ppt ckd
DESCRIPTION
semangat cuyyyyyTRANSCRIPT
Chronic Kidney Disease/ Penyakit
Ginjal Kronik
Pembimbing :dr. Dasril Nizam, Sp. PD - KGEH
Disusun oleh :
Sarah Kemalasari 1102010264
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT TK. 1 BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTO
PERIODE 12 OKTOBER – 20 DESEMBER 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
REFERAT
“ANATOMI DAN
FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI GINJAL (1)
ANATOMI GINJAL (2)
ANATOMI GINJAL (3)
FISIOLOGI GINJAL (1)
Fungsi Ginjal◉Filtrasi darah dan pembuangan beberapa zat
yang terlarut didalamnya. (natrium, klorida, sulfat, kalium, urea, glukosa, asam amino, dll)
◉Reasorptif selektif oleh tubulus◉Ekskresi oleh tubulus◉Pengaturan asam-basa◉Pengaturan cairan tubuh◉Pemeliharaan tekanan darah◉Eritropoiesis
FISIOLOGI GINJAL (2)
FISIOLOGI GINJAL (3)
“CHRONIC KIDNEY
DISEASE/ PENYAKIT GINJAL KRONIK
DEFINISI
Menurut National Kidney Foundation (NKF)1.Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan
struktural atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerular (GFR) berdasarkan:
- Kelainan patologik- Pertanda kerusakan ginjal lain, seperti
kelainan urin (proteinuria), kelainan darah, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan.
2. Penurunan laju filtrasi glomerular < 60 mL/menit/1.73m² selama lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
EPIDEMIOLOGI (1)
◉Prevalensi CKD meningkat seiring dengan bertambahnya usia, yaitu prevalensi 4% pada kelompok usia 29-39 tahun menjadi 47% pada kelompok usia > 70 tahun.
◉Menurut United State Renal Data System (USRDS) tahun 2011, insiden End Stage Renal Disease (ESRD) lebih tinggi pada kelompok gender laki-laki dengan tingkat insiden 41.1 per juta populasi penduduk dibandingkan pada kelompok gender perempuan.
EPIDEMIOLOGI (2)
◉Hasil studi epidemiologi divisi Nephrologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tingkat insiden per 1 juta populasi pasien ESRD yang menjalani hemodialisis meningkat setiap tahunnya dari tahun 2002 sampai tahun 2006, yaitu 14.5, 14.0, 18.0, 24.6, dan 30.7.
ETIOLOGI
Etiologi CKD di Indonesia (Data PERNEFRI)
Penyebab Insiden (%)
GlomerulonefritisDiabetes MelitusObstruksi dan InfeksiHipertensiSebab lain
46,3918,6512,858,46
13,65
Etiologi CKD di Amerika Serikat (1995-1999)
Penyebab Insiden (%)
Diabetes Melitus (tipe 1 : 7%, tipe 2 : 37%)Hipertensi dan Penyakit Pembuluh Darah BesarGlomerulonefritisNefritis InterstisialisKista dan Penyakit Bawaan LainPenyakit Sistemik (lupus dan vaskulitis)NeoplasmaTidak DiketahuiPenyakit Lain
44
2710432244
KLASIFIKASI (1)
◉Cockcroft-Gault equation (GFR)♂ = (N: 97-137 ml/menit/1,73m2)♀ = (N: 88-128 ml/menit/1,73m2)
Kategori GFR (ml/menit/1,73m2) Keterangan
G1 ≥ 90 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat
G2 60-89 Kerusakan ginjal derajat ringan (usia muda)
G3a 45-59 Kerusakan ginjal derajat ringan hingga sedang
G3b 30-44 Kerusakan ginjal derajat sedang
G4 15-29 Kerusakan ginjal derajat berat
G5 < 15 Gagal ginjal
KLASIFIKASI (2)
◉Kriteria Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Penyakit Sistemik dan Penemuan PA Ginjal
Penyakit Sistemik Yang Mempengaruhi Ginjal
Penyakit Ginjal Primer Tanpa Penyakit Sistemik
Penyakit Glomerulus Diabetes, autoimun, infeksi sistemik, obat-obatan, keganasan
Glomerulonefritis difus, fokal atau proliferatif kresentik; glomerulosklerosis fokal dan segmental; nefropati membranosa; minimal change disease
Penyakit Tubulointerstitial Infeksi sistemik, autoimun, sarcoidosis, obat-obatan, racun alam (asam aristolohik), mieloma
ISK, batu saluran kemih, obstruksi sluran kemih
Penyakit Vaskular Aterosklerosis, hipertensi, iskemia, kolesterol, emboli, vaskulitis sistemik
ANCA vasculitis, dysplasia fibromuskular
Penyakit Kistik dan Kongenital Penyakit polikistik ginjal, sindroma alport, penyakit fabry
Displasia ginjal, penyakit kistik medulla, podositopati
KLASIFIKASI (3)
◉Klasifikasi penyakit ginjal kronik berdasarkan diagnosis etiologi
Penyakit Tipe mayor (contoh)
Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetes • Penyakit glomerular (autoimun, infeksi sistemik, obat-obatan, neoplasma)
• Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
• Penyakit tubulointerstitial (pielonefritis kronik, batu, obstruksi, keracunan obat)
• Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi • Rejeksi kronik• Keracunan obat (siklosporin/takrolimus)• Penyakit rekuren (glomerular)• Transplant glomerulopathy
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
◉Penyakit yang mendasari • Diabetes mellitus• ISK• Batu traktus urinarius• Hipertensi• Hiperurikemia
◉Sindrom uremiaLemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, volume overload, neuropati perife, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma
◉Gejala komplikasi• Hipertensi• Anemia• Osteodistrofi renal• Payah jantung• Asidosis metabolik• Gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida)
DIAGNOSIS (1)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Laboratorium◉Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya◉Penurunan fungsi ginjal : peningkatan kadar
ureum dan kreatinin serum, dan penurunan LFG◉Kelainan biokimiawi darah : penurunan kadar
hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
◉Kelainan urinalisis : albuminuria, proteinuria, hematuria, leukosuria, cast, isostenuria
DIAGNOSIS (2)
Radiologi◉Foto polos abdomen : bisa tampak batu
radio – opak◉Pielografi intravena : jarang dikerjakan
karena kontras sering tidak bisa melewati filter glomerulus
◉Pielografi antegrad atau retrograde bila ada indikasi
◉USG ginjal : memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
◉Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi
DIAGNOSIS (3)
Biopsi dan histopatologi ginjal◉Dilakukan jika diagnosis secara noninvasif
tidak bias dilakukan dan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih normal.
◉Untuk mengetahui etiologi, menerapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.
◉KI : ukuran ginjal yang sudah mengecil, ginjal polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal nafas, dan obesitas.
TATALAKSANA (1)
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi :◉ Terapi spesifik terhadap penyakit
dasarnya◉ Pencegahan dan terapi terhadap kondisi
komorbid◉ Pencegahan dan terapi terhadap
penyakit kardiovaskular◉ Pencegahan dan terapi terhadap
komplikasi◉ Terapi pengganti ginjal berupa dialisis
atau transplantasi ginjal
TATALAKSANA (2)
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronis Sesuai dengan Derajatnya
DERAJATLFG
(ml/mnt/1,73m2)RENCANA TATALAKSANA
1 ≥ 90
Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi pemburukan (progression) fungsi ginjal, memperkecil risiko kardiovaskular
2 60-89Menghambat pemburukan (progression) fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 < 15 Terapi pengganti ginjal
TATALAKSANA (3)Non-medikamentosa◉ Pembatasan asupan protein
Dilakukan pada GFR ≤ 60 ml/menit
• Protein 30 gram (BB 50 kg)
Diet Protein Rendah I
• Protein 35 gram (BB 60 kg)
Diet Protein Rendah II
• Protein 40 gram (BB 65 kg)
Diet Protein Rendah III
TATALAKSANA (4)
◉ Pembatasan asupan fosfatMencegah terjadinya hiperfosfatemia
Pemantauan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik
LFG (ml/menit) Asupan protein (g/kg/hari) Fosfat (g/kg/hari)
>60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25-60 0,6-0,8 ≤ 10
5-250,6-0,8 atau tambahan 0,3 g/kg/hari asam amino esensial atau asam keton
≤ 10
< 60 (sindrom nefrotik)
0,8 atau tambahan asam amino 0,3 g/kg/hari asam amino esensial atau asam keton ≤ 9
TATALAKSANA (5)
◉ Asupan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari◉ Asupan karbohidrat 50-60% dari kalori total◉ Asupan lemak 30-40% dari kalori total◉ Natrium dibatasi 1-3 g/hari◉ Kalium dibatasi 40-70 mEq/kgBB/hari◉ Kalsium 1400-1600 mg/hari◉ Besi 10-18 mg/hari◉ Magnesium 200-300 mg/hari◉ Cairan dibatasi (jumlah urin 24 jam + 500
ml)◉ Vitamin yang cukup, jika perlu beri
piridoksin, asam folat, vit. C, vit. D
TATALAKSANA (6)MedikamentosaHipertensi◉ Kontrol tekanan darah berdasarkan AER
< 30 mg/24 jam : <140/90> 30 mg/24 jam : <130/80
◉ ACEI, ARB, Thiazide, CCB
Sistolik Diastolik Modifikasi Gaya Hidup Terapi
Normal < 120 dan < 80 Edukasi Tidak perlu obat anti hipertensiPrehipertensi 120-139 atau 80-89 Ya
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99 Ya Thiazide, ACEI, ARB, BB, CCB atau kombinasi
Hipertensi stage 2 ≥ 160 YaKombinasi 2 jenis obat
(Thiazide + ACEI/ARB/BB/CCB)
TATALAKSANA (7)
Diabetes Melitus◉ Target HbA1c ≤ 7%◉ Diberikan sulfonilurea generasi II/III dan insulin◉ Biguanid dihindari pada pasien CKD dengan
serum kreatinin > 1,5 mg/dl
Dislipidemia◉ Target pada pasien CKD adalah kolesterol LDL <
100 mg/dl dan trigliserida < 200 mg/dl◉ Diberikan golongan statin, jika tidak respon
dengan statin diberi nicotinic acid / bile acid squestrant
◉ CKD on HD diberi atorvastatin, fluvastatin
TATALAKSANA (8)
Anemia◉ Target Hb 11-12 g/dl◉ ADB berikan ferrous gluconate 300-325 mg
3x/hari
Hiperkalemia◉ K > 6,5 mEq/L dengan abnormalitas EKG →
indikasi dialisis segera◉ Diberikan IV calcium glukonat/oral polystrene
sulfonate
TATALAKSANA (9)
Asidosis Metabolik◉ Terjadi pada pasien CKD dengan GFR < 20
ml/menit/1,73 m2 dan serum HCO3 12-20 mEq/L◉ Bikarbonat diberikan untuk mempertahankan
serum HCO3 > 20 mEq/L◉ Harus hati-hati pada pasien dengan hipertensi
dan retensi cairan
Osteodistrofi Renal◉ Mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian
hormon kalsitrol◉ Pada hiperfosfatemia diberi pengikat fosfat◉ Hormon kalsitrol diberikan pada pasien dengan
kadar fosfat darah normal dan kadar PTH > 2,5 x normal
TATALAKSANA (10)
Terapi Pengganti GinjalDialisis◉ Dilakukan saat eGFR < 10 ml/menit atau < 15
ml/menit pada pasien DM◉ Untuk menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak
dan merupakan terapi seumur hidup◉ Untuk menentukan sudah cukup dialisis atau belum
diukur dengan :• Urea Reductin Ratio (URR)
Dialisis adekuat > 65%• Kt/V
Dialisis adekuat harus > 12
TATALAKSANA (11)
Hemodialisis◉ Proses pemisahan/penyaringan/pembersihan darah
melalui suatu membran yang semipermeabel yang dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal kronik dan akut.
◉ Indikasi : - Overload yang sulit dikendalikan dan atau
hipertensi- Hiperkalemi refrakter terhadap restriksi diet dan
farmakologis- Asidosis metabolik yang refrakter terhadap
pemberian bikarbonat- Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap restriksi
diet dan terapi pengikat fosfat- Anemia refrakter terhadap pemberian eritropoetin
dan besi- Menurunnya kualitas hidup tanpa sebab yang jelas- Penurunan BB tanpa sebab yang jelas
TATALAKSANA (12)
◉ Dilakukan 2-3x/minggu selama 4 jam◉ Komplikasi : hipotensi, gagal jantung, kram otot,
reaksi anafilaktoid
Peritoneal Dialisis◉ Indikasi : gagal ginjal akut; gagal ginjal kronik;
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa; intoksikasi obat/bahan lain
◉ Continues Ambulatory Peritoneal Dyalisis (CAPD)- Dilakukan 4-5x/hari selama 30 menit- Pasien aktif menjaga kebersihan abdomen serta
melakukan dialisis sendiri◉ Automated Peritoneal Dyalisis (APD)
Mesin cycler yang secara otomatis mengganti dialisata saat pasien tidur
TATALAKSANA (13)
Transplantasi Ginjal◉ Pilihan RRT terbaik dan sangat memperbaiki
kualitas hidup dan survival rate pasien.◉ Biasanya dipertimbangkan sebelum dialisis
karena menunggu donor bisa lebih dari 3 tahun
◉ Persiapan transplantasi• Pemeriksaan imunologi
- Golongan darah ABO- Tipe jaringan HLA
• Seleksi pasien (resipien) dan donor hidup keluarga
KOMPLIKASI
◉ Gangguan cairan dan elektrolit◉ Asidosis metabolik◉ CHF◉ Anemia◉ Osteodistrofi renal◉ Neuropati perifer dan ensefalopati
PROGNOSIS
THANK YOU