persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas dinas...
TRANSCRIPT
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP AKSESIBILITAS
DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (DPAD)
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
MAISA FAJRIAH
NIM. 11140251000079
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1441 H/2020 M
i
ABSTRAK
Maisa Fajriah (11140251000079). Persepsi Pemustaka Terhadap
Aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD)
Kota Tangerang Selatan di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS.
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2020.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pemustaka
terhadap aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dan metode pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner. Populasi dari penelitian ini merupakan pemustaka
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan yang
berjumlah 450 orang, kemudian penulis menarik sampel sebanyak 10% dari
populasi tersebut yang berjumlah 45 orang. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik Insidential Sampling. Hasil penelitian
menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap lokasi perpustakaan adalah
positif, dengan memperoleh skor 2,86. Persepsi pemustaka terhadap
prasarana lokasi perpustakaan adalah positif, dengan memperoleh skor 2,92.
Persepsi pemustaka terhadap gedung perpustakaan adalah positif, dengan
memperoleh skor 2,87. Persepsi pemustaka terhadap tata ruang perpustakaan
adalah positif, dengan memperoleh skor 2,95. Berdasarkan hasil penelitian,
persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan
secara keseluruhan adalah positif dengan skor 2,90 skor ini berada pada skala
interval 2,52 – 3,27.
Kata Kunci: persepsi, pemustaka, perpustakaan umum, aksesibilitas
ii
ABSTRACT
Maisa Fajriah (11140251000079). User Perception of The Accessibility
South Tangerang Department Library and Regional Archives
(DPAD) guided of Nuryudi, MLIS. Science Library, Faculty
Literature and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, 2020.
The purpose of this study was conducted to determine the user's perception
of the accessibility South Tangerang Department Library and Regional
Archives (DPAD). This research uses descriptive research with a quantitative
approach and data collection methods using a questionnaire. The population
of this study is library users and the DPAD of South Tangerang, amounting
to 450 peoples, then the writer draws a sample of 10% of the population of
45 peoples. The sample used in this study used the technique of Insidential
Sampling. The results showed that the user's perception of the library location
was positive, with a score of 2.86. The perception of users to the library
location infrastructure is positive, with a score of 2.92. The perception of
users to the library building is positive, with a score of 2.87. The perception
of visitors to the library layout is positive, with a score of 2.95. Based on the
results of the study, users perceptions of the accessibility of DPAD South
Tangerang as a whole are positive with a score of 2.90, this score is on an
interval scale of 2.52 - 3.27.
Keywords: perception, user, public library, accessibility
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis haturkan puji syukur yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Persepsi Pemustaka Terhadap
Aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Hal tersebut didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari
penulis. Akan tetapi penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan
yang terbaik kepada pembaca khususnya Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Bantuan dan partisipasi telah diberikan oleh berbagai pihak
dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Saiful Umam, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Amir Fadhilah, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan.
5. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu mengarahkan,
dan memberi masukan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis melaksanakan
perkuliahan.
7. Pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian dan
memberikan data yang penulis butuhkan.
8. Orang tua penulis, Bapak Ahmad Yani dan Ibu Listati yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat dan doa setiap saat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak dan adik penulis, Manarul dan Randa yang selalu memberi dukungan
dan keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada para sahabat, Marisya, Oka, Fidya, Amalia, Fitry, Meri, Tika, Yully,
Lia, Indah, Inna, Ria dan Shintya. Terima kasih untuk kebersamaan, doa,
semangat dan keceriaan yang kita lalui bersama selama menyusun skripsi
ini.
11. Kepada teman-teman KKN 53 Liga Cerdik, terima kasih atas waktu dan
pengalaman yang berharga selama satu bulan mengabdi.
12. Kepada teman-teman kelas C Indah dan Jurusan Ilmu Perpustakaan
angkatan 2014. Semoga setiap langkah dipermudah sampai akhir masa
perkuliahan dan sukses di masa depan.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Hanya
doa dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan kalian. Amin.
Jakarta, Januari 2020
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 6
C. Perumusan Masalah .............................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
F. Definisi Istilah ....................................................................................................... 7
G. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 7
H. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11
A. Perpustakaan Umum ........................................................................................... 11
1. Pengertian Perpustakaan Umum .................................................................. 11
2. Tujuan Perpustakaan Umum ......................................................................... 12
3. Fungsi Perpustakaan Umum ......................................................................... 14
4. Tugas Perpustakaan Umum .......................................................................... 15
B. Perpustakaan Kabupaten/Kota .......................................................................... 16
1. Pengertian Perpustakaan Kabupaten/Kota .................................................. 16
2. Tugas Perpustakaan Kabupaten/Kota .......................................................... 16
3. Fungsi Perpustakaan Kabupaten/Kota ......................................................... 17
C. Aksesibilitas Perpustakaan ................................................................................ 18
1. Lokasi Perpustakaan ...................................................................................... 18
2. Prasarana .......................................................................................................... 21
3. Karakteristik Demografi ................................................................................ 23
4. Motivasi ........................................................................................................... 23
5. Spesifikasi Fisik Fasilitas .............................................................................. 24
6. Sumber Daya Manusia ............................................................................... 31
D. Persepsi................................................................................................................. 35
1. Pengertian Persepsi ........................................................................................ 35
2. Indikator Persepsi ........................................................................................... 36
3. Proses Terbentuknya Persepsi ...................................................................... 37
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ......................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................................... 40
B. Populasi dan Sampel........................................................................................... 41
C. Sumber Data ........................................................................................................ 42
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 42
E. Teknik Pengolahan Data .................................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 44
G. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................................... 47
H. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 50
A. Profil Objek Penelitian ....................................................................................... 50
1. Sejarah Singkat Perpustakaan ....................................................................... 50
2. Visi dan Misi ................................................................................................... 51
3. Tujuan Pokok .................................................................................................. 51
4. Struktur Organisasi......................................................................................... 52
5. Koleksi Bahan Pustaka .................................................................................. 53
6. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan ..................................................... 53
7. Fasilitas Perpustakaan .................................................................................... 56
8. Jam Layanan dan Alamat Perpustakaan ...................................................... 58
B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 59
1. Identitas Responden ....................................................................................... 59
2. Hasil Penelitian Persespi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan ........ 61
C. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan ..................................... 82
1. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan .......................................................................................... 82
2. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan .......................................................................................... 83
3. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung Dinas DPAD Kota
Tangerang Selatan .......................................................................................... 84
4. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota
Tangerang Selatan .......................................................................................... 85
D. Pembahasan ......................................................................................................... 86
1. Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota Tangerang Selatan .. 86
2. Persespsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD Kota Tangerang
Selatan ............................................................................................................. 88
3. Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota Tangerang Selatan 89
4. Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota Tangerang Selatan
.......................................................................................................................... 92
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 92
A. Simpulan .............................................................................................................. 92
B. Saran ..................................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Hasil Uji Validitas ...................................................................................... 47
Tabel 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 49
Tabel 3. 3 Waktu Penelitian ........................................................................................ 49
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 59
Tabel 4. 2 Usia Responden.......................................................................................... 59
Tabel 4. 3 Pekerjaan Responden ................................................................................. 60
Tabel 4. 4 Lokasi Gedung DPAD Kota Tangerang Selatan ........................................ 61
Tabel 4. 5 Jarak Perpustakaan dengan Sekolah atau Lembaga Pendidikan Lain ........ 62
Tabel 4. 6 Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal Pemustaka ...................................... 63
Tabel 4. 7 Waktu Tempuh dari Tempat Bekerja atau Sekolah Pemustaka ................. 64
Tabel 4. 8 Kemudahan Mencapai Perpustakaan dengan Angkutan Umum ................ 66
Tabel 4. 9 Kondisi Jalan Utama Menuju Perpustakaan .............................................. 67
Tabel 4. 10 Kondisi Pedestrian Menuju Perpustakaan................................................ 68
Tabel 4. 11 Tampilan Gedung Perpustakaan .............................................................. 69
Tabel 4. 12 Kondisi Halaman atau Taman Perpustakaan ........................................... 70
Tabel 4. 13 Lahan Parkir Perpustakaan....................................................................... 71
Tabel 4. 14 Area Penerimaan (Lobby) ........................................................................ 72
Tabel 4. 15 Tempat Penitipan Barang (Locker) Perpustakaan .................................... 73
Tabel 4. 16 Tempat Ibadah.......................................................................................... 74
Tabel 4. 17 Toilet Perpustakaan .................................................................................. 75
Tabel 4. 18 Fasilitas Akses Pengguna Disabilitas ....................................................... 76
Tabel 4. 19 Ruang Baca Perpustakaan ........................................................................ 77
Tabel 4. 20 Ruang Koleksi Perpustakaan ................................................................... 78
Tabel 4. 21 Tata Ruang Perpustakaan ......................................................................... 79
Tabel 4. 22 Tata Letak Rak Koleksi ........................................................................... 80
Tabel 4. 23 Tata Letak Meja dan Kursi....................................................................... 81
Tabel 4. 24 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 82
Tabel 4. 25 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD
Kota Tangerang Selatan ........................................................................... 83
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 84
Tabel 4. 27 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 85
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas DPAD
Kota Tangerang Selatan ........................................................................... 86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi DPAD Kota Tangerang Selatan ............................. 53
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Surat Tugas Dosen Pembimbing
Lampiran 3 Surat Ganti Judul
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, literasi memiliki fungsi
penting dalam kehidupan. Bangsa yang memiliki kesadaran tentang pentingnya
literasi akan tumbuh menjadi bangsa yang mampu menghadapi tantangan
zaman. Sebaliknya, bangsa yang tidak memiliki kesadaran berliterasi tentu
akan menjelma menjadi sebuah bangsa yang lemah dan tidak akan mampu
menghadapi tantangan dan rintangan di masa depan. Secara sederhana literasi
sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Membaca
berarti mengeja lambang-lambang bahasa hingga diperoleh sebuah pengertian.
Menulis berarti mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-
lambang bahasa hingga membentuk sebuah pengertian.1 Jadi, dapat diartikan
bahwa literasi merupakan kemampuan mendapatkan, memahami dan
menggunakan pemikiran untuk memperoleh informasi dan mengembangkan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang lain.
Untuk membentuk masyarakat yang selalu sadar akan pentingnya
literasi, hendaknya setiap individu memiliki keinginan dan tekad kuat untuk
belajar secara berkesinambungan agar pengetahuan yang sudah dimiliki tidak
mudah tergerus oleh perkembangan zaman. Oleh karena itu, masyarakat perlu
melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat atau yang lebih dikenal
1 Agustina Rahma Damayantie, “Literasi Dari Era Ke Era,” Universitas Negeri Yogyakarta,
2018. h. 3.
dengan sebutan life long learn. Pada masa sekarang dan yang akan datang life
long learn merupakan aspek yang penting sebagai bekal seseorang dalam
bertahan hidup agar tidak bergantung kepada orang lain.2 Konsep belajar ini,
sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan, terlebih
lagi umat Islam sudah mengenal belajar sepanjang hayat sebagai mana
dinyatakan oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
اطُْلبُوُا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.”
Belajar sepanjang hayat itu merumuskan suatu dasar bahwa proses
belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus-menerus, dari
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia, atau dapat dikatakan bahwa
tidak ada batas usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena
dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk
mempertahankan kehidupannya dalam menghadapi tantangan dari alam sekitar
yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan
kemajuan zaman.
Selain itu, mengenai belajar sepanjang hayat sesungguhnya sudah
tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 5 Ayat 5 yang menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
2 Muh. Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online
(Makassar: Alauddin University Press, 2014). h.11.
pendidikan sepanjang hayat. Kemudian dalam Pasal 13 Ayat 1 menegaskan
bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal dan non formal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dapat diperoleh dengan dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan di luar sekolah.3 Pendidikan di luar sekolah
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pembelajaran sepanjang hayat, hal tersebut
dapat ditemukan melalui perpustakaan.
Terdapat berbagai jenis perpustakaan, salah satunya yang berperan
penting dalam menunjang kebutuhan informasi masyarakat tersebut ialah
perpustakaan umum. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 43
tahun 2007 Pasal 1 bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonomi.4 Perpustakaan juga mempunyai posisi yang strategis dalam
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan tujuan utama didirikannya perpustakaan
umum ialah untuk memberi akses seluas-luasnya kepada seluruh lapisan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi yang mungkin tidak
ditemukan di tempat lain.5 Kehadiran perpustakaan umum merupakan tuntutan
3 “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional” (Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2003). 4 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007” (Dewan Perwakilan Rakyat
RI, 2007). 5 Pawit M.Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi Dan Kepustakaan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009). h. 352
mutlak bagi seluruh masyarakat. Melalui perpustakaan umum diharapkan
masyarakat dapat berubah dan berkembang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa dan dari terampil menjadi lebih terampil lagi.
Berdasarkan kemampuan mengubah inilah maka akan terbentuk masyarakat
yang berliterasi, berkualitas dan demokratis.6
Namun, tidak semua komponen masyarakat mampu memanfaatkan
perpustakaan secara optimal. Untuk itu, diperlukan sejumlah kebijakan agar
tujuan perpustakaan umum dapat tercapai. Sesuai dengan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 003: 2011 tentang perpustakaan umum tingkat kabupaten
atau kota, salah satu yang menjadi persyaratan penyelenggaraan perpustakaan
umum ialah sarana dan prasarana, seperti gedung, ruangan, serta lokasi
perpustakaan.7
Perpustakaan umum dapat berperan lebih besar untuk mendukung
peningkatan kualitas hidup masyarakat apabila fasilitas perpustakaan mudah
dijangkau, memiliki daya tarik, dan menyediakan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain perpustakaan umum dapat
berperan optimal apabila memiliki aksesibilitas yang tinggi dari masyarakat
penggunanya. Sebuah perpustakaan hendaknya memiliki gedung dan ruangan
yang memadai agar dapat menampung koleksi serta dapat menunjang segala
kegiatan yang ada, termasuk pengolahan bahan pustaka dan pelayanan
6 Dian Sinaga, “Perpustakaan Umum Di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial,”
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaram Vol.6 6 (March 2004). h. 79. 7 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011 (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011). h. 5-6
perpustakaan.8 Sehingga baik pengguna maupun pegawai perpustakaan akan
merasa nyaman. Selain itu, lokasi yang dipilih hendaknya merupakan lokasi
yang strategis, yaitu lokasi yang sering dan mudah dikunjungi oleh masyarakat.
Misalnya untuk menuju perpustakaan dapat dijangkau menggunakan angkutan
umum.9 Lokasi yang strategis menjadi salah satu faktor penting keberhasilan
sebuah perpustakaan. Pemilihan lokasi yang tepat tentunya akan memberikan
pengaruh positif dalam menumbuhkan antusiasme masyarakat agar senantiasa
mau datang dan memanfaatkan seluruh layanan perpustakaan dengan berbagai
macam koleksi yang tersedia.
Penulis melihat keberadaaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Raya Ciater, Serpong.
Gedung perpustakaan tersebut terdiri dari 3 lantai. Pada lantai 1 atau lantai
dasar digunakan untuk ruang koleksi sekaligus ruang baca anak, meja sirkulasi,
loker. Lantai 2 untuk ruang staf perpustakaan dan lantai 3 untuk ruang rapat
atau serbaguna. Perpustakaan tersebut merupakan pusat pendidikan bagi
masayarakat dan memiliki peran penting dalam mewujudkan masyarakat
Tangerang Selatan yang berkualitas sebagaimana tersirat dalam motto Kota
Tangerang Selatan yaitu cerdas, modern dan religus.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
8 Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan (2010: Ghalia Indonesia, 2010). h.80-81. 9 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993).
h.37
menjadi judul skripsi “Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan.”
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal dan sesuai dengan
masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka untuk menghindari penafsiran
yang lebih luas dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai
persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas perpustakaan yaitu terkait lokasi,
prasarana lokasi, gedung dan tata ruang perpustakaan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah yaitu: Bagaimana persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulisan ini
memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Dapat memperkaya penelitian dalam bidang perpustakaan, khususnya
mengenai sarana dan prasarana perpustakaan.
b. Dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memiliki
kemiripan tema atau topik dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan untuk Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan sarana dan
prasarana perpustakaan.
F. Definisi Istilah
1. Persepsi adalah suatu pandangan atau penilaian seseorang mengenai objek
tertentu yang diterima dan dirasakan oleh panca inderanya.
2. Pemustaka adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan layanan
perpustakaan.
3. Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang dapat dicapai oleh orang,
terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini terinspirasi dari penelitian yang dilakukan beberapa tahun
sebelumnya, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta oleh Suci Rahmawati pada tahun 2017 yang berjudul
“Persepsi Pemustaka Terhadap Fasilitas Gedung Layanan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap fasilitas
gedung layanan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif serta dilakukan pada perpustakaan umum.
Namun yang membedakan adalah pada penelitian yang dilakukan oleh
Suci Rahmawati ingin melihat persepsi pemustaka mengenai fasilitas
layanan gedung perpustakan, sedangkan pada penelitian kali ini ingin
melihat persepsi masyarakat sekitar permustakaan mengenai pengetahuan
dan pemahaman mereka tentang keberadaan perpustakaan umum di
wilayah tersebut.
2. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta oleh Ghassan Al Hazmi pada tahun 2015 yang
berjudul “Pandangan dan Harapan Masyarakat Kelurahan Karang
Pawitan Terhadap Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karawang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan
harapan masyaraka terhadap Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karawang.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif serta dilakukan pada perpustakaan umum.
Namun yang membedakan adalah pada penelitian yang dilakukan oleh
Ghassan Al Hazmi ingin mengetahui pandangan dan harapan masyarakat
mengenai koleksi, layanan dan pustakawan yang ada di perpustakaan
tersebut, sedangkan pada penelitian kali ini, penulis ingin melihat persepsi
dari masyarakat tentang pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap
keberadaan sebuah perpustakaan umum.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan
ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab
V dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal
seputar penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang
digunakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian
yang relevan dengan topik penelitian, meliputi: pengertian, buku
pedoman dan sejenisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis
dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Peneltian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan yaitu sejarah, visi
dan misi, dan hal lain yang berkaitan dengannya. Hasil temuan
penelitian dan pembahasan terkait persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan akhir dari penelitian, yang meliputi: penarikan
kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran. Baik
kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan penelitian secara
singkat dan padat.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan adalah sebuah tempat berupa ruangan atau bagian
sebuah gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang disimpan dengan sistem atau tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca.10 Sedangkan perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diperuntukan bagi masyarakat umum sebagai tempat pembelajaran
sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama,
dan status sosial-ekonomi. 11 Perpustakaan umum juga dapat didefinisikan
sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan
berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai
sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan
bagi seluruh lapisan masyarakat.12
Dari definisi-definisi di atas, dapat diartikan bahwa perpustakaan
umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan kepada seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi,
gender, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai sarana pembelajaran
10 Sulistyo Basuki. h.3 11 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007.” 12 Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003). h.32
agar masyarakat memperoleh informasi dan mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
umum dijelaskan bahwa:
a. Perpustakaan umum diselenggarakan oleh pemerintah (provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan) serta dapat diselenggarakan oleh
masyarakat.
b. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya
mendukung pelestarian hasil budaya masing-masing daerah serta
memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
c. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
(provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan)
mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
d. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk
memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
e. Pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) menyediakan layanan
perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh
layanan perpustakaan menetap.13
2. Tujuan Perpustakaan Umum
Sulistyo Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu
13 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007.”
Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan umum memegang
peranan penting dalam usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga
pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan Manifesto Perpustakaan
Umum. Dalam Manifesto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan
umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk
memperoleh informasi dari bahan pustaka agar dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup mereka.
b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan terjangkau
bagi seluruh masyarakat.
c. Membantu masyarakat untuk mengembangkan kemampuan yang
telah dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi masyarakat
lingkungannya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan
dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan
berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.
d. Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat
sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya,
ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat
meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat
terhadap segala bentuk seni dan budaya.14
14 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.6
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga yang berperan
penting dalam memajukan, mencerdaskan dan meningkatkan sumber
daya manusia memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan menyediakan berbagai jenis bahan bacaan, baik tercetak
atau terekam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar agar
menambah informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara
mandiri. Budaya mandiri itulah yang akan membentuk masyarakat
untuk terus belajar dan gemar membaca sepanjang hayat.
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan bacaan yang bersisi
informasi penting, seperti buku-buku referensi, bacaan ilmiah, serta
data-data penting lainnya yang dibutuhkan oleh pemustaka.
c. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak atau terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia yang selalu diikuti perkembangannya
melalui koleksi perpustakaan.
d. Fungsi Rekreatif
Perpustakaan umum juga menghimpun berbagai bahan bacaan yang
sifatnya sebagai hiburan bagi para pembacanya, seperti buku-buku fiksi,
majalah hiburan anak-anak, remaja serta dewasa. Bacaan fiksi dapat
menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan
akan digemari oleh anak-anak hingga dewasa.15
4. Tugas Perpustakaan Umum
Tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan
dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok
perpustakaan umum adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah untuk melayani
kebutuhan bahan bacaan bagi seluruh lapisan masyarakat.
b. Perpustakaan umum menyediakan bahan bacaan yang dapat
menumbuhkan ketertarikan dan keinginan masyarakat untuk belajar
dan membaca sedini mungkin.
c. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai
dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk
menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.
d. Menyediakan aneka ragam bahan bacaan yang bermanfaat yang layak
sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.16
15 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996).
h.21 16 Taslimah Yusuf. h.18
B. Perpustakaan Kabupaten/Kota
1. Pengertian Perpustakaan Kabupaten/Kota
Perpustakaan kabupaten/kota adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten atau kota yang
bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan di wilayah kabupaten atau
kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan
jenis kelamin. Perpustakaan Umum Kabupaten dimaksudkan untuk
menetapkan peraturan manajemen perpustakaan yang berlaku pada
pepustakaan umum yang berada di wilayah kabupaten.17
2. Tugas Perpustakaan Kabupaten/Kota
Adapun pemaparan tugas perpustakaan umum kabupaten/kota dalam
Standar Nasional Indonesia 7495:2009 tentang perpustakaan umum
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana pengembangan minat membaca sejak usia dini
b. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup
c. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal
d. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat
e. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik
17 Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Kabupaten/Kota 7495:2009 (Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, 2009). h. 2
f. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs Web
g. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi
h. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca
i. Memfasilitasi pengembangan literasi informasi dan computer
j. Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan
keliling.
3. Fungsi Perpustakaan Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan perpustakaan menerapkan fungsi perpustakaan
yang meliputi:
a. Mengembangkan bahan pustaka
b. Menghimpun dan merawat koleksi muatan local
c. Mengorganisasi bahan pustaka
d. Mendayagunakan bahan pustaka yang tersedia
e. Menyelenggarkan pendidikan pemustaka
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
g. Merawat bahan pustaka
h. Membantu meningkatankan sumber daya perpustakaan di wilyahanya
i. Mengkoordinasikan kampanye Gerakan Pembudayaan Gemar
Membaca di wilayahnya.18
18 Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Kabupaten/Kota 7495:2009. h.3
C. Aksesibilitas Perpustakaan
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang
termasuk penyandang disabilitas dan lansia guna mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.19 Aksesibilitas
merupakan salah satu bagian dari analisis interaksi kegiatan dengan sistem
jaringan transportasi yang bertujuan untuk memahami cara kerja sistem
tersebut dan menggunakan hubungan analisis antara komponen system untuk
meramalkan dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan
transportasi yang berbeda. Aksesibilitas sering dikaitkan dengan jarak, waktu
tempuh dan biaya perjalanan.20 Perpustakaan umum dapat berperan optimal
apabila memiliki aksesibilitas yang tinggi dari masyarakat penggunanya.
Aksesibilitas tinggi pada suatu perpustakaan tergantung pada beberapa faktor,
yaitu:
1. Lokasi Perpustakaan
Sebuah perpustakaan harus memperhatikan dan memperhitungkan
semua aspek, baik konstruksi, bentuk, kekuatan, lokasi, daya tampung
koleksi dan perlengkapan yang akan dipergunakan, lingkungan, keamanan,
keindahan, kenyamanan dan kemudahan akses bagi pemustaka, serta
19 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas
Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan (Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum RI, 2006). h.2 20 Putu Alit Suthayana, “Analisis Aksesibilitas Penumpang Angkutan Umum Menuju Pusat
Kota Denpasar Di Provinsi Bali,” Universitas Udayana, Ganec Swara, Vol. 3 (Desember 2009).
h.87
kemungkinan pengembangan pada waktu yang akan datang.21 Lokasi yang
dipilih hendaknya merupakan lokasi yang strategis, yaitu lokasi yang sering
dan mudah dikunjungi oleh masyarakat. Misalnya untuk menuju
perpustakaan dapat dijangkau dengan mudah menggunakan angkutan
umum.22
Keterkaitan antara perpustakaan dengan fungsi lain juga dapat
dijadikan sebuah strategi untuk menarik masyarakat agar lebih banyak
mengunjungi perpustakaan. Penempatan perpustakaan umum berdekatan
dengan pusat kegiatan masyarakat yang lain diharapkan dapat menarik
masyarakat untuk mampir ke perpustakaan di samping melakukan kegiatan
lainnya. Misalnya, perpustakaan yang berada di sekitar sekolah, kampus
atau pun daerah perkantoran dapat mendorong para pelajar dan pekerja
kantor untuk berkunjung di luar jam belajar atau jam kerja mereka.
Perpustakaan yang ditempatkan di sekitar pusat perbelanjaan atau tempat
rekreasi juga dapat menjadikan masyarakat memandang perpustakaan
sebagai salah satu alternatif rekreasi yang juga menarik untuk dikunjungi.23
Dalam memilih lokasi lahan perpustakaan daerah mempunyai beberapa
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Berada di tempat yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau oleh
masyarakat.
21 Sri Sumekar, Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011). h.4 22 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.37 23 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009). h.5
b. Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pihak pemerintah daerah.
c. Memiliki status hukum yang jelas.
d. Jauh dari lokasi rawan bencana.24
Lokasi perpustakaan adalah letak perpustakaan yang berkaitan
dengan jarak tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah, atau kampus
pengguna dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi.
Berikut ini adalah aspek mengenai lokasi perustakaan:
a. Jarak adalah jarak dalam kilometer dari tempat tinggal, tempat
bekerja, sekolah, atau kampus pengguna dengan lokasi
perpustakaan. Menurut Siregar, perpustakaan memiliki jarak ideal ≤ 3
km. Sebuah perpustakaan umum juga hendaknya mudah dijangkau oleh
masyarakat, baik dalam segi keterjangkauan dengan berjalan kaki
maupun menggunakan transportasi umum, jauh dekatnya dari tempat
tinggal, tempat kerja, sekolah atau kampus.25
b. Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjangkau
lokasi perpustakaan dari tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah,
atau kampus pengguna. Berkaitan dengan waktu, Siregar menjelaskan
bahwa waktu tempuh ideal maksimal 30 menit. Hal ini juga dipertegas
Koontz yang mengatakan bahwa pernah ada penelitian sebelumnya di
Amerika Serikat dengan waktu tempuh 20-30 menit.26
24 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.11 25 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: Andi, 2004). h. 92 26 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah Perkotaan
(Medan: USU Press, 2011). h.86
2. Prasarana
Prasarana secara sederhana berarti alat yang digunakan tidak secara
langsung untuk mencapai sebuah tujuan, misalnya lokasi atau tempat,
sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagaianya. Sedangkan sarana
berarti alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai sebuah tujuan,
misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.27
Prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini ialah prasarana
pendukung lokasi. Prasarana pendukung lokasi adalah seluruh alat yang
mendukung untuk mencapai lokasi perpustakaan yang termasuk dalam
prasarana pendukung lokasi yaitu sebagai berikut:
a. Trayek angkutan umum adalah moda transportasi yang tersedia dari
tempat tinggal, bekerja, sekolah, atau kampus pengguna untuk
menjangkau lokasi perpustakaan.
b. Fasilitas jalan utama adalah jalan yang langsung menuju lokasi dari
tempat tinggal, bekerja, sekolah, kampus pengguna. Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas. Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan, yaitu jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang,
dan jalan kecil. Spesifikasi jalan bebas hambatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) meliputi pengendalian jalan masuk
secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang
27 Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). h.51
milik jalan, dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 lajur
setiap arah, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 m. Spesifikasi jalan raya
yaitu jalan umum untuk lalu lintas secara menerus dengan pengendalian
jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling
sedikit 2 lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 m. Spesifikasi
jalan sedang yaitu jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 lajur untuk 2
arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 m. Spesifikasi jalan kecil yaitu
jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 lajur
untuk 2 arah dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 m. 28
c. Kondisi prasarana jalan adalah kualitas prasarana jalan untuk
menjangkau lokasi perpustakaan.
d. Trotoar adalah fasilitas bagi pengguna yang berjalan kaki untuk
menjangkau lokasi perpustakaan. Lebar efektif lajur trotoar berdasarkan
kebutuhan satu orang adalah 60 cm dengan lebar ruang gerak tambahan
15 cm untuk bergerak tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total
lajur untuk dua orang pejalan kaki bergandengan atau dua orang pejalan
kaki berpapasan tanpa terjadi persinggungan sekurang-kurangnya 150
cm.29
e. Koridor adalah bangunan penghubung dari tempat pemberhentian
kendaraan umum dan pribadi menuju lokasi perpustakaan.
28 “Peraturan Pemerintah RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan,” 2006. 29 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa Sipil, Perencanaan Teknis Fasilitas
Pejalan Kaki, 02/SE/M/2018 (Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI,
2018). h.6
f. Petunjuk jalan adalah sistem petunjuk yang dapat digunakan untuk
memandu pengguna menuju lokasi perpustakaan.
g. Peta lokasi adalah petunjuk yang dapat memudahkan pengguna untuk
mengetahui lokasi perpustakaan.30
3. Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh pengguna perpustakaan umum seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan, bahasa, suku, agama, kebangsaan, pendapatan, jenis
pekerjaan, gaya hidup dan keterbatasan fisik. Berikut ini
penjelasannya:
a. Umur adalah usia pengguna.
b. Jenis kelamin adalah gender pengguna yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan.
c. Pendidikan adalah tingkat pendidikan pengguna yang terdiri dari
tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah
lanjutan tingkat atas, dan perguruan tinggi.
d. Keterbatasan fisik adalah cacat fisik dan keterbatasan fisik
pengguna perpustakaan.
4. Motivasi
Motivasi pengguna adalah dorongan atau keinginan seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat antusiasmenya dalam
30 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah
Pekantoan. h.86
menggunakan perpustakaan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri
pengguna sangat berperan dalam penggunaan perpustakaan
umum.
b. Motivasi ekstrinsik adalah yang bersumber dari luar diri
pengguna adalah dorongan menggunakan perpustakaan karena
faktor dari luar diri pengguna.31
Motivasi tidak dapat dinilai secara langsung namun harus diukur.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu sebagai berikut:
a. Tes proyektif, salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah
Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien diberikan
gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.
b. Kuesioner, yaitu dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.
Sebagai contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule).
c. Observasi prilaku, yaitu dengan membuat situasi sehingga klien dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. 32
5. Spesifikasi Fisik Fasilitas
Fasilitas perpustakaan adalah segala peralatan dan perabotan
31 A. Ridwan Siregar. h.86 32 Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). h.49
serta berbagai alat bantu lainnya yang disediakan oleh perpustakaan,
semuanya berfungsi sebagai fasilitas untuk memudahkan pemanfaatan
koleksi informasi dan sumber informasi yang ada di perpustakaan.
Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan peralatan yang harus ada
di perpustakaan.
Spesifikasi fisik fasilitas yang dimaksud ialah hal-hal yang
menyangkut keadaan fisik gedung perpustakaan umum atau
segala sesuatu berupa benda yang mempunyai peranan untuk
memudahkan usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi gedung adalah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan dan
bentuk fisik perpustakaan umum seperti luas lantai, keadaan fisik
bangunan, dan sebagainya. Tampilan luar perpustakaan umum juga
merupakan aspek yang penting dalam upaya meningkatkan peran
perpustakaan di tengah masyarakat. Sebuah bangunan perpustakaan
juga harus dirancang dan dibangun sedemikian rupa sehingga orang-
orang yang lewat akan tertarik untuk berkunjung ke dalam
pepustakaan.33
b. Kapasitas ruangan adalah daya tampung ruangan untuk
mengakomodasi kegiatan dan pelayanan perpustakaan mencakup
kapasitas ruang baca, ruang diskusi, ruang koleksi, ruang referensi
33 Joseph L. Wheeler, The Effective Location of Public Library Buildings (Urbana: University
of Illionis, 2007). h.25
dan ruang akses internet. Menurut Standar Perpustakaan Nasional
bidang perpustakaan umum menjelaskan bahwa ruang perpustakaan
sekurang-kurangnya terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang
kepala, ruang staf, ruang pengolahan, ruang serba guna, area publik
(musholla dan toilet tidak berada di dalam ruang koleksi).34 Secara
umum minimum luas ruang yang dibutuhkan untuk sebuah
perpustakaan kabupaten/kota adalah 600 m2. Sacara garis besar, ruang
koleksi yang diperlukan untuk perpustakaan kabupaten/kota ialah
ruang bahan pustaka umum berkapasitas 30 orang, bahan pustaka anak
berkapasitas 20 orang, bahan pustaka referensi berkapasitas 20 orang,
ruang koleksi majalah berkapasitas 20 orang dan ruang koleksi bahan
pustaka pandang dengar berkapasitas 20 orang. Sedangkan untuk ruang
baca, hendaknya perpustakaan menyediakan berbagai area membaca,
seperti area membaca individu, area membaca berkelompok dan area
membaca santai.35
c. Tata letak ruangan adalah penataan ruang dan perabotan yang
terdapat pada perpustakaan sehingga sesuai dengan fungsi dan
kebutuhan pengguna. Tata ruang perpustakaan juga dapat diartikan
sebagai usaha untuk mengatur dan menyusun ruangan perpustakaan
dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah,
34 Sri Sumekar, Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus. h.5 35 Paramita Atmodiwirjo, Tata Ruang Dan Perabot Perpustakaan Umum (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2009). h.11
rapi, bersih, aman dan nyaman bagi pengguna maupun pustakawan.36
Ruang perpustakaan harus dapat dicapai dengan mudah oleh
pengguna. Ruang yang accessible merupakan ruang sosial yang
mudah diakses serta menjamin kebebasan baik oleh pengguna maupun
staf atau pegawai didalamnya. Perpustakaan sebagai sarana belajar,
mengajar, penelitian, mencari hiburan dan lain sebagainya harus dapat
diakses dengan mudah dan sebanyak mungkin pengguna yang
mengaksesnya, menggunakannya, serta menarik mereka untuk
memanfaatkannya. Serta kemudahan akses bagi mereka yang memiliki
kebutuhan khusus seperti para penyandang disabilitas, tentunya mereka
membutuhkan akses khusus yang memudahkan mereka mencari
informasi.37
d. Perabotan adalah segala sarana atau peralatan yang digunakan oleh
perpustakaan dan pengguna dalam melakukan kegiatan
perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai
rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku dan lain-lain.
Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan sekurang-kurangnya
meliputi rak buku (30 buah), rak majalah (3 buah), rak audio visual (2
buah), rak buku referensi (7 buah), meja baca (100 buah), meja kerja
(20 buah), laci katalog (2 buah), kursi baca (100 buah), perangkat
36 Whayan Danur and I Putu Sujartika, “Kajian Tata Ruang Perpustakaan Institut Seni
Indonesia,” Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan, 2015,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/14710. 37 Karen Latimer and Hellen Niegaard, IFLA Library Building Guidelines: Developments &
Reflections (Germany: Strauss Morlenbach, 2007). h.15
computer (5 unit), alat baca tunanetra (5 unit), AC (1 buah), rak display
buku baru (1 buah), rak surat kabar (2 buah), jaringan internet, lemari
penitipan tas (2 buah).38 Tata letak perabot dalam perpustakaan tidak
boleh mempersulit ruang gerak pengguna perpustakaan. Jarak antara
satu perabot dengan perabot lainnya dibuat sedikit lebar dengan tujuan
agar pustakawan maupun pemustaka bisa leluasa untuk berjalan.39
Selain itu, koleksi perpustakaan harus dicapai dengan mudah, baik oleh
anak-anak maupun dewasa, sehingga ukuran tinggi rak koleksi harus
disesuaikan. Jarak minimum antar rak yang berhadapan hendaknya 1
meter, tujuannya untuk memudahkan pengguna dalam mencari koleksi
perpustakan.40
e. Taman dan halaman adalah area di luar gedung yang termasuk
lingkungan yang mendukung kegiatan perpustakaan. Halaman
perpustakaan harus memberikan keadaan yang tenang, bersih dan asri
guna menciptakan suasana yang nyaman bagi pemustaka maupun
pustakawan. Penciptaan suasana yang nyaman ini bisa menjadi salah
satu faktor menarik minat pemustaka untuk betah di perpustakaan,
sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat kunjungan
di perpustakaan.41 Penyediaan ruang terbuka hijau merupakan salah
38 Sri Sumekar, Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus. h.5 39 Dexa Anugrah Dan Adroni, “Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota Solok,” n.d.,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24672&val=1516. 40 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum. h.55 41 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa. h.92
satu upaya meningkatkan kualitas udara dan penyerapan air oleh
permukaan tanah. Ruang terbuka hijau ini dapat sekaligus memiliki
peranan sebagai ruang interaksi sosial dan ruang kegiatan insidentil,
sehingga dapat mendorong peran perpustakaan umum sebagai pusat
kegiatan masyarakat. Perpustakaan umum dapat juga dirancang dengan
halaman dalam (courtyard) yang merupakan area membaca santai,
sehingga kegiatan memanfaatkan perpustakaan menjadi kegiatan yang
lebih menyenangkan lagi.42
f. Parkir adalah area untuk pengguna menempatkan kendaraannya.
Tempat parkir harus memiliki lahan yang cukup luas untuk
menampung kendaraan yang ada dengan memperhatikan unsur
keamanan yang tinggi. Selain itu, tempat parkir memiliki penataan
yang tepat dengan ditata menurut jenis kendaraan, sehingga kendaraan
dapat terparkir secara rapi dan teratur. Oleh karena itu, baik pemustaka
maupun pustakawan memiliki rasa kepercayaan dengan keamanan
yang baik dan tercipta suatu kenyamanan.
g. Lobby atau area penerimaan adalah ruangan di dalam gedung yang
letaknya sebelum memasuki ruang pelayanan perpustakaan. Lobby
harus ditata sehingga memberikan kesan menarik dan mengundang,
serta memberikan berbagai informasi singkat yang membuat
42 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum. h.66-67
pengunjung dapat menangkap keseluruhan layanan yang ada di
perpustakaan.43
h. Fasilitas umum adalah fasilitas perpustakaan yang dapat
digunakan oleh pengguna untuk kegiatan di luar kegiatan
perpustakaan seperti kantin, toilet, tempat ibadah, ATM bank,
dan sebagainya. Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
003:2011, salah satu syarat gedung perpustakaan ialah harus
dilengkapi atau difasilitasi sarana kepentingan umum seperti
toilet dan tempat ibadah.44
i. Fasilitas bagi pengguna yang memiliki keterbatasan fisik adalah
fasilitas yang memungkinkan seseorang dengan keterbatasan fisik
dapat menggunakan perpustakaan seperti orang lainnya yang tidak
memiliki keterbatasan fisik.45 Secara umum perpustakaan harus
memerhatikan akses fisik yang mencakup area parkir,
lingkungan dan seluruh area perpustakaan harus dapat diakses
bagi orang-orang yang menggunakan kursi roda, alat bantu jalan
atau alat bantu mobilitas lainnya. Misalnya pada ruang
perpustakaan hendaknya diatur sedemikian rupa serta diberi
tanda-tanda yang jelas sehingga pengguna difabel yang
menggunakan kursi roda bisa masuk dan bergerak dengan
43 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo. h.53 44 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.4 45 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah Perkotaan.
h.60
nyaman.46 Dalam proses perancangan perpustakaan juga
seharusnya diinventarisasi fasilitas yang dapat diakses oleh
pengguna disabilitas, seperti menyediakan ubin pemandu
(guiding block), rambatan (handrail) di berbagai jalur sirkulasi,
pintu perpustakaan yang dibuat sedemikian rupa agar
memudahkan pengguna disabilitas, jalur dengan kemiringan
tertentu bagi yang tidak dapat menggunakan tangga (ramp), serta
toilet yang disediakan khusus bagi pengguna disabilitas.47
6. Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia adalah menyangkut
kemampuan intelektual pengguna perpustakaan umum yang dapat
meningkat karena penggunaan perpustakaan umum. Sedangkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah mutu sumber
daya manusia yang menyangkut kemampuan intelektual dan
spiritual. Hal-hal yang termasuk dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia ialah sebagai berikut:
a. Peningkatan pengetahuan adalah bertambah dan
berkembangnya pengetahuan pengguna karena
menggunakan perpustakaan dengan baik.
b. Keterampilan pengguna adalah kemampuan pengguna
untuk melakukan pola tingkah laku yang kompleks baik
46 Safrudin Aziz, Perpustakaan Ramah Difabel: Mengelola Layanan Informasi Bagi
Pemustaka Difabel. h.76-77 47 Safrudin Aziz. h.140
yang bersifat psikomotorik maupun yang bersifat kognitif
untuk mencapai hasil tertentu.
c. Emotional Quotient (EQ) adalah keterampilan pengguna
perpustakaan untuk mengenali dan mengelola perasaan dan
emosi diri sendiri maupun orang lain. EQ pengguna
diasumsikan dapat meningkat dan berkembang apabila
menggunakan perpustakaan umum dengan baik.
d. Apresiasi seni budaya adalah upaya pengguna dalam
mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya
seni budaya serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan
artistik dari karya seni budaya, sehingga mampu menikmati
dan menilai karya seni budaya tersebut secara semestinya.
e. Kreativitas adalah daya cipta pengguna untuk menghasilkan
berbagai karya yang bermanfaat. Penggunaan seluruh fasilitas
perpustakaan diasumsikan dapat meningkatkan kreativitas
pengguna untuk berbagai bidang.
f. Penguasaan informasi adalah penguasaan pengetahuan atau
informasi mutakhir pengguna tentang sesuatu hal yang
berkaitan dengan bidang pekerjaan atau profesinya.
g. Literasi informasi adalah kemampuan pengguna untuk
memahami kebutuhan informasi, mencari dan menentukan
informasi yang dibutuhkannya.
h. Minat baca adalah hasrat pengguna terhadap bahan bacaan
yang mendorong munculnya keinginan atau kemampuan
untuk membaca dan diikuti oleh kegiatan nyata membaca
bacaan yang diminatinya.
i. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu yang
telah dilakukan.
j. Kemampuan menggunakan perangkat TIK adalah
kemampuan menggunakan komputer baik sebagai peralatan
stand alone maupun sebagai terminal dalam suatu jaringan.
k. Kemampuan berinteraksi adalah kemampuan melakukan
hubungan timbal balik antara individu, individu dengan
kelompok, maupun antar kelompok yang saling
mempengaruhi sehingga memiliki efek satu sama lain.
l. Kemandirian adalah sikap yang mengutamakan kemampuan
diri sendiri dalam mengatasi berbagai masalah demi mencapai
suatu tujuan, tanpa menutup diri terhadap berbagai
kemungkinan kerjasama yang saling menguntungkan.
m. Kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan seseorang
untuk membantu orang lain, sikap peduli dengan orang-
orang yang secara ekonomi adalah lemah dan perlu dibantu
tidak lepas dari budi pekerti yang luhur.48
Namun, untuk mengukur kualitas sumber daya manusia
48 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah Perkotaan.
h. 85
diperlukan berbagai parameter. Berikut ini adalah parameter-
parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya
manusia:
a. Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk tercermin dari tinggi rendah tingkat
kematian penduduk, usia harapan hidup, keadaan gizi dan kebersihan
lingkungan. Tingkat kesehatan penduduk erat hubungannya dengan
dua parameter sebelumnya, yakni tingkat pendapatan dan pendidikan
penduduk.
b. Pendidikan
Faktor penentu kualitas atau mutu sumber daya manusia adalah tinggi
rendahnya tingkat pendidikan. Pendidikan yang rendah akan
menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia pula. Kualitas
penduduk akan berpengaruh secara langsung pada kualitas kerja dan
hasil produksi. Rendahnya kualitas penduduk akan menghambat
kemampuan penduduk dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Pendapatan Perkapita
Tingkat pendapatan penduduk merupakan jumlah atau tingkat
penghasilan setiap penduduk dalam satu tahun. Pendapatan perkapita
ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional
(Gross National Product) dan pertumbuhan jumlah penduduk.49
D. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Pada hakikatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang dalam memahami informasi yang diterimanya mengenai
kondisi lingkunganya. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada
pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik
terhadap situasi dan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.50
Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan
membeda- bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap
satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini
persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap
satu peristiwa atau objek.51 Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa dan pencium.52
49 Freshka Hasiani. S, “Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Pengruhnya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Pelalawan,” Universitas Riau, Jom FEKON, Vol. 2 (2015).
h.3-6 50 Toha Nursalam, Materi Pokok Persepsi Perpustakaan 1-6 (Jakarta: Universitas Terbuka,
1996). h.49 51 Abdul Rahman Saleh and Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam
Perspektif (Jakarta: Kencana, 2004). h.89 52 Slameto, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003). h.102
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa persepsi merupakan proses pemberian tanggapan, arti, gambaran,
atau penafsiran terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh alat
indera dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai
perilaku dan tindak lanjut dari pengalaman individu.
2. Indikator Persepsi
Menurut Bimo Walgito persepsi memiliki indikator-indikator
sebagai berikut:
a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu. Rangsang
atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik
penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pencecap secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau
penerimaan oleh alat-alat indera tersebut akan mendapatkan gambaran,
tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut dapat tunggal
maupun jamak, tergantung objek persepsi yang diamati. Di dalam otak
terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama
maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut
tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan
waktu, baru saja atau sudah lama.
b. Pengertian atau pemahaman. Setelah terjadi gambaran- gambaran atau
kesan-kesan di dalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir,
digolong-golongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasi,
sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya
pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian
yang terbentuk tergantung juga pada gambaran -gambaran lama yang
telah dimiliki individu sebelumnya.
c. Penilaian atau evaluasi. Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman,
terjadilah penilaian dari individu. Individu membandingkan pengertian
atau pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau
norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu
berbeda -beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi
bersifat individual.53
3. Proses Terbentuknya Persepsi
Proses perseptual dimulai dengan perhatian yaitu merupakan proses
pengamatan selektif. Faktor-faktor perangsang yang penting dengan
perbuatan memperhatikan ini ialah perubahan, intensitas, ulangan, kontras,
dan gerak. Faktor-faktor organismer yang penting ialah minat, kepentingan
dan kebiasaan memperhatikan yang telah dipelajari. Persepsi, yaitu tahap
kedua dalam upaya mengamati dunia kita, mencakup pemahaman dan
mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian.54
Menurut Hamka proses terjadinya persepsi melalui tahap–tahap
sebagai berikut:
a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus
53 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Adi, 2002). h.54-55 54 Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Dictionary of Psychology, Cet. 7
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006). h.358
(objek) oleh panca indera.
b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
yaitu proses diteruskanya stimulus atau objek yang telah diterima alat
indera melalui syaraf-syaraf sensoris ke otak.
c. Tahap ketiga merupakan proses yang dikenal dengan nama proses
psikologis, yaitu proses dalam otak, sehingga individu mengerti,
menyadari, menafsirkan dan menilai objek tersebut.
d. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan, gambaran atau kesan.55
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor internal
Individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu
mengadakan persepsi. Mengenai keadaan individu yang dapat
mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber yaitu berhubungan
dengan segi kejasmanian dan segi psikologis. Bila sistem fisiologis
terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang.
Sedangkan segi psikologis yaitu antara lain mengenai pengalaman,
perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi akan
berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
55 Muhammad Hamka, “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan
Motivasi Berprestasi” (Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2002). h. 81
b. Faktor eksternal
1) Stimulus
Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat.
Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi.
Stimulus yang kurang jelas akan berpengaruh dalam ketepatan
persepsi. Bila stimulus berwujud benda bukan manusia, maka
ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan
persepsi, karena benda yang dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk
mempengaruhi yang mempersepsi.
2) Lingkungan atau situasi
Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus
juga akan berpengaruh dalam persepsi bila obyek persepsi adalah
manusia. Obyek dan lingkungan yang melatarbelakangi obyek
merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan
situasi sosial yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang
berbeda.56
56 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. h.46-47
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif
adalah riset yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas
data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa
penelitian berlangsung atau masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk
meggambarkan karakter suatu variabel, kelompok gejala sosial yang terjadi di
masyarakat.57 Metode ini untuk menjabarkan persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
merupakan salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-
konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi atau menggunakan
sampel. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang
berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis
untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.58
Pendekatan kuantitatif yang dilakukan ialah dengan cara penulis memberikan
kuesioner kepada pemustaka. Dalam penilitan ini, penulis hanya memfokuskan
pada pengunjung DPAD Kota Tangerang Selatan.
57 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011). h.16. 58 Nanang Martono. h.20.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.59 Populasi
diambil dari data rata-rata jumlah pengunjung setiap harinya selama satu bulan
yaitu pada Januari 2020. Perhitungannya adalah 15 pengunjung/hari x 30 = 450
pengunjung/bulan.
Sampel adalah prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri
yang dikehendaki dari suatu populasi.60 Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah Insidential Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan
(insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan
karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.61
Jika populasi melebihi 100 orang, maka sampel dapat diambil 10%-
15% atau 20%-25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti.62 Berdasarkan
teori tersebut, penulis mengambil sampel sesuai kemampuan yaitu 10% dari
jumlah populasi pengunjung tersebut. Maka jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 10% x 450 = 45 responden.
59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: PT. Alfabet,
2016). h.80 60 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013). h.30 61 Suryani and Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam (Jakarta: Prenamedina Group, 2015). h.202 62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). h.120
C. Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuikan dengan fokus tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan bersumber dari data-data sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diambil secara langsung, tanpa
perantara atau langsung dari sumbernya.63 Data diperoleh melalui
penelitian langsung di lapangan dengan observasi dan penyebaran
angket/kuesioner secara tercetak.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya.64 Data diperoleh melalui tinjauan literatur yang kemudian
diolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati objek secara langsung
di lapangan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian kepada suatu objek dengan
menggunakan indera.65 Dalam hal ini penulis datang ke Dinas Perpustakaan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan untuk memperoleh data yang
akurat sesuai dengan fakta lapangan.
63 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999). h.86 64 Prasetya Irawan. h.87 65 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. h.199
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.66
Penulis menyebarkan kuesioner atau angket yang berisi daftar pertanyaan yang
telah disusun secara sistematis.
3. Riset Kepustakaan
Penelitian kepustakaan atau studi literatur dilakukan untuk mencari
sumber-sumber tertulis yang dapat dijadikan landasan teori guna memperkuat
analisis data.67 Dalam penulisan ini, penulis menggunakan bahan-bahan
pustaka yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti seperti
menggunakan buku, terbitan berkala, dan sumber elektronik.
E. Teknik Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah memeriksa dan meneliti kembali data yang telah terkumpul.
Editing dilakukan terhadap jawaban yang telah ada di dalam kuesioner.
Melalui tahap pemeriksaan ini diharapkan penulis dapat meningkatkan
kualitas data yang akan diolah dan dianalisis.
66 Suharsimi Arikunto. h.200 67 Suharsimi Arikunto. h.200.
2. Tabulasi
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Tabulasi
dimaksudkan untuk memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.68
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Data yang telah diperoleh dari
tabulasi dengan menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung
persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = f/N x 100%
P = Angka Persentase untuk setiap katagori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden / banyaknya individu.69
Setelah semua data tersebut diperoleh dalam bentuk presentase,
kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Data yang telah
dihitung persentasenya kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
pengskalaan yaitu skala likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert
yang paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
68 Burhan Bungin, Metodelogi Penulisan Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 168. 69 Anas Sudijodo, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997).
h.46
responden terhadap suatu objek. Setiap pilihan jawaban memiliki bobot
yang berbeda, dan seluruh jawaban responden dijumlahkan berdasarkan
bobotnya sehingga menghasilkan suatu skor tunggal mengenai suatu topik
tertentu.70 Pada penelitian ini menggunakan skala 1 sampai 4 dengan rincian
sebagai berikut:
1. Sangat Setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak Setuju 2
4. Sangat Tidak Setuju 1
Setelah itu, untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu
objek maka dicari skor rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
X = [(S4xF)+(S3xF)+(S2xF)+(S1xF)]
N
Keterangan:
X : Rata-rata
(S4-S1): Skor pada skala 1 sampai 4
F : Frekuensi jawaban suatu skala
N : Jumlah sampel
Skala di atas merupakan skala ordinal dimana terdapat keterbatasan
dalam menganalisa. Penulis mengubah skala ordinal dengan menggunakan
skala interval untuk memperluas hasil analisa. Skala interval adalah skala
70 Husaini Usman and Purnomo Setiadi Akbar, Metedologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008). h.56
variabel yang dimaksudkan untuk membedakan, mempunyai tingkatan dan
jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori yang lain dalam satu
variabel atau objek yang diukur.71 Dengan skala interval ini dapat diketahui
apakah perilaku responden sangat positif, positif, negatif, dan sangat
negatif. Untuk mengukur jarak interval digunakan rumus berikut:72
Interval = a (m-n)
b
Keterangan:
a : Jumlah atribut
m : Skor tertinggi
n : Skor terendah
b : Jumlah skala penilaian yang dibentuk
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor
terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, maka skala interval dapat
dihitung sebagai berikut:
Interval = 1 (4-1)
4
= 0,75
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui skala interval atau jarak
setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut:
1. Sangat positif 3,28 – 4,03
2. Positif 2,52 – 3,27
71 Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku (Jakarta: Bumi Aksara,
2004). h.104 72 Susanta, “Sikap, Komsep Dan Pengukuran,” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 2 (2006). h.9
3. Negatif 1,76 – 2,51
4. Sangat negatif 1,00 – 1,75
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan sebuah pengujian terhadap angket agar
dapat diketahui valid atau tidaknya angket tersebut untuk suatu
penelitian agar dapat tercapainya tujuan penelitian.73
Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan cara
menyebar angket kepada 30 responden untuk mengetahui kevalidan
dari masing-masing pernyataan. Suatu pernyataan dinyatakan valid jika
nilai r hitung > r tabel. Untuk batasan r tabel dengan n = 30 maka
didapat r tabel sebesar 0,361. Artinya jika nilai korelasi lebih dari
batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, dan
sebaliknya jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item tersebut
dianggap tidak valid.74 Untuk menguji validitas pada instrumen penulis
menggunakan bantuan dari program IBM SPSS V23. Berikut adalah
hasil uji validitas dari 30 responden:
Tabel 3. 1 Hasil Uji Validitas
No.
Pernyataan Nilai korelasi Nilai r Keterangan
1 0,644 0,361 Valid
2 0,761 0,361 Valid
3 0,663 0,361 Valid
73 Duwi Priyanto, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis (Yogyakarta: Andi, 2014). h.51 74 Duwi Priyanto, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan
SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadara (Yogyakarta: Gava Media, 2010). h.21
4 0,711 0,361 Valid
5 0,668 0,361 Valid
6 0,619 0,361 Valid
7 0,590 0,361 Valid
8 0,610 0,361 Valid
9 0,717 0,361 Valid
10 0,382 0,361 Valid
11 0,492 0,361 Valid
12 0,690 0,361 Valid
13 0,417 0,361 Valid
14 0,512 0,361 Valid
15 0,458 0,361 Valid
16 0,685 0,361 Valid
17 0,590 0,361 Valid
18 0,683 0,361 Valid
19 0,582 0,361 Valid
20 0,717 0,361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji Realiabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran akan tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
ukur yang sama pula.75 Berikut ini adalah kriteria hasil uji reliabilitas
dengan teknik Cronbach’s Alpha:
Cronbach’s alpha ≤ 0,39 : reliabilitas rendah
Cronbach’s alpha 0,4 – 0,59 : reliabilitas sedang
Cronbach’s alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas tinggi
Cronbach’s alpha 0,8 – 1 : reliabilitas sangat tinggi76
75 Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS (Jakarta: Bumi Aksara, 2013). h.173 76 Sofyan Siregar. h.57
Untuk menguji reliabilitas instrumen penulis menggunakan
teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS V23.
Tabel 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Cronbach's Alpha N of items Keterangan
0,908 20 Reliabel
H. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal
4 s/d 6 Februari 2020 di DPAD Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner secara tercetak.
Tabel 3. 3 Waktu Penelitian
No. Kegiatan
Waktu
Mei
2018
Des
2019
Jan
2020
Feb
2020
1 Sidang Proposal
2 Bimbingan Skripsi
3 Penyebaran Kuesioner
4 Pengolahan Data dan Analisis
Data
5 Pengesahan Skripsi
6 Sidang Skripsi
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan berdiri pada 17 Januari 2011, dengan kantor pertama di wilayah
Bumi Serpong Damai (BSD) yang setahun kemudian berpindah ke Graha
Mitra, Jalan Raya Siliwangi Pondok Benda Pamulang dan saat ini
bertempat di Jalan Ciater Raya Serpong. Berdirinya DPAD Kota
Tangerang Selatan, berawal dari kebutuhan Pemerintah Kota Tangerang
Selatan akan instansi pemerintah yang mendukung motto Kota Tangerang
Selatan yaitu, cerdas, modern dan religius. Dapat diketahui cukup jelas
bahwa dari ketiga kata tersebut membutuhkan peran perpustakaan yang
sangat signifikan.
Dengan berlandaskan Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan dan diperkuat dengan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2010
tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka terbentuklah susunan
organisasi perpustakaan yang berdiri langsung di bawah Walikota
Tangerang Selatan. DPAD Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu
lembaga teknis daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota
Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 Tanggal 30 Desember 2010
tentang organisasi perangkat daerah. Lembaga teknis daerah ini
merupakan unsur pendukung dalam bidang perpustakaaan di Kota
Tangerang Selatan.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya kantor perpustakaan daerah sebagai pusat layanan
informasi menuju peningkatan mutu pendidikan masyarakat Kota
Tangerang Selatan yang cerdas, modern, dan religius.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggara perpustakaan
2) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelola perpustakaan
3) Meningkatkan kualitas layanan serta pemasyarakatan perpustakaan
4) Meningkatkan pengembangan, pembinaan perpustakaan
5) Meningkatkan jaringan informasi dan kerjasama perpustakaan
6) Meningkatkan minat budaya baca masyarakat
7) Meningkatkan penyelamatan dan pelestarian hasil budaya bangsa.77
3. Tujuan Pokok
DPAD Kota Tangerang Selatan memiliki tujuan sebagaimana
perpustakaan lainnya. Adapun rincian tujuannya sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur
b. Meningkatkan manajemen kelembagaan
c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan perpustakaan
d. Meningkatkan sarana dan prasarana kelembagaan
77 Chaerudin, Profil Kantor Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan (Tangerang
Selatan: Perpusda Kota Tangerang Selatan, 2012). h.6
e. Meningkatkan pelayanan pengaduan masyarakat
f. Meningkatkan system layanan di gedung perpustakaan
g. Meningkatkan pelayanan ekstensi
h. Meningkatkan kemampuan sumber daya pengelola berbagai jenis
perpustakaan
i. Meningkatkan manajemen layanan di berbagai jenis perpustakaan
j. Meningkatkan pengembangan perpustakaan di daerah
k. Meningkatkan publikasi dan pembinaan di berbagai jenis
perpustakaan
l. Penyuluhan perpustakaan kepada masyarakat
m. Peningkatan sistem layanan
n. Peningkatan layanan informasi
o. Mengembangkan penyelenggaraan perpustakaan atau taman bacaan
masyarakat
p. Memasyarakatkan minat dan budaya baca masyarakat.78
4. Struktur Organisasi
Dibawah ini adalah struktur organisasi kantor DPAD Kota
Tangerang Selatan:
78 Chaerudin. h.7
5. Koleksi Bahan Pustaka
Koleksi pustaka DPAD Kota Tangerang Selatan sampai Desember
2019 terdiri atas 23.800 eksemplar, termasuk buku elektronik (e-book) dan
±1.000 keping CD/VCD/DVD.79
6. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan
Sistem layanan yang digunakan DPAD Kota Tangerang Selatan
adalah sistem layanan terbuka (open access) yang memungkinkan
pemustaka untuk melakukan pencarian dan pengambilan koleksi secara
79 Hardiansyah, March 7, 2019.
KEPALA KANTOR
SEKRETARIS SUB BAG TATA
USAHA
SEKSI
PENGEMBANGAN
DAN PENGOLAHAN
BAHAN PUSTAKA
SEKSI PEMBINAAN
DAN
PEMBERDAYAAN
SEKSI PELAYANAN
DAN SISTEM
INFORMASI
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi DPAD Kota Tangerang Selatan
langsung ke lokasi rak koleksi di perpustakaan. Jenis layanan yang
terdapat di DPAD Kota Tangerang Selatan antara lain:
a. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan pengembalian
buku yang dipinjam oleh anggota perpustakaan, termasuk pula
layanan perpanjangan dan pemesanan koleksi. Dalam layanan ini
pengguna dapat melakukan reservasi (pesan) terhadap koleksi yang
diinginkan apabila koleksi tersebut ingin dipinjam. Caranya cukup
mudah, dengan menghubungi staf dan membawa buku yang ingin
dipinjam.
b. Layanan Referensi
Layanan Referensi adalah layanan berupa penyediaan koleksi rujukan
(referensi) seperti kamus, ensiklopedi, direktori, dan handbook.
Berbeda dengan perpustakaan-perpustakaan lain yang hanya boleh
fotocopy koleksi rujukan, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
membolehkan jika pemustaka membutuhkan, pemustaka bisa
meminjamnya.
c. Layanan Anak
Layanan Anak adalah layanan yang dikhususkan untuk pemustaka
anak-anak. Layanan anak ini merupakan sarana untuk anak-anak
melakukan kegiatan belajar sambil bermain. Dalam layanan anak di
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan banyak menyajikan
permainan-permainan yang melatih otak anak dan koleksi-koleksi
yang beragam, serta pemustaka anak dapat menonton film karena
layanan anak di DPAD Kota Tangerang Selatan menyediakan alat
pemutar film/video dan koleksi-koleksi CD yang mendidik. Tidak
hanya itu saja, layanan anak di DPAD Kota Tangerang Selatan
mengadakan kegiatan seperti: dongeng, lomba menggambar,
menonton film dan kegiatan lainnya.
d. Layanan Informasi
Perpustakaan sebagai pusat informasi harus memiliki pustakawan
yang dapat memberikan pelayanan kepada pemustaka yang mencari
berbagai informasi di perpustakaan. Pustakawan juga harus siap
menjawab pertanyaan yang mudah sampai dengan penelusuran yang
agak rumit untuk mendapatkan informasi yang dicari pemustaka.
Layanan informasi meliputi:
1) Bantuan/bimbingan langsung
Untuk meningkatkan pemanfaatan informasi perpustakaan oleh
pengguna, pustakawan memiliki tugas untuk membimbing atau
memberikan petunjuk kepada pengguna agar mampu
memaksimalkan pemanfaatan dari sumber-sumber informasi,
termasuk koleksi dan sumber daya manusia atau pustakawan, dan
fasilitas perpustakaan.
2) Penelusuran informasi
Penelusuran informasi adalah mencari kembali dokumen
informasi yang pernah ditulis atau diterbitkan mengenai subjek
tertentu. Layanan penelusuran informasi bisa berupa permintaan
penelusuran sumber informasi primer atau sekunder.
e. Layanan Perpustakaan Keliling
Layanan perpustakaan keliling bergerak dengan mendatangi
pemustaka yang ada di sekolah-sekolah maupun tempat umum.
DPAD Kota Tangerang Selatan memiliki 8 unit mobil perpustakaan
keliling yang melayani 7 kecamatan di Kota Tangerang Selatan setiap
hari kerja. Beroperasi di sekolah, taman baca masyarakat, lingkungan
warga, kelurahan, kecamatan, pusekesmas, dan lain-lain. Fasilitas
yang dimiliki mobil perpustakaan keliling: buku dari berbagai disiplin
ilmu, audio visual, internet, aneka permainan anak, mewarnai,
origami, dan lain-lain.
7. Fasilitas Perpustakaan
a. Ruang Perpustakaan
1) Ruang baca, berupa ruangan yang disediakan untuk membaca
yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.
2) Ruang koleksi anak, berupa tempat baca anak yang dilengkapi
dengan rak koleksi, kursi, karpet.
b. Kelengkapan Ruang Perpustakaan
Di dalam ruangan Perpustakaan, menyediakan :
1) Perabotan
a) Meja sirkulasi dan kursi untuk pustakawan.
b) Meja baca dan kursi untuk pemustaka.
c) Rak koleksi untuk menyimpan koleksi cetak.
d) Rak gantung untuk meletakkan surat kabar/koran terbitan yang
terbaru.
e) Rak CD untuk menyimpan koleksi multimedia.
f) Lemari (locker).
2) Peralatan/Mesin
a) PC sirkulasi + printer
b) PC penelusuran
c) Mesin fotokopi
d) Telepon
3) Perlengkapan Ruangan
a) Papan penunjuk ruang perpustakaan
b) Papan indikator berisi informasi klasifikasi/subyek koleksi di
rak.
c) Papan pengumuman untuk menginformasikan kegiatan
perpustakaan.
d) Poster petunjuk informasi pencarian buku dan tata tertib
perpustakaan.
e) Dekorasi ruangan (poster, lukisan dan vas bunga).
f) Penerangan / pencahayaan
g) Suhu dan sirkulasi udara yang baik.
4) Perlengkapan fisik buku
a) Stempel/cap perpustakaan
b) Stempel tanggal
c) Stiker/label punggung buku dan barcode
d) Lembar slip pengembalian buku
e) Sampul plastik.
5) Perlengkapan lainnya:
a) Penggaris untuk mengukur panjang/tinggi buku, dan ATK.
b) Buku induk untuk pencatatan koleksi cetak dan koleksi
multimedia yang baru diterima.
c) Buku tamu untuk pencatatan pemustaka yang
berkunjung/datang ke perpustakaan.
d) Kotak saran untuk tempat pemustaka menyampaikan masukan
kepada perpustakaan.
8. Jam Layanan dan Alamat Perpustakaan
a. Jam Layanan Perpustakaan
Senin - Kamis : Pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB
Jumat : Pukul 08.00 s.d. 16.30 WIB
Sabtu – Minggu : Pukul 07.00 s.d. 18.00 WIB
b. Alamat Perpustakaan
Jalan Ciater Raya No.101 Serpong, Tangerang Selatan
Email: [email protected]
B. Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil kuesioner. Responden yang
diambil dalam penelitian ini adalah pemustaka yang berkunjung ke DPAD
Kota Tangerang Selatan dengan total responden sebanyak 45 orang.
1. Identitas Responden
Data yang akan disajikan mengenai responden berdasarkan jenis
kelamin, usia dan pekerjaan pemustaka DPAD Kota Tangerang Selatan.
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 14 31%
Perempuan 31 69%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner kepada 45 responden
diketahui bahwa responden laki-laki berjumlah 14 orang (31%), sedangkan
responden perempuan berjumlah 31 orang (69%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan yang paling
banyak mengunjungi perpustakaan dengan jumlah 31 orang (69%) pada
saat penelitian berlangsung.
Tabel 4. 2 Usia Responden
Usia Responden Frekuensi Persentase
15 - 20 tahun 27 60%
21 - 35 tahun 8 18%
Di atas 36 tahun 10 22%
Jumlah 45 100%
Tabel di atas maka dapat dilihat bahwa usia 15 – 20 tahun sebanyak
27 orang (60%), usia 21-35 tahun sebanyak 8 orang (18%) dan di atas 36
tahun yaitu sebanyak 10 orang (22%). Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa pada umumnya responden yang berkunjung ke perpustakaan saat
penelitian berlangsung adalah usia 15 – 20 tahun yaitu sebanyak 27 orang
(60%).
Tabel 4. 3 Pekerjaan Responden
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Mahasiswa 8 18%
Pelajar 27 60%
Ibu Rumah Tangga 9 20%
Karyawan 1 2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 8 orang (18%)
ialah mahasiswa, sebanyak 27 orang (60%) merupakan pelajar, 9 orang
(20%) merupakan ibu rumah tangga dan 1 orang (2%) karyawan. Dari data
yang telah dihitung bahwa responden terbanyak adalah pelajar yaitu
sebesar 60%.
2. Hasil Penelitian Persespi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas perpustakaan terbagi
menjadi empat aspek yang dibahas yaitu mengenai lokasi, prasarana lokasi,
gedung dan tata ruang perpustakaan.
a. Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Dalam pembahasan aspek lokasi perpustakaan, akan dijabarkan
secara detail berdasarkan data yang telah diperoleh sebagai berikut:
1) Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan
Berkaitan dengan aspek ini, pemustaka ditanyakan tentang
apakah lokasi gedung perpustakaan cukup strategis sehingga
memudahkan pemustaka menemukan letak perpustakaan. Berikut
adalah jawaban dari para responden:
Tabel 4. 4 Lokasi Gedung DPAD Kota Tangerang Selatan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 11 24% 44
Setuju (S) 3 19 42% 57
Tidak Setuju (TS) 2 12 27% 24
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 3 7% 3
Total 45 100% 128
Skor Rata-Rata 2.84
Tabel 4.4 menunjukan bahwa 11 orang (24% responden)
menyatakan sangat setuju, 19 orang (42% responden) menyatakan
setuju, 12 orang (27% responden) menyatakan tidak setuju dan 3
orang (7% responden) menyatakan sangat tidak setuju bahwa
lokasi perpustakaan strategis.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
lokasi gedung perpustakaan adalah 2,84. Skor ini berada pada skala
interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi pemustaka
terhadap lokasi gedung DPAD Kota Tangerang Selatan adalah
positif.
2) Jarak Perpustakaan dengan Sekolah atau Lembaga
Pendidikan Lain
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah jarak perpustakaan dengan sekolah atau lembaga
pendidikan lain. Berikut adalah jawaban responden:
Tabel 4. 5 Jarak Perpustakaan dengan Sekolah atau Lembaga Pendidikan
Lain
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 11 24% 44
Setuju (S) 3 22 49% 66
Tidak Setuju (TS) 2 12 27% 24
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 134
Skor Rata-Rata 2.98
Tabel 4.5 menunjukan bahwa 11 orang (24% responden)
menyatakan sangat setuju, 22 orang (49% responden) menyatakan
setuju, 12 orang (27% responden) menyatakan tidak setuju dan
tidak ada satu responden yang menyatakan sangat tidak setuju
bahwa jarak perpustakaan dekat dengan sekolah atau lembaga
pendidikan lain.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai jarak perpustakaan tempat pendidikan adalah 2,98. Skor
ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap jarak DPAD Kota Tangerang Selatan
dengan sekolah atau lembaga pendidikan lain adalah positif.
3) Waktu Tempuh untuk Mencapai Perpustakaan dari Tempat
Tinggal Pemustaka
Pada aspek selanjutnya yang ditanyakan kepada responden
pada aspek ini adalah waktu tempuh untuk mencapai perpustakaan
dari tempat tinggal pemustaka. Berikut adalah jawaban responden:
Tabel 4. 6 Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal Pemustaka
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 8 18% 32
Setuju (S) 3 21 47% 63
Tidak Setuju (TS) 2 16 36% 32
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 127
Skor Rata-Rata 2.82
Tabel 4.6 menunjukan bahwa 8 orang (18% responden)
menyatakan sangat setuju, 21 orang (47% responden) menyatakan
setuju, 16 orang (36% responden) menyatakan tidak setuju dan
tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai perpustakaan dari
tempat tinggal mereka.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai waktu tempuh menuju perpustakaan dari tempat tinggal
pemustaka adalah 2,82. Skor ini berada pada skala interval 2,52 –
3,27, yang menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai DPAD Kota Tangerang Selatan
dari masing-masing tempat tinggal pemustaka adalah positif.
4) Waktu Tempuh untuk Mencapai Perpustakaan dari Tempat
Bekerja, Sekolah atau Kampus Pemustaka
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah waktu tempuh untuk mencapai perpustakaan dari tempat
bekerja, sekolah atau kampus pemustaka. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 7 Waktu Tempuh dari Tempat Bekerja atau Sekolah Pemustaka
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 5 11% 20
Setuju (S) 3 26 58% 78
Tidak Setuju (TS) 2 13 29% 26
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 1 2% 1
Total 45 100% 125
Skor Rata-Rata 2.78
Tabel 4.7 menunjukan bahwa 5 orang (11% responden)
menyatakan sangat setuju, 26 orang (58% responden) menyatakan
setuju, 13 orang (29% responden) menyatakan tidak setuju dan 1
orang (2% reponden) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai perpustakaan dari
tempat bekerja, sekolah atau kampus mereka.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai mengenai waktu tempuh menuju perpustakaan dari
sekolah atau tempat bekerja adalah 2,78. Skor ini berada pada skala
interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi pemustaka
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mencapai DPAD Kota
Tangerang Selatan dari tempat bekerja, sekolah atau kampus
pemustaka adalah positif.
b. Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Dalam pembahasan aspek prasarana lokasi perpustakaan, akan
dijabarkan secara detail berdasarkan data yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Persepsi Pemustaka Terhadap Transportasi Umum Menuju
DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kemudahan mencapai perpustakaan dengan
menggunakan angkutan umum. Berikut adalah jawaban responden:
Tabel 4. 8 Kemudahan Mencapai Perpustakaan dengan Angkutan Umum
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 4 9% 16
Setuju (S) 3 13 29% 39
Tidak Setuju (TS) 2 23 51% 46
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 5 11% 5
Total 45 100% 106
Skor Rata-Rata 2.36
Tabel 4.8 menunjukan bahwa 4 orang (9% responden)
menyatakan sangat setuju, 13 orang (29% responden) menyatakan
setuju, 23 orang (51% responden) menyatakan tidak setuju dan 5
orang (11% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju
bahwa mudah mencapai perpustakaan menggunakan angkutan
umum.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai angkutan umum adalah 2,36. Skor ini berada pada skala
interval 1,76 – 2,51, yang menunjukan bahwa persepsi pemustaka
terhadap kemudahan mencapai DPAD Kota Tangerang Selatan
menggunakan angkutan umum adalah negatif.
2) Persepsi Pemustaka Terhadap Kondisi Jalan Utama Menuju
DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi jalan utama menuju perpustakaan. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 9 Kondisi Jalan Utama Menuju Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 16 36% 64
Setuju (S) 3 27 60% 81
Tidak Setuju (TS) 2 2 4% 4
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 149
Skor Rata-Rata 3.31
Tabel 4.9 menunjukan bahwa 16 orang (36% responden)
menyatakan sangat setuju, 27 orang (60% responden) menyatakan
setuju, 2 orang (4% responden) dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju mau pun sangat tidak setuju bahwa
jalan utama menuju perpustakaan kondisinya baik.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai kondisi jalan utama adalah 3,31. Skor ini berada pada
skala interval 3,28 – 4,03, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap kondisi jalan utama menuju perpustakaan
adalah sangat positif.
3) Persepsi Pemustaka Terhadap Kondisi Pedestrian Menuju
DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi pedestrian (trotoar) menuju perpustakaan.
Berikut adalah jawaban responden:
Tabel 4. 10 Kondisi Pedestrian Menuju Perpustakaan
Tabel 4.10 menunjukan bahwa 11 orang (24% responden)
menyatakan sangat setuju, 27 orang (60% responden) menyatakan
setuju, 7 orang (16% responden) menyatakan tidak setuju, tidak
ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
pedestrian (trotoar) menuju perpustakaan kondisinya baik.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai kondisi pedestrian (trotoar) adalah 3,09. Skor ini berada
pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap kondisi pedestrian (trotoar) menuju
perpustakaan adalah positif.
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 11 24% 44
Setuju (S) 3 27 60% 81
Tidak Setuju (TS) 2 7 16% 14
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 139
Skor Rata-Rata 3.09
c. Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Dalam pembahasan aspek gedung perpustakaan, akan
dijabarkan secara detail berdasarkan data yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Persepsi Pemustaka Terhadap Tampilan Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah tampilan gedung perpustakaan. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 11 Tampilan Gedung Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 14 31% 56
Setuju (S) 3 25 56% 75
Tidak Setuju (TS) 2 6 13% 12
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 143
Skor Rata-Rata 3.18
Tabel 4.11 menunjukan bahwa 14 orang (31% responden)
menyatakan sangat setuju, 25 orang (56% responden) menyatakan
setuju, 6 orang (13% responden) menyatakan tidak setuju, dan
tidak responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tampilan gedung perpustakaan menarik.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tampilan gedung perpustakaan adalah 3,18. Skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap tampilan gedung perpustakaan adalah
positif.
2) Persepsi Pemustaka Terhadap Halaman atau Taman DPAD
Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi halaman atau taman perpustakaan. Berikut
adalah jawaban responden:
Tabel 4. 12 Kondisi Halaman atau Taman Perpustakaan
Tabel 4.12 menunjukan bahwa 3 orang (7% responden) yang
menyatakan sangat setuju, 24 orang (53% responden) menyatakan
setuju, 15 orang (33% responden) menyatakan tidak setuju, dan 3
orang (7% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
kondisi halaman atau taman perpustakaan bersih dan asri.
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 3 7% 12
Setuju (S) 3 24 53% 72
Tidak Setuju (TS) 2 15 33% 30
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 3 7% 3
Total 45 100% 117
Skor Rata-Rata 2.60
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai halaman atau taman perpustakaan adalah 2,60. Skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap kondisi halaman atau taman
perpustakaan adalah positif.
3) Persepsi Pemustaka Terhadap Lahan Parkir DPAD Kota
Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi lahan parkir perpustakaan. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 13 Lahan Parkir Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 23 51% 92
Setuju (S) 3 22 49% 66
Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 35 100% 158
Skor Rata-Rata 3.51
Tabel 4.13 menunjukan bahwa 23 orang (51% responden)
menyatakan sangat setuju, 22 orang (49% responden) menyatakan
setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju
mau pun sangat tidak setuju bahwa lahan parkir perpustakaan
cukup luas.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai lahan parkir perpustakaan adalah 3,51. Skor ini berada
pada skala interval 3,28 – 4,03, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap kondisi lahan parkir perpustakaan adalah
sangat positif.
4) Persepsi Pemustaka Terhadap Lobby DPAD Kota Tangerang
Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi area penerimaan (lobby) perpustakaan. Berikut
adalah jawaban responden:
Tabel 4. 14 Area Penerimaan (Lobby)
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 1 2% 4
Setuju (S) 3 14 31% 42
Tidak Setuju (TS) 2 26 58% 52
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 4 9% 4
Total 45 100% 102
Skor Rata-Rata 2.27
Tabel 4.14 menunjukan bahwa 1 orang (2% responden)
yang menyatakan sangat setuju, 14 orang (31% responden)
menyatakan setuju, 26 orang (58% responden) menyatakan tidak
setuju, dan 4 orang (9% responden) yang menyatakan sangat tidak
setuju bahwa area penerimaan (lobby) perpustakaan ini menarik.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai area penerimaan perpustakaan adalah 2,27. Skor ini
berada pada skala interval 1,76 – 2,51, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap kondisi area penerimaan (lobby)
perpustakaan adalah negatif.
5) Persepsi Pemustaka Terhadap Tempat Penitipan Barang
DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah jumlah tempat penitipan barang perpustakaan. Berikut
adalah jawaban responden:
Tabel 4. 15 Tempat Penitipan Barang (Locker) Perpustakaan
Jawaban Responden Bobot
Frekuensi Presentase Skor Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 1 2% 4
Setuju (S) 3 27 60% 80
Tidak Setuju (TS) 2 15 33% 30
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 2 4% 2
Total 45 100% 117
Skor Rata-Rata 2.60
Tabel 4.15 menunjukan bahwa 1 orang (3% responden)
yang menyatakan sangat setuju, 27 orang (60% responden)
menyatakan setuju, 15 orang (34% responden) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (4% responden) menyatakan sangat tidak
setuju bahwa jumlah tempat penitipan barang (locker)
perpustakaan memadai.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tempat penitipan barang perpustakaan adalah 2,60. Skor
ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap jumlah tempat penitipan barang
(locker) perpustakaan adalah positif.
6) Persepsi Pemustaka Terhadap Tempat Ibadah Dinas DPAD
Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi tempat ibadah perpustakaan. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 16 Tempat Ibadah
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 16 36% 64
Setuju (S) 3 29 64% 87
Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 151
Skor Rata-Rata 3.36
Tabel 4.16 menunjukan bahwa 16 orang (36% responden)
yang menyatakan sangat setuju, 29 orang (64% responden)
menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju mau pun sangat tidak setuju bahwa tempat ibadah di
perpustakaan ini memadai.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tempat ibadah perpustakaan adalah 3,36. Skor ini berada
pada skala interval 3,28 – 4,03, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap kondisi tempat ibadah di perpustakaan ini
adalah sangat positif.
7) Persepsi Pemustaka Terhadap Toilet DPAD Kota Tangerang
Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah kondisi toilet perpustakaan. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 17 Toilet Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 11 24% 44
Setuju (S) 3 34 76% 102
Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 146
Skor Rata-Rata 3.24
Tabel 4.17 menunjukan bahwa 11 orang (24% responden)
yang menyatakan sangat setuju, 34 orang (76% responden)
menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju mau pun sangat tidak setuju bahwa toilet di
perpustakaan ini memadai.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai kondisi toilet perpustakaan adalah 3,24. Skor ini berada
pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap kondisi toilet di perpustakaan ini adalah
positif.
8) Persepsi Pemustaka Terhadap Fasilitas Akses Pengguna
Disabilitas DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah fasilitas akses bagi pengguna disabilitas. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 18 Fasilitas Akses Pengguna Disabilitas
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 0 0% 0
Setuju (S) 3 18 40% 54
Tidak Setuju (TS) 2 19 42% 38
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 8 18% 8
Total 45 100% 100
Skor Rata-Rata 2.22
Tabel 4.18 menunjukan bahwa tidak ada responden yang
menyatakan sangat setuju, 18 orang (40% responden) menyatakan
setuju, 19 orang (42% responden) menyatakan tidak setuju, dan 8
orang (18% responden) menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tersedia fasilitas akses bagi pengguna disabilitas.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai fasilitas akses pengguna disabilitas adalah 2,22. Skor ini
berada pada skala interval 1,76 – 2,51, yang menunjukan bahwa
persepsi pemustaka terhadap fasilitas akses bagi pengguna
disabilitas adalah negatif.
d. Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Dalam pembahasan aspek tata ruang perpustakaan, akan
dijabarkan secara detail berdasarkan data yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Persepsi Pemustaka Terhadap Ruang Baca DPAD Kota
Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah ruang baca perpustakaan. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 19 Ruang Baca Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 10 22% 40
Setuju (S) 3 24 53% 72
Tidak Setuju (TS) 2 9 20% 18
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 2 4% 2
Total 45 100% 132
Skor Rata-Rata 2.93
Tabel 4.19 menunjukan bahwa 10 orang (22% responden)
menyatakan sangat setuju, 24 orang (53% responden) menyatakan
setuju, 9 orang (20% responden) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (4% responden) menyatakan sangat tidak setuju bahwa
ruang baca di perpustakaan ini memadai.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai ruang baca perpustakaan adalah 2,93. Skor ini berada
pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap ruang baca perpustakaan ini adalah positif.
2) Persepsi Pemustaka Terhadap Ruang Koleksi DPAD Kota
Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah ruang koleksi perpustakaan. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 20 Ruang Koleksi Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 6 13% 24
Setuju (S) 3 30 67% 90
Tidak Setuju (TS) 2 5 11% 10
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 4 9% 4
Total 45 100% 128
Skor Rata-Rata 2.84
Tabel 4.20 menunjukan bahwa 6 orang (13% responden)
menyatakan sangat setuju, 30 orang (67% responden) menyatakan
setuju, 5 orang (11% responden) menyatakan tidak setuju, dan 4
(9% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
ruang koleksi di perpustakaan ini memadai.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai ruang koleksi perpustakaan adalah 2,84. Skor ini berada
pada skala interval 2,52 - 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap ruang koleksi perpustakaan ini adalah positif.
3) Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota
Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah tata ruang perpustakaan. Berikut adalah jawaban
responden:
Tabel 4. 21 Tata Ruang Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 11 24% 44
Setuju (S) 3 29 64% 87
Tidak Setuju (TS) 2 5 11% 10
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 141
Skor Rata-Rata 3.13
Tabel 4.21 menunjukan bahwa 11 orang (24% responden)
menyatakan sangat setuju, 29 orang (64% responden) menyatakan
setuju, 5 orang (11% responden) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tata ruang di perpustakaan ini membuat pemustaka leluasa ntuk
bergerak.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tata ruang perpustakaan adalah 3,13. Skor ini berada pada
skala interval 2,52 - 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap tata ruang perpustakaan ini adalah positif.
4) Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Letak Rak Koleksi DPAD
Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah tata letak rak koleksi perpustakaan. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 22 Tata Letak Rak Koleksi
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 10 22% 40
Setuju (S) 3 22 49% 66
Tidak Setuju (TS) 2 9 20% 18
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 4 9% 4
Total 45 100% 128
Skor Rata-Rata 2.84
Tabel 4.21 menunjukan bahwa 10 orang (22% responden)
menyatakan sangat setuju, 22 orang (49% responden) menyatakan
setuju, 9 orang (20% responden) menyatakan tidak setuju, dan 4
orang (9% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju
bahwa tata letak rak koleksi memudahkan pemustaka menemukan
buku yang dicari.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tata letak rak koleksi adalah 2,84. Skor ini berada pada
skala interval 2,52 - 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap tata letak rak koleksi di perpustakaan ini adalah
positif.
5) Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Letak Meja dan Kursi
DPAD Kota Tangerang Selatan
Selanjutnya yang ditanyakan kepada responden pada aspek
ini adalah tata letak meja dan kursi perpustakaan. Berikut adalah
jawaban responden:
Tabel 4. 23 Tata Letak Meja dan Kursi
Jawaban
Responden
Bobot Frekuensi Presentase Skor
Nilai
Sangat Setuju (SS) 4 8 18% 32
Setuju (S) 3 30 67% 90
Tidak Setuju (TS) 2 7 16% 14
Sangat Tidak Setuju
(STS) 1 0 0% 0
Total 45 100% 136
Skor Rata-Rata 3.02
Tabel 4.23 menunjukan bahwa 8 orang (18% responden)
menyatakan sangat setuju, 30 orang (67% responden) menyatakan
setuju, 7 orang (16% responden) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
tata letak rak meja dan kursi pustakaan ini sudah baik.
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tata letak meja dan kursi adalah 3,02. Skor ini berada
pada skala interval 2,52 - 3,27, yang menunjukan bahwa persepsi
pemustaka terhadap tata letak meja dan kursi di perpustakaan ini
adalah positif.
C. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
Persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas DPAD Kota Tangerang
Selatan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dibagi menjadi empat aspek
yaitu persepsi pemustaka terhadap lokasi, prasarana lokasi, gedung dan tata
ruang perpustakaan. Berikut adalah hasil rekapitulasinya:
1. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan
Pada aspek lokasi perpustakaan ini responden diberikan 4
pernyataan umum mengenai persepsi pemustaka terhadap lokasi. Berikut
ini adalah data pencapaian persepsi pemustaka terhadap lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan:
Tabel 4. 24 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan
No. Pernyataan Jawaban Skor
1 Lokasi perpustakaan ini strategis Positif 2.84
2 Jarak perpustakaan dekat dengan area
sekolah/lembaga pendidikan lain Positif 2.98
3
Tidak membutuhkan waktu lama untuk
mencapai lokasi perpustakaan dari
tempat tinggal saya
Positif 2.82
4
Tidak membutuhkan waktu lama untuk
mencapai lokasi perpustakaan dari
tempat bekerja/sekolah/kampus
Positif 2.78
Skor Total 11.42
Skor Rata-Rata 2.86
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan persepsi pemustaka
terhadap lokasi DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif, dengan
jumlah skor 2,86 yang berada di skala interval 2,52 – 3,27. Maka dapat
diartikan bahwa pemustaka memiliki persepsi yang baik terhadap lokasi
perpustakaan.
2. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD
Kota Tangerang Selatan
Pada aspek prasarana lokasi perpustakaan ini responden diberikan 3
pernyataan umum mengenai persepsi pemustaka terhadap prasarana lokasi.
Berikut ini adalah data pencapaian persepsi pemustaka terhadap prasarana
lokasi DPAD Kota Tangerang Selatan:
Tabel 4. 25 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi
DPAD Kota Tangerang Selatan
No. Pernyataan Jawaban Skor
1 Mudah mencapai perpustakaan ini
dengan menggunakan angkutan umum Negatif 2.36
2 Jalan utama menuju perpustakaan ini
kondisinya baik Sangat Positif 3.31
3 Pedestrian (trotoar) menuju
perpustakaan ini kondisinya baik Positif 3.09
Skor Total 8.76
Skor Rata-Rata 2.92
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan persepsi pemustaka
terhadap prasarana lokasi DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif,
dengan jumlah skor 2,92 yang berada di skala interval 2,52 – 3,27. Maka
dapat diartikan bahwa pemustaka memiliki persepsi yang baik terhadap
prasarana lokasi perpustakaan.
3. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan
Pada aspek gedung perpustakaan ini responden diberikan 8
pernyataan umum mengenai persepsi pemustaka terhadap gedung
perpustakaan. Berikut ini adalah data pencapaian persepsi pemustaka
terhadap gedung DPAD Kota Tangerang Selatan:
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan
No. Pernyataan Jawaban Skor
1 Tampilan gedung perpustakaan ini
menarik Positif 3.18
2 Halaman atau taman perpustakaan ini
bersih dan asri Positif 2.60
3 Lahan parkir untuk kendaraan mobil
dan motor luas Sangat Positif 3.51
4 Lobby (area penerimaan) kondisinya
menarik Negatif 2.27
5 Jumlah penitipan barang (locker) di
perpustakaan ini sudah memadai Positif 2.60
6 Tempat ibadah di perpustakaan ini
sudah memadai Sangat Positif 3.36
7 Toilet di perpustakaan ini sudah
memadai Positif 3.24
8 Tersedia fasilitas akses bagi pengguna
disabilitas Negatif 2.22
Skor Total 22.98
Skor Rata-Rata 2.87
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan persepsi pemustaka
terhadap gedung DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif, dengan
jumlah skor 2,87 yang berada di skala interval 2,52 – 3,27. Maka dapat
diartikan bahwa pemustaka memiliki persepsi yang baik terhadap gedung
perpustakaan.
4. Rekapitulasi Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota
Tangerang Selatan
Pada aspek tata ruang perpustakaan ini responden diberikan 5
pernyataan umum mengenai persepsi pemustaka terhadap tata ruang
perpustakaan. Berikut ini adalah data pencapaian persepsi pemustaka
terhadap tata ruang DPAD Kota Tangerang Selatan:
Tabel 4. 27 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD
Kota Tangerang Selatan
No. Pernyataan Jawaban Skor
1 Ruang baca di perpustakaan ini sudah
memadai Positif 2.93
2 Ruang koleksi di perpustakaan ini
sudah memadai Positif 2.84
3 Tata ruang di perpustakaan ini
membuat saya leluasa untuk bergerak Positif 3.13
4 Tata letak rak koleksi memudahkan
saya menemukan buku yang dicari Positif 2.84
5 Meja dan kursi tertata dengan baik dan
memudahkan ruang gerak saya Positif 3.02
Skor Total 14.76
Skor Rata-Rata 2.95
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan persepsi pemustaka
terhadap tata ruang DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif, dengan
jumlah skor 2,95 yang berada di skala interval 2,52 – 3,27. Maka bisa
diartikan bahwa pemustaka memiliki persepsi yang baik terhadap tata ruang
perpustakaan.
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas DPAD
Kota Tangerang Selatan
No. Aspek Jawaban Skor
1
Persepsi pemustaka terhadap lokasi
DPAD Kota Tangerang Selatan Positif 2.86
2
Persepsi pemustaka terhadap
prasarana lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan Positif 2.92
3
Persepsi pemustaka terhadap gedung
DPAD Kota Tangerang Selatan Positif 2.87
4
Persepsi pemustaka terhadap tata
ruang DPAD Kota Tangerang Selatan Positif 2.95
Skor Total 11.6
Skor Rata-Rata 2.90
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan persepsi pemustaka
terhadap aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif,
dengan jumlah skor 2,90 yang berada di skala interval 2,52 – 3,27. Maka
dapat diartikan bahwa pemustaka memiliki persepsi yang baik terhadap
aksesibilitas perpustakaan.
D. Pembahasan
1. Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota Tangerang Selatan
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) lokasi gedung
perpustakaan harus berada pada lokasi yang memang mudah dilihat,
dikenal, dan dijangkau masyarakat.80 Kemudian menurut Sulistyo Basuki,
lokasi sebuah perpustakaan hendaknya merupakan lokasi yang strategis,
yaitu lokasi yang sering dan mudah dikunjungi oleh masyarakat.81 Dapat
80 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.5 81 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.37
diketahui hasil mengenai lokasi perpustakaan memperoleh skor 2,84 atau
dapat dikatakan positif karena skor ini berada pada skala interval 2,52 –
3,27. Artinya, pemustaka menyatakan bahwa lokasi DPAD Kota Tangerang
Selatan adalah strategis.
Keterkaitan antara perpustakaan dengan fungsi lain juga dapat
dijadikan sebuah strategi untuk menarik masyarakat agar lebih banyak
mengunjungi perpustakaan. Penempatan perpustakaan umum berdekatan
dengan pusat kegiatan masyarakat yang lain diharapkan dapat menarik
masyarakat untuk mampir ke perpustakaan di samping melakukan kegiatan
lainnya. Misalnya, perpustakaan yang berada di sekitar sekolah, dapat
mendorong para pelajar dan untuk berkunjung di luar jam belajar mereka.82
Dapat diketahui pada tabel 4.5 hasil penilaian pemustaka mengenai jarak
perpustakaan dengan sekolah atau lembaga pendidikan memperoleh skor
2,98 atau dapat dikatakan positif karena skor ini berada pada skala interval
2,52 – 3,27.
Selain itu, faktor aksesibilitas lain yang perlu diketahui ialah waktu
yang dibutuhkan untuk menjangkau lokasi perpustakaan dari tempat
tinggal, tempat bekerja, sekolah, atau kampus pengguna.83 Dapat
diketahui hasil penilaian pemustaka mengenai waktu tempuh untuk
mencapai perpustakaan dari tempat tinggal pemustaka memperoleh
skor 2,82. Pada poin selanjutnya mengenai waktu tempuh ntuk
82 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum. h.5 83 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah Perkotaan.
h.86
mencapai perpustakaan dari tempat bekerja, sekolah atau kampus
pemustaka memperoleh skor 2,78. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi pemustaka terhadap waktu yang dibutuhkan untuk menuju
perpustakaan adalah positif karena kedua skor tersebut berada pada skala
interval 2,52 – 3,27. Artinya, pemustaka sepakat bahwa tidak membutuhkan
waktu lama untuk mencapai DPAD Kota Tangerang Selatan, baik itu dari
tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah, atau kampus pemustaka.
2. Persespsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan yang strategis ialah
perpustakaan yang dapat dijangkau dengan mudah, terutama menggunakan
angkutan umum.84 Untuk itu penulis ingin mengetahui persepsi pemustaka
mengenai kemudahan mencapai perpustakaan apabila menggunakan
angkutan umum. Dari hasil penelitian diketahui skor yang diperoleh
sebesar 2,36. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian pemustaka terhadap
kemudahan mencapai perpustakaan dengan menggunakan angkutan umum
adalah negatif karena skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51.
Artinya, bahwa tidak mudah mencapai DPAD Kota Tangerang Selatan
apabila menggunakan angkutan umum.
Selain itu, ada pun faktor aksesibiltas perpustakaan dalam hal
prasarana lokasi seperti kondisi jalan utama dan kondisi trotoar menuju
84 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.37
perpustakaan.85 Dari hasil penelitian diketahui bahwa penilaian pemustaka
terhadap poin kondisi jalan utama menuju perpustakaan memperoleh skor
sebesar 3,31. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap
kondisi jalan utama umum menuju perpustakaan adalah sangat positif,
yaitu berada pada skala interval 3,28 – 4,03. Kemudian hasil penilaian
pemustaka terhadap poin kondisi trotoar menuju perpustakaan memperoleh
skor 3,09, yang artinya bahwa persepsi pemustaka terhadap kondisi trotoar
menuju perpustakaan adalah positif karena skor ini berada pada skala
interval 2,52 – 3,27. Maka dapat disimpulkan bahwa jalan utama dan
trotoar untuk menuju perpustakaan dalam kondisi baik.
3. Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota Tangerang
Selatan
Tampilan luar perpustakaan umum juga merupakan aspek yang
penting dalam upaya meningkatkan peran perpustakaan di tengah
masyarakat. Sebuah bangunan perpustakaan juga harus dirancang dan
dibangun sedemikian rupa sehingga orang-orang yang lewat akan tertarik
untuk berkunjung ke dalam pepustakaan.86 Hasil skor untuk poin tampilan
gedung perpustakaan adalah 3,18. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa persepsi pemustaka terhadap tampilan gedung DPAD Kota
Tangserang Selatan adalah positif karena skor ini berada pada skala interval
2,52 – 3,27.
85 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah
Perkotaan. h.86 86 Joseph L. Wheeler, The Effective Location of Public Library Buildings. h.25
Selain itu, halaman perpustakaan juga harus memberikan keadaan
yang bersih dan asri guna menciptakan suasana yang nyaman bagi
pemustaka maupun pustakawan. Penciptaan suasana yang nyaman ini bisa
menjadi salah satu faktor menarik minat pemustaka untuk betah di
perpustakaan, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat
kunjungan di perpustakaan.87 Hasil skor untuk poin halaman atau taman
perpustakaan adalah 2,60. Maka dapat diartikan bahwa persepsi pemustaka
terhadap halaman atau taman DPAD Kota Tangerang Selatan adalah
positif karena skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27.
Tempat parkir perpustakaan juga harus memiliki lahan yang cukup
luas untuk menampung kendaraan yang ada dengan memperhatikan unsur
keamanan yang tinggi.88 Hasil dari penilaian diketahui bahwa penilaian
pemustaka terhadap lahan parkir perpustakaan menunjukkan hasil yang
sangat positif atau dapat juga dikatakan hasil yang sangat baik. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 4.13, skor yang diperoleh yaitu 3,51 sehingga dapat ditarik
simpulan bahwa kondisi lahan prakir DPAD Kota Tangsel sudah memadai.
Selanjutnya hasil mengenai tempat penitipan barang. Menurut
Standar Nasional Perpustakaan (SNP), perpustakaan hendaknya
menyediakan sarana sekurang-kurangnya 2 buah tempat penitipan barang.89
Hasil skor dapat dilihat pada tebel 4.15 dengan memperoleh skor sebesar
87 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa. h.92 88 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum. h.46 89 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.4
2,60 atau dapat dikatakan positif karena skor ini berada pada skala interval
2,52 – 3,27. Artinya bahwa tempat penitipan barang yang ada di DPAD
Kota Tangerang Selatan sudah memadai.
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) juga, sebuah
perpustakaan harus dilengkapi dengan sarana pendukung untuk
kepentingan umum seperti tempat ibadah dan toilet yang memadai.90 Hasil
skor untuk poin tempat ibadah adalah 3,36. Skor tersebut dapat disimpulkan
bahwa persepsi pemustaka terhadap tempat ibadah di DPAD Kota
Tangerang Selatan adalah sangat positif karena skor ini berada pada skala
interval 3,28- 4,03. Kemudian penilaian pemustaka mengenai toilet
memperoleh skor 3,17. Dengan demikian dapat diartikan bahwa persepsi
pemustaka toilet DPAD Kota Tangerang Selatan sudah memadai atau dapat
dikatakan positif karena skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27.
Berikutnya ialah mengenai akses bagi pengguna disabilitas. Secara
umum perpustakaan harus memerhatikan akses fisik yang mencakup
seluruh area perpustakaan harus dapat diakses bagi pengguna
disabilitas atau orang-orang yang menggunakan kursi roda, alat
bantu jalan atau alat bantu mobilitas lainnya.91 Hasil skor untuk poin
akses bagi pengguna disabilitas adalah 2,22. Maka dapat diketahui bahwa
persepsi pemustaka terhadap fasilitas akses bagi pengguna disabilitas
DPAD Kota Tangerang Selatan adalah negatif karena skor ini berada pada
90 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.4 91 Safrudin Aziz, Perpustakaan Ramah Difabel: Mengelola Layanan Informasi Bagi
Pemustaka Difabel. h.76-77
skala interval 1,76 – 2,51. Artinya bahwa fasilitas akses bagi pengguna
disabilitas yang ada di DPAD Kota Tangerang Selatan belum memadai.
4. Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota Tangerang
Selatan
Faktor aksesibilitas lain yang perlu diketahui ialah kapasitas
ruangan. Menurut Standar Perpustakaan Nasional (SNP) bidang
perpustakaan umum menjelaskan bahwa ruang perpustakaan sekurang-
kurangnya terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala, ruang staf,
ruang pengolahan, ruang serba guna, area publik, tempat ibadah dan toilet
tidak berada di dalam ruang koleksi.92 Hasil skor untuk poin ruang baca
adalah 2,93. Sedangkan untuk ruang koleksi memperoleh skor 2,84. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap ruang
baca dan ruang koleksi DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif
karena kedua skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 atau dapat
dikatakan ruang baca dan ruang koleksi DPAD Kota Tangerang Selatan
sudah memadai.
Selain itu, tata ruang perpustakaan juga harus dapat dicapai
dengan mudah oleh pengguna. Ruang yang accessible merupakan ruang
sosial yang mudah diakses serta menjamin kebebasan baik oleh pengguna
maupun staf atau pegawai di dalamnya.93 Hasil skor untuk poin tata ruang
92 Sri Sumekar, Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus. h.25 93 Karen Latimer and Hellen Niegaard, IFLA Library Building Guidelines: Developments &
Reflections. h.15
adalah 3,13. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi
pemustaka terhadap ruang baca DPAD Kota Tangerang Selatan adalah
positif karena skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27.
Tata letak perabot dalam perpustakaan juga tidak boleh mempersulit
gerak bagi pengguna perpustakaan. Koleksi perpustakaan harus dicapai
dengan mudah, baik oleh anak-anak maupun dewasa, sehingga ukuran
tinggi rak koleksi harus disesuaikan. Antara rak yang satu dengan yang lain
hendaknya diberi jarak yang sesuai, tujuannya untuk memudahkan
pengguna dalam mencari koleksi perpustakaan.94 Hasil penilaian pemustaka
untuk tata letak rak koleksi memperoleh skor 2,84. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap tata letak rak koleksi
DPAD Kota Tangerang Selatan adalah positif karena skor ini berada pada
skala interval 2,52 – 3,27.
Tidak hanya rak koleksi, tata perabot perpustakaan lain juga perlu
diperhatiakan seperti meja dan kursi. Jarak antara satu perabot dengan
perabot lainnya dibuat sedikit lebar dengan tujuan agar pustakawan maupun
pemustaka bisa leluasa untuk berjalan.95 Hasil skor untuk tata letak meja
dan kursi adalah 3,02. Maka dapat diartikan bahwa persepsi pemustaka
terhadap tata letak meja dan kursi DPAD Kota Tangerang Seatan adalah
positif karena skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27.
94 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum. h.47 95 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo. h.47
92
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis
dapat mengambil simpulan bahwa persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan adalah positif dengan jumlah skor 2,90 yang berada di
skala interval 2,52 – 3,27. Maka dapat diartikan bahwa pemustaka memiliki
persepsi yang baik terhadap aksesibilitas perpustakaan. Ada pun simpulan
dari setiap aspek aksesibilitas perpustakaan yang telah di uraikan pada
pembahasan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
yang telah diperoleh dari 4 pernyataan dengan skor 2.86 dimana skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27. Pemustaka menyatakan bahwa
lokasi perpustakaan strategis, dekat dengan sekolah atau lembaga
lendidikan lain, serta tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai
perpustakaan, baik dari tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah atau pun
kampus pengguna.
2. Persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas prasarana lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
yang telah diperoleh dari 3 pernyataan dengan skor 2,92. Skor ini
dikatakan positif karena berada pada skala interval 2,52 – 3,27. Namun
pada aspek ini, terdapat pernyataan dengan hasil negatif, yaitu
pernyataan mengenai kemudahan mencapai perpustakaan menggunakan
angkutan umum dengan skor 2,37. Skor ini berada pada skala interval
1,76 – 2,51.
3. Persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
yang telah diperoleh dari 8 pernyataan dengan skor 2.87. Skor ini
dikatakan positif karena berada pada skala interval 2,52 – 3,27. Namun
pada aspek ini, terdapat pernyataan dengan hasil negatif, yaitu
pernyataan bahwa lobby (area penerimaan) menarik dengan
memperoleh skor 2,27 dan juga untuk pernyataan ketersediaan fasilitas
akses bagi pengguna disabilitas dengan skor 2,22. Ketiga skor tersebut
berada pada skala interval 1,76 – 2,51.
4. Persepsi pemustaka terhadap tata ruang DPAD Kota Tangerang Selatan
adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang telah
diperoleh dari 5 pernyataan dengan skor 2.95 dimana skor ini berada
pada skala interval 2,52 – 3,27. Pemustaka menyatakan bahwa ruang
baca dan ruang koleksi sudah memadai. Selain itu, tata letak perabot
perpustakaan seperti rak koleksi, meja dan kursi sudah tersusun dengan
baik sehingga memudahkan ruang gerak pemustaka.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan,
penulis mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan,
antara lain:
1. Melakukan promosi melalui berbagai media tentang keberadaan
perpustakaan, seperti melalui media sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram mau pun secara langsung ke tengah-tengah masyarakat,
seperti datang ke sekolah, kampus atau taman kota agar masyarakat
Kota Tangerang Selatan mengetahui lokasi DPAD Kota Tangerang
Selatan.
2. Memasang tanda atau rambu sebagai petunjuk jalan di tempat-tempat
yang mudah terlihat dan dibaca oleh masyarakat agar dapat membantu
pemustaka dalam mencapai perpustakaan.
3. Membuat koridor atau jalur khusus yang ramah bagi pengguna
disabilitas, seperti terdapat ubin pemandu (yellow guide), terdapat
pegangan rambatan (handrail) dan juga jalur yang memiliki
kemiringan tertentu bagi pengguna yang tidak dapat menggunakan
tangga (ramp).
4. Menambah fasilitas perpustakaan, seperti komputer yang dapat
digunakan pemustaka untuk mengakses internet.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Ridwan Siregar. Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah
Perkotaan. Medan: USU Press, 2011.
Agustina Rahma Damayantie. “Literasi Dari Era Ke Era.” Universitas Negeri
Yogyakarta, 2018.
Anas Sudijodo. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1997.
Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Adi, 2002.
Chaerudin. Profil Kantor Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan.
Tangerang Selatan: Perpusda Kota Tangerang Selatan, 2012.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Dexa Anugrah Dan Adroni. “Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota
Solok,” n.d.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24672&val=1516.
Dian Sinaga. “Perpustakaan Umum Di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial.”
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaram Vol.6 6 (March 2004).
Duwi Priyanto. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi, 2014.
———. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan
SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadara. Yogyakarta: Gava Media, 2010.
Fandy Tjiptono. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi, 2004.
Freshka Hasiani. S. “Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Pengruhnya
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Pelalawan.” Universitas
Riau, Jom FEKON, Vol. 2 (2015).
Hardiansyah, March 7, 2019.
Husaini Usman, and Purnomo Setiadi Akbar. Metedologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Joseph L. Wheeler. The Effective Location of Public Library Buildings. Urbana:
University of Illionis, 2007.
Karen Latimer, and Hellen Niegaard. IFLA Library Building Guidelines:
Developments & Reflections. Germany: Strauss Morlenbach, 2007.
96
Kartini Kartono. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Dictionary of Psychology.
Cet. 7. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Muh. Azwar Muin. Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online. Makassar: Alauddin University Press, 2014.
Muhammad Hamka. “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja
Dengan Motivasi Berprestasi.” Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2002.
Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Paramita Atmodiwirjo. Tata Ruang Dan Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2009.
Paramita Atmodiwirjo, and Yandi Andri Yatmo. Pedoman Tata Ruang Dan
Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009.
Pawit M.Yusup. Ilmu Informasi, Komunikasi Dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa Sipil. Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki, 02/SE/M/2018. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat RI, 2018.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis
Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2006.
“Peraturan Pemerintah RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan,” 2006.
Prasetya Irawan. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press, 1999.
Putu Alit Suthayana. “Analisis Aksesibilitas Penumpang Angkutan Umum Menuju
Pusat Kota Denpasar Di Provinsi Bali.” Universitas Udayana, Ganec
Swara, Vol. 3 (Desember 2009).
Safrudin Aziz. Perpustakaan Ramah Difabel: Mengelola Layanan Informasi Bagi
Pemustaka Difabel. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
Saleh, Abdul Rahman, and Muhbib Abdul Wahab. Psikologi: Suatu Pengantar
Dalam Perspektif. Jakarta: Kencana, 2004.
Slameto. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
97
Sofyan Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Sri Sumekar. Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan
Umum Dan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2011.
Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Kabupaten/Kota 7495:2009. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional, 2009.
Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus 003:2011. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011.
Sudarwan Danim. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT.
Alfabet, 2016.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Suryani, and Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenamedina
Group, 2015.
Susanta. “Sikap, Komsep Dan Pengukuran,” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 2
(2006).
Sutarno NS. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003.
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013.
Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka,
1996.
Toha Nursalam. Materi Pokok Persepsi Perpustakaan 1-6. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1996.
“Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007.” Dewan Perwakilan
Rakyat RI, 2007.
98
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.” Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2003.
Whayan Danur, and I Putu Sujartika. “Kajian Tata Ruang Perpustakaan Institut Seni
Indonesia.” Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan, 2015.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/14710.
Wiji Suwarno. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. 2010: Ghalia Indonesia, 2010.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Tampilan Gedung Perpustakaan
Tempat Parkir Kendaraan
Halaman atau Taman
Pintu Masuk dan Area Penerimaan (Lobby)
Ruang Koleksi
Ruang Baca
Ruang Khusus Anak-Anak
Tempat Penitipan Barang (Locker)
Toilet
Tempat Ibadah
Kondisi Jalan Utama dan Trotoar Menuju Perpustakaan
Lampiran 2 Surat Tugas Dosen Pembimbing
Lampiran 3 Surat Ganti Judul
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner
KUESIONER
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP
AKSESIBILITAS DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH (DPAD) KOTA TANGERANG SELATAN
Saya Maisa Fajriah mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Perpustakan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang
melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Pemustaka Terhadap
Aksesibilitas Dinas Pepustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan. Kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data
dalam rangka penulisan skripsi. Saya memohon bantuan Bapak/Ibu atau
Saudara untuk berpartisipasi memberikan jawaban terhadap kuesioner
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban yang Bapak/Ibu
atau Saudara berikan hanyalah untuk keperluan penelitian dan terjamin
kerahasiaannya. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
Petunjuk pengisian kuesioner
- Mohon anda mengisi seluruh pernayataan dalam kuesioner
- Berilah tanda ceklis (✓) pada jawaban anda
- Keterangan pilihan jawaban:
• SS = Sangat Setuju
• S = Setuju
• TS = Tidak Setuju
• STS = Sangat Tidak Setuju
Profil responden
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
A. LOKASI DPAD KOTA TANGERANG SELATAN
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Lokasi perpustakaan ini strategis
2 Jarak perpustakaan dekat sekolah/lembaga pendidikan
lain
3 Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai
lokasi perpustakaan dari tempat tinggal saya
4 Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai
lokasi perpustakaan dari kantor/sekolah/kampus saya
B. PRASARANA LOKASI DPAD KOTA TANGERANG SELATAN
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Mudah mencapai perpustakaan ini dengan
menggunakan angkutan umum
2 Jalan utama menuju perpustakaan ini kondisinya baik
3 Trotoar (pedestrian) menuju perpustakaan ini
kondisinya baik
C. GEDUNG DPAD KOTA TANGERANG SELATAN
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Tampilan gedung perpustakaan ini menarik
2 Halaman atau taman perpustakaan ini bersih dan asri
3 Lahan parkir untuk kendaraan mobil dan motor luas
4 Lobby (area penerimaan) perpustakaan ini menarik
5 Tempat penitipan barang (locker) di perpustakaan ini
sudah memadai
6 Tempat ibadah di perpustakaan ini sudah memadai
7 Toilet di perpustakaan ini sudah memadai
8 Tersedia fasilitas akses bagi pengguna disabilitas
D. TATA RUANG DPAD KOTA TANGERANG SELATAN
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Ruang baca yang tersedia di perpustakaan ini sudah
memadai
2 Ruang koleksi di perpustakaan ini sudah memadai
3 Tata ruang di perpustakaan ini membuat saya leluasa
untuk bergerak
4 Tata letak rak koleksi memudahkan saya menemukan
buku yang dicari
5 Meja dan kursi tertata dengan baik sehingga
memudahkan ruang gerak saya
BIODATA PENULIS
MAISA FAJRIAH. Lahir di Tangerang, 11 Mei 1996. Anak
kedua dari pasangan Bapak Ahmad Yani dan Ibu Listati.
Bertempat tinggal di Jl. Kertamukti No.85 Pisangan, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Menyelesaikan pendidikan SDN
Legoso (2002-2008), SMPN 3 Tangerang Selatan (2008-2011)
dan SMK Islam Ruhama (2011-2014). Melanjutkan ke
Perguruan Tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan
Humaniora Program Studi Ilmu Perpustakaan pada tahun 2014-2018.
Menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan.” Penulis
pernah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI pada Februari 2017 dan melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Kayu Agung Kecamatan Sepatan Kabupaten
Tangerang selama satu bulan pada Juli s/d Agustus 2017.