peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/skr.12.50.07031.pdfdelis irmawati...

125
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: vanquynh

Post on 31-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

STUDI MENGENAI SELF REGULATION PADA SISWA KELAS XI

DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Melengkapi Salah Satu Persyaratan Menempuh UJian

Sidang Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :

Delis Irmawati

10050007031

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2012

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

STUDI MENGENAI

DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG

Nama : DELIS IRMAWATI

NPM : 10050007031

Eni N. Nugrahawati,

Pembimbing I

STUDI MENGENAI SELF REGULATION PADA SISWA KELAS XI

DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG

DELIS IRMAWATI

7031

Bandung, September 2012

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Menyetujui,

grahawati, Dra., M.Pd. Yunita Sari, M.Psi

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

DR. H. Umar Yusuf, M.Si.

Dekan Fakultas Psikologi

PADA SISWA KELAS XI

DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG

Yunita Sari, M.Psi.

Pembimbing II

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

ii

Motto

÷�É9 ô¹$#uρy7|¡ ø�tΡyìtΒt Ï% ©!$#šχθããô‰tƒΝ æη−/u‘ Íο 4ρy‰tóø9 $$ Î/ Äc Å yè ø9 $#uρtβρ߉ƒ Ì�ヅçµyγô_ uρ(Ÿωuρ ߉÷è s?x8$ uΖøŠtãöΝ åκ ÷

]tã߉ƒ Ì� è?sπoΨƒ ΗÍο 4θ uŠysø9 $#$ u‹ ÷Ρ‘‰9 $#(Ÿω uρ ôìÏÜ è?ôtΒ$ uΖù= x� øîr&…çµt7ù=s% tã$tΡÌ� ø.ÏŒ yìt7?$#uρ çµ1 uθyδšχ%x. uρ…çν ã� øΒr&$ WÛã

� èù∩⊄∇∪

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan

senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka

(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya

telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah

keadaannya itu melewati batas.”

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

iii

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi

Maha Penyayang. Karya ini aku pesembahkan untuk kedua

orang tuaku, yang selalu mendukung dan mendoakan, serta

memberi semangat di setiap langkahku.

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

iv

ABSTRAK Delis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung.

Di kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung, terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) padahal mereka memiliki IQ diatas rata-rata. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki prestasi yang optimal selain inteligensi yaitu kepribadian dan lingkungan. Self regulation turut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang optimal.

Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud untuk meneliti self regulation siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah subjek sebanyak 32 (tiga puluh dua) siswa di kelas IQ di SMA Pasundan 1 Bandung. Pengumpulan data menggunakan kuesioner self regulation yang dikemukakan oleh Zimmerman. Alat ukur ini terdiri atas 66 item dengan reliabilitas 0.81.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68.7% siswa memiliki self regulation yang rendah. Berdasarkan fase dari self regulation diperoleh hasil bahwa 65.6% siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam melakukan perencanaan (forethought), 65.6% siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam melaksanakan rencana (performance) dan 68.7% siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam melakukan evaluasi dari tindakan dan rencana yang telah disusun sebelumnya (self reflection). Keyword: Self Regulation, Kelas IQ

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI

MENGENAI SELF REGULATION PADA SISWA KELAS XI DI KELAS IQ

SMA PASUNDAN 1 BANDUNG” sebagai suatu syarat untuk sidang sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Skripsi ini terbagi ke dalam lima bab. Pada bab I terdapat penjelasan

mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Latar

belakang masalah berawal dari adanya siswa kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung

yang memiliki nilai UTS (Ujuan Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester)

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) pada beberapa mata pelajaran namun

memiliki tingkat kecerdasan (IQ) di atas rata-rata. Sebenarnya siswa tersebut

memiliki kemampuan untuk memperoleh nilai yang lebih baik tetapi mereka kurang

dapat mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Pada bab II, terdapat

penjelasan mengenai teori- teori yang digunakan dalam penelitian. Teori utama yang

digunakan adalah teori tentang self regulation.

Pada bab III terdapat penjelasan mengenai metode penelitian. Pada bab IV

terdapat penjelasan mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Sedangkan, pada bab

V terdapat simpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian serta saran yang

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

vi

ditujukkan untuk siswa yang bersangkutan dan lembaga tempat penelitian ini

dilakukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah

sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis perlukan bagi kemajuan penulis. Besar harapan penulis skripsi ini dapat

menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan, terutama

bagi para pendidik agar dapat mengembangkan ketahanan diri dan keuletan dalam

menyampaikan pengetahuan yang bermakna dan bertujuan.

Bandung, September 2012

Delis Irmawati

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada :

1. DR. H. Umar Yusuf, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Bandung.

2. Dra. Eni N. Nugrahawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan serta motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi

ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

3. Yunita Sari, M. Psi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

masukan-masukan kepada peneliti yang membantu terwujudnya skripsi ini.

4. Dra. Yenni Styani dan Oki Mardiawan M. Psi selaku dosen wali yang selalu

mendukung kemajuan akademik peneliti.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa, motivasi serta dukungannya

kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh keluarga besar peneliti yang telah memberikan dukungan kepada peneliti.

7. Eko Nursandy, Teh Nungky Sukma Perdana S. Psi yang telah membantu

memberikan bantuan serta masukan kepada peneliti.

8. Kemi, Dika, Teh Ira, Teh Yuli, Apit, Sukma, Wini, Icha, Alin, Fitri dan seluruh

teman-teman Psikologi, yang telah membantu dan memberikan masukan-

masukan kepada peneliti.

9. Ajeng, Bela, Deya yang selalu bertanya kemajuan skripsi peneliti.

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

viii

10. Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas dorongannya

kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh guru dan staf SMA Pasundan 1 Bandung, khusunya Bu. Yayu, Bu. Anke,

Bu. Hj. Enung, Murid XIB2 yang telah bersedia memberikan bantuan dalam

pembuatan skripsi ini.

12. Seluruh dosen dan staf Fakultas Psikologi UNISBA yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga pada peneliti.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan

harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Bandung, September 2012

Delis Irmawati

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i

HALAMAN MOTTO ................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 11

2.1 Self Regulation .............................................................................. 11

2.1.1 Pengertian Self Regulation ................................................... 11

2.1.2 Struktur Sistem-Sistem Self Regulation ............................... 12

2.1.2.1 Fase Forethought ..................................................... 14

2.1.2.2 Fase Performance atau Volitional Control .............. 17

2.1.2.3 Fase Self Reflection .................................................. 20

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

x

2.1.3 Karakteristik Self Regulation ............................................... 25

2.1.3.1 Karakteristik Individu dengan Self Regulation Tinggi 25

2.1.3.2 Karakteristik Individu dengan Self Regulation Rendah 26

2.1.4 Triadik Self Regulation ........................................................ 27

2.1.5 Pengaruh Sosial dan Lingkungan terhadap Self Regulation 28

2.1.6 Perkembangan Self Regulation ............................................. 30

2.1.7 Hal-hal yang menghambat Self Regulation .......................... 32

2.2 Remaja............................................................................................ 35

2.2.1 Pengertian Remaja ................................................................ 35

2.2.2 Ciri Remaja ........................................................................... 37

2.2.3 Tugas-tugas Perkembangan Remaja ..................................... 40

2.3 Kerangka Pikir .............................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 46

3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 46

3.2 Identifikasi Variabel ....................................................................... 46

3.3 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 47

3.4 Populasi Penelitian ........................................................................ 48

3.5 Alat Ukur ....................................................................................... 49

3.6 Uji Coba Alat Ukur ....................................................................... 51

3.6.1 Uji Validitas ......................................................................... 52

3.6.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 54

3.7 Teknik Pengolahan Data ............................................................... 57

3.8 Prosedur Penelitian ........................................................................ 58

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

xi

3.8.1 Tahap Persiapan ................................................................... 58

3.8.2 Tahap Pengumpulan Data .................................................... 59

3.8.3 Tahap Pengolahan Data ........................................................ 59

3.8.4 Tahap Pembahasan ............................................................... 59

3.8.5 Tahap Akhir ......................................................................... 60

BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 61

4.1 Hasil Pengolahan Data Penelitian ................................................. 61

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................... 61

4.1.2 Hasil Penelitian Self Regulation .......................................... 61

4.1.3 Hasil Penelitian Self Regulation pada Setiap Fase ............... 65

4.1.3.1 Fase Forethought .............................................................. 65

4.1.3.2 Fase Performance atau Volitional Control ............... 68

4.1.3.3 Fase Self Reflection ................................................... 70

4.2 Pembahasan .................................................................................... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78

5.1 Simpulan ....................................................................................... 78

5.2 Saran .............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 80

LAMPIRAN

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

xii

DAFTAR TABEL

2.1 Struktur Fase dan Sub Proses Self Regulation .......................................... 14

3.1 Kisi-kisi Alat Ukur .................................................................................... 49

3.2 Penskoran Skala Self Regulation ............................................................... 51

3.3 Parameter Koefisien Reliabilitas Guilford ................................................ 56

4.1 Self Regulation ........................................................................................... 61

4.2 Penyebaran Persentase Fase dan Sub-Fase Self Regulation ...................... 62

4.3 Penyebaran Fase-Fase Self Regulation ...................................................... 64

4.4 Fase Forethought ...................................................................................... 65

4.5 Penyebaran Fase Forethought ................................................................... 66

4.6 Fase Performance atau Volitional Control ............................................... 68

4.7 Penyebaran Fase Performance atau Volitional Control ............................ 69

4.8 Fase Self Reflection ................................................................................... 71

4.9 Penyebaran Fase Self Reflection ................................................................ 72

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Siklus Fase Self Regulation ...................................................................... 12

2.2 Skema Berpikir ........................................................................................ 45

4.1 Diagram Lingkaran Self Regulation ......................................................... 62

4.2 Diagram Batang Penyebaran Persentase Fase dan Sub-Fase Self

Regulation ................................................................................................ 63

4.3 Diagram Batang Penyebaran Fase-Fase Self Regulation ......................... 64

4.4 Diagram Lingkaran Fase Forethought ..................................................... 66

4.5 Diagram Batang Penyebaran Fase Forethought ...................................... 67

4.6 Diagram Lingkaran Fase Performance/Volitional Control ..................... 68

4.7 Diagram Batang Penyebaran Fase Performance/Volitional Control ....... 69

4.8 Diagram Lingkaran Fase Self Reflection ................................................. 71

4.9 Diagram Batang Penyebaran Fase Self Reflection ................................... 72

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia. Melalui pendidikan, suatu negara mampu meningkatkan taraf kehidupan

masyarakatnya. Dengan kualitas pendidikan yang baik suatu negara mampu

menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik pula. Di Indonesia,

semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama

sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di

sekolah menegah pertama/madrasah tsanawiyah (http://id.wikipedia.org). Jenjang

yang ditempuh setelah pelajar mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Di Bandung terdapat banyak

Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri maupun swasta yang terkenal dan menjadi

SMA favorit bagi para calon siswa baru. Salah satu SMA swasta yang cukup dikenal

di kota Bandung adalah SMA Pasundan 1. SMA Pasundan 1 Bandung memiliki

akreditasi A. SMA Pasundan 1 Bandung memiliki visi sebagai berikut: 1)

Menjadikan manusia yang berpendirian religius berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa, 2) Menjadikan manusia yang mantap dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan &

Teknologi (IPTEK) serta mampu berperan aktif dalam pengembangan Ilmu

Pengetahuan & Teknologi (IPTEK), 3) Menjadikan manusia yang mampu mengikuti

perkembangan sosial budaya dengan memelihara dan mengembangkan budaya dan

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

2

tradisi daerah sendiri, serta memiliki misi sebagai berikut: 1) Membina peserta didik

berlandaskan keimanan & ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2)

Mengembangkan layanan profesional dalam semangat kerjasama dan keteladanan

guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik, 3) Menanamkan

semangat humanistis serta inovatif, menghantarkan peserta didik mengenal

perkembangan seni dan budaya lokal, nasional maupun internasional, menumbuhkan

daya juang dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia,

4) Mengembangkan potensi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan,

intelektual (pengetahuan) dengan disandarkan pada kemajuan teknologi informasi

dan komunikasi. (http://www.smapasundan1bdg)

Bertolak dari visi dan misi, SMA Pasundan 1 Bandung menjabarkan

tujuannya sebagai berikut: 1) Meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa bagi semua civitas akademika SMA Pasundan 1 Bandung, 2)

Mampu meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, 3) Meningkatkan kemampuan

penggunaan komputer untuk meningkatkan pelayanan proses belajar mengajar bagi

tenaga pendidik seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK), 4) Memiliki tim kesenian dan olah raga yang handal sehingga mampu menjadi

acuan bagi perkembangan seni dan olah raga di tingkat Kota Bandung, 5)

Melaksanakan school reform demi peningkatan mutu sekolah berdasarkan prinsip-

prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang berfokus

pada: (1) Kualitas mutu pendidikan, (2) Transparansi & Akuntabiliti, (3) Perencanaan

dan pengambilan keputusan yang melibatkan unsur komite sekolah, (4)

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

3

Pemberdayaan masyarakat, dan (5) Peningkatan mutu pendidikan yang

berkesinambungan. (http://www.smapasundan1bdg)

Dalam rangka dapat mencapai visi, misi serta tujuan, beberapa upaya telah

dilakukan oleh pihak sekolah untuk dapat merealisasikannya. Beberapa cara yang

telah dilakukan yaitu selain memiliki kelas regular, sekolah juga memiliki beberapa

penggolongan kelas yaitu: 1) Kelas RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)

2) Kelas atlet 3) Kelas berprestasi berdasarkan prestasi belajar siswa dan 4) Kelas

berdasarkan tes IQ (Intelligence Quotient).

Kelas RSBI diadakan dengan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas

sekolah agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang juga memiliki kelas

RSBI. RSBI merupakan kelas yang memiliki fasilitas yang lebih baik dibanding

dengan kelas-kelas yang lain. Pada kelas RSBI terdapat infocus serta memiliki

pendingin ruangan (AC). Tenaga pengajar yang mengajar di kelas tersebut

merupakan guru yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris serta yang dirasa nyaman

oleh siswa. Kelas RSBI terdapat di kelas X1, XIB1, XIIB1.

Kelas atlet merupakan kelas yang siswanya memiliki bakat di bidang

olahraga. Untuk dapat masuk kelas atlet pada saat pendaftaran masuk sekolah, siswa

diminta menunjukkan sertifikat atau bukti bahwa ia merupakan atlet yang berprestasi

dan masih aktif. Tujuan diadakannya kelas tersebut yaitu untuk mengimbangi

kesibukan siswa yang menjadi atlet tersebut. Semua kelas atlet masuk pada pagi hari

karena biasanya siswa-siswa tersebut harus mengikuti latihan pada cabang olahraga

masing-masing pada sore hari. Kelas atlet ada di kelas X2 dan XIC1. Di kelas XII

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

4

tidak diadakan kelas atlet, semua siswa yang berada di kelas atlet pada saat kelas XI

dipisah-pisahkan. Hal tersebut dikarenakan agar siswa lebih fokus dalam menjelang

Ujian Nasional.

Kelas berprestasi berdasarkan prestasi belajar siswa merupakan kelas yang

dikelompokkan berdasarkan nilai raport yang didapat siswa di kelas satu. Siswa-

siswa yang berprestasi dimasukkan kedalam kelas XIB3 diharapkan akan dapat

menaikkan prestasi serta daya saing diantara siswa di kelas tesebut.

Kelas berdasarkan tes IQ (Intelligence Quotient) merupakan kelas yang

dikelompokkan berdasarkan IQ. Kelas ini mulai diadakan pada tahun ajaran 2010-

2011. Pertimbangan diadakannya kelas IQ yaitu untuk dapat mengoptimalkan potensi

siswa yang memiliki IQ yang tinggi agar dapat berkembang jika berada di lingkungan

yang memiliki potensi yang sama. Kelas IQ merupakan kelas yang diseleksi menurut

klasifikasi jumlah IQ. Tes IQ dilakukan pada saat siswa duduk di kelas X dengan

menggunakan APM (Advanced Progressive Matrices), dengan kriteria sebagai

berikut: very superior 130 ke atas, superior 120 - 129, bright normal 110 - 119,

average 90 - 109, dull normal 89 ke bawah. IQ siswa yang ada di kelas tersebut

berada pada klasifikasi di atas rata-rata. Pada tahun ajaran 2011-2012 kelas unggulan

berdasarkan tes IQ di kelas XI terdapat di kelas XIB2.

Berdasarkan wawancara kepada pihak sekolah, diketahui bahwa siswa apabila

memiliki IQ tinggi masuk ke dalam kelas regular maka prestasinya kurang menonjol.

Pengelompokkan siswa tersebut diharapkan dapat membuat lingkungan belajar siswa

(kelas) yang memiliki potensi akan lebih kompetitif. Berdasarkan informasi dari guru

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

5

BK (Bimbingan Konseling), diketahui bahwa kelas tersebut diadakan untuk melihat

prestasi siswa dari hasil psikotes dibanding kelas lain.

Menurut Binet (Winkel, 1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan

untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan

penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara

kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah

ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan

kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi

tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah.

Berdasarkan data dari wali kelas menunjukkan presentase nilai dibawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimum) dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester

ganjil dari 44 siswa di kelas XIB2 pada 14 mata pelajaran yaitu 100% untuk mata

pelajaran agama, 95% matematika dan Bahasa Jerman, 93% Bahasa Indonesia, 76%

sejarah dan biologi, 72% fisika, 68% Bahasa Inggris, 65% kimia, 45% Bahasa Sunda,

43% PENJAS, 36% kewarganegaraan, 25% TIK, serta 18% seni tari. Sedangkan

presentase nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dari nilai Ujian

Tengah Semester (UTS) semester genap dari 42 siswa (nilai untuk satu siswa baru

tidak ada dalam berkas nilai) di kelas XIB2 pada 14 mata pelajaran yaitu 100% untuk

mata pelajaran matematika, agama, fisika, dan biologi, 90% kewarganegaraan, 85%

seni rupa dan sejarah, 78% PENJAS, 74% Bahasa Jerman, 64% kimia, 57% Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris, 55% Bahasa Sunda, serta 53% TIK.

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

6

Data di atas menunjukkan bahwa siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi

kecerdasan yang dimilikinya. Mereka memiliki nilai di bawah harapan. Berdasarkan

wawancara kepada guru, diketahui bahwa nilai siswa yang tidak optimal disebabkan

oleh siswa kurang aktif di kelas seperti bertanya kepada guru jika ada materi yang

tidak dimengerti. Beberapa siswa sering tidak berada didalam kelas ketika pelajaran

sedang berlangsung. Siswa sering ribut di dalam kelas, terutama jika guru sedang

keluar kelas meskipun telah memberikan tugas.

Berdasarkan wawancara kepada delapan siswa kelas XIB2 mereka tidak

memiliki target nilai yang ingin dicapai karena menurut mereka jika mendapatkan

nilai rendah mereka masih dapat memperbaikinya dengan cara mengikuti remedial.

Mereka tidak memiliki waktu belajar khusus yang rutin dilakukan di rumah karena

lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka lebih menyenangkan

seperti menonton televisi, hangout dengan teman, bermain game, dan membuka

jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb. Hal tersebut menyebabkan mereka

menjadi jarang membaca buku pelajaran di rumah. Mereka tidak memiliki kelompok

belajar untuk berdiskusi dalam mengerjakan tugas, mereka lebih tertarik ”bergosip”

dibanding membicarakan hal-hal yang merkaitan dengan pelajaran. Siswa sering

mengerjakan tugas di sekolah sesaat sebelum dikumpulkan, tidak jarang tugas dalam

satu hari bukan hanya satu pelajaran sehingga mencontek pun menjadi pilihan yang

diambil agar tugas dapat selesai dan tidak dimarahi oleh guru.

Pada saat guru menerangkan materi pelajaran, perhatian siswa mudah

teralihkan karena sebentar-sebentar melihat handphone. Beberapa siswa mengatakan

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

7

bahwa mereka merasa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran karena kebisingan

siswa lain di kelas. Beberapa siswa pernah tidak mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru dengan alasan lupa untuk mengerjakan. Ketika pelajaran sedang

berlangsung beberapa siswa sering mengantuk di kelas, alasannya karena sekolah

diadakan pada siang hari sehingga membuat mereka mengantuk. Beberapa siswa

sering berada diluar kelas ketika jam pelajaran, mereka meminta izin kepada guru

untuk pergi ke mesjid dengan alasan solat, tetapi mereka kembali ke dalam kelas

setelah pelajaran tersebut selesai.

Saat mereka mendapatkan nilai ujian yang kurang memuaskan mereka

mengatakan walaupun telah belajar jika akan menghadapi ujian tetapi tetap saja

mendapatkan nilai yang kurang memuaskan sehingga mereka malas untuk belajar

lebih giat jika akan menghadapi ujian karena dirasa hasilnya sama saja dengan tidak

belajar, hal tersebut menyebabkan mereka sering tidak yakin dalam mengerjakan soal

ujian. Beberapa siswa mengatakan bahwa pada awal masuk kelas IQ mereka mengira

akan ada persaingan untuk mencapai prestasi akademik karena berpikir bahwa

mereka masuk pada kelas yang semua siswanya memiliki potensi kecerdasan yang

tinggi, tetapi pada kenyataannya siswa yang lain tidak menunjukkan persaingan,

mereka mengatakan sama saja seperti ketika mereka berada di kelas X yang belum

dikelompokkan pada kelas IQ. Hal tersebut menyebabkan mereka jadi tidak terpacu

untuk bersaing dan tidak berusaha secara maksimal untuk mencapai prestasi.

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

8

Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai “Studi Mengenai Self Regulation pada Siswa Kelas XI di Kelas

IQ SMA Pasundan 1 Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu

tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk

menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar

mengajar di sekolah ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang

setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan

inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah. Binet

(Winkel, 1997:529). Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1 memiliki IQ

diatas rata-rata, diharapkan mereka dapat mencapai nilai yang optimal sesuai dengan

potensi yang mereka miliki, akan tetapi pada kenyataannya nilai yang mereka capai

tidak sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki prestasi

yang optimal. Faktor tersebut diantaranya adalah inteligensi, kepribadian, lingkungan

sekolah, dan lingkungan rumah. Namun selain faktor-faktor tersebut ternyata self

regulation turut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang

optimal (Boekaerts, 2000).

Menurut Zimmerman kemampuan mengatur diri (self regulation) adalah

kemampuan seseorang mengatur diri yang direncanakan dan secara berulang

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

9

disesuaikan untuk mencapai tujuan personal (Boekarts, 2000). Self regulation adalah

proses individu mengaktifkan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang telah

direncanakan dan secara sistematis telah disesuaikan dengan kebutuhan individu

untuk mempengaruhi belajar dan motivasinya (Schunk, 1994, Zimmerman, 1989,

1990 , 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996: Boekaerts, 2000:631). Schunk dan

Zimmerman (1998) mengatakan bahwa teori self-regulation memandang belajar

sebagai open-ended process yang membutuhkan aktivitas berkesinambungan dalam

proses belajar dan terdiri atas 3 (tiga) fase, yaitu fase forethought, fase performance

atau volitional control, dan fase self-reflection. Ketiga fase tersebut merupakan proses

yang saling berhubungan.

Untuk memperjelas penelitian, permasalahan di atas dapat dijabarkan ke

dalam perumusan masalah dengan bentuk pernyataan berikut: “Bagaimanakah Self

Regulation pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ingin memperoleh gambaran empiris mengenai Self

Regulation pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung.

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB I - Pendahuluan

10

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi penelitian

selanjutnya sebagai bahan informasi bagi yang berminat untuk memahami lebih

lanjut mengenai penelitian yang berkaitan dengan self regulation.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, terutama yang berada

di kelas IQ agar dapat mengetahui gambaran self regulation sehingga diharapkan

mampu membuat perencanaan dan langkah-langkah yang efektif agar mendapatkan

nilai yang optimal.

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Self Regulation

2.1.1 Pengertian Self Regulation

Setiap manusia memiliki berbagai macam kegiatan dan diberi kemampuan

untuk mengatur semua kegiatannya tersebut. Menurut Zimmerman kemampuan

mengatur diri (self regulation) adalah kemampuan seseorang mengatur diri yang

direncanakan dan secara berulang disesuaikan untuk mencapai tujuan personal

(Boekarts, 2000). Self regulation adalah suatu proses individu mengaktifkan pikiran,

perasaan dan tingkah laku, yang telah direncanakan dan secara sistematis telah

disesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi

(Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996;

dalam Boekaerts, 2000:631). Self regulation meliputi proses penetapan tujuan untuk

belajar, mengikuti dan berkonsentrasi pada pelajaran, penggunaan strategi yang

efektif untuk mengorganisir, melakukan pengkodean, dan berlatih mengingat

informasi, menetapkan suatu lingkungan kerja yang produktif, menggunakan sumber

daya yang efektif, meminta bantuan ketika diperlukan, memiliki kepercayaan yang

positif tentang kemampuan yang dimiliki, mengantisipasi hasil yang dicapai, serta

merasakan kebanggaan dan kepuasan atas usaha yang telah dilakukan (Boekaerts,

2000:631).

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

12

Self regulation pada siswa mengacu pada derajat metakognisi, motivasi, dan

perilaku mereka dalam belajar. Setiap siswa memiliki self regulation yang berbeda

dalam belajar, termasuk motif mereka dalam belajar, metode yang digunakan, hasil

yang tampak dari usaha yang mereka lakukan, dan sumber lingkungan yang mereka

gunakan (Boekaerts, 2000:632).

2.1.2 Struktur Sistem-Sistem Self Regulation

Gambar 2.1

Siklus Fase Self Regulation

(D. H. Schunk & B. J. Zimmerman, 1998; dalam Boekaerts, 2000: 16)

Self regulation digambarkan sebagai siklus karena umpan balik dari kinerja

sebelumnya digunakan untuk membuat penyesuaian selama usaha berjalan. Proses

self regulatory yang disertai adanya beliefs dibagi menjadi 3 fase siklus, yaitu

forethought, performance or volitional control, dan proses self reflection.

Ketidakefektifan dalam kemampuan self regulation ini bisa disebabkan oleh kurang

Performance

Forethought

Self Reflection

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

13

berkembangnya salah satu fase dalam proses self regulation terutama pada fase

forethought dan performance control yang tidak efektif (Bandura, 1991;

Zimmerman, 1998 dalam Boekaerts, 2000). Forethought merupakan proses yang

terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usaha-

usaha tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan tindakan tersebut.

Performance atau volitional control melibatkan proses yang terjadi selama usaha itu

berlangsung dan pengaruhnya terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan

yang dilakukan. Self reflection melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-

usaha yang dilakukan pada fase performance dan mempengaruhi reaksi individu

terhadap pengalaman tersebut. Self reflection ini mempengaruhi forethought terhadap

usaha-usaha berikutnya sehingga dengan demikian melengkapi siklus sebuah self

regulatory. Masing-masing fase memiliki sub proses, seperti yang dijelaskan pada

tabel di bawah ini:

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

14

Tabel 2.1

Struktur Fase dan Sub Proses Self Regulation

(D. H. Schunk & B. J. Zimmerman, 1998; dalam Boekaerts, 2000: 16)

Forethought

Performance/ volitional control

Self reflection

Task analysis Goal setting Strategic planning

Self-control Self instruction Imagery Attention focusing Task strategic

Self-judgment Self-evaluation Causal attribution

Self-motivation beliefs Self-efficacy Outcome expectation Intrinsic interest/ value Goal orientation

Self-observation Self-recording Self-experimentation

Self-reaction Self satisfaction/ affect Adaptive-defensive

2.1.2.1 Fase Forethought

Ada dua sub proses dari fase forethought yaitu task analysis dan self

motivation beliefs.

a. Task analysis

Bentuk yang utama dari task analysis adalah goal setting. Goal setting

berkaitan dengan keputusan yang diambil terhadap hasil belajar atau performance

yang spesifik (Locke & Latham, 1990; dalam Boekaerts, 2000:17). Individu yang

memiliki self regulation tinggi akan memiliki goal system yang tersusun secara hirarki

dan proses tujuan-tujuan tersebut akan dijalankan sebagai self regulation untuk

mendapatkan tujuan atau hasil yang sama dengan hasil yang pernah dicapai.

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

15

Bentuk kedua dari task analysis adalah strategic planning (Weinstein &

Mayer, 1986; Boekaerts, 2000:17). Untuk menguasai dan mengoptimalkan suatu

keahlian, seseorang membutuhkan metode atau strategi yang tepat untuk menjalankan

tugas dan tujuannya. Strategi self regulation adalah proses dan tindakan individu yang

diarahkan untuk memperoleh keahlian yang diharapkan (Zimmerman, 1989;

Boekaerts, 2000:17). Strategi yang dipilih secara tepat dapat meningkatkan

performance dengan mengembangkan kognitif, mengontrol affect, dan mengarahkan

kegiatan motorik (Pressley & Wolloshyn, 1995 dalam Boekaerts, 2000).

Perencanaan dan pemilihan strategi membutuhkan penyesuaian yang terus menerus

karena adanya perubahan-perubahan baik dalam diri siswa sendiri ataupun dari

kondisi lingkungan.

b. Self motivation beliefs

Self motivation beliefs adalah keyakinan individu untuk memotivasi diri

sendiri. Keahlian self regulatory menjadi kecil nilainya jika seseorang tidak dapat

memotivasi dirinya sendiri dalam menggunakan hal tersebut, yang mendasari

forethought dalam goal setting dan strategic planning adalah proses-proses pokok

dari self motivation beliefs, yaitu self efficacy, outcome expectations, intrinsic

interst/value, dan goal orientation.

Self efficacy mengacu pada keyakinan diri untuk belajar dan bertindak secara

efektif, sementara outcome expectations mengacu pada keyakinan tentang pencapaian

hasil dari performance (Bandura,1997; Boekaerts, 2000:17). Keinginan orang untuk

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

16

melakukan dan meneruskan self regulatory khususnya tergantung pada self regulatory

efficacy mereka, yang mengarah pada keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk

merencanakan dan mengatur fungsi spesifik. Terdapat bukti bahwa keyakinan self

regulatory efficacy mempengaruhi proses regulatory seperti strategi belajar akademik

(Schunk & Schwartz, 1993; Zimmerman, Bandura, dan Martinez-pons, 1992),

manajemen waktu (Britton & Tessor, 1991), menolak tekanan dari kelompok yang

merugikan (Bandura, Barbanelli, Caprara dan Pastorelli, 1996), self monitoring

(Bouffard-Bauchard, parnt dan Larivee,1991 ), self evaluation dan goal setting

(Zimmerman & Bandura, 1994).

Sebagai contoh, self efficacy beliefs mempengaruhi pencapaian tujuan seperti

berikut ini: semakin mampu seseorang mempercayai diri mereka sendiri, semakin

tinggi tujuan-tujuan yang mereka kumpulkan bagi diri mereka sendiri dan semakin

kuat mereka tetap bertahan pada tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya (Bandura,

1991; Locke & Latham, 1990; dalam Boekaerts, 2000:18). Ketika seseorang

mengalami kegagalan di dalam hasil pencapaian tujuannya, sementara mereka yang

self doubters akan menarik diri (Bandura & Cervone, 1986; dalam Boekaerts,

2000:18).

Terdapat bukti-bukti yang menunjukan bahwa proses pencapaian tujuan dapat

menimbulkan motivasi dari dalam diri dan dapat memperbanyak pencapaian tujuan-

tujuan yang lain (Schunk & Schwatz, 1993; Zimmerman & Kitsantas, 1997 dalam

Boekaerts, 2000: 18). Prestasi yang diperoleh memberikan motivasi atau nilai

intrinsik yang dapat melengkapi dan bahkan melebihi hasil yang diperoleh (Deci,

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

17

1975; Lepper & Hodell, 1989; dalam Boekaerts, 2000 :18). Goal orientation adalah

motivasi dari dalam diri untuk mencapai suatu tujuan dan usaha yang dilakukan oleh

individu agar memiliki performance yang lebih baik (Pintrich & Schunk, 1996;

dalam Boekaerts, 2000:18).

2.1.2.2 Fase Performance atau Volitional Control

Fase Performance atau Volitional Control meliputi proses-proses yang terjadi

selama seseorang bertindak dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada

fase sebelumnya. Pada fase ini terdapat 2 tipe, yaitu:

a. Self control

Self control adalah kemampuan individu untuk mengendalikan tingkah laku

sendiri. Proses self control meliputi self instruction, imagery, attention focus, dan task

strategies, membantu siswa memfokuskan pada tugas yang dihadapinya dan

mengoptimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Self instruction merupakan gambaran bagaimana seseorang mengarahkan diri

dan melaksanakan tugasnya. (Schunk, 1982; dalam Boekaerts, 2000:19). Imagery

atau bentuk dari gambaran merupakan suatu proses yang digunakan dalam self control

secara luas untuk encoding dan performance. Imagery sering digunakan oleh para ahli

psikologi olahragawan seperti pemain skate, penyelam, pesenam, untuk

membayangkan kesuksesan yang akan diperoleh terhadap rencana mereka, sehingga

dapat meningkatkan performance mereka (Garfield & Bennett, 1985; dalam

Boekaerts, 2000:19).

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

18

Bentuk ketiga dari self control adalah attention focusing, yaitu proses yang

digunakan untuk meningkatkan konsentrasi seseorang pada suatu hal dan

mengabaikan hal lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kuhl dan

kawan-kawan (Kuhl, 1985; dalam Boekaerts, 2000:19) dikemukakan bahwa agar

proses attention focus ini dapat efektif maka seseorang dapat mengabaikan gangguan-

gangguan yang ada disekitar lingkungannya dalam melaksanakan rencananya dan

menghindari ingatan-ingatan tentang kesalahan pada masa lampau.

Proses self control yang terakhir meliputi Task strategies atau pengaturan

terhadap tugas-tugas penting yang harus dilaksanakan. Task strategies membantu

proses belajar dan pelaksanaan tugas dengan menyederhanakan suatu tugas menjadi

bagian-bagian yang penting dan mengorganisasikannya atau menyusun kembali

bagian-bagian tersebut secara bermakna. Sebagai contoh dari task strategies ini antara

lain ketika para siswa mendengarkan mata pelajaran sejarah, siswa-siswa tersebut

mungkin saja dapat mengidentifikasi sejumlah poin-poin penting dan merekamnya

secara kronologis dalam bentuk kalimat-kalimat singkat. Keefektifan dari task

strategis ini dipelajari oleh Weinstein dan Mayer (1986), Wood, Woloshyn dan

Willoughby (1995), dan Zimmerman dan Martinez-pons (1988) (Boekaerts,

2000:19). Hal yang termasuk ke dalam strategi-strategi belajar antara lain membuat

catatan, persiapan tes, membaca untuk pemahaman, dan performance strategi seperti

teknik menulis, teknik pengungkapan secara lisan dan pemecahan masalah. Adapula

contoh lain seorang anak yang berada pada fase ini misalnya saat anak mencoba untuk

memecahkan persoalan matematika, anak memperlihatkan verbalisasi dalam

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

19

mengingat rumus-rumus matematika (self instruction), mencoba untuk membentuk

suatu gambaran mental secara utuh misalnya dengan cara melakukan proses encoding

(imagery) ataupun mencoba berbagai teknik untuk melatih konsentrasi agar dapat

dengan mudah menghafalkan rumus-rumus matematika tersebut (attention focusing).

b. Self Observation

Bentuk yang kedua dari fase ini adalah self observation yang merupakan

kemampuan seseorang dalam melakukan pengamatan dari pelaksanaan tugas mereka,

kondisi sekelilingnya dan (akibat yang dilakukan) perilakunya. Self observation

berkenaan dengan aspek yang sangat spesifik yang dimiliki oleh seseorang dari

performance-nya dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya dan tampak dari

hasil tersebut (Zimmerman & Paulsen, 1995; dalam Boekaerts, 2000:19). Berkaitan

dengan self observation ini dikemukakan akan lebih baik bila individu mengingat

suatu performance yang berhasil dilakukan daripada mengingat suatu performance

yang gagal dilakukan.

Self observation meliputi self recording dan self experimentation. Ada

beberapa ciri dari self observation yang dapat mempengaruhi keefektifannya, yaitu

ciri yang pertama adalah proximity, mengacu pada seberapa dekat feedback yang

diberikan dengan performance , merupakan variabel yang sangat menentukan

(Bandura, 1986; Kadzin,1974, dalam Boekaerts, 2000:20). Ciri kedua yang

menunjukan kualitas yang tinggi dari self observation adalah adanya feedback

terhadap performance. Sedangkan ciri yang ketiga adalah keakuratan dari self

observation dan ciri yang terakhir adalah valensi dari feedback terhadap tingkah laku.

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

20

Self recording merupakan suatu teknik dari self observation yang dapat

meningkatkan proximity (kedekatan), makna atau informasi, keakuratan, dan valensi

(daya tarik) dari feedback (Zimmerman & Kitsantas, 1996:20). Dengan mencatat

atau merekam segala sesuatunya yang terjadi di lingkungan, seseorang dapat

menangkap informasi tentang pribadinya saat itu juga, menyusunnya menjadi

informasi yang sangat penting, mempertahankan keakuratannya tanpa mempedulikan

adanya gangguan-gangguan dan menyediakan data-data untuk memberikan fakta yang

tajam terhadap kemajuan yang telah dicapai.

Self observation akan lebih lengkap dengan adanya self experimentation,

ketika self observation yang dilakukan secara alami dalam tingkah laku tidak

memberikan informasi diagnosa yang kuat, individu dapat melakukan percobaan

sendiri secara sistematis berbagai aspek berfungsi dari fungsi diri yang dipertanyakan.

Self observation yang sistematis seperti ini dapat membuat individu memahami

pribadinya dan melakukan performance atau volitional control yang lebih baik.

2.1.2.3 Fase Self Reflection

Fase self reflection meliputi proses yang terjadi setelah seseorang melakukan

upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya dan pengaruh dari respon

(feedback) terhadap pengalamannya yang kemudian akan memberikan pengaruh pada

fase forethought dalam menetapkan tujuan dan langkah-langkah yang harus

dilaksanakannya. Dalam artian self reflection ini merupakan fase dimana seseorang

melakukan introspeksi diri. (Bandura, 1986; dalam Boekaerts, 2000:21)

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

21

mengidentifikasikan dua proses pada self reflection yang berhubungan erat dengan self

observation, yaitu self judgment dan self reaction.

a. Self judgment

Self judgment adalah penilaian diri terhadap usaha atau tindakan yang sudah

dilakukannya. Self judgment mencakup self evaluating terhadap performance

seseorang dan causal attributions. Self evaluation menunjukan perbandingan hasil

pemantauan informasi yang diperoleh dengan standar atau tujuan yang ingin dicapai.

Ada 4 kriteria khusus yang digunakan seseorang dalam mengevaluasi diri,

yaitu mastery, previous performance, normative, dan collaborative. Kriteria mastery

meliputi penggunaan rangkaian tes kelulusan atau tes yang hasilnya diurutkan dari

tingkat yang rendah ke tingkat yang tinggi. Kriteria mastery juga untuk tes dan seleksi

di sekolah. Kriteria mastery dipelopori oleh Covington dan Roberts (1994; dalam

Boekaerts, 2000:21) yang menyoroti fakta penting pada kemajuan belajar seseorang

karena diberikan latihan terus-menerus.

Previous performance atau self criteria melibatkan perbandingan performance

tingkah laku seseorang saat ini dengan tingkah laku sebelumnya (Bandura, 1997;

dalam Boekaerts, 2000:21). Sebagai contoh, para perokok dapat menilai diri mereka

berhasil dalam mengatasi kebiasaannya merokok dengan membandingkan jumlah

rokok yang dihisap saat ini dengan jumlah rokok yang dihisap pada hari-hari

sebelumnya. Sedangkan kriteria normatif melibatkan perbandingan sosial dengan

performance seseorang seperti teman sekelas. Siswa yang lebih memfokuskan diri

pada hasil yang dicapai dipengaruhi oleh kriteria normatif untuk menilai diri sendiri

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

22

karena hasil yang diperoleh seringkali bersaing untuk mendapatkan penghargaan dan

menonjolkan diri di masyarakat. Kriteria yang terakhir adalah collaborative,

digunakan terutama pada kerja sama sebuah tim (Bandura, 1991; dalam Boekaerts,

2000 :22). Pada situasi yang membutuhkan kerjasama tim namun lebih kompleks,

keberhasilan didefinisikan dengan terpenuhinya peran yang diberikan, seperti seorang

point guard pada tim bola basket. Kriteria sukses bagi seorang point guard berbeda

dengan posisi lainnya di tim bola basket dan seberapa baiknya point guard dapat

kooperatif dengan rekan-rekan satu timnya akan menjadi kriteria utama dalam

berhasil.

Causal attribution berkaitan dengan hasil, seperti apakah performance yang

buruk berkaitan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki atau karena usaha

yang dilakukan belum maksimal. Attribution judgment sangat penting peranannya

pada self reflection, karena atribusi yang salah akan mendorong individu untuk

bereaksi negatif dan menurunkan usahanya dalam memperbaiki kemampuannya

(Weiner, 1979 dalam Boekaerts, 2000:22). Atribusi tidaklah otomatis memberikan

hasil self evaluation yang positif atau negatif, tetapi lebih bergantung pada penilaian

kognitif terhadap beberapa faktor yang menunjang, seperti persepsi terhadap

keyakinan pribadi atau kondisi-kondisi yang menunjang dari lingkungan. (Bandura,

1991; dalam Boekaerts, 2000:22). Sebagai contoh ketika karyawan menerima

penilaian yang negatif atas pekerjaannya, mereka yang self efficacious lebih

mengaitkan dengan usaha mereka yang kurang maksimal atau buruknya strategi yang

digunakan untuk mengerjakan tugas daripada mereka yang self doubters.

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

23

Proses forethought juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap

attributional judgement. Orang-orang yang membuat rencana selama fase forethought

menggunakan strategi khusus dan melaksanakannya selama fase performance, lebih

mengaitkan kegagalan yang dialaminya dengan strategi yang digunakan daripada

dikarenakan kemampuan yang dimilikinya rendah, dimana hal ini dapat mengganggu

kepribadian (Zimmerman & Kitsantas, 1997; dalam Boekaerts, 2000: 23).

b. Self Reactions

Self reactions adalah tanggapan atau reaksi diri terhadap apa yang telah

dilakukannya. Self evaluative dan attributional self judgement berhubungan erat

dengan dua bentuk pokok dari self reactions, yaitu self satisfaction dan adaptive

inferences. Self satisfaction melibatkan persepsi terhadap kepuasan atau ketidakpuasan

dan menghubungkan dengan performance seseorang. Hal tersebut sangat penting,

karena umumnya seseorang akan mengambil tindakan yang memberikan kepuasan

dan efek yang positif dan menghindari tindakan yang memberikan kepuasan dan efek

negatif, seperti cemas (Bandura, 1991; dalam Boekaerts, 2000:23). Ketika self

satisfaction yang timbul sesuai dengan tujuan yang telah dicapai, orang-orang

mengarahkan tindakannya dan mendorong diri mereka untuk tetap berusaha. Dengan

demikian motivasi seseorang tidak hanya berasal dari tujuan yang ingin dicapai, tetapi

juga dari reaksi penilaian diri sendiri terhadap tingkah laku yang dihasilkan. Tingkat

self satisfaction juga bergantung pada nilai intrinsik atau penting tidaknya suatu tugas.

Adaptive or defensive inferences merupakan kesimpulan seseorang tentang

perlunya untuk mengubah self regulatory dalam usaha berikutnya untuk belajar atau

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

24

bertingkah laku. Adaptive inferences sangat penting karena mengarahkan orang-orang

ke bentuk performance self regulation yang baru dan lebih baik secara potensial,

seperti dengan mengubah tujuan secara hirarki atau memilih strategi yang lebih

efektif. (Zimmerman & Martinez-Pons, 1992; dalam Boekaerts, 2000:23), namun

defensive inferences dapat mengurangi kesuksesan seseorang dalam menyesuaikan

diri, karena dalam defensive inferences hal yang paling utama adalah melindungi

individu dari ketidakpuasan dan akibat-akibat yang tidak disukai dimasa yang akan

datang. Reaksi-reaksi defensive yaitu helplessness (keadaan tidak berdaya),

procrastination (penundaan), menghindari tugas, cognitive disengagement

(ketidakmampuan kognitif) dan apati. Garcia dan Pintrich (1994, dalam Boekaerts,

2000:23) menunjukan reaksi-reaksi defensive seperti itu sebagai strategi self

handicapping, karena meskipun melindungi diri itu diperlukan, pada akhirnya dapat

menghambat pertumbuhan pribadi.

Self reaction mempengaruhi proses forethought dan seringkali memberikan

pengaruh yang sangat kuat pada rangkaian tindakan di masa yang akan datang

terhadap tujuan individu yang paling penting dan menjauhi individu dari rasa takut

yang dalam. Sebagai contoh reaksi dari self satisfaction memperkuat self efficacy

beliefs jika dapat menguasai keahlian akademik, orientasi tujuan belajar (Schunk,

1996; dalam Boekaerts, 2000:24) dan minat intrinsik terhadap tugas (Zimmerman

& Kitsantas, 1997; dalam Boekaerts, 2000:24). Sebaliknya, reaksi dari self

dissatisfaction mengurangi sense of efficacy seseorang dan minat intrinsik dalam

menghadapi tugas selanjutnya.

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

25

2.1.3 Karakteristik Self Regulation (Zimmerman, 1989; Boekaerts, 2000:17-23)

2.1.3.1 Karakteristik Individu dengan Self Regulation Tinggi

Individu yang memiliki kemampuan Self Regulation yang tinggi akan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki goal system yang tersusun secara hierarki, dan proses tujuan tersebut

akan dijalankan sebagai regulator untuk mendapatkan tujuan atau hasil yang sama

dengan hasil yang pernah dicapai sebelumnya

b. Dapat memotivasi dirinya sendiri dan mampu mengarahkan tindakannya pada

tujuan yang hendak dicapai

c. Mampu melakukan manajemen waktu yang baik

d. Ketika mengalami kegagalan, mereka menganggap usahanya kurang maksimal

atau strategi yang digunakan kurang efektif. Hal ini termasuk dalam kelompok

individu yang self efficacious, yang mana mereka akan berusaha meningkatkan

atau memperbaiki usahanya

e. Tingkat self satisfaction bergantung pada nilai intrinsik atau penting tidaknya suatu

tugas

f. Mengarah pada adaptive inferences, yang mana individu dapat mengubah

tujuannya secara hirarki atau memilih strategi yang lebih efektif

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

26

2.1.3.2 Karakteristik Individu dengan Self Regulation Rendah

Karakteristik individu yang memiliki kemampuan self regulation yang rendah

adalah sebagai berikut:

a. Goal system yang dimilikinya tidak tersusun secara hierarki. Masing-masing

proses tujuan yang ada tidak dapat berfungsi sebagai regulator, sehingga tidak

dapat mengarahkan tindakannya pada tujuan atau hasil yang sama dengan hasil

yang pernah dicapai sebelumnya.

b. Mempunyai motivasi yang rendah sehingga tidak mampu mengarahkan

tindakannya pada tujuan yang akan dicapai

c. Ketika mengalami kegagalan di dalam pencapaian tujuannya, individu cenderung

untuk menarik diri

d. Tingkat self satisfaction bergantung pada nilai ekstrinsik seperti adanya pujian atau

hadiah

e. Mengarah pada defensive inferences yang dapat melindungi dari ketidakpuasan dan

akibat-akibat yang tidak disukai pada masa yang akan datang.

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

27

2.1.4 Triadik Self Regulation

Self regulation melibatkan proses tiga rangkaian yang baik secara proaktif

ataupun secara reaktif melakukan penyesuaian untuk mencapai tujuan personal.

Self regulation merupakan suatu interaksi dari faktor-faktor pribadi, tingkah

laku dan lingkungan (Bandura, 1986; dalam Boekaerts, 2003:13). Self regulation

digambarkan sebagai sebuah siklus karena feedback dari performance sebelumnya

digunakan untuk penyesuaian diri terhadap upaya yang sedang dilakukan. Self

regulation adalah suatu proses dimana individu mengaktifkan pikiran, perasaan dan

tingkah laku, yang telah direncanakan dan secara sistematis telah disesuaikan dengan

kebutuhan siswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi. (Schunk, 1994;

Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996 ; dalam

Boekaerts, 2000:631).

Meskipun metakognisi memiliki peranan penting, self regulation juga

bergantung pada self beliefs, seperti perasaan terganggu dan takut dalam situasi-situasi

tertentu (Zimmerman, 1986; dalam Boekaerts, 2000:632). Self regulation pada

Individu

Perilaku Lingkungan

Self Regulation

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

28

siswa mengacu pada derajat metakognisi, motivasi dan perilaku mereka dalam belajar

(Zimmerman, 1986; dalam Boekaerts, 2000:632 ). Masing-masing siswa memiliki

self regulation yang berbeda-beda dalam belajar, termasuk motivasi mereka untuk

belajar, metoda yang digunakan, hasil yang tampak dari usaha yang dilakukan dan

sumber lingkungan yang mereka gunakan (Zimmerman, 1994; dalam Boekaerts,

2000:632).

Menurut Corno (1989), siswa dapat menggunakan self regulation untuk

menghadapi tuntutan-tuntutan dari tugas secara efektif dan fleksibel. Self regulation

meliputi proses penetapan tujuan untuk belajar, mengikuti dan berkonsentrasi pada

pelajaran, penggunaan strategi yang efektif untuk mengorganisir, melakukan

pengkodean dan mengulang materi yang diperoleh agar diingat, menentukan suatu

lingkungan pekerjaan yang produktif, menggunakan sumber daya secara efektif,

memantau tingkah laku yang ditampilkan, mengatur waktu secara efektif, mencari

bantuan ketika dibutuhkan, memiliki keyakinan yang positif tentang kemampuan yang

dimiliki, dan mengantisipasi hasil yang diperoleh, dan merasa bangga dan puas atas

usaha yang telah dilakukan (Mc Combs, 1989; Pintrich & De Groot, 1990;

Weinstein & Mayer, 1986; Zimmerman, 1994; dalam boekaerts, 2000:631).

2.1.5 Pengaruh Sosial dan Lingkungan terhadap Self Regulation

Hal utama dalam self regulation adalah The Interdependent Roles of Social,

Environmental, dan Self Influences. Lingkungan sosial mempengaruhi proses self

reflection dengan cara yang hampir sama dengan proses forethought dan fase

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

29

performance. Mach (1988; dalam Boekaerts, 2000:25) mengemukakan bahwa kaum

muda seringkali membentuk standar-standar untuk self evaluative berdasarkan

instruksi, social feedback, dan meniru teman sebaya, orang tua, dan guru. Dalam hal

ini, dikemukakan contoh, anak-anak yang hebat seringkali berasal dari keluarga yang

orang tuanya sukses atau contoh yang relatif memiliki standar-standar performance

dan self judgement yang tinggi.

Fakta lain yang berkaitan dengan pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap

self regulation dikemukakan oleh Bandura & Kupers (1964; Boekaerts, 2000:25)

yaitu individu-individu yang menghargai pencapaian prestasi mereka, maka individu

tersebut akan lebih berhasil dibandingkan dengan individu yang melakukan aktivitas-

aktivitas yang sama tanpa self administered incentives (dorongan pada diri sendiri).

Individu yang mengabaikan sumber lingkungan fisik dan sosial atau yang melihat

lingkungan fisik dan sosial sebagai rintangan untuk perkembangan dirinya akan

kurang efektif dalam meregulasi diri mereka. Oleh karena itu, para peneliti

memandang bahwa lingkungan fisik dan sosial merupakan sumber untuk

meningkatkan perencanaan diri (self enhancing forethought), performance or

volitional control, dan self reflection. Modelling dan instruksi merupakan sarana

utama yang diperoleh melalui orang tua, guru, dan komunitas-komunitas sosial yang

memunculkan keterampilan self regulatory, seperti ketekunan, menghargai diri (self

prise), dan adaptive self reaction pada anak (Boekaerts:24-25). Sebaliknya, ketika

social models memperlihatkan impulsiveness, self criticism, atau defensive self

reaction, atau bila kelompok-kelompok sosial memberikan penghargaan atau

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

30

menerima tindakan-tindakan tersebut, maka hal ini akan memperluas gangguan

kepribadian self regulation yang sering kali terjadi. Individu dapat meningkatkan

kemampuan meregulasi diri mereka dengan menggunakan dukungan dari

lingkungannya.

2.1.6 Perkembangan Self Regulation

Secara umum, self regulation mulai berkembang antara usia 12-18 bulan,

ketika anak menjadi lebih menyadari adanya tuntutan-tuntutan sosial dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk mengubah tingkah laku mereka ketika

diminta oleh orang tua. Pada usia 24 bulan, kemampuan ini meningkat pada tahap

dimana kontrol diri berkembang atau kemampuan untuk menuruti keinginan-

keinginan orang tua, meskipun mereka tidak berada di sisi anak. Pada usia 36 bulan

atau 3 tahun, kebanyakan anak dapat menginternalisasikan bimbingan yang diberikan

oleh orang tua. Dengan kata lain, anak akan bertindak dengan memikirkan bagaimana

kemauan orang tua mereka pada situasi yang berbeda (Talaris Research Institute,

2003).

Berdasarkan hasil penelitian, sistem self regulatory terlibat dalam

perkembangan kepribadian, sosial, dan kognitif (Bronstein & Suess, 2000; Calkins

& Dedmon, 2000: Fox et al., Rothbart & Jones, 1988; Calkins & Fox, 2002:478).

Dalam penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa self regulation muncul dan berkembang

pada masa balita dan kanak-kanak, dan bagaimana self regulation mempengaruhi

perkembangan kepribadian dan tingkah laku menyesuaikan diri (Calkins & Fox,

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

31

2002:478).

Self regulation lebih dipandang sebagai sikap yang adaptif menuju

terwujudnya perubahan-perubahan. Self regulation ini sangat berbeda dengan bentuk

self control dan lebih menerapkan penggunaan refleksi dan strategi yang mencakup

introspection, consciousness, atau metacognition (Kopp, 1982:207; dalam

Boekaerts, 2000). Self regulation seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimulai

saat anak-anak menginjak 3-4 tahun.

Melalui proses perkembangan, self regulation ini secara berangsur-angsur

meningkat ke arah perencanaan yang kemudian menjadi sebuah strategi self

regulation jangka panjang. Rencana ini berinteraksi dengan tujuan-tujuan jangka

panjang, tujuan-tujuan jangka pendek, dan apabila diperlukan penerapan strategi dan

perencanaannya pun dipertimbangkan. Dengan demikian, perencanaan seperti ini

belum dimiliki anak-anak berusia 9 tahun. Dalam sebuah penelitian mengenai

perkembangan strategi pemindai visual (Vurpillot, 1968; dalam Boekaerts, 2000)

menyimpulkan bahwa anak-anak yang berusia 9 tahun belum dapat memformulasikan

sebuah rencana ketika mereka diminta membandingkan 2 buah rumah untuk

menyebutkan persamaan dan perbedaannya secara sistematis. Dapat diketahui bahwa

penilaian ini tidak dapat diterapkan pada anak di bawah usia 13-14 tahun.

Jadi merupakan suatu kebetulan bahwa hanya anak-anak yang tengah

menginjak remaja yang mampu memikirkan rencana ke depan, memikirkan tujuan

jangka panjang dan tujuan jangka pendek mereka serta mampu menyelaraskan

pemikiran dan perilakunya kearah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

32

tersebut. Misalnya, pada usia 13-14 tahun, seorang remaja mulai memikirkan akan

menjadi apa, mulai menentukan rencana jangka panjang seperti masalah pendidikan

dan ambisinya. Pemikiran lain seperti membina rumah tangga dan sebagainya baru

akan muncul ketika individu mulai menginjak usia dewasa. (Erikson, 1963; dalam

Boekaerts, 2000). Jelasnya, self regulation akan berada langsung di bawah kendali

pikiran seseorang dengan lebih terencana dan terarah. Lain halnya dengan citra diri,

kepribadian, dan corak hidup seseorang.

2.1.7 Hal-Hal yang Menghambat Self Regulation

Rendahnya kemampuan self regulation berkaitan dengan banyaknya

permasalahan pribadi. Sebagai contoh, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa siswa-

siswa yang memiliki masalah dengan self regulation memiliki nilai-nilai yang rendah

di sekolah (Zimmerman & Martinez-Pons, 1986,1988; dalam Boekaerts, 2000:26)

dan menampilkan banyak tingkah laku yang bermasalah dengan guru mereka (Brody,

Stoneman & Flor, 1996; dalam Boekaerts, 2000:26). Terdapat empat keterbatasan

pribadi yang dapat diidentifikasikan sebagai sumber yang berpengaruh terhadap

munculnya gangguan-gangguan self regulation:

1. Kurangnya pengalaman dari pembelajaran sosial (social learning). Banyak bentuk

self regulation yang sulit dipelajari individu-individu yang dibesarkan dalam

keluarga atau komunitas dimana mereka tidak diajarkan, tidak diberi contoh, atau

tidak dihargai. Brody dan koleganya (Brody & Flor, in press; Brody, Stoneman

& Flor, 1996; dalam Boekaerts, 2000:27) menemukan bahwa orang tua

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

33

memegang peranan penting dalam perkembangan self regulatory anaknya dan juga

ikut berperan terhadap anak-anak yang lemah dalam self regulatory skill untuk

mengatur (me-manage) masalah-masalah pribadi dan kekonsistenan prestasi

mereka di sekolah. Anak-anak yang orang tuanya menetapkan standard dan

memonitor aktivitas dan prestasi sekolah anak-anak mereka maka anak-anak

tersebut menampilkan tidak hanya self regulation yang baik tetapi juga tingkatan

yang lebih tinggi pada perkembangan sosial dan kognitifnya.

2. Keterbatasan pribadi yang berhubungan dengan motivasi. Dalam hal ini adalah

adanya sikap apathy atau disinterest. Sebagai contoh, para guru melaporkan

sejumlah siswa yang menampilkan sikap apati untuk berpartisipasi di kelas atau

menyelesaikan pekerjaan rumah mereka (Steinberg, Brown, & Dornbusch,

1996; dalam Boekaerts, 2000:27). Oleh karena mereka memiliki kepercayaan diri

yang rendah dan tidak memiliki minat terhadap sekolah, siswa yang apatis akan

mencari perlindungan sebagai metode regulasi diri mereka seperti misalnya

dengan cara bergabung dengan teman sebaya yang bertingkah laku menyimpang

ketika prestasi mereka buruk. Terdapat bukti bahwa motif-motif orang tua

memiliki pengaruh pada anak-anak mereka. Sebagai contoh, goal akademis yang

disusun orang tua untuk anaknya secara signifikan dapat memprediksi goal setting

dan prestasi akademik mereka saat dewasa nanti (Zimmerman et al,1992; dalam

Boekaerts, 2000:27-28).

3. Gangguan suasana hati (mood disorders) seperti mania atau depresi adalah

keterbatasan pribadi yang ketiga yang dapat menyebabkan gangguan dalam self

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

34

regulation . Sebagai contoh, depresi secara khas memperlihatkan adanya self

defeating (merasa diri gagal), salah menilai atau selalu negatif dalam menilai hasil

performance yang telah mereka capai (Bandura, 1991; dalam Boekaerts,

2000:28). Hal ini bertolak belakang dengan individu non depresi yang memiliki

optimis yang tinggi (self enhancing optimism) karena mereka lebih sering

mengingat keberhasilan mereka daripada mengingat kegagalan yang pernah

mereka alami (Nelson & Craighead, 1997; dalam Boekaerts, 2000:28).

Individu-individu depresi umumnya juga menetapkan standar-standar yang lebih

tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang tidak depresi (Schwartz,

1974, Simon, 1979; dalam Boekaerts, 2000:28) dan individu ini juga sangat

mudah menyalahkan diri mereka sendiri atas kegagalan-kegagalan yang

dialaminya (Kuiper, 1978; dalam Boekaerts, 2000:28).

4. Gangguan yang keempat yang terjadi dalam self regulation berkaitan dengan

adanya kesulitan belajar (learning disabilities), seperti masalah-masalah yang

berhubungan dengan konsentrasi, mengingat (recall), membaca, dan menulis.

Keterbatasan pribadi ini diyakini berasal dari neurologis (sistem syaraf) yang

mengarah pada gangguan self regulatory (Borkowski & Thorpe, 1994; dalam

Boekaerts, 2000:28). Sebagai contoh, siswa yang mengalami kesulitan belajar

akan menetapkan goal akademis yang lebih rendah, memiliki kesulitan dalam

mengontrol impuls mereka, dan kurang tepat dalam menilai kemampuan-

kemampuan mereka. Mereka juga lebih sering mengkritik diri dan kurang

memiliki self efficacy terhadap performance mereka dan cenderung lebih mudah

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

35

menyerah dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami gangguan.

2.2 Remaja

2.2.1 Pengertian Remaja

Kata remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh

menjadi dewasa. Remaja, sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak

dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional

(Santrock, 2003)

Masa remaja adalah masa dimana individu diharapkan untuk mempersiapkan

diri dalam menghadapi masa dewasa dengan mengganti sikap dan pola tingkah laku

kekanak-kanakan dengan tipe dan pola tingkah laku dewasa. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa remaja merupakan masa transisi dimana individu mengalami

perubahan fisik dan psikologis dari seorang anak ke dewasa (E. B Hurlock,

1992;206)

Menurut Sarlito, batasan usia untuk remaja Indonesia sekitar 11-24 tahun dan

belum menikah. Definisi remaja untuk masyarakat Indonesia menurut Sarlito,

menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja indonesia

dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual

sekunder mulai tampak (kriteria fisik)

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

36

2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balig,

baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi

memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)

3. Pada usia tersebut mulai tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa

seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson ),

tercapainya fase genetal dari perkemangan psikososial (menurut Freud)

dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (Piaget) maupun moral

(Kohlberg) (kriteria psikologis)

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi

peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih

menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh

sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa memberikan

pendapat sendiri dan sebagainya. Dengan perkataan lain, orang-orang

yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan

kedewasaan secara sosial maupun psikologis, masih dapat digolongkan

remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama dari

kalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersiapkan

berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai

kedewasaan. Akan tetapi, dalam kenyataannya cukup banyak pula orang

yang mencapai kedewasaannya sebelum usia tersebut.

5. Dalam definisi diatas, status perkawinan sangat menentukan, karena arti

perkawinan masih sangat penting dimasyarakat kita pada umumnya.

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

37

Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan

diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun

dalam kehidupan masyarakat keluarga. Karena itu definisi remaja disini

dibatasi khusus untuk yang belum menikah.

2.2.2 Ciri Remaja

Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode

sebelum dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri remaja menurut Elizabeth B Hurlock

(1990;207) merupakan :

1. Masa remaja merupakan periode penting

Meskipun semua periode kehidupan dalam rentang kehidupan penting, namun

kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada periode yang penting karena akibat

fisik dan penting karena akibat psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan

penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, maka perkembangan

tersebut menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk

sikap, nilai dan minat baru.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Masa dimana remaja bukan lagi seorang anak dan bukan orang dewasa. Jika

remaja bertingkah laku seperti kanak-kanak ia dituntut untuk bertindak sesuai

dengan umurnya, namun jika ia bertindak seperti orang dewasa maka ia

dianggap sok tahu. Namun status remaja ini juga menguntungkan, karena

dengan statusnya ini remaja mencoba berbagai gaya hidup yang berbeda dan

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

38

mulai menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan

dirinya.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar

dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan

fisik terjadi dengan pesat, perubahan sifat dan perilaku juga berkembang

pesat. Perubahan lain yang terjadi yaitu meningginya emosi dan intensitasnya

bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial

untuk dipesankan menimbulkan masalah baru, dengan berubahnya minat dan

pola perilaku maka nilai-nilai juga berubah.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam menghadapi masalah,

ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara

yang mereka yakini. Banyak remaja akhirnya menemukan bahwa

penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan.

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Bagi remaja, penyesuaian diri dengan kelompok jauh lebih penting bagi anak

yang lebih besar dari pada individualitas. Salah satu cara untuk mencoba

mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan symbol

status dalam bentuk pakaian dan pemilikan barang-barang yang mudah

terlihat. Dengan cara ini remaja menarik perhatian pada diri sendiri agar

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

39

dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia

mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.

6. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Anggapan remaja sebagai anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya,

dan cenderung berperilaku merusak menyebabkan orang dewasa harus

membimbing dan mengawasi kehidupan remaja, adanya keyakinan bahwa

orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja membuat

peralihan ke masa dewasa menjadi sulit. Hal ini banyak menimbulkan

pertentangan antar orang tua dengan anak sehingga antara orang tua dan anak

terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta bantuan pada orang tua

untuk mengatasi berbagai permasalahan.

7. Masa remaja sebagai yang tidak realistis

Remaja cenderung melihat dirinya dan orang lain seperti yang ia harapkan dan

bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak

realistik ini tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi bagi keluarga dan teman-

temannya, hal ini menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari

awal masa remaja.

8. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah

untuk meninggalkan usia belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa

mereka sudah hampir dewasa, maka mereka mencoba berperilaku seperti

orang dewasa. Karena itu mereka mulai memusatkan diri pada perilaku yang

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

40

dihubungkan dengan status dewasa seperti merokok, minum-minuman keras,

menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks.

2.2.3 Tugas- tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan adalah hal yang dipelajari seseorang dalam suatu

periode tertentu di dalam kehidupannya. Agar dapat menjalani periode kehidupan

selanjutnya dengan baik maka dalam masa remaja ini terdapat serangkaian tugas

perkembangan yang harus dipenuhi. Menurut Havighurst (E. B Hurlock, 1990;10)

tugas perkembangan masa remaja adalah :

1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik

pria maupun wanita

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya

6. Mempersiapkan karir ekonomi

7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku mengembangkan ideologis

Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah berhubungan dengan

penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan

sosialnya.

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

41

2.3 Kerangka Pikir

Inteligensi merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang dimiliki

individu akan membentuk atau mempengaruhi prestasi belajar yang dicapainya.

Siswa dengan taraf kecerdasan tinggi, diharapkan memiliki prestasi yang tinggi pula.

Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan antara taraf kecerdasan dan

prestasi belajar yang berhasil dicapai siswa (McClelland, 1953). Fenomena ini juga

muncul pada siswa Kelas IQ di SMA Pasundan 1 Bandung.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki prestasi yang

optimal. Faktor tersebut diantaranya adalah inteligensi, kepribadian, lingkungan sekolah,

dan lingkungan rumah. Namun selain faktor-faktor tersebut ternyata self regulation turut

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang optimal (Boekaerts,

2000). Dengan memiliki kemampuan mengatur diri (Self Regulation), maka siswa

akan mampu meningkatkan prestasinya.

Menurut Zimmerman kemampuan mengatur diri (self regulation) adalah

kemampuan seseorang mengatur diri yang direncanakan dan secara berulang

disesuaikan untuk mencapai tujuan personal (Boekarts, 2000). Self regulation adalah

suatu proses individu mengaktifkan pikiran, perasaan dan tingkah laku, yang telah

direncanakan dan secara sistematis telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk

mempengaruhi belajar dan motivasi (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000,

Zimmerman & Kitsantas, 1996; dalam Boekaerts, 2000:631). Self regulation pada

siswa mengacu pada derajat metakognisi, motivasi, dan perilaku mereka dalam

belajar. Setiap siswa memiliki self regulation yang berbeda dalam belajar, termasuk

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

42

motif mereka dalam belajar, metode yang digunakan, hasil yang tampak dari usaha

yang mereka lakukan, dan sumber lingkungan yang mereka gunakan (Boekaerts,

2000:632).

Proses self regulatory yang disertai adanya beliefs dibagi menjadi 3 (tiga) fase

siklus, yaitu forethought, performance or vocational control, dan proses self

reflection. Forethought merupakan proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha

untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usaha-usaha tersebut dengan melakukan

persiapan pelaksanaan tindakan tersebut. Performance atau volitional control

melibatkan proses yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya

terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self reflection

melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha yang dilakukan pada fase

performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap pengalaman tersebut. Self

reflection ini mempengaruhi forethought terhadap usaha-usaha berikutnya sehingga

dengan demikian melengkapi siklus sebuah self regulatory.

Fenomena yang ditemukan pada siswa Kelas IQ di SMA Pasundan 1 Bandung

adalah siswa tersebut memiliki nilai yang dibawah KKM padahal mereka memiliki IQ

di atas rata-rata. Siswa kurang memiliki perencanaan dalam belajar yaitu berupa task

analysis dan self motivation beliefs. Siswa tidak memiliki target berupa hasil yang

diharapkan, seperti tidak memiliki target nilai yang ingin dicapai karena menurut

mereka jika mendapatkan nilai rendah mereka masih dapat memperbaikinya dengan

cara mengikuti remedial. Mereka tidak memiliki waktu belajar khusus yang rutin

dilakukan di rumah. Siswa menunjukkan indikasi minat belajar yang kurang optimal

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

43

seperti mereka menjadi jarang membaca buku pelajaran di rumah. Hal tersebut

menyebabkan siswa sering merasa tidak yakin ketika mengerjakan soal ujian. Pada

siswa ini mereka memiliki minat belajar yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi

bagaimana siswa menentukan tujuan atau hasil yang ingin dicapai dan usaha siswa

dalam belajar pun terlihat dari nilai yang diperoleh.

Memiliki perencanaan dalam hal menentukan tujuan dan strategi belajar saja

tidaklah cukup. Proses pencapaian atau pelaksanaan rencana yang telah dibuat oleh

siswa (tahap performance) merupakan fase yang banyak menentukan hasil akhir yang

akan dicapai. Siswa yang memiliki strategi belajar yang tidak efektif menyebabkan

mereka sulit dalam mengontrol tingkah laku belajar mereka. Minat belajar siswa yang

kurang berpengaruh pada usaha siswa dalam menjalankan apa yang sudah mereka

rencanakan, mereka lebih tertarik ”bergosip” dibanding membicarakan hal-hal yang

menyangkut pelajaran, mereka lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang menurut

mereka lebih menyenangkan seperti menonton televisi, hangout dengan teman,

bermain game, dan membuka jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb. Pada saat

guru menerangkan materi pelajaran, perhatian mereka mudah teralihkan karena

sebentar-sebentar melihat handphone. Mereka merasa kurang fokus dalam mengikuti

pelajaran karena kebisingan siswa lain di kelas. Siswa sering berada diluar kelas

ketika pelajaran berlangsung, mereka meminta izin kepada guru untuk pergi ke

mesjid dengan alasan solat, tetapi mereka kembali ke dalam kelas setelah pelajaran

tersebut selesai. Beberapa siswa pernah tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru dengan alasan lupa untuk mengerjakan. Siswa sering mengerjakan tugas di

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

44

sekolah sesaat sebelum dikumpulkan, tidak jarang tugas dalam satu hari bukan hanya

satu pelajaran sehingga mencontek pun menjadi pilihan yang diambil agar tugas dapat

selesai dan tidak dimarahi oleh guru.

Self reflection melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha yang

dilakukan pada fase performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap

pengalamannya tersebut. Siswa dapat menilai dan mengetahui pada saat mereka

mendapatkan nilai ujian dibawah KKM. Mereka tidak belajar saat akan menghadapi

ujian, karena dirasa sia-sia. Hal tersebut membuat nilai yang mereka peroleh tidak

optimal. Beberapa siswa mengatakan bahwa pada awal masuk kelas IQ mereka

mengira akan ada persaingan untuk mencapai prestasi akademik karena berpikir

bahwa mereka masuk pada kelas yang semua siswanya memiliki potensi kecerdasan

yang tinggi, tetapi pada kenyataannya siswa yang lain tidak menunjukkan persaingan,

mereka mengatakan sama saja seperti ketika mereka berada di kelas X yang belum

dikelompokkan pada kelas IQ. Hal tersebut menyebabkan mereka jadi tidak terpacu

untuk bersaing dan tidak berusaha secara maksimal untuk mencapai prestasi.

Untuk memperjelas kerangka pikir dalam penelitian ini, berikut ditampilkan

skema dibawah ini:

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB II – Landasan Teori

45

Skema Berpikir

Gambar 2.2

Skema Berpikir

Self Regulation Performance/Volitional control:

Siswa melakukan langkah-langkah atau strategi dalam mencapai nilai yang optimal

- Tidak fokus saat mengikuti pelajaran - Mengerjakan tugas sesaat sebelum dikumpulkan - Mencontek hasil pekerjaan teman - Mengobrol dikelas - Tidak memiliki kelompok belajar - Mengantuk di kelas - Sering keluar kelas

Siswa Kelas IQ

Forethought Siswa menentukan langkah-langkah untuk

mencapai nilai optimal

- Tidak memiliki target nilai yang ingin dicapai - Tidak memiliki waktu belajar rutin dirumah - Kurang memiliki keyakinan diri - Jarang membaca buku pelajaran di rumah

Self Reflection Siswa melakukan evaluasi dari tindakan

yang telah dilakukan

- Tidak menyadari cara belajar yang kurang maksimal

- Cepat menyerah untuk mendapat nilai yang optimal

- Merasa usaha yang dilakukan dalam belajar sia-sia

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai self regulation pada siswa di SMA Pasundan 1 ini

merupakan penelitian non eksperimental dengan mengambil metode penelitian

deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran mengenai self regulation

pada siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak

memerlukan pengontrolan terhadap suatu perlakuan. Penelitian ini juga tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan keadaan

yang sebenarnya tentang suatu variabel, keadaan atau gejala (Suharsimi Arikunto,

2009).

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diukur adalah variabel self

regulation pada siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1.

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

47

3.3 Definisi Operasional Variabel

Self regulation dalam penelitian ini adalah frekuensi siswa kelas IQ SMA

Pasundan 1 dalam mengatur diri dalam kegiatan belajarnya, dimulai dari melakukan

persiapan sebelum terjadinya usaha-usaha dengan cara membuat perencanaan terhadap

kegiatan belajarnya lalu melaksanakannya berdasarkan rencana tersebut, dan

melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya. Self regulation ini dibagi

menjadi 3 (tiga) fase, yaitu:

1. Forethought (perencanaan). Pada fase ini, siswa membuat perencanaan mengenai

kegiatan belajar. Dalam hal ini siswa menganalisis tugas dengan cara menetapkan

tujuan yang ingin dicapai dan menyusun strategi yang efektif dalam belajar,

sehingga mendapatkan nilai yang optimal. Keyakinan individu untuk memotivasi

diri mempengaruhi siswa dalam menyusun target yang ingin dicapai dan

menyusun strategi yang efektif agar dapat mencapai target. Siswa memiliki

kepercayaan untuk dapat memotivasi diri sendiri dengan cara memiliki keyakinan

akan kemampuan yang dimiliki, memiliki keyakinan akan hasil yang diperoleh,

memiliki minat untuk belajar, dan memiliki motivasi yang mengarah pada usaha

untuk bisa mencapai tujuan.

2. Performance atau Volitional Control. Pada fase ini, siswa mengatur tingkah laku

mereka dengan cara menjalankan apa yang sudah direncanakan dalam proses

pencapaian target. Siswa mengendalikan diri untuk melakukan kegiatan secara

sistematis, membayangkan kesuksesan untuk meningkatkan usaha yang

dilakukan, memfokuskan perhatian dalam kegiatan belajar, dan menggunakan

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

48

strategi yang efektif dalam mengerjakan tugas. Selain itu siswa melakukan

observasi terhadap tindakan yang dilakukan. Mereka mengamati tingkah laku

mereka dalam belajar dengan menangkap informasi dari lingkungan untuk

dijadikan dasar tindakan dan menilai pengalaman pribadi dan orang lain untuk

dijadikan dasar tindakan selanjutnya.

3. Self reflection. Pada fase ini, siswa melakukan penilaian (evaluasi) terhadap usaha

yang dilakukan yang disesuaikan dengan target. Siswa mampu melihat penyebab

kegagalan yang dialami. Penilaian tersebut akan membuat siswa mengalami

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh. Kepuasan akan

mendorong mereka untuk tetap berusaha serta mengarahkan ke bentuk

performance self regulation yang baru dan lebih baik secara potensial dengan

mengubah strategi menjadi lebih baik.

3.4 Populasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik studi populasi, yaitu penelitian yang

dilakukan terhadap lingkup yang luas dengan semua subjek penelitian dan

kesimpulan berlaku bagi semua subjek penelitian (Suharsimi, 1995:209). Penelitian

ini dilakukan terhadap siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung yang

memiliki IQ diatas rata-rata (110 ke atas). Jumlah siswa dikelas tersebut yaitu

sebanyak 43 siswa dengan siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata yaitu sebanyak 32

siswa. 11 siswa yang tidak masuk kedalam subjek penelitian yaitu satu siswa yang

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

49

merupakan murid baru yang tidak diketahui IQ-nya, sedangkan 10 siswa lain

memiliki IQ pada klasifikasi rata-rata (90-109).

3.5 Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner untuk menjaring

tentang self regulation. Alat ukur ini disusun berdasarkan teori self regulation yang

dikemukakan oleh Zimmerman.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Alat Ukur

Fase Sub-Fase Indikator No Item

Forethought

( proses

perencanaan)

Task Analysis

(menganalisis

tugas-tugas apa

saja yang akan

dilakukan)

- Mampu menetapkan tujuan

yang ingin dicapai

+ 1,7,10

- 36,56,72

- Menyusun strategi yang efektif

untuk mencapai tujuan

+ 3,11,62

- 46,2,35

Self Motivation

Beliefs

(keyakinan

individu untuk

memotivasi diri

sendiri)

- Memiliki keyakinan akan

kemampuan yang dimiliki

+ 50,91,17

- 83,27,33

- Memiliki keyakinan akan hasil

yang diperoleh

+ 55,84,26

- 18,41,61

- Memiliki minat untuk belajar + 13,87,51

- 28,78,22

- Memiliki motivasi yang

mengarah pada usaha untuk bisa

mencapai tujuan

+ 90,54,82

- 34,74,88

- Berusaha mengendalikan diri

untuk melakukan kegiatan

+ 8,63,45

- 16,37,57

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

50

Performance

atau Volitional

control

(proses

pelaksanaan)

Self control

(kemampuan

individu untuk

mengendalikan

tingkah laku

sendiri)

secara sistematis

- Membayangkan kesuksesan

untuk meningkatkan usaha yang

dilakukan

+ 29,67,24

- 92,43,89

- Memfokuskan perhatian dalam

kegiatan belajar

+ 75,4,85

- 25,52,68

- Menggunakan strategi yang

efektif dalam mengerjakan tugas

+ 12,64,79

- 30,9,5

Self observation

(kemampuan

individu untuk

melakukan

pengamatan

terhadap

dirinya)

- Mampu melihat informasi dari

lingkungan untuk dijadikan

dasar tindakan

+ 40,69,19

- 49,86,80

- Mampu menilai pengalaman

pribadi dan orang lain untuk

dijadikan dasar tindakan

+ 15,58,65

- 6,47,70

Self reflection

(proses

penilaian

diri)

Self judgement

(kemampuan

individu untuk

memberikan

penilaian diri)

- Melakukan evaluasi terhadap

usaha yang dilakukan

+ 38,53,76

- 21,81,93

- Mampu melihat penyebab dari

kegagalan yang dialami

+ 96,44,95

- 23,59,13

Self reactions

(kemampuan

individu untuk

memberikan

tanggapan atau

reaksi diri)

- Merasa puas terhadap hasil yang

diperoleh

+ 94,66,31

- 71,77,60

- Mengubah strategi menjadi

lebih baik

+ 42,14,39

- 48,20,32

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

51

Setiap pernyataan dalam kuesioner self regulation mempunyai empat alternatif

jawaban yang dinyatakan dalam frekuensi. Alternatif jawaban tersebut adalah:

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

Untuk memudahkan perhitungan, data yang diperoleh ditentukan dalam

bentuk ordinal, yaitu:

Tabel 3.2

Penskoran Skala Self Regulation

Alternatif jawaban Item positif (+) Item negative (-) Selalu 4 1 Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3 Tidak pernah 1 4

3.6 Uji Coba Alat Ukur

Sebelum alat ukur diberikan kepada sampel, terlebih dahulu dilakukan uji coba

agar diketahui apakah alat ukur tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai

pengumpul data, yaitu alat ukur tersebut valid dan reliabel. Mengenai subjek uji coba,

menurut Suharsimi Arikunto (1995) apabila jumlah populasi terbatas, maka untuk

subjek uji coba disarankan mengambil langsung dari subjek penelitian. Pengambilan

data sebenarnya cukup dilakukan satu kali dengan pertimbangan bahwa pemberian

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

52

alat ukur yang kedua kalinya akan menghasilkan data yang tidak murni lagi karena

telah terjadi carry over effect. Apalagi bila alat ukur yang semula diberikan kepada

subjek uji coba sudah tidak mengalami perubahan yang berarti. Dalam penelitian ini

dilakukan uji terpakai pada seluruh sampel yang ada.

Proses uji coba alat ukur dimaksudkan untuk memperoleh nilai validitas dan

reliabilitas sehingga dapat diketahui apakah alat ukur yang digunakan valid dan

reliabel untuk penelitian ini, karena suatu pengukuran yang baik harus memiliki

validitas dan reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Valid artinya mengukur dengan tepat gejala-gejala yang hendak diukur dan

seberapa jauh alat ukur memberikan sifat ketelitian sehingga dapat menunjukkan

dengan sebenarnya status atau keadaan gejala yang diukur (Hadi, 2000). Uji validitas

dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian telah

benar-benar mengukur gejala yang akan diukur. (Suharsimi Arikunto, 2000).

Cara untuk mengetahui validitas suatu alat ukur adalah dengan cara

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item dengan skor

total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item.

Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan berdasarkan pada

ukuran statistik tertentu. Bila sekiranya skor semua item yang disusun berdasarkan

konsep berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut

mempunyai validitas atau dengan kata lain bila terdapat korelasi positif antara skor

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

53

tiap item dengan skor total, maka hubungan yang ada sifatnya konsisten atau sejalan

dengan konsep teoritiknya. Validitas yang seperti itu disebut sebagai validitas

konstrak (Construct Validity). Bila alat ukur telah memiliki validitas konstrak berarti

semua item yang ada didalam alat ukur tersebut mengukur konsep yang ingin diukur

(Djamaludin Ancok, 1989 : 16). Untuk itu, dilakukan analisis item dengan koefisien

korelasi yang diolah melalui pengujian statistik Rank-Spearman, karena data yang

diperoleh dari alat ukur adalah ordinal (Siegel, 1997).

Adapun langkah-langkah dalam menentukan validitas alat ukur adalah sebagai

berikut :

1. Menghitung skor item dan skor total item dari tiap jawaban subjek.

2. Menghitung korelasi rank Spearman antara skor item dengan skor total (rs)

dengan rumus:

+−

+−

+−=

∑∑

∑2

22

2

2

2

1))((

2

1))((

2

1)()(

NNYR

NNXR

NNYRXR

rs

Keterangan : R(X) = Ranking variabel X (skor item)

R(Y) = Ranking variabel Y (skor total)

N = Jumlah subjek penelitian

Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan alat bantu program SPSS 20

for Windows.

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

54

3. Menentukan validitas setiap item dengan menggunakan kriteria didasarkan

norma Cronbach (1970). Kriteria Cronbach mengatakan bahwa koefisien item

yang dianggap memuaskan adalah angka tertinggi yang dapat diperoleh. Item

dikatakan memberi kontribusi baik jika berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50.

Namun apabila koefisien validitas kurang dari 0,30 biasanya dianggap sebagai

item tidak memuaskan (Azwar, 2004). Dengan kata lain, Berdasarkan hasil

korelasi antara skor tiap item dengan skor total item (uji validitas), maka dapat

diketahui item-item mana yang valid dan tidak valid berdasarkan kriteria :

- Bila rs > 0,3, maka item tersebut dikatakan valid

- Bila rs ≤ 0,3, maka item tersebut dikatakan tidak valid

Item yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan item yang

tidak valid tidak dapat digunakan (dibuang).

Berdasarkan uji validitas, dari 96 item, terdapat 66 item yang valid dan 30

item yang tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten. (Djamaludin Ancok, 1989:22). Reliabilitas untuk

mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian,

kepercayaan, kekonstanan ataupun kestabilan.

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

55

Dalam penelitian ini, setelah melakukan uji validitas alat ukur dan

mendapatkan item-item yang valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas alat

ukur. Metode analisis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Split Half (Belah Dua). Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut

(Djamaludin Ancok, 1989:25) :

1. Menggabungkan item-item yang valid menjadi satu dan membuang item yang

tidak valid.

2. Membagi item-item yang valid ke dalam 2 belahan. Belahan pertama berisi item-

item bernomor ganjil dan belahan kedua berisi item-item bernomor genap.

3. Menjumlahkan masing-masing skor pada tiap belahan, menghasilkan dua skor

total untuk masing-masing responden, yakni skor total belahan pertama dan skor

belahan kedua.

4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dan belahan kedua menggunakan

korelasi rank Spearman:

+−

+−

+−=

∑∑

∑2

22

2

2

2

1))((

2

1))((

2

1)()(

NNYR

NNXR

NNYRXR

rs

Keterangan : R(X) = Ranking variabel X (skor total belahan pertama)

R(Y) = Ranking variabel Y (skor total belahan kedua)

N = Jumlah subjek penelitian

Untuk mempermudah perhitungan digunakan alat bantu program SPSS 20

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

56

for Windows.

4. Oleh karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat ukur

yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka

korelasi yang didapat jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Oleh karena itu, harus

dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah. Cara mencari

reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan memasukkan angka korelasi

yang diperoleh ke dalam rumus formula Spearman-Brown:

tt

tttot r

rR

+=

1

)(2

Keterangan :

rtot : angka reliabilitas keseluruhan item

rtt = rs : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Parameter untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas alat ukur

dilihat berdasarkan parameter dari Guilford (Subino, 1987:115).

Tabel 3.3

Parameter Koefisien Reliabilitas Guilford

Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas

0,00-0,20 Tidak ada Reliabilitas

0,21-0,40 Reliabilitas rendah

0,41-0,70 Reliabilitas sedang

0,71-0,90 Reliabilitas tinggi

0,91-0,99 Reliabilitas sangat tinggi

1,00 Reliabilitas sempurna

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

57

Berdasarkan uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai reliabilitas self regulation

adalah sebesar 0.81. Berdasarkan tabel, dapat dikatakan bahwa alat ukut self

regulation memiliki derajat hubungan yang tinggi.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif dengan menggunakan metode statistik persentase (%). Alasan

mempergunakan teknik persentase ini adalah dikarenakan data yang digunakan

ordinal, data yang didapat bersifat kuantitatif dan data statistik berbentuk

nonparametrik. Teknik statistik persentase adalah sebagai berikut:

1) Menentukan norma kategori self regulation dengan dua kelas, yakni self

regulation tinggi dan self regulation rendah. Hal ini dilakukan dengan

perhitungan batas tengah dalam distribusi frekuensi skor alat ukur self regulation.

2) Data kuesioner diolah secara statistik yaitu dengan menjumlahkan skor dari tiap

jawaban setiap subjek. Peneliti menghitung persentase skor self regulation tinggi

dan self regulation rendah berdasarkan norma kategori yang diperoleh oleh tiap

subjek, dengan menggunakan rumus:

f = frekuensi dari jumlah kategori subjek

n = ukuran keseluruhan subjek

3) Hasil perhitungan tersebut kemudian akan dianalisa secara deskriptif, sehingga

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

58

secara umum dapat menggambarkan bagaimana self regulation subjek penelitian.

4) Menentukan norma kategori tiap fase self regulation dengan dua kelas, yakni

kategori tinggi dan rendah. Hal ini dilakukan dengan perhitungan batas tengah

dalam distribusi frekuensi skor alat ukur self regulation tiap fase.

5) Menjumlahkan skor seluruh jawaban pada tiap fase self regulation dari setiap

subjek, kemudian hitung persentase skor tiap fase self regulation tinggi dan fase

self regulation rendah berdasarkan norma kategori yang diperoleh oleh tiap

subjek.

6) Menentukan norma kategori tiap sub-fase self regulation dengan dua kelas, yakni

kategori tinggi dan rendah. Hal ini dilakukan dengan perhitungan batas tengah

dalam distribusi frekuensi skor alat ukur self regulation tiap sub-fase.

7) Menjumlahkan skor seluruh jawaban pada tiap sub-fase self regulation dari setiap

subjek, kemudian hitung persentase skor tiap sub-fase self regulation tinggi dan

fase self regulation rendah berdasarkan norma kategori yang diperoleh oleh tiap

subjek.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan

a. Observasi lapangan dan wawancara terhadap guru BK SMA Pasundan 1

Bandung.

b. Wawancara terhadap pihak kurikulum sekolah dan guru SMA Pasundan 1

Bandung.

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

59

c. Perumusan Masalah.

d. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

e. Menentukan variabel yang akan diteliti.

f. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teoritis mengenai variabel yang akan diteliti.

g. Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai permasalahan yang diteliti.

h. Menentukan teknik pengambilan data.

i. Menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

3.8.2 Tahap Pengumpulan Data

a. Menentukan sampel penelitian.

b. Mendatangi subjek penelitian untuk menjelaskan maksud penelitian dan

meminta kesediaan untuk bekerja sama dalam penelitian.

c. Melakukan pengambilan data kepada subjek penelitian untuk mengisi alat

ukur mengenai self regulation.

3.8.3 Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring untuk setiap hasil kuesioner yang telah diisi.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian dibuat

tabel data.

c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metoda statistik untuk

menguji hipotesis penelitian dan korelasi antara variabel penelitian

3.8.4 Tahap Pembahasan

a. Mendeskripsikan hasil tes self regulation subjek.

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB III – Metodologi Penelitian

60

b. Melakukan analisis dan pembahasan berdasarkan teori dan kerangka

berpikir yang diajukan.

c. Menarik kesimpulan penelitian.

d. Memberi saran yang ditujukan untuk perbaikan dan penyempurnaan

penelitian.

e. Mengkonsultasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

pembimbing.

3.8.5 Tahap Akhir

a. Menyusun laporan penelitian.

b. Memperbaiki dan menyempurnakan laporan penelitian secara menyeluruh.

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sesuai dengan apa yang diuraikan pada bab III penelitian ini, subjek yang

diamati adalah siswa Kelas IQ di SMA Pasundan 1 Bandung. Berdasarkan hasil

pengumpulan data diperoleh 32 siswa yang memenuhi syarat untuk dijadikan subjek

penelitian, yaitu memiliki IQ di atas rata-rata.

4.1.2 Hasil Penelitian Self Regulation

Berdasarkan hasil pengukuran subjek penelitian dengan menggunakan alat

ukur self regulation, maka dapat digambarkan melalui tabel dan diagram sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Self Regulation

No Kategori F %

1 Rendah 22 68.7

2 Tinggi 10 31.3

Total 32 100

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

62

68.70%

31.30%

Self Regulation

Rendah

Tinggi

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Self Regulation

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

sebanyak 22 orang (68.7%) memiliki self regulation yang rendah dan 10 orang

(31.3%) memiliki self regulation yang tinggi.

Tabel 4.2

Penyebaran Persentase Fase dan Sub-Fase Self Regulation

No Fase Self

Regulation

Persentase Sub-Fase Self

Regulation

Persentase

1. Forethought Rendah : 65.6%

Tinggi : 34.4%

a. Task Analysis

b. Self Motivation

Beliefs

Rendah : 65.6%

Tinggi : 34.4%

Rendah : 72%

Tinggi : 28%

2. Performance/

Volitional

Rendah : 65.6%

Tinggi : 34.4%

a. Self Control

Rendah : 65.6%

Tinggi : 34.4%

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

63

Control b. Self Observation Rendah : 68.7 %

Tinggi : 31.3%

3. Self

Reflection

Rendah : 68.7%

Tinggi : 31.3%

a. Self Judgment

b. Self Reaction

Rendah : 65.6%

Tinggi : 34.4%

Rendah : 68.7%

Tinggi : 31.3%

Gambar 4.2

Diagram Batang Penyebaran Persentase Fase dan Sub-Fase Self Regulation

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

64

Tabel 4.3

Penyebaran Fase-Fase Self Regulation

Fase Kategori F % Total

F %

Forethought Rendah 21 65.6 32 100

Tinggi 11 34.4

Performance/Volitional

Control

Rendah 21 65.6 32 100

Tinggi 11 34.4

Self Reflection Rendah 22 68.7 32 100

Tinggi 10 31.3

65.60% 65.60%68.70%

34.40% 34.40%31.30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Forethought Performance Self Reflection

Rendah

Tinggi

Gambar 4.3

Diagram Batang Penyebaran Fase-Fase Self Regulation

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, data yang diperoleh dari 32 siswa pada

fase forethought terdapat 21 orang (65.6%) memiliki forethought (perencanaan) yang

rendah dan 11 orang (34.4%) memiliki forethought (perencanaan) yang tinggi, dari

fase performance/volitional control 21 orang (65.6%) memiliki

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

65

performance/volitional control yang rendah dan 11 orang (34.4%) memiliki

performance/volitional control yang tinggi, sedangkan dari fase self reflection

terdapat 22 orang (68.7%) memiliki fase self reflection yang rendah dan 10 orang

(31.3%) memiliki fase self reflection yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa 65.6% siswa kurang dapat membuat perencanaan

mengenai kegiatan belajar, 65.6% siswa kurang mampu mengatur tingkah laku

mereka dalam belajar karena tidak memiliki perencanaan sebelumnya dan 68.7%

siswa kurang mampu melakukan penilaian (evaluasi) terhadap usaha yang dilakukan.

4.1.3 Hasil Penelitian Self Regulation pada Setiap Fase

4.1.3.1 Fase Forethought

Berdasarkan hasil pengukuran subjek penelitian dengan menggunakan alat

ukur self regulation yang disusun peneliti, maka didapat jumlah skor pada tiap fase,

sehingga menghasilkan kategori fase pada masing-masing subjek penelitian yang

dapat digambarkan melalui tabel dan diagram. Berikut hasil perhitungan pada fase

forethought:

Tabel 4.4

Fase Forethought

No Kategori F %

1 Rendah 21 65.6

2 Tinggi 11 34.4

Total 32 100

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

66

65.62%

34.38%

Forethought

Rendah

Tinggi

Gambar 4.4

Diagram Lingkaran Fase Forethought

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat dari 32 siswa terdapat 21

orang (65.6%) memiliki forethought (perencanaan) yang rendah dan 11 orang

(34.4%) memiliki forethought (perencanaan) yang tinggi.

Tabel 4.5

Penyebaran Fase Forethought

Sub-fase Kategori F % Total

F %

Task Analysis Rendah 21 65.6 32 100

Tinggi 11 34.4

Self Motivation

Beliefs

Rendah 23 72 32 100

Tinggi 9 28

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

67

65.60%72.00%

34.40%28.00%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Task Analysis Self Motivation Beliefs

Rendah

Tinggi

Gambar 4.5

Diagram Batang Penyebaran Fase Forethought

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, data yang diperoleh dari 32 siswa, pada

sub-fase task analysis terdapat 21 orang (65.6%) memiliki task analysis yang rendah

dan 11 orang (34.4%) memiliki task analysis yang tinggi, sedangkan pada sub-fase

self motivation beliefs terdapat 23 orang (72%) memiliki self motivation beliefs yang

rendah dan 9 orang (28%) memiliki self motivation beliefs yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa 65.6% siswa kurang dapat menganalisis tugas

dengan cara menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan tidak menyusun strategi yang

efektif dalam belajar, sehingga mendapatkan nilai yang kurang optimal. Sebanyak

72% siswa kurang memiliki kepercayaan untuk dapat memotivasi diri sendiri seperti,

memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, memiliki keyakinan akan hasil

yang diperoleh, memiliki minat untuk belajar, dan memiliki motivasi yang mengarah

pada usaha untuk bisa mencapai tujuan.

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

68

4.1.3.2 Fase Performance/ Volitional Control

Berdasarkan hasil pengukuran subjek penelitian dengan menggunakan alat

ukur self regulation yang disusun peneliti, maka didapat jumlah skor pada tiap fase,

sehingga menghasilkan kategori fase pada masing-masing subjek penelitian yang

dapat digambarkan melalui tabel dan diagram. Berikut hasil perhitungan pada fase

performance/ volitional control:

Tabel 4.6

Fase Performance/ Volitional Control

No Kategori F %

1 Rendah 21 65.6

2 Tinggi 11 34.4

Total 32 100

65.60%

34.40%

Performance/Volitional

Control

Rendah

Tinggi

Gambar 4.6

Diagram Lingkaran Fase Performance/Volitional Control

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

69

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, maka dapat terlihat bahwa dari 32

siswa terdapat 21 orang (65.6%) memiliki performance/volitional control yang

rendah dan 11 orang (34.4%) memiliki performance/volitional control yang tinggi.

Tabel 4.7

Penyebaran Fase Performance/Volitional Control

Sub-fase Kategori F % Total

F %

Self Control Rendah 21 65.6 32 100

Tinggi 11 34.4

Self Observation Rendah 22 68.7 32 100

Tinggi 10 31.3

65.60%68.70%

34.40%31.30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Self Control Self Observation

Rendah

Tinggi

Gambar 4.7

Diagram Batang Penyebaran Fase Performance/Volitional Control

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, data yang diperoleh dari 32 siswa, pada

sub-fase self control terdapat 21 orang (65.6%) memiliki self control yang rendah dan

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

70

11 orang (34.4%) memiliki self control yang tinggi, sedangkan pada sub-fase self

observaton terdapat 22 orang (68.7%) memiliki self observation yang rendah dan 10

orang (31.3%) memiliki self observation yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa 65.6% siswa kurang dapat mengendalikan diri

untuk melakukan kegiatan secara sistematis, tidak dapat membayangkan kesuksesan

untuk meningkatkan usaha yang dilakukan, kurang dapat memfokuskan perhatian

dalam kegiatan belajar, dan kurang dapat menggunakan strategi yang efektif dalam

mengerjakan tugas. Sebanyak 68.7% siswa kurang dapat melakukan observasi

terhadap tindakan yang dilakukan. Mereka kurang dapat mengamati tingkah laku

mereka dalam belajar dengan menangkap informasi dari lingkungan untuk dijadikan

dasar tindakan serta kurang dapat menilai pengalaman pribadi dan orang lain untuk

dijadikan dasar tindakan selanjutnya.

4.1.3.3 Fase Self Reflection

Berdasarkan hasil pengukuran subjek penelitian dengan menggunakan alat

ukur self regulation yang disusun peneliti, maka didapat jumlah skor pada tiap fase,

sehingga menghasilkan kategori fase pada masing-masing subjek penelitian yang

dapat digambarkan melalui tabel dan diagram. Berikut hasil perhitungan pada fase

self reflection:

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

71

Tabel 4.8

Fase Self Reflection

No Kategori F %

1 Rendah 22 68.7

2 Tinggi 10 31.3

Total 32 100

68.70%

31.30%

Self Reflection

Rendah

Tinggi

Gambar 4.8

Diagram Lingkaran Fase Self Reflection

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, maka dapat terlihat bahwa dari 32

siswa terdapat 22 orang (68.7%) memiliki fase self reflection yang rendah dan 10

orang (31.3%) memiliki fase self reflection yang tinggi.

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

72

Tabel 4.9

Penyebaran Fase Self Reflection

Sub-fase Kategori F % Total

F %

Self Judgment Rendah 21 65.6 32 100

Tinggi 11 34.4

Self Reaction Rendah 22 68.7 32 100

Tinggi 10 31.3

65.60%68.70%

34.40%31.30%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Self Judgement Self reaction

Rendah

Tinggi

Gambar 4.9

Diagram Batang Penyebaran Fase Self Reflection

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, data yang diperoleh dari 32 siswa, pada

sub-fase self judgment terdapat 21 orang (65.6%) memiliki self judgment yang rendah

dan 11 orang (34.4%) memiliki self judgment yang tinggi, sedangkan pada sub-fase

self reaction terdapat 22 orang (68.7%) memiliki self reaction yang rendah dan 10

orang (31.3%) memiliki self reaction yang tinggi.

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

73

Hal ini menunjukkan bahwa 65.6% siswa kurang dapat melakukan penilaian

(evaluasi) terhadap usaha yang dilakukan. Siswa kurang mampu melihat penyebab

dari kegagalan yang dialami. Penilaian tersebut akan membuat siswa mengalami

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh. Sebanyak 68.7% siswa

memiliki ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh yang mengakibatkan

kurangnya dorongan untuk berusaha mengarahkan ke bentuk performance self

regulation yang baru dan lebih baik secara potensial dengan mengubah strategi

belajar menjadi lebih baik.

4.2 Pembahasan

Self regulation adalah suatu proses individu mengaktifkan pikiran, perasaan

dan tingkah laku, yang telah direncanakan dan secara sistematis telah disesuaikan

dengan kebutuhan siswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi (Schunk, 1994:

Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996: dalam

Boekaerts, 2000: 631). Self regulation digambarkan sebagai sebuah siklus karena

feedback dari performance sebelumnya digunakan untuk penyesuaian diri terhadap

upaya yang sedang dilakukan. Self regulation meliputi proses penetapan tujuan untuk

belajar, mengikuti dan berkonsentrasi pada pelajaran, penggunaam strategi yang

efektif untuk mengorganisir, melakukan pengkodean, dan berlatih mengingat

informasi, menetapkan suatu lingkungan kerja yang produktif, menggunakan sumber

daya yang efektif, meminta bantuan ketika diperlukan, memiliki kepercayaan yang

positif tentang kemampuan yang dimiliki, dan mengantisipasi hasil yang dicapai, dan

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

74

merasakan kebanggaan dan kepuasan atas usaha yang telah dilakukan (Boekaerts,

2000: 631).

Proses self regulatory yang disertai adanya beliefs dibagi menjadi 3 (tiga) fase

siklus, yaitu forethought, performance or volitional control, dan proses self reflection.

Forethought merupakan proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk

bertindak dan berpengaruh terhadap usaha-usaha tersebut dengan melakukan

persiapan pelaksanaan tindakan tersebut. Performance atau volitional control

melibatkan proses yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya

terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self reflection

melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha yang dilakukan pada fase

performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap pengalaman tersebut. Self

reflection ini mempengaruhi forethought terhadap usaha-usaha berikutnya sehingga

dengan demikian melengkapi siklus sebuah self regulatory. Ketidakefektifan dalam

kemampuan self regulation ini bisa disebabkan oleh kurang berkembangnya salah

satu fase dalam proses self regulation terutama pada fase forethought dan

performance control yang tidak efektif (Bandura, 1991; Zimmerman, 1998 dalam

Boekaerts, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68.7% (22 orang)

siswa kelas IQ di SMA Pasundan 1 Bandung memiliki self regulation yang rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam

menyusun strategi dan perencanaan belajar, memiliki kemampuan yang rendah untuk

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

75

mengendalikan atau mengatur tingkah laku dalam belajar, rendah dalam memberikan

evaluasi terhadap usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan belajar.

Menurut teori self regulation (D. H. Schunk & B. J. Zimmerman, 1998;

dalam Boekaerts, 2000), untuk mencapai hasil maksimal dibutuhkan pelaksanaan

dari ketiga siklus self regulation. Dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu sebelum

melakukan tindakan yang terkontrol dan adanya evaluasi seperti umpan balik

terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

menunjukkan 65.6% siswa rendah dalam menjalankan fase forethought. Pada fase ini

siswa kurang mampu membuat perencanaan mengenai kegiatan belajar sebagai usaha

mencapai nilai optimal. Melihat fase ini, 65.6% siswa kurang mampu menetapkan

tujuan yang ingin dicapai dan kurang menyusun strategi yang efektif untuk dapat

mencapai tujuan seperti tidak memiliki target nilai yang dicapai, tidak memiliki target

untuk dapat memahami materi pada setiap pelajaran, tidak memiliki jadwal belajar

secara rutin di rumah, tidak mencoba membuat pertanyaan di rumah untuk materi

yang tidak dimengerti. Salah satu faktor yang menghambat self regulation yaitu yang

berhubungan dengan motivasi. Sebanyak 72% siswa yang kurang memiliki keyakinan

untuk motivasi diri, sehingga siswa kurang memiliki keyakinan atas hasil yang ingin

dicapai, kurang memiliki keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, kurang memiliki

minat untuk belajar, dan kurang memiliki motivasi yang mengarah pada usaha untuk

dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai seperti tidak yakin dapat mengikuti jadwal

belajar, merasa pesimis akan dapat mengatasi hambatan untuk dapat mengikuti

jadwal belajar, tidak mempelajari kembali di rumah materi pelajaran yang dianggap

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

76

sulit, tidak memiliki keinginan untuk lebih memahami pelajaran sehingga tidak

dipelajari kembali dan tidak berdiskusi dengan teman yang lebih pintar untuk dapat

lebih memahami materi pelajaran.

Fase kedua setelah fase perencanaan adalah fase performance/volitional

control. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 65.6% siswa kurang memiliki

kemampuan dalam melaksanakan fase ini. Sebanyak 65.6% siswa kurang memiliki

kemampuan dalam mengendalikan tingkah laku mereka dalam belajar. Siswa tidak

belajar secara rutin di rumah karena tidak memiliki jadwal belajar, siswa jarang

bertanya kepada guru ketika tidak mengerti pelajaran, sering memainkan handphone

ketika guru sedang mengajar, melamun ketika pelajaran berlangsung, siswa dapat

membayangkan mendapat nilai yang tinggi tetapi tetap malas untuk belajar. Sebanyak

68.7% siswa kurang mampu melakukan penilaian terhadap usaha yang telah

dilakukan dalam belajar. Mereka sering mengabaikan tugas jika mengetahui bahwa

siswa yang lain tidak mengerjakan tugas tersebut, siswa kurang dapat belajar dari

pengalaman semester sebelumnya untuk dapat memperbaiki diri pada semester

berikutnya, menganggap nilai ujian yang rendah bukan suatu masalah besar karena

berpikir bahwa nilai ujian bukan satu-satunya penentukan nilai dalam raport.

Usaha-usaha yang muncul pada fase performance membutuhkan penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68.7% siswa kurang memiliki

kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap usaha yang telah dilakukannya.

Sebanyak 65.6% siswa kurang dapat memberikan penilaian terhadap diri mereka.

Siswa malas untuk melakukan evaluasi terhadap cara belajarnya apakah sudah efektif

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB IV - Pembahasan

77

atau tidak, siswa malas untuk memeriksa kembali tugas yang telah dikerjakan. Siswa

kurang dapat mengetahui penyebab dari kegagalan yang dialami dalam pencapaian

nilai. Sebanyak 68.7% siswa kurang memiliki kemampuan dalam memberikan

tanggapan atau reaksi terhadap diri mereka dalam usaha belajarnya. hal ini

berpengaruh terhadap reaksi siswa dalam mengubah strategi belajarnya. Self

reflection akan mempengaruhi forethought (perencanaan) terhadap usaha-usaha

berikutnya.

Sesuai dengan karakteristik masa remaja sebagai usia bermasalah, kebanyakan

remaja tidak berpengalaman dalam menghadapi masalah, ketidakmampuan mereka

untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini. Dalam hal ini

siswa tidak mampu memperbaiki cara belajar karena tidak mengetahui bagaimana

cara memperbaikinya atau tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.

Self regulation merupakan suatu interaksi dari faktor-faktor pribadi, tingkah

laku dan lingkungan (Bandura, 1986; dalam Boekaerts, 2003:13). Hal utama dalam

self regulation adalah The Interdependent Roles of Social, Environmental, dan Self

Influences. Individu yang mengabaikan sumber lingkungan fisik dan sosial atau yang

melihat lingkungan fisik dan sosial sebagai rintangan untuk perkembangan dirinya

akan kurang efektif dalam meregulasi diri mereka. Berdasarkan hasil wawancara,

siswa lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka lebih

menyenangkan seperti menonton televisi, hangout dengan teman, bermain game, dan

membuka jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb. Hal tersebut menyebabkan

mereka menjadi malas untuk belajar dan jarang membaca buku pelajaran di rumah.

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

78

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Sebanyak 22 siswa pada kelas XI di kelas IQ SMA Pasundan 1 Bandung

memiliki self regulation yang rendah.

2. Pada Fase forethought Sebanyak 21 siswa memiliki forethought yang rendah dan

11 siswa memiliki forethought yang tinggi. Pada fase performance atau volitional

control terdapat 21 siswa memiliki performance atau volitional control yang

rendah dan 11 siswa memiliki performance atau volitional control yang tinggi.

Pada fase self reflection, sebanyak 22 siswa memiliki self reflection yang rendah

dan 10 siswa memiliki self reflection yang tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian, terdapat beberapa saran yang dapat

Peneliti berikan berkaitan dengan hasil yang didapat, yaitu:

1. Bagi siswa diharapkan dapat membiasakan diri membuat jadwal kegiatan yang

akan dilakukan setiap harinya dan juga membuat strategi-strategi serta target

belajar yang harus dicapai.

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

BAB V – Simpulan dan Saran

79

2. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mencantumkan pola asuh yang

diterapkan orang tua dalam keluarga, sehingga dapat dilihat lingkungan individu

tersebut yang akan memberikan kontribusi terhadap self regulation.

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

80

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ancok, Djamaludin. 1989. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta :

Universitas gajah Mada.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Boekaerts, Monique; Paul R. Pintrich; Moshe Zeidner. 2000. Handbook of Self

Regulation. USA: Academic Press.

Hurlock, Elizabeth B. Alih Bahasa oleh Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo, M.Sc.

1992. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Erlangga : Jakarta

Noor Hasanuddin. 2009. Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran

Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA.

Prayogo, Andhany. 2010. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Regulasi Diri

Dengan Penyesuaian Diri di Bidang Akademik Pada Pengurus OSIS Periode

2009-2010 di SMAN 3 Cimahi. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Rahmatanti, Dwie. 2011. Studi Mengenai Self Regulation pada Mahasiswa

Underachiever di Fakultas Psikologi UNISBA. Bandung: Universitas Islam

Bandung.

Rienaldi, Rizky. 2007. Hubungan Antara Self Regulation Dengan Prestasi Akademik

pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNISBA yang Lulus Dalam ≤ 4,5 Tahun.

Bandung: Universitas Islam Bandung.

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

81

Sumber Internet Pentingnya pendidikan dalam membangun sumber daya manusia. Diunduh pada tanggal 10 April 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia Visi-misi SMA Pasundan 1 Bandung. Diunduh pada tanggal 5 April 2012 dari http://www.smapasundan1bdg.sch.id/visi-misi Tujuan SMA Pasundan 1 Bandung. Diunduh pada tanggal 5 April 2012 dari http://www.smapasundan1bdg.sch.id/tujuan Winkel. 1997. Hakikat Inteligensi. Diunduh pada tanggal 5 April 2012 dari http://ma1annuqayah.sch.id/berita-194-mengapa-kecerdasan-emosional-itu-penting.html

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

LAMPIRAN

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Lampiran 1

No. Koefisien

Validitas Validitas

1. 0.854 Valid 2. 0.078 Tidak Valid 3. 0.790 Valid 4. 0.771 Valid 5. 0.017 Tidak Valid 6. 0.207 Tidak Valid 7. 0.527 Valid 8. 0.676 Valid 9. 0.708 Valid 10. 0.522 Valid 11. 0.265 Tidak Valid 12. 0.727 Valid 13. 0.439 Valid 14. 0.638 Valid 15. 0.315 Tidak Valid 16. 0.782 Valid 17. 0.692 Valid 18. 0.369 Valid 19. 0.436 Valid 20. 0.439 Valid 21. 0.678 Valid 22. 0.789 Valid 23. 0.814 Valid 24. 0.385 Valid 25. 0.212 Tidak Valid 26. 0.592 Valid 27. 0.346 Tidak Valid 28. 0.434 Valid 29. 0.168 Tidak Valid 30. 0.238 Tidak Valid 31. 0.350 Valid 32. -0.030 Tidak Valid 33. 0.612 Valid 34. 0.427 Valid 35. 0.843 Valid

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

36. 0.771 Valid 37. 0.112 Tidak Valid 38. 0.885 Valid 39. 0.855 Valid 40. 0.314 Tidak Valid 41. 0.300 Tidak Valid 42. 0.520 Valid 43. 0.062 Tidak Valid 44. 0.473 Valid 45. 0.672 Valid 46. 0.830 Valid 47. 0.713 Valid 48. 0.649 Valid 49. 0.417 Valid 50. 0.872 Valid 51. 0.415 Valid 52. 0.777 Valid 53. 0.703 Valid 54. 0.646 Valid 55. 0.667 Valid 56. 0.661 Valid 57. 0.287 Tidak Valid 58. 0.526 Valid 59. -0.544 Valid 60. 0.169 Tidak Valid 61. 0.783 Valid 62. 0.799 Valid 63. 0.655 Valid 64. 0.339 Tidak Valid 65. 0.065 Tidak Valid 66. -0.543 Valid 67. -0.187 Tidak Valid 68. 0.427 Valid 69. 0.653 Valid 70. 0.410 Valid 71. 0.116 Tidak Valid 72. -0.459 Valid 73. 0.574 Valid 74. 0.577 Valid 75. 0.661 Valid 76. 0.591 Valid

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

77. 0.041 Tidak Valid 78. 0.735 Valid 79. 0.072 Tidak Valid 80. 0.271 Tidak Valid 81. -0.105 Tidak Valid 82. 0.835 Valid 83. 0.668 Valid 84. 0.344 Tidak Valid 85. 0.545 Valid 86. 0.091 Tidak Valid 87. 0.660 Valid 88. 0.448 Valid 89. 0.649 Valid 90. -0.356 Valid 91. 0.448 Valid 92. 0.687 Valid 93. 0.284 Tidak Valid 94. -0.294 Tidak Valid 95. -0.238 Tidak Valid 96. 0.305 Tidak Valid

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Lampiran 2

UJI RELIABILITAS ALAT UKUR SELF REGULATION

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value .970

N of Items 34a

Part 2 Value .520

N of Items 33b

Total N of Items 67

Correlation Between Forms .986

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .993

Unequal Length .993

Guttman Split-Half Coefficient .810

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Lampiran 3

Skor kuesioner self regulation keseluruhan (96 item)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 5 3 2 4 2 1 2 3 4 2 3 4 3 1 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 6 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 7 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 4 1 1 1 2 3 3 3 3 8 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 9 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3

10 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 11 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 12 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 13 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 3 14 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 15 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 16 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 17 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 4 1 1 1 2 3 3 2 3 18 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 19 3 2 3 3 1 2 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 20 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 21 4 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 22 3 2 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 23 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 24 2 1 2 2 2 3 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 3 25 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 26 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 27 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 2 3 3 2 2 29 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 3 3 2 2 30 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 31 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 1 1 1 2 3 3 2 3 32 3 2 3 2 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No. 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 3 2 1 4 4 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 4 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 5 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 6 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 7 3 1 1 1 3 2 2 3 2 1 4 4 2 2 1 3 3 2 1 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 2 2 8 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 9 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4

10 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 11 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 12 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 13 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 4 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 14 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 15 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 16 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 17 3 1 1 1 3 2 2 3 2 1 4 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 18 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 19 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 20 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 21 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 22 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 23 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 24 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 25 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 26 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 27 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 28 3 1 1 1 3 2 2 3 2 1 4 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 29 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 30 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 31 3 1 1 1 3 2 2 3 2 1 3 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 32 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No. 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 Jumlah 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 183 2 3 3 4 1 2 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 1 2 1 2 2 198 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 243 4 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 189 5 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 264 6 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 185 7 3 3 4 1 2 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 1 2 1 2 3 200 8 1 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 185 9 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 271

10 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 185 11 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 267 12 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 186 13 3 3 4 1 2 2 3 4 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 186 14 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 184 15 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 246 16 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 187 17 3 3 3 1 2 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 1 2 1 2 2 195 18 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 183 19 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 267 20 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 236 21 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 238 22 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 265 23 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 1 183 24 3 3 4 1 2 2 3 4 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 186 25 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 180 26 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 188 27 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 238 28 3 3 3 1 2 2 3 4 1 1 3 2 1 2 3 2 1 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 1 1 1 2 1 189 29 3 3 4 1 2 2 2 4 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 185 30 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 187 31 2 3 4 1 2 2 3 3 1 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 1 3 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 2 190 32 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 266

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Skor kuesioner self regulation item valid (66 item)

No. 1 3 4 7 8 9 10 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 24 26 28 31 33 34 35 36 38 39 42 44 45 46 47 48 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 1 2 3 3 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 5 3 4 2 3 4 2 3 3 1 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 6 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 7 2 1 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 4 1 2 3 3 1 1 1 2 2 1 4 2 2 1 3 8 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 9 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3

10 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 11 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 12 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 13 2 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 3 14 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 15 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 16 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 17 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 1 2 2 3 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 18 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 19 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 20 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 21 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 22 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 23 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 24 2 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 3 25 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 3 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 26 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 1 2 27 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 28 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 29 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 3 30 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 31 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 1 2 2 3 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 3 32 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 2

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No. 49 50 51 52 53 54 55 56 58 59 61 62 63 66 68 69 70 72 73 74 75 76 78 82 83 85 87 88 89 90 91 92 Jumlah 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 118 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 4 1 1 3 2 3 2 1 3 1 3 3 2 1 1 130 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 172 4 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 3 2 2 122 5 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 193 6 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 118 7 3 2 1 1 1 2 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 2 4 1 1 3 2 3 2 1 3 1 3 3 2 1 1 132 8 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 2 2 121 9 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 196

10 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 121 11 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 4 3 196 12 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 118 13 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 1 3 1 1 2 2 1 1 122 14 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 119 15 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 175 16 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 118 17 3 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 4 1 1 3 2 3 2 1 3 1 3 3 2 1 1 129 18 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 119 19 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 195 20 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 168 21 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 170 22 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 2 194 23 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 116 24 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 1 3 1 1 2 2 1 1 121 25 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 116 26 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 3 2 2 122 27 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 171 28 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 4 1 1 3 2 2 2 1 3 1 3 3 2 1 1 125 29 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 1 3 1 1 2 2 1 1 122 30 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 118 31 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1 1 3 2 3 2 1 3 1 3 1 2 1 1 126 32 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 194

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Forethought

No. 1 7 10 36 56 72 3 62 46 35 50 91 17 83 33 55 26 18 61 73 87 51 28 78 22 90 54 82 34 74 88 Jumlah 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 51 2 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 52 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 80 4 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 55 5 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 93 6 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 50 7 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 52 8 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 53 9 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 91

10 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 53 11 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 91 12 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 52 13 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 50 14 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 54 15 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 82 16 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 52 17 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 53 18 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 54 19 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 90 20 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 79 21 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 79 22 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 90 23 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 50 24 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 50 25 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 50 26 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 56 27 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 79 28 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 52 29 2 2 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 1 2 1 52 30 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 50 31 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 50 32 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 92

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Performance

No. 8 63 45 16 24 92 89 75 4 85 52 68 12 9 69 19 49 58 47 70 Jumlah 1 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 38 2 2 1 2 2 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 2 3 3 2 2 2 44 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 52 4 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 41 5 4 4 4 2 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 60 6 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 38 7 2 2 2 3 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 2 3 3 3 1 2 46 8 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 3 1 3 42 9 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 62

10 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 38 11 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 63 12 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 35 13 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 2 3 3 2 2 2 40 14 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 40 15 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 53 16 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 37 17 2 1 2 2 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 2 3 3 2 2 2 44 18 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 2 40 19 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 63 20 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 52 21 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 52 22 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 62 23 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 37 24 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 2 1 3 2 2 2 38 25 1 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 37 26 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 40 27 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 52 28 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 42 29 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 2 1 3 2 2 2 38 30 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 37 31 2 1 2 2 4 1 1 3 2 3 1 1 3 2 2 3 3 2 2 2 42 32 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 61

Page 109: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Reflection

No. 38 53 76 21 44 23 59 13 66 31 42 14 39 48 20 Jumlah 1 1 1 2 2 3 1 3 2 3 3 2 1 1 2 2 29 2 2 1 2 2 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 1 34 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 40 4 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 26 5 3 3 3 3 4 2 2 1 2 4 3 2 3 3 2 40 6 1 1 3 2 3 1 3 1 3 3 2 1 2 2 2 30 7 2 1 2 2 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 1 34 8 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 26 9 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 43

10 1 1 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 1 2 2 30 11 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 42 12 1 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 31 13 2 2 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 2 3 1 32 14 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 25 15 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 40 16 1 1 3 2 3 1 3 1 3 3 2 1 1 2 2 29 17 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 1 32 18 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 25 19 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 42 20 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 37 21 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 39 22 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 42 23 1 1 3 2 3 1 3 1 3 3 2 1 1 2 2 29 24 2 2 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 2 3 2 33 25 1 1 2 1 3 1 3 2 3 3 2 2 1 2 2 29 26 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 26 27 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 40 28 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 31 29 2 2 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 2 3 1 32 30 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 31 31 2 2 2 2 4 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 34 32 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 3 2 3 41

Page 110: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Task Analysis

No. 1 7 10 36 56 72 3 62 46 35 Jumlah 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 15 2 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 16 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 4 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 14 5 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 29 6 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 15 7 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 16 8 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 14 9 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 28 10 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 16 11 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 28 12 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 13 13 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 17 14 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 14 15 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 28 16 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 15 17 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 17 18 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 14 19 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 27 20 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 26 21 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 27 22 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 28 23 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 14 24 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 17 25 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 16 26 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 16 27 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 28 2 1 1 1 2 4 2 1 2 1 17 29 2 2 1 1 2 4 2 1 2 1 18 30 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 13 31 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 15 32 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 28

Page 111: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Motivation Beliefs

No. 50 91 17 83 33 55 26 18 61 73 87 51 28 78 22 90 54 82 34 74 88 Jumlah 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 36 2 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 36 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 53 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 41 5 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 64 6 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 35 7 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 36 8 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 39 9 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 63 10 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 37 11 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 63 12 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 39 13 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 33 14 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 40 15 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 54 16 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 37 17 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 36 18 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 40 19 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 63 20 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 53 21 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 52 22 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 62 23 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 36 24 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 33 25 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 34 26 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 40 27 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 52 28 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 35 29 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 1 2 1 34 30 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 37 31 2 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 35 32 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 64

Page 112: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Control

No. 8 63 45 16 24 92 89 75 4 85 52 68 12 9 Jumlah 1 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 26 2 2 1 2 2 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 30 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 36 4 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 27 5 4 4 4 2 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 42 6 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 26 7 2 2 2 3 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 32 8 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 28 9 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 44 10 2 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 26 11 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 45 12 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 24 13 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 26 14 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 26 15 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 38 16 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 25 17 2 1 2 2 4 1 3 3 2 3 1 1 3 2 30 18 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 27 19 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 45 20 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 37 21 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 38 22 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 44 23 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 25 24 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 26 25 1 1 2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 25 26 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 26 27 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 37 28 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 1 1 3 2 29 29 2 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 3 1 26 30 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 1 25 31 2 1 2 2 4 1 1 3 2 3 1 1 3 2 28 32 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 43

Page 113: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Observation

No. 69 19 49 58 47 70 Jumlah 1 2 3 2 2 1 2 12 2 2 3 3 2 2 2 14 3 3 4 2 3 2 2 16 4 3 2 2 3 1 3 14 5 3 3 4 3 2 3 18 6 2 3 2 2 1 2 12 7 2 3 3 3 1 2 14 8 3 2 2 3 1 3 14 9 4 3 3 3 2 3 18 10 2 3 2 2 1 2 12 11 4 3 3 3 2 3 18 12 2 2 2 2 1 2 11 13 2 3 3 2 2 2 14 14 3 2 2 3 1 3 14 15 3 3 2 3 2 2 15 16 2 3 2 2 1 2 12 17 2 3 3 2 2 2 14 18 3 2 2 3 1 2 13 19 4 3 3 3 2 3 18 20 3 3 2 3 2 2 15 21 3 3 2 2 2 2 14 22 4 3 2 3 3 3 18 23 2 3 2 2 1 2 12 24 2 1 3 2 2 2 12 25 2 3 2 2 1 2 12 26 3 2 2 3 1 3 14 27 3 3 2 3 2 2 15 28 2 2 3 2 2 2 13 29 2 1 3 2 2 2 12 30 2 3 2 2 1 2 12 31 2 3 3 2 2 2 14 32 4 3 3 3 2 3 18

Page 114: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Judgement

No. 38 53 76 21 44 23 59 13 Jumlah 1 1 1 2 2 3 1 3 2 15 2 2 1 2 2 4 2 3 3 19 3 3 3 3 2 3 2 2 3 21 4 1 2 2 2 3 1 2 2 15 5 3 3 3 3 4 2 2 1 21 6 1 1 3 2 3 1 3 1 15 7 2 1 2 2 4 2 3 3 19 8 1 2 2 2 3 1 2 2 15 9 3 3 3 4 4 2 2 2 23 10 1 1 2 2 3 1 3 2 15 11 3 3 3 3 4 2 2 2 22 12 1 1 2 2 3 2 3 2 16 13 2 2 2 2 4 1 3 2 18 14 1 2 2 2 3 1 2 1 14 15 3 3 3 2 3 2 2 3 21 16 1 1 3 2 3 1 3 1 15 17 2 1 2 2 3 2 3 3 18 18 1 2 2 2 3 1 2 1 14 19 3 3 3 3 4 2 2 2 22 20 3 3 3 2 3 2 2 3 21 21 3 3 3 2 3 2 2 3 21 22 3 3 3 3 4 2 2 2 22 23 1 1 3 2 3 1 3 1 15 24 2 2 2 2 4 1 3 2 18 25 1 1 2 1 3 1 3 2 14 26 2 2 2 1 3 1 2 2 15 27 3 3 3 2 3 2 2 3 21 28 2 1 2 2 3 2 2 3 17 29 2 2 2 2 4 1 3 2 18 30 1 1 3 2 3 2 3 2 17 31 2 2 2 2 4 2 3 2 19 32 3 3 3 3 4 2 2 2 22

Page 115: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Self Reaction

No. 31 42 14 39 48 20 Jumlah 1 3 2 1 1 2 2 14 2 3 1 2 2 3 1 15 3 3 2 3 3 3 3 19 4 2 1 1 1 2 2 11 5 4 3 2 3 3 2 19 6 3 2 1 2 2 2 15 7 3 1 2 2 3 1 15 8 2 1 1 1 2 2 11 9 3 4 3 3 3 2 20 10 3 2 2 1 2 2 15 11 3 4 2 3 3 3 20 12 3 2 2 1 2 2 15 13 2 1 2 2 3 1 14 14 2 1 1 1 2 2 11 15 3 2 3 3 3 3 19 16 3 2 1 1 2 2 14 17 2 1 2 2 3 1 14 18 2 1 1 1 2 2 11 19 3 4 2 3 3 3 20 20 2 2 2 3 3 2 16 21 3 2 3 3 3 2 18 22 3 4 2 3 3 3 20 23 3 2 1 1 2 2 14 24 2 1 2 2 3 2 15 25 3 2 2 1 2 2 15 26 2 1 1 1 2 2 11 27 3 2 3 3 3 3 19 28 2 1 2 2 3 1 14 29 2 1 2 2 3 1 14 30 3 2 1 1 2 2 14 31 2 1 2 2 3 2 15 32 3 4 2 3 2 3 19

Page 116: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

Lampiran 4

Tabel Distriusi Frekuensi

1. Fase Forethought

No Interval F % Ket 1 31-77 21 65.6 Rendah 2 78-124 11 34.4 Tinggi 32 100

a. Sub-fase Task Analysis

No Interval F % Ket 1 10-24 21 65.6 Rendah 2 25-40 11 34.4 Tinggi 32 100

b. Sub-fase Self Motivation Beliefs

No Interval F % Ket 1 21-52 23 72 Rendah 2 53-84 9 28 Tinggi 32 100

2. Fase Performance

No Interval F % Ket 1 20-49 21 65.6 Rendah 2 50-80 11 34.4 Tinggi 32 100

a. Sub-fase Self Control

No Interval F % Ket 1 14-34 21 65.6 Rendah 2 35-56 11 34.4 Tinggi 32 100

Page 117: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

b. Sub-fase Self Observation

No Interval F % Ket 1 6-14 22 68.7 Rendah 2 15-24 10 31.3 Tinggi 32 100

3. Fase Self reflection

No Interval F % Ket 1 15-37 22 68.7 Rendah 2 38-60 10 31.3 Tinggi 32 100

a. Sub-fase Self Judgement

No Interval F % Ket 1 8-19 21 65.6 Rendah 2 20-32 11 34.4 Tinggi 32 100

b. Sub-fase Self Reaction

No Interval F % Ket 1 7-17 22 68.7 Rendah 2 18-28 10 31.3 Tinggi 32 100

Page 118: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

IDENTITAS

Nama (inisial) :…………………………………………………………………(L/P)

Tempat & tanggal lahir :………………………………………………………………………

Anak ke :……………………….dari ……………..………………bersaudara

Suku Bangsa :Sunda / Jawa / Minang / Batak / lainya…………………………..…

Kegemaran (Hobby) :……………………………..………………………………………..

Cita-cita :………………………………………………………………………

Usia Ayah :…………………………………………………..………………….

Suku bangsa : Sunda / Jawa / Minang / Batak / lainya……………………………

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 S2 S3

Pekerjaan Ayah :…………………………………………….……………………….

Usia Ibu :…………………………………………………..………………….

Suku bangsa : Sunda / Jawa / Minang / Batak / lainya……………………………

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 S2 S3

Pekerjaan Ibu :…………………………………………….……………………….

Page 119: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

ALAT UKUR SELF REGULATION

PETUNJUK PENGISIAN :

Pada lembar berikut terdapat pernyataan-pernyataan yang terhubung dengan keadaan diri saudara

dalam kegiatan belajar. Pada masing-masing pernyataan terdapat 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu

terdiri atas:

SL (Selalu) Jika Saudara Selalu Melakukan tindakan seperti yang disebutkan dalam

pernyataan tersebut.

SR (Sering) Jika Saudara Sering Melakukan tindakan seperti yang disebutkan dalam

pernyataan tersebut.

JR (Jarang) Jika Saudara Jarang Melakukan tindakan seperti yang disebutkan dalam

pernyataan tersebut.

TP (Tidak Pernah) Jika Saudara Tidak Pernah Melakukan tindakan seperti yang disebutkan dalam

pernyataan tersebut.

Isilah setiap pernyataan yang sesuai dengan apa yang Saudara alami selama Saudara menjadi

siswa/siswi. Caranya dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang terdapat disamping

pernyataan.

Jawaban Saudara tidak ada yang salah, Oleh karena itu isilah pernyataan-pernyataan tersebut

dengan sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan Saudara. Bekerjalah dengan teliti, jangan sampai ada

nomor yang terlewatkan.

Atas bantuan Saudara, saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.

Peneliti

Delis Irmawati

SELAMAT BEKERJA

Page 120: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No PERNYATAAN Pilihan Jawaban SL SR JR TP

1 Saya memiliki target nilai yang ingin saya capai di setiap pelajaran pada

awal semester.

2 Saya hanya akan belajar jika ada ujian besoknya.

3 Saya memiliki jadwal belajar rutin.

4 Saya bertanya kepada guru ketika saya tidak mengerti materi pelajaran.

5 Saya melihat hasil kerja teman jika lupa mengerjakan tugas.

6 Memperoleh nilai di bawah KKM bukan suatu masalah bagi saya karena

masih ada kesempatan untuk remedial.

7 Saya memiliki target untuk masuk rangking 10 besar.

8 Saya mengerjakan tugas terlebih dahulu sebelum mengerjakan hal lain.

9 Saya mengerjakan tugas disekolah sesaat sebelum dikumpulkan.

10 Saya memiliki target untuk dapat memahami materi di setiap pelajaran.

11 Saya menyiapkan keperluan (buku, alat tulis, dll) yang harus dibawa ke

sekolah sebelumnya.

12 Saya mencatat materi yang telah diajarkan untuk memudahkan dalam

mengerjakan tugas.

13 Nilai saya rendah karena saya tidak menyukai mata pelajaran tersebut.

14 Saya membuat jadwal belajar baru setelah mengevaluasi kekurangan

yang ada pada jadwal belajar saya sebelumnya.

15 Prestasi yang telah saya raih memacu saya untuk dapat meraih prestasi

lebih baik lagi.

16 Saya berhenti mengerjakan tugas disaat saya menemukan kesulitan

dalam mengerjakannya.

17 Saya yakin akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

18 Saya merasa nilai tinggi yang telah saya dapatkan sebelumnya hanya

kebetulan.

19 Saya belajar lebih giat ketika mendapat informasi bahwa guru yang

mengajar sering mengadakan ulangan mendadak.

20 Saya bingung merubah cara belajar saya agar lebih baik dari sebelumnya.

Page 121: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No PERNYATAAN SL SR JR TP

21 Saya mengabaikan strategi belajar yang telah saya buat.

22 Saya hanya akan belajar jika ada orang yang menyuruh saya.

23 Nilai saya rendah karena cara mengajar guru yang saya rasa sulit

dimengerti.

24 Saya lebih giat belajar ketika saya membayangkan mendapatkan hadiah

saat mendapatkan rangking.

25 Saya mengobrol dengan teman ketika saya mengantuk dikelas ketika

pelajaran berlangsung.

26 Saya yakin akan dapat meraih rangking 10 besar dikelas.

27 Saya ragu akan dapat memahami materi pelajaran walaupun sudah

mengulangnya di rumah.

28 Saya merasa jadwal belajar yang saya buat akan menghambat saya dalam

melakukan kegiatan lain yang saya minati.

29 Saya lebih giat belajar jika membayangkan nama saya disebut sebagai

salah satu dari rangking sepuluh besar dikelas.

30 Saya mengerjakan tugas sambil melakukan kegiatan lain.

31 Saya bangga dengan nilai tinggi yang saya dapatkan.

32 Saya tetap menggunakan cara belajar saya walaupun menurut saya belum

efektif.

33 Saya ragu dapat membagi waktu untuk memprioritaskan jadwal belajar

saya dibanding hal lain.

34 Saya akan menurunkan target nilai saya pada pelajaran yang tidak saya

sukai.

35 Saya akan belajar sesuai dengan “mood”.

36 Saya akan menerima berapapun nilai yang saya dapatkan.

37 Saya lebih memilih bermain dengan teman daripada mengerjakan tugas.

38 Saya memeriksa kembali apakah cara belajar saya sudah tepat untuk

dapat mencapai nilai sesuai target yang telah saya tetapkan.

39 Saya memperbaiki cara belajar saya agar lebih baik dari sebelumnya

walaupun nilai yang saya dapatkan telah memenuhi KKM.

Page 122: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No PERNYATAAN SL SR JR TP

40 Saya mengubah cara belajar seperti teman-teman yang berprestasi.

41 Saya pesimis akan memperoleh nilai yang sesuai target pada pelajaran

yang sulit.

42 Saya memperbaiki cara belajar saya karena nilai yang saya dapat belum

sesuai dengan target yang ingin saya capai.

43 Saya membayangkan mendapatkan pujian dari guru jika mendapatkan

nilai tertinggi tetapi saya tetap malas untuk belajar.

44 Saya mengerjakan tugas seadanya sehingga hasilnya tidak optimal.

45 Saya mencoba mengerjakan tugas sendiri terlebih dahulu sebelum

bertanya pada orang lain.

46 Saya hanya memiliki jadwal belajar untuk pelajaran yang saya sukai.

47 Memperoleh nilai ujian yang rendah bukan suatu masalah bagi saya

karena nilai ujian bukan satu-satunya penentu nilai dalam raport.

48 Saya tetap menggunakan cara belajar saya walaupun nilai yang saya

dapatkan dibawah KKM.

49 Saya mengabaikan tugas karena mendapatkan informasi bahwa teman

yang lain tidak mengerjakan tugas.

50 Saya yakin dapat mengikuti jadwal belajar yang telah saya buat.

51 Saya akan mencoba mengisi LKS pada bab yang belum dipelajari di

sekolah

52 Saya memainkan handphone ketika guru sedang mengajar.

53 Saya memeriksa kembali apakah jadwal belajar yang telah saya buat

sudah efektif.

54 Saya akan pergi ke perpustakaan jika tidak memiliki buku panduan yang

dibutuhkan.

55 Saya yakin akan dapat nilai sesuai target yang telah saya tentukan diawal

semester.

56 Saya pasrah jika nanti nilai yang saya dapat tidak sesuai dengan target

yang telah saya tetapkan.

57 Saya lebih tertarik membaca buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran

(novel, komik, majalah, dll) dibandingkan membaca buku pelajaran.

Page 123: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No. PERNYATAAN SL SR JR TP

58 Saya menjadikan pengalaman di semester lalu untuk menentukan

tindakan pada semester berikutnya.

59 Nilai saya rendah karena materi pelajaran yang sulit.

60 Saya puas dengan nilai yang telah saya peroleh walaupun hasil remedial.

61 Saya merasa percuma membuat target nilai karena tidak pernah tercapai.

62 Setelah belajar, saya mencoba membuat pertanyaan yang akan diajukan

kepada guru keesokan harinya.

63 Saya belajar sesuai dengan jadwal belajar yang telah saya buat.

64 Saya bertanya pada guru ketika kesulitan dalam mengerjakan tugas.

65 Saya menjadi lebih rajin mengerjakan tugas setelah melihat teman yang

dihukum karena tidak mengerjakan tugas.

66 Saya merasa puas dengan pemahaman materi pada pelajaran dengan

nilai tinggi.

67 Saya lebih giat belajar jika membayangkan mendapatkan nilai yang sesuai

target.

68 Saya melamun ketika pelajaran sedang berlangsung.

69 Saya belajar lebih giat ketika teman mendapatkan nilai yang tinggi.

70 Melihat teman yang mendapat nilai tinggi karena akrab dengan guru,

membuat saya juga berusaha mendekati guru tersebut.

71 Usaha yang saya lakukan untuk mendapatkan nilai sesuai target saya rasa

sia-sia.

72 Masuk rangking 10 besar bukan hal yang penting bagi saya.

73 Saya akan mempelajari kembali dirumah, materi yang saya anggap sulit.

74 Melihat teman yang masih mendapatkan nilai dibawah saya, membuat

saya merasa tidak perlu belajar lebih giat lagi.

75 Saya memperhatikan materi yang disampaikan guru.

76 Saya memeriksa kembali tugas yang telah dikerjakan.

77 Saya melihat hasil kerja teman karena saya merasa nilai yang telah saya

peroleh kurang memuaskan.

Page 124: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

No PERNYATAAN SL SR JR TP

78 Saya akan mengabaikan jadwal belajar saya jika ada acara televisi yang

lebih menarik.

79 Saya berdiskusi dengan teman dalam mengerjakan tugas.

80 Saya pergi ke kantin ketika tahu teman saya berada di kantin walaupun

pada jam pelajaran.

81 Saya memilih melakukan hal yang lebih menarik dari pada mengevaluasi

strategi belajar yang telah saya lakukan.

82 Saya akan mengajak teman yang lebih pintar untuk berdiskusi untuk

dapat lebih mengerti materi pelajaran.

83 Saya merasa pesimis akan dapat mengatasi hambatan yang dialami untuk

dapat mengikuti jadwal belajar yang telah saya buat.

84 Saya yakin akan dapat menguasai materi yang saya anggap sulit.

85 Saya menjawab pertanyaan ketika guru mengajukan pertanyaan.

86 Saya keluar kelas ketika mendengar informasi bahwa guru tidak akan

mengajar

87 Saya ingin lebih memahami materi pelajaran, maka saya akan

mempelajari kembali di rumah.

88 Saya akan malas belajar ketika melihat teman yang lain belajar “ogah-

ogahan”.

89 Saya sulit melakukan rencana yang telah saya buat meskipun saya sudah

membayangkan bisa mendapatkan nilai sesuai target.

90 Ketika nilai ulangan saya jelek, saya akan berusaha menambah waktu

belajar saya.

91 Saya yakin akan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.

92 Saya membayangkan mendapatkan nilai yang tinggi tetapi saya tetap

malas untuk belajar.

93 Saya bingung bagaimana mengubah cara belajar agar dapat mencapai nilai sesuai target.

94 Saya merasa puas dengan nilai yang saya peroleh karena telah sesuai

dengan target.

95 Nilai ulangan saya rendah karena tidak sungguh-sungguh dalam

mengerjakannya.

Page 125: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.50.07031.pdfDelis Irmawati (10050007031). Studi Mengenai Self Regulation Pada Siswa Kelas XI di Kelas IQ SMA Pasundan

96 Nilai saya rendah karena kurang optimal dalam belajar.

Terima Kasih Untuk Menjawab Dengan Jujur