percobaan 1 (aghoenk)
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
KELARUTAN INTRINSIK OBAT
A. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat.
2. Untuk mengetahui pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan suatu zat.
B. Landasan Teori
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan,
hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau
menyembuhkan penyakit (Depkes, 1976).
Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses
absorpsi, antara lain kelarutan obat. Obat-obat yang mempunyai kelarutan
kecil dalam air, laju pelarutan sering kali merupakan tahap yang paling
lambat, oleh karena itu mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan
terhadap bioavailabilitas obat. Tahap yang paling lambat didalam suatu
rangkaian proses kinetik disebut tahap penentu kecepatan (rate-limiting step)
(Zulkarnain, et al, 2008).
Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada
pelarut tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut solute
dan cairan yang melarutkan disebut pelarut (solven), yang secara bersama-
sama membentuk larutan. Proses melarutkan disebut dengan pelarutan
(solvasi) dan hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air. Pada
kenyataanya interaksi antara spesies terlarut dengan molekul-molekul solven
merupakan suatu solvasi. Kelarutan molekul dapat dijelaskan berdasarkan
polaritas molekul. Molekul-molekul polar seperti air dan molekul-molekul
non polar seperti benzena tidak dapat bercampur. Secara umum bahan sejenis
akan melarutkan sejenis (like dissolves like), yakni bahan-bahan dengan
polaritas sejenis akan saling melarutkan satu sama lain. Suatu larutan pada
keadaan setimbang yang tidak dapat melarutkan solut lagi disebut larutan
jenuh. Keadaan setimbang terutama bergantung pada suhu pustaka pelajar
(Sarker, 2009).
Asam salisilat merupakan asam yang berupa iritan lokal, yang dapat
digunakan secara topikal. Senyawa asam salisilat yang sangat mudah
berikatan dengan membran jamur dapat merangsang jamur menghasilkan
enzim esterase non spesifik yang mengkatalisis keberadaan senyawa ini
dalam membran jamur. Oeleh karena itu asam salisilat difokuskan pada
pengobatan kulit (topikal) (Sayuti, et al, 2006)
Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal
ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk
tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara
muatan listrik. Jika air mengandung elektrolit terlarut makalarutan ini
membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi jika air
benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk. Ikatan
hydrogen membuatnya terlalu kuat sehingga tidak mudah baginya untuk
membawa muatan (Day and Underwood,1986).
Dalam ilmu kimia, konstanta dielektrik dapat dijadikan pengukur
relatif dari kepolaran suatu pelarut. Misalnya air yang merupakan pelarut
polar memiliki konstanta dielektrik 80,10 pada 20 °C sedangkan n-heksana
(sangat non-polar]] memiliki nilai 1,89 pada 20 °C. Larutan gula dan larutan
gliserin merupakan dielektrik. Molekul sebuah dielektrik dapat berupa
molekul polar atau molekul nonpolar. Air (H2O) merupakan molekul polar
dengan dipol listrik yang sangat kecil. Dalam pengaruh medan listrik muatan
molekul nonpolar berpindah (Perwirawati, et al, 2008)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Erlenmeyer 250 mL
b. Buret 50 mL
c. Statif dan Klem
d. Timbangan Analitik
e. Batang Pengaduk
f. Pipet Tetes
g. Tabung Reaksi
h. Beaker Glass
i. Pipet ukur 10 mL
j. Filler
k. Sendok Tanduk
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Asam Salisilat f. Kertas saring
b. Etanol g. Penolphtalein
c. Propilen Glikol
d. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N
e. Akuades
Akuades 6 mL
D. Prosedur Kerja
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 1-7- Ditambahkan etanol
Tabung I = 0 mLTabung II = 0,5 mLTabung III = 1 mLTabung IV = 1,5 mLTabung V = 3 mLTabung VI = 3,5 mLTabung VII = 4 mL
- Ditambahkan propilen glikolTabung I = 4 mlTabung II = 3,5 mlTabung III = 3 mlTabung IV = 1,5 mlTabung V = 1 mlTabung VI = 0,5 mlTabung VII = 0 ml
- Dikocok selama 30 menit- Disaring
- Ditambahkan indikator PP 3 tetes- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N- Dicatat volume NaOH yang digunakan- Ditentukan kadar asam salisilat
Kadar Asam Salisilat
Tabung I = 0,134Tabung II = 0,04Tabung III = 0,08Tabung IV = 0,07Tabung V = 0,1Tabung VI = 0,11Tabung VII = 0,07
ResiduFiltrat
E. Hasil Pengamatan
a. Data Hasil Pengamatan
Tabung
ke-
Volume (mL) Volume NaOH yang
digunakan (mL)Air Etanol P. Glikol
1 6 0 4 6,7
2 6 0,5 3,5 2
3 6 1 3 4
4 6 1,5 2,5 3,5
5 6 3 1 5
6 6 3,5 0,5 5,5
7 6 4 0 3,5
b. Perhitungan
1. Molaritas NaOH
Diketahui : Normalitas NaOH = 0,1 N
Ditanyakan : Molaritas NaOH…….?
Perhitungan :
N=M ×ek
M= Nek
M=0,1
grekL
1 grek
mol
M=0,1 mol
L
M=0,1 Molar
2. Kadar asam salisilat
Tabung 1
Diketahui : V NaOH = 6,7 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
6,7 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,134 M
Tabung II
Diketahui : V NaOH = 2 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
2 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,04 M
Tabung III
Diketahui : V NaOH = 4 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
4 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,08 M
Tabung IV
Diketahui : V NaOH = 3,5 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
3,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,07 M
Tabung V
Diketahui : V NaOH = 5 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,1 M
Tabung VI
Diketahui : V NaOH = 5,5 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
5,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,11 M
Tabung VII
Diketahui : V NaOH = 3,5 mL
M NaOH = 0,1 M
V asam salisilat = 5 mL
Ditanyakan : Kadar asam salisilat…….?
Perhitungan :
V NaOH x M NaOH = V asam salisilat x M asam salisilat
3,5 mL x 0,1 M = 5 mL x M asam salisilat
M asam salisilat = 0,07 M
3. Konstanta dielektrik (ε) masing-masing pelarut dalam pelarut
campuran
1. Konstanta dielektrik air dalam pelarut campur
Pada tabung I – VII
Diketahui : ε air = 80,4
V air = 60 (% v/v)
Ditanyakan : ε air dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε air dalam pelarut campur = ε air × % v/v air
=80,4 ×60
100
= 48,24
2. Konstanta dielektrik etanol (alkohol)
Tabung I
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 0 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
0100
= 0
Tabung II
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 5 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
5100
= 1,285
Tabung III
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 10 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
10100
= 2,57
Tabung IV
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 15 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
15100
= 3,855
Tabung V
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 30 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
30100
= 7,71
Tabung VI
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 35 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
35100
= 8,995
Tabung VII
Diketahui : ε etanol = 25,7
V etanol = 40 (% v/v)
Ditanyakan : ε etanol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε etanol dalam pelarut campur = ε etanol × % v/v etanol
= 25,7 ×
40100
= 10,28
3. Konstanta dielektrik propilen glikol
Tabung I
Diketahui : ε p.glikol = 50
V p.glikol = 40 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
40100
= 20
Tabung II
Diketahui : ε p.glikol = 50
V p.glikol = 35 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
35100
= 17,5
Tabung III
Diketahui : ε p.glikol = 42.5
V p.glikol = 30 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
30100
= 15
Tabung IV
Diketahui : ε p.glikol = 50
V p.glikol = 15 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
15100
= 7,5
Tabung V
Diketahui : ε p.glikol = 50
V p.glikol = 10 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
10100
= 5
Tabung VI
Diketahui : ε p.glikol = 50
V p.glikol = 5 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 50 ×
5100
= 2,5
Tabung VII
Diketahui : ε p.glikol = 42.5
V p.glikol = 0 (% v/v)
Ditanyakan : ε p.glikol dalam pelarut campur…….?
Perhitungan :
ε p.glikol dalam pelarut campur = ε × % v/v
= 42.5 ×
0100
= 0
4. Konstanta dielektrik pelarut campur
Tabung
Ke-ε air
ε
alkohol
ε
P.Glikol
ε pelarut campur
(ε air + ε alkohol + ε gliserol)
Konsentrasi
Asam
Salisilat
1 48,24 0 20 68,24 0,134
2 48,24 1,285 17,5 67,025 0,04
3 48,24 2,57 15 65,81 0,08
4 48,24 3,855 7,5 59,595 0,07
5 48,24 7,71 5 60,95 0,1
6 48,24 8,995 2,5 59,735 0,11
7 48,24 10,28 0 58,52 0.07
c. Kurva
Adapun hubungan antara kelarutan asam salisilat dengan harga
konstanta dielektrik bahan pelarut campur, dapat digambarkan dengan kurva
berikut.
0.04 0.07 0.07 0.08 0.1 0.11 0.13452
54
56
58
60
62
64
66
68
70
Kurva Hubungan antara kelarutan Asam Salisilat dengan Konstanta Dielektrik Pelarut Campur
Kelarutan Asam Salisilat
ε P
elar
ut C
ampu
r
F. Pembahasan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain pH,
temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel zat, konstanta dielektrik
pelarut, adanya zat-zat lain, misalnya ion sejenis dan pengadukan.
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengujian terhadap asam
salisilat di dalam campuran larutan etanol, air (aquadest), dan propilen glikol
yang dimasukkan ke dalam 7 tabung berbeda dengan penambahan etanol dan
propilen glikol divariasikan.
Asam salisilat (asam ortohidroksida) merupakan asam yang berupa
iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Secara teori, asam salisilat
tidak akan larut sempurna di dalam propilen glikol. Ini disebabkan bahwa
asam salisilat mempunyai sifat polar dan non-polar dilihat dari struktur
molekulnya. Sifat polar berasal dari gugus –OH dan sifat non-polar berasal
dari gugus benzennya.
Pada tabung I, dilakukan penambahan propilen glikol sebanyak mL
tanpa penambahan etanol, sehingga asam salisilat tidak larut sempurna karena
asam salisilat akan larut sempurna dalam etanol. Penambahan etanol
dilakukan secara bertahap mulai dari tabung I yaitu, 0, 0.5, 1, 1.5, 3, 3.5, dan
4. Penambahan propilen glikol dilakukan dengan arah sebaliknya yaitu mulai
dari tabung I dengan penambahan 4 mL. setelah itu dilakukan pengadukan
selama 30 menit. Pengadukan berpengaruh terhadap kecepatan disolusi atau
kelarutan. Dimana secara umum, pengadukan akan menyebabkan tebal
lapisan difusi semakin tipis dimana semakin tipis lapisan difusi maka akan
mempercepat kelarutan suatu zat. Setelah penambahan larutan campur,
larutan kemudian dititrasi dengan NaOH sampai titik akhir titrasi, dan
dihitung konsentrasi asam salisilat. Perlakuan diulang pada tabung 2, 3, 4, 5,
6, dan 7. Penambahan larutan etanol dan P.glikol divariasikan karena etanol
bersifat polar sedangkan P.glikol bersifat nonpolar.
Penentuan kadar dilakukan dengan metode titrasi asam basa karena
etanol merupakan solven netral yaitu mempunyai sifat-sifat yang dapat
dibandingkan dengan air, dan bersama-sama terhadap air.
Berdasarkan perhitungan, kadar asam salisilat pada masing-masing
tabung adalah, tabung I = 0,134 M, tabung II = 0,04 M, tabung III = 0,08 M,
tabung IV = 0,07 M, tabung V = 0,1 M, tabung VI = 0,11 M, tabung VII =
0,07 M. Tabung VI merupakan tabung dengan kadar asam salisilat terlarut
terbesar karena pada proses titrasi, tabung VI menggunakan NaOH paling
banyak banyak sebesar 5,5 mL. Semakin banyak asam salisilat terlarut, maka
semakin banyak pula mL NaOH yang digunakan.
Secara teori, semakin besar konstanta dielektrik maka semakin sedikit
pula zat yang telarut, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan perhitungan,
konstanta dielektrik terbesar adalah pada tabung II yaitu sebesar 68,24 dan
kelarutan asam salisilat sebesar 0,134. Sedangkan kelarutan asam salisilat
terkecil yaitu pada tabung II dengan konstanta dielektrik sebesar 67,025 dak
kelarutan asam salisilat sebesar 0,04. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
mengatakan semakin besar konstanta dielektrik semakin kecil kadar asam
salisilat terlarutnya. Hal ini dikarenakan larutan dikocok secara manual yang
seharusnya menggunakan alat pengocok orbital. Selain itu kesalahan juga
dikarenakan proses pengocokan yang seharusnya dilakukan selama dua jam,
hanya dilakukan selama 30 menit, dan ketelitian praktikan yang kurang juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kesalahan data yang diperoleh.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah sifat
fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, temperatur, tekanan, pH larutan,
viskositas zat, pengadukan, ukuran partikel, polimorfisme, sifat
permukaan zat dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada
terbaginya zat terlarut. Untuk zat cair dan zat padat, tekanan mempunyai
efek yang kecil terhadap kelarutan.
2. Penggunaan larutan campuran mempengaruhi jumlah asam salisilat yang
terlarut. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi asam salisilat yang
berbeda pada masing – masing tabung (tabung telah dibuat dalam tujuh
perlakuan yang berebeda).
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A., 1994, Analisis Kunatitatif Beberapa Senyawa Farmasi,Universitas Sumatera Utara Press.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI
Jr., R.A. Day, Underwood A.L., 1986, Analisa Kimia Kuantitatif, PenerbitErlangga
Perwirawati, L., Firdausi K.S., M, I., 2008, Analisis Pengaruh Medan Listrik LuarTerhadap Sudut Putar Polarisasi Sinar Laser Dalam Larutan Gula DanGliserin, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP
Sayuti,I., Martina, A., dan Sukma, G.E, 2006, Kepekaan Jamur TrichophytonTerhadap Obat Salep Krim Dan Obat Tingtur, Jurnal Biogenesis Vol. 2,Universitas Riau Pekanbaru
Zulkarnain,A.K., Kusumawida, A., dan Kurniawati, T., 2008, Pengaruh penambahantween 80 dan polietilen glikol 400 terhadap absorpsi piroksikam melaluilumen usus in situ, Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), Fakultas FarmasiUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta