polisitemia

Upload: evan-young

Post on 10-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

polisitemia

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Polisitemia

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Suku kata polisitemia (bahasa Yunani) mengandung arty poly (banyak),

    cyt (sel), dan hemia (darah) adalah suatu penyakit kelaianan pada sistem

    mieloproliferatif dimana terjadi klon abnormal pada hemopoitik sel induk

    (hematopoietic stem cells) dengan peningkatan sensitivitas pada growth factors

    yang berbeda untuk terjadinya maturasi yang berakibat terjadinya peningkatan

    banyak sel.

    Istilah polisitemia memberikan beberapa arti yang berbeda. Secara

    langsung, istilah ini harus digunakan dalam bidang terluas yang berarti sel darah

    merah yang berlebihan per unit volume darah, tanpa memandang penyebab

    dasarnya. eberapa klinisi telah membatasi istilah polisitemia terhadap kondisi

    dimana terlihat peningkatan massa sel darah merah dan menggunakan istilah

    polisitemia relative untuk semua gangguan dimana kontraksi volume plasma

    merupakan penyebabnya.

    !ada polisitemia, peningkatan volume sel darah merah disebabkan oleh

    mieloproliferasi endogen. Sifat sel asal dari cacat dikemukakan pada banyak

    pasien oleh overproduksi granulosit dan trombosit seperti sel darah merah.

    !ermasalahan yang ditimbulkan pada polisitemia berkaitan dengan massa eritrosit,

    basofil dan trombosit yang betambah, serta perjalanan alamiyah penyakit menuju

    ke arah fibrosis sumsum tulang.

    B. Tujuan Penulisan". #ujuan $mum

    $ntuk mengetahui lebih lanjut mengenai polisitemia mencakup definisi,

    etiologi, patofisiologi, penegakkan diagnosis khususnya gambaran dari

    pemeriksaan radiologis yang mungkin ditemukan, diagnosis banding, serta

    penatalaksanaannya.

    %. #ujuan &husus

    %

  • 5/20/2018 Polisitemia

    2/15

    #ujuan khusus penulisan referat ini adalah sebagai syarat ujian stase

    radiologi program pendidikan profesi dokter umum periode ' akultas

    &edokteran $*Y.

    BAB II

    '

  • 5/20/2018 Polisitemia

    3/15

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    !olisitemia vera, merupakan suatu penyakit atau kelainan pada sistem

    mieloproliferatif yang melibatkan unsur+unsur hemopoetik dalam sumsum tulang.

    *ulainya diam+diam tetapi progresif, kronik dan belum diketahui penyebabnya.

    Seperti diketahui pada orang dewasa sehat, eritrosit, granulosit, dan trombosit

    yang beredar dalam darah tepi diproduksi dalam sumsum tulang. Seorang dewasa

    yang berbobot - kg akan menghasilkan " "-"" neutrofil dan % "-"" eritrosit

    setiap harinya.

    B. Epidei!l!gi

    !olisitemia vera biasanya mengenai pasien berumur /-+0- tahun,walaupun kadang+kadang ditemukan 1 23 pada mereka yang berusia lebih muda.

    4ngka kejadian polisitemia vera ialah per satu juta penduduk dalam setahun.

    !enyakit ini dapat terjadi pada semua ras5bangsa, walaupun didapatkan angka

    kejadian yang lebih tinggi di kalangan bangsa Yahudi. !ada pria didapatkan dua

    kali lebih banyak dibandingkan pada wanita.

    ". Eti!l!gi

    Sebagai suatu penyakit neoplastik yang berkembang lambat, policitemia

    terjadi karena sebagian populasi eritrosit berasal dari satu klon induk darah yang

    abnormal. erbeda dengan keadaan normalnya, sel induk darah yang abnormal ini

    tidak membutuhkan eritropoetin untuk proses pematangannya (eritropoetin

    serum , / m$5m6). 7al ini jelas membedakannya dari eritrositosis atau

    polisitemia sekunder dimana eritropoetin tersebut meningkat secara fisiologis

    (wajar sebagai kompensasi atas kebutuhan oksigen yang menigkat), biasanya pada

    keadaan dengan saturasi oksigen arteiral rendah, atau eritropoetin tersebutmeningkta secara non fisiologis (tidak wajar) pada sindrom paraneoplastik

    manifestasi neoplasma lain yang mensekresi eritropoetin. 8i dalam sirkulais darah

    tepi pasien polisitemia vera didapati peninggian nilai hematokrit yang

    menggambarkan terjadinya peningkatan konsentrasi eritrosit terhadap plasma,

    dapat mencapai . /93 pada wanita (kadar 7b . "0 mg5d6) dan . 2%3 pada pria

    (kadar 7b . " mg5d6), serta didapati pula peningkatan jumlah total eritrosit

    (hitung eritrosit :0 juta5m6). &elainan ini terjadi pada populasi klonal sel induk

    /

  • 5/20/2018 Polisitemia

    4/15

    darah (sterm cell) sehingga seringkali terjadi juga produksi leukosit dan trombosit

    yang berlebihan.

    D. #anifestasi Klinis

    !ermasalahan yang ditimbulkan berkaitan dengan massa eritrosit, basofil,

    dan trombosit yang bertambah, serta perjalanan alamiah penyakit menuju ke arah

    fibrosis sumsum tulang. ibrosis sumsum tulang yang ditimbulkan bersifat

    poliklonal dan bukan neoplastik jaringan ikat.

    #anda dan gejala yang predominan pada polisitemia vera adalah sebagai

    akibat dari ;

    ". 7iperviskositas!eningkatan jumlah total eritrosit akan meningkatkan viskositas darah

    yang kemudian akan menyebabkan ;

    o penurunan kecepatan aliran darah (shear rate), lebihjauh lagi akan

    menimbulkan eritrostasis sebagai akibat penggumpalan eritrosit.

    o penurunan laju transpor oksigen

    &edua hal tersebut akan mengakibatkan terganggunya oksigenasi jaringan.

    erbagai gejala dapat timbul karena terganggunya oksigenasi organ

    sasaran (iskemia5infark) seperti di otak, mata, telinga, jantung, paru, dan

    ekstremitas.

    %. !enurunan shear rate

    !enurunan shear rate akan menimbulkan gangguan fungsi hemostasis

    primer yaitu agregasi trombosit pada endotel. 7al tersebut akan

    mengakibatkan timbulnya perdarahan, walaupun jumlah trombosit :/2-

    ribu5m6. !erdarahan terjadi pada "-+'-3 kasus policitemia,

    manifestasinya dapat berupa epistaksis, ekimosis, dan perdarahan

    gastrointerstinal.

    '. #rombositosis (hitung trombosit :/--.---5m6).

    2

  • 5/20/2018 Polisitemia

    5/15

    #rombositosis dapat menimbulkan trombosis. !ada policitemia tidak ada

    korelasi trombositosis dengan trombosis. #rombosis vena atau

    tromboflebitis dengan emboli terjadi pada '-+2-3 kasus policitemia.

    /. asofilia (hitung basofil :025m6)

    6ima puluh persen kasus policitemia datang dengan gatal (pruritus) di

    seluruh tubuh terutama setelah mandi air panas, dan "-3 kasus polisitemia

    vera datang dengan urtikaria suatu keadaan yang disebabkan oleh

    meningkatnya kadar histamin dalam darah sebagai akibat adanya basofilia.

    #erjadinya gastritis dan perdarahan lambung terjadi karena peningktana

    kadar histamin.

    2. Splenomegali

    Splenomegali tercatat pada sekitar 23 pasien polisitemia vera.

    Splenomegali ini terjadi sebagai akibat sekunder hiperaktivitas

    hemopoesis ekstramedular.

    0. 7epatomegali

    7epatomegali dijumpai pada kira+kira /-3 polisitemia vera. Sebagaimana

    halnya splenomegali, hepatomegali juga merupakan akibat sekunder

    hiperaktivitas hemopoesis ekstramedular.

    . 6aju siklus sel yang tinggi

    Sebagai konsekuensi logis hiperaktivitas hemopoesis dan splenomegali

    adalah sekuestasi sel darah makin cepat dan banyak dengan demikian

    produksi asam urat darah akan meningkat. 8i sisi lain laju filtrasi

    gromerular menurun karena penurunan shear rate. 4rtritis

  • 5/20/2018 Polisitemia

    6/15

    E. Perjalanan Klinis

    a. ase eritrositik atau fase polisitemia

    ase ini merupakan fase permulaan. !ada fase ini didapatkan peningkatan

    jumlah eritrosit yang dapat berlangsung hingga 2+%2 tahun. !ada fase ini

    dibutuhkan flebotomi secara teratur untuk mengendalikan viskositas darah

    dalam batas normal.

    b. ase burn out (terbakar habis ) atau spent out (terpakai habis)

    8alam fase ini kebutuhan flebotomi menurun sangat jauh atau pasien

    memasuki periode panjang yang tampaknya seperti remisi, kadang+kadang

    timbul anemia tetapi trombositosis dan leukositosis biasanya menetap.

    c. ase mielofibrotik

    ?ika terjadi sitopenia dan splenomegali progresif, manifestasi klinis dan

    perjalanan klinis menjadi serupa dengan mielofibrosis dan metaplasia mieloid.

    &adang+kadang terjadi metaplasia mieloid pada limpa, hati,. kelenjar getah

    bening dan ginjal.

    d. ase terminal

    !ada kenyataannya kematian pasien dengan polisitemia vera diakibatkan oleh

    komplikasi trombosis atau perdarahan. &ematian karena mielofibrosis terjadi

    pada kurang dari "23. &elangsungan hidup rerata (median survival) pasien

    yang diobati berkisar antara dan "2 tahun, sedangkan pada pasien yang tidak

    mendapat pengobatan hanya " bulan. 8ibandingkan dengan pengobatan

    flebotoni saja, risko terjadinya leukimia akut meningkat 2 kali jika pasien

    diberi pengobatan fosfor !'% dan "' kali jika pasien mendapat obat sitostatik

    seperti klorambusil

    $. Penegakkan Diagn!sa

    International !olycythemia Study

  • 5/20/2018 Polisitemia

    7/15

    %. Saturasi oksigen arterial : 9%3. Aritrositosis yang terjadi sekunder terhadap

    penyakit atau keadaan lainnya juga disertai massa sel darah merah yang

    meningkat. Salah satu pembeda yang digunakan adalah diperiksanya saturasi

    oksigen arterial. !ada polisitemia vera tidak didapatkan penurunan. &esulitan

    ditemui apabila pasien tersebut berada dalam keadaan ;

    o 4lkalosis respiratorik, dimana kurva disosiasi pB% akan bergeser ke kiri, dan

    o 7emaglobinopati, dimana afiitas oksigen meningkat sehingga kurva pB%

    juga akan bergeser ke kiri.

    '. Splenomegali

    &ategori

    ". #rombositosis ; #rombosit : /--.--5m6

    %. 6eukositosis ; 6eukosit : "%.---5m6 (tidak ada infeksi)

    '. 6eukosit "%alkali fosfatase (64) score meningkat dari "-- (tanpa adanya

    panasa atau infeksi)

    /. &adar vitamin "% : 9--pgCm6 dan atau $"%@ dalam serum : %%-- pg5m6

    !emeriksaan 6aboratorium

    ". Aritrosit

    $ntuk menegakkan diagnosis polisitemia vera, peninggian massa eritrosit

    haruslah didemonstrasikan pada saat perjalanan penyakit ini. !ada hitung

    sel jumlah eritrosit dijumpai : 0 juta5m6, dan sediaan apus eritrosit

    biasanya normokrom, normositik kecuali jika terdapat defisiensi besi.

    !oikilositosis dan anisositosis menunjukkan adanya transisi ke arah

    metaplasia meiloid di akhir perjalanan penyakit ini.

    %.

  • 5/20/2018 Polisitemia

    8/15

    ?umlah trombosit biasanya berkisar antara /2-+-- ribu5m6, bahkan dapat

    : " juta5m6. Sering didapatkan dengan morfologi trombosit yang

    abnormal.

    /. "% Serum

    "% serum dapat meningkat, hal ini dijumpai pada '2 3 kasus, tetapi

    dapat pula menurun, yaitu pada 1 '-3 kasus, dan kadar $"%@

    meningkat pada : 23 kasus policitemia.

    2. !emeriksaan sumsum tulang

    !emeriksaan ini tidak diperlukan untuk diagnostik, kecuali bila ada

    kecurigaan terhadap penyakit mieloproliferatif lainnya seperti adanya sel

    blas dalam hitung jenis leukosit. Sitologi sumsum tulang menunjukkan

    peningkatan selularitas normoblastik berupa hiperplasi trilinier seri

    eritrosit, megakariosit, dan mielosit. Sedangkan dari gambaran

    histopatologi sumsum tulang adanya bentuk morfologi megakariosit yang

    patologis5abnormal dan sedikit fibrosis merupakan petanda patognomonik

    policitemia.

    0. !emeriksaan sitogenetik

    !ada pasien policitemia yang belum mendapat pengobatan !2' atau

    kemoterapi sitostatik dapat dijumpai kariotip %-D+,E,19,"'D+,1"D. Fariasi

    abnormalitas sitogenetik dapat dijumpai selain bentuk tersebut di atas

    terutama jika pasien telah mendapatkan pengobatan !2' atau kemoterapi

    sitostatik sebelumnya.

    %. K!plikasi

    &omplikasi dari spondilitis tuberkulosis yang paling serius adalah !ottGsparaplegia yang apabila muncul pada stadium awal disebabkan tekanan

    ekstradural oleh pus maupun seDuester, atau invasi jaringan granulasi pada medula

    spinalis dan bila muncul pada stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya

    fibrosis dari jaringan granulasi atau perlekatan tulang (ankilosing) di atas kanalis

    spinalis.

    *ielografi dan *HI sangatlah bermanfaat untuk membedakan penyebab

    paraplegi ini. !araplegi yang disebabkan oleh tekanan ekstradural oleh pus

    9

  • 5/20/2018 Polisitemia

    9/15

    ataupun seDuester membutuhkan tindakan operatif dengan cara dekompresi

    medulla spinalis dan saraf.

    &omplikasi lain yang mungkin terjadi adalah ruptur dari abses

    paravertebra torakal ke dalam pleura sehingga menyebabkan empiema

    tuberkulosis, sedangkan pada vertebra lumbal maka nanah akan turun ke otot

    iliopsoas membentuk psoas abses yang merupakan cold abscess.

    H. Diagn!sa Banding

    9. Infeksi piogenik (contoh ; karena staphylococcal5suppurative

    spondylitis).4danya sklerosis atau pembentukan tulang baru pada foto

    rontgenmenunjukkan adanya infeksi piogenik. Selain itu keterlibatan dua

    ataulebih corpus vertebra yang berdekatan lebih menunjukkan adanya

    infeksituberkulosa daripada infeksi bakterial lain.

    "-. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid).

    8apat dibedakan dari pemeriksaan laboratorium.

    "". #umor5penyakit keganasan (leukemia, 7odgkinGs disease,

    eosinophilicgranuloma, aneurysma bone cyst dan AwingGs sarcoma)

    *etastase dapat menyebabkan destruksi dan kolapsnya corpus vertebratetapi

    berbeda dengan spondilitis tuberkulosa karena ruang diskusnya

    tetapdipertahankan. Secara radiologis kelainan karena infeksi

    mempunyaibentuk yang lebih difus sementara untuk tumor tampak suatu lesi

    yangberbatas jelas.

    "%. Scheuermanns disease mudah dibedakan dari spondilitis tuberkulosa

    olehkarena tidak adanya penipisan korpus vertebrae kecuali di bagian

    sudutsuperior dan inferior bagian anterior dan tidak terbentuk abses paraspinal.

    I. Penatalaksanaan

    4. !rinsip pengobatan

    ". *enurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus (individual) dan

    mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.

    %. *enghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik5 polisitemia yang belum

    terkendali.

    "-

  • 5/20/2018 Polisitemia

    10/15

    '. *enghindari pengobatan berlebihan (over treatment)

    /. *enghindari obat yang mutagenik, teragenik dan berefek sterilisasi pada pasien

    usia muda.

    2. *engontrol panmielosis dengan fosfor radioaktif dosis tertentu atau kemoterapi

    sitostatik pada pasien di atas /- tahun bila didapatkan ;

    + #rombositosis persisten di atas --.--5m6, terutama jika disertai gejala

    trombosis

    + 6eukositosis progresif

    + Splenomegali yang simtomatik atau menimbulkan sitopenia problematik

    +

  • 5/20/2018 Polisitemia

    11/15

    antimetabolik, sedangkan penggunaan golongan obat alkilasi sudah banyak

    ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena afek leukemogenik, dan

    mielosupresi yang serius. Jalaupun demikian, 84 masih membenarkan

    klorambusil dan usulfan digunakan pada policitemia.

    indikasi penggunaan kemoterapi sitostatik ;

    + hanya untuk polisitemia rubra primer (policitemia)

    + flebotomi sebagai pemeliharaan dibutuhkan . % kali sebulan

    + trombositosis yang terbukti menimbulkan trombosis

    + urtikaria berat yang tidak dapat diatasi dengan antihistamin

    + splenomegali simtomatik5mengancam ruptur limpa

    @ara pemberian kemoterapi sitostatik ;

    + 7idroksiurea (7ydrea 2-- mg5tablet) dengan dosis --+"%-- mg5m%5hari atau

    diberikan sehari % kali dengan dosis "-+"2 mg5kg5kali, jika telah tercapai target

    dapat dilanjutkan dengan pemberian intermiten untuk pemeliharaan.

    + &lorambusil (6eukeran % mg5tablet) dengan dosis induksi -,"+-,% mg5kg5hari

    selama '+0 minggu, dan dosis pemeliharaan -,/ mg5kg tiap %+/ minggu. o

    usulfan (*yleran % mg5tablet) -,-0 mg5kg5hari atau ",mg5m%5hari, jika telah

    tercapai target dapat dilanjutkan dengan pemberian intermiten untuk

    pemeliharaan.

    !asien dengan pengobatan cara ini harus diperiksa lebih sering (sekitar % sampai '

    minggu sekali). &ebanyakan klinisi menghentikan pemberian obat jika hematokrit

    ;

    + !ada pria /3 dan memberikannya lagi jika : 2%3

    + !ada wanita /%3 dan memberikannya lagi jika : /93

    '. osfor Hadiokatif (!'%)

    !engobatan ini efektif, mudah dan relatif murah untuk pasien yang tidak

    kooperatif atau dengan keadaan sosiekonomi yang tidak memungkinkan untuk

    berobat secara teratur. !'% pertama kali diberikan dengan dosis sekitar %+

    'm@i5m% secar intravena, apabila diberikan per oral maka dosis dinaikkan %23.

    Selanjutnya jika setelah '+/ minggu pemberian !'% pertama ;

    "%

  • 5/20/2018 Polisitemia

    12/15

    + mendapatkan hasil, reevaluasi setelah "-+"% minggu. ?ika diperlukan dapat

    diulang akan tetapi hal ini jarang dibutuhkan,

    + tidak mendapatkan hasil, selanjutnya dosis kedua dinaikkan %23 dari dosis

    pertama, dan diberikan sekitar "-+"% minggu setelah dosis pertama.

    !anmeiosis dapat dikontrol dengan cara ini pada sekutar -3 pasien untuk jangka

    waktu "+% bulan dan mungkin berakhir % tahun atau lebih lama lagi. Sitopenia

    yang serius setelah pengobatan ini jarang terjadi. !asien diperiksa sekitar %+'

    bulan sekali setelah keadaan stabil.

    #rombositosis dan trombositemia yang mengancam (hiperagregasi) atau terbukti

    menimbulkan trombosis masih dapat terjadi emskipun eritrositosis dan

    leukositosis dapat terkendali.

    /. &emoterapi iologi (Sitokin)

    #ujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama untuk

    mengontrol trombositemia (hitung trombosit . --.--5mm'), produk biologi yang

    digunakan adalah Interferon (Intron+4 'K2 juta I$, Hoveron+4 ' K 9 juta I$)

    digunakan terutama pada keadaan trombositema yang tidak dapat dikendalikan.

    8osis yang dianjurkan % juta I$5m%5subkutan atau intramuskular ' kali seminggu.

    &ebanyakan klinisi mengkombinasikannya dengan sitostatik Siklofosfamid

    (@ytoan %2 mg K 2- mg5tablet) dengan dosis "--mg5m%5hari, selama "-+"/ ahri

    atau target telah tercapai (hitung trombosit --.---5mm') kemudian dapat

    dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan "--mg5m' "+% kali seminggu.

    2. !engobatan Suportif

    a. 7iperurisemia diobati dengan alopurinol "--+0-- mg5hari oral pada pasien

    dengan penyakit yang aktif dengan memperhatikan fungsi ginjal.

    b. !ruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, ika diperlukan dapatdiberikan !soralen dengan penyinaran $ltraviolet range 4 (!$F4)

    c. !484 !4SIA> !B6I@I#A*I4

    !embedahan 8arurat

    "'

  • 5/20/2018 Polisitemia

    13/15

    Sedapat+dapatnya ditunda atau dihindari. 8alam keadaan darurat, dilakukan

    flebotomi agresif dengan pronsip isovolemik dengan mengganti plasma yang

    terbuang dengan plasmafusin /3 atau cairan plasma ekspander lainnya, bukan

    cairan isotonis5 garam fisiologis, suatu prosedur yang merupakan tindakan

    penyelamatan hidup (life+saving).

    Splenektomi sangat berbahaya untuk dilakukan pada semua fase polisitemia, dan

    harus dihindari karena dalam perjalanan penyakitnya jika terjadi fibrosis sumsum

    tulang organ inilah yang diharapkan sebagai pengganti hemopoesisnya.

    !embedahan erencana

    !embedahan berencana dapat dilakukan setelah pasien terkendali dengan baik.

    6ebih dari 23 pasien dengan polisitemia vera tidak terkendali atau belum diobati

    akan mengalami perdarahan atau komplikasi trombosis pada pembedahan. &ira+

    kira sepertiga dari jumlah pasien tersebut akan meninggal. 4ngka komplikasi akan

    menurun jauh jika eristrositosis sudah dikendalikan dengan adekuat sebelum

    pembedahan. *akin lama telah terkendali, makin kecil kemungkinan terjadinya

    komplikasi pada pembedahan. 8arah yang didapat dari flebotomi dapat disimpan

    untuk transfusi autologus pada saat pembedahan.

    BAB III

    KESI#PULAN

    Spondilitis tuberkulosis adalah peradangan granulomatosa yang bersifat

    kronis, destruktif oleh mikrobakterium #. # tulang belakang selalu merupakan

    infeksi sekunder dari focus ditempat lain dalam tubuh.

    yeri ini terjadi akibat reaksi inflamasi di vertebra dan sukardibedakan dengan nyeri oleh penyebab lain seperti kelainan degeneratif karena

    biasanya keadaan umum penderita masih baik. !ada foto rontgen belum

    didapatkan kelainan. ila proses berlanjut, terjadi destruksi vertebra yang akan

    terlihat pada foto rontgen.

    8iagnosis sedini mungkin, dan dengan pengobatan yang tepat, prognosisnya

    baik meskipun tanpa tindakan operatif. !enyakit dapat kambuh jika pengobatan

    "/

  • 5/20/2018 Polisitemia

    14/15

    tidak teratur atau tidak dilanjutkan setelah beberapa saat, yang dapat

    menyebabkan terjadinya resistensi terhadap pengobatan.

    DA$TA& PUSTAKA

    Hasjad @. Spondilitis #uberkulosa dalam !engantar Ilmu edah Brtopedi. Ad.II.

    *akassar; intang 6amumpatue. %--'.

    7arsono. Spondilitis #uberkulosa dalam &apita Selekta >eurologi. Ad. II.Yogyakarta;

  • 5/20/2018 Polisitemia

    15/15

    7arisinghani, *. 8iagnostic 4ccuracy of *H Imaging in #uberculous Spondylitis.

    NBnlineO. %-- eb "9 Ncited %-- 8es %OPN2 screensO. 4vailable from;

    $H6;http;55www.medassocthai.org5journal

    Jim de ?ong, Spondilitis #@, 8alam uku 4jar Ilmu edah, ?akartaP A