php laporan akhir praktikum
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Keberadaan modernisasi yang tentu dipahami juga akibat desakan
kekuatan kapitalis modern mendorong berdirinya pasar modern di tengah
– tengah masyarakat Indonesia. Dalam jangka waktu singkat, para pelaku
usaha ritel modern dengan kemampuan kapital yang luar biasa
memanjakan konsumen dengan berbagai hal positif terkait kenyamanan
saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang kian beragam,
kualitas produk yang makin meningkat, dan harga yang makin murah
karena adanya persaingan.
Pasar ialah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Ada dua peran di
pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan
memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat.
Menurut klasifikasinya, pasar terdiri dari Pasar Tradisional dan Pasar
Modern.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung
dan biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada
pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini
masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat
kawasan perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk
mencapai pasar. Sedangkan Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, hanya saja penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
2
langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan
secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain :
1. Mengetahui gambaran/ kondisi umum Pasar Tradisonal (Pasar Besar) di
Malang dan Pasar Modern (Mall Olympic Garden) di Malang
2. Mengetahui Karakteristik Produk Pasar Tradisonal (Pasar Besar) di
Malang dan Pasar Modern (Mall Olympic Garden) di Malang
3. Mengetahui Struktur Pasar Pasar Tradisonal (Pasar Besar) di Malang dan
Pasar Modern (Mall Olympic Garden) di Malang
4. Mengetahui Marjin Pasar Tradisonal (Pasar Besar) di Malang dan Pasar
Modern (Mall Olympic Garden) di Malang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SCP (Struktur, Konsep, Perilaku Pasar)
A. Struktur Pasar
Banyaknya penjual dan pembeli, diferensiasi produk, hambatan masuk,
struktur biaya, integrasi vertikal, dan tingkat konglomerasi menjadi dasar
terbentuknya struktur pasar persaingan dalam industri. Banyaknya penjual dan
pembeli berhubungan dengan posisi tawar di antara penjual, pembeli, atau di
antara pembeli dan penjual. Suatu persaingan juga dapat dilihat berdsarkan
indikator diferensiasi produk semakin terkonsentrasi suatu persaingan produsen,
maka tingkat diferensiasi produk semakin rendah. Hambatan masuk akan semakin
besar jika tingkat persaingan antar produsen semakin tinggi.
Bentuk struktur pasar juga dapat diperhatikan melalui kondisi struktur
biaya, yaitu kondisi yang menggambarkan bagaimana hubungan antara output dan
biaya. Pada tingkat kebijakan, kondisi persaingan dinyatakan dengan adanya
integrasi vertikal, yaitu tindakan untuk menyatakan keseluruhan organisasi
produksi dari penanganan bahan baku hingga proses akhir. Konglomerasi yang
dimaksudkan di sini adalah kemungkinan perusahaan mengkonsentrasikan
persaingannya hanya pada satu produk tertentu atau dengan mengeluarkan
berbagai jenis produk. Ciri-ciri ini dianggap sebagai pandangan dasar untuk
melihat bentuk struktur pasar dalam suatu industri. Pengertian struktur adalah sifat
permintaan barang dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis
barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual dalam industri,
jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk dan hambatan masuk
pasar.
Struktur pasar menunjukkan atribut pasar yang mempengaruhi persaingan.
Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa pasar (market
share), konsentrasi pasar (market contcentration) dan hambatan-hambatan untuk
masuk pasar (barrier to entry).
4
B. Kinerja (Performance)
Kinerja (Performance) merupakan hasil akhir dari keseluruhan bentuk
struktur pasar dan dampak dari perilaku industri berdasarkan pendekatan S-C-P.
Kinerja perusahaan dalam industri berarti kemampuan produsen atau perusahaan
dalam suatu industri dalam menciptakan tingkat keuntungan, efisiensi,
pertumbuhan ekonomi, kemampuan dalam menciptakan peluang kerja, dan
kemampuan dalam menciptakan pendapatan. Kemampuan dalam menciptakan
keuntungan didasarkan pada hasil akhir dari interaksi antara harga yang
ditetapkan dan biaya yang telah dikeluarkan. Masing-masing bentuk struktur pasar
memiliki bentuk penjelasan yang berbeda atas perilaku maupun kinerja terutama
dalam menghadapi kondisi dalam suatu lingkungan industry.
Pada pendekatan S-C-P (S-C-P paradigm), untuk bentuk struktur pasar
tertentu, perusahaan memiliki cara yang berbeda dalam menetapkan strategi
persaingannya. Perilaku ini berdampak pada tingkat keuntungan yang diperoleh
perusahaan dan peningkatan efisiensi serta pertumbuhan perusahaan. Dasar
analisis industri adalah efisiensi. Kemudian, perspektif sebuah industri adalah
Darwinisme yaitu, survival for the fittest: yang dapat menyesuaikan diri akan
mampu bertahan, sedangkan yang tidak dapat akan mati. Kinerja merupakan hasil
kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri di mana hasil biasa
diidentikkan dengan besarnya penguasaan pasar atau besarnya keuntungan suatu
perusahaan di dalam suatu industri. Kinerja tercermin dalam efisiensi alokatif,
efisiensi teknis, efek inflasi, pemerataan, kemajuan teknologi, kualitas produk,
kesempatan kerja dan laba.
C. Perilaku (Conduct)
Perilaku diartikan upaya untuk memperoleh pasar. Perilaku merupakan
pola tanggapan dan penyesuaian berbagai perusahaan untuk mencapai tujuan dan
menghadapi persaingan. Perilaku dapat terlihat dari bagaimana perusahaan
menentukan harga jual, promosi produk, pengiklanan, koordinasi dalam pasar dan
pengembangan. Menghadapi kondisi persaingan, produsen akan menggunakan
5
sejumlah kekuatan sumber daya ekonomi untuk mempertahankan atau
memperluas kapasitas persaingannya dalam suatu industry. pada struktur pasar
yang semakin terkonsentrasi para produsen akan bertindak sama yaitu bermain
melalui strategi harga, strategi produk, riset dan inovasi, dan periklanan.
Struktur biaya yang digambarkan pada struktur pasar akan berdampak
pada perilaku penetapan harga. Strategi atas perilaku harga tidak sepenuhnya
dapat dijadikan gambaran tindakan persaingan karena pihak produsen akan
mempergunakan pula alternatif lain berupa strategi produk, yaitu kemungkinan
terdapat perluasan konsep produk.
Dalam hal ini, diperlukan upaya pengembangan yang ditunjukkan dengan
adanya upaya riset dan inovasi. Pada struktur pasar yang semakin terkonsentrasi,
riset dan inovasi jarang dimanfaatkan karena strategi perusahaan lebih
terkonsentrasi pada harga dan biaya. Indikator lain yang dapat digunakan adalah
iklan yang umumnya dimanfaatkan sebagai sarana atau alat untuk bersaing
terutama dalam memperkenalkan atau menancapkan image produk. (Wihana,
1993)
2.2 Pengertian Struktur Pasar
Struktur pasar menurut mengarah pada seluruh aspek pasar, seperti jumlah
perusahaan dan jenis produk yang dijual, yang mungkin mempengaruhi perilaku
dan operasi perusahaan-perusahaan di pasar tersebut. Maka dapat dikatakan dalam
struktur pasar jumlah penjual dan sifat produknya merupakan dimensi yang
sangat signifikan dari struktur pasar, kemudian ada juga lainnya seperti mudahnya
memasuki industri, sifat dan jumlah produk perusahaan, dan kemampuan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan melalui periklanan, maka struktur
pasar dalam perekonomian dibedakan jadi 4 golongan yaitu : pasar persaingan
sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan pasar oligopoli.
(Lipsey, 1990)
6
A. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat
banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah
konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum,
batubara, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
Jumlah penjual dan pembeli banyak
Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand
andsupply)
Posisi tawar konsumen kuat
Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
Sensitif terhadap perubahan harga
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
B. Pasar Monopoli
Pasar Monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan
dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan
banyak pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena
adahambatan berupa keunggulan perusahaan.
C. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran,
dimana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh
permintaan pasar.
Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:
7
Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda
corak(differentiated product)
Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar
pasaruntuk masuk ke dalam pasar.
Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual
yangmemiliki/pangsa pasar yang terbesar.
D. Pasar Duopoli
Duopoli adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai
oleh dua perusahaan.
E. Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan
dengan penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan
barang yang sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat
monopoli pada spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak
penjual yang menjual produk yang sejenis.
Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:
Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan
promosi/iklan. Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.
F. Pasar Monopsoni
Bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan
atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan
harga. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara
permintaan dan penawaran di mana permintaannya atau pembeli hanya satu
perusahaan. (Richard,1987)
8
2.3 Tingkat konsentrasi
Konsentrasi industri merupakan suatu variabel yang dapat diukur dan pada
umumnya pengukuran ini lebih banyak dilakukan untuk derajat struktur oligopoli
(Hasibuan, 1994). Konsentrasi sering digunakan sebagai ukuran tingkat
persaingan. Konsentrasi juga sering dipakai sebagai alat analisis struktur pasar,
perilaku dan kinerja perusahaan yang beroperasi di dalamnya dan secara tidak
langsung menjadi indikator perilaku anti persaingan atau kolusi (Satriawan dan
Wigati, 2002).
Konsentrasi dapat diukur dengan menggunakan indeks konsentrasi yaitu
statistik yang dikembangkan untuk menghasilkan ukuran ringkasan struktur pasar.
Ukuran pasar konsentrasi yang umumnya digunakan adalah persentase dari
seluruh jumlah pengiriman yang dipasok oleh empat perusahaan terbesar. Ukuran
lain adalah Hirschmann-Herfindahl Index (HHI) yang menimbang pangsa pasar
rata-rata dari semua perusahaan dalam sebuah industri (Asian Development Bank,
2001). Indeks konsentrasi memiliki kelemahan yaitu ketidakmampuan untuk
menunjukkan atau memberikan gambaran ukuran atau kontribusi dari
masingmasing perusahaan di pasar bahwa indeks konsentrasi mempunyai
kelemahan dari perhitungan konsentrasi adalah bahwa nilai konsentrasi (CR) tidak
dapat menunjukkan tentang kondisi potensial dari entry.
2.4 Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang
cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk
menarik konsumen. Diferensiasi produk adalah statu tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan memenangkan
persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang
berarti pada produk yang ditawarkan untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan
konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan oleh
konsumen. (Griffin,2003)
9
2.5 Hambatan masuk bagi perusahaan baru
Menurut Asian Development Bank (2001) barrier to entry dapat
didefenisikan sebagai setiap bentuk karakteristik pasar yang menghambat
pendatang (entrant) baru untuk bersaing atas dasar yang sama dengan perusahaan
yang sudah ada. Dalam defenisi ini, kombinasi biaya yang hilang (sunk cost) dan
skala ekonomi dapat menjadi barrier to entry.
Menurut Bain (1956) penentu utama kondisi entry adalah skala ekonomi
yang besar, diferensiasi produk dan keuntungan biaya absolut antara perusahaan
yang ada dengan yang baru. Kondisi entry sangat menentukan degree of
competition baik yang aktual maupun yang potensial sehingga dapat diduga
mempengaruhi kinerja dan struktur. Pesaing potensial adalah perusahaan
perusahaan di luar pasar yang mempunyai kemungkinan untuk masuk dan
menjadi pesaing yang sebenarnya.
2.6 Tingkat pertumbuhan permintaan pasar
Permintaan adalah keinginan terhadap produk tertentu, yang didukung
oleh daya beli. Jadi, jelas bahwa keinginan yang tidak didukung oleh daya beli
bukanlah permintaan (demand).
Sementara itu pengertian permintaan pasar atau suatu produk/jasa adalah
jumlah keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu di
dalam suatu daerah tertentu, dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran
tertentu dan dalam suatu program pemasaran tertentu. Permintaan: jumlah barang
yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan membeli pada berbagai
tingkat harga Permintaan efektif: permintaan yang didukung oleh daya beli.
Permintaan potensial: permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja.
Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan menentukan jumlah
barang dan jasa yang harus dihasilkan. Permintaan perseorangan tidak akan
mempengaruhi harga, namun apabila bersama-sama akan membentuk permintaan
dalam pasar. Untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan manajemen,
dalam analisis antara jumlah barang yang diminta dengan semua jumlah variabel
10
yang mempengaruhinya. Sedangkan permintaan pasar untuk suatu produk adalah:
Jumlah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam
wilayah geografis tertentu dalam jangka waktu tertentu dan dalam lingkungan
pemasaran tertentu dibawah program pemasaran tertentu.
Tingkat pertumbuhan pasar tergantung pada tingkat pertumbuhan
pelanggan baru (rate of new customer entry). Laju pasar utama (mainstream
market) yang memakai produk baru dipengaruhi oelh karakteristik konsumen,
produk positioning dan pengaruh pasar, kepedulian terhadap kecukuoan produk
dan ketersediaannya serta sejumlah faktor lain yang dapat bertindak
mengakselerasi (mempercepat) atau memperlambat ketertarikan customer dan rate
market growth. Percepatan pertumbuhan pasar dipengaruhi oleh Faktor Adopsi
Customer dan Faktor Adopsi Produk. Pertumbuhan pasar dapat ditentukan melalui
total penjualan pada periode saat ini dengan total penjualan dalam periode waktu
sebelumnya. (Kotler dkk, 2007)
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Produk
Produk yang ditawarkan oleh pasar tradisional (pasar besar) secara umum
masih belum memenuhi standar keamanan pangan. Seperti misalnya produk
kubis dan beras merah, kondisi komoditas tersebut dalam kenyataannya masih
banyak yang mengaami kerusakan fisik. Dalam alur pemasarannya, produk
yang ditawarkan oleh tengkulak memang sudah terdapat kecacatan produk dan
rawan terhadap benturan. Pada pasar tradisional yang tepatnya berada di pasar
Besar daerah kota Malang, karakteristik komoditas tersebut sangatlah
beragam. Mulai dari kubis ynag berukuran kecil, sedang hingga yang
berukuran besar. Selain ukuran, bentuk yang ada di pasar tradisional juga
beragam. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persortiran yang dilakukan
oleh pedagang, sehingga ukurannya pun juga beraneka ragam. Pada produk
beras merah, kualitasnya juga kurang bagus. Karena bentuk beras yang
bulirnya pecah-pecah dan masih ada kulit bulir yang tersisa. Sehingga kualitas
beras merah pada pasar tradisional kurang terjamin.
Sementara, dari pasar modern (Giant MOG) cenderung lebih bagus
kualitas produknya, hal ini terlihat dengan kondisi barang yang masih utuh
dan secara umum pengelolaan manajemen pangan di pasar modern sudah
berjalan dengan baik. Penanganan terhadap produk kubis dan beras merah
sudah sesuai dengan segmentasi pasarnya.
NO. KATEGORI PASAR
BESAR
MALANG
PASAR
GIANT MALL
OLYMPIC
GARDEN
1 FISIK Kerusakan
fisik ditemukan
banyak
Tidak adanya
kerusakan fisik
2 KUALITAS Masih kurang Sangat bagus
12
3 HARGA Terjangkau Belum
terjangkau
4 KEMASAN Tidak ada
kemasan
Ada kemasan
3.2 Penetuan harga dan siapa yang menentukan harga
Dalam penentuan harga di pasar modern, sudah tertlihat jelas harganya
di setiap kemasan dan konsumen juga tidak dapat menawar harga yang sudah
ditentukan. Hargannya pun relatif lebih mahal dari pada yang ada di pasar
tradisional, karena tempatnya bersih dan nyaman. Perbedaan harga antara
pasar tradisional dan modern disebabkan karena pada pasar modern pajak
yang dikenakan lebih tinggi dari pada pasar tradisional dan pasar modern
produk yang dijual sudah mengalami perlakuan-perlakuan pasca panen
sehingga menaikkan harga jual produk. Di pasar modern konsumen harus
membayar pajak kenyamanan dan kebersihan, sementara di pasar tradisional
tidak. Di pasar modern konsumen juga tidak dapat bertatap muka langsung
dengan penjual. Di dalamnya terdapat kasir-kasir yang digunakan sebagai
tempat pembayarannya.
Pada pasar tradisional, harga yang ditawarkan relatif lebih murah. Hal
ini dikarenakan tingkat pelayanan dan kebersihannya berbeda. Selain itu,
karena kualitas dari produk yang dijul juga berbeda. Konsumen harus rela
berdesak-desakkan dengan konsumen lain demi mendapatkan produk yang
diinginkan.
Penentuan harga Giant MOG ditentukan dengan memperhatikan faktor
yang diperhitungkan, diantaranya yaitu permintaan produk, target pasar dan
biaya untuk penyimpanan, kemasan atau membeli produk. Sedangkan pentuan
harga Pasar Besar ditetapkan dengan adanya kontak sosial saat tawar menawar
antara pedagang dan pembeli. Tidak seperti pasar modern yang memaksa
konsumen untuk mematuhi harga yang sudah dipatok.
3.3 Diferensiasi harga antara Giant MOG dan Pasar Besar
13
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki
perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar
tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di
supermarket, terutama untuk produk-produk segar.
3.4 Struktur Pasar
3.4.1 Pedagang Kubis di Pasar Besar, Malang
Tabel 1. Volume Pembelian Kubis di Pedagang Pengecer Pasar Besar
No PEDAGANG volume pembelian kubis
1 1 10
2 2 10
3 3 12
4 4 12
5 5 10
TOTAL 54
Tabel di atas merupakan tabel pedagang pengecer kubis di Pasar Besar,
Malang. Dapat diketahui bahwa pedagang pengecer ke 3 dan 4 memiliki volume
pembelian terbesar yakni 12 kg. Sedangkan pedagang 1,2 dan 5 memiliki volume
pembelian terkecil yakni 10 kg.
Berikut ini adalah tabel dari Market Share, Indeks Herfindahl, dan Concentration
for Biggest 4 dari volume pembelian kubis dari Pedagang dipasar besar.
14
Tabel 2. Market Share, Indeks Herfindahl, dan Concentration for Biggest 4
No
Pedag
ang
grosir
Mark
et
Share
Nilai
mark
et
share
konsen
trasi
akumu
lasi
Index
Herfinda
hl
I
H
Concentration
for Bigest4
CR
4
Volu
me
pem
belia
n
Kons
entra
si
Rasio
(kr1)^2+
(kr2)^2+
....+
(krn)^2 MS
1 1 10 0.19 18.52 18.52 0.030.
2
0
(0,228833+0,1
14416+0,1144
16+0,09611)/
1*100%
81.
48
2 2 10 0.19 18.52 37.04 0.03
3 3 12 0.22 22.22 59.26 0.05
4 4 12 0.22 22.22 81.48 0.05
5 5 10 0.19 18.52 100.00 0.03
To
tal 5 54
81.48
a. Market Share
Dari data volume pembelian di atas dapat dihitung Market Sharenya yakni
sebagai berikut: Konsentrasi ratio 1 = 10/54 = 0,185dengan nilai market share 1 =
18,52%. Konsentrasi ratio 2 = 10/54 = 0,185 Nilai market share 2 = 18,52 %.
Konsentrasi ratio 3 = 12/54 = 0,222 dengan nilai market share 3 = 22,22 %.
Konsentrasi ratio 4 = 12/54 = 0,222 dengan nilai market share 4 = 22,22%.
Konsentrasi ratio 5 = 10/54 = 0,185 dengan nilai market share 5 = 18,52 %
b. Indeks Herfindahl
Kr1 2 = 0.03
15
Kr2 2 = 0.03
Kr3 2 = 0.05
Kr4 2 = 0.05
Kr5 2 = 0.03
IH = Kr1 2 + Kr2
2+ Kr3 2 + Kr4
2 + Kr5 2 = 0,19
c. Concentration for Biggest 4
= 81,48%
= 0,814
KESIMPULAN : Jadi jenis struktur kubis dengan Market Share: 81,48%
Oligopoli ketat, karena terletak antara 60-100%, Indeks Herfindahl: 0,19
Oligopoli, karena IH terletak antara 0-1, Concentration for Biggest 4: 0,81
Monopoli, karena nilai CR4 terletak antara > 0,8
IndeksRosenbluth
=1/(2*((1*18.52)+(2*18.52)+(3*22.22)+(4*22.22)+(5*18.52))-1)=0.01649
Pada analisis pedagang dan tengkulak komoditas kubis diperoleh bahwa IR
(Indeks Rosenbulth) sebesar = 0,071. 1/n < R < 1 = 0,1 < 0,016 <1 Maka nilai IR
0,0164 lebih mendekati ke batas minimum maka struktur pasar yang terbentuk
cenderung pasar persaingan sempurna.
Indeks GINI
16
N
o
volu
me
rata-
rata
jumlah
pedaga
ng
%
abs
olut
%
kumul
atif
total
pembelian
tiap kelas
(kg)
%a
bso
lut
%ku
mul
atif
Pk
-
1*
qk
Pk
*q
k-1 R
1 ≤10 3 30 30 100
12.
5 12.5 0 0
0.1
752 ≥12 2 20 50 300
37.
5 50
15
00
62
5
T
ot
al 5
100
% 400
100
%
15
00
62
5
Pada tabel koefisien gini komoditas kubis, diperoleh Kefisien Gini sebesar 0,4<
0,175≤0,4 yang berarti komoditas kubis termasuk struktur pasar persaingan
sempurna/ monopolistik.
3.4.2 Pedagang Beras Merah di Pasar Besar, Malang
Tabel 3. Volume Pembelian Beras Pengecer di Pedagang Pengecer
Pasar Besar
Tabel di atas merupakan tabel pedagang pengecer beras merah di Pasar Besar,
Malang. Dapat diketahui bahwa pedagang pengecer ke 2 dan 5 memiliki volume
pembelian terbesar yakni 7 kg. Sedangkan pedagang 1,3 dan 4 memiliki volume
pembelian terkecil yakni 5 kg.
No PEDAGANG volume pembelian kubis
1 1 5
2 2 7
3 3 5
4 4 5
5 5 7
TOTAL 54
17
Berikut ini adalah tabel dari Market Share, Indeks Herfindahl, dan Concentration
for Biggest 4 dari volume pembelian beras merah dari pedagang di Pasar Besar.
Tabel 4. Market Share, Indeks Herfindahl, dan Concentration for Biggest 4
Market
Share
Index
Herfindahl
Concentration
For Bigest4
N
O
Peda
gang
Gros
ir
Volum
e
Pembe
lian
Konse
ntrasi
Rasio
Nilai
Mark
et
Share
Konse
ntrasi
Akum
ulasi
(kr1)^2+
(kr2)^2+....+
(krn)^2
I
HMS CR4
1 1 5 0.17 17.24 17.24 0.03
0.
2
1
(0,17+0,24+0,1
7+0,24+)/
1*100%
82.76
2 2 7 0.24 24.14 41.38 0.06
3 3 5 0.17 17.24 58.62 0.03
4 4 7 0.24 24.14 82.76 0.06
55 5 0.17 17.24 100.00 0.03
To
tal10 29
a. Market Share
Dari data volume pembelian di atas dapat dihitung Market Sharenya yakni
sebagai berikut: Konsentrasi ratio 1 = 5/29 = 0,172 dengan nilai market share 1 =
17,24%. Konsentrasi ratio 2 = 7/29 = 0,241 dengan nilai market share 2 = 24,14
%. Konsentrasi ratio 3 =5/29 = 0,172 dengan nilai market share 3 = 17,24%.
Konsentrasi ratio 4 = 7/29 = 0,241 dengan nilai market share 4 = 24,14%.
Konsentrasi ratio 5 = 5/29 = 0,185 dengan nilai market share 5 = 17,24 %
b. Indeks Herfindahl
Kr1 2 = 0.03
Kr2 2 = 0.06
Kr3 2 = 0.03
18
Kr4 2 = 0.06
Kr5 2 = 0.03
IH = Kr1 2 + Kr2
2+ Kr3 2 + Kr4
2 + Kr5 2 = 0,21
c. Concentration for Biggest 4
= 82,74%
= 0,827
KESIMPULAN : Jenis struktur pasar komoditi beras merah dengan Market
Share: 82,76%, Oligopoli ketat, karena terletak antara 60-100%. Indeks
Herfindahl: 0,21, Oligopoli, karena IH terletak antara 0-1. Concentration for
Biggest 4: 0,827, Monopoli, karena nilai CR4 terletak antara > 0,8
IndeksRosenbluth
=1/(2*((1*17.24)+(2*24.14)+(3*17.24)+(4*24.14)+(5*17.24))-1)=0.01669
Pada analisis pedagang dan tengkulak komoditas beras merah diperoleh bahwa IR
(Indeks Rosenbulth) sebesar = 0,071. 1/n < R < 1 = 0,1 < 0,0169 <1 Maka nilai IR
0,0169 lebih mendekati ke batas minimum maka struktur pasar yang terbentuk
cenderung pasar persaingan sempurna.
Indeks GINI
no
volu
me
rata-
rata
jumlah
pedaga
ng
%
abs
olut
%
kumul
atif
total
pembelian
tiap kelas
(kg)
%a
bso
lut
%ku
mula
tif
Pk-
1*
qk
Pk
*q
k-1 R
1 ≤5 3 30 30 100
12.
5 12.5 0 0
0.1
75
2 ≥7 2 20 50 300
37.
5 50
15
00
62
5
To 5 100 400 100 15 62
19
tal % % 00 5
Pada tabel koefisien gini komoditas beras merah, diperoleh Kefisien Gini sebesar
0,4< 0,175≤0,4 yang berarti komoditas beras merah termasuk struktur pasar
persaingan sempurna/ monopolistik.
3.5 Marjin Pemasaran
Kubis
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Konsumen
Harga di tingkat
Pedagang Mp
(Pr) (Pf)
1 1 10000 8000 2000
2 2 9000 8000 1000
3 3 12000 8000 4000
4 4 10000 8000 2000
5 5 8000 6000 2000
Jumlah 49000 38000 11000
Kubis
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Pedagang
Harga di tingkat
Konsumen Akhir Spf
(Pf) (Pr) (%)
1 1 8000 10000 80
2 2 8000 9000 88.88889
3 3 7500 12000 62.5
4 4 8000 10000 80
20
5 5 6000 8000 75
Jumlah 37500 49000 386,38889
Kubis
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Konsumen
Harga di tingkat
Petani Mp
(Pr) (Pf)
1 1 10000 5000 5000
2 2 9000 6000 3000
3 3 12000 5500 6500
4 4 10000 6000 4000
5 5 8000 5000 3000
Jumlah 49000 27500 21500
Kubis
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Petani
Harga di tingkat
Konsumen Akhir Spf
(Pf) (Pr) (%)
1 1 5000 10000 50
2 2 6000 9000 66.66667
3 3 5500 12000 45.83333
4 4 6000 10000 60
5 5 5000 8000 62.5
Jumlah 27500 49000 56.12245
Beras Merah
No Pedagang Pengecer Harga di tingkat Harga di tingkat Mp
21
Konsumen Pedagang
(Pr) (Pf)
1 1 13000 11500 1500
2 2 14000 12000 2000
3 3 12000 10000 2000
4 4 12500 11000 1500
5 5 14000 12000 2000
Jumlah 65500 56500 9000
Beras merah
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Pedagang
Harga di tingkat
Konsumen Akhir Mp
(Pf) (Pr) (%)
1 1 10500 13000 80.76923
2 2 9000 14000 64.28571
3 3 10000 12000 83.33333
4 4 9500 12500 76
5 5 9000 14000 64.28571
Jumlah 48000 65500 73.28244
Beras Merah
No Pedagang Pengecer Harga di tingkat Harga di tingkat Mp
22
Konsumen Petani
(Pr) (Pf)
1 1 13000 7500 5500
2 2 14000 8000 6000
3 3 12000 7000 5000
4 4 12500 8000 4500
5 5 14000 7500 6500
Jumlah 65500 38000 27500
BerasMerah
NoPedagang
Pengecer
Harga di tingkat
Petani
Harga di tingkat
Konsumen Akhir Spf
(Pf) (Pr) (%)
1 1 7500 13000 57.69231
2 2 8000 14000 57.14286
3 3 7000 12000 58.33333
4 4 8000 12500 64
5 5 7500 14000 53.57143
Jumlah 38000 65500 58.01527
BAB IV
PENUTUP
23
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan survey pasar yang di lakukan maka kesimpulan yang dapat di
tarik adalah perbedaan dari pasar tradisional dan pasar moder terdiri dari harga,
kemasan, kualitas dari komoditas kubis dan beras merah. Di pasar tradisional
harga lebih murah tapi kualitas kubis kurang baik sedangkan pasar modern harga
jauh lebih tinggi tetapi kemasan dan kualitas di pilih dengan baik. Dengan di
ketahui nya hasil dari survey dan analisa kami di dapatkan bahwa pasar tradisional
Pasar Besar Malang adalah Pasar Persaingan Sempurna dimana barang dan jasa
yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua
produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan adalah sebuah jenis
pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang
dijual bersifat homogen.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan survey pasar, hal yang dibutuhkan dalam
pengambilan data tidak hanya sekedar volume penjualan dan harga yang
ditetapkan oleh penjual, melainkan strategi pemasaran (meliputi price, place,
promotion dan product serta STP) yang diterapkan oleh kedua pasar. Dengan
begitu, dapat membandingkan secara detail dan valid bagimana perbedaan antar
pasar tradisional dan pasar modern.
DAFTAR PUSTAKA
Asian Development Bank dan Departemen Perindustian dan Perdagangan. 2001.
Analisis Ekonomi Terhadap Persaingan Usaha. Laporan. Jakarta.
24
Bain, J. S. 1956. Barriers to New Competition. Harvard University Press,
Cambridge
Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty =Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan. Diterjemahkan oleh: Dwi Kartini Yahya. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Hasibuan, N. 1994. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli dan Regulasi.
LP3ES, Jakarta.
Kirana, Wihana. 1993. Pengantar Ekonomi Industri (Pendekatan Struktur,
Perilaku dan Kinerja Pasar) . BPFE. Yogyakarta.
Kotler, philip and kevin lane. 2007. Manajemen Pemasaran edisi 12. jilid
1.Indonesia : PT MACANAN JAYA CEMERLANG
Lipsey, Steiner dan Douglas. 1990. Pengantar Mikroekonomi. Jakarta : PT.
Gelora Aksara Pratama.
Richard G. Lipsey, dkk., Pengantar Ekonomi Jilid 2 Edisi delapan, Jakarta:
Erlangga, 1987.
Satriawan, E., dan Wigati, H. 2002. “Entry, Exit dan Tingkat Konsentrasi Pada
Industri Manufaktur di Indonesia, 1995-1997”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, 17: 74-84.
LAMPIRAN
25
Penjual Kubis dan Beras Merah Pasar besar
Produk Kubis dan beras merah di Pasar besar
Produk Kubis dan Beras Merah Pasar Modern (Giant MOG)