perencanaan persediaan bahan baku kain dengan …
TRANSCRIPT
1
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN
SISTEM Q (CONTINUOUS REVIEW SYSTEM) DAN SISTEM P
(PERIODIC REVIEW SYSTEM)
Nadhilah Zahratun Nuffus
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Dosen Pembimbing :
ABSTRACK
UD. "Al-Iqbal" is one of the Muslim clothing manufacturers in Tasikmalaya City. Muslim
clothing products produced are adult male Muslim clothing with Pakistan, Jubah, and qurta
model. The main raw materials are managed by UD. "Al Iqbal" is the fabric raw material. This
study focuses on the raw material for cotton twill because it has the highest raw material price
and the highest total demand, which is 33% of other cotton fabric raw materials. Changes in
customer demand and the absence of a basis for calculation in the procurement of raw materials
lead to an excess supply of raw material for cotton twill. The purpose of this study was to
determine the right amount of raw material ordering by calculating the Q system (continuous
review system) and the P system (periodic review system). The Q and P systems are used
because the demand for raw material supply of cotton twill is probabilistic with a variability
coefficient (VC) value above 0.2. The calculation of the Q and P system will determine the
optimal order size, reorder point, safety stock, order time interval, and total inventory cost.
Demand forecasting is done first using Minitab 20 software with the trend analysis method
(linear trend model and quadratic trend model). The next step is the calculation of the total cost
of inventory with the Q and P system. The results of the calculation of inventory control of raw
material for cotton twill fabric with the Q system produce a minimum total inventory cost
compared to the P system. The results of the calculation with the Q system for cotton twill raw
materials, quantity order (Q) is 824 yards, reorder point is 221 yards and safety stock is 8 yards.
Keywords : Inventory Control, Forecasting, System Q (Continuous Review System), System
P (Periodic Review System).
ABSTRAK
UD. “Al-Iqbal” merupakan salah satu usaha produsen pakaian muslim di Kota Tasikmalaya.
Produk pakaian muslim yang diproduksi adalah pakaian muslim dewasa laki-laki dengan
model pakistan, jubah, dan qurta. Bahan baku utama yang dikelola oleh UD. “Al-Iqbal” adalah
bahan baku kain. Pada penelitian ini berfokus pada bahan baku kain katun twil karena memiliki
harga bahan baku tertinggi dan total permintaan tertinggi yaitu 33% dari bahan baku kain katun
lainnya. Permintaan pelanggan yang berubah-ubah dan tidak adanya dasar perhitungan dalam
pengadaan bahan baku menyebabkan kelebihan persediaan bahan baku kain katun twil. Tujuan
penelitian ini adalah menentukan jumlah pemesanan bahan baku yang tepat dengan
perhitungan sistem Q (continuous review system) dan sistem P (periodic review system). Sistem
Nur Prima Waluyowati
2
Q dan P digunakan karena permintaan persediaan bahan baku kain katun twil bersifat
probabilistik dengan nilai variability coefficient (VC) diatas 0,2. Perhitungan sistem Q dan P
akan mengetahui ukuran pemesanan optimal, reorder point, safety stock, interval waktu
pemesanan dan total biaya persediaan. Peramalan permintaan dilakukan terlebih dahulu
menggunakan software Minitab 20 dengan metode trend analysis (linear trend model dan
quadratic trend model). Langkah selanjutnya adalah perhitungan total biaya persediaan dengan
sistem Q dan P. Hasil perhitungan pengendalian persediaan bahan baku kain katun twil dengan
sistem Q menghasilkan total biaya persediaan lebih minimum dibandingkan dengan sistem P.
Hasil perhitungan dengan sistem Q untuk bahan baku kain katun twil, quantity order (Q) adalah
sebesar 824 yard, reorder point sebesar 221 yard dan safety stock sebesar 8 yard.
Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Peramalan, Sistem Q (Continous Review System),
Sistem P (Periodic Review System).
PENDAHULUAN
Operasi merupakan salah satu dari
tiga fungsi utama bagi suatu perusahaan
disamping pemasaran dan keuangan.
Operasi memiliki fungsi untuk
menciptakan barang dan jasa.
Manajemen operasi merupakan
aktivitas yang berhubungan dengan
pengelolaan dalam penciptaan barang
dan jasa melalui proses transformasi
dari input (masukan) ke outcome (hasil)
(Heizer dan Render, 2015). Bidang
operasi dituntut memiliki tingkat
fleksibilitas tinggi yang tidak saja
mampu menciptakan permintaan, tetapi
juga mampu memenuhi permintaan
dalam jumlah dan waktu yang
diinginkan, sehingga konsumen tidak
menunggu untuk mengkonsumsi
produk dari suatu perusahaan.
Persediaan sebagai kekayaan
perusahaan, memiliki peranan penting
dalam operasi bisnis (Yamit, 2011).
Persediaan adalah stok bahan yang
digunakan untuk memenuhi permintaan
pelanggan atau untuk mendukung
produksi barang atau jasa. Perencanaan
dan pengendalian persediaan
merupakan perhatian penting bagi
manajer di suatu perusahaan.
Persediaan yang terlalu besar
(overstock) dapat mengurangi
profitabilitas, karena akan
meningkatkan biaya pemesanan dan
penyimpanan. Persediaan yang terlalu
sedikit dapat mempengaruhi penjualan,
karena akan menimbulkan kekosongan
persediaan yang mengganggu proses
produksi dan dapat merusak
kepercayaan pelanggan. Berdasarkan
3
hal tersebut, manajer perlu memikirkan
bagaimana cara untuk mengelola
persediaan secara efektif di dalam
perusahaan (Krajewski, et al. 2015).
UD. “Al-Iqbal” merupakan
produsen pakaian muslim yang
berlokasi di Kota Tasikmalaya dengan
tiga model pakaian muslim, yaitu baju
pakistan, jubah dan qurta. Produk UD.
“Al-Iqbal” membutuhkan beberapa
bahan baku, seperti kain, benang,
kancing, dan lain sebagainya.
Persediaan yang paling penting
dikelola oleh UD. “Al-Iqbal” adalah
bahan baku kain, karena bahan baku
kain yang tersedia harus memiliki
kualitas dan kuantitas yang dapat
memenuhi permintaan pelanggan.
Bahan baku kain yang digunakan oleh
UD. “Al-Iqbal” terdapat berbagai jenis,
yaitu kain katun twil, katun jeplin,
katun besway, dan katun india.
Pada penelitian ini akan berfokus
pada bahan baku kain katun twil, karena
kain katun twil memiliki presentase
pemakaian terbesar yaitu 33% dan
memiliki harga yang tertinggi. Tabel 1
berikut merupakan data pemakaian
bahan baku kain katun twil periode
Januari 2020 – Desember 2020.
Tabel 1 Data Pemakaian Bahan
Baku Kain Katun Twil
Sumber : data primer diolah, 2021
Tabel 1 menunjukan bahwa bahan
baku kain katun twil memiliki
kelebihan persediaan sebesar 38079
yard pada akhir periode. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan bersama
Ibu Indri sebagai pengelola UD. “Al-
Iqbal”, hal tersebut terjadi karena
pembelian bahan baku kain pada
periode Januari 2020 - Desember 2020
dilakukan hanya satu kali dengan
kapasitas yang besar tanpa
mempertimbangkan jumlah persediaan
yang dimiliki dan kebutuhan bahan
baku yang sebenarnya. Pandemi Covid-
19 mengakibatkan permintaan akan
produk UD. “Al-Iqbal” mengalami
Bulan
Stok
Awal
(yard)
Pemak
aian
(yard)
Stok
akhir
(yard)
Januari 75329 5500 69829
Februari 69829 5300 64529
Maret 64529 3800 60729
April 60729 1300 59429
Mei 59429 2300 57129
Juni 57129 2700 54429
Juli 54429 3450 50979
Agustus 50979 3800 47179
September 47179 3450 43729
Oktober 43729 2200 41529
November 41529 2100 39429
Desember 39429 1350 38079
4
penurunan, sehingga pemakaian bahan
baku kain berkurang dan mengalami
kelebihan stok di gudang. UD. “Al-
Iqbal” perlu melakukan perencanaan
kebutuhan bahan baku yang sesuai
dengan kebutuhan produksi untuk
menghadapi perubahan permintaan
produk pakaian muslim UD. “Al-
Iqbal”.
Metode probabilistik adalah model
statistik yang dapat digunakan ketika
permintaan produk atau variabel
lainnya tidak diketahui (Heizer dan
Render, 2015). Sistem Q (continuous
review system) dan sistem P (periodic
review system) termasuk metode
persediaan probabilistik. Sistem Q
(continuous review system) adalah
sistem yang dapat melacak sisa
persediaan dalam SKU (Stock Keeping
Unit) yang telah digunakan untuk
menentukan waktu memesan ulang
dengan mengetahui titik pemesanan
ulang (R), kuantitas tetap Q dari SKU
akan dipesan (Krajewski,et al.2015)
Sistem P (periodic review system)
adalah suatu sistem pengendalian
persediaan yang jarak waktu antar dua
pesanan adalah tetap Pemesanan
dengan sistem P sangat bergantung
pada sisa persediaan pada saat periode
pemesanan tercapai, sehingga setiap
kali pemesanan dilakukan, ukuran lot
pesanan tidak sama (Sofyan, 2013).
Berdasarkan pada kondisi aktual
yang terjadi pada UD. “Al-Iqbal” yaitu
permintaan pelanggan yang tidak pasti,
penelitian ini dapat mengkaji lebih
mendalam mengenai sistem persediaan
bahan baku kain katun twil dalam
produksi pakaian muslim pada UD.
“Al-Iqbal” dengan menggunakan
sistem Q (continuous review system)
dan sistem P (periodic review system).
Sistem Q (continuous review
system) dan sistem P (periodic review
system) dapat diketahui parameter-
parameter perencanaan bahan baku
seperti ukuran pemesanan optimal, titik
pemesanan kembali (reorder point),
persediaan pengaman (safety stock),
interval waktu pemesanan dan total
biaya persediaan.
Penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Menentukan hasil kebutuhan bahan
baku kain katun twil berdasarkan
pada pola permintaan historis
5
sehingga dapat mengetahui
kebutuhan untuk periode tersebut
pada UD. “Al-Iqbal”.
2. Menganalisa hasil total biaya
dengan metode persediaan bahan
baku sistem Q (continuous review
system) dan sistem P (periodic
review system) dalam pengendalian
persediaan bahan baku kain katun
twil pada UD. “Al-Iqbal”.
3. Membandingkan hasil total biaya
antara sistem Q (continuous review
system) dan sistem P (periodic
review system) dengan kebijakan
UD. “Al-Iqbal”.
LANDASAN TEORI
Persediaan
Menurut Sofyan (2013) persediaan
merupakan stok yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan.
Fungsi Persediaan
Menurut Yamit (2011) terdapat tiga
alasan persediaan diperlukan oleh
perusahaan maupun organisasi, yaitu
sebagai berikut :
1. Adanya unsur ketidakpastian
permintaan (permintaan yang
mendadak).
2. Adanya unsur ketidakpastian dari
pasokan supplier.
3. Adanya ketidakpastian tenggang
waktu pemesanan.
Jenis Persediaan
Menurut Krajewski, et al.(2015)
terdapat empat jenis persediaan yaitu:
1. Persediaan bahan mentah : bahan-
bahan yang telah dibeli, tetapi
belum memasuki proses produksi.
2. Persediaan barang dalam proses :
bahan mentah yang telah melewati
beberapa proses perubahan, tetapi
belum menjadi barang jadi.
3. MRO (maintenance /repair
/operating) : Persediaan yang
disediakan untuk perlengkapan
pemeliharaan / perbaikan / operasi.
4. Persediaan barang jadi : produk
yang telah selesai dan barang yang
sudah siap dijual.
Biaya dalam Persediaan
Menurut Nasution dan
Prasetyawan (2008) biaya dalam
persediaan terdiri dari sebagai berikut :
6
1. Biaya pembelian : biaya yang
dikeluarkan untuk membeli barang
2. Biaya pengadaan
a. Biaya Pemesanan : seluruh
pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar
(supplier).
b. Biaya Pembuatan : seluruh
pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu
barang.
3. Biaya Penyimpanan : seluruh
pengeluaran yang timbul akibat
menyimpan barang
4. Biaya Kekurangan Persediaan :
Kondisi kekurangan persediaan
akan menimbulkan kerugian karena
proses produksi akan terganggu dan
kehilangan kesempatan mendapat
keuntungan.
Peramalan
Peramalan adalah dasar dari
perencanaan dan pengendalian
perusahaan. Bidang produksi dan
operasi menggunakan peramalan untuk
pengambilan keputusan berkala seperti
pemilihan supplier, pemilihan proses,
perencanaan kapasitas, dan tata letak
fasilitas, serta untuk keputusan
berkelanjutan yaiu tentang pembelian,
perencanaan produksi, penjadwalan,
dan persediaan (Jacobs dan Chase ,
2018)
Sistem Q (Continuous Review System)
Menurut Krajewski, et al.(2015)
sistem Q adalah sistem yang melakukan
tinjauan persediaan secara terus
menerus. Pemesanan kuantitas tetap Q
dilakukan ketika posisi persediaan
mencapai titik pemesanan ulang (R).
Jumlah pesanan Q dalam continuous
review system (Q) bersifat tetap, tetapi
waktu antar pesanan dapat bervariasi.
Sistem P (Periodic Review System)
Menurut Krajewski, et al.(2015)
periodic review system (P) adalah
sistem pengendalian persediaan dimana
posisi persediaan ditinjau secara
berkala daripada terus menerus.
Pesanan baru dilakukan di akhir setiap
tinjauan dan waktu antar pesanan
(TBO) ditetapkan di P. Permintaan
adalah variabel acak, sehingga total
permintaan di antara tinjauan
bervariasi. Ukuran lot pemesanan (Q)
dalam sistem P dapat berubah dari satu
pesanan ke pesanan berikutnya, tetapi
waktu antar pesanan tetap.
7
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian
mix methods dengan strategi
explanatoris sekuensial. Menurut
Creswell dan Creswell (2018) strategi
explanatoris sekuensial adalah strategi
yang melibatkan dua fase pengumpulan
data, dimana pada fase pertama,
mengumpulkan dan menganalisis data
kuantitatif dan kemudian menggunakan
hasilnya untuk merencanakan atau
mengembangkan fase kedua yaitu data
kualitatif.
Analisis Peramalan
Analisis peramalan kebutuhan baku
baku kain katun twil dilakukan untuk
menentukan hasil kebutuhan bahan
baku kain katun twil pada periode yang
akan datang berdasarkan pada pola
permintaan historis. Peramalan
kebutuhan persediaan bahan baku kain
katun twil dengan tepat, maka akan
dapat ditentukan besarnya kain katun
twil yang harus disediakan pada periode
yang akan datang. Perencanaan
kebutuhan bahan baku kain katun twil
dapat dilakukan dengan melakukan
peramalan menggunakan metode trend
analysis dengan linear trend model dan
quadratic trend model.. Peramalan
dengan metode trend analysis dalam
penelitian ini menggunakan software
Minitab 20.
Analisis Pengendalian Persediaan
Pengendalian Persediaan dengan
Sistem Q (Continuous Review System)
Menurut Krajewski, et al.(2015)
berikut merupakan tahapan perhitungan
yang digunakan dalam sistem Q
(continuous review system).
1. Perhitungan Quantity Order (Q)
Perhitungan Q dalam sistem
continuous review system (Q) dapat
menggunakan persamaan EOQ,
karena permintaan yang bersifat
tetap. Berikut persamaan yang
digunakan.
𝐸𝑂𝑄 = √2𝐷𝑆
𝐻
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
2. Pilih kebijakan tingkat layanan
yang sesuai
3. Tentukan distribusi permintaan
selama lead time
𝜎𝑑𝐿𝑇 = 𝜎𝑑√𝐿
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
Dimana :
𝐿 = lead time
8
�̅� = rata-rata permintaan per hari
𝜎𝑑 = standar deviasi
4. Tentukan safety stock dan tingkat
pemesanan ulang
a. Perhitungan safety stock
menggunakan persamaan
berikut :
𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑧𝜎𝑑𝐿𝑇
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
b. Perhitungan titik pemesanan
ulang menggunakan persamaan
berikut :
𝑅 = �̅�𝐿 + 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
5. Perhitungan Total Biaya Sistem Q
Biaya total untuk continuous review
system (Q) menggunakan
persamaan berikut ini.
𝐶 = 𝑄
2(𝐻) +
𝐷
𝑄(𝑆) + (H)(𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘)
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
Pengendalian Persediaan dengan
Sistem P (Periodic Review System)
Menurut Krajewski, et al.(2015)
berikut merupakan tahapan perhitungan
yang digunakan dalam sistem P
(periodic review system).
1. Perhitungan Waktu Antara
Tinjauan (P)
P dapat ditentukan sama dengan
waktu rata-rata antara pesanan
untuk kuantitas pesanan ekonomis
(𝑇𝐵𝑂𝐸𝑂𝑄). Perhitungan P dapat
menggunakan persamaan berikut
ini.
𝑃 =𝐸𝑂𝑄
𝐷(181 ℎ𝑎𝑟𝑖)
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
2. Perhitungan Target Tingkat
Persediaan Ketika Permintaan
Bervariasi dan Lead Time Konstan.
Berikut merupakan langkah-
langkah dari perhitungan target
tingkat persediaan (T).
a. Perhitungan deviasi standar
distribusi permintaan selama
interval perlindungan
𝜎𝑃+𝐿 = 𝜎𝑑√𝑃 + 𝐿
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
b. Perhitungan safety stock
𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑧𝜎𝑃+𝐿
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
c. Perhitungan Target Tingkat
Permintaan (T)
𝑇 = �̅�(𝑃 + 𝐿) 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
3. Perhitungan Total Biaya Sistem P
Persamaan untuk total biaya sistem
P adalah sebagai berikut :
9
𝐶 = 𝑑𝑃
2(𝐻) +
𝐷
𝑑𝑃(𝑆) + (𝐻)(𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘)
Sumber : Krajewski, et al. (2015)
HASIL PENELITIAN
Biaya Persediaan UD. “Al-Iqbal”
Biaya Pembelian
Biaya pembelian tergantung pada
jumlah barang yang dibeli dan harga
satuan barang. Harga untuk bahan baku
kain katun twil adalah Rp 25.000/yard.
Biaya Pemesanan
Berikut ini merupakan biaya yang
dibutuhkan oleh UD. “Al-Iqbal” setiap
kali pemesanan bahan baku kain katun
twil.
a. Biaya Transportasi
Pemesanan bahan baku kain katun
twil dilakukan dengan langsung
mendatangi lokasi pemasok,
sehingga setiap kali pemesanan
membutuhkan biaya bensin sebesar
Rp 200.000.
b. Biaya Penerimaan
Pada saat bahan baku kain katun
twil sampai di gudang, pengirim
dari pihak supplier membantu
proses pengangkutan barang ke
dalam gudang dan diberikan upah
sebesar Rp 100.000
Berdasarkan rincian biaya yang
dibutuhkan oleh UD. “Al-Iqbal” dalam
setiap kali pemesanan, Tabel 2
menunjukkan perhitungan total biaya
pemesanan bahan baku kain katun twil.
Tabel 2 Total BIaya Pemesanan No. Jenis Biaya
Pemesanan
Biaya
(Rp/pesan)
1. Biaya Tranportasi Rp 200.000
2. Biaya Penerimaan Rp 100.000
Total Biaya Pemesanan Rp 300.000 Sumber : data primer diolah, 2021
Biaya Penyimpanan
Berikut ini merupakan biaya-biaya
yang dibutuhkan untuk penyimpanan
bahan baku kain katun twil:
a. Biaya memiliki persediaan (biaya
modal)
Menurut Bahagia (2006) biaya
memiliki persediaan dapat dihitung
dengan harga satuan bahan baku
dikalikan dengan suku bunga bank
(interest rate). Nilai interest rate yang
digunakan adalah nilai yang ditetapkan
oleh kebijakan BI 7-Day (Reverse)
Repo Rate pada 20 April 2021 yaitu
sebesar 3,50 %. Berikut merupakan
perhitungan untuk biaya memiliki
persediaan untuk bahan baku kain
katun twil.
10
Biaya memiliki persediaan = nilai
interest rate x biaya pembelian per
yard
= 3,5% x Rp 25.000 = Rp 875
per yard per tahun.
Biaya memiliki persediaan per hari
= 𝑅𝑝 875
365= Rp 2,4/yard per hari
Jumlah yard yang digunakan adalah
rata-rata jumlah persediaan yang
disimpan pada periode tahun 2020 yang
dapat dilihat pada tabel 1 dengan
perhitungan sebagai berikut.
Rata-rata jumlah persediaan per
bulan :
=626998
12= 52250 𝑦𝑎𝑟𝑑/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Rata-rata jumlah persediaan per
hari :
=52250
30= 1742 𝑦𝑎𝑟𝑑/ℎ𝑎𝑟𝑖
Biaya memiliki persediaan dihitung
sebagai berikut :
Biaya memiliki persediaan per hari
= 1742 × 2,4 = 𝑅𝑝 4.180 / hari
b. Biaya Listrik
Berdasarkan historis pembayaran
listrik gudang penyimpanan bahan
baku kain UD. “Al-Iqbal” , biaya
listrik yang dikeluarkan sebesar Rp
231.430 per bulan.
Biaya listrik per hari
= 𝑅𝑝 231.430
30 = Rp 7.114,33 / hari
Berdasarkan rincian biaya yang
dibutuhkan oleh UD. “Al-Iqbal” dalam
setiap kali pemesanan, Tabel 3
menunjukkan perhitungan total biaya
penyimpanan bahan baku kain katun
twil.
Tabel 3 Total BIaya Penyimpanan No. Jenis Biaya
Penyimpanan
Biaya
(Rp/hari)
1. Biaya Memiliki
Persediaan
Rp 4.180
2. Biaya Listrik Rp 7.114,33
Total Biaya Penyimpanan
Per hari
Rp
11.294,33 Sumber : data primer diolah, 2021
Data Historis Pemakaian Kain
Katun Twil
Tabel 4 Data Pemakaian Mingguan
Kain Katun Twil Periode Januari
2020 – Desember 2020 Bulan Minggu
1
Minggu
2
Minggu
3
Minggu
4
Minggu
5
Januari 800 1150 1100 1250 1200
Februari 1000 1100 1100 1100 1000
Maret 800 800 1000 700 500
April 0 0 500 400 400
Mei 400 400 500 500 500
Juni 700 200 1000 600 200
Juli 700 750 800 600 600
Agustus 600 1000 750 700 750
September 600 700 800 750 600
Oktober 500 400 300 500 500
November 500 500 500 600 0
Desember 800 300 250 0 0
S Sumber : data primer diolah, 2021
Perhitungan Variability Coefficient
Model persediaan permintaan
ditentukan dengan melakukan
11
perhitungan variability coefficient (VC)
pada data historis pemakaian bahan
baku kain katun twil. Data permintaan
akan bersifat deterministik apabila nilai
VC < 0.2, sedangkan data permintaan
akan bersifat probabilistik apabila nilai
VC > 0.2. Perhitungan variability
coefficient untuk bahan baku kain katun
twil dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini :
1. Mengkuadratkan jumlah demand
tiap periode mingguan dan
menjumlahkan hasil kuadrat
demand tiap periodenya.
Didapatkan nilai sebesar 29097500.
2. Menjumlahkan demand tiap
periode minggunya dan didapatkan
nilai sebesar 37250.
3. Menghitung nilai variability
coefficient (VC) dengan rumus
sebagai berikut :
VC = 𝑁∙∑ 𝐷2
𝑗𝑁𝑗=1
[∑ 𝐷2𝑗
𝑁𝑗=1 ]
2 − 1
Sumber : Vrat (2014)
= 60 ×29097500
(37250)2 − 1 = 0.25821
Berdasarkan perhitungan VC di atas,
data permintaan untuk bahan baku kain
katun twil bersifat probabilistik karena
memiliki nilai VC > 0,2.
Peramalan Permintaan Periode
Selanjutnya dengan Minitab
Pola Data
Data historis dari pemakaian bahan
baku kain katun twil pada periode
Januari 2020 – Desember 2020
digunakan untuk melihat pola data
sebagai dasar untuk menentukan
metode peramalan yang sesuai. Pola
data dari bahan baku kain katun twil
pada periode Januari 2020 – Desember
2020 dapat dilihat dengan
menggunakan software Minitab 20.
Sumber : data primer diolah, 2021 Gambar 1 menunjukan hasil pola
data kain katun twil dengan Minitab 20.
Berdasarkan Gambar 1 dapat terlihat
bahwa permintaan akan bahan baku
kain katun twil memiliki
kecenderungan menurun. Menurut
Nasution dan Prasetyawan (2008) data
permintaan yang mengalami cenderung
Gambar 1 Pola Data Kain Katun Twil
dengan Minitab 20
12
naik atau turun adalah pola data tren,
sehingga pola data kain katun twil
adalah pola data tren.
Peramalan
Hasil pola data bahan baku kain
katun twil menggunakan software
Minitab 20 adalah pola tren.
Berdasarkan hasil tersebut, metode
peramalan yang digunakan adalah
linear regression (trend analysis).
Model trend analysis yang dapat
digunakan adalah linear trend model
dan quadratic trend model. Berikut
merupakan hasil peramalan dengan
metode linear regression (trend
analysis) dengan software Minitab 20.
1. Linear Trend Model
Hasil peramalan kain katun twil
dengan linear trend model dapat
dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 Hasil Peramalan Katun
Twil dengan Linear Trend Model
menggunakan Minitab 20
Sumber : data primer diolah, 2021
2. Quadratic Trend Model
Hasil peramalan kain katun twil
dengan quadratic trend model
dapat dilihat pada gambar 3
Gambar 3 Hasil Peramalan Katun
Twil dengan Quadratic Trend Model
menggunakan Minitab 20
Sumber : data primer diolah, 2021
Ukuran Akurasi Peramalan (Error
Peramalan)
Pada gambar 2 dan gambar 3
menunjukan hasil peramalan kain katun
twil beserta dengan hasil error
peramalan. Alat ukur peramalan yang
terdapat dalam software Minitab 20
untuk menghitung kesalahan peramalan
dengan Mean Square Error (MSE),
Mean Absolute Percentage Error
(MAPE), dan Mean Absolute Deviation
(MAD) atau disebut juga dengan Mean
Square Error (MSE).
13
Tabel 5 Hasil Error Peramalan Kain
Katun Twil
Sumber : data primer diolah, 2021
Tabel 5 menunjukan bahwa dari
ketiga alat ukur error peramalan antara
lain MAPE, MAD, dan MSD yang
memiliki hasil terkecil adalah
quadratic trend model. Berdasarkan hal
tersebut, hasil peramalan kain katun
twil menggunakan quadratic trend
model akan digunakan untuk
perhitungan pengendalian persediaan
dengan sistem Q (continuous review
system) dan sistem P (periodic review
system). Tabel 6 menunjukkan hasil
peramalan yang akan digunakan dalam
perhitungan pengendalian persediaan.
Tabel 6 Kebutuhan Bahan Baku
Kain Katun Twil untuk Enam Bulan
Peramalan/Minggu Quadratic Trend
1 408.257
2 406.911
3 405.838
4 405.037
5 404.508
6 404.251
7 404.267
8 404.554
9 405.114
10 405.946
11 407.049
12 408.426
13 410.074
14 411.994
15 414.187
16 416.651
17 419.388
18 422.397
19 425.678
20 429.231
21 433.057
22 437.154
23 441.524
24 446.165
25 451.079
26 456.266
27 461.724
28 467.454
29 473.457
30 479.731
Total 12767
Sumber : data primer diolah, 2021
Total kebutuhan bahan baku kain
katun twil untuk periode Januari 2021 –
Juni 2021 adalah sebesar 12767 yard.
Pengendalian Persediaan
Pengendalian Persediaan dengan
Sistem Q (Continuous Review System)
Jumlah pesanan Q dalam continuous
review system (Q) bersifat tetap, tetapi
waktu antar pesanan dapat bervariasi
tergantung dari sifat acak
permintaannya. UD. “Al-Iqbal”
Error
Peramalan
Trend Analysis
(Linear Trend
Model)
Trend Analysis
(Quadratic
Trend Model)
MAPE 34.4 33.9
MAD 213.6 213.9
MSD 70826.7 69495.4
14
memiliki sistem Q dengan tingkat
permintaan bervariasi dan lead time
konstan. Berikut merupakan
perhitungan untuk sistem Q
(continuous review system).
1. Perhitungan Quantity Order (Q)
D = 12767 yard/6 bulan
S = Rp 300.000/pesan
H = Rp 11.294,33/ hari
𝐸𝑂𝑄 = √2𝐷𝑆
𝐻
Q = √2 (12767)(300000)
11.294,33 = 824 yard
2. Pilih kebijakan tingkat layanan
yang sesuai
Tingkat layanan yang digunakan
pada penelitian ini adalah 99,4%
karena kemampuan UD.”Al-Iqbal”
memenuhi kebutuhan bahan baku
kain katun twil. Berdasarkan
besarnya tingkat pelayanan dapat
ditentukan nilai 𝑧 yaitu sebesar 2,5
(Nasution dan Prasetyawan, 2008).
3. Tentukan distribusi permintaan
selama lead time
𝜎𝑑𝐿𝑇 = 𝜎𝑑√𝐿
𝐿 = 3 hari
�̅� = 12767
181= 71
𝜎𝑑 = 23,59
a. Perhitungan permintaan selama
lead time
𝑑̅𝐿 = 71 × 3 = 213
b. Perhitungan standar deviasi dari
distribusi permintaan selama
lead time (6 bulan)
Menurut Robinson (2020) dalam
melakukan perhitungan, satuan
ukuran standar deviasi dan lead
time selalu sama, karena standar
deviasi di peroleh dari permintaan
mingguan sedangkan lead time
dengan satuan harian, maka
persamaan berikut dapat
digunakan.
𝜎𝑑𝐿𝑇 = 𝜎𝑑√𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒
Sumber : Robinson (2020)
𝜎𝑑𝐿𝑇 = 𝜎𝑑√𝐿 = 23,59 (√3
181)
= 3,04 𝑦𝑎𝑟𝑑
4. Tentukan safety stock dan tingkat
pemesanan ulang
a. Perhitungan safety stock
menggunakan persamaan
berikut :
𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑧𝜎𝑑𝐿𝑇
= 2,5 × 3,04
= 8 𝑦𝑎𝑟𝑑
15
b. Perhitungan titik pemesanan
ulang menggunakan persamaan
berikut :
𝑅 = �̅�𝐿 + 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘
= 213 + 8 = 221 𝑦𝑎𝑟𝑑
5. Perhitungan frekuensi pemesanan
selama 6 bulan
𝐹 =𝐷
𝑄=
12767
824= 15 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
6. Perhitungan Total Biaya Sistem Q
Biaya total untuk continuous review
system (Q) menggunakan
persamaan berikut :
𝐶 = 𝑄
2(𝐻) +
𝐷
𝑄(𝑆) + (H)(𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘)
=824
2(11.294,33) +
12767
824(300.000) +
(11.294,33)(8) = Rp 9.391.798 / 6 bulan
Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan dapat diketahui UD. “Al-
Iqbal” akan melakukan pemesanan
kembali ketika tingkat persediaan yang
ada di gudang sebanyak 221 yard
dengan Q sebanyak 824 yard setiap kali
melakukan pemesanan, serta safety
stock yang tersedia di gudang adalah
sebanyak 8 yard. Waktu antar
pemesanan (lead time) untuk bahan
baku kain katun twil adalah tiga (3) hari
dengan frekuensi pemesanan sebanyak
15 kali pemesanan. Biaya yang
dibutuhkan untuk pengendalian
persediaan bahan baku kain katun twil
dengan menggunakan sistem Q
(continuous review system) adalah
sebesar Rp 9.391.798 / 6 bulan.
Pengendalian Persediaan dengan
Sistem P (Periodic Review System)
1. Perhitungan Waktu Antara
Tinjauan (P)
P = waktu antar tinjauan
EOQ (Q) = 824 yard
D = 12767/6 bulan
𝑃 =𝐸𝑂𝑄
𝐷(181 ℎ𝑎𝑟𝑖)
=824
12767(181 ℎ𝑎𝑟𝑖) = 12 ℎ𝑎𝑟𝑖
2. Perhitungan Target Tingkat
Persediaan Ketika Permintaan
Bervariasi dan Lead Time Konstan.
T = target tingkat persediaan
D = 12767 yard/6 bulan
�̅� = 12767
181= 71
𝑃 = 12 hari
𝐿 = 3 hari
S = Rp 300.000/pesan
H = Rp 11.294,33/hari
𝜎𝑑 = 23,59
𝑧 = 2,5
a. Perhitungan deviasi standar
distribusi permintaan selama
interval perlindungan
16
𝜎𝑃+𝐿 = 𝜎𝑑√𝑃 + 𝐿
Menurut Robinson (2020)
dalam melakukan perhitungan,
satuan ukuran standar deviasi dan
lead time selalu sama, karena
standar deviasi di peroleh dari
permintaan mingguan sedangkan
lead time dengan satuan harian,
maka persamaan berikut dapat
digunakan.
𝜎𝑑𝐿𝑇 = 𝜎𝑑√𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒
Sumber : Robinson (2020)
𝜎𝑃+𝐿 = 𝜎𝑑√𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃 + 𝐿
= 23,59√15+3
181= 7 yard
b. Perhitungan safety stock
𝑠𝑠 = 𝑧𝜎𝑃+𝐿
= (2,5) × (7) = 18 𝑦𝑎𝑟𝑑
c. Perhitungan Target Tingkat
Permintaan (T)
𝑇 = �̅�(𝑃 + 𝐿) 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
= 71 (15 + 3) + = 1296 yard
3. Perhitungan Total Biaya Sistem P
Persamaan untuk total biaya sistem
P adalah sebagai berikut :
𝐶 = 𝑑𝑃
2(𝐻) +
𝐷
𝑑𝑃(𝑆) + (𝐻)(𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘)
=71(15)
2(11.294,33) +
12767
71(15)(300.000)
+(11.294,33)(18) = 𝑅𝑝 9.813.867 / 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa
waktu antar tinjauan (P) untuk bahan
baku kain katun twil adalah 12 hari
dengan tingkat target persediaan (T)
sebesar 1296 yard dan safety stock yang
ada di gudang sebesar 18 yard. Biaya
yang dibutuhkan untuk pengendalian
persediaan bahan baku kain katun twil
dengan menggunakan sistem P
(periodic review system) adalah sebesar
Rp 9.813.867 / 6 bulan.
Perhitungan Total Biaya
Pengendalian Persediaan dengan
Kebijakan Perusahaan
Kebijakan pengendalian persediaan
yang dilakukan UD.”Al-Iqbal” dalam
melakukan pemesanan hanya
berdasarkan perkiraan saja. Pada
periode tahun 2020, UD. “Al-Iqbal”
hanya melakukan pemesanan satu kali
dengan jumlah yang besar.
Berdasarkan data tersebut dapat
dilakukan perhitungan total cost
menggunakan kebijakan perusahaan.
Berikut merupakan perhitungan biaya
total pengendalian persediaan bahan
baku kain katun twil dengan kebijakan
perusahaan.
17
S = Rp 300.000/pesan
H = Rp 11.294,33/hari
D (jumlah yang dipesan) = 70000 yard
A (total penyimpanan)
= 70000 – 12767 = 57233
Total Cost = Biaya Pemesanan + Biaya
Penyimpanan
= (300.000 x 1) + (11.294,33 x 57233)
= Rp 300.000 + Rp 646.408.389
= Rp 646.708.389/6 bulan
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan kebijakan perusahaan untuk
pengendalian persediaan bahan baku
kain katun twil didapatkan total biaya
sebesar Rp 646.708.389 per 6 bulan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan pengolahan data
historis perusahaan menggunakan
software Minitab 20 dilakukan
dengan metode peramalan trend
analysis (linear trend model dan
quadratic trend model). Hasil dari
kedua model trend analysis tersebut
yang menghasilkan nilai MAPE,
MAD, dan MSD terkecil adalah
dengan quadratic trend model yang
mana dari hasil peramalan
didapatkan total permintaan bahan
baku kain katun twil untuk periode
Januari 2021 – Juni 2021.
2. Total biaya persediaan dihitung
dengan sistem Q (continuous
review system), sistem P (periodic
review system) dan kebijakan
perusahaan. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa sistem Q
(continuous review system)
menghasilkan total biaya yang lebih
minimum.
3. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan sistem Q (continuous
review system) diperoleh hasil
untuk bahan baku kain katun twil,
quantity order (Q), reorder point,
safety stock, serta frekuensi
pemesanan. Perhitungan dengan
sistem P (periodic review system)
untuk bahan baku kain katun twil
menghasilkan waktu antar tinjauan
(P), target tingkat persediaan (T)
dan safety stock.
Saran
1. Pihak perusahaan perlu menetapkan
sistem pengendalian persediaan
yang terukur untuk mengetahui
18
pemakaian bahan baku dan total
biaya persediaan yang optimal.
2. Pihak perusahaan perlu
menerapkan sistem pencatatan pada
penggunaan bahan baku dan tingkat
persediaan yang ada di gudang.
3. Pihak perusahaan dapat
menggunakan analisis
pengendalian persediaan yang
digunakan dalam penelitian ini
untuk dapat meminimalkan total
biaya persediaan, namun hasil yang
akan diperoleh tidak akan sama
dengan penelitian ini, karena akan
ada perubahan kondisi peramalan
permintaan bahan baku serta
kemungkinkan kenaikan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, Data Nilai BI7DRR
https://www.bi.go.id/id/statistik/i
ndikator/bi-7day-rr.aspx
(diakses pada 20 Mei 2021).
Creswell, W. J. and Creswell, J. D.
(2018) Research Design:
Qualitative, Quantitative adn
Mixed Methods Approaches,
Journal of Chemical Information
and Modeling.
Heizer, J. and Render, B. (2015)
Manajemen Operasi :
Manajemen Keberlangsungan
dan Rantai Pasokan. 11th edn.
Penerbit Salemba Empat.
Jacobs, R. and Chase B, R. (2018)
Operations and Supply Chain
Management. 15th edn. New
York: McGraw-Hill Education.
Krajewski, L. J., Malhotra, M. K. and
Ritzman, L. P. (2015) Operations
Management : Processes and
Supply Chains. Edited by 11.
Pearson Education.
Nasution, A. H. dan Prasetyawan, Y.
(2008) Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nur Bahagia, S. (2006) Sistem
Inventori. Bandung: Penerbit
ITB.
Robinson, Dominique., 2020, Safety
Stock Formula : How To
Calculate and Use, diakses pada
24 Mei 2021,
https://www.skuvault.com/blog/s
afety-stock-formula/
Sofyan, D. K. (2013) Perencanaan dan
Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Vrat, P. (2014) Materials
Management : An Integrated
Systems Approach. 1st edn.
Springer India.
Yamit, Z. (2011) Manajemen Produksi
dan Operasi. Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.