plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · pretest dan posttest dilakukan menggunakan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Siti Cholifah
101134200
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah, peneliti persembahkan karya sederhana ini
kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang
tiada terhingga dalam setiap langkah yang telah peneliti tempuh.
2. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan dukungannya.
3. Teman-temanku PGSD 2010
4. Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
MOTTO
“ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena
itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal “. (QS. Ali
Imran 3: 160)
“Ketika kita mempunyai impian, kita akan mempunyai rencana dan cara untuk
melakukannya atau mewujudkannya” (Queen Seon Deok)
“Nol adalah dimana segala sesuatu dimulai. Jika kamu tidak bisa mulai dari
sana, kamu tidak bisa mendapatkan apa-apa dan tidak mencapai apa-
apa”(Conan Edogawa)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ABSTRAK
Cholifah, Siti. (2014). Perbedaan Prestasi Belajar siswa atas Penggunaan
Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori. Yogyakarta.
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa tingkat prestasi belajar
matematika masih rendah yang dibuktikan oleh data hasil studi TIMSS dan PISA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika. Alat peraga yang digunakan adalah Papan
Pin Perkalian untuk materi operasi perkalian kelas 2 SD.
Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent
control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 2A
SDN Keceme 1 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas 2B sebagai kelompok
kontrol. Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan menggunakan 20 soal
pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan observasi. Prosedur
analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data,
menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Teknik analisis data
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan
penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil
analisis data menunjukkan rata-rata skor post-test kelompok kontrol lebih rendah (M
= 11,5, SE = 0,399) dibandingkan dengan skor post-test kelompok eksperimen (M
= 13,33, SE = 0,576). Perbedaan ini signifikan t (46) = -2,615, p < 0,05 dan
memiliki effect size sedang yaitu r = 0,32. Hasil analisis data kemudian dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas
penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori terhadap prestasi belajar
siswa. Peneliti merekomendasikan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran
matematika.
Kata kunci: alat peraga matematika, metode Montessori, prestasi belajar, Papan
Pin Perkalian.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ABSTRACT
Cholifah, Siti. (2014). Differences students achievement of the using Montessori
Method-Based Math Visual Aid. Yogyakarta. Sanata Dharma
University.
This study exposed without any theory that learning math achievement tiers in
still low as evidenced by data of TIMSS and PISA study results. This study aims to find
differences student achievement of using visual aid on students achievement. The
visual aid that is used for the multiplication material for the second grade
students of Elementary School is Multiplication Pins Board.
This research is a quasi-experimental research using nonequivalent
control group design. The population and samples of this study are the students of
class 2A SDN Keceme 1 as the experimental group and the students of class 2B as
the control group. The data in this study are obtained by doing the pretest and
posttest on the experimental and control group. Pretest and posttest use 20
multiple choice questions that have been tested for their validity, reliability and
level of difficulty. Data are collected in two ways, namely documentation and
observation. The procedure of data analysis in this study consists of determining
the hypothesis, managing the data, determining significance level, and testing the
classical assumption and hypothesis. Data analysis technique that is used for
testing the hypotheses is independent t – test, is supported by Microsoft Excel and
the Statistical Product and Service Solutions ( SPSS ). The results of the data
analysis shows the average post-test score of the control group was lower (M =
11.5, SE = 0.399) compared with the post-test score of the experimental group (M
= 13.33, SE = 0.576). This difference was significant t (46) = -2.615, p <0.05 and
has a moderate effect size is r = 0.32. The results of data analysis then can be
said that there are differences in student achievement over the use Montessori
Method-Based Math Visual Aid.
The conclusion of this study shows that there is different of using
Montessori method based visual aids on students achievement. Researchers
recommend props mathematics based a method of a montessori used in learning
mathematics.
Keywords: math visual aid, Montessori method, students achievement,
Multiplication Pins Board
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah
melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar Siswa
Atas Penggunaan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori” ditulis
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini selesai tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. E.Catur Rismiati, S.Pd.,MA.,Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus
pembimbing I yang telah sangat banyak memberikan semangat, ilmu dan
inspirasi dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan
banyak bantuan, semangat, dan saran yang membangun dalam pembuatan
karya ilmiah ini.
5. Walidi, S.Pd. Kepala Sekolah SDN Keceme I yang telah memberikan
dukungan serta ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SDN
Keceme I.
6. Sukiyem, A.Ma.Pd guru kelas 2A SDN Keceme I yang telah bekerja sama
serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian
kolaboratif.
7. Dwi Purwanti, S.Pd.SD guru kelas 2A SDN Keceme I yang telah bekerja
sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam
penelitian kolaboratif.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
8. Siswa kelas 2A dan 2B SDN Keceme I, yang bersedia bekerja sama dalam
penelitian ini.
9. Bapakku Drs. Basuni, M.S.I, ibuku Dra. Purwastuti, keluargaku, dan teman
hidupku Muhamad Suratno, S.Pd yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
dukungan dan bimbingan kepada peneliti serta membantu mengoreksi tulisan
ini.
10. Teman-teman fruitzee yang telah banyak berbagi canda, tawa, sedih, dan
senang bersama.
11. Teman-teman PPL SDN Keceme I, yang memberikan bantuan selama peneliti
melakukan penelitian di sekolah.
12. Teman-teman PGSD USD kelas C angkatan 2010 yang selalu memberikan
inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
13. Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala
keperluan unruk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat berguna
untuk karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Peneliti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
PRAKATA ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi masalah ................................................................................... 8
C. Batasan Masalah......................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
G. Definisi Operasional................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 13
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 34
D. Hipotesis ..................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 37
C. Variabel Penelitian dan Data Penelitian ..................................................... 40
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44
F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 45
G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 48
H. Prosedur Analisis Data ............................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 82
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 82
B. Pembahasan ................................................................................................ 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 116
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 118
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data................................................................. 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttes ...................................................... 46
Tabel 3.3 Lembar observasi proses pembelajaran di kelas .............................. 47
Tabel 3.4 Kriteria hasil validasi ....................................................................... 50
Tabel 3.5 Hasil validasi silabus ........................................................................ 50
Tabel 3.6 Hasil validasi RPP ............................................................................ 52
Tabel 3.7 Hasil validasi soal tes prestasi .......................................................... 53
Tabel 3.8 Kisi-kisi soal uji validitas konstruk .................................................. 56
Tabel 3.9 Soal yang valid ................................................................................. 58
Tabel 3.10 Rincian jumlah soal ........................................................................ 59
Tabel 3.11 Kualifikasi koefisien reliabilitas .................................................... 61
Tabel 3.12 Hasil perhitungan reliabilitas ......................................................... 61
Tabel 3.13 Kategori indeks kesukaran soal...................................................... 62
Tabel 3.14 Indeks kesukaran soal .................................................................... 63
Tabel 3.15 Jadwal penelitian ............................................................................ 81
Tabel 4.1 Daftar kegiatan selama pengambilan data ....................................... 84
Tabel 4.2 Deskripsi hasil pretest dan posttes ................................................... 85
Tabel 4.3 Hasil Uji normalitas skor pretest kelompok kontrol ........................ 87
Tabel 4.4 Hasil Uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen ................. 88
Tabel 4.5 Angka skewness dan kurtosis kelompok kontrol ............................. 89
Tabel 4.6 Angka skewness dan kurtosis kelompok eksperimen ...................... 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas skor pretest ................................................. 92
Tabel 4.8 Hasil uji independent t-test skor pretest ........................................... 93
Tabel 4.9 Hasil uji normalitas kelompok kontrol ................................................. 95
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas kelompok eksperimen .................................... 95
Tabel 4.11 Angka skewness dan kurtosis kelompok kontrol ......................... 97
Tabel 4.12 Angka skewness dan kurtosis kelompok eksperimen .................... 98
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas skor post-test ............................................ 99
Tabel 4.14 Hasil uji independent t-tets skor post-test ..................................... 100
Tabel 4.15 Hasil uji paired t-test kelompok kontrol ............................................. 103
Tabel 4.16 Hasil uji Paired t-test kelompok eksperimen ...................................... 105
Tabel 4.17 Hasil uji normalitas selisih kelompok kontrol ............................... 106
Tabel 4.18 Hasil uji normalitas selisih kelompok eksperimen ........................ 107
Tabel 4.19 Hasil uji homogenitas selisih ......................................................... 108
Tabel 4.20 Hasil uji independent t-test selisih ...................................................... 109
Tabel 4.21 Hasil uji effect size ......................................................................... 110
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Papan Pin Perkalian ...................................................................... 31
Gambar 2.2 Skema penelitian yang relevan ..................................................... 34
Gambar 3.1 Desain penelitian .......................................................................... 37
Gambar 3.2 Rumus point biserial..................................................................... 57
Gambar 3.3 Rumus Crobanch Alpha ............................................................... 60
Gambar 3.4 Rumus indeks kesulitan ................................................................ 62
Gambar 3.5 Rumus Lavene’s test..................................................................... 69
Gambar 3.6 Rumus Kolmogorov sminov ......................................................... 71
Gambar 3.7 Rumus t-test.................................................................................. 74
Gambar 3.8 Rumus effect size .......................................................................... 80
Gambar 3.9 Rumus koefisien determinasi ....................................................... 80
Gambar 4.1 Grafik hasil pretest dan posttes .................................................... 86
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot dan histogram pretest kelompok kontrol ........... 88
Gambar 4.3 Grafik P-P Plot dan histogram pretest kelompok eksperimen .... 89
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot dan histogram Post-test kelompok Kontrol ....... 95
Gambar 4.5 Grafik P-P Plot dan histogram Pretest kelompok Eksperimen ... 95
Gambar 4.6 Perhitungan manual independent t-test skor post-test ........................... 102
Gambar 4.7 Perhitungan effect size .................................................................. 110
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat penelitian ............................................................................ 123
Lampiran 2 Contoh perangkat pembelajaran .................................................. 125
Lampiran 3 Contoh komentar validitas isi perangkat pembelajaran ................ 128
Lampiran 4 Contoh instrumen soal prestasi .................................................... 129
Lampiran 5 Contoh komentar validitas instrumen penelitian .......................... 130
Lampiran 6 Hasil validitas muka ..................................................................... 131
Lampiran 7 Contoh hasil pekerjaan siswa ...................................................... 132
Lampiran 8 Analisis validitas konstruk dan reliabilitas ................................... 133
Lampiran 9 Tabulasi data mentah pretest dan post-test .................................. 135
Lampiran 10 Analisis skor pretest dan posttest .............................................. 136
Lampiran 11 Foto penelitian dan lembar observasi ......................................... 140
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala
aspek kehidupan ke dalam suatu kesatuan masyarakat yang lebih besar dalam
kehidupan internasional atau dapat disebut dengan istilah proses mendunia
(Dantes, 2008: 1). Proses mendunia tersebut berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan masyarakat seperti aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah
satu dampak dari globalisasi adalah persamaan hak (Dantes, 2008: 1). Persamaan
hak dalam konteks pendidikan adalah setiap individu memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan dan layak dengan tidak memandang suku, ras,
jenis kelamin serta latar belakang ekonomi.
Adanya persamaan hak membuat semakin banyak orang yang menempuh
pendidikan sehingga persaingan menjadi semakin ketat. Individu yang tidak
mampu mengikuti perkembangan jaman akan semakin tertinggal. Kompetisi yang
ketat menjadi tantangan bagi setiap negara untuk terus memajukan pendidikannya
supaya tidak tertinggal oleh negara di dunia. Negara Indonesia merupakan bagian
dari dunia yang menyadari bahwa supaya mampu bersaing dan tidak tertinggal
oleh negara lain di dunia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas (Suhartini, 2009: 10).
SDM berkualitas tercipta dari sekolah-sekolah yang ada di Indonesia karena
sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang secara langsung berperan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mencetak SDM di Indonesia yaitu siswa. Siswa dididik untuk menjadi individu
yang siap bersaing di era globalisasi. Sekolah memberikan berbagai macam mata
pelajaran kepada siswa untuk membekali siswa supaya mampu bersaing di dunia
internasional. Mata pelajaran yang ada di Indonesia juga disesuaikan dengan
materi-materi yang ada di negara-negara lain yaitu meliputi matematika,
pengetahuan alam, dan sosial sebagai mata pelajaran pokok. (Badan Nasional
Standar Pendidikan, 2006: 8). Matematika adalah ilmu yang menjadi dasar bagi
ilmu-ilmu yang lain (Suherman, 2003: 25) sehingga matematika juga digunakan
sebagai tolak ukur kemajuan pendidikan suatu negara. Kemajuan matematika
diteliti oleh suatu lembaga yang bernama TIMSS (Trens in International
Mathematics and Science Study) dan PISA (Programme for International Student
Assessment).
TIMSS adalah suatu studi bertaraf internasional yang memiliki tujuan untuk
mengukur prestasi matematika dan sains negara peserta di seluruh dunia yang
diselenggarakan setiap empat tahun sekali (Kementrian Pendidian dan
Kebudayaan, 2011: 1). TIMSS dikoordinasi oleh IEA (The International
Association for the Evaluation of Educational Achievement) yang pusatnya ada di
Amsterdam, Belanda (Kemdikbud, 2011: 1). Sedangkan PISA adalah lembaga
studi tentang literasi membaca, matematika, dan sains yang diselenggarakan setiap
3 tahun sekali (Kemdikbud, 2011: 1). PISA dikoordinasikan oleh OECD
(Organisation for Economic Cooperation and Develompent) yang berpusat di
Perancis. Hasil studi dari TIMMS dan PISA pada setiap periode akan
dipublikasikan dan dapat diketahui oleh sumua negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Hasil studi TIMSS pada tahun 1999 memperlihatkan bahwa prestasi
matematika Indonesia berada pada peringkat 32 dari 38 peserta, pada tahun 2003
berasa pada posisi 37 dari 46 peserta dan pada tahun 2007 berada pada peringkat
35 dari 45 negara peserta (Kemendikbud, 2011: 1). Studi TIMMS yang terbaru
adalah pada tahun 2011 yang menunjukkan prestasi matematika di Indonesia
masih belum memuaskan yaitu berada pada tingkat 38 dari 42 negara anggota
yang disurvei oleh TIMMS (Arora, 2011: 31). Sedangkan hasil studi oleh PISA
tentang tingkat literasi matematika pada tahun 2000, 2003, dan 2006 secara
berturut-turut adalah peringkat 39 dari 41 negara dengan skor 367, peringkat 38
dari 40 negara dengan skor 360 serta yang terakhir menduduki peringkat 50 dari
57 negara dengan skor 391 (Kemendikbud, 2011: 1).
Hasil studi TIMSS dan PISA di atas dapat dijadikan sebagai gambaran bahwa
prestasi matematika di Indonesia masih tergolong rendah. Prestasi matematika
yang rendah merupakan salah satu efek dari buruknya sistem pendidikan di
Indonesia (Tjalla 2011: 3). Kurikulum KTSP yang selama ini berjalan dinilai
kurang sesuai perkembangan siswa, beban belajar terlalu banyak, hanya menitik
beratkan pada aspek kognitif dan kurang mengembangkan karakter menjadi dasar
bagi pemerintah untuk mengembangkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013
(Kemendikbud, 2012: 12). Fenomena masyarakat yaitu banyaknya korupsi,
kenakalan remaja, plagiarisme, dan narkoba juga menjadi pertimbangan
pemerintah untuk mengembangkan kurikulum baru tersebut (Kemendikdub, 2012:
13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan memperhatikan teori perkembangan
anak dan memasukkan pendidikan karakter pada mata pelajaran, oleh karena itu
Kurikulum 2013 diharapkan mampu mengantarkan Indonesia untuk memiliki
SDM yang berkualitas. Hal tersebut diperkuat oleh Kepala Pusat Informasi dan
Humas (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad yang menyatakan bahwa kurikulum
2013 diharapkan dapat menjawab tantangan PISA, terutama untuk soal
matematika level advance (Kemendikbud, 2013: 1) karena matematika adalah
ilmu yang mendasari ilmu yang lain.
Matematika adalah dasar bagi ilmu-ilmu yang lain, misalnya ketika seseorang
belajar ekonomi. Ketika seseorang belajar ilmu ekonomi maka akan menggunakan
ilmu matematik untuk menghitung banyaknya keuangan yang masuk, jumlah
pajak, dan keuntungan. Saat belajar tentang Biologi maka kita akan menggunakan
ilmu matematika untuk menganalisis hasil percobaan yang dilakukan. Contoh lain
dari penerapan matematika adalah ketika seseorang meneliti sebuah efek suatu
obat baru terhadap sekelompok mencit, maka akan menghitung rata-rata berat
badan mencit, dan mehitung seberapa besar efek obat menggunakan ilmu
matematika. Pembelajaran fisika juga menggunakan berbagai macam rumus fisika
yang tentunya juga menggunakan ilmu matematika. Contoh yang lain adalah bagi
masyarakat muslim juga menggunakan ilmu matematika untuk menentukan waktu
sholat di berbagai negara di dunia.
Matematika, disamping merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu yang lain
juga memiliki fungsi penting bagi siswa sehingga sebaiknya pembelajaran
matematika dirancang supaya mudah dipahami oleh siswa. Fungsi penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
matematika menurut (Suherman, 2003: 56) adalah sebagai alat, pola pikir dan
pengetahuan. Fungsi matematika sebagai pola pikir artinya siswa akan belajar
pemahaman atau penalaran dari suatu pengertian melalui matematika. Matematika
juga berfungsi sebagai alat memiliki makna bahwa matematika dapat digunakan
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam ilmu lain atau dalam kegiatan
sehari-hari. Fungsi matematika yang terakhir adalah matematika sebagai
pengetahuan, yaitu bahwa matematika mencari kebenaran dan mengembangkan
penemuan-penemuan yang pernah ada.
Pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu
pendorong bagi para pelaku pendidikan di Indonesia untuk terus mengupayakan
pembelajaran matematika yang efektif dan mencapai hasil yang maksimal. Proses
mencapai hasil yang maksimal tentu mengalami beberapa kendala salah satunya
adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar
matematika sering dialami oleh siswa. Kesulitan yang sering dialami oleh siswa
disebabkan karena kurangnya kemampuan untuk mengabtraksi yaitu memahami
konsep abstrak yang ada pada materi matematika (Widdiharto, 2008: 8)
Sembilan dari sepuluh siswa di Indonesia menyatakan bahwa matematika itu
sulit atau dapat dikatakan kesulitan belajar matematika melanda sebagian besar
siswa sekolah dasar di Indonesia (Kompasiana, 2014: 1). Supaya siswa mudah
memahami konsep matematika yang abstrak, sebaiknya pembelajaran matematika
dirancang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Dahar (2011: 56)
mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak sekolah dasar (7-11 tahun)
berada pada tahap operasional konkrit dimana anak akan lebih mudah memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang konkrit dan lebih sulit memahami hal-hal yang abstrak. Oleh karena itu,
siswa perlu memahami konsep matematika dalam bentuk konkrit terlebih dahulu
sebelum memahami bentuk abstraknya yaitu menggunakan suatu cara untuk
mengkonkritkan materi matematika. Alat peraga adalah suatu alat yang dapat
digunakan untuk membantu mengkonkritkan materi matematika (Sitanggang,
2013: 3).
Keuntungan yang dapat diperoleh apabila menggunakan alat peraga
matematika yaitu proses belajar mengajar termotivasi, konsep abstrak matematika
tersaji dalam bentuk konkrit, hubungan antara konsep abstrak dan benda di alam
sekitar akan lebih mudah dipahami siswa, merangsang siswa untuk berfikir,
merangsang siswa menjadi aktif dan merangsang siswa unutk memecahkan
masalahnya sendiri Suherman (2003: 243). Selain itu, teori pembelajaran Jerome
Bruner menyatakan bahwa pengetahuan yang di peroleh sendiri akan lebih
bertahan lama dan pengetahuan yang diperoleh secara mandiri akan menghasilkan
hasil yang paling baik (Dahar, 2011: 79). Kesimpulan dari pernyataan Suherman
dan Dahar adalah alat peraga yang dapat membangun pengetahuan anak secara
mandiri berpeluang mampu membuat anak mudah memahami materi matematika
dan pemahaman yang di dapat juga lebih bertahan lama karena siswa dapat belajar
secara mandiri.
Pembelajaran mandiri merupakan salah satu karakteristik dari metode
montessori (Montessori, 2013: 192), sehingga alat peraga matematika yang
digunakan dalam metode Montessori lebih ditekankan supaya dapat membimbing
anak untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Alat peraga matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Montessori memiliki pengendali kesalahan pada alat itu sendiri sehingga
meminimalkan dominasi guru saat menggunakan alat peraga. Alat tersebut
membuat siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar tidak tergantung dengan
keberadaan guru melalui alat peraga yang memiliki pengendali kesalahan sendiri.
Selain itu alat peraga Montessori juga sesuai dengan perkembangan anak baik
perkembangan kognitif maupun fisik yaitu bersifat mengkonkritkan materi yang
abstrak, mudah dibawa dan ringan dibawa oleh anak. Donabella dan Rule (2008:
3) melakukan penelitian terhadap siswa kelas 4 sekolah dasar menggunakan alat
peraga Montessori Checker board untuk materi perkalian. Penelitian (Donabella
dan Rule, 2008: 2) mengatakan “Pretest and posttest results of the four students
indicated that all increased their understanding of multiplication”. The results of
an attitude survey showed students improved in enjoyment, perceived knowledge,
and confidence in solving multiplication problems.” yaitu hasil preetest dan
posttest menunjukkan empat siswa merasa pemahamannya tentang perkalian
meningkat.
Alat peraga Montessori sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang
dikemukakan oleh Dahar. Selain meningkatkan perkembangan kognitif, alat
peraga Montessori juga sesuai dengan teori pembelajaran penemuan Jerome
Bruner. Penelitian Donablla dan Rule (2008: 2) juga menguatkan bahwa alat
peraga Montessori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Teori yang telah
dipaparkan membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan prestasi
belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun maka dapat ditemukan
beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika di Indonesia masih tergolong rendah.
2. Materi matematika di SD termasuk materi yang abstrak.
3. Siswa merasa sulit belajar matematika.
4. Kurangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
C. Batasan Masalah
Peneliti memberikan batasan masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah ini
dilakukan untuk menfokuskan penelitian. Batasan masalah memiliki arti kebenaran
hasil penelitian ini hanya dibatasi pada bagian yang telah difokuskan (Purwanto,
2012: 73). Penelitian ini hanya terbatas meneliti seberapa perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis Montessori pada siswa
sekolah dasar kelas dua karena tertarik dengan wacana tentang prestasi belajar di
Indonesia. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
bagian kognitifnya saja karena pada studi tentang kemampuan matematika pada
tingkat internasional yang diukur adalah kemampuan matematika secara kognitifnya
saja. Operasi matematika kelas dua pada penelitian ini dibatasi pada standar
kompetensi 3 yaitu melakukan perkalian yang hasilnya bilangan dua. Alat peraga
matematika berbasis metode Montessori pada penelitian ini adalah Papan Pin
Perkalian. Hasil penelitian ini hanya berlaku terbatas di SD Negeri Keceme 1
Sleman pada materi perkalian yang hasilnya dua angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan prestasi
belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan ada
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak
diantaranya adalah bagi peneliti, sekolah, guru dan siswa.
1. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti dapat memiliki
pengalaman dalam melakukan penelitian sehingga dapat termotivasi
mengembangkan penelitian yang lain, b) penelitian dapat mengetahui cara
meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi
perkalian, c) peneliti dapat menambah wawasan tentang alat peraga alternatif
yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika materi perkalian, d) peneliti dapat menambah
pengetahuan tentang alat peraga Montessori dan alternatifnya dalam
penerapkan ke mata pelajaran matematika khususnya untuk materi perkalian
kelas 2 sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Bagi sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah a) sekolah bisa mendapatkan
sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena guru mendapat tambahan
wawasan tentang alat peraga alternatif ala Montessori yang belum pernah di
terapkan di sekolah, b) penelitian ini turut serta meningkatkan prestasi sekolah
karena dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
3. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah a) guru mendapat tambahan wawasan
tentang alat peraga Montessori beserta alternatif pembuatannya untuk
menunjang pembelajaran matematika materi perkalian, b) guru mendapat
inspirasi untuk membuat alat peraga yang relevan dengan pembelajaran dan
perkembangan anak untuk menunjang pembelajaran.
4. Bagi siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah a) prestasi belajar matematika siswa
pada materi perkalian menjadi meningkat, b) Siswa mendapatakan
pengalaman belajar menyenangkan dengan menggunakan alat peraga ala
Montessori papan pin perkalian.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Matematika
Matematika adalah ilmu yang diperoleh dengan cara menalar, berlogika, dan
membuktikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Alat peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan materi tertentu
agar terlihat lebih nyata.
3. Alat peraga matematika
Alat peraga matematika adalah alat yang digunakan untuk memperagakan
suatu materi metamtika supaya menjadi lebih nyata.
4. Metode Montessori
Metode Montessori adalah cara mendidik siswa yang dikembangkan oleh
Maria Montessori dengan cara mengoptimalkan kemampuan panca indera dan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan dan menemukan
pengetahuannya sendiri.
5. Alat peraga Montessori
Alat peraga Montessori adalah alat yang didesain untuk siswa supaya dapat
tertarik untuk mencoba dan belajar menemukan pengetahuannya secara
mendiri.
6. Alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Alat peraga matematika berbasis metode Montessori adalah alat yang didesain
untuk siswa supaya dapat tertarik untuk mencoba dan belajar menemukan
pengetahuannya matematikanya secara mendiri.
7. Prestasi belajar
Prestasi siswa adalah dari sebuah proses belajar, dalam penelitian ini berupa
nilai yang diperoleh skor dari tes yang dilakukan dan berupa pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konitif. Prestasi belajar pada penelitian ini memiliki pengertian yang sama
dengan hasil belajar.
8. Siswa sekolah dasar
Siswa sekolah dasar adalah siswa pada jenjang pendidikan dasar yang berusia
antara 7 tahun hingga 12 tahun.
9. Pretest
Pretest adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran untuk
mengetahui tingkat pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.
10. Posttest
Post-test adalah suatu kegiatan yang dlakukan di akhir pembelajaran untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini ada tiga bagian yang akan diuraikan yaitu kajian teori, penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian teori akan membahas
tentang beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian yang relevan
berisi tentang penelitian-penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yang
akan peneliti lakukan. Kerangka berfikir berisi tentang rumusan konsep yang
didapat dari hasil kajian teori. Bagian terakhir pada bab I yaitu hipotesis penelitian
berisi tentang dugaan sementara yang akan terjadi pada penelitian yang akan
dilakukan.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian yang
relevan.
1. Teori yang mendukung
Bagian ini membahas beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian yang
akan dipakai, yaitu prestasi belajar, metode montessori, alat peraga, pembelajaran
matematika, dan operasi perkalian.
a. Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Pada topik ini akan menguraikan tahapan perkembangan anak menurut dua
ahli, yaitu menurut Piaget dan Montessori. Tahapan perkembangan anak menurut
Piaget dibagi menjadi 4 tahap (Hill, 2011: 160-164). Pertama adalah tahap sensori
motor yaitu pada umur 0-2 tahun. Pada tahap 0-2 tahun anak baru dapat
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memahami hal-hal yang dapat ditangkap oleh pancaindranya. Seorang bayi lahir
dengan refleks bawaan untuk membantu membentuk perilaku anak. Kedua adalah
tahap pra operasional yaitu pada umur 2-7 tahun. Tahap kedua ini anak sudah bisa
menghubungkan pengalaman yang dilihat dengan pengalaman pribadi yang
dialaminya. Tahap ketiga disebut tahap pra operasional konkrit. Tahap operasional
konkrit berlangsung antara umur umur 7-11 tahun. Tahap 7-11 tahun, seorang
anak sudah dapat memahami simbol matematis namun anak belum dapat
memahami hal-hal yang abstrak. Anak sekolah dasar menurut Piaget berada pada
tahapan ini. Tahap terakhir ialah tahap operasional formal yang berjalan pada
umur sebelas tahun ke atas. Tahap terakhir ditandai dengan anak sudah dapat
memecahkan masalahnya, mampu berfikir reflektif, dan mengaitkan antar simbol.
Teori perkembangan anak yang kedua yaitu menurut Maria Montessori. Tahap
perkembangan anak menurut Montessori dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu umur
0-6, 6-12, dan 12-18 (Holt, 2008: xxi). Tahapan yang pertama adalah tahap usia 0-
6 tahun. Usia 0-6 tahun merupakan tahapan pertama dan tahapan emas bagi anak-
anak. Tahapan ini merupakan periode dimana anak mulai belajar melakukan
gerak, berlatih tentang keteraturan, menyayangi lingkungan, serta sangat peka
terhadap susuatu yang bersifat mendetail dan bilangan atau angka. Tahap kedua
adalah usia 6-12 tahun. Tahap kedua ini, anak mulai peka terhadap hal yang
bersifat logika dan pembenaran. Anak mulai mampu mengembangkan imajinasi,
rasa berkelompok, ingin menampakkan kekuatan fisik, dan mengasah mental dan
moralitas pada umur 6-12 tahun. Tahap ketiga ialah 12-18 tahun. Usia 12-18
tahun merupakan tahapan perkembangan anak yang terakhir menurut Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Anak pada tahapan ketiga akan mengalami kematangan fisik dan mulai mencari
model ideal yang akan menjadi idolanya dan menjadikannya acuan untuk diikuti.
Rentang usia anak sekolah dasar adalah antara 7-12 tahun. Piaget
mengungkapkan bahawa anak sekolah dasar tahapan perkembangannya ada pada
tahapan operasional konkret. Montessori mengungkapkan pernyataan yang lain
dari Piaget tentang teori perkembangan anak. Teori tersebut adalah anak usia
sekolah dasar ada pada tahapan yang kedua yaitu dimana anak sangat sensitif
terhadap logika dan pembenaran. Kedua uraian dari Montessori dan Piaget
tersebut kemudian dapat dikatakan anak sekolah dasar memerlukan pembelajaran
yang konkret dan ada pembenaran yang sesuai dengan logika anak.
b. Metode Montessori
Pada topik ini akan diuraikan mengenai dua pokok bahasan yaitu tentang
sejarah metode montessori dan karakteristik metode montessori.
1. Sejarah metode Montessori
Metode montessori merupakan salah satu metode untuk anak sekolah dasar
yang sudah lama berkembang di Italia dan kini menyebar sampai ke Indonesia.
Nama metode Montessori diambil dari nama pencetusnya yaitu Maria Montessori.
Montessori merupakan salah satu tokoh besar pendidikan. Montessori lahir di
Chiaravalle, provinsi Ancona, Italia pada tanggal 31 Agustus 1870 (Magini, 2013:
103). Montessori lahir dari seorang ibu bernama Renilde Stoppani dan seorang
ayah bernama Alessandro Montessori. Maria montessori adalah seorang dokter
dan perempuan pertama di Italia yang meraih gelar doktor di bidang kedokteran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Metode Montessori muncul melalui sebuah sekolah bagi anak-anak yang
kurang beruntung dalam bidang finansial yang bernama Casai De Bambini atau
Children’s House. Melalui Casai De Bambini inilah Montessori banyak
mengamati perilaku anak dan menuangkan hasil pengamatannya ke dalam alat
peraga yang terinspirasi dari alat peraga Itard dan Seguin (Magini, 2013: 46-51).
2. Karakteristik metode Montessori
Standing (Kirkpatrick, 2008: 128) mengungkapkan tentang makna,”Teach,
Teaching, not correcting”, yaitu mengoreksi memang akan lebih cepat
memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh siswa, tetapi akan menimbulkan
catatan mental pada anak tentang ketidaksempurnaan sesuatu yang dikerjakan
oleh anak tersebut. Catatan mental tersebut akan membuat anak menjadi takut
salah, lebih baik jika anak tersebut menyadari ketidak sempurnaan yang terjadi
melalui dirinya sendiri atau alat yang dipakainya sendiri.
Metode Montessori memiliki 5 prinsip dasar yaitu menghormati anak, pikiran
penyerap, periode sensitif, swadidik, dan menyiapkan dengan lingkungan
(Bradley, 2013: 7-9). Guru yang menunjukkan rasa hormat kepada siswanya akan
membuat siswanya belajar akan hal tersebut, baik untuk diri mereka sendiri
maupun untuk orang lain. Konsep pikiran penyerap adalah setiap anak menyerap
langsung ke psikisnya segala yang mereka pelajari. Montessori mengungkapkan
hanya dengan hidup siswa dapat belajar, tetapi mereka tidak bisa belajar sendiri
melainkan membutuhkan guru, pengalaman dan lingkungan. Lingkungan dapat
membantu siswa untuk belajar. Periode sensitif adalah tahap perkembangan anak
dimana anak akan lebih mudah belajar suatu keterampilan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penerapan metode Montessori dalam pembelajaran selalu berkaitan dengan
alat peraga. Alat peraga merupakan salah satu ciri dari metode tersebut.
Montessori merancang dan membuat sendiri alat peraga sesuai dengan hasil
pengamatannya dan mengacu pada alat yang dibuat oleh Itard dan Seguin
(Magini, 2013: 46-50). Alat peraga Montessori di rancang sesuai dengan
kebutuhan anak baik secara kognitif maupun secara fisik. Secara kognitif, alat
peraga dikembangkan sesuai dengan kemampuan anak yaitu untuk membuat
materi pembelajaran menjadi lebih nyata, sedangkan secara fisik, alat peraga
Montessori disesuaikan dengan fisik anak. Misalnya meja dan kursi dibuat kecil
dan pendek sesuai dengan ukuran tubuh anak-anak.
Montessori berpendapat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan untuk
mandiri (Pitamic, 2013: 8). Metode Montessori memiliki filosofi “Teach me to do
it my self”. Filosofi tersebut mengandung arti bahwa setiap anak terlahir memiliki
kemampuan untuk belajar dan menemukan cara belajarnya sendiri. Berangkat dari
filosofi tersebut, metode Montessori sangat menghargai kebebasan dan hasil kerja
anak.
Beberapa paparan yang telah diuraikan kemudian dapat dibuat kesimpulan
yaitu metode montessori memiliki karakter menghargai kemampuan anak,
menghargai kebebasan individu, menghargai hasil kerja anak, tidak ada unsur
mengoreksi dari guru, dan selalu menggunakan alat peraga yang menuntun anak
untuk belajar secara mandiri. Guru dapat menghargai kemampuan anak dengan
cara mempercayai anak untuk melakukan tugasnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori
Sub bab alat peraga matematika berbasis metode Montessori akan membahas
tentang 3 bagian tentang alat peraga. Tiga bagian yang akan dibahas tersebut
adalah alat peraga matematika, alat peraga matematika Montessori, dan
karakteristik alat peraga Montessori. Hal pertama yang akan dibahas adalah
mengenai pengertian alat peraga matematika.
a. Pengertian alat peraga matematika
Alat peraga terdiri atas dua jenis yaitu media pembawa informasi dan media
yang digunakan sekaligus sebagai alat untuk menanamkan konsep kepada siswa
seperti alat-alat peraga matematika (Suherman,2003: 138). Menurut Suherman
(2003: 243) ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila menggunakan
alat peraga matematika, yaitu proses belajar mengajar termotivasi dan konsep
abstrak matematika tersaji dalam bentuk konkrit, hubungan antara konsep abstrak
dan benda di alam sekitar akan lebih mudah dipahami siswa, merangsang siswa
untuk berfikir, merangsang siswa menjadi aktif dan merangsang siswa untuk
memecahkan masalahnya sendiri. Alat bantu atau alat peraga matematika sangat
mempengaruhi penyerapan dan ingatan tentang pengetahuan matematika dan
pengetahuan prosedural yang sangat penting untuk menguasai materi matematika
(Silver, Brunsting, Walsh, & Thomas 2013: 14).
Suherman (2003: 244) menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan saat
membuat, memilih atau menggunakan yaitu, alat peraga sebaiknya tahan lama,
bentuk menarik, warna menarik. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih
alat peraga adalah alat peraga tersebut mudah digunakan, ukuran sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
fisik anak, dan sesuai dengan konsep matematika yang jelas. Masih menurut
Suherman (2003: 244) alat peraga yang baik seharusnya adalah alat peraga yang
dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak matematika karena abstrak
adalah salah satu hal pokok yang menyebabkan matematika sulit dipahami oleh
seorang anak.
Beberapa pernyataan tentang alat peraga alat peraga yang telah dikemukakan
kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga adalah bagian dari media
pembelajaran yang memiliki banyak fungsi penting dalam pembelajaran
matematika. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan alat
peraga dalam membuat, memilih, serta memakai alat peraga matematika supaya
tujuan pembelajaran tercapai. Membuat alat peraga perlu memperhatikan bahan,
ketahanan, biaya dan yang paling penting adalah fungsinya.
b. Alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Pitamic (2013: 105) dalam bukunya yang berjudul “Teach Me To Do It My
Self” menyatakan bahwa Montessori melalui pengamatannya berpendapat bahwa
matematika adalah konsep yang abstrak sehingga supaya anak dapat memahami
dengan baik harus dibuat senyata mungkin. Alat peraga montessori merupakan
salah satu alat yang digunakan untuk membuat materi menjadi lebih nyata. Materi
yang tersaji lebih nyata akan mudah dipahami oleh anak-anak karena sesuai
dengan perkembangan kognitif anak.
Lillard (2013: 168-169) mengatakan bahwa alat peraga matematika
Montessori tidak disusun untuk mengajar matematika. Alat peraga Montessori
dirancang untuk membantu anak mengembangkan pikiran matematika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
meliputi kemampuan memahami perintah dan urutan. Alat peraga Montessori juga
dirancang untuk membantu anak memiliki kemampuan untuk menempatkan
secara bersamaan mengenai hal yang telah diketahui.
Alat peraga Montessori dirancang secara sederhana, manarik, dan memberi
kesempatan anak untuk mengeksplorasi, melatih anak belajar secara mandiri, dan
memperbaiki kesalahannya sendiri (Lillard, 2013: 170). Alat peraga yang menarik
akan menarik perhatian anak untuk menggunakannya atau untuk mencoba alat
peraga tersebut untuk memenuhi rasa ketertarikan dan rasa ingin tahunya. Alat
peraga Montessori sisusun sederhana supaya mudah untuk digunakan anak-anak,
selain itu juga supaya anak dapat menggunakan alat tersebut secara mandiri dan
menemukan pengetahuan yang dipelajari melalui alat peraga yang digunakan.
Pernyataan Pitamic dan Lilliard kemudian dapat dikatakan bahwa alat peraga
matematika Montessori bertujuan untuk mengkonkritkan materi matematika yang
abstrak, membantu mengembangkan pikiran matematika siswa, melatih
kemandirian siswa dan dapat memperbaiki sendiri kesalahan yang terjadi pada
siswa.
c. Karakteristik alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Alat peraga Montessori memiliki empat ciri khusus (Gutek, 2004: 155), yaitu
auto-education, auto-corection, menarik, dan bergradasi. Auto-education
memiliki maksud bahwa anak akan belajar sendiri menggunakan alat peraga
Montessori. Alat peraga Montessori dirancang sesuai dengan perkembangan anak,
baik dalam hal perkembangan psikologi maupun fisiknya (Gutek, 2004: 155).
Penyesuaian alat peraga dengan perkembangan fisik dan psikologi ditujukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
supaya anak dapat belajar secara mandiri. Sebagai contoh adalah alat peraga
Montessori tentang perkalian untuk usia 9 tahun dirancang dengan menggunakan
manik-manik untuk mengkonkritkan materi perkalian. Penggunaan manik
ditujukan untuk mengkonkritkan materi perkalian karena anak usia 9 tahun ada
pada tahapan operasional konkrit. Contoh konsep alat peraga sesuai dengan
tahapan fisik anak adalah setiap alat peraga dibuat menggunakan bahan yang
ringan. Hal itu ditujukan supaya anak mampu membawanya sendiri.
Karakteristik alat peraga Montessori selanjutnya adalah Auto-correction
(Gutek, 2004: 155). Istilah tersebut mengandung makna bahwa setiap alat peraga
Montessori memiliki pengendali kesalahan, sehingga bukan guru yang menjadi
pengendali kesalahan melainkan pada alat tersebut. Misalnya saat anak
menggunakan tongkat asta merah biru untuk melakukan operasi penjumlahan 2+3.
Siswa akan mengambil tongkat 2 dan meletakkan tongkat 3 diatasnya kemudian
mencari tongkat yang panjangnya sama dengan gabungan kedua tongkat tersebut,
maka alat tersebut memiliki pengendali kesalahan berupa panjang yang berbeda.
Apabila panjang tongkat yang di dekatkan tidak sama dengan panjang tongkat
yang digabungkan itu artinya salah dan kesalahan tersebut dapat diketahui sendiri
oleh siswa karena dapat diamati, dirasakan dan diamati dengan pancaindra.
Konsep menarik adalah karakteristik alat peraga Montessori yang selanjutnya.
Alat peraga Montessori dirancang semenarik mungkin, baik dalam hal warna,
bentuk, dan cara penggunaan. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat siswa
untuk menyentuh dan menggunakan alat tersebut. Montessori (2008: 81)
mengungkapkan bahwa setiap alat peraga harus memiliki keindahan. Anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tertarik dan berinisiatif sendiri untuk menggunakan alat peraga tentu akan lebih
merasa senang dibandingkan dengan yang disuruh atau dipaksakan.
Alat peraga Montessori yang menarik juga dilengkapi dengan karakteristik
bergradasi. Maksud dari bergradasi adalah setiap alat memiliki suatu hal yang
kontras baik kontras dalam hal warna, bentuk ukuran, maupun jumlah. Hal yang
kontras tersebut akan memudahkan anak untuk mengetahui perbedaannya. Selain
kontras, bergradasi juga memiliki makna bertingkat dan konsisten. Alat peraga
Montessori memiliki ukuran yang jelas dan dapat diamati oleh siswa. Setiap satu
set alat terdapat material alat peraga yang sama tetapi dengan ukuran yang
berbeda-beda serta dengan gradasi ukuran alat yang konsisten. Konsisten yang
dimaksud adalah selalu mempunyai selisih ukuran yang sama. Gradasi alat
tersebut akan melatih kemampuan berlogika siswa dalam menyelesaikan masalah.
Contohnya satu set alat terdiri dari 10 tongkat yang berbeda ukuran panjangnya,
maka jika tongkat pertama dan kedua selisih panjangnya 1 cm maka selisih
panjang untuk semua tongkat adalah 1 cm semua.
Peneliti menambahkan satu karakteristik alat peraga Montessori pada
penelitian ini yaitu kontekstual. Kontekstual yang dimaksud pada penelitian ini
adalah alat peraga dibuat menggunakan bahan yang ada disekitar siswa, sehingga
siswa lebih merasa familier serta membuat atau mendapatkannya lebih mudah.
Maria Montessori juga banyak memanfaatkan barang atau bahan yang ada
disekitar untuk digunakan sebagai alat peraga (Magini, 2013: 58).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika pada jenjang SD ada sejak siswa kelas 1.
Pembelajaran matematika pada tingkat paling bawah sekolah dasar dimulai dari
mengenalkan angka kepada siswa. Bagian ini akan membahas dua hal tentang
pembelajaran matematika yaitu mengenai pengertian matematika dan membahas
mengenai tujuan pembelajaran matematika.
1. Pengertian matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di jenjang sekolah
dasar. Matematika memiliki pengertian sebuah ilmu yang didapat dengan cara
berpikir dan menalar (Universitas Pendidikan Indonesia, 2011: 3). Matematika
menurut Tinggih (Suherman, 2003: 16) adalah ilmu pengetahuan yang didapat
melalui proses menalar. Sedangkan menurut Russefendi (Suherman, 2003: 16),
matematika adalah hasil proses pemikiran seorang manusia yang berupa ide,
proses dan penalaran atau logika. Pendapat yang telah dikemukakan mengenai
maematika kemudian dapat dikatakan matematika dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan cara menalar menggunakan logika sehingga
setiap materi matematika dapat diterima dengan logika.
2. Tujuan pembelajaran matematika
Tujuan umum pembelajaran matematika pada pendidikan dasar lebih menitik
beratkan pada penataan penalaran dan penanaman sikap (Suherman, 2003: 58).
Siswa akan dengan mudah mengerjakan soal matematika tipe apapun saat siswa
tersebut mampu memahami konsep dasar dari soal yang dikerjakan. Siswa yang
belum menguasai konsep matematika dengan baik, saat dijelaskan satu soal siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tersebut akan memahami tetapi saat angka atau kata-katanya diganti siswa
tersebut kemungkinan menjadi tidak dapat menyelesaikan dengan baik karena ia
belum menguasai konsep dasarnya.
Tujuan matematika pada pendidikan sekolah dasar adalah supaya siswa dapat
menggunakan matematika dalam kehidupannya (Susanto, 2013: 189). Standar isi
kurikulum KTSP menuangkan tentang tujuan pembelajaran matematika yaitu
supaya siswa dapat memahami konsep matematika (BNSP, 2006: 417)
Matematika juga bertujuan mengasah kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah dan juga bertujuan supaya siswa mampu menerapkan pengetahuan
matematikanya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh langsung dari menggunaan
ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah saat melakukan jual beli dan
pengukuran terhadap suatu benda. Jadi, dapat dikatakan bahwa inti dari tujuan
pembelajaran matematika adalah penguasaan konsep matematika untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dari seorang siswa.
e. Materi Perkalian
Materi operasi perkalian adalah bentuk matematika pada materi perkalian
kelas 2 pada tingkat sekolah dasar. Pembelajaran matematika materi perkalian
kelas 2 pada kurikulum KTSP ada pada semester 2 dengan standar kompetensi 3
yaitu melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka dan
kompetensi dasar 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 241). Materi operasi perkalian
di kelas dua ini biasanya diawali dengan mengenalkan penjumlahan berulang
menjadi perkalian. Hasil operasi perkaliannya juga dibatasi hanya sampai 2 angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
saja. Penerapan pembelajaran materi operasi perkalian di kelas 2 sekolah dasar
paling besar adalah hasilnya 99 yaitu hasil dari operasi perkalian 11 x 9.
f. Prestasi Belajar
Sub bab prestasi belajar akan memaparkan mengenai empat hal tentang
belajar. Empat hal tentang belajar tersebut diantaranya adalah teori belajar,
pengertian belajar, pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Setiap hal akan di jelaskan dalam bagian yang
berbeda.
1. Teori belajar
Ada banyak teori tentang pembelajaran. Salat satu dari adalah teori
pembelajaran yang di ungkapkan oleh Jerome Bruner, Ausubel, dan Piaget.
Belajar penemuan merupakan salah satu teori yang di kemukakan oleh Jerome
Bruner (Slameto, 2010: 11-12). Belajar penemuan adalah berusaha menemukan
pemacahan masalah sendiri sehingga dapat memperoleh mengetahuan yang
menyertainya secara mandiri (Dahar 2011: 84). Bruner (Dahar 2011: 83)
mengungkapkan,
”we can teach a subject not to produce little living libraries on thah
subject, but rather to get a student to think mathematically for himself, to
consider matters as an historian does, to take part in the process
knoledge-getting. Knowing is a process, not a product”.
Ungkapan Bruner tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran itu lebih penting
prosesnya daripada produknya. Belajar akan lebih bermakna apabila anak
melakukan proses belajarnya secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Berbeda dengan teori Bruner, Ausubel membedakan bentuk belajar menjadi
dua yaitu belajar penerimaan dan belajar penemuan. Teori Ausubel mengatakan
bahwa belajar bermakna tidak hanya dapat diperoleh dari belajar penemuan
dimana anak melakukan sendiri. (Dahar 2011: 95). Belajar bermakna juga dapat
diperoleh dari belajar penerimaan atau hafalan yang dilanjutkan dengan
mengaitkan antar konsep hafalan yang diperoleh (Dahar 2011: 95).
Teori lain tentang pembelajaran juga di ungkapkan oleh Piaget. Piaget
mengatakan bahwa belajar terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi (Hill
2011: 157-159). Asimilasi adalah pengetahuan pertama yang dimiliki oleh siswa
dan akomodasi merupakan pengkondisian pengetahuan pertama terhadap
pengetahuan baru yang diperoleh. Piaget juga menuturkan bahwa perkembangan
intelektual anak tidak akan berkembang saat anak pasif melainkan akan
berkembang seiring tindakan yang dilakukannya (Dahar, 2011: 136).
Ketiga teori yang telah diuraikan oleh Bruner, Ausubel, dan Piaget
kemudian dapat dikatakan bahwa peneliti setuju dengan teori Bruner dan Piaget.
Pengetahuan yang dibangun dan ditemukan sendiri oleh anak akan lebih
bermakna serta tindakan yang dilakukan anak akan mempengaruhi
perkembanagan intelektual seorang anak. Semakin banyak pancaindra yang
digunakan untuk belajar, maka semakin melekat kuat pengetahuan yang diperoleh.
2. Pengertian belajar
Pengertian belajar menurut Gagne adalah perubahan perilaku suatu organisme
yang diakibatkan karena adanya pengalaman yang dilakukan (Slameto, 2010: 13-
18). Sejalan dengan Gagne, Cronbach juga mendefinisikan belajar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perubahan tingkah laku pada seseorang akibat suatu pengalaman yang telah
dilaluinya (Riyanto, 2009: 5). Definsi lain diungkapkan oleh Thorndike yang
menyatakan belajar adalah proses hubungan antara stimulus dan respon
(Suryasubrata, 2012: 254-255). Stimulus dapat berupa pikiran, gerakan atau
perasaan, sedangkan respon dapat berupa seperti stimulus.Selain itu belajar adalah
proses penghubungan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang di
miliki oleh siswa sehingga terbentuk suatu gabungan pengetahun dan menjadi
pengetahuan baru (Degeng dalam Riyanto, 2009: 5). Beberapa pengertian yang
telah dipaparkan kemudian dapat di katakan belajar adalah perubahan perilaku
akibat dari mendapat pengetahuan baru dimana pengetahuan tersebut diperoleh
melalui adanya pengalaman.
3. Pengertian prestasi belajar
Sepanjang kehidupan, seringkali manusia mengejar prestasi. Siswa di sekolah
sebagian besar juga mengejar prestasi di sekolahnya. Prestasi belajar adalah hasil
usaha belajar yang pada umumnya berkenaan dengan pengetahuan (Arifin 2009:
12). Sukmadinata (dalam Arifin, 2013: 2) mengungkapkan bahwa pengertian
prestasi prestasi belajar sama dengan hasil belajar.
Sudjana (2005: 3) memaparkan pengertian prestasi ialah hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat
prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. Sebelum menilai prestasi
siswa seorang guru harus mengukur prestasi belajar siswa melalui tes, ulangan,
ujian, atau tugas (Arikunto, 2007: 13). Prestasi siswa secara luas sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
taksonomi Bloom memiliki tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor (Azwar, 2012: 8).
Uraian tentang pengertian belajar dari Azwar, Sudjana, Arifin dan Masidjo
dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
penilaian tentang hasil belajar siswa berupa pengetahuan kognitif, afektif, dan
psikomotor yang diukur melalui tes, ujian, pengamatan atau tugas. Jadi indikator
prestasi belajar siswa dilihat dari penggabungan skor kognitif, afektif dan
psikomotor yang biasanya di sekolah ada nilai KKM sebagai batas ketuntasan
minimal.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diungkapkan oleh Slameto (2010:
54) yaitu bahwa prestasi belajar di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal tersebut yaitu bentuk masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
gedung sebagai bagian dari faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik
(Simanjuntak, 2008: 1). Faktor intrinsik terdiri dari integensi, motivasi, minat,
sikap, bakat, dan konsentrasi sedangkan faktor ekstrinsik adalah keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Intelegensi dalam arti luas adalah kemampuan untuk
mencapai prestasi sedangkan dalam arti sempit intelegensi adalah kemampuan
untuk mencapai prestasi di sekolah (Winkel, 2012: 155). Intelegensi dalam dunia
pendidikan biasa disebut dengan kemampuan akademik.
Motivasi sangat mempengaruhi prestasi belajar dari seorang siswa
(Slameto,2010: 58). Siswa yang memiliki motivasi besar untuk belajar cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat memperoleh prestasi yang lebih baik daripada yang tidak. Minat adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu hal (Slameto, 2010: 59). Siswa
yang memiliki minat tinggi terhadap suatu pembelajaran akan cenderung ingin
melakukan hal tersebut secara terus menerus. Hal itu tentu positif karena siswa
menjadi sering belajar untuk mengetahui materi yang diminatinya.
Sikap siswa dalam belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sikap
siswa yang negatif seperti malas dan tidak disiplin tentu akan menghambat
keberhasilan siswa untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan
(Simanjuntak, 2008: 1). Sebaliknya, sikap positif siswa akan menunjang
keberhasilan siswa untuk mencapai prestasi yang memuaskan. Bakat adalah
kemampuan siswa untuk belajar (Slameto, 2010: 57). Senada dengan Slameto,
Winkel (2012: 162) mengungkapkan bahwa bakat adalah kemampuan menonjol
dari seorang siswa pada suatu bidang tertentu. Bakat akan membantu siswa untuk
belajar sesuatu yang ia pelajari. Siswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi
belajar saat ia belajar sesuai dengan bakatnya.
Keluarga merupakan lingkungan terdekat dari siswa yang menjadi salah satu
komponen yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Slameto, 2010: 60). Cara
orang tua mendidik akan mempengaruhi prestasi anak. Misalnya orang tua yang
tidak memperhatikan pendidikan anak, maka anak akan menjadi sesuka sendiri
belajar tanpa arahan. Siswa yang dididik dengan cara yang keras dalam
keluarganya akan kurang mampu mengelola emosi buruknya sehingga akan
mengganggu proses belajarnya. Demikian juga dengan siswa yang sering dimanja,
juga akan cenderung menjadi malas termasuk malas untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sekolah menjadi tonggak pendidikan suatu bangsa. Faktor dari sekolah yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kurikulum, relasi antara siswa dengan
guru, relasi antar siswa, metode mengajar, fasilitas pembelajaran serta kondisi
lingkungan sekolah (Slemeto,2010: 64-69). Siswa sekolah dasar membutuhkan
alat dan fasilitas untuk belajar materi yang abstrak, jadi pembelajaran tidak akan
berlangsung dengan lancar bila tidak ada fasilitas yang memadai. Buku adalah
fasilitas pokok di sekolah, siswa tidak dapat belajar dengan baik apabila tidak
tersedia buku di sekolahnya. Guru yang selalu mengajar dengan metode yang
sama setiap mengajar akan mengakibatkan siswa menjadi merasa bosan. Rasa
bosan pada siswa akan mempengaruhi minat dan motivasi siswa untuk belajar.
Alat peraga juga dapat digunakan dalam pembelajaran supaya siswa tidak mudah
bosan.
Gronlund (Supardi, 2013: 138-139) mengungkapkan supaya siswa dapat
mencapai prestasi belajar dengan baik memerlukan beberapa hal yang penting.
Hal penting tersebut yaitu siswa harus memiliki pengetahuan yang cukup
sehingga mampu memahami tugas yang ia peroleh. Keterampilan berkomunikasi,
berpenampilan, dan penyesuaian diri juga menjadi faktor penunjang keberhasilan
siswa untuk mencapai prestasi tertentu.
g. Papan Pin Perkalian
Papan pin perkalian adalah alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini.
Alat peraga tersebut merupakan pengembangan dari alat peraga Montessori
“multiplication bead board”. Alat tersebut merupakan alat peraga yang digunakan
dalam perkalian 1 x 1 hingga 10 x 10 (Alisons, 2012: 1). Alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
“multiplication bead board” dikembangkan menjadi papan pin perkalian karena
menyesuaikan dengan perkembangan anak, biaya, dan ketersediaan bahan yang
ada di Indonesia. Alat peraga “multiplication bead board”, terbuat dari kayu yang
bersifat ringan dan manik-manik merah dengan ukuran yang sama. Alat peraga
papan pi perkalian dibuat menggunakan bahan harbot dan pin. Pemilihan pin yang
runcing dan memiliki pegangan bertujuan untuk melatih siswa supaya berhati-hati
dan melatih siswa memegang pensil.
Gambar 2.1 Papan Pin Perkalian
Gambar 2.1 adalah alat peraga papan pin perkalian yang digunakan dalam
penelitian ini. Alat ini terdiri dari 1 papan seperti papan catur yang dapat dilipat,
dan 1 kotak tempat pin, kartu angka, kartu soal, dan simbol matematika.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan alat peraga Montessori sudah pernah dilakukan
oleh banyak pihak. Sebagai penunjang dalam penelitian ini, peneliti menuliskan
empat penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan.
Keempat penelitian tersebut adalah penelitian milik Wahyuningsih, Mahadewi,
Manner, dan Rohdiati. Wahyuningsih (2011) melakukan penelitian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
metode penelitian quasi eksperimen yang berjudul “Pengaruh Model Pendidikan
Montessori Terhadap Hasil Belajar Siswa” menyatakan bahwa model pendidikan
montessori yang terapkan berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar siswa
dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian di atas menunjukkan
nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 66,89 dan untuk kelas kontrol nilai
rata-ratanya adalah 36,61 atau dapat diartikan bahwa nilai rata-rata kelas untuk
kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai-rata-rata kelas kontrol. Penelitian tersebut
memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena
dalam penelitian Wahyuningsih tersebut menggunakan alat peraga berupa papan
perkalian.
Rohdiati (2013) melakukan penelitian tindakan kelas di SD dengan judul
“Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat”. Penelitian tersebut terdiri dari dua siklus pada siklus pertama nilai
rata-rata nilai menjadi 66,95 dari kondisi awal 43,47 dan pada siklus dua nilai
rata-rata mengalami kenaikan yang signifikan yaitu menjadi 76,95. Penelitian
tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena dalam
penelitian tersebut menggunakan alat peraga dan dalam penelitian yang akan
dilakukan peneliti ini juga menggunakan alat peraga.
Penelitian yang dilakukan oleh Manner (2005) adalah membandingkan hasil
belajar matematia dan penggunaan metode Montessori dengan metode tradisional
di sekolah negeri dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
belajar dengan metode Montessori dan tradisional. Jane mengungkapkan “Math
score of the group to be significantly different, the Montessori group continued to
produce increasingly higher mean skor than the traditional student”. Hasil
penelitian menunjukkan ada selisih hasil belajar siswa sebesar 20,6% antara
pembelajaran dengan metode Montessori dan tradisional. Kelas dengan metode
Montessori memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa yang lebih baik
dibandingkan yang dengan metode tradisional. Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena dalam penelitian ini
menggunakan metode Montessori dan hasilnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Penelitian oleh Mahadewi (2012) meneliti tentang metode pembelajaran
Montessori yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Montessori untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas III
SDN Cakranegara”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 3 siklus. Siklus pertama siswa yang tuntas mencapai 60%, siklus kedua
80% dan siklus ketiga mencapai 100%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
metode Montessori berhasil meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III
di SDN 22 Cakranegara. Mulai dari siklus pertama hingga siklus terakhir
memperlihatkan adalnya kenaikan persentase ketuntasan siswa. Aktivitas siswa
juga meningkat dari siklus ke siklus yaitu siklus pertama 70%, siklus kedua 75%,
dan pada siklus ketiga adalah 82,5%. Penelitian tersebut memiliki relevansi
dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu pada bagian penerapan
metode Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar. 2.2 Skema penelitian yang relevan
Gambar 2.2 menjelaskan tentang empat penelitian orang lain yang
memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Keempat
penelitian tersebut telah meneliti tentang alat peraga dan metode pembelajaran
Montessori. Hasil dari keempat penelitian menunjukkan keberhasil alat peraga
dan metode yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tetapi
belum meneliti menggunakan alat peraga Montessori hasil pengembangan.
Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan alat peraga
berbasis Montessori untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Matematika adalah ilmu yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hampir semua cabang ilmu pengetahuan juga menggunakan ilmu matematika.
Matematika adalah ilmu penting tetapi konsep yang ada di dalamnya sebagian
besar adalah konsep abstrak. Siswa sekolah dasar berdasarkan perkembangan
kognitifnya belum bisa memahami dengan baik konsep yang abstrak.
Penelitian Mahadewi (2012)
berjudul “Penerapan Metode
Pembelajaran Montessori
untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas
III SDN Cakranegara”
Penelitian Wahyuningsih (2011) yang
berjudul “Pengaruh Model Pendidikan
Montessori Terhadap Hasil Belajar Siswa”
Rohdiati (2013)
judul “Penerapan
metode
demontrasi
dengan
menggunakan alat
peraga untuk
meningkatkan
hasil belajar siswa
pada materi
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat”.
Penelitian Manner (2005)
Judul”Montessori vs. Traditional
Education in Public
Sector:Seeking Comparisons of
Academic Achievement”.
Perbedaan prestasi
belajar siswa atas
penggunaan alat peraga
berbasis metode
Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pembelajaran matematika memerlukan suatu alat yang dapat membantu membuat
materi yang abstrak menjadi lebih konkrit sehingga mudah dipahami siswa.
Alat peraga adalah salah satu alat yang dapat membantu siswa untuk
memahami konsep abstrak matematika menjadi suatu hal yang nyata.
Pembelajaran matematika akan lebih bermakna saat siswa menemukan sendiri
pengetahuannya. Alat peraga yang mampu membuat materi menjadi nyata dan
melatih siswa menemukan sendiri pengetahuannya dipandang akan menghasilkan
prestasi belajar yang baik. Alat peraga berbasis metode Montessori adalah salah
satu alat yang dapat membuat materi menjadi nyata dan melatih siswa
menemukan sendiri pengetahuannya. Alat peraga berbasis Montessori dan juga
metode Montessori telah banyak digunakan untuk mengembangkan prestasi
belajar siswa.
Melihat beberapa penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa pendidikan Montessori dengan alat peraga sebagai salah satu
cirinya, mampu membantu siswa dalam memahami konsep abstrak matematika.
Alat peraga berbasis metode Montessori memungkinkan siswa untuk belajar
secara mandiri tanpa banyak bantuan oleh guru. Proses pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan semestinya akan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab tiga ini akan membahas tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
jadwal pengambilan data, variabel, instrumen penelitian, uji validitas reliabilitas,
teknik pengumpulan data dan analsis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis quasi eksperiment. Jenis
penelitian quasi eksperiment dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan suatu alat peraga dan dalam konteks penelitian tidak
memungkinkan dilakukan pemilihan subjek secara random. Penelitian ini
membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Variabel dalam penelitian quasi eksperiment secara sengaja dimanipulasi
untuk melihat suatu gejala tertentu (Ezmir, 2013:102).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalennt
Control Group Desain yaitu membandingkan 2 kelompok yang mana kedua
kelompok tersebut sama-sama diberi pre-test dan post-test tetapi hanya kelompok
eksperimen saja yang diberi perlakuan (Creswell, 2012: 242). Control Group
Desain memiliki arti pada penelitian ini ada kelompok kontrol sebagai
pembanding kelompok eksperimen. Desain penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.1 (Creswell, 2012: 242).
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
A O1 X O2
B O1 O2
Gambar 3.1 Desain penelitian
dengan, A = kelompok eksperimen
B = kelompok kontrol
O1 = pre-test
O2 = post-test
X = perlakuan
Pretest dilakukan kepada kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan awal dan bertujuan untuk
mengetahui perbedaan atau persamaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol adalah
pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian.
Kelas kontrol tidak diberi perlakuan apapun tetapi tetap melakukan pembelajaran
dengan metode yang biasanya dilakukan oleh guru yaitu model ceramah dan
latihan soal. Pada akhir pertemuan pertemuan, siswa diberikan post-test dengan
soal yang sama seperti waktu pretest untuk mengetahui perbedaan dari
pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Bagian ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian. Waktu penelitian
terdiri dari waktu penelitian secara keseluruhan dan waktu pengambilan data.
Tempat penelitian merupakan sekolah yang digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung secara keseluruhan 6 bulan. Waktu pengambilan
data diputuskan bersama dengan guru kelas disesuaikan dengan jadwal sekolah.
Pembelajaran antara kelas kontrol dan eksperimen dilaksanakan secara beriringan
untuk mengantisipasi adanya bias apabila terlalu jauh rentang waktunya. Apabila
waktunya terpaut terlalu jauh maka kemungkinan siswa kelompok kontrol dengan
siswa kelompok eksperimen saling bercerita tentang kegiatan di kelasnya menjadi
lebih besar. Saat siswa antar kelompok tersebut saling bercerita bisa jadi siswa
saling bercerita tentang soal pretestnya atau soal alat peraganya. Hal tersebut akan
mempengaruhi keadaan siswa. Misalnya siswa menjadi mengetahui soalnya atau
siswa menjadi iri dengan kelas eksperimen yang menggunakan alat sehingga
menjadi kurang berminat dalam belajar.
Proses pembelajaran dalam rangka pengambilan data baik dalam kelas
eksperimen maupun dalam kelas kontrol semuanya dilakukan oleh guru kelas dua
yang sama. Pengambilan data dilakukan mulai tangal 8 Januari 2014 sampai
tanggal 16 Januari 2014. Pertemuan pertama selama 2 jam pelajaran untuk pretest.
Data lebih lengkap tentang waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.1 Waktu pengambilan data
Kls Hari Tanggal Pertem
uan
Jam Pela
jaran ke- Kegiatan
Alokasi
Waktu
Ek
sper
imen
Rabu 8 -1- 2014 I 1,2 Pretest 2JP
Kamis 9 -1- 2014 II 1,2 Mengubah
penjumlahan menjadi
operasi perkalian dan
2JP
Sabtu 11-1-2014 III 3,4 Mengubah bentuk
operasi perkalian
menjadi penjumlahan
2JP
Senin 13 Januari
2014
IV 1,2 Menyelesaikan soal
tanpa penjumlahan
berulang dan alat
peraga
2JP
Rabu 15 Januari
2014
V 1,2 post-test 2JP
Kontr
ol
Rabu 8 Januari
2014
I 3,4 Pretest 2JP
Kamis 9 Januari
2014
II 3,4 Mengubah
penjumlahan menjadi
operasi perkalian
2JP
Sabtu 11 Januari
2014
III 5,6 Mengubah bentuk
operasi perkalian
menjadi penjumlahan
2JP
Senin 13 Januari
2014
IV 3,4 Menyelesaikan soal
tanpa contoh dan
mencongak
2JP
Rabu 15 Januari
2014
V 3,4 Post-test 2JP
Tabel 3.1 memperlihatkan tentang waktu pengambilan data yang peneliti
lakukan. Waktu pengambilan data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan secara berurutan jamnya pada hari yang sama untuk meminimalkan
adanya bias. Jumlah seluruh jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 20 jam pelajaran 10 pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam
pelajaran dimana setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Jadi setiap satu
pertemuan membutuhkan waktu sebanyak 70 menit. Jumlah 10 pertemuan
tersebut terdiri dari dua kali pretest, dua kali posttest, dan 6 pertemuan untuk
perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Tempat penelitian
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Keceme 1, yang terletak di Dusun
Keceme, Deca Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Perjalanan dari kota Yogyakarta menuju sekolah ini kurang lebih 30 menit.
Sekolah ini terletak di kawasan pedesaan dan ada di pinggir jalan kecamatan. SD
Negeri Keceme 1 merupakan sekolah dengan kelas paralel, 2 kelas untuk setiap
tingkat sehingga jumlah seluruh kelas di sekolah tersebut adalah 12 kelas.
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian
Penelitian ini memiliki 4 variabel yaitu variabel bebas, terikat, moderator, dan
kontrol. Variabel adalah semua aspek, faktor, kondisi, situasi, perlakuan dan
seluruh tindakan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi suatu hasil eksperimen
(Sanjaya, 2013: 95). Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang
melihat perbedaan dari suatu perlakuan maka menurut Sanjaya (2013: 95),
dibedakan menjadi 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas atau independent variable
dan variabel terikat atau dependent variable. Berbeda dengan Sanjaya, Sugiyono
(2008: 2-6) menyatakan bahawa variabel ada 4 macam yaitu variabel independen,
dependen, moderator dan kontrol.
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah digunakannya atau tidak
digunakannya alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian. Variabel
bebas adalah suatu kondisi yang dalam penelitian ini adalah kondisi kelas
yang oleh peneliti dimanipulasikan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
antara variabel tersebut dengan fenomena atau keadaan yang akan diteliti
(Sanjaya, 2013: 95).
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Variabel
terikat adalah suatu kondisi atau karakteristik yang berubah akibat
dimunculkannya atau dimanipulasikannya variabel bebar yaitu pembelajaran
menggunakan alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian. Prestasi
belajar siswa dalam penelitian ini yang diteliti perbedaannya akibat adanya
pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, jumlah jam pelajaran, dan
materi pembelajaran. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat tetap dengan tujuan agar hubungan antara variabel terikat dan variabel
bebas tidak dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur oleh peneliti
(Sugiyono, 2008: 6). Variabel kontrol diatur supaya kondisinya tetap sama.
Guru yang mengajar pada kelompok eksperimen sama dengan guru yang
mengajar pada kelompok kontrol. Guru yang mengajar adalah guru kelas A. Guru
kelas A dan B sudah biasa saling bertukar jam mengajar sehingga baik siswa kelas
A maupun B sudah terbiasa diajar oleh kedua guru tersebut. Oleh karena itu,
meskipun yang mengajar matematika saat penelitian adalah bukan guru yang
berstatus guru kelas B tetapi siswa kelas B tetap belajar dengan suasana seperti
biasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Jumlah jam pelajaran pada penelitian ini dibuat sama. Masing-masing
kelompok diberi perlakuan dengan waktu lima kali pertemuan atau 10 jam
pelajaran, 6 jam pelajaran untuk perlakuan dan 4 jam pelajaran untuk pretest dan
post-test. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran atau selama 70 menit.
Waktu pelaksanaan pada penelitian ini juga dibuat beriringan untuk
meminimalisir kontaminasi, minimal misal perlakuan untuk kelompok eksperimen
pagi maka kontrol juga pagi, misal siang maka keduanya juga siang. Waktu
penelitian tidak mungkin jika dilaksanakan dalam waktu yang sama karena
gurunya juga sama.
Materi pembelajaran pada penelitian ini juga diatur menjadi sama pada kelas
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu materi perkalian. Soal untuk
pretest dan post-test juga dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen
baik jumlahnya maupun bentuk soalnya. Semua hal yang memungkinkan
menimbulkan kontaminasi berusaha dikontrol dalam penelitian ini, yang
membedakan hanyalah adanya perlakuan menggunakan alat peraga matematika
berbasis Montessori pada kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol
tidak.
4. Variabel Moderator
Variabel moderator yang ada pada penelitian ini adalah rerata skor pretest
(Bogardus, 2007: 12). Variabel moderator adalah variabel yang dapat memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, variabel
moderator juga disebut dengan variabel bebas yang kedua (Sugiyono, 20018: 4).
Variabel moderator mengandung aspek yang sengaja dimanipulasi oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Adanya variabel moderator dapat memperkuat hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas dua di SD Negeri
Keceme 1, Caturharjo, Sleman, Yogyakarta. Seluruh siswa kelas 2 SD Negeri
Keceme 1 berjumlah 50 siswa. Populasi adalah sekumpulan individu pada suatu
tempat yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang sama atau telah ditetapkan
(Nazir, 2005: 271).
Sampel adalah bagian dari populasi yang merupakan hasil dari pemilihan
dengan metode tertentu (Nazir, 2005: 273). Sampel pada penelitian ini terdiri dari
sampel kelompok kontrol dan sampel kelompok eksperimen. Sampel eksperimen
dalam penelitian ini adalah semua kelas 2A dan sampel kontrol dari penelitian ini
adalah semua siswa kelas 2B. Proses untuk menentukan sampel dinamakan
sampling. Pemilihan antara kelas yang menjadi kelompok kontrol dan eksperimen
dipilih menggunakan undian untuk menghindari adanya bias. Pembagian kelas di
sekolah ini tidak berdasarkan prestasi atau nilai dari siswa. Setiap kelas secara
merata ada siswa yang tergolong pandai, sedang, dan ada pula yang berkesulitan
belajar. Tidak ada kelas yang dalam satu kelas berisi siswa yang pandai semua
atau berisi siswa yang kurang pandai semua. Jadi setiap kelas terdiri dari siswa
dengan kemampuan yang bermacam-macam.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
random sampling. Pengertian convenience sampling adalah teknik pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sampel berdasarkan kemudahan (Morrison, Manion, Cohen, 2007: 113-114).
Kemudahan yang ada pada penelitian ini adalah peneliti melakukan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Keceme 1 sehingga lebih mudah
melakukan penelitian di sekolah yang sama. Teknik simple random sampling juga
digunakan dalam penelitian ini. Teknik tersebut digunakan untuk menentukan
kelas sebagai kelompok kontrol dan kelas sebagai kelompok eksperimen. Peneliti
memilih kelas tersebut dengan cara mengundi. Cara mengundi digunakan oleh
peneliti karena dengan cara ini setiap kelas memiliki kemungkinan yang sama
(Sugiyono, 2010: 120).
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini akan diperoleh menggunakan dua
teknik pengumpulan data. Dua teknik tersebut adalah teknik dokumentasi dan
observasi. Bagian ini menguraikan mengenai teknik dokumentasi dan observasi
yang telah digunakan.
1. Dokumentasi
Peneliti mengunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data tentang
prestasi belajar siswa. Dokumentasi adalah pencarian data mengenai variabel
yang berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2012: 206). Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dokumentasi untuk mengumpulkan data prestasi siswa yang berupa hasil pretest
dan post-test. Data yang berupa skor post-test dan pretest merupakan data yang
paling utama dalam penelitian ini. Data yang diperoleh menggunakan teknik
dokumentasi ini akan menentukan hasil penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi untuk mengumpulkan data deskriptif
proses pembelajaran di kelas. Peneliti menggunakan metode observasi terstruktur.
Observasi terstruktur adalah observasi yang sudah direncanakan secara sistematis
mengenai apa hal yang akan diamati, kapan dan di mana tempat pelaksanaan
observasi (Sugiyono, 2011: 196). Data hasil observasi sebenarnya bukan
merupakan data pokok yang di butuhkan dalam penelitian ini, tetapi data hasil
observasi akan digunakan sebagai pendukung saat melakukan pembahasan pada
hasil penelitian. Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung dengan
bantuan teman sejawat.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk
mengumpulkan data suatu penelitian dengan cara melakukan tindakan pengukuran
(Widoyoko, 2012: 51). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
yaitu tes dan non tes.
1. Test
Instrumen test yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa soal tes
prestasi. Peneliti menggunakan instrumen tes untuk mendapatkan data mengenai
prestasi belajar siswa. Tes merupakan alat atau prosedur untuk mengukur atau
mengetahui sesuatu dengan tata cara dan aturan yang telah ditentukan (Arikunto,
2007: 53). Instrumen tes digunakan untuk mengukur prestasi siswa. Jenis tes yang
peneliti gunakan adalah tes tertulis. Bentuk instrumen dari tes tersebut berupa soal
obyektif atau soal pilihan ganda yang sudah di validasi. Bentuk soal pilihan ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dipilih atas saran guru karena lebih cocok untuk kelas dua yang belum semua
siswa lancar menulis, ada yang masih lama sekali jika menulis dan hasil
tulisannya kurang bisa terbaca. Instrumen tersebut akan digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa yang berupa kemampuan kognitif. Instrumen tes
pada penelitian ini terdiri dari 20 butir soal. Tabel 3.2 adalah kisi-kisi soal tes
prestasi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest
Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
1. Mengubah bentuk operasi
penjumlahan berulang ke dalam
bentuk operasi perkalian.
2. Mengubah bentuk operasi perkalian
ke dalam bentuk operasi penjumlahan
berulang.
3. Menyelesaikan operasi perkalian
tanpa penjumlahan berulang.
1,2,3,4,5,6,7
8,9,10,11,12,13,14
15,16,17,18,19,20
7
7
6
Jumlah seluruh soal 20
Soal pretest dan posttest terdiri dari 20 soal pilihan ganda (Lampiran 7).
Dua puluh soal tersebut mencakup tiga indikator. Tujuh soal untuk indikator
pertama, 7 butir soal untuk indikator kedua dan 6 butir soal untuk indikator ketiga.
Setiap indikator memiliki jumlah soal relatif sama yaitu tujuh butir kecuali pada
indikator ketiga yang hanya 6 soal saja. Indikator satu dan dua jumlah butir
soalnya sama karena bobot kesulitannya menurut guru yang mengajar adalah
sama, sedangkan indikator ketiga lebih sulit sehingga jumlah soalnya lebih
sedikit.
2. Non Tes
Instrumen non tes pada penelitian ini berupa perangkat pembelajaran dan
lembar observasi sebagai instrumen untuk mendukung pembahasan. Perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen perangkat pembelajaran dibuat untuk
proses pembelajaran di kelompok eksperimen dan kontrol. Perangkat
pembelajaran yang eksperimen menggunakan alat peraga berbasis Montessori dan
yang kontrol dengan ceramah seperti pembelajaran biasanya. Tabel 3 berikut ini
adalah lembar observasi yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan
data tambahan sebagai dasar dalam pembahasan (Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 2014: 25). Tabel 3.3 adalah lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 3.3 Lembar observasi proses pembelajaran di kelas
No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Membuka pelajaran
2 Penyajian materi
3 Metode Pembelajaran
4 Penggunaan bahasa dan waktu
5 Aktivitas belajar siswa
6 Pengelolaan Kelas
7 Penggunaan Media
8 Cara menutup pelajaran
9 Evaluasi
Tabel 3.3 berisi tentang sembilan aspek yang diamati saat proses pembelajaran
berlangsung. Hasil pengamatan tidak ditulis dalam bentuk skala nilai melainkan
dalam bentuk narasi atau deskripsi. Hasil dari pengamatan ini yang nantinya akan
digunakan sebagai dasar saat melakukan pembahasan (Lampiran 19).
H. Teknik Pengujian Instrumen
Bagian ini membahas tentang pengujian instrumen penelitian dan instrumen
pembelajaran yang terdiri dari uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran
soal. Uji validitas dilakukan untuk instrumen penelitian yang berupa soal tes
prestasi dan uji validitas instrumen pembelajaran yang berupa silabus dan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen pembelajaran dan instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian. Uji reliabilitas dilakukan untuk soal
test prestasi. Instrumen lembar observasi tidak diuji validitasnya karena instrumen
tersebut merupakan instrumen yang sudah ada dan digunakan di prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma.
1. Validitas
Penelitian ini menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas isi, validitas
muka, dan validitas empiris. Validitas adalah kemampuan suatu tes untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2008: 352). Instrumen atau alat
ukur yang memiliki validitas tinggi akan mempunyai kesalahan pengukuran yang
relatif kecil, dapat dikatakan bahwa setiap subjek yang dimiliki oleh alat ukur
tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sesungguhnya (Azwar, 2007: 43).
a. Validitas isi
Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk instrumen pembelajaran dan
soal tes prestasi. Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana
isi suatu tes dapat mengukur hal yang mau diukur (Azwar, 2007: 45). Validitas isi
digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah isi instrumen dan tes yang
telah disusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan melalui
proses ekspert jugment oleh tiga ahli yaitu oleh satu ahli matematika dan dua guru
kelas. Peneliti memilih ahli matematika dari dosen untuk menguji validitas dari
perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi. Pemilihan dosen tersebut karena
dosen tersebut memiliki memang ahli matematika dan juga Montessori. Guru
yang peneliti pilih untuk validasi perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
adalah guru yang tidak mengajar saat penelitian yaitu guru kelas dua dan tiga.
Guru tersebut dipilih karena rekomendasi dari kepala sekolah. Guru kelas dua dan
kelas tiga juga sudah terbiasa mengajar materi perkalian sehingga peneliti pilih
untuk melakukan validasi instrumen yang ada pada penelitian ini.
Tiga ahli yang melakukan validasi memberikan skor dengan rentang antara 1
sampai 4 serta memberikan komentar pada kolom yang tersedia. Jawaban dari
sebuah instrumen dapat menggunakan skala 1 sampai empat yang terdiri dari
sangat baik, baik, tidak baik, sangat tidak baik (Sugiyono, 2010: 135). Hasil rata-
rata dan komentar dari ketiga ahli peneliti gunakan sebagai dasar instrumen mana
saja yang akan diperbaiki untuk langkah uji validasi lebih lanjut. Skor 4 berarti
sangat baik, skor 3 berarti baik, skor 2 berari tidak baik, skor 1 berarti sangat tidak
baik.. Peneliti menggunakan skor 3 yag berarti baik sebagai batasan dalam
mengambil keputusan apakah instrumen pembelajaran akan direvisi atau tidak.
Tabel 3.4 berikut ini adalah kriteria yang peneliti buat untuk menentukan adanya
revisi atau tidak pada suatu instrumen yang divalidasi.
Tabel 3.4 Kriteria hasil validasi
Rata-rata kuantitatif Komentar Keterangan
≥3 Positif tidak revisi
≥3 Negatif Revisi
<3 Positif Revisi
<3 Negatif Revisi
Tabel 3.4 menunjukkan apabila rata-rata skor hasil validasi dari ahli pada
setiap komponen penilaian lebih dari 3 dengan komentar yang positif maka
peneliti memutuskan untuk tidak melakukan revisi pada komponen penilaian
tersebut. Misalnya komponen penilaian pertama adalah kelengkapan komponen
silabus, bila ketiga ahli memberikan skor pada komponen tersebut dengan rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rata 3 dan komentar yang positif maka peneliti tidak melakukan revisi pada
komponen kelengkapan silabus. Maksud dari komentar negatif pada kriteria
tersebut adalah komentar yang berupa saran atau masukan yang bermakna sebagai
bahan revisi instrumen. Kriteria pada Tabel 3.4 berlaku baik untuk validitas
instrumen perangkat pembelajaran maupun pada instrumen soal tes prestasi.
Instrumen pertama yang divalidasi adalah perangkat pembelajaran yaitu RPP
dan silabus. Hasil validasi yang berupa skor dianalisis untuk dicari rata-rata setiap
kompenen penilaiannya. Tabel 3.5 adalah hasil validasi silabus dari 3 ahli yang
peneliti pilih sebagai validator.
Tabel 3.5 Hasil validasi silabus
No Validator Skor
Rerata KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
1 Ahli 1 4 3 4 4 3 3 4 3,6
2 Ahli 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Ahli 3 3 3 4 4 4 3 4 3,6
Rata-rata 3,3 3 3,7 3,7 3,3 3 3,7
Keterangan revisi Tidak
revisi
Tidak
revisi
Tidak
revisi
revisi Tidak
revisi
Tidak
revisi
Keterangan:
KP : Komponen penilaian
Ahli 1 : Dosen
Ahli 2 : Guru
Ahli 3 : Guru
Validasi untuk silabus terdiri dari 7 komponen penilaian. Rata-rata skor
komponen penilaian 1 adalah 3,3 artinya sudah di atas kriteria 3. Ahli 1 dan 3
tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian satu sedangkan ahli 2
memberikan komentar “sebaiknya dilengkapi dengan tanda tangan” (Lampiran
3). Rata-rata skor komponen penilaian 2 adalah 3 artinya sudah memenuhi
kriteria. Ahli 1 dan 3 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian satu
sedangkan ahli 2 memberikan komentar “sudah sesuai” lihat (Lampiran 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Komponen penilaian 3 dan 4 memiliki rata-rata yang sama yaitu 3,7, ahli satu dan
tiga tidak memberikan komentar sedangkan ahli dua memberikan komentar
“sudah sesuai” jadi tidak dilakukan revisi (Lampiran 3). Komponen penilaian 5
memiliki rata-rata 3,3, ahli satu dan tiga tidak memberikan komentar sedangkan
ahli dua memberikan komentar “sebaiknya sumber belajar tidak hanya satu
buku” jadi dilakukan revisi lihat (Lampiran 3). Komponen penilaian 6 memiliki
rata-rata 3, ahli satu dan tiga tidak memberikan komentar sedangkan ahli dua
memberikan komentar “sudah sesuai” jadi tidak dilakukan revisi. Komponen
penilaian 7 memiliki rata-rata 3,7, ahli satu dan tiga tidak memberikan komentar
sedangkan ahli dua memberikan komentar “sudah sesuai” jadi tidak dilakukan
revisi. Bagian kolom terakhir ahli 3 juga memberikan komentar bahwa
“pembelajaran sudah kreatif dan menari” lihat (Lampiran 3).
Hasil validasi untuk RPP juga dianalis untuk dicari rata-rata tiap
komponen penilaiannya serta di kategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.6.
Hasil validasi RPP dari 3 ahli yang peneliti pilih sebagai validator yang berupa
skor dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil validasi RPP
Val Skor
Rt KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13
A1 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3,6
A2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3,3
A3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3,4
Rt 3 3 3,3 3,3 3,7 3 3,3 3,7 3,3 3 3,7 3,7 3,3
Ket TR TR TR R TR TR TR TR R R TR TR TR
Keterangan:
KP : Komponen penilaian
R : Revisi
TR : Tidak revisi
Val : Validator
Rt : Rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
A1 : Dosen
A2 : Guru
A3 : Guru
Komponen penilaian untuk RPP terdiri dari 13 komponen. Tabel 5
menunjukkan bahwa semua rata-rata skor hasil validasi ≥3 artinya memenuhi
kriteria rata-rata. Meskipun demikian ada 3 komponen penilaian yang peniliti
putuskan untuk direvisi yaitu komponen penilai 4, 9 dan 10 karena ada komentar
yang bermakna sebagai bahan revisi. Komentar pada komponen penilaian 4
dikemukakan oleh ahli satu yaitu “perlu menyertakan ringkasan materi ajar” lihat
(Lampiran 3). Komentar pada komponen 9 dikemukakan oleh ahli 2 yaitu
“sebaiknya sumber belajar tidak hanya satu buku” (Lampiran 3). Sedangkan
komentar untuk komponen penilaian 10 dikemukakan oleh ahli 2 yaitu “media
pembelajaran belum dituliskan” (Lampiran 3). Komentar umum juga
disampaikan oleh ahli 2 yaitu “secara umum sudah baik, namun nilai atau
karakter jangan sampai tidak disertakan dan mohon ditingkatkan” (Lampiran 3).
Hasil validasi untuk soal tes prestasi juga dianalis untuk dicari rata-rata tiap
komponen penilaiannya serta di kategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.5.
Komponen penilaiannya ada 8 komponen dengan rentang skor antara 1-4. Hasil
validasi soal tes prestasi dari 3 ahli yang peneliti pilih sebagai validator yang
berupa skor dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil validasi soal tes prestasi
No Validator Skor
Rerata KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8
1 Ahli 1 3 3 3 3 3 4 4 4 3,4
2 Ahli 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3,1
3 Ahli 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3,6
Rata-rata 3* 3* 3,3* 3,3* 3,3* 3,3* 3,7* 3,7*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Keterangan :
KP : Komponen penilaian
* : Tidak revisi
Tabel 3.7 memperlihatkan skor rata-rata semua komponen penilaian mencapai
target yang telah ditentukan. Tidak ada komentar negatif pada setiap komponen
melainkan ada satu komentar positif pada komponen 8 oleh ahli 2 yaitu “bagus,
gambarnya menarik” (Lampiran 3). Oleh karena itu peneliti tidak melakukan
revisi untuk soal terprestasi ini. Meskipun ahli 1 tidak memberikan komentar pada
kolom komentar, tetapi ahli 1 melingkari kata kerja “memahami” pada indikator.
Saat peneliti bertemu untuk mengambil hasil validasi, ahli 1 mengatakan bahwa
kata kerja pada indikator tidak operasional, indikatornya sebaiknya 3 dan soal
kurang gambar yang lebih menarik. Jadi peneliti melakukan revisi pada bagian
kata kerja idikator, gambar soal, dan jumlah indikator.
b. Validitas muka
Validitas muka pada penelitian ini dilakukan untuk instrumen soal tes prestasi
dan perangkat pembelajaran. Setelah validasi isi selesai dilakukan, maka peneliti
kemudian melakukan revisi sesuai dengan saran dari para ahli tersebut. Proses
validasi selanjutnya adalah validitas muka. Validitas muka adalah proses
peninjauan instrumen secara sepintas dan sederhana atau penilaian instrumen
hanya dari sisi muka atau tampangnya tanpa kriteria yang mendalam (Arifin,
2013: 248). Pengertian validitas muka secara ringkas adalah proses validasi untuk
menguji kenampakan dari soal tes prestasi. Jadi, validitas muka hanya dilakukan
pada soal tes prestasi. Validitas muka untuk soal tes prestasi dilakukan kepada 5
orang siswa kelas 3 di SD Negeri Keceme 1. Peneliti memilih kelas 3 karena kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ini yang nantinya akan mengerjakan soal dalam validitas konstruk atau empiris.
Hasil face validity menyatakan bahwa kelima siswa tidak mengerti makna kata
penjumlahan berulang dan kata ruas. Mereka mengatakan,”Mbak penjumlahan
berulang itu apa?” (Lampiran 8), siswa tersebut ternyata mengetahui bentuknya
tetapi bingung dengan kata-kata penjumlahan berulang. Maka peneliti kemudian
mengubah kalimat soal dengan tidak mencantumkan kata penjumlahan berulang
melainkan cukup diilustrasikan dengan gambar. Selama ini ternyata siswa
menyebut penjumlahan berulang dengan kata “pengjumlahan peng akeh”
(Lampiran 8). Siswa lebih terbiasa menggunakan Bahasa Jawa. Setiap butir soal
diperlihatkan kepada lima siswa tersebut, secara keseluruhan siswa paham
terhadap soal yang ada. Kalimat pada soal juga tidak terlalu panjang. Saat peneliti
bertanya tentang panjang pendek soal siswa mengatakan,”Ora kok mbak, aku
mudeng” (Lampiran 8). Pemilihan siswa untuk validitas muka berdasarkan
prestasi siswa di kelas yaitu 1 yang tergolong berprestasi, 2 sedang, dan 2 kurang
berprestasi. Pemilihan ini melibatkan guru kelas, karena guru kelas lebih
memahami keadaan siswanya.
Validitas muka untuk perangkat pembelajaran dilakukan kepada guru yang
melaksanakan pembelajaran dalam proses penelitian ini. Validitas muka untuk
perangkat pembelajaran hanya meliputi kenampakan secara sekilas perangkat
pembelajarannya tidak termasuk ke isinya. Saat melihat perangkat
pembelajarannya guru berkomentar, “Mbak, RPPnya lengkap sekali, LKS-nya
juga sudah disertakan di sini” (Lampiran 8). Kemudian guru juga berkomentar,
”Ini LKS-nya menarik mbak, anak-anak mesti senang, soalnya jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menggunakan lembar kerja yang banyak gambarnya seperti ini, kebanyakan
pakai LKS yang beli itu” (Lampiran 8). Guru juga berkomentar tentang silabus,
“Silabusnya ini kalau bisa dibuat selembar saja mbak, biar tidak terpotong”
(Lampiran 8). Peneliti juga menanyakan apakah perangkat pembelajaran tersebut
mudah dipahami atau ada kata-kata yang sulit tidak, dan guru menjawa, “Cukup
mudah dipahami mb, tapi bagian yang menggunakan alat ini yang saya masih
kurang paham jika belum ada contoh alat peraganya” (Lampiran 8).
c. Validitas konstruksi
Validitas konstruk pada penelitian ini dilakukan untuk soal tes prestasi.
Validitas konstruk dilakukan dengan cara uji empiris. Validitas empiris adalah
validitas yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara instrumen dengan
suatu kriteria tertentu yang biasanya menggunakan teknik statistik (Arifin, 2013:
68). Validitas empiris juga desebut dengan validitas yang dihubungkan dengan
kriteria atau validitas statistik.
Setelah soal tes prestasi di validasi oleh dosen dan guru, peneliti kemudian
mengujicobakan instrumen soal tes prestasi kepada siswa kelas 3 SD Negeri
Keceme 1. Peneliti memilih siswa kelas 3 pada sekolah yang sama karena siswa
kelas tiga baru saja menerima materi pembagian di kelas sebelumnya yaitu kelas
2. Soal uji coba terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi
soal yang digunakan dalam uji validitas empiris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.8 Kisi-kisi soal uji validitas empiris
Indikator Nomor Soal Jumlah
Soal
1. Mengubah bentuk operasi
penjumlahan berulang ke
dalam bentuk operasi
perkalian.
2. Mengubah bentuk operasi
perkalian ke dalam bentuk
operasi penjumlahan
berulang.
3. Menyelesaikan operasi
perkalian tanpa penjumlahan
berulang.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,18,19,20
21,22,23,14,25,26,27,28,29,30
10
10
10
Jumlah seluruh soal 30
Tabel 3.8 berisi tentang indikator dan nomor-nomor soal yang digunakan
dalam uji validitas empiris. Soal validasi terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang
mana setiap butir soal mewakili semua indikator yang ada pada kisi-kisi soal
(Lampiran 4). Semua soal ini diujikan kepada 55 siswa kelas 3 di SD negeri
Keceme 1, yaitu kelas 3A, dan 3B.
Soal tes prestasi diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi point
biserial dengan menggunakan program SPSS 20. Teknik korelasi point biserial
merupakan teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel dimana salah satu
variabelnya berbentuk kontinum dan variabel lainnya berbentuk diskrit murni
(Hartono, 2012: 123). Rumus untuk mencari koefisien korelasi point biserial
digunakan rumus pada gambar 3.2 (Hartono, 2012: 123).
√
Gambar 3.2 Rumus point biserial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Keterangan:
r pbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = mean skor yang betul dari jawaban peserta tes
Mt = mean skor total (seluruh peserta tes)
SDt = standar devisiasi total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya betul
q = proporsi peserta tes yang jawabannya salah
Hasil dari uji validitas soal tes prestasi menggunakan program SPSS 20 ada 26
soal yang dinyatakan valid. Meskipun 30 butir soal dinyatakan valid, tetapi tidak
semua soal dipakai untuk penelitian. Penelitian yang akan dilakukan adalah pada
kelas 2 sekolah dasar, sehingga guru menyarankan agar jumlah soal yang diteskan
adalah 20 butir soal saja. Guru juga mengatakan apabila ulangan matematika juga
hanya 20 soal jika bentuknya pilihan ganda dan untuk ukuran kelas 2 SD soal
matematika sebanyak 20 butir cukup dikerjakan dengan waktu 2 jam pelajaran
atau 70 menit. Tabel 3.9 adalah hasil perhitungan uji empiris soal tes prestasi
menggunakan program SPSS 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.9 Soal yang valid
No.
soal
rhitung rtabel
5%
rtabel 1% Keterangan
1 0,399** 0,266 0,345 valid
2 0,533** 0,266 0,345 valid
3 0,460** 0,266 0,345 valid
4 0,369** 0,266 0,345 valid
5 0,548** 0,266 0,345 valid
6 0,593** 0,266 0,345 valid
7 0,480** 0,266 0,345 valid
8 0,432** 0,266 0,345 valid
9 0,453** 0,266 0,345 valid
10 0,477** 0,266 0,345 valid
11 0,390** 0,266 0,345 valid
12 0,305* 0,266 0,345 valid
13 0,507** 0,266 0,345 valid
14 0,329* 0,266 0,345 valid
15 0,385** 0,266 0,345 valid
16 0,375** 0,266 0,345 valid
17 0,522** 0,266 0,345 valid
18 0,367** 0,266 0,345 valid
19 0,398** 0,266 0,345 valid
20 0,420** 0,266 0,345 valid
21 0,380** 0,266 0,345 valid
22 0,455** 0,266 0,345 valid
23 0,388** 0,266 0,345 valid
24 0,341* 0,266 0,345 valid
25 0,480** 0,266 0,345 valid
26 0,591** 0,266 0,345 valid
27 0,503** 0,266 0,345 valid
28 0,465** 0,266 0,345 valid
29 0,535** 0,266 0,345 valid
30 0,619** 0,266 0,345 valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 3.9 memperlihatkan semua besar rhiung menunjukkan melampaui rtabel
baik pada taraf kepercayaan 5% maupun 1% kecuali soal nomor 12, 14, dan 24
hanya melampaui rtabel pada taraf kepercayaan 5% saja, sehingga semua soal
dinyatakan valid (Lampiran 11). Besar rhiung yang ada tanda bintang dua (**)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berarti valid pada taraf kepercayaan 1%, sedangkan yang bertanda bintang satu (*)
artinya valid pada taraf kepercayaan 5%. Rincian mengenai jumlah soal sebelum
divalidasi hingga soal yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Rincian jumlah soal sebelum validasi, yang valid, dan yang dipakai
Indikator Nomor soal yang
divalidasi
Nomor soal
yang valid
Nomor soal
yang valid dan
dipakai
1. Mengubah
bentuk operasi
penjumlahan
berulang ke
dalam bentuk
operasi
perkalian.
2. Mengubah
bentuk operasi
perkalian ke
dalam bentuk
operasi
penjumlahan
berulang.
3. Menyelesaikan
operasi perkalian
tanpa
penjumlahan
berulang.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,
17,18,19,20
21,22,23,14,25,26,
27,28,29,30
1,2,3,4,5,6,7,8,9,
10
11,12,13,14,15,1
6,17,18,19,20
21,22,23,14,25,2
6,27,28,29,30
2,3,4,5,6,7,10
11,12,13,16,17
,19,20
21,22,25,27,28
30
Jumlah 30 30 20
Tabel 3.10 menunjukkan jumlah soal sebelum divalidasi, soal yang valid, dan
soal yang valid sekaligus dipakai. Jumlah soal sebelum validasi adalah 30 soal,
setiap indikator terwakili oleh masing-masing 10 soal. Setelah diuji validitasnya,
hasilnya semua soal dinyatakan valid. Soal yang dipakai dalam penelitian ini
adalah 20, pada tabel 3.10 terlihat indikator 1 diwakili oleh 7 soal, indikator dua
diwakili oleh 7 soal dan indikator 3 diwakili oleh 6 soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Reliabilitas
Reliabilitas memiliki sebutan lain seperti keterpercayaan, keajekan,
keterandalan, konsistensi, dan kestabilan. Meskipun demikian, reliabilitas tetap
memiliki kunci pokok yaitu sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya
(Azwar, 2007: 4). Suatu tes dikatakan memiliki keterpercayaan tinggi apabila tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2006: 56). Konsep yang
peneliti pakai dalam penelitian ini adalah konsep Alpha. Peneliti memilih konsep
alpha untuk uji reliabilits soal tes prestasi karena data dari soal tes prestasi pada
penelitian ini berupa data dikotom yaitu data 1-0. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan Azwar (2007: 77) yaitu rumus alpha dapat digunakan untuk data yang
dikotomis 1-0. Rumus Cronbach yang digunakan untuk menentukan reliabilitas
pada penelitian ini terlihat pada gambar 3.3 di bawah ini (Azwar,2007: 78).
2
2
11 x
j
s
s
k
ka
Gambar 3.3 Rumus Crobanch Alpha
dengan, a : koefisiensi Alpha
k : banyaknya butir soal
sj2 : variasi butir soal
psx2 : variansi skor tes
Selanjutnya harga r dihitung dikonsultasikan dengan r tabel s. Jika tabelhitung rr
berarti instrumen reliabel. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang antara -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1,00 sampai 1,00. Tabel 3.11 Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford
(Ruseffendi, 2005: 160).
Tabel 3.11
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kualifikasi reliabilitas terbagi menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi,
tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Peneliti menguji reliabilitas soal
menggunakan SPSS 20 dengan teknik alpha. Hasil dari analisis dapat dilihat pada
tabel 3.12.
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,824 ,824 20
Tabel 3.12 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas menggunakan
SPSS, koefisien korelasinya adalah 0,824 Hasil perhitungan tersebut kemudian
dibandingkan dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas Item soal menurut
Guilford (Ruseffendi, 2005: 160) dan hasilnya adalah termasuk ke dalam kategori
tinggi, dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Indeks kesukaran (IK)
Selain validitas dan reliabilitas, untuk memperoleh kualitas soal yang baik
juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah,
sedang, sukar proporsinya seimbang (Sudjana 2008: 135). Untuk menghitung
indeks kesukaran soal menurut (Sudjana 2008: 137) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pada gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar 3.4 Rumus indeks kesukaran soal
Dengan, I : indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
Semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit item soal tersebut.
Sebaliknya semakin besar indeksnya maka semakin mudah soal. Kriteria indeks
kesukaran menurut Sudjana (2008: 137) dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Kategori indeks kesukaran soal
Indeks kesukaran Kategori
0 – 0,3 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Tabel 3.13 memperlihatkan bahwa indeks kesukaran tidak pernah lebih dari 1.
Kategori soal terdiri dari soal mudah sekali, mudah, cukup, sulir, dan sulit sekali.
Hasil perhitungan indeks kesukaran menunjukkan bahwa semua soal yang
digunakan untuk uji coba masuk dalam kategori sedang. Analisi indeks kesukaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dilakukan menggunakan program Microsoft Excel. Analisis indeks kesukaran soal
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukarannya. Tabel 3.14 adalah tabel indeks
kesukaran dari masing-masing soal uji coba.
Tabel 3.14 Indeks kesukaran soal setiap butir soal
Nomo
r soal
Indeks
kesukara
n
Katego
ri
Nomo
r soal
Indeks
kesukara
n
Katego
ri
Nomo
r soal
Indeks
kesukara
n
Katego
ri
1 0,93 Mudah 11 0,65 Sedang 21 0,76 Mudah
2 0,65 Sedang 12 0,69 Sedang 22 0,67 Sedang
3 0,59 Sedang 13 0,82 Mudah 23 0,69 Sedang
4 0,73 Sedang 14 0,67 Sedang 24 0,56 Sedang
5 0,69 Sedang 15 0,67 Sedang 25 0,67 Sedang
6 0,69 Sedang 16 0,69 Sedang 26 0,64 Sedang
7 0,67 Sedang 17 0,80 Mudah 27 0,75 Mudah
8 0,55 Sedang 18 0,67 Sedang 28 0,69 Sedang
9 0,82 Mudah 19 0,69 Sedang 29 0,44 Sedang
10 0,65 Sedang 20 0,76 Mudah 30 0,62 Sedang
Jumlah kategori soal mudah 7
Jumlah kategori soal sedang 23
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa rentang nilai indeks kesukaran soal berada
antara 0,5 hingga 0,6. Pengelompokkan soal dilakukan berdasarkan tabel 3.12.
Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa ada 8 soal yang masuk kategori
sedang dan ada 22 soal yang masuk dalam kategori mudah.
I. Prosedur Analisis Data
Setelah penelitian selesai, maka peneliti melakukan analisis terhadap data
hasil penelitian. Peneliti menggunakan program komputer SPSS 20 untuk
menganalisis data hasil penelitian. Sugiyono (2011: 202) menyatakan bahwa
untuk menentukan jenis statistik apa yang akan digunakan dalam analisis data
penelitian tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik
parametris memerlukan terpenuhinya beberapa asumsi, diantaranya adalah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang akan dianalisis harus terdistribusi normal dan kelompok yang diuji harus
homogen, sedangkan statistik nonparametris tidak harus memenuhi beberapa
asumsi seperti pada statistik parametris. Ada beberapa tahap yang peniliti lakukan
untuk menganalisis data pada penelitian ini. Prosedur yang peneliti gunakan
adalah merumuskan hipotesis, mengatur data, menentukan taraf signifikansi, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Merumuskan hipotesis
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan pada
prestasi belajar atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori. Hipotesis pada penelitian ini ada dua macam yaitu null hipotesis (Ho)
dan alterternatif hipotesis (Ha).
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan skor
post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan skor post-test
kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori (Ha: µ1 ≠ µ2).
2. Mengorganisasi data (data management)
Proses pengaturan data ada 4 tahap yaitu coding, editing, entry, cleaning
(Ahmed, 2013: 1-2).
a. Data coding
Data coding adalah tahap melakukan pengkategorian data dan memberi kode
khusus untuk masing-masing aspek pada penelitian sehingga mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
peneliti untuk memasukkan data ke komputer. Tahap coding pada penelitian
ini dilakukan untuk mengkode nama siswa dan validator. Sebagai contoh,
dalam penelitian ini data nama siswa diganti dengan kode siswa1, siswa2,
siswa3 dan seterusnya sampai dengan 24 dan digunakan saat memasukkan
data yang berupa skor (Lampiran 10). Pengkodean pada lembar hasil jawaban
pretest dan post-test dilakukan dengan memberi tanda angka 1 sampai 24,
yaitu sejumlah siswa pada kelas yang digunakan untuk penelitian.
b. Data editing
Tahapan editing atau penyuntingan dilakukan untuk memeriksa kelengkapan
data yang sudah diperoleh. Tahap editing yang dilakukan pada penelitian ini
adalah mengecek kembali kelengkapan semua lembar hasil posttest dan
pretest, mengumpulkan hasil observasi, memeriksa data yang kurang dan
memeriksa hasil ekspert jugmen. Hasil dari data editing adalah semua jawaban
sudah terisi, tidak ada siswa yang menjawab soal dengan pola jawaban yang
sama (Lampiran 10). Selain meyunting data dari siswa, peneliti juga
menyunting data hasil validitas dan hasilnya adalah semua pertanyaan diisi
dengan memberikan skor tetapi banyak yag tidak diberi komentar (Lampiran
6).
c. Data entry
Tahap entry adalah tahap memasukkan data ke dalam program Microsoft
Excel (Ms Excel) sebagai bahan pengolahan untuk diuji lebih lanjut
menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20
(Lampiran 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
d. Data Cleaning
Data cleaning dilakukan untuk “membersihkan” atau “merapikan” data-data
hasil penelitian. Data cleaning yang dilakukan dalam penelitian ini seperti
menghapus data skor siswa yang hanya masuk sekolah saat pretest saja atau
post-test saja. Hasil data cleaning yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menghilangkan data dari siswa yang hanya mengikuti pretest saja yaitu satu
siswa dari kelompok eksperimen, dan 2 data dari kelompok kontrol karena
sakit. Data cleaning juga bisa dilakukan pada sebuah skor hasil belajar yang
ekstrim (outlier), tetapi dalam penelitian ini kebetulan tidak ada data yang
outlier.
3. Menentukan taraf signifikansi
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05 yang banyak digunakan
dalam penelitian dan memiliki arti peneliti mentolerir kesalahan sebesar 5%
(Hartono, 2012: 147). Pemilihan taraf signifikansi 1% atau 5% hanya berdasarkan
kesepakatan para peneliti sosial tanpa sebab yang jelas (Azwar, 2005: 6). Taraf
signifikansi (α) memperlihatkan peluang kesalahan yang dapat terjadi atau dialami
peneliti dalam mengambil keputusan untuk mendukung atau menolak Ho (Field,
2009: 252). Tingkat signifikansi juga disebut dengan tingkat kesalahan atau
tingkat kekeliruan yang dilakukan oleh peneliti (Cresswell, 2012: 235). Taraf
signifikansi 5% tersebut yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan
keputusan dari hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Taraf signifikansi 5% memiliki arti bahwa tingkat kepercayaan dari
pengambilan keputusan tersebut adalah 95% dengan kemungkinan kesalahan 5%.
Hasil peninjauan teori pada bab dua memperlihatkan bahwa ada kecenderungan
ke salah satu hasil, yaitu hasil positif yang berupa peningkatan prestasi belajar
siswa. Adanya kecenderungan tersebut maka seharusnya hipotesis dalam
penelitian ini termasuk hipotesis satu pihak tetapi meskipun demikian penelitian
ini tetap menggunakan dua pihak karena dalam banyak jurnal penelitian tetap
menggunakan uji dua pihak (Christensen dan Johnson, 2008: 506).
4. Uji skor pretest
Uji skor pretest dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu uji normalitas skor
pretest, uji homogenitas skor pretest, dan uji independent t-test.
a. Uji normalitas skor pretest
Uji normalitas skor pretest dilakukan untuk data skor pretest dari kelompok
kontrol dan dari kelompok eksperimen. Uji normalitas menggunakan 5 cara yaitu
menggunakan Kolmogorov Smirnov Test, visualisasi P-P Plot, histogram, rasio
skewness, dan rasio kurtosis. Tes Kolmogorov Smirnov merupakan test yang
sering digunakan dalam penelitian. Skewness adalah suatu besaran statistik yang
menunjukkan kemiringan data. Cara ini menunjukkan data cenderung berada di
tengah atau miring pada salah satu sisi. Hipotesis untuk uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov adalah:
Ho : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data tidak normal)
Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal)
Kriteria pengambila keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka artinya data normal.
b) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, maka artinya data tidak normal.
Uji normalitas juga dapat diketahui dengan visualisasi grafik P-P Plot. Grafik
tersebut diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Output-nya berupa grafik
yang digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Titik-titik
berlubang pada grafik P-P Plot merupakan data, jika titik-titik tersebut terletak di
sekitar garis artinya data normal (Field, 2009: 136). Normal atau tidaknya
persebaran data dapat dilihat melalui histogram dengan kurva normal. Apabila
histogram membentuk atau mirip kurva normal maka data normal (Field, 2009:
136).
Uji normalitas menggunakan rasio skewness dilakukan dengan terlebih dahulu
menghitung rasionya yaitu dengan cara membagi angka skewness dengan standar
eror skewness yang didapat dari output SPSS. Data dikatakan normal jika nilai
rasio skewness berada pada rentang nilai -2 sampai 2 (Rusdi, 2009: 3). Uji
normalitas menggunakan rasio kurtosis juga harus menghitung rasionya terlebih
dahulu yaitu dengan cara membagi angka kurtosis dengan standar eror kurtosis
yang didapat dari output SPSS. Data dikatakan normal jika nilai rasio kurtosis
berada pada rentang nilai -2 sampai 2 (Rusdi, 2009: 3)
b. Uji homogenitas skor pretest
Uji homogenitas skor pretest dilakukan untuk megetahui tingkat kesamaan
prestasi belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila
homogen maka dilanjutkan ke langkah 5 dan seterusnya, jika tdk homogen, maka
rumusan masalah dicari dengan melakukan analisis selisih skor pretest dan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
post-test. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Lavene’s test.
Gambar 3.5 adalah Rumus Lavene’s test (Nordstokke, 2011: 3).
Gambar 3.5 Rumus Lavene’s test
dengan, n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
| |
= rata-rata dari kelompok ke i
= rata-rata dari kelompok dari Z
= rata-rata menyeluruh
Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data semua kelompok adalah homogen
( )
Ha : Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data kedua kelompok tidak homogen
( )
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak artinya data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara pretest kelompok kontrol dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan data.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak artinya data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara preetest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki persamaan
data.
c. Independent t-tets skor pretest
Uji Independent t-tets pada skor pretest dilakukan untuk mengetahui
prebedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok
eksperimen. Apabila skor pretest kelompok kontrol sama dengan kelompok
eksperimen maka uji hipotesis menggunakan uji independent t-tes. Hipotesis
untuk uji Independent t-tets skor pretest adalah:
a) Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori (Ho: µ1=µ2).
b) Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori (Ho: µ1≠µ2).
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak dan artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan rerata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak dan artiya terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki persamaan
rerata.
5. Menguji Prasyarat Analisis
Uji prasarat analisis atau uji asumsi klasik yang diperlukan untuk uji hipotesis
adalah homogenitas, normalitas, dan independen (Field, 2009: 334).
a. Uji normalitas skor post-test
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk
melakukan uji normalitas pada setiap kelompok penelitian. Uji normalitas adalah
uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok sampel
terdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 2002: 466). Uji normalitas pada skor
post-test juga menggunakan lima cara yaitu menggunakan Kolmogorov Smirnov
Test, visualisasi P-P Plot, histogram, rasio skewness, dan rasio kurtosis. Tes
Kolmogorov Smirnov merupakan test yang sering digunakan dalam penelitian.
Skewness adalah suatu besaran statistik yang menunjukkan kemiringan data. Cara
ini menunjukkan data cenderung berada di tengah atau miring pada salah satu sisi.
Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut Sugiyono (2008: 156) dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
D = maksimum[Sn1 (X) – Sn2 (X)]
Gambar 3.6 Rumus Kolmogorov smirnov
Hipotesis untuk uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov adalah:
Ho : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data tidak normal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal)
Kriteria pengambila keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak artinya
data normal, sehingga jika data terdistribusi normal. maka statistik yang
digunakan adalah statistik parametris, yaitu menggunakan t-test untuk
membandingkan 2 sampel.
b) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak, artinya
data tidak normal.
Uji normalitas juga dapat diketahui dengan visualisasi grafik P-P Plot. Grafik
tersebut diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Output-nya berupa grafik
yang digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Titik-titik
berlubang pada grafik P-P Plot merupakan data, jika titik-titik tersebut terletak
disekitar garis artinya data normal (Field, 2009: 136). Normal aau tidaknya
persebaran data dapat dilihat melalui histogram dengan kurva nolmal. Apabila
histogram membentuk atau mirip kurva normal maka data normal (Field, 2009:
136).
Uji normalitas menggunakan rasio skewness dilakukan dengan terlebih dahulu
menghitung rasinya yaitu dengan cara membagi angka skewness dengan standar
eror skewness yang didapat dari output SPSS. Data dikatakan normal jika nilai
rasio skewness berada pada rentang nilai -2 sampai 2 (Rusdi, 2009: 3).
Uji normalitas menggunakan rasio kurtosis juga harus menghitung rasionya
terlebih dahulu yaitu dengan cara membagi angka kurtosis dengan standar eror
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kurtosis yang didapat dari output SPSS. Data dikatakan normal jika nilai rasio
kurtosis berada pada rentang nilai -2 sampai 2 (Rusdi, 2009: 3).
b. Uji Homogenitas Skor Post-test
Uji homogenitas skor posttest dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan Lavene’s test.
Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data semua kelompok adalah homogen
( )
Ha : Ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data kedua kelompok tidak homogen
( )
Kriteria pengambilan keputusan:
1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan data.
2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki
persamaan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
c. Independence
Syarat untuk melakukan uji hipotesis menggunakan t-test adalah independen.
Indipenden artinya setiap kelompok akan mendapatkan perlakukan masing-
masing, dimana setiap perlakuan yang diberikan kepada suatu kelompok tidak
akan pernah diberikan kepada kelompok lainnya (Field, 2009: 133). Kelompok
yang dimaksud adalah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji independent t-
test. Uji independent t-test digunakan untuk melihat perbedaan dari dua rerata
(Sugiyono, 2010: 273).
Taraf signifikansi pada bagian ini menggunakan uji dua arah atau dua pihak
Gambar 3.7 merupakan gambar rumus independent t-test (Field, 2009: 335).
√(
)
Gambar 3.7 Rumus t-test
Hipotesis untuk uji independent t-test pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan rerata
skor post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan rerata skor
post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori. (Ha: µ1 ≠ µ2)
Pengambilan keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dan post-test kelompok
eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Papan Pin Perkalian.
b) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok
eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa
atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan
Pin Perkalian.
7. Uji signifikansi selisih
Bagian ini berisi tiga uji, yaitu uji paired t-test untuk skor kelompok kontrol,
paired t-test untuk skor kelompok eksperimen, dan uji independent t-test untuk
selisih antara skor kelompok kontrol dan eksperimen.
a. Uji paired t-test skor kelompok kontrol
Uji paired t-test skor kelompok kontrol dilakukan menggunakan program
SPSS. Hipotesis dari uji ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata
skor post-test kelompok kontrol atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata skor post-
test kelompok kontrol atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori. (Ha: µ1 ≠ µ2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pengambilan keputusan
1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor prestest kelompok kontrol dan skor post-test kelompok
eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Papan Pin Perkalian.
2) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor pretest kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol, atau
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian.
b. Uji paired t-test skor kelompok eksperimen
Uji paired t-test skor kelompok eksperimen juga dilakukan menggunakan
program SPSS. Hipotesis dari uji ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata
skor post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata skor post-
test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori. (Ha: µ1 ≠ µ2)
Pengambilan keputusan
1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor prestest kelompok eksperimen dan skor post-test
kelompok eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori Papan Pin Perkalian.
2) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor pretest kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol, atau
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian.
c. Uji independent t-test selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen
Sebelum melakukan uji independent t-test untuk selisih skor ini, perlu
dilakukan uji prasarat analisis dahulu yaitu berupa uji normalitas dan uji
homogenitas.
1) Normalitas
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk
melakukan uji normalitas pada setiap kelompok penelitian. Uji normalitas adalah
uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok sampel
terdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 2002: 466).
Hipotesis untuk uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov adalah:
Ho : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data tidak normal)
Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal)
Kriteria pengambilan keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak artinya
data normal, sehingga jika data terdistribusi normal.
b) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak, artinya
data tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2) Homogenitas
Uji homogenitas skor post-test dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan Lavene’s test.
Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara selisish skor kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data semua kelompok adalah homogen
( )
Ha : Ada perbedaan varian antara selisih skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data kedua kelompok tidak homogen
( )
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan varian.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki
persamaan varian.
3) Independent t-test
Hipotesis untuk uji independent t-test selisih skor pada penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Ho : Tidak ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih
rerata skor kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata
skor kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori (Ha: µ1 ≠ µ2).
Pengambilan keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin
Perkalian.
b) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan selisih
rerata antara skor kelompok kontrol dan skor kelompok eksperimen, atau
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian.
8. Uji besar efek
Apabila hasil uji perbedaan skor post-test untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori papan pin perkalian maka
selanjutnya dilakukan uji besar efek. Uji besar efek dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar efek alat peraga berbasis Montessori papan pin perkalian terhadap
prestasi belajar matematika materi operasi perkalian. Analisis dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menggunakan rumus effect size. Gambar 3.8 merupakan rumus untuk mengetahui
effect size menurut Field (2009: 332).
√
Gambar 3.8 Rumus effect size
dengan, r = effect size
t = harga uji t
df = harga derajad kebebasan
Kriteria yang digunakan untuk menentukan besar efek (Field, 2009:179) adalah:
0,10 – 2,29 = small effect (kecil)
0,30 – 0,49 = medium effect (sedang)
0,50 – 1,00 = large effect (besar)
Persentase efek dapat diketahui dengan menggunakan koefisien
determinasi (𝑅2). Gambar 3.9 adalah gambar rumus koefisien determinasi
(Rohmana, 2007: 3).
Gambar 3.9 Rumus koefisien determinasi
9. Jadwal Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini dijadwalkan berlangsung selama 10 bulan.
Ada pun jadwal penelitian tersebut telah disusun oleh peneliti dalam tabel 3.15.
R2 = r
2 x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 3.15 Jadwal penelitian
No. Kegiatan Waktu (bulan)
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Observasi
dan
wawancara
2. Penyusunan
proposal
3. Menyusun
rancangan
penelitian
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Analisis
hasil
penelitian
6. Penyusunan
skripsi
7. Ujian
Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
beserta pembehasannya. Hasil penelitian berupa deskripsi data hasil analisis data
yang berupa skor hasil pembelajaran matematika menggunakan alat peraga
berbasis Montessori Papan Pin Perkalian.
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan
di SD Negeri Keceme 1 yang beralaman di Desa Keceme, Caturharjo, Sleman.
Penelitian dilakukan kepada siswa kelas 2 yang rata-rata berusia delapan tahun.
Jumlah seluruh siswa kelas 2 adalah 50 siswa, tetapi yang digunakan dalam
penelitian ini hanya 48 karena pada saat penelitian dua siswa ini tidak masuk
karena sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga berbasis metode
Montessori papan pin perkalian.
Instrumen pada penelitian ini adalah lembar observasi, soal tes prestasi dan
perangkat pembelajaran. Instrumen penelitian berupa soal tes prestasi berbentuk
pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal. Semua instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas
isi dilakukan oleh 3 validator, yaitu oleh 1 dosen matematika dan 2 guru kelas.
Validitas muka dilakukan oleh siswa yang pernah mendapatkan materi operasi
perkalian. Validitas konstruk dilakukan dengan cara uji empiris kepada 55 siswa
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kelas 3 di SD Negeri Keceme 1. Kelas 3 dipilih karena siswa tersebut pernah
mendapatkan materi operasi perkalian dalam waktu yang relatif tidak lama.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan pretest pada kedua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah
kelas yang diberi perlakuan menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori
papan pin perkalian. Siswa kelas A dalam penelitian ini sebagai kelompok
eksperimen sedangkan siswa kelas B sebagai kelompok kontrol. Kelompok
kontrol ialah kelas yang tidak diberi perlakuan seperti pada kelas eksperimen.
Kelompok kontrol diberikan pembelajaran seperti biasanya yaitu menggunakan
ceramah dan latihan soal. Materi yang diberikan untuk kelompok eksperimen dan
kelas kontrol adalah materi yang sama yaitu materi operasi perkalian. Setelah
pretest selesai maka langkah selanjutnya adalah pembelajaran dan posttest.
Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa baik siswa kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Posttest dilakukan bertujuan untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga berbasis Montessori
papan pin perkalian. Tabel 4.1 merupakan rincian kegiatan penelitian yang telah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Selama Pengambilan Data
Klmpk Tanggal Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan
Ek
sper
imen
8 -1-2014 Mengawasi
jalannya Pretest
Pretest Berjalan baik
9-1- 2014 Mendemokan
cara
menggunakan
alat peraga
Mengubah penjumlahan
menjadi operasi perkalian
menggunakan alat peraga,
mengerjakan LKS
Siswa masih agak
bingung
menggunakan alat
peraga.
11 -1-2014 Mendemokan
cara
menggunakan
alat peraga
Mengubah operasi
perkalian menjadi
penjumlahan
menggunakan alat peraga,
mengerjakan LKS
Siswa terlihat
antusias, dan guru
dapat mengelola
kelas dengan baik.
13 -1-2014 Mendemokan
cara menyelesai
soal pada kartu
soal
Menyelesaikan soal tanpa
alat peraga, mengerjakan
LKS.
Siswa senang
mengerjakan soal
pada kartu angka
15 -1-2014 post-test Berjalan baik
Kontr
ol
8 -1- 2014 Pretest Berjalan baik
9 -1- 2014 Memberikan
contoh soal
Mengubah penjumlahan
menjadi perkalian dan
sebaliknya, mengerjakan
LKS
Awalnya antusias,
tetapi lalu terlihat
bosan.
11 -1- 2014 Memberikan
contoh soal
Mengubah operasi
perkalian menjadi
penjumlahan,
mengerjakan LKS
Siswa mengeluh
karena capek
menulis.
13 -1- 2014 Mengawasi
jalannya
pembelajaran
dan mencongak
Menyelesaikan soal
operasi perkalian tanpa
penjumlahan berulang,
mengerjakan LKS,
mencongak.
Siswa mengeluh
karena
mengerjakan soal
terus, ada yang
terlihat terpaksa
mengerjakan.
15 Januari
2014
Post-test
Tabel 4.1 memperlihatkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru
selama pengambilan data yaitu pada saat proses pembelajaran (Lampiran 19).
Gambaran kegiatan pada tabel tersebut memperlihatkan perbedaan suasana kelas
kelompok kontrol dan eksperimen. Suasana kelas kelompok eksperimen
cenderung lebih menyenangkan sedangkan kelas kelompok kontrol banyak siswa
yang mengeluh dan terlihat bosan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa hasil pretest dan
posttest. Hasil pretest dan post-test ini digunakan sebagai dasar dalam analisis
data. Tabel 4.2 merupakan deskripsi hasil pretest dan post-test untuk kelas kontrol
dan eksperimen.
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
Statistics
Pre_Eksperime
n
Post_Eksperime
n
Post_Kontrol Pre_Kontrol
N Valid 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0
Mean 10,2083 13,3333 11,5000 10,2500
Std. Error of Mean ,45036 ,57630 ,39927 ,49728
Median 10,0000 14,0000 11,5000 10,0000
Mode 10,00a 14,00 12,00 8,00
a
Std. Deviation 2,20630 2,82330 1,95604 2,43614
Variance 4,868 7,971 3,826 5,935
Range 11,00 11,00 7,00 10,00
Minimum 5,00 6,00 8,00 6,00
Maximum 16,00 17,00 15,00 16,00
Sum 245,00 320,00 276,00 246,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4.2 berisi tentang mean, median, modus, standar deviation, skor
maximum dan minimum dari skor pretest dan posttest. Rata-rata skor pretest untuk
kelas kontrol adalah 10,25 dan untuk kelas eksperimen adalah 10,21. Artinya rata-
rata skor kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen yaitu memiliki
selisih 0,4. Sedangkan rata-rata skor untuk post-test adalah 11,50 untuk kelompok
kontrol dan 13,33 untuk kelompok eksperimen. Skor rata-rata ini nanti akan
digunakan dalam analisis data untuk menguji hipotesis. Nilai median pada Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.2 memperlihatkan bahwa nilai median pada post-test kelompok eksperimen
lebih tinggi dari kelompok kontrol. Modus adalah jumlah data yang dalam hal ini
adalah skor yang paling banyak muncul. Modus pada kelompok eksperimen
adalah 14 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 12. Modus antara kelompok
eksperimen dan kontrol tersebut menunjukkan bahwa siswa di kelompok kontrol
banyak yang mendapatkan skor 12 sedangkan siswa di kelompok eksperimen
banyak yang medapat skor 14. Skor masimum untuk kelas eksperimen juga lebih
tinggi dibandingkan dengan skor minimum kelas kontrol. Peningkatan atau
penurunan dapat diketahui lebih mudah menggunakan grafik (Sudjana, 2002: 52).
Gambar 4.1 adalah gambar grafik dari data hasil pretest dan post-test pada
penelitian ini.
Gambar 4.1 Grafik hasil pretest dan post-test
Gambar 4.1 menunjukkan skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen
hampir sama tetapi sedikit lebih tinggi kelompok kontrol. Grafik tersebut juga
menunjukkan baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen, semuanya
mengalami peningkatan pada skor post-test. Kenaikan skor tersebut lebih tinggi
0
2
4
6
8
10
12
14
Pretest Post-test
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pada kelompok eksperimen, dapat dilihat dari bentuk garis lurus kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada garis lurus kelompok kontrol. Bentuk sedikit
menyilang pada ujung bawah kedua garis menunjukkan bahwa skor pretest
kelompok kontrol lebih tinggi dari skor pretest kelompok eksperimen.
1. Uji Skor Pretest
Uji skor pretest pada penelitian ini ada 3 macam yaitu uji normalitas,
homogenitas dan independent t-test.
a. Hasil uji normalitas skor pretest
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan 5 cara yaitu Kolmogorov
smirnov test, visualisasi P-P Plot, histogram, rasio skewness dan rasio kurtosis.
Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov smirnov test dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji normalitas skor pretest kelompok kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre_Kontrol
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 10,2500
Std. Deviation 2,43614
Most Extreme Differences
Absolute ,114
Positive ,114
Negative -,097
Kolmogorov-Smirnov Z ,558
Asymp. Sig. (2-tailed) ,915
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.3 merupakan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov smirnov
test. Tabel tersebut memperlihatkan harga sig.(2-tailed) adalah 0,915 > 0,05 maka
data dikatakan normal. Selain data skor pretest kelompok kontrol, peneliti juga
melakukan uji normalitas untuk kelompok eksperimen. Tabel 4.4 adalah hasil uji
normalitas untuk kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.4 Hasil Uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre_Eksperimen
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 10,2083
Std. Deviation
2,20630
Most Extreme Differences
Absolute ,125
Positive ,125
Negative -,117
Kolmogorov-Smirnov Z ,613
Asymp. Sig. (2-tailed) ,847
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.4 merupakan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov
smirnov test. Tabel tersebut memperlihatkan harga sig.(2-tailed) adalah 0,874 >
0,05 maka data dikatakan normal. Uji normalitas selanjutnya menggunakan
visualisasi P-P Plot. Gambar 4.2 adalah grafik yang diperoleh dari output SPSS.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot dan histogram skor pretest kelompok kontrol
Grafik pada gambar 4.2 menunjukkan titik-titik terletak pada sekitar garis
sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal. Gambar histogram
memperlihatkan bentuk histogram hampir mirip dengan kurva normal, sehingga
data dikatakan normal. Grafik P-P Plot dan histogram untuk skor kelompok
eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.3 Grafik P-P Plot dan histogram skor Pretest kelompok eksperimen
Grafik pada gambar 4.3 menunjukkan titik-titik terletak pada sekitar garis
sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor pretest kelompok eksperimen
normal. Gambar histogram memperlihatkan bentuk histogram hampir mirip
dengan kurva normal, sehingga data dikatakan normal. Uji normalitas selanjutnya
menggunakan rasio skewness, Tabel 4.5 adalah tabel output SPSS yang memuat
tentang angka skewness.
Tabel 4.5 Angka skewness dan kurtosis skor pretest kelompok kontrol
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre_Kontrol
Mean 10,2500 ,49728
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
9,2213
Upper Bound
11,2787
5% Trimmed Mean 10,1852 Median 10,0000 Variance 5,935 Std. Deviation 2,43614 Minimum 6,00 Maximum 16,00 Range 10,00 Interquartile Range 4,00 Skewness ,253 ,472
Kurtosis ,062 ,918
Angka statistic skewness pada tabel 4.5 adalah 0,52 sehingga rasio skewness-
nya adalah
, angka 0,54 berada diantara -2 dan 2 (Rusdi, 2009: 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sehingga dapat dikatakan data skor pretest kelompok kontrol normal. Uji
normalitas skor pretest kelompok kontrol menggunakan rasio kurtosis yaitu
, rasio kurtosisnya adalah 0,07 dan berada diantara -2 dan 2 (Rusdi,
2009: 3) sehingga dapat dikatakan data normal. Uji normalitas menggunakan rasio
skweness, dan rasio kurtosis untuk skor pretest kelompok eksperimen
menggunakan tabel 4.6.
Tabel 4.6 Angka skewness dan kurtosis skor post-test kelompok eksperimen
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre_Eksperimen Mean 10,2083 ,45036
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
9,2767
Upper Bound
11,1400
5% Trimmed Mean 10,1759 Median 10,0000 Variance 4,868 Std. Deviation 2,20630 Minimum 5,00 Maximum 16,00 Range 11,00 Interquartile Range 3,00 Skewness ,242 ,472
Kurtosis 1,517 ,918
Angka statistic skewness pada tabel 4.6 adalah 0,242 sehingga rasio skewness-
nya adalah
, angka 0,51 berada diantara -2 dan 2 sehingga dapat
dikatakan data skor pretest kelompok kontrol normal. Uji normalitas skor pretest
kelompok eksperimen menggunakan rasio kurtosis yaitu
, rasio
kurtosisnya adalah 1,65 dan berada diantara -2 dan 2 (Rusdi, 2009: 3) sehingga
dapat dikatakan data normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. Hasil Uji Homogenitas skor pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelas eksperimen. Uji
homogenitas pretest digunakan sebagai syarat untuk menentukan langkah analisis
data selanjutnya. Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data skor pretest semua kelompok adalah
homogen ( )
Ha : Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data skor pretest kedua kelompok tidak
homogen ( )
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak artinya data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan data.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak artinya data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki persamaan
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Uji homogenitas dilakukan menggunakan program SPSS 20 dan disajikan
dalam bentuk tabel. Uji homegenitas ini menggunakan uji Lavene’s Test. Tabel
4.7 merupakan tabel hasil analisis homogenitas menggunakan Lavene’s Test.
Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas skor pretest
Test of Homogeneity of Variances
Rerata
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.462 1 46 .500
Tabel 4.7 menunjukkan harga signifikansi adalah 0,5 atau lebih dari 0,05.
Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan, maka Ho gagal ditolak. Hasil
tersebut dapat juga dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada hasil pretest
kelompok eksprimen dan pretest kelompok kontrol atau homogen.
c. Hasil uji independent t-tes skor pretest
Uji Independent t-tets pada skor pretest dilakukan untuk mengetahui
prebedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok
eksperimen. Apabila skor pretest kelompok kontrol sama dengan kelompok
eksperimen maka uji hipotesis menggunakan uji independent t-tes. Hipotesis
untuk uji Independent t-tets skor pretest adalah:
a) Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen.(Ho: µ1=µ2).
b) Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen. (Ho: µ1≠µ2).
Kriteria pengambilan keputusan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak dan artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan rerata.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak dan artiya terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki persamaan
rerata.
Tabel 4.8 Hasil uji independent t-test skor pretest
Independent Samples Test
Skor_Pretest
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F ,462
Sig. ,500
t-test for Equality of Means
t ,062 ,062
df 46 45,556
Sig. (2-tailed) ,951 ,951
Mean Difference ,04167 ,04167
Std. Error Difference ,67090 ,67090
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
-1,30878 -1,30914
Upper
1,39212 1,39247
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa F hitung pada tingkat kepercayaan 95%
untuk hasil pretest dengan Equal variance assumed adalah 0,462 dengan p sig.(2-
tailed) = 0,951. p > 0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak perbedaan antara rerata
skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai t(46) pada baris
Equal variance assumed adalah 0,062 dengan df yang lebih besar dari Equal
variance not assumed. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rerata
pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sehingga untuk uji
hipotesisnya menggunakan uji independent t-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas skor post-test,
uji homogenistas skor post-test dan independence yang tidak diuji secara statistik.
d. Hasil Uji Normalitas Skor Post-test
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan lima cara yaitu Kolmogorov
smirnov test, visualisasi P-P Plot, histogram, rasio skewness dan rasio kurtosis.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak normal. Uji normalitas dilakukan untuk data posttest kelompok eksperimen
dan kontrol menggunakan program SPSS 20 dengan uji Komogorov-Smirnov.
Hasil uji normalitas ini yang menentukan jenis uji statistik yang akan dilakukan
untuk menganalisis data responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah:
Ho : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (tidak normal)
Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal (normal)
Kriteria pengambilan keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05, maka artinya data normal, sehingga jika data
terdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris,
yaitu menggunakan t-test.
b) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka artinya data tidak normal, sehingga
statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik yaitu dengan teknik
Mann-Whitney atau Wilcoxon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil uji normalitas untuk data post-test kelompok kontrol menggunakan SPSS
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4.9 adalah hasil dari uji normalitas
menggunakan SPSS 20.
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas skor post-test kelompok kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Post_Kontrol
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 11,5000
Std. Deviation
1,95604
Most Extreme Differences
Absolute ,149
Positive ,149
Negative -,108
Kolmogorov-Smirnov Z ,731
Asymp. Sig. (2-tailed) ,660
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil analisis pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed)
adalah 0,660. Kriteria pengambilan keputusan menyatakan bahwa apabila harga
Sig.(2-tailed) >0,05, maka artinya data normal, sig.(2-tailed) hasil uji normalitas
untuk kelompok kontrol adalah 0,660 > 0,05 sehingga Ho ditolak atau data
normal. Data post-test kelompok eksperimen juga diuji normalitasnya. Uji
normalitas data post-test kelompok eksperimen juga dilakukan menggunakan
program SPSS 20 dengan uji Kolmogorov Smirnov. Tabel 4.10 adalah tabel hasil
uji normalitas untuk kelompok eksperimen.
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas skor post-test kelompok eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Post_Eksperimen
Normal Parametersa,b
Mean 13,3333
Std. Deviation
2,82330
Most Extreme Differences
Absolute ,135
Positive ,097
Negative -,135
Kolmogorov-Smirnov Z ,661
Asymp. Sig. (2-tailed) ,774
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hasil analisis pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed)
adalah 0,774. Kriteria pengambilan keputusan menyatakan bahwa apabila harga
Sig.(2-tailed) >0,05, maka artinya data normal, sig.(2-tailed) hasil uji normalitas
untuk kelompok kontrol adalah 0,774 > 0,05 sehingga Ho ditolak atau data
normal. Uji normalitas selanjutnya menggunakan visualisasi P-P Plot. Gambar
4.4 adalah grafik yang diperoleh dari output SPSS.
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot dan histogram skor Post-test kelompok kontrol
Grafik pada gambar 4.4 menunjukkan titik-titik terletak pada sekitar garis
sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal. Gambar histogram
memperlihatkan bentuk histogram hampir mirip dengan kurva normal, sehingga
data dikatakan normal. Grafik P-P Plot untuk skor post-test kelompok eksperimen
dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik P-P Plot dan histogram skor Pretest kelompok eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Grafik pada gambar 4.5 menunjukkan titik-titik terletak pada sekitar garis
sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor post-test kelompok eksperimen
normal. Uji normalitas selanjutnya menggunakan rasio skewness, Tabel 4.11
adalah tabel output SPSS yang memuat tentang angka skewness dan kurtosis.
Tabel 4.11 Angka skewness dan kurtosis Skor post-test kelompok kontrol
Descriptives
Statistic Std. Error
Post_Kontrol
Mean 11,5000 ,39927
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
10,6740
Upper Bound
12,3260
5% Trimmed Mean 11,4907 Median 11,5000 Variance 3,826 Std. Deviation 1,95604 Minimum 8,00 Maximum 15,00 Range 7,00 Interquartile Range 2,75 Skewness ,209 ,472
Kurtosis -,695 ,918
Angka statistic skewness pada tabel 4.11 adalah 0,209 sehingga rasio
skewness-nya adalah
, angka 0,44 berada diantara -2 dan 2 sehingga
dapat dikatakan data skor pretest kelompok kontrol normal. Uji normalitas skor
pretest kelompok kontrol menggunakan rasio kurtosis yaitu
, rasio
kurtosisnya adalah -0,75 dan berada antara -2 dan 2 (Rusdi, 2009: 3) sehingga
dapat dikatakan data normal. Uji normalitas menggunakan rasio skweness, dan
rasio kurtosis untuk skor post-test kelompok eksperimen menggunakan tabel 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.12 Angka skewness dan kurtosis skor post-test kelompok eksperimen
Descriptives
Statistic Std. Error
Post_Eksperimen Mean 13,3333 ,57630
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
12,1412
Upper Bound
14,5255
5% Trimmed Mean 13,5093 Median 14,0000 Variance 7,971 Std. Deviation 2,82330 Minimum 6,00 Maximum 17,00 Range 11,00 Interquartile Range 4,75 Skewness -,675 ,472
Kurtosis ,413 ,918
Angka statistic skewness pada tabel 4.12 adalah -0,675 sehingga rasio
skewness-nya adalah
, angka -1,43 berada diantara -2 dan 2 (Rusdi,
2009: 3) sehingga dapat dikatakan data skor pretest kelompok kontrol normal. Uji
normalitas skor post-test kelompok eksperimen menggunakan rasio kurtosis yaitu
, rasio kurtosisnya adalah 0,45 dan berada antara -2 dan 2 (Rusdi,
2009: 3) sehingga dapat dikatakan data skor post-test kelompok eksperimen
normal.
Hasil uji normallitas menggunakan lima cara tersebut semuanya
menunjukkan bahwa kedua data postest kelompok kontrol dan post-test
eksperimen adalah normal. Kedua data tersebut normal sehingga uji hipotesis
yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu independent t-test .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
e. Uji Homogenitas skor post-test
Uji homogenitas skor post-test dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan Lavene’s test.
Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data semua kelompok adalah homogen
( )
Ha : Ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data kedua kelompok tidak homogen
( )
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan data.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki
persamaan data. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Skor Post-test
Test of Homogeneity of Variances
Skor_Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,432 1 46 ,126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 4.13 memperlihatkan besar signifikansi untuk uji homogenitas
menggunakan Lavene test adalah 0,126 > 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau
dapat dikatakan bahwa data homogen.
f. Independence
Syarat untuk melakukan uji hipotesis menggunakan independent t-test adalah
independence. Aspek ini tidak diuji secara statistik, tetapi hanya melihat
perlakuan yang diberikan kepada setiap kelompok sampel. Data hasil penelitian
ini dikatakan indipendence karena setiap kelompok akan mendapatkan perlakukan
masing-masing, dimana setiap perlakuan yang diberikan kepada suatu kelompok
tidak akan pernah diberikan kepada kelompok lainnya.
3. Uji Hipotesis
Setelah 3 asumsi terpenuhi yaitu normal, homogen, dan independence,
kemudian peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan independent t-tets. Uji
independent t-tets dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil uji ini
berupa tabel yaitu tabel 4.14
Tabel 4.14 Hasil uji independent t-tets skor post-test
Independent Samples Test
Skor_Posttest
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 2,432 Sig. ,126
t-test for Equality of Means
t -2,615 -2,615
df 46 40,945
Sig. (2-tailed) ,012 ,012
Mean Difference -1,83333 -1,83333
Std. Error Difference ,70110 ,70110
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3,24458 -3,24930
Upper -,42209 -,41737
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil uji homogenitas pada Tabel 4.14 menyatakan bahwa data homogen
maka untuk mengetahui hasil uji t-nya, peneliti melihat pada baris Equal
variances assumed. Hipotesis untuk uji t pada penelitian ini adalah:
Hipotesis untuk uji independent t-test pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan rerata
skor post-test kelompok eksperimen. (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dengan rerata skor
post-test kelompok eksperimen. (Ha: µ1 ≠ µ2)
Pengambilan keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor post-test kelompok kontrol dan post-test kelompok
eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori
Papan Pin Perkalian.
b) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok
eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa
atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan
Pin Perkalian.
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa F hitung pada tingkat kepercayaan 95%
untuk hasil post-test dengan Equal variance assumed adalah 2,432 dengan sig.(2-
tailed) =0,027, p < 0,05 maka Ho ditolak atau ada perbedaan antara skor post-test
kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen. Nilai t(46) pada baris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Equal variance assumed adalah -2,615 dengan df yang lebih besar dari Equal
variance not assumed. Skor post-test kelompok kontrol dan eksperimen terdapat
perbedaan rata-rata atau Mean = -1,83333 dan SE sebesar 0,7. Mengacu pada
rumus gambar 3.7 bisa dijelaskan pada gambar 4.4.
√(
)
√(
)
√
√
= -2,6
Gambar 4.6 Perhitungan manual independent t-test
Gambar 4.4 memperlihatkan hasil perhitungan secara manual thitung sama
dengan hasil thitung pada tabel 4.14 yang menggunakan program SPSS.
H. Uji Signifikansi Selisih
Bagian ini berisi tiga uji, yaitu uji paired t-test untuk skor kelompok kontrol,
paired t-test untuk skor kelompok eksperimen, dan uji independent t-test untuk
selisih antara skor kelompok kontrol dan eksperimen.
a. Uji paired t-test skor kelompok kontrol
Uji paired t-test skor kelompok kontrol dilakukan menggunakan program
SPSS. Hipotesis dari uji ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata
skor post-test kelompok kontrol. (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan rerata skor post-
test kelompok kontrol. (Ha: µ1 ≠ µ2)
Pengambilan keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor prestest kelompok kontrol dan skor post-test kelompok
eksperimen.
2) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor pretest kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol.
Tabel 4.15 Hasil uji paired t-test kelompok kontrol
Paired Samples Test
Pair 1
Pre_Kontrol - Post_Kontrol
Paired Differences Mean -1,25000
Std. Deviation 2,04833
Std. Error Mean ,41811
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
-2,11493
Upper
-,38507
t -2,990
df 23
Sig. (2-tailed) ,007
Tabel 4.15 menunjukkan besar sig.(2-tailed) adalah 0,007 < dari 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor post-test
kelompok kontrol. Besar t(23) adalah -2,990 dengan SE=0,41811. Kenaikan skor
pretest kelompok kontrol ke post-test adalah sebesar 5,75%.
b. Uji paired t-test skor kelompok eksperimen
Uji paired t-test skor kelompok eksperimen juga dilakukan menggunakan
program SPSS. Hipotesis dari uji ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan rerata skor pretest kelompok eksperimen dengan rerata
skor post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Ha : Ada perbedaan rerata skor pretest kelompok eksperimen dengan rerata skor
post-test kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori. (Ha: µ1 ≠ µ2)
Pengambilan keputusan
1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan rerata skor prestest kelompok eksperimen dan skor post-test
kelompok eksperimen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori Papan Pin Perkalian.
2) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan rerata
antara skor pretest kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol, atau
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian.
Tabel 4.16 Hasil uji Paired t-test kelompok eksperimen
Paired Samples Test
Pair 1
Pre_Eksperimen -
Post_Eksperimen
Paired Differences
Mean -3,12500
Std. Deviation 3,11117
Std. Error Mean ,63506
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -4,43873
Upper -1,81127
t -4,921
df 23
Sig. (2-tailed) ,000
Tabel 4.16 memperlihatkan besar sig.(2-tailed) adalah 0,000 < dari 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor post-test
kelompok kontrol. Besar t(23) adalah -4,921 dengan SE= 0,635. Kenaikan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
pretest kelompok kontrol ke post-test adalah sebesar 23,480 %, kenaikan ini lebih
besar dari kenaikan skor pretest ke post-test yaitu 12,195 %.
c. Uji independent t-test selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen
Sebelum melakukan uji independent t-test untuk selisih skor ini, perlu
dilakukan uji prasarat analisis dahulu yaitu berupa uji normalitas dan uji
homogenitas.
1) Normalitas
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk
melakukan uji normalitas pada setiap kelompok penelitian. Uji normalitas adalah
uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok sampel
terdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 2002: 466).
Hipotesis untuk uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov adalah:
Ho : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal (data tidak normal)
Ha : Sebaran data sesuai dengan kurva normal (data normal)
Kriteria pengambila keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak artinya
data normal, sehingga jika data terdistribusi normal.
b) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak, artinya
data tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 4.17 Hasil uji normalitas selisih skor kelompok kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 1,2500
Std. Deviation
2,04833
Most Extreme Differences
Absolute ,146
Positive ,146
Negative -,143
Kolmogorov-Smirnov Z ,714
Asymp. Sig. (2-tailed) ,687
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed) adalah 0,687. Kriteria
pengambilan keputusan menyatakan apabila harga Sig.(2-tailed) > 0,05, maka
artinya data normal, sig.(2-tailed) hasil uji normalitas untuk kelompok kontrol
adalah 0,687 > 0,05 sehingga Ho ditolak atau data normal. Data selisih skor
kelompok kontrol dan eksperimen juga diuji normalitasnya. Uji normalitas data
post-test kelompok eksperimen juga dilakukan menggunakan program SPSS 20
dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.18 Hasil uji normalitas selisih skor kelompok eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 3,1250
Std. Deviation 3,11117
Most Extreme Differences
Absolute ,102
Positive ,075
Negative -,102
Kolmogorov-Smirnov Z ,499
Asymp. Sig. (2-tailed) ,965
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed) adalah 0,965. Kriteria
pengambilan keputusan menyatakan apabila harga Sig.(2-tailed) > 0,05, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
artinya data normal, sig.(2-tailed) hasil uji normalitas untuk kelompok kontrol
adalah 0,965 > 0,05 sehingga Ho ditolak atau data normal.
2) Homogenitas
Uji homogenitas skor posttest dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan Lavene’s test.
Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan varian antara selisish skor kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data semua kelompok adalah homogen
( )
Ha : Ada perbedaan varian antara selisih skor post-test kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen atau data kedua kelompok tidak homogen
( )
Kriteria pengambilan keputusan:
a) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak data homogen
dan tidak terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok memiliki
persamaan varian.
b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka artinya Ho ditolak data tidak homogen
dan terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau dapat dikatakan kedua kelompok tidak memiliki
persamaan varian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.19 Hasil uji homogenitas selisih skor kelompok eksperimen dan kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,976 1 46 ,052
Tabel 4.19 memperlihatkan besar signifikansi untuk uji homogenitas
menggunakan Lavene test adalah 0,052 > 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau
dapat dikatakan bahwa data homogen.
3) Independent t-test
Hipotesis untuk uji independent t-test selisih skor pada penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih
rerata skor kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori (Ho: µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dengan selisih rerata
skor kelompok eksperimen atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori (Ha: µ1 ≠ µ2).
Pengambilan keputusan
a) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 artinya Ho gagal ditolak atau tidak ada
perbedaan selisih rerata skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin
Perkalian.
b) Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak atau ada perbedaan selisih
rerata antara skor kelompok kontrol dan skor kelompok eksperimen, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian
Tabel 4.20 Hasil uji independent t-test selisih
Independent Samples Test
Skor
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 3,976
Sig. ,052
t-test for Equality of Means
t -2,466 -2,466
df 46 39,786
Sig. (2-tailed) ,017 ,018
Mean Difference -1,87500 -1,87500
Std. Error Difference ,76035 ,76035
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3,40550 -3,41197
Upper -,34450 -,33803
Tabel 4.20 memperlihatkan terdapat perbedaan kenaikan skor pretest ke post-
test antara kelompok kontrol (12,195%) ,dan eksperimen (23,480%). Perbedaan
ini signifikan t (46) = -2,466, p < 0,05 yang berarti perbedaan antara skor post-
test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen benar-benar
signifikan pada taraf kepercayaan 5%.
I. Uji Besar efek
Hasil uji perbedaan skor post-test untuk kelas eksperimen dan kelompok
kontrol menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga berbasis Montessori papan pin maka selanjutnya dilakukan uji bersar
efek. Uji besar efek dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efek alat peraga
berbasis Montessori papan pin perkalian terhadap prestasi belajar matematika
materi perkalian. Analisis dilakukan menggunakan rumus effect size. Gambar 4.7
adalah perhitungan menggunakan rumus dari effect size.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
√
√
√
√
Gambar 4.7 Perhitungan effect size
Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa besar r adalah 0,36 dan
termasuk ke dalam medium effect atau sedang. Persentase besar efek alat peraga
berbasis metode Montessori papan pin perkalian dapat diketahui melalui
penghitungan rumus koefisien determinasi dengan hasil dapat dilihat pada gambar
3.9.
Tabel 4.21 Hasil uji effect size
Komponen Hasil Keterangan
t -2.615
df 46
r 0,32 sedang
R2
13
Tabel 4.21 menunjukkan hasil pengolahan data uji efek menunjukkan alat
peraga berbasis metode Montessori memberikan efek terhadap prestasi belajar
siswa, yaitu dengan ditunjukkan dengan harga r = 0,32, t(24) = -2,291, R2= 13
yang artinya prestasi belajar pada penelitian ini 13% dipengaruhi oleh alat peraga
sedangkan 87% dipengaruhi oleh hal lainnya yang tidak peneliti teliti.
Rata-rata skor post-test kelompok kontrol lebih rendah (M = 11,5, SE = 0,399)
dibandingkan dengan skor post-test kelompok eksperimen (M = 13,33, SE =
0,576). Perbedaan ini signifikan t (46) = -2,615, p < 0,05 tetapi hal tersebut
memiliki efek sedang yaitu r = 0,32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
C. Pembahasan
Proses pembelajaran saat hari pertama pada kelompok eksperimen
berlangsung cukup lancar, siswa terlihat senang, antusias, dan fokus dalam belajar
(Lampiran 19). Alat peraga yang digunakan dapat membuat siswa tertarik untuk
memakai, hal ini dibuktikan banyak siswa yang terlihat penasaran saat alat peraga
masih ada di meja guru. Raut wajah mereka memperlihatkan rasa penasaran,
bahkan ada juga yang maju ke depan dan ingin membukanya (Lampiran 19).
Sudjana (2013: 100) menyatakan alat peraga dapat memperbesar minat dan
perhatian siswa untuk belajar. Pernyataan tersebut didukung dengan adanya reaksi
siswa saat akan mulai pembelajaran yang terlihat antusias dan ingin segera
mengambil alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran (Lampiran
19).
Pertemuan kedua dan ketiga, siswa juga terlihat antusias menggunakan alat
peraga, bahkan saat pembelajaran usai mereka berbicara kepada guru kelasnya
bahwa besok minta diajar menggunakan alat itu lagi. Saat pembelajaran
berlangsung siswa juga terlihat fokus mengerjakan soal, mereka terlihat asik
memasukkan pin untuk mendapatkan hasilnya. Siswa juga terlihat senang dan
puas saat membalik kartu soal dan ternyata jawaban mereka benar. Sudjana (2013:
100) mengungkapkan bahwa alat peraga yang baik dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dari setiap siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga
berbasis metode Montessori ini terbukti dapat membuat siswa berusaha sendiri.
Hal ini terlihat pada pertemuan kedua dan ketiga, saat siswa sudah mulai lancar
menggunakan alat peraga mereka jarang bertanya tentang cara mengerjakan soal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
mereka terlihat asik mencari jawabannya dengan alat peraga. Siswa juga terlihat
mengulangi menghitung saat jawaban mereka ternyata tidak sama dengan angka
yang ada pada balik soal.
Berbeda dengan kelompok eksperimen, kelompok kontrol awalnya terlihat
antusias tetapi saat pembelajaran dimulai siswa tanpak biasa saja, beberapa siswa
bahkan tampak bosan sehingga tidak mau mengerjakan soal. Metode yang dipakai
dalam pembelajaran di kelompok kontrol adalah metode ceramah dan drilling soal
(Lampiran 4). Awalnya guru menjelaskan kepada siswa tentang konsep operasi
perkalian kemudian siswa disuruh mengerjakan soal yang ada pada lembar latihan
soal. Ada siswa yang dapat mengerjakan sampai selai tetapi banyak yang tidak
sampai selesai. Ada pula siswa yang mengeluh capek karena menulis terus. Situasi
pembelajaran di kelompok kontrol ini sesuai dengan pernyataan Susanto (2013:
67) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang tidak didasari dengan minat
seperti perasaan senang tetapi yang dipaksa akan bejalan tidak efektif.
Rata-rata skor pretest untuk kelas kontrol lebih tinggi dari kelompok
eksperimen (Lampiran 18). Rata-rata tersebut dapat menjadi indikator bahwa ada
perbedaan prestasi belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil perhitungan rerata skor pretest dan post-test tersebut di dukung
dengan hasil perhitungan secara statistik. Hasil perhitungan secara statistik
menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa baik ditinjua dari
reratanya maupun dari uji selisih kenaikan skor pada setiap kelompok sampel
(Lampiran 18). Perbedaan prestasi belajar antara siswa kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen tergolong signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Hasil analisis secara statisik menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi
belajar siswa atas penggunaan alat peraga berbasis Montessori. Hal tersebut
ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,012, p < 0,05. Keberhasilan
tersebut dikarenakan pembelajaran berlangsung secara kondusif, siswa dapat
menghitung secara nyata melalui alat peraga berbasis metode Montessori.
Bilangan yang awalnya berupa abstrak kini bisa dilihat secara nyata oleh siswa
dalam bentuk pin. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan bahwa alat peraga
diperlukan untuk memahami suatu konsep yang abstrak sehingga siswa akan
mudah memahami (Suherman, 2003: 242). Kondisi materi yang menjadi lebih
nyata mengakibatkan siswa mudah dalam memahami materi dan memecahkan
masalah sendiri terhadap materi yang dipelajari seperti yang dikemukakan oleh
Suherman (2003: 243). Kondisi tersebut berpengaruh pada nilai prestasi belajar
yang diperoleh siswa.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Donabella dan Rule (2008: 2) tentang penggunaan alat peraga Montessori
checkerboar mengatakan bahwa empat siswanya mengalami peningkatan dalam
pemahaman perkalian. Penelitian tersebut juga senada dengan hasil penelitian ini
yaitu ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga berbasis
Montessori. Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian Rohdiati
(2013) yang menggunakan alat peraga dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat
proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
pembelajaran dapat berupa aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan, presentasi,
mencatat materi, dan kerja kelompok dalam diskusi. Saat proses pembelajaran
berlangsung siswa pada kelompok kontrol juga banyak yang bertanya, menjawab
pertanyaan dan bekerja dalam kelompok. Apabila dibandingkan dengan kelompok
kontrol, siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif daripada di kelompok
control (Lampiran 19). Tingkat berfikir siswa akan lebih tinggi apabila bekerja
secara diskusi daripada siswa yang bekerja secara individual. Jadi materi yang
dipelajari akan lebih melekat untuk periode yang lebih lama.
Siswa pada kelompok kontrol cenderung pasif dan hanya sekedar mengerjakan
apa yang diperintahkan oleh guru saja tidak ada aktivitas lain yang dilakukan oleh
siswa keculai mengerjakan soal (Lampiran 19). Penggunaan media dalam proses
belajar mengajar dapat menarik perhatian dan menambah aktivitas belajar siswa
(Sudjana dan Riva’i, 2009: 57), sedangkan pada kelompok kontrol tidak
menggunakan media atau alat peraga apapun kecuali papan tulis dan buku paket,
sehingga wajar jika siswanya terlihat bosan. Hasil pembelajaran menggunakan
alat peraga matematika berbasis Montessori telah memberikan bukti bahawa ada
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga tersebut (Lampiran
18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa
atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Penggunaan
alat peraga tersebut juga mampu meningkatkan aktivitas siswa saat pembelajaran
misalnya siswa menjadi fokus, sering bertanya dan memperhatikan penjelasan
guru.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ada pada penelitian ini adalah tidak adanya uji retensi
karena waktu tidak memungkinkan berkaitan dengan kondisi pembelajaran di
sekolah yang tidak memungkinkan apabila digunakan sebagai penelitian dalam
waktu yang lama. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah jumlah alat
peraga yang disediakan hanya ada 7 buah sedangkan siswanya ada 24. Cara kerja
alat peraga papan pin perkalian lebih efektif minimal dipakai oleh 2 orang siswa,
jadi siswa dapat lebih lama mencoba dan menggunakan alat tersebut, tidak
terburu-buru karena akan dipakai teman lainnya. Keterbatasan lain yang ada pada
penelitian ini adalah instrumen validitas isi untuk uji expert judgement
pembelajaran dan soal tes prestasi belajar siswa belum diuji validitasnya.
Komponen instrumen didapatkan dari hasil diskusi dan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Keterbatasan lainnya yang ada pada penelitian ini adalah saat
pemilihan soal tes prestasi tidak mempertimbangkan besarnya reliabilitas tetapi
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
sebagain besar dipilih berdasarkan indikator dan pendapat guru sehingga
dimungkinkan ada unsur subjektifitas guru dalam memilih soal.
C. Saran
Saran peneliti adalah supaya dalam penelitian yang akan datang dapat
dilakukan uji retensi sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih valid. Peneliti
juga menyarankan untuk menggunakan lebih banyak alat peraga apabila akan
menggunakan alat peraga berbasis Montessori dalam pembelajaran. Saran
selanjutnya adalah sebaiknya dilakukan uji instrumen validitas ini yang digunakan
untuk expert judgement instrumen pembelajaran dan soal prestasi belajar siswa.
Saat pemelihan soal tes prestasi sebaiknya memperhatikan besarnya reliabilitas
tidak hanya memperhatikan indikator dan pendapat guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
DAFTAR REFERENSI
Ahmed, T. (2013). Data management. Central Statistic Agency. Retreived from
http://www.csa.gov.et/index.php/organization/directorates/editing-
cleaning-entry-directorates. 6(3), p. 1-2.
Alisons. (2012, 3 Maret). Multiplication bead board. Alisons Montessori.
Retreived from http://www.alisonsmontessori.com/Multiplication_Board_p/m16.htm.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arora, A., Foy, P., Martin, M.O., dan Muilis, I.V. (2011). TIMSS 2011
international results in mathematics. USA: TIMSS & PIRLS
International Study Center.
Azwar, S. (2005). Signifikan atau signifikan?. Buletin UGM. 13(1), p. 6.
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusun skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2006). Kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Jakarta: BNSP
Bogardus, A.E. (2007). Quasi-eksperimental retrospective study: effects of formal
math study skills instruction on remedial college math
achievement.(Dissertation). USA: University of Phoenix
Bradley, M.(2013). Guide to the early years foundation stage in Montessori
settings. London: Montessori School Association.
Cohen, L., Manion, L., Morrison, K. (2007). Research method for education. New
York: Rouledge.
Ciu, S.F. (2013, 8 Januari). Nilai matematika siswa RI 10 besar terendah dunia.
Oke zone. Retrieved from
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/08/373/742801/nilai-
matematika-siswa-ri-10-besar-terendah-di-dunia.
Creswell, J.W. (2013). Research design.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Damanik, D.(2012, 27 November). Sisterm pendidikan indonesia terendah di
dunia.Kompas.Retrieved from
http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidika
n.Indonesia.Terendah.di.Dunia.
Dahar, R.W. (2012). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Donabella, M.A. (2008). Four seventh grade students who Qualify for academic
intervention services in mathematics learning multi-digit multiplication
with the Montessori checkerboard. Teaching Eceptional Children Plus.
4(3), p. 3.
Dantes, N. (2008). Tinjauan pedagogik pengaruh faktor kecerdasan, kreativitas,
dan potensi diri terhadap keberhasilan dalam memimpin. Bandung:
Rosda
Ezmir. (2013). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Fajar, I. (2014, 14 November). Kesulitan siswa dalam belajar
matematika.Kompasiana. Retrieved from
http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/14/kesulitan-siswa-dalam-
belajar-matematika-503278.html.
Field, A. (2009) .Discovery statistics using SPSS third edition. London: SAGE
Publication ltd.
Gutek, G.L. (2004). Montessori method: the origins of an educational
inovation.USA: Rouman & Littlefield Publishers.
Hartono. (2012). Statistik untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hill, W.F. (2011). Theories of learning. Bandung: Nusa Media.
Holt,H. (2008). The absorbent mind, pikiran yang mudah menyerap. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hurlock, E.B. (2008). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
Johnshon, B & Chistensen, L. (2008). Education research third edition. USA:
SAGE Publication.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011, 11 Januari). Survei internasional
TIMMS. Retrieved from
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss.30
Oktober 2013(20:15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kirkpatrick, J. (2008). Montessori, Dewey, and capitalism. USA: Tlj Books
Lillard, A.S. (2013). Play of learning and Montessori education. American
Journal of Play.(5) 2, p.2-5.
Magini, A.P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.
Mahadewi, I.A. (2012). Penerapan metode pembelajaran Montessori untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas
III SDN Cakranegara.(Jurnal PGSD).1(1).p.1.
Manner, J.C. (2005). Montessori vs. traditional education in the public sector:
seeking appropriate comparisons of academic achievement. Forum on
Public Policy: a Jurnal of Oxford Round, 4(2),p.1-12.
Montessori,M. (2013). Metode Montessori (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nordstokke. (2011).The operating characteristics od the non parametric Lavene’s
test for equal variances with assesment and evaluation data. Practical
assesment, rearch and evaluation.10(5), p.1-8.
Pitamic, M. (2013). Teach Me To Do It My Self (terjemahan). Yogyakarta:
Purtaka Pelajar.
Purwanto. (2012). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanto, Y. (2009). Paradikma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rohdiati, M. (2013). Penerapan metode demontrasi dengan menggunakan alat
peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.(Skripsi).Malang: UNM
Rohmana, Y. (2007). Koefisien determinasi dan korelasi berganda. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Rusdi, A. (2009). Uji normalitas data dan varian. Pare-Pare: Universitas
Muhammadyah Pare-Pare.
Ruseffendi, E.T. (2005) Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non-
eksakta lainnya. Bandung: Tarsito
Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Silver, H.F., Brusting, J.R., Walsh, T., Thomas, E.J. (2013). Pengajaran
matematika. Jakarta: PT Indeks
Sitanggang, B. (2013). Media pengajaran. Surabaya: Cahaya Press
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana. (2002). Metode penelitian. Bandung: Tarsito
Sudjana & Riva’i. (2009). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suhartini. (2009). Perspektif global. Yogyakarta: FIK Universitas Negeri
Yogyakarta
Suherman (2003). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2008). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfa Beta.
Sugiono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfa Beta.
Suryasubrata, S. (2012). Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supardi. (2013). Sekolah efektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, A. (2013).Teori pembelajaran di sekolah dasar.Jakarta:Kencana
Tjalla, A. (2010). Potret mutu pendidikan Indonesia ditinjau dari hasil-hasil studi
Internasional. Jakarta: FIP Universitas Negeri Jakarta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Hakikat pendidikan matematika.
Bandung: UPI
Unjianto, B. (2012, 26 Februari). Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.
Suara Merdeka. Retrieved from
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/26/110
642/MutuPendidikan-Matematika-di-Indonesia-Rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Wahyuningsih, I. (2011). Pengaruh model pendidikan Montessori terhadap hasil
belajar siswa.(skripsi).Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Widoyoko. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widdiharto, R & Anggraeni, G. (2008). Diagnosis kesulitan belajar matematika
SMP dan alternatif proses remidinya. Yogyakarta: P4TK Matematika
Winkel, W.S. (2012). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 1 Surat penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 2 Contoh perangkat pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Keceme 1
Kelas / Semester : II/2
Mata Pelajaran : Matematika
Pertemuan : I
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (2 JP).
A. Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian dan pembagian sampai dua angka.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan dua angka.
C. Indikator Pembelajaran
Mengubah bentuk operasi penjumlahan berulang ke dalam bentuk operasi
perkalian.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengubah bentuk operasi penjumlahan berulang ke dalam
bentuk operasi perkalian minimal 5 soal melalui menggunakan alat peraga
papan pin perkalian.
E. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Pembukaan
a. Salam, doa, dan absensi.
b. Apersepsi : Bernyanyi lagu
“Lingkaran kecil, lingkaran kecil
Lingkaran besar
Diberi pisang, diberi pisang
Lalu dimakan
Enam,enam, tiga puluh enam
Enam,enam beginilah jadinya”
c. Motivasi : guru menunjukkan alat peraga yang akan
digunakan oleh siswa.
d. Orientasi : menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 menit
2. Kegiatan Inti
1) Siswa dijelaskan oleh guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
2) Membentuk kelompok dengan cara guru menyebarkan
macam-macam kertas berwarna. Siswa yang mendapat
warna sama akan menjadi 1 kelompok.
3) Guru mendemokan cara menggunakan alat peraga papan
50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
perkalian.
4) Guru menyiapkan lokasi kerja
5) Guru mengambil dan meletakkan alat peraga di lokasi
kerja
6) Guru mengundang anak untuk berlatih perkalian dengan
papan pin perkalian.
7) Guru mendemokan cara mengubah 2 + 2 + 2 + 2= 4 x 2
menggunakan papan pin perkalian.(cara terlampir)
8) Guru meminta anak untuk mencoba mengubah 3 + 3 + 3
+ 3 menjadi bentuk operasi perkalian.
9) Guru dan anak mengembalikan alat peraga ke tempat
semula
10) Anak berlatih melakukan perkalian dengan alat peraga
yang papan pin perkalian bersama teman
sekelompokknya dengan berpedoman LKS.
3. Penutup
a. Kesimpulan
siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang apa
yang telah dipelajari.
b. Evaluasi
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
untuk mengetahui ketercapaian materi.
c. Refleksi
Siswa menempel kertas bergambar emotikon ekspresi
senang atau sedih sesuai yang dialami.
d. Tindak lanjut
Siswa memperoleh tugas untuk mengulang materi yang
baru saja di pelajari dirumah.
50 menit
F. Metode
Montessori (menggunakan alat peraganya)
G. Materi
Mengubah bentuk operasi penjumlahan menjadi operasi perkalian
Perkalian bilangan merupakan bentuk penjumlahan berulang dari suatu
bilangan. Pada materi ini siswa akan dikenalkan bentuk operasi perkalian
sebagai bentuk lain dari penjumlahan berulang. Pada kelas dua, materi
perkalian meliputi perkalian yang hasilnya dua angka yaitu perkalian yang
hasilnya antara 1-100. Materi perkalian merupakan pengalaman pertama bagi
anak kelas dua SD. Contoh soal tentang mengubah bentuk penjumlahan
berulang ke dalam bentuk operasi perkalian adalah sebagai berikut:
Soal:
Bentuk perkalian dari penjumlahan berulang 2+2+2+2 adalah…
a. 2x4
b. 2x3
c. 4x2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
H. Sumber Belajar
Buku:
Purnomosidi.(2008).Matematika 2.Jakarta:Buku Sekolah Elektronik.
Muis, A.(2009).Matematika Dasar.Yogyakarta:Kreasi Wacana.
Alat dan bahan:
Alat peraga berbasis metode Montessori Papan Pin Perkalian, LKS, lem.
I. Penilaian
Indikator bentuk teknik instrumen
Kognitif :
Mengubah bentuk operasi
penjumlahan berulang ke
dalam bentuk operasi
perkalian.
Tes
Tertulis
Soal pilihan
ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3 Contoh komentar validitas isi perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 4 Contoh instrumen soal prestasi
soal tes prestasi mata pelajaran : matematika materi : perkalian satuan pendidikan : SD Negeri Keceme 1 tahun ajaran : 2013/2014
jawablah soal di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf dengan jawaban yang benar pada lembar jawab yang tersedia! 1. hitunglah jumlah apel dibawah ini :
+ + = 3 x 2 = …
a. 8 b. 6 c. 5
2. pilihlah bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik berikut ini.
+ + + = 4 x … = 36
a. 8 b. 9 d. 10
3. pilihlah gambar yang tepat untuk melengkapi titik-titik berikut. + ….. = 2 x 5 = 10
a. b. c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 5 Contoh komentar validitas instrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 6 Hasil validitas muka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 7 Contoh hasil pekerjaan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 8 Analisis validitas konstruk dan reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,824 ,824 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal2 13,0909 17,714 ,493 . ,811
Soal3 13,1636 17,843 ,438 . ,814
Soal4 13,0182 18,648 ,279 . ,822
Soal5 13,0545 17,978 ,439 . ,814
Soal6 13,0545 17,830 ,479 . ,812
Soal7 13,0727 18,069 ,408 . ,816
Soal10 13,0909 18,047 ,406 . ,816
Soal11 13,0909 18,269 ,350 . ,819
Soal12 13,0545 18,756 ,238 . ,824
Soal13 12,9273 18,217 ,471 . ,813
Soal16 13,0545 18,423 ,323 . ,820
Soal17 13,0545 18,090 ,410 . ,816
Soal19 13,0727 18,291 ,350 . ,819
Soal20 13,0545 18,534 ,294 . ,821
Soal21 12,9818 18,611 ,308 . ,820
Soal22 13,0727 18,328 ,341 . ,819
Soal25 13,0727 18,069 ,408 . ,816
Soal27 13,0000 18,037 ,456 . ,814
Soal28 13,0545 18,127 ,400 . ,816
Soal30 13,1273 17,261 ,597 . ,806
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 9 Tabulasi data mentah pretest dan post-test
REKAPITULASI SKOR POSTEST KELOMPOK KONTROL
Nama Skor Nomor
Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 15
Siswa2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 12
Siswa3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 9
Siswa4 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14
Siswa5 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 10
Siswa6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 14
Siswa7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12
Siswa8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
Siswa9 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 10
Siswa10 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12
Siswa11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9
Siswa12 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 11
Siswa13 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 12
Siswa14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 11
Siswa15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 13
Siswa16 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15
Siswa17 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 11
Siswa18 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 10
Siswa19 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 11
Siswa20 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 10
Siswa21 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 9
Siswa22 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 8
Siswa23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
Siswa24 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12
Jumlah 276 Rata-rata 11,50 Skor tertinggi 15 Skor terendah 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
REKAPITULASI SKOR POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Nama Skor Nomor
Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16
Siswa2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10
Siswa3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 11
Siswa4 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
Siswa5 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13
Siswa6 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14
Siswa7 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 14
Siswa8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 15
Siswa9 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 14
Siswa10 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
Siswa11 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11
Siswa12 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15
Siswa13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Siswa14 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11
Siswa15 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 14
Siswa16 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9
Siswa17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 14
Siswa18 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 11
Siswa19 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
Siswa20 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
Siswa21 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 12
Siswa22 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17
Siswa23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 16
Siswa24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
Jumlah 320 Rata-rata 13,33 Skor tertinggi 17 Skor terendah 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10 Analisis skor pretest dan posttest
Statistics
Pre_Eksperime
n
Post_Eksperime
n
Post_Kontrol Pre_Kontrol
N Valid 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0
Mean 10,2083 13,3333 11,5000 10,2500
Std. Error of Mean ,45036 ,57630 ,39927 ,49728
Median 10,0000 14,0000 11,5000 10,0000
Mode 10,00a 14,00 12,00 8,00
a
Std. Deviation 2,20630 2,82330 1,95604 2,43614
Variance 4,868 7,971 3,826 5,935
Range 11,00 11,00 7,00 10,00
Minimum 5,00 6,00 8,00 6,00
Maximum 16,00 17,00 15,00 16,00
Sum 245,00 320,00 276,00 246,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre_Kontrol
N 24
Normal Parametersa,b
Mean 10,2500
Std. Deviation 2,43614
Most Extreme Differences
Absolute ,114
Positive ,114
Negative -,097
Kolmogorov-Smirnov Z ,558
Asymp. Sig. (2-tailed) ,915
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre_Eksperimen
Mean 10,2083 ,45036
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 9,2767
Upper Bound 11,1400
5% Trimmed Mean 10,1759
Median 10,0000
Variance 4,868
Std. Deviation 2,20630
Minimum 5,00
Maximum 16,00
Range 11,00
Interquartile Range 3,00
Skewness ,242 ,472
Kurtosis 1,517 ,918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Independent Samples Test
Skor_Posttest
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F 2,432
Sig. ,126
t-test for Equality of Means
t -2,615 -2,615
df 46 40,945
Sig. (2-tailed) ,012 ,012
Mean Difference -1,83333 -1,83333
Std. Error Difference ,70110 ,70110
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -3,24458 -3,24930
Upper -,42209 -,41737
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Independent Samples Test
Skor_Pretest
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F ,462
Sig. ,500
t-test for Equality of Means
t ,062 ,062
df 46 45,556
Sig. (2-tailed) ,951 ,951
Mean Difference ,04167 ,04167
Std. Error Difference ,67090 ,67090
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -1,30878 -1,30914
Upper 1,39212 1,39247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 11 Foto penelitian dan lembar observasi
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI