keperawatan komunitas komunitas

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia. Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif 1

Upload: novita-fajriyah

Post on 19-Jan-2016

265 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Keperawatan Komunitas Komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: Keperawatan Komunitas Komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia

dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan

untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai

makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan

bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut

sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan

berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan

yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan.

Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan

tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu

sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu

bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative

bagi perkembangan manusia.

Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa

awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun

tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga

atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan

pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang

muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan

fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Pada tahun

1990, hampir 84 juta orang di AS berusia antara 35- 64, atau kira –kira 34 %

dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept. Of Commerce 1992 )

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut

dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah

terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut

menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya.

Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau

norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha

1

Page 2: Keperawatan Komunitas Komunitas

untuk mempertahankan nilai - nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya

tersebut.Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Psikologi Perkembangan Pada Manusia Tingat Dewasa yaitu ilmu yang

mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa

dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa

awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle

adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).

Oleh karena Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya

pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat

kesehatan yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan

memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

Pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya

keperawatan yang berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk

memahami secara mendalam tentang asuhan keperawatan keluarga

setidaknya perlu mengetahui dan memahami tentang konsep keluarga sebagai

klien keperawatan, konsep keperawatan keluarga, proses keperawatan

keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada tahap

perkembangan keluarga dewasa ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengidentifikasi konsep dan asuhan keluarga pada tahap

perkembangan keluarga dewasa ?

1.3.2 Tujuan khusus

1. Menjelaskan konsep keluarga

a. Menjelaskan definisi keluarga

b. Menjelskan tipe keluarga.

c. Menjelaskan struktur keluarga.

2. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga

3. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan keluarga dewasa

2

Page 3: Keperawatan Komunitas Komunitas

a. Menjelaskan Pengertian Masa dewasa b. Menjelaskan Tahap perkembangan keluarga usia dewasac. Menjelaskan Pembagian Perkembangan Masa Dewasa d. Menjelaskan Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa

dalam kehidupannya

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa memahami konsep dasar keluarga, peran dan fungsi

dan tugas keluarga, tahap perkembangan keluarga sehingga

menunjang pembelajaran mata kuliah.

2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap

keluarga dewasa yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam

persiapan praktik di keluarga.

3

Page 4: Keperawatan Komunitas Komunitas

BAB 2

TINJAUAN PUASTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat

penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah

pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan

tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun

suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Pengertian

keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung

kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam

mendefinisikan. Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko

(2012) diantaranya:

1. Bussard dan Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga

merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya

dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat

tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nila-nilai,

pola pemikiran dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi

segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anan dengan

lingkungnya.

2. Menurut Duvall, Keluarga adalah sekumpulan orang yang

dihubungkan dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang

bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum;meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan

social dari tiap anggota.

3. Menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga

yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau

perkawinan.

4. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang

mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau

hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota

4

Page 5: Keperawatan Komunitas Komunitas

berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social, serta

mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat,

tetapi mempunyai keunikan tersendiri.

5. Menurut Helvie (1981), Keluarga adalah sekelompok manusia yang

tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten

dan hubungan yang erat.

6. Menurut Salvasion Bailon dan Aracelis Maglaya,1989, Keluarga

adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama

lain, dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan .

7. Sayekti, 1994, keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup atas

dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang

hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

8. Menurut Departemen Kesehatan RI,1998 keluarga adalah unit

terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

9. Menurut Effendy,1998, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

2.1.2 Tipe Keluarga

Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan

1. Secara tradisional, secara trasional keluarga dikelompokkan

menjadi 2 yaitu:

5

Page 6: Keperawatan Komunitas Komunitas

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya

terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari

keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti

ditambahn anggota keluarga lain yang masih mempunyai

hubungan darah (kakek,nenek,paman,bibi)

2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya

rasa individualism maka pengelompokkan tupe keluarga selain

diatas adalah:

a. Tradisional Nuclear, Keluarga inti (ayah, ibu dan anak)

tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal

dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat

bekerja diluar rumah.

b. Reconstituted Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam

pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu

bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan

baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

c. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang ,istri di

rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah

meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

d. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak

mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar

rumah.

e. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat peceraian atau

kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di

rumah atau di luar rumah.

f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan

tanpa anak.

g. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier

dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling

mencari pada waktu-waktu tertentu.

6

Page 7: Keperawatan Komunitas Komunitas

h. Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri

dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam

satu rumah.

j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal

dalam suatu panti-panti.

k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan

yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama

dalam penyediaan fasilitas.

l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua

dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap

individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah

orang tua dari anak-anak.

m. Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana

perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

n. Cohibing Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang

tinggal bersama tanpa kawin.

o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh

pasangan yang berjenis kelamin sama.

2.1.3 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-

macam, diantaranya adalah:

1. Patrilineal, Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

7

Page 8: Keperawatan Komunitas Komunitas

4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawin, Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

2.2 Fungsi Dan Tugas Keluarga

2.2.1 Fungsi Keluarga

Menurut Harmoko (2012) dalam buku Asuhan Keperawatn

Keluarga, dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga

yang dapat dijalankan. Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan,

memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan

gizi keluarga.

2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman

bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga,

memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta

memberikan identitas pada keluarga.

3. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah

laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan

meneruskan nilai-nilai budaya.

4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber pengahsilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai

dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak

untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

2.2.2 Tugas Keluarga

Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif

dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih

8

Page 9: Keperawatan Komunitas Komunitas

jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai

dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para

professional perawatan kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan

kesehatan untuk mencegah terjadinya gangguan atau merawat anggota

yang sakit. Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta

pertolongan kepada tenaga professional ketika salah satu anggotanya

mengalami gangguan kesehatan.

Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga

juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas

kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan, karena tanap kesehatan segla sesuatu tidak akan berarti.

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan

sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak

langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila

menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakn upaya utama keluarga untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan

yang dilakukan keluarga diaharapkan tepat agar masalah kesehatan

yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka

keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan

tepat tinggalnya.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

9

Page 10: Keperawatan Komunitas Komunitas

Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan

lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan

atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan

melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi

bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki

waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat

tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan

lambang ketenangan, keindahan, dan dapat menunjang derajat

kesehatan bagi anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan

kesehatan keluarga atau anggota keluarga yang harus dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga

dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan

untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya,

sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan

perlu dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana

keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan

memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk

memenuhi tugas kesehatan keluarga. Dalam keluarga ada beberapa

tugas dasar yang didalamnya ada delapan tugas pokok,

(Harmoko,2012) antara lain:

1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya

2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada

dalam keluarga

3) Mengatur tugas masing-masing anggita sesuai dengan

kedudukannya.

10

Page 11: Keperawatan Komunitas Komunitas

4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul

keakraban dan kehangatan para anggota keluarga.

5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang

diinginkan

6) Memelihara ketertiban anggota keluarga

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang

lebih luas

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota

keluarga.

2.3 Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa

2.3.1 Pengertian Masa dewasa

Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja

yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal,

identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur

kronologis dan mental ego-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada

masa dewasa. Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan ke

masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri

sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan

bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam

tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak

melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia

akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang

lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada

umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-

perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah

mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi

perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa

11

Page 12: Keperawatan Komunitas Komunitas

transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara

intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role

trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari

perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa

beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa

ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut

Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas

perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu

keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,

memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan

dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.

Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai

menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya.

Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa

karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa

dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup

baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik,

masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.

Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi

sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi

emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk

meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang

prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja

dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan

kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu

masalah.

2.3.2 Tahap perkembangan keluarga usia dewasa

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah.

Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau

jika anak yg belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga

12

Page 13: Keperawatan Komunitas Komunitas

untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.

Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk

keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri.

Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang

dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua

akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong

karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi

keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas saja, meningkatkan

peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya

e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

f. Berperan sebagai suami intri kakek neneak

g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapa menjadi contoh bagi

anak-anaknya

Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duvall dan

Miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga

baru yang di dapatkan melalui perkawinan anak-anak

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

c. Membantu orangtua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami

maupun istri

Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pembari konsultasi

penyakit-penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau

factor-faktor predisposisis seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi,

13

Page 14: Keperawatan Komunitas Komunitas

menopause, serta peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga

perlu diperhatikan.

2.3.3 Pembagian Perkembangan Masa Dewasa

1. Dewasa Awal

Penelitian klasik lama oleh Levinson telah mengidentifikasi fase-fase

perkembangan dewasa awal dan dan tengah ( Levinson et al, 1978 )

a. Awal transisi dewasa ( usia 18 sampai 20 tahun ), ketika

seseorang berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan

b. Memasuki dunia kedewasaan ( usia 21 sampai 27 tahun ), ketika

seseorang menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup .

c. Masa transisi ( usia 28 sampai 32 tahun ), ketika seseorang

secara besar-besaran memodifikasi aktivitas kehidupannya dan

memikirkan tujuan masa depan

d. Tahun keberasilan ( usia ( 40 sampai 39 ), ketika seseorang

mengalami stabilitas yang lebih besar

e. Tahun keberasilan ( usia 40 sampai 65 ), waktu untuk pengaruh

maksimal, membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri

Dewasa awal merupakan masa dewasa atau suatu tahap yang

dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur 20 tahun sampai

30 tahun. Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini

manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada

peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi

menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa

ini seseorang juga akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan

keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam

perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah

yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan

sosio-emosional. Sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada

setiap diri individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan

atau perilaku individu. Menurut teori erikson, tahap dewasa awal yaitu

mereka didalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini

manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih

14

Page 15: Keperawatan Komunitas Komunitas

berat. pada tahap ini juga juga hubungan intim mulai berlaku dan

berkembang.

Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan

dengan stress, seperti karena pekerjaan dan keluarga. Jika stress berlarut

maka klien tidak akan mampu beradaptasi terhadap stressor, hingga

terjadi gangguan kesehatan misalnya.

a. Stres Pekerjaan

Dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.

Kebanyakan pada dewasa awal mengalaminya dari hari ke

hari. Stres situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika

atasan baru. Karena setiap individu menerima pekerjaan yang

berbeda, maka tipe stressor berbeda setiap klien. Pengkajian

perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan

yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda.

Pengkajian juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja,

perubahan kabiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan

iritabilitas dan kegugupan.

b. Stres Keluarga

Stressor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam

kehidupan keluarga. Stressor situasi terjadi pada peristiwa

kelahiran, kematian, penyakit, perkawinan, dan kehilangan

pekerjaan. Setiap keluarga mempunyai beberapa peranan dan

pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya.

Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi

bagian yang efektif dalam masyarakat. Salah satu peran

penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga,

salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua

orang tua berperan sebagai coleader. Dalam keluarga dengan

orang tua tunggal, orangtua kadangkalannya seorang anggota

keluarga besar menjadi kepala keluarga

2. Dewasa Tengah

Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dewasa yang berawal

15

Page 16: Keperawatan Komunitas Komunitas

dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa

dewasa tengah, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara

normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan

ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-

kemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan

secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial-

emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam

bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa

perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa tengah

(sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara

berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic

pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan

disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik,

intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa.

a. Perkembangan kognitif

Perubahan fungsi kognitif pada dewasa tengah jarang

terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat

mempelajari informasi baru dan ketrmpilan. Beberapa dewasa

tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk

mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan

pekerjaan

b. Perkembangan psikososial

Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi

kejadian yang diharapkan, perpindaha anak dari rumah, atau

peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kamatian teman.

Perubahan ini mungkin menyebabkan stress yang dapat

mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah.

Perawat mangkaji kehidupan utama yang terjadi pada dewaasa

tengah dan dampak yang mengubah status kesehatannya.

Pengkajian keperwatan juga harus meliputi factor psikososial

pada individu seperti makanisme koping dan sumber pendukung

sosial.

16

Page 17: Keperawatan Komunitas Komunitas

Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan

rumahnya, keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental.

Tuntutan waktu dan financial pada orang tua berkurang, dan

pasangan menghadapi tugas menetapkan kembali hubungan

mereka. Setelah cucu lahir, gaya hidup kakek-nenek harus

dipilih. Selama periode ini banyak orang dewasa tengah mulai

menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

c. Transisi karier

Perubahan karier dapat terjadi karena pilihan atau sebagai

akibat dari perubahan di tempat kerja atau masyarakat. Pada

decade saat ini, dewasa tengah lebih sering mengganti pekerjaan

untuk berbagai alasan termasuk mobilitas naik pangkat yang

terbatas, penurunan kesempatan kerja, dan mencari pekerjaan

yang lebih menantang bagi individu. Pada beberapa kasus,

kemajuan teknologi dan perubahan lain memaksa dewasa tengah

mencari pekerjaan baru. Perubahan tersebut, terutama sekali jika

diantisipasi, dapat mengakibtkan stress yang dapat

mempengaruhi kesehatan, hubungan dengan keluarga, konsep

diri dan dimensi lain.

d. Seksualitas

Setelah kepergian anak terakhir dari rumah, banyak

pasangan menguatkan kembali hubungan mereka dan

menemukan kepuasan perkawinan dan seksualitas yang

meningkat selama usia baya. Awitan menopause dan klimaterik

dapat mempengaruhi kesehatan seksual pada dewasa tengah.

Seorang wanita mungkin menginginkan aktivitas seksualnya

meningkat karena kehamilan sudah tidak mungkin lagi.

Selama usia baya seorang pria mungkin memperhatikan

perubahan pada kekuatan ereksi dan penurunan kemampunnya

untuk mengulangi orgasme. Factor lain yang mempengaruhi

seksualitas selama periode ini meliputi stress pekerjaan,

penurunan kesehatan salah satu atau kedua pasangan, dan

17

Page 18: Keperawatan Komunitas Komunitas

penggunaan resep obat, contohnya, agens antihipertensif,

dengan efek samping yang dapat mempengaruhi hasrat seksual

atau fungsinya. Kedua pasangan mungkin mengalami stress

yang berkaitan dengan perubahan seksual atau konflik antara

kebutuhan seksual mereka dan persepsi diri serta perilaku atau

harapan social.

e. Perubahan dalam perkawinan

Perubahan dalam perkawinan yang mungkin terjadi selama

usia baya seperti kematian pasangan, perpisahan, perceraian dan

pilihan untuk menikah lagi atau tetap sendiri. Seorang klien

janda, berpisah, atau bercerai melalui periode berduka dan ke-

hilangan hat-hal penting untuk beradaptasi terhadap perubahan

status perkawinan. 13erduka yang normal melalui beberapa fase

dan berakhirnya berduka dapat berlangsung sate tahun atau

lebih. Perawat harus mengkaji koping yang efektif papa dewasa

tengah terhadap proses berduka dan kehilangan yang berkaitan

dengan perubahan kehidupan tertentu.

Jika dewasa tengah-lajang memutuskan untuk menikah,

stresor perkawinan sama dengan yang dialami pada dewasa

awal. Disamping itu, pasangan harus dapat mengkoping harapan

masyarakat dan tekanan berkaitan perkawinan.

f. Transisi keluarga

Kepergian anak yang terakhir dari rumah mungkin dapat

menjadi stresor. Banyak orang tua menerima kebebasan dari

tanggung jawab membesarkan anak, sedangkanorang lain akan

merasa kesepian atau tidak punya arah karena perubahan ini.

Pada akhirnya orang tua harus menetapkan kembali perkawinan

mereka dan harus dapat menyelesaikan konfik dan

merencanakan masa depan. Kadang fase penyesuaian diri dapat

memicu konflik perkawinan, perpisahan, dan perceraian

(Fawcett, 1993).

Menurut Lavinson, Masa Dewasa Tengah berusia 40-50

18

Page 19: Keperawatan Komunitas Komunitas

tahun. Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dari masa

dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa.

Setelah itu mulailah peralihan ke massa tengah (tengah baya antara

usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam

tugas:

a. Penilaian kembali pada masa lalu

b. Perubahan struktur kehidupan

c. Proses individuasi

Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang

ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah

struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada

zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur

kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang

berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)

3. Dewasa Akhir

Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa

akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang

sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk

menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu

permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda

penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa

akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan

intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup

selanjutnya.

Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs

despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis

psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu

mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam

menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada

hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu

rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara

hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya

19

Page 20: Keperawatan Komunitas Komunitas

hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin

menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan

hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia

seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik

secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan

mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan

peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya

komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir

ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan

integritas.

Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan

Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh

terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan

semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan

yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia

menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara

perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:

kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan

berkurangnya komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir

ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan

integritas.

a. Perkembangan Keintiman

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan

orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang

yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan

terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini

merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki

20

Page 21: Keperawatan Komunitas Komunitas

masa dewasa akhir.

b. Perkembangan Generatif

Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang

dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika

seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai

jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang

kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak

muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan

mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak

orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian

prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu

yang masih tersisa.

c. Perkembangan Integritas

Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang

terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang

dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,

produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan

penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam

kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam

menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap

kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup

menjelang kematian. Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia

sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu

sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak

menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun

masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena

penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi

kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.

Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik

diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan

berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2)

penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia

21

Page 22: Keperawatan Komunitas Komunitas

terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang

lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat

kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua

hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda.

Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/

individu, yaitu:

a. Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan

hubungan personalnya.

b. Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti

pekerja, orang tua dan pasangan hidup.

c. Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala

macam tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.

Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering

kali merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam

pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya.

Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa

dewasa akhir. Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang

eksak dengan pergeseran maksimum lima tahun, hal ini cenderung menuju

pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan

ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa

pandangan akan siklus penghidupan yang terlalu kaku atau terlambat tidak

dapat dipertahankan lagi.

2.1.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam

kehidupannya

Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa

yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor

yang paling berpengaruh adalah :

a. Kekuatan Fisik

Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia

pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat

mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul

22

Page 23: Keperawatan Komunitas Komunitas

pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang

prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang

perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan

fisik, yaitu:

1) Sarapan pagi.

2) Makan secara teratur.

3) Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.

4) Tidak merokok.

5) Olahraga secukupnya.

6) Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.

Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan

mereka untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh

keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya,

kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk

mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa

dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas

perkembangan orang dewasa.

b. Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya

antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat

antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit

demi sedikit menurun.

Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif

dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi

fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang

dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik.

Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan

motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan

baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam

mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang

dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam

23

Page 24: Keperawatan Komunitas Komunitas

usia mendekati masa setengah baya.

c. Kemampuan Mental

Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri

pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang

dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif.

Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an,

kemudian sedikit demi sedikit menurun.

Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat

penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-

tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan

motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan

menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah

dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam

mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan-

keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-

tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada

umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha-

usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri

maupun suami.

d. Motivasi Untuk Berkembang

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa

adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai

usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk

dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh

kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-

orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa,

individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup,

belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga,

mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung

jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang

menyenangkan.

Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis

24

Page 25: Keperawatan Komunitas Komunitas

dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh

dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang

dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya

tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu

yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang

dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas

perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya

e. Model Peran

Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat

berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa

yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model

peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa

lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku

sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat

orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi

dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan

tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa.

Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir

tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai

tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

25

Page 26: Keperawatan Komunitas Komunitas

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Tn S dan Ny S menikah sudah 20 tahun yang lalu. Setelah menikah

mereka tinggal bersama. Sebelum menikah Asal Tn.S adalah kota P. Tn. S

bekerja dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah

Tn.S dan Ny.S tinggal serumah. Sekarang Tn S berusia 46 tahun dan Ny S

berusia 46 tahun mereka sekarang memiliki 4 orang anak , anak pertama

berusia 20 tahun , anak kedua berusia 15 tahun, anak ketiga berusia 11 tahun,

dan anak yang terakhir berusi 4 tahun. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam

keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada

pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya

dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan

kesehatan dirasakan tidak ada.

Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5

waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang

sekali terdapat waktu untuk kumpul. Status sosial Tn. S bekerja sebagai

POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00.

Sedangkan Ny. S sebagai seorang SMA yang berpenghasilan sama dengan

suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari

dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak

terduga. Aktivitas rekreasi keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu

kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan

menonton TV bersama keluarga.

Tahap perkembangan keluarga saat ini , keluarga ingin memperluas

pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awaal dan membantu anak

untuk mandiri. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Tn.S mengatakan

tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi

semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan

tanggung jawab karena kesibukan. Keluarga Tn S dan Ny S berasal dari

26

Page 27: Keperawatan Komunitas Komunitas

lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat

anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan, mereka

menyayangi semuanya dan hubungan Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat

ini hubungannya baik, dan saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan

keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.

Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 9

x 18 , terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1

ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah

tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang

terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan

tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu;

menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu

sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan

dikamar–kamar. Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan dari

lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah terserang

penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang

nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.

Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi

mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup

baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol

dengan tetangganya. Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang

mengikuti kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika

ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya.

Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali

membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah.

Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling

membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan. Pola komunikasi

yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga

bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari

pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung. Dalam keluarga

Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala

keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan

27

Page 28: Keperawatan Komunitas Komunitas

dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan

sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama.

Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan

dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan

gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam

nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga

dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak

bertentangan dengan masyarakat sekitarnya. Yang menjadi pemikiran

keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga.

Keluarga juga memikirkan anaknya yang masih sekolah semua dan

membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keluarga berusaha mengatasi semua

masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang ada

dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan

mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. Dalam menanggapi

masalah keluarga Tn S memecahkan masalah bersama-sama, jika masalah

yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan

minta bantuan pada keluarga dekatnya.

3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Tn S dan Ny S

1. Pengkajian Keluarga

a. Data Umum

1) Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S

2) Usia : 46 tahun

3) Pendidikan : SLTA

4) Pekerjaan : POLRI

5) Alamat : Kelurahan B.S

6) Komposisi keluarga :

28

Page 29: Keperawatan Komunitas Komunitas

No Nama UmurJenis

kelamin

Hub dgn

KK

Riwayat

PendidikanKeterangan

1

2

3

4

5

6

Tn. S

Ny. S

Nn. T

An. H

An. I

An. R

46 tahun

46 tahun

20 tahun

15 tahun

11 tahun

4 tahun

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Ayah

Ibu

Anak

Anak

Anak

Anak

SLTA

Sarjana

SLTA

SMP

SD

-

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

Hidup

7) Tipe Keluarga : Keluarga Inti

8) Genogram :

Keterangan:

: Laki- laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal serumah

: klien

9) Pengambilan keputusan

29

Page 30: Keperawatan Komunitas Komunitas

Tn. S setiap ada masalah selalu ia yang mengambil keputusan.

Tetapi kadang- kadang di musyawarahkan bersama

10) Suku bangsa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah

penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam

keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan

tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak

bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut

kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan

dirasakan tidak ada.

11) Agama

Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan

shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah

dikarenakan jarang sekali terdapat waktu untuk kumpul.

12) Status sosial ekonomi keluarga

Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap

bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru

yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan

tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya

ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak

terduga.

13) Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu

pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan

menonton TV bersama keluarga.

b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn S sedang berada dalam tahap memperluas

pengetahuan untuk menghadapi anak usia dewasa awal dan

mambantu anak untuk mandiri, pada tugas perkembangan usia

dewasa.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

30

Page 31: Keperawatan Komunitas Komunitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan

tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum

terpenuhi semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya

untuk mandiri dan tanggung jawab karena kesibukan.

3) Riwayat keluarga inti

Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka

berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan

anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi

semuanya.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik,

dan saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga,

tidak ada konflik dalam berhubungan.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri

atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1

ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan

bawah). Rumah tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga

menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah.

Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa.

Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu;

menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi

1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat

jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal

masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika

lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit.

Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang

nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau

malaria.

2) Keadaan di luar rumah

31

Page 32: Keperawatan Komunitas Komunitas

Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Kebersihan

pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan air

PDAM untuk sumber air bersih dan air minum. Keluarga

memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke saluran

pembuangan air di sebelah rumahnya dan dialirkan dengan pipa

saluran. Keluarga juga memiliki jamban jenis jamban duduk

yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di belakang

rumah dengan jarak lebih dari 10 m. Kebersihan kamar mandi

dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga

keluarganya memiliki tempat sampah yang berada di depan

rumah dan diambil oleh petugang sampah setiap 3 hari sekali.

Secara umum kebersihan rumah cukup. 

3) Sarana komunikasi dan transportasi

Sarana komunikasi keluarga dengan menggunakan handphone

dan transportasi yang biasanya digunakan keluarga ada sepeda

motor

4) Fasilitas hiburan ( TV, Radio, Dll )

Fasilitas yang dimiliki keluarga ada radio tape, televisi

5) Fasilitas layanan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdekat dengan rumah keluarga adalah

puskesmas, poliklinik.

d. Sosial

1) Karakteristik tetangga dan komunitas

Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi

mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan

lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk

bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.

2) Mobilitas Geografis keluarga

Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam

satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah

Tn.S dan Ny.S tinggal serumah.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

32

Page 33: Keperawatan Komunitas Komunitas

Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti

kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika

ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk

menghadirinya dan Ny. S sehari–harinya bekerja sebagai guru di

sebuah SMA Negeri.

4) Sistem pendukung keluarga

Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya

sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang

mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat

dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak

bertukar pikiran saat dibutuhkan.

e. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi

terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan

ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan

anggota keluarga saat perawat berkunjung.

2) Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S

karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat

dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama. Dalam

menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus

berdasarkan hasil keputusan bersama.

3) Stuktur Peran

Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan

ekonomi keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang

mengerjakan dan mengatur semua pekerjaan rumah seperti:

memasak, mengurus anak, menyapu, memenejemen keuangan

dan semua pekerjaan rumah.

4) Nilai dan norma budaya

Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha

menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada

33

Page 34: Keperawatan Komunitas Komunitas

dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut,

tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang

mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam

menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak

bertentangan dengan masyarakat sekitarnya.

f. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Menurut Tn S dan Ny S karena mereka merupakan

keluarga yang memmpunyai hubungan yang baik dan saling

menghargai satu dengan yang lainnya dan hubungan dengan

keluarga besar nya pun baik. Tn. S dan Ny. S selalu memberikan

dukungan satu sama lain.

2) Fungsi Sosialisasi

Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh

ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya pun baik.

Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, dengan

tetangga-tetangga terdekat cukup baik, akan tetapi Tn.S kurang

ikut serta dalam kumpulan / hidup bermasyarakat di daerahnya.

3) Fungsi perawatan kesehatan

a) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang

dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut

Tn. S sebenarnya dalam keluarganya sudah mengetahui

tentang bagaimana jika ada salah satu anggota keluarga ada

yang sakit harus dilakukan tindakan apa dan di bawa

kemana.

b) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini jika ada

keluarga yang sakit di dibawa ke puskemas di periksakan ke

poli klinik.

34

Page 35: Keperawatan Komunitas Komunitas

c) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan : ke

puskesmas dan poli klinik atau RS

d) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah

timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan

teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam

menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.

e) Modifikasi lingkungan: Rumah kelihatan rapi namun

kadang sering berserakan mainan dari ananknya yang baru

berusia 4 tahun

4) Fungsi reproduksi

Saat ini keluarga Tn S sudah melewati masa- masa subur dan Ny

S sudah melakukan steril.

5) Fungsi Ekonomi

Tn S dan Ny mengatakan penghasilannya sudah lebih dari cukup

untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

keluarga.

g. Stress Dan Koping Keluarga

1) Stressor yang pendek

Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara

meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan

anaknya yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya

yang cukup banyak.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi

Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan

keluarga berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika

ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan mengambil

uang tabungan sesuai yang dibutuhkan.

3) Strategi koping yang digunakan

Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah

bersama-sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau

35

Page 36: Keperawatan Komunitas Komunitas

tidak tahu jalan keluarnya maka akan minta bantuan pada

keluarga dekatnya.

h. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a) Ayah

Ayah dari pihak Ny. S pernah mengalami Hipertensi

b) Ibu : -

c) Anak : -

2) Keluarga berencana

Ny. S mengatakan bahwa sudah melakukan steril

3) Imunusasi : lengkap

4) Tumbuh Kembang : -

2. Pemeriksaan Fisik Keluarga

a. Pemeriksaan fisik Tn S

1) Kesadaran umum : Baik

2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

3) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/90 mmHg

b) N : 80x/menit

c) RR : 23x/ menit

d) T : 36 oC

4) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak

ada ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

5) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

36

Page 37: Keperawatan Komunitas Komunitas

d) A : suara nafas vesikuler

6) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

d) A : bising usus normal

7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

8) Ekstremitas : akral, hangat tidak ada odema

b. Pemeriksaan fisik Ny S

1) Kesadaran umum : Baik

a) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

b) Tanda-tanda vital :

TD: 120/90 mmHg

N : 78x/menit

RR: 22x/ menit

T : 36 oC

2) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak

ada ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

3) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

d) A : suara nafas vesikuler

4) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

37

Page 38: Keperawatan Komunitas Komunitas

d) A : bising usus normal

5) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

6) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema

b. Pemeriksaan fisik Nn T

1) Kesadaran umum : Baik

2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )

3) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/90 mmHg

b) N : 80x/menit

c) RR : 24x/ menit

d) T : 36 oC

4) Kepala :

a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala

b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak

ada ikterus

c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip

d) Telinga : bersih ,pendengaran normal

e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu

5) Dada/thorak :

a) I : simetris

b) P : gerak dada simetris

c) P : sonor di daerah paru

d) A : suara nafas vesikuler

6) Perut / abdomen

a) I : perut tidak ada asites

b) P : tympani

c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa

d) A : bising usus normal

7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid

8) Ekstremitas : akral, hangat tidak ada odema

38

Page 39: Keperawatan Komunitas Komunitas

3. Harapan Keluarga

1) Keluarga berharap perawat dapat membantu memberikan informasi

mengenai tugas pada perkembangan anak pada usia dewasa awal.

2) Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan

sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.

4. Analisa Data

4.1 Diagnosa Keperawatan

No Data Diagnosa Keperawatan

1.

2.

3.

39

Page 40: Keperawatan Komunitas Komunitas

4.

5.

4.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga

No Data Diagnosa Keperawatan Keluarga

1.

2.

3.

4.

6.

Anak T usianya 20 tahun, berat badan

55 Kg, masih terlihat manja, bingung

ketika mendapat masalah.

Tn.S mengatakan anak T masih manja

dan belum mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

Tn.S mengatakan anak T untuk

keperluan sehari-hari masih tergantung

pada Ibunya.

Tn.S dan Ny.S terlihat takut

Tn.S dan Ny.S mengatakan sering

timbul rasa takut kehilangan jika teringat

anaknya sudah hampir menikah

Tn.S dan Ny.S merasa belum siap

berpisah dengan anak NT

Tn. S mengatakan tidak pernah

mengikuti arisan di RT dan jarang

mengikuti kegiatan yang ada di RT

karena kesibukannya bekerja.

Tn.S, beliau mengatakan tugas

perkembangan menghadapi anak usia

Kecemasan Tn.S dan Ny.S

terhadap Nn.T b.d

ketidakmampuan keluarga Tn S

dalam merawat Nn.T untuk

hidup secara mandiri.

Resiko Kesepian b.d Kurang

mengetahui tugas

perkembangan dewasa

pertengahan

Hambatan pola komunikasi b.d

ketidakmampuan Tn.S

memutuskan peran dalam

lingkungan masyarakat.

Keefektifan manejemen diri b.d

40

Page 41: Keperawatan Komunitas Komunitas

dewasa awal belum terpenuhi semua,

Tn.S belum bisa menyiapkan anak–

anaknya untuk mandiri dan tanggung

jawab karena kesibukan.

kurang pengetahuan

7. Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga

1) Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan

keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara

mandiri.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah :

aktual

3 1 3/3 x = 1 Masalah aktual adalah sudah

terjadi untuk itu perlu tindakan

perawatan, sehingga tidak

berdampak pada masalah lain.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah:

sebagian

1 2 1/2 x2= 1 Masalah dapat dicegah untuk

lebih parah, dan membutuhkan

peran serta keluarga yang amat

besar, dalam merubah tingkat

kecemasan ibu, ada tenaga

kesehatan yang akan membina

3 Potensi untuk

dicegah:

cukup

1 1 1/3x1=1/3 Masalah belum berat, dan

membutuhkan waktu agak lama

mengubah kebiasaan keluarga.

4 Menonjolnya

masalah,

tetapi tidak

harus segera

1 1 1/2x1= ½ Anggapan keluarga: tingkat

kecemasan adalah masalah yang

biasa dan sering terjadi pada

orang tua yang akan melepaskan

anak dewasa awal

Total Skor 2 5/6

41

Page 42: Keperawatan Komunitas Komunitas

2) Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan

dewasa pertengahan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Resiko

o

2 1 2/3x1= 2/3 Sifat masalah ini merupakan krisis

karena kelurga masih bisa

mengatasi masalah tersebut.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah:

Mudah

2 2 2/2x2= 1 Sifat masalah ini masih bisa

diatasi sebagian dengan cara

pengetahuan tentang tugas

perkembangan pada anak dewasa

pertengahan, selain itu masih ada

anaknya yang lain untuk

menemaninya.

3 Potensial

masalah untuk

dicegah :

Cukup

2 1 2/3x1= 2/3 Karena tindakan masalah yang

dihadapi keluarga wajar, mungkin

beradaptasi dengan keadaan.

4 Menonjolnya

masalah tetapi

tidak harus

segera

1 1 1/2x1= ½ Masalah ini tidak perlu ditangani

karena klien baru merasakan hal

tersebut.

Total Skor 2 5/6

3) Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S

memutuskan peran dalam lingkungan masyarakat.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat

masalah:

Resiko

2 1 2/3x1= 2/3 Masalah belum terjadi, namun

perlu dilakukan upaya

pencegahan.

2 Kemungkinan 2 2 2/2x2= 1 Masalah belum terjadi dan dapat

42

Page 43: Keperawatan Komunitas Komunitas

masalah

dapat diubah:

Mudah

diatasi dengan mengikutsertakan

kehadiran Tn.S dalam kegiatan

sosial ketika hari libur dan tidak

menganggu waktu kerja.

3 Potensial

masalah

untuk dicegah

: Tinggi

3 1 3/3x1= 1 Masalah sudah berlangsung lama

dan diyakini dapat diupayakan

dengan cara meluangkan waktu

untuk kegiatan sosialisasi di

Lingkungan masyarakat.

4 Menonjolnya

masalah

tetapi tidak

harus segera

1 1 1/2x1= ½ Tn.S sebenarnya dapat mengikuti

kegiatan sosial yang ada

dimasyarakat namun dikarenakan

kesibukan Tn.S yang jarang

meluangkan waktu untuk

kegiatan sosial.

Total Skor 3 1/6

4) Keefektifan manejemen diri b.d kurang pengetahuan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Aktual

3 1 3/3x1= 3 Sifat masalah ini

termasuk ancaman karena

jika tidak diberi

pengetahuan, sebagai

kepala RT, Tn.S akan

tidak tahu mengenai

bagaimana cara mendidik

anaknya yang memasuki

usia dewasa awal.

2 Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Masalah tersebut

43

Page 44: Keperawatan Komunitas Komunitas

masalah dapat

diubah:

Sebagian

mungkin hanya sebagian

dapat diubah karena

dengan memberikan

pengetahuan pada orang

tua, serta anak usia

dewasa awal yang masih

bergantung kepada orang

tua (ibu / Ny.S)

3 Potensial

masalah untuk

dicegah :

Cukup

2 1 2/3x1= 2/3 Potensial masalah dapat

dicegah cukup, karena

Tn.S dan Ny.S

mengatakan bahwa

mereka ingin dapat

mengetahui cara

mendidik anak untuk

mandiri dan menghadapi

perkembangan anaknya.

4 Menonjolnya

masalah:

Segera

2 1 2/2x1= 1 Tn.S, beliau mengatakan

tugas perkembangan

menghadapi anak usia

dewasa awal belum

terpenuhi semua, Tn.S

belum bisa menyiapkan

anak–anaknya untuk

mandiri dan tanggung

jawab karena kesibukan.

Total Skor 4 2/3

8. Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas

1. Keefektifan manejemen diri b.d kurang pengetahuan

2. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan

peran dalam lingkungan masyarakat.

44

Page 45: Keperawatan Komunitas Komunitas

3. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan

keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.

4. Resiko kesepian b.d kurang mengetahui tugas perkembangan

dewasa pertengahan

45

Page 46: Keperawatan Komunitas Komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Harmoko.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Pustaka Pelajar

Monks, Knoers & Haditono, 2001. Jurnal Provitae. Volume 1. Fakultas Psikologi

Universitas Tarumanagara. Jakarta

Mustofa, Ahmad. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Berkreasi Menarik Diri. Solo :

Tiga Serangkai.

Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC

Ali, Zaidin. 2006.Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Carpenito, Moyet L.J. 2004.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC.

Christensen, Paul A J. 2009.Proses Keperawatan: Aplikasi Model

Konseptual .Jakarta: EGC

Efendi, Ferry. 2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman, M.M., Bowden, V.R., &Jones, E.G. (2003).Family Nursing:

ResearchTheory & Practice. New Jersey: Prentice Hall. NANDA. 2009.

Nursing Diagnoses NANDA: Definition and Clasification 2009-2011.

Sudiharto. 2007.Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan

Transkural.Jakarta: EGC.

Suprajitno. 2003.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.

Jakarta: EGC.

Susanto. Tantut. 2012.Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori

Pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media

46