perilaku hama pengisap buah muda dysdercus sp. dan

6
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015) 108 Harto PERILAKU HAMA PENGISAP BUAH MUDA Dysdercus sp. DAN DAMPAKNYA TERHADAP KERUSAKAN BUAH MASOY (Cryptocarya massoai Kostern) (Behavior of Young Fruit Pest Suckers (Dysdercus sp) and Its Impact on Damage to Måsøy Fruit (Cryptocarya massoai Kostern)) Srihartati Harto Diploma Tiga Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari-Papua Barat Penulis Korespodensi: [email protected] Diterima: Juli 2015|Disetujui: Desember 2015 Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui identitas hama, perilaku makan dan dampak kerusakan terhadap buah muda masoy, dilakukan di hutan sekunder Ambaidiru Papua pada Februari 2013. Pengamatan dilakukan terhadap 5 pohon contoh yang buah mudanya terserang hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah masih muda yang umumnya berwarna hijau sangat disukai hama “genus Dysdercus sp famili Pyrrhocoridae ordo Hemiptera yang disebut bapak pucung”. Gejala buah muda masoy yang terserang adalah warna kusam, kulit kisut, terdapat spot ungu berukuran titik kecil buah mengecil tidak beraturan. Gejala buah menggambarkan kondisi fisiologis buah, yang mulai menurun kualitas pertumbuhan juga mencerminkan fisiologis buah yang tidak akan mencapai masak fisiologis dan pembentukan biji. Kata kunci: Dysdercus sp., Hama, Masoi, Pengehisap. Abstract The study aims to determine the identity of the pest, feeding behavior and damage to the young Masoy fruit, conducted in secondary forests Ambaidiru Papua in February 2013. Data were collected from 5 example trees young fruit pests. The results showed that the fruit is still young, generally fruit with colour green well-liked pest from "genus Dysdercus sp, family Pyrrhocoridae ordo Hemiptera, it’s called Bapak Pucung". Symptoms Måsøy attacked the young fruit is the color of dull, wrinkled skin, there is a purple spot size of a small point shrink irregular pieces. Symptoms fruit pieces depict physiological condition, which began declining quality of growth also reflects the physiological fruit will not reach physiological maturity and seed formation. Keywords: Dysdercus sp., Masoy, Pets, Suckers. PENDAH ULUAN Tanaman muda yang dihasilkan dengan perkecambahan biji tanaman masoy lebih tahan terhadap berbagai faktor perusak. Sikoway (2009) menyatakan bahwa perkecambahan biji masoy yang direndam dengan air dingin selama 24 jam menghasilkan tingkat perkecambahan yang lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan stek pucuk atau stek batang. Sonda (1997), melaporkan bahwa stek pucuk masoy yang direndam dalam rootone-f cair menunjukkan tingkat keberhasilan yang rendah. Fakta di atas menunjukkan bahwa tumbuhan masoy lebih sesuai bila diregenerasikan secara generatif. Karena itu untuk memperoleh biji sebagai bahan benih yang berkualitas, maka kesehatan buah pada pohon induk menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi. Buah yang sehat menjadi penting untuk mendapatkan biji berkualitas. Kesehatan buah pada pohon induk di alam sering sulit dijamin. Buah pada pohon induk di alam sering terserang oleh hama. Buah muda tumbuhan masoy di alam sering terserang oleh hama pengisap buah. Akibatnya sulit untuk memperoleh buah masak dalam jumlah yang banyak dan berkualitas. Kendala lain yang dihadapi dalam penyediaan biji masoy dalam jumlah yang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

108

Harto

PERILAKU HAMA PENGISAP BUAH MUDA Dysdercus sp. DANDAMPAKNYA TERHADAP KERUSAKAN BUAH MASOY (Cryptocarya

massoai Kostern)(Behavior of Young Fruit Pest Suckers (Dysdercus sp) and Its Impact on Damage to

Måsøy Fruit (Cryptocarya massoai Kostern))

Srihartati HartoDiploma Tiga Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari

Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari-Papua BaratPenulis Korespodensi: [email protected]

Diterima: Juli 2015|Disetujui: Desember 2015

AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui identitas hama, perilaku makan dan dampak kerusakanterhadap buah muda masoy, dilakukan di hutan sekunder Ambaidiru Papua pada Februari 2013.Pengamatan dilakukan terhadap 5 pohon contoh yang buah mudanya terserang hama. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa buah masih muda yang umumnya berwarna hijau sangat disukaihama “genus Dysdercus sp famili Pyrrhocoridae ordo Hemiptera yang disebut bapak pucung”.Gejala buah muda masoy yang terserang adalah warna kusam, kulit kisut, terdapat spot unguberukuran titik kecil buah mengecil tidak beraturan. Gejala buah menggambarkan kondisifisiologis buah, yang mulai menurun kualitas pertumbuhan juga mencerminkan fisiologis buahyang tidak akan mencapai masak fisiologis dan pembentukan biji.Kata kunci: Dysdercus sp., Hama, Masoi, Pengehisap.

AbstractThe study aims to determine the identity of the pest, feeding behavior and damage to the youngMasoy fruit, conducted in secondary forests Ambaidiru Papua in February 2013. Data werecollected from 5 example trees young fruit pests. The results showed that the fruit is still young,generally fruit with colour green well-liked pest from "genus Dysdercus sp, familyPyrrhocoridae ordo Hemiptera, it’s called Bapak Pucung". Symptoms Måsøy attacked theyoung fruit is the color of dull, wrinkled skin, there is a purple spot size of a small point shrinkirregular pieces. Symptoms fruit pieces depict physiological condition, which began decliningquality of growth also reflects the physiological fruit will not reach physiological maturity andseed formation.Keywords: Dysdercus sp., Masoy, Pets, Suckers.

PENDAH ULUAN

Tanaman muda yang dihasilkandengan perkecambahan biji tanaman masoylebih tahan terhadap berbagai faktorperusak. Sikoway (2009) menyatakanbahwa perkecambahan biji masoy yangdirendam dengan air dingin selama 24 jammenghasilkan tingkat perkecambahan yanglebih baik bila dibandingkan denganmenggunakan stek pucuk atau stek batang.Sonda (1997), melaporkan bahwa stekpucuk masoy yang direndam dalamrootone-f cair menunjukkan tingkatkeberhasilan yang rendah. Fakta di atasmenunjukkan bahwa tumbuhan masoy lebih

sesuai bila diregenerasikan secara generatif.Karena itu untuk memperoleh biji sebagaibahan benih yang berkualitas, makakesehatan buah pada pohon induk menjadisalah satu syarat yang harus dipenuhi. Buahyang sehat menjadi penting untukmendapatkan biji berkualitas. Kesehatanbuah pada pohon induk di alam sering sulitdijamin. Buah pada pohon induk di alamsering terserang oleh hama. Buah mudatumbuhan masoy di alam sering terserangoleh hama pengisap buah. Akibatnya sulituntuk memperoleh buah masak dalamjumlah yang banyak dan berkualitas.Kendala lain yang dihadapi dalampenyediaan biji masoy dalam jumlah yang

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

109

Harto

memadai adalah bervariasinya masaberbunga dan berbuah baik pada lokasiyang sama maupun pada lokasi yangberbeda.

Nicholas (1987) menyatakan bahwahama yang umum menyerang tanamankehutanan baik daun, pucuk, buah, kayudan batang pohon adalah rayap (OrdoIsopthera), kumbang bubuk (Coleopthera),semut dan lebah (Hymenoptera), kutu-kutu(Hemiptera) serta ngengat dan kupu-kupu(Lepidoptera). Salah satu ordo hama yangmengisap buah muda adalah Heminopterafamily Pyrrhocoridae, genus Dysdercus,Tingkat kerusakan buah yang masih dipohon oleh genus ini dapat mencapai50%1)._____1)

Hasil pengamatan pada survei pendahuluan padatumbuhan berbuah di hutan sekunder Ambaidiru

Apakah genus Dysdercus jugamenyerang buah masoy yang masih mudadan bagaimana perilaku makannya sertadampaknya terhadap kualitas buah?. Untukmenjawab masalah tersebut perlu dilakukanpenelitian. Penelitian bertujuan untukmengetahui perilaku makan dan dampakkerusakan buah muda pohon masoy olehhama pengisap genus Dysdercus di alam.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di dua lokasi,yaitu di hutan sekunder Ambaidaru YapenWaropen dan di Laboratorium Biologi danPerlindungan Hutan Fahutan Unipa.Penelitian berlangsung pada bulan Februari2013.

Bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah aquades, kertas label,kertas tissu, kantong plastik transparanukuran ½ liter, selotip, buah masoy muda,hama pengisap buah, dan alkohol 70%.

Alat yang digunakan meliputiparang, pinset, cawan petri, lope, botol vial3 ml, kuas bulu onta, botol film, mikroskopstereo binokuler, kamera digital, bukuidentifikasi Borror dan Delong (1992),Borror and White (1976), dan Kalshoven(1981)

Penelitian dilaksanakan dua tahap.Tahap pertama adalah koleksi hama

pengisap buah di lapangan dan tahap keduaadalah identifikasi dan pengamatan perilakumakan dari hama yang diujikan terhadapbuah masoy. Tiga kali pengamatan surveiawal di hutan sekunder maupun hutanprimer pada pohon masoy yang sedangberbuah diketahui mencapai 50% seranganhama pada buah muda. Jenis data yangdikumpulkaan adalah Jumlah hama untukkoleksi, dan identifikasi di Laboratorium,perilaku makan hama, dan gejala kerusakanpada buah, jumlah buah terserang. Variabelpengamatan meliputi1. Karakter morfologi hama pengisap

buah masoy2. Aktivitas dan perilaku Serangan3. Dampak Kerusakan pada buah masoy

Data hasil pengamatan dianalisissecara deksriptif berdasarkan karaktermorfologi dan gejala kerusakan yangditimbulkan terhadap buah. Karakterisasidan identifikasi hama menggunakan bukuidentifikasi Borror dan Delong (1992),Borror and White (1976), dan Kalshoven(1981). Penyajian data secara tabulasimenggunakan Tabel dan dilengkapi dengangambar (foto).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Hama Pengisap Buah MasoyHama buah muda tumbuhan masoy

di hutan sekunder Ambaidiru ditemukanpada dua fase, yaitu fase pradewasa (nimfa)dan fase dewasa (imago). Ciri morfologiutama pada fase imago dan nimfa adalahkeseluruhan tubuh berwarna hitam danorange kecoklatan, memiliki tiga pasangtungkai yang sama panjang, dan hanyaberbeda pada ukuran tungkai setiap ruas.Tungkai pada bagian femur sedikit lebihbesar dibandingkan bagian tarsus dan tibia.Ciri utama lainnya pada nimfa yaitu 2 spothitam di abdomen pada pandangan dorsaldan 2 tanduk kecil pada prothoraks danmesothoraks. Ciri morfologi imago dannimfa secara rinci disajikan pada Gambar 1,Gambar 2, Tabel 1 dan Gambar 3.

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

110

Harto

Gambar 1. Ciri morfologi nimfa Dysdercus sp pengisap buah muda masoyKeterangan :

: 2 tanduk kecil di prothoraks & mesothoraks: 2 spot hitam di abdomen pada pandangan dorsal: Abdomen berwarna orange: Alat mulut berbentuk stylet: Buah muda masoy: Corak lekukan garis hitam

Gambar 2. Tipe hidup nimfa Dysdercus Sp berkelompokKeterangan :

: Antena terdiri 4 ruas: 2 spot hitam di abdomen pada pandangan dorsal: Ukuran besar ruas tungkai femur, tarsus, tibia berbeda

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

111

Harto

Tabel 1. Ciri morfologi fase imago dan nimfa Dysdercus sp.Imago Nimfa

Abdomen, tungkai, thoraks, antena berwarnahitam. Caput berwarna orange kecoklatan

Warna abdomen orange kecoklatan dengan 2 spothitam. Caput, thoraks, tungkai dan antenaberwarna hitam

Panjang tubuh 10 – 17 mm, lebar tubuh 5 mm Panjang tubuh 10 – 15 mm, lebar tubuh 3,5 mmAntena terdiri 4 ruas, termasuk tipe filiformis Antena terdiri 4 ruas, termasuk tipe filiformisMemiliki 2 tanduk kecil pada prothoraks Memiliki 2 tanduk kecil pada prothoraks dan

mesothoraksTipe alat mulut pencucuk pengisap berbentukstylet yang beruas-ruas. Panjangnya setengahdari panjang tubuh

Tipe alat mulut pencucuk pengisap berbentukstylet yang beruas-ruas. Panjangnya setengah daripanjang tubuh

- Tepi kiri kanan abdomen berbentuk pipih padapandangan dorsal bercorak lekukan garis hitam

Hidup individual Hidup berkelompok

Jenis hama teridentifikasiberdasarkan ciri morfologi adalahDysdercus sp., ordo Hemiptera, familiPyrrochoridae yang dikenal dengan namaumum “bapak pucung”. Jenis ini diketahuitermasuk dalam kelompok hama pengisapbuah karena memiliki tipe mulut pencucukpengisap. Tipe mulut pencucuk terdiri atasrostum (moncong) dan stylet (pengisap).Pada ordo Hemiptera, rostum tersebutterletak pada bagian anterior kepala (bagianujung). Rostum tersebut berbentukmemanjang, dan beruas-ruas sebagaimembungkus stylet. Pada alat pengisap initerbentuk dua saluran yaitu saluranmakanan dan saluran ludah.

Pola Serangan Terhadap BuahPrice (1997) mengemukakan bahwa

ordo Hemiptera dengan tipe mulutpencucuk pengisap mengkonsumsi bahanmakanan berupa cairan, baik berupa darahpada hewan atau cairan tumbuhan.Aktivitas serangan hama pengisap buahmuda masoy terjadi ketika buah berumurdua bulan dihitung dari awal terbentuknyabuah. Jenis hama Dysdercus sp menyerangbuah pada fase nimfa dan imago. Seranganhama fase nimfa secara berkelompoksedangkan fase imago lebih pada seranganindividual sehingga dalam melakukanaktivitas serangan pada buah masoy tampak

nimfa lebih banyak berada pada tajukpohon dibanding imago. Serangan padabuah masoi dilakukan secara berkelompok,satu buah muda masoy dapat diserang 4–6ekor nimfa. Akibatnya terlihat kompetisidiantara nimfa ditandai adanya serangandalam kelompok untuk memperoleh bahanpakan, sedangkan imago hanya ditemukan1-3 ekor secara terpisah pada rangkaiantangkai buah. (Lihat Gambar 3).

Hama pengisap buah muda masoyberaktifitas dari jam 10.00 pagi hingga jam14.00 sore hari. Penyerangan dilakukandengan cara, menapaki batang pohon masoysecara teratur membentuk barisan panjangmenuju buah. Setiap melakukan serangan,jumlah individu berkisar 100 individusetiap harinya dan didominasi nimfa. Jikatelah menemukan sumber pakan, merekasecara terorganisir akan terus menyerangsumber pakan sampai kebutuhan terpenuhi.

Nimfa akan mengalami beberapa kaliproses pergantian kulit atau ekdisis untukmencapai fase imago. Tiap tahapan diantarapergantian kulit disebut instar. Nimfabapak pucung mengalami 5 kali instar atauyang terakumulasi selama 21 hinggahariguna mencapai fase imago. Selamajangka waktu ini fase Nimfa aktifmenyerang buah muda masoi mudah gunamencukupi kebutuhan.

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

112

Harto

Gambar 3. Pola serangan hama dan dominasi fase nimfaKeterangan

: Dominasi fase nimfa pada 1 buah muda: Fase imago: Buah muda masoy: Gejalah kerusakan pada buah yang telah diserang

Dampak Serangan

Gejalah buah yang terserang olehhama pengisap adalah warna buah berubahkusam, kulit buah menjadi kisut danterdapat spot berukuran kecil seperti titik;berjumlah satu tetapi dari hari kehari spotbertambah banyak dan ukuran menjadilebih besar dan warna dapat berubahmenjadi kehitaman. Buah yang terusmenerus diserang akan mengecil(menyusut) yang menjadikan bentuk buahtidak beraturan. Gejala serangan hama yangdiuraikan tersebut dapat memberikancermin terhadap kondisi fisiologis buah dankualitas biji dari buah yang terbentuk. Nair(2007) melaporkan bahwa aktivitasserangga yang makan dan atau hidup padapohon atau bagiannya akan memberidampak negatif terhadap pertumbuhanpohon. Hal tersebut seiring dengan adanyaserangan hama yang semakin meningkatmemungkinkan terjadinya beberapa halyaitu memicu kerentanan buah terhadapserangan patogen oleh karena serangga

dapat berlaku sebagai vektor bagi patogen.Buah yang terserang tidak akan mencapaimasak fisiologis dan gugur, Fakta inimengindikasikan bahwa dampak negatifdari serangan hama pengisap buah mudamasoy adalah sulitnya tumbuhan masoyuntuk beregenerasi di alam dan akanberdampak lanjut pada kelangkaan jenis dihabitat alamnya.

KESIMPULAN

Hama buah muda masoyteridentifikasi sebagai jenis hama pencucukpengisap Genus Dysdercus, OrdoHemiptera, Famili Pyrrhochoridae. HamaDysdercus pada fase nimfa menyerangsecara berkelompok, dan fase imagomenyerang secara individual pada buahmuda masoy. Waktu serangan diawali pagidan diakhiri siang menjelang sore harisecara teratur dan terus menerus. Buahmuda masoy yang telah terserangmenunjukan gejala perubahan warna, danbentuk buah. Buah yang mengalami

@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):108-113 (2015)

113

Harto

serangan lanjut mengakibatkan buah tidakakan masak fisiologis dan tidak akanmencapai pembentukan biji sehinggamemiliki viabilitas biji yang rendah.

Guna melindungi buah muda masoydari kerusakan dan agar buah dapatmenghasilkan biji yang masak fisiologis,maka perlu dilakukan upaya pencegahandan pengendalian dengan menggunakanmetode hayati.

DAFTAR PUSTAKA

Borror, D J, Triplehorn C.A , and JohnsonN.F., 1992. Pengenalan PelajaranSerangga. Edisi Keenam. Jogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Borror, D J and White, R E, 1976. A fieldGuide to the Insect of America Northof Mexico. Boston: HoughtonMifflin Company.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Cropsin Indonesia. (Revised and translitedby PA Van der Laan). PT IhctiarBaru-van Hoeve, Jakarta

Mathew, R.W. & J.R, Mathew, 1978. InsectBehavior. John Wiley & Sons. Inc.New York.

Nair, K.S.S, 2007. Tropical Forest InsectPests: Ecology, Impact, andManagemen. Cambridge. CambridgeUniversity Press.

Price, P W, 1997. Insect Ecology. ThirdEdition. USA: Northern ArizonaUniversity.

Sikoway Isaac S., 2009. PengaruhPerendaman dan Pemanasan SecaraSangrai Terhadap Benih Masoy.

Tarumingkeng, R. 2008. Biologi danPerilaku Rayap. Diakses darihttp://tumoutou.net pada tanggal 18Mei 2013.