tiga batu tungku dalam budaya di nuruwe...tiga batu tungku dalam budaya di nuruwe bab ini berisikan...

31
30 BAB III TIGA BATU TUNGKU DALAM BUDAYA DI NURUWE Bab ini berisikan hasil penelitian terhadap Tiga Batu Tungku dalam busaya di Desa Nuruwe.Data diperoleh melalui teknik wawancara. Bab ini akan disajikan sebagai berikut: A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe Desa Nuruwe adalah desa adat yang turun dari NUNUSAKU dan awalnya terpancar dari desa induk yang berada di pegunungan yang bernama Neniari, dengan nama Teongnya ”Nuruwe Luma A Batoi” 1 yang artinya menjadi pelayan di Tiga Batang Air Tala, Eti dan Sapalewa dengan Tiga Soa 2 yaitu Soa Rumasoal, Soa Matital dan Soa Akollo.Desa Nuruwe berada dan mendiami tempat ini tahun 1965 pada tanggal 24 Oktober yang berada di tengah Desa Waesamu dan Desa Kamal.Desa Nuruwe awalnya dipimpin oleh wakil dari Soa Matital sesuai mandat yang diberikan dari raja karena tahunya pemerintahan yang harus turun naik sehingga mandat itu diberikan untuk mempermudah kelancaran pemerintahan. 3 Setelah mendiami desa beberapa tahun kemudian maka diberikan kewenangan untuk dapat mengangkat seorang raja yang sesuai dengan adat istiadat setempat.Awalnya Desa Nuruwe jumlahnya sedikit saja berkisar 225 jiwa dengan 72 KK, namun perkembangan yang begitu membuat penduduk semakin bertambah karena Desa 1 “Nuruwe Luma A Batoi”bahasa tanah seram (Maluku), artinya yang menjadi pelayan dari ketiga batang air dari pegunungan seram ialah ketiga Soa tersebut. 2 Soa” adalah sebutan bagi masyarakat di Maluku yang merupakan bentuk kelompok kecil dari setiap mata rumah (rumah-rumah). 3 Hasil wawan cara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe), pada tanggal 22 April 2017.

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 30

    BAB III

    TIGA BATU TUNGKU DALAM BUDAYA DI NURUWE

    Bab ini berisikan hasil penelitian terhadap Tiga Batu Tungku dalam busaya di Desa Nuruwe.Data

    diperoleh melalui teknik wawancara. Bab ini akan disajikan sebagai berikut:

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe

    Desa Nuruwe adalah desa adat yang turun dari NUNUSAKU dan awalnya terpancar dari

    desa induk yang berada di pegunungan yang bernama Neniari, dengan nama Teongnya ”Nuruwe

    Luma A Batoi”1 yang artinya menjadi pelayan di Tiga Batang Air Tala, Eti dan Sapalewa dengan

    Tiga Soa2 yaitu Soa Rumasoal, Soa Matital dan Soa Akollo.Desa Nuruwe berada dan mendiami

    tempat ini tahun 1965 pada tanggal 24 Oktober yang berada di tengah Desa Waesamu dan Desa

    Kamal.Desa Nuruwe awalnya dipimpin oleh wakil dari Soa Matital sesuai mandat yang

    diberikan dari raja karena tahunya pemerintahan yang harus turun naik sehingga mandat itu

    diberikan untuk mempermudah kelancaran pemerintahan.3Setelah mendiami desa beberapa tahun

    kemudian maka diberikan kewenangan untuk dapat mengangkat seorang raja yang sesuai dengan

    adat istiadat setempat.Awalnya Desa Nuruwe jumlahnya sedikit saja berkisar 225 jiwa dengan 72

    KK, namun perkembangan yang begitu membuat penduduk semakin bertambah karena Desa

    1“Nuruwe Luma A Batoi”bahasa tanah seram (Maluku), artinya yang menjadi pelayan dari ketiga batang

    air dari pegunungan seram ialah ketiga Soa tersebut.

    2“Soa” adalah sebutan bagi masyarakat di Maluku yang merupakan bentuk kelompok kecil dari setiap mata

    rumah (rumah-rumah).

    3Hasil wawan cara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe), pada tanggal 22 April 2017.

  • 31

    Nuruwe sifatnya terbuka maka banyak orang luar yang datang dan tinggal menetap dengan

    masyarakat Nuruwe saat ini.Sehingga jumlah keseluruhan penduduk saat ini yang tercatat di

    Kantor Desa Nuruwe adalah 1.962 jiwa (Data Sumber 2016).4

    2. Letak dan Luas Geografis

    Desa Nuruwe merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kairatu Barat,

    Kabupaten Seram Bagian Barat yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

    - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kamal

    - Sebelah Sealatn berbatasan dengan Desa Waesamu

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan/Hutan Lindung

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Seram

    Mengenai luas Desa Nuruwe sesuai data yang diperoleh dari kantor Desa Nuruwe adalah 2.500

    (Ha), yang mana digunakan untuk keperluan masyarakat Desa Nuruwe sebagai berikut5 :

    - Lahan pertanian sebesar 150 ha

    - Lahan perumahan sebesar 7 ha

    - Lahan pekuburan sebesar 2 ha

    - Lahan olahraga sebesar 3 ha

    4Didapat dari data Desa tahun 2016 yang tercatat di Kantor Desa Nuruwe.

    5Rencana Strategi (RenStra) Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nuruwe Tahun 2016-2020, 4.

  • 32

    3. Iklim

    Tipe iklim yang mendominasi Desa Nuruwe ada dua musim yaitu musim Barat dan

    musimTimur. Musim timur disertai dengan musim basah (hujan) musim ini terjadi sekitar bulan

    Juli sampai dengan bulan Agustus, sedangkan musim barat terjadi sekitar bulan Februari sampai

    bulan Mei, selain kedua musim ini terjadi juga musim pancarobah yaitu pergantian musim barat

    ke musim timur ataupun sebaliknya yang berlangsung selama 1 bulan yaitu terjadi pada bulan

    Desember.

    4. Keadaan Penduduk

    Berdasarkan data statistik dari kantor Desa Nuruwe tahun 2016, penduduk Desa Nuruwe

    berjumlah 1962 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 460 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 1

    Jumlah Penduduk Desa Nuruwe Menurut Umur dan Jenis Kelamin

    No Umur

    Jenis Kelamin

    Frekuensi Presentase %

    Laki-laki Perempuan

    1

    2

    3

    0-15

    16-55

    56 keatas

    337

    407

    319

    253

    398

    248

    590

    805

    567

    301

    410

    289

    Jumlah 1063 899 1962 100 %

    Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20166

    6Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 april

    2017.

  • 33

    Data tabel di atas menunjukan bahwa penduduk Desa Nuruwe yang berjenis kelamin laki-laki

    lebih banyak yaitu 1063 orang dengan presentase 54,17%, jika dibandingkan dengan perempuan

    yang berjumlah 899 orang dengan presentase 45,82%.

    5. Tingkat Pendidikan

    Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan

    yang luas dan sangat berorientasi ke masa depan selanjutnya. Pendidikan merupakan salah satu

    faktor yang dapat membentuk dirinya dan kehidupannya memasuki taraf yang lebih baik.

    Pemerintah selalu berupaya membangun sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan.

    Pendidikan adalah faktor yang sangat dominan dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia,

    maka masyarakat Desa Nuruwe merupakan salah satu bagian integral dari Negara ini yang secara

    nyata tidak tertingggal dalam bidang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Tingkat

    Perguruan Tinggi, lebih jelas mengenai tingkat pendidikan di Desa Nuruwe dapat di lihat pada

    tabel di bawah ini.

    Tabel 2

    Tingkat Pendidikan Desa Nuruwe

    No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase %

    1

    2

    3

    4

    5

    Sekolah Dasar

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

    Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

    Perguruan Tinggi

    Putus Sekolah

    418

    97

    86

    65

    514

    21,31

    4,94

    4,38

    3,32

    26,19

  • 34

    6 Belum Sekolah 782 39,86

    Jumlah 1962 100%

    Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20167

    Dari tabel 2 di atas, di ketahui penduduk Desa Nuruwe sebagian besar berada pada belum

    sekolah yaitu 782 orang dengan presentase 39,86% dan 514 orang dengan presentase 26,19%

    berada pada putus sekolah, sedangkan 418 orang dengan presentase 21,31% berada pada sekolah

    dasar, maupun 97 orang dengan presentase 4,94% berada pada sekolah lanjutan tingkat pertama,

    dan 86 orang dengan presentase 4,38% berada pada sekolah tingkat atas, sisanya berada pada

    tingkat perguruan tinggi 65 orang dengan presentase 3,32%.

    6. Struktur organisasi dalam pendidikan di Nuruwe8

    7Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April

    2017.

    8 Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.H.Birahy, di SD YPPK Nuruwe pada tanggal 19 April 2017.

    KEPALA DESA KEPALA SEKOLAH

    KURIKULUM KESISWAAN GURU URUSAN

    BENDAHARA

    WALI KELAS GURU

    MATAPELAJARAN GURU PIKET PERPUSTAKAAN

    PROGRAM 7K

    PENJAGA SEKOLAH

    TATA USAHA PRAMUKA

    KOMITE

  • 35

    7. Agama dan Kepercayaan

    Desa Nuruwe Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat pada umumnya tingkat

    kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan faktor utama dalam kehidupan

    masyarakat, tentang suatu agama dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3

    Jumlah penduduk Desa Nuruwe Menurut Agama dan Kepercayaan

    No Agama Frekuensi Presentase %

    1

    2

    3

    4

    5

    Kristen Protestan

    Kristen Katolik

    Islam

    Hindu

    Budha

    1959

    3

    -

    -

    -

    99

    01

    -

    -

    -

    Jumlah 1962 100 %

    Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20169

    Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa Desa Nuruwe menganut agama Kristen Protestan lebih

    banyak dengan jumlah sebanyak 1621 orang dengan presentase 82% sedangkan yang menganut

    aliran GBI sebanyak 338 orang dengan presentase 17% dan juga yang menganut agama Kristen

    Katolik sebanyak 3 orang dengan presentase 01%.

    9Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April

    2017.

  • 36

    8. Mata Pencaharian

    Masyarakat Desa Nuruwe menggantungkan hidupnya pada usaha di bidang pertanian di samping

    memiliki tanaman umur panjang seperti kelapa, cengki, pala dan coklat. Jenis tanaman pangan

    yang diusahakan antara lain :

    - Jagung

    - Umbi-umbian

    - Kacang-kacangan

    - Sayur-sayuran

    Untuk lebih jelas tentang mata pencaharian penduduk Desa Nuruwe dapat di lihat pada tabel di

    bawah ini.

    Tabel 5

    Pekerjaan/Mata Pencaharian Penduduk Desa Nuruwe

    No Mata Pencaharian Frekuensi Presentase %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Petani

    Pegawai Negeri

    TNI/Polri

    Wirasuasta

    Pensiunan

    Belum Kerja

    571

    55

    6

    253

    23

    540

    39,4

    3,8

    0,4

    17,5

    1,6

    37,3

    Jumlah 1448 100 %

    Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 201510

    10Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April

    2017.

  • 37

    Dari tabel di atas menunjukan bahwa masyarakat Desa Nuruwe menggantungkan hidupnya pada

    usaha pertanian. Dari 1448 orang maka jumlah besar mata pencaharian adalah pertanian yang

    berjumlah 571 orang dengan presentase 39,4% dan di susul oleh yang belum bekerja berjumlah

    540 orang dengan presentase 37,3%.

    9. Dinamika Sosial dan Budaya

    a. Konteks jemaat Nuruwe merupakan jemaat pesisir yang memiliki pola hidup sosial

    masyarakat yang terjalin baik, sekalipun dari sisi budaya memiliki keberagaman sesuai

    asal-usul keluarga yang datang Maluku Tenggara, Maluku Utara, dan juga dari provinsi

    lain sekalipun dalam prosentasi yang kecil dan untuk dari Maluku Utara (Bacan)

    merupakan masyarakat pengungsi yang telah hidup 15 tahun. Dalam kebersamaan itu

    juga hidup diantara jemaat GPM warga gereja: Advent 1 KK, Sidang Jemaat Allah 1 KK,

    Khatolik 3 KK, Pentakosta 1 KK, GBI 7 KK. Mereka hidup saling peduli serta tidak

    menimbulkan kecurigaan satu terhadap yang lain.

    b. Dalam menyikapi kemajuan teknologi dengan alat komunikasi yang dapat dimiliki oleh

    semua anggota masyarakat maka dibangun percakapan pastoral dalam mengatasi korban

    teknologi yakni trejadi kehancuran Rumah Tangga, pencurian, penyebaran gambar porno

    di kalangan anak-anak.

    c. Sejak tahun 2008 terjadi pemekaran wilayah kecamatan Kairatu menjadi Kecamatan

    Kairatu Barat. Pemekaran ini berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat dan

    berjemaat, antara lain:

    - Memperpendek rentang kendali

    - Membangun komunikasi inter-antar pemimpin yang sangat harmonis

  • 38

    - Mempermudah urusan birokrasi pelayanan masyarakat.

    10. Keadaan Kesehatan

    a. Gambaran Sanitasi Lingkungan

    Sanitasi lingkungan desa Nuruwe masih tergolong sangat buruk.Hal ini terlihat dari kurangnya

    kepedulian umat untuk membersihkan halaman rumah maupun lingkungan sekitar.Sistem

    drainase/saluran buangan juga belum tertata dengan baik sehingga masih terdapat genangan air

    pada beberapa tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak. Sistim MCK juga

    tergolong minim karena terbukti dari masih banyak warga jemaat yang belum memiliki sarana

    MCK keluarga.Belum tersedianya tempat pembuangan sampah keluarga juga turut menunjang

    buruknya sanitaasi lingkungan karena sampah dibuang ke pantai dan laut.

    b. Jenis Penyakit

    Jenis penyakit yang umum diderita warga jemaat termasuk jenis penyakit akut yang umumnya

    sama dengan dibanyak tempat lainnya yaitu : batuk, pilek, malaria, anemia, Ispa dan maag.

    c. Sarana kesehatan yang tersedia

    Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia berupa POSKESDES juga PUSKESMAS di

    Kecamatan Kairatu dan Kairatu Barat.

    d. Ketersediaan tenaga medis

    Di desa ada Posyandu untuk Balita dan Lansia, dengan 2 tenaga medis yaitu bidan desa.Anggota

    jemaat Nuruwe juga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai bentuk kesadaran pentingnya

    kesehatan sekaligus mengantisipasi pembiayaan kesehatan. Bagi PNS dan pensiunan memiliki ASKES

    (112 orang) sedangkan lainnya menggunakan JAMKESMAS (417 orang) dan masih banyak anggota

  • 39

    jemaat yang tidak memiliki asuransi kesehatan sehingga menggunakan biaya sendiri dan jika sudah

    sampai pada perawatan nginap selalu diberi keterangan kurang mampu dari desa.11

    Tabel 6

    Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

    No. Jaminan Kesehatan Frekuensi Presentase

    1. ASKES 112 7%

    2. JAMKESMAS 417 28%

    3. BIAYA SENDIRI 989 65%

    Sumber :Pendataan Jemaat 2016

    11. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

    11Rencana Strategi (RenStra) Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nuruwe Tahun 2016-2020, 16-17.

    SANIRI NEGERI KEPALA PEMERINTAHAN

    PELAKSANAAN TEKNIS

    PEMERINTAHAN

    PELAKSANAAN TEKNIS

    PEMBANGUNAN

    RUKUN TETANGGA

    MASYARAKAT

    PELAKSANAAN TEKNIS

    PEMBERDAYAAN

    SEKRETARIS

    KAUR UMUM

    KAUR PERENCANAAN

  • 40

    Berdasarkan gambaran struktur organisasi pemerintahan desa di atas12

    , dapat

    dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas pihak yang berwjib dan ditugaskan untuk

    memimpin desanya ialah pihak Pemerintahan Desa yang disingkat sebagai PemDes merupakan

    lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini ini diatur

    melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahann desa yang diterbitkan

    untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) UUD Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti yang tertuang dalam paragraph 2 pasal

    14 ayat (1), adalah kepala desa13

    yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang

    memimpin penyelenggaraam pemerintahan desa.Bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa,

    melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

    Dengan berfungsi sebagai:

    a. menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja pemerintahan, penetapan

    peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan

    ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat, adiministrasi kependudukan dan

    penataan serta pengelolaan wilayah.

    b. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan

    pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.

    c. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,

    partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

    12Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April

    2017.

    13Pemerintah Desa-Wikipedia Bahasa.Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/pemerintah-desa.

    https://id.m.wikipedia.org/wiki/pemerintah-desa

  • 41

    d. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang

    budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga.

    e. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.14

    Kemudian ada juga Saniri Negeri yang berperan mengayomi adat-istiadat dan hukum

    adat yang berlaku.Saniri negeri berperan membantu raja atau kepala desa dalam menyelesaikan

    setiap perselisihan di lingkungan negeri atau desa. Yang beranggotakan sekelompok orang yang

    terdiri dari beberapa marga atau fam15

    merupakan apa yang telah ditentukan secara turun-

    temurun. Struktur saniri negeri akan digambarkan dan dijelaskan di point berikut.

    Sekretaris Desa merupakan pembantu Kepala Desa selaku pemegang kekuasaan pengelolaan

    keuagam desa atau coordinator keuangan desa, yang bertugas:

    a. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi syrat menyurat,

    arsip, dan ekspedisi.

    b. melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi sumber-sumber

    pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi kepala

    desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga-lembaga pemerintahan desa lainnya.

    c. melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan

    belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan

    monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan.

    14Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa.Diakses dari http:www.masawah.desa.id/2016/04/tugas-pokok-

    dan-fungsi-kepala-desa-dan.html?m=1.

    15“Fam” sebutan orang Maluku sebagai Marga dari sistem kekeluargaan di Maluku yang pada umumnya

    berdasarkan garis keturunan dari ayah.

  • 42

    Meskipun dalam pemerintahan desa sudah ada sekretaris desa, ada juga yang namanya

    Kaur Umum, singkatan dari Kepala Urusan Umum untuk membantu pekerjaan seorang sekretaris

    desa (sekdes).16

    Bisa dikatakan tugas dan fungsinya adalah sebagai TU (tata usaha) dalam suatu

    kantor, untuk mengatur ketepatan dan kerapihan administrasi kantor sehingga file-file dan data

    kantor desa akan mudah diakses dan dicari bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Rukun Tetangga

    merupakan pembagian wilayah di Indonesia di bawah rukun warga, yang dipimpin oleh ketua

    RT yang dipilih oleh warganya.17

    Rukun tetangga merupakan merupakan organisasi masyarakat

    yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan

    masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotong royongan dan kekeluargaan serta untuk

    membantu meningkatkan kelancaran tugas dari pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan

    di desa dan kelurahan.Dalam kehidupan masyarakat di pedesaan Indonesia mempunyai sistem

    kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.Masyarakat pedesaan

    bersifat homogen18

    seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat, dan sebagainya.

    Kehidupan masyarakat pedesaan juga identik dengan istilah gotong royong yang merupakan

    kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan bersama.

    16Tugas dan Fungsi Kepala Urusan.Diakses dari https://www.pedekik.com/tugas-dan-fungsi-kepala-urusan-

    umum-di-pemerintahan-desa/.

    17Rukun Tetangga-Wikipedia Bahasa.Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/rukun-tetangga.

    18Pengertian Masyarakat Desa. Diakses dari https://www.kompasiana.com/wahyuputri/pengertian-

    masyarakat-desa_//.

  • 43

    12. Struktur Kerja Dalam Adat

    Setelah penjelasan mengenai struktur pemerintahan desa di atas19

    , penulis sudah

    menyinggung sedikit mengenai saniri negeri yang merupakan bagian dari struktur kerja dalam

    adat, di dalamnya akan dijelaskan demikian. “Upu Latu” berdasarkan cerita zaman dahulu,

    masyarakat Maluku Tengah berasal dari Nusa Ina yang artinya Pulau Ibu, yakni Pulau Seram.

    Bermula karena mereka bermukim di puncak gunung yang namanya Gunung Nunusaku. Nama

    Nunusaku bagi masyarakat Maluku Tengah yang masih menghayati adat-istiadatnya adalah

    lambing persatuan yang bersifat sakral. Tatkala nenek moyang masih bermukim di puncak

    Nunusaku, mereka bernaung di bawah satu pemerintahan adat yang dipimpin oleh suatu kepala

    adat namanya Upu Latu. Upu artinya tuan (bersifat kebapaan), dan Latu artinya kekuasaan atau

    19Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.J.Tukane, di nuruwe pada tanggal 23 April 2017.

    UPU LATU

    SOA

    WARIWAA

    MALESI

    MAUWENG

    KEWANG

    AMANUPUI

    JURU TULIS

    MARINYO

  • 44

    keperintahan.20

    “Soa” Soa atau marga adalah orang yang paling dituakan dalam suatu soa atau

    merga tertentu.“Marinyo” sebagai juru bicara raja kepada rakyatnya atau kepada negeri lain dan

    bertugas juga untuk mengumpulkan warga ketika akan dilangsungkan kegiatan-kegiatan

    bersejarah. “Kewang” suatu jabatan dalam tradisi Maluku yang tugasnya untuk melakukan

    perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam yang ada di dalam negeri.“Mauweng”

    sebagai pemuka agama yang sangat dihormati dan disegani bahkan segala pertimbangan Raja

    harus meminta dulu nasehat darinya.“Juru Tulis” merupakan perangkat pemerintah desa yang

    membantu kepala desa.21

    13. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan

    Keadaan jemaat GPM Nuruwe terdiri dari 6 sektor pelayanan yang mawadahi 13 unit pelayanan adalah

    sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini.

    Tabel 4

    Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan

    SEKTOR UNIT

    JUMLAH JUMLAH

    STATUS GEREJAWI Jumlah Pelayan

    BAPTIS SIDI NIKAH

    KK JIWA

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Zaitun I 34 159 151 87 56

    Pengurus 8 + 2

    MJ = 10

    20Sejarah Bangsa Maluku. Diakses dari http”//rocknrollstargaze.blogspot.co.id./2011/12/sejarah-bangsa-

    maluku.html?m=1.

    21Hasil wawancara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe), pada tanggal 22 April 2017.

  • 45

    II 18 82 76 42 34

    Jumlah Zaitun 52 241 227 129 90

    Elim

    I 35 153 142 78 66

    II 26 128 121 76 50

    Jumlah Elim 61 281 263 154 116

    Dalyes

    I 30 154 144 81 51

    II 28 143 137 75 50

    Jumlah Dalyes 58 297 281 156 101

    Sion

    I 29 142 129 69 52

    II 26 124 118 61 43

    Jumlah Sion 55 266 247 130 95

    SEKTOR UNIT

    JUMLAH

    KK

    JUMLAH

    JIWA

    STATUS GEREJAWI

    BAPTIS SIDI NIKAH

    Irene

    I 17 89 85 66 33

    II 21 97 90 50 37

    Jumlah Irene 38 186 175 116 70

    Eklesia

    I 28 134 106 69 38

    II 42 187 171 94 69

    III 28 110 106 69 50

    Jumlah Eklesia 98 431 383 232 157

    JUMLAH

    KESELURUHAN

    362 1702 1576 917 629

    Sumber :Pendataan Jemaat 201622

    22Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Pdt. M. Mamulaty, di kantor jemaat nuruwe pada tanggal 25

    Agustus 2017.

  • 46

    Dari data yang disampaikan pada tabel diatas, jumlah KK pada sektor dan Unit masing-masing, ternyata

    tidak semua KK dan jiwa yang terdata tinggal di desa/jemaat Nuruwe. Ada 100 jiwa atau 6,59.% dari

    jumlah jiwa yang berada diluar jemaat karena tuntutan pekerjaan dan pendidikan. Terkait status gerejawi

    maka dapat disampaikan bahwa jumlah yang belum baptis 126 anak,yang belum sidi 659 orang dan yang

    belum nikah 15 pasang.

    14. Struktur kerja dalam lembaga gereja23

    23Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.Pdt.M.Mamulaty, di kantor jemaat nuruwe pada tanggal 25

    Agustus 2017.

    KETUA MAJELIS JEMAAT

    SEKRETARIS WAKIL

    SEKRETARIS WAKIL KETUA

    SEKTOR

    UNIT

    KK

    BENDAHARA WAKIL

    BENDAHARA

  • 47

    B. PEMAHAMAN ORANG DI NURUWE MENGENAI TIGA BATU TUNGKU

    B.1 Asal-usul Tiga Batu Tungku

    Dalam masyarakat Desa Nuruwe, Tiga Batu Tungku ini merupakan salah satu wadah

    penting di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing untuk kepentingan masyarakat.

    Sesuai dengan pemahaman masyarakat di Desa Nuruwe dikenal dengan Tiga Batu Tungku yang

    melambangkan tiga tokoh penting di masyarakat yaitu, Kepala Desa, Pendeta dan Guru. Ketiga

    tokoh tersebut sangat menentukan perkembangan suatu desa, dengan prinsip masing-masing

    tokoh dengan peran tersendiri dari pada bidang dan tugasnya yang saling pengertian dan kerja

    sama yang utuh di antara tokoh puncak di desa.Namun secara historisnya dapat dikatakan bahwa

    asal mula munculnya budaya ini tidak dapat ditentukan kepastiannya, karena secara turun-

    temurun sudah diwariskan dari leluhur kepada generasi penerus sampai kepada kami saat ini.24

    Ketika proses penelurusan yang terus berlangsung mengenai asal mulanya budaya Tiga Batu

    Tungku ini, memang benar sudah ada sejak dahulu (sejak zaman leluhur) di Maluku saat

    terjadinya peperangan Antar-suku yakni suku Waemale dan suku Alune. Terjadinya perpecahan

    antara kedua suku tersebut dengan dibentuklah kelompok-kelompok kecil dalam satu masyarakat

    dari berbagai keluarga sehingga membentuk satu persekutuan mata rumah yang disebut sebagai

    soa.Kemudian dari setiap soa mengadakan musyawarah maka dibentuklah Tiga Batu Tungku

    sebagai sarana untuk membangun desa.25

    Dalam hal ini Tiga Batu Tungku di Nuruwe tidaklah

    memiliki dokumen secara tertulis sehingga tidak jelas seperti apa dan bagaimana asal mulanya

    budaya tersebut. Akan tetapi asal-usul budaya tersebut bisa dipertahankan dan diwariskan

    24Hasil wawancara dengan Bpk. J. Tukane (Kepala Desa Nuruwe), pada tanggal 20 April 2017.

    25Hasil wawancara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe), pada tanggal 22 April 2017.

  • 48

    melalui tuturan sejarah sampai saat ini di Nuruwe sebagai bukti penghargaan akan suatu budaya

    dari leluhur yang memang dianggap penting.

    B.2. Realitas Keberadaan Tiga Batu Tungku

    Dengan adanya proses penelitian yang berlangsung, maka peneliti menemukan berbagai

    pemahaman dari masyarakat di Nuruwe mengenai realitas keberadaan tiga batu tungku tersebut.

    Unsur Tiga Batu Tungku ini merupakan salah satu wadah penting di desa yangbekerja sama

    dalam bidang masing-masing untuk kepentingan masyarakat, dalam bentuk Tiga Batu Tungku

    itu yakni Kepala Desa, Guru dan Pendeta. Ketiga Batu Tungku ini harusberjalan serasi untuk

    memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya untuk kepentingan masyarakat Desa

    Nuruwe.Tiga Batu Tungku bertanggung jawab bersama untuk membangun desa dalam suasana

    kebersamaan sebagai implementasi dalam membangun hidup kegotong-royongan yang

    merupakan budaya masyarakat yang di bangun dan di pelihara berdasarkan Adat Istiadat yang

    memilki kapasitas intelektual yang baik.Tiga Batu Tungku mempunyai kesepakatan bersama

    dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan membangun pembangunan Baileu Desa, membangun

    sarana pendidikan dan membangun sarana tempat ibadah. Dilihat bahwa, dalam pembangunan

    yang di buat ini tiga batu Tungku mempunyai kesepakatan dan kerja sama dengan masyarakat

    Desa Nuruwe dengan baik.26

    Dengan penjelasan diatas mau dikatakan bahwa Tiga Batu Tungku

    bertanggung jawab bersama untuk membangun desa dalam suasana kebersamaan sebagai

    implementasi sifat gotong-royong dengan jiwa dan semangat Tiga Batu Tungku.

    26Hasil wawancara dengan Bpk. P. Matital (Sekertaris Desa), pada tanggal 23 Agustus 2017.

  • 49

    Ditambahkan dengan apa yang dipahami oleh seorang tokoh masyarakat pendatang di

    Nuruwe bahwa, Tiga Batu Tungku ini memiliki tanggung jawab bersama dalam mempersiapkan

    Kader atau calon-calon pemimpin yang memiliki jiwa intelektual dan spiritual atau iman. Tiga

    Batu Tungku ini sangat penting dalam masyarakat, ketiga tokoh tersebut sangat menentukan

    perkembangan suatu desadengan prinsip masing-masing tokoh berdasarkan perannya.Namun

    kesatuan yang di susun bersama dengan pemahaman bermasalah yang sangat menentukan

    keberhasilan pembangunan dan pelayanan di desa.Adapun masalah-masalah yang terjadi dalam

    masyarakat Desa Nuruwe, seperti Pemabukan (Miras) yang di lakukan oleh pemuda-pemudi

    sehingga dapat menimbulkan keributan yang dapat membuat keamanan dalam masyarakat tidak

    aman. Tetapi di lihat bahwa, dengan adanya Tiga Batu Tungku ini kerja sama yang di lakukan

    dalam masalah tersebut dapat di tanggulangi dan di selesaikan secara bersama dengan

    baik.27

    Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa

    peranan Tiga Batu Tungku ini saling berkaitan dan mempunyai peranan penting dalam roda

    kepemimpinan.

    Kemudian juga berlanjut dengan tambahan dari seorang tokoh masyarakat asli di

    Nuruwe, mengatakan bahwa dalam melaksanakan tanggung jawabnya pada bidang masing-

    masing. Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat, mengatur pembangunan

    desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat yang berlaku di desa, karena adat dapat

    mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan merupakan suatu kepribadian dari suatu

    masyarakat atau bangsa, sehingga adat itu tetap kekal, karena adat selalu menyesuaikan diri

    dengan kemajuan masyarakat dan kehendak zaman.Tiga Batu Tungku merupakan pemimpin dari

    27Hasil wawancara dengan Ibu M. Kastanya, pada tanggal 23 Agustus 2017.

  • 50

    pola tradisional yang diatur dalam sistem adat istiadat setempat pada masyarakat Desa Nuruwe.

    Jiwa dan kerja sama dan nilai budaya dalam perencanaan pembangunan desa dan jemaat di

    semua bidang antara ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan penuh rasa kebersamaan

    dengan semangat yang dijiwai oleh filosofi Tiga Batu Tungku. Tiga Batu Tungku mempunyai

    perhatian yang baik terhadap masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi

    dan juga perhatian Tiga Batu Tungku terhadap kebersihan lingkungan dengan penuh tanggung

    jawab dan kerja sama.28

    Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat, mengatur

    pembangunan desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat yang berlaku di desa.

    Dengan demikian diperjelas oleh kedua tokoh penting, bahwa dalam rencana untuk

    melaksanakan suatu kegiatan dalam bidang keagamaan di desa harus dilandasi dengan doa yang

    di pimpin oleh unsur gereja, sehingga yang di yakini bahwa keagamaan sangat penting dan

    bermakna bagi masyarakat melalui hidup kebersamaan di desa dan jemaat demi kepentingan

    pembangunan dan pelayanan di jemaat agar dapat menghasilkan perencanaan yang terencana

    terukur serta tertanggung jawab atas pembentukan intelektualitas yang bertakwa dan takut akan

    Tuhan.Bidang keagamaan mempunyai nilai budaya dalam hidup beragama dengan mempunyai

    nilai rohani dan jasmani, sehingga dengan adanya bidang keagamaan sangat penting bagi

    masyarakat Desa Nuruwe.29

    Dapat disimpulkan bahwa bidang keagamaan penting di dalam

    masyarakat untuk membangun kesatuan perencanaan dan kerja sama yang baik dalam desa untuk

    membina mental spiritual umat melalui iman yang memiliki kapasitas intelektual yang baik.

    Oleh karena itu, peran pendeta sebagai Tiga Batu Tungku antara Kepala Desa, Pendeta dan

    28Hasil wawancara dengan Bpk.M.Akollo, pada tanggal 25 Agustus 2017.

    29Hasil wawancara dengan Bpk. Pdt. M. Mamulaty, S.Si (Ketua Majelis Jemaat GPM Nuruwe), pada

    tanggal 25 Agustus 2017.

  • 51

    Kepala Sekolah sangatlah penting dalam membangun dan memajukan kehidupan masyarakat

    Desa Nuruwe, serta partisipasi dari masyarakat dalam mendukung program yang dilaksanakan

    oleh Tiga Batu Tungku.Tiga Batu Tungku mempunyai peran dalam bidang keagamaan dengan

    membina generasi-generasi muda dalam membentuk kepribadian masing-masing dalam masa

    perkembangan dengan baik.

    Masing-masing unsur khususnya pendidikan bertanggung jawab di bidangnya dengan

    baik, di lihat dari ketiga batu tungku ini saling bekerja sama dalam melihat dan memperhatikan

    jalannya jam belajar anak dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan baik.Peranan Tiga Batu

    Tungku ini, dilihat dalam bidang pendidikannya sangat penting bagi anak-anak dalam

    pendidikannya meraih cita-citanya, sehingga dengan adanya bidang pendidikan dalam

    masyarakat Desa Nuruwe dapat membantu dan melihat jalannya jam belajar pada masing-masing

    anak.Dilihat bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-anak masa kini, sehingga pembelajaran

    menjadi mudah dan bermakna bagi anak.30

    Memang benar pendidikan sangat penting dalam

    masyarakat bagi anak-anak dalam Desa Nuruwe, dengan adanya bidang pendidikan ini dapat

    membantu orang tua dalam memperhatikan jam belajar anak dengan baik.

    30Hasil wawancara dengan Bpk. U. Pariama (Guru SD YPPK NURUWE), pada tanggal 25 Agustus 2017.

  • 52

    B.3. Kontribusi Tiga Batu Tungku Dalam Membangun Desa Nuruwe

    Mengenai realitas Tiga Batu Tungku di Desa Nuruwe sendiri, telah ditemukan

    pengupayaan dalam membangun dan mensejahterakan keadaan masyarakat.Raja Nuruwe

    mengatakan bahwa dalam berbagai kegiatan masyarakat peran pemerintah sangatlah penting,

    namun masih terdapat kekurangan pada kehidupan masyarakat Desa Nuruwe. Adanya fasilitas

    atau sarana dan prasarana yang ada di pedesaan tergantung pada aksebilitas yang ada di

    lingkungan desa tersebut. Jika aksebilitas bagus maka akan sangat mungkin untuk memperbaiki

    fasilitas di pedesaan. Sarana dan prasarana yang ada pada masyarakat Desa Nuruwe belum

    lengkap khususnya pada masyarakat Desa Nuruwe seperti Air Bersih, saluran (Got) ataupun

    jalan rebat.31

    Disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang yang diberikan oleh

    pemerintah belum lengkap.

    Kemudian terungkap juga oleh anggota masyarakat, Tiga Batu Tungku pun ikut serta

    dalam memberikan bantuan biaya seperti kelompok pertanian dan kelompok rumput laut pada

    masyrakat Desa Nuruwe mendapatkan bantuan dana, tidak hanya dalam bantuan biaya saja

    namun juga dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dari dinas kesehatan, namun tidak secara rutin

    dalam memberikan bantuan berupa biaya. Dilihat bahwa, Tiga Batu Tungku membantu

    memberikan bantuan dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat di bidang pendidikan yaitu

    pendirian PAUD, Pemerintah Desa membantu memberikan sarana penunjang seperti

    meningkatkan sektor home industri rumput laut dan gentheng untuk membangun kantor baileu

    desa, dibidang keagamaan membantu memberikan biaya untuk renovasi gedung Gereja dan doa

    31Hasil wawancara dengan Bpk. J.Tukane (Raja Nuruwe), pada tanggal 23 April 2017.

  • 53

    bersama.32

    Disimpulkan bahwa peranan dari Tiga Batu Tungku sangat diperlukan dalam

    menunjang segala kegiatan yang dilakukan, namun ada kekurangan bantuan berupa biaya.

    Tiga Batu Tungku merupakan unsur yang sangat menentukan dalam keberlangsungan

    dan perkembangan suatu organisasi atau pemerintahan.Dalam era yang penuh dinamika serta

    perubahan yang cepat seperti sekarang ini, kepemimpinan Tiga Batu Tungku yang peka terhadap

    perubahan sangat di perlukan dalam memberdayakan semua potensi yang dimiliki

    masyarakat.Dalam mewujudkan pembangunan desa tidak hanya di butuhkan peranan

    kepemimpina Tiga Batu Tungku saja, namum harus ada hubungan yang sinergis antara

    kepemimpina pemerintah Desa dengan partisipasi masyarakat Desa Nuruwe. Tiga Batu Tungku

    mengatur dan menghidupkan kesejahteraan hidup masyarakat di desa dengan penuh rasa

    bertanggung jawab dan kebersamaan dengan semangat dalam pelaksanaan program yang pula

    diikutsertakan unsur-unsur terkait, antara lain: Gereja dan Pendidikan agar ada sinergi program

    pemerintah untuk pembangunan menyeluruh di desa.33

    Tiga Batu Tungku bertanggung jawab dan

    mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat, sehingga kehidupan masyarakat Desa Nuruwe

    terjamin dalam kebutuhan hidup masing-masing dengan sejahtera.

    Dalam setiap pertemuan yang di lakukan oleh Tiga Batu Tungku ini selalu ada

    kesepakatan suatu program yang di susun terencana dalam tugas dan fungsi pada bidang masing-

    masing, sehingga kerja sama yang di lakukan pada perannya selalu berjalan dan terprogram

    32Hasil wawancara dengan Bpk. W. Maail, pada tanggal 26 April 2017.

    33Hasil wawancara dengan Bpk. A. Akollo, pada tanggal 26 April 2017.

  • 54

    dengan segala baik. Dengan adanya Tiga Batu Tungku ini dapat membangun kehidupan Desa

    Nuruwe dengan keharmonisan dan jiwa raga yang penuh kebersamaan.

    Dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku ini juga ada perhatian khusus terhadap ibadah

    Tiga Batu Tungku. Pertemuan Tiga Batu Tungku sangat penting, sehingga program-program

    kerja yang telah dibuat oleh Tiga Batu Tungku dalam masyarakat Desa Nuruwe selalu dijalankan

    dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama dengan partisapi yang ada pada masyarakat,

    mengingat pertemuan ini sebagai sarana untuk bertemu dan berkumpul bagi tiga kekuatan utama

    yaitu tokoh adat, agama dan pemerintahan guna memberikan pikiran dan solusi serta

    menyamakan persepsi bagaimana membangun Desa Nuruwe dan mensejahterahkan kehidupan

    masyarakat Desa Nuruwe lebih berkembang dengan kemajuan-kemajuan pada kehidupan

    bersama untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga menghasilkan budaya-budaya dan

    tradisi-tradisi yang ada pada kehidupan masyarakat Desa Nuruwe.

    Dilihat bahwa, adanya kerja sama yang di lakukan oleh Tiga Batu Tungku dengan

    program yang ada dalam masyarakat seperti bersih desa, penataan kerapian desa, acara hiburan

    dan doa bersama, bahwa dengan program yang dibuat ini maka Tiga Batu Tungku mempunyai

    kerja sama dan tanggung jawab yang baik dalam masyarakat Desa Nuruwe.34

    Disimpulkan

    bahwa di dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku untuk memiliki kerja sama yang baik

    dengan menekankan pada perannya yang ada dalam masyarakat. Adanya kerja sama yang

    dilakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam mengembangan lembaga

    kemasyarakatan baik dalm bentuk materil maupun pengawasan terhadap perkembangan

    34Hasil wawancara dengan Bpk. D. Maloka, pada tanggal 27 April 2017.

  • 55

    kesejahteraan hidup masyarakat.35

    Disimpulkan bahwa ada kerja sama yang dilakukan pihak

    desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dengan baik. Dilihat bahwa, kerja sama yang di

    lakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam masyarakat Desa Nuruwe

    mempunyai tanggung jawab yang dilakukan dengan penuh kebersamaan. Oleh karena itu, peran

    ketiga bidang ini sangatlah penting dalam membangun dan memajukan kehidupan masyarakat

    Desa Nuruwe.

    C. Pemaknaan Tiga Batu Tungku

    Pada dasarnya istilah Tiga Batu Tungku ini menjadi bagian dari budaya orang-orang

    Maluku, karena batu identik sebagai unsur material menjadi tanda budaya yang memiliki nilai

    sakral bagi orang-orang Maluku sendiri.Sedangkan tungku selalu identik dengan tempat

    memasak tradisional bagi orang-orang Maluku. Memang di beberapa negeri (daerah) di Maluku,

    Tiga Batu Tungku sendiri disebut dalam ragam istilah seperti TBT, TiBaKu, Batu Tungku Tiga,

    Tiga Tungku, Tiga Batu Satu Tungku, Tungku Tiga, Satu Tungku Tiga Batu.36

    Beragam

    penyebutan itu pun yang bersumber dari masing-masing negeri, namun memiliki arti yang sama

    yang bertumpu pada sistem kerjasama antara Kepala Desa (Raja), Pendeta, dan Guru.

    Mengenai arti dari istilah itu sendiri, dengan adanya proses penelitian dan pengamatan

    yang dilakukan, kemudian seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadinya pergeseran

    makna dalam istilah atau budaya TIGA BATU TUNGKU yang dimiliki di Desa Nuruwe dan

    35Hasil wawancara dengan Bpk. U. Hitipeuw, pada tanggal 28 April 2017.

    36E.T.Maspaitella. Kuti Kata: TIGA BATU TUNGKU.Diakses dari

    http://kutikata.blogspot.co.id//2008/01/tiga-batu-tungku.html?m=1. Pada tanggal 06 November 2017, Pukul

    01.12AM.

    http://kutikata.blogspot.co.id/2008/01/tiga-batu-tungku.html?m=1

  • 56

    juga negeri-negeri (daerah) lain. Dengan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Desa

    Nuruwe, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain bahkan di perkotaan, ternyata Tiga Batu

    Tungku itu tidaklah asing bagi masyarakat Maluku.Namun karena adanya perkembangan zaman

    yang terjadi, adanya pengaruh-pengaruh dari luar daerah, dan bermacam-macam alasan yang

    didengarkan, maka masyarakat tidak lagi mempedulikan budaya Tiga Batu Tungku itu lagi.

    Padahal mereka tidak sadar bahwa Tiga Batu Tungku merupakan suatu peninggalan dari leluhur

    yang sangat baik, untuk menjadi suatu tata cara bagu kehidupan orang Maluku. Hasil penelitian

    membuktikan bahwa, jika dilakukan perbandingan ternyata kehidupan masyarakat di daerah-

    daerah pelosok (terpencil) dengan masyarakat perkotaan di Maluku zaman dahulu dan zaman

    sekarang sangatlah berbeda jauh, kebanyakan diakibatkan karena adanya berbagai pengaruh dari

    luar daerah (Maluku) yang akhirnya merusak jati diri dan budaya bangsa itu sendiri. Karena

    budaya juga bisa mempengaruhi realitas seseorang yang ada hubungannya dengan persepsi dan

    perilaku.37

    Berarti setiap daerah di Maluku masih mempertahankan budayanya sebaik mungkin,

    memiliki kehidupan yang lebih baik berbeda dengan kehidupan masyarakat yang tidak lagi

    mempertahankan budayanya karena dianggap tidaklah penting.

    Mengenai pengertian dan asal-usul dari Tiga Batu Tungku sudah diungkapkan oleh

    beberapa orang di Desa Nuruwe dan sudah dijabarkan dengan sejelasnya.Namun mengenai

    makna dari Tiga Batu Tungku itu sendiri juga memiliki makna berbeda-beda yang diungkapkan

    dari berbagai informan. Tanggapan mengenai Tiga Batu Tungku, sepertinya tidak asing bagi

    masyarakat di Nuruwe dan itu merupakan unsur kerja nyata dari tiga unsur (Gereja, Pemerintah

    37Larry A.Samovar, Richard E.Porter, Edwin R.McDaniel. Komunikasi Lintas Budaya (Jakarta Selatan:

    Penerbit Salemba Humanika). 223.

  • 57

    Desa, dan Adat (Saniri Negeri) yang dianggap sangat bermakna bagi kehidupan dan spiritualitas

    masyarakatnya, karena ketiganya bekerjasama karena saling mengisi dan saling melengkapi,

    demi kepentingan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat Nuruwe.38

    Terlihat pada saat

    ketika salah satu unsur (Gereja) selalu memperhatikan waktu untuk beribadah, dalam proses

    beribadah yang dilakukan oleh tiap anggota masyarakat (Angkatan Muda) untuk pemuda-

    pemudi, (Pelwata) untuk kaum perempuan dengan jenjang usia yang sudah dewasa dikatakan

    dewasa yang sudah mengikuti pengakuan imannya (Sidi Gereja) dihadapan Yesus Kristus,

    Pendeta dan anggota jemaat yang menyaksikannya, kemudian (Pelpri) juga untuk kaum pria

    sama halnya dengan kaum perempuan. Ada juga (Tunas Pekabaran Injil dan Sekolah Minggu)

    bagi anak-anak dengan kategori usia 1 tahun sampai 16 tahun, dan (Katekisasi) bagi anak yang

    sudah melewati proses pendidikan selama 16 di Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil

    (SMTPI). Dalam setiap ibadah yang dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermutu sebagai

    bentuk pelayanan yang mendidik, membina dan membangun setiap orang yang hadir dalam

    ibadahnya.

    Dilanjutkan dengan pemahaman mengenai makna Tiga Batu Tungku, yang berarti

    perpaduan antara tiga unsur terpenting di Nuruwe (Pemerintah Desa, Gerea, dan Adat) sebagai

    bentuk penghargaan budaya dari leluhur. Sejak dulu jika tidak adanya kerja dari ketiga unsur ini,

    maka kehidupan masyarakat dianggap tidak berkembang. Jika terlihat dengan sistem kerja dari

    pemerintah desa yang telah berjalan dan terbukti sukses hanya untuk kepentingan dan kemajuan

    38Hasil wawancara dengan Bpk. Pdt. M. Mamulaty (Ketua Majelis Jemaat GPM Nuruwe), pada tanggal 25

    Agustus 2017.

  • 58

    akan desa ini,39

    “supaya orang bisa tau katong pung negri nih biar akang seng bae tapi palang-

    palang katong sandiri yang bisa biking bae akang, karna kalo bukang katong sandiri sapa lai?

    memang batul dar luar lia negeri nih seng bae karna rumpu-rumpu su nae tinggi amper dapa

    langit, tapi coba masu dalam negri su bagus deng barsih macam bagini nih!”40

    Ungkapan

    tersebut mau dikatakan bahwa secara langsung dari pihak pemerintah negeri (desa) sudah

    menggerakan masyarakatnya untuk memperhatikan lingkungannya demi suatu kesejahteraan

    bersama. Kepentingan yang sama juga dampak bagi pemerintah negeri yang bekerja sama

    dengan pihak lembaga gereja, pada saat pemerintah negeri mempedulikan kebersihan secara utuh

    di dalam negeri, kemudian membersihkan halaman gereja sementara, lokasi pembangunan gereja

    yang sementara dikerjakan bersama dalam masyarakat, juga membersihkan halaman rumah

    Pendeta (Pastori). “anam September41

    su dekat jadi katong musti karja karas, biking barsih

    katong pung kintal-kintal rumah deng kintal gareja deng kintal pastori tuh musti barsih. Bapa

    pendeta bilang par katong, ada mo lomba kalesang kintal deng lomba-lomba antar sektor

    pelayanan nih jadi katong musti barlomba-lomba karja. Mangkali katong di sektor sini yang

    dapa juara, sapa yang seng bangga?”42

    Penulis beranggapan bahwa, berkaitan dengan tindakan

    39Hasil wawan cara dengan Bpk. J. Tukane, pada tanggal 1 September 2017.

    40Dialog dalam bahasa daerah Maluku yang diungkapkan oleh Bpk.J.Tukane selaku Raja Nuruwe, yang

    artinya: Supaya orang lain mengetahui negeri (desa) yang kita tempati tidak bagus dan indah tetapi perlahan kita

    sendiri yang bisa perbaikinya sebaik mungkin, karena kalau bukan kit sendiri yang memperbaikinya siapa lagi?

    Memang benar kalau terlihat dari depan negeri terlihat kotor (rumput-rumpunya seumpama tumbuh setinggi-

    tingginya mendekati langit, tetapi jika dilihat ke dalam negeri sudah dikategorikan indah dan bersih.

    41“Anam September” dialog Maluku yang artinya Enam September, sebagai Hari Ulang Tahun Gereja

    Protestan Maluku.

    42Hasil wawancara dengan Bpk. R. Matital (Sekertaris BPD, merangkap sebagai Guru SD YPPK), pada

    tanggal 2 September 2017. Dengan dialog Maluku “Tanggal 6 September hampir tiba, jadi kita harus kerja keras

    untuk membersihkan halaman-halaman rumah, halaman gereja, dan halaman pastori supaya bersih. Bapak Pendeta

  • 59

    untuk mempedulikan setiap halaman dari masing-masing rumah bahkan daerah memang dinggap

    sangat penting dan itu memang suatu kewajiban untuk hidup sehat. Tetapi untuk hal ini

    kemungkinan berbeda dengan tindakan kepedulian yang dilakukan tidaklah sama. Perbedaanya,

    kehidupan masyarakat di Maluku khususnya di pelosok daerah (perkampungan), lebih

    mempedulikan perkataan dari seorang (sosok pendeta), mereka menganggap bahwa pendeta

    adalah wakil Tuhan Allah sehingga mereka tidak melawan apa yang dikatakan atau

    diperintahkan oleh pendeta sebagai pemimpin mereka dibandingkan dengan sosok Raja sebagai

    pemimpin dalam negeri (desa).

    katakana kepada kami, akan dilaksanakan lomba membersihkan halaman dan perlombaan lainnya. Siapa tau

    (kemungkinan) kami di sektor pelayanan ini bisa mendapatkan juara, siapa yang tidak bangga?

  • 60

    Rangkuman

    Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan hal penting sehubungan dengan Tiga Batu

    Tungku bagi masyarakat Nuruwe, yaitu:

    1. Berdasarkan pemahaman orang Nuruwe, Tiga Batu Tungku merupakan wadah terpenting

    di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing untuk kepentingan

    masyarakatnya. Tiga Batu Tungku memang sudah ada sejak zaman leluhur, sebagai

    penopang bagi masyarakat ketika adanya permasalahan.

    2. Pemaknaan Tiga Batu Tungku yang awalnya dipahami kebanyakan orang sebagai sistem

    kerjasama yang dilakukan oleh kepemimpinan raja, pendeta, dan guru. Namun setelah

    dilakukan penelitian yang lebih lanjut, ternyata ada lembaga-lembaga swadaya

    masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Sehingga pemahaman mengenai

    makna tiga batu tungku sendiri telah mengalami perubahan, menjadi sistem kerjasama

    yang dilakukan oleh ketiga unsur penting dalam masyarakat yaitu lembaga gereja (yang

    di dalamnya pendeta dan struktur organisasi terkait dalam gereja), adat (yang di

    dalamnya termasuk saniri negeri, upu latu, dan struktur organisasi terkait adat-istiadat),

    dan pemerintah desa (yang di dalamnya kepala desa dan struktur organisasi terkait

    pemerintah desa, juga yang berkaitan dengan lembaga-lembaga swadaya termasuk

    pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat).