plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepenelitian ini termasuk penelitian...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN METODE QUANTUM READING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI IIS SMA MARSUDI LUHUR
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
oleh:
Yanuarius Manggur
111224015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGGUNAAN METODE QUANTUM READING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI IIS SMA MARSUDI LUHUR
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
oleh:
Yanuarius Manggur
111224015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
Jangan Diam dalam Ketidaktahuan, Terus Mencari dan Mencari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada Tuhan Yesus Kristus
Orangtua Saya Bpk. Marselinus Jadut Ibu Yustina Mamul.
Bpk. Drs. Maksimus Gasa, Msi. Ibu Elisabeth Jangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Manggur, Januar. 2015. Penggunaan Metode Quantum Reading untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita Pendek Siswa Kelas XI
SMA Marsudi Luhur Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta:
PBSI, FKIP, USD.
Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan membaca cerpen siswa
kelas XI SMA Marsudi Luhur Yogyakrta dengan menggunakan metode Quantum
Reading. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan
membaca cerpen.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan
menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mendaptkan data adalah
tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda dan nontes berupa
pertanyaan wawancara dan pedoman observasi. Analisis data menggunakan
analisis data kuantitatif yaitu menghitung nilai hasil belajar siswa, menghitung
nilai rata-ratadan menghitung perbedaan dengan uji “t”.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa.
Penggunaan metode quantum reading dapat meningkatkan kemampuan membaca
cerita pendek siswa kelas XI SMA Marsudi Luhur Tahun Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan nilai siswa dan observasi kelas, kemampuan membaca cerpen siswa
meningkat dari siklus I sampai siklus II. Kentuntasan awal 0%, pada siklus I
kentuntasan siswa mencapai 28,57% atau sebanyak 8 siswa yang mendapatkan
nilai tuntas. Pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 85,71% atau sebanyak 24
siswa yang mendapatkan nilai tuntas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-
hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternative diterima. Hasil tersebut sesuai dengan harapan penulis bahwa
penggunaan metode Quantum Reading dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa kelas XI SMA Marsudi Luhur Yogyakarta 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Manggur, Januar. 2015. The Use of Reading Quantum Method in Improving
Short Story Reading Ability of Marsudi Luhur Senior High School
Students of the Academic Year of 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: PBSI,
FKIP, USD.
This research observed the improvement of short story reading ability of the
students of Marsudi Luhur Senior High School Yogyakarta using Reading
Quantum method. This research aims to describe the improvement of short story
reading ability.
This research was developed using two cycles, in which each cycle
consists of designing, action, observation and reflection. The instruments used for
data gathering took the forms of test and non-test. Test instruments were
worksheets and non-test in the form of oral question and answer sessions and
observation guidelines. Data analysis made use of quantitative data analysis,
namely calculating students’ test result, calculating the average score and
differential calculation through “t” test.
From the research it is concluded that (1) the use of “Quantum Reading”
can improve the short story reading ability of the students of Marsudi Luhur
Senior High School class of XI in the academic year of 2014/2015. (2) based on
the students’ scores and classroom observation, students’ short story reading
ability increased throughout cycle I and cycle II. The completion in the initial step
was 0%, the completion in the cycle I was 28.57% or eight students reached the
completion scores. In the cycle II the completion rate was 85.71% or 24 students
reached the completion scores. Hypothesis test’s result shows that t-computing
surpassed t-table. Hence, null hypothesis was rejected and alternative hypothesis
was accepted. The result was in accordance to the writer’s expectation that the use
of “Quantum Reading” method is able to improve the reading ability of the
students of Marsudi Luhur Senior High School Yogyakarta the class of XI, the
academic year of 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala
rahmat, berkat dan pendampingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “Penggunaan Metode Quantum Reading
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita Pendek Siswa Kelas XI
SMA Marsudi Luhur Tahun Ajaran 2014/2015”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang turut memberikan
semangat dorongan bantuan dan doa hingga akhirnya penulisan ini dapat selesai,
yaitu kepada :
1. Tuhan Yesus yang selalu menjaga dan memberikan rahmat kehidupan
kepada saya sampai pada penyelesaian penulisan skripsi ini.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PBSI dan
dosen penguji yang selalu sabar dan penuh ketulusan membimbing penulis
sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih sempurna.
3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Drs. B. Rahmanto, M. Hum.,
selaku dosen pembimbing yang dengan dedikasi tinggi membimbing,
menasihati penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
4. Seluruh dosen PBSI yang penuh ketulusan dan kesabaran mengajar selama
menempuh perkuliahan.
5. Seluruh karyawan PBSI yang selalu sabar memberikan kemudahan bagi
Mahasiswa.
6. Kepada Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, dan
seluruh siswa SMA Marsudi Luhur yang telah bekerjasama dalam proses
penelitian penulisan skripsi.
7. Bapak Marselinu Jadut, Ibu Yustina Mamul yang telah mengorbankan
segalanya demi kesuksesan penulis.
8. Bapak Drs. Maksimus Gasa, M.Si dan Ibu Elisabet Janggat yang telah
mengorbankan segalanya demi keberhasilan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Robertus Gasa, Jefrianus Dasito, Frederik Masri Gasa yang juga
memotivasi selama perkuliahan.
10. Novita Anul, Elma Gasa dan Seli Saina Vatima Juju yang telah
memberikan semangat kepada penulis.
11. Flavianus Mario Malo partner yang telah membantu penulis pada saat
penelitian. Seluruh teman seperjuangan kelas A 2011 yang telah
bekerjasama selama perkuliahan berlangsung.
12. Terima kasih kepada Ibu Tini dan Mbak Minu yang telah membantu saya
selama di Jogja.
13. Terima kasih kepada teman saya Flavianus Mario Malo, Yakobus
Dolame, Albertus Ragil Wisnu Murti, Yohanes Wedha, Andronikus,
Awing Maretha, Mitra Mantira, Didimus Setiawan Agur, Daus, Ervega,
Yohanes Tuwuh, seluruh teman-teman yang tak sempat disebutkan nama
satu per satu. Terima kasih telah bersikap baik dengan penulis.
14. Orang terbaik dan spesial Nengsy Leko dan Mama Ana yang yang telah
memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu.
15. Terima kasih buat Dek Ema Any yang selalu memberikan rangkaian kata-
kata yang indah, kata-kata Motivatif, Inspiratif untuk Penulis. Selalu
Penulis Ingat.
16. Terima kasih kepada Bapak Sugiman, yang dengan tulus memberikan
nasihat kepada penulis selama tinggal ditempatnya.
17. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Heronimus Hartanto
dan Ibu Caecilia Endang Sri Lestari, yang telah bersikap baik dengan saya,
telah menerima saya dengan baik.
18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas
segala bantuan, dukungan, kerjasama, dan motivasi kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
SUSUNAN PANITIA PENGUJI ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1.5 Defenisi Istilah .................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9
2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................... 9
2.2 Kajian Teori ..................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Kemampuan Membaca ......................................... 11
2.2.2 Tujuan Membaca .................................................................... 12
2.2.3 Jenis Membaca ........................................................................ 14
2.2.4 Manfaat Membaca .................................................................. 15
2.2.5 Cerpen .................................................................................... 16
2.2.5 Ciri-ciri Cerpen ...................................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.3 Metode Quantum Reading ................................................................ 17
2.3.1 Pengertian Quantum Reading ................................................. 17
2.3.2 Karakteristik Quantum Reading ............................................ 17
2.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum Reading ............. 20
2.3.4 Kelebihan Metode Quantum Reading .................................... 22
2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 24
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 24
3.2 Subyek Penelitian ........................................................................... 25
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................... 26
3.4.1 Siklus I ................................................................................... 27
3.4.2 Siklus II ................................................................................ 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 35
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 38
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 38
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Peneilitian ......................................................... 39
4.2.1 Anlisis Data Siklus I ........................................................................... 39
4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan
Siswa pada Siklus I4.3.1 Anlisis Siklus I ............................................. 44
4.2.3 Analisis Siklus II ................................................................................. 46
4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan
Siswa pada Siklus II ............................................................................. 51
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 51
4.3.1 Hasil Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ................................................ 52
4. 4 Uji Normalitas ............................................................................................ 59
4.4.1 Uji Normalitas Prasiklus dan Siklus I .................................................. 59
4.4.2 Uji Normalitas siklus I dan Siklus II ................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.5 Uji T Berpasangan ....................................................................................... 61
4.5.1 Uji T Berpasangan Untuk Prasiklus dan Siklus I ................................ 61
4.5.2 Uji T Berpasangan Untuk siklus I dan Siklus II .................................. 64
4.6 Refleksi ........................................................................................................ 67
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 70
5.2 Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru .......................................................... 34
Tabel 3.6.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa......................................................... 34
Tabel 4.3.1 Tabel Frekuensi Prasiklus dan Siklus I ..................................................... 41
Tabel 4.3.2 Tabel Frekuensi Siklus I dan Siklus Ii ...................................................... 48
Tabel 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Prasiklus dan Siklus I ............................................ 59
Tabel 4.4.2 Hasil Uji Normalitas Siklus I dan Siklus II ............................................. 60
Tabel 4.5.1 Hasil Uji T Kemampuan Membaca Cerpen
Praiklus dan Siklus I ................................................................................................... 63
Tabel 4.5.2 Hasil Uji T Kemampuan Membaca Cerpen
Siklus I dan Siklus II .................................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.3.1 persentase ketuntasan kemampuan
membaca cerpen siswa siklus I .................................................................................... 41
Diagram 4.3.1 persentase ketuntasan kemampuan
membaca cerpen siswa siklus II ................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.3.3 Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Cerpen dan Ketuntasan
Siswa Melalui Metode Quantum Reading Dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
.............................................................................................................................58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa SMA Marsudi Luhur .......................................76
Lampran 2 Hasil Tes Kemampuan Membaca Cerpen Prasiklus .......................77
Lampiran 3 Hasil Tes Kemampuan Membaca Cerpen Siklus I ..........................78
Lampiran 4 Hasil Tes Kemampuan Membaca Cerpen Siklus II.........................79
Lampiran 12 Teks Kemampuan Membaca Cerpen Siklus I ...............................80
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Cerpen .......................89
Lampiran 6 Silabus Siklus I ................................................................................90
Lampiran 7 RPP Siklus I .....................................................................................95
Lampiran 8 Silabus Siklus II ..............................................................................111
Lampiran 9 RPP Siklus II ...................................................................................116
Lampiran 10 Teks Lembar Kerja Siswa Siklus ..................................................132
Lampiran II Teks Lembar Kerja Siswa Siklus ....................................................131
Lampiran 13 Teks Kemampuan Membaca Cerpen Siklus II ..............................136
Lampiran 14 Hasil Tes Siklus I Nilai Terendah..................................................145
Lampiran 15 Nilai Tes Siklus I Nilai Tertinggi .................................................147
Lampiran 16 Nilai Tes Siklus II Nilai Terendah ................................................149
Lampiran 17 Nilai Tes Siklus II Nilai Tertinggi ................................................151
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ......................................................................153
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................154
Lampiran 20 Foto-Foto Kegiatan Penelitian .......................................................155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
“Membaca”, apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata
itu? Sebagian ada yang berfikir membaca adalah kegiatan yang
membosankan. Ada juga yang mengatakan bahwa membaca hanya menyita
waktu, tenaga dan pikiran. Bahkan ada yang berasumsi bahwa membaca
bukanlah kegiatan yang bermanfaat karena tidak menghasilkan materi.
Asumsi-asumsi ini sering muncul di kalangan siswa SMA masa kini. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya dorongan dari para guru agar siswa mau
membaca secara rutin. Kurang menariknya perpustakaan sekolah bagi siswa.
Hal ini bisa disebabkan oleh suasana di ruang perpusatakaan yang kurang
nyaman dan koleksi buku-buku yang tersedia tidak memadai. Faktor lain
juga, siswa terbiasa dicekoki oleh informasi instan yang biasa diperoleh dari
siaran TV dan media elektronik lainnya.
Hal ini secara lebih luas, dengan menengok sendi-sendi budaya
masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan budaya baca,
atau pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu
termasuk cerita-cerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada
tulisan. Latar budaya lisan itulah yang menjadi salah satu penyebab lemahnya
budaya baca masyarakat, termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan
dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam buku Readicide: How Schools are Killing Reading and What to do
About It, karangan Kelly Gallagher, menyebutkan faktor-faktor yang
menurunkan minat baca orang-orang muda masa kini salah satu penyeb,
karena di sekolah guru selalu menuntut siswa untuk menghafal, dan
memberikan soal ujian berupa pilihan ganda. Tuntutan menghafal setiap mata
pelajaran, menyebabkan siswa kehilangan kenikmatan dalam membaca.
Muhammad Noer (2010:15) dalam Speed Reading for
Beginners (Membaca Cepat Bagi Pemula), mengemukakan mengapa orang
malas membaca?. Alasannya, karena banyak waktu yang dihabiskan dan
dihanyutkan oleh pembaca meskipun buku itu menarik. Mereka tidak tahan
jika berhari-hari untuk menyelesaikan satu buku. Orang lebih suka yang
instan berupa ringkasan siap pakai. Padahal banyak informasi berharga dari
sebuah buku dan tidak cukup hanya dengan ringkasan.
Selain faktor yang telah disebutkan di atas, ada faktor lain yang
menyebabkan kurangnya minat membaca di kalangan pelajar masa kini, yaitu
sejak usia dini, mereka kurang diperkenalkan dengan dunia membaca oleh
orang tua mereka. Membaca di usia dini sangat berpengaruh sekali pada
perkembangan minat membaca anak pada usia muda. Seperti yang
dikemukakan oleh Dolores Durkin (1958-1964), bahwa anak yang diajarkan
membaca sejak dini, sangat mempengaruhi kemampuan membaca anak di
masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
a. Anak yang bisa membaca sejak dini ternyata senantiasa bisa
mengungguli kemampuan membaca anak yang terlambat, hingga ke
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
b. Kemampuan membaca sejak dini ternyata tidak berhubungan dengan
IQ anak, namun sangat berhubungan dengan suasana rumah dan
keluarganya. Anak-anak yang bisa membaca sejak dini ternyata
muncul dari keluarga yang memiliki perhatian dan usaha ekstra dalam
membantu mereka belajar membaca.
c. Kemampuan membaca sejak dini juga tidak berhubungan dengan
kondisisosial-ekonomi. Anak-anak yang bisa membaca sejak dini
ternyata memiliki orang tua yang mau menyempatkan waktu untuk
kegiatan membaca bersama anaknya, walaupun latar belakang sosial-
ekonomi mereka berbeda-beda.
Hal serupa juga terjadi di SMA Marsudi Luhur Yogyakarta, dari
hasil temuan saya di SMA Marsudi Luhur Jln. Bintaran Kidul Yogyakarta
pada tanggal 29 Oktober 2014, menjelaskan bahwa, minat membaca mereka
khususnya membaca cerita pendek sangat minim. Ketika mereka
disuguhkan atau dihadapkan dengan teks cerita pendek yang dibagikan oleh
guru, mereka hanya melihat teks tersebut sepintas. Hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, di antaranya kurangnya perhatian guru, koleksi perpustakan
yang kurang lengkap, mereka tidak dibiasakan membaca sejak dini, dll. Hal
di atas diperkuat juga oleh hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu
hanya 2 orang siswa (7,1%)saja yang lulus atau mencapai KKM..
Menurut Rahmanto (1988: 67), peran guru Bahasa dan Sastra Indonesia
sangat penting dalam rangka meningkatkan minat baca bagi para siswa yaitu
dengan cara memberikan pembinaan kebiasaan membaca dengan
memperhatikan empat aspek membaca yaitu memberi contoh, sugesti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kemudahan dan pengukuhan. Selain itu, guru bisa memulai meningkatkan
minat baca dengan membaca cerpen. Bukan sebaliknya siswa disuruh untuk
menghafal.
Quantum reading adalah cara cepat dan bermanfaat untuk
merangsang munculnya potensi membaca. Membaca adalah salah satu bentuk
interaksi dalam proses belajar. Penerapan Quantum reading menyajikan
sebuah konsep tentang strategi pembelajaran membaca menjadi mudah dan
cepat dengan pemahaman yang tinggi, dan jika pemahaman para siswa
meningkat, mereka mendapat nilai lebih baik dan belajar lebih cepat Sekolah
akan menjadi lebih mudah. Jika mereka sudah mengalami membaca dengan
mudah dan sukses, mereka mungkin mulai lebih sering membaca, tidak hanya
untuk sekolah, tetapi untuk hobi. Penerapan Quantum reading ini merupakan
salah satu alternatif pembelajar membaca di kelas, Hernowo (2003 : 13).
Peneliti memilih metode ini, karena sangat baik jika
diimplementasikan pada pembelajaran membaca, khususnya membaca cerita
pendek. Metode ini menyajikan langkah-langkah yang detail yang harus
diperhatikan oleh siswa sebelum memulai membaca. Metode ini juga
bertujuan Supaya budaya membaca khususnya membaca cerita pendek pada
siswa-siswi SMA Marsudi Luhur kelas XI IIS, lebih baik dan selalu
ditingkatkan. Model pembelajaran seperti ini akan mengajak dan memancing
peserta didik untuk meningkatkan potensi membaca. Metode ini menurut
peneliti, berbeda dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
metode yang lain karena pada metode ini, ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikanan oleh siswa ketika memulai membaca.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka topik yang dipilih untuk
diteliti adalah “Penggunaan Metode Quantum Reading Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita Pendek Siswa Kelas XI
SMA Marsudi Luhur Tahun Pelajaran 2014/2015
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan metode Quantum Reading dapat meningkatkan
kemampuan membaca cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Marsudi
Luhur?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan membaca cerita pendek siswa kelas XI SMA
Marsudi Luhur Yogyakarta dengn menggunakan metode Quantum
Reading.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Aspek Teoritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kajian-kajian yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan
dapat memperluas kajian dan memperkaya teoritis tentang pentingnya
penggunaan metode quantum reading untuk meningkatkan kemampuan
membaca cerita pendek bagi siswa-siswi SMA.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para calon
guru profesional untuk mencoba menggunakan metode yang bervariasi
untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita pendek. Salah satunya
adalah menggunakan metode Quantum Reading.
1.5 Definisi Istilah
1. Kemampuan
Menurut Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas
seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability)
adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
2. Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Dari segi linguistik
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi
(a recording and decoding process. (Tarigan 2008:7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Cerita pendek
Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan 1984:176), membatasi cerita
pendek berdasarkan jumlah kata, yakni panjangnya sekitar 5000 kata atau
kira kira-kira 17 halaman kuarto sapasi rangkap, yang berpusat dan
lengkap pada dirinya sendiri.
4. Metode Quantum Reading
Metode Quantum reading yaitu cara cepat dan bermanfaat untuk
merangsang munculnya potensi membaca. Membaca adalah salah satu
bentuk interaksi dalam proses belajar. Penerapan Quantum reading
menyajikan sebuah konsep tentang strategi pembelajaran membaca
menjadi mudah dan cepat dengan pemahaman yang tinggi. (Hernowo
(2003 : 13).
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian penelitian tindakan kelas ini terdiri atas lima
bab: Bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan
sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori yang akan digunakan
untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu
tentang kemampuan membaca, pengertian cerita pendek, dan metode
quantum reading. Bab III , dalam bab III ini berisi metode penelitian yang
memuat tentang cara dan prosedur yang akan digunakan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
untuk memperoleh data. Bab IV, bab ini berisi tentang (1) deskripsi data,
(2) analisis data, dan (3) pembahasan hasil penelitian. Bab V atau bab
terakhir berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian tentang kemampuan membaca pada siswa SMA telah
banyak dilakukan. Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian yang relevan
dengan variable-variabel yang diteliti sebagai berikut:
1. Ina Rosdiana dalam “Pembelajaran Membaca Cerpen dengan Menggunakan
Metode Quantum Reading Di Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
Peneliti mengangkat tema ini, karena melihat kemampuan
membaca merupakan modal utama dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan di masa modern seperti sekarang ini. Melalui kegiatan
membaca seseorang dapat meningkatkan wawasan dan juga menambah
pengetahuan yang dimilikinya.
Metode dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode
deskriptif mengungkapkan atau menuliskan permasalahan yang aktual
serta berusaha memaparkan suatu peristiwa yang terjadi apa adanya.
Metode ini sesuai dengan masalah yang terdapat dalam penelitian ini
guna memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pembelajaran
membaca cerpen.
Hasil yang diperoleh peneliti pada kajian ini adalah sebagai berikut:
Nilai tes awal dari jumlah siswa 22 orang yang mendapatkan Kecepatan
Efektif Membaca (KEM) dengan pemahaman isi kurang dari 200 kpm
berjumlah 10 orang, yang mendapatkan Kecepatan Efektif Membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(KEM) antara 200-250 kpm berjumlah 8 orang, yang mendapatkan
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) antara 250-300 kpm berjumlah 4
orang. Berdasarkan data di atas, KEM tes awal tertinggi terdapat di
antara kecepatan 250-300 kpm yaitu 279 kpm, KEM tes awal sedang
terdapat diantara kecepatan 200-250 kpm yaitu 248, KEM tes awal
terendah terdapat diantara kecepatan kurang dari 200 kpm yaitu 139,
dengan jumlah nilai rata-rata tes awal adalah 211 kpm.
1. Fitriani Sukartim dalam “Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan
Menggunakan Metode Quantum Reading Di Kelas X-3 SMAN 2
Cikarang Pusat Tahun Ajaran 2011/2012”.
Peneliti mengambil judul ini, karena dipengaruhi oleh situasi atau
kenyataan di kalangan siswa-siswi yang kurang berminat untuk membaca
lebih khusus siswa siswi di SMAN 2 Cikarang. Berdasarkan pengamatan
sehari-hari, pada umumnya siswa lainnya membaca buku sumber pada
saat mereka akan menghadapi ujian. Mereka tidak pernah memikirkan
apakah kemampuan membaca sudah baik.
Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah
metode deskriptif, yaitu mengungkapkan atau menuliskan permasalahan
yang aktual serta berusaha memaparkan suatu gejala peristiwa atau
kejadian yang terjadi apa adanya. Metode ini sesuai dengan masalah yang
terdapat dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini memerlukan
teknik tes (pretes dan postes) guna memperoleh gambaran kemampuan
siswa dalam membaca pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: nilai tertinggi
untuk pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode
quantum reading adalah 90 tertinggi dan yang terendah 50.Tes awal dari
jumlah siswa 40 siswa. Bahwa sebanyak 30 siswa mendapat nilai di atas
55 hasil menjawab soal. Sedangkan dalam membaca cepat masih kurang
mampu, secara keseluruhan jumlah membaca cepat 7.098 dengan rata-
rata pretes 177 kpm. Tes akhir dari jumlah siswa 40 siswa. bahwa
sebanyak 4 siswa mendapat skor nilai 90-80, mampu mengingat bacaan
yang telah di baca dan menjawab dengan sangat baik. Sebanyak 7 siswa
mendapat nilai 70-75, menjawab dengan baik, siswa tersebut dapat
dikatagorikan baik. Sebanyak 13 siswa mendapat nilai 60-65, siswa
tersebut dapat dikatagorikan cukup. Sebanyak 16 siswa mendapat nilai
55-50, siswa tersebut dapat di kategorikan kurang.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian kemampuan membaca
Pemahaman membaca meliputi pemahaman kalimat-kalimat.
Pemahaman kalimat-kalimat itu meliputi pula tentang penggunaan
teori tentang hubungan-hubungan struktural antarkalimat.
Pengetahuan tentang struktural itu berguna bagi pemahaman
kalimat., sebab kalimat bukan hanya untaian kata-kata saja,
melainkan untaian kata-kata yang saling berkaitan mengikuti cara-
cara yang spesifik (Harjasujana dan Damianti 2003: 134-136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Dari segi linguistik
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi (a recording and decoding process), berlain dengan berbicara
dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). (Tarigan
2008:7).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan
seseorang memahami pesan-pesan yang disampaikan penulis melalui
untaian kata-kata dan kalimat-kalimat.
2.2.2 Tujuan membaca
Tarigan (2008: 9) menyebutkan bahwa “Tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan”. Lebih detail
Tarigan (2008: 9-11) memaparkan beberapa poin yang dijadikan
tujuan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas membaca, di
antaranya sebagai berikut:
1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Dengan kata lain membaca
untuk memperoleh perincian-perinciannya atau fakta-fakta (reading
for details or facts).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Membaca untuk mengetahui suatu hal merupakan topik yang menarik,
masalah yang ada pada cerita sehingga membaca seperti ini disebut
dengan membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas).
3) Membaca menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa
yang terjadi pada setiap tahap sehingga terpecahkanlah masalah dalam
cerita itu. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita (reading for sequence or organization).
4) Membaca untuk menemukan dan mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang dikehendaki oleh pengarang kepada
pembaca. Ini disebut dengan membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mana yang dianggap benar maupun salah. Membaca
ini disebut dengan untuk mengelompokan, memmbaca untuk
mengklasifikasikan (reading for classify).
6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
(reading to compare or contrast).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.2.3 Jenis Membaca
a. Membaca Nyaring
Tarigan (2008: 23) menyebutkan definisi dari membaca nyaring,
sebagai berikut: Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap
serta memahami informasi, fikiran dan perasaan seorang pengarang.
b. Membaca Dalam Hati
Menurut Tarigan (2008: 32) membaca dalam hati secara garis besar
dibagi atas: (1) membaca ekstensif dan (2) membaca intensif.
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas suatu teks dalam
waktu yang sesingkat mungkin. Kegiatan membaca ekstensif adalah
kegiatan membaca untuk memahami isi yang penting dengan cepat
dan efisien dalam suatu bacaan.
c. Membaca telaah isi
Membaca telaah isi cenderung dilakukan oleh semua orang yang
menemukan ketertarikan pada bahan bacaan yang telah dibacanya
dengan sekilas. Biasanya pembaca pembaca ingin menelaah isinya
secara mendalam dan tertarik untuk membacanya dengan teliti.
Tarigan (2008: 40) menyebutkan bahwa “Menelaah isi sesuatu bacaan
menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berfikir, serta
keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dari pendapat Tarigan tersebut kita dapat membagi aktivitas
dari memmbaca telaah isi menjadi beberapa aktivitas membaca,
diantaranya: (a) membaca teliti, (b) membaca pemahaman, (c)
membaca kritis, dan (d) membaca ide.
2..2.4 Manfaat membaca
Menurut Sukirno (2009: 3) manfaat membaca adalah sebagai berikut:
a. berkomunikasi dengan orang lain,
b. memberikan informasi kepada orang lain,
c. menangkap / menerima isi bacaan dengan cepat dan tepat,
d. menumbuhkan sikap positif terhadap isi bacaan,
e. bersifat kritis terhadap informasi yang diterima,
f. menghargai nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat,
g. memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona dan memahami
khasanah kearifan yang banyak hikmah,
h. mengembangkan berbagai keterampilan yang berguna untuk
mencapai sukses dalam hidup,
i. menumbuhkan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan
yang dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan, dan
j. memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.2.5 Cerita pendek
Edgar Alan Poe (Nurgyantoro, 2007: 10), mengatakan bahwa
cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-
kira berkisar antara setengah sampai dua jam-suatu hal yang kiranya tak
mungkin dilakukan untuk sebuah novel.
2.2.5 Ciri-ciri cerpen
Menurut Tarigan (2011 : 180 – 181), ia dapat menarik kesimpulan bahwa
ciri-ciri khas sebuah cerita pendek adalah sebagai berikut yang dikutipnya
dari beberapa pendapat parah ahli.
d. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu, dan
intensif (brevity, vunity, and intensity).
e. Unsur-unsur utama cerita pendek adalah : adegan, tokoh, dan
gerak (scene, character, and action).
f. Bahasa yang digunakan tajam, sugestif, dan menarik
perhatian (incisive, suggestive, dan alert).
g. Cerita bisa mengandung interprestasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara lansung maupun
tidak lansung.
h. Bisa menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.
i. Bisa menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan cerita
yang pertama menarik perasaan dan baru kemudian menarik
pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
j. Mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan
sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
dalam pikiran pembaca.
k. Mempunyai seorang pelaku utama.
l. Bergantung pada (satu) situasi.
m. Bisa memberi impresi tunggal.
n. Jumlah kata biasanya di bawah 10. 000 kata, tidak boleh lebih dari
10.000 kata (atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).
2.3 Metode Quantum Reading
2.3.1 Pengertian Quantum Reading
Metode Quantum reading yaitu cara cepat dan bermanfaat untuk
merangsang munculnya potensi membaca. Membaca adalah salah
satu bentuk interaksi dalam proses belajar. Penerapan Quantum
Reading menyajikan sebuah konsep tentang strategi pembelajaran
membaca menjadi mudah dan cepat dengan pemahaman yang tinggi.
(Hernowo (2003 : 13).
2.3.2 Karakteristik Quantum Reading
a. AMBaK Membaca Buku
AMBaK ( Apa Manfaat Bagiku?), mencari manfaat terlebih
dahulu berkaitan dengan membaca buku. Diawali dengan
pertanyaan pada diri, seberapa penting membaca buku untuk
kehidupan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Manfaat Membaca Buku
Banyak manfaat yang dapat diambil dari membaca. Yang
paling umum kita dapat belajar dari pengalaman orang lain,
menambah pengetahuan. Sedang manfaat khususnya orang rajin
membaca akan terhindar dari kerusakan jaringan otak serta
menumbuhkan saraf-saraf baru diotak.
a. Membangun Sugesti dan Persepsi Membaca
Kegiatan membaca buku melibatkan aspek to think
(berpikir), to feel (merasakan) dan to act (bertindak
melaksanakan hal-hal yang baik dan bermanfaat sebagaimana
yang dianjurkan oleh sebuah buku) dengan menggunakan
imajinasi. Menurut Roger Konopasek, isilah magnet pikiran
Anda dengan pikiran-pikiran positif yang memberdayakan dan
informasi yang benar-benar berguna.
Sugesti-positip adalah mengisi pikiran kita dengan
sesuatu yang akan berbuah sukses, yang kita inginkan dan
harapkan mewujud nyata di dalam diri kita setelah melakukan
sesuatu. Dalam membaca, kita perlu membangun sugesti-positif
seperti yang dikemukakan Dryden dan Vos: tak seorang pun
boleh diprogram untuk gagal, artinya “kita tentu akan
menemukan hal-hal yang bermanfaat dan membuat kita
berkembang begitu kita mau membaca buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Membaca dengan Melibatkan Seluruh Indera
Salah satu aspek gaya belajar pribadi adalah kesukaan Anda
terhadap belajar visual, auditori atau fisik (yang juga disebut
sebagai belajar kinestetis). Orang lain mungkn memiliki kesukaan
yang lain. Namun, Anda memfokuskan semua indera ke tugas
belajar tersebut.
c. Memanfaatkan Imajinasi Ketika Membaca
Imajinasi merupakan kemampuan menciptakan gagasan atau
gambaran mental dalam pikiran Anda (Shakti Gawain). Ada 4
kekuatan dahsyat di dalam diri yaitu:
Self awareness (kesadaran diri).
Conscience (hati nurani).
Independent will (kehendak atau kemampuan untuk
memilih).
Imagination (daya imajinasi).
d. Memaksimalkan Daya Ingat Ketika Membaca
Untuk dapat mengingat dengan baik sesuatu yang pantas kita
ingat, kita perlu mengulangi apa saja yang kita baca dan kita ingin
ingat. Langkah awal untuk memperbaiki ingatan adalah dengan
menyadari kelemahannya. Ingatan disimpan dalam berbagai jalur
saraf, penting sekali kita memahami bagaimana suatu ingatan
dikodekan, disimpan dan ditampilkan kembali. Untuk mengingat
sesuatu, maka perlu diperhatikan dan memperdulikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Menggunakan Peta-Pikiran Ketika Membaca
Peta pikiran dapat membantu kita untuk mengalirkan secara
sangat bebas apapun yang kita simpan di dalam pikiran dan
perasaan kita. Menurut Buzan, lewat peta pikiran. Untuk menguji
pemahaman kita mengenai isi buku, kita perlu menulilskan
pemahaman kita dengan mengutip beberapa kalimat dari buku.
f. Membaca-Total Gaya Savi
Belajar berdasar aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif
semua fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak
mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses
belajar. Belajar berdasar-aktifitas secara umum jauh lebih efektif
dari pada yang didasarkan persentasi, materi dan media, karena
orang diajak untuk terlibat sepenuhnya. Gerakan fisik
meningkatkan proses mental. Melibatkan tubuh dalam belajar
cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia
sepenuhnya.
2.3.3 Langkah-langkah pembelajaran Quantum Reading
DePorter (2000: 185) menjelaskan tentang lima langkah
pembelajaran Quantum Reading sebagai berikut:
a. Jadilah Pelajar yang Ingin Tahu
Quantum Reading berarti melontarkan pertanyaan. Sebelum
memulai membaca, siswa membuat pertanyaan seputar tugas
membaca tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Masuki Keadaan Konsentrasi yang Terpusat
Membaca cepat menuntut konsentrasi yang tinggi. Untuk
mencapai konsentrasi yang tinggi, siswa dikondisikan sebaik
mungkin keadaan mental, fisik, dan lingkungannya.
c. Super Scan
Siswa dilatih untuk melakukan Super Scan dengan cara, lalui
setiap halaman dari tugas membacanya. Lihat keseluruhan
halaman sekaligus. Biarkan jari mereka "bermain ski" menurut
halaman buku.
d. Membaca
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, siswa membaca
sedikit lebih cepat dari tingkat membaca nyaman. Kecepatan
membaca mereka Jari tangan menjaga agar tidak kehilangan
tempat dan tidak terjadi mengulang-ulang kata-kata yang sama.
Saat menggunakan jari, lihatlah beberapa kata bersamaan, frase
(ungkapan) mempunyai arti yang lebih besar daripada kata yang
berdiri sendiri.
e. Mengulang
Untuk merekatkan pembelajaran membaca, siswa
ditugaskan untuk mengulang bacaan dengan cara mencatat ide
pokok dari bacaan. Kemudian siswa didorong untuk menjelaskan
apa yang mereka baca kepada siswa lain, atau berbicara kepada
diri sendiri mengenai bacaan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a) Kelebihan menggunakan metode Quantum Reading
Kelebihan menggunakan metode Quantum Reading yaitu dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan membaca. Selain itu, Quantum Reading
menggunakan kombinasi peningkatan minat yang sangat tinggi,
konsentrasi yang sangat fokus dan strategi membaca tertentu sehingga
akan mampu memanfaatkan kemampuan otak untuk menangkap beberapa
kata sekaligus (A’la, 2012). Metode Quantum Reading menyajikan sebuah
konsep tentang metode pembelajaran membaca menjadi mudah dan cepat
dengan pemahaman tinggi.
DePorter (1999), mengemukakan kelebihan menggunakan metode
Quantum Reading adalah sebagai berikut:
membantu pembelajar untuk melenjit potensi dirinya,
membantu meningkat pemahaman bacaan,
mengatasi dalam hambatan dalam membaca,
menciptakan kondisi linkungan belajar yang kondusif dalam kegiatan
membaca.
Hernowo (2003:57), mengemukakan kelebihan dan manfaat
pembelajaran membaca dengan menggunakan penerapan metode Quantum
Reading,
membantu para siswa memunculkan potensi membaca mereka secara
menyenangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
meningkatkan pengetahuan yang lebih luas,
menyenangkan kepercayaan diri.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti, hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode Quantum
Reading dapat meningkatkan kemampuan membaca cerita pendek siswa
kelas XI SMA Marsudi Luhur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research),
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002: 54) ada 4 macam bentuk penelitian
tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian
tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4)
penelitian tindakan sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan
perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh
Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002: 55), ciri-ciri dari setiap
penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2)
tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses
yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
proyek dengan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan
kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah
untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas yaitu
meningkatkan kemampuan membaca cerita pendek siswa SMA. Dalam
kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan lebih pada peningkatan kemampuan membaca cerita
pendek pada siswa-siswi SMA Marsudi Luhur. Kemmis dan Taggart
(1988: 14) (dalam Arikunto, 2002: 83), menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan
pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan
refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan
kebutuhan dan dirasa sudah cuku
3.2 Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester II SMA
Marsudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah laki-laki 17 orang dan jumlah
perempuan 11 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMA Marsudi Luhur, Jln. Bintaran
Kidul 2 Yogyakrta 55151.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret dan Kamis 26
Maret 2015.
3.4 Prosedur Penelitian
Arikuntoro (2009:49), Secara garis besar ada empat tahapan
penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap ini berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan apa, siapa, bagaimana, dan bagaimana penelitian tersebut
dilakukan. Pada tahap ini juga, peneliti menentukan fokus objek yang
perlu perhatian kusus untuk diamati, kemudian membuat instrument
untuk dijadikan sebgai fakta yang dari hasil penelitian.
b. Pelaksanaan
Tahap ini peneliti merealisasikan hasil rancangan di lapangan.
Penliti harus mengikuti semua yang sudah dirumuskan pada tahap
perencanaan sebelumnya. Data hasil penelitian harus valid dan objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Pengamatan
Tahap ini peneliti harus mengamti proses yang sedang berlangsung.
d. Refleksi
Tahap ini, peneliti melihat kembali hasil yang sudah dilakukan.
Tahap refleksi ini dilakukan setelah guru sudah melakukan tindakan,
kemudian bertemu dengan peneliti untuk mendiskusikan rancangan
yang sudah dilakukan..
Pada penelitian ini, peneliti mengambil dua siklus, sebagai berikut:
3.4.1 Siklus 1
1) Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan peneltian sebagai berikut:
Peneliti bersama guru menyusun lembar observasi, pemetaan
KD, Indikator, dan menyusun RPP.
Pada tahap ini, guru dan peneliti mengondisikan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan pembelajaran membaca cerpen
dengan metode Quntum Reading. Berikut langkah-langkahnya:
Memeriksa keadaan ruangan, fasilitas, teks cerita pendek.
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan aprepsi dengan memberikan salam
Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai dan rencana
kegiatan
a) Kegiatan inti pembelajaran.
Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan berdasarkan
langkah-langkah pembelajaran model Quantum Reading sebagai
berikut:
Guru diminta untuk membagikan teks cerita pendek yang sudah
tersedia.
Guru menyajikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
Siswa kemudian disuruh untuk membaca dan menelaah teks
cerita pendek yang sudah dibagikan.
Guru menginstruksi para siswa untuk membaca secara perlaan
teks cerita pendek yang sudah dibagikan.
b) Kegiatan Penutup
Guru memberikan tes kepada siswa siswa.
Guru dimintai untuk mengevaluasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kesimpulan dari hasil pembelajaran
Guru membagikan lembar refleksi kepada siswa.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan PTK yang dilakukan guru.
a) Peneliti mengamati aktivitas selama pembelajarn berlangsung,
apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah PTK yang sudah
dirancang sebelumnya.
b) Peneliti mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Apakah siswa fokus selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung.
c) Peneliti mendokumentasi selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi
Tahap ini dilakukan utnuk mengidentifikasi manfaat PTK yang
dilakukan oleh guru setelah pembelajaran.
3.4.2 Siklus II
1) Perencanaan
a) Peneliti bersama guru mendiskusikan hal-hal yang perlu diperbaiki.
Dari hasil PTK pada siklus I.
b) Peneliti bersama guru melakukan pemetaan KD, Indikator, dan
penyusunan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan pembelajaran membaca cerpen dengan
metode Quantum Reading. Berikut langkah-langkahnya:
Memeriksa keadaan ruangan, fasilitas, teks cerita pendek.
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan aprepsi dengan emberikan salam
Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai dan rencana kegiatan
a) Kegiatan inti pembelajaran.
Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan berdasarkan langkah-
langkah pembelajaran model Quantum Reading sebagai berikut:
Guru diminta untuk membagikan teks cerita pendek yang
sudah tersedia.
Guru menyajikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
Siswa kemudian disuruh untuk membaca dan menelaah teks
cerita pendek yang sudah dibagikan.
Guru menginstruksi para siswa untuk membaca secara perlaan
teks cerita pendek yang sudah dibagikan.
b) Kegiatan Penutup
Guru memberikan tes kepada siswa siswa.
Guru dimintai untuk mengevaluasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kesimpulan dari hasil pembelajaran
Guru membagikan lembar refleksi kepada siswa.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan PTK yang dilakukan guru.
a. Peneliti mengamati aktivitas selama pembelajarn berlangsung,
apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah PTK yang sudah
dirancang sebelumnya.
b. Peneliti mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Apakah siswa fokus selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung.
c. Peneliti mendokumentasi selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi
Tahap ini dilakukan utnuk mengidentifikasi manfaat PTK yang
dilakukan oleh guru setelah pembelajaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa
teknik, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.5.1 Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir (1988) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Tujuan diadakan
metode ini, untuk mengetahui seajuah mana peserta didik menyukai
sebuah teknik disaat proses pembelajaran.
1) Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung
dari guru maupun siswa yang berkaitan dengan membaca cerita
pendek.
Instrumen wawancara
Guru
a) Apa sajakah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar?
b) Bagaimanakah pemilihan materi agar sesuai dengan KD yang
akan diajarkan?
c) Apa sajakah kesulitan dalam menemukan materi pembelajaran
kemampuan membaca cerita pendek?
d) Apa metode yang digunakan pada pembelajaran membaca
cerita pendek?
e) Bagaiman hasil yang diperoleh siswa dengan metode yang
diterapkan?Apakah aspek kemampua membaca cerita pendek
siswa bisa tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?
f) Berpakah batas KKM Bahasa Indonesia yang harus dicapai
oleh siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Siswa
a) Bagaimanaka proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang
selama ini diikuti?
b) Apakah anda menyukai kegiatan membaca? Mengapa?
c) Apaka ada kesulitan yang dialami disaat melakukan kegiatan
membaca?
d) Apakah metode yang digunakan cukup bervariasi?
e) Metode apa yang paling disukai?
3.5.2 Teknik observasi
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan
mengamati perubahan fenomena–fenomena social yang tumbuh dan
berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian
tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek tertentu,
sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang
tidak diperlukan. (Margono, 2007:159).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Instrumen Observasi
a. Guru
Tabel 1
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
NO BUTIR-BUTIR OBSERVASI YA TIDAK
1 Guru membuka pelajaran
2 Guru melakukan apersepsi
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru menyampaikan pembelajaran
menggunakan media
5 Guru bertanya jawab dengan siswa
6 Guru menyampaikan materi pembelajaran
dengan metode pembelajaran yang menarik
7 Guru memberikan evaluasi kepada siswa
8 Guru menarik kesimpulan dan penegasan
materi
a. Siswa
Tabel II
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
NO BUTIR-BUTIR OBSERVASI YA TIDAK
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa aktif membaca teks yang diberikan
oleh guru
4 Siswa memahami isi informasi dari teks
yang dibaca
5 siswa dapat menyimpulkan isi dalam teks
6 Siswa dapat memberi pendapat dari teks
yang telah dibaca
7 Siswa dapat menulis nilai-nilai yang
terkandung dalam teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode dengan cara mengambil
gambar pada saat anak melakukan proses pembelajaran. Gambar ini
berupa foto yang dapat menggambarkan secara nyata ketika anak
beraktivitas pada pembelajaran membaca cerita pendek. Dengan
dokumentasi, maka akan diperoleh suatu bukti otentik terhadap
penelitian yang dilakukan. Selain itu, foto-foto yang diperoleh dapat
menjadi pelengkap data guna menyempurnakan penelitian yang
dilakukan.
3.6 Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru
yang fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; (2)
Untuk menentukan apakah suatau tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk
memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan
tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara
individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana
kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK (tujuan pengajaran
khusus) yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan
maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan
sendiri oleh guru untuk mengetahui dan merekam aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul supaya
dapat mengahsilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi
digunakan data kualitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a) Merekapitulasi hasil tes.
b) Merekapitulasi hasil pengamatan.
Menghitung jumlah skor yang tercapai dan persentasenya untuk
masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar
seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu siswa
dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 75,
sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa
yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah mencapai daya
serap lebih dari sama dengan 75%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel III
Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II
Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kemampuan
membaca cerita
pendek
Sebesar 7,1%
siswa mencapai
KKM (nilai 75)
Sebesar 50%
siswa mencapai
KKM membaca
cerpen
Sebesar 80%
siswa mencapai
KKM Membaca
cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan : (1) deskripsi data, (2) hasil
penelitian, (3) pembahasan. Berikut uraian mengenai ketiga hal tersebut:
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Marsudi Luhur
Yogyakarta, jln. Bintaran Kidul No. 12. Penelitian ini dilakukan lebih khusus
pada siswa kelas XI dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang yang terdiri dari
19 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
Penelitian dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I pada tanggal Kamis,
19 Maret 2015 dan siklus II pada Kamis, 26 Maret 2015. Penelitian ini
melibatkan guru Bahasa Indonesia kelas XI yaitu Ibu Satya Adi Wulansari,
S.Pd, sebagai observer dan peneliti sebagai pengajar dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini,
peneliti melibatkan rekan peneliti yaitu Flavianus Mario Malo untuk
membantu kegiatan penelitian untuk menjadi observer dan mendokumentasi
proses pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian tindakan kelas yaitu siswa kelas XI ini, peneliti
menggunakan metode Quntum Reading untuk meningkatkan kemampuan
membaca cerpen siswa kelas XI. Hasil evaluasi dari penelitian ini adalah
untuk mengukur kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI. Kriterian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil membaca cerpen
mengalami peningkatan pada siswa kelas XI.
Berikut akan dijelaskan mengenai siklus pelaksanaan penelitian adalah
sebagai berikut:
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Analisis Siklus I
Pelaksanaan penelitian pada siklus I terdiri atas 4 tahap yaitu, tahap
perencanaan, indakan, observasi dan refleksi. Berikut ini akan dijelaskan tahapan-
tahapannya.
4.2.1.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan bacaan berupa teks
cerita pendek. Tes kemampuan membaca berupa pilihan ganda, dan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk individu. Peneliti juga mempersiapkan pedoman
penilain, pedoman observasi, alat pengumpul data berupa kamera handphone.
4.2.1.2 Tindakan
Penelitian siklus I dilakukan pada hari Kamis, tanggal 19 April 2015 pukul
07.00-08.45 WIB. Pembelajaran dilangsungkan pada jam ke 1-2 hal ini
dikarenakan kondisi siswa masih bersemangat.
Penelitian pada tahap tindakan ini diawali dengan kegiatan apersepsi dari guru
dengan memberikan salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
melakukan presensi. Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah guru memberikan
penjelasan mengenai pokok materi pembelajaran yang akan dijalani oleh siswa
yaitu mengenai pengertian metode Quantum Reading, karakteristik metode
Quantum Reading, dan terakhir pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen.
Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran, guru menyediakan
kesempatan bagi para siswa untuk bertanya terkait pokok pembelajaran yang telah
diikuti oleh para siswa. Setelah sesi tanya jawab selseai guru memberikan tes
kepada siswa. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
membaca cerpen siswa dengan menggunakan metode Quantum Reading. kegiatan
selanjutnya guru meberikan tes kepada siswa untuk dikerjakan. kegiatan terakhir
adalah guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tujuan untuk
mematangkan kemampuan siswa akan materi yang telah diberikan.
Data siklus 1 diperoleh dari tes individu siswa yaitu tes kemampuan
membaca cerpen berupa pilihan ganda.
a. Tes Kemampuan Membaca Cerpen
Kemampuan membaca cerpen siswa diukur dengan memberikan
tes individu. Hasil tes kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI IPA
dan IPS SMA Marsudi Luhur Yogyakarta berupa penjumlahan skor atas
beberapa aspek kemampuan membaca cerpen siswa yang kemudian
diolah menjadi nilai akhir. Nilai kemampuan membaca cerpen
dikatakan tuntas apabila bisa mencapai batas ketuntasan nilai 80.
Adapun rincian frekuensi nilai kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
awal (prasiklus) dan siklus 1 kemampuan membaca cerita pendek siswa
SMA Marsudi Luhur kelas XI Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3.1
Tabel Frekuensi Prasiklus dan Siklus 1
No Nilai akhir Kemampuan Membaca Cerpen
Frekuensi (f) Persentase
Pra siklus Siklus I Pra siklus Siklus I
1 90-99 - 2 0% 7,1%
2 80-89 - 6 0% 25%
3 70-79 7 6 25% 17,8%
4 60-69 13 8 46,4% 28,5%
5 50-59 5 4 17,8% 14,2%
6 40-49 1 2 3,5% 7,1%
7 30-39 2 - 7,1% 0%
8 20-29 - - 0% 0%
9 0 - - 0% 0%
Jumlah siswa 28 28
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang mengikuti tes
prasiklus sebanyak 28 orang. Data tersebut menunjukan bahwa tidak ada
siswa yang tuntas dalam mengikuti tes prasiklus kemampuan membaca
cerpen. pada siklus I sebanyak 8 siswa yang dapat mencapai ketuntasan
dan sebanyak 20 siswa belum tuntas mencapai KKM. Berdasarkan
frekuensi nilai siswa kelas XI dari tabel di atas, peneliti menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
persentase ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian dapat diketahui
peningkatan jumlah frekuensi siswa yang mencapai ketuntasan.
Persentase ketuntasan kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta pada siklus I dapat dilihat pada diagram
berikut ini
Diagram 4.3.1
Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Cerpen Siswa siklus I
28,57%
71,42%
Sales
tuntas
tidak tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan diagram ketuntasan nilai siswa pada siklus I, dapat
dijelaskan bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes kemampuan membaca
cerpen, sebanyak 8 siswa yang dapat mencapai ketuntasan dengan
persentase 28,57%. Dapat dikatakan bahwa masih banyak siswa yang
belum mencapai ketuntasan KKM atau tidak tuntas dengan nilai di bawah
75. Banyaknya siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM adalah
28 orang dengan persentase 67, 86%.
4.2.1.3 Observasi
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam dan
mengecek kesiapan siswa. Setelah kegiatan tersebut selesai, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan prosedur yang sudah disiapkan dalam RPP.
Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur
intrinsik dan ekstrinsik cerita pendek. Cerpen yang disajikan tidak terlalu
berat baik dari segi tata bahasa, maupun isi dari cerpen. cepen yang diberikan
peneliti sangat mudah untuk dibaca oleh siswa. Materi ini sangat sesuai
dengan karakteristik siswa sehingga pada saat proses pembelajaran siswa
sangat antusias mengikuti proses pembelajaran. Metode yang digunakan oleh
peneliti untuk memudahkan pross pembelajaran ini adalah metode Quantum
Reading. Pada proses pembelajaran ini, guru dengan terbuka memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesuai dengan pokok materi yang
disajikan. Metode Quantum Reading yang diterapkan oleh peneliti ternyata
membuat siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
walapun masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4.2.1.4 Refleksi
Kegiatan refleksi ini digunakan oleh peneliti untuk meninjau hasil
pembelajaran siswa pada siklus I ini, secara umum, siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
Hasil tes pada siklus I ada 8 orang siswa yang tuntas KKM, sementara
yang belum tuntas ada 20 orang. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya: siswa belum bisa membaca cerpen secara sembari memahami
substansi cerpen, siswa belum mampu membaca cerpen dengan baik dan
benar, belum bisa secara intens membaca, dan merasa malas jika berhadapan
dengan teks bacaan, dll.
Faktor lain yang menyebabkan tes siklus I kurang efektif adalah
keterbatasan waktu. Hal ini dipengaruhi oleh kurang sesuai dengan waktu
yang dialokasikan dalam RPP dengan waktu penelitian.
4.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan
Siswa Pada Siklus I
Ketuntasan dan ketidaktuntasan nilai siswa dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut ditemukan setelah penelitian dilakukan dan pada saat
peneliti melakukan observasi.
Berdaasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, fakor-faktor
tersebut adalah, peneliti kurang efektif menggunakan waktu yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
disediakan, bacaan yang terlalu panjang sehingga waktu banyak dihabiskan
untuk membaca.
Selain faktor tersebut di atas, adapun faktor lain yaitu, pada saat memulai
kegiatan masih ada siswa yang juga belum hadir dalam kelas, mereka sengaja
datang terlambat, karena ini sudah menjadi kebiasaan mereka. Hal ini
menyebabkan banyak waktu yang terbuang sisa-sia. Ketika semua masuk kelas
dan mulai mengerjakan tes yang telah dibagikan, mereka mengerjakan soal
dengan terburu-buru dan tidak dari hati sehingga hasil yang mereka dapatkan
belum memuaskan.
Kemampuan siswa dalam membaca kritis diuji dari seberapa besar
kemampuan mereka mengidentifikasi struktur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Kemampuan tersebut diuji dengan pengerjaan tes kemampuan membaca cerpen
siswa. Peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa yang berupa
pilihan ganda. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengandung beberapa aspek dari
cerpen. Pada saat proses pengerjaan tes tersebut, ada siswa yang mengeluh
akibat pertanyaan yang sedikit panjang. Hal inilah yang membuat para siswa
mendapatkan hasil yang kurang memuaskan pada pengerjaan tes kemampuan
membaca cerpen.
Dari hasil penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi ketuntasan dan ketidaktuntasan membaca cerpen siswa
pada siklus I, adalah penggunaan waktu yang kurang efektif, teks bacaan yang
terlalu panjang. Sehingga pada tes siklus II akan diperbaiki oleh peneliti untuk
mendapatkan nilai maksimal seseuai dengan standar maksimal KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.2.3 Analisis siklus II
Pelaksanaan siklus II terdiri dari empat tahap, seperti pada siklus I, yaitu
tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut akan dijelaskan
mengenai empat tahapan tersebut.
4.2.3.1 Perencanaan
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari tanggal Kamis, 26 Maret 2015
pada kelas dan jam pelajaran yang sama. Pada pelaksanaan siklus II ini, keadaan
masih seperti biasa yaitu masih banyak siswa yang belum datang tepat waktu, dan
tentunya peneliti harus menunggu mereka. Persiapan dan perencanaan pada siklus
II hampir sama dengan yang ada pada siklus I. Hanya saja RPP yang digunakan
sedikit berbeda. Untuk materi bacaan yang digunakan pada tes kemampuan
membaca cerpen, peneliti masih menggunakan tes yang sama, karena tes pada
siklus I hasil yang dicapai siswa belum maksimal. Selain itu, soal yang diberikan
relatif singkat dari siklus I. Soal yang diberikan masih sama yaitu
mengindentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen tetapi bahasa yang
digunakan sederhana dan tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan agar para siswa
cepat memahami dan mudah untuk menjawab, dan para siswa tidak lagi mengeluh
seperti pada siklus I.
4.2.3.2 Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan tindakan pada
siklus I, yaitu kesalahan pada tindakan siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II
dengan memberikan tes kemampuan membaca cerpen yang sama, tetapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bahasa dan pertanyaan yang relatif sederhana dan singkat. Pada tahap ini,
penekanan yang diutamakan yaitu pada kesalahan yang menonjol yang terjadi
pada siklus I. Pada siklus I kelemahan siswa adalah kurang memahami gaya
bahasa, dan kurang memahami unsur-unsur ektrinsik cerpen. Karena itu pada
siklus II perbaikan yang diutamakan yaitu pada kelemahan-kelemahan yang
dialami oleh siswa.
Pada siklus II kemampuan membaca cerpen siswa mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai-nilai tes kemampuan membaca cerpen siswa
sebesar 80,00 dibandingkan Pada pelaksanaan siklus I nilai rata-rata kelas hanya
sebesar 67,00. Hasil ini menujukkan bahwa, ada peningkatan kemampuan
membaca cerpen siswa pada siklus II dibandingkan pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel frekuensi
kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI pada siklus II berikut ini
Tabel 4.3.2
Tabel Frekuensi Siklus I dan Siklus II
No Nilai akhir Kemampuan Membaca Cerpen
Frekuensi (f) Persentase
Pra siklus Siklus I Pra siklus Siklus I
1 90-99 1 8 3,5% 28,5%
2 80-89 9 16 32,1% 57,1%
3 70-79 3 2 10,7% 7,1%
4 60-69 8 1 28,5% 3,5%
5 50-59 4 - 14,2% 0%
6 40-49 3 1 10,7% 3,5%
7 30-39 - - 0% 0%
8 20-29 - - 0% 0%
9 0 - - 0% 0%
Jumlah siswa 28 28
Berdasarkan tabel di atas, frekuensi ketuntasan siklus II lebih tinggi
dibandingkan siklus I. Pada siklus I hanya terdapat 8 siswa yang bisa
mencapai KKM. Persentase ketuntasan pada siklus II jauh lebih tinggi.
dibandingkan siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Persentase ketuntasan kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI akan
dipaparkan dalam diagram berikut ini.
Diagram 4.3.2
Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Cerpen Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase siswa sebanyak 85,71%
sementara yang belum tuntas hanya mencapai 14,28%. Persentase tersebut
menunjukkan sebanyak 24 siswa dapat mencapai nilai ketuntasan. Hal ini
menunjukkan bahwa kentuntasan yang dicapai oleh siswa pada siklus II
lebih meningkat dibandingkan pada siklus I. pada siklus II, sebesar
14,28%
85,71%
Sales
tidak tuntas
tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
14,28%, atau sebanyak 4 siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan
KKM.
4.2.3.3 Observasi
Metode yang digunakan oleh peneliti masih sama pada siklus I dan meteri
yang digunakan juga masih sama yaitu cerpen “Pelajaran Mengarang”. Khusus
pada proses pembelajaran, pada siklus II siswa lebih antusias mengikuti proses
pembelajaran, tidak ada siswa yang datang terlambat, dan di dalam kelas siswa
lebih konsentrasi dan fokus mengikuti proses pembelajaran. Banyak siswa seringa
bertanya terkait materi yang disajikan.
4.2.3.4 Refleksi
Pelaksanaan siklus II keberhasilan yang dicapai oleh siswa lebih
meningkat, dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 24
orang. walaupun sebelumnya terhambat oleh penggunaan waktu yang efektif,
tetapi hasil tes kemampuan membaca cerpen siswa dapat meningkat. Secara
umum, kesalahan pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Hal itu dapat
diketahui melalui hasil yang dicapai oleh siswa secara keseluruhan.
Data hasil kemampuan membaca cerpen siswa pada siklus II sebanyak 24
siswa yang mencapai ketuntasan KKM dan 4 orang siswa tidak tuntas. Jika
dipersentasekan sebanyak 85,71% siswa yang tuntas dan 14,28% siswa yang
tidak tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan
Siswa Pada Siklus II
Persentase ketuntasan siswa kelas XI mengalami peningkatan pada siklus
II dibandingkan siklus I. Faktor-faktor yang terjadi pada siklus I dapat diatasi pada
siklus II. Meskipun masih ada kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I,
tetapi secara keseluruhan tidak terjadi lagi pada siklus II. Kesalahan-kesalahan
yang masih terjadi pada siklus I yaitu pada awal pelajaran, siswa belum begitu
siap untuk mengikuti pelajaran, sehingga penggunaan waktu kurang begitu efektif.
Akan tetapi pelaksanaan tindakan Siklus II bisa berlangsung lancar. Hasil yang
diperoleh siswa pada siklus II lebih meningkat, dibandingkan dengan siklus I.
4.3 Pembahasan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pelaksanaan tindakan
kelas siklus I secara keseluruhan kurang maksimal yaitu hanya 28,57% siswa
yang tuntas dan sebanyak 71,42% yang tidak tuntas. Sementara pelaksanaan
tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dengan ditandai
persentase ketuntasan yaitu sebanyak 85,71% siswa yang tuntas, sementara siswa
yang tidak tuntas yaitu sebanyak 14,28%. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan
bahwa perbedaan hasil antara siklus I dan siklus II sangat jauh. Seluruh kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada tindakan kelas siklus I dievaluasi. Tujuan dari
evaluasi ini agar pada tindakan kelas siklus II tidak terjadi lagi. Tindakan siklus II
ini dilakukan dengan tujuan agar kemampuan membaca cerpen siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
meningkat. Ketika tindakan kelas siklus II telah dilakukan, kemampuan membaca
cerpen siswa mengalami peningkatan.
4.3.1 Hasil Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II
Hasil penelitian kemampuan membaca cerpen siswa pada tahap prasiklus,
siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilhat dari
jumlah siswa yang tuntas dari setiap siklus. Seperti yang telah dipaparkan di atas,
bahwa antara tindakan kelas pada siklus I dan siklus II mengalami perbedaan yang
sangat signifikan, yaitu pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas hanya sebanyak 8
siswa yang tuntas, sementara 20 orang siswa tidak tuntas. Sementara pada
penerapan siklus II, siswa megalami peningkatan dengan jumlah siswa yang
tuntas yaitu sebanyak 24 orang, sementara yang tidak tuntas hanya 4 orang siswa
saja. Hal ini dikarenakan pada penerapan siklus II, setiap kesalahan-kesalan pada
siklus I tidak terulang pada siklus II.
Pada penerapan siklus I, kemampuan membaca cerpen siswa mengalami
peningkatan dibandingkan pada penerapan prasiklus. Persentase ketuntasan siswa
pada siklus I sebanyak 28,57%. Khusus siswa yang mencapai ketuntasan, mereka
bisa menjawab pertanyaan terkait unsur-unsur intrisnik dan ekstrinsik dari cerpen
itu sendiri. apabila para siswa bisa mengidentifikasi setiap unsur intrinsik cerpen
“Pelajaran Mengarang, maka akan diberikan skor 1. Jika siswa bias menjawab
dan menjelaskan setiap unsure intrinsik cerpen, maka akan diberi skor 1 juga. Jika
siswa dapat mengidentifikasi unsur ekstrinsik cerpen “Pelajaran Mengarang”
dengan baik maka akan diberi skor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Jika siswa bisa menjelaskan setiap unsur ekstrinsik dengan tepat atau walau
hanya dengan meyebutkan kata kunci, siswa akan diberi skor 2. Jika siswa selesai
mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen yang berjudul “Pelajaran
Mengarang”, selanjutnya para siswa menbuat kesimpualan secara umum
mengenai teks cerpen “Pelajaran Mengarang” yang sudah di baca. Langkah
terakhir adalah siswa disuruh untuk memberikan kritik mengenai kelebihan dan
kekurangan dari cerpen yang berjudul “Pelajaran Mengarang. Jika siswa mampu
menjelaskan secara lengkap maka akan diberi skor 4. Akan tetapi, jika siswa
menjawab hanya satu kelebihan atau kekurangan dari cerpen tersebut maka hanya
akan diberikan sokor 1.
Pada siklus I, peneliti mengambil salah satu hasil kerja siswa yang
mencapai ketuntasan maksimal. Untuk soal yang menanyakan tentang amanat dari
teks cerpen yang berjudul “Pelajaran Mengarang”, secara umum siswa bisa
menjawab, tetapi ada sebagian siswa yang belum bisa.
Berikut hasil kerja siswa yang bisa menjawab pertanyaan terkait dengan
amanat dari teks yang berjudul “Pelajaran Mengarang” dan dapat mencapai
ketuntasan.
Pertanyaan: apa tema dari teks cerpen yang berjudul “Pelajaran
Mengarang”?
Jawaban: tema dari cerpen tersebut adalah kehidupan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Untuk soal nomor 2, ada beberapa siswa yang menjawab dengan benar dan
tepat, peneliti akan mengambil salah satu contoh jawaban siswa yang mencapai
ketuntasan.
Pertanyaan: Apakah amanat dari teks ceerpen yang berjudul “pelajaraan
Mengarang”?,
Jawaban: pentingnya peran orang tua dalam pembentukkan mental dan
pribadi anak.
Pada soal mengidentifikasi unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai pada cerpen
yang berjudul “pelajaran Mengarang”, ada siswa yang bisa menjawab pertanyaan
dengan benar. Berikut adalah siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan
tepat.
Pertanyaan: “berjanjilah pada mama, kamu akan menjadi wanita baik-
baik”!
Nilai yang terkandung pada kutipan di atas adalah nilai moral.
Pada soal mebuat kesimpulan ada siwa yang menjawab dengan baik,
karena memang dalam cerpen tersebut menceritakan tentang pentingnya peran
orang tua, atas nama Muuler Millan. S.
Menurut saya kesimpualan dari cerpen yang berjudul “pelajran
Mengarang” adalah, orang harus memberi kasih sayang yang tinggi
terhadap anak-anak mereka, kita tidak/orang tua tidak boleh memberikan
kata kotor karena itu bisa membuat anak terbiasa dan akan mengikuti
setiap ajaran yang diberikan oleh orang tuanya”.
Aspek membaca cerpen yang dinilai juga adalah siswa bisa memberikan
kritikan secara keseluruhan terhadap cerpen yang berjudul “Pelajaran
mengarang”, peneliti mengambil salah satu jawaban siswa yang mendapat skor
tertinggi atas nama F.S. Yolanda yaitu,
“Menurut saya, penggunaan bahasa yang dipakai oleh pengarang dalam
cerepn tersebut sangat bagus, pengarang mampu mengemas cerpen ersebut
sehingga dapat dengan mudah dipahami”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada siklus I ini, masih banyak siswa yang belum bisa menjawab soal
dengan baik sehingga membuat mereka belum bisa mencapai ketuntasan
maksimal, penyebab pada siklus I ini adalah siswa tidak membaca cerpen secara
intens sehingga isi cerpen secara keseluruhan tidak mereka pahami. ada saat
menjawab soal yang diberikan oleh peneliti, mereka binggung sendiri dan pada
akhirnya mereka mengisi jawaban asal-asalan.
Peneliti mengabil hasil kerja salah seorang siswa yang mendapatkan nilai
terendah ketika menjawab pertanyaan mengenai watak tokoh Ibu Tati pada cerpen
tersebut atas nama Julius Awng. C. Berikut adalah jawaban dari siswa tersebut.
“Menurut saya, watak tokoh Ibu Tati kurang jelas, karena peran tokoh Ibu
guru Tati kurang banyak diceritakan dalam cerpen tersebut”.
Pada saat membuat kesimpulan dari cerpen tersebut secara keseluruhan,
ada banyak siswa yang belum bisa menjawab dengan benar. Peneliti mengambil
hasil kerja salah seorang siswa atas nama Ebenhaizer. S. Berikut jawabnya.
“Peran seorang ibu dalam pembentukan anak, sangatlah penting”.
Jawaban di atas masih belum pas, karena secara umum isi cerpen
menggambarkan bukan hanya peran seorang ibu, tetapi bagaimana pentingnya
peran orang tua dan keluarga dalam proses pembentukan karakter dan mental si
anak.
Pada siklus I, ada siswa yang hanya menjawab pertanyaan tanpa membaca
isi cerpen. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban siswa tersebut ketika
ditanyakan mengenai watak tokoh “Mami” dalam cerpen tersebut atas nama L.
Indra. berikut jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Bagaimanakah watak tokoh Mami dalam cerpen yang berjudul “pelajaran
mengarang?
Jawaban: “Orang yang mempekerjakan orang-orang tersebut.”
Jawaban ini sangat tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Maka
nilai yang diperoleh siswa tersebut hanya 40 dan belum mencapai batas
ketuntasan pada siklus I.
Pada siklus II kemampuan membaca cerpen siswa mengalami peningkatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus ini, aspek yang dinilai
sama seperti pada siklus I. Hanya saja bahasa dan soal yang terlalu panjang akan
disederhanakan. Jumlah ketuntasan pada siklus II ini lebih banyak dibandingkan
dengan siklus sebelumnya. Untuk lebih jelas, berikut peneliti akan memamparkan
ketuntasan yang dicapai pada siklus II.
Pada siklus ini, peneliti mengambil hasil kerja salah seorang siswa yang
mencapai ketuntasan maksimal dengan skor 90 dan menjawab setiap pertanyaan
dengan tepat. Pada siklus ini jumlah soal tetap sama dan aspek yang dinilai juga
sama. Pada soal nomor satu, pertanyaan yang diajukan adalah mengenai tema dari
cerpen yang berjudul “Pelajaran Mengarang”. Para siswa dapat menjawab dengan
tepat dan memperoleh skor 2. Soal ini diberikan ulang, karena pada siklus I, masih
ada siswa yang belum bisa menentukan tema dengan tepat. Pada soal nomor 2
peneliti membuat pertanyaan yang sama yaitu mengidentifikasi tokoh dan
penokohan dalam cerpen tersebut. Para siswa pada siklus I bisa menjawab, tetapi
tidak tepat. Sementara pada siklus II, para siswa bisa menjawab dengan tepat dan
diberi skor 4. Pada tahap berikutnya siswa diminta untuk membuat kesimpulan
secara keseluruhan dari teks cerpen. Pada siklus I para siswa bisa membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kesimpulan, tetapi tidak mencakup secara keseluruhan dari teks cerpen yang
dibaca. Akan tetapi pada siklus II, para siswa bisa menjawab dengan benar dan
mendapat skor 3. Selanjutnya para siswa diperintah untuk memberikan kritik
mengenai kekurangan dan kelebihan dari teks cerpen. jika siswa dapat
memberikan kritik dengan tepat maka akan mendapat skor 4.
Siswa yang belum mencapai ketuntasan pada siklus II lebih sedikit
dibandingkan dengan pada siklus I. Berikut ini peneliti akan memaparkan hasil
kerja salah seorang siswa yang belum mencapai nilai KKM. Peneliti mengambil
hasil kerja siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 50. Banyak faktor yang
mempengaruhi anatara lain, menjawab setiap pertanyaan tidak maksimal, ketika
membuat kesimpulan dan kritikan terhadap isi teks cerpen, siswa tersebut masih
belum menjawab dengan tepat. Hal ini terbukti dari hasil kerja siswa yang
menjawab pertanyaan asal-asalan.
Secara keseluruhan, pada siklus II ini banyak siswa yang mencapai
ketuntasan. Perbedaaan peningkatan pada siklus I dan siklus II sangat tinggi. Pada
siklus I jumlah siswa yang tuntas hanya mencapai 28,57%, sementara siswa yang
belum tuntas mencapai 71,42%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai
85,71% dan siswa yang tidak tuntas lebih sedikt yaitu hanya 14,28%. Dari
perbandingan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada siklus I keberhasilan
siswa lebih banyak dibandingkan pada prasiklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Grafik 4.3.3
Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Cerpen dan Ketuntasan Siswa Melalui
Metode Quantum Reanding dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Grafik di atas menunjukkan peningkatan dan perbandingan nilai rata-rata dari
ketuntasan prasiklus,siklus I dan siklus II. Rata-rata nilai siswwa meningkat dari
60,5 pada prsiklus, 67,32 pada siklus I dan 81,8 pada siklus II.
0
20
40
60
80
100
PrasiklusSilkus I
Siklus II
Rata-rata
Tuntas
Tidak tuntas
Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata-rata 60,5 67,32 81,8
Tuntas O 28,57 85,71
Tidak tuntas 100 71,42 14,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Persentase ketuntasan pada prasiklus sebesar 0%, pada siklus I sebesar
28,57% dan pada siklus II lebih meningkat yaitu sebesar 85,71%.
4.4 Uji Normalitas
4.4.1 Uji Normalitas Prasiklus Dan Siklus I
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui prbedaan hasil tes
kemampuan membaca cerepn siswa pada prasiklus dan siklus I. Berikut adalah
hasil uji normalitas pada prasiklus dan siklus I.
Tabel 4.4.1
Hasil Uji Normalitas Prasiklus dan Siklus I
Prasiklus Siklus I
N
Normal Mean
Parameters Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smimov Z
Asymp. Sig. (2-Tailed)
28
60.50
10.269
231
112
-231
1.220
102
28
67.32
12.731
162
146
-162
856
456
a. Test distribution is normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4.4.2 Uji normalitas siklus I dan Siklus II
Uji normalitas dilakukan juga pada siklus I dan siklus II, dengan tujuan
ntuk menegetahui perbedaan pada siklus I dan siklus II. Berikut akan dipaparkan
hasil uji normalitas siklus I dan siklus II.
Tabel 4.4.2
Hasil uji normalias siklus I dan siklus II
Prasiklus Siklus I
N
Normal Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smimov Z
Asymp. Sig. (2-Tailed)
28
67.32
12.731
.162
.146
-162
.856
.456
28
81.89
11.234
.255
.162
-255
1.347
.053
Test distribution is Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.5 Uji T Berpasangan
4.5.1 Uji T Berpasangan untuk Prasiklus dan Siklus I
Uji t berpasangan dapat dilakukan apabila hasil uji normalitas normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, maka bisa dilakukan uji t berpasangan.
Sudjono (2001:246) menyaatakan bahwa tes “t” atau “t” tes adalah salah satu tes
statistik yang digunakan umtuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil
yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara
random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Ho (Hipotesis Nol) : hasil-hasil tes siswa prasiklus lebih besar
atau sama dengan tes siswa siklus I.
Hi (Hipotesis Alternatif) : nilai hasil tes siswa prasiklus lebih kecil
dari nilai hasil tes siswa siklus I.
b. Aturan Perumusan
Jika t hitung t tabel dengan df= 27 dan alfa= 0,05, maka Ho ditolak dan
Hi diterima.
c. Pengujian Data Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah perhitungan dan berdasarkan
uji t dan berdasarkan data pada lampiran. Data nilai siswa terdapat pada
lampiran. Berdasarkan penolahan data yang sudah didapat, diketahui bahwa
jumlah selisih kemampuan membaca cerpen antara prasiklus dan siklus I (d)
=191 dan banyaknya data (n) adalah 28 siswa. Jumlah d² (Ʃd²) adalah 8.381.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Di bawah ini akan dipaparkan hasil perhitungan uji t dari data di atas.
Menurut (Nurgiyantoro, 2009), rumus yang digunakan untuk perhitungan uji t
sebagai berikut:
√
√Ʃ
Ʃ
√
√
√
√
√
√
√
t tabel = 0,05 dengan df = 27 adalah 1,70
Jadi t hitung > t tabel=2,22 > 1,70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan pengujian perhitungan uji t di atas, maka dapat diputuskan bahwa
HO di tolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan
membaca cerpen siswa pada siklus I lebih kecil dari hasil tes kemampuan
membaca siswa pada siklus II.
Dari hasil tersebut terdapat perbedaan yang menonjol antara siklus I dan
siklusII.
Tabel 4.5.1
Hasil Uji T Kemampuan Membaca Cerpen Prasiklus dan siklus II
Paired samples statistics Mean N Std. Deviation Std.Error Mean
Pair 1 prasiklus
siklus I
60.50
67.32
28
28
10,269
12,731
1.941
2.406
Paired Sample Correlation N Correlation sig
Pair prasiklus & siklus I 28 -021 .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Paired Sample Test Paired Difference
t
df
Sig (2-
talled)
Mean
Std
Deviation
Std.
error
mean
95% Confidence
interval of the
difference
lower upper
Pair
prasiklus-1
siklus I
-6.821
16,191
3.060
-13.100
-543
-2.229
27
.034
4.5.2 Uji T Berpasangan Untuk Siklus I Dan Siklus II
a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Ho (Hipotesis Nol) : nilai hasil tes kemampuan membaca
kritis siswa pada siklus I lebih besar atau
sama dengan hasil tes siswa siklus II.
Hi (Hipotesis Alternatif) : nilai hasil tes siswa siklus I lebih kecil
dari nilai hasil tes siswa siklus II.
b. Aturan Perumusan
Jika t hitung lebih besar dari tabel dengan df=27 dan alfa= 0,05, maka Ho
ditolak dan Hi diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Pengujian data penelitian
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penghitungan data dengan uji t
berdasarkan data pada lampiran. Dari hasil yang diperoleh, diketahui jumlah
perbedaan kemampuan membaca cerpen siswa siklus I dan siklus II (d)= 442
dan banyaknya data (n) 28 siswa. Jumlah ( ) adalah 11,644.
Berikut adalah hasil analisis penghitungan uji t dari data di atas. Menurut
Nurgiyantoro (2009) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
√
√
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
√
√
t tabel = 0,05 df = 27 adalah 1,70
Jadi t hitung > t tabel=5,30 >1,70
Berdasarkan pengujian perhitungan uji t di atas, maka dapat diputuskan
bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Hasil ini membuktikan bahwa membaca
cerpen siswa pada siklus I lebih kecil daripada hasil tes kemampuan membaca
cerpen siswa siklus II. Berikut akan dipaparkan perbedaan signifikan antara
siklus I dan siklus II.
Tabel 4.5.2
Hasil Uji T Kemampuan Membaca Cerpen Siklus I dan siklus II
Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std.Error Mean
Pair 1 siklus 1
siklus II
67,32
81,89
28
28
12,731
11,243
2.406
2.125
Paired Sample Correlation N Correlation sig
Pair 1 siklus & siklus 28 -270 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Paired Sample Test
Paired Difference
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std
Deviation
Std. error
mean
95% Confidence
interval of the
difference
lower
upper
Pair siklus I
siklus II
-14,571
14,528
2.746
-20.205
-8.938
-5.307
27
.000
4.6 Refleksi
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dengan tema “Penggunaan
Metode Quantum Reading Untuk Meningkatakan Kemampuan Membaca Cerpen”
dilakukan dengan dua siklus. Sebelum menerapkan tindakan siklus I, peneliti
memberikan tes prasiklus dengan tujuan untuk mengukur seberapa tinggi dan
besar kemampuan membaca cerpen siswa. Siswa yang mengerjakan tes prasiklus
sebanyak 28 orang, dan hasil yang diperoleh, hanya 2 orang siswa saja yang
tuntas.
Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca cerpen siswa pada tahap
prasiklus, peneliti melakukan perbaikan yaitu pada siklus I. Materi yang disajikan
oleh peneliti pada tahap ini adalah teks cerpen yang berjudul “Pelajaran
Mengarang” dan siswa diwajibkan untuk bisa mengidentifikasi unsur-unsur
intrinsik cerpen. Sebelum siswa menjawab, peneliti memberikan stimulus dan
penjelasan terkait dengan materi yang nantinya akan dikerjakan oleh para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hasil yang diperoleh pada tahap siklus I adalah 32, 14% siswa mencapai
ketuntasan KKM. Jika dibandingkan dengan tahap sebelumnya, penggunaan
metode Quntum Reading ini belum bisa menmbantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan membaca cerpen. Akan tetapi pada penerapan siklus I, penggunaan
metode ini mulai meningkat.
Ada hal-hal atau faktor-faktor mempengaruhi ketuntasan dan
ketidaktuntasan siswa. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa, seperti kurang
efektif menggunakan waktu, panjangnya soal yang diberikan, siswa kurang serius
ketika mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
Pada pelaksanaan siklus II peneliti lebih efektif. Hal ini ditandai dengan
hasil yang diperoleh siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang
signifikan daripada hasil pada siklus sebelumnya. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan KKM membaca cerpen adalah 81,14% siswa.
Hasil yang diperoleh dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami
perbedaan dan dari setiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini meliputi
nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa. Peningkatan ketuntasan nilai
siswa dari setiap tahap pelaksanaan yaitu mulai dari 2% menjadi 32% dan pada
tahap terakhir menjadi 81%. Selain itu, nilai siswa pun mengalami peningkatan
dari 60,5 pada tahap prasiklus, menjadi 67, 32 pada tahap siklus I dan 81,8 pada
siklus II.
Data ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh pada setiap seiklus
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca siswa kelas XI SMA
Marsudi Luhur Yoryakarta. Penggunaan metode Quantum Reading untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
meningkatakan kemampuan membaca cerpen bagi siswa-siswa SMA Marsudi
Luhur Kelas XI efektif dan efsien dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilaksanakan dan juga saran yang akan diberikan kepada guru, sekolah
maupun bagi peneliti lain.
5.1 Kesimpulan
Data hasil penelitian, dan pembahasan penelitian yang telah jelaskan pada
bab IV dapat disimpulakan bahwa, kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI
SMA Marsudi Luhur Yogyakarta 2014/2015 bisa ditingkatakan dengan
menggunakan metode Quantum Reading.
Peningkatan membaca cerpen siswa dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas
kemampuan membaca cerpen siswa.
1. Pada kondisi awal (prasiklus) nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah
sebesar 60,5. Tidak ada siswa yang mencapai nilai 80. Artinya tidak
ada satu pun siswa yang mencapai KKM.
2. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan membaca cerpen siswa sebesar
67,32. Hasil nilai rata-rata kelas ini meningkat dari tahap prasiklus. Ada
9 siswa tuntas, jika dipersentasekan sebesar 32, 14% dan mendapat nilai
80. Sebesar 67,86% siswa belum mencapai ketuntasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3. Pada siklus II nilai rata-rata hasil kemampuan membaca cerpen
mengalami peningkatan lebih tinggi dari tahap prasiklus dan siklus I.
Nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 81,8. Artinya jumlah siswa
yang tuntas lebih dominan dibandingkan siswa yang tidak tuntas.
Jumlah siswa mencapai ketuntasan sebanyak 23 siswa. Jika
dipersentasekan menjadi 82,14%. Angka ini menunjukkan adanya
peningkatan ketuntasan nilai kemampuan membaca cerpen siswa
antara kondisi awal sampai pada siklus I. Hasil tes kemampuan cerpen
siswa pada kondisi awal (pra siklus) sangat rendah, pada tahap ini
tidak ada siswa yang tuntas. Peneliti menysusn rencana pembelajaran
untuk tindakkan selanjutnya yaitu pada siklus I. Proses pada siklus I
berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dirancang, walapun masih
ditemukan siswa yang belum aktif. Sementara pada proses
pelaksanaan siklus II, secara keseluruhan berjalan lancar sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti.
Dari hasil pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Quantum Reading ini berhasil dan bisa diterapkan pada pembelajaran
membaca Cerpen. Hal ini didasarkan pada hasil yang diperoleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5.2 Saran
Dari hasil peneltian ini, peneliti memiliki saran untuk Kepala sekolah SMA
Marsudi Luhur, Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, dan juga untuk
peneliti lain.
1. Kepala Sekolah SMA Marsudi Luhur.
Untuk meningkatkan minat dan mengembangkan kemampuan
membaca lebih khusus membaca cerpen pada siswa, sekolah sebaiknya
menyediakan banyak buku bacaan, dan jenis teks bacaan yang menarik
lainnya.
2. Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada saat pelajaran berlangsung, guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia harus selalu mengevaluasi ketercapaian siswa dalam membaca
cerita pendek. Memberikan siswa bacaan yang menarik, dan juga bisa
menggunakan metode yang bervarisi dengan tujuan agar pembelajaran
tersebut berjalan efektif dan efisien.
3. Peneliti lain.
Untuk peneliti lain, diharapkan refrensi ini bisa dijadikan sebagai
sumber untuk pembelajaran membaca lebih khusus membaca cerita
pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S.S. 2005. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Harjasujana, Ahmad Slamet dan Vismaian Damaianti. 2003. Membaca dalam
Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.
Hernowo. (2005). Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk
Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: Mizan Learning.
Hikmat, M. Mahi. 2009. Metode Penelitian “Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
dan Sastra”. Jakarta: Graham Ilmu.
Kusmayadi, Ismail dkk. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XII
SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: PT.
Indeks.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Puwerejo: UMP Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H. G. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/06/bagaimana-meningkatkan-minat-
baca-siswa-di-era-globalisasi-ini--598123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1:
DAFTAR NAMA SISWA
No Nama lengkap Jenis kelaimin
1 Catarina Retno Asri Ningdiah P
2 Devica Savitri P
3 Ebenhaezer Smith L
4 Elvina Frederika Yolandana P
5 Joeph Maria Kristanto Indriawan L
6 Leonardus Guntur Aji Herrawan L
7 Romulus Wahyu Bagas. KM L
8 Arnolus Cartens Ansona Kafiar L
9 Raymundus Rio Divella.p L
10 KlaritaRumbiak P
11 Alfina Aninditya P
12 Andika Christi Subiasti L
13 Fransiska Shasa Yolanda P
14 Muller Millan Sasauw L
15 Oktavian Yudda Limpad L
16 Isabella Margaretha Florentina P
17 Laurensius Indra Setiawan L
18 Julius Awang Chrisandi L
19 Fadhilah Maretha Dewi p
20 Bernadetha C.S P
21 Antonius Ardi Priyanto L
22 Eva Aulya Veratami P
23 Fransisca Wahyu W.D.S.P P
24 Titan Proboninggar L
25 Ardi Bagus Wicaksono L
26 Valens Ardian Yoga Isworo L
27 Rahardian Andhika Wijaya L
28 Papua Manyoral Kafiar L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN 2:
HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PENDEK PRASIKLUS
KELAS X IIS
No Nama Siswa Pra Siklus
1 Catarina Retno Asri Ningdiah 56
2 Device Savitri 45
3 Ebenhaezer Smith 50
4 Elvina Frederika Yolandana 67
5 Joeph Maria Kristanto Indriawan 65
6 Leonardus Guntur Aji Herrawan 54
7 Romulus Wahyu Bagas. KM 63
8 Arnolus Cartens Ansona Kafiar 40
9 Raymundus Rio Divella.p 70
10 KlaritaRumbiak 65
11 Alfina Aninditya 40
12 Andika Christi Subiasti 54
13 Fransiska Shasa Yolanda 45
14 Muller Millan Sasauw 40
15 Oktavian Yudda Limpad 45
16 Isabella Margaretha Florentina 45
17 Laurensius Indra Setiawan 67
18 Julius Awang Chrisandi 60
19 Fadhilah Maretha Dewi 60
20 Bernadetha C.S 60
21 Antonius Ardi Priyanto 65
22 Eva Aulya Veratami 56
23 Fransisca Wahyu W.D.S.P 50
24 Titan Proboninggar 35
25 Ardi Bagus Wicaksono 56
26 Valens Ardian Yoga Isworo 50
27 Rahardian Andhika Wijaya 40
28 Papua Manyoral Kafiar 40
Jumlah Siswa Tuntas 0
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 3:
HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PENDEK SIKLUS 1 KELAS X IIS
No Nama Siswa Siklus 1
1 Catarina Retno Asri Ningdiah 60
2 Device Savitri 56
3 Ebenhaezer Smith 70
4 Elvina Frederika Yolandana 80
5 Joeph Maria Kristanto Indriawan 65
6 Leonardus Guntur Aji Herrawan 70
7 Romulus Wahyu Bagas. KM 56
8 Arnolus Cartens Ansona Kafiar 70
9 Raymundus Rio Divella.p 50
10 KlaritaRumbiak 80
11 Alfina Aninditya 60
12 Andika Christi Subiasti 70
13 Fransiska Shasa Yolanda 90
14 Muller Millan Sasauw 85
15 Oktavian Yudda Limpad 65
16 Isabella Margaretha Florentina 80
17 Laurensius Indra Setiawan 80
18 Julius Awang Chrisandi 65
19 Fadhilah Maretha Dewi 85
20 Bernadetha C.S 85
21 Antonius Ardi Priyanto 67
22 Eva Aulya Veratami 70
23 Fransisca Wahyu W.D.S.P 70
24 Titan Proboninggar 69
25 Ardi Bagus Wicaksono 65
26 Valens Ardian Yoga Isworo 70
27 Rahardian Andhika Wijaya 65
28 Papua Manyoral Kafiar 60
Jumlah Siswa Tuntas 8
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN 4:
HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PENDEK SIKLUS 11
KELAS X IIS
No Nama Siswa Siklus II
1 Catarina Retno Asri Ningdiah 50
2 Device Savitri 85
3 Ebenhaezer Smith 80
4 Elvina Frederika Yolandana 80
5 Joeph Maria Kristanto Indriawan 55
6 Leonardus Guntur Aji Herrawan 90
7 Romulus Wahyu Bagas. KM 40
8 Arnolus Cartens Ansona Kafiar 95
9 Raymundus Rio Divella.p 80
10 KlaritaRumbiak 85
11 Alfina Aninditya 90
12 Andika Christi Subiasti 90
13 Fransiska Shasa Yolanda 95
14 Muller Millan Sasauw 85
15 Oktavian Yudda Limpad 89
16 Isabella Margaretha Florentina 85
17 Laurensius Indra Setiawan 90
18 Julius Awang Chrisandi 80
19 Fadhilah Maretha Dewi 95
20 Bernadetha C.S 95
21 Antonius Ardi Priyanto 80
22 Eva Aulya Veratami 85
23 Fransisca Wahyu W.D.S.P 85
24 Titan Proboninggar 85
25 Ardi Bagus Wicaksono 85
26 Valens Ardian Yoga Isworo 80
27 Rahardian Andhika Wijaya 60
28 Papua Manyoral Kafiar 80
Jumlah Siswa Tuntas 24
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 5: Tes Kemampuan Membaca Cerpen
Bacalah Teks Berikut Ini Dengan Cermat!
Pelajaran Mengarang
Pelajaran mengarang sudah dimulai.
Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati
menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga
Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga
“Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening
berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang
tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang
tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih
panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata
pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin
kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang
sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu
Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”,
“Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”. Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan
benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat
kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita apa
adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan Ibu
Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka
alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat
pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya
mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-
kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke atas
tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret entah
ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan sejumlah
manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang dari
sekolah.
“Lewat belakang, anak malas, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara
dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus
dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
“Tentu saja punya, Anak malas! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa
belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang
Papa! tidak peduli dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak
punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra
mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek”
dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang
berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang merias
dirinya dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal pada
pipinya. Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat memabukkan
Sandra.
“Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya?
Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti?
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya
memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia
Mami juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra pada Mami itu
kalau keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang sedang
bercanda ria dengan yang lain. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi
Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk
diruangan ditonton sejumlah orang yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini buah hati si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah.
Diculik orang malah repot nanti.”
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor
burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”.
Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang
cantik. Seorang wanita yang selalu duduk santai, selalu bangun kesiangan, yang
kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
siapakah wanita itu? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu
menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai
sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-
tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam,
Anak malas!” atau “Bukan urusanmu, Anak malas” atau “ Jangan cerewet kamu,
Anak malas!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena kecapean. Di ruang
depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel
muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai
ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan c.ape
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah bahasa
yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu
mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa
mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap
kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seperti tidak
puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim
sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah
buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan
cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi
anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. melebihi mama lebih baik.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang
patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering
melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra
bibir merah.Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya.
Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu
selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah
jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang
sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat
merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak pernah
mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik
pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang
teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Beberapa diantaranya
sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru
Tati pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam
hati pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke kolong
ranjang. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu barangkali
mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah mendengar suara
lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas ranjang. Wanita itu juga tak
mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika dirinya terkapar tanpa daya dan
lelaki yang memeluknya sudah mendengkur keras sekali.
Wanita itu tak mendengar lagi ketika dikolong ranjang Sandra berbisik tertahan-
tahan “Mama, mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati. Semua anak
berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra menyelipkan kertas di
tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga
memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan
karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa
kanak-kanak yang indah. Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang
hanya berisi kalimat sepotong:
(Dimodivikasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang tepat!
1. Tema dari teks cerpen di atas adalah…
a. Kehidupan sosial
b. Kehidupan rumah tangga
c. Keidupan di lingkungan sekolah
d. Kehidupan seorang anak.
2. Dari teks cerpen di atas, tokoh-tokoh yang teridentifikasi adalah….
a. Sandra, Ibu guru Tati, nenek, Marti, anak-anak kelas V SD.
b. Sandra, Ibu guru Tati, kakek Marti, mami, anak-anak kelas V SD
c. Sandra, Ibu guru Tati, Marti, anak-anak kelas V SD.
d. Sandra, Ibu guru Tati, Marti, mami, anak-anak kelas V SD.
3. Watak tokoh Sandra dalam cerepn di atas adalah,
a. pendiam, lugu, sabar, patuh, dan pemarah.
b. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan, pemaaf
c. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan penurut.
d. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan penyanyang.
4. Watak tokoh Marti dalam teks cerpen di atas adalah.
a. pemarah dan suka membantu
b. penyayang dan pemaaf
c. Pemarah dan penyanyang.
d. pemaaf dank keras kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. Watak tokoh Ibu Guru Tati dalam teks cerpen di atas adala..
a. pemaaf
b. Keras kepala
c. Penyayang
d. Penyabar
6. Gambaran “keluarga tokoh Sandra” dalam teks cerpen di atas adalah..
a. Keluarga harmonis
b. Keluarga bahagia
c. Keluarga berantakan
d. Keluarga ideal
7. Sudut pandang dalam teks cerepn di atas adalah…
a. Orang pertama pelaku utama
b. Orang pretama pelaku sampingan
c. Orang kedua pelaku utama
d. Orang ketiga pelaku utama
8. Latar tempat dalam teks cerpen di atas adalah
a. Di ruang kelas, rumah, jalan, hotel, plaza, ruang depan
b. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, hotel, kantor.
c. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, rumah sakit, plaza.
d. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, hotel, plaza.
9. Latar waktu pada teks cerpen di atas adalah..
a. Siang hari, malam hari, sore hari, pagi hari.
b. Siang hari, malam hari, hari Minggu, pagi hari
c. Siang hari, malam hari, hari Minggu.
d. Siang hari, malam hari, hari Senin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
10. Latar suasana dalam cerpen di atas adalah,
a. Hening atau sepi, mencekam, sedih, haru, senang dan resah.
b. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru, dan senang.
c. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru, senang dan mendebarkan
d. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru.
11. Amanat dalam teks cerpen di atas adalah…
a. Pentingnya kasih sayang seorang guru terhadap perkembangan mental
peserta didik. .
b. Pentingnya kasih sayang orang tua dalam perkembangan mental dan
karakter anak.
c. Pentingnya kasih seorang ibu dalam pembentukan mental anak.
d. Pentingnya peran keluarga dalam pembentukan mental dan pribadi
anak.
12. “...Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja”.
Gaya bahasa yang terdapat pada kalimat di atas adalah gaya bahasa…
a. Hiperbola
b. Personifikasi
c. Litotes
d. Sarkasme
13. “...Tentu saja punya, Anak Setan! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas
siapa belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup
tanpa seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!”
Gaya bahasa yang terdapat pada kalimat di atas adalah gaya bahasa..
a. Hiperbola
b. Personifikasi
c. Litotes
d. Sarkasme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
14. “Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum
berkeluarga memeriksa pekerjaan murid-muridnya”.
Gaya bahasa yang digunakan pegarang pada kutipan kalimat di atas
adalah..
a. Hiperbola
b. Personifikasi
c. Metonimia
d. Sarkasme
15. “...Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik.”
Nilai yang terdapat pada kutipan di atas adalah..
a. Nilai agama
b. Nilai moral
c. Nilai sosial
d. Nilai budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 6:
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4. C
5. D
6. C
7. D
8. A
9. C
10. B
11. D
12. A
13. D
14. C
15. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 6:
SILABUS SIKLUS I
Kopetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber belajar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Pemahaman struktur dan kaidah teks cerpen
unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat
unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Membaca cerpen
Menentukan struktur cerpen
Menjawab pertanyaan tentang isi cerpen,
Menjelaskan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
Membuat pertanyaan tentang isi cerpen
Menentukan kalimat langsung dan kalimat tak langsung dalam cerpen
Menyimpulkan isi cerpen
Menyampaikan hasil pekerjaan dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kalimat langsung/tak langsung
3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Pembandingan antara cerita pendek berdasarkan: 1. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 2. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Membaca dua teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menjelaskan unsur intrinsik cerpen
Menjelaskan unsur ekstrinsik cerpen
Membandingkan antara kedua cerpen yang telah dibacanya berdasarkan unsure intrinsik dan ekstrinsik
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Penganalisisan teks cerpen berdasarkan: 1. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 2. unsur ekstrinsik
nilai moral
Membaca teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menganalisis unsur intrinsik cerpen
Menganalisis unsur ekstrinsik cerpen
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Pengevaluasian teks cerpen berdasarkan: 1. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 2. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Membaca teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menentukan unsur intrinsik cerpen
Menentukan unsur ekstrinsik cerpen
Mengevaluasi unsur inrinsik dan ekstrinsik
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2
Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Pengiterpretasian makna teks cerpen
Membaca teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menentukan unsur intrinsik cerpen
Menentukan unsur ekstrinsik cerpen
Menginterpretasi makna isi cerpen
Menyampaikan hasil
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pekerjaannya dalam forum diskusi
pilihan ganda
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
Pemroduksian teks cerpen dengan memperhatikan: 1. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 2. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Menentukan topik untuk menulis cerpen
Menulis kerangka pokok-pokok isi cerpen
Menulis cerpen berdasarkan kerangka dengan memperhatikan unsure intrinsik dan ekstrinsik cerpen
Membacakan cerpen yang telah dibuat untuk mendapatkan kritikan atau masukan dari teman-teman
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Penyuntingan teks cerpen yang telah diproduksi dengan memperhatikan: 1. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 2. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
Membaca cerpen yang telah dibuat
Menyunting cerpen berdasarkan kritikan atau masukan dari teman
Membacakan cerpen dalam forum diskusi
Mempublikasikan cerpen yang telah disunting di majalah dinding atau majalah sekolah.
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
nilai social
nilai agama
dll
4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Pengabstraksian teks cerpen dengan memerhatikan kekronologisan cerita
Membaca teks cerita pendek
Mengabstraksi isi cerpen dengan memerhatikan kekronologian cerita
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Pengonversian teks cerpen ke dalam bentuk drama
Membaca teks cerita pendek
Mengonversi cerita pendek ke dalam bentuk drama
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 7:
RPP SIKLUS I
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI MIA / I
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dri solusi tas berbgai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif denan lngkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkak diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkai penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai denganbakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak
terkait dengan pegembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik teks cerita pendek baik
melalui lisan maupun tulisan
4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek baik secara lisan maupun
tulisan.
C. Indikator
3.1.1. Siswa mampu menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen
berdasarkan teks “Pelajaran Mengarang”.
3.1.2. Siswa mampu menginterpretasi makna teks “Pleajaran Mengarang”
baik lisan maupun tulisan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Berdasarkan teks “Pelajaran Mengarang”, siswa dapat menganalisis
unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen.
2. Berdasarkan teks yang berjudul “Pelajaran Mengarang”Siswa dapat
menginterpretasi makna teks cerepen baik lisan maupun tulisan.
E. Materi Pembelajaran
a. Unsur intrinsik (Cerpen)
Cerita Pendek adalah kiasan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu
tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika) (KBBI, 1994:186).
Unsur intrinsik cerpen:
Tema yaitu pokok pikiran, pokok gagasan menjadi dasar
pengembangan cerita pendek. Tema suatu cerita mensegala persoalan,
baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, ataupun
pada latar.
Plot atau alur, yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan
seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan,
klimaks, dan penyelesaian.Plot menurut Aswendo Atmowiloto adalah
sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya
dalam menghadirkan ide dasar.
Penokohan dan perwatakan yaitu cerita pengarang menggambarkan
dan mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam
karyanya.Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam
cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita,
sedangkan penokohan adalah cara sastrawan menampilkan
tokoh (Aminuddin, 1984:85). Tokoh dalam karya rekaan selalu
mempunyai sikap, sifat, tingkah laku, atau watak-watak tertentu.
Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan
disebut perwatakan.Tokoh: tokoh utama (protagonis), antagonis (tokoh
penentang tokoh utama), tirtagonis, dan figuran (tokoh yang
memegang peran yang tidak berarti).
Setting atau latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini
berguna untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan
membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan
sosial.
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
a. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view
orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau
“saya”. Di sini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus
netral dengan “aku” dan “saya”nya.
b. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan
tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama
tokohnya; “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul” misalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan,
nasehat, kritik dan sebagainya. (www.disukai.com)
b. Unsur-unsur ekstrinsik cerpen
a) Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan
dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
b) Nilai Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan
dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa
jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
c) Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan
kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.
d) Nilai Sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata
pergaulan antara individu dalam masyarakat.
c. Teks Cerita Pendek “Pelajaran Mengarang” : (Seno Gumira Ajidarma)
Pelajaran Mengarang
Pelajaran mengarang sudah dimulai.
Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru
Tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama
“Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”.
Judul ketiga “Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening
berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang
tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya
yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
depannya masih panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib
macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah
kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar
ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan
kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa
diingatnya, karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga
Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”. Sandra
memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa
mendapat kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak
bisa bercerita apa adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun
yang ditawarkan Ibu Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan
kenyataan yang mereka alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang.
Dan kini Sandra mendapat pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya
mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan
kaleng-kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan
sampai ke atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang
spreinya terseret entah ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak
pernah tertutup dan sejumlah manusia yang terus menerus mendengkur,
bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah.
“Lewat belakang, anak malas, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah
suara dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus
dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
“Tentu saja punya, Anak malas! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa
belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa
seorang Papa! tidak peduli dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia
tak punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas.
Sandra mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke
Rumah Nenek” dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang
wanita yang sedang berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan
wajah penuh kerut yang merias dirinya dengan sapuan warna yang serba
tebal. Merah itu sangat tebal pada pipinya. Hitam itu sangat tebal pada
alisnya. Dan wangi itu sangat memabukkan Sandra.
“Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas,
ya? Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti?
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia.
Ibunya memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya
memanggil dia Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering
menitipkan Sandra pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke
mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang
sedang bercanda ria dengan yang lain. Sandra juga mendengar musik yang
keras, tapi Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita
duduk diruangan ditonton sejumlah orang yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
“Ini buah hati si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian
dirumah. Diculik orang malah repot nanti.”
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor
burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang
“Ibu”. Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang
wanita yang cantik. Seorang wanita yang selalu duduk santai, selalu bangun
kesiangan, yang kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu
naik keatas kursi.
siapakah wanita itu? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita
itu menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra.
Sampai sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah
bertanya-tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab
dengan “Diam, Anak malas!” atau “Bukan urusanmu, Anak malas” atau
“Jangan cerewet kamu, Anak malas!”
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena kecapean. Di
ruang depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra
mengepel muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang
dikenalnya sebagai ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan c.ape
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah
bahasa yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita
itu mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa
mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan
setiap kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
seperti tidak puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang
belepotan es krim sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari
sebuah buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai
membacakan cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya
berjanji menjadi anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. melebihi mama lebih baik.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak
yang patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra
lebih sering melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di
benak Sandra bibir merah.Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis
dalam pager ibunya. Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri
dimuka cermin, wanita itu selalu meminta Sandra memencet tombol dan
membacakannya.Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel,
nomor kamar, dan sebuah jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat.
Kadang-kadang malah tidak pulang sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah
begitu Sandra akan merasa sangat merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia
sudah belajar untuk tidak pernah mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa
setitik pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai
persoalan yang teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar.
Beberapa diantaranya sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera
berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru
Tati pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam
hati pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke
tempat tidur. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu
barangkali mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah
mendengar suara lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas
tempat tidur. Wanita itu juga tak mengira bahwa Sandra masih terbangun
ketika dirinya terkapar tanpa daya. Wanita itu tak mendengar lagi ketika
ditempat tidur. Sandra berbisik tertahan-tahan “Mama, mama …” dan
pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra
menyelipkan kertas di tengah. Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru
Tati yang belum berkeluarga memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah
membaca separo dari tumpukan karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan,
murid-muridnya mengalami masa kanak-kanak yang indah.
Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat
sepotong:
(Dimodivikasi)
F. Metode Pembelajaran
i. 1. Pendekatan : Saintifik
ii. 2. Teknik : Inkuiri dan penugasan, diskusi.
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Teks Cerita Pendek
2. Alat : LCD, laptop, dan buku teks.
3. Sumber pembelajaran :
a. Kemendikbud. 2013. “Buku Pegangan Siswa Kelas XI (Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik”. Jakarta: Kemendikbud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
b. Krisdiyanti, Anang dan Trisni Sulistyowati. “Bahasa Indonesia
Kebanggaan Bangsaku untuk SMA/MA Kelas XI”.Surakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilalui siswa
d. Guru melakukan apersepsi bersama siswa
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
i. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3
siswa
ii. Dalam kelompok siswa mengamati dan membawa teks cerita
pendek yang diberikan oleh guru
b. Menanya
i. Siswa dalam kelompok menyusun pertanyaan atas hal-hal yang
ingin diketahui berkaitan dengan materi.
c. Menalar
i. Siswa melakukan diskusi dari pertanyaan yang telah disusun.
d. Siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah teks negosiasi yang telah
diberikan oleh guru melalui diskusi.
e. Mencoba
i. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan analisis.
f. Membuat jejaring
i. Siswa diminta saling menukarkan hasil diskusi dengan kelompok
lain untuk dikoreksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3. Penutup
a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai materi
pembelajaran.
b. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
Pertanyaan refleksi:
1) Apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?
2) Apa manfaat mempelajari teks cerita pendek untuk kehidupan
sehari-hari?
c. Guru memberikan arahan tentang materi pembelajaran selanjutnya.
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilalui siswa
d. Guru melakukan apersepsi bersama siswa
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
i. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri
dari 3 siswa
ii. Dalam kelompok siswa mengamati dan membawa teks
cerita pendek yang diberikan oleh guru
b. Menanya
i. Siswa dalam kelompok menyusun pertanyaan atas hal-
hal yang igin diketahui berkaitan dengan materi.
c. Menalar
i. Siswa melakukan diskusi dari pertanyaan yang telah
disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
d. Siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah teks negosiasi yang
telah diberikan oleh guru melalui diskusi.
e. Mencoba
i. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan
analisis.
f. Membuat jejaring
i. Siswa diminta saling menukarkan hasil diskusi dengan
kelompok lain untuk dikoreksi.
3. Penutup
a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai materi
pembelajaran.
b. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
Pertanyaan refleksi:
1) Apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?
2) Apa manfaat mempelajari teks cerita pendek untuk kehidupan
sehari-hari?
c. Guru memberikan arahan tentang materi pembelajaran selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
A. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian Proses
Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Religius
Tanggungjawab
Peduli
Responsif
Santun
Pengamatan Proses Lembar
Pengamatan
Hasil
penilaian
nomor 1 dan
2 untuk
memasukkan
pembinaan
dan
informasi
bagi guru
agama dan
guru PKN.
2. Penilaian Hasil
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Merumuskan
unsur
instrinsik
cerpen
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
1. Bacalah dengan
saksama cerpen dan
rumuskan unsur
instrinsiknya!
Menganalisis
teks cerpen
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
Menganalisis unsur
cerpen sesuai tema dan
langkahnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pedoman Penilaian
1. Merumuskan unsure intrinsik cerpen
4 3 2 1
Menuliskan
lebih dari 4
unsur instrinsik
cerpen
Menuliskan 4
unsur instrinsik
cerpen
Menuliskan 2
unsur instrinsik
cerpen
Menulisakan
kurang dari 2
unsur instrinsik
cerpen
2. Meninterpretasi makna teks cerpen
5 3 1
Cerpen menggunakan
bahasa baku,
menggunakan tanda
baca yang tepat,
memasukan unsur
instrinsik cerpen,
sangat kreatif.
Cerpen menggunakan
Bahasa baku,
menggunakan tanda
baca yang tepat,
kurang memasukan
unsur instrinsik
cerpen, kurang kreatif.
Cerpen menggunakan
Bahasa yang baku,
kurnag tepat dalam
menggunakan tanda
baca, masih minim
memasukkan unsur
instrinsik cerpen, tidak
kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lembar Pengamatan Siswa
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun Ajaran :
Waktu Pengamatan :
Karakter yang diintegrasikan dan dikembangan adalah perilaku religius, jujur,
tanggungjawab, dan santun. Indikator perkembangan karakter perilaku religius,
jujur, tanggungjawab, dan santun`adalah
1. BT (Belum Tampak)
Jika sama sekali tidak menunjukan usaha sungguh dalam menyelesaikan
tugas.
2. MT (Mulai Tampak)
Jika menunjukan sudah ada usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas
tetapi masih sedikit dan belum konsisten.
4. MB (Mulai Berkembang)
Jika menunjukkan ada usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas yang
cukup sering dan mulai konsisten
5. MK (Membudaya)
Jika menunjukkan adanya usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
sudah konsisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Bubuhkan tanda (v) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
N
o
N
a
m
a
Religius Jujur Tanggungja
wab
Santun
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
Yogyakarta, Februari 2015
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Peneliti
Drs. J. Prapta Diharja, S. J., Hum Satya Adi Wulansari, S.Pd.
Yanuarius Manggur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 9:
SILABUS SIKLUS II
Kopetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
waktu
Sumber belajar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Pemahaman struktur dan kaidah teks cerpen
unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat
unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Kalimat langsung/tak langsung
Membaca cerpen
Menentukan struktur cerpen
Menjawab pertanyaan tentang isi cerpen,
Menjelaskan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
Membuat pertanyaan tentang isi cerpen
Menentukan kalimat langsung dan kalimat tak langsung dalam cerpen
Menyimpulkan isi cerpen
Menyampaikan hasil pekerjaan dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan
Pembandingan antara cerita pendek berdasarkan: 3. unsur intrinsik
Membaca dua teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menjelaskan unsur intrinsik cerpen
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
maupun tulisan tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 4. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Menjelaskan unsur ekstrinsik cerpen
Membandingkan antara kedua cerpen yang telah dibacanya berdasarkan unsure intrinsik dan ekstrinsik
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Penganalisisan teks cerpen berdasarkan: 3. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 4. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Membaca teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menganalisis unsur intrinsik cerpen
Menganalisis unsur ekstrinsik cerpen
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, Pengevaluasian teks Membaca teks cerita pendek Jenis Tagihan: 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
cerpen berdasarkan: 3. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 4. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menentukan unsur intrinsik cerpen
Menentukan unsur ekstrinsik cerpen
Mengevaluasi unsur inrinsik dan ekstrinsik
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Pengiterpretasian makna teks cerpen
Membaca teks cerita pendek
Menjawab pertanyaan isi cerpen
Menentukan unsur intrinsik cerpen
Menentukan unsur ekstrinsik cerpen
Menginterpretasi makna isi cerpen
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang
Pemroduksian teks cerpen dengan memperhatikan:
Menentukan topik untuk menulis cerpen
Menulis kerangka pokok-pokok isi cerpen
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
4 Internet
Media massa
buku kumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
3. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 4. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Menulis cerpen berdasarkan kerangka dengan memperhatikan unsure intrinsik dan ekstrinsik cerpen
Membacakan cerpen yang telah dibuat untuk mendapatkan kritikan atau masukan dari teman-teman
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
cerpen
4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Penyuntingan teks cerpen yang telah diproduksi dengan memperhatikan: 3. unsur intrinsik
tema
penokohan
sudut pandang
alur
latar
amanat 4. unsur ekstrinsik
nilai moral
nilai budaya
nilai social
nilai agama
dll
Membaca cerpen yang telah dibuat
Menyunting cerpen berdasarkan kritikan atau masukan dari teman
Membacakan cerpen dalam forum diskusi
Mempublikasikan cerpen yang telah disunting di majalah dinding atau majalah sekolah.
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
2 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Pengabstraksian teks cerpen dengan memerhatikan kekronologisan cerita
Membaca teks cerita pendek
Mengabstraksi isi cerpen dengan memerhatikan kekronologian cerita
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Pengonversian teks cerpen ke dalam bentuk drama
Membaca teks cerita pendek
Mengonversi cerita pendek ke dalam bentuk drama
Menyampaikan hasil pekerjaannya dalam forum diskusi
Jenis Tagihan:
tugas individu
tugas kelompok
Tes tertulis Bentuk Instrumen:
unjuk kerja
format pengamatan sikap
uraian bebas
pilihan ganda
4 Internet
Media massa
buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 9:
RPP SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Marsudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI MIA / I
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dri solusi tas berbgai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif denan lngkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkak diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkai penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai denganbakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak
terkait dengan pegembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik teks cerita pendek baik
melalui lisan maupun tulisan
4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek baik secara lisan maupun
tulisan.
C. Indikator
3.1.1. Siswa mampu menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen
berdasarkan teks “Pelajaran Mengarang”.
3.1.2. Siswa mampu menginterpretasi makna teks “Pleajaran Mengarang”
baik lisan maupun tulisan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Berdasarkan teks “Pelajaran Mengarang”, siswa dapat menganalisis
unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen.
2. Berdasarkan teks yang berjudul “Pelajaran Mengarang” Siswa dapat
menginterpretasi makna teks cerepen baik lisan maupun tulisan.
E. Materi Pembelajaran
d. Unsur intrinsik (Cerpen)
Cerita Pendek adalah kiasan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu
tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika) (KBBI, 1994:186).
Unsur intrinsik cerpen:
Tema yaitu pokok pikiran, pokok gagasan menjadi dasar
pengembangan cerita pendek. Tema suatu cerita mensegala
persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang, kecemburuan dan sebagainya. Untuk mengetahui tema
suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur
penokohan, alur, ataupun pada latar.
Plot atau alur, yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui
perkenalan, klimaks, dan penyelesaian.Plot menurut Aswendo
Atmowiloto adalah sebab-akibat yang membuat cerita berjalan
dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.
Penokohan dan perwatakan yaitu cerita pengarang menggambarkan
dan mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam
karyanya.Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam
cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita,
sedangkan penokohan adalah cara sastrawan menampilkan
tokoh (Aminuddin, 1984:85). Tokoh dalam karya rekaan selalu
mempunyai sikap, sifat, tingkah laku, atau watak-watak tertentu.
Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan
disebut perwatakan.Tokoh: tokoh utama (protagonis), antagonis
(tokoh penentang tokoh utama), tirtagonis, dan figuran (tokoh yang
memegang peran yang tidak berarti).
Setting atau latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini
berguna untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan
membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu
dan sosial.
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
c. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of
view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut
pandang “aku” atau “saya”. Di sini yang harus diperhatikan
adalah pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya”nya.
d. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang
menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan
menyebut nama tokohnya; “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul”
misalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa
harapan, nasehat, kritik dan sebagainya. (www.disukai.com)
e. Unsur-unsur ekstrinsik cerpen
e) Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan
dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
f) Nilai Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan
dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa
jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
g) Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan
kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.
h) Nilai Sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata
pergaulan antara individu dalam masyarakat.
f. Teks Cerita Pendek “Pelajaran Mengarang” : (Seno Gumira Ajidarma)
Pelajaran Mengarang
Pelajaran mengarang sudah dimulai.
Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati
menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga
Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga
“Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening
berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang
tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih
panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata
pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin
kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang
sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu
Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”,
“Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”. Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan
benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat
kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita
apa adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan
Ibu Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka
alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat
pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya
mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-
kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke
atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret
entah ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan
sejumlah manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang
dari sekolah.
“Lewat belakang, anak malas, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara
dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus
dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
“Tentu saja punya, Anak malas! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa
belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang
Papa! tidak peduli dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak
punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra
mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek”
dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang
berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang
merias dirinya dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal
pada pipinya. Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat
memabukkan Sandra.
“Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya?
Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti?
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya
memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia
Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra
pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang sedang
bercanda ria dengan yang lain. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi
Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk
diruangan ditonton sejumlah orang yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini buah hati si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah.
Diculik orang malah repot nanti.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor
burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”.
Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang
cantik. Seorang wanita yang selalu duduk santai, selalu bangun kesiangan, yang
kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
siapakah wanita itu? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu
menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai
sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-
tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam,
Anak malas!” atau “Bukan urusanmu, Anak malas” atau “ Jangan cerewet kamu,
Anak malas!”
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena kecapean. Di ruang
depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel
muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai
ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan c.ape
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah
bahasa yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu
mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa
mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap
kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seperti tidak
puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim
sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah
buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi
anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. melebihi mama lebih baik.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang
patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering
melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra
bibir merah.Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya.
Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu
selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya. Sandra tahu,
setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah jam
pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang
sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat
merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak pernah
mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik
pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang
teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Beberapa diantaranya
sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru Tati
pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam hati
pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke
tempat tidur. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu barangkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah mendengar suara
lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas tempat tidur. Wanita itu
juga tak mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika dirinya terkapar tanpa
daya. Wanita itu tak mendengar lagi ketika ditempat tidur. Sandra berbisik
tertahan-tahan “Mama, mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra
menyelipkan kertas di tengah.
Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga
memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan
karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa
kanak-kanak yang indah.
Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat
sepotong:
(Dimodivikasi)
I. Metode Pembelajaran
i. 1. Pendekatan : Saintifik
ii. 2. Teknik : Inkuiri dan penugasan, diskusi.
J. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Teks Cerita Pendek
2. Alat : LCD, laptop, dan buku teks.
3. Sumber pembelajaran :
a. Kemendikbud. 2013. “Buku Pegangan Siswa Kelas XI (Bahasa
Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik”. Jakarta: Kemendikbud
b. Krisdiyanti, Anang dan Trisni Sulistyowati. “Bahasa Indonesia
Kebanggaan Bangsaku untuk SMA/MA Kelas XI”.Surakarta : PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
6. Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilalui
siswa
d. Guru melakukan apersepsi bersama siswa
7. Kegiatan Inti
a. Mengamati
i. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri dari
3 siswa
ii. Dalam kelompok siswa mengamati dan membawa teks
cerita pendek yang diberikan oleh guru
b. Menanya
i. Siswa dalam kelompok menyusun pertanyaan atas hal-hal
yang igin diketahui berkaitan dengan materi.
c. Menalar
i. Siswa melakukan diskusi dari pertanyaan yang telah
disusun.
d. Siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah teks negosiasi yang
telah diberikan oleh guru melalui diskusi.
e. Mencoba
i. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan analisis.
f. Membuat jejaring
i. Siswa diminta saling menukarkan hasil diskusi dengan
kelompok lain untuk dikoreksi.
8. Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai materi
pembelajaran.
b. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
Pertanyaan refleksi:
1) Apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?
2) Apa manfaat mempelajari teks cerita pendek untuk kehidupan
sehari-hari?
c. Guru memberikan arahan tentang materi pembelajaran selanjutnya.
Pertemuan Kedua
4. Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilalui siswa
d. Guru melakukan apersepsi bersama siswa
5. Kegiatan Inti
a. Mengamati
i. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri
dari 3 siswa
ii. Dalam kelompok siswa mengamati dan membawa teks
cerita pendek yang diberikan oleh guru
b. Menanya
i. Siswa dalam kelompok menyusun pertanyaan atas hal-
hal yang igin diketahui berkaitan dengan materi.
c. Menalar
i. Siswa melakukan diskusi dari pertanyaan yang telah
disusun.
d. Siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah teks negosiasi yang
telah diberikan oleh guru melalui diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
e. Mencoba
i. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan
analisis.
f. Membuat jejaring
i. Siswa diminta saling menukarkan hasil diskusi dengan
kelompok lain untuk dikoreksi.
6. Penutup
a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai materi
pembelajaran.
b. Siswa dan guru melakukan refleksi atas proses pembelajaran.
Pertanyaan refleksi:
1) Apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?
2) Apa manfaat mempelajari teks cerita pendek untuk kehidupan
sehari-hari?
c. Guru memberikan arahan tentang materi pembelajaran selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
3. Penilaian Proses
N
o
Aspek yang
dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaia
n
Instrume
n
Penilaian
Keteranga
n
1.
2.
3.
4.
5.
Religius
Tanggungjaw
ab
Peduli
Responsif
Santun
Pengamata
n
Proses Lembar
Pengamata
n
Hasil
penilaian
nomor 1
dan 2 untuk
memasukk
an
pembinaan
dan
informasi
bagi guru
agama dan
guru PKN.
4. Penilaian Hasil
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Merumuskan
unsur instrinsik
cerpen
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
1. Bacalah dengan
saksama cerpen dan
rumuskan unsur
instrinsiknya!
Menganalisis
teks cerpen
Tes
Tertulis
Tes
Uraian
2. Menganalisis unsur
cerpen sesuai tema
dan langkahnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pedoman Penilaian
3. Merumuskan unsure intrinsik cerpen
4 3 2 1
Menuliskan
lebih dari 4
unsur instrinsik
cerpen
Menuliskan 4
unsur instrinsik
cerpen
Menuliskan 2
unsur instrinsik
cerpen
Menulisakan
kurang dari 2
unsur instrinsik
cerpen
4. Meninterpretasi makna teks cerpen
5 3 1
Cerpen menggunakan
bahasa baku,
menggunakan tanda
baca yang tepat,
memasukan unsur
instrinsik cerpen,
sangat kreatif.
Cerpen menggunakan
Bahasa baku,
menggunakan tanda
baca yang tepat,
kurang memasukan
unsur instrinsik
cerpen, kurang kreatif.
Cerpen menggunakan
Bahasa yang baku,
kurnag tepat dalam
menggunakan tanda
baca, masih minim
memasukkan unsur
instrinsik cerpen, tidak
kreatif.
Lembar Pengamatan Siswa
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun Ajaran :
Waktu Pengamatan :
Karakter yang diintegrasikan dan dikembangan adalah perilaku religius, jujur,
tanggungjawab, dan santun. Indikator perkembangan karakter perilaku religius,
jujur, tanggungjawab, dan santun`adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1. BT (Belum Tampak)
Jika sama sekali tidak menunjukan usaha sungguh dalam menyelesaikan
tugas.
2. MT (Mulai Tampak)
Jika menunjukan sudah ada usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas
tetapi masih sedikit dan belum konsisten.
3. MB (Mulai Berkembang)
Jika menunjukkan ada usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas yang
cukup sering dan mulai konsisten
4. MK (Membudaya)
Jika menunjukkan adanya usaha sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
sudah konsisten.
Bubuhkan tanda (v) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
No Nama Religius Jujur Tanggungjawab Santun
B
T
M
T
M
B
M
K
BT M
T
MB M
K
BT M
T
M
B
M
K
BT M
T
M
B
M
K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Yogyakarta, Februari 2015
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Peneliti
Drs. J. Prapta Diharja, S. J., Hum Satya Adi Wulansari, S.Pd.
Yanuarius Manggur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 10:
TEKS LEMBAR KERJA SISIWA SIKLUS I
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
tepat!
1. Bagamanakah penggunaan bahasa oleh pengarang dalam cerpen
“Pelajaran Mengarang”? berikan alasanmu?
Jawab:
2. Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati. Anak-anak kelas V
menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati
menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama
“Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah
Nenek”. Judul ketiga “Ibu”. Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis
yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena
kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru
Tati. Dari balik kaca-matanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40
anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu
kelak akan mengalami nasib macam apa.
Bagaimanakah pengamabaran watak tokoh ibu guru Tati dalam paragraf
di atas?
Jawab:
3. Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis
sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan
bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas,
meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan
yang terpaksa diingatnya, karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”,
“Ibu”. Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
Bagaimanakah situasi yang dialami oleh tokoh Sandra dalam kutipan
paragraph di atas?
Jawab:
4. “Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja Kamu
tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa.
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia.
Ibunya memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya
memanggil dia Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering
menitipkan Sandra pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke
mana.
Siapakah Tokoh “mami” dalam paragraf di atas?
Jawab:
5. Jelaskan secara singkat nilai-nilai apa sajakah yang kalian ketahui dari
cerpen “Pelajaran Mengarang”?
Lampiran 12: Lembar Kerja Siswa Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
tepat!
1. Bagamanakah penggunaan bahasa oleh pengarang dalam cerpen
“Pelajaran Mengarang”? berikan alasanmu?
Jawab:
2. Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati. Anak-anak kelas V
menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati
menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama
“Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah
Nenek”. Judul ketiga “Ibu”. Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis
yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena
kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru
Tati. Dari balik kaca-matanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40
anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu
kelak akan mengalami nasib macam apa.
Bagaimanakah pengamabaran watak tokoh ibu guru Tati dalam paragraf
di atas?
Jawab:
3. Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis
sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan
bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas,
meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan
yang terpaksa diingatnya, karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir
tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”,
“Ibu”. Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Bagaimanakah situasi yang dialami oleh tokoh Sandra dalam kutipan
paragraph di atas?
Jawab:
4. “Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja Kamu
tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa.
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia.
Ibunya memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya
memanggil dia Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering
menitipkan Sandra pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke
mana.
Siapakah Tokoh “mami” dalam paragraf di atas?
Jawab:
5. Jelaskan secara singkat nilai-nilai apa sajakah yang kalian ketahui dari
cerpen “Pelajaran Mengarang”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
LAMPIRAN 13:
TES KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN
Bacalah Teks Berikut Ini Dengan Cermat!
Pelajaran Mengarang
Pelajaran mengarang sudah dimulai.
Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati
menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga
Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga
“Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening
berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang
tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang
tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih
panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata
pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin
kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang
sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu
Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”,
“Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”. Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan
benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat
kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita
apa adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan
Ibu Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka
alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat
pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya
mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-
kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke
atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret
entah ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan
sejumlah manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang
dari sekolah.
“Lewat belakang, anak malas, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara
dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus
dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
“Tentu saja punya, Anak malas! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa
belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang
Papa! tidak peduli dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak
punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra
mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek”
dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang
berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang
merias dirinya dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal
pada pipinya. Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat
memabukkan Sandra.
“Jangan Rewel Anak malas! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya?
Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti?
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya
memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra
pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang sedang
bercanda ria dengan yang lain. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi
Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk
diruangan ditonton sejumlah orang yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini buah hati si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah.
Diculik orang malah repot nanti.”
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor
burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”.
Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang
cantik. Seorang wanita yang selalu duduk santai, selalu bangun kesiangan, yang
kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
siapakah wanita itu? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu
menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai
sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-
tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam,
Anak malas!” atau “Bukan urusanmu, Anak malas” atau “ Jangan cerewet kamu,
Anak malas!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena kecapean. Di ruang
depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel
muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai
ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan c.ape
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah
bahasa yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu
mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa
mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap
kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seperti tidak
puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim
sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah
buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan
cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi
anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. melebihi mama lebih baik.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang
patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering
melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra
bibir merah.Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya.
Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu
selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan
sebuah jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah
tidak pulang sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa
sangat merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak
pernah mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik
pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang
teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Beberapa diantaranya
sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru Tati
pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam hati
pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke kolong
ranjang. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu barangkali
mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah mendengar suara
lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas ranjang. Wanita itu juga tak
mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika dirinya terkapar tanpa daya dan
lelaki yang memeluknya sudah mendengkur keras sekali. Wanita itu tak
mendengar lagi ketika dikolong ranjang Sandra berbisik tertahan-tahan “Mama,
mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra
menyelipkan kertas di tengah.
Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga
memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa
kanak-kanak yang indah.
Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat
sepotong:
(Dimodivikasi)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang tepat!
16. Tema dari teks cerpen di atas adalah…
e. Kehidupan sosial
f. Kehidupan rumah tangga
g. Keidupan di lingkungan sekolah
h. Kehidupan seorang anak.
17. Dari teks cerpen di atas, tokoh-tokoh yang teridentifikasi adalah….
e. Sandra, Ibu guru Tati, nenek, Marti, anak-anak kelas V SD.
f. Sandra, Ibu guru Tati, kakek Marti, mami, anak-anak kelas V SD
g. Sandra, Ibu guru Tati, Marti, anak-anak kelas V SD.
h. Sandra, Ibu guru Tati, Marti, mami, anak-anak kelas V SD.
18. Watak tokoh Sandra dalam cerepn di atas adalah,
e. pendiam, lugu, sabar, patuh, dan pemarah.
f. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan, pemaaf
g. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan penurut.
h. Pendiam, lugu, sabar, patuh, dan penyanyang.
19. Watak tokoh Marti dalam teks cerpen di atas adalah.
e. pemarah dan suka membantu
f. penyayang dan pemaaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
g. Pemarah dan penyanyang.
h. pemaaf dank keras kepala.
20. Watak tokoh Ibu Guru Tati dalam teks cerpen di atas adala..
e. pemaaf
f. Keras kepala
g. Penyayang
h. Penyabar
21. Gambaran “keluarga tokoh Sandra” dalam teks cerpen di atas adalah..
e. Keluarga harmonis
f. Keluarga bahagia
g. Keluarga berantakan
h. Keluarga ideal
22. Sudut pandang dalam teks cerepn di atas adalah…
e. Orang pertama pelaku utama
f. Orang pretama pelaku sampingan
g. Orang kedua pelaku utama
h. Orang ketiga pelaku utama
23. Latar tempat dalam teks cerpen di atas adalah
e. Di ruang kelas, rumah, jalan, hotel, plaza, ruang depan
f. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, hotel, kantor.
g. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, rumah sakit, plaza.
h. Di ruang kelas, rumah, ditempat kerja, hotel, plaza.
24. Latar waktu pada teks cerpen di atas adalah..
e. Siang hari, malam hari, sore hari, pagi hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
f. Siang hari, malam hari, hari Minggu, pagi hari
g. Siang hari, malam hari, hari Minggu.
h. Siang hari, malam hari, hari Senin.
25. Latar suasana dalam cerpen di atas adalah,
e. Hening atau sepi, mencekam, sedih, haru, senang dan resah.
f. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru, dan senang.
g. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru, senang dan mendebarkan
h. Hening, sepi, mencekam, sedih, haru.
26. Amanat dalam teks cerpen di atas adalah…
e. Pentingnya kasih sayang seorang guru terhadap perkembangan
mental peserta didik. .
f. Pentingnya kasih sayang orang tua dalam perkembangan mental dan
karakter anak.
g. Pentingnya kasih seorang ibu dalam pembentukan mental anak.
h. Pentingnya peran keluarga dalam pembentukan mental dan pribadi
anak.
27. “...Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja”.
Gaya bahasa yang terdapat pada kalimat di atas adalah gaya bahasa…
e. Hiperbola
f. Personifikasi
g. Litotes
h. Sarkasme
28. “...Tentu saja punya, Anak Setan! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas
siapa belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup
tanpa seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Gaya bahasa yang terdapat pada kalimat di atas adalah gaya bahasa..
e. Hiperbola
f. Personifikasi
g. Litotes
h. Sarkasme
29. “Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum
berkeluarga memeriksa pekerjaan murid-muridnya”.
Gaya bahasa yang digunakan pegarang pada kutipan kalimat di atas
adalah..
e. Hiperbola
f. Personifikasi
g. Metonimia
h. Sarkasme
30. “...Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik.”
Nilai yang terdapat pada kutipan di atas adalah..
e. Nilai agama
f. Nilai moral
g. Nilai sosial
h. Nilai budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
KUNCI JAWABAN
16. A
17. D
18. C
19. C
20. D
21. C
22. D
23. A
24. C
25. B
26. D
27. A
28. D
29. C
30. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
LAMPIRAN 14:
HASIL TES SIKLUS I NILAI TERENDAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 15
HASIL TES SIKLUS INILAI TERTINGGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
LAMPIRAN 16
HASIL TES SIKLUS II NILAI TERENDAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
LAMPIRAN 17:
HASIL TES SIKLUS II NILAI TERTINGGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
LAMPIRAN 18:
SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
LAMPIRAN 19:
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LAMPIRAN 20:
LEMBAR OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN 21:
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Biodata Penulis
Manggur Januarius, lahir di Pora Desa
Tentang Manggarai Barat pada tahun
1992. Penulis mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar pada tahun 1998 dan lulus
tahun 2004 di SDK Tentang 11. Pada
tahun 2004 terdaftar sebagai siswa di
SMP Kemasyarakatan Ndoso
Tentang dan lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat
Atas di SMA Negeri 1 Ndoso Tentang pada tahun 2007 dan lulus pada tahun
2011. Pada tahun 2011 terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI