi
Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan.
Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi
spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada
beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada
wanita-wanita yang mulai menopause. Keganasan ovarium merupakan 6 kasus
kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan
ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi
terdapat di Negara Skandinavia (14,5–15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991.
D. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit matur. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-
tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multipel dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor
dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional : ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel
kistik berdiameter 2-5 mm.
E. Gambaran Klinik Kista Neoplastik
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian
gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi
tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah
menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut) dan
organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut
membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan
buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa
sesak napas.
Pengaruh terhadap siklus haid pun tidak memiliki pengaruh yang jelas. Kadang-
kadang terjadi hipermenorrhoe bila kedua ovarium membesar. Hal ini disebabkan
rusaknya kedua jaringan ovarium. Bila tumor agak besar, maka pasien akan merasa
berat dan sakit. Sering kali adanya tumor ini diketahui oleh penderita sendiri, yang
merasa adanya benjolan diperut bawah. Pada jenis serosum, kadang-kadang baru
diketahui setelah adanya ascites, yang dihasilkan oleh papil.
Gejala klinis kistoma ovarii secara umum adalah :
1. Tanpa gejala, bahkan bila mengarah ke arah keganasan, bisa tetap tidak
memberikan gejala. Oleh karena itu biasanya diketahui setelah berada dalam
tahap lanjut. Sehingga penyakit ini juga sering disebut silent lady killer.
2. Pembesaran perut bagian bawah. Bila pembesaran bilateral, curigai telah terjadi
proses keganasan.
3. Konsistensi kistik.
4. Tidak simetris ditengah, melainkan di salah satu sisi lateral, bahkan bilateral.
5. Bila tumor berukuran besar, dapat menyebabkan gangguan miksi atau defekasi.
6. Obstipasi, edema.
7. Sesak nafas.
8. Kista ovarii premagna dapat membesar mencapai prosessus xypoideus sehingga
timbul dyspneu.
9. Nafsu makan turun.
10. Bila ada gangguan hormonal, bisa terjadi amenorrhea, hypermenorrhea,
menorraghie, atau menometrorraghie.
F. Diagnosis
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah
dan/atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya,
lokalisasinya, permukaan, konsistensinya, mobil atau tidak) harus ditentukan jenis
tumor itu sendiri. Apabila sudah ditentukan tumor yang ditemukan adalah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non-
neoplastik. Tumor non-neoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis
menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-
tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perlekatan. Kista non-
neoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumor itu
jinak atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak ditemukan kepastian sebelum
dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari
gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam penegakan diagnosis.
G. Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding kistoma ovarii yaitu :
1. Kehamilan
2. Ascites
3. Peritonitis TBC
4. Myoma uteri
H. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing. Apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
atau tidak.
3. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks. Selanjutnya
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
Penggunaan foto Roentgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur
barium dalam kolon sudah disebut diatas.
4. Parasentesis
Pungsi pada ascites berguna untuk mengetahui sebab ascites. Tindakan ini dapat
mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
I. Penatalaksanaan
Prinsipnya yaitu bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala / keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,
kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum.
Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang,
sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan. Jika selama waktu
observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan
dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Akan tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium yang biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda
yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang
rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan
operasi yang tidak seberapa radikal.
Bila tumor ovarii disertai gejala akut misalnya oleh torsi, maka tindakan operasi
harus dilakukan pada saat itu juga. Bila tidak ada ada gejala akut tindakan operasi
harus dipersiapkan dengan seksama. Umumnya bila ditemukan kista yang tidak lebih
besar dari sebuah jeruk dan tidak disertai keluhan, maka sebaiknya jangan segera
dilakukan operasi karena biasanya kista semacam ini berasal dari korpus luteum yang
dapat menghilang dengan sendirinya, dan sebaiknya beberapa minggu kemudian
dilakukan pemeriksaan ulangan.
Pada neoplasma yang sesungguhnya kista itu akan tetap ditemukan bahkan akan
bertambah besar. Pada wanita muda observasi dapat berlangsung 2 sampai 3 bulan
tapi pada wanita yang lebih tua waktu observasinya harus lebih pendek. Bila
ditemukan kista besar atau tumor yang solid, baik disertai keluhan atau tidak,
sebaiknya pasien diberi nasihat untuk operasi. Walaupun tidak ada keluhan, harus
dipikirkan kemungkinan terjadinya torsi atau degenerasi keganasan, apalagi pada
wanita berumur di atas 30 tahun.
J. Komplikasi
Komplikasi dari kistoma ovarii adalah :
1. Torsi
Komplikasi ini yang paling sering terjadi, terutama pada tumor dengan ukuran
sedang. Gangguan peredaran darah yang disebabkan oleh torsi ini terutama
mengenai susunan vena saja, disebabkan penyumbatan saja, sehingga kista
warnanya menjadi biru, bahkan kadang-kadang menjadi hitam. Dalam keadaan
yang ekstrim arteri juga terjepit.
2. Ruptur kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan ataupun oleh karena
trauma. Pada keduanya disertai gejala sakit, eneg, dan muntah-muntah. Tumor
yang tadinya jelas batas-batasnya sukar ditemukan.
3. Supurasi kista
Gejala-gejalanya seperti pada peradangan biasa yaitu sakit, nyeri tekan, perut
tegang, demam dan leukositosis, kalau dibiarkan bisa menjadi peritonitis.
4. Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan. Pada jenis musinosum
kemungkinan terjadinya keganasan lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis
serosum.
5. Degenerasi
Degenarasi keganasan pada dermoid kista lebih jarang lagi yaitu +/- 3%.
Biasanya bila terjadi keganasan, berupa Ca epidermoid, kadang-kadang
berbentuk sarkoma.
6. Perdarahan
Pada kista ovarium, pasien mudah mengalami perdarahan pervaginam, sehingga
siklus menstruasinya tidak teratur.
K. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%
untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki
angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari
kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan
dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian
yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama pasien : Nn. P
Usia : 45tahun
Alamat : Krajan, Karang kewu Tirto mulyo Kretek
Pekerjaan : Ibu RT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Masuk Rumah Sakit tanggal : 21 jul 2010 jam 17.00 WIB
B. Anamnesis
Keluhan utama : benjolan di perut bawah, yang dirasakan
selama 2 tahun
Riwayat penyakit sekarang : pasien datang mengeluh sudah 2 tahun
memiliki benjolan pada perut
Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak pernah mengalami penyakit
serupa sebelumnya. Penyakit asma, jantung,
hipertensi, dan diabetes melitus disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : penyakit asma, jantung, hipertensi dan
diabetes melitus disangkal
Riwayat Haid : (-)
Riwayat perkawinan : sudah menikah 25 tahun
C. Pemeriksaan
KU : baik, sadar, tidak anemis
Vital Sign : TD = 110/70 mmHg
HR = 71x/menit
RR = 21x/menit
Suhu = 36,7 OC
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 152 cm
Gizi : cukup
Kepala : mesochepal
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera tidak ikterik
Hidung : simetris, deformitas tidak ada, sekret (-)
Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi ada karies
dentis
Leher : deformitas tidak ada, pembesaran lnn (-)
Thorax : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada
ketinggalan gerak, paru vesikuler kanan kiri,
cor S1 – S2 reguler, ictus cordis tidak kuat
angkat
Abdomen : hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : refleks fisiologis (+), edema (-)
Kulit : turgor dan elastisitas cukup, ujud kelainan
kulit (-)
Status obstetri : (-)
Status ginekologi :
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : Keadaan umum baik, dinding perut datar, tidak
tampak membesar atau membuncit, tidak
terdapat luka parut bekas operasi, tidak
terdapat perdarahan pervaginam.
Palpasi : supel, NT (-), MT (+), terdapat benjolan
dengan konsistensi kistik, permukaan licin,
batas atas setinggi perut, batas bawah tidak
masuk panggul, mobil.
Pemeriksaan dalam : vesica urinaria dan uretra tenang, dinding
vagina licin, cervix tertarik kekiri oleh massa
tumor, discharge (-); teraba massa tumor,
mobil kistik, ukuran setinggi dewasa;
parametrium kanan/kiri lemas; uterus sebesar
telur ayam.
Pemeriksaan laboratorium : Hb 10,7 gr%
AL 6,5 ribu/µl
AT 402 ribu/µl
HMT 33,9 %
Golongan darah B
PPT 12,5 detik
APTT 29,7 detik
Kontrol PPT 13,5 detik
Kontrol APTT 35,6 detik
HbsAg (+)
Glukosa sewaktu 92
Ureum darah 14
Creatinin darah 0,74
SGOT 25
SGPT 20
Na 137
Cl 109
Pemeriksaan radiologi : Pulmo dan cor normal
USG : Vesica urinaria terisi, uterus dalam batas
normal, tampak massa kistik pada ovarium kiri
ukuran 20 x 9 x 9 cm batas tegas.
D. Diagnosis Kerja
Kistoma Ovarii
E. Terapi
Rencana kistektomi
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kistoma ovarii pada pasien didapatkan dari keterangan anamnesis
berupa keluhan benjolan di perut secara berangsur-angsur dirasakan sejak 6 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tumor ditemukan massa kistik, permukaan licin,
dan pergerakan yang terbatas dikarenakan tumor sudah dalam ukuran yang cukup
besar. Ditambah lagi dari pemeriksaan USG didapatkan gambaran massa kistik pada
ovarium kiri ukuran 20 x 9 x 9 cm batas tegas.
Diagnosis banding lainnya juga dapat disingkirkan dengan alasan :
1. Kehamilan
Pasien masih mengalami menstruasi dan tidak didapatkan tanda–tanda
kehamilan.
2. Asites
Asites kadang-kadang dapat menyerupai kista, terutama bila besar sekali.
Namun pasien tidak memiliki riwayat menderita sirosis hepatis atau karsinoma
peritoneii sekunder. Hal ini juga didukung dengan tidak ditemukannya shifting
dullnes (pekak beralih) pada pemeriksaan fisik.
3. Peritonitis TBC
Tidak ditemui riwayat TB paru dan demam subfebril.
4. Myoma uteri
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan portio dengan konsistensi keras dan
berbenjol-benjol.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasien serta ditemukannya kista dengan
ukuran yang sudah cukup besar, maka tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah
dengan segera melakukan tindakan operasi guna menghindari komplikasi lanjut
berupa torsi dan degenerasi keganasan. Setelah massa diangkat, maka identifikasi
dapat dilakukan untuk mengetahui jenis kista ovarium yang ada, apakah serosum,
musinosum, ataupun bentuk lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, M.A. (2010). Materi Kuliah Tumor Jinak Ginekologi. Yogyakarta : SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSD Panembahan Senopati Bantul.
Norwitz, E., Schorge, J. (2008). At A Glance : Obstetri & Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga.
Winkjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimdani, T. (2002). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.