presentasi_sitoskeleton
TRANSCRIPT
SITOSKELETON DAN MOTILITAS
SELRina Nugrahenny Sunardjo
Safira Permata DewiRidha Wahyuni
Dita Adit Agustian
SITOSOL
SITOSKELETON DAN MOTILITAS SEL
BERISI RIBUAN ENZIM
CAIRAN PENUH RIBOSOM
AKTIF MENSINTESIS PROTEIN
SEBAGIAN PROTEIN DI SITOSOL BERBENTUK
BENANG : FILAMENFILAMEN TERANYAM
MEMBENTUK RERANGKA/JEJALA MEMBENTUK SITOSKELETON
KERANGKA VERTEBRATA
• Sistem organ terdiri dari elemen keras, mendukung jaringan lunak tubuh
• Peran kunci dalam mediasi gerak tubuh
SEL EUKARIOTIK
• Juga mempunyai “sistem-kerangka” yang disebut SITOSKELETON
• Memiliki fungsi analog dengan kerangka vertebrata
SITOSKELETON DAN MOTILITAS SEL
SITOSKELETONTERDIRI DARI 3 STRUKTUR
FILAMEN : MIKROTUBULUS MIKROFILAMEN
FILAMEN INTERMEDIATE Bersama-sama membentuk jaringan interaktif rumit
Masing-masing merupakan sebuah POLIMER SUBUNIT PROTEIN yang
diikat dengan ikatan nonkovalen yang lemah
Untuk perakitan cepat dan pembongkaran
tergantung regulasi sel kompleks
SITOSKELETON
MIKROTUBULUS
MIKROFILAMEN
FILAMEN INTERMEDIET
Bentuk panjang Berongga Berupa tabung tidak bercabang Tersusun dari sub unit protein TUBULIN
Bentuk padat Struktur lebih tipis Diatur dalam jaringan bercabang Tersusun dari protein AKTIN
Keras Serabut seperti tali Benang berongga Terdiri dari molekul protein FIBROSA Daya rentang sangat tinggi
GAMBARAN FUNGSI UTAMA
SITOSKELETON FUNGSI :1) Suatu
SCAFFOLD2) Kerangka
Internal, menentukan posisi organela di dalam sel
3) Sebagai jaringan dari JALUR yang mengarahkan pergerakan organela di dalam sel
4) Appartus : kekuatan sel dan meggerakkan sel untuk berpindah tempat
5) Komponen essensial pada pembelahan sel
• Sitoskeleton : subjek sangat aktif dipelajari peneliti• Untuk mengembangkan teknik mencapai
pendekatan morfologi, biokimia, molekuler yang terkoordinasi
Sehingga kita tahu :Banyak macam protein penyusun sitoskeletonBagaimana subunit masing-masing akan disusun dalam
struktur serat, sebagai motor molekuler yang bergerak sepanjang filamen, menghasilkan kekuatan untuk aktifitas motil
Kualitas dinamis yang mengontrol organisasi spasial, perakitan dan pembongkaran berbagai elemn sitoskeleton
KAJIAN SITOSKELETON
Penggunaan Pencitraan Fluoresen pada Sel
Hidup Penggunaan Sigle-Molecule Assays in
Vitro dan in Vivo Penggunaan Teknik Pencitraan
Fluoresensi untuk Memantau Dinamika Sitoskeleton
PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
SITOSKELETON
• 1950 dan 1960-an : konsep sel eukariotik mengandung “jaringan” dari unsur sitoskeleton
• Namun mikroskop elektron hanya mampu menghasilkan gambar statis : gagal memberi wawasan dalam struktur dinamis dan fungsi berbagai komponen sitoskeleton
• Apresiasi terhadap karakter dinamis sitoskeleton meningkat karena revolusi mikroskop cahaya : MIKROSKOP FLUORESCENSI
KAJIAN SITOSKELETONPENCITRAAN FLUORESCEN
PADA SEL HIDUP
• Protein fluoresen berlabel disintesis dalam sel sebagai sebuah protein fusi yang mengandung GFP (green fluorescence protein)
• Sub unit protein dari sitoskeletal (tubulin atau keratin yang dimurnikan) dilabeli fluoresen secara in vitro dengan ikatan kovalen dengan pewarna fluoresen
• Sub unit berlabel kemudian di”mikroinjeksi”kan ke dalam sel hidup sehingga bergabung dalam bentuk polimer protein (seperti mikrotubulus atau filamen intermediet)
• Perilaku dinamis struktur berpendar diikuti : menunjukkan perubahan panjang mikrotubulus pada tepi permukaan sel yang diinjeksi
KAJIAN SITOSKELETONA. PENCITRAAN FLUORESCEN
PADA SEL HIDUP
KAJIAN SITOSKELETONA. PENCITRAAN FLUORESCEN
PADA SEL HIDUPPerubahan dinamis panjang mikrotubulus : pada sel epithel disuntuk sedikit tubulin yang terikat kovalen dengan Fluoresen Rhodamin.
• Mengungkap lokasi protein
dengan konsentrasi sangat
rendah di dalam sel• Mengungkapkan fungsi
dari protein target
Dengan antibodi yang diberi label
Fluoresen yang berafinitas tinggi
terhadap protein yang dicari
KAJIAN SITOSKELETONA. PENCITRAAN FLUORESCEN
PADA SEL HIDUP
Sel alga yang diwarnai dengan Fluoresen Antibodi (kuning-hijau) yang diarahkan untuk PROTEIN CENTRIN : dilokalisasi
sebagai struktur serupa akar pada dasar flagella
Penggunaan kamera video modern yang mempunyai kontras luar biasa untuk menangkap gambar digital yang kemudian diproses dengan komputerisasi.
Untuk fitur yang tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya :
Mikrotubulus 25-nmVesikel membran 40-nm
KAJIAN SITOSKELETONB. SINGEL-MOLEKUL TES
SECARA IN VITRO-IN VIVO Mikroskop Video Resolusi Tinggi : untuk mendeteksi aktifitas satu molekul protein yang bertindak sebagai motor molekul
Dengan menggabungkan mikroskop fluoresen dengan teknik pencitraan khusus : mampu memvisualisasikan secara langsung pergerakan “individu” molekul motor secara in vitro dan in vivo
A. Mengikuti gerakan protein motor dari mikrotubulus : KINESIN
Kinesin bergerak sepanjang mikrotubulus
Kecepatan rata-rata : 0,77µm/detik
B. Mengukur sifat mekanik dari elemen sitoskeleton
VIDEO_SITOSKELETON\KINESIN_WALKING_videoplayback_4.FLV
KAJIAN SITOSKELETONB. SINGEL-MOLEKUL TES
SECARA IN VITRO-IN VIVOUji secara in vitro :• Gen motor kinesin difusikan dgn
GFP• Gen terfusi dimasukkan ke sel
kultur• Dibiarkan memproduksi kinesin
berlabel fluoresen (hijau)• Lalu dimurnikan• Mikrotubulus diberi label fluoresen
merah• Keduanya digabung : peneliti
dapat mengikuti gerakan “individu” molekul kinesin GFP-label sepanjang 1 mikrotubulus tunggal
DINAMIKA SITOSKELETON : Dalam sel hidup :
mikrotubulus dan mikrofilamen merupakan sistem polimer yang sangat dinamis (selalu berubah)
Secara kontinu beberapa jenis dibangun kembali : bagian lama ditukar yang baru, atau yang seluruhnya rusak dibangun kembali
KAJIAN SITOSKELETONC. TEKNIK PENCITRAAN FLUORESEN
UNTUK MEMANTAU DINAMIKA SITOSKELETON
• Sifat dinamis diatur dengan ketat oleh sel
• Dan dapat berubah dari satu tempat ke tempat lain dalam sitoplasma selama siklus sel
• Pemantauan perubahan : perlu teknik yang dapat mengukur dinamika polimer
• Berbentuk tabung, relatif kaku
• Ada pada setiap sel eukariotik
• Diameter luar 25nm, ketebalan dinding sekitar 4 nm
• Dapat memperpanjang di seluruh panjang dan luasnya sel
• Dinding : terdiri dari PROTEIN GLOBULER diatur dalam baris membujur (longitudinal) disebut PROTOFILAMENT
MIKROTUBULUSSTRUKTUR DAN KOMPOSISI
• Potongan melintang mikrotubulus : terdiri dari 13 protofilament sejajar berdampingan dalam suatu pola melingkar di dalam dinding
• Interaksi nonkovalen antar protofilamen yang berdekatan : berperan dalam memelihara struktur mikrotubulus
SETIAP PROTOFILAMEN :
Dirangkai dari blok bangunan dimer yang terdiri dari subunit satu α-tubulin dan satu β-tubulin
Dimer-dimer tubulin diatur dalam susunan linear sepanjang protofilamen masing-masing
Setiap unit perakitan berisi 2 komponen nonidentik: heterodimer
MIKROTUBULUSSTRUKTUR DAN KOMPOSISI
• Sehingga protofilamen asimetris terhadap α-tubulin pada satu ujung dan β-tubulin pada ujung yang lain
• Semua protofilamen : poaritas sama
• Ujung mikrotubulus : PLUS END diakhiri deretan sub unit β-tubulin
• Ujung berlawanan : MINUS END diakhiri deretan sub unit α-tubulin
• Dibuat dari jaringan hidup yang berisi tambahan protein
• MAPs terdiri dari koleksi protein heterogen
• MAPs memiliki satu domain melekat pada sisi mikrotubulus dan domain lain terbentang keluar sebagai benang di permukaan mikrotubulus
• MAPs : sebagai jembatan menyilang yang menghubungkan mikrotubulus satu sama lain
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS-ASSOSIATED PROTEIN
(MAPs)MAPs :• Menjaga
keselarasan mikrotubulus
• Meningkatkan stabilitas mikrotubulus
• Meningkatkan perakitan mikrotubulus
• Kegiatan mikrotubulus mengikat MAPs dikendalikan : penambahan dan pemindahan kelompok fosfat dari residu asam amino tertentu
• Fosforilasi tinggi dari satu MAPs tertentu (disebut TAU) : gangguan neurodegenerativ fatal termasuk Alzheimer, demensia FTDP-17
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS-ASSOSIATED PROTEIN
(MAPs)
• Cukup kaku untuk menahan gaya yang menekan dan meneku serat
• Memberi dukungan mekanik seperti balok baja utama pada gedung
• Mikrotubulus sitoplasmik : menentukan bentuk sel
• Sebagai elemen kerangka berperan dalam proses seluler yang memanjang : silis, flagel, akson saraf
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI STRUKTUR PENDUKUNG DAN PENYELENGGARA
• Dalam sel tumbuhan :menjaga bentuk selmelalui pengaruh dalam pembentukan dinding sel
• Selama interfase tepat di bawah membran plasma membentuk zona kortikal : mempengaruhi gerakan enzim pensintesis selulosa. Mikrofibril selulosa dinding sel dirakit dengan arah sejajar dengan mikrotubulus korteks
AXONL TRANSPORT• Axon neuron motorik
dapat terbentang dari sumsum tulang belakang sampai ke ujung jari tangan/kaki
• Neurotansmiter terbungkus dalam vesikel membran RE dan kompleks golgi ditransport menyusuri sepanjang akson
• Transport juga terjadi pada : muatan terikat non-membran : RNA-ribosom, elemen sitoskeletal
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI AGEN MOTILITAS
SEL• Kecepatan gerak bahan
berbeda-beda : tercepat 5 µm/detik
• Struktur dan material bergerak dari sel tubuh menuju ke terminal sebuah akson : ARAH ANTEROGRADE
• Struktur lain (termasuk vesikel endosisitik) yang terbentuk di terminal akson dan membawa faktor regulasi dari sel target bergerak ke arah sebaliknya : ARAH RETROGRADE
• Cacat dalam transportasi baik anterograde maupun retrograde : dikaitkan dengan penyakit meurologis
• Akson yang dipenuhi struktur sitoskeletal (mikrofilamen, filamen intermediet, mikrotubulus) saling terhubung dengan berbagai cara
• Gambar : organisasi mikrotubulus dan filamen intermediet (neurofilamen) dalam akson
• Vesikel berisi bahan yang ditransport melekat pada mikrotubulus diikat oleh PROTEIN : termasuk protein motor (KINESIN dan DYNEIN)
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI AGEN MOTILITAS
SEL
MIKROTUBULUSPROTEIN MOTOR YANG MELINTANG
SITOSKELETON MIKROTUBULER• Protein motor dari sel
mengkonversi energi kimia (ATP) menjadi energi mekanik, untuk menghasilkan tenaga yang dapat memindahkan kargo seluler yang melekat pada protein motor
PROTEIN MOTOR :• KINESIN• DYNEIN• MYOSIN
• Kinesin dan Dynein bergerak sepanjang mikrotubulus, sedang Myosin bergerak bersama mikrofilamen
• Pada filamen intermediet tidak ada protein motor
• Protein motor bergerak secara tidak langsung sepanjang jalur sitoskeletal dengan cara bertahap
• Seiring pergerakan, protein motor mengalami perubahan formasi : merupakan langkah siklus kimia
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI AGEN MOTILITAS
SEL• Langkhah siklus
kimia: Pengikatan molekul
ATP untuk protein motor
Hidrolisis ATP Pelepasan produk
(ADP dan Pi) dari protein motor
Pengikatan molekul ATP baru
A. KINESIN 1985, Ronald Vale n
friends mengisolasi protein motor dari sitoplasma akson cumi-cumi raksasa yang digunakan sebagai jalur mikrotubulusnya
Menamakan PROTEIN KINESIN
Bangun tetramer : 2 rantai dengan berat identik, 2 rantai ringan identik
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI AGEN MOTILITAS
SEL: PROTEIN MOTOR• Bagian kinesis : Sepasang kepala
bulat : mengikat mikrotubulus dan sebagai ATP-hidrolisis
Kepala terhubung ke leher
Tangkai seperti batang
Ekor berbentuk kipas yang mengikat kargo yang diangkut
DYNEIN SITOPLASMA 1963 : protein motor yang
terikat pada mikrotubulus merupakan protein yang bertanggung jawab untuk pergerakan silia dan flagela
Dinamakan PROTEIN DYNEIN
Hanya terdapat pada sel hewan dan masih kontroversi megapa tidak ada pada sel tumbuhan
Merupakan protein ukuran besar terdiri : 2 rantai berat, identik dan beberapa rantai menengah dan ringan
MIKROTUBULUSMIKROTUBULUS SEBAGAI AGEN MOTILITAS
SEL: PROTEIN MOTOR Setiap rantai berat : terdiri dari kepala globuler besar dengan tangkai, kepala bertindak sebagai mesin penghasil tenaga
Setiap ujung tangkai berisi tempat di mana semua mikrotubulus terikat
Dynein sitoplasma bergerak secara berarak sepanjang mikrotubulus menuju polimer minus end (berlawanan dgn kinesin)
Pusat Pengorganisasian Mikrotubulus
Fungsi : mengendalikan jumlah mikrotubulus, polaritas, jumlah protofilamen yang membentuk dinding, waktu dan lokasi pembentukan mikrotubulus.
Pusat pengorganisasian mikrotubulus : Sentrosom Badan basal
SENTROSOMStruktur Sentrosom Terdiri dari dua buah sentriol yang
dikelilingi oleh perisentriolar amorf (PCM)
Berbentuk silinder, dengan panjang 0,2 µm dan diameter dua kali panjangnya.
Terdiri dari 9 piringan fibril (masing-masing terdiri dari mikrotubulus A, B, dan C)
Mikrotubulus A adalah mikrotubulus yang paling lengkap dan akan berhubungan dengan pusat sentriol dengan jari-jari radial sebagai penghubung
Tiga buah mikrotubulus akan bersusun membentuk seperti roda
Gambar : Struktur Sentrosom
Peran Sentrosom dalam Proses Inisiasi dan Organisasi Mikrotubulus
Depolimerisasi dengan inkubasi sel-sel solsemid Mikrotubulus kemudian dibentuk dan
selanjutnya dihilangkan zat kimianya sehingga sel akan memperbaiki dirinya sendiri dalam satu interval tertentu
Ditambahkan antibodi antitubulin pada sel Muncul satu atau dua titik terang pada
sitoplasma 15-30 menit sejumlah filamen muncul Sel tersebut dipotong selanjutnya diamati
dibawah mikroskop elektron Pembentukan mikrotubulus dalam pada sentrosom.
Lanjutan..... Hasil dari percobaan yang dilakukan :
Mikrotubulus tidak benar-benar berada dalam sentriol dan berhubungan dengan sentriol tetapi memblok PCM yang terdapat pada pinggiran sentrosom.
PCM yang memulai pembentukan mikrotubulus. Sentrosom berperan dalam penyedia PCM selama
perakitan sentrosom dan duplikasi sentrosom. Polaritas mikrotubulus selalu sama, ujung negatif
akan berasosiasi dengan sentrosom. Pertumbuhan mikrotubulus akan menghasilkan
protein spesifik dan membantu mikrotubulus untuk mendekat dengan organel target. Contoh : sisterna golgi dan kromosom
BADAN BASAL Tepat terbentuknya Silia atau Flagela Terletak di bagian basal dari Silia atau
Flagela itu sendiri Tubuh basal identik dengan struktur
sentriol (memiliki tubulus A dan tubulus B) Tubuh basal dan sentriol dapat berasosiasi
Gambar : Badan Basal (Skmatik dan Elektron Mikrograf)
Pembentukan Mikrotubulus Nukleasi Mikrotubulus
Ujung negatif berhubungan dengan PCM sentrosom
Percobaan in vitro γ-tubulin berkumpul
Percobaan lainnya kesatuan heliks subunit γ-tubulin terbuka membentuk cincin
Αβ-tubulin berikatan dengan γ-tubulin. Hanya α-tubulin heterodimer yang dapat berikatan dengan cincin γ-tubulin
Untuk membentuk satu putaran heliks, dibutuhkan 13 molekul dimer Oligomer tubulin
Lanjutan ..... Pemanjangan mikrotubulus
Oligomer-oligomer akan menempel banyak oligomer tersusun memanjang sumbu silindris atau berbentuk seperti tabung Protofilamen
Beberapa protofilamen akan bergabung sehingga membentuk mikrotubulus
Sifat Dinamis pada Mikrotubulus
Sifat dinamis mikrotubulus Kemampuan untuk membentuk atau membongkar mikrotubukus.
Kestabilan mikrotubulus dikarenakan adanya ikatan dengan Mikrotubule Associated Protein (MAPs).
Gelendong pembelahan dan sitoskleton Sangat labil Sensitif terhadap pembongkaran
Silia dan Flagela Stabil Faktor yang mempengaruhi pembongkaran
mikrotubulus : Suhu dingin, tekanan hidrostatik, Jembatan Konsentrasi Ca2+, bahan kimia (kolkisin, vinblastin, vinkristin, nokodazol, podofilotoksin)
Karakter dinamis pada mikrotubulus dapat dijelaskan melalui sel tumbuhan :
Lanjutan.....
Weisenberg (1972) : • Mikrotubulus dapat dibongkar dan dirakit berulang kali hanya dengan menurunkan dan meningkatkan suhu inkubasi.• Pada kondisi in vitro, penambahan MAPs atau ptongan- potongan mikrotubulus atau struktur yang mengandung mikrotubulus yang berfungsi sebagai cetakan untuk penambahan garis subunit
Lanjutan.... Tahun 1984 : Tomoty
Mitchison dan Marc Kirschner ketidakstabilan dinamis pada mikrotubulus.
Ketidakstabilan dinamis : Mikrotubulus dapat
mengalami tahap pertumbuhan dan penyusutan pada wilayah yang sama dalam sel
Mikrotubulus tertentu dapat mengalami tahapan pertumbuhan dan penyusutan bolak-balik secara tidak terduga
Ketidakstabilan dinamis pada mikrotubulus memungkinkan sel untuk : Menyediakan mekanisme bagi ujung positif
pada mikrotubulus untuk menjelajahi sel dengan cepat.
Membangun jaringan sitoskletal yang rumit (protofilamen).
Menanggapi dengan cepat disaat mikrotubulus harus diperbaharui dari sitoskleton mikrotubular, contohnya perbaikan terjadi pada pembelahan mitosis saat sitoskleton mikrotubulus dibongkar dan di bentuk kembali menjadi gelendong pembelahan.
Silia dan Flagela Struktur Silia dan Flagela
Alat gerak pada berbagai sel eukariota (prokariota flagela lebih sederhana dan tidak ada hubungan evolusi dengan eukariota)
Silia dan flagela memiliki struktur yang sama Berbentuk seperti rambut Dihasilkan oleh tubuh basal Silia cenderung dalam jumlah yang banyak pada
permukaan sel, flagela jumlahnya 1 atau 2 Cara kerja silia : gerak seperti dayung, tegak lurus
terhadap permukaan; Flagela : seperti gelombang Kerja silia terorganisasi; flagela : diatur oleh
konsentrasi zat.
Struktur Silia dan Flagela Inti : Axonome
Berisi mikrotubulus yang bergerak longitudinal.
Terdiri dari 9 perifer doubletmikrotulus dan sepasang mikrotubulus tunggal di pusat.
Setiap doublet perifer terdiri dari satu mikrotubulus A lengkap dan satu mikrotubulus B yang tdak lengkap. Memiliki lengan yang mengarah keluar dan kedalam.
Terdapat selubung pusat yang menutupi sepasang mikrotubulus yang terletak di pusat.
Antara doublet perifer dan sepasang tubulus di pusat dihubungkan dengan jari-jari lateral
Satu doublet dan doublet lainnya terhubung oleh jembatan interdoublet
Gambar : Skematik Axonome
Gambar : Skematik Axonome Pandang Longitudinal
Pembentukan Silia atau Flagela
SILIA dan FLAGELA
BADAN BASAL(Struktur Mirip
Sentriol)
Memiliki Tubulus A
dan Tubulus B
Tubulus Melakukan
Pemanjangan
Membentuk Doublet
Silia/Flagela
Poses ini akan terjadi apabila silia atau flagela tersebut dipotong dari permukaan sel hidup. Pertumbuhan silia/flagela ini terjadi pada ujung positif mikrotubulus
Transportasi Interflagellar Penelitian tahun 1993 pergerakan partikel
di ruang antara perifer doublet dan membran plasmanya Penelitian lanjutan : terdapat proses Transportasi Intreflagellar (IFT)
IFT : Bertanggung jawab merakit dan mempertahankan
silia/flagela. Tergantung dengan aktivitas ujung positif dan
ujung negatif yang mengendalikan pergerakan mikrotubulus. Kinesin II dan protein axonemal daur ulang diangkut menuju sepanjang tubuh basal melalui mekanisme sitoplasma dynein.
Pensinyalan molekul Sindrom Bardet-Biedel, jumlah digit yang tidak normal
Lengan Dynein Penelitian tahun 1960 oleh Ian Gibbons menjelaskan
hubungan struktur lengan dengan fungsi sistem biologi dan cara pengungkapannya melalui analisis eksperimental mengisolasi protein yang mengkonversi ATP menjadi energi mekanik silia
Axonome dilarutkan
pada larutan EDTA
Lengan tersebut adalah protein
berukuran besar
Tubulus pusat hilang, beberapa
lengan luar menjadi
supernatan
Lengan Dynein
Supernatan dapat
menghidolisis ATP
Axonome tidak dapat
menghidrolisis ATP
Axonome diteliti melalui
TEM
Lengan Dynein : Tiga rantai berat
(batang panjang, kepala bulat, tangkai)
Rantai menengah Rantai terang
Axonome dalam larutan
+ Larutan protein + Mg2
Diamati pada TEM
Lengan kembali ke Tubulus A Axonome
Lengan Dynein menghasilkan energi bagi Silia dan Flagela
untuk bergerak
Lengan Dynein setara dengan dynein ATPase
Gambar : Lengan Dynein
Gambar : Rantai Berat
Mekanisme Pergerakan Silia dan Flagela
Gambar : Skematik pergerakan Silia atau Flagela
1. Batang masing-masing molekul dynein erat mengikat tubulus A
2. Kepala bulat dan batang mengarah pada tubulus B pada doublet berikutnya
3. Dua doublet berdekatan jembatan nexin membatasi gerakan menjauh dari dua doublet
Lengan dynein pada satu bagian aktif dan bagian lainnya tidak aktif doublet sisi dalam akan membengkok
Peluncuran salah satu axonome mengakibatkan terjadinya peluncuran axonome lainnya, sehingga di salah satu bagian silia yang mengejang kemudian membelok dan diikuti dengan bagian yang lainnya.
Gambar : Mekanisme Pergeseran Mikrotubulus pada Silia/Flagela
FILAMEN INTERMEDIET Tidak bercabang, diameter 10-12 nm. Hanya ada pada sel hewan Sifat : Kuat, fleksibel, memberikan
perlindungan pada tekanan fisik (contoh : neuron, sel otot, epitel pada rongga tubuh)
Dikodekan oleh 70 gen yang berbeda. Terdiri dari lima kelas utama
berdasarkan jenis sel, letak ditemukan, susunan biokimia, genetika, dan kriteria kekebalannya
Memiliki interkoneksi dengan filamen sitoskletal Plektin (protein dimerik panjang) Mengaitkan satu sisi pada filamen
intermediet dan sisi lainnya pada filamen intermediet/mikrofilamen/mikrotubulus, tergantung dengan bentuk molekul plektin.
Gambar : Plektin
Perakitan dan Pembongkaran Filamen Intermediet
Monomer dengan dua ujung. Ujung N dan ujung C yang saling berlawanan Antiparalel tidak memiliki polaritas
8 tetramer begabung filamen panjang, ukuran 60 nm
Melakukan Elongasi Antiparalel tidak memiliki polaritas (beda filamen intermediet dengan unsur sitoskletal lainnya)
Tidak membutuhkan ATP atau GTP
Pembongkaran fosfolirasi dan defosfolirasi subunit
Gambar : Model perakitan Filamen Intermediet
MIKROFILAMEN
Memiliki diameter 8 nm Tersusun atas protein aktin yaitu protein
globular, dalam bentuk monomer disebut aktin G dan dalam bentuk filamen disebut aktin F
Bersifat fleksibel Berperan untuk motilitas, perubahan bentuk sel dan sitokinesis
Gambar 9.44 Struktur mikrofilamen.(a). Sebuah model filament aktin. Subunit aktin ditandai dengan tiga warna untuk mempermudah membedakan. Subdomain disalah satu subunit aktin diberi lebel 1,2,3 dan 4 dan ATP mengikat masing-masing sub unit. Filamen aktin memiliki polaritas yang disebut bagian positif diujung dan negatif dibagian akhir. Celah (alam subunit merah atas) merupakan ujung negatif (-) akhir filament.(b). Mikrograf replika dari filament aktin dengan struktur helix ganda. (Karp, 2010: 351)
PEMBENTUKAN MIKROFILAMEN
Sebelum membentuk filamen, monomer aktin mengikat molekul ATP. ATP terikat dengan monomer aktin kemudian dihidrolisis menjadi ADP pada beberapa waktu setelah itu digunakan untuk pertumbuhan filamen aktin. Akibatnya sebagian besar filamen aktin terdiri dari subunit ADP-aktin.
PENGGERAK MOLEKULER PADA FILAMEN AKTIN
Myosin merupakan kelompok protein motor yang beroperasi pada filamen aktin. Myosin pertama kali diisolasi dari sel jaringan otot rangka manusia kemudian dari berbagai macam sel eukariotik termasuk protista, tumbuhan, sel bukan otot dan jaringan otot jantung.
Semua myosin memiliki karakteristik kepala untuk pergerakan. Pada bagian kepala terdapat sebuah situs yang berikatan dengan filamen aktin serta mengikat dan menghidrolisis ATP untuk menggerakkan myosin. Bagian kepala berbagai myosin serupa tetapi bagian ekor myosin berbeda.
Secara umum, myosin di bagi menjadi 2 kelompok yaitu :1. Myosin Konvensional tipe II2. Myosin Unkonvensional
1. Myosin konvensional (tipe II) Setiap molekul myosin II terdiri dari enam pasang rantai polipeptida, satu rantai berat dan dua pasang rantai ringan yang diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan protein yang asimetris. Molekul myosin terdiri dari :
a. Sepasang kepala bulat yang yang berisi situs katalik dari molekul
b. Sepasang leher yang masing-masing terdiri dari sebuah α helix yang terputus dan dua rantai ringan
c. Sesuatu yang tunggal, panjang, ekor berbentuk batang yang terbentuk oleh terjalinnya bagian α helix yang panjang dari dua rantai berat.
Gambar 9.49 Struktur molekul myosin II. (a). Mikrograf elektron dari molekul myosin. Kedua kepala dan ekor jelas terlihat. (b). Sebuah gambar molekul myosin II yang sangat skematis (massa molekul 520.000 dalton). Molekul ini terdiri dari sepasang rantai berat (biru) dan dua pasang rantai ringan.
2. Myosin UnkonvensionalTidak seperti myosin konvensional, molekul myosin unkonvensional ini lebih kecil dan hanya memiliki satu kepala dan tidak mampu merakit menjadi filamen in vitro.
MUSCLE CONTRACTILITY
STRUKTRUK OTOT RANGKA Otot rangka dinamai dari kenyataan bahwa sebagian besar otot tersebut dikaitkan pada tulang-tulang yang digerakkan olehnyaOtot rangka adalah otot yang dapat diatur secara bebas dan dapat diperintah secara sadar untuk berkontraksi. Berbentuk silindris Tebalnya 10 - 100 µm panjang lebih dari 100 mm Berisi ratusan inti, yang memiliki inti ganda Berkas filamen terdiri dari ratusan tipis, helai silinder yang disebut myofibril
Setiap myofibril terdiri dari deretan garis lurus dari unit kontraktil yang disebut sarkomer. Filamen tipis otot rangka mengandung dua protein yaitu Tropomyosin dan TroponinTropomyosin adalah molekul memanjang (Sekitar 40 nm panjang) yang sesuai dengan alur dalam filamen tipis. Troponin adalah protein globular kompleks yang terdiri dari tiga subunit, masing-masing memiliki peran yang penting dan berbeda dalam fungsi keseluruhan molekulTitin merupakan protein terbesar pada otot rangka vertebrata Filamen tebal terdiri dari beberapa ratus molekul myosin II
MODEL SLIDING FILAMEN KONTRAKSI OTOT
Andrew Huxley dan Rolf Niedergerke, dan Hugh Huxley dan Jean Hanson (Inggris, 1954)
Pemendekan sarkomer individu bukan hasil dari pemendekan dari filamen, tetapi merupakan peluncuran atas satu sama lain. Peluncuran filamen tipis menuju tengah sarkomer akan menghasilkan peningkatan yang diamati tumpang tindih antara filamen dan lebar penurunan band I dan H
GABUNGAN EKSITASI - KONTRAKSI
Tahap-tahap yang menghubungkan eksitasi (penyebaran potensial aksi otot sepanjang sarcolema dan masuk ke T tubulus) untuk berkontraksi.
Sydney Ringer (1882), seorang dokter Inggris. Pentingnya kalsium dalam kontraksi otot