perancangan identitas dan kemasan sirup belimbing wuluh averbi€¦ · perancangan identitas dan...
TRANSCRIPT
i
Perancangan Identitas dan Kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Anindya Ayu Ciptaningtyas / 692011053
Birmanti Setia Utami, M.Sn
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juni 2015
ii
iii
iv
1
Perancangan Identitas dan Kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi
1)
Anindya Ayu Ciptaningtyas, 2)
Birmanti Setia Utami, M.Sn
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Email: 1)
Abstract
Averbi is a new Belimbing Wuluh syrup from Cahaya Asri farmer group and has not had
representative product identity and packaging yet, which would carry significant function to the
product. For the function of identity is to increase brand awareness and image in the minds of
the consumer when it is displayed in consistent way, and the function of packing is a container
to protect and increase the value and function of the product. This research is aimed to design
product identity that reflect a region of origin from Surakarta, Central Java, and to design a
practical packing to increase the value and function of Averbi Belimbing Wuluh syrup. The final
result of this design is to give new identity to Averbi Belimbing Wuluh syrup, and product
packing that can help consumers in handling the product efficiently than the previous packing.
Keywords: Averbi, Identity, Packing
Abstrak
Averbi merupakan Sirup Belimbing Wuluh dari Kelompok Tani Cahaya Asri yang tergolong
baru dan belum memiliki identitas produk dan kemasan yang merepresentasikan produk tersebut
sedangkan identitas berfungsi meningkatkan pengenalan merk dan citra merk secara positif
dibenak konsumen bila ditampilkan dengan konsisten dan kemasan merupakan wadah untuk
melindungi dan meningkatkan nilai dan fungsi suatu produk. Penelitian ini dilakukan untuk
merancang identitas yang mencerminkan daerah asal produk yaitu Surakarta, Jawa Tengah dan
untuk merancang kemasan yang praktis untuk meningkatkan nilai dan fungsi dari Sirup
Belimbing Wuluh Averbi. Hasil perancangan ini berupa identitas produk Sirup Belimbing
Wuluh Averbi, dan berupa kemasan produk yang membantu konsumen dalam membawa
produk dengan lebih praktis dari kemasan sebelumnya.
Kata Kunci: Averbi, Identitas, Kemasan
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
1. Pendahuluan
Dewasa ini pengobatan berbasis tanaman telah diterima secara luas hampir
diseluruh Negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), Negara-negara
di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional untuk membantu
memenuhi beberapa kebutuhan utama mereka yakni kesehatan. Di Afrika, hingga 80%
dari populasi menggunakan obat tradisional untuk kebutuhan utama yakni kesehatan
[1]. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) telah dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Kandungan kimia dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yaitu
alkaloid, saponin, dan flavonoid [2]. Kelompok tani Cahaya Asri yang berdiri tahun
2007 ini, pada Januari 2014 yang lalu mulai memproduksi belimbing wuluh menjadi
sirup yang sangat bermanfaat bagi tubuh, namun produk ini belum dikenal secara luas.
Analisa pasar yang telah dilakukan guna mengetahui ketertarikan konsumen terhadap
produk herbal dan pengetahuan akan pengenalan sirup Belimbing Wuluh serta mengapa
tertarik dengan produk sirup Belimbing Wuluh ialah sebagian besar konsumen pernah
mengonsumsi produk herbal karena produk yang aman, lebih murah, mengurangi resiko
atau efek samping dan lain-lain, produk herbal yang sering dikonsumsi biasanya berupa
sirup dan jamu, selain itu beberapa konsumen mengetahui adanya sirup Belimbing
Wuluh dari konsumen yang lain maupun melalui event-event khusus yang menjual
produk herbal, ketertarikan melalui khasiat dan juga pengemasan produk yang menarik.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga didapat data bahwa sirup Belimbing Wuluh
Averbi ini ialah produk yang tergolong baru yang mendapat perhatian besar di
masyarakat setempat dan merupakan produk unggulan dari kelompok tani Cahaya Asri.
Sehingga dengan demikian masih adanya peluang besar dalam produksi sirup
Belimbing Wuluh ditengah masyarakat di zaman modern saat ini, untuk menunjang hal
tersebut diperlukan pengemasan yang lebih baik terhadap produk, karena dalam
pengambilan keputusan sebuah pembelian sebagian besar berada pada ketertarikan
konsumen terhadap produk. Produk Sirup Belimbing Wuluh saat ini belum memiliki
identitas produk dan kemasan. Salah satu upaya untuk dapat mengenalkan dan
mempromosikan produk maka dibutuhkan identitas produk dan kemasan yang menarik
dan berkualitas sebagai nilai jual suatu produk, dengan harapan nantinya Sirup
Belimbing Wuluh Averbi produksi Kelompok Tani Cahaya Asri mendapat tempat tidak
hanya di pasar lokal.
2. Tinjauan Pustaka
Perancangan kemasan yang pernah dilakukan antara lain: Produk Sirup Arum Sari
yang salah satunya merupakan Sirup Belimbing Wuluh merupakan produsen minuman
tradisional terbesar di Indonesia yang dikelola oleh Anton David Tjahjadi yang terletak
di Solo, yang dikemas dalam botol 625 ml. Produk sirup Arum Sari memiliki beberapa
kemasan lain, yakni carrier bag, kemasan isi enam dan kemasan isi dua belas [3]. Ada
juga Perancangan Desain Ulang Kemasan Sari Markisa Merk “Bola Dunia dan Bintang
Dunia” Sebagai Oleh-Oleh Khas Makassar, yang merupakan jurnal Evelyn Angelia
Winardy dari Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas
Kristen Petra Surabaya, merupakan perancangan ulang kemasan sari markisa merk
“Bola Dunia dan Bintang Dunia” yang sesuai dengan karakteristik produk dan
mencerminkan identitas Kota Makassar menggunakan kemasan primer berupa botol
plastik yang berbentuk seperti tabung dan kemasan sekunder yang menggunakan kardus
3
[4]. Perbedaan Perancangan diatas dengan kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi
dalam perancangan ini ialah Sirup Belimbing Wuluh Averbi merupakan sirup
kesegaran, bukan hanya sirup tradisional yang menyajikan minuman alami buah
belimbing wuluh yang aman dikonsumsi kapan saja. Sebagai sirup yang menawarkan
kesegaran, Averbi juga menyajikan produk yang berorientasi pada karakteristik produk
yang mengangkat karakter kota Surakarta sebagai kota asal produk pada desain dan
kemasan, juga dalam pemilihan bahan kemasan mulai dari botol kaca yang digunakan,
kemasan carrier bag, kemasan tiga, kemasan enam, dan kemasan dua belas.
Beberapa identitas visual yakni, nama yang pada identitas perusahaan maupun
produk akan membentuk brand image awal dibenak publik, kemudian logo merupakan
atribut paling utama yang terlihat secara fisik. Melalui logo tergambar semua atribut
non fisik lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut, warna yang dalam penelitian yang
dilakukan oleh Institute for Color Research di Amerika menemukan bahwa seseorang
dapat mengambil keputusan dalam waktu 90 detik saja, dan keputusan tersebut 90%-
nya didasari oleh warna. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang
sangat penting dalam mendesain identitas visual, lalu tipografi yang masing-masing
jenis huruf, seperti elemen identitas lainnya, membawa sifat / kepribadiannya sendiri-
sendiri, juga elemen gambar, meliputi foto, artworks, infographic dan lain-lain yang
memperkuat kesan terhadap kepribadian brand, yang terakhir penerapan identitas,
identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada publik
bahwa entitas tersebut konsekuen dan professional [5].
Menurut Julianti dalam buku The Art of Packaging, kemasan merupakan wadah
untuk meningkatkan nilai dan fungsi sebuah produk. Fungsi kemasan adalah
melindungi kualitas produk, membuat produk tahan lebih lama, sarana komunikasi
produk dan branding kepada konsumen, membantu distribusi produk dari produsen
sampai ke tangan konsumen, membuat produk dapat diproduksi secara massal, menjadi
pemicu minat beli dengan merangsang lima pancaindra konsumen, yaitu melihat,
mendengar, membau, meraba, merasa, sampai ada keputusan membeli dan
menggunakan produk. Berdasarkan fungsinya, kemasan dibagi menjadi dua yaitu
primer dan sekunder. Kemasan Primer adalah keseluruhan kemasan yang di-display dan
yang membuat konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kemasan
sekunder (disebut juga transport packaging) diperlukan untuk melindungi kemasan
primer selama dalam penyimpanan di gudang serta saat didistribusikan ke pelanggan
partai besar maupun pelanggan eceran. Terdapat beberapa material kemasan salah
satunya ialah kemasan kertas dan karton. Dipakai untuk melindungi produk selama di
gudang, pengiriman, transportasi, dan distribusi. Kemasan ini pada umumnya terdiri
dari tiga lapisan, yaitu liner, karton gelombang, liner (single wall board). Namun dapat
juga dijumpai terdiri dari dua lapisan, yaitu liner dan karton gelombang saja (single face
board) [6].
Sejarah kemasan, yang umum dipakai disini adalah daun, kayu, bambu, gerabah,
kertas, kaca, gelas, dan kaleng. Di Indonesia maupun di belahan dunia manapun, kini
kemasan tidak saja berfungsi untuk melindungi produk, baik dari panas, sinar matahari,
kelembapan, atau untuk membantu pada saat distribusi tapi juga dilihat dari sisi seni
dan estetikanya bahkan dituntut pula untuk bisa memberikan rasa nyaman pada saat
konsumen menggunakan produk tersebut atau membantu terpenuhinya kebutuhan akan
kepuasan indra manusia juga dilihat dari kecantikan dan keindahannya pada saaat di-
4
display, nyaman pada saat dipegang, dan juga menjadi media komunikasi dari produk
itu ke konsumen [6]. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kemasan, antara
lain efektivitas, keamanan produk, mudah untuk dikirim, mudah dikenali, faktor
keindahan, faktor informasi dan promosi [7].
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang
tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada
wadah atau pengemas. Tujuan pelabelan adalah memberi informasi, sebagai sarana
komunikasi, memberi petunjuk, sarana periklanan bagi konsumen, dan memberi rasa
aman bagi konsumen. Informasi yang diberikan pada label antara lain, nama produk,
daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produksi,
keterangan halal, tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode
produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai
gizi serta tulisan atau pernyataan khusus [8].
Positioning produk sebagai sirup kesegaran yang menyajikan minuman alami
buah belimbing wuluh yang aman dikonsumsi kapan saja, juga menyajikan produk yang
berorientasi pada karakteristik produk yang mengangkat karakter kota Surakarta sebagai
kota asal produk pada desain dan kemasan. Target konsumen secara demografis dengan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan usia 40-60 tahun. Dari segi geografis berlokasi di
Indonesia dengan status sosial menengah. Dari segi psikografisnya ialah orang yang
bergaya hidup sehat dengan obat herbal. Sedangkan dari segi behavioristik merupakan
pengguna langsung dengan tingkat pembelian sering, waktu pembelian sebulan sekali
atau lebih.
Belimbing Wuluh memiliki nama ilmiah Averrhoa Bilimbi merupakan tanaman
dengan pohon berbatang keras, tinggi mencapai lebih dari 10 m, dan tidak banyak
memiliki cabang, daun bersirip genap, bunga berbentuk kecil, tumbuh menggantung,
dan berwarna merah atau keunguan, buah berbentuk memanjang, beruang lima, dan
berbiji. Daging buah banyak mengandung air dan berasa asam [9]. Sirup adalah sediaan
cair berupa larutan yang mengandung gula pasir dengan kadar antara 64.0% sampai
66.0%. Bentuk sediaan ini masih perlu diencerkan bila akan diminum. Hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat obat dalam bentuk sirup adalah rasa, warna dan aroma
dari ramuan tersebut agar orang tertarik untuk mengonsumsi obat herbal ini [10]. Sirup
belimbing wuluh Averbi merupakan komoditas utama dari Kelompok Tani Cahaya
Asri. Pemasaran sirup belimbing wuluh Averbi meliputi kota Solo dan sekitarnya
dengan harga dua puluh ribu rupiah per botolnya.
3. Metode dan Perancangan
Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan ialah pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data diperlukan wawancara ke
narasumber dan diperlukan pengambilan kesimpulan melalui kuisioner. Pendekatan
kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan dengan
pengambilan data berupa wawancara. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada
penggunaan riset yang baku dengan melakukan kuisioner atau riset. Sedangkan metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Linear Strategy atau strategi garis
lurus yang menetapkan urutan logis pada tahapan yang sederhana dan relatif mudah
dipahami komponennya [11]. Tahapan penelitian mengenai perancangan Identitas
5
Produk dan Kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi dapat dilihat pada Gambar 1
sebagai berikut.
Gambar 1 Tahapan–Tahapan Penelitian
Langkah pertama ialah pengumpulan data, pencarian data visual dilakukan dengan
pengambilan foto atau gambar dari rumah produksi Sirup Belimbing Wuluh Averbi
terkait proses produksi, foto produk, maupun pameran yang diselenggarakan oleh
Kecamatan setempat. Pesaingnya ialah sirup tradisional Arum Sari merupakan
minuman tradisional yang dibuat dari rempah-rempah asli Indonesia. Karena Indonesia
kaya akan rempah yang berkhasiat bagi kesehatan, maka Arum Sari membuatnya
dengan wujud minuman tradisional guna memberi kemudahan konsumen dalam
pemakaian salah satunya ialah sirup belimbing wuluh. Sirup tradisional Arum Sari
dikemas dalam bentuk botol dan memiliki carrier bag untuk botol satuan, kemasan isi
enam juga kemasan isi dua belas.
Gambar 2 Pameran, produk dan label Averbi sebelumnya
Pencarian data verbal dilakukan dengan wawancara kepada Ibu Tatik selaku ketua
Kelompok Tani Cahaya Asri, dari hasil pengumpulan data verbal didapat kesimpulan
yang membantu dalam proses perancangan, antara lain :
1. Produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi memerlukan identitas produk yang dapat
meningkatkan pengenalan merk sehingga dapat lebih dikenal masyarakat tidak
hanya dilingkup lokal tapi juga di luar daerah Surakarta.
2. Produk Sirup juga memerlukan kemasan yang dapat menunjukkan identitas produk
yang akan menunjang pemasaran dan promosi produk.
3. Target konsumen produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi adalah dewasa usia 40-60
tahun.
4. Identitas tetap menunjang ciri khas / karakteristik produk dan daerah asal Sirup.
5. Pesaing Sirup Belimbing Wuluh Averbi ialah produk sirup tradisional Arum Sari
yang dikemas dalam botol dan memiliki carrier bag untuk botol satuan, kemasan
isi enam juga kemasan isi dua belas.
6. Bahan kemasan yang sesuai dengan kebutuhan produk ialah bahan yang kuat dan
dapat melindungi produk dari benturan berupa kardus single wall board dengan
ketebalan kurang lebih 2 mm. Sedangkan bahan kemasan yang sesuai dengan
6
kebutuhan distribusi produk ialah kardus double wall board dengan ketebalan
kurang lebih 5 mm.
3.1 Identitas Produk
Identitas Produk yang diinginkan merupakan identitas yang nantinya dapat
menunjang ciri khas atau karakteristik produk maupun daerah asal produk. Maka secara
keseluruhan konsep identitas produk mengacu pada kota Surakarta sebagai kota atau
daerah asal produk yang memiliki ciri khas salah satunya ialah ragam hias Surakarta.
Proses perancangan diawali dengan brainstorming dalam pencarian ide desain yang
menghasilkan data berupa identitas kota Surakarta, identitas yang digunakan mengacu
pada pola ragam hias Surakarta dan material yang digunakan dalam pengemasan sesuai
dengan kebutuhan produk ialah menggunakan botol kaca, dan material kardus sebagai
kemasan sekundernya. Proses selanjutnya ialah pembuatan sketsa untuk mendapatkan
gambaran desain yang diinginkan, hingga final desain. Pengumpulan data diperoleh dari
studi pustaka baik melalui buku maupun akses internet dan beberapa dokumentasi
langsung.
Logo Manfaat yang dapat diambil dari peranan flora ialah nilai estetis yang terkandung
pada flora yang tergambar bersifat alami. Pola ragam hias juga banyak yang
mencerminkan sifat-sifat feminim dan kelembutan. Ragam hias jenis tumbuh-tumbuhan
dibuat dengan penyederhanaan bentuk-bentuk yang diambil dari alam. Beberapa bagian
dari tumbuhan itu memiliki kekuatan visual yang berbeda, banyak diantaranya yang
menjadi populer serta mudah dikenal karena ciri-cirinya, atau karena begitu akrabnya
dengan kehidupan manusia. Dari sekian banyak bagian pada tumbuhan, ada tiga bagian
yang paling banyak disajikan sebagai ragam hias, yaitu daun, bunga dan buah sebagai
satu kelompok utama, sedang kelompok kedua berupa batang, ranting dan akar [12].
Ragam hias surakarta diilhami tumbuhan dan ornamen-ornamen atau relief yang ada di
candi-candi, secara umum ragam hias Surakarta memiliki ciri – ciri kubahan daun
pokok di ulir dan ditata dengan bebas secara khusus motif ukiran Surakarta terdapat
kuncup bunga dan bunga yang sedang mekar. [13].
(a) (b)
Gambar 3.a Penerapan motif Ragam hias di Keraton Surakarta
Gambar 3.b Motif Ragam Hias Surakarta
Logogram merupakan penggabungan huruf A sebagai huruf pertama dari entitas itu
sendiri. Huruf A tersebut disatukan dengan salah satu identitas kota Surakarta yakni
bentuk pola ragam hias Surakarta. Dapat diartikan juga bentuk logogram menyerupai
segitiga yang berarti harapan, sukses, dan kekuatan yang bermaksud memberi nilai
positif pada perkembangan merk atau perusahaan yang sedang dibangun. Penggunaan
7
font adalah jenis font Wizzta. Pemilihan font mewakili karakter luwes, namun juga
mengalami beberapa tambahan sama dengan logogram yakni menambahkan beberapa
unsur ragam hias Surakarta sebagai ciri khas logotype Averbi. Warna yang digunakan
ialah warna coklat kemerahan. Coklat berarti alam, kesuburan, dan menyehatkan,
sedangkan warna merah berarti kuat dan energi.
Penggunaan font adalah jenis font Wizzta sebagai berikut:
Wizzta ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
0123456789,.?/!&()
Gambar 4 Sketsa dan final Logogram Averbi, Sketsa dan final Logotype Averbi, Font Logo, Sketsa dan
final Logo Averbi
Gambar 5 Logo reverse logogram dan logotype Averbi
Pengaplikasian logo harus berdasarkan logogram dan logotype Averbi yang
digabung secara vertikal. Untuk penerapan logo dilakukan perbesaran 100% atau sesuai
dengan kebutuhan, ukuran terkecil logo ialah ukuran normal 3.8 x 2.2 cm dari ukuran
terluar logo seperti pada konfigurasi skala berikut. Logo tidak boleh diberi visualisasi
apapun di daerah clear area. Daerah ini mencangkup 0,2 cm di sekitar logo untuk
bagian paling terluar untuk ukuran standar. Clear area menyesuaikan perbesaran dari
logo.
8
Gambar 6 Konfigurasi logo, konfigurasi skala logo, clear area logo Averbi
3.2 Kemasan Produk
Perancangan kemasan mengacu pada konsep awal dari identitas produk dan
bentuk yang digunakan pada desain kemasan menyesuaikan dengan motif ragam hias
yang ada yakni berupa bentuk garis yang luwes dengan warna dan ilustrasi yang
menggambarkan kesegaran alami. Sedangkan perancangan jenis kemasan mengacu
pada pembelian produk tiap konsumen terhadap Kelompok Tani Cahaya Asri.
Berdasarkan wawancara terhadap Kelompok Tani menyebutkan bahwa konsumen yang
membeli produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi dominan membeli dengan jumlah satu
botol, tiga botol, enam botol dan dua belas botol. Maka dari data tersebut perancangan
kemasan ini terbagi menjadi dua bagian yakni kemasan primer dan kemasan sekunder.
Kemasan Primer
Kemasan botol
Kemasan gelas baik sifatnya karena tidak bereaksi terhadap produknya.
Kemasan gelas (botol) bersifat kuat, keras, mudah dibentuk, secara natural warnanya
transparan, tetapi dapat juga dibuat berwarna. Botol yang digunakan ukuran 600 ml
dengan tutup dalam dan tutup luar berbahan plastik.
Label
Labeling diletakkan pada permukaan botol sirup yang memuat informasi brand,
keterangan produk, ilustrasi, komposisi produk, netto, penyimpanan, penggunaan,
kode produk, produksi, expired date, logo halal dan barcode. Bentuk yang
digunakan ialah salah satu dari motif ragam hias Surakarta yang dimodifikasi
sedemikian rupa. Desain pada label menggunakan warna orange yang
menggambarkan kehangatan dan menimbulkan nafsu makan juga akan menambah
rasa manis jika untuk warna makanan [14]. Ukuran label 13x14.5 cm dan bahan
yang digunakan untuk label ialah kertas sticker.
9
Gambar 7 Sketsa alternatif desain label, sketsa, final dan implementasi label pada botol
Segel
Segel pengganti dengan fungsi yang sama yang digunakan dalam perancangan
ini yaitu berupa sticker, dengan konsep desain yang sama. Segel berfungsi untuk
mengunci tutup pada botol dan memberi informasi keamanan “jangan diterima bila
segel rusak” pada botol bahwa produk yang aman jika dalam seluruh produk dalam
keadaan baik dan tidak rusak, dan juga memberi nilai artistik pada kemasan botol.
Bentuk segel ialah memanjang dengan memberi logo Averbi pada bagian atas tutup
botol sebagai identitas produk dan bagian segel yang lain akan menutupi tutup botol
hingga keleher botol. Ukuran segel memiliki panjang 14 cm dan lebar kurang lebih 2
cm. Ukuran logo yang dipakai ialah ukuran normal seperti yang terdapat pada label.
Bentuk bulat pada background logo disesuaikan dengan diameter tutup botol yakni 2
cm.
Gambar 8 Sketsa dan final segel
Kemasan Sekunder
Perancangan kemasan sekunder terdiri dari empat kemasan, yakni carrier bag,
kemasan isi tiga, kemasan isi enam, dan kemasan isi dua belas. Pemilihan ukuran
kemasan tersebut mengacu pada bentuk botol, keamanan dari kemasan primer, dan
kenyamanan pada saat membawa produk.
Carrier bag
Carrier Bag digunakan untuk melindungi produk dari benturan luar juga sebagai
nilai praktis bagi konsumen untuk membawa satu botol sirup. Carrier bag didesain
dengan tetap memperlihatkan bagian produk yang berada didalamnya, bentuk
disesuaikan dengan body produk agar dapat terlindungi dengan baik ditambah
dengan handle yang terbuat dari bahan kertas yang digulung. Bahan yang digunakan
ialah single wall board. Carrier bag menggunakan kuncian bottom lock pada bagian
bawah kemasan yang dapat dikunci tanpa menggunakan lem. Sedangkan bagian atas
didesain flap yang akan mengunci bagian atas kemasan. Kardus disambung hingga
menjadi kotak kardus dengan penyambungan glue joint dan diberi tali untuk handle.
10
Bagian depan kemasan diberi lubang untuk memperlihatkan produk yang ada
didalam kemasan. Desain yang dibuat mengikuti konsep dasar desain sebelumnya,
pemilihan warnanya juga berdasarkan warna beserta filosofi dari warna logo produk
yang digunakan. Informasi pada kemasan ialah merk, keterangan produk, ilustrasi,
produksi, komposisi, logo halal, barcode dan keterangan fragile.
Gambar 9 Diecut, sketsa dan implementasi desain pada carrier bag Averbi
Kemasan isi tiga
Kemasan isi tiga botol ditujukan bagi konsumen yang ingin membeli produk
dalam jumlah lebih dari satu, dengan pengemasan yang lebih praktis dengan handle
pada kemasan. Bahan yang digunakan ialah kardus single wall board. Kuncian yang
digunakan ialah kuncian bottom lock yang akan mengunci bagian bawah kemasan.
Kardus juga disambung hingga menjadi kotak kardus dengan penyambungan glue
joint. Bagian depan kemasan diberi lubang sesuai pola utama dari motif ragam hias
untuk memperlihatkan produk yang berada didalam kemasan. Terdapat beberapa
informasi yang tertera pada kemasan isi tiga yakni merk, keterangan produk,
ilustrasi, produksi, komposisi, logo halal, barcode dan keterangan fragile.
11
Gambar 10 Diecut, sketsa dan implementasi desain pada kemasan isi tiga Averbi
Kemasan isi enam
Kemasan isi enam sebagai kemasan sekunder juga sebagai kemasan pengiriman.
Dengan desain yang sama dan menggunakan kardus double wall board. Pada
perancangan kemasan isi enam digunakan kuncian AB sama pada bagian atas dan
bawah kemasan, dan digunakan penyambungan staples/stitch joint. Untuk
memperkuat kuncian bawah dan atas kemasan digunakan perekat untuk memperkuat
kuncian kemasan. Informasi yang terdapat pada kemasan isi enam ialah merk,
ilustrasi, keterangan produk, logo halal, produksi, keterangan isi, barcode, dan
keterangan fragile. Untuk produk yang memerlukan proteksi atau perlindungan lebih
banyak, diperlukan interior dalam kotak karton gelombang atau kardus yakni
interlock devider dengan menggunakan bahan kardus single wall board sesuai
dengan kebutuhan kemasan.
Gambar 11 Diecut, sketsa dan implementasi desain pada kemasan isi enam Averbi
Kemasan isi dua belas
Untuk kebutuhan distribusi, bahan yang digunakan yaitu kardus double wall
board, juga dengan desain yang sama. Kuncian yang digunakan adalah kuncian AB
sama pada bagian atas dan bawah kemasan, dan menggunakan penyambungan
staples / stitch joint. Untuk memperkuat kuncian bawah dan atas kemasan digunakan
12
perekat sebagai tambahan kuncian dalam pengemasan. Informasi yang terdapat pada
kemasan isi dua belas ialah merk, ilustrasi, keterangan produk, logo halal, produksi,
keterangan isi, barcode, dan keterangan fragile. Kemasan isi dua belas juga
memerlukan interlock devider dengan menggunakan bahan kardus single wall board
sesuai dengan kebutuhan kemasan.
Gambar 12 Diecut, sketsa dan implementasi desain pada kemasan isi dua belas Averbi
Rak display
Rak display yang dirancang ialah rak yang berfungsi menjadi tempat tatakan
untuk botol sirup Belimbing Wuluh Averbi, ketika saat pameran Kelompok Tani
Cahaya Asri mendapat tempat yang cukup kecil, rak display ini tetap bisa digunakan
karena ukurannya yang tidak begitu besar ketika diletakkan diatas meja. Dengan
desain mengikuti desain awal yang juga terdapat pada label kemasan. Bentuknya
berupa rak yang terdiri dari dua tatakan, yang pertama tatakan untuk tiga botol
dengan lubang sesuai bentuk botol agar dasar botol dapat masuk ke lubang dan tidak
mudah bergeser, kemudian yang kedua ialah tatakan bagian bawah pada kanan dan
kiri rak untuk penempatan produk yang berada dalam kemasan carrier bag.
Gambar 13 Sketsa dan implementasi rak display Averbi
13
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil Perancangan
Kemasan Primer
Kemasan botol
Kemasan gelas sangat baik sifatnya karena tidak bereaksi terhadap produknya.
Kemasan gelas (botol) bersifat kuat, keras, mudah dibentuk, secara natural warnanya
transparan, tetapi dapat juga dibuat berwarna. Botol yang digunakan ukuran 600 ml
dengan tutup dalam dan tutup luar berbahan plastik.
Label
Desain label yang telah dirancang dicetak dikertas sticker sesuai dengan
fungsinya yang akan melekat pada permukaan botol. Dominasi warna yang
digunakan ialah orange yang menambah daya tarik dan kesegaran pada Sirup. Letak
label pada botol ialah secara melingkar pada bagian permukaan botol dengan jarak
kurang lebih 4 cm dari dasar botol agar jika diletakkan diatas meja lebih terlihat jelas
dan juga tidak terlalu tinggi dari dasar botol.
Gambar 14 Tutup pada botol dan label Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Segel
Desain pada segel ialah penerapan dari merk Averbi yang terletak dibagian
tengah tutup botol untuk memberi identitas bagian atas produk, grafik yang
digunakan sama dengan desain label. Segel berbentuk memanjang dengan ukuran
panjang 12 cm. Segel dicetak dikertas sticker dan diletakkan dibagian tutup botol
dengan letak logo mengarah ke bagian depan botol sesuai dengan bagian depan label,
kemudian bagian segel yang lain mengikuti letak logo yang akan menutupi pada
bagian leher atas botol.
Gambar 15 Segel pada botol Sirup Belimbing Wuluh Averbi
14
Kemasan Sekunder
Carrier bag
Carrier bag diberi dua lubang, yang pertama ialah lubang untuk masuknya botol
kedalam kemasan juga sebagai lubang leher botol agar bagian atas botol tetap terlihat
dari luar kemasan, yang kedua ialah lubang yang berada pada bagian depan kemasan
untuk memperlihatkan produk atau ilustrasi yang berada didalam kemasan.
Menggunakan kardus single wall board dengan cetak sablon. Finishing kemasan
untuk membentuk menjadi box ialah dengan memberikan lem pada sisi sambungan
kemasan. Ukuran tinggi kemasan ialah 23 cm yang disesuaikan dengan tinggi badan
botol agar leher botol tetap terlihat dari luar kemasan. Bagian flap atas kemasan
diberi lubang untuk leher botol. Untuk handle digunakan gulungan kertas jenis craft
paper. Satu handle memiliki ukuran panjang 45 cm disesuaikan dengan kenyamanan
tangan saat membawa produk.
Gambar 16 Implementasi carrier bag Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Kemasan isi tiga
Kemasan yang dirancang ialah menggunakan bahan kardus single wall board.
Untuk membentuk kemasan menjadi box diperlukan lem dalam penyambungan sisi
pada kemasan. Bentuk kemasan ialah box dengan kuncian atas berupa handle, bagian
depan kemasan diberi lubang untuk memperlihatkan produk yang berada didalam
kemasan. Bagian atas kemasan dibuat dengan menggunakan lubang sebagai handle
juga sebagai kuncian atas.
Gambar 17 Implementasi kemasan isi tiga Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Kemasan isi enam Kemasan isi enam menggunakan kardus double wall board dengan ketebalan 5
mm. Bentuk dari kemasan isi enam ialah box biasa dengan interlock devider
didalamnya. Interlock devider terbuat dari bahan kardus single wall board,
15
mengingat fungsinya sebagai pembatas saja maka digunakan kardus yang tidak
terlalu tebal. Kemasan menggunakan penyambungan staples / stitch joint. Kuncian
bawah kemasan diberi tambahan perekat untuk memperkuat kemasan.
Gambar 18 Implementasi kemasan isi enam Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Kemasan isi dua belas
Bahan yang digunakan ialah kardus double wall board dengan ketebalan kurang
lebih 5 mm. Kemasan isi dua belas juga membutuhkan interlock devider. Interlock
devider terbuat dari bahan kardus single wall board. Pada sambungan sisi kemasan
menggunakan penyambungan staples/stitch joint. Begitu pula pada kuncian bawah
kemasan diberi tambahan perekat untuk memperkuat kemasan.
Gambar 19 Implementasi kemasan isi dua belas Sirup Belimbing Wuluh Averbi dan keseluruhan
kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi
Rak display
Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Kelompok Tani Cahaya Asri
ialah mengikuti pameran maupun bazar. Dalam penerapannya rak display berfungsi
sebagai tempat untuk menata produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi agar dapat
menarik perhatian konsumen, produk yang telah siap jual akan ditata di rak yang
nantinya dapat diletakkan diatas meja karena ukurannya yang tidak terlalu besar.
Gambar 20 Rak display produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi
16
Hasil Pengujian
Pengujian Kualitatif
Pengujian kualitatif dilakukan kepada narasumber dibidang kemasan yaitu
Bapak Didith dari Muncul Putra Offset Semarang, mengenai desain dan kemasan
produk yang telah dibuat, dengan kesimpulan bahwa desain sudah sangat menarik,
variasi tiap kemasannya sudah baik. Pemilihan material cukup berfungsi untuk
melindungi produk, namun saja dengan variasi kemasan yang ada otomatis akan
menambah harga tiap pembelian produk. Karena tergolong baru, Sirup Belimbing
Wuluh Averbi sudah cukup menarik dalam bentuk desain dan kemasannya, mengingat
pesaing yang cukup banyak dipasaran.
Pengujian kedua dilakukan kepada Kelompok Tani Cahaya Asri sebagai
produsen Sirup Belimbing Wuluh Averbi, hasil wawancara yang diperoleh bahwa
kemasan yang telah dibuat dan sudah cukup mewakili produk mereka. Variasi kemasan
akan meningkatkan daya tarik konsumen dengan kemasan yang lebih praktis untuk
dibawa, baik kemasan carrier bag maupun kemasan isi tiga. Keseluruhan kemasan
sangat membantu dalam pengemasan botol sirup dalam jumlah sedikit maupun dalam
jumlah banyak, namun untuk penerapannya akan membutuhkan pertimbangan lebih
lanjut karena harus menaikkan harga jual Sirup Belimbing Wuluh Averbi.
Pengujian Kuantitatif
Pengujian kuantitatif dilakukan dengan proses pengisian kuisioner. Dalam hal
ini responden yang dilibatkan ialah 35 orang konsumen berusia 40 sampai 60 tahun
secara random pada beberapa daerah. Pengisian kuisioner dilakukan dengan
menunjukkan hasil desain dan kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi pada
responden. Kuisioner diberikan untuk menilai tanggapan dari responden terhadap
identitas dan kemasan dari hasil yang telah dibuat.
Kuisioner pertama memuat pertanyaan “Apakah Anda mengenal Sirup
Belimbing Wuluh sebelumnya? Jika pernah, merk Sirup Belimbing Wuluh yang Anda
ketahui adalah…”, pertanyaan ini untuk mengetahui sejauh mana responden mengenal
produk Sirup Belimbing Wuluh dalam berbagai merk, dari 35 orang responden yang
terlibat terdapat 23 orang yang menjawab belum pernah dan 12 orang yang menjawab
pernah dan Sirup Belimbing Wuluh yang mereka kenali ialah Averbi. Kemudian
kuisioner yang kedua memuat pertanyaan “Apakah pernah mengetahui Sirup Belimbing
Wuluh merk Averbi? Jika pernah, Anda mengetahui merk Averbi dari…”, pertanyaan
ini untuk mengetahui dari mana responden mengetahui Sirup Belimbing Wuluh merk
Averbi dan dari 35 orang responden yang terlibat terdapat 28 orang yang menjawab
belum pernah dan 7 orang yang menjawab pernah dan merk Averbi yang mereka
ketahui antara lain melalui orang-orang disekitar, event yang diadakan, bahkan melalui
Kelompok Tani Cahaya Asri.
Kuisioner berikutnya dilakukan dengan memberikan beberapa daftar pertanyaan
lainnya dengan menggunakan skala Likert atau skala pengukuran sikap yang digunakan
untuk mengukur sikap dalam suatu riset. Biasanya sikap dalam skala Likert
diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral, hingga ke yang paling positif
dalam bentuk: sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat
satuju. Dengan pemberian kode angkanya dari satu sampai lima sesuai urutan dari yang
paling negatif.
17
Tabel 1 Daftar pertanyaan dan total jawaban kuisioner pengujian
No. Pertanyaan A B C D
1 Menurut Anda bagaimana bentuk logo
yang digunakan dalam produk Sirup
Belimbing Wuluh Averbi?
Tidak menarik
0
Kurang menarik
6
Menarik
17
Sangat menarik
12
2 Menurut Anda bagaimana tingkat
keterbacaan logo pada produk Sirup
Belimbing Wuluh Averbi?
Tidak
terbaca
0
Kurang
terbaca
1
Terbaca
18
Sangat
terbaca
16
3 Apakah logo Averbi mudah dikenali?
(terutama saat didisplay/dipajang di rak)
Tidak
mudah
0
Kurang
mudah
5
Mudah
16
Sangat
mudah
14
4 Apakah logo Averbi mudah terlihat?
(terutama saat didisplay/dipajang di rak)
Tidak
mudah
0
Kurang
mudah
3
Mudah
19
Sangat
mudah
13
5 Menurut Anda bagaimanakah kemasan
produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi?
Tidak
menarik
1
Kurang
menarik
2
Menarik 16
Sangat
menarik
16
6 Apakah kemasan mudah dikenali dari
merk produk Sirup lain?
Tidak
mudah
1
Kurang
mudah
6
Mudah
18
Sangat
mudah
10
7 Menurut Anda bagaimana warna yang
digunakan dalam kemasan Sirup
Belimbing Wuluh Averbi?
Tidak
menarik
0
Kurang
menarik
2
Menarik 22
Sangat
menarik
11
8 Apakah informasi pada kemasan sudah
cukup lengkap? (nama produk, bahan
pembuat/komposisi, kadaluarsa)
Tidak
lengkap
0
Kurang
lengkap
3
Lengkap
20
Sangat
Lengkap
12
9 Apakah kemasan sudah cukup
melindungi produk?
Tidak cukup
1
Kurang cukup
1
Cukup
23
Sangat cukup
10
10 Apakah kemasan sudah cukup praktis
untuk dibawa?
Tidak
cukup
0
Kurang
cukup
1
Cukup
21
Sangat
cukup
13
11 Apakah pilihan kemasan isi 1, 3, 6, 12
membantu Anda saat membeli dan
membawa produk Averbi?
Tidak
membantu
0
Kurang
membantu
1
Membantu
18
Sangat
membantu
16
12 Setujukan Anda jika logo dan kemasan
Averbi sudah dapat menunjukkan daerah
produksinya (Surakarta, Jateng)?
Tidak
setuju
1
Kurang
setuju
3
Setuju
21
Sangat
setuju
10
4 34 229 153
Untuk mencapai skor dari pengukuran skala Likert ialah jumlah dari seluruh
angka untuk seluruh pernyataan yang direspon atau diberi tanda cek. Perhitungan
dilakukan per responden dengan kode angka untuk “tidak setuju” diberi angka 1,
“kurang setuju” diberi angka 2, “setuju” diberi angka 3, “sangat setuju” diberi angka 4,
dengan total skor maksimum yang dicapai adalah 48 untuk 12 butir pertanyaan, yakni
12 (butir pertanyaan) x 4 (skor maksimum untuk setiap butir pertanyaan). Sedangkan
total skor minimum yang dicapai adalah 15 untuk 12 butir pertanyaan, yakni 15 (butir
18
pertanyaan) x 1 (skor minimum setiap butir pertanyaan). Jadi nilai tengah yang dipakai
dalam pengukuran sikap adalah nilai tengah dari 15 (total skor minimum) dan 48 (total
skor maksimum) adalah 31,5. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah responden
yang mencapai skor <31,5 dianggap tidak berhasil (minimum) dan skor >31,5 dianggap
berhasil (maksimum) [15]. Secara keseluruhan perhitungan dari total skor tiap
responden, sebagian besar responden dengan jumlah 32 orang mencapai total
maksimum, dan 3 orang responden mencapai total minimum.
Selain itu terdapat pertanyaan “Apa yang membuat kemasan mudah
dilihat/dikenali? (pilih salah satu)”, pertanyaan ini untuk mengetahui ketertarikan
responden atau konsumen terhadap produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi sehingga
produk tersebut mudah dilihat/dikenali, dan dari 35 orang responden yang terlibat
terdapat 8 orang yang memilih logo produk, 4 orang yang memilih ilustrasi, 19 orang
yang memilih bentuk kemasan, dan 4 orang yang memilih warna dikemasan.
Maka hasil yang didapat dari pengujian kuisioner secara menyeluruh terhadap
responden usia 40-60 tahun menunjukkan perbedaan sikap bahwa sebagian besar
responden menilai perancangan identitas dan kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi
sudah cukup baik dalam variasi kemasan, karena konsumen akan sangat praktis
membawa Sirup Belimbing Wuluh dalam jumlah sedikit maupun banyak dalam satu
kemasan daripada harus membawa botol Sirup tanpa kemasan atau hanya menggunakan
kemasan plastik saja, dan cukup menarik dengan desain yang disertai grafik beberapa
motif ragam hias daripada kemasan yang polos dan hanya berisi tulisan atau informasi
yang tertera pada kemasan, serta cukup menunjukkan identitas kota Surakarta sebagai
kota asal Sirup Belimbing Wuluh Averbi.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang didapat bahwa identitas Sirup Belimbing Wuluh Averbi yang
telah dirancang sudah sesuai dengan kebutuhan produk Belimbing Wuluh Averbi dari
Kelompok Tani Cahaya Asri yaitu dapat meningkatkan pengenalan merk dan citra merk
produk sehingga dapat lebih dikenal masyarakat tidak hanya dilingkup lokal tapi juga di
luar daerah Surakarta, dan kemasan yang telah dirancang cukup baik dengan
penggunaan berbagai variasi kemasan yang memudahkan konsumen dalam membawa
produk Sirup Belimbing Wuluh Averbi. Saran terhadap perancangan yaitu dalam
pengembangan jangka panjang pada Kelompok Tani Cahaya Asri. Untuk waktu
sekarang Kelompok Tani Cahaya Asri sering mengikuti pameran maupun bazar yang
dilaksanakan dibeberapa tempat, untuk kebutuhan pameran maupun bazar diperlukan
display khusus dalam menyediakan produk bagi konsumen atau pengunjung,
Kelompok Tani Cahaya Asri memiliki display kecil yang dapat digunakan pada event
tersebut, namun dalam jangka kedepan belum adanya display dalam skala besar yang
diperlukan Kelompok Tani Cahaya Asri dalam mengembangkan produk mereka untuk
skala lebih besar lagi.
6. Daftar Pustaka
[1] World Health Organization (WHO), 2003, Traditional Medicine,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/2003/fs134/en/. Diakses tanggal 8 Mei
2015.
19
[2] Nopianti, Surya, 2008, Efektivitas Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Untuk Membunuh Larva Nyamuk Anopheles aconitus Instar III, kesehatan, 1:104.
[3] Sari, Arum, 2014, Company Profile, http://arumsari.co.id/about.php. Diakses
tanggal 7 Mei 2015.
[4] Angelina W, Evelyn, Bramantijo Yoyok, dan Ryan Pratama Sutanto, 2014,
Perancangan Desain Ulang Kemasan Sari Markisa Merk “Bola Dunia dan Bintang
Dunia” Sebagai Oleh-Oleh Khas Makassar, Jurnal Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 1:1-12.
[5] Rustan, Surianto, 2013, Mendesain Logo, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[6] Julianti, Sri, 2014, The Art Of Packaging, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[7] A, Yuyun., Delli Gunarsa, 2011, Cerdas Mengemas Produk Makanan dan
Minuman, Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
[8] Julianti, Elisa, Mimi Nurminah, 2006, Buku Ajar Teknologi Pengemasan, Medan.
[9] AgroMedia, Redaksi, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman
Penggempur Aneka Penyakit, Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
[10] Sudewo, Bambang, 2009, Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo, Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.
[11] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual, Bandung: C.V Andi Offset.
[12] Toekio M, Soegeng, 1987, Mengenal Ragam Hias Indonesia, Bandung: Angkasa.
[13] Bayu Sunarman, Yoseph, 2010, Bentuk Rupa dan Makna Simbolis Ragam Hias di
Pura Mangkunegaran Surakarta, Tesis Program Pasca Sarjana Kajian Budaya
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, 56.
[14] Ebdi Sanyoto, Sadjiman, 2009, Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain,
Yogyakarta: Jalasutra.
[15] Zakaria, T. Ramli, 2008, Pedoman Penilaian Sikap, Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional.