pkn

31
KABUPATEN BURU Lambang Daerah Kabupaten Buru ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor : 04 Tahun 2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Lambang Daerah Kabupaten Buru. Bentuk LambangLambang Daerah Kabupaten Buru berbentuk Ellips berukuran lebar atas 6 (enam) Cm dan tinggi 7 (tujuh) Cm, dengan tepi kanan kiri samping garis lengkung 23 (dua puluh tiga)) Cm. 1. Lukisan Lambang 2. Lukisan lambang daerah Kabupaten Buru dilukiskan pada dasar warna biru. 3. Tata warna lukisan lambing daerah dilukiskan dengan warna kuning biru, putih, hijau, coklat dan merah. - Warna kuning melambangkan bahwa masyarakat Buru selalu hidup dalam keceriaan, kemakmuran dan

Upload: muhammad-arie-wibisono-rangkuti

Post on 16-Dec-2015

269 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dasar2 kewarga negaraan

TRANSCRIPT

KABUPATEN BURULambang Daerah Kabupaten Buru ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor : 04 Tahun 2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Lambang Daerah Kabupaten Buru.

Bentuk LambangLambang Daerah Kabupaten Buru berbentuk Ellips berukuran lebar atas 6 (enam) Cm dan tinggi 7 (tujuh) Cm, dengan tepi kanan kiri samping garis lengkung 23 (dua puluh tiga)) Cm.

1. Lukisan Lambang2. Lukisan lambang daerah Kabupaten Buru dilukiskan pada dasar warna biru.3. Tata warna lukisan lambing daerah dilukiskan dengan warna kuning biru, putih, hijau, coklat dan merah.- Warna kuning melambangkan bahwa masyarakat Buru selalu hidup dalam keceriaan, kemakmuran dan keramahtamahan. - Warna biru melambangkan ketenangan dan kedamaian. - Warna putih melambangkan riligius atau warna ketuhanan/keagamaan/kesucian, bahwa masyarakat Buru sejak dahulukala telah memiliki kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.- Warna hijau melambangkan hidup makmur dan sejahtera, bahwa masyarakat Buru selalu ingin hidup dalam liputansuasana/nuansa kemakmuran dan kesejahteraan. - Warna coklat melambangkan keberanian keseriusan dan kesungguhan, bahwa masyarakat Buru tidak pantang mundur/menyerah dalam hidup dan kehidupannya, kesungguhan dan keseriusan membuat hidup mereka selalu dinamis dan optimis. - Warna tulisan RETEMENA BARASEHE berwarna merah yang melambangkan keberanian masyarakat Buru.4. LukisanLukisan-lukisan dalam gambar lambing terdiri dari : a. Parang, tombak dan salawaku adalah persenjataan tradisional yang hingga kini masih dimiliki oleh masyarakat Buru. b. Delapan Pilar melambangkan Delapan Regentschap yang ada pada Kabupaten Buru. c. Danau Rana dengan empat buah sungai yang mengalir yaitu :- Waetina - Waemala - Waenibe -. Waeapu d. Dua Belas Butir Padi melambangkan tanggal dua belas dan sepuluh butir padi melambangkan bulan Oktober merupakan tanggal dan bulan Kabupaten Buru dimekarkan. e. Sembilan puluh sembilan lembar daun kayu putih melambangkan tahun sembilan sembilan merupakan tahun ditetapkannya pemekaran Kabupaten Buru. f. Ikat Lestari pada tangkai padi dan kayu putih melambangkan ikatan adat antara masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang. g. Tangkai kayu putih melambangkan hasil khas Buru dan juga melambangkan masyarakat pribumi. h. Tangkai padi melambangkan pendatang. i. Titafena (Baileo) yang terbingkai kuning dan berwarna putih melambangkan baileo yang dimiliki oleh masyarakat Buru sebagai wadah musyawarah bagi masyarakatnya. j. Bentuk delapan pilar dari Regentschap juga melambangkan perahu atau gusepa yang mengartikan alat transportasi baik danau, sungai dan laut. k. Tancapan tombak dan bingkai warna putih juga melambangkan tiang dan layer bagi perahu atau gusepa tersebut.5. Di Bagian atas gambar lambing terdapat kata-kataRETEMENA BARASEHE, artinyaMAJU TERUS PANTANG MUNDUR.

Masyarakat Kabupaten Buru yang Sejahtera dan Demokratis

Kabupaten Buru Yang Maju Menuju Masyarakat Bupolo Yang Mandiri, Sejahtera, Demokratis Dan Berkeadilan

1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Karakter dan Jati Diri Masyarakat Bupolo2. Mewujudkan Pemerintahan yang baik dan pemerintah yang bersih (Good Governance and Clean Government)3. MewujudkanMasyarakat Bupolo yang Demokratis, Tentram, Aman dan Tertib4. Peningkatankesejahteraansosial dan Penguatan Pembangunan Ekonomi Yang Berkeadilan5. Pengurangan kesenjangan antar wilayah dan Pembangunan Berkelanjutan

Kecamatan NamleaKecamatan Namlea merupakan salah satu kecamatan yang telah terbentuk sebelum Kabupaten Buru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Tengah melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, Dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan terbentuknya Kabupaten Buru maka ditetapkan Kecamatan Namlea sebagai pusat / ibukota Kabupaten Buru.Pada awal pemekaran Kabupaten Buru memiliki 10 Kecamatan, namun dengan telah dimekarkannya Buru Selatan menjadi Kabupaten pada tahun 2008 melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 maka Kabupaten Buru relative hanya memiliki 5 Kecamatan yakni Kecamatan Namlea, Kecamatan Waeapo, Kecamatan Waplau, Kecamatan Airbuaya dan Kecamatan Batabual.Dalam perkembangan pembangunan di Kabupaten Buru dalam menjawab berbagai kebutuhan masyarakat dan dinamika penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah ini yang semakin hari semakin pesat perkembangannya. Bersama-sama dengan DPRD, Pemerintah Daerah melakukan berbagai kajian dengan mempertimbangkan faktor-faktor strategis dan faktor-faktor pendukung lainnya dalam upaya mempercepat proses pembangunan daerah dan memperpendek rentang kendali pelayanan pemerintahan kepada masyarakat. Kini Kabupaten Buru telah resmi menambah 5 kecamatan sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Buru kembali pada format awal menjadi 10 Kecamatan dengan 82 (delapan puluh dua) desa dan berpengaruh pada cakupan jumlah desa dari masing-masing kecamatan yang pada ada saat ini.Dengan adanya pemekaran dimaksud maka kini Kecamatan Namlea memiliki 7 desa sebagai berikut : Desa Namlea, Desa Lala, Desa Karang Jaya, Desa Siahoni, Desa Jamilu, Desa Sanleko, Desa Batuboy

Kecamatan WeapoSebagai salah satu kecamatan yang memiliki beberapa macam potensi unggulan diantaranya pertanian dan pertambangan, Kecamatan Waeapo layak menjadi pusat perhatian bagi para investor dalam menanamkan investasinya.Perjalanan ke Ibu Kota Kecamatan (Waenetat) dari Ibu Kota kabupaten (Namlea) dengan berkendara melalui jalan Nasional dengan jarak tempuh 45 Km dalam waktu kurang lebih 1 jam. Kecamatan ini didominasi oleh dataran dengan jeniselevasirendah berlerang landai-agak curam dan dibatasi dengan elevasi sedang berlereng curam di sebelah barat dan tenggara.Dengan telahdiresmikannyapenambahan5 kecamatanpada tahun 2012, kinijumlah kecamatan di Kabupaten Buru kembali pada format awal menjadi 10 Kecamatan dengan 82 (delapan puluh dua) desa dan berpengaruh pada cakupan jumlah desa dari masing-masing kecamatan yang pada ada saat ini.Dengan adanya pemekaran dimaksud maka kini KecamatanWaeapomemiliki 7 desa sebagai berikut :Desa Savana Jaya, Desa Waetele, Desa Waekasar, Desa Waenetat, Desa Waekerta, Desa Wanareja, Desa Gogorea.

Kecamatan AribuayaAirbuaya merupakan salah satu kecamatan awal pemekaran Kabupaten Buru dengan potensi unggulan padasektor kelautan dan kehutanan.Perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Buru Namlea menuju Kota Kecamatan Airbuaya ditempuh dengan jalur darat dengan jarak tempuh 95 Km dalam waktu kurang lebih 2 jam.Kecamatan ini didominasi oleh pegunungan dengan jeniselevasisedang - tinggi dengan kemiringan lereng landai-sangat curam, sedangkan daerah di sepanjang pantai utara merupakan daerah dengan jenis elevasi rendah berlereng landai - bergelombang.Dengan telahdiresmikannyapenambahan5 kecamatanpada tahun 2012, kinijumlah kecamatan di Kabupaten Buru kembali pada format awal menjadi 10 Kecamatan dengan 82 (delapan puluh dua) desa dan berpengaruh pada cakupan jumlah desa dari masing-masing kecamatan yang pada ada saat ini.Dengan adanya pemekaran dimaksud maka kini Kecamatan Airbuaya memiliki 10 desa sebagai berikut :Desa Waepure, Desa Waemangit, Desa Air Buaya, Desa Tanjung Karang, Desa Bara, Desa Selwadu, Desa Wasbaka, Desa Kampung Baru, Desa Batlale, Desa Awilinan.

Kecamatan WaplauKecamatan Waplaumerupakan salah satu kecamatandiKabupaten Buru dengan potensi unggulan padasektorperikanan dan perkebunan.Perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Buru Namlea menuju Kota Kecamatan Waplau ditempuh dengan jalur darat dengan jarak tempuh 37 Km dalam waktu kurang lebih 1,5 jam Kecamatan ini terletak pada ketinggian 0 1.540 mdpl.Kecamatan Waplau sebagian merupakan daerah tepi pantai yang merupakan daerah relatif datar, sementara di bagian Selatan terdapat beberapa pegunungan diantaranyaGunung Fotooleng,Gunung Karmedan,Gunung Langit,Gunung KoitdanGunung Latedengan puncak tertinggi di Gunung Late dengan ketinggian 1.540 mdpl. Kecamatan ini didominasi oleh kawasan pegunungan dengan jeniselevasirendah berlereng agak curam sedangkan di sepanjang pantai bagian utara merupakan daerah dengan elevasi rendah berlereng landai akan tetapi dibatasi oleh pegunungan di bagian selatan.Dengan telahdiresmikannyapenambahan5 kecamatanpada tahun 2012, kinijumlah kecamatan di Kabupaten Buru kembali pada format awal menjadi 10 Kecamatan dengan 82 (delapan puluh dua) desa dan berpengaruh pada cakupan jumlah desa dari masing-masing kecamatan yang pada ada saat ini.Dengan adanya pemekaran dimaksud maka kini Kecamatan Waplau memiliki 10 desa sebagai berikut :Desa Lamahang, Desa Waplau, Desa Waeura, Desa Samalagi, Desa Namsina, Desa Hatawano, Desa Waelihang,Desa Waprea, Desa Waepotih, Desa Skikilale.

kecamatan BatabualKecamatan Batabual merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Buru dengan potensi unggulan pada sektor perikanan, kelautan dan perkebunan. Perjalanan ke Ibu Kota Kecamatan (Ilath) dari Ibu Kota kabupaten (Namlea) dilakukan dengan kendaraan bermotor melalui jalan Nasional dengan jarak tempuh 105 Km, namun karena jalur darat belum dapat dipergunakan secara optimal maka perjalanan seringkali dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan speed boat selama 1,5 jam. Kecamatan ini terletak pada ketinggian 0 1.745 mdpl. Daerah tepi pantai merupakan daerah yang relatif datar, sementara di bagian utara, selatan dan barat terdapat beberapa pegunungan, diantaranyaGunung Kukusan,Gunung WaloolondanGunung Kakuremadengan puncak tertinggi di Gunung Waloolon dengan ketinggian 1.745 mdpl.Kecamatan ini didominasi oleh kawasan pegunungan denganelevasirendah berlereng agak curam. Dengan telah diresmikannya penambahan 5 kecamatan pada tahun 2012, kini jumlah kecamatan di Kabupaten Buru kembali pada format awal menjadi 10 Kecamatan dengan 82 (delapan puluh dua) desa dan berpengaruh pada cakupan jumlah desa dari masing-masing kecamatan yang pada ada saat ini. Dengan adanya pemekaran dimaksud maka kini Kecamatan Batabual memiliki 5 desa sebagai berikut :1. Desa Ilath, 2. Desa Batu Jungku, 3. Desa Pela, 4. Desa Waemorat, 5. Namlea Ilath.kecamatan Lolong gubaKecamatan Lolong Guba diresmikan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pemekaran Kecamatan Lolong Guba, kecamatan ini sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Waeapo, dengan Ibukota kecamatan pada Desa Kubalahin, membawahi 10 (sepuluh) desa, yakni: 1.Desa Kubalahin, 2. Desa Waegeren, 3. Desa Grandeng, 4. Desa Lele, 5. Desa Wanakarta, 6. Desa Wabloy, 7. Desa Ohilahin, 8. Desa Tifu, 9. Desa Wapsalit, 10. Desa Nafrua.

kecamatan waelataKecamatan Waelata diresmikan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pemekaran Kecamatan Waelata, kecamatan ini sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Waeapo, dengan ibukota kecamatan pada Desa Basalale, mencakup 10 (sepuluh) desa, yaitu: 1.Desa Waelo, 2. Desa Debowae, 3. Desa Parbulu, 4. Desa Waetina, 5. Desa Waeleman, 6. Desa Basalale, 7. Desa Waflan, 8. Desa Dava, 9. Desa Waehata, 10. Desa Widit.

Kecamatan fena leiselaKecamatan Fena Leisela diresmikan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pemekaran Kecamatan Fena Leisela, kecamatan ini sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Air Buaya, dengan ibukota kecamatan pada Desa Wamlana, terdiri dari 13 (tiga belas) desa, yakni: 1.Desa Wamlana, 2. Desa Balbalu, 3. Desa Waspait, 4. Desa Waenibe, 5. Desa Waedanga, 6. Desa Lemanpoli, 7. Desa Waelana lana, 8. Desa Waereman, 9. Desa Waemite, 10. Desa Wasi, 11. Desa Waekose, 12. Desa Wamana Baru, 13. Desa Raheriat.Kecamatan teluk kaielyKecamatan Teluk Kaiely diresmikan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 23 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Teluk Kaiely di Kabupaten Buru, kecamatan ini sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Waeapo, dengan ibukota kecamatan padaDesa Kaiely, terdiri dari 5 (lima) desa, yakni:Desa Kaiely, Desa Masarete, Desa Waelapia, Desa Kaki Air, Desa Seith.Kecamatan lilialyKecamatan Lilialy diresmikan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 24 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Teluk Lilialy di Kabupaten Buru, kecamatan ini sendiri merupakan pemekaran Kecamatan Namlea, dengan ibukota kecamatan pada Desa Sawa, membawahi 5 (lima) desa, yakni: 1.Desa Ubung, 2. Desa Jikumerasa, 3. Desa Waimiting, 4. Desa Sawa, 5. Desa Waeperang;

1.Kondisi Geografia.Letak GeografisPulau Buru (9.599 Km2), yang memiliki panjang (140 km) dan lebar (90 km) dengan puncak bukit/gunung tertingginya adalah Kan Palatmada (2.429 m). Terdapat 3 (tiga) blok pegunungan yang masing-masing dipisahkan oleh struktur kelurusan lembah. Pada bagian barat tapak Kan Palatmada dengan ketinggian diatas 2000 m, dimana dibatasi oleh lembah depresi Sungai Nibe-Danau Rana dan Sungai Wala. Pada blok tengah dengan ketinggian diatas 1000 m yang dibentuk oleh Teluk Kayeli dan Lembah Apu, sedangkan blok selatan dibentuk oleh Lembah Kalua dengan Gunung Batabual(1.731 m).Kabupaten Buru terletak antara 225 - 355 Lintang Selatan dan 12570 - 12721 Bujur Timur.b.Luas WilayahKabupaten Buru sebelum pemekaran Buru Selatan memiliki luas wilayah 12.655,58 Km2dengan 10 (sepuluh) kecamatan dan 106 (seratus enam) desa. Setelah pemekaran Buru Selatan pada tahun 2008, luas wilayah Kabupaten Buru menjadi 7.595,58 Km(69,42 % luas pulau buru), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:-Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram-Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buru Selatan-Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Buru-Sebelah Timur berbatasan dengan Selat ManipaTabel I.1.Luas Wilayah Kabupaten Buru dirinci Menurut KecamatanNo.KecamatanLuas (Km2)Persentase Terhadap Luas Kabupaten

1234

1.2.3.4.5.NamleaAirbuayaWaeapoWaplauBatabual951,154.534,001.232,60585,23292,6012,5259,6916,237,703,85

Jumlah7.595,58100,00

Sumber : Buru Dalam AngkaSecara administrasi, Kabupaten Buru setelah pemekaran Buru Selatan, terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan sampai dengan tahun 2011 jumlah desa sebanyak 81 (delapan puluh satu) desa, yaitu:Tabel I.2.Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusundi Kabupaten BuruNo.KecamatanJumlah DesaJumlah Dusun

1234

1.2.3.4.5.NamleaAir BuayaWaeapoWaplauBatabual1223311058295655

Jumlah81103

Sumber: Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Buruc.Fisiografi dan Topografi WilayahBentuk wilayah Kabupaten Buru dikelompokkan berdasarkan pendekatan fisiografi (makro relief), yaitu dataran, pantai, perbukitan dan pegunungan termasuk didalamnya dataran tinggi (plateau / pedmont) dengan kelerengan yang bervariasi. Kabupaten Buru didominasi oleh kawasan pegunungan dengan elevasi rendah berlereng agak curam dengan kemiringan lereng > 40% yang meliputi luas 15,43% dari keseluruhan luas daerah ini. Jenis kelerengan lain yang mendominasi kawasan ini adalah elevasi rendah berlereng bergelombang dan agak curam serta elevasi sedang berlereng bergelombang dan agak curam dengan penyebaran lereng di bagian Utara dan Barat rata-rata berlereng curam terutama di sekitar Gunung Kepala Madan. Sedangkan di Bagian Timur terutama di sekitar Sungai Waeapo merupakan daerah elevasi rendah dengan jenis lereng landai sampai agak curam.Kabupaten Buru merupakan salah satu kawasan di luar busur banda (jalur gunung api) dengan formasi geologi bervariasi antara batuan sedimen dan metamorfik. Dalam peta sketsa Pulau Buru dan Seram, diuraikan bahwa secara umum ditemukan 3 (tiga) material utama penyusun Pulau Buru. Tiga formasi dimaksud berada pada bagian Selatan, Utara dan formasi disposisi di bagian Timur Laut, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:-Batuan sedimen di bagian selatan yang kebanyakan dijumpai pada tempat-tempat dengan permukaan air yang dangkal.-Batuan metamorfik yang mirip dengan tipe batuan benua yang meliputi filit, batu sabak, sekis, arkose serta greywacke meta yang dominan berada pada bagian Utara Pulau Buru.-Endapan batuan sedimen berumur neogen bagian atas ditemukan pada bagian Timur Laut sekitar kawasan Waeapu tersusun dari endapan aluvium dan kolovium berupa bongkahan, kerikil, lanau, konglomerat, lumpur dan gambur. Sedangkan di sepanjang pantai Utara terdapat jalur endapan pantai dan aluvio-kolovium yang diselingi dengan terumbu karang angkatan (uplifted coral reef).

d.Geomorfologi dan HidrogeologiKondisi geomorfologi Pulau Buru dan pulau-pulau kecil lainnya yang termasuk kedalam Kabupaten Buru dikontrol oleh geologi regional Provinsi Maluku, dimana wilayah ini merupakan ujung barat busur kepulauan non magmatik dari lingkaran sirkam pasifik. Oleh karena itu, Kepulauan Buru dapat dikelompokan kedalam beberapa satuan geomorfologi, sebagai berikut:-Satuan geomorfologi perbukitan / pegunungan lipatan patahan yang menempati wilayah bagian tengah Kabupaten Buru;-Satuan geomorfologi pegunungan homoklin yang meliputi wilayah Bagian Utara dan Selatan Kepulauan Buru;-Satuan geomorfologi lembah dan bataran sungai yang mengikuti lembah sungai-sungai besar juga menjadi wilayah permukiman.Kondisi hidrogeologiPulau Buru dan pulau-pulau kecil lainnya yang termasuk dalam Kabupaten Buru adalah sebagai berikut:a)Pola Aliran SungaiSebagaimana telah dijelaskan didepan, sungai sebagai unsur geografi yang ada di Kabupaten Buru (28 sungai) mempunyai pola aliran ; dendritik (menurun), paralell, trellis, rektanguler dan radier mengalir menuju pantai kontrol oleh struktur geologi (patahan, ekahan dan sistem perlipatan batuan) yang terdapat di wilayah ini. Tingkat kerapatan sungai sangat intensif, dimana hampir seluruh wilayah Kabupaten Buru tertutup oleh pola aliran sungai baik yang bersifat permanen maupun intermittent.Berdasarkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), maka kondisi pola aliran sungai dapat dibagi kedalam 4 (empat) arah aliran sungai, yaitu :-DAS Air Buaya yang mengalir kearah utara dengan tingkat kecepatan sedang;-DAS Namlea yang mengalir kearah timur dengan tingkat kecepatan tinggi sangat tinggi;-DAS Leksula yang mengalir kearah selatan dengan tingkat kecepatan sedang tinggi;-DAS Labuan Leko yang mengalir kearah barat dengan tingkat kecepatanrendah sedang.b).Zona Air TanahDari kondisi tersebut di atas dan didukung oleh kontrol batuan dan struktur geologi, maka secara umum neraca air tanah menunjukkan terdapat 2 (dua) zona air tanah, yaitu:-Zona air tanah rendah, yang pada umumnya menempati punggung pemisah air morfologi (morphological water devided) sebagai pemisah daerah tangkapan hujan (catchment area) keempat wilayah DAS tersebut diatas serta pada 2 (dua) punggung yang terdapat di selatan daerah studi.-Zona air tanah sedang tinggi menempati hampir seluruh wilayah studi, yang mengelilingi Pulau Buru. Kawasan ini dapat tercapai jika sistem vegetasi tetap terjaga, sehingga tingkat peresepan (recharged) dapat dipertahankan dansurface run offdapat dicegah dan diperkecil.c).Hidro OceanografiSesuai dengan kondisi geografinya Kabupaten Buru dikelilingi oleh Laut Seram di Utara dan Laut Banda di Selatan dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan sebagai kabupaten yang berada di dalam Provinsi Maluku. Oleh karena itu, pada bagian utara dan selatan berada pada posisi gapura energi gelombang yang tinggi pada musim barat maupun musim timur, dengan arus laut dari selatan yang sangat kuat pada musim timur yang berlangsung Juni sampai September.Berdasarkan kondisi tersebut dan sesuai dengan posisi Pulau Buru yang berada di busur luar kepulauan non magmatik, maka Laut Seram di Utara dan Laut Banda di Selatan merupakan 2 (dua) palung laut dalam (samudera) yang sangat mempengaruhi wilayah ini, dengan kondisi batimetri yang sangat dalam. Disisi lain Pulau Buru memiliki potensi sumber daya perikanan yang tinggi didukung keberadaan di jalur ALKI III menghubungkan Timur, Barat, dan Utara seperti telah dijelaskan sebelumnya.e.KlimatologiIklim yang berlaku di Kabupaten Buru, yaitulow tropisyang dipengaruhi oleh angin musim serta berhubungan erat dengan lautan yang mengelilinginya. Selain itu, luas daratan yang berbeda-beda memungkinkan berlakunya iklim musim. Ciri umum dari curah hujan tahunan rata-rata dibagi dalam 4 (empat) kelas untuk tiga wilayah, antara lain:-Buru Bagian Utara:1400 1800 mm/tahun-Buru Bagian Tengah:1800 2000 mm/tahun-Buru Bagian Selatan:2000 2500 mm/tahun-Pada kawasan yang berelevasi lebih dari 500 m dpl dengan rata-rata 3000-4000 mm/tahun berkaitan erat dengan perubahan ketinggian yang dimulai dari zona pesisir, yang selanjutnya dapat diikuti pada bagian berikut. Sedangkan kondisi suhu rata-rata 260C.f.GeologiKondisi geologi di Kabupaten Buru adalah sebagai berikut:-Satuan litostratigrafi Kabupaten Buru disusun oleh batuan metamorfosa / malihan, yang ditutup oleh batuan sedimen baik selaras maupun tidak selaras diatasnya, serta batuan terobosan / intrusi yang memotong batuan metamorfosa dan batuan sedimen.-Struktur geologi, sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa batuan tertua di Pulau Buru adalah kompleks, metamorfosa / malihan regional dinamotermal yang berumur pra tersier (permo).Poros lipatan (antiklin dan sinklin) yang berarah Barat Laut Tenggara menunjukkan bahwa tekanan gaya kompressoal berasal dari Timur Laut Barat Daya untuk batuan yang berumur pra tersier. Kemudian pada tersier pola arah umum perlipatan menjadi Timur Barat, yang berarti bahwa arah gaya kompressional berarah Utara Selatan, hal ini menunjukkan adanya rotasi dari pra tersier ke tersier.

KELEBIHAN DARI KABUPATEN BURU1. Revitalisasi Sektor Pertanian dan kehutananSektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi PDRB di Kabupaten Buru. Dalam lima tahun terakhir ini, Di samping sebagai penyumbang terbesar pada PDRB, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam hal penyerapan ankgatan kerja. Hal ini terjadi karena sektor industri olahan, tidak cukup berkembang. Sementara itu, sektor jasa yang berkembang lebih cepat, secara tradisional memang dikenal sebagai sektor yang tidak banyak menyerap angkatan kerja. Meskipun demikian, sektor pertanian di Kapubatan Buru menghadapi tantangan-tantangan yang tidak ringan. Secara perlahan, terdapat penurunan sumbangan sektor pertanian kepada PDRB. Hal ini tidak lepas dari permasalahan- permasalahan yang dihadapinya.Para petani, menghadapi turunnya kualitas kesuburan tanah, banyaknya hama dan penyakit tanaman, dan perubahan iklim yang tidak menentu. Para nelayan, menghadapi masalah dengan penurunan tangkapan ikan. Di pihak lain, para petani dan nelayan tidak mampu mendayagunakan hasil-hasil produksi agar memiliki nilai tambah. Sebagian besar, produk yang mereka hasilkan dijual begitu saja sebagai bahan mentah. Produk-produk pertanian itu belum dimanfaatkan secara lebih baik menjadi produk-produk olahan, baik setengah jadi maupun jadi.Tantangan terbesar untuk menjadikan Kabupaten Buru sebagai Lumbung Pangan di Maluku terutama beras, maka perlu dilakukan revitalisasi sektor pertanian. Melalui revitalisasi ini produksi beras akan meningkat dan Kabupaten Buru akan menjadi penyumbang terbesar kebutuhan beras di Maluku sehingga tidak perlu lagi harus diimpor dari luar daerah. Selain itu, revitalisasi juga berkaitan dengan upaya mengkaitkan (linkage) produk-produk pertanian dengan produk-produk industri olahan. Hal ini akan meningkatkan pendapatan para petani. Pada akhirnya, kesejahteraan para petani juga akan mengalami peningkatan.Sementara itu, di sub sektor perikanan dan peternakan yang sangat potensial akan terus dikembangkan untuk mendukung Buru sebagai kawasan Lumbung Pangan di Maluku. Salah satu komoditas sektor kehutanan yakni minyak kayu putih yang memiliki potensi bagi peningkatan perekonomian masyarakat untuk dikembangkan industry minyak atsiri dengan melakukan revitalisasi pengolahan dan peralatan industry minyak kayu putih sehingga diperloleh hasil yang berkalitas serta berdaya saing.2.Pendidikan dan KesehatanPendidikan dan kesehatan adalah dua isu yang paling dominan di dalam memberi sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Manakala kualitas pendidikan dan kesehatan bagus, kualitas SDM akan sekaligus bagus. Oleh karena itu, dua hal ini menjadi bagian penting dari MDGs sebagaimana diprogramkan oleh PBB. Sehingga, negara-negara lain juga menaruh perhatian yang serius terhadap dua isu ini.Di Kabupaten Buru, kualitas SDM masih menjadi permasalahan yang cukup serius. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), masih berada di bawah rata-rata IPM Provinsi Maluku. Pada 2004, IPM di Buru adalah 66,0.Pada waktu yang sama, IPM Provinsi Maluku sudah 69,0. Pada 2009, realitasnya tidak jauh berbeda. IPM di Buru memang meningkat menjadi 68,89 tetapi IPM di Provinsi Maluku sudah mencapai 70.96.SDM merupakan faktor utama dari pembangunan. Negara-negara yang memiliki pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lebih baik, serta memiliki tingkat kesejahteraan yang juga lebih baik, biasanya adalah negara-negara yang memiliki SDM yang berkualitas. Pada akhirnya, kualitas SDM menjadi salah satu factor penentu bagi kemampuan suatu negara atau daerah untuk menjadi negara atau daerah yang memiliki daya saing tinggi. Jepang dan sejumlah negara lainnya, tidak memiliki sumber daya alam yang memadai. Hanya saja mengingat negara-negara itu memiliki SDM yang berkualitas, mereka mampu menjadi negara yang maju. Karena memiliki kualitas SDM yang bagus, banyak negara maju telah menjadi negara yang jauh lebih kompetitif (competitive state) kalau dibandingkan negara-negara lain.Di Asia, di antara negara yang kompetitif adalah Jepang dan Singapura. Untuk meningkatkan kualitas SDM, masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan, harus diatasi. Di Kabupaten Buru, misalnya, angka buta huruf, masih lebih tinggi daripada angka buta huruf di Provinsi Maluku bahkan berada pada posisi ke dua Angka Melek Huruf terendah di Maluku setelah Kabupaten Seram Bagian Timur.Angka Melek Huruf (AMH)Kabupaten Buru Tahun 2008 mencapai 96,84, meningkat pada tahun 2009 menjadi 97,45 dan tahun 2010 meningkat menjadi 97,83. Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu yang dikenal dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS). APS di Kabupaten Buru Tahun 2009 untuk 7 12 Tahun (95,67%), 13-15 Tahun ( 90,02), 16 18 tahun (65,69) dan 19-24 Tahun (3,09). APS untuk kelompok umur 19-24 mencapai peringkat terendah kedua setelah Kabupaten Seram Bagian Barat yakni 2,95%, sementara Kota Ambon telah mencapai 45,29%. Ini berarti tingkat partsisipasi penduduk untuk melanjutkan ke perguruan tinggi masih sangat rendah.Untuk meningkatkan pembangunan di sektor pendidikan, Kabupaten Buru dihadapkan pada tantangan untuk mengurangi angka buta huruf dan meningkatkan angka partisipasi sekolah. Upaya demikian akan memungkinkan terjadi manakala terdapat pemerataan akses pendidikan ke berbagai penjuru wilayah. Selain itu, juga dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui pendidikan yang berkualitas, para siswa akan lebih mudah untuk melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi yang berkualitas. Bagi yang tidak melanjukan pendidikan, bisa lebih mudah terserap di lapangan kerja, atau bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Masalah peningkatan kualitas pendidikan ini juga terkait dengan berbagai jenis pendidikan yang ada di Kabupaten Buru. Peningkatan kualitas pendidikan, misalnya, tidak hanya untuk pendidikan formal, tetapi juga informal dan non-formal. Dengan demikian, peningkatkan akses dan kualitas pendidikan itu bisa berlangsung lebih menyeluruh.Selain pendidikan, kesehatan juga masih menjadi isu penting. Derajat kesehatan penduduk yang meningkat merupakan salah satu cerminan dari tingginya kualitas SDM suatu bangsa. Hal inimenjadi penting sebab SDM merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak di dalam kandungan hingga akhir hayat. Oleh sebab itu, upaya untuk membangun kualitas SDM tetap menjadi perhatian penting dalam setiap program pembangunan pemerintah.Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatanmedis dan pelayanan kesehatan saja. Terdapat kecenderungan, makin buruk kondisi suatu daerah, makin tinggi prevalensi gizi buruknya, terutama pada lapisan masyarakat miskin. Masalah gizi disamping merupakan masalah kemiskinan yang erat kaitannya dengan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, tetapi juga menyangkut aspek kesehatan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan pembangunan negara.status gizi balita di Burusemakin membaik, hal iniditandai dengan menurunnya persentase balita yang berstatus gizi buruk, yaitu1.8%pada tahun2007menjadi1.20% pada tahun2010dan balita berstatus gizi kurang dari6.77% tahun2007menjadi6.44% pada tahun2010. Pada tahun2007, persentase balita yang status gizinyalebihmeningkatdari5.47persen menjadi29.35persen pada tahun2010.3. Kemiskinan dan PengangguranKemiskinan dan pengangguran merupakan isu yang sangat berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat. Keduanya berkaitan dengan minimnya atau bahkan ketiadaan pendapatan untuk menopang hidup sehari-hari. Dua isu itu, dengan demikian, acapkali terkait satu sama lain. Pengangguran merupakan salah satu penyulut bagi lahirnya dan merebaknya angka kemiskinan. Karena itu, penangguran merupakan rintangan terbesar bagi upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan.Sebaliknya, kemiskinan juga menjadi salah satu pendorong lahirnya pengangguran. Kemiskinan merupakan penghalang seseorang untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Ketiadaan pendidikan yang berkualitas merupakan sumber penting bagi pengangguran. Mengingat seseorang tidak memiliki kualitas SDM yang memadai, dia tidak bisa berkompetisi ketika harus bersaing di pasar kerja.Dari data pertumbuhan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, beban tanggungan penduduk non produktif, jumlah penduduk pencari kerja dan banyaknya penduduk migran, hal ini berpengaruh secara tidak langsung terhadap jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Buru pada tahun 2009 sebanyak 17.477atau 33, 02% dari jumlah penduduk 51.393, turun menjadi 11,700 Jiwa atau 21, 83 % dari jumlah penduduk 53.671 pada tahun 2010. Dilihat dari proporsi penduduk miskin terhadap jumlah penduduk, persentase penduduk miskin turun sebesar 6 %.Di Kabupaten Buru, masalah kemiskinan dan pengangguran masih cukup mendominasi. Angka kemiskinan di Kabupaten Buru memang mengalami penurunan.Tingkat kemiskinan di Kabupaten Buru apabila dirinci dari sisi tahapan Rumah tangga miskin adalah 2.887 jiwa atau 27,99 %, kategori sangat miskin 2.204 jiwa, 21, 37 %,kategori hampir miskin 833 atau 8.08 % dari jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 73.666 jiwa.Penduduk yang terkatagori menganggur mencapai1.089orang. Memang, dilihat dari angka pengangguran terbuka, terdapat penurunan prosentase, yakni pada tahun 2010 mencapai 6%.Dalam situasi semacam itu, di antara tantangan besar bagi Kabupaten Buru di dalam meningkatkan kemakmuran rakyat adalah menekan angka kemiskinan dan pengangguran secara terus menerus.4. InfrastrukturDi antara prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah adalah adanya modal infratruktur, khususnya infrastuktur fisik. Adanya infratsruktur fisik akan memungkinkan proses produksi yang lebih efisien dan efektif. Demikian pula proses distribusi, akan bisa dilakukan lebih efisien dan efektif. Karena itu, di negara atau daerah manapun, ketika terdapat percepatan perbaikan ekonomi, mau tidak mau harus memperhatikan infratruktur. Kondisi infrastruktur fisik di Kabupaten Buru tergolong masih belum memadai bagi berbagai kegiatan di dalam masyarakat, khususnya kegiatan ekonomi.Secara umum, sarana dan prasarana atau infrastruktur pembangunan di Kabupaten Buru masih sangat terbatas, sehingga belum menjadi faktor pendorong yang efektif dan efisien terhadap pembangunan ekonomi daerah. Untuk infrastruktur jalan raya, sampai akhir 2010, panjang jalan di daerah ini baru mencapai903,49kilometer di manakondisi baik 313,76 Km, Kondisi rusak ringan/sedang 252,88 Km, dan Rusak Berat 336,85 Km.Sebagai daerah yang memiliki potensi pertanian khususnya padi sawah, perlu didukung jaringan irigasi. Panjang jaringan irigasi primer 11.979 m, jaringan sekunder 101.672 m, jaringan tersier 113.790 m yang tersebar di kecamatan Air Buaya dan Kecamatan Waeapu.5. Pertambangan dan Lingkungan HidupSuatu pembangunan akan bermakna lebih baik manakala memiliki keberlanjutansustainability). Di antara faktor penting bagi adanya keberlanjutan adalah berkaitan dengan lingkungan.Di Kabupaten Buru masalah lingkungan menjadi isu yang sangat penting karena kegiatan ekonomi masyarakat sebagian besar berkaitan dengan pemanfaatan sumber-sumber alam. Sektor yang berkaitan dengan pertanian, seperti perkebunan, pertambangan, dan perikanan, misalnya, jelas sangat tergantung pada masalah lingkungan. Ketika kualitas lingkungan mengalami penurunan, kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam itu juga akan mengalami penurunan.Sumber-sumber energy dan sumber daya mineral, seperti Pertambangan Emas yang ditemukan pada beberapa lokasi di Kabupaten Buru harus mendapat perhatian serius dari pemerintah terkait dengan pengelolaan pertambangan rakyat yang tidak terkendali serta dapat mengancam kelestarian lingkungan. Jika lingkungan sudah tercemar dengan limbah bahan kimia pertambangan rakyat maka dipastikan akan berdampak pada lahan pertanian, pencemaran laut serta dalam jangka panjang dapat mengancam kesehatan penduduk setempat karena menkonsumsi air serta bahan pangan yang telah tercemari logam berat limbah pertambangan rakyat.Karena itu, tantangan besar bagi Kabupaten Buru adalah menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam itu tidak hanya untuk kepentingan sesaat dan jangka pendek, melainkan untuk kelangsungan alam itu sendiri dan kelangsungan pemanfaatannya oleh gerenasi berikutnya.6. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Berbagai perencanaan dan program pembangunan akan terlaksana secara baik manakala terdapat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Suatu pemerintahan dikelola secara baik manakala digunakan sejumlah prinsip, seperti adanya transparansi, keterbukaan, responsifitas, akuntabilitas, keadilan, efektifitas, efisiensi dan partisipasi.Kinerja kelembagaan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel serta aparatur yang bersih dan berwibawa diperlukan guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan dan pelayanan publik, demi pemantapan sistem pengawasan yang menjamin birokrasi yang demokratis dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang bersih, berwibawa dan baik(clean government and good governance). Seiring dengan upaya tersebut maka perlu dilakukan peningkatan manajemen aparatur pemerintahan menuju manajemen moderen pemerintahan yang meliputi 6 (enam) aspek, yaitu:1. Aspek Kelembagaan;2. Aspek Kepegawaian;3. Aspek Ketatalaksanaan;4. Aspek Pengawasan dan Akuntabilitas;5. Aspek Pelayanan Publik dan;6. Aspek Perubahan Paradigma Apartur.POTENSI WISATA KABUPATEN BURUPANTAI JIKUMERASA

Jikumerasa menyuguhkan pesona alam pantai kepada setiap orang yang ingin melepaskan kepenatan dalam rutinitas kerja, Berada di Kecamatan Namlea dengan hanya berjarak kurang lebih 10 KM dari kota namlea menjadikan Jikumerasa primadona Kabupaten Buru.Wisata alam laut yang tersaji seperti lukisan alam yang membentuk 3 warna tatkala matahari mulai berada tepat diatas kepala, dengan desiran gulungan ombaknya merupakan bonus bagi mereka pencinta surfing.Jikumerasa sendiri masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan sajian rujak khas Maluku dan hamparan pasir putih serta udaranya yang sejuk sangatlah pas tatkala kita menghabiskan waktu sembari menyantap rujak, untuk menikmati Pantai Jikumerasa dapat digunakan perahu rakyat yang disediakan oleh masyarakat setempat.

DANAU RANA

Danau Rana terkenal keramat bagi masyarakat sekitarnya, airnya jernih dipenuhi dengan bunga teratai diatasnya, udaranya sejuk. anda bisa menikmati ketenangan Danau Rana dengan menggunakan perahu dengan pemandangan indah di ujung senja itu tampak awan berarak-arak, bergumpal-gumpal menggantung di kanopi langit di atas Danau Rana. Kala bersampan di tengah danau ini, kita seolah merasa jangan-jangan kita ini sudah berada di beranda sorga yang sering digambarkan begitu indah tak terkirakan. Bayangkan saja, pantulan sinar matahari senja memendarkan warna lembayung, udara yang sejuk disisipi awan-awan kelabu kelam serta putih lemah memayungi kepala kita. Memasuki senja angin malam ( oleh masyarakat setempat dinamakansibu-sibu) pun datang semilir menyumbui permukaan danau yang mulai kelam. Bila anda ingin berkeliling Danau hanya dengan biaya 100 ribu masyarakat setempat siap mengantar anda berkeliling ke mana saja dengan waktu sepuasnya, anda bisa mengunjungi perkampungan warga yang mengelilingi danau ada dusun Wamamboli, Kaktuan, Erdafa, Warujawa, Waimite, Wagrahi, dan Waireman anda akan disambut dengan senyum ramah masyarakt Buru sekaligus anda bisa mencicipi berbagai jenis ubi-ubian dengan ikan bakar dan colo - colo khas Maluku.