peran warga negara dalam menciptakan ketertiban dan keamanan nanda 3122221
DESCRIPTION
tugas pkn ubayaTRANSCRIPT
Nanda Mara Prasetya_3122221
KEWARGANEGARAAN
Peran Warganegara dalam Menciptakan Keamanan dan KetertibanDalam liputan beberapa media massa lokal maupun nasional, kita semua
dikejutkan dengan gambaran faktual terkait kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat Indonesia yang semakin memprihatinkan, tidak saja dikarenakan adanya
peningkatan angka kejahatan tetapi juga munculnya jenis-jenis kejahatan baru yang
tidak pernah terprediksi sebelumnya.
Belum tuntas penyidikan kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap
beberapa anak di bawah umur yang sempat menggegerkan masyarakat ibu kote, sudah
muncul kasus penculikan anak yang berawal dari perkenalan melalui facebook.
Begitupun, belum genap satu tahun pemberlakuan undang-undang narkotika yang
baru, aparat kepolisian telah berhasil membongkar tempat produksi narkotika berskala
besar, seakan hendak memberikan peringatan pada aparat penegak hukum bahwa
berubahnya undang-undang narkotika tidak serta merta mengurungkan niat mereka
untuk berhenti memproduksi barang haram ini.
Munculnya beragam masalah sosial kriminal yang melanda tanah air, seakan
membuktikan kebenaran pernyataan Kapolri yang memprediksi bahwa di Tahun 2010
akan ada 7 (tujuh) kejahatan Kamtibmas. Bahkan sejumlah jenis ancaman akan
mengalami peningkatan. Ketujuh jenis kejahatan tersebut adalah, pencurian dengan
kekerasan, pencurian dengan pemberatan dan penganiayaan, kejahatan dijalanan,
pencurian kendaraan bermotor, pemerasan dan premanisme. Selanjutnya Kapolri juga
memprediksi, kejahatan narkoba baik nasional, regional dan internasional akan terus
mewarnai bahkan cenderung meningkat.
Beragam kondisi instabilitas sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,
khususnya yang bermukim di wilayah perkotaan, tentunya akan berdampak pada
meningkatnya rasa kekhawatiran masyarakat dalam beraktivitas yang pada akhirnya
akan bermuara pada menurunnya produktivitas masyarakat itu sendiri guna
meningkatkan kualitas hidupnya.
Kebutuhan akan pentingnya terwujud stabilitas Kamtibmas yang kondusif
tentunya tidak hanya menjadi keinginan dari aparat penegak hukum, dalam hal ini
Polri, tetapi juga bagi masyarakat itu sendiri, karena itu yang dibutuhkan sekarang
adalah bagaimana antara masyarakat dan Polri terjalin suatu hubungan yang sinergis
dalam mengupayakan terwujudnya kondisi Kamtibmas yang stabil sehingga dapat
mendukung pembangunan nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur,
spiritual dan material. Mengharapkan aparat Polri untuk menjaga dan memelihara
Kamtibmas tanpa dukungan masyarakat adalah tindakan sia-sia, khususnya ditengah-
tengah beragam keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Polri.
Apabila diperhatikan lebih mendalam, ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab timbulnya masalah Kamtibmas diantaranya
1. Kondisi perekonomian yang belum stabil baik makro maupun mikro. Secara
makro, dengan perekonomian Negara yang tidak kunjung membaik
menyebabkan lapangan kerja semakin sempit karena aktivitas perekonomian
lambat bergerak. Akibatnya, angka pengangguran semakin tinggi. Secara
mikro, banyaknya anggota masyarakat yang menganggur berpotensi
meningkatnya angka kriminalitas, sementara biaya pemenuhan keperluan dan
kebutuhan ekonomi sehari-hari semakin tinggi.
2. Tidak maksimalnya perangkat institusi dan hukum untuk menjaga dan
mengendalikan Kamtibmas di masyarakat. Ketidakmaksimalan perangkat
institusi dan hukum seringkali menjadi faktor sulitnya menjaga dan
mengendalikan Kamtibmas, apalagi jika antara aparat penegak hukum dengan
masyarakat yang melanggar terjadi kolusi sehingga menyebabkan masyarakat
semakin antipati terhadap aparat penegak hukum.
3. Ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi sosial dilingkungannya turut
mendorong terjadinya instabilitas sosial. Masyarakat yang seharusnya
melaporkan beragam masalah sosial yang terjadi di lingkungannya kepada
aparat berwajib namum justru bersikap diam akan menyebabkan kondisi
instabilitas tetap tumbuh dan berkembang tanpa bisa di atasi. Ironisnya,
banyak anggota masyarakat yang justru terlibat dalam aktivitas menyimpang
tersebut.
4. Hilangnya sikap keteladanan yang seharusnya diberikan oleh pihak-pihak
yang memegang kekuasaan (dalam arti luas). Contoh, korupsi yang dilakukan
oleh pejabat publik tokoh masyarakat turut serta dalam aktivitas kriminanl,
tokoh agama melindungi para pelaku kriminal karena pelaku kriminal secara
periodik telah membantu aktivitas keagamaan, dan sebagainya.
Demikian kompleksnya permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat mendorong perlunya peran serta aktif dari segenap anggota
masyarakat dalam mendukung terwujudnya kondisi Kamtibmas yang
kondusif. Hal ini dapat terjadi karena masyarakatlah sebenarnya yang lebih
memahami dan mengerti tatacara menciptakan suasana aman dan tertib di
lingkungannya masing-masing. Polisi lebih kepada fasilisator, narasumber,
dan pengendali manakala terjadi penyimpangan hukum dalam
pelaksanaannya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna
mendukung terwujudnya Kamtibmas yang kondusif, antaranya ;
1. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat secara aktif dalam memberikan
informasi kepada aparat penegak hokum terkait kondisi Kamtibmas yang
terjadi di wilayahnya.
2. Mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) guna
mencegah kemungkinan terjadinya aksi-aksi criminal
3. Mengaktifkan kembali gerakan Sadarkum pada semua tingkat kehidupan
masyarakat
4. Komponen masyarakat secara rutin menjalin kerjasama dan komunikasi
dengan aparat Kepolisian guna menginventarisir berbagai potensi gangguan
yang dapat muncul sekaligus mencari solusinya
5. Apabila muncul ketidaksepahaman terhadap suatu kebijakan disalurkan
melalui sarana yang tepat tidak dilakukan secara anarkis yang justru akan
memunculkan permasalahan sosial yang baru
6. Tidak mudah terpancing dengan issu-issu yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya tetapi berupaya meredam agar issu
tersebut tidak meluas
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dari fungsi ini dibutuhkan kebersamaan antara
polisi dan masyarakat, sehingga satu dengan yang lainnya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Polisi tidak akan dapat menciptakan situasi yang tertib dan aman dalam
suatu lingkungan masyarakat tanpa adanya kemauan dan kesadaran dari
masyarakat itu sendiri, akan pentingnya suasana yang aman dan tertib.
Pelibatan masyarakat dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas
sejatinya tidak sekedar membantu aparat Polri dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai aparat pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, namun
yang lebih penting adalah memberikan ruang bagi pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Masyarakat diberdayakan sehingga tidak semata-mata
sebagai obyek dalam penyelengaraan fungsi kepolisian melainkan sebagai
subyek yang menentukan dalam mengelola sendiri upaya penciptaan
lingkungan yang aman dan tertib.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam upaya menjaga
dan memelihara Kamtibmas dapat menjadi pemicu maraknya kasus-kasus
kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah adanya
kebersamaan antara aparat Polri dan masyarakat karena kebersamaan
menjanjikan kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang besar hanya dapat diraih
melalui kebersamaan