pkm kc kipas angin tungku sate kate
TRANSCRIPT
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Kipas Angin Tungku Sate KATE Alat panggang
dengan sistem penganginan otomatis menggunakan
energi magnet penggerak baling-baling sebagai upaya
penghematan listrik dan praktisi pedagang
Bidang Kegiatan :
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh :
JUJUN TUGISTAN D A 14/368580/SV/6970 (2014)
GALIH SETYAWAN 14/361328/SV/5607 (2014)
REZA MAHARDIKA 14/361581/SV/5854 (2014)
NURUL ANNISA SILMI 14/363196/EK/19826 (2014)
SHUSMITA PUSPITASARI 14/361561/SV/5835 (2014)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
RINGKASAN ............................................................................................. V
Bab 1 - Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................
1.4 Luaran yang diharapkan .........................................................
1.5 Kegunaan ................................................................................
1
2
2
3
3
Bab 2 – Tinjauan Pustaka
2.1 Magnet ....................................................................................
2.2 Magnet Monopole ...................................................................
2.3 Kipas Angin ............................................................................
2.4 Tungku Pemanggang ..............................................................
4
4
6
6
Bab 3 – Metode Pelaksanaan
3.1 Pra Kegiatan ............................................................................
3.2 Pelaksanaan Kegiatan .............................................................
3.3 Pasca Kegiatan ........................................................................
3.4 Gambar Diagram Alir Pelaksanaan KATE .............................
7
7
7
8
Bab 4 – Biaya dan Jadwal Kegiatan
4.1 Anggaran Biaya ...................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................... 9
Daftar Pustaka .......................................................................................... 10
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1. Biodata Ketua Anggota, dan Dosen Pembimbing ................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................. 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ........ 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .............................................. 20
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan. ...... 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram alir desain proses KATE ............................................. 4
Gambar 2. Magnet Saling Tolak-menolak .................................................. 4
Gambar 3. Magnet Saling Tolong Menolong .............................................. 5
Gambar 4. Magnet Dengan Kutub Tunggal ................................................ 5
Gambar 5. Kipas Sebagai Keluaran Angin .................................................. 6
Gambar 6. Gambaran Perencanaan Alat ...................................................... 6
Gambar 7 Diagram Alir Pelaksanaan KATE . ............................................. 8
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC .......................................... 7
Tabel 2. Jadwal Kegiatan ............................................................................ 7
RINGKASAN
Kipas angin merupakan peralatan elektronik yang banyak dipakai di kalangan
masyarakat. Hampir semua golongan masyarakat pernah menggunakan alat ini. Fungsinya
beragam, misalnya untuk melancarkan sirkulasi udara, menyejukkan, hingga dijadikan salah
satu komponen produksi. Bahkan para pedagangpun kebanyakan menggunakan alat ini
sebagai sarana membantu bisnis dagang seperti penjual sate dan pedagang makanan yang
proses produksi makanannya membutuhkan alat panggang. Alat panggang yang digunakan
kebanyakan pedagang merupakan alat panggang tradisional yang membutuhkan penganginan
manual. Adapun sebagian besar pedagang menggunakan kipas angin listrik untuk
penganginan alat panggang.
Dalam penggunaan alat panggang penganginan manual maupun dengan kipas angin
listrik mengakibatkan kurang efektif dan praktis dalam berdagang. Selain itu kipas angin
hanya dapat bekerja jika mendapatkan energi listrik, dan pemakaian dayanya berbanding lurus
dengan penyerapan energi listrik yang digunakan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan
tagline “hemat energi” yang saat ini digalakkan. Oleh karena itulah tim terinspirasi untuk
membuat kipas angin bertenaga magnet, sehingga tidak diperlukan energi listrik. Kipas angin
tenaga magnet ini diintegrasikan dengan tungku sate, sehingga menjadi solusi bagi
masyarakat Indonesia yang masih menggunakan tungku manual dan menjadi terobosan
inovasi baru yang sangat praktis dan mobile- dalam artian dapat dibawa kemana-mana dan
digunakan kapan saja.
KATE adalah alat panggang dengan penganginan otomatis bebas listrik sumber
tenaga energi magnet. Alat yang dibuat menggunakan prinsip sifat magnet yang dapat tolak-
menolak dan tarik-menarik sehingga memberikan dorongan maupun tarikan terhadap baling-
baling kipas. KATE menginovasikan sumber tenaga energi magnet yang dapat diubah
menjadi energi gerak. Dalam pengunaannya alat yang digerakan berupa baling-baling kipas
sebagi penghasil angin dari energi gerak baling-baling. Angin yang dihasilkan dapat tersalur
melalui ventilasi udara yang ditempatkan di sisi tungku.
Adapun tujuan dari karsa cipta ini diantaranya adalah mengetahui konsep
pengembangan perubahan energi magnet menjadi energi gerak baling-baling kipas yang dapat
meminimalisir penggunaan energi listrik bagi para pengguna kipas listrik dan sebagi praktisi
pedagang yang implementatif, kreatif, inovatif, efektif, dan efisien dalam penerapannya.
Selain itu penggunaan energi magnet sebagai upaya pengembangan fungsi magnet dalam
bidang teknologi dan terapan.
Metode pelaksanaan yang akan tim lakukan dalam program karsa cipta ini terbagi
menjadi 3 tahap, yaitu tahap pra kegiatan , tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pasca
kegiatan. Tahap pra kegiatan berupa rapat strategi pelaksanaan, pengmpulan data,
perencanaan KATE, dll. Lalu pelaksanaan kegiatan terdiri dari pembuatan prototype KATE,
uji coba awal prototype KATE, revisi prototype KATE, dll. Sedangkan tahap pasca kegiatan
terdiri dari evaluasi dan pembuatan laporan.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang dapat diperbaharui namun terbatas dalam
proses pembaharuannya dan banyak mengakibatkan kerusakan dan polusi di mana-
mana. Penggunaan listrik di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
Bedasarkan data PLN, sepanjang tahun 2013 konsumsi listrik di Indoesia sebesar 188
terrawat-hour atau TWh (Rumah tangga 41%, Industri, 34%, komesial 19% dan
publik 6% dan angka pemakaian rumah tangga sendiri merupakan yang paling besar,
sebesar 41%.
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik
di Indonesia tidak hanya semata- mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi
juga dilakukan oleh pihak swasta, yaitu Independent Power Producer (IPP), Private
Power Utility (PPU) dan Izin Operasi (IO) non bahan bakar minyak (BBM).
Ketersediaan pasokan listrik terpasang pada 2014 di angka 53.585 MW, sekitar
37.280 MW atau 70% diantaranya disumbang oleh pembangkit milik PLN. Sementara
IPP mengambil porsi mencapai 10.995 MW atau berkisar 20%, PPU sebanyak 2.634
MW atau 5%, dan IO sebesar 2.677 MW atau sekitar 5%.
PT PLN (persero) meminta masyarakat ikut berperan mengatasi krisis listrik
dengan melakukan penghematan energi. manager senior komunikasi Korporat PT
PLN (Persero), Bambang Dwiyanto mengatakan bahwa PLN berupaya untuk
mengatasi krisis listrik tersebut. akan tetapi peran masyarakat juga dibutuhkan untuk
mengatasi listrik di Indonesia. Menurut Bambang peran masyarakat yang dibutuhkan,
dengan cara melakukan penghematan energi listrik untuk mengurangi konsumsi
listrik.
Krisis listrik yang terjadi belakangan ini berbanding lurus dengan
perekonomian negara. Mengingat penggunaan daya listrik terbesar merupakan dari
sektor rumah tangga, tidak hanya dalam sektor rumah tangga, bahkan kebanyakan
pedagang di Indonesia ketergantungan terhadap peralatan listrik. Maka tidak
dipungkiri akan terjadinya kemesrosotan ekonomi. Namun sayangnya program lampu
hemat energi yang digembar-gemborkan ini sampai sekrang tidak jelas
realisasinya.Krisis listrik berdampak serius terhadap daya saing Indonesia. Data
World Economic Forum menunjukkan daya saing Indonesia jauh di bawah dibaning
Singapura, Malayisia, Thailand, dan Cina. Dikhawatirkan bila infrastruktur energi tak
segera dibenahi, akan berpengaruh terhadap iklim investasi.(JUM/Tim Liputan 6
SCTV).
Melihat Indonesia merupakan negara berkembang dengan sebagian
masyarakatnya bermatapencaharian sebagai pedagang baik dalam ruang lingku besar
ataupun ruang lingkup kecil atau yang biasa disebut Usaha Kecil Mikro (UKM). Salah
satu kebutuhan para pedagang UKM ialah peralatan listrik, seperti pedagang
bebakaran yang membutuhkan kipas listrik untuk penganginan. Namun dalam
realitanya penggunaan peralatan seperti tersebut tidak selalu praktis dan selalu
mengahmburkan energy listrik sehingg tidak efektif dan efisien dalam perdagangan.
2
Berdasarkan 2 pernyataan tersebut, penyebab penghamburan energy listrik dan
dampaknya terhadap ekonomi merupakan penggunakan alat listrik rumah tangga ialah
ketergantunganna sebagian pedagang terhadap alat bantu bertenaga litrik. sehingga
proses atau himabauan terhadap penghematan listrik dan pengembangan inovasi
UKM terhambat.
Berdasarkan kenyataan diatas, penulis tertarik untuk mengusulkan program
karsa cipta berupa inovasi berupa energy alternative untuk sebagian kecil alat
elektronika dalam rumah tangga maupun paeralatan bantu pedagang yang praktis serta
otomatis. Alat ini penulis beri nama Kipas Angin Tungku Sate (KATE) alat panggang
berupa sistem penganginan otomatis tenaga magnet bebas listrik dan praktis. KATE
dapat dipergunakan oleh sebagian besar pedagang bebakaran dan bisa juga digunakan
oleh ibu rumah tangga dalam kebutuhan sehari-hari. KATE akan memberikan
penganginan secara otomastis dengan bantuan tenaga magnet sebagai penggerak
baling-baling. Angina yang terdistibusikan berupa output dari gerakan kipas yang
berasal dari energi tarik-menarik dan maupun tolak-menolak medan magnet yang
dipasang diantara baling-baling.
Manfaat jangka panjang bisa dirasakan oleh pihak rumah tangga maupun
sebagian besar pedagang mengingat energy yang digunakan bebas listrik dan magnet
yang digunakan adalah magnet dengan medan yang besar dan tahan lama. Bagi pihak
rumah tangga dengan adanya KATE ini maka dapat mengurangi presentase
penggunaan listrik yang besar. Sedangkan manfaat tambahan lainnya yang dapat
dirasakan yakni oleh para pedagang bebakaran, dengan adanya KATE ini maka
pedagang tidak perlu repot-repot menggunakan kipas lstrik dan lebih praktis.
1.1 Rumusan Masalah
a) Bagaimana proses penghematan energy listrik dapat dilakukan?
b) Bagaimana konsep sistem penghematan listrik dalam perdagangan dan
pengembangan kepraktisan perdagangan ?
c) Bagaimana konsep pengembangan sistem penganginan otomatis bebas
listrik dan praktis yang implementatif, efektif dan efisien?
d) Bagaimana konsep pengembangan sistem penganginan pada tungku
sate tanpa melibatkan kipas listrik maupun tenaga manual?
1.2 Tujuan
a) Ikut serta dalam gerakan hemat energi dengan pemberdayaan sumber
energi alternatif.
b) Menerapkan pemakaian tenaga magnet sebagai penggerak baling-
baling kipas angin.
c) Memprakarsai teknologi kipas angin tenaga magnet yang
dikombinasikan dengan tungku sate agar tercipta alat sederhana yang
praktis dan mobile.
3
d) Menjadikan Kipas Angin Tungku Sate (KATE) sebagai alat terapan
alih fungsi dari tungku pembakaran manual yang mudah diterima
masyarakat.
1.3 Luaran Yang Diharapkan
a) Terciptanya inovasi Kipas Angin Tungku Sate (KATE) yang dapat
menjadi subtitusi dari tungku pembakaran sate tradisional yang
menggunakan kipas manual.
b) Terciptanya Kipas Angin Tengku Sate (KATE) sebagai teknologi
terbaru dalam penggunaan pemanggangan yang praktis dan hemat
listrik.
c) Harganya akan relatif terjangkau dan dapat mencapai pasaran ibu
rumah tangga dan pedagang-pedagang makanan yang memiliki menu
bebakaran.
1.4 Kegunaan
a) Bagi pengembangan IPTEK
Pembuatan Kipas Angin Tungku Sate (KATE) ini diharapkan menjadi
energi batu loncatan dan langkah awal yang menimbulkan insentif yang baik
dalam penerapan pemanfaatan energi ramah lingkungan dan tidak rentan
kelangkaan.
b) Bagi Masyarakat
Selain itu, KATE adalah salah satu upaya tim sebagai mahasiswa untuk
menghimbau masyarakat agar menghemat energi listrik yang terbatas. KATE
harusnya dapat menjadi patokan dalam pengembangan alat dan inovasi dalam
bidang yang sama.
c) Bagi Pedagang
Sebagai praktisi bagi para pedagang yang menggunakan alat
pemanggang dalam wirausahanya sehingga menambah keefektifan dan
keefesienan dalam berdagang.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Diagram alir desain proses KATE
2.1 Magnet
Weiss (1902) mengemukakan bahwa setiap elektron yang ada pada atom
selalu berputar pada sumbunya dan bersifat sebagai magnet elementer. Arah putaran
elektron yang satu dengan elektron yang lainnya dapat saling berlawan. Semakin
banyak suatu logam memiliki elektron yang arah putarannya sama, semakin kuat sifat
kemagnetan dari logam itu. Jika dua buah magnet saling didekatkan, magnet pertama
akan memberi sebuah gaya pada magnet kedua, dan maget kedua akan memberi gaya
kepada magnet pertama. Gaya magnet seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan
tolakan. Jika dua buah kutub utara didekatkan, maka kedua magnet tersebut akan
tolak-menolak. Dua kutub selatan juga saling tolak-menolak.
Gambar 2 Magnet saling tolak-menolak
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Elektromagnetisme
Namun, jika kutub selatan didekatkan dengan kutub utara, maka kedua kutub
magnet tersebut akan tarik-menarik.
Energi medan magnet
monopole
Konversi energi gerak
baling-baling
Tungku pemanggang
5
Gambar 3 Magnet saling tarik-menarik
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Elektromagnetisme
Sehingga dengan teori tersebut sebuah benda dapat bergerak dengan sumbar
tenaga tolakan atau tarikan dari gaya magnet itu.
2.2 Magnet Monopole
Hukum Faraday menyatakan bahwa terciptanya medan listrik dari perubahan
fluks magnet, sedangkan Hukum Ampere menjelaskan terciptanya medan magnet dari
adanya aliran listrik. Kita tidak pernah menemukan satu kutub magnet terpisah, utara
atau selatan.Kenyataan ini disebut ketidaksimetrisan persamaan Maxwell. Pada tahun
1931 seorang fisikaran asal inggris , P.A.M Dirac mengajukan hipotesis tentang
keberadaan monopol magnet. Paper yang ia beri judul Quantized singularities in the
electromagnetic field itu ia publikasikan di Proc. Royal Soc London. Dalam paper
setebal 13 halaman itu, Dirac mencoba menganalisis kemungkinan eksisnya magnetic
monopoles dalam kerangka Abelian Gauge theory (Maxwell electrodynamics). Di
akhir papernya, ia menjelaskan bahwa keberadaan monopol magnet ini dapat arahkan
kita kepada pemahaman kenapa muatan listrik terkuantisasi.
Gambar 4 Magnet dengan Kutub Tunggal (MONOPOLE)
Sumber : http://phys.org/news/2009-07-physicists-method-dirac-monopoles.html
Dengan melihat kebutuhan untuk menggerakan baling baling, dibutuhkan
Magnet berkutub tunggal sebagai penggerak. Magnet berkutub tunggal ini cenderng
memiliki kekuatan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak yang lebih besar ketimbang
magnet yang memiliki dua kutub. Sehingga energi gerak yang dihasilkan akibat
dorongan ataupun tarikan lebih besar. Mengingat kipas yang digunakan cukup
memiliki beban yang relatif berat.
6
2.3 Kipas Angin
Pada penerapan umumnya baling-baling kipas angin dihubungkan dengan
motor penggerak. Motor penggerak berasal dari kumparan-kumparan lilitan tembag
sebagai aliran listrik. Pada alat KATE ini kipas tidak dihubungkan pada motor
penggerak, penggerak baling-baling yakni dengan energy magnet monopole.
Gambar 5 Kipas Sebagai Keluaran Angin
Sumber : http://www.alnect.net/images
Magnet dipasang di setiap baling-baling dengan jumlah ganjil sedangkan
pemicu gerakan tolak-menolak di belakang kipas dipasang dengan jumlah genap.
Dengan aplikasi seperti di Gambar 4 baling baling akan terdorong oleh pemicu
magnet kutub tunggal kemudian baling berikutnya mendapat tarikan dan mendapat
dorongan kembali oleh pemicu dan seterusnya hingga baling-baling berputar.
2.3 Tungku Pemanggang
Tungku pemanggang merupakan Tungku pemanggang adalah suatu tempat
atau ruang yang terbuat dari plat untuk menampang bara api dari arang yang
dipergunakan untuk memanggang daging atau sate. Fungsi tungku pemanggang adaah
untuk membakar / memanggang daging atau sate yang disusuh di atas tunngku sampai
matang. Pembakaran berlangsug di dalam tunggu menggunakan arang yang dibakar
terbelih dahulu sebelumnya menggunakan Api.
Isolasi Berupa Alumunium Foil
Gambar 6. Gambaran Perencanaan Alat
Kipas
Magnet
7
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Metode dalam pelaksanaan program karsa cipta ini adalah sebagai berikut:
3.1 Pra Kegiatan
Tahap prakegiatan adalah tahap awal sebelum pelaksanan program karsa cipta.
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu :
3.1.1 Rapat strategi pelaksanaan
3.1.2 Pengmpulan Data
3.1.3 Perencanaan KATE
3.1.4 Penetapan desain prototype KATE
3.1.5 Pembelian alat dan bahan
3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pelaksanaan kegiatan adalah tahap utama dari program karsa cipta.
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu :
3.2.1 Pembuatan prototype KATE
3.2.2 Uji coba awal prototype KATE
3.2.3 Revisi prototype KATE
3.2.4 Uji coba akhir prototype KATE
3.2.5 Revisi operasional prototype KATE
3.2.6 Uji coba dan penyempurnaan prototype KATE
3.2.7 Pengujian prototype KATE
3.3 Pasca Kegiatan
Tahap pasca kegiatan adalah tahap akhir dari program karsa cipta. Dalam
tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu :
3.3.1 Evaluasi
3.3.2 Pembuatan laporan
8
3.4 Diagram alir pelaksanaan KATE
Rapat strategi
pelaksanaan
Pembuatan prototype KATE
Pengumpulan Data
Perencanaan KATE
Penetapan desain prototype KATE
Pembelian alat dan bahan
Revisi operasional prototype KATE
Revisi prototype KATE
Pengujian prototype KATE
Uji coba awal prototype KATE
Uji coba akhir prototype KATE
Uji coba dan penyempurnaan prototype
KATE
KATE
Evaluasi
Pembuatan laporan
SELESAI
Berhasil
Berhasil
9
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
TABEL 1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 1.633.000
2 Bahan habis pakai 3.602.000
3 Perjalanan 867.000
4 Lain-lain 1.963.000
5 Jumlah 8.065.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 2 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Rapat strategi pelaksanaan √
2 Pengumpulan data √
3 Perencanaan KATE √
4 Penetapan desain prototype KATE √ √
5 Pembelian alat dan bahan √
6 Pembuatan prototype KATE √ √
7 Uji coba awal prototype KATE √
8 Revisi prototype KATE √ √
9 Uji coba akhir prototype KATE √
10 Revisi operasional prototype KATE √
11 Uji coba dan penyempurnaan prototype
KATE √ √
12 Pengujian prototype KATE √
13 Evaluasi √
14 Pembuatan laporan √
10
DAFTAR PUSTAKA
P. A. M. Dirac. Quantized singularities in the electromagnetic field.
1931
David Bohm dan Y. Aharonov. Significance of Electromagnetic Potentials in
the Quantum Theory. 1959.
Halliday, D., Resnick R physics 3rd edtion, john wiley & sons.inc,
New York 1978
Peraturan Mentri Dan Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor : 13 tahun 2012
UU Penjaminan Dipercaya Dorong Pertumbuhan Pelaku UKM
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Elektromagnetisme
http://www.dekso.co.id/mengenal-krisis-dan-kebutuhan-energi-listrik-di-indonesia/
11
13
15
16
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Bor Listrik Alat enunjang
perakitan
1 550.000 550.000
Gunting Plat Alat enunjang
perakitan
1 105.000 105.000
Tool Kit Alat enunjang
perakitan
1 453.000 453.000
Penggaris Besi Alat enunjang
perakitan
1 10.000 10.000
Penggaris Siku Alat enunjang
perakitan
1 25.000 25.000
Sarung Tangan Alat enunjang
perakitan
3 pasang 30.000 90.000
Ragum Alat enunjang
perakitan
1 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 1.633.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Magnet
Neodymium Silver
Coin Monopole
Bahan
Praktikan
60(10x2mm) 8.000 480.000
Magnet
Neodymium Silver
Coin Monopole
Bahan
praktikan
30(25x3mm) 31.500 945.000
Kipas Angin PC Bahan
Praktikan
12 50.000 600.000
Plat alumunium Bahan
Praktikan
2 404.000 808.000
Kawat jaring Bahan
praktikan
1(M4) 149.000 149.000
Paku keling Bahan
praktikan
100 1.600 160.000
Kawat Alumunium Bahan
praktikan
1 gulung
(5 meter)
40.0000 40.000
Alumunium Foil Bahan
praktikan
3 Set x 2kg 140.000 420.000
SUB TOTAL (Rp) 3.602.000
18
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Perjalanan ke
tempat / kota di
Yogya dan kota-
kota Lain
Survei,
pencarian, dan
pembelian alat
dan bahan
3x15 Liter 7.400 333.000
Perjalanan Ke
Tempat Pembuatan
Perakitan 3x20 liter 7.400 444.000
Jasa pengiriman
Barang dari
Surabaya dan
Jakarta
Pembelian alat
dan bahan
1 kg 16.000 16.000
Perjalanan ke rental
kamera, fotokopi,
percetakan, dll
Dokumentasi,
pembuatan
laporan
2x5 liter 7.400 74.000
SUB TOTAL (Rp) 867.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Sewa Kamera Dokumentasi 1 hari 100.000 100.000
Tinta Printer Penyusunan
laporan
1 set
(hitan dan
berwarna)
400.000 400.000
Kuota Internet Komunikasi
dan informasi
5 75.000 375.000
Kertas A4 80 Penyusunan
laporan
1 rim 38.000 38.000
Penggandaan dan
Jilid Laporan
Pembuatan dan
penggandaan
laporan
1 set 100.000 100.000
Printer Pembuatan dan
pengadaan
laporan
1 550.000 550.000
Tinta Printer Pembuatan
laporan
1 set 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 1.963.000
Total Keseluruhan (Rp) 8.065.000
19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama /
NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Jujun
Tugistan
Dana
Atmaja
D3
Teknik
Elektro
Arus lemah
arus kuat
12
jam/minnggu
1. Mengkoordinator
tim
2. Penentu alat dan
bahan
3. Pencari alat dan
bahan
4. Perakit
5. Dokumentasi
2 Galih
Setyawan
D3
Teknik
Elektro
Arus lemah
arus kuat
12
jam/minggu
1. Penentu alat dan
bahan
2. Pencari alat dan
bahan
3. Perakit alat
4. Dokumentasi
3 Reza
Mahardika
D3
Teknik
Mesin
Manufaktur 12
jam/minggu
1. Penentu alat dan
bahan
2. Pencari alat dan
bahan
3. Perakit alat
4. Dokumentsi
4 Shusmita D4
Teknologi
Jaringan
Jaringan 12
jam/minggu
1. Pencari alat dan
bahan
2. Perakit alat
3. Dokumentasi
4. Bendahara
5 Nurul
Annisa
Silmi
S1
Akuntansi
Ekonomi 12
jam/minggu
1. Pencari alat dan
bahan
2. Perakit alat
3. Dokumentasi
4. Sekertaris
20
21
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan
Penutup alat dengan magnet monopole