praktikum ilmu gizi

84
PRAKTIKUM ILMU GIZI Diberikan dalam Asistensi praktikum Ilmu Gizi DDT Program Studi Pendidikan Dokter UNIBA 2009

Upload: urit

Post on 24-Feb-2016

277 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PRAKTIKUM ILMU GIZI. Diberikan dalam Asistensi praktikum Ilmu Gizi DDT Program Studi Pendidikan Dokter U NIBA 2009. PRAKTIKUM ILMU GIZI SISTEM DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI. ILMU GIZI DASAR  Antropometrik (bayi, anak & dewasa) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM ILMU GIZI

Diberikan dalam Asistensi praktikum Ilmu Gizi DDT

Program Studi Pendidikan Dokter UNIBA2009

Page 2: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM ILMU GIZISISTEM DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI

• ILMU GIZI DASAR Antropometrik (bayi, anak & dewasa)• ILMU GIZI KLINIK Terapi Dietetik (MPB, ML, MS, MC/MLP)

Page 3: PRAKTIKUM ILMU GIZI

ILMU GIZI DASAR

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK

Page 4: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Antropometrik indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.

• Parameter ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul dan tebal lemak di bawah kulit.

Pendahuluan

Page 5: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK

• DEWASA:1) BB untuk TB2) Lingkar Lengan Atas• BAYI & ANAK:1) BB untuk TB 2) Lingkar Lengan Atas (LLA)3) LLA untuk TB umur 1- 10 tahun

Page 6: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 1(

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI BERAT BADAN (BB) UNTUK TINGGI BADAN (TB)

ORANG DEWASA

Page 7: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Pendahuluan

• Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (18 tahun ke atas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

• Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa.

Page 8: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Alat yang digunakan untuk orang dewasa:

• BB : - Spring balance scale - Platform balance scale

• TB : - Microtoice

Page 9: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Rumus penentuan status gizi: BBI : (TB – 100) – 10 % (TB – 100) IMT : BB / TB²

Satuan ukur: BBI : TB dalam cm IMT : BB dalam Kg dan TB dalam meter (m)

Page 10: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Klasifikasi Interpretasi Status Gizi IMT

Status IMT (Kg/m²) Resiko ko-morbiditas

BB Kurang < 18,5 Rendah

Normal 18,5 – 22,9 Normal

BB Lebih >23

Beresiko 23 - 24,9 Meningkat

Obesitas I 25 – 29,9 Moderat

Obesitas II >30 Berat

Page 11: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 2PENILAIAN STATUS GIZI CARA

ANTROPOMETRI LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK

ORANG DEWASA

Page 12: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Pendahuluan:

• Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.

• Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi misalnya kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih besar dibandingkan TB.

Page 13: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Alat yang digunakan :Insertion tape suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik

• Tempat pengukuran LLA :Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan olecranon.

Page 14: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat pengukuran LLA :- lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif- lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak

tertutup kain/pakaian- lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak

tegang atau kencang- alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak

kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata

Page 15: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Cara pengukuran LLA :1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon3. Tentukan titik tengah lengan4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai

cukup terukur lingkar lengan5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar

6. Cara pembacaan skala yang benar

Page 16: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Nilai standar LLA :Laki-laki : 29,5 cmPerempuan : 28,5 cm

• Rumus Penentuan Status Gizi:

• Penilaian status gizi :Baik : > 85%Kurang : 75,1%-85%Buruk : 75%

LLA yang diukur

LLA standar

X 100% % SG =

Page 17: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Ө Lengan = LLA 3,14

• Ө Otot = Ө lengan – TLK• О otot = Ө otot x 3,14

Page 18: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Insertion Tape

Page 19: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 4

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI

LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) MENURUT UMUR UNTUK BAYI & ANAK

Page 20: PRAKTIKUM ILMU GIZI

LLA untuk Bayi & Anak:

• Alat yang digunakan :Insertion tape suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik

• Tempat pengukuran LLA :Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan olecranon.

Page 21: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat pengukuran LLA :- lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif- lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak

tertutup kain/pakaian- lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak

tegang atau kencang- alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak

kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya

sudah tidak rata

Page 22: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Cara pengukuran LLA :1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon3. Tentukan titik tengah lengan4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai

cukup terukur lingkar lengan5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar6. Cara pembacaan skala yang benar

Page 23: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir : - merah : 7,5 - 12,5 cm : status gizi buruk

- kuning : 12,6 – 13,5 cm : status gizi kurang- hijau : 13,5 – 17,5 cm : status gizi baik- putih : > 17,5 cm : status gizi overweight

Page 24: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar 6 (LLA untuk umur) : %SG = LLA diukur/LLA standar x 100%

• LLA standar = LLA baku (80%) pada daftar 1

• Interpretasi : - Status gizi baik : > 85%

- Status gizi kurang : 70,1 – 85%- Status gizi buruk : ≤ 70%

Page 25: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Insertion Tape/Pita Shakir

Page 26: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 4(Kode Praktikum: GD/APM/B/III)

PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI

LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK TINGGI BADAN (TB) ANAK UMUR 1-10 TAHUN

Page 27: PRAKTIKUM ILMU GIZI

LLA untuk TB Anak 1- 10 tahun

• Alat yang digunakan :TB : microtoice LLA : pita shakir

Quac stick• Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar (LLA untuk

TB) : % SG = LLA diukur/LLA standar x 100%

• LLA standar = LLA baku (85%) pada daftar 2• Interpretasi : - Status gizi baik : > 85%

- Status gizi kurang : 70,1 – 85%- Status gizi buruk : ≤ 70%

Page 28: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan cara LLA untuk TB dikenal dengan menggunakan Quac stick.

• Cara memakai Quac stick : - Hubungkan TB (cm) pada sisi kiri dengan LLA (cm) pada sisi kanan

- Bila garis penghubung : mendatar = gizi baik

menurun = gizi kurang

menanjak = gizi lebih

Page 29: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Quac Stick

Page 30: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Praktikum 5

PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN

RUMUS HARRIS BENEDICT

Page 31: PRAKTIKUM ILMU GIZI

TAMBAHANPENILAIAN STATUS GIZI CARA

ANTROPOMETRI BERAT BADAN (BB) DAN TINGGI BADAN (TB) UNTUK BAYI DAN ANAK

Page 32: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Alat yang digunakan :

Berat badan • Anak : -Platform balance scale

-Spring balance scale• Bayi : Dacin

Tinggi badan• Anak : Microtoice• Bayi : Infantometer

Page 33: PRAKTIKUM ILMU GIZI

FORMULAUS-NCHS (National centre for health

statistic)Skor baku rujukanNilai individual subyek (NIS) – Nilai median baku rujukan

Nilai simpang baku rujukan (NSBR)

Z-score = BB sekarang – median +1SD – median

Page 34: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Interpretasi :

• Baik : > -2 SD• Kurang : (-2) – (-3) SD• Buruk : < -3 SD

Page 35: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Contoh :Anak 36 bulan, BB = 15,2 Kg, TB = 96 cm♂Z-score ?PB/U = Z-score = 96 – 96,5 = -0,139

100,1 – 96,5BB/U = ?

BB/TB = ?

Page 36: PRAKTIKUM ILMU GIZI

ILMU GIZI KLINIKTERAPI DIETETIK

Page 37: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 1(Kode Praktikum: GK/TDE/A/I)

MAKANAN PADAT BIASA

Page 38: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 1 :MAKANAN PADAT (BIASA)

• Makanan padat (biasa) adalah bentuk makanan yang diberikan pada orang normal.

• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal.

• Makanan biasa terdiri dari golongan makanan pokok, golongan lauk-pauk, golongan sayuran dan golongan buah.

Page 39: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan biasa 1. Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa dalam keadaan istirahat.

2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total

4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi5. Cukup mineral, vitamin dam kaya serat6. Makanan tidak merangsang saluran cerna7. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan

bervariasi

Page 40: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan biasa

• Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya.

Page 41: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang dianjurkan

• Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna

Page 42: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang tidak dianjurkan

• Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang merangsang seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu dan minuman yang mengandung alkohol.

Page 43: PRAKTIKUM ILMU GIZI

• Bahan makanan tersebut dapat ditukar dengan bahan makanan lain sesuai dengan makanan yang ada di daerah dan kebiasaan makanan setempat.

• Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah yang dinyatakan pada daftar URT bernilai gizi hampir sama, oleh karena itu satu sama lain dapat saling menukar.

• Contohnya : Nasi 100 g = ¾ gls Kentang 200 g = 2 biji sedang

Keduanya mengandung 175 kkal, 4 gr protein, 40 gr HA

Page 44: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 2(Kode Praktikum: GK/TDE/A/II)

MAKANAN LUNAK(SOFT DIET)

Page 45: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 2 :MAKANAN LUNAK (SOFT DIET)

• Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa.

• Makanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.

Page 46: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan lunak

1. Energi, protein dan zat gizi lain cukup2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau

lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.

3. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan.

4. Makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam.

Page 47: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan lunak

• Pasien sesudah operasi tertentu• Pasien dengan penyakit infeksi dengan

kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan

menelan• Sebagai perpindahan dari makanan saring ke

makanan biasa.

Page 48: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan

• Sumber HA : beras ditim, dibubur, kentang direbus, makaroni, soun, mi, misoa direbus, roti, biskuit, tepung sagu, tapioka, maizena, hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, madu

• Sumber protein hewani : daging, ikan, ayam, tidak berlemak direbus, dikukus, ditim, telur direbus, diceplok air, diorak-arik, bakso ikan, sapi atau ayam direbus, susu, milkshake, yoghurt, keju.

Page 49: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan• Sumber protein nabati : tempe dan tahu direbus,

dikukus, ditumis, dipanggang, kacang hijau direbus, susu kedelai.

• Sayuran : sayuran tidak banyak serat dan dimasak seperti daun bayam, daun kangkung, kacang panjang muda, buncis muda, labu siam, labu kuning, tomat, wortel.

• Buah-buahan : buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit seperti pisang matang, pepaya, jeruk manis dan jus buah.

Page 50: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang tidak boleh diberikan

• Sumber HA : nasi digoreng,beras ketan, ubi, singkong, tales, cantel

• Sumber protein hewani : daging dan ayam berlemak dan berurat banyak, daging ayam, ikan dan telur digoreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan selar

• Sumber protein nabati : tempe, tahu dan kacang-kacangan digoreng, kacang merah

Page 51: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang tidak boleh diberikan

• Sayuran : sayuran banyak serat seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, nangka muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak, sayuran mentah

• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nangka masak, dan durian, buah lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.

Page 52: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 3(Kode Praktikum: GK/TDE/A/III)

MAKANAN SARING(SEMI LIQUID DIET)

Page 53: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 3 :MAKANAN SARING (SEMI LIQUID DIET)

• Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.

• Makanan saring merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.

Page 54: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan saring

1. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin.

2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam saluran cerna, tidak merangsang saluran cerna, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.

3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.

Page 55: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan saring

• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu• Pasien pada infeksi akut termasuk infeksi

saluran cerna (misal : typhus abdominalis atau gastroenteritis)

• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan

• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak

Page 56: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan• Sumber HA : beras dibubur saring atau

dihaluskan (diblender), roti dipanggang atau dibubur, krakers, biskuit, tepung-tepungan seperti tepung beras, maizena, sagu, hunkwe , havermout dibubur atau dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren, sirop.

• Sumber protein hewani : daging, ayam dan ikan tanpa duri digiling, dihaluskan, telur ayam rebus ½ masak atau dicampur dalam makanan atau minuman, susu sapi, yoghurt.

Page 57: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan

• Sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai.

• Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring atau dihaluskan seperti bayam, labu siam, labu kuning, tomat, wortel.

• Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka, melon, pisang,

Page 58: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang tidak boleh diberikan• Sumber HA : beras ketan, jagung, cantel, ubi,

talas, singkong.• Sumber protein hewani : daging dan ayam

berlemak, daging ayam, ikan dan telur digoreng, daging diawet seperti dendeng, diasap, ikan diawet seperti dendeng dan diasap, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan selar.

Page 59: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang tidak boleh diberikan

• Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan hasil olah seperti tempedan tahu digoreng.

• Sayuran : sayuran banyak serat seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, nangka muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak.

• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nangka , durian dan kedondong

Page 60: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Contoh Menu Makanan Saring:

Page 61: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 4(Kode Praktikum: GK/TDE/A/IV)

MAKANAN CAIR(FULL LIQUID DIET)

Page 62: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 4 :MAKANAN CAIR ( FULL LIQUID DIET)

• Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.

• Makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral

• Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas 3 jenis yaitu:

makanan cair jernih, makanan cair penuh dan makanan cair kental.

Page 63: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan cair jernih

1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang

2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat

3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap

4. Sangat rendah sisa (residu)5. Diberikan hanya selama 1-2 hari6. Diberikan dalam porsi kecil tapi interval sering

Page 64: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan cair jernih

• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis:

mual dan muntah)• Pasien pasca perdarahan saluran cerna

Page 65: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan

• Teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu jernih serta cairan mudah cerna seperti cairan yang mengandung maltodekstrin.

• Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.

Page 66: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan cair penuh

1. Tidak merangsang saluran cerna 2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat

memenuhi kebutuhan energi dan protein3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.

Konsentrasi cairan dapat diberikan secara bertahap dari ½,1/4 sampai penuh

Page 67: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan cair penuh

4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah atau bebas laktosa, dan sebagainya

5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C

6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml

Page 68: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan cair penuh

• Pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencernakan makanan padat misalnya pada operasi mulut atau tenggorokan, dan atau pada pasien dengan kesadaran menurun.

Page 69: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan• Makanan dapat diberikan melalui oral,pipa tau

enteral (Naso Gastric Tube) secara bolus atau drip (tetes)

• Makanan cair dengan susu penuh/skim => susu penuh, maizena, telur ayam, margarin, inyak, gula, sari buah

• Makanan diblender => nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu, tempe ,wortel, labu kuning, sari buah

Page 70: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Syarat-syarat diet makanan cair kental

1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna

2. Cukup energi dan protein3. Diberikan bertahap menuju ke makanan

lunak4. Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)

Page 71: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Indikasi pemberian makanan cair kental

• Pasien yang tidak mampu mengunyah, menelan serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam saluran napas) seperti pada penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut.

Page 72: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Makanan yang boleh diberikan• Sumber HA : kentang, gelatin, tapioka dibuat

puding• Sumber protein : susu, es krim, yoghurt, telur

ayam, tahu giling• Sumber lemak : margarin, mentega• Sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan

dengan gelatin• Buah-buahan : buah dibuat jus, jeli dan pure

Page 73: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Contoh Menu Makanan Cair & MLP:

Page 74: PRAKTIKUM ILMU GIZI

PRAKTIKUM 5(Kode Praktikum: GK/TDE/A/V)

APLIKASI KOMPREHENSIF DIETETIK PADA ORANG SAKIT

Page 75: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Sistem “SOAP”

A. Subjective data

B. Objective data

C. Assessment

D. Plan

Page 76: PRAKTIKUM ILMU GIZI

A. Subjective Data

• Riwayat penyakit• Food recall 24 jam• Frekuensi konsumsi makanan• Ketidakmampuan untuk makan sendiri• Pengetahuan tentang zat gizi

Page 77: PRAKTIKUM ILMU GIZI

B. Objective Data• Evaluasi hubungan kebiasaan makan dan cara

hidup • Evaluasi asupan makanan 3 hari berturut-turut

(recall diet)• Evaluasi kebiasaan makan dan asupan makan

sebelumnya, antropometrik, laboratorium dan pemeriksaan klinis.

• Interpretasi hasil laboratorium• Evaluasi kemampuan penderita untuk dapat

menerima dan mengerti intruksi diit yang diberikan.

Page 78: PRAKTIKUM ILMU GIZI

C. Assessment

• Evaluasi and interpretasi subjective dan objective data

• Menentukan masalah gizi utama

Page 79: PRAKTIKUM ILMU GIZI

D. P l a n

• Tindakan diambil berdasarkan data Subjektif, Objektif, Assessment

• Rekomendasi untuk melakukan komunikasi dan evaluasi antara anggota team

• Implementasi, monitoring dan perbaikan rencana asuhan nutrisi termasuk tujuan objektif untuk memecahkan masalah gizi penderita, termasuk follow-upnya

Page 80: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Energi : orang sehat dan sakit

• Dapat dihitung menggunakan rumus Harris-Benedict sbb:

Laki-laki : BEE=66 + 13.7W + 5H – 6.8APerempuan : BEE=655 + 9.6W + 1.7H – 4.7A

• Untuk mendapatkan hasil yg akurat perlu diperhitungkan aktivitas dan injury factor utamanya pada penderita yang sakit

Page 81: PRAKTIKUM ILMU GIZI

– Aktivitas faktor: 1.2 pt bedrest

1.3 ambulatory pt1.5-1.75 normal pt2.0 extremely active

– Injury factor1.2 minor operasi 1.35 skeletal trauma

1.44 elective operasi1.6-1.9 major sepsis

1.88 trauma + steroid2.1-2.5 luka bakar berat

• Total daily expenditure [TDE] penderita dpt dihitung dg mengalikan BEE dg aktifitas faktor [AF] dan injury faktor [IF]

Page 82: PRAKTIKUM ILMU GIZI

Keadaan Khusus

• Untuk mempertahankan BB : BEE x 1,2-1,5

• Untuk peningkatan BB pada pasien yang stabil : BEE x 2

Page 83: PRAKTIKUM ILMU GIZI

CARA CEPAT :- Laki-laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam Perempuan : 0,95 x kg BB x 24 jam- Laki-laki : 30 kkal x kg BB Perempuan : 25 kkal x kg BB

Page 84: PRAKTIKUM ILMU GIZI