pertautan mahasiswa dengan luar negerifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_14_april... ·...
TRANSCRIPT
BBeberapa mahasiswa FISIP ke luarnegeri. Ada puluhan mahasiswa D‐3pariwisata yang magang‐kerja di
hotel berbintang di Timur Tengah. Beberapaikut student‐exchange ke Belanda dan Turkidalam rangka program Erasmus Mundus.Beberapa ikut kegiatan AIESEC di Polandia,China dan Taiwan. Ada rombongan anak‐anak Politik dan Hubungan Internasionalyang ikut simulasi Sidang PBB di New Yorkakhir Maret lalu. Ada yang ikut programkapal ASEAN‐Jepang. Selain itu, masih adayang masih menunggu waktu untukberangkat ke luarnegeri dalam kerjasamaErasmus Mundus.
Di lain pihak, ada mahasiswa luarnegeriyang akan ke fakultas kita. Bulan Mei nanti,sepuluh mahasiswa Malaysia bersamabeberapa dosennya akan ke kampus kitauntuk seminar dan kuliah sit‐in. Ada jugamahasiswa Edith Cowan University yangmau pindah dan meneruskan studinya kefakultas kita.
Pertautan dengan luarnegeri itu tak
hanya mahasiswa, juga staf pengajar. SelainMadame Anna dari Prancis, ada Dr MichaelHurst dari Fulbright. Ada yang dari programErasmus Mundus, akan datang Mei nantidoktor dari Polandia. Ada juga peneliti dariAustralia. Sebagaimana pernah diberitakandi edisi sebelumnya, kita punya beberapamahasiswa asing di program magister kita:dari Myanmar, Papua Nugini, Fiji, Kamboja,dan Madagaskar.
Jumlah mahasiswa yang ke luarnegeriitu tentu tidak banyak, apalagi kalaudibandingkan dengan jumlah seluruhmahasiswa aktif yang hampir 3.000 orang.Tetapi makin hari makin terasa bahwajumlahnya bertambah. Itu karenauniversitas mencoba memfasilitasi pelbagaikerjasama dan pertautan dengan pihak‐pihak di luarnegeri. Tidak hanya denganErasmus Mundus, tetapi denganuniversitas‐universitas lain di luarnegeridalam rangka menuju World ClassUniversity.
Kerjasama itu tentu akan berguna kalau
kita, di sini dan kini, bisa memperkuatkinerja dan kualitas kita sebagai lembagapendidikan. Kalau kita tidak kuat di dan daridalam, maka kita tidak akan bisa maksimaldan optimal memanfaatkan pertautandengan sesama sivitas akademika dariluarnegeri itu. Sedangkan kalau kita kuat didalam dan dari dalam, maka ibarat cakrakita akan bisa mudah memanfaatkan setiappertautan dengan sesama sivitas akademikadari luarnegeri itu.
Bisa diprediksi, ke depan pertautandengan luarnegeri ini akan makin banyak.Beberapa mahasiswa program ErasmusMundus gelombang pertama dari Eropa kinisudah berada di fakultas‐fakultas lain. Akandatang gelombang kedua bulan‐bulandepan. Kita, seluruh sivitas akademika,mesti berbenah diri agar lebih siap bila nantilebih banyak kegiatan pertautan luarnegeriitu. Tidak hanya soal gedung dan fisik yanglain, tetapi terutama soal kinerja dankualitas pengajaran kita.
(I Basis Susilo)
Pertautan Mahasiswa dengan Luar Negeri
edisi: 14/April 2010
Jendela02 edisi: 14/April 2010
editorial
REKAMAN ACARA BERDUKA CITA
l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP) l PEMIMPIN UMUM: V. DUGIS (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru
l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizkl Pramadhani, Muhammad Zaki Ath. T; Puspita Adiyani C.l FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra, Prima Kirtti Utomo l LAY‐OUT/PRODUKSI: Irfan Wahyudi, S.Sosl Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp.(031) 5034 015, 5047 754, 5011 744, 5017 429. Fax.(031) 5012 442 l e‐mail: [email protected]
PENGABDIAN MASYARAKATSabtu, 6 Maret 2010
1. Drs. Sudarso, MSi ; 2. Siti Mas’udah, S.Sos., MSiPembicara/Narasumber :
Kegiatan Workshop Karya Ilmiah dengan tema “ Pendidikan dan PelatihanMetodologi Penelitian dan Penulisan Ilmiah" ‐ FISIP Universitas Trunojoyo
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
Kamis, 11 Maret 2010Dra. Liestianingsih Dwi D., M.Si
Pembicara/Narasumber : Pola Menonton Televisi secara Aman dan Cerdas untuk Anak'
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jatim Jl. Bandilan Waru‐Sidoarjo‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
14‐16 Maret 2010Dr. Drs. Henry Subiakto, SH., MA
Pembicara/Narasumber : Kegiatan Workshop on Taiwan Media's Development
Director Press Information Division Taipe Economic and Trade Office, Indonesia‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
17‐24 Maret 2010 Kacung Marijan (Politik)
narasumber : Workshop “Consumer Attitude toward Islamic Banking”di Ritsumeikan Asia Pasific University Jepang
dengan membawakan makalah “Social Enteprenuership and Islamic Microfi‐nance: Lesson from Pesantren Sidogiri.”
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
18‐20 Maret 2010Drs. Yan Yan cahyana, MA
Fasilitator Leadership Sensivity TrainingPemprov Maluku dengan Pusdiklat SPIMNAS
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
23 Maret 20101. Dra. Tri Susantari, M.Si ; 2. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos., M.Si
Pembicara/Narasumber : Penguatan Focal Point ‐ Pemberdayaan Masyarakat& KB Pemkot Surabaya
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
23 Maret 2010Drs. Priyatmoko, MA
Pembicara/Narasumber : Menciptakan suasana kondusif dalam Mensuk‐seskan Pemilukada Tahun 2010 di Jawa Timur ‐ BAKESBANGPOL Prov. Jatim
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
30‐31 Maret 20101. Dra. Tri Susantari, M.Si ; 2. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos., M.Si;
3. Novianto Edi Suharno, SSTPembicara/Narasumber : Sosialisasi Gender untuk Guru ‐ Pemberdayaan
Masyarakat & KB Pemkot Surabaya
WAKTU ACARA TEMPAT
3, 6, 7 Maret 2010 HI’s Language Inside
Tournament
Lantai 3 Gedung C
FISIP
3 Maret 2010 Rapat Yudisium Ruang Adisukadana
4 - 9 Maret 2010 Kompetisi 2nd
Malaysia Debate Open
2010 (diikuti maha-
siswa Komunikasi
2007, Brigiv Aditya )
Kuala Lumpur, Malaysia
8 Maret 2010 Pembekalan bagi calon
wisudawan
Ruang Adisukadana
19 Maret s/d 14 April
2010
HI Cup 2010 - Lapangan parkir FIB
- Lapangan basket
kompleks Cheng Ho
- Lapangan Basket
Araya di Galaxy
Bumi Permai Tahap II
19 maret 2010 Dies Natalis Sosiologi
ke-32
Kampus FISIP
26 Maret 2010 Persekutuan Doa Ju-
matan (PDJ) yang di-
adakan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM)
Kristen Protestan
UNAIR
FISIP Gedung A
27 Maret 2010 Outbond SKI FISIP Kebun Raya Pur-
wodadi
28 Maret-2 April 2010 Konferensi Nasional,
National Model
United Nations 2010
New York, Amerika
Serikat
31 Maret 2010 Movie Day, memperi -
ngati hari Film Na-
sional
Mini Theater (MiThe)
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP)
Telah berpulang ke RahmattullohJUMARI (kaur Sarana Prasarana)
pada 21 Maret 2010 pukul 19.00 WIB.Jenazah dimakamkan di TPU Kedungcowek
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐Telah berpulang ke Rahmattulloh
ayahanda Isti Widiastuti (staf kependidikan)pada 29 Maret 2010. Jenazah dimakamkan di TPU Yogyakarta
edisi: 14/April 2010 Jendela 03
hubungan internasional
Mengembangkan potensi gene-
rasi bangsa tidak lepas dari
tanggung jawab perguruan tinggi.
Departemen Hubungan Internasio-
nal Unair yang sadar betul akan hal
ini, tanggal 3 dan 6-7 Maret 2010
lalu menyelenggarakan HI’s Lan-
guage Inside Tournament (HI-Lite)
sebagai wujud tanggung jawab ter-
sebut. Acara yang diselenggarakan di
lantai 3 Gedung C FISIP ini berisi
kompetisi debat (Debate contest)
dan pidato dalam bahasa Inggris
(speech contest) untuk siswa SMA
se-Jawa Timur.Selain untuk men-
gasah kreatifitas dan kecerdasan,
even ini diselenggarakan sebagai
ajang sosialisasi departemen Hu-
bungan Internasional ke publik.
Lebih dari seratus siswa SMA
Se-Jawa Timur terlibat dalam kom-
petisi ini. Tak hanya dalam kuantitas,
rata-rata peserta yang datang sudah
menguji kualitas di sekolah masing-
masing. Perwakilan sekolah yang di-
kirim adalah mereka yang terbaik,
sehingga kompetisi berlangsung
seru dan sangat menarik karena ka-
pasitasnya bisa dibilang seimbang.
Dalam speech contest yang men-
jadi pembuka dalam rangkaian acara
ini, tampak para peserta sudah kom-
peten dalam berpidato. Penampilan
mereka sudah tampak sudah diper-
siapkan dengan matang. ”Pengua-
saan panggung rata-rata sudah
nggak ada yang canggung. Cuma im-
provisasinya yang beda-beda, dan ini
yang bikin seru. Yang lihat nggak
bosen,” ungkap Arif Setyanto, ketua
panitia HI-Lite.
Dengan tema Facing The Chal-lege of Terorism yang ditentukan pa-
nitia, para peserta menggali ide-ide
intelektualnya untuk mengintepre-
tasi. Ada yang menyisipkan cerita
studi kasus, lagu-lagu, puisi hingga
prosa heroik dalam penyampaian pi-
dato mereka. Aksi-aksi ini menjadi
poin plus, karena pidato menjadi
lebih hidup dan segar. Namun, ka-
dang menjadi kelewat ”menyegar-
kan” lantaran keasyikan beraksi
peserta kadang lupa pada poin uta-
manya. ”Habis nyanyi gitu, lupa mau
pidato apa lagi, he he.. tapi secara
keseluruhan bagus kok penampilan-
nya,” ceritanya sambil tersenyum
geli.
Peserta speech contest yang
lolos penyisihan harus melalui tan-
tangan yang lebih berat lagi. Kali ini
tidak ada aksi, karena tema pidato
diberikan saat itu juga dan penyusu-
nan naskahnya on the spot. Selain
itu, mereka hanya boleh membawa
note kecil untuk pengingat saja.
Tema Enviromentalizm as GlobalMovement disajikan oleh peserta
dengan pidato yang lebih serius
kepada isi pidato.
Kompetisi Debat yang diseleng-
garakan tanggal, 6-7 Maret tak kalah
seru. Seperti lomba debat pada
umumnya, peserta harus bisa mem-
pertahankan pendapatnya, menepis
argumen lawan, maupun membalik-
kan pendapat lawan. Menariknya, di
HI-Lite Debate Contest, isu-isu
yang diperdebatkan adalah isu ter-
kini seputar politik global, isu inter-
nasional, terorisme, lingkungan dan
teknologi. ”Cukup berat memang,
jadi kalau nggak sering baca koran
bisa mengalami kesusahan,” ujar
ketua yang merupakan mahasiswa
HI angkatan 2009 ini.
Dengan begini, secara tidak
langsung HI ingin menyampaikan
bahwa aware terhadap info terkini
menjadi suatu keharusan. Bagaimana
permasalahan nasional atau mung-
kin tingkat global, bisa diselesaikan
bila penerusnya saja tidak tahu apa
permasalahan yang dihadapi. ”HI-
Lite ini kami usahakan menjadi even
tahunan, karena selain jadi ajang so-
sialisasi yang mencerdaskan, kami
ingin HI-Lite menjadi pembejaran
sosial juga,” pungkas Arif. (int)
Lomba Speech Contest di HI-Lite
“GOOOL .. “ , teriakan lantang itu-
lah yang terdengar di lapangan parkir
Fakultas Ilmu Budaya beberapa
waktu lalu setelah salah seorang ma-
hasiswa menceploskan bola ke ga-
wang lawan. Ini merupakan salah satu
bagian dari kompetisi olahraga dan
fun games yang diadakan oleh maha-
siswa Ilmu Hubungan Internasional
secara periodik setiap tahunnya.
Acara ini merupakan acara yang di-
peruntukkan bagi mahasiswa ilmu
hubungan internasional Unair guna
memperkuat rasa solidaritas antar
mahasiswa. Acara ini berlangsung
seru dan meriah sejak 19 maret
hingga 14 april 2010. Selain di la-
pangan parkir FIB, HI CUP juga
menggunakan lapangan basket kom-
pleks Cheng Ho, yang terletak persis
di depan masjid Cheng Ho yang be-
gitu terkenal itu, dan lapangan Basket
Araya di Galaxy Bumi Permai II.
HI CUP yang bertajuk Friends-
hip first , competition second ini be-
risikan lomba futsal, basket, voli, tarik
tambang, triathlon (makan, minum,
meletuskan balon), balap bakiak, foto
angkatan dan make up. Serangkaian
acara tersebut berhasil menimbul-
kan gelak tawa khususnya dalam
lomba make up. Disini mahasiswa
cowok didandani sedemikian rupa
hingga menyerupai jeng kelin, su-
zanna, dan pinky girl. “ gilaaa ……
bisa juga ya cowok keren terus cooldidandani jadi kaya macan ompong
gini,“ ungkap Roswita Mathilda salah
seorang penonton di acara ini.
HI CUP 2010 yang benar benar
dikemas secara fun ini berjalan seru
dan meriah. Sutikno, salah seorang
peserta mengaku sampai serak dan
habis suaranya karena berteriak
memberikan dukungan pada timnya
ketika bertanding. “Iiyaaa mas... se-
perti piala duniaa sajaa,“ timpalnya.
Acara ini melahirkan juara umum
yang melalui akumulasi poin dari se-
tiap lomba. Adalah angkatan 2008
yang menjadi kampiun disini.
Esensi dari HI CUP sendiri ada-
lah untuk memberikan ruang bagi
para mahasiswa HI untuk menyalur-
kan bakat di bidang non akademis
sekaligus sebagai wadah komunikasi
dan kumpul kumpul antar maha-
siswa. Disini mahasiswa yang jarang
bertemu dapat bersua dan ngobrol.
Dominicus Enjang, selaku ketua pa-
nitia menandaskan bahwa acara ini
dijadikan sebagai sarana rekreasi ma-
hasiswa saja, “Intinya ya fun itu mas,
jadi ketika ikut acara ini teman-
teman bisa mengekspresikan bakat-
nya yang terpendam. Asal itu dengan
cara yang benar, tidak boleh rusuh,”
timpalnya.
Acara HI CUP ini ditutup oleh
HI KUSTIK yang bertajuk live band
oleh para mahasiswa HI sendiri pada
16 April 2010 lalu. Tentunya acara ini
diharapkan dapat terus ada dan se-
makin baik dari tahun ke tahun dan
dapat menjadi kenangan indah pada
saat lulus nanti. (tan)
Futsal Putri dalam rangka HI Cup
HI-Cup: Friendship First, Competition Second
HI-Lite, Ajang Sosialisasi Mencerdaskan
Jendela04 edisi: 14/April 2010
kuliah
LLulus dan menjadi seorang sarjana tentu
impian tiap mahasiswa yang sedang me-
nempuh masa pendidikan. Tidak terkecuali
para mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). Karena itu, dekanat ber-
sama semua ketua departemen beserta dosen
pembimbing mengadakan rapat yudisium,
Rabu (3/3), di ruang Adisukadana FISIP. Rapat
ini bertujuan untuk menetapkan kelulusan
mahasiswa periode semester genap
2009/2010.
Pada rapat tersebut, para dosen pembim-
bing dari tiap departemen mengajukan nama
para mahasiswa yang telah memenuhi syarat
kelulusan. Kemudian, tiap dosen pembimbing
menyerahkan semua data mahasiswa berkai-
tan dengan syarat kelulusan kepada ketua de-
partemen. Nantinya, data-data itu akan
diserahkan oleh ketua departemen kepada
dekan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK)
perihal kelulusan mahasiswa.
“Syarat kelulusan belum ada perubahan.
Masih sama seperti yang lalu,” ujar Drs. Dja-
dimin selaku Kepala Sub Bagian Akademik.
Syarat kelulusan sendiri meliputi jumlah sks
mahasiswa (Sistem Kredit Semester-red) mi-
nimal 144, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif-red)
minimal 2,0, telah mengikuti semua mata ku-
liah wajib yang telah ditetapkan oleh Fakultas
dan masing-masing departemen, nilai D ku-
rang dari dua puluh persen, serta menyerta-
kan sertifikat nilai TOEFL atau LPT yang
didapat selama masih berstatus sebagai ma-
hasiswa aktif di FISIP.
Untuk nilai TOEFL, lanjut Jadimin, nilai
yang harus diraih mahasiswa program S1 mi-
nimal 425 dan program D3 minimal 375. “Ke-
tentuan itu hanya berlaku hingga tahun 2010.
Sedangkan mulai tahun 2011, peraturannya
sudah berubah. Nilai TOEFL untuk mahasiswa
program S1 minimal 450 dan minimal 400
untuk program D3,” ucap Djadimin. Nilai
TOEFL menjadi penting sebab selain sebagai
syarat kelulusan, nilai tersebut juga akan di-
sertakan dalam Surat Keterangan Lulus (SKL)
mahasiswa.
Selain penetapan kelulusan mahasiswa,
rapat yudisium juga menetapakan tiga maha-
siswa terbaik dari tiap program studi yang ada
di FISIP. “Dari program studi S1, mahasiswa
terbaiknya yaitu Nurlaeli Khusnul Imama dari
departemen Administrasi Negara dengan IPK
3,76. Untuk program studi D3 yaitu Ma’isatin
Aliyah dari Teknisi Perpustakaan dengan IPK
3,54. Sedangkan, dari program S2 yaitu
Supi,STT.AK, mahasiswa jurusan PSDM (Pen-
gembangan Sumber Daya Manusia) dengan
IPK 3,94,” kata Djadimin. (int)
Pemeriksaan berkas Mahasiswa FISIP jelang Yudisium
Syarat Kelulusan Belum Berubah
TTidak lama lagi, tepatnya tanggal 10 April
2010, para mahasiswa Unair yang telah
dinyatakan lulus lewat rapat yudisium akan
mengikuti prosesi kelulusan (wisuda-red) di
Auditorium Kampus C Unair. Sebelum itu,
mereka wajib mengikuti pembekalan bagi
calon wisudawan. Tidak terkecuali para ma-
hasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP).
Pembekalan tersebut diadakan di ruang
Adi Sukadana FISIP, Senin (8/3). Hadir seba-
gai pembicara, Hendrik Setia Budi selaku
perwakilan dari Pusat Pembinaan Karier
dan Kewirausahaan (PPKK). Melalui kegia-
tan ini, para calon mahasiswa akan dibekali
strategi-strategi masuk ke dunia kerja.
Menurut Hendrik, persaingan kerja saat
ini sangatlah ketat. Apalagi, jumlah lapangan
pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah
lulusan perguruan tinggi (PT) yang menca-
pai 4000-5000 orang pertahunnya. Karena
itu, lulusan perlu mempersiapkan diri agar
dapat terserap di lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan harapan.
“Sayangnya, lulusan PT sekarang hanya
fokus mengembangkan aspek hardskill me-
reka. Sehingga, aspek softskill diabaikan,”
ungkap Hendrik. Terbukti, para stakeholders(perusahaan-red) sering mengeluhkan ki-
nerja para lulusan PT yang kurang maksi-
mal. Bahkan, tergolong “payah”. Misalnya,
cepat bosan, tidak bisa bekerjasama dalam
tim, dan kurang tangguh.
Selain itu, para lulusan seringkali kurang
mampu “menjual diri” mereka ke perusa-
haan yang hendak disasar. Hal ini bisa dilihat
dari kemampuan mereka dalam membuat
surat lamaran dan Curiculum Vitae (CV).
“Masih banyak lulusan yang asal-asalan
membuat surat lamaran dan CV. Padahal,
dua hal itu penting untuk membangun
kesan pertama yang baik di mata perusa-
haan,” keluh lulusan Fakultas Kedokteran
Gigi Unair ini.
Karena itu, Hendrik menyarankan para
lulusan untuk berlatih membuat surat lama-
ran dan CV. Hal terpenting, menurut Hend-
rik, yang perlu ditonjolkan dalam CV adalah
potret diri serta hasrat dan keinginan lulu-
san ketika bekerja di perusahaan tersebut.
Aspek pendidikan, pengalaman, dan kegia-
tan-kegiatan yang pernah diikuti sebaiknya
juga dicantumkan. Hal ini dilakukan untuk
menambah nilai jual dari lulusan itu sendiri.
Berbekal kemampun hardskill dan soft-skill yang baik serta mampu membuat surat
lamaran dan CV yang menarik, diharapkan
para lulusan Unair nantinya semakin mudah
terserap oleh lapangan pekerjaan. Sehingga,
masa tunggu lulusan pun tidak terlalu lama,
dapat bekerja di bidang yang sesuai dengan
ilmu yang dimiliki, dan mendapat penghasi-
lan yang tinggi.
(int)
Bekali Diri Terjun ke Dunia Kerja
Hendrik saat pembekalan calon wisudawan
edisi: 14/April 2010 Jendela 05
kuliah
Ada pemandangan baru dan cukup
menyenangkan ketika kita berjalan
menuju parkir motor atau menuju
mushola mahasiswa. Tampak beberapa
aktivis mahasiswa FISIP yang mondar-
mandir masuk ke Student Center (SC),
terlihat sibuk dan bersemangat. Ka-
dang, mereka membawa tamu juga ke
dalamnya. Di dalam Student Center
ada aktivitas yang ”hidup”, seperti me-
rencanakan program kerja, sibuk men-
getik proposal dan LPJ, mengeprint
undangan, rapat, bernegoisasi, berdis-
kusi dan bersosialisasi.
Pemandangan ini tergolong langka
jika dibandingkan dengan bulan-bulan
sebelumnya. Karena selama ini SC
hanya digunakan sebagai gudang untuk
menumpuk barang-barang yang digu-
nakan pasca-even yang dilaksanakan
mahasiswa. Hal ini menyimpang dari
fungsi utama dibangunnya SC. Awalnya
gedung ini dibangun sebagai homebasebagi kegiatan-kegiatan mahasiswa yang
tidak bisa ditampung di ruang-ruang
kelas akademik. Sehingga organisasi
mahasiswa FISIP punya ”rumah” untuk
berkreasi.
Pemandangan baru ini tidak lepas
dari pembaharuan besar-besaran ter-
hadap SC. Semua elemen kampus, baik
pihak fakultas, BEM, Hima prodi, hingga
BSO yang ada, bekerja sama untuk
mengembalikan kembali fungsi SC yang
sebenarnya. Pihak fakultas mengawali
inisiatif ini dengan menambah beberapa
fasilitas dalam SC.
”Kami diberitahu oleh pihak fakul-
tas bahwa SC dipasang AC, listrik dan
air yang sudah berfungsi dengan baik.
Selanjutnya, kami dihimbau untuk me-
nyiapkan ruangan untuk menerima fa-
silitas lain,” ungkap Abdul Chodir, pre-
siden BEM FISIP. Fasilitas yang dimak-
sud adalah perangkat komputer
lengkap dengan printernya, bagi tiap-
tiap ruangan Hima prodi dan BSO yang
ada di SC.
Stimulus ini ditanggapi semangat
yang luar biasa oleh BEM, Hima prodi
dan BSO. Student Center yang dulunya
gudang, disulap menjadi tempat yang
nyaman dan kondusif untuk berorgani-
sasi. ”Karena itu kami berterima kasih
pada pihak fakultas dan juga BEM pe-
riode sebelumnya yang memperjuang-
kan hal ini,”ujarnya.
Dengan aktifnya SC ini, kebera-
daan organisasi kampus, termasuk BEM
menjadi jelas. Dimana mereka bisa di-
temui, bekerja dan mengadakan rapat
sudah pasti tempatnya. Sosialisasi pro-
gram BEM ataupun koordinasi dengan
pihak hima prodi juga semakin mudah,
karena para pengurusnya pasti bisa di-
temui di ruang masing-masing.
Kembali berfungsinya SC sesuai
dengan tujuan awalnya, mendorong
BEM dan organisasi lainnya menjadi
kian produktif. Di bulan April saja, BEM
sudah mengumumkan proker khusus
untuk bulan tersebut sedemikian ba-
nyak dan dipampang didepan SC. ”Pro-
ses pengerjaan juga cepat, nggak ada
alasan lagi proposal,undangan atau LPJ
terlambat. Kan sudah ada komputer
dan printer sekaligus. Kalau rapat juga
nggak bingung, rapat kondusif dimana,”
jelas Chodir.
Dari segi sosial, hubungan Hima
prodi juga semakin akrab. Mahasiswa
dari seluruh jurusan di FISIP dapat ber-
temu di SC ini dan bertukar pikiran.
Selain itu, jika ada kunjungan studi ban-
ding dari universitas lain atau tamu
untuk BEM, hima prodi atau BSO, bisa
dengan bangga dibawa ke SC. ”Kalau
dulu malu ya, ada tamu dibawa ke galeri
aja. Alasannya, SC-nya sedang dikunci,
padahal malu karena jadi gudang,” te-
rangnya.
Sekarang, organisasi mahasiswa se-
cara formal punya ”ru mah”nya sendiri.
Dan tentu saja, berbangga mempersi-
lahkan tamunya masuk ke ruang pro-
duktif ini. Bahkan ketika pihak DIKTI
mengecek kondisi organisasi di FISIP
dan bagaimana kinerjanya, mereka ter-
kesan dengan apa yang ada.
Yang perlu dicermati, ketika sudah
diaktivasi kembali dengan doro ngan
pemberian fasilitas, tugas selan jut nya
menjaga dan merawatnya. Namun, say-
ang hal ini yang kurang diperhatikan
mahasiswa. Sebagai ruang publik ber-
AC yang jelas-jelas peraturannya ditulis
dilarang merokok di dalam ruangan,
masih saja banyak yang dengan bangga-
nya berpesta asap sambil berdiskusi
atau sekedar bermain poker. Disadari
atau tidak, perbuatan ini merusak si-
stem kerja AC dan kesehatan teman-
teman mahasiswa lain di seluruh
ruangan tersebut. Kepercayaan yang di-
berikan harusnya dijawab dengan
makin produktifnya organisasi maha-
siswa, baik BEM, Hima prodi dan BSO
yang ada. (puz)
Aktivitas mahasiswa di Student Center
Aktivasi Student Center
SSejak beberapa bulan lalu, mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga dimanjakan lewat
fasilitas eksklusif seputar akses infor-
masi. Ya, mahasiswa FISIP sudah diman-
jakan dengan fasilitas wi-fi
(wireless-fidelity). Fasilitas ini dapat
dengan mudah diakses oleh seluruh
mahasiswa FISIP, terutama bagi mereka
yang posisinya ada di sepanjang galeri
(pelataran gedung A FISIP).
Sejalan dengan penambahan fasili-
tas eksklusif ini, pihak dekanat, khusus-
nya bagian Sumber Daya Mahasiswa,
terus berupaya untuk meningkatkan
kenyamanan mahasiswa terutama
untuk akses free wi-fi ini. Pihak Sumber
Daya Manusia masih terus mempelajari
seluk beluk fasilitas akses internet
gratis tersebut. Utamanya, tentang
bagaimana penataan teknis dan berba-
gai perencanaan ke depan lainnya.
Salah satu aspek yang perlu men-
jadi fokus bagian Sumber Daya Manusia
adalah keselarasan antara kuantitas
mahasiswa dengan jumlah maksimal
pengguna. “Semuanya sedang kami
pelajari, salah satunya tentang kenya-
manan akses terkait dengan apakah
fasilitas internet ini sudah memadai
dengan jumlah mahasiswa yang me-
manfaatkan fasilitas tersebut.” ujar Drs.
Moh. Imron, MM, Kepala Bagian Sum-
ber Daya Mahasiswa FISIP Unair.
Meski begitu, Imron menam-
bahkan bahwa wi-fi memang seharus-
nya mendapatkan porsi perhatian yang
cukup besar. Sebab, mahasiswa yang se-
lalu berkutat dengan tugas kampus
tentu saja membutuhkan ruang untuk
mengeksplorasi data di internet.
“Kampus harus seimbang, mem-
beri tugas, tapi juga akses untuk
menyelesaikan secara optimal. Maha-
siswa menjadi prioritas kebijakan kami.
Salah satunya ya wi-fi ini,” imbuh Imron.
Akses wi-fi memang terbentur
aset-aset pribadi mahasiswa. Bagi ma-
hasiswa yang berlaptop, akses wi-fi
bakal dapat dicapai dengan mudah.
Tinggal membuka laptop pribadi dan
mengaktifkan fitur wi-fi. Namun bagi
mahasiswa tak ber-notebook, akses wi-
fi hanya menjadi imajinasi semata.
Untuk mengatasi masalah terse-
but, Imron menginginkan agar maha-
siswa yang tak memiliki laptop tetap
terfasilitasi. Salah satunya dengan
menyediakan ruangan yang berisi be-
berapa komputer pribadi (personal
computer). Menurut Imron, rencana ini
sekaligus menciptakan gebrakan ino-
vasi yang dapat meningkatkan kenya-
manan mahasiswa dalam menempuh
kegiatan belajar di kampus oranye ter-
cinta.
Imron juga menjelaskan, maha-
siswa penikmat wi-fi harus menerap-
kan etika saat menik matinya. “Karena
ini lingkungan akademis, duduk harus
dijaga. Mahasiswa harus dapat menjaga
nama baik fakultas, dan juga universi-
tas.” ujar Imron.
Bagi mahasiswa FISIP yang belum
sempat mencicipi fasilitas free wi-fi ini,
caranya sangat mudah. Imron mema-
parkan, mahasiswa hanya perlu meny-
odorkan KTM dengan membawa
laptop ke bagian Informasi dan
bertemu dengan mas Yance. (put)
Prioritaskan Mahasiswa, Matangkan Ruang Internet
Jendela06 edisi: 14/April 2010
opini
TTulisan ini sedikit akanmencoba mengkritikproses pemilihan rektor
Unair. Sebagaimana diketahui,pemilihan Rektor Unair kali inimerupakan yang pertamakalinya bagi Unair ditengahstatusnya sebagai BHMN.Namun sayang, prosesnyayang dikritik banyak pihaktidak transparan, menjadi satudari sekian buruknya prosespilrek kali ini. Tidak hanya itu,dari susuan dan fungsi SA(senat akademik) yang diketuaioleh Sam Soeharto dan MWAyang diketuai oleh Sudi Silalahijuga tak luput dari kritik.
Dilihat dari susunan yangada dalam struktur SA, dengantegas tidak ada keterwakilanmahasiswa disana. Hal inimenjadi permasalahan, lan‐taran fungsi SA yang dinilaimemang cukup strategis.Disini, SA lah yang berhakmenentukan siapa yang akanmasuk kedalam 3 nama yangnantinya akan dibawa keJakarta kedalam rapat MWA.Dari sinilah sebenarnya kritikmengenai transparansi mene‐mui titik gentingnya. Dalampenjaringan 12 nama kedalam3 nama carek tersebut tidaksecara jelas disebutkan apasaja yang menjadi indikator
serta bagaimana pengawasanakan objektifitas penilaian SAtersebut didasarkan.
Sedangkan dalam strukturMWA sendiri yang didalamnyaterdapat keterwakilan maha‐siswa sebagaimana susunanMWA yang disahkan melaluiSK mendiknas, menjadi per‐masalahan yang ikut menam‐bah nilai merah dalam prosespilrek kali ini.
Dalam pilrek kali ini, selainpertama kalinya dilaksanakanketika Unair berstatus BHMN,namun juga pertama kalinyaterdapat keterwakilan maha‐siswa dalam Struktur MWA.Bagi penulis, keterwakilan ma‐hasiswa dalam struktur MWAini selain memiliki segi positif,namun dirasa lebih banyak sisinegatifnya, jika dite rapkandengan sistem Ormawa (Or‐ganisasi Mahasiswa) yang adadi Unair saat ini. Sikap BEMFisip yang sejak semula mem‐pertanyakan RepresentasiBEM UNAIR serta ditunjukkandengan tidak adanya PEMIRAUNAIR (Pemilihan Umum RayaBem‐Keluarga Mahasiswa) diFisip menjadi wujud kongkritbahwasannya tindakanataupun kebijakan yang diam‐bil oleh Bem KM ini tidak men‐dapatkan legitimasi darikalangan Gras root, khususnyadari Fisip.
Mungkin terlalu berlebihanmemang statement diatas,namun hal tersebut akandapat kita pahami jika kitamampu mengetahui alasandikemukakannya statementtersebut. Disinilah penulismencoba menjelaskan denganmulai menggali informasi yangada mengenai keterwakilanmahasiswa dalam strukturMWA. Diketahui bahwa keter‐wakilan mahasiswa yang adadalam susunan MWA meru‐pakan “syarat” Bagi Universi‐tas‐universitas guna bergantimenjadi BHMN, tak terkecuali
Unair. Keterwakilan ini bukan‐lah suatu hal yang salah,bahkan hal ini menjadi buktibahwa mahasiswa memangselayaknya diakui sebagibagian dari pengambil kebi‐jakan/ keputusan Universitas.
Menjadi salah, lantaran sis‐tem Ormawa yang ada di Unairdalam hal ini, masihlah mener‐apkan sistem (Orma wa) BadanEksekutif Mahasisiwa–Kelu‐arga Ma ha siswa Unair (Bem ‐KM) yang dalam setiap Pemi‐ranya selalu dipertanyakanketerwakilannya. Hadirnyaketerwakilan mahasiswadalam struktur MWA, yang di‐tunjuk ataupun diputuskan se‐cara langsung oleh KeputusanMendiknas, NOMOR126/MPN.A4/KP/ 2007 , yakni Pres‐iden Bem Unair inilah yangjuga menjadi perdebatan. Halini dirasa janggal lantarandalam Anggaran RumahTangga Unair Pasal 8 ayat 5telah dijelaskan bahwa “Tat‐acara pemilihan dan pen‐gangkatan anggota MajelisWali Amanat dari unsurmasyarakat yang berasal darimahasiswa dilakukan denganpenjaringan dan seleksi olehBadan Eksekutif Mahasiswa”.Jika dalam Ketentuan PenutupAnggaran Rumah Tangga Unairkemudian dijelaskan bahwaperwakilan MWA dari unsuremasyarakat mahasiswa per‐tama kali adalah Presiden BemUniversitas, namun ketikalebih lanjut dikroscek, bahwaperwakilan Presiden Bem Uni‐versitas yang ada saat iniadalah perwakilan (atas namamahasiswa) dari generasiketiga, maka ketentuanpenutup ART Unair dalam halini tidaklah lagi berlaku. Se‐hingga perwakilan mahasiswadalam susuan MWA harusnyabukanlah serta merta PresidenBem KM Unair, namun di‐lakukan seleksi dan pen‐jaringan atau dalam bahasa
lainnya yakni musyawarahuntuk menetukan perwakilanMWA yang dilakukan olehBadan Eksekutif Mahasiswa.Tercantumkannya kata BadanEksekutif Mahasiswa, seharus‐nya merujuk pada BEM‐BEMyang ada di Unair, dalam hal inimaka merujuk pada BEMFakultas, sehingga 13 BEMfakultas yang ada di Unair se‐harusnya melakukan musya ‐warah untuk menunjukperwakilan mahasiswa dalamsusunan MWA, sekaligus per‐wakilan (JUBIR) mahasiswadalam setiap kebijakanataupun keputusan yang men‐gatasnamakan mahasiswa. Se‐hingga penegasan ataspenggunaan nama Mahasiswaselayaknya mendapatkan legit‐imasi dari Grass root, maha‐siswa itu sendiri.
Jika melihat hal ini, makasebenarnya konsep system Or‐mawa Dema (Dewan Maha‐siswa) lebih sejalan dengansubstansi keterwakilan maha‐siswa dari pada konsep BEM‐KM. Tawaran yang beberapatahun belakangan ini selaludiperjuangkan fisip untukmengembalikan makna eksis‐tensi Mahasiswa. KonsepDema serta keterwakilan mha‐siswa dalam sususnan MWAyang ada dalam tulisan inisekaligus menepis anggapanataupun ketakutan bahwaketerwakilan mahasiswa akanmenjadi 13 orang, seba‐gaimana jumlah fakultas yangada dalam unair, namun tetap1 perwakilan mahasiswa seba‐gaimana yang tertera dalamAD‐ART Unair.
Ketua BLM Fisip Unair,Aditya Nugraha, mencobamenjelaskan bagaimanapengamatannya dalam prosesPilrek Unair, serta gerak‐gerikdari BEM‐KM dalam meresponpilrek kali ini. Berdasarkanpengalamannya mengikuti ujimasyarakat kampus, salah satu
kritiknya yang hmasyarakkedua takjari. Padahnya akamenentuada, dari orang caakan dibDalam pnarkah jikcalon recttor kali inbelum adkampus. siswa ilmuini menamKM yangmengadamahasiswdakan yanwaktu seteknis pel
Pada mahasiswsuara mmemberibaik bagmalah mmencedemahasiswhasiswa jakan/kepmengataslayaknya dsistem suhasiswa ymampu jawabkanjure yang kenyataansep Demacara dipertangresentasipakan sisideal untusuara ma(*)
Presiden riode 20
kajian unSy
Keterwakilan (Hampa) Proses Pilrek Un
Abdul Kodir
edisi: 14/April 2010 Jendela 07
kuliah
yakni, bagaimana SAhadir dalam ujikat kampus pada harik lebih dari hitunganhal SA lah yang nanti‐n menjaring sertakan calon rektor yang12 carek menjadi 3
arek yang nantinyabawa kepada MWA.pandangannya, be‐ka sebenarnya 3 namator atau bahakan rec‐ni, telah terpilih se‐
danya uji masyarakatLebih lanjut maha‐
u politik angkatan ’07mbahkan, sikap BEM‐g rencananya akanakan pemilihan versiwa (PVM) adalah tin‐ng membuang‐buangerta tidak jelas akanlaksanaannya.
hakekatnya, suarawa harusnya menjadi
murni yang mampukan konstribusi ter‐i Unair, dan bukan
menjadi suara yangerai makna eksistensiwa. Representasi ma‐
dalam setiap kebi‐putusan yangsnamakan mahasiswadikembalikan kepadasunan organisasi ma‐yang secara de facto
dipertanggung‐n dan bukan hanya de
seringkali mengakalin. Maka dari itu kon‐a, yang memang se‐
nyata dapatggung jawabkan rep‐nya rasanya meru‐stem ormawa yanguk menjaga eksistensihasiswa yang murni.
Oleh : Abdul KodirBEM FISIP UNIAR pe‐009‐2010, pemerhatiniversitas BHMN dan
ystem Ormawa Unair.
nair
Pada malam 19 maret 2010 DiesNatalis Sosiologi diadakan di
tempat parkiran mobil sastra ber‐tema I Love Sosiologi. Puncak Dies
Natalis Sosiologi ke‐32 yang sekali‐gus sebagai acara penutup. Acarapuncak ini berupa penampilangitar akustik, penampilan seni tari,
teater, dan band oleh MahasiswaSosiologi dan Alumni Sosiologiserta sumbangan apresiasi seniDosen Sosiologi. Serangkaian acarayang sebelumnya telah lebih da‐hulu diselenggarakan adalahlomba‐lomba unik dan lucu yangdiadakan mulai dari lomba sepakbola daster, tarik tambang, bakiak,gigit koin, balap karung, gobaksodor, lomba PS II. Ditambah lagiadanya Sosiologi Cup, pertan‐dingan sepak bola dan basket takketinggalan hadir memeriahkan‐nya.
Acara yang di koordinasi olehRima Irsalina Sosiologi angkatan2007 itu, dapat dibilang sukses.Sebab semua apa yang direncana‐kan telah tertampil dipanggungDies Natalis. ”I Love Sosiologi fore‐ver”. (gun)
Pak Novri (kanan ke kiri), Rima(ketua panitia), Hepy (kahima) dan Ayik
Peringatan 32 tahun Sosiologi
LLima orang delegasi SosiologiFisip Universitas Airlangga yang
dilimpahi wewenang untuk datangke acara Rakorwil JMSJ (JaringanMahasiwa Sosiologi se-Jawa)sekaligus diundang dalam Dies Na-talis Sosiologi FISIB (Fakultas IlmuSosial dan Budaya UniversitasTrunojoyo), Bangkalan Madurapada 7 April. Lima delegasi terse-but adalah Hepy, Guntur, Riza,Rizki dan Toni.
Kunjungan tersebut sebagaibentuk silahturrahmi dan pertaliansaudara sosiologi antar kampus di-wilayah jatim. Padahal JMSJsendiri baru dibentuk sekitar Jan-uari lalu, saat kongres se-Jawa diUniversitas Brawijaya Malang.Dengan dibentuknya JMSJ berartilebih membangun tali per-saudaraan setiap calon sosiologdiseluruh pulau Jawa ini. Untuk se-mentara waktu JMSJ diketuai olehsalah satu aktivis dari Universitas
Truno Joyo (Unijoyo), karena sertamerta memang yang membentukJMSJ selama ini adalah mahasiswa– mahasiswa Unijoyo tersebut.
Menurut pembicara dari UGM,Mas Lubis, bahwa terisolasinya bu-daya kita oleh westernisasi karenakurangnya sikap kritis dari bangsaini menanggapi isu tanpa menyiap-kan perisai untuk menakar mod-ernisasi tersebut.
Dalam Rakorwil itu, para pen-gurus dari 3 anggota JMSJberkumpul, kami wakil dari Unair,Ari dari Universitas BrawijayaMalang, kemudian yang terakhirsegenap anggota Himadep Sosi-ologi dari Truno Joyo sendiri.Namun delegasi dari dua kampusUniversitas Jember dan IAINSurabaya tak terlihat datang padasaat itu. Saat rapat terjadi perde-batan, mengenai konsepsi apayang harus dilakukan untuk JMSJdan struktur keanggotaannya, ten-
tang apa dan bagaimana konseporganisasi tersebut tetap eksis danmendapat dukungan berbagaipihak. Terutama mengenai perte-muan Oktober mendatang, dan So-siologi Unair sebagai tuanrumahnya. Akan tetapi menurutHepy di Bulan Oktober Hima Sosi-ologi Unair mempunyai banyakacara yang tak dapat dihindari.Sebagai gantinya Universitas Jem-ber lah yang akan menjadi tuanrumah. Akan tetapi keputusandalam rapat tersebut belumsepenuhnya deal. Karena UneJsendiri belum dikonfirmasi. Makapada Oktober mendatang SosiologiUnair tetap harus siap-siap sebagaifasilitator.
Di akhir rapat, Ari mengu sul -kan peningkatan kegiatan karyailmiah, termasuk penelitian sosialdi JMSJ.
(gun)
Jejaring Mahasiswa Sosiologi se-Jawa
Jendela08 edisi: 14/April 2010
kuliah
Pada tanggal 26 Maret 2010,siang hari, tampak sekitar
tiga ratus mahasiswa mengikutike giatan di ruang 309, FISIPgedung A. Mereka tampakkhusyuk mendengarkan pence-ramah yang bernama AndreKho, M. Div, seorang teologyang juga pengajar Sekolah Al-kitab Asia Tenggara. Siang itu,Andre sedang menyampaikanceramah tentang EksistensiAllah. Setelah selesai sesi ce-ramah, tampak beberapa maha-siswa dengan semangatbertanya mengenai materi ce-ramah kepada Andre.
Rupanya para mahasiswa inisedang mengikuti kegiatan rutinPersekutuan Doa Jumatan (PDJ)yang diadakan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) KristenProtestan UNAIR. Kegiatan PDJini, meskipun rutin, masih seringmenjumpai kendala tempat.“Karena kami minoritas, kamisering digusur kalau men-gadakan Persekutuan Doa ditempat-tempat lain,” jelasDaniel Susilo, mahasiswa ilmukomunikasi yang juga KetuaPembinaan Pelaksana TugasUKM Kristen Protestan. Karenakebingungan mencari tempatyang bisa digunakan secaratetap, akhirnya UKM ini punmencoba meminta tempat keFISIP. Dan ternyata pihak FISIPsangat terbuka dan menerimamereka sehinggan memberikansebuah ruangan yang bisamereka pakai setiap hari Jumat
pukul 10.30 sampai 13.30 untukkegiatan Persekutuan Doamereka. Dengan adanya ijin ini,mahasiswa UKM Kristen tidakperlu lagi berpindah-pindahtempat setiap hari Jumat untukmelakukan PDJ.
Lantas, apa saja yang merekalakukan di setiap PDJ?“Berganti-ganti. Kadang kamidibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, kadang kelom-pok besar. Kalau dalamkelompok kecil, kami dibimbingoleh kakak-kakak senior untuksharing tentang keimanan, dok-trin-doktrin, dan lain-lain. Kalaukelompok besar, kami men-datangkan seorang penceramahdari gereja-gereja protestan diSurabaya,” cerita Daniel denganbersemangat. Jika sedang dibagimenjadi kelompok-kelompokkecil, mereka didampingi seo-rang senior untuk setiap kelom-pok. Ada kelompok paduansuara, klasis iman, kelompokyang memainkan musik, danlain-lain. sedangkan jika wak-tunya kelompok besar, merekaselama kurang lebih dua jammendengarkan ceramah dariseorang teolog. Daniel juga
mengatakan bahwa pihak UKMKristen Protestan menerapkaninterdenominasi dalam memilihpenceramah untuk PDJ. Merekatidak memilih-milih penceramahkhusus dari gereja tertentuuntuk diundang, tapi siapa sajateolog dari Gereja Protestanboleh mengisi kegiatan ini. Danpenceramah yang datang meru-pakan penceramah yang diun-dang oleh bagian pembinaanFISIP.
Pihak UKM Kristen menya -ta kan senang atas dukung anyang telah diberikan FISIP. Sebabselain memberikan ijin, fasilitasruangan, dan juga pelayananpencera mah, mereka jugamerasa tidak ada hambatan saatberkegiatan di FISIP, tidakseperti ketika mereka mela ku -kannya di fakultas lain. Perseku-tuan Doa tiap Jumat yangmereka laksanakan selalu ber-jalan lancar dan para petugasjuga sangat welcome denganmereka. “FISIP ternya ta sangatpluralis. Kami telah membuk-tikannya,” ujar Daniel mantap,sambil tersenyum.
(zaa)
Suasana Persekutuan Doa Jumatan di gedung A FISIP
Terbukti FISIPPluralis
Itulah tema Rihlah Sie Kerohan-
ian Islam (SKI) Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) kali
ini. Acara tahunan Departemen
Syiar ini diadakan di Kebun Raya
Purwodadi, Sabtu (27/3). Se-
banyak lima puluh peserta, baik
anggota maupun nonanggota SKI,
ikut dalam kegiatan yang terbuka
bagi seluruh mahasiswa FISIP itu.
“Sesuai dengan tema, kegiatan
ini bertujuan untuk memperbarui
semangat setelah liburan panjang
sekaligus mempererat tali per-
saudaraan,” terang Aji Cahya se-
laku ketua panitia Rihlah SKI FISIP
2010. Selama sehari penuh, para
peserta diajak bersenang-senang
lewat berbagai aktivitas. Mulai
dari permainan outbond, gamesseru, dan tidak ketinggalan, ada
doorprize bagi pemenang di tiap
perlombaan.
Ada yang menarik saat Rihlah
ini berlangsung. Saat para peserta
asyik bermain, tiba-tiba hujan
turun cukup deras. Bukannya
berteduh, baik panitia maupun
peserta malah meneruskan per-
mainan mereka sampai selesai.
“Nggak peduli ujan deras, kita
tetep maen aja. Malah gara-gara
ujan, maen-nya jadi tambah seru,”
ucap Aji, tertawa.
Aji berharap, nantinya, Rihlah
bisa diadakan di lokasi yang
berbeda dari tahun ini. Sebab,
Kebun Raya Purwodadi sudah
menjadi lokasi Rihlah SKI selama
dua tahun terakhir. Keterbatasan
dana masih menjadi alasan belum
berubahnya lokasi Rihlah. “Se-
moga Rihlah tahun depan se-
makin banyak peminatnya. Jadi,
bisa pindah lokasi,” ujar maha-
siswa Antropologi ’09 ini. (int)
Refresh Your Spirit,Refresh Your Ukhuwah
Outbond SKI di Kebun Raya Purwodadi
edisi: 14/April 2010 Jendela 09
diskusi & seminar
RRabu (31/3), jam masih menunjukkanpukul 09.00 WIB. Namun, sudah ter‐
dengar keriuhan di dalam Mini Theater(MiThe) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP). Berbeda dari hari rabu biasanya, hariitu, MiThe memang sengaja dibuka lebihawal. Sebab, Divisi Kajian Sinema (PeepingComm) HIMAKOM menggelar acara berta‐juk Movie Day, memperingati hari Film Na‐sional yang jatuh setiap tanggal 30 Maret.
Pada acara tersebut, menurut WitaNuggrahini selaku ketua pelaksana Movie
Day, ada tiga film nasional yang akandiputar. Menariknya, ketiga film ini memilikigenre yang berbeda‐beda. Mulai dari genreaction, drama, hingga horor. “Untuk film ac‐tion, kami pilihkan Merantau, Virgin 2 untukgenre drama, dan Keramat untuk genrehoror,” jelas Wita. Selain film‐film nasional,diputar pula film garapan sendiri seperti1001 Shura dan Kosong.
Merantau dipilih sebagai pembukaMovie Day pagi itu. Disusul dengan Virgin 2,dan Keramat sebagai penutup. ”Kami
sengaja muterin film Merantau di jam awal,biar nggak ngantuk,” ujar mahasiswiDepartemen Komunikasi ’07 ini. Antusi‐asme penonton mencapai puncaknya saatfilm Keramat diputar. Terbukti, dari parapenonton yang memadati ruangan MiThe,tidak sedikit yang berteriak ketakutan be‐gitu film ini menampilkan adegan‐adeganyang membuat bulu kuduk berdiri.
Berbagai tanggapan pun bermunculandari para penonton usai mengikuti MovieDay. Mayarani Nurul Islami (Kom’09), mis‐alnya. Ilmi, begitu dia biasa disapa, merasasalut dengan Movie Day yang diadakan olehPeeping Comm. Selain menawarkan film‐film Indonesia yang beragam, lewat MovieDay, generasi muda bisa belajar menghar‐gai hasil karya bangsa sendiri. Berbeda den‐gan Ilmi, Roidatul Ula A’izah (Kom’09)menyarankan agar Peeping Comm memu‐tar lebih banyak film di Movie Day berikut‐nya.
Respon yang beragan ini ditanggapiWita secara positif. Sebab, respon parapenonton dapat dijadikan bahan evaluasiuntuk Movie Day selanjutnya. Ke depannya,Wita berharap, Movie Day bisa menjadiprogram tahunan Peeping Comm. ”Semogadi tahun‐tahun berikutnya, Movie Day tetapdiadakan,” tambah Wita. (int)
Pepping Comm Gelar Movie Day
Pemutaran tiga film nasional dalam Movie Day
HHIMA FORSTA Prodi IIP,menyelenggarakan semi‐
nar diskusi interaktif,bertemakan Urgensi dan Pelu‐ang Kerja di Era Globalisasi 14April 2010. Hima Forsta (Infor‐masi dan Perpustakaan)menggelar acara tersebutdengan tujuan membimbingpara mahasiswa lebih sensitifterhadap globalisasi dan sege‐nap perubahan sosial yangtelah terjadi. Terlebih lagimengenai pengenalan duniainformasi dan perpustakaanmelalui diskusi interaktif terse‐but.
Acara yang dihadiri seluruhmahasiswa departemen ilmuinformasi dan perpustakaanUniversitas Airlangga serta
siswi‐siswi beberapa SMA diSurabaya itu meriah denganpartisipannya yang ikut mera‐maikan suasana. ”generasipenerus bangsa harus lebihkreatif dalam menghadapi pe‐liknya dunia informasi dan bis‐nis” tutur Gana Royana Putrimahasiswi Prodi IIP angkatan2009, selaku ketua panitiaForsta Week saat diwawan‐carai Jendela kemarin. Semi‐nar yang dipindah di FakultasIlmu Budaya tersebut, jugamengundang pembi caraAmelya Marihesya ketuaikaforsta dan Pak Johny AlfianKhusyairi kepala departemenIIP.
Pada gilirannya memanggene rasi muda seperti maha‐
siswa Fisip lebih mengede‐pankan kapasitas intelektual,dalam menyongsong masa
depan yang masih terlihatsamar. (gun)
Mempersiapkan Lulusan IIP
Seminar IIP tentang Urgensi dan peluang kerja
Jendela10 edisi: 14/April 2010
mahasiswa
MMahasiswa FISIP Unair berpar-
tisipasi bersama dengan 5000
rekan-rekan dari 340 universitas di
lima benua dalam konferensi Nasio-
nal, National Model United Nations di
Hotel Sheraton dan Markas Besar
PBB di New York. Acara yang ber-
langsung sejak tanggal 28 Maret-2
April 2010 ini, merupakan agenda
tahunan PBB yang berupa konfe-
rensi mahasiswa seluruh dunia.
Konferensi yang diadakan setiap
bulan Maret hingga April ini dibuka
oleh H.E Mr. Kiyotaka Akasaka,
Wakil Sekretaris-Jenderal untuk
Komunikasi dan Informasi publik
bersama dengan H.E Mr. Fransisco
Carrion Mena, Wakil tetap Ekuador
untuk PBB. Mr. Akasaka berbagi
pengalamannya sebagai mahasiswa
model UN dan mendorong delegasi
untuk bermimpi besar dan bekerja
untuk untuk mencapai mimpi terse-
but. Lalu Mr. Carrion menam-
bahkan, peran penting PBB dan
perlunya partisipasi kaum muda
untuk mencapai tujuan masa depan.
Hal ini senada dengan pidato Duta
Besar Rice, “PBB adalah satu-satu-
nya institusi dimana 192 negara
berkumpul, untuk memajukan kea-
manan global dan memecahkan ma-
salah kolektif. Ini merupakan cara
terbaik yang bisa ditempuh. Pilar
keamanan PBB membantu untuk
membangun kembali masyarakat
yang hancur, meletakkan dasar-
dasar demokrasi dan pembangunan,
serta menciptakan kondisi dimana
orang bisa hidup lebih bermartabat
dan saling menghormati”.
Universitas Airlangga mengirim-
kan 9 delegasi dalam acara ta hunan
ini, yang terdiri dari 8 mahasiswa
dan 1 staf pengajar. Para delegasi
dari Indonesia ini terbagi dalam be-
berapa kelompok, Dr. Emy Susanti,
M.A (Dosen Sosiologi) mewakili
Bulgaria, Natasha Karina Ardiani
(HI) dan Praditya Ardinugroho
(Ekonomi Pembangunan Unair)
duduk sebagai Majelis Umum, lalu
berikutnya Yurike Wahyudi , dan
Akhmad Hasan Ismail (Ilmu Politik)
mewakili Majelis Umum Komite 1.
Selanjutnya Majelis Umum Komite
2, Frandi Kuncoro, (HI), Majelis
Umum Komite 3, Syahmanda Pra-
manta Diaz (Ilmu Politik) , Ika Para-
mita yang mewakili NATO (HI) ,
dan Rifky Affandy yang mewakili
IAEA. Mereka selama lima hari kon-
ferensi, membahas satu topik ter-
tentu dalam komitenya, yang
diputuskan kuorum, kemudian be-
kerja sama wakil negara lain untuk
meloloskan resolusi.
Acara yang dihadiri ribuan ma-
hasiswa dan akademisi dari berbagai
belahan dunia ini berisi dorongan
kepada delegasi muda untuk men-
jadi warga dunia yang bertanggung
jawab dan memahami kompleksitas
hubungan internasional. Oleh ka-
rena itu para delegasi diberikan ke-
sempatan untuk turut serta dalam
konferensi model PBB di markas
besar mereka. Mereka dihadapkan
layaknya delegasi negara, seperti
konferensi PBB pada umumnya se-
suai dengan prosedur pemungutan
suara, kuorom, dan semua tata cara
melakukan konferensi sesuai stan-
dar internasional PBB.
National Model United Nations
berikutnya akan diadakan 29-31
Oktober 2010 di Washington D.C
dan NMUN-Eropa yang akan dise-
lenggarakan 21-27 November di
Republik Ceko. (tan)
Dosen dan mahasiswa FISIP di depan markas PBB, New York
Partisipasi Mahasiswa FISIPdalam National Model United Nations di New York 2010
AAdalah Natasha Karina Ar-
diani, mahasiswi Ilmu
Hubungan Internasional Air-
langga yang baru saja lulus 3.5
tahun dan mendapat predikat
magna cumlaude yang berhasil
merasakan sejuknya benua Eropa
lebih dekat. “Aku ke Polandia dua
bulan, dapat full scholarship dari
AIESEC (Association Interna-
tionale des Etudiants en Sciences
Economiques et Commerciales)
bulan Januari sampai Maret 2010
ini, ungkap Tasha, begitu
ia kerap dipanggil,
memilih program Inter-national School , sebuah
program yang bertujuan
untuk memperkenalkan
budaya asal duta (dalam
hal ini Tasha adalah satu-
satunya duta AIESEC
dari Indonesia yang ke
Polandia) kepada para
siswa di negara tujuan,
mulai tingkat TK, gymna-sium (institusi pen-
didikan bagi anak
berusia 11-18 tahun),
hingga siswa sekolah
menengah atas.
Tasha mengaku persiapannya
mengikuti program ini sangat
singkat, sehingga ia sedikit bin-
gung dan tergesa gesa ketika jad-
wal keberangkatannya tinggal 3
hari. “wahh..bingung, harus nyi-
apin ini itu, udah mau berangkat
besok . banyak yang mesti diurus
. skripsi revisi ini itu. Hahahaha
tapi akhirnya bisa selesai, “ tan-
dasnya. Selama persiapan ke-
berangkatannya, Putri pasangan
Agus Hartono - Mardiana Niken
Shintawati ini memang
bersamaan dengan masa pengu-
jian skripsi, sehingga tak ayal
Tasha sedikit repot kala itu.
Di Polandia, Tasha berada di
Kota Szezechin, sebuah kota
indah yang dapat ditempuh se-
lama dua jam melalui perjalanan
darat dari ibukota. Disana, ia be-
lajar budaya baru yang sebelum-
nya hanya dapat ia bayangkan
saja, berkenalan dengan orang-
orang dari berbagi be-
lahan dunia, dan tentu
saja memperkenalkan
Indonesia dengan
segala keberagaman
budaya, etnis dan suku.
Rupanya dua bulan dis-
ana, Tasha mendap-
atkan pengalaman yang
begitu berharga, begitu
indah yang dapat ia ke-
nang kelak dan semoga
Tasha dapat menggapai
cita-citanya sebagai
analis hubungan inter-
nasional kelak. Se-
moga! (tan)
Duta Budaya di Polandia
Natashsa Karina Ardiani, di Warsawa
edisi: 14/April 2010 Jendela 11
mahasiswa
PPada tanggal 4 hingga 9Maret lalu, Brigiv Aditya,
mahasiswa ilmu komunikasiangkatan 2007, mengikutikompetisi 2nd Malaysia DebateOpen 2010. Ditemui di kamarbicara umum (KBU), Brigiv ber‐cerita tentang pengalamannyamengikuti kompetisi debat In‐ternasional di Malaka tersebut.
Brigiv berangkat ke Malaysiabersama rekan setimnya yaituNimas Zahrotus dari FakultasIlmu Budaya, Muhammad Rezadari Fakultas Hukum dan EdwinOkta dari HI angkatan 2006. Timini merupakan satu dari tigakandidat yang mewakili Indone‐sia. Selain Universitas Airlangga(UNAIR), ada dua universitaslain yang juga mengirimkan wa‐kilnya yaitu Universitas Mu‐hammadiyah Malang (UMM)dan Bakrie School of Manage‐ment (BSM).
Brigiv dan ketiga rekan se‐timnya merupakan anggota darikomunitas debat di UnairCARES (Community of AirlanggaDebaters). Komunitas ini, sejak2006, telah mengikuti berbagaimacam kompetisi debat baik itudi tingkat regional maupun na‐sional. Hingga akhirnya, ditahun 2010, muncullah keing‐inan mereka untuk mencobaberpartisipasi dalam lombadebat berskala internasional.Keinginan ini kemudian diwu‐judkan dengan mencari infor‐masi tentang lomba‐lombaberskala internasional. Dan ak‐hirnya, salah seorang dari me‐reka menemukan kompetisiMalaysia Debate Open (MDO)yang diselenggarakan oleh Mul‐timedia University of Malaka,Malaysia.
Brigiv dan timnya berangkatdengan dana dari fakultas ma‐sing‐masing dan tanpa sponsor.“Kami sempat kesulitan men‐cari dana, sebab dana yangkami butuhkan cukup besar.Dan CARES juga belum menjadisebuah UKM (Unit Kegiata Ma‐hasiswa, red). Tapi untunglahdana yang kami dapatkan dariFISIP, FIB dan FH lumayan bisameng‐cover (anggaran, red).
Jadi kami bisa berangkat ke Ma‐laysia,” cerita Brigiv. Brigiv jugamenjelaskan bahwa dana yangdiberikan oleh ketiga fakultasitu berbada‐beda. FISIP sendirimemberikan dana masing‐ma‐sing dua setengah juta rupiahuntuk Brigiv dan juga Reza.Dana itu berasal dari IKOMAdan Fakultas.
Di Malaysia, para pesertaMDO menginap di EmperorHotel, Malaka, sekitar dua jamperjalanan dari Kuala Lumpur.Jumlah peserta yang kuranglebih tujuh puluh tim, berasaldari negara‐negara di Afrika,Singapura, China, Thailand,Qatar dan lain‐lain. Namuntetap, peserta terbanyak bera‐sal dari Malaysia sendiri. Tiaptim terdiri dari empat orang,tiga orang berposisi sebagai de‐baters dan satu orang sebagaiadjudicator atau juri. Brigiv sen‐diri berposisi sebagai adjudica‐tor di tim nya. Meskipunmereka menginap di hotel,namun perlombaan tetap dia‐
dakan di Multimedia Universityof Malaka. “Jadi setiap pagikami dijemput bis untuk ber‐lomba di kampus, dan sorenyakami diantar kembali ke hotel.”terang Brigiv.
Lantas pengalaman apayang ia dapatkan selama men‐gikuti kompetisi tersebut?“Kompetisi tingkat internasio‐nal itu ternyata berbeda. Inde‐penden sekali. Kita disuruhmandiri karena nggak ada pen‐damping kelompok. Jadi ru‐angan‐ruangan disuruh nyarisendiri, pokoknya apa‐apa sen‐diri. Beda dengan di Indonesia,selama lomba, pasti tiap kelom‐pok diberi pendamping daripihak panitia.” ujar Brigiv. Selainitu, dia juga merasa terkesan,karena menemukan keunikan‐keunikan dari peserta lain. “Akubertemu orang‐orang yang ber‐beda kultur dan etnis. Jadi unikkalo komunikasi sama mereka,kadang nggak nyambung kalongomong. Apalagi kalau maubercanda. Jadi suka bingung,”
cerita Brigiv sambil tertawa.Perlombaan yang diadakan
selama enam hari tersebut ak‐hirnya dimenangkan oleh timasal Malaysia yang sebelumnyajuga pernah menjuarai kompe‐tisi debat tingkat internasional.Sedangkan prestasi yang dica‐pai tim Indonesia hanya sampaiterpilihnya dua orang dari duatim untuk menjadi Chair Adju‐dicator. “Chair adjudicator ada‐lah juri yang berhak melakukanverbal adjudicator dan yangmembawahi adjudicator A, B, Cdan juga adjudicator trainee.Aku dan seorang peserta dariUniversitas Muhammadiyahterpilih menjadi chair adjudica‐tor,” cerita Brigiv bersemangat.Meskipun hanya berhasil me‐raih posisi chair adjudicator dantidak lolos ke babak semifinal,tim dari UNAIR tetap merasabangga dan berniat untuk men‐gikuti kompetisi berskala inter‐nasional lainnya.
(zaa)
Brigiv Aditya (paling kanan) bersama pesertaMalaysia Debate Open 2010
Brigiv Aditya tentang Pengalamannya Mengikuti Malaysia Debate Open 2010
Berawal dari Coba-Coba,Raih Posisi Chair Adjudicator
Jendela12 edisi: 14/April 2010
in memoriam
FFISIP Unair kehilangansalah satu warga civitasakademika. Beliau
adalah Jumari, staf bagianSarana Prasarana. Priaberdedikasi tinggi pada peker‐jaan ini meninggalkan istri be‐serta dua orang anaknya.Jumari di mata teman‐temansejawat beliau adalah seorangyang rajin, tekun, ulet, danmurah senyum.
Darah Seni JumariJumari kecil lahir di Sleman
pada 14 Maret 1955. Gending‐gending gamelan Jawa sudahtidak asing lagi bagi pria JawaTengah ini. Rangkaian suarakenong, bonang, gong, peking,gambang memikat Jumari kecil.Rasa cinta terhadap kesenianJawa Tengah mengalir deras didalam aliran darah Jumari.
Jumari kecil pun beranjakdewasa. SMEA Negeri Tempeladalah tempat beliau menggaliilmu dan tempat menemukanjati diri. Jumari yang saat ituSMEA jatuh hati pada gamelanJawa yang selalu mengiringilangkah kakinya sejak kecil. PriaSleman ini mencoba menun‐jukkan rasa cinta terhadapkearifan lokal melalui per‐mainan gamelan. Jumari be‐serta anggota karang taruna dikampungnya unjuk gigi denganmemainkan ketoprak, sebuahkesenian khas Jawa Tengahyang berbau komedi.
Jumari & FISIPTahun berganti tahun Ju‐
mari mencoba peruntungan dikota Pahlawan. Surabaya, begi‐tulah orang menyebut kota
tersebut. Di kota tersebut Ju‐mari dengan semangat mu‐danya mencoba mencarisesuap nasi. Gayung bersam‐but, Ponijo, salah satu staf FISIPUnair menawarkan pekerjaankepada Jumari muda. Kemam‐puan hitung‐menghitung yangia dapat dari SMEA jurusanakuntansi membuka jalan lebarmembentang. Selang beberapatahun, Jumari pun mendapatgelar PNS.
Kejujuran, ketelitian mem‐buat sang Jumari dipercayauntuk mengelola keluar ma‐suknya uang. Jumari pun bek‐erja di bagian Keuangan FISIP31 tahun yang lalu. 31 tahunbukanlah waktu yang singkat.Separuh usia Jumarididedikasikan untuk melayanisegenap civitas akademika.Presiden Republik Indonesiamemberi penghargaan SatyaLancana Karya Satya berupamedali emas pada tahun 2009untuk 30 tahun pengabdian se‐bagai PNS.
Tahun 2005, Jumari dibu‐tuhkan tenaganya di bagianSarana Prasarana. Di bagianSarana Prasarana keseharianJumari dihiasi dengan mem‐buat surat pembelian barang,penggandaan, pegang bukuinduk barang. Sebuah peker‐jaan yang sekali lagi membu‐tuhkan ketelitian, disiplin tinggidan kejujuran.
Jumari Di Mata FISIPMenurut I. Basis Susilo,
Dekan FISIP, “Jumari adalahstaff yang tekun, tidak pernahmarah, menghormati pimp‐inan, rajin dan sopan”
“Jumari menurut sayaadalah seorang yang rajin,penuh tanggung jawab dalammenjalani tugas, tidak mem‐beda‐bedakan teman, gag per‐nah cuti, datang tepatwaktu,pulang agak lambatuntuk menyelesaikan tugas”aku Parlan, sahabat dekat Ju‐mari yang juga staf bagian
Sarana Prasarana.Kata Mulyono staf bagian
keuangan, “Pak Jumari orangyang baik, kerjanya rapi, disi‐plin, sedikit bicara tapi kerja,sabar, ulet, teliti. Kalau ketemu,beliau berkata ‘dek mul... gi‐mana kabarnya ???’”
Menurut Agung, stafSarana Prasarana “Beliau seo‐rang yang loyal, tidak membe‐dakan teman, ontime apapunacara yang dikunjungi, selalurapi, hormat dengan teman,low profile. Walaupun beliausakit masih masuk kerja”
Jumari di Mata KeluargaJumari Meninggalkan istri
bernama Sedar Hati, anak laki‐laki bernama Eko PurwantoPutro, dan anak perempuanbernama Tatik Dwi Purwanti.Pernah suatu ketika Ponijo, stafFISIP menyarankan Jumariuntuk kuliah. Namun ditolakoleh Jumari. Jumari merasabiar anak‐anaknya saja yangkuliah. Jumari boleh berbanggahati karena kedua anaknya ku‐liah di Unair. Anak pertamamasih kuliah S1 Manajemendan anak kedua sudah lulus D3PSTP.
Di mata istri, Jumari adalahseorang suami yang sabar,baik, disiplin waktu, pendiam,lucu, suka bercanda dan ser‐ingkali memberi nasihatkepada anak‐anaknya. Menu‐rut Sedar Hati, Jumari meru‐
pakan sosok yang suka beror‐ganisasi terbukti dengan Ju‐mari pernah menjabat sebagaiketua RT.
“Bapak murah senyum, se‐tiap bertemu orang beliau se‐lalu senyum atau paling tidakmenganggukkan kepala. Bapakjuga suka anak‐anak kecil”,ketus Guru di sebuah TK diTambaksari tersebut. “Dalammengisi waktu luang beliau se‐lalu membaca buku‐buku ilmupengetahuan. Dan hebatnyabeliau selalu dapat mengap‐likasikan kemampuan hi‐tungnya dalam aktifitassehari‐hari” aku Sedar Hati.
Jumari memelihara 25 bu‐rung perkutut dan beberapapot Adenium, perlambangbahwa Jumari adalah seorangyang rajin dan disiplin waktu.Bukanlah hal yang mudahuntuk membagi hobi denganpekerjaan seperti yang di‐lakukan Jumari. Bahkan seharisebelum meninggal dunia, be‐liau sempat memangkas be‐berapa tanaman.
Pria berkaca mata ini meng‐hadap sang pencipta pada 21Maret 2010. Dan dikebumikandi pemakaman umum IslamSetro. (Pri)
Jumari, Senyummu Tetap di Hati
Almarhum Jumari
Spirit kerja Jumari akan dilanjutkan teman-temannya di Bagian Sarana Prasarana