perilaku organisasimedia.buatbuku.com/60/1/perilaku organisasi.pdf · perilaku organisasi juga...

24
PERILAKU ORGANISASI Novita Wahyu Setyowati, S.E., MM.

Upload: others

Post on 22-May-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERILAKU

ORGANISASI

Novita Wahyu Setyowati, S.E., MM.

ii

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak

ciptaan pencipta atau memberi izin untuk itu, dapat dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait, dapat dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

iii

PERILAKU ORGANISASI

iv

PERILAKU ORGANISASI

© Novita Wahyu Setyowati, S.E., MM. Editor : Team WADE Publish Layout : Team WADE Publish Design Cover : Team WADE Publish Diterbitkan oleh:

Jln. Pos Barat Km. 1 Melikan Ngimput Purwosari Babadan Ponorogo Jawa Timur Indonesia 63491

buatbuku.com [email protected] 0821-3954-7339 Penerbit Wade buatbuku

Anggota IKAPI 182/JTI/2017 Cetakan Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-623-7007-52-4 Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa seizin tertulis dari Penerbit.

viii+96 hlm.; 15,5x23 cm

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat-Nya yang telah tercurah, sehingga penulis bisa menye-

lesaikan buku ini. Adapun maksud dan tujuan diterbitkannya buku

ini adalah untuk membantu mahasiswa yang sedang menuntut Ilmu

Ekonomi Manajemen.

Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha penulis seorang.

Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah

membantu tersusunnya buku ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima

kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan dan pihak-pihak

lainnya yang membantu secara moral dan material bagi tersusunnya

buku ini.

Buku yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata

sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya.

Jakarta, Januari 2019

Penulis

vi

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

✓ Bab 1 Studi Tentang Organisasi.......................................... 1

✓ Bab 2 Perilaku Individu Dan Pengaruhnya Terhadap

Organisasi............................................................................... 8

✓ Bab 3 Perilaku Kelompok Dan Interpersonal ................. 17

✓ Bab 4 Perilaku Antar Kelompok Dan Manajemen

Konflik .................................................................................. 24

✓ Bab 5 Kepemimpinan (Pendekatan Dari Segi Ciri

Khas, Perilaku Perseorangan, Dan Segi Sifat) ................ 37

✓ Bab 6 Kepemimpinan (Pendekatan Dari Segi Situasi) .. 45

✓ Bab 7 Struktur Dan Anatomi Organisasi ........................ 52

✓ Bab 8 Pola Organisasi ......................................................... 62

✓ Bab 9 Proses Organisasi ..................................................... 68

✓ Bab 10 Proses Mempengaruhi Dalam Berorganisasi .... 74

✓ Bab 11 Proses Imbalan Dalam Berorganisasi ................. 79

✓ Bab 12 Perubahan Dan Pengembangan Organisasi ...... 83

✓ Bab 13 Proses Organisasi Development .......................... 87

BIODATA.......................................................................................... 95

viii

1

BAB 1

STUDI TENTANG

ORGANISASI

A. Definisi Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mem-

pelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat

kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja indi-

vidual, kelompok, maupun organisasi).

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang

organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus

yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-me-

tode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psiko-

logi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi

tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku

organisasi.

B. Pendekatan Pengetahuan Perilaku Organisasi

Masalah yang paling vital dalam organisasi yang menjadi tan-

tangan manajer adalah: manusia dan perilakunya. Tiga pendekatan

dalam memahami terjadinya perilaku:

1. Pendekatan Kognitif

Pengenalan cenderung bersifat individual. Sumber teori =

Psikologi. Littlejohn (1992): kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi

sebagai masukan (input) dan jawaban/respon (R) berupa perilaku

yang berfungsi sebagai keluaran (output), ada pemrosesan infor-

masi. Miftah Thoha (1983): perilaku tersusun secara teratur. Ada

rangsangan/pemrosesan untuk mengetahui/mengenal (cognition),

lalu dijawab dengan perilaku.

2

2. Pendekatan Kepuasan

Adanya faktor dalam diri yang menguatkan (energize), meng-

arahkan (direct), mendukung (sustain), dan menghentikan (stop)

perilaku. Abraham H. Maslow, teori hierarki kebutuhan: a) manusia

mempunyai kebutuhan yang berbeda yang ingin dipenuhinya, b)

kebutuhan yang mendesak dipenuhi lebih dulu, itulah yang menye-

babkan orang berperilaku, c) kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak

lagi menjadi pendorong perilaku. Dikenal dengan 5 jenjang kebu-

tuhan:

1) kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, seks, dll)

2) keselamatan dan keamanan

3) afiliasi, sosial, dan cinta

4) Penghargaan/status

5) Aktualisasi diri.

Catatan penting dalam teori ini: a) asumsi, manusia mem-

punyai kebutuhan untuk berkembang dan maju, b) adanya ke-

butuhan tingkat tinggi, yaitu Penghargaan dan Aktualisasi Diri, c)

kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali dapat menimbulkan

kesulitan bagi manajer, berupa frustasi, konflik, dan tekanan intern.

Termasuk pendekatan kepuasan: Frederick Herzberg, teori

dua-faktor: 2 faktor yang membuat orang puas/tidak puas:

• factor Hygiene (kesehatan) = mempertahankan semangat kerja,

bila faktor ini dipenuhi netral saja, tetapi bila tidak dipenuhi

timbul ketidakpuasan, misalnya = gaji

• factor Motivator (motif) = penghargaan dan aktualisasi wewe-

nang, pengakuan, dsb. Bila dipenuhi timbul kepuasan, tak

dipenuhi = netral saja, dengan terminology berorientasi kepada

pekerjaan. Dua kontinum untuk dapat menafsirkan kepuasan

kerja secara tepat, yaitu bila suatu kondisi kerja menyebabkan

kepuasan kerja maka bila kondisi kerja itu tidak ada akan

menimbulkan ketidakpuasan dan sebaliknya.

3

David Mc Clelland, teori motivasi atau Teori Kebutuhan yang

dipelajari: kebanyakan kebutuhan manusia diperoleh dari adanya

kebudayaan, yaitu:

1) kebutuhan berprestasi (need for achievement – N-Ach)

2) kebutuhan afiliasi (need for affiliation – N-Aff)

3) kebutuhan kekuasaan (need for power – N-Pow).

Hampir mirip Maslow, kebutuhan yang mendesak memoti-

vasi orang tsb memenuhi. Bedanya: ada analisa kebutuhan dapat

dipelajari oleh seseorang. Kebudayaan bangsa yang ekonominya lemah

dapat ditingkatkan secara cepat dengan merangsang rakyat mempunyai N-

Ach tinggi. Bukti-buktinya sbb: mereka yang mempunyai N-Ach

tinggi: (1) lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya,

(2) menghindari hasil karya yang mudah dan sukar lebih senang

kepada tujuan yang sebatas kemampuannya, (3) menyenangi um-

pan balik yang cepat tampak dan efisien tentang hasil karyanya, (4)

senang bertanggungjawab pada pemecahan masalah. N-aff = ada 2,

Approach (ingin pendekatan) dan Avondance (takut sendiri). N-pow =

ada 2, Sosial (ingin mengurus tujuan kelompok) dan Personal (ingin

menaklukan lawan).

3. Pendekatan Psikoanalitik

Pendekatan ini menunjukkan bahwa perilaku manusia di-

kuasai kepribadian dan personalianya.

a. Einstein: mengapa dasar pembawaan halus dan gerak hati

manusia dapat menimbulkan perilaku agresif? karena keter-

batasan pengendalian dirinya?

b. Sigmund Freud (pelopor psiko-analis): menjawab surat

Einstein: manusia mempunyai naluri/instict yang mudah me-

nyulut semangat berperang, naluri untuk menghancurkan, ada

2 pendorong kehidupan manusia: (1) Eros = naluri untuk hidup,

kecenderungan untuk bersatu, penjagaan diri, seks, dan cinta.

(2) Thanatos = harapan kematian yang menghimpun manusia ke

arah kehancuran. Ada mekanisme pertahanan untuk menye-

suaikan keinginan sebagai kenyataan eksternal dan nilai-nilai

4

internal (kesadaran). 3 unsur yang menimbulkan konflik (a) id

(das-es): mendasarkan pada kesenangan, tidak rasional, im-

pulsive, condong pada apa yang dirasa baik, (b) ego (das-ich):

logika, yang mungkin/tak mungkin, patut/tidak, jalan tengah,

(c) superego (das-uberich): alam ketidaksadaran manusia, hati

nurani, moral, nilai-nilai individu, condong pada yang dirasa

benar.

c. Gibson dkk: sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dior-

ganisasi dengan pengalaman, tanggapan orang lain, objek dan

lain-lain yang bersifat tetap dan berubah, tergantung tingkat

pemahaman terhadap lingkungan. Sikap menentukan perilaku

sebab sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian,

belajar, dan motivasi. Kepribadian dipengaruhi faktor budaya

dan sosial; (1) kepribadian adalah keseluruhan yang ter-

organisasi bila tidak maka individu tidak mempunyai arti, (2)

pola-pola kepribadian dapat diamati dan diukur, (3) kepri-

badian memiliki dasar biologis yang berkembang dan berubah

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya, (4)

kepribadian punya segi-segi yang dangkal (ingin menguasai)

dan inti yang lebih dalam (sentimen, perasaan wewenang), (5)

kepribadian mencakup ciri yang umum dan khas, tiap orang

berbeda tapi ada hal-hal yang sama.

d. Porter/Samovar: isi dan pengembangan sikap dipengaruhi

kepercayaan & nilai-nilai yang dianut.

e. Solomon E Asch: semua sikap bersumber pada organisasi

kognitif, yaitu informasi dan pengetahuan yang dimiliki se-

seorang. Sikap pada seseorang/sesuatu tergantung "citra" kita

pada itu. Citra diperoleh dari sumber-sumber informasi.

f. Leon Festinger: Disonansi Kognitif: suatu keadaan bila terjadi

ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen

perilaku, yaitu suatu bentuk yang tidak konsisten dan tidak

disenangi sehingga orang itu mengurangi disonansi untuk

mengembalikan ke keadaan semula. Kesenjangan antara sikap

5

dan perilaku adalah karena tidak ada konsistensi antara sikap

yang tersembunyi dan perilaku yang terbuka.

g. Russel G Geen (1976) ingin menjawab, bagaimana orang

bereaksi terhadap tekanan hidup, mengatasi, dan apa yang

terjadi bila penyelesaian itu tidak efektif. Kepribadian adalah

seperangkat perilaku yang membentuk karakter respon sese-

orang terhadap situasi dan waktu tertentu.

h. Salvatore R Maddi (1980): Kepribadian adalah ciri yang relatif

mantap, kecenderungan dan perangai yang dibentuk dari

faktor keturunan, lingkungan, sos-bud. Kekuatan-kekuatan

yang membentuk kepribadian:

1. keturunan

2. kebudayaan

3. hubungan keluarga

4. kelas sosial, kelompok dll.

Tiga pendekatan Teori Kepribadian:

a) Pendekatan Ciri (Traits)

Gordon Allport (1966), ciri (traits) adalah kecenderungan yang

dapat diduga, mengarahkan perilaku individu pada konsistensi

dan khas, sifat menetap dengan jangkauan umum dan luas,

bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan tindakan,

dan sumber keunikan. 3 asumsi ciri: (1) membuat berbagai

stimulus (S) berfungsi sama, (2) penyebab perilaku dan alat

menjelaskan/mengurai perilaku, (3) pembentukan ciri terpisah

secara kultural

b) Pendekatan Psikodinamik

yaitu teori Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego.

Kepribadian dibentuk dari pengalaman ketika kecil, proses

mental sehingga 3 unsur itu menyusun. Konflik membentuk 3

unsur itu maka konflik membentuk kepribadian.

c) Pendekatan Humanistik

Carl Rogers (1977): harus mendengar apa yang dikatakan orang

lain mengenai diri kita, mempersepsikan dunia dan kekuatan

yang mempengaruhi, kemudian mengaktualisasi diri sebagai

6

usaha terus-menerus mewujudkan potensi dengan cara

berpusat pada masalah, kreatif, demokratis, mengadakan

hubungan pribadi, dan menerima orang lain apa adanya.

Kelemahannya: condong ke individualis.

C. Pendekatan Mengenai Fungsi Organisasi

Teori pertama yg memiliki berkaitan dengan pendekatan ini

adalah teori birokrasi yang diperkenalkan oleh Max Weber, seorang

teoritis terkenal sepanjang zaman. Ia mendefinisikan organisasi

sebagai system suatu aktivitas tertentu yang bertujuan dan ber-

kesinambungan.

Inti dari teori Weber mengenai birokrasi adalah konsep me-

ngenai kekuasaan, wewenang, dan litimasi. Menurut Weber,

kekuasaan adlah kemampuan seseorang dalam setiap hubungan

social guna mempengaruhi orang lain. Ia juga mengemukakan

adanya tiga jenis kewenangan (otoritas) yaitu:

• Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan

sebagai suatu yg sudah pantas atau sudah benar menurut

ukuran tradisi.

• Kewenangan birokratik merupakan bentuk yang paling relevan

dalam birokrasi, karena kekuasaan diperoleh dari aturan-aturan

birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi.

• Kewenangan karismatik merupakan kekuasaan yang diperoleh

karena karisma dari kepribadian seseorang

Selain itu, Weber juga mengemukakan pandangannya menge-

nai enam prinsip birokrasi yang terdiri dari:

1. Birokrasi didasarkan pada aturan-aturan yg memungkinkan

diseselasikannya suatu persoalan.

2. Birokrasi mengenal pembagian kerja secara sistematis terhadap

tenaga kerja. Setiap tenaga kerja memiliki hak dan kekuasaan

yg terdefinisikan secara jelas.

3. Inti dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hierarki)

7

4. Pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan

mereka

5. Birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan

sumber-sumber yg ada dalam lingkup pengaruhnya

6. Birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yg rapi.

Teori lain yg berhubungan dengan pendekatan struktur dan

fundi organisasi adalah teori system. Menurut Chester Barnard,

organisasi hanya dapat berlangsung melalui kerjasama antar-

manusia, dan bahwa kerjasama adalah sarana dimana kemampuan

individu dipadukan guna mencapai tujuan bersama atau tujuan yg

lebih tinggi.

Sementara menurut Daniel Katzdan Robrt Kahn, sebagai

suatu system social organisasi memiliki keunikan di dalam kebu-

tuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga agar

tetap terkendali. Itu artiny, system memiliki tujuan-tujuan bersama

yang mengharuskan menomor duakan kebutuhan individu-

individu.

Latihan Soal

1. Coba anda jelaskan fungsi-fungsi dari organisasi?

2. Apa yang anda ketahui dengan perilaku organisasi dan jelaskan

pula pendekatan perilaku organisasinya?

Daftar Pustaka

• Gibson, James L., John M., Ivancevich dan James H., Donnelly,

Jr., Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan

Proses, terjemahan oleh Joerban Wahid, Erlangga, Jakarta.

• Gibson, James L., John M., Ivancevich dan James H., Donnelly,

Jr., Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan

Proses, Jilid I dan Jilid II, Erlangga, Jakarta.

8

BAB 2

PERILAKU INDIVIDU DAN

PENGARUHNYA TERHADAP

ORGANISASI

A. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

1. Variabel-Variabel Dependen

Yaitu faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diper-

kirakan dan yang terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons

yang dipengaruhi oleh suatu variabel bebas.

Variabel-variabel dependen tersebut antara lain:

1. Produktivitas

Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan

dan efisiensi.

2. Keabsenan (kemangkiran)

Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja

3. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)

Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari

suatu organisasi

4. Kepuasan kerja

Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau

selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang

pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka

terima.

9

2. Variabel-Variabel Independen

1. Variabel-variabel level individu

a. Usia

b. Status perkawinan

c. Jenis kelamin

d. Masa kerja

2. Variabel-variabel level kelompok

3. Variabel-variabel level system organisasi

B. Teori Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang

berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara ber-

tindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan ber-

pengaruh terhadap performansi pekerja.

TEORI TEORI MOTIVASI

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati

seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi

juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju

kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain

motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan.

Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai

kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu

sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut men-

dapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan

karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga

dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang

melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat

seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang

dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa

sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.

10

Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori

motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan, teori

penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori penetapan sasaran.

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada

dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menun-

jukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang

memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebu-

tuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,

dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang

lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar

terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus

terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

menjadi penentu tindakan yang penting.

• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).

• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari

bahaya).

• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi

dengan orang lain, diterima, memiliki).

• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan).

• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

Aktualisasi diri

penghargaan

sosial

keamanan

Faali

11

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: men-

dapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan ke-

butuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-

motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang

hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat

estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat

dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan

tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus

bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang men-

dorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan men-

jauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor

higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).

Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidak-

puasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,

imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),

sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha

mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achieve-

ment, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor

intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X

(negatif) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian

yag dipegang manajer, yaitu:

a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak

menyukai kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau

diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

12

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor

yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat

manusia ada empat teori Y:

• karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya

seperti istirahat dan bermain.

• Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri

jika mereka komit pada sasaran.

• Rata-rata orang akan menerima tanggung jawab.

• Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of moti-

vation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan

sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil

dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi

rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,

yaitu:

• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi

jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas

untuk mendapatkan outcome tertentu).

• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan

posistif, netral, atau negatif.

Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang

melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan

kurang dari yang diharapkan

E. ACHIEVEMENT THEORY Mc. CLELLAND (1961)

Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting

yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

13

• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir

sama dengan soscialneed-nya Maslow)

• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. CLAYTON ALDERFER ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang

didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence),

hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit

berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa

jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi

maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari

pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke

situasi.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 100) terdapat

beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai yaitu:

1. Prinsip partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan

kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang

akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhu-

bungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi

yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai

andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan

tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada

pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil

keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan mem-

buat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk

mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

14

5. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang di

inginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja

apa yang diharapkan pemimpin.

C. Penerapan Motivasi dalam Organisasi

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pimpinan dalam

organisasi adalah bagaimana mereka dapat menggerakkan para

pegawainya agar mau dan bersedia mengerahkan kemampuan ter-

baiknya untuk kepentingan organisasi. Untuk itu, seorang pimpinan

harus selalu dapat memelihara semangat, kesadaran dan ke-

sungguhan dari karyawannya untuk terus menunjukkan kinerja

yang optimal. Dengan kata lain, salah satu tantangan berat bagi

organisasi adalah bagaimana motivasi karyawan dapat tumbuh dan

terbina dengan baik isi.

D. Tekanan (Stress) Individu

Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi

seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi kese-

luruhan dari orang tersebut. Faktor pemicu Stress disebut Stressor.

Stressor dibagi menjadi dua, antara lain:

1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)

a) Beban kerja berlebih (overload)

b) Desakan waktu (deadline)

c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise

d) Iklim politis tidak aman/low comfort

e) Umpan balik kerja rendah/low feedback

f) Wewenang tidak memadai/low authority

g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity

h) Frustasi/putus asa

i) Konflik antar pribadi atau kelompok

j) Perbedaan nilai individu dan organisasi

k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan

15

2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)

a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga

b) Permasalahan-permasalahan tentang anak

c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik

d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan

e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan

f) Permasalahan-permasalahan lainnya

Dampak Stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

1. Sifat Stressor

Yaitu pengetahuan individu tentang Stressor tersebut dan

pengaruhnya pada individu tersebut.

2. Jumlah Stressor

Yaitu banyaknya Stressor yang diterima individu dalam waktu

bersamaan.

3. Lama Stressor

Yaitu seberapa sering individu menerima Stressor yang sama

4. Pengalaman masa lalu.

5. Tingkat perkembangan.

Latihan Soal

1. Coba anda jelaskan variabel apa yang mempengaruhi perilaku

individu?

2. Apa yang anda ketahui dengan Motivasi? Jelaskan teori dan

prinsip motivasinya?

3. Sebut dan jelaskan factor yang mempengaruhi Stress, dan

bagaimana pemecahannya?

Daftar Pustaka

• Gibson, James L., John M., Ivancevich dan James H., Donnelly,

Jr., Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan

Proses, terjemahan oleh Joerban Wahid, Erlangga, Jakarta.

16

• Gibson, James L., John M., Ivancevich dan James H., Donnelly,

Jr., Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan

Proses, Jilid I dan Jilid II, Erlangga, Jakarta.