pkn

20
BAB I PENDAHULUAN PENGERTIAN PKN : (Kaelan M.S, 2007:2) PKn diharapkan setiap intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga Negara yang demokratis, religious, berkemanusiaan dan berkeadaban. (Kaelan M.S, 2007) TUJUAN PKN : (DIKTI 2002:179) 1. Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani. 2. Untuk membantu mahasiswa selaku warga Negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, serta kesadaran berbangsa bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan. 3. Kompetensi, bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan mahasiswa selaku warga negara Republik Indonesia yang memiliki :

Upload: ardy

Post on 28-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaa

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

PENGERTIAN PKN :(Kaelan M.S, 2007:2)

PKn diharapkan setiap intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga Negara yang demokratis, religious, berkemanusiaan dan berkeadaban. (Kaelan M.S, 2007)

TUJUAN PKN :(DIKTI 2002:179)

1. Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani.

2. Untuk membantu mahasiswa selaku warga Negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, serta kesadaran berbangsa bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

3. Kompetensi, bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan mahasiswa selaku warga negara Republik Indonesia yang memiliki :

a. Wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dengan perilaku cinta tanah air.

b. Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional.

c. Pola piker yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

WARGA :Anggota (keluarga, perkumpulan). (KBBI 1999)

NEGARA : Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. (KBBI 1999)

Negara Menurut Ahli :(DIKTI No.43/2006:88)

1. Djokosoetono

Negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

2. George Jellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berdiaman di wilayah tertentu.

Warga Negara :

Penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat tanggal lahir, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh seorang warga dari Negara itu. (KBBI 1999)

Warga Negara/ yang menjadi warga Negara RI :

Orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara ( UUD 1945 Pasal 26 ayat 1). UU No.12/2006

Penduduk (Menurut UUD 1945 Pasal 26 ayat 3) :

Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebut Civis selanjutnya dalam bahasa inggris disebut Civic artinya mengenai warga negara/ kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kataCivics yang artinya ilmu kewarganegaraan dan Civic Education, pendidikan kewarganegaraan.

SEJARAH PKN PERTAMA

Pelajaran Civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat tahun 1790 dalam rangka mengamerikakan bangsa Amerika yang dikenal dengan Theory of Americanization alas an/ sebanya karena bangsa Amerika berasal dari berbagai bangsa yang dating ke Amerika Serikat dan untuk menyatukan bangsa Amerika perlu diajarkan Civics bagi warga negara Amerika Serikat dan membicarakan masalah Government dan Civics bagian dari ilmu politik.

Sejarah Perkembangan PKn (1974-2002:180). Meliputi:

1. Sejarah perkembangan Pendidikan Kewiraan menjadi PKn dengan mengacu kepada:

a. UU No.20/1982 tentang UU Pertahanan Keamanan Negara RI yang disempurnakan dengan UU No.3/2002 tentang UU Pertahanan Negara.

b. UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.232/U/2000 TENTANG Pedoman Penyusun Kurikulim Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

d. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No.38/DIKTI/Kep/2002.

2. Pendidikan Kewiraan, yang mulai diselenggarakan sebagai sebagian kurikulum Pendidikan tahun 1973/1974. Tujuan yang ingin dicapai oleh Pendidikan Kewiraan itu ialah menumbuhkan dan mengembangkan:

a. Kecintaan pada tanah air

b. Kesadaran berbangsa dan bernegara

c. Keyakinan akan Ideologi Negara Pancasila

d. Rela berkorban untuk Negara dan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut mata kuliah Pendidikan Kewiraan mencakup:

1) Wawasan Nusantara

2) Ketahanan Nasional

3) Politik dan Strategi Pertahanan Keamanan

4) Politik Nasional dan Strategi Nasional

5) Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)

3. UU No2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menerapkan bahwa isi kurikulum pada setiap jenis dan jalur jenjang pendidikan (termasuk pendidikan tinggi) meliputi:

a. Pendidikan Agama

b. Pendidikan Pancasila

c. Pkn

BAB II FILSAFAT PANCASILA

PENGERTIAN FILSAFAT (Dr. Kaelan/2004)

Dalam wacana ilmu pengetahuan banyak orang memandang bahwa filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks dan sulit dipahami secara definitif. Namun demikian sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak benar. Selama manusia hidup, seorang pun tidak dapat menghindar dari kegiatan berfilsafat. Tetapi berdasarkan kenyataan sebenarnya filsafat ini sangat mudah dipahami.

Secara umum, filsafat merupakan hasil pemikiran manusia yang kritis dan radikal mendalam sampai pada intinya, yang membahas secara menyeluruh sampai pada hakikatnya untuk mencapai kebenaran yang sesuai dengan kenyataannya. (DIKTI/2006)13

CONTOH-CONTOH FILSAFAT (Dr. Kaelan/2004)

1. Jikalau seseorang hanya berpandangan bahwa materi merupakan sumber kebenaran dalam kehidupan, maka orang tersebut berfilsafat Materialisme.

2. Jikalau seseorang berpandangan bahwa dalam hidup ini yang terpenting adalah kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah, maka orang tersebut berfilsafat Hedonisme.

3. Jikalau seseorang berpandangan bahwa kebenaran pengetahuan itu sumbernya rasio maka orang tersebut berfilsafat Rasionalisme.

Sebelum dipahami lebih lanjut tentang pengertian filsafat, maka terlebih dahulu kita harus memahami istilah filsafat. Secara Etimologis (asal usul kata dan perubahan bentuk dan makna) filsafat berasal dari bahasa Yunani Philein berarti cinta, Sophos berarti kebijaksanaan. (Nasution 1973)

Jika ditinjau dari lingkungan/ ruang lingkup pembahasannya filsafat adalah tentang:

a. Manusia

b. Masyarakat

c. Alam

d. Pengetahuan

e. Etika

f. Logika

g. Agama dan bidang lainnya

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT:

(Kaelan M.S./2000/154)

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.

SISTEM :adalah Suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

FILSAFAT PANCASILA (AW.Widjaja 1984;125)

Adalah filsafat yang mempunyai obyek pancasila yang benar dan sah yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945.

Ciri-ciri sistem ada 5 yaitu:

1. Suatu kesatuan bagian-bagian, maksudnya sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri.

2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, maksudnya yaitu mempunyai tujuan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.

3. Saling berhubung, saling ketergantungan, maksudnya konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lainnya.

4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem).

5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (shore dan voich.74).

DEFINISI FILSAFAT MENURUT AHLI (Drs. AW Widjaja/1985/116)

1. D.C Mulder :

Ilmu filsafat adalah penilaian teoritis tentang susunan (struktur) kenyataan sebagai keseluruhannya.

2. R.Kwant :

Berfisafatlah yang sesungguhnya adalah pengujian secara kritis terhadap segala sesuatu yang bersifat jamak.

3. A. Ayer :

Filsafat adalah suatu pencarian jawaban tentang beberapa pertanyaan yang pada pokoknya tetap sama sudah zaman Yunani. Pertanyaan tentang apakah kita dapat mengetahui untuk apa benda-benda itu dan bagaiamana.

4. Notonagoro :

Filsafat menlaah hal yang menjadi obyeknya dari sudut intinya yang terdalam dan yang mutlak tidak berubah yang disebut hakekat.

PENGERTIAN FILSAFAT MENURUT AHLI (Minto Rahayu.2007 : 26)

Plato, Aristoteles. N. Driyarkara, Rene Descartes, Emmanuel Kant, Ir. Oedja Wiatna, Sokrates.

1. Plato:

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengerahuan kebenaran yang asli.

2. AristoteleS:

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran uang terkandung di dalam logika, fisika, Etika, politik, estetika.

3. Ir. Oedja Wiatna :

Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-daamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

MAKNA FILSAFAT (Minto Rahayu 2007 : 26)

(Untuk mencari kebenaran) yaitu adanya rasa ingin tabu manusia yang dimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan manusia dengan cara mencari jawaban dan pertanyaan untuk kebenaran bukan memiliki kebenaran.

MANFAAT FILSAFAT (Minto Rahayu 2007 : 27)

Untuk merenung atau olah piker/merefleksi (ucapan seseorang) untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. (Kattsoff 1992 : 6)

FUNGSI FILSAFAT (Minto Rahayu 2007 : 29)

(Untuk bertanggung jawab) filsafat sangat berguna karena dengan belajar filsafat, kita semakin mampu menangani pertanyaan-pertanyaan mendasar (makna realitas dan tanggung jawab) yang tidak terletak dalam wewenang metode ilmu-ilmu khusus. Antara lain :

1. Mengajak manusia bersikap arif, berwawasan luas terhadap berbagai problem yang dihadapi.

2. Dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secaral lebih kreatif aras dasar pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.

3. Dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi persamalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan lainnya dengan rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.

IDEOLOGI PANCASILA (AW. Widjaja 1984;125)

Merupakan kelanjutan filsafat pancasila yaitu pandangan dan tinjauan manusia Indonesia tentang tingkah laku hidup bermasyarakat dan hidup bernegara dalam usaha mencapai cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Yaitu bangsa dan Negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakekatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu, maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. (Kaelan, 2004:112)

CABANG-CABANG FILSAFAT (Minto Rahayu 2007;30)

1. Epistemologi :

Filsafat tentang pengetahuan, epistemologi berusaha menjelaskan bagaimana mungkin manusia mengetahui sesuatu dan apa yang memungkinkan untuk menjelaskan atau memahami sesuatu.

2. Ontologi :

Pertanyaan apa itu realitasa yang sesungguhnya ada dan bagaimana segala sesuatu yang ada ini ditata, yang coba dipecahkan oleh para filsuf/ ahli ontologi dan mengkaji keberadaan sesuatu baik secara konkret (nyata), faktual (berdasarkan kenyataan), transcendental (sukar dipahami: gaib). Contohnya alam, manusia, benda-benda, Tuhan, dan lain-lain.

3. Axiologi :

Membahas norma-norma perilaku manusia yang berkaitan dengan yang baik dan yang buruk. Bagaimana seharusnya menjadi manusia yang baik, apa ukuran dan norma-norma, serta nilai yang mendasarinya.

Pertanyaan-pertanyaan axiologi adalah:

Apa itu baik?

Apa itu indah?

Apa itu benar?

Kesimpulannya adalah :

Cabang-cabang filsafat juga dapat menjawab pertanyaan tentang apa itu filsafat.

BAB III IDENTITAS NASIONAL

ARTI IDENTITAS

Ciri-ciri, jati diri, sifat.

a. Ciri:Tanda-tanda yang khas yang membedakan sesuatu dari yang lain yaitu :1. Ciri-ciri kesamaan fisik : budaya, agama, bahasa.2. Ciri-ciri non fisik : Keinginan, cita, tujuan.

b. Jati diri:Identitas, gambaran, atau keadaan khusus seseorangatau benda.

c. Sifat:Karakter, watak/ kepribadian (tingkah laku) seseorang dengan manusia lain yaitu beragama, jujur, demokratis, mandiri, toleransi, disiplin, kreatif.

IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Ialah jati diri yang membentuk bangsa dan berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara, ideology Pancasila. (Minto Rahayu, 2007; 50)

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL (Kaelan 2007/43)

Secara etimologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis (mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya sesuatu kegiatan) membedakan dengan bangsa lain.

Identitas nasional berasal dari kata National Identity dapat di artikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional. (DIKTI/2006/66)

Kepribadian atau jati diri nasional kita yaitu berasal dari/ mengadopsi dari nilai-nilai dan budaya dan nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya, yang terdiri dari bangsa yang beradab, berbudaya, beretika, sopan santun, ramah tamah, harus kita pupuk dan lestarikan. (DIKTI/2006/66)

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS NASIONAL

(DIKTI/2006/67/Kaelan 2007/49)

1. Faktor Objektif :

Mengenai keadaan yang sebenarnya meliputi:

- Faktor Geografis : Yang beriklim tropis.

Faktor Ekologis : Ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya(lingkungan).

Faktor Demografis :Ilmu perkembangan penduduk.

2. Faktor Subjektif :Menurut pandangan sendiri yaitu faktor historisyang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia.

B. KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL (DIKTI 2006;67)

Karakter berasal dari bahasa latin kharakter dan kharax yang maknanya Tool for making, To Engrave, dan Pointed State. Dalam bahasa Prancis menjadi Caractere bahasa inggrisnya Character dalam bahasa Indonesia dikenal Karakter. (Elmubarok, 2008:102)

Karakter dapat diartikan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat, watak. (Hakim, 1996;445)

1. Fungsi Pancasila Bagi Bangsa Indonesia (DIKTI 2006;68), Adalah

Pada masa ORBA Pancasila memiliki fungsi yang sangat sakral dan penting. Fungsi Pancasila pada ORBA antara lain :

a. Pancasila sebagai Dasar Negara, yaitu:

Merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia yang berlaku di Negara kita (AW.Widjaja, 1984;176)

b. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum, yaitu:

Maksudnya segala peraturan yang ada harus bersumber dan tidak boleh menyimpang dan bertentangan dengan Pancasila. (AW.Widjaja,1984;70)

c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu:

Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. (AW. Widjaja, 1984;177)

d. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, yaitu:

Karena pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia, yang membedakan dari bangsa lain. (AW. Widjaja, 1984;177)

e. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yaitu:

Alasan karena kebenaran pancasila yang telah tertanam dalam kalbu rakyat Indonesia, maka dari itu Pancasila dikehendaki oleh seluruh rakyat Indonesia. (AW. Widjaja, 1984:176)

f. Pancasila sebagai tujuan hidup yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia, yaitu:

Suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana prikehidupan bangsa yang sama, tenteram, tertib, dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.

C. PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Bangsa Indonesia (AW. Widjaja 1984;37)

Sejarah bangsa Indonesia telah cukup tua yang diperkirakan 3000-2500 tahun sebelum Masehi, ditandai dengan kedatangan bangsa dari Cina Selatan secara bergelombang yang terkenal kemudian dengan Melayu Tua dan Melayu Muda yang menjadi asal-usul bangsa yang menghuni nusantara.

Asal-mula nama Indonesia sendiri adalah dari tulisan:

a. James Richardson Logan (Inggris), berjudul Journal of The Indian Archipelago and Estern Asia. Ia memilih istilah geografis murni Indonesia yang pada hakekatnya merupakan sinonim yang lebih singkat bagi pulau India atau kepulauan India.

b. W.E. Maxwell (Inggris) tahun 1862 M dengan judul The Island of Indonesia. Ia menulis istilah yang dibuat James Richardson Logan, berdasarkan inspirasinya mengimbangi nama bangsa-bangsa di kepulauan mikronesia, Polynesia di Pasifik.

c. DR Adolf Bastian (Jerman) tahun 1889 M, memakai nama Indonesia (Indonesos) untuk kepulauan dan bangsa Indonesia.

2. Sejarah Bangsa Indonesia (AW. Widjaja, 1984:26.27)

Bangsa Indonesia pada dasarnya bangsa yang religious dan sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan zaman kegemilangan zaman kerajaan Majapahit. Pada abad XVI majapahit runtuh maka berkembanglah agama Islam, kerajaan Demak, kemudian Negara-negara Eropa datang, Portugis, Spanyol, awalnya berdagang dan abad XVI itulah berbeda masuk Indonesia dan dengan kedatangan penjajah itulah hilangnya, kemerdekaan, kesatuan, kedaulatan, keadilan, kemakmuran, serta menimbulkan penderitaan lahir dan batin dan amanat penderitaan rakyat.

KEBANGKITAN NASIONAL (Kaelan, 2004;34)

Pada tanggal 20 Mei 1908 maka timbullah (Budi Utomo) Dr. Wahidin. Untuk kesadaran bangsa Indonesia melalui pendidikan dan kebudayaan untuk berbangsa dan bernegara, pergerakan nasional antara lain:

a. Serikat Dagang Islam (SDI 1909) kemudian menjadi Gerakan Politik Serikat Islam (SI 1911) H.OS Cokroaminoto.

b. Indische Partij (1913) yang dikenal 3 serangkai yaitu: Douwes Dekker, Ciptomangun Kusumo, Suwardi Suryaningrat yang kemudian dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Partai ini tidak berumur panjang karena pemimpinnya dibuang keluar negeri (1913).

Pada tanggal 28 Oktober : Sumpah Pemuda

Kesadaran bangsa Indonesia untuk bersatu.

Golongan Muda :Muh. Yamin, Wongso Negoro, Kungoro Purdo Pranoto

Ciri-ciri Identitas Nasional

Ciri-ciri kesamaan fisik seperti : Budaya, agama, bahasa

Ciri-ciri non-fisik : Keinginan, cita-cita, tujuan.

Sifat-sifat/ karakter Bangsa Indonesia

Religius, jujur, toleransi (saling menghargai), disiplin (patuh pada peraturan), kerja keras (sungguh-sungguh), kreatif (selalu menghasilkan sesuatu yang baru), mandiri (tidak ketergantungan), demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan (mendahulukan kepentingan umum), cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta tanah air, tanggung jawab.

Identitas Nasional Bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia, bendera merah-putih, lagu Indonesia Raya, Lambang Negara Burung Garuda, Bhinneka Tunggal Ika, dasar filsafah Negara yaitu Pancasila, konstitusi yaitu UUD 1945, bentuk Negara NKRI yang berkedaulatan rakyat, konsepsi wawasan nusantara, kebudayaan daerah telah diterima sebagai budaya nasional.