pre planing

Download Pre Planing

If you can't read please download the document

Upload: we-sure

Post on 12-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BJKHHJ

TRANSCRIPT

PRE PLANING EVALUASI LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PUSKESMAS II CILONGOKDisusun Oleh :PROFESI NERS STASE KOMUNITASKelompok 1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO2014PENDIDIKAN PROFESI NERSPSIK FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTOSTASE KOMUNITASPRE PLANNINGEVALUASI LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PUSKESMASNama Kegiatan: Evaluasi laporan pelaksanaan program puskesmasHari/Tanggal : -Pukul : 14.00 s/d SelesaiTempat : Puskesmas II Cilongok Kecamatan CilongokPenyuluhan: Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas ...Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah PurwokertoLatar BelakangMasalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Diare, ISPA, TB Paru, malria dll, merupakan sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia.Keadaan lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan disamping perilaku masyarakat itu sendiri.Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak yang paling depan di wilayah kerjanya. Salah satu fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat di wilayah kerjanya. Mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat pada dasarnya mengembangkan dan membina proses pemecahan masalah yang ada dimasyarakat. Hal ini berarti mengembangkan kemampuan dan kemauan masyarakat mengenal masalah kesehatan dan potensi yang ada di masyarakat baik berupa pemikiran maupun kemampuan yang berupa sumber daya. Salah satu upaya terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi.Klinik sanitasi merupakan sebagai salah satu pelayanan puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya promotif, preventif kuratif, dan rehabilitatif mempunyai peran antara lain, sebagai pusat informasi, pusat rujukan, fasilitator bidang kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman, yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi di wilayah kerja puskesmas. Pada tahun 2013 telah diterbitkan standart pelayanan minimal (SPM) untuk semua program termasuk kesehatan lingkungan, dari SPM tersebut maka untuk JAGA dan SPAL target tahun 2013 belum terpenuhi, sedangkan untuk rumah sehat ada bantuan stimulan dari Pemerintah sebanyak 10 SPAL dan dialokasikan didesa Sudimara. Untuk target pengendalian vector sampai saat ini wilayah Puskesmas II Cilongok masih aman terhadap penularan DHF karena tidak ditemukan penderita DHF indigenus.Puskesmas II Cilongok memiliki tujuan umum yaitu meningkatkan derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial seluruh lapisan masyarakat Kecamatan Cilongok sedangkan untuk tujuan khusus yang ditujukan untuk kesehatan lingkungan antara lain adalah Meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dan kesejahteraan sosial dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam menciptakan lingkungan sehat.Adapun sasaran sektor kesehatan yang mencakup di bidang kesehatan lingkungan dari puskesmas II Cilongok yaitu, meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat baik di dalam rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum maupun institusi kesehatan sendiri, tercapainya pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan di perkotaan dan perdesaan dan meningkatnya cakupan penggunaan air bersih perkotaan dan perdesaan serta tercapainya kualitas bakteriologis air minum dan air bersih.Cara pencapaian tujuan dan sasaran yang dilakukan oleh puskesmas II Cilongok adalah melalui kebijakan operasional dimana didalamnya terdapat point sektor kesehatan dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan/promosii kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa meninggalkan upaya penyembuhan/pengobatan dan rehabilitasi.Pencapaian pembangunan kesehatan oleh puskesmas II Cilongok sesuai dengan pembangunan kesehatan di kabupaten Banyumas dimana pembangunan tersebut diarahkan pada masih rendahnya derajat kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial Oleh karena itu pembangunan kesahatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pembangunan Kesehatan di Puskesmas 2 Cilongok yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini belum dapat dikatakan berhasil seluruhnya meskipun sudah ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu dan makin sadarnya masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Hasil-hasil yang dicapai dalam Pembangunan Kesehatan di Puskesmas 2 Cilongok dapat dilihat dari indikator di bidang Derajat Kesehatan, Perilaku Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan. Dalam bidang derajat kesehatan angka kesakitan untuk penyakit menular yang diamati termasuk didalamnya terdapat penyakit demam berdarah dengue (DBD), malaria, TB Paru, diare, ISPA, HIV/AIDS dan IMS, Filariasis. Berdasarkan data yang dihimpun petugas surveilans selama tahun 2013 ditemukan kasus DBD di Wilayah Puskesmas II Cilongok sebanyak 5 kasus, yaitu 3 kasus di desa pageraji, 1 kasus di desa Pejogol dan Cipete. Jumlah kasus TB Paru Positif Tahun 2013 di Puskesmas 2 Cilongok sebanyak 15 kasus yang semuanya melakukan pengobatan di Puskesmas, jumlah kasus ini tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, karena masih ada penderita TB yang berobat ke Dokter praktek swasta dan tidak terpantau oleh Puskesmas. Penderita TB Paru sembuh selama ini hanya biasa dideteksi dengan menggunakan roentgen bukan dengan pemeriksaan dahak di laboratorium karena masih terbatasnnya peralatan laboratorium.Jumlah kasus diare di Puskesmas 2 Cilongok berdasarkan laporan W2 dari petugas Surveilans selama tahun 2013 sebanyak 796 kasus sedangkan tahun 2012 sebesar 936, perbandingan tahun 2013 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 140 kasus, dengan angka kesakitan sebesar 11,58 . Sedangkan untuk penderita balita diare ada sebanyak 192 kasus yang semuanya dapat ditangani atau sekitar 31,74% dari seluruh kasus diare. Dalam kasus ISPA khususnya pneumonia balita terdapat 99 kasus yang ditangani oleh puskesmas, atau sekitar 17,04% dari perkiraan sebanyak 581 kasus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak. Kasus ini masih tinggi diwilayah Puskesmas 2 Cilongok, untuk menurunkan kasus ini diharapkan kerjasama dari petugas kesehatan dan seluruh masyarakat itu sendiri antara lain dengan cara pemantaua dan pemeriksaan factor resiko dilingkungan rumah para penderita, peningkatan SDM untuk deteksi dan tata laksana kasus (Manajemen P2 ISPA), selain itu juga dilakukan monitoring dan evaluasi berkala oleh petugas, serta dilakukan promosi atau penyuluhan rutin tentang ISPA oleh petugas kesehatan puskesmas. Semua penyakit diatas disebabkan salah satunya adalah karena lingkungan (environment) yang tidak sehat dan tidak bersih.Seluruh desa diwilayah kerja Puskesmas 2 Cilongok belum seluruh warganya melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari 1.530 rumah tangga yang diperiksa ada 1.281 rumah tangga yang ber PHBS, atau 83,72%. Untuk selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan strata rumah tangga untuk PHBS menjadi lebih baik lagi dari sekarang. Perilaku masyarakat ini ditekankan pada Peran Serta Masyarakat di bidang kesehatan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di masyarakat, di sekolah, maupun di institusi dalam rangka penurunan angka kematian bayi, balita dan ibu serta berbagai upaya mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi. Maka dengan adanya PHBS pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat mandiri mampu menolong dirinya dibidang kesehatan, yakni melalui pendekatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care).Sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat, puskesmas II Cilongok menilai dengan menggunakan bebarapa indikator penting yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan dengan melakukan survey lapangan dengan hasil, Dari 13.006 rumah yang ada diwilayah puskesmas hanya 980 rumah yang diperiksa, ternyata yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 730 rumah atau sebesar 74,48 % dari jumlah rumah yang diperiksa. Jumlah sekolah yang ada di Puskesmas 2 Cilongok sebanyak 36 buah sekolah, 36 buah sekolah yang diperiksa, sedangkan jumlah sekolah sehat sebanyak 36 buah sekolah dari jumlah sekolah yang diperiksa, dengan pembagian strata sehat madya sebanyak 19 sekolah, sehat utama ada 16 sekolah dan sehat paripurna hanya 1 sekolah. Hal ini perlu adanya pembinaan lebih lanjut untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan khususnya di institusi pendidikan. Jumlah Masjid dan mushola sebanyak 166 buah yang diperiksa kesehatan lingkungannya sedangkan masjid dan mushola yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 22 buah atau sebesar 13,25% dari jumlah masjid yang ada.Jumlah Pesantren yang diperiksa sebanyak 6 yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5 buah atau sebesar 83,3 % dari jumlah Pesantren yang diperiksa. Pada tahun 2013 Jumlah Tempat tempat umum yang di periksa syarat kesehatannya sebanyak 9 TTU adapun Tempat-tempat umum sehat/ yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 9 buah atau sebesar 100 % dari jumlah TTU yang diperiksa. Pembuangan air limbah dan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, dapat menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Sarana kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas 2 Cilongok dari jumlah 15.637 keluarga yang diperiksa mempunyai Sarana Kesehatan Lingkungan sebanyak 11.636 buah. Jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 11.636 rumah sedangkan yang memiliki jamban ada 9.850 rumah dan yang memenuhi syarat kesehatannya sebanyak 5.347 buah atau sebesar 54,28 % dari jumlah rumah yang memiliki jamban.Dari 11.636 rumah yang diperiksa hanya 2.831 atau 24,33% yang memiliki tempat sampah dan terdapat 2.420 rumah atau 85,48% yang masuk kategori sehat tempat sampah yang diperiksa. Dari 11.636 rumah yang diperiksa, sebanyak 2.623 rumah atau 19,99% yang memiliki SPAL, dan hanya 2.138 rumah atau 81,51% yang punyai SPAL yang sehat. Sebanyak 11.636 rumah yang diperiksa, yang memiliki persediaan air bersih sebanyak 8.322 rumah atau 71,52%, dan yang memenuhi syarat kesehatan ada 8.322 rumah atau 100% dari jumlah yang memiliki. Jumlah pelayanan kesling di luar gedung sebanyak 60 kegiatan, rata-rata kegiatan 5 kali per bulan yang dilakukan oleh petugas kesling puskesmas bersama bidan desa. Sebagai Penguat penentuan prioritas masalah menurut metode Hanloon kualitatif didapat prioritas sebagai berikut: Program kesehatan lingkungan yang belum optimal adalah priorita masalah diurutan nomor satu diikuti oleh program UKS yang belum optimal, tenaga administrasi yang masih kurang, tenaga pengelola obat / gudang farmasi yang masih merangkap, angka kunjungan puskesmas yang masih rendah.Dari pemaparan data diatas dapat disimpulkan bahwa Kondisi lingkungan yang merupakan aspek terbesar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat masih belum sesuai harapan. Cakupan Sanitasi Dasar seperti cakupan Jamban Keluarga (Jaga), Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga masih sangat rendah. Perilaku masyarakat yang mendukung terwujudnya derajat kesehatan yang optimal juga masih perlu peningkatan. Hal ini terlihat dari cakupan PHBS Rumah Tangga yang masih rendah dan peran serta aktif masyarakat masih perlu ditingkatkan. Maka dari itu kami mahasiswa program profesi ners akan melakukan evaluasi pelaksanaan program puskesmas II Cilongok yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi kedepan agar nantinya menjadi suatu masukan dalam kinerja puskesmas II Cilongok dan diharapkan dapat dilaksanakan agar program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas II Cilongok menjadi optimal.Tujuan instruksional umum (TIU)Setelah mengikuti evaluasi penilaian pelaksanan program puskesmas diharapkan staf/tenaga kesehatan di puskesmas II Cilongok dapat mengambil keputusan untuk tindakan dalam pengadaan adanya kegiatan sesuai dengan standar pelayanan minimal program kesehatan lingkungan sehingga dapat berjalan secara optimal dan masyarakan memiliki pengetahuan, kesadaran dan kemauan akan pentingnya kesehatan lingkungan.Tujuan instruksional khusus (TIK)Staf/tenaga kesehatan puskesmas II Cilongok mengetahui tentang standar minimal pelayanan tentang program kesehatan lingkunganStaf/tenaga kesehatan puskesmas II Cilongok mengetahui tentang pencapaian program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas II Cilongok.Staf/tenaga kesehatan puskesmas II Cilongok mengetahui tentang cara pencapaian kinerja dari program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas II Cilongok meliputi: aspek manajement, ketenagakerjaan, Kerjasama lintas proram dan lintas sektoral, sarana dan prasarana, pelayanan, kegiatan di luar dan di dalam gedung.Staf/tenaga kesehatan puskesmas II Cilongok mengetahui tentang cara untuk mengajak masyarakat merubah pola hidupnya ke perilaku hidup bersih dan sehat.Masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang besih dan sehat dan dapat menjadi desa yang mandiri serta menjadi desa yang sadar akan lingkungan sehat.Peserta Setting Tempat Projektor Layar PresentatorEvaluasi Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada staf/tenaga kesehatan meliputi:Staf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatanStaf/tenaga kesehatan