plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · vii abstrak cicilia ari susanti,...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA
PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Cicilia Ari Susanti
NIM : 081424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan
itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan
(Annemarie S.)
Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan
sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang
pertama (Norman Vincent Peale)
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka
menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk
menunggu inspirasi (Ernest Newman)
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan
mau belajar dari kegagalan (Gen Collin Powel)
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku di setiap langkahku
Bapak, Ibu, Adik-adik dan keluarga besarku tercinta
Sahabat dan teman-tenanku semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran denganMetode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi LuhurYogyakarta”.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswamengenai materi pengukuran dengan metode pembelajaran Jigsaw II. Untukmenentukan ada tidaknya peningkatan mengenai konsep Pengukuran, penelitimembandingkan pemahaman awal siswa sebelum dan sesudah mengikutipembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw II.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Subyekpenelitian ini adalah siswa-siswi kelas X2 SMA Pangudi Luhur yang berjumlah33 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pretesdan postes. Peneliti ini melakukan lima tahap kegiatan dalam pembelajaran yaitu(1) pretes, (2)pemahaman materi dalam kelompok heterogen, (3) diskusikelompok ahli, (4) siswa saling mengajar temannya di dalam kelompok heterogen,(5) postes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadipeningkatan pemahaman mengenai materi Pengukuran. Hal ini ditunjukkan darihasil uji t melalui SPSS yang signifikan dimana ρ = .000 < α=0,5 menunjukkanjika postes lebih baik dari pretes yaitu ada peningkatan. Dari hasil perhitungan ujit didapatkan trel = -9,966 dengan df = 32, tcrit (two tailed test) = 2,042 denganlevel signifikan = 0,05, hasil memperlihatkan bahwa ІtrelІ > tcrit sehingga hasil inisignifikan, artinya 2 kondisi dari kelompok ini berbeda di mana ada peningkatanhasil belajar siswa.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Susanti, Cicilia Ari. The Rise of Students’ Concept Understanding on Subject: Measurement with Jigsaw II Learning Method of Tenth Graders ofPangudi Luhur Yogyakarta Senior High School.
Physics Education, Mathematics and Natural Science Department, TeacherTraining and Education Faculty, Sanata Dharma University (2012).
This research is intended to find out the rise of students’ conceptunderstanding about Measurement with Jigsaw II learning method. In order todetermine the presence or absence of an increase in the measurement concept, theresearchers compared the students’ initial understanding before and afterparticipating in learning with jigsaw II learning method.
This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High SchoolYogyakarta. The subjects of this research was students of class X2 of PangudiLuhur Senior High School which totaling 33 people. This research had been heldduring August in 2012.
The instrument used in this research is are written test that pretest andposttest. Researchers conducted a five-step learning activities : (1) pretest, (2)understanding of concept in heterogeneous groups, (3) expert group discussions,(4) student teach each other friends in the heterogeneous groups, (5) posttest.
Research results show that there is an increase overall understanding of theconcept measurements. It is shown from the result of the t test with SPSSsignificant where ρ = .000 <α = 0.5 indicates if the posttest better than pretest thatthere is an increase. From the calculation of obtained t test trel = -9.966 with df =32, compared with tcrit (two tailed test) = 2.042 with a significance level = 0.05,the results show that ІtrelІ> tcrit so the result is significant, it means two conditionsof different groups where there is an increase in student learning outcomes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Rahim atas
limpahan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan
Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta”.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar, mengarahkan, membagi ilmu dan pengalaman,
atas semua saran, kritik dan keramahannya, semua itu sangat berarti selama
proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi M.Si dan Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si
selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing,
mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup, dan berbagi kreatifitas
kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA, mbak Heni, pak Sugeng, dan mas Arif yang
telah membantu memperlancar studi penulis, atas keramahan dan
kesabarannya selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah
menyediakan fasilitasnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Drs. Br Herman Yoseph, FIC selaku kepala sekolah SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.
7. Bapak Ign. Suroto selaku guru bidang studi fisika kelas X yang telah banyak
membantu selama penelitian.
8. Bapak Yb. Sunardi dan Ibu Sri tercinta, orang tua yang telah memberikan
kesempatan, kepercayaan, fasilitas, dan setia menantiku. Terima kasih atas
kesabaran dan pengorbanannya.
9. Buat adik-adikku Tika dan Dian, serta seluruh keluarga besarku, terima kasih
atas doa, cinta, kasih sayang serta dukungannya.
10. Petrus Mundana yang selalu inside me. Thanks for your love in my tears and
laugh.
11. Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku Sinta, Helen, Novi, terimakasih
untuk kebersamaan kita selama kuliah, persahabatan yang indah dari kalian
dan atas saran, kritik serta dukungannya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
12. Sahabat-sahabatku Linda, Ratih, Monica, Sisca, Siska, dan Dian, terimakasih
atas dukungan kalian selama ini, persahabatan yang indah dari kalian.
13. Untuk teman-teman KKN Jambu tercinta ( Ani, Tito, Lusi, Lana, Baskoro,
Sepsi, dan Nofa, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
14. Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2008 dan dari semua
angkatan, terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, kegembiraan, suka
duka, penerimaan dan kesediaan diri untuk bersama saling berbagi ilmu.
15. Teman –teman kost “FM”, khususnya mbak rosa, mbak tina, prima, susan
yang selalu memotivasi saya untuk cepat menyelesaikan skripsi, terima kasih
atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi
perkembangan dan pembelajaran di sekolah.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................4
E. Hipotesis Tindakan................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakekat Fisika.......................................................................................6
1. Fisika sebagai Produk.......................................................................6
2. Fisika sebagai Sikap .........................................................................9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Fisika sebagai Proses......................................................................10
B. Pembelajaran Aktif..............................................................................14
C. Pembelajaran Kooperatif.....................................................................16
D. Metode Jigsaw II .................................................................................20
E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode..............................................22
F. Materi Pembelajaran ...........................................................................24
1. Pengukuran .....................................................................................24
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya......................................24
1) Mistar..................................................................................24
2) Jangka Sorong.....................................................................25
3) Mikrometer Sekrup.............................................................28
b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya ........................................31
c. Angka Penting .........................................................................32
1) Notasi Ilmiah ......................................................................32
2) Aturan Angka Penting ........................................................33
3) Berhitung dengan Angka Penting.......................................34
a) Pembulatan ...................................................................34
b) Penjumlahan dan pengurangan .....................................34
c) Perkalian dan Pembagian..............................................35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................................37
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................38
C. Subyek Penelitian................................................................................38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Treatment ............................................................................................38
E. Instrumen Penelitian............................................................................38
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................39
G. Teknik Analisis Data...........................................................................39
1. Teknik Analisis Data Kuantitatif...................................................39
2. Teknik Analisis Data Kualitatif.....................................................41
H. Desain Penelitian.................................................................................43
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Data .....................................................................................................45
B. Perhitungan Statistik Uji t ...................................................................46
C. Analisis Variasi Jawaban Siswa..........................................................53
D. Pembahasan.........................................................................................87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................................97
B. Saran....................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................100
LAMPIRAN..................................................................................................................103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh penggunaan notasi ilmiah..........................................................32
Tabel 3.1 Analisis Skor per Soal............................................................................42
Tabel 3.2 Analisis Variasi Jawaban pretest dan posttest ......................................43
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest .....................................................................46
Tabel 4.2 Analisis Data Pretest dan Posttest ........................................................47
Tabel 4.3 Hasil analisis uji t melalui SPSS............................................................48
Tabel 4.4 Analisis Ketuntasan Butir Soal Pretes ...................................................50
Tabel 4.5 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................52
Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Butir Soal Postes ..................................................53
Tabel 4.7 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................55
Tabel 4.8 Analisis Variasi jawaban Siswa ............................................................56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mistar .................................................................................................24
Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya ................................................25
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.........................................28
Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup.............................................30
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.......................................................................44
Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa ...........................................52
Gambar 4.2 Diagram tingkat pemahaman akhir siswa ..........................................55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan Penelitian.................................................108
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................109
Lampiran 3 Rencana Perencanaan Pembelajaran ............................................110
Lampiran 4 Pembagian Kelompok Heterogen dan Homogen.........................118
Lampiran 5 Indikator dan Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes.............................120
Lampiran 6 Lembar Kerja Kelompok Mistar ..................................................122
Lampiran 7 Lembar Kerja Kelompok Jangka Sorong.....................................124
Lampiran 8 Lembar Kerja Kelompok Mikrometer Sekrup .............................126
Lampiran 9 Lembar Kerja Kelompok Stopwatch............................................128
Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok Angka Penting.....................................130
Lampiran 11 Soal Pretes....................................................................................132
Lampiran 12 Soal Postes ...................................................................................135
Lampiran 13 Materi ...........................................................................................142
Lampiran 14 Hasil Pretes ..................................................................................158
Lampiran 15 Hasil Postes ..................................................................................164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pengalaman praktek mengajar dalam rangka mata
kuliah Program Pengajaran Lapangan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta,
terlihat bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami
materi pengukuran. Beberapa siswa sering mengeluh karena bingung
tentang alat ukur dan penggunaannya. Beberapa siswa terkadang bingung
menyelesaikan soal pengukuran yang menggunakan ketidakpastian..
Salah satu faktor penyebabnya adalah metode pembelajaran yang
kurang membuat siswa terpacu untuk mengungkapkannya. Berdasarkan
pengalaman di sekolah ini, guru sudah mengkombinasikan metode
pembelajaran di mana ceramah dibantu dengan media powerpoint. Tetapi
hal ini belum memacu siswa untuk lebih berinteraktif. Karena kelas X
pada saat pembelajaran materi ini masih berstatus siswa baru yang sedang
beradaptasi, terkadang siswa-siswa ini masih sungkan untuk dengan jujur
mengungkapkan kesulitannya kepada guru dan mereka cenderung lebih
bisa terbuka terhadap temannya.
Dalam metode ceramah, siswa cenderung mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar terpusat pada
guru sehingga oleh para ahli disebut sebagai paradigma mengajar yang
menunjuk pada kegiatan seseorang yang aktif menyampaikan informasi
kepada seseorang atau sekelompok orang dalam waktu tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Marpaung, 2003, dalam Anastasia Yunita, 2007: 1, dalam Fitri Wulansih,
2009: 1). Terkadang metode ceramah dapat menimbulkan kebosanan bagi
siswa. Rasa bosan dapat mengkibatkan konsentrasi siswa berkurang
sehingga akan berdampak terhadap pemahaman materi siswa.
Metode pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran fisika di kelas. Salah satu metode pembelajaran tersebut
adalah metode pembelajaran kooperatif learning yang memiliki berbagai
macam teknik. Salah satu teknik dari metode ini adalah jigsaw II yang
merupakan pengembangan dari teknik Jigsaw I. Metode jigsaw II akan
membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya bersama dengan
teman-temannya. Metode ini bisa memacu siswa berinteraksi bersama
teman-temannya terutama dalam proses diskusi. Siswa-siswa ini juga
diajarkan untuk bertanggungjawab membantu temannya dalam memahami
suatu materi.
Metode jigsaw II merupakan metode pembelajaran yang
dilaksanakan oleh para siswa dalam tim yang heterogen kemampuannya.
Materi yang dipersiapkan dalam bentuk narasi tertulis. Siswa bekerjasama
saling membantu mempelajari dan memahami materi, kemudian
berdiskusi (Slavin, 2005: 236-237). Mengingat materi pengukuran,
besaran dan satuan tidak hanya pemahaman konsep belaka tetapi juga
pemecahan masalah, maka dalam diskusi kelompok diberikan
permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Model problem solving membantu siswa dalam mengatasi salah
pengertian dan membantu siswa dalam memecahkan persoalan. Siswa
dapat mengungkapkan gagasan mereka dalam memecahkan persoalan
tersebut (Suparno, 2007: 98). Dalam hal ini, metode problem solving juga
digunakan untuk fasilitator pelengkap pembelajaran. Dengan latar
belakang inilah peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa dengan metode Jigsaw II.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman awal siswa mengenai pengukuran?
2. Bagaimana pemahaman siswa setelah menggunakan metode
pembelajaran jigsaw II?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa mengenai pengukuran
dengan metode jigsaw II?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw II dapat meningkatkan
pemahaman siswa kelas X SMA tentang konsep pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, hasil penelitian menambah wawasan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran siswa.
2. Secara praktis:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang
telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa dan kualitas sumber daya
manusia yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat
menjadi salah satu sumber bacaan bermanfaat bagi rekan guru
sebagai contoh penelitian yang bisa dilanjutkan sebagai penelitian
tindakan kelas terutama bagi yang ingin melakukan PTK atau yang
belum berani memulainya, sedangkan bagi yang sudah pernah atau
sudah biasa dapat menjadikan laporan ini sebagai pembanding.
b. Bagi Guru
Bagi rekan-rekan guru bisa menjadi salah satu referensi
metode mengajar mereka untuk dapat dikembangkan juga untuk
mata pelajaran mereka yang lain dan di kelas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga
dalam menerapkan variasi metode pembelajaran dengan salah satu
teknik metode cooperative learning yaitu Jigsaw II dalam
pembelajaran Fisika. Pengalaman ini dapat menjadi salah satu
alternatif mengajar. Diharapkan dengan metode ini juga bisa
digunakan untuk materi pokok yang sesuai.
E. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang materi pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Fisika
Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam
atau dikenal dengan sains. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan
pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil
pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan
bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah (Materi Fisika dalam
http://dasar-teori.blogspot.com/2012/01/hakekat-fisika.html).
Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam, maka hakikat
fisika adalah sama dengan hakikat ilmu pengetahuan alam yaitu sebagai
produk (a body of knowledge), proses (a way of investigating), dan sikap
(a way of thinking) (Rudy Fisika dalam http://fisika-dan-
pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-proses-dan
sikap.html).
Hakekat fisika dalam penelitian ini adalah fisika sebagai produk.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara
manusia dengan alam lingkungan. Interaksi itu memberikan pembelajaran
kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin
menambah pengetahuan dan kemampuan serta berubah perilakunya.
Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan
penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan
dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”.
Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang
sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai
fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.
a. Fakta
Fakta adalah kejadian atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala
peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep,
prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya dapat juga dinyatakan
bahwa keberadaan konsep, prinsip, hukum, teori dan model adalah
untuk menjelaskan dan memahami fakta.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, obyek, fenomena dan
fakta. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (collette dan chiappetta:
1994 dalam http://fisika–dan-pembelajaran.
blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html)
konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi,
atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu
misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Menurut
Herron dan kawan-kawan (collette dan chiappetta: 1994 dalam
http://fisika–dan-pembelajaran. blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–
produk–proses–dan–sikap.html), konsep fisika dapat dibedakan atas
konsep yang baik contoh maupun atribut dapat diamati, konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak dapat diamati, dan
konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati.
c. Prinsip dan Hukum
Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena
dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta-
fakta dan konsep-konsep. Perlu dipahami bahwa hukum dan prinsip
fisika tidaklah mengatur kejadian alam(fakta), melainkan kejadian
alam (fakta) yang dijelasakan keberadaannya oleh prinsip dan atau
hukum.
d. Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan teori. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan
secara matematis.
e. Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak
dapat langsung diamati. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi
hukum atau fakta. Teori bersifat tentative sampai terbukti tidak benar
dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip collette dan chiappetta:
1994 (dalam http://fisika–dan-pembelajaran.
blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html)
menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu
teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut,
karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita
dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya
satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda
dengan fakta, konsep maupun hukum”.
f. Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak
dapat dilihat. Model sangat berguna untuk membantu memahami
suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu
teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami
teori atom.
B. Pembelajaran Aktif
Menurut Bruner (Indriana, 2011: 199), pembelajaran adalah sebuah
proses sosial dan aktif, yang dengannya para siswa mampu mengonstruksi
ide-ide atau konsep-konsep baru berdasarkan pada pengetahuan mutakhir
mereka. Mayoritas pengajaran yang kini dilaksanakan menggunakan
pembelajaran yang konvensional di mana guru mentransfer
pengetahuannya kepada siswa dimana pusatnya terfokus pada guru bukan
siswa (Indriana, 2011: 85-103).
Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah
(Suparno, 2007: 2):
1. Siswa yang belajar
2. Guru yang mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bahan pelajaran
4. Hubungan antara guru dan siswa
Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif
belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu
dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak
guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan
siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan
siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa.
Komunikasi guru dan siswa sangat penting sehingga mereka dapat saling
membantu (Suparno, 2007: 2).
Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian
informasi kepada siswa (Melvin L. Silberman, 2002: dalam Sholeh, 2011:
48). Sebab, pada dasarnya belajar membutuhkan keterlibatan mental,
sekaligus tindakan. Pada saat aktif belajar, siswa melakukan sebagian
besar pekerjaan belajar. Siswa mempelajari gagasan-gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dan
inilah sebenarnya yang menjadi dasar dari pembelajaran aktif (Sholeh,
2011: 48).
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan para siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri, baik dalam interaksi antarsiswa maupun antara
siswa dan pengajar. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk bisa memberikan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembelajaran interaktif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa
mampu menyerap ilmu dan pengetahuan baru, serta menggunakannya
untuk kepentingan diri sendiri maupun lingkungannya. Suatu pembelajaran
aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat mata pelajaran yang
diberikan (Sholeh, 2011: 48-49).
Menurut Bonwell (1995: dalam Sholeh, 2011: 49-50),
pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pembelajaran.
4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan
melakukan evaluasi.
5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Pembelajar aktif adalah seseorang yang kecenderungan alamiahnya
selalu tertuju pada eksperimentasi aktif. Dalam pembelajaran aktif ini,
pemrosesan aktif mencakup pembahasan, penjelasan, atau pengujian
dengan suatu cara tertentu (Indriana, 2011: 160).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang dilakukan adalah cooperative learning.
Cooperative Learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran di
mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan,
mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno,
2007: 134).
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia
pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya
digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas-
tugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian selama
dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajran
kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan
untuk mengajarkan berbagai macam pelajaran (Slavin, 2005: 4).
Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif
semacam ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka
akan mendorong anggota timnya untuk lebih baik dan akan membantu
mereka melakukannya. Seringkali, para siswa menjelaskan gagasan-
gagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa yang
dipergunakan guru ke dalam bahasa anak-anak (Slavin, 2005: 9) sehingga
para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu
dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Peran guru dalam Cooperative Learning (Suparno, 2007:136) yaitu
antara lain:
1. Sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok
2. Mengajari konsep dasar dan keterampilan kerja sama
3. Memonitoring kelompok berjalan atau tidak, sehingga guru dapat
membantu kelompok yang tidak berjalan lancar
4. Intervensi, membantu bila diperlukan; terlebih yang macet
5. Mengevaluasi kelompok dan siswa-siswa.
Fokus utama dari belajar bersama yaitu kemajuan bidang akademik
dan afektif melalui kerja sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
(Kindsvatter dkk, hal.308; dalam Suparno, 2007: 134-135) dalam belajar
bersama supaya tujuan tercapai yaitu:
1. Perlu adanya saling ketergantungan antar siswa secara positif yang
artinya masing-masing siswa ada kesanggupan untuk saling
membantu, saling member dan saling menerima.
2. Perlu dikembangkan interaksi interpersonal antar siswa dan
keterampilan berkelompok.
3. Masing-masing siswa perlu dibantu untuk tetap bertanggung jawab
pada penguasaan tugas mereka.
4. Perlu dikembangkan keterampilan sosial siswa.
5. Kelompok diyakinkan bahwa dapat berhasil dan dikembangkan kerja
sama yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tujuan belajar bersama (Kindsvatter dkk: 308; dalam Suparno,
2007: 135) ini antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama.
2. Alternatif belajar untuk membantu siswa yang lemah untuk maju.
3. Meningkatkan keakraban, hubungan dan kerjasama antar siswa.
4. Membantu siswa dalam membangun pengetahuan lewat kerja sama
dan belajar bersama dengan teman.
Yang dikerjakan oleh guru:
1. Dalam persiapan : menjabarkan kurikulum dalam langkah-langkah
yang dapat dicapai dengan belajar bersama
2. Membentuk kelompok.
3. Menjelaskan tugas kelompok secara jelas.
4. Monitoring kerja sama efektif atau tidak, membantu, feedback.
5. Evaluasi hasil siswa.
Peran siswa dalam pembelajaran cooperative learning yaitu:
1. Siswa berperan sebagai murid dan guru sekaligus karena menerima
dari yang lain dan member kepada yang lain. Pada saat mereka
menyumbangkan pikiran kepada yang lain, maka mereka seperti guru.
Pada saat mereka dijelaskan oleh yang lain, mereka berperan seperti
siswa.
2. Siswa dalam kelompok dapat memberikan informasi, memberitahu
kepada teman, memberikan masukan, menerima masukan dari teman,
mengkoreksi gagasan teman, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Siswa dapat merasakan bagaimana mereka sungguh saling
mengembangkan dengan saling member dan menerima. Maka peran
saling member dan menerima ini perlu dikembangkan.
Dari beberapa metode pembelajaran cooperative learning, metode
yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Jigsaw II.
Dalam metode jigsaw II, peneliti menggunakan tim-tim kecil yang
heterogen dan tim-tim kecil homogen sebagai tim ahli di dalam kelas di
mana setiap anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu
membahas di tim ahli dan selanjutnya masing-masing menjelaskan atau
mengajarkan kepada kelompok heterogennya. Setelah itu, mereka dites
secara individual.
D. Metode Jigsaw II
Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran di mana setiap
anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu masing-
masing menjelaskan atau mengajarkan kepada kelompoknya. Setelah itu di
tes secara individual.(Goor & Schween, 1993, dalam Kindsvatter dkk: hal
301: dalam Suparno, 2007: 137).
Metode jigsaw II merupakan pengembangan dari jigsaw I. Jigsaw
II dapat digunakan jika materi yang akan diperlajari adalah narasi tertulis.
Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa
diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus
perhatian masing-masing anggota saat mereka membaca. Setelah semua
anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim berbeda yang mempunyai
fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk
mendiskusikan topik mereka sekitar 30 menit. Para ahli tersebut kemudian
kembali ke tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya
tentang topik mereka. Yang terakhir adalah para siswa menerima penilaian
yang mencakup seluruh topik (Slavin, 2005: 237).
Kunci metode jigsaw ini adalah interdependensi yaitu tiap siswa
bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi
yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian
(Slavin, 2005: 237).
Berikut langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam strategi
pembelajaran jigsaw II:
1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa tim (tergantung jumlah sub
bab yang akan dibahas, idealnya 4-5 orang setiap kelompok).
2. Setiap siswa dalam tim diberikan bagian materi dan tugas yang
berbeda. Setiap anggota tim fokus pada sub bab yang berbeda-beda.
3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub bab yang
sama, bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab
yang mereka bahas.
4. Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
5. Guru memberi evaluasi.
6. Rekognisi tim.
Berikut beberapa kelemahan dan keunggulan dari metode
pembelajaran jigsaw II yaitu:
1. Keunggulan
a. Tidak memakan waktu lama dibandingkan dalam pengajaran biasa
di dalam kelas.
b. Memberikan siswa informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
c. Siswa-siswa akan terbantu oleh rekannya karena siswa lebih
terbuka bertanya pada temannya.
d. Kerjasama yang terjalin baik antar anggota kelompok
e. Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir
kritis (dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/
2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html)
f. Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya.
g. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau
gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
h. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa
harga diri dan hubungan interpersonal yang positif.
i. Dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Kelemahan
Kelemahan metode jigsaw II menurut Roy Killen, 1966 (dalam
http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/2010/04/model-
pembelajaran-kooperatif-teknik.html) diantaranya adalah:
a. Dalam memahami suatu konsep, siswa mendiskusikan bersama
dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal
mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep
(Misconception).
b. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan
materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus
mampu memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar.
c. Pendidik sebaiknya sudah mengenali tipe-tipe siswa.
d. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh
waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
e. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit.
E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode
Sekarang ini, konsep pendidikan yang lebih mengedepankan
konsep kaku, menegangkan, tidak menyenangkan, bahkan disertai dengan
sikap otoritas dari pendidik kepada siswa, sudah tidak efektif lagi jika
dilihat dari hasil yang dicapai. Sebab, siswa yang dididik dengan strategi
dan metode yang demikian justru akan menjadi generasi yang penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ketegangan, mudah stress, dan tidak mampu memecahkan masalah dalam
kehidupannya.
Sudah banyak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak
bisa mengendalikan sisi emosionalitas mereka, sehingga kehilangan
kesempatan untuk hidup lebih bahagia dan menyenangkan. Maka dari itu,
unsure kebahagiaan dalam proses pembelajaran menjadi hal yang penting
(Sholeh, 2011: 26). Proses belajar mengajar harus mampu menciptakan
interaksi yang baik antara guru dan para siswanya. Dengan begitu, mereka
akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga timbul perasaan senang saat
pelajaran berlangsung (Sholeh, 2011: 29).
Sebaiknya pendidik jangan terlalu memaksa para siswa untuk
mengikuti kemauan atau buah pikiran orang lain. Perlakuan demikian
dapat membuat mereka ibarat kaset yang harus merekam suara-suara,
tanpa menghiraukan apakah kaset itu masih peka atau tidak. Akibat yang
lebih parah akan tampak pada perilaku intelektual mereka yang tidak lagi
memiliki keberanian untuk mengeluarkan ide-ide pribadi.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Thomas(1972: dalam Sholeh,
2011: 51) menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung
akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengat pelajaran yang diberikan
secara pasif. Hal ini tentu saja akan semakin membuat pelajaran terus
dilanjutkan, tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya.
Dalam kaitan ini, menurut Silberman (dalam Sholeh, 2011: 51),
cara belajar dengan mendengarkan akan membuat siswa mudah lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat
siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan
dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat
siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,
melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
F. Materi Pembelajaran
1. Pengukuran
a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya
1) Mistar
Gambar 2.1 Mistar
Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar
yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan
garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan
adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala
terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala
terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm
20
Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat
siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan
dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat
siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,
melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
F. Materi Pembelajaran
1. Pengukuran
a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya
1) Mistar
Gambar 2.1 Mistar
Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar
yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan
garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan
adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala
terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala
terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm
20
Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat
siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan
dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat
siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar,
melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
F. Materi Pembelajaran
1. Pengukuran
a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya
1) Mistar
Gambar 2.1 Mistar
Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar
yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan
garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan
adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala
terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala
terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Jangka Sorong
Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai
berikut:
a) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan
rahang geser.
b) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam
dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu
benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.
21
2) Jangka Sorong
Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai
berikut:
a) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan
rahang geser.
b) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam
dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu
benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.
21
2) Jangka Sorong
Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai
berikut:
a) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar
suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan
rahang geser.
b) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam
dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu
benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk
diameter batang besi.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum
jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua
rahang bawah jangka sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak
bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum
jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang
akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci
searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum
jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip
menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak
bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur
diameter dalam dan luar benda. Misalnya diameter cincin,
kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap
dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala:
skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya
1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda
satu skala utama dan satu skala nonius:
0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm
Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga
ketelitian dari jangka sorong:
½ x 0,1 mm = 0,05 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3) Mikrometer sekrup
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu
sebagai berikut:
a) Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan
panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan
pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu
pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk
meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,
rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
b) Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan
diantara landasan dan batang ulir).
24
3) Mikrometer sekrup
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu
sebagai berikut:
a) Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan
panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan
pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu
pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk
meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,
rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
b) Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan
diantara landasan dan batang ulir).
24
3) Mikrometer sekrup
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu
sebagai berikut:
a) Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan
panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan
pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu
pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk
meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama,
rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
b) Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan
diantara landasan dan batang ulir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c) Batang ulir (spindle)
Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju
landasan.
d) Pengunci (lock)
Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
e) Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama.
f) Selongsong (thimble)
Tempat terteranya skala nonius.
g) Roda gigi (rachet knob)
Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi
benda yang akan diukur tepat berada di antara spindle dan
anvil.
Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada
selubung dalam dan skala nonius tertera pada selubung luar.
Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser
dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena
selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung
luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh
0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil mikrometer
sekrup adalah 0,01 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala
terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka
celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang
akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet
knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,
cukup sampai benda tidak jatuh saja.
d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
e) baca skalanya.
Trik membacanya:
Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.
Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)
menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan
26
Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala
terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka
celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang
akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet
knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,
cukup sampai benda tidak jatuh saja.
d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
e) baca skalanya.
Trik membacanya:
Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.
Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)
menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan
26
Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala
terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka
celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang
akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet
knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat,
cukup sampai benda tidak jatuh saja.
d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
e) baca skalanya.
Trik membacanya:
Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter.
Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0)
menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya
(0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).
b) Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh
gambar di atas adalah 2,5 mm.
c) Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada
selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada
angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong
setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas
terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm.
d) Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11
mm = 2,61 mm
e) Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan
kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena
kurang teliti melihat skala pada selubung.
b. Alat ukur waktu dan ketelitiannya
Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika
adalah stopwatch. Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores
panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak ini dibagi 20
skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 2/20 sekon = 0,1
sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 = 12 0,1 = 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Angka Penting
1) Notasi ilmiah
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran
partikel yang kecil sampai ukuran yang sangat besar. Dalam
penulisannya memerlukan tempat yang panjang dan sering
salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal
dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a
menyatakan angka penting yang nilainya 1<a<10 dan n
menyatakan orde (pangkat).
Contoh penggunaan notasi ilmiah:
Tabel 2.1
Contoh penggunaan notasi ilmiah
No.Tampilan Angka
Biasa (Umum) Notasi Ilmiah
1.
2.
3.
4.
56.000.000.000 m
Rp 1.700.000.000.000,00
0,0000000670 m
0,00000000000000000910905 kg
5,6 x 1010 m
Rp 1,7 x 1012
6,7 x 10-8 m
9,10905 x 10-18 kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:
a) Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke
kiri (depan) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri
(depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser
koma, karena menggeser koma ke kiri orde bernilai positif.
b) Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke
kanan (belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di
kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser
koma, karena ke kanan orde bernilai negatif.
Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:
a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil
pengukuran
b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur
c) Memudahkan dalam perhitungan
d) Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)
e) Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.
2) Aturan angka penting
a) Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting
b) Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah
angka penting
Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk
angka penting, kecuali ada penjelasan khusus, misalnya,
berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap
penting.
Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting
d) Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka
bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun
sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting.
Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting
3) Berhitung dengan angka penting
a) Pembulatan
Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5
dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke
atas jika angka sebelumnya angka gasal dan dibulatkan ke
bawah jika angka sebelumnya angka genap.
Contoh:
2,89 mm => 3 mm
65,675 mm => 65,68 mm
b) Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya
boleh mengandung satu angka taksiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Contoh:
252,8 +2,37 = 255,17,
karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka
taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut dituliskan
255,2.
570 – 362 = 208,
dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.
c) Perkalian dan Pembagian
Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan
memerhatikan aturan angka penting akan menghasilkan
bilangan dengan angka penting yang sama banyaknya
dengan bilangan yang mempunyai angka penting paling
sedikit.
Contoh:
2,37 => mempunyai 3 angka penting
1,4 => mempunyai 2 angka penting
3,318 => angka 3 adalah angka taksiran
Angka penting yang paling sedikit dalam operasi
perkalian adalah 2 sehingga hasil operasi perkaliannya
adalah 3,3.
Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan
yang mempunyai angka penting tertentu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bilangan yang hanya mempunyai angka pasti akan
menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting
sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.
Contoh:
5,10 => mempunyai 3 angka penting
5 => angka pasti
25,50 = 25,5 => tiga angka penting
Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan
yang mempunyai angka penting tertentu akan
menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting
yang sama dengan banyak angka penting yang
diakarkan atau dipangkatkan.
Contoh:
(1) s = √0,16 => (dua angka penting)
s = 0,40 => (dua angka penting)
(2) V = (0,50)3 => (dua angka penting)
V = 0,125 => (tiga angka penting)
V = 0,12 => (dua angka penting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian
Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk:
1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika
dengan metode Jigsaw II pada pokok bahasan Pengukuran.
2. Membuat instrument penelitian untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika dengan metode
Jigsaw II.
3. Menganalisis data yang diperoleh kemudian memperoleh bukti
apakah model pembelajaran fisika dengan metode jigsaw II dapat
meningkatkan pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen karena
menggunakan kelompok eksperimen di mana pada awalnya kelompok ini
diuji keadaan awalnya untuk mengetahui pemahaman awalnya. Selanjutnya
kelompok ini diberikan treatment yaitu pembelajaran menggunakan metode
jigsaw II untuk materi yang sudah ditentukan. Setelah memberikan treatment,
kelompok diuji kembali pengetahuannya untuk melihat hubungan sebab dan
akibat yang timbul dan sebagai pengujian hipotesis.
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data hasil penelitian akan
diolah dengan metode statistik yaitu dengan analisis Uji T- Dependent. Uji ini
untuk melihat seberapa signifikan hasil belajar siswa ketika pretest dan
posttest.
Penelitian ini juga bersifat kualitatif karena menggunakan sumber
tertulis siswa yaitu jawaban ujian siswa untuk dianalisis. Peneliti sudah
menyiapkan jawaban-jawaban dari setiap soal sebagai standar
pengkategorian pemahaman siswa. Selanjutnya variasi jawaban siswa akan
dibandingkan dengan kategori peneliti. Jawaban-jawaban yang disediakan
dikategorikan dalam 3 kategori yaitu tidak paham, kurang paham, dan paham.
Data pretest digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa. Posttest
digunakan untuk melihat pemahaman akhir siswa dan peneliti bisa melihat
perkembangan pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tanggal, bulan penelitian: Agustus – September 2012
Tempat penelitian : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah 30 siswa SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta kelas X.
D. Treatment
Dalam penelitian ini, treatment yang akan diberikan yaitu siswa
diberikan pengajaran dengan metode jigsaw II. Siswa dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok heterogen. Setiap siswa per kelompok akan
diberikan modul yang berbeda untuk dipelajari. Selanjutnya, siswa berkumpul
bersama teman-teman yang membahas modul yang sama. Kemompok
homogen tersebut kemudian diberikan masalah yang harus diselesaikan
bersama di dalam diskusi kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator.
E. Instrumen Penelitian
Instrumentasi yang digunakan untuk pengambilan data yaitu:
1. soal essay untuk Pretes ( Lampiran 7 ).
2. soal essay untuk Postes ( Lampiran 8).
Instrument yang digunakan untuk pembelajaran yaitu:
1. Indikator dan Kisi-kisi (Lampiran 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. RPP (Lampiran 3)
3. LKS (Lampiran 6)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan sebelum memulai
pemberian materi dan sesudah materi serta treatment sudah diberikan.
Pengumpulan data dengan memberikan soal pretest kepada siswa. Skor
pretest sebagai skor awal siswa dan jawaban pretest siswa sebagai
pemahaman awal. Selanjutnya, peneliti memberikan treatment dengan
metode jigsaw II. Setelah pemberian treatment, diadakan posttest sebagai tes
akhir. Skor posttest siswa sebagai skor akhir siswa dan jawaban soal siswa
sebagai pemahaman akhir siswa. Model tes pemahaman konsep yang
digunakan berupa soal esai.
G. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang terkumpul yaitu nilai pretest dan posttest
akan dianalisa menggunakan analisis statistik korelatif. Tujuan analisis
ini untuk mengetahui pengaruh metode jigsaw II terhadap tingkat
pemahaman siswa.
Dalam penelitian setiap kelompok akan dites sebanyak dua kali,
yaitu pretest dan posttest. Oleh sebab itu, digunakan uji T untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kelompok dependen. Uji T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok
yang dependent atau satu kelompok yang di test dua kali, yaitu pada
pretest dan posttest. Kelompok dependent adalah kelompok yang saling
bergantung, berkaitan, atau bahkan sama.
Cara perhitungannya:
= −(∑ − (∑ ) )( − 1)Keterangan :
D: perbedaan antara score tiap subyek = Xrata-rata pretest – Xrata-rata posttes
N: jumlah pasang score (jumlah pasangan)
Df: N-1
Dari data pretest dan posttest, dilakukan analisis nilai per soal.
Peneliti telah menyiapkan kategori-kategori tingkat pemahaman siswa
dari skor total jawaban siswa. Lalu skor total tiap siswa dikategorikan
sesuai kategori yang telah dipersiapkan. Analisis per soal ditunjukkan
seperti dalam tabel di bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.1
Analisis Skor per Soal
No.Nama
siswa
Nomor Soal dan Poin Total
poinkategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. aaa Paham
/kurang
paham /
tidak
paham
2
…
dst
Setelah terdapat data-data pretest dan posttest yang sudah
dikelompokkan sesuai kategori dan dipersentasekan, dilakukan
pembandingan data pretest dan posttest tersebut untuk melihat tingkat
keberhasilan treatment yang sudah diberikan dan tingkat pemahaman
siswa ada atau tidak.
Rentang nilai untuk masing-masing kategori yaitu:
Tidak Paham : 0 – 35
Kurang Paham : 36 – 71
Paham : 72 – 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Cara membuat persentase per kategori:
% = ℎ ℎ 100 %2. Teknik Analisis Data Kualitatif
Untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa, maka
dilakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal pretest oleh siswa
terhadap setiap soal yang diberikan. Sebelumnya, peneliti telah
menyiapkan jawaban-jawaban soal sebagai standar untuk menganalisis
jawaban siswa. Selanjutnya, jawaban-jawaban siswa tersebut
dikelompokkan menjadi satu dan dibandingkan dengan standar jawaban
dari peneliti. Demikian pun pada data posttest jawaban siswa diberi
perlakuan yang sama dengan perlakuan data pretest.
Tabel 3.2
Analisis Variasi Jawaban Pretest dan Posttest
No.
soal
Standar
Jawaban
PreTest
Jawaban PreTest
Siswa
Standar
Jawaban
Posttest
Jawaban Posttest
Siswa
1.
2.
…
dst
Variasi jawaban siswa selanjutnya dianalisis dengan berpedoman
pada indikator dan kisi-kisi soal arti untuk melihat tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ini per materi dan indikator yang akan dicapai. Analisis ini dilakukan
untuk data pretest dan posttest. Selanjutnya hasil analisis pretest dan
posttest dibandingkan untuk melihat dimana tingkat pemahaman siswa
berubah meningkat atau sama saja.
H. Desain Penelitian
Diagram alir untuk desain penelitian ini yaitu:
Gambar 3.1 diagram alir penelitian
Desain penelitian ini terdiri dari kelompok yang dipilih dengan cara
membagi jumlah siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Kelompok
diberikan treatment dengan metode jigsaw II. Sebelum diberikan treatment,
kelompok diberikan pretest. Skor awal siswa digunakan sebagai variabel
pertama. Jawaban siswa dari setiap soal dikelompokkan dalam kategori-
kategori yang ada dan dipersentasekan dari setiap kategori. Pretest bertujuan
untuk mengetahui apakah sejauh mana tingkat pemahaman awal siswa.
Pretest
Analisisjawaban
Treatment denganmetode jigsaw II
Posttest
Analisisjawaban
Uji T-dependent
Analisis tingkatpemahaman siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Setelah diadakan pretest, maka kelompok siswa akan diberikan
treatment pengajaran dengan metode jigsaw II. Tujuan metode ini untuk
membantu siswa agar bisa lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan bisa
membantu siswa dalam memahami materi. Treatment ini juga bertujuan
memacu siswa untuk mau berusaha aktif dalam pembelajaran.
Treatment selesai dilaksanakan maka diadakan posttest sebagai tes
akhir pemahaman siswa. Skor posttest digunakan sebagai variabel kedua
dalam analisis kuantitatif. Jawaban siswa di setiap soal dianalisis dengan
mengkategorikan ke dalam kategori yang sudah ditentukan dan
dipersentasekan dari setiap kategori. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pemahaman akhir siswa setelah diberikan treatment.
Skor pretest dan skor posttest selanjutnya di analisa dengan
menggunakan uji T-dependen untuk mengetahui signifikan atau tidak agar
diketahui tingkat keberhasilan metode ini. Untuk analisis kualitatif,
persentase kategori untuk soal pretest dan posttest dibandingkan apakah
meningkat atau tidak agar tingkat pemahaman siswa diketahui meningkat atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. DATA
Tabel 4.1
Hasil Pretest dan Posttest
Subyek Pretest PosttestA 14,25 20,25B 23 37C 9 26,75D 17,5 24,75E 15,75 47,25F 18,5 39,5G 22,75 34H 15 20,5I 15 50,75J 5,25 12,5K 15,5 30,25L 23 34M 18,5 50,25N 9,75 21,75O 19,5 40,5P 15,75 38,75Q 5,25 3,25R 17 42,75S 9,5 20,75T 15 17U 7,5 18V 11,25 20,75W 18,75 35,5X 15 37,75Y 10,5 35,5Z 4 8
AA 3,5 25,5BB 12,75 35,5CC 10,25 30DD 11 30,25EE 9,5 30,5FF 9,5 15,75GG 22,5 52,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. PERHITUNGAN STATISTIK UJI T
Tabel 4.2
Analisis Data Pretest dan Posttest
Subyek Pretest Posttest D D2
A 14,25 20,25 -6 36B 23 37 -14 196C 9 26,75 -17,75 315,0625D 17,5 24,75 -7,25 52,5625E 15,75 47,25 -31,5 992,25F 18,5 39,5 -21 441G 22,75 34 -11,25 126,5625H 15 20,5 -5,5 30,25I 15 50,75 -35,75 1278,0625J 5,25 12,5 -7,25 52,5625K 15,5 30,25 -14,75 217,5625L 23 34 -11 121M 18,5 50,25 -31,75 1008,0625N 9,75 21,75 -12 144O 19,5 40,5 -21 441P 15,75 38,75 -23 529Q 5,25 3,25 2 4R 17 42,75 -25,75 663,0625S 9,5 20,75 -11,25 126,5625T 15 17 -2 4U 7,5 18 -10,5 110,25V 11,25 20,75 -9,5 90,25W 18,75 35,5 -16,75 280,5625X 15 37,75 -22,75 517,5625Y 10,5 35,5 -25 625Z 4 8 -4 16
AA 3,5 25,5 -22 484BB 12,75 35,5 -22,75 517,5625CC 10,25 30 -19,75 390,0625DD 11 30,25 -19,25 370,5625EE 9,5 30,5 -21 441FF 9,5 15,75 -6,25 39,0625GG 22,5 52,75 -30,25 915,0625
Jumlah 450,75 988,25 -537,5 11575,5rata-rata 13,65909091 29,9469697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Xrata-rata pretest =, = 13,66
Xrata-rata posttest =, = 29,95= −(∑ (∑ ) )( )= 13,66 − 29,95
( , ( , ) )= −16,29( , , )= −16,29√2,6712= −16,291,634= −9,969
Tabel 4.3
Hasil Analisis Uji T melalui SPSS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 13.6591 33 5.55611 .96719
posttest 29.9470 33 12.28849 2.13915
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pretest & posttest 33 .686 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-
tailed)MeanStd.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
pretest - posttest-1.62879E1 9.38877 1.63437 -19.61699 -12.95877 -9.966 32 .000
trel = -9,966
df = 32
tcrit (two tailed test) = 2,042 dengan level signifikan = 0,05
ІtrelІ> tcrit sehingga hasil ini signifikan artinya 2 kondisi dari kelompok ini
berbeda di mana ada peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari Xrata-rata
posttest> Xrata-rata pretest.
ρ = .000 < α=0,5 sehingga dari hasil uji T menunjukkan jika posttest lebih
baik dari pretest yaitu ada peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.4Analisis Ketuntasan Butir Soal PreTes
nomor soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
No.Nama
Lengkap/skormaksimal
8 12 8 3 6 8 10 2 6 4 4 6 4 4 8 6 nilai Keterangan
1 A 3 0 0 0 0,25 0 0 0 0,5 0 2 0 0 2,5 5 0 14,25 tidak paham2 B 2 7 2,25 3 0,25 0 2 0 2 0 1 0 0 2,5 0 0 23 tidak paham3 C 1,25 0 0 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 0 2,5 1,5 0 9 tidak paham4 D 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3,5 0 2,5 3,5 2 17,5 tidak paham5 E 1,75 0 1 0,5 0 0 0 0 0 0 1,5 2,5 0 2,5 3 2 15,75 tidak paham6 F 2 0 2 1 0 0 0 1 0,25 0 1,25 2,5 0 2,5 4 1 18,5 tidak paham7 G 3,25 8 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 2,5 4 1 22,75 tidak paham8 H 2,25 0 2 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 2 0 0 4 1 15 tidak paham9 I 3 0,5 0 1 0,75 2 0 0,25 1,5 0,25 0 4,5 0 0 0 0,25 15 tidak paham
10 J 1 0 1 0,5 0,5 0 0 0 0,25 0 1 0 0 0 0 0 5,25 tidak paham11 K 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 2,5 3 2 15,5 tidak paham12 L 1,5 6 1 1 0,5 0 0 0 0,25 0 1 2 0 1,75 4 3 23 tidak paham13 M 2 0 0 0 0,25 0 0 0 1,5 0 1 5,5 0,25 1 4 2 18,5 tidak paham14 N 1 0 0 0 0 0 0 1 0,25 0 0 2,5 0 4 0 0 9,75 tidak paham15 O 2 0 2 1 0 0 0 1 0 0 1,5 2,5 0 2,5 4 2 19,5 tidak paham16 P 2 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0,75 2,5 0 2,5 3 0 15,75 tidak paham17 Q 3,5 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5,25 tidak paham18 R 2,75 7 0,25 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 17 tidak paham19 S 1 0 1 1 0,25 0 0 0,25 2 0 0 0 0,25 2,5 0,25 0 9,5 tidak paham20 T 2 0 1 1 0 0 0 0,5 0,25 0 1,5 2,75 0 0 3 2 15 tidak paham21 U 2,5 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7,5 tidak paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
22 V 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0,75 2,5 0 0 3 1 11,25 tidak paham23 W 2 0 1 2 0 0 0 0,75 0 0 1 2 0 2,5 4 2,5 18,75 tidak paham24 X 3 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 15 tidak paham25 Y 2,5 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 10,5 tidak paham26 Z 1,75 0,75 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 tidak paham27 AA 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,5 tidak paham28 BB 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,5 0,75 0 2,5 4 0 12,75 tidak paham29 CC 2 2 0 1 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 0 2,5 0 0 10,25 tidak paham30 DD 2,5 0,25 3 1 0,5 0 0 0 0,75 1 1 0 0 0 0 0 11 tidak paham31 EE 2,5 0 2 0,25 0 0 3,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,5 tidak paham32 FF 1,75 0 0,5 1 0,75 0 0 0,25 0,5 0 0 0 0,25 2,5 1 0 9,5 tidak paham33 GG 3,5 4 1 2 0 0 0 0,5 0 0 0 2,75 0,25 2,5 3 2 22,5 tidak paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.5
Persentase tingkat pemahaman awal:
kategori Jumlah Siswa PersentaseTidak paham 33 100 %
Kurang paham 0 0 %paham 0 0 %
Pada kondisi awal, seluruh siswa dalam satu kelas berada dalam kondisi tidak memahami materi yang akan di ajarkan. Tingkatpemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa
05
101520253035
Tidakpaham
Kurangpaham
paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.6Analisis Ketuntasan Butir Soal PosTes
nomor soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
No.Nama
Lengkap/skormaksimal
8 12 8 3 12 8 8 2 6 4 2 6 4 4 8 4 Nilai Keterangan
1 A 2,75 0 0 3 5,5 0 4 1 0 0 0 3 0 0 0 0 20,25 tidak paham2 B 5,25 4 6 2 4,25 0 1 0 2 0 1,5 6 0 4 0 0 37 kurang paham3 C 4 0 0 0 0 0 8 0 1,25 0 0 3,5 4 4 1 0 26,75 tidak paham4 D 0 0 2 1,5 2 0 2,5 1 1 0 0,5 5 2 4 1,75 0,5 24,75 tidak paham5 E 2,25 8 8 3 1,5 0 8 0,25 1,75 3 0 5,5 0 4 1 0 47,25 kurang paham6 F 2 2 6 2 0,25 0 5 2 1,25 4 0,5 2 1,5 4 4 2 39,5 kurang paham7 G 5 10 5 3 2,5 0 0 0 0 0 0 2,5 0 4 1 0 34 tidak paham8 H 3,25 0 6 0,8 0 0 7 0 0 0 0,5 0 0 0 2 0 20,5 tidak paham9 I 8 4 8 2 3,75 0 0 0 2,5 0 0,5 6 4 4 4 3 50,75 kurang paham
10 J 1,25 1 4 1,5 1,75 0 0 0 0,25 0 0,25 0 1 0,5 0 0 12,5 tidak paham11 K 3,75 4 6 3 6 3 1 0,25 0,25 0 2 0 0 0 0 0 30,25 tidak paham12 L 5,25 3 4 1 3 0 0 0 0 0 0,5 6 0,25 4 4 2 34 tidak paham13 M 5 10 8 3 4,75 6 2,5 0 2 0 0 4 0 4 0 0 50,25 kurang paham14 N 3,5 0 2,5 2,5 0 0 0 0 0,25 0 0,5 2,5 0 2,5 5 1,5 21,75 tidak paham15 O 1,5 8 8 2 0 0 8 2 0 0 0 0 0 4 4 2 40,5 kurang paham16 P 1,25 6 6 3 1,5 0 8 2 0 0 0 0 0 4 4 2 38,75 kurang paham17 Q 2,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,25 tidak paham18 R 5 2 5,5 3 2,5 0 2,5 1 0,75 0 0,5 6 2 4 4 3 42,75 kurang paham19 S 2 0 7 1 2,25 0 5 0,25 0 0 0 1,5 0,5 0,25 0 0 20,75 tidak paham20 T 4 0 4 1 5 0 0 0 0,5 0 0,5 0 0 0 1 0 17 tidak paham21 U 3,75 0 2 3 1 0 0 0 0,25 0 0 1 2 3 1 0 18 tidak paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
22 V 1,75 2 6 3 0 0 0 0,25 0 0 2,5 0 2,5 0,5 1 0 20,5 tidak paham23 W 5 0 6 3 0 0 8 0 0 0 0 2,5 0 4 4 2 35,5 kurang paham24 X 5,25 8 6 1,5 3,25 0 0 0 2,25 0 0,5 5 0 4 0 1 37,75 kurang paham25 Y 4,75 4 7 1,5 1,25 0 0 0 0 0 0,5 3,5 4 4 3 1 35,5 kurang paham26 Z 1 0,5 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0 1,5 0 8 tidak paham27 AA 3,75 6 6 0,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 25,5 tidak paham28 BB 5 0 6 3 0 0 8 1 1 0 0 2,5 0 4 2 2 35,5 kurang paham29 CC 4,75 0 4,75 2 0 0 3,5 0 0 0 0,5 2,5 0 4 5 2 30 tidak paham30 DD 5 4,5 7,5 3 2,75 0 0 0 0 0 0 2,5 0 4 0 0 30,25 tidak paham31 EE 3 0 0,25 1 4,5 0 8 0,5 0,75 0 0 3,5 4 4 0 0 30,5 tidak paham32 FF 2 2 8 1,5 0 0 0 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0 15,75 tidak paham33 GG 4,75 6 6 3 2,75 0 8 0,25 1,5 1 2 5,5 1 4 4,5 1,5 52,75 kurang paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.7
Persentase tingkat pemahaman akhir:
kategori Jumlah Siswa PersentaseTidak paham 20 60,61 %Kurang paham 13 39,4 %paham 0 0 %
Setelah diberikan treatmen terjadi peningkatan untuk tingkat pemahaman siswa yaitu 39,4 % dari jumlah siswa berhasil naikpemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Jumlah siswa dengan pemahaman tidak paham berkurang menjadi 60,61 %.Tingkat pemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 diagram tingkat pemahaman akhir siswa
Tidakpaham; 20
Kurangpaham; 13
paham; 00
5
10
15
20
25
Tidak paham Kurang paham paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
C. Analisis Variasi Jawaban Siswa
Tabel 4.8
Analisis Variasi Jawaban Siswa
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
1. a. Hasil pembacaan pengukuran
menggunakan penggaris:
1) Mistar 1 = 2,5 cm
2) Mistar 2 = 11 cm
b. Ketidakpastian masing-masing mistar
1) Mistar 1
Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,1 cm
= 0,05 cm
2) Mistar 2
Skala terkecil = 1 cm/2 grs = 0,5cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,5 cm
= 0,25 cm
a.mistar 1
2,5 cm
mistar 2
10 cm
11 cm
12 cm
b.Ketidakpastian
mistar 1
0,05 mm
0,2 mm
0,2 cm
0,5 cm
2 cm
1. a. Hasil pembacaan pengukuran
menggunakan penggaris:
1) Mistar 1 = 5,6 cm
2) Mistar 2 = 8 cm
b. Ketidakpastian masing-masing mistar
1) Mistar 1
Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,1 cm
= 0,05 cm
2) Mistar 2
Skala terkecil = 10 cm/10 grs = 1cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 1 cm
= 0,5 cm
a.mistar 1
5,6 cm
5,5 cm
5,7 cm
27,3 cm
6,5 cm
mistar 2
7,9 cm
8 cm
0,2 cm
7,75 cm
7,04 cm
8,5 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
c. Laporan hasil pengukuran
1) Mistar 1 => (2,5 ± 0,05) cm
2) Mistar 2 => (11 ±0,25) cm
2,5 cm
2,55 cm
4 cm
11 cm
12 cm
(2,6 ± 2,5) cm
(2,5 cm + 1mm) = 2,6 cm
(0,35 ± 0,25)
(2,5 ± 11) cm
Mistar 2
0
0,5 cm
9 cm
11 cm
4,4 cm
12 cm
11 cm – 1mm = 10,9 cm
c. laporan hasil pengukuran
c. Laporan hasil pengukuran
1) Mistar 1 => (5,6 ± 0,05) cm
2) Mistar 2 => (8 ±0,5) cm
b.Ketidakpastian
mistar 1
0,05 cm
1/10
0,01 cm
Skala terkecil= 1 mm
Ketidakpastian = ½ x 1
mm = 0,5 mm
0,01 mm
(7,75 ± 0,25)
3,9 cm
Mistar 2
0,5 cm
10/10 = 1 cm
0,1 cm
0,5 mm
½ x 0,1 mm = 0,05 mm
Skala terkecil = 1cm
Ketidakpastian = ½ x 1 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
mistar 1
2,5 cm
5,05 cm
13,5 cm
(11-2,5) = 8,5 cm
(2,6 ± 2,5) cm
(2,5 ± 0,5) cm
(2,5 ± 2,5) cm
(2,5 cm ± 0,05 mm)
(2,5 ± 2) cm
(2,5cm ± 1 mm)
Mistar 2
11 cm
11 ± 1 mm
(11 ± 0,25) cm
11± 12
4 cm
12 cm
= 0,5 cm
0,01 mm
3,5 cm
c. laporan hasil pengukuran
mistar 1
(5,6 ± 0,05) cm
(5,6 ± 0,01) cm
(5,5 ± 0,05) cm
27,3 cm
Mistar 2
(7,9 ±0,5)cm
(7,9 ±0,01)cm
(7,9 ±0,1)cm
(8,0 ± 0,5) cm
0,2 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
2. Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar
a. (7,5 ±0,25) cm
Ketidakpastian = 0,25 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,25 cm
= 0,5 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,5 cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
Ketidakpastian = 0,05 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,05 cm
= 0,1 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,1 cm
c. (4,4 ± 0,1) cm
Melukiskan hasil pengukuran
dengan mistar
a. (7,5 ± 0,25) cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,5 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,75 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa tidak melukiskan
tetapi menjumlahkan hasil
pengukuran yaitu 7,5 cm +
0,25 cm = 7,75 cm
Siswa melukiskan benda
2. Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar
a. (7,5 ±0,25) cm
Ketidakpastian = 0,25 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,25 cm
= 0,5 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,5 cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
Ketidakpastian = 0,05 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,05 cm
= 0,1 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,1 cm
c. (4,4 ± 0,1) cm
Melukiskan hasil pengukuran
dengan mistar
a. (7,5 ± 0,25) cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,1 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,1 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,1 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,1 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,2 cm
tetapi dengan mistar yang
skala terkecilnya 0,2 cm
Siswa melukiskan benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Ketidakpastian = 0,1 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,1 cm
= 0,2 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,2 cm
dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
b. ( 5,8 ± 0,05) cm
Siswa dengan benar
melukiskan benda
sepanjang 5,8 cm dan
dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05
cm.
Siswa tidak melukiskan
tetapi menjumlahkan hasil
pengukuran yaitu 5,8 cm +
0,05 cm = 5,85 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 5,8 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,5 cm
Siswa melukiskan benda
Ketidakpastian = 0,1 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,1 cm
= 0,2 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
skala terkecilnya 0,2 cm
dengan panjang 7,5 cm
dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
Skala terkecil = 2x
ketidakpastian = 2 x 0,25
cm = 0,5 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang
skala terkecil 1 cm
b. ( 5,8 ± 0,05) cm
Siswa dengan benar
melukiskan benda
sepanjang 5,8 cm dan
dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 5,8 cm
tetapi dengan mistar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
dengan panjang 5,8 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
c. (4,4 ± 0,1) cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,5 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa tidak melukiskan
tetapi menjumlahkan hasil
pengukuran yaitu 4,4 cm +
0,1 cm = 4,5 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
Skala terkecil = 2x
ketidakpastian = 2 x 0,05
cm = 0,1 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 5,8 cm
tetapi dengan mistar yang
skala terkecil 1 cm.
c. (4,4 ± 0,1) cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
ketidakpastiannya 0,5 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,5 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,1 cm
Skala terkecil = 2x
ketidakpastian = 2 x 0,1
cm = 0,2 cm
Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
skala terkecilnya 0,5 cm
3. a. Rahang dalam
Fungsinya mengukur diameter dalam
suatu benda
b. Rahang luar
Fungsinya mengukur diameter luar suatu
benda
a. rahang tetap dan rahang
geser
fungsinya untuk menjepit
benda
mengukur ketebalan kertas
mengukur diameter cincin
3. a. Rahang dalam
Fungsinya mengukur diameter dalam
suatu benda
b. Rahang luar
Fungsinya mengukur diameter luar suatu
benda
a. Rahang bawah
Untuk mengukur diameter
luar benda
b. Rahang atas
Untuk mengukur diameter
dalam benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
c. Depth probe
Fungsinya mengukur kedalaman suatu
benda
d. Pengunci
Menahan bagian-bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.
b. skala utama dan skala
nonius
fungsinya untuk mengukur
benda
c. penjapit logam
untuk menjapit benda yang
diukur
d. pengukur diameter
untuk mengukur diameter
e. jangka sorong
fungsinya mengukur berat
jenis
f. rahang tetap
untuk mengukur diameter
luar
g. rahang geser
untuk mengukur diameter
luas
untuk mengukur diameter
dalam
c. Depth probe
Fungsinya mengukur kedalaman suatu
benda
d. Pengunci
Menahan bagian-bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.
c. Pengunci
Untuk mengunci agar
skala utamanya tidak geser
Untuk menahan bagian-
bagian yang bergerak pada
saat pengukuran
Untuk menahan benda
yang akan digeser supaya
tidak bergerak
Untuk mengunci jangka
sorong agar rangka tidak
bergerak-gerak
d. Rahang luar
Mengukur diameter luar
benda
Mengukur diameter dalam
benda
Mengukur diagram luar
e. Rahang dalam
Untuk mengukur diameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
dalam benda
Untuk mengukur diameter
luar benda
Mengukur diagram dalam
f. Penjepit
Untuk menjepit benda
agar tidak lepas
g. Rahang tetap
Untuk menjepit benda
yang mau diukur
h. Rahang geser
Untuk menggeser benda
yang akan diukur
i. Roda gigi
Tempat pegangan
j. Selubung
Tempat skala nonius
k. Skala utama
Skala `yang digunakan
untuk mengukur benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
sebenarnya
l. Skala nonius
Untuk menghitung
ketidakpastian benda
Skala yang digunakan
untuk mengukur benda
menurut skala nonius
m. Rangka luar
Mengukur berat logam
n. Rangka dalam
Mengukur kedalaman
air/benda
o. Depth probe
Mengukur kedalaman
benda
Untuk menggeser rangka
agar menjepit benda
dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
4. a. mengukur diameter luar suatu benda
b. mengukur diameter dalam suatu benda
c. mengukur kedalaman suatu benda
a. Mengukur panjang
b. Mengukur panjang mistar
c. Mengukur diameter
d. Mengukur diameter luar
e. Mengukur diameter dalam
f. Mengukur diameter cincin
g. Mengukur diameter
kelereng
h. Mengukur tebal
i. Mengukur dalam benda
j. Mengukur benda-benda
seperti kelereng, tabung,
pralon, cincin, logam, benda
yang berat
k. Menentukan skala
l. Menentukan berat
m. mengukur panjang/diameter
benda kecil dengan
ketelitian 0,1 mm
4. a. mengukur diameter luar suatu benda
b. mengukur diameter dalam suatu benda
c. mengukur kedalaman suatu benda
a. mengukur diameter luar
suatu benda
b. mengukur diameter dalam
suatu benda misalnya
pralon
c. mengukur ketebalan cincin
d. mengukur kedalaman
suatu benda, seperti air
e. mengukur diameter benda
seperti cincin/kelereng,
pipa, kaleng
f. mengukur kedalaman
benda seperti kelereng,
botol, gelas
g. mengukur diameter luas
cincin
h. mengukur batang besi,
logam
i. mengukur tinggi benda
j. mengukur panjang benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
k. menghitung kepastian
suatu mistar
l. mengukur berat benda
5. a. hasil pembacaan hasil pengukuran
dengan jangka sorong
skala utama = 3,1 cm = 31 mm
skala nonius = 9 x 0,1 mm = 0,9 mm
hasil pembacaan = skala utama + skala
nonius
= 31 mm + 0,9 mm
= 31,9 mm
b. ketidakpastian jangka sorong
Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1
mm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,1 mm
= 0,05 mm
c. laporan hasil pengukuran
(31,9 ± 0,05) mm
a. hasil pembacaan
3,9 cm
4,1 cm
4,9 cm
6,9 cm
14
b. Ketidakpastian
(6,7±6,9) cm
0,1 cm
15
c. Laporan hasil pengukuran
Tidak ada satupun siswa
menjawab
5. a. hasil pembacaan hasil pengukuran
dengan jangka sorong
1) Jangka sorong 1
skala utama = 8,1 cm = 81 mm
skala nonius = 2 x 0,1 mm = 0,2 mm
hasil pembacaan = skala utama + skala
nonius
= 81 mm + 0,2 mm
= 81,2 mm
2) Jangka sorong II
Skala utama = 34 mm
Skala nonius = 10 x 0,05 mm = 0,5
mm
Hasil pembacaan = skala utama +
skala nonius
= 34 mm + 0,5 mm
= 34,5 mm
hasil pembacaan hasil
pengukuran dengan jangka
sorong
1) Jangka sorong 1
skala utama = 8,1 cm
skala nonius = 2 x 0,1
mm = 0,2 mm
skala utama = 8,1 cm
skala nonius = 2 x 0,1
mm = 0,2 mm
8,1 + 0,1 = 8,2 mm
skala utama = 8,1 cm
skala nonius = 2 + 0,1
mm = 2,1 cm
8,1 cm
0,02 cm
0,1 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
b. ketidakpastian jangka sorong
1) jangka sorong I
Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1 mm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,1 mm
= 0,05 mm
2) jangka sorong II
Skala terkecil = 1 mm/20 grs = 0,05
mm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,05 mm
= 0,025 mm
c. laporan hasil pengukuran
1) jangka sorong I => (81,2 ± 0,05) mm
2) jangka sorongII => (34,5 ± 0,025) mm
81,2 mm
8,12 cm
2) Jangka sorong II
30,4 mm
0,5 mm
30,5 mm
344,5
34 mm
34 cm
34,005 cm
34 mm + 0.5 mm = 34,5
mm
skala utama = 34 mm
skala nonius = 5 x 0,1
mm = 0,5 mm
34 + 0,5 = 34,5 mm
ketidakpastian jangka sorong
1) jangka sorong 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
½ x 1 mm = 0, 5mm
½ x 1mm = 0.05 mm
½ x 1 = 0,5= 0,5/10 =
0,05
0,01 cm
0,2 cm
0,1 mm
2) jangka sorong II
½ x 1mm = 0.005 mm
½ x 0,1 mm = 0,05
mm
0,1 cm
laporan hasil pengukuran
1) jangka sorong 1
(81±0,5)
(81±0,2) cm
(8,1 ± 0,01) cm
(8,1 ± 0,05) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
(8,2 ± 0,05)
(0,83 ± 0,05) mm
(81,5 ± 0,005)
(81,2 ± 0,05) mm
(81,2 ± 0,1) mm
(8,12 ± 0,05) cm
1/20 = 0,05
2) jangka sorong II
(30,5 ± 0,01) mm
(30,4 ± 0,05)mm
(34,5 ± 0,05) mm
(34,5 ± 0,005) mm
(34,005 ± 0,05) mm
(34 ± 0,1) cm
6. Melukiskan hasil pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong
a. (46,4 ± 0,025) mm
Ketidakpastian = 0,025 mm
Melukiskan hasil pengukuran
dengan menggunakan jangka
sorong
a. (46,4 ± 0,025) mm
6. Melukiskan hasil pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong
a. (46,4 ± 0,025) mm
Ketidakpastian = 0,025 mm
Melukiskan hasil pengukuran
dengan menggunakan jangka
sorong
a. (46,4 ± 0,025) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,025 mm
= 0,05 mm
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
terkecil
= 1mm/0,05 mm
= 20 garis
Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4
mm dilukiskan menggunakan jangka
sorong dengan skala terkecil 0,05 mm.
skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm
dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-8.
b. (5,7 ± 0,005) cm
Ketidakpastian = 0,005 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,005 cm
= 0,01 cm
Hasil pengukuran benda
sepanjang 46,4 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong skala utama
menunjukkan posisi 4,1 cm
dan garis pada skala nonius
yang membentuk garis lurus
dengan skala utama adalah
garis ke-10.
b. (5,7 ± 0,005) cm
Hasil pengukuran benda
sepanjang 5,7 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong skala utama
menunjukkan posisi 4,1 cm
dan garis pada skala nonius
yang membentuk garis lurus
dengan skala utama adalah
garis ke-7.
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,025 mm
= 0,05 mm
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
terkecil
= 1mm/0,05 mm
= 20 garis
Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4
mm dilukiskan menggunakan jangka
sorong dengan skala terkecil 0,05 mm.
skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm
dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-8.
b. (5,7 ± 0,005) cm
Ketidakpastian = 0,005 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
= 2 x 0,005 cm
= 0,01 cm
Hasil pengukuran benda
sepanjang 46,4 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong dengan
ketidakpastian 0,025
mm, skala utama
menunjukkan posisi 4,6
cm dan garis pada skala
nonius yang membentuk
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-8.
Hasil pengukuran benda
sepanjang 46,4 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong dengan
ketidakpastian 0,25 mm,
skala utama
menunjukkan posisi 4,9
cm dan garis pada skala
nonius yang membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
= 0,1 mm
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
terkecil
= 1mm/0,1 mm
= 10 garis
Hasil pengukuran benda sepanjang
5,7cm dilukiskan menggunakan jangka
sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.
skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm
dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-0.
= 0,1 mm
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
terkecil
= 1mm/0,1 mm
= 10 garis
Hasil pengukuran benda sepanjang
5,7cm dilukiskan menggunakan jangka
sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.
skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm
dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-0.
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-4
Hasil pengukuran benda
sepanjang 46,4 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong dengan
skala terkecil 0,2 mm,
skala utama
menunjukkan posisi 4,6
cm dan garis pada skala
nonius yang membentuk
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-8.
b. (5,7 ± 0,005) cm
Hasil pengukuran benda
sepanjang 5,7 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong dengan
ketidakpastian 0,025 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
dimana skala utama
menunjukkan posisi 5,7
cm dan garis pada skala
nonius yang membentuk
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-
14.
Hasil pengukuran benda
sepanjang 5,7 mm
dilukiskan menggunakan
jangka sorong dengan
ketidakpastian 0,5 mm,
skala utama
menunjukkan posisi 5,7
cm dan garis pada skala
nonius yang membentuk
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
7. Bagian-bagian micrometer sekrup:
a. Rangka (frame)
Fungsinya meminimalkan pemuaian dan
pengerutan yang bisa mengganggu
pengukuran
b. Landasan (anvil)
Fungsinya untuk menahan benda
c. Batang ulir (spindle)
Silinder yang dapat digerakkan menuju
landasan
d. Pengunci (lock)
Menahan spindle agar tidak bergerak
e. Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama
f. Selongsong (thimble)
Tempat terteranya skala nonius
g. Roda gigi (rachet knob)
Memajukan dan memundurkan spindle
Dalam soal ini, siswa diminta untuk
Bagian-bagian micrometer
sekrup:
a. Rahang tetap
b. Rahang geser
c. Skala utama
d. Skala nonius
e. Selubung
f. Selubung luar
g. Roda gigi
7. Bagian-bagian micrometer sekrup:
a. Rangka (frame)
Fungsinya meminimalkan pemuaian dan
pengerutan yang bisa mengganggu
pengukuran
b. Landasan (anvil)
Fungsinya untuk menahan benda
c. Batang ulir (spindle)
Silinder yang dapat digerakkan menuju
landasan
d. Pengunci (lock)
Menahan spindle agar tidak bergerak
e. Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama
f. Selongsong (thimble)
Tempat terteranya skala nonius
g. Roda gigi (rachet knob)
Memajukan dan memundurkan spindle
Dalam soal ini, siswa diminta untuk
a. Skala utama
Mengukur dalam bentuk
mm
Untuk mengetahui ukuran
utama benda yang diukur
b. Skala nonius
Mengukur dalam bentuk
0,1 mm
c. Pengunci
Supaya benda yang diukur
tidak bergerak
Agar ukuran tidak
bergeser-geser
Menahan spindle agar
tidak bergerak
d. Rangka
Meminimalkan pemuaian
e. Batang ulir
Silinder yang dapat
digerakkan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
menyebutkan bagian-bagian micrometer
sekrup dan menjelaskan 3 diantaranya.
menyebutkan 4 bagian micrometer sekrup
dan menjelaskan fungsinya.
landasan
f. Selongsong
Tempat terteranya skala
nonius
g. Landasan
Penahan ketika benda
diletakkan
h. Selubung
Tempat terteranya skala
utama
8. Kegunaan micrometer sekrup:
a. Mengukur ketebalan suatu benda
b. Mengukur diameter benda-benda kecil
Kegunaan micrometer sekrup:
a. Untuk menghitung panjang
b. Mengukur dengan ketelitian
0,005 cm
c. Mengukur diameter pada
sekrup
d. Menghitung berat suatu
massa
e. Mengukur tebal suatu kertas
atau diameter kawat tipis
8. Fungsi micrometer sekrup:
a. Mengukur ketebalan suatu benda
b. Mengukur diameter benda-benda kecil
Kegunaan micrometer sekrup:
a. Untuk mengukur tebal tipis
kertas, kawat
b. Mengukur diameter suatu
benda
c. Mengukur panjang benda
d. Menemukan ukuran benda
e. Mengukur kedalaman
suatu benda
f. Mengukur benda seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
dengan akurat
f. Mengukur
diameter/ketebalan kawat
g. Mengukur ketebalan suatu
benda dengan tingkat
ketelitian 0,01 mm
h. Mengukur diameter kelereng
gelas
9. a. pembacaan skala utama = 8,5 mm
pembacaan skala nonius = (12 x 0,01
mm) = 0,12 mm
hasil pembacaan pengukuran=
8,5mm+0,12mm
= 8,62 mm
b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,01 mm
= 0,005 mm
c. laporan hasil pengukuran = (8,62 ±
0,005) mm
a. hasil pembacaan
8,8 mm
8
8,62 mm
8,12 mm
18 mm
5
4 mm
10,3 cm + 5,4 cm =15,7
cm
8,5 mm + 0,013 mm =
8,513 mm
9. a. pembacaan skala utama = 3 mm
pembacaan skala nonius = (6 x 0,01 mm)
= 0,06 mm
hasil pembacaan pengukuran = 3 mm +
0,06mm
= 3,06 mm
b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,01 mm
= 0,005 mm
c. laporan hasil pengukuran = (3,06 ±
0,005) mm
a. hasil pembacaan
3,6 mm
3 cm
2,56 mm
3 mm
3,06 mm
6 cm
5,3
21,56 mm
30mm + 6. 0,01 = 30,06
mm
skala utama = 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
8,5 mm ± 1,2 mm = 9,7
mm
21 mm
b. Ketidakpastian
(15,6±15,8) cm
0,001 cm
0,5 mm
0,1
c. Laporan hasil pengukuran
15,7 cm dan (15,6±15,8)
cm
(0,8513 ± 0,001) cm
skala nonius = 6 x 0,1
mm = 0,6 mm
2,5 + 0,6 = 3,1 mm
b. Ketidakpastian
½ x 0,01 = 0,005 mm
½ x 1 = 0,5 = 0,5/50=
0,001
½ x 0,1 = 0,05 mm
0,005 x 6 = 0,003
1 cm
c. Laporan hasil pengukuran
(30,06±0,005) mm
(3,06±0,005) cm
(3,6±0,001) cm
(3,1 ± 0,05) cm
( 3 ± 0,001) mm
(2,56 ± 0,005) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
10. Melukiskan hasil pengukuran dengan
menggunakan micrometer sekrup
a. (5,45 ± 0,005) mm
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45
mm dilukiskan menggunakan
micrometer sekrup dengan skala terkecil
0,001 mm. skala utama menunjukkan
posisi 5 mm dan garis pada skala nonius
yang membentuk garis lurus dengan
sumbu utama adalah garis ke-45
b. (13,67 ± 0,005) mm
Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67
mm dilukiskan menggunakan
micrometer sekrup dengan skala terkecil
0,001 mm. skala utama menunjukkan
posisi 13,5 mm dan garis pada skala
nonius yang membentuk garis lurus
dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
Melukiskan hasil pengukuran:
a. (5,45 ± 0,005) mm
Skala utama menunjukkan
pada posisi 9 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah garis ke-13
b. (13,67 ± 0,005) mm
Kosong
10. Melukiskan hasil pengukuran dengan
menggunakan micrometer sekrup
a. (5,45 ± 0,005) mm
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45
mm dilukiskan menggunakan
micrometer sekrup dengan skala terkecil
0,001 mm. skala utama menunjukkan
posisi 5 mm dan garis pada skala nonius
yang membentuk garis lurus dengan
sumbu utama adalah garis ke-45
b. (13,67 ± 0,005) mm
Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67
mm dilukiskan menggunakan
micrometer sekrup dengan skala terkecil
0,001 mm. skala utama menunjukkan
posisi 13,5 mm dan garis pada skala
nonius yang membentuk garis lurus
dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
Melukiskan hasil pengukuran:
a. (5,45 ± 0,005) mm
Skala utama
menunjukkan pada
posisi 5 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah tidak ada
Skala utama
menunjukkan pada
posisi 5 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah garis ke-45
b. (13,67 ± 0,005) mm
Skala utama
menunjukkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
posisi 13 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah garis tidak ada
Skala utama
menunjukkan pada
posisi 13 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah garis ke-67
Skala utama
menunjukkan pada
posisi 13,5 mm dan garis
pada skala nonius yang
membentuk garis lurus
dengan sumbu utama
adalah garis ke-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
11. a. Hasil pembacaan pengukuran waktu
menggunakan stopwatch
jarum menunjuk dengan posisi di tengah-
tengah antara nilai 14 dan 15 sehingga
skala yang terbaca adalah 14,5 s
b. Jarak antara 2 garis tebal adalah 10 sekon
dan di antara dua garis tebal tersebut
terdapat 10 garis tipis, sehingga
Skala terkecil = 10 s/ 10 = 1 s
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 1 s
= 0,5 s
c. Laporan hasil pengukuran
(14,5 ± 0,5) s
a. Hasil pembacaan
14,5 s
15 s
14 s
15 ± 1 s
b. Ketidakpastian
14,5 s
0,5 s
15 s
1 s
0,15 s
c. Laporan hasil pengukuran
14,5 / 15 s
18,5 s
15 s
14 s
11. a. skala terkecil = 5 s/25 garis = 0,2 sekon
b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil
= ½ x 0,2 s
= 0,1 s
Skala terkecil
5/25 = 1/5 detik
0,1 s
10 detik/ 10 grs = 1 detik
Ketidakpastian
½ x 1/5 = 1/10
½ x 0,1 = 0,05 s
½ x 1 s = 0.5 s
12. Mengubah ke notasi ilmiah:
a. 357 s = 3,57 x 102 s
b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104 kg
c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m
Mengubah ke notasi ilmiah:
a. 357
357 s
3,57 x 102
12. Mengubah ke notasi ilmiah:
a. 357 s = 3,57 x 102 s
b. 67750,6 kg = 6,77506 x 104 kg
c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m
Mengubah ke notasi ilmiah:
a. 357
3,57 x 102 s
3,57 + 103 s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg
e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3 m
f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8 s
b. 67750,6 kg
677506 x 10-1 kg
67,7506 x 103
677506 x 10-1
67751
67750,6 kilogram
6,77506 x 104
c. 86.000.000.000 m
86 x 109
8,6 x 1010
8,6 x 109
86 milyar meter
d. 0,008 kg
1/125
8 x 10-5
8 x 10-3
0,8 x 10-2
e. 0,00350 m
7/200
350 x 10-5
d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg
e. 0,00350 m = 3,50 x 10-3 m
f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8 s
35,7 x 10
b. 67750,6 kg
6,77506 x 104 kg
6775,06
c. 86.000.000.000 m
86 x 109
86 x 1010
8,6 x 1010
86000000000 x 105
d. 0,008 kg
8 x 10-3
0,8 x 10-2
0,8 x 10-1
e. 0,00350 m
350 x 10-3
350 x 10-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
35 x 10-4
350 x 10-3
3,5 x 10-3
f. 0,000000095 s
95 x 10-9
95 x 10-8
9,5 x 10-8
-3,5 x 10-3
3,50 x 103
f. 0,000000095 s
95 x 10-8
9,5 x 10-8
9,5 x 10-9
95 x 10-7
13. Aturan angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka
penting
b. Angka nol yang terletak di antara angka
bukan nol adalah angka penting
c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan
nol termasuk angka penting, kecuali ada
penjelasan khusus misalnya berupa garis
di bawah angka terakhir yang masih
dianggap penting
a. Angka nol dibelakang koma
dihilangkan
b. 1693
13. Aturan angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka
penting
b. Angka nol yang terletak di antara angka
bukan nol adalah angka penting
c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan
nol termasuk angka penting, kecuali ada
penjelasan khusus misalnya berupa garis
di bawah angka terakhir yang masih
dianggap penting
a. Angka nol dibelakang
koma disebut angka
penting
b. Angka 0 di kiri dan kanan
koma bukan temasuk
angka penting
c. Semua angka kecuali 0
merupakan angka penting
d. Jika 0 di sebelah kanan itu
merupakan angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
d. Semua angka nol yang hanya terletak di
sebelah kiri angka bukan nol, baik di
sebelah kanan atau kiri koma decimal,
bukan angka penting
d. Semua angka nol yang hanya terletak di
sebelah kiri angka bukan nol, baik di
sebelah kanan atau kiri koma decimal,
bukan angka penting
e. Jika 0 di tengah maka
merupakan angka penting
f. Angka nol terletak
diantara angka bukan nol
adalah angka penting
g. Angka nol di sebelah
kanan angka bukan nol
adalah angka penting
kecuali ada penjelasan
khusus berupa garis di
bawah angka terakhir
h. Semua angka nol yang
hanya terletak di sebelah
kiri amgka bukan nol
i. 1 2 3 4 5 dan seterusnya
adalah angka penting
sedangkan 0 bukan angka
penting.
j. Jika dikanan 0 adalah
angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
k. Jika 0 di kanan angka
bukan nol adalah angka
penting
l. Pembulatan, angka
tafsiran, perkalian,
pengurangan,
penjumlahan
m. Penjumlahan jika pas 5
lihat sebelah jika genap ke
bawah, jika ganjil ke atas
n. Harus satu angka sebelum
koma
14. a. 4 angka penting
b. 5 angka penting
c. 2 angka penting
d. 2 angka penting
a. Jumlah angka penting soal a
2 ap
4 ap
b. Jumlah angka penting soal b
1 ap
2 ap
3 ap
4 ap
14 a. 4 angka penting
b. 5 angka penting
c. 2 angka penting
d. 2 angka penting
a. Jumlah angka penting soal
a
4 ap
32,4
b. Jumlah angka penting soal
b
5 ap
8006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
5 ap
c. Jumlah angka penting soal c
1 ap
2 ap
3 ap
6 ap
d. Jumlah angka penting soal d
1 ap
2 ap
6 ap
7 ap
c. Jumlah angka penting soal
c
2 ap
5 ap
6 ap
d. Jumlah angka penting soal
d
2 ap
6 ap
7 ap
15. a. Penjumlahan 273,219gr + 15,5gr +
8,43gr
Aturan penjumlahan adalah hasil
penjumlahan hanya boleh mengandung 1
angka tafsiran.
Hasil penjumlahan 297,149 gram,
dibulatkan menjadi 297,2 gr
b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr + 5,950 x 103
gram
a. Penjumlahan 273,219gr +
15,5gr + 8,43gr
297,149 gr
297,159
1490
298,140
b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr +
5,950 x 103 gram
27400 + 5950 = 33350 gr
15. a. Penjumlahan 273,22 + 15,543 + 8,32
Aturan penjumlahan adalah hasil
penjumlahan hanya boleh mengandung 1
angka tafsiran.
Hasil penjumlahan 297,083 gram,
dibulatkan menjadi 297,1 gr
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr + 1,535 x 103
gram
Sebelum dijumlahkan, dilakukan
a. Penjumlahan 273,22 +
15,543 + 8,32
297
297,07
286,97
273,22 => 5 AP
15,453 => 5 AP
8,32 => 3 AP
Hasil = 297.083
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Sebelum dijumlahkan, dilakukan
penyamaan pangkat sehingga menjadi:
27,4 x 103 gr + 5,950 x 103
Hasil penjumlahannya 33,350 x 103
hasil penjumlahan dibulatkan menjadi
33,4 x 103 gram
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
Hasil pengurangannya dalah 56,49
sesuai aturan penjumlahan dan
pengurangan, maka dibulatkan menjadi
56,5 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
Sebelum dikurangkan maka dilakukan
penyamaan penulisan bilangan menjadi
540 m - 265 m
Hasil pengurangannya 275 m
23350
8690
8690000
8,690 x 107 gr
8,6 x 104
56760
c. Pengurangan 468,49 m
dengan 412 m
56,49 m
929
468,4521
d. Pengurangan 5,4 x 102 m
dengan 265 m
540 – 265 = 275 m
175 m
5135
260,4 x 102 m
2,85 x 102
245
penyamaan pangkat sehingga menjadi:
27,9 x 103 gr + 1,535 x 103
Hasil penjumlahannya 29,435 x 103
hasil penjumlahan dibulatkan menjadi
29,4 x 103 gram
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
Hasil pengurangannya dalah 56,49
sesuai aturan penjumlahan dan
pengurangan, maka dibulatkan menjadi
56,5 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
Sebelum dikurangkan maka dilakukan
penyamaan penulisan bilangan menjadi
540 m - 265 m
Hasil pengurangannya 275 m
Dibulatkan menjadi
297,08
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr
+ 1,535 x 103 gram
2,94 x 104
2,9435 x 104
4,325 x 107
29435
432500
29400
27900 => 5 AP
1535 => 4 AP
Hasil = 29435 => 5AP
c. Pengurangan 468,49 m
dengan 412 m
56,49
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
55,69
876,49
468,088
468,09
46,437
468,49 => 5 AP
412 => 3 Ap
Hasil = 56,49 => 4 AP
d. Pengurangan 5,4 x 102 m
dengan 265 m
275
2,75 x 102
285
540 => 3 AP
256 => 3AP
Hasil = 284 => 3 AP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No. Standar Jawaban Pretest Variasi Jawaban Pretest
Siswa
No. Standar jawaban Posttest Variasi Jawaban Posttest
Siswa
16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil
perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai
jumlah angka penting paling sedikit dalam
soal
a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm
0,6283 => 4 AP
2,2 => 2 AP
Hasil perkalian = 1,38226 cm2 => 6 AP
Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP
b. Pembagian 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3
4,554 x 105 => 4 AP
3,0 x 102 => 2 AP
Hasil pembagian = 1,518 x 103 kg/m3
Dibulatkan menjadi 1,5 x 103 kg/m3
a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2
cm
1,38226 cm2
13822,6000
2,8283 cm
b. Pembagian 4,554 x 105 kg :
3,0 x 102 m3
15030 kg/m3
15180
1518 kg/m3
45554
16. Perkalian dan pembagian, aturannya hasil
perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai
jumlah angka penting paling sedikit dalam
soal
a. Perkalian 0,65 cm x 2,2 cm
0,65 => 2 AP
2,2 => 2 AP
Hasil perkalian = 1,430 cm2 => 4 AP
Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP
b. Pembagian 1,68 x 105 kg : 3,0 x 102 m3
Penulisan boleh diubah menjadi
16,8 x 103 => 3 AP
3,0 x 102 => 2 AP
Hasil pembagian = 5,6 x 101 kg/m3
a. Perkalian 0,65 cm x 2,2
cm
1,430
1,43
1,4
1,330
1,430 dibulatkan
menjadi 1,4
b. Pembagian 1,68 x 105 kg :
3,0 x 102 m3
504
560
56
5,6 x 101
5,6 x 102
168/3 m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
D. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur, Yogyakarta pada
tanggal 4 Agustus 2012 – 14 Agustus 2012.Dalam penelitian ini, materi
pembelajaran yang digunakan peneliti adalah pengukuran dan angka penting.
Subyek penelitian adalah siswa kelas X dengan jumlah 33 siswa terdiri dari
11 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Peneliti menggunakan metode
pembelajaran kooperatif learning Jigsaw II.Dalam melaksanakan penelitian
ini, guru tidak terlibat di dalam kelas sehingga kondisi kelas adalah murni
tanpa intervensi dari guru.
Subyek penelitian ini pada awalnya diberikan tes pemahaman awal
(pre-tes) untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Selanjutnya treatmen metode jigsaw II mulai diberikan. Diawali
dengan membentuk kelompok heterogen yaitu dengan cara membagi jumlah
siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Selanjutnya, peneliti membagikan
handout materi di mana setiap anggota kelompok mempelajari topik yang
berbeda.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa-siswi mempelajari dan
memahami materi secara individual.
Jumlah siswa di dalam kelas ini ganjil dimana jumlah anggota beberapa
kelompok lengkap dan beberapa kelompok kekurangan satu peserta. Saat
pembagian handout, peneliti meminta kelompok yang kekurangan untuk
membagi tugas tentang siapa yang akan merangkap mengisi kekosongan
pembelajaran salah satu materi tersebut. Kelompok-kelompok tersebut
menyanggupi permintaan dari peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Selanjutnya siswa yang membahas topik yang sama berkumpul menjadi
satu dalam kelompok homogen. Di dalam kelompok homogen, siswa
berdiskusi tentang topik yang dipelajari.Mereka saling berbagi dan berdiskusi
untuk lebih memahami materi tersebut.Sebagai pemacu, peneliti membagikan
lembar kerja kelompok yang harus diselesaikan bersama-sama oleh kelompok
ini.
Peneliti berperan sebagai fasilitator, bertugas untuk mengamati,
mendampingi, dan membimbing setiap kelompok supaya tidak terjadi salah
konsep.Saat memantau setiap kelompok terlihat bahwa ketika pembagian
kelompok tidak berdasarkan kemampuan terjadi beberapa hal di dalam
kelompok antara lain yaitu terjadinya silang pendapat (diskusi aktif), namun
beberapa kelompok itu berdiskusi pasif dengan alasan sudah mengerti, tidak
ada yang ditanyakan lagi, malas berdiskusi dengan kelompok tersebut, dan
karena lembar kerja kelompok sudah dikerjakan.Dengan keadaan seperti ini,
terdapat beberapa siswa, ketika peneliti sampai di kelompoknya, ada satu atau
dua siswa yang aktif bertanya (memberikan respon sangat baik) baik untuk
membantu dirinya sendiri dan ada yang berbagi dengan teman satu
kelompoknya.
Setelah berdiskusi dalam kelompok homogen dan menyelesaikan
lembar kerja, siswa kembali ke dalam kelompok heterogennya.Di dalam
kelompok heterogen ini, siswa diberi tanggungjawab untuk mengajar teman
satu kelompoknya tentang topic yang dipelajari masing-masing.Di dalam
proses ini, terlihat kelompok-kelompok yang kekurangan ini sedikit terbebani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
untuk mempelajari materi, di mana yang bertugas merangkap mempelajari
terlihat tidak bisa maksimal mempelajarinya. Setelah kegiatan ini berakhir,
maka peneliti melaksanakan tes pemahaman akhir (posttest) untuk
mengetahui pemahaman siswa setelah diberikan treatmen metode
pembelajaran jigsaw II.
Soal pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti kepada siswa
hampir sama. Beberapa pertanyaan memang sama, beberapa soal lainnya
mirip hanya beda di angka dan pertanyaan yang diajukan. Tetapi indikator
yang menjadi acuan tetap sama.Hasil pretest dan posttest seperti data pada
tabel 4.1.Dari uji T dependent di peroleh hasil yang signifikan.Dari
perhitungan nilai, hasil pretest menunjukkan bahwa 100% siswa tidak paham
materi ini. Setelah diberikan treatment, pada hasil posttest menunjukkan
peningkatan yaitu 60,61 % siswa dengan kategori tidak paham dan 39,4 %
siswa meningkat ke kategori kurang paham. Terjadi peningkatan meskipun
belum ada peningkatan kategori pemahaman ke level paham. Rentang nilai
untuk masing-masing tingkat pemahaman yaitu:
0 – 35 = tidak paham
36 – 71 = kurang paham
72 – 100 = paham
Dari perbandingan variasi jawaban siswa dapat dilihat bermacam-
macam variasi jawaban siswa dari standar jawaban yang benar.Dari soal
keseluruhan dapat dibahas dari topik dan indikator tujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Topik pertama yaitu alat ukur mistar dengan indikator siswa mampu
membaca hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya dan siswa mampu
melukiskan hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang berbeda.Pada saat
pretest banyak siswa dengan benar membaca hasil pengukuran.Meskipun ada
beberapa perbedaan jawaban, hal ini dikarenakan hanya salah membaca
pengukuran. Misalnya saja untuk mistar pertama panjangnya dengan tepat
semua menjawab 2,5 cm, untuk mistar kedua jawaban yang benar 11 cm
tetapi ada yang menjawab 10 cm dan 12 cm, hal ini dikarenakan melihat skala
kurang tepat.
Pada saat pretest, hampir semua siswa tidak mengerti tentang skala
terkecil dan nilai ketidakpastian sehingga jawaban mereka salah.Begitupun
pada hasil posttest, jika terjadi perbedaan jawaban pada saat membaca hasil
pengukuran dikarenakan sudut memandangnya kurang tepat.Pada hasil
posttest, sudah ada peningkatan beberapa menjawab dengan tepat. Contohnya
mistar pertama skala terkecil = 1mm, ketidakpastiannya = ½ dari nilai skala
terkecilnya = 0,5 mm. Dari hasil pembacaan, beberapa menjawab dengan
tepat yaitu (5,6 ± 0,05) cm.
Dalam melukiskan hasil pengukuran mistar, pada hasil pretest
kebanyakan siswa melukiskan dengan mistar yang skala terkecilnya 1 mm
padahal di dalam soal terdapat hasil pengukuran dengan mistar yang
ketidakpastiannya berbeda-beda dan banyak juga yang mengosongkan
jawabannya. Misalnya saja siswa melukiskan benda dengan panjang 7,5 cm
tetapi dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,05 cm padahal diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
melukiskan hasil pengukuran 7,5 cm dengan mistar yang skala terkecilya 0,5
cm.
Pada hasil posttest sudah ada beberapa yang melukiskan dengan benar
meskipun kebanyakan melukiskan hasil pengukuran dengan benar tapi
dengan mistar yang ketidakpastiannya sama. Misalnya siswa dengan benar
melukiskan benda sepanjang 5,8 cm dan dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05 cm tetapi ketika diminta melukiskan hasil pengukuran
(4,4±0,1) cm, siswa melukiskan hasil pengukuran 4,4 cm tetapi dengan mistar
0,05 cm.
Topik kedua yaitu jangka sorong.Indikator dari materi ini adalah siswa
mampu menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya ,
menyebutkan fungsi dari jangka sorong, menyelesaikan soal pembacaan skala
jangka sorong dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya, dan
menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda
ketidakpastiannya.
Dari hasil pretest, siswa beberapa bisa menyebutkan bagian-bagian
jangka sorong meskipun nama dan fungsi bagian tersebut kurang tepat.
Misalnya rahang tetap untuk mengukur diameter luar (jika dilihat dari
fungsinya, nama bagian ini adalah rahang luar).Dari hasil posttest, siswa
kebanyakan sudah benar dalam menyebutkan bagian-bagian jangka sorong
dan fungsinya.Misalnya rahang dalam untuk mengukur diameter dalam suatu
benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Untuk kegunaan jangka sorong itu sendiri, pada saat pretestsiswa
banyak yang menjawab kurang tepat misalnya untuk mengukur benda-benda
seperti kelereng, tabung, cincin, dsb.Tetapi setidaknya siswa sudah mengenal
atau mendengar tentang jangka sorong.Dari hasil posttest, siswa sudah
berhasil menyebutkan kegunaan jangka sorong dengan benar walaupun ada
yang menyebutkan beserta contoh bendanya.Misalnya mengukur diameter
dalam pralon.
Pada hasil pembacaan skala, penentuan nilai ketidakpastian dan
pelaporan hasil pengukuran terlihat dengan sangat jelas dari hasil
pretestbahwa siswa tidak mengerti di mana siswa membaca skalanya seperti
membaca hasil pengukuran pada mistar. Misalnya pada gambar skala utama
menunjukkan posisi 3,1 cm dan skala nonius garis ke-9 yang lurus dengan
skala utama yang artinya 0,9 mm sehingga hasil pembacaan seharusnya 3,19
cm, tetapi kebanyakan siswa menjawab 3,9 cm.
Dari hasil posttest, beberapa siswa sudah bisa membaca hasil
pengukuran dengan tepat di skala utama maupun skala nonius.Untuk nilai
ketidakpastian masih banyak yang keliru dengan menggunakan nilai skala
terkecil adalah skala terkecil pada skala utama dan tidak memperhatikan skala
nonius. Misalnya skala terkecil = 1mm sehingga nilai ketidakpastiannya= ½ x
1 mm = 0,5 mm padahal seharusnya nilai skala terkecil = 1 mm/10 goresan =
0,1 mm sehingga nilai ketidakpastiannya = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm.
Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saat pretest hampir semua
siswa mengosongkan jawabannya karena tidak mengerti.Misalnya hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka
sorong skala utama menunjukkan posisi 4,1 cm dan garis pada skala nonius
yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-10.Dari hasil
posttest, terdapat siswa yang melukiskan hasil pengukuran dengan benar, ada
juga yang melukiskan jangka sorong yang benar tetapi salah peletakan posisi
angka pada skala utama dan skala nonius. Misalnya hasil pengukuran benda
sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan
ketidakpastian 0,25 mm, skala utama menunjukkan posisi 4,9 cm dan garis
pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah
garis ke-4.
Topik ketiga yaitu mikrometer sekrup.Pada materi ini indikator yang
ingin dicapai yaitu siswa mampu menyebutkan bagian-bagian dari
mikrometer sekrup, menyebutkan fungsi dari mikrometer sekrup,
menyelesaikan soal pembacaan skala mikrometer sekrup dari suatu gambar
beserta ketidakpastiannya, dan menggambarkan hasil pengukuran dengan
mikrometer sekrup.
Pada hasil pretest, dalam menyebutkan bagian-bagian mikrometer
sekrup banyak yang benar tapi walaupun tidak bersama fungsinya misalnya
selubung, roda gigi, rahang tetap, dan rahang geser.Pada hasil posttest, siswa
sudah bisa menyebutkan bagian-bagian mikrometer sekrup beserta fungsinya.
Misalnya pengunci berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak, rangka
berfungsi untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pada hasil pretest, dalam menyebutkan kegunaan mikrometer sekrup,
kebanyakan siswa menjawab sama seperti kegunaan jangka sorong misalnya
mengukur kedalaman benda.Pada hasil posttest, masih banyak yang keliru
dengan jangka sorong dan hanya sedikit yang mendekati benar.Misalnya
mengukur panjang, mengukur tebal tipis kertas atau kawat, dsb.
Pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada data
pretest, beberapa siswa menjawab dengan benar meskipun tidak tahu jawaban
itu menebak atau memang mengerti karena tidak ada caranya. Misalnya
beberapa menjawab hasil pengukuran 8,62 mm. Untuk nilai ketidakpastian,
kebanyakan siswa menjawab dengan nilai skala terkecilnya yaitu 0,001
cm..Pada data posttest, masih banyak yang salah dan mengosongkan jawaban,
misalnya 21,56 mm, 3,1 mm. Nilai ketidakpastian sudah ada yang menjawab
benar seperti ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm..
Tetapi untuk melaporkan hasil pengukuran sudah benar yaitu (hasil
pembacaan skala utama ± hasil pembacaan skala nonius) meskipun nilai skala
utama dan skala noniusnya belum benar.
Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saarpretest hanya satu siswa
yang menjawab dan jawabannya kurang tepat, sisanya mengosongkan lembar
jawab. Contoh jawaban hasil pengukuran (5,45 ± 0,005) mm dilukiskan
dengan Skala utama menunjukkan pada posisi 9 mm dan garis pada skala
nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-13.
Dari data posttest, beberapa siswa mampu melukiskan hasil pengukuran
dengan benar yaitu hasil pengukuran (13,67± 0,005) mm dilukiskan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mikrometer sekrup berjumlah 50 garis pada skala noniusnya, skala utama
menunjukkan pada posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
Topik keempat yaitu alat ukur waktu yang dalam hal ini adalah
stopwatch dimana indikator materi ini adalah menyelesaikan soal pembacaan
skala stopwatch dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya. Pada data
pretest dalam membaca hasil pengukuran, banyak siswa yang menjawab
benar dan mendekati seperti 14s, 14,5 s dan 15 s. Untuk nilai ketidakpastian
terlihat siswa-siswa tidak mengerti sehingga nilai ketidakpastian dan
pelaporan hasil pengukuran dijawab dengan nilai pembacaan skala hasil
pengukuran yaitu ketidakpastian 14,5 s dan hasil pelaporannya 14,5 s.Pada
data posttest, banyak siswa berhasil menentukan nilai skala terkecil yaitu 10
s/ 10 garis skala = 1 s dan nilai ketidakpastian = ½ x skala terkecil = 0,5 s.
Topik kelima yaitu angka penting.Indikator materi ini adalah siswa
mampu menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam
notasi ilmiah, menyebutkan aturan-aturan angka penting, menyelesaikan
persoalan penentuan banyak angka penting dalam suatu nilai, menyelesaikan
persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting, dan
menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting.
Angka penting diawali dengan mengkonversi suatu nilai ke dalam
bentuk notasi ilmiah. Dari data pretest sebagian besar siswa tidak mengerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tentang notasi ilmiah sehingga jawabannya ada yang hanya menulis ulang
soal dan ada yang menggunakan kata-kata, contohnya 67750,6 kg dan 86
milyar meter. Pada data posttest, banyak yang sudah benar mengkonversi
suatu nilai ke bentuk notasi ilmiah, misalnya 357 s = 3,57 x 102 s.
Untuk aturan angka penting, dari hasil pretest siswa tidak ada yang
menjawab benar dan hanya 2 siswa yang berusaha menjawab meskipun
salah.Contoh jawaban yaitu angka nol dibelakang koma dihilangkan.Dari
hasil posttest, hampir semua siswa menjawab dengan benar meskipun kadang
tidak lengkap 4 aturan.Misalnya semua angka kecuali nol merupakan angka
penting.
Dalam menentukan jumlah angka penting dalam suatu nilai, pada saat
pretest kebanyakan siswa menjawab jumlah angka penting = jumlah angka
dalam nilai tersebut. Misalnya 0,00076 = 6 angka penting.Dari hasil posttest,
sebagian besar siswa sudah dengan benar menentukan jumlah angka penting
dalam soal.misalnya 0,00076 kg = 2 Angka penting.
Pada hasil pretest, untuk penjumlahan dan pengurangan kebanyakan
siswa dengan benar menjumlahkan tetapi tidak membulatkan menurut aturan
angka penting mengenai penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Contohnya, 273,219 + 15,5 + 8,43 = 297, 149 (seharusnya
dibulatkan menjadi 297,2 gr).Pada hasil posttest, pada penjumlahan dan
pengurangan sudah ada sedikit perbaikan hanya saja pada saat pembulatan,
haslinya dibulatkan sesuai jumlah angka penting padahal seharusnya
dibulatkan dengan aturan hanya boleh memiliki satu angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tafsiran.Contohnya 273,22 + 15,543 + 8,32 = 297,083 dibulatkan menjadi
297.Pada bagian perkalian dan pembagian sudah ada beberapa siswa benar
dengan menggunakan aturan angka penting untuk perkalian dan pembagian.
Dalam penelitian ini, didapatkan peningkatan yang kecil. Hal ini
dimungkinkan karena beberapa hal:
1. Secara teknis penelitian ini mengalami beberapa kendala yaitu:
a. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan ( 6 JP). Dalam
penelitian ini, pretest berlangsung selama 45 menit, diskusi heterogen
dan homogen 4 JP, posttest 45 menit. Dari awal penelitian sampai
akhir penelitian, kelas ini murni tanpa intervensi dari guru pengajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengalokasikan waktu penelitian
dalam 8 JP. Tetapi karena satu dan lain hal, penelitian ini terlaksana
dalam waktu 6 JP.
b. Saat pembagian kelompok, peneliti membagi dengan cara pembagian
jumlah perempuan dan laki-laki di dalam setiap kelompok sama.
Tetapi beberapa siswa ada yang tidak cocok dalam kelompok
sehingga terkadang dalam diskusi terjadi keributan ( saling
mengejek).
c. Suasana kelas kurang kondusif karena untuk mendapatkan situasi
yang sesuai membutuhkan waktu agak lama, ketika diberi penjelasan,
beberapa siswa tidak memperhatikan dan terkesan menyepelekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
d. Karena materi paling awal, maka ketika pembagian kelompok tidak
merata secara tingkat kemampuan dan menyebabkan kurang
lancarnya ketika mengajar di dalam kelompok.
e. Jumlah siswa yang tidak sama rata ketika dibagi ke dalam kelompok.
2. Dari segi metodenya dimungkinkan karena beberapa hal yaitu:
a. Metode ini kemungkinan kurang cocok untuk materi yang tujuannya
penguasaan kemampuan seperti dalam penelitian ini yang
mengharuskan siswa bisa mengukur, membaca pengukuran,
berhitung dengan aaturan angka penting karena sebenarnya metode
ini paling sesuai untuk subyek-subyek seperti pelajaran ilmu sosial,
literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-
bidang lainnya yang tujuannya lebih pada pemahaman konsep
dibandingkan penguasaan kemampuan (Slavin, 2005: 237).
b. Metode ini menyarankan agar sebaiknya pendidik sudah mengenali
tipe-tipe siswa. Dalam penelitian ini, peneliti belum mengenali tipe-
tipe siswa sehingga terdapat beberapa kendala ketika pelaksanaan.
c. Pengendalian awal sebenarnya membutuhkan waktu yang agak lama
untuk menyesuaikan siswa sehingga pelaksanaan bisa berjalan
maksimal. Tetapi, peneliti dengan penyesuaian yang sangat singkat
langsung melakukan pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas X SMA
Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman awal siswa adalah
100% tidak paham. Dari segi nilai terlihat dari seluruh siswa ketika
pretest mendapatkan nilai yang kurang dari 35 dimana termasuk dalam
kategori tidak paham. Dari jawaban-jawaban siswa, banyak jawaban
yang salah dan banyak soal yang tidak terjawab.
2. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman siswa setelah
mendapat treatment metode pembelajaran Jigsaw II adalah 60,61 %
siswa tidak paham dan 39,39 % siswa kurang paham. Dari segi nilai
terlihat dari seluruh siswa ketika posttest mengalami kenaikan terlihat
pada tabel 4.1. Dalam menjawab soal, hanya tinggal beberapa siswa
yang masih ada mengosongkan lembar jawaban dari beberapa soal.
tetapi sebagian besar siswa sudah menjawab semua soal. Jawaban-
jawaban siswa beberapa benar, beberapa kurang tepat dan sebagian
kecil siswa yang menjawab salah.
3. Dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw II, mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dan tingkat pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari uji T dependen di mana
hasilnya signifikan. Pemahaman siswa yang mulanya 100% tidak
paham mengalami peningkatan yaitu 39,39 % siswa meningkat tingkat
pemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Untuk siswa
yang tidak paham menurun dari 100 % menjadi 60,61 %.
B. Saran
Berdasarkan hasil serta pengalaman peneliti selama penelitian,
maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian-penelitian
selanjutnya dengan metode Jigsaw II ini agar lebih baik antara lain:
1. Bagi Guru Bidang Studi Fisika
Guru dapat menggunakan metode ini sebagai variasi, selain bisa
hemat waktu, metode ini bisa memacu kreativitas dan keinginan siswa
dalam belajar. Penerapan model pembelajaran ini bermanfaat untuk
dapat melibatkan siswa secara aktif dengan tujuan mampu mencapai
hasil belajar siswa yang maksimal
2. Bagi Calon Peneliti dengan Metode yang sama
Calon peneliti diharapkan dapat melengkapi kekurangan yang ada
dalam penelitian ini meliputi:
a. Diharapkan calon peneliti tidak hanya menggunakan satu kelas
saja, tetapi minimal ada dua kelas dengan tingkat kemampuan
yang sama sebagai kelas perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Diharapkan mengikuti jam yang direncanakan sehingga hasil bisa
maksimal
c. Calon peneliti dapat menggabungkan dengan metode lain untuk
lebih membantu memaksimalkan metode ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Cucun, dan Etsa I. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika
untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.
Fisika, Rudy. 2010. Fisika sebagai Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah, dalam
http://fisika-dan-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-
proses-dan-sikap.html, diakses pada 2 April 2012.
Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press.
Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta:
Diva Press.
Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk Kelas X. Klaten: Intan Pariwara.
Materi Fisika. 2012. Hakekat Fisika, dalam http://dasar-teori.blogspot.com/2012/
01/hakekat-fisika.html, diakses pada 1 April 2012.
Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Ray Ardi. 2011. Membaca Mikrometer Sekrup (Fisika kelas VII) dalam
http://ray1312.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjo
urnal%2Fitem, diakses pada 25 Mei 2012.
Setyawan, Agung. 2011. Materi Fisika kelas 7 Semester 1 dalam http://www.file-
edu.com/2011/05/engukuran-panjang-massa-dan-waktu.html, diakses pada
18 Mei 2012.
Shofyan, Muhammad. 2010. Hakikat Pembelajaran Fisika dalam web Forum UPI
http://forum.upi.edu/index.php/topic,15689.msg49762.html?PHPSESSID=8
18iqf5pfap8gronphg5u4khc7#msg49762, diakses pada 1 April 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sunartombs. 2009. Pengertian dan Penerapan Metode Jigsaw dalam
http://sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-
metode-jigsaw/, diakses pada 3 April 2012.
Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika.
Yogyakarta: USD.
-------------------. 2007. Diktat Praktikum SPSS untuk Statistik. Yogyakarta: USD.
-------------------. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivis &
Menyenangkan. Yogyakarta: USD.
--------------------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD.
Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajarannya. Makalah Jurusan Pendidikan Fisika,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Indonesia diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-SUTRISNO/Pelatihan/
LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJARANNYA pada 2 April 2012.
Wulansih, Fitri. 2009, Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP
Stella Duce II Yogyakarta pada Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya melalui
Pembelajaran dengan Metode Kooperatif tipe Jigsaw II. Skripsi Program
Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Yohanes, Putri, dan Tri L. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw.
Makalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html, diakses
pada 3 April 2012.
Yuwita, Kristina. 2008. Keefektifan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw II
yang Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Sekolah Inklusi di
Kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Skripsi Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Sekolah : SMA …
Kelas/Semeter : X/2
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Pengukuran
Jumlah Pertemuan : 4 pertemuan
A. Standar Kompetensi
1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
C. Indikator
1. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa
jenis alat ukur
2. Membaca dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer
sekrup
3. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan
ketelitian dan ketepatan
4. Menjelaskan ketidakpastian pada pengukuran. Baik pada pengukuran
tunggal dan pengukuran berulang
5. Mengkonversi angka penting ke dalam notasi ilmiah
6. Menggunakan aturan angka penting dalam operasi perhitungan
7. Mendefinisikan angka penting berdasarkan hasil pengukuran Mengenal macam-
macam alat ukur listrik
8. Mampu menjelaskan beberapa istilah dalam pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
9. Mendeskripsikan ketidakpastian mutlak dan relatif
10. Menjelaskan hubungan angka penting dengan ketepatan dan ketidakpastian
pengukuran
D. Tujuan Pembelajaran
1. Diberikan pretest untuk mengetahui pemahaman awal siswa.
2. Diberikan modul materi, siswa mampu memahami materi
3. Diskusi kelompok materi yang sama, siswa mampu menggali pengetahuan
bersama teman-teman satu kelompok
4. Siswa bersama teman satu kelompok mempu menyelesaikan persoalan yang
diberikan
5. Siswa menjadi pengajar untuk kelompok heterogen, siswa berbagi ilmu
dengan temannya
6. Diberikan posttest, siswa sudah memahami materi dan mampu mengerjakan
soal secara mandiri
E. Materi Pembelajaran
Pengukuran
1. Alat ukur panjang dan ketidakpastiannya
a. Mistar
b. Jangka sorong
c. Micrometer sekrup
2. Alat ukur waktu dan ketidakpastiannya
a. stopwatch
3. Angka penting
F. Alokasi Waktu: 6 x 45 menit.
G. Metode Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Metode pembelajaran : jigsaw II
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Alokasi Waktu Metode
Pertemuan Pertama (1 x 45 menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi:
menanyakan tentang tugas yang
diberikan oleh guru sebelumnya
Perkenalan diri sebagai peneliti
penjelasan rencana kegiatan
yaitu tes PreTest
3 menit
Ceramah aktif
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagikan soal pretest
ke setiap siswa
b. Guru memberikan penjelasan
seputar soal pretest
c. Siswa mengerjakan soal pretest
40 menit
3. Penutup
a. Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan pretest mereka
masing-masing
b. Guru memberitahukan bahwa
pertemuan berikutnya akan
membahas materi-materi
pengukuran
2 menit ceramah
Pertemuan Kedua ( 2x 45 menit)
1 Pendahuluan 5 menit Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Pengadaptasian kelas dan
persiapan media
Apersepsi :
membahas pretest pada
pertemuan sebelumnya jika
siswa masih ingin bertanya
menanyakan kepada siswa
apakah sudah mempelajari
sendiri materi ini di rumah
motivasi:
memberikan pertanyaan tentang
materi hari ini
Penjelasan rencana pembelajaran
hari ini
2 Kegiatan inti
a. Mereview pertemuan sebelumnya
b. pembagian kelompok heterogen
c. Setiap kelompok diberikan 5
modul berbeda, setiap anggota
kelompok mendapatkan modul
yang berbeda-beda.
d. Siswa memahami modul secara
personal
e. Guru menginstruksikan siswa-
siswa yang mempelajari materi
yang sama untuk berkumpul
membentuk kelompok belajar.
f. Di setiap kelompok, siswa saling
40 menit
40 menit
Jigsaw II:
Kelompok
belajar
heterogen
Jigsaw II:
kelompok
belajar
homogen dan
problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
berbagi dan berdiskusi.
g. Guru membagikan persoalan di
setiap kelompok sesuai dengan
materi yang dipelajari untuk
membantu pemahaman materi
h. Guru berkeliling memantau dan
menjadi fasilitator
i. Guru memeriksa di setiap
kelompok hasil diskusi kelompok
solving
3 Penutup.
a. Guru meminta siswa untuk
menggandakan hasil diskusi
mereka untuk kegiatan pertemuan
selanjutnya
b. Guru mengakhiri pertemuan
5 menit Ceramah
Pertemuan ketiga (1 x 45 menit)
1. Pendahuluan
Pengadaptasian kelas dan siswa
Apersepsi :
membahas salah satu
permasalahan yang ada di
pertemuan sebelumnya
motivasi:
guru memberikan suatu
permasalahan dan siswa yg
menjawab
Penjelasan rencana pembelajaran hari
ini
5 menit Ceramah aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Kegiatan Inti
a. siswa berkumpul kembali
dengan kelompok heterogen.
b. Guru memberikan penjelasan
singkat sebelum diskusi
c. Siswa saling mangajar teman
satu kelompoknya secara
bergantian sesuai materi yang
dipahami setiap anggota
kelompok
d. Guru berkeliling memantau
diskusi siswa sembari
menanggapi pertanyaan yang
diajukan setiap kelompok.
35 menit diskusi
3. Penutup
a. Guru menjelaskan kegiatan
pertemuan selanjutnya
b. Guru mengakhiri pertemuan
c. Mengucapkan salam
5 menit
Pertemuan keempat ( 2x 45 menit)
1. Pendahuluan
Pengadaptasian kelas dan
persiapan media
Apersepsi :
membahas salah satu
permasalahan yang ada di
pertemuan sebelumnya
motivasi:
5 menit Ceramah aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
memberikan kesempatan siswa
untuk memberi pertanyaan
tentang materi
Penjelasan rencana pembelajaran
hari ini
2. Kegiatan Inti
a. melanjutkan kembali diskusi di
kelompok heterogen
b. guru memberi kesempatan untuk
siswa bertanya hal yang belum
dipahami
c. guru mengadakan posttest
mengenai materi pengukuran
30 menit
45 menit
Jigsaw II:
Diskusi
kelompok
heterogen
3. Penutup
a. Guru mengakhiri pertemuan
b. Mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa
2. Lembar Penilaian
Ranah yang dinilai : Kognitif
Jenis penilaian : tes tertulis
Bentuk instrumen : soal essay untuk pretest dan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
J. Sumber Belajar
1. Buku Fisika SMA kelas X karangan Purwoko Fendi penerbit Yudhistira
2. Buku Mandiri Fisika SMA kelas X karangan Marten Kanginan penerbit
Erlangga
3. Internet
4. Buku-buku Fisika Kelas X yang relevan
Yogyakarta,Agustus 2012
Cicilia Ari Susanti
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Drs. Severinus Domi, M.Si. Drs. Ign. Suroto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 4
DaftarKelompokHeterogen
a. Kelompok 1
1. AdhikaKarunia Putra
2. Daniel Kurniawan
3. Kornelius Prima
4. Maria Nadya
5. Agnes Krismastuti
b. Kelompok 2
1. Aditya Forest
2. Angelica Yunita
3. Luis Ruben
4. MegynovellaKartika
c. Kelompok 3
1. Albertus Rage Kusuma
2. Cicilia Dian
3. HelariusAnanto
4. MalvinVedo
5. Octaprilya
d. Kelompok 4
1. AlbertusVlara
2. Clara Oktavania
3. HeribertusSeptian
4. RomiVidiastama
5. VeronikaSekar
e. Kelompok 5
1. Andreas Bagus
2. Hana Monika
3. HiswaraJati
4. SetiawanSaputra
5. Yohanes Bernard
f. Kelompok 6
1. Ari Wibowo
2. Immanuel Adi
3. Irene Stefani
4. TarsisiusAji
g. Kelompok 7
1. Aristarkhus
2. Johannes Paulus
3. Lucia Tita
4. YohanesBagas
5. Yusuf Hermawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DaftarKelompokAhli
1. KelompokMistar
a. AdhikaKarunia Putra
b. MalvinVedo
c. Clara Oktavania
d. HiswaraJati
e. Immanuel Adi
f. Aristarkhus
2. KelompokJangkaSorong
a. Kornelius Prima
b. MegynovellaKartika
c. Octaprilya
d. HeribertusSeptian
e. Yohanes Bernard
f. TarsisiusAji
g. Johannes Paulus
3. KelompokMikrometerSekr
up
a. AlbertusVlara
b. Irene Stefani
c. Lucia Tita
d. Andreas Bagus
e. Albertus Rage Kusuma
f. Aditya Forest
g. Maria Nadya
4. Kelompok Stopwatch
a. Angelica Yunita
b. Ari Wibowo
c. Cicilia Dian
d. Agnes Krismastuti
e. Yusuf Hermawan
f. SetiawanSaputra
g. RomiVidiastama
5. KelompokAngkaPenting
a. HelariusAnanto
b. YohanesBagas
c. Luis Ruben
d. Hana Monika
e. Daniel Kurniawan
f. VeronikaSekar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 5
INDIKATOR DAN KISI-KISI
Konsep IndikatorNomor
soal
1. mistar
Menyelesaikan soal pembacaan skala mistar dari suatu gambar beserta
ketidakpastiannya
Menggambarkan hasil pengukuran dengan mistar yang berbeda ketidakpastiannya
1
2
2. Jangka Sorong
Menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya
Menyebutkan fungsi dari jangka sorong
Menyelesaikan soal pembacaan skala jangka sorong dari suatu gambar beserta
ketidakpastiannya
Menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda
ketidakpastiannya
3
4
5
6
3. Mikrometer Sekrup Menyebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup dan fungsinya 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Menyebutkan fungsi dari micrometer sekrup
Menyelesaikan soal pembacaan skala micrometer sekrup dari suatu gambar beserta
ketidakpastiannya
Menggambarkan hasil pengukuran dengan micrometer sekrup
8
9
10
4. Alat ukur waktu
(stopwatch)
Menyelesaikan soal pembacaan skala stopwatch dari suatu gambar beserta
ketidakpastiannya
11
5. Angka penting
Menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam notasi ilmiah
Menyebutkan aturan-aturan angka penting
Menyelesaikan persoalan penentuan banyak angka penting
Menyelesaikan persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting
Menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting
12
13
14
15
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6
LEMBAR KERJA KELOMPOK MISTAR
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah cm. tentukan:
a. Berapa hasil pengukuran yang terbaca dari masing-masing benda?
1) 1,55 cm
2) 8 cm
b. Berapa skala terkecil masing-masing mistar?
1) Skala terkecil = 1cm/ 10 garis = 0,1 cm
2) Skala terkecil = 10 cm / 10 garis = 1 cm
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar?
1) Ketidakpastian = ½ x 0,1 cm = 0,05 cm
2) Ketidakpastian = ½ x 1 cm = 0,5 cm
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing gambar!
1) (1,55 ± 0,05) cm
2) (8 ± 0,5) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Lukiskan mistar dengan ketidakpastian:
a. 0,25 cm
b. 0,1 cm
c. 0,5 cm
3. Lukiskah hasil pengukuran di bawah ini dengan mistar:
a. (5,5 ± 0,25) cm
b. (3,4 ± 0,1) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 7
LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
skala mm
tentukan:
a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
120
Lampiran 7
LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
skala mm
tentukan:
a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
120
Lampiran 7
LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
skala mm
tentukan:
a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing jangka sorong!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan jangka sorong:
a. (25,7 ± 0,05) mm
b. (15,2 ± 0,025)mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 8
LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:
a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
122
Lampiran 8
LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:
a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
122
Lampiran 8
LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan:
a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing micrometer sekrup!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan menggunakan
micrometer sekrup:
a. (3,7 ± 0,01) mm
b. (4,25 ± 0,01)mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 9
LEMBAR KERJA KELOMPOK STOPWATCH
1. Perhatikan gambar di bawah ini:
tentukan:
a. Berapa skala terkecil masing-masing stopwatch?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
b. Hasil pembacaan pada masing-masing stopwatch?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing stopwatch?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing stopwatch!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan stopwatch:
a. (10 ± 2,5) s
b. (10,5 ± 0,5) s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10
LEMBAR KERJA KELOMPOK
1. Selesaikan konversi angka-angka di bawah ini ke dalam bentuk notasi ilmiah!
No. Angka Notasi Ilmiah
1. 0,000000024
2. 5,08 x 10-3
3. 150000
4. 4989100002. Sebutkan banyaknya angka penting pada bilangan-bilangan hasil pengukuran
di bawah ini!
a. 3,80002 => ____ angka penting
b. 15,258 => ____ angka penting
c. 4,8000 => ____ angka penting
3. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut ke dalam dua decimal sesuai aturan
angka penting!
a. 7,893 => ____________
b. 25,7351 => ____________
c. 0,7648 => ____________
d. 8,087 => ____________
4. Hitunglah dengan berpedoman pada aturan angka penting!
a. 143,56 gram + 22,5 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
b. 187,89 gram – 25,2 gram
c. 0,346 m x 3 m
d. 56,43 cm : 2,43 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 11
Soal Pretest
1. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa pengukuran yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!
a. (7,5 ± 0,25) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!
4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!
5. perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
128
Lampiran 11
Soal Pretest
1. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa pengukuran yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!
a. (7,5 ± 0,25) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!
4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!
5. perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
128
Lampiran 11
Soal Pretest
1. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa pengukuran yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!
a. (7,5 ± 0,25) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!
4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!
5. perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangka
sorong!
a. (46,4 ± 0,025) mm b. (5,7 ± 0,005) cm
7. Sebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup! Jelaskan 3 di antaranya!
8. Sebutkan kegunaan micrometer sekrup!
9. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometer
sekrup!
a. (5, 45 ± 0,01) mm b. (13,67 ± 0,01) mm
11. Perhatikan gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah!
a. 357 s =
b. 67.750,6 kg =
c. 86.000.000.000 m =
d. 0,008 kg =
e. 0,00350 m =
f. 0,000000095 s =
13. Sebutkan aturan-aturan angka penting yang perlu diingat!
14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini!
a. 32,45 kg
b. 8,0006 kg
c. 0,00076 kg
d. 0,000030 m
15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah:
a. Penjumlahan 273,219 gr ; 15,5 gr ; dan 8,43 gr
b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr dan 5,950 x 103 g
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut:
a. 0,6283 cm x 2,2 cm
b. 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 12Soal Posttest
1. Perhatikan gambar berikut!a. Berapa pengukuran yang terbaca?
______________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________
b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas?_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
c. Laporkan hasil pengukuran masing-masing mistar di atas besertaketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar!a. (7,5 ± 0,25) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5. perhatikan gambar berikut!
133
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5. perhatikan gambar berikut!
133
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5. perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
a. Berapa hasil pengukuran masing-masing jangka sorong?__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b. Berapa ketidakpastian alat ini?_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangkasorong!a. (46,4 ± 0,025) mm
b. (5,7 ± 0,005) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
7. Sebutkan 4 bagian dari micrometer sekrup beserta fungsinya!________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
8. Sebutkan 2 kegunaan micrometer sekrup!__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
9. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca pada alat tersebut?____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b. Berapa ketidakpastian alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometersekrup!a. (5, 45 ± 0,005) mm
b. (13,67 ± 0,005) mm
11. Perhatikan gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
a. Berapa skala terkecil alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b. Berapa ketidakpastian alat ini?_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah!a. 357 s = ________________________________________b. 67.750,6 kg = ________________________________________c. 86.000.000.000 m = ________________________________________d. 0,008 kg = ________________________________________e. 0,00350 m = ________________________________________f. 0,000000095 s = ________________________________________
13. Sebutkan 4 aturan angka penting yang perlu diingat!____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini!a. 32,45 kg = ______________________________________________b. 8,0006 kg = ______________________________________________c. 0,00076 kg = ______________________________________________d. 0,000030 m = ______________________________________________
15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah:a. Penjumlahan 273,22 gr ; 15,543 gr ; dan 8,32 gr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr dan 1,535 x 103 g
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut:a. 0,65 cm x 2,2 cm
b. 1,68 x 104 : 3,0 x 102 m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 13
MISTAR (PENGGARIS)
Gambar 1. Mistar
Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang panjang
skalanya 30 cm dengan goresan garis-garis hitamnya seperti di atas. Jika
diperhatikan pada goresan garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores
berdekatan adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala terkecil
mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga
ketelitian mistar adalah
½ x 1 mm = 0,5 mm
Tetapi tidak semua mistar memiliki ketelitian yang sama sehingga untuk
mengetahui ketelitian mistar yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua
goresan garis yang berdekatan. Nilai dua goresan garis hitam tersebut adalah skala
terkecil mistar. Selanjutnya, ketelitian mistar yaitu:12Contoh pembacaan mistar:
panjang pensil yang diukur = 1,45 cm
skala terkecil mistar ini (jarak antara dua garis terdekat) =1 mm
ketidakpastian mistar:12 = 12 1 = 0,5 = 0,05Pelaporan hasil pengukuran = panjang terukur ± ketidakpastian mistar
= (1,45 ± 0,05) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
JANGKA SORONG
Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:
a) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam
terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
b) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti
rahang.
140
JANGKA SORONG
Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:
a) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam
terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
b) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti
rahang.
140
JANGKA SORONG
Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:
a) Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam
terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
b) Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.
c) Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
d) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti
rahang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka
sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar
rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
141
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka
sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar
rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
141
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka
sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar
rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka
sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama
panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala
utama dan satu skala nonius:
0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm
Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka
sorong:
½ x 0,1 mm = 0,05 mm
Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-
beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.
Mencari skala terkecil yaitu:
142
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka
sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama
panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala
utama dan satu skala nonius:
0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm
Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka
sorong:
½ x 0,1 mm = 0,05 mm
Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-
beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.
Mencari skala terkecil yaitu:
142
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka
sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama
panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala
utama dan satu skala nonius:
0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm
Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka
sorong:
½ x 0,1 mm = 0,05 mm
Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbeda-
beda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius.
Mencari skala terkecil yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Mencari ketidakpastian jangka sorong:
Contoh pembacaan jangka sorong:
A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm
B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm
Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8
Sehingga pembacaan skala nonius:
Nilai ketidakpastian:
Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm
143
Mencari ketidakpastian jangka sorong:
Contoh pembacaan jangka sorong:
A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm
B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm
Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8
Sehingga pembacaan skala nonius:
Nilai ketidakpastian:
Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm
143
Mencari ketidakpastian jangka sorong:
Contoh pembacaan jangka sorong:
A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm
B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm
Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8
Sehingga pembacaan skala nonius:
Nilai ketidakpastian:
Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
MIKROMETER SEKRUP
Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat
dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa
mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan
transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang
rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
2. Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan
batang ulir).
3. Batang ulir (spindle)
Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama.
144
MIKROMETER SEKRUP
Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat
dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa
mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan
transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang
rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
2. Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan
batang ulir).
3. Batang ulir (spindle)
Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama.
144
MIKROMETER SEKRUP
Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Rangka (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat
dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa
mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan
transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang
rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga
bisa menyebabkan pemuaian).
2. Landasan (Anvil)
Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan
batang ulir).
3. Batang ulir (spindle)
Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Selubung (sleeve)
Tempat terteranya skala utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
6. Selongsong (thimble)
Tempat terteranya skala nonius.
7. Roda gigi (rachet knob)
Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada di antara spindle dan anvil.
Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala
nonius tertera pada selubung luar. Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka
rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung
luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju
atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil
mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.
Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi,
ketidakpastian mikrometer sekrup adalah:12 0,01 = 0,005Cara menggunakan mikrometer sekrup:
1. Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan
anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet
Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar
bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. baca skalanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Trik membacanya:
Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:
yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm
dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5
mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).
b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas
adalah 2,5 mm.
c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan
0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh
selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11
x 0,01 mm = 0,11 cm.
d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm
Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.
Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.
Contoh pembacaan micrometer sekrup:
146
Trik membacanya:
Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:
yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm
dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5
mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).
b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas
adalah 2,5 mm.
c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan
0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh
selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11
x 0,01 mm = 0,11 cm.
d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm
Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.
Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.
Contoh pembacaan micrometer sekrup:
146
Trik membacanya:
Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala:
yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm
dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5
mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).
b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas
adalah 2,5 mm.
c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan
0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh
selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11
x 0,01 mm = 0,11 cm.
d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm
Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm.
Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.
Contoh pembacaan micrometer sekrup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Pembacaan skala utama = 1,5 mm
Pembacaan skala nonius = 30 x 0,01 mm = 0,3 mm
Hasil pengukuran = (1,5 + 0,3)mm ± 0,01 mm
= (1,8 ± 0,01) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Alat ukur waktu dan ketelitiannya
Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika adalah stopwatch.
Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah
1 sekon. Jarak ini dibagi 10 skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 1/10
sekon = 0,1 sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 = 12 0,1 = 0,05Setiap stopwatch memiliki ketelitian yang berbeda sehingga untuk mengukur
ketelitiannya yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua gores garis hitam
panjang yang tertulis angkanya, selanjutnya diperhatikan ada berapa gores halus
diantara dua goresan hitam terdekat tersebut. Skala terkecilnya adalah jarak dua
gores hitam panjang (… sekon)/ jumlah gores halus diantara dua gores hitam
panjang. Ketelitian stopwatch ini adalah:12 ℎ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Contoh pembacaan stopwatch:
Gambar di atas adalah stopwatch 100 detik.
pembacaan stopwatch = 87,5 s
Skala terkecil = 10 detik/10 garis = 1 detik
Ketidakpastian = = 1 = 0,5Hasil pengukuran = (87,5 ± 0,5) s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Angka Penting
1. Notasi ilmiah
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang kecil
sampai ukuran yang sangat besar. Dalam penulisannya memerlukan tempat
yang panjang dan sering salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal dengan notasi
ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a menyatakan angka penting
yang nilainya 1<a<10 dan n menyatakan orde (pangkat).
Contoh penggunaan notasi ilmiah:
No.Tampilan Angka
Biasa (Umum) Notasi Ilmiah
1.
2.
3.
4.
56.000.000.000 m
Rp 1.700.000.000.000,00
0,0000000670 m
0,00000000000000000910905 kg
5,6 x 1010 m
Rp 1,7 x 1012
6,7 x 10-8 m
9,10905 x 10-18 kg
Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:
Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke kiri (depan)
sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde
menyatakan berapa kali menggeser koma, karena menggeser koma ke
kiri orde bernilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke kanan
(belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma.
Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena ke kanan orde
bernilai negatif.
Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:
Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran
Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur
Memudahkan dalam perhitungan
Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)
Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.
2. Aturan angka penting
Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting
Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting
Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting,
kecuali ada penjelasan khusus, misalnya, berupa garis di bawah angka
terakhir yang masih dianggap penting.
Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol,
baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan koma decimal,
bukan angka penting.
Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting
3. Berhitung dengan angka penting
Pembulatan
Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5 dibulatkan ke
bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke atas jika sebelumnya angka
gasal dan dibulatkan ke bawah jika sebelumnya angka genap.
Contoh:
2,89 mm => 3 mm
65,675 mm => 65,68 mm
Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh
mengandung satu angka taksiran. Banyaknya angka penting pada hasil
penjumlahan dan pengurangan ditentukan oleh bilangan dengan angka
yang paling sedikit di belakang koma.
Contoh:
252,8 +2,37 = 255,17,
karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka taksiran, maka hasil
penjumlahan tersebut dituliskan 255,2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
570 – 362 = 208,
dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.
Perkalian dan Pembagian
Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan memerhatikan
aturan angka penting akan menghasilkan bilangan dengan angka penting
yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting
paling sedikit.
Contoh:
2,37 => mempunyai 3 angka penting
1,4 => mempunyai 2 angka penting
3,318 => angka 3 adalah angka taksiran
Angka penting yang paling sedikit dalam operasi perkalian adalah 2
sehingga hasil operasi perkaliannya adalah 3,3.
Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan yang mempunyai
angka penting tertentu dengan bilangan yang hanya mempunyai angka
pasti akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting sama
dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.
Contoh:
5,10 => mempunyai 3 angka penting
5 => angka pasti
25,50 = 25,5 => tiga angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang mempunyai
angka penting tertentu akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka
penting yang sama dengan banyak angka penting yang diakarkan atau
dipangkatkan.
Contoh:
(1) s = √0,16 => (dua angka penting)
s = 0,40 => (dua angka penting)
(2) V = (0,50)3 => (dua angka penting)
V = 0,125 => (tiga angka penting)
V = 0,12 => (dua angka penting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI