perawatan lanjut usia di komunitas
DESCRIPTION
Perawatan Lanjut Usia Di KomunitasTRANSCRIPT
PERAWATAN LANJUT USIA DI KOMUNITAS
A. PERUBAHAN PADA LANSIA
1. PROSES PENUAAN
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun
proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi
pada kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan
dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus
mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal.
2. LANDASAN PENANGANAN LANJUT USIA TINGKAT
MASYARAKAT
a. Filsafat Negara /P4.
b. Undang undang dasar 1945, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34.
c. Undang-undang nomer 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
bab 1 pasal 1 ayat 1.
d. Undang-undang no 4 tahun 1965, tentang pemberian bantuan
penghidupan orangtua.
e. Undang-undang no 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintah
didaerah.
f. Undang-undang no 6 tahun 1974, tentang ketentua-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial.
g. Keputusan presiden RI no 44 tahun 1974.
h. Program PBB tentang lanjut usia anjuran kongres internasional WINA
1983.
i. GBHN 1983/ pelita IV.
j. Keputusan mentri sosial RI no 44 tahun 1974, tentang organisasi dan
tata kerja departemen social propinsi.
1 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
3. BEBERAPA ALASAN TIMBULNYA PERHATIAN KEPADA LANJUT
USIA
Alasan-alasan tersebut meliputi:
1. Pensiunan dan masalah-masalahnya.
2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan Stroke
3. Meningkatnya jumlah lanjut usia
4. Pemerataan pelayanan kesehatan
5. Kewajiban pemerintah terhadap orang cacat dan jompo
6. Perkembangan ilmu
Gerontology
Geriatri
7. Program PBB
8. Konferensi Internasional di Wina Tahun 1983
9. Kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit
10. Mahalnya obat-obatan
B. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA
1. PENDEKATAN FISIK
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh,tingkat kesehatan yang masih bias
dicapai dan dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dibagi atas dua
bagian yakni:
Klien lanjut usia yang masih aktif dimana keadaan fisiknya masih mampu
bergaerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-
hari masih mampu melakukan sendiri.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.Perawat harus mengetahui
dasar perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan
2 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
kesehatannya.Kebersihan perorangan (personal hygiene) sangat penting
dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi
dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.
2. PENDEKATAN PSIKIS
Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai
supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung
rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.Perawat hendaknya
memilikikesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu
yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka
merasa aman.
3. PENDEKATAN SOSIAL
Menagadakan diskusi dan tukar pikiran serat bercerita merupakan salah
satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk
berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi
mereka.Jadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat
bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk social yang membutuhkan
orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan
social antara werda dengan werda maupun werda dengan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para werda
untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi misalnya jalan pagi,
menonton film atau hiburan-hiburan lain. Para werda perlu dirangsang untuk
mengetahui dunia luar seperti nonton televise, mendengarkan radio atau
membaca surat kabar dan majalah. Dapat disadari bahwa pendekatan
komunikasi dalam perawatantidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan
medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
Menurut Drs. H. Manan dalam bukunya Komunikasi Dalam Perawatan
mengatakan: tidak sedikit klien tidak bias tidur karena stress. Setres
memikirkan penyakitnya, biaya hidup, kelurga dirumah, sehingga
3 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
menimbulkan kekecewaan, rasa katakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan
dan lain sebagainya.
Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian
terhadapsekelilingnya perlu diberi kesempatan kepada mereka untuk antara
lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan
dengan dunia luar.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka
(terutama bagi yang tinggal di Panti Werda), hal ini dapat diatasi dengan
berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontrak sesame mereka, makan
dan duduk bersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan
sepenanggungan, punya hak dan kewajiban bersama.Dengan demikian
perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien
lanjut usia di Panti Werda.
4. PENDEKATAN SPIRUTUAL
Pearawt harus bias memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama bila klien lanjut usia
dalam keadaan sakit, atau mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang
menghadapi kematian,DR. Tonny Seyiabudhi mengemukakan bahwa: maut
seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut semacam ini disadari oleh
berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya,
adanya rasa sakit/penderitaan yang sering menyertai, kegelisaan untuk tidak
berkumpul lagi dengan keluarga/lingkungan sekitarnya dan lain sebagainya.
Dalam menghadapi kematian, setiap klien lanjut usia akan memberikan
reaksi-reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara mereka
menghadapi hidup ini. Sebab itu, perawat harus meneliti dengan cermat,
dimanakah letak kelemahan dan dimana pula letak kekuatan klien, agar
perawatan selanjutnya akan lebih terarah lagi. Bila kelemahan terletak pada
segi spiritual, sudah selayaknya perawatan dengan tim berkewajiban untuk
mencari upaya agar klien lanjut usia ini dapat diringankan penderitaannya.
4 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
Perawatbisa memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk
melaksanakan ibadahnya, atau secara langsung memberikan bimbingan rohani
dengan menganjurkan melaksanakan ibadahnya seperti membaca kitab atau
membantu lanjut usia dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang
dianutnya.
Peran Perawat Lansia Komunitas
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan
diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Dalam Prakteknya Keperawatan Gerontik Meliputi Peran Dan Fungsinya
Sebagai Berikut:
1. Sebagai Care Giver /Pemberi Asuhan Langsung Memberikan asuhan
keperawatan kepada lansia yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan,
observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai
dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Sebagai Pendidik Klien Lansia Sebagai pendidik, perawat membantu
lansia meningkatkan kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang
terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga
klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang
diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi,
kadar kesehatan, dan lain sebagainya.
5 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
3. Sebagai Motivator Sebagai motivator,perawat memberikan motivasi
kepada lansia.
4. Sebagai Advokasi Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai
penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu
klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai
narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap
upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran
sebagai advokat, perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi
keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
5. Sebagai Konselor
Memberikan konseling/ bimbingan kepada lansia, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling
diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan
pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kea rah perilaku
hidup sehat.
Fungsi Perawat Gerontik
Menurut Eliopoulous tahun 2005 fungsi dari perawat gerontology adalah :
1. Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat.
2. Menghilangkan perasaan takut tua.
3. Menghormati hak orang dewasa lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama.
4. Memantau dan mendorong kualitas pelayanan.
5. Memperhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan
kesejahteraan.
6. Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan.
6 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
7. Mendengarkan dan memberi dukungan.
8. Memberikan semangat, dukungan, dan harapan.
9. Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam
penelitian.
10. Melakukan perawatan rehabilitatif.
11. Mengoordinasi dan mengatur perawatan.
12. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan
individu dan perawatan secara menyeluruh.
13. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.
14. Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di
bidangnya.
15. Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
16. Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat.
17. Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses
kematian.
18. Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang
optimal.
Tugas-Tugas Perawat Dalam Setiap Teori Penuaan
1. Tugas Perawat dalam Teori Biologi Perawatan yang memperhatikan
kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lansia
semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan
yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau
ditekan progresifitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2
bagian yakni :
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih
mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus
mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang
7 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat
penting dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan
mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang
mendapat perhatian. Disamping itu kemunduran kondisi fisik
akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh
terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk klien
lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan
mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan
rambut, kebersihan tempat tidur serta posisinya, hal makan, cara
memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau
sebaliknya. Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar
adalah memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk
bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan menentukan
makanan), minum melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap
tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat,
kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian,
mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.
2. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Perawat sebaiknya memfasilitasi
sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta
bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan
untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia,
yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya
adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang
tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda
dengan perawat sendiri. Perawat memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada para werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan
rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau hiburan-hiburan lain karena
mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari
bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya
dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau
ketenangan para klien lansia. Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya
8 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
Komunikasi dalam Perawatan mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa
tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga
yang dirumah, sehingga menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau
kekhawatiran, rasa kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa
jemu dan menimbulkan perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberikan
kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut menikmati keadaan
diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar. Tidak
jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka (terutama
bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai
usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan
duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan
sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian
perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka
maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan
pelayanan klien lansia di panti werda.
3. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi Perawat mempunyai peranan
penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat
dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada dasarnya klien
lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya
termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus
menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka
melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia
dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa
keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang
dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi terjadi
bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahanperubahan ini meliputi
gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang baru
9 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan
kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk
tiduran di waktu siang dan pergeseran libido. Perawat harus sabar
mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, jangan mentertawakan
atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan kesalahan. Harus
diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku mereka dan
kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka
terhadap kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan
bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah
pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah
beban, bila perlu diusahakan agar di masa lansia ini mereka tetap merasa
puas dan bahagia.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
TINGKAT MASYARAKAT
1. Tujuan asuhan keperawatan lansia tingkat masyarakat
Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari- hari secara mendiri
Fokus asuhan keperawatan lansia :
1. Peningkatan kesehatan.
2. Pencegahan penyakit.
3. Mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
pengkajian
Fisik / biologis
Wawancara riwayat kesehatan :
Pandangan lansia tentang kesehatannya.
Kegiatan yang mampu dilakukan lansia.
Kekuatan fisik lansia (otot, sendi, pendengaran, penglihatan).
Kebiasaan lansia merawat diri sendiri.
10 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur,BAB / BAK.
Kebiasaan gerak badan / olah raga.
Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
Masalah-masalah seksual yang dirasakan.
Pemeriksaan fisik
Sistem integumen/kulit
Muskuluskletal
Respirasi
Kardiovaskuler
Perkemihan
Persyarafan
Fungsi sensorik (penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman)
Psikologis
Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat,
proses fikir
Perlu dikaji alam perasaan, orentasi terhadap realitas, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah
Sosial ekonomi
Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan
lingkungannya dan bagaimana keterlibatkan lansia dalam organisasi social,
penghasilan yang diperoleh, perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial
ekonomi
1. Spiritual
Kenyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana kenyakinan tsb. Dapat
diterapkan dalam:
Kegiatan ibadah setiap hari.
Kegiatan keagamaan
Cara menyelesaikan masalah (Doa)
11 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
Terlihat sabar dan tawakal
I. Fisik / biologis
Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh s.d intake
yang tidak adekuat
Gangguan pesepsi s.d gangguan pendengaran / penglihatan
Kurangnya perawatan diri s.d menurunnya minat dalam merawat diri
Resiko cidera fisik s.d (jatuh) penyesuaiaan terhadap penurunan fungsi
tubuh tidak adekuat
Perubahan pola eliminasi s.d pola makan yang tidak efektif
Gangguan pola tidur s.d kecemasan atau nyeri
Gangguan pola nafas s.d penyempitan jalan nafas dan gangguan mobilisasi
s.d kekakuan sendi
II.Psikologis – sosial
Menarik diri dari lingkungan s.d perasaan tidak mampu
Isolasi sosial s.d perasaancuriga
Depresi s.d isolasi perasaan ditolak
Koping yang tidak adekuat s.d ketidak mampuan mengungkapkan
perasaan secara tepat
Cemas s.d sumber keuangan yang tidak terbatas.
III.Spiritual
Reaksi berkabung / berduka s.d ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaaan s.d ketidak siapan menhadapi
kematian
Marah terhdap tuhan s.d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang s.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Intervensi keperawatan :
1. Makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makan
3. Makanan mengandung serat
12 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
4. Batasi makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak,
makanan berlemak), kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori dan wanita
1700 kalori :
KH 60 % dari jumlah kalori
Lemak 15-20 %
Protein 20-25 %
Vitamin dan mineral + kebutuhan usia muda
Air 6-8 gelas /hari
Membatasi minum kopi dan teh.
2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
intervensi :
1. biarkan menggunakan alat bantu
2. latih untuk / mobilisasi
3. menggunakan kaca mata
4. menemani bila berp[ergian
5. ruagan dekat kantor
6. meletakan bel dibawah bantal
7. tempat tidur tidak terlau tinggi
8. meyediakan meja kecil dekat tempat tidur
9. lantai bersih, rata dan tidak licin / basah.
10. Peralatan yang menggunakan roda dikunci
11. Pasang pengaman dikamar mandi
12. Hindari lampu yang redup dan menyilaukan (sebaiknya lampu 70-100
watt)
13. Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.
3. Memelihara kebersihan diri
Sebagian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan
diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda,
kelemahan dan ketidakmampuan.
Masalah : keringat berkurang kulit lansia bersisik, kering
13 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik
Intervensi :
1. Mengingatkan/ membantu
2. Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.
4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur :
Masalah yang sering terjadi : gangguan tidur
Intervensi :
1. Menyediakan tempat tidur yang nyaman
2. Mengatir lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau
3. Melatih melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll).
5. Meningkatkan hubungan interpersonal
Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas
marah, mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal
yang tidak adekuat.
Intervensi :
1. Berkomuikasi dengan kontak mata
2. Memberikan stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan
dilakukan
3. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan
4. Menghargai pendapat lansia.
5. Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan.
Sumber:
http://www.askep-lansia-komunitas.blogspot.com//
Nugroho, wahjudi. 2000. Perawatan Lanjut Usia Edisi ke-2. Jakarta: EGC
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis Edisi
ke-6. Jakarta: EGC
14 Perawatan Lanjut Usia di KomunitasKeperawatan Gerontik