pertemuan vi

30
PERTEMUAN VI STATEMENT SWITCH 1. Tujuan Praktikum 1.1. Mahasiswa dapat memahami prosedur switch case. 1.2. Mahasiswa dapat mangaplikasikan switch case untuk membangun sebuah program sederhana yang berkaitan. 2. Dasar Teori 2.1. Pengenalan switch case Pada pertemuan sebelumnya telah dibuat beberapa program sederhana. Diantaranya yaitu program factorial, permutasi, kombinasi, barisan dan deret Fibonacci dan beberapa tugas lain. Program-program tersebut dapat digabungkan menjadi sebuah paket program tunggal dalam sebuah nama file yang terkonstruksi dalam beberapa kasus, dimana tiap kasus memuat tiap program. Untuk hal ini, kita akan menggunakan sebuah statement penggabungan pada matlab yaitu switch case. Statement switch akan mengeksekusi sekumpulan instruksi didasarkan pada nilai dari suatu atau variabel. Statement switch dinikuti dengan case. Struktur kondisi switch case digunakan untuk penyeleksian kondisi dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak. Struktur ini akan melaksanakan salah satu dari beberapa pernyataan ‘case’ tergantung 1

Upload: wisnu-setia-nugroho

Post on 28-Jan-2016

257 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

praktikum pengantar ilmu komputer

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan Vi

PERTEMUAN VI

STATEMENT SWITCH

1. Tujuan Praktikum

1.1. Mahasiswa dapat memahami prosedur switch case.

1.2. Mahasiswa dapat mangaplikasikan switch case untuk membangun sebuah

program sederhana yang berkaitan.

2. Dasar Teori

2.1. Pengenalan switch case

Pada pertemuan sebelumnya telah dibuat beberapa program sederhana.

Diantaranya yaitu program factorial, permutasi, kombinasi, barisan dan deret

Fibonacci dan beberapa tugas lain. Program-program tersebut dapat

digabungkan menjadi sebuah paket program tunggal dalam sebuah nama file

yang terkonstruksi dalam beberapa kasus, dimana tiap kasus memuat tiap

program. Untuk hal ini, kita akan menggunakan sebuah statement

penggabungan pada matlab yaitu switch case.

Statement switch akan mengeksekusi sekumpulan instruksi didasarkan pada

nilai dari suatu atau variabel. Statement switch dinikuti dengan case. Struktur

kondisi switch case digunakan untuk penyeleksian kondisi dengan

kemungkinan yang terjadi cukup banyak. Struktur ini akan melaksanakan

salah satu dari beberapa pernyataan ‘case’ tergantung nilai kondisi yang ada di

dalam switch. Selanjutnya proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan

‘end’. Jika tidak ada nilai pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka

proses akan diteruskan kepada pernyataan yang ada di bawah ‘end’ ().

Perbedaan antara IF dan Switch Case adalah pada cara pengidentifikasikan

variabel. Jika IF mengizinkan nilai berupa jangkauan seperti >100, >=60 di

switch case nilai variabel harus merupakan bilangan / string yang

tetap.Program-program tersebut dapat digabung menjadi sebuah paket

program tunggal dalam sebuah nama file yang terkontruksi dalam beberapa

kasus dimana setiap kasus memuat tiap program. Untuk hal ini, kita akan

menggunakan statement penggabungan pada matlab yaitu switch case.

1

Page 2: Pertemuan Vi

Statement switch akan mengeksekusi sekumpulan intruksi didasarkan

pada nilai dari suatu ekspresi atau variable. Statement switch dinikuti oleh

case, berikut bentuk umum switch case

switch statement

case statement

perintah

case statement

perintah

.

.

.

otherwise

perintah

end

Bila sederetan perintah harus dikerjakan dengan didasarkan pada

penggunaan berulang-ulang suatu tes dengan argumen yang sama, kontruksi

switch – else akan lebih tepat digunakan ().

2.2. Program Gabungan Faktorial, Kombinasi dan Permutasi

1. Faktorial

Fungsi faktorial didefinisikan sebagai berikut:

n !∏k =1

n

k untuk semua n≥ 1

Untuk n yang sangat besar akan terlalu rumit untuk menghitung n!

menggunakan kedua definisi tersebut. Jika tidak terlalu penting atau

dibutuhkan pendekatan dari n! bisa dihitung menggunakan rumus berikut:

n !≈√2 πnnn

en

Ada juga terdapat definisi untuk factorial yaitumenggunakan fungsi

gamma:

r ( z )=∫0

t ≈−1 e−t dt

2

Page 3: Pertemuan Vi

2. Kombinasi

Kombinasi adalah suatu susunan adalah suatu susunan objek-objek dari

sekumpulan objek tanpa memperhatikan urutan dari objek-objek itu. Untuk

pengibaran bendera diperlukan 3 orang murid, dari 5 calon yang sudah

terlatih, yaitu A, B, C, D, dan E. Dengan berapa macam susunan dapat

dipilih pengibar bendera dari ke-5 calon itu? Dari persoalan itu dapat

dibentuk susunan: ABC, ABD, ABE, ACD, ACE, ADE, BCD, BCE, BDE,

dan CDE. Urutan pada susunan semacam ini tidak penting (tidak

diperhatikan), artinya susunan ABC boleh juga disebut ACB, BCA, dan

sebagainya. Yang membedakan suatu susunan dengan susunan lainnya

adalah perbedaan unsur-unsurnya (objek-objeknya). Kombinasi terdiri dari

dua macam yaitu kombinasi pengulangan dan kombinasi tanpa pengu-

langan.

3. Permutasi

Permutasi dapat diartikan dengan susunan berbeda (tanpa pengulangan)

yang dapat dibentuk dari n objek yang disediakan, untuk mengisi r kotak.

Untuk tempat pertama dalam permutasi itu dapat diambil setiap objek

dari n objek yang ada, jadi ada n cara. Tempat kedua dapat ditempati setiap

objek kecuali satu unsur yang telah dipakai untuk tempat pertama, jadi ada

(n – 1) cara. Untuk tempat ketiga terdapat (n – 2) cara, tempat keempat ada

(n – 3) cara, dan seterusnya. Sehingga untuk tempat ke-r terdapat (n – r +1)

cara. Menurut prinsip perkalian, akan terdapat  seperti berikut :

n(n – 1)(n – 2) … (n – r + 1) cara. 

Masalah penyusunan kepanitian yang terdiri dari ketua, sekretaris dan

bendahara dimana urutan dipertimbangkan merupakan salah satu contoh

permutasi. Jika terdapat orang (misalnya Amir, Budi, Sastro, Paijo dan

Cindy) yang akan dipilih untuk menduduki posisi tersebut maka dengan

menggunakan aturan pengisian tempat kita dapat menentukan banyaknya

panitia yang mungkin yaitu Pertama menentukan Ketua yang dapat

dilakukan sebanyak 5 cara, begitu Ketua ditentukan Sekretaris dapat

ditentukan dalam 4 cara. Setelah Ketua dan Sekretaris ditentukan

3

Page 4: Pertemuan Vi

selanjutnya Bendahara dapat ditentukan dalam 3 cara. Permutasi terdiri

dari permutasi pengulangan dan permutasi tanpa pengulangan ().

2.3. Program penggabungan GCD dan LCM

1. GCD

Suatu bilangan bulat a disebut pembagi b dan c jika a membagi b dan a

membagi c maka (a/b dan a/c). Tiap bilangan bulat tak nol hanya memiliki

sejumlah terbatas pembagi saja atau factor saja sehingga banyak pembagi

bersama unytuk b dan c hanya ada sejumlah batas saja kecuali untuk kasus

b=c=0. Bilangan 1 akan membagi tiap bilangan. Maka q merupakan

pembagi bersama dua bilangan bulat sembarang a dan b sehingga tiap

pasang bilangan buat akan selalu memiliki pembagi bersama atau factor

persekutuan. Jika paling kurang satu diantara bilangan-bilangan bulat b

dan c adalah tidak nol maka yang terbesar diantara pembagi-pembagi

bersamanya yang positif disebut pembagi bersama terbesar b dan c. Dapat

ditulis (b,c) sebagai PBT b dan c. Istilah Pembagi Bersama Terbesar (PBT)

di SD disebut Faktor Terbesar (FPB)

2. LCM

Bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,an, masing-masing tak nol,

memiliki kelipatan bersama bersama b, jika aib untuk i = 1, 2, 3,

…………..,n. Untuk bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,an, masing-

masing tak nol, Kelipatan Bersama Terkecil (KBT)mereka adalah bilangan

positif yang terkecil diantara kelipatan-kelipatan bersama untuk a1, a2, a3,

…….,an, itu(Jhonny, 2011).

4

Page 5: Pertemuan Vi

2.4. Soal latihan

1. Apa perbedaan contoh paket program gabungan Faktorial, Kombinasi, dan

Permutasi dengan paket program gabungan GCD dan LCM? jelaskan!

2. Buatlah algoritma dan paket program untuk menghitung luas bangun datar!

(persegi panjang, segitiga, dan trapesium).

3. Buatlah algoritma dan paket program untuk menghitung volume bangun

ruang! (kubus, balok, dan bola).

4. Buatlah algoritma dan paket program barisan dan deret! (aritmatika,

geometri, dan fibonacci).

5. Apa yang anda pahami mengenai statement penggabungan switch case?

Jelaskan!

6. Buat sebuah script program yang menampilkan output berikut ini:

5

Page 6: Pertemuan Vi

3. Algoritma

3.1. Menghitung Luas Bangun Datar

1. Definisikan judul program

2. Definisikan sebuah variabel sembarang (missal : s)

3. Tuliskan switch s

4. Tulis case 1

5. Copy script program Luas Persegi Panjang

6. Tulis case 2

7. Copy script program Luas Segitiga

8. Tulis case 3

9. Copy script program Luas Trapesium

10. Tuliskan otherwise

11. Tampilkan tulisan “Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket program

ini, silahkan pilih kembali”

12. Akhiri langkah 3

3.2. Menghitung Volume Bangun Ruang

1. Definisikan judul program

2. Definisikan sebuah variabel sembarang (missal : s)

3. Tuliskan switch sase

4. Tulis case 1

5. Copy script program Volume Kubus

6. Tulis case 2

7. Copy script program Volume Balok

8. Tulis case 3

9. Copy script program Volume Bola

10. Tuliskan otherwise

11. Tampilkan tulisan “Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket program

ini, silahkan pilih kembali”

12. Akhiri langkah 3

6

Page 7: Pertemuan Vi

3.3. Menghitung Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, dan Fibonacci)

1. Barisan dan Deret Aritmatika

a. Definisikan judul program

b. Definisikan sebuah variabel sembarang (missal : s)

c. Tuliskan switch s

d. Tulis case 1

e. Copy script program Barisan Aritmatika

f. Tulis case 2

g. Copy script program Deret Aritmatika

h. Tuliskan otherwise

i. Tampilkan tulisan “Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket

program ini, silahkan pilih kembali”

j. Akhiri langkah 3

2. Barisan dan Deret Geometri

a. Definisikan judul program

b. Definisikan sebuah variabel sembarang (missal : s)

c. Tuliskan switch s

d. Tulis case 1

e. Copy script program Barisan Geometri

f. Tulis case 2

g. Copy script program Deret Geometri

h. Tuliskan otherwise

i. Tampilkan tulisan “Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket

program ini, silahkan pilih kembali”

j. Akhiri langkah 3

7

Page 8: Pertemuan Vi

3. Barisan dan Deret Fibonacci

a. Definisikan judul program

b. Definisikan sebuah variabel sembarang (missal : s)

c. Tuliskan switch s

d. Tulis case 1

e. Copy script program Barisan Fibonacci

f. Tulis case 2

g. Copy script program Deret Fibonacci

h. Tuliskan otherwise

i. Tampilkan tulisan “Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket

program ini, silahkan pilih kembali”

j. Akhiri langkah 3

8

Page 9: Pertemuan Vi

4. Flowchart

4.1. Menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)

Tidak

ya

Gambar 1. Flowchart menentukan KPK

9

Input: a, b

a1=a, b1=b, c=0, T=b

a≠ 0b-a>=0

T=a a=ba=b c=0

c=c+1b=b-a

P=(a1*b1)/b

KPK

Selesai

Mulai

Page 10: Pertemuan Vi

5. Listing

5.1. Menghitung Luas Bangun Datar (Persegi panjang, Segitiga, dan Trapesium)

Gambar . Listing Luas Bangun Datar

5.2. Menghitung Volume Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Bola)

Gambar . Listing Volume Bangun Ruang

10

Page 11: Pertemuan Vi

5.3. Menghitung Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, dan Fibonacci)

1. Barisan dan deret Aritmatika

Gambar . Listing Baisan dan Deret Aritmatika

2. Barisan dan deret Geometri

Gambar . Listing Baisan dan Deret Geometri

11

Page 12: Pertemuan Vi

3. Barisan dan deret Fibonacci

Gambar . Listing Baisan dan Deret Fibonacci

5.4.

12

Page 13: Pertemuan Vi

13

Page 14: Pertemuan Vi

14

Page 15: Pertemuan Vi

15

Page 16: Pertemuan Vi

6. Output

6.1. Menentukan KPK

Gambar 3. Output menentukan KPK

16

Page 17: Pertemuan Vi

7. Pembahasan

Untuk menyelesaikan soal nomor 1 yaitu jelaskan perbedaan contoh program

gabungan Faktorial, Kombinasi, dan Permutasi dengan paket program gabungan

GCD dan LCM. Perbedaannya ialah terletak pada struktur yang digunakan, pada

program faktorial, kombinasi dan permutasi menggunakan struktur for sedangkan

pada paket program GCD dan LCM menggunakan struktur while.

Untuk menyelesaikan soal nomor 2 yaitu menghitung luas bangun datar (persegi

panjang, segitiga, dan trapesium). Pada jendela editor kita menyelesaikan soal ini

dengan mengetik %menghitung luas bangun datar lalu enter. Kemudian ketik

function luas_bangun_datar dan enter. Lalu kita masukkan nama dan npm seperti

disp(' fadhilah '); dan disp(' f 1 a014026 ');.Selanjutnya kita input

s=input (' masukkan pilian anda :'). Pada langkah ini kita menggunakan

syntakswitch s, case 1, case 2, case 3, otherwise lalu end. Pada case 1 kita mencari

Luas persegi panjang yaitu dengan cara masukkan nilai p dan l dengan

menggunakan input misalnya p=input (‘ panjang persegi pajang=‘) ; dan

17

Page 18: Pertemuan Vi

l=input(‘lebar persegi panjang = ‘); kemudian kita masukkan rumusnya yaitu

Lp=p∗l ; dan tuliskan disp([‘ Luas Persegi Panjang=‘ , num2 str (Lp)]); . Untuk

case 2 kita mencari Luas segitiga yaitu dengan cara masukkan nilai a dan t dengan

menggunakan input misalnya a=input (‘ alas segitiga=‘); dan

t=input (‘ tinggisegitiga=‘); kemudian kita masukkan rumusnya yaitu

Ls=1/2∗(a∗t); dan tuliskan d isp([‘ Luas Segitiga=‘ ,num 2 str (Ls)]); . Sedangkan

pada case 3 kita mencari Luas trapesium yaitu dengan cara masukkan nilai t dan s

dengan menggunakan input misalnya t=input (‘ tinggi trapesium=‘ ); dan

s1=input (‘ sisi ab=‘ ); ,s2=input (‘ sisi bc=‘);, s3=input (‘sisi cd=‘ );, dan

s4=input (‘ sisida=‘ ); kemudian kita masukkan rumusnya yaitu

¿=(s1+s2 )∗t∗1/2 ; dan tuliskan disp([‘ LuasTrapesium=‘ ,num 2 str (¿)]);.

Kemudian ketik otherwise lalu tampilkan tulisan ‘Maaf pilihan anda tidak terdapat

pada paket program ini, silahkan pilih kembali’. Selanjutnya kita akhiri dengan

mengetik end. Lalu kita save dengan nama luas_bangun_datar.m. untuk mengetahui

hasilnya maka pada halaman command window kita ketik nama file yang kita

simpan tadi. Maka akan terdapat 3 pilihan, yang pertama yaitu untuk luas persegi

panjang, yang kedua untuk luas segitiga, dan yang ketiga untuk luas trapesium.

Setelah kita masukkan nilainya masing-masing untuk ketiga pilihan tersebut maka

akan menghasilkan hasil seperti yang terlihat pada output.

Untuk menyelesaikan soal nomor 3 yaitu menghitung volume bangun ruang

(kubus, balok, dan bola). Pada jendela editor kita menyelesaikan soal ini dengan

mengetik %menghitung volume bangun ruang lalu enter. Kemudian ketik function

volume_bangun_ruang dan enter. Lalu kita masukkan nama dan npm seperti

disp(' fadhilah ') ; dan disp(' f 1 a014026 ');.Selanjutnya kita input

s= input (' masukkan pilian anda :'). Pada langkah ini kita menggunakan switch s,

case 1, case 2, case 3, otherwise lalu end. Pada case 1 kita mencari Volume Kubus

yaitu dengan cara masukkan nilai s dengan menggunakan input misalnya

s=input (‘ sisikubus=‘ ); kemudian kita masukkan rumusnya yaitu Vk=s3 ; dan

tuliskan d isp([‘Volume kubus=‘ , num 2 str (Vk)]); . Untuk case 2 kita mencari

Volume Balok yaitu dengan cara masukkan nilai p, l dan t dengan menggunakan

input misalnya p=input (‘ panjangbalok=‘);,l=input (‘ lebar balok=‘); dan

t=input (‘ tinggibalok=‘); kemudian kita masukkan rumusnya yaitu Vb=p∗l∗t ;

18

Page 19: Pertemuan Vi

dan tuliskan disp([‘Volumebalok=‘ , num2 str (Vb)]); . Sedangkan pada case 3 kita

mencari Volume Bola yaitu dengan cara masukkan nilai r dengan menggunakan

input misalnya r=input (‘ jari− jaribola=‘); kemudian kita masukkan rumus

volume bola yaitu Vb=4 /3∗22/7∗r3 ;. Setelah itu tuliskan

d isp([‘Volume bola=‘ , num2 str(Vb)]); . Kemudian ketik otherwise lalu tampilkan

tulisan ‘Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket program ini, silahkan pilih

kembali’. Selanjutnya kita akhiri dengan mengetik end. Lalu kita save dengan nama

volume_bangun_ruang.m. untuk mengetahui hasilnya maka pada halaman command

window kita ketik nama file yang kita simpan tadi. Maka akan terdapat 3 pilihan,

yang pertama yaitu untuk volume kubus, yang kedua untuk volume balok, dan yang

ketiga untuk volume bola. Setelah kita masukkan nilainya masing-masing untuk

ketiga pilihan tersebut maka akan menghasilkan hasil seperti yang terlihat pada

output.

Untuk menyelesaikan soal nomor 4 yaitu menghitung barisan dan deret

(aritmatika, geometri, dan fibonacci). Pada soal ini berbeda pada soal sebelumnya

yaitu dalam soal no 4 ini kita mencari barisan dan deret dengan tidak

menggabungkannya sekaligus. Pada jendela editor kita menyelesaikan soal ini

dengan mengetik %menghitung barisan dan deret. Pertama kita mencari barisan dan

deret aritmatika. Pada jendela editor ketik function barisan_deret_aritmatika dan

enter. Lalu kita masukkan nama dan npm seperti disp(' fadhilah '); dan

disp(' f 1 a014026 ');. Lalu kita input s=input (' masukkan piliananda :' ). Pada

langkah ini kita menggunakan syntakswitch s, case 1, case 2, otherwise lalu end.

Untuk barisan dan deret ini kita menggunakan syntak for untuk tambahannya.Pada

case 1 kita mencari barisan aritmatika yaitu dengan cara masukkan nilai n,a,dan b

dengan menggunakan input misalnya n=input (‘ suku ken=‘ );,

a=input (‘suku pertama=‘ ) ;, dan b=input (‘beda=‘) ;,Kemudian kita

menggunakan syntak for yaitu for i=1 :n dan membentuk barisan Aritmatika, yaitu

A ( i )=a+ ( (i−1 )∗b ) lalu enter dan kemudian ketik end. Setelah itu ketik disp ¿.

Untuk case 2kita mencari deret aritmatika, hampir sama dengan barisan aritmatika

hanya saja dengan menambahkan JA yaitu dengan cara memasukkan nilai n, nilai a,

dan nilai b dengan cara input misalnya:

n=input ( ' suku ken¿' ) ;a=input ( ' suku pertama=' ) ;dan b=input (' beda='); dan

19

Page 20: Pertemuan Vi

membuat barisan Aritmatika yang dimisalkan sebagai A. kemudian kita

menggunakan syntak for yaitu for i=1 :n dan membentuk deret Aritmatika, yaitu

JA ( i )=(1/2 )∗(a+ A (i ) )¿Setelah itu ketik disp ¿. Kemudian ketik otherwise lalu

tampilkan tulisan ‘Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket program ini, silahkan

pilih kembali’. Selanjutnya kita akhiri dengan mengetik end. Lalu kita save dengan

nama barisan_deret_aritmatika.m. untuk mengetahui hasilnya maka pada halaman

command window kita ketik nama file yang kita simpan tadi. Maka akan terdapat 2

pilihan, yang pertama yaitu untuk barisan aritmatika, yang kedua untuk deret

artimatika. Setelah kita masukkan nilainya masing-masing untuk kedua pilihan

tersebut maka akan menghasilkan hasil seperti yang terlihat pada output. Untuk

mencari barisan dan deret geometri, pada jendela editor ketik function

barisan_deret_geometri dan enter. Lalu kita masukkan nama dan npm seperti

disp(' fadhilah '); dan disp(' f 1 a014026 ');. Lalu kita input

s=input (' masukkan piliananda :' ). Pada langkah ini kita menggunakan syntak

switch s, case 1, case 2, otherwise lalu end. Untuk barisan dan deret ini kita

menggunakan syntak for untuk tambahannya. Pada case 1 kita mencari barisan

geometri yaitu dengan cara masukkan nilai n, a, dan r dengan input

misalnya n=input (‘ suku ken=‘ );,a=input (‘suku pertama=‘ ) ;, dan

r=input (‘ rasio=‘ ) ;,Kemudian kita menggunakan syntak for yaitu for i=1 :n dan

membentuk barisan geometri, yaitu G ( i )=a∗(r(i−1 )) lalu enter dan kemudian ketik

end. Setelah itu ketik disp ¿. Untuk case 2kita mencari deret geometri, hampir sama

dengan barisan geometri hanya saja dengan menambahkan JG yaitu dengan cara

memasukkan nilai n, nilai a, dan nilai r dengan menggunakan input misalnya:

n=input ( ' suku ken¿' ) ;a=input ( ' suku pertama=' ) ;dan r=input (' rasio='); dan

membuat barisan Geometri yang dimisalkan sebagai G. kemudian kita

menggunakan syntak for yaitu for i=1 :n dan membentuk deret Geometri, yaitu

JG (i )=(a∗(1−r(i))) /(1−r)Setelah itu ketik disp ¿Kemudian ketik otherwise lalu

tampilkan tulisan ‘Maaf pilihan anda tidak terdapat pada paket program ini, silahkan

pilih kembali’. Lalu kita akhiri dengan mengetik end. Kemudian kita save file

tersebut dengan nama barisan_deret_geometri.m. Untuk mengetahui hasilnya maka

pada halaman command window kita ketik nama file yang kita simpan tadi. Maka

20

Page 21: Pertemuan Vi

akan terdapat 2 pilihan, yang pertama yaitu untuk barisan geometri, yang kedua

untuk deret geometri. Setelah kita masukkan nilainya masing-masing untuk kedua

pilihan tersebut maka akan menghasilkan hasil seperti yang terlihat pada

output.Untuk mencari barisan dan deret fibonacci, pada jendela editor ketik

function barisan_deret_fibonacci dan enter. Lalu kita masukkan nama dan npm

seperti disp(' fadhilah ') ; dan disp(' f 1 a014026 ');. Lalu kita input

s=input (' masukkan piliananda :' ). Pada langkah ini kita menggunakan syntak

switch s, case 1, case 2, otherwise lalu end. Untuk barisan dan deret ini kita

menggunakan syntak for untuk tambahannya. Pada case 1 kita mencari barisan

fibonacci yaitu dengan cara masukkan nilai n dengan input

misalnya n=input (‘ n=‘ ) ;, Kemudian kita menggunakan syntak for yaitu for i=3 :n

dan membentuk barisan fibonacci, yaitu F ( i )=F ( i−1 )+ F ( i−2 ) lalu enter dan

kemudian ketik end. Setelah itu ketik disp ¿. Untuk case 2kita mencari deret

fibonacci yaitu dengan cara memasukkan nilai n dengan menggunakan input

misalnya: n=input ( ' suku ken¿' ) ;dan membuat barisan Fibonacci yang dimisalkan

sebagai F. kemudian kita menggunakan syntak for yaitu for i=1 :n dan membentuk

deret Fibonacci, yaitu JG (i )=(a∗(1−r(i))) /(1−r JF (i )=JF+F ( i )). Setelah itu ketik

disp ¿. Kemudian ketik otherwise lalu tampilkan tulisan ‘Maaf pilihan anda tidak

terdapat pada paket program ini, silahkan pilih kembali’. Lalu kita akhiri dengan

mengetik end. Kemudian kita save file tersebut dengan nama

barisan_deret_fibonacci.m. Untuk mengetahui hasilnya maka pada halaman

command window kita ketik nama file yang kita simpan tadi. Maka akan terdapat 2

pilihan, yang pertama yaitu untuk barisan fibonacci, yang kedua untuk deret

fibonacci. Setelah kita masukkan nilainya masing-masing untuk kedua pilihan

tersebut maka akan menghasilkan hasil seperti yang terlihat pada output.

Untuk menyelesaikan soal nomor 5 yaitu menjelaskan apa yang dipahami

tentang statement penggabungan switch case. Menurut saya Statement

penggabungan dengan struktur switch case digunakan untuk menggabungkan

beberapa program dengan statement atau perintah-perintah dalam M-File yang

membentuk sebuah paket program tunggal dalam sebuah nama file yang

terkonstruksi dalam beberapa kasus, dimana setiap kasusnya memuat masing-

masing program tersebut.

21

Page 22: Pertemuan Vi

Untuk menyelesaikan soal no 6 yaitu membuat sebuah script program yang

menampilkan output berikut :

8. Kesimpulan

Dari materi pembahasan yang sudah dibahas sebelumnya, ada beberapa hal yang

dapat diingat dan diketahui yaitu:Matlab adalah salah satu software yang mampu

menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan matematika, komputasi, analisis

data, algoritma, struktur while dan juga struktur pengulangan for sehingga semua

diharapkan memahami prosedur pengulangan pada matlab, pada materi praktikum

kali ini yang dipelajari adalah statement witch agar setiap praktikan diharapkan

dapat mengaplikasikan prosedur pengulangan untuk membangun sebuah program

sederhana berkaitan, matlab adalah salah satu software yang pengeksekusiannya

tergantung pada apa yang diinputkan pada M-File, dapat menyelesaikan paket

program gabungan kombinasi, factorial dan permutasi dengan program Matlab,

menyelesaikan paket program gabungan GCD dan LCM dengan Matlabserta dapat

menyelesaikan paket program gabungan barisan dan deret Aritmatika, Geometri,

danFibonacci.

22

Page 23: Pertemuan Vi

DAFTAR PUTAKA

Adisaputra,DJ.2012.http://djadisaputra.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-

struktur-if-matlab.html.Diakses pada tanggal 26 november 2015, pukul 22:05

WIB.

Fauzi, Yulian, S.Si.,M.Si. 2015. Modul Praktikum Pengantar Ilmu Komputer.

Universitas Bengkulu: Bengkulu. Diakses pada tanggal 26 november 2015,

pukul 22:10 WIB.

Julanti.2011.http://herirustamaji.files.wordpress.com/2011/12/bab-2-mengatur-alur-

program1.pdf.Diakses pada tanggal 26 november 2015, pukul 13:05 WIB.

Kurnia.2013.GUI.http://thedarku_tterflies.blogspot.com/2013/11/gui-matlab.html.

Diakses pada tanggal 26november 2015, pukul 15:49 WIB.

Mathworks.2012.http://www.mathworks.com/help/matlab/ref/wavread.html. Diakses

pada tanggal 26 november 2015, pukul 22:22 WIB.

23