peran tata cahaya pada fasad restoran terhadap...
TRANSCRIPT
928/FT.01/SKRIP/07/2010
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAN TATA CAHAYA PADA FASAD RESTORAN TERHADAP CITRA
SKRIPSI
CANDRA KUSUMA 0806456045
FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR
DEPOK
JULI 2012
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAN TATA CAHAYA PADA FASAD RESTORAN
TERHADAP CITRA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
CANDRA KUSUMA 0806456045
FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR
DEPOK
JULI 2012
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
ArsitekturJurusan Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Ibu dan Bapak saya, Roosetyo Surtiasih dan Wasit Listanto, kehadiran
mereka bagaikan matahari dalam hidup saya;
2) Ir. Siti Handjarinto M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabarannya untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
3) Joyce Sandra S.T.MALD dan Enira Arvanda S.T.,M.Dipl, selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik dan saran pada saat sidang dan
pasca-sidang;
4) Kedua kakak saya, Bagaskara Kusuma dan Aditya Kusuma, yang
telahmemotivasi saya untuk menjadi lebih baik dan lebih dewasa;
5) Kakek dan Nenek saya, Soeroso dan Soemarni, walau telah tiada mereka
akan selalu sayakenang;
6) Nur Hadianto, sahabat saya selama 3 tahun, yang telah mendukung,
mendengar, dan membantu saya pada saat susah;
7) Annisa Marwati, atas waktunya mendengar cerita dan keluh kesah saya;
8) Rizky Noviandri dan Ira Maya Saputri, yang telah menemani keseharian
saya di kampus selama menulis skripsi;
9) Sahabat saya semasa kuliah, Aulia Urrohmah, Fitri Mardiana, Aron
Aditio, dan Miktha Farid, atas dukungannya;
10) Kania, kenangan bersamanya mengingatkan saya untuk memperbaiki diri
dan menjadi lebih baik;
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
vi
11) Teman sepermainan saya sejak sekolah, Mukti Aji, Prastito, Yudho, Yudi,
atas hiburan di saat jenuh dan diskusi lainnya yang menginspirasi;
12) Restoran Domino’s Pizza, restoran Signora Pasta, dan restoran Oenpao
atas izin dalam memperoleh data;
13) Teman-teman satu angkatan, Arsitektur 2008, yang telah solid menjadi
satu angkatan selama 4 tahun;
14) Pegawai dan Staf Tata Usaha, yang telah membantu mengurus surat izin
untuk survey;
15) Perpustakaan Universitas Indonesia, atas koleksi buku yang membantu
saya dalam penulisan skripsi;
16) Dan lainnya yang tidak sempat sayatulis dalam skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 3Juli 2012
Penulis
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Candra Kusuma
Program Studi : Arsitektur
Judul : Peran Tata Cahaya Pada Fasad Restoran Terhadap Citra
Skripsi ini merupakan studi mengenai peran tata cahaya pada fasad restoran dan
pengaruhnya terhadap citra restoran. Fasad pada bangunan restoran merupakan
elemen pada bangunan yang pertama kali dilihat dari para pengunjung. Elemen pada
fasad diharapkan mampu menarik perhatian orang di sekitar dan juga calon
pengunjung sehingga bersedia berkunjung ke tempat itu. Selain itu fasad menjadi
bagian yang dapat mengkomunikasikan citra yang ingin ditampilkan oleh pemilik
restoran. Lalu bagaimana peran tata cahaya sebagai elemen pada fasad. Penulisan
karya ilmiah ini bertujuan untuk memahami tentang peran tata cahaya pada fasad
terhadap citra sebuah restoran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
kajian teori, kajian literatur, dan observasi lapangan pada studi kasus. Observasi
dilakukan dengan wawancara dengan pihak pengelola restoran dan rekaman foto.
Wawancara dan izin observasi dilakukan kepada pengelola toko sebagai narasumber.
Kata Kunci: tata cahaya, fasad, restoran, citra
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Candra Kusuma
Study Program : Architecture
Title : The Role of Lighting on the Façade of the Restaurant and Its
Image
This thesis is a study about role of lighting on the restaurant’s facade and its influence
on the image of the restaurant. The facade of the restaurant is an element of the
building that first seen by the visitors. Facade is expected to attract the attention of
people around and also attract potential visitors to visit the place. Facade can be the
way to communicate the image of the restaurant to potential visitors. Then what about
the role of lighting as an element in the facade. This scientific writing aimed at
understanding the role of lighting on the facade and its influence to the image of a
restaurant. The method used in this research is the study of theory, literature review,
and field observations on a case study. Observations carried out with an interview
with the manager of the restaurant and recorded images. Interviews and observations
conducted permit the managers of the store as a resource.
Keyword: lighting, façade, restaurant, image
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
x
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1. 1. LATAR BELAKANG .................................................................... 1 1. 2. PERMASALAHAN ........................................................................ 2 1. 3. TUJUAN PENULISAN .................................................................. 2 1. 4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ........................................... 2 1. 5. METODE PENELITIAN ................................................................ 3 1. 6. KERANGKA BERPIKIR ............................................................... 3 1. 7. SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................... 4
BAB II TATA CAHAYA PADA FASAD DAN CITRA RESTORAN .......... 5 2.2. TATA CAHAYA PADA FASAD ................................................... 5
Pengenalan Bangunan ...................................................................... 5 Komposisi Pencahayaan ........................................................ ......... 9 Sistem Pencahayaan Bangunan ............................................. ......... 10
2.3. RESTORAN .......................................................................... ......... 12 Definisi Restoran ................................................................... ......... 12 Konsep Restoran ................................................................... ......... 12 Jenis Restoran ....................................................................... ......... 14 Citra dan Tata Cahaya Pada Fasad Restoran ........................ ......... 16
BAB III STUDI KASUS
3.1. RESTORAN DOMINO’S PIZZA ......................................... ......... 22 Konsep Restoran Domino’s Pizza ......................................... ......... 22 Desain Fasad Domino’s Pizza ............................................... ......... 24 Tata Cahaya Pada Fasad Domino’s Pizza ............................. ......... 25 Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Restoran Domino's Pizza ....................................................................................... ......... 31
3.2. SIGNORA PASTA ............................................................... ......... 32 Konsep Restoran Signora Pasta ............................................. ......... 32 Desain Fasad Signora Pasta .................................................. ......... 34 Tata Cahaya Pada Fasad Signora Pasta ................................. ......... 35 Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Signora Pasta ......... 38
3.3. OENPAO ............................................................................... ......... 41 Konsep Restoran Oenpao ....................................................... ......... 41 Desain Fasad Oenpao ............................................................ ......... 43 Tata Cahaya Pada Fasad Oenpao ........................................... ......... 44 Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Restoran Oenpao ... 47
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
xi
3.4 PERBANDINGAN STUDI KASUS ...................................... ......... 49 BAB IV KESIMPULAN ........................................................................... ......... 52 DAFTAR REFERENSI ............................................................................ ......... 54
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Visualisasi mata manusia pada saat kepala diam dan mata
terfokus pada benda .............................................................................................. 6
Gambar 2.2Perbandingan ukuran objek dengan jaraknya
dengan si pengamat ............................................................................................... 6
Gambar 2.3Bangunan dengan 1 arah pandang dan bangunan dengan 2 arah
pandang ................................................................................................................. 7
Gambar 2.4: Perbandingan tingkat brightness sebuah bangunan yang
diberi accent lighting dengan lingkungan sekitar ................................................. 8
Gambar 2.5: Teknik spotlight, teknik backlight, dan tata cahaya yang menyatu
dengan elemen penanda ....................................................................................... 19
Gambar 2.6: Fasad restoran yang menggunakan elemen glazing pada seluruh
fasad memberikan kejelasan akan suasana ruang dan jumlah pengunjung ........... 20
Gambar 2.7: Tata cahaya yang menerangi material berupa yang memberi
kesan green pada fasad .......................................................................................... 21
Gambar 3.1 Restoran Domino’s Pizza .................................................................. 22
Gambar 3.2 Lokasi Restoran Domino’s Pizza ..................................................... 23
Gambar 3.3Perbandingan fasad pada siang hari dan malam hari serta elemen
pembentuk fasad.................................................................................................... 24
Gambar 3.4Domino’s Pizza dan bangunan-bangunan di sebelahnya ................... 25
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
xiii
Gambar 3.5Elemen penanda utama dilihat dari berbagai jarak ............................ 26
Gambar 3.6Elemen penanda yang berada diatas kanopi dilihat dari
berbagai jarak .............................................................................................. 27
Gambar 3.7Elemen penanda yang menggantung dilihat oleh pengamat
dengan posisi tegak lurus dari fasad ............................................................ 28
Gambar 3.8Elemen Penanda yang menempel pada jendela dilihat dari dekat ..... 28
Gambar 3.9 Rangkaian luminer pada elemen penanda dan foto elemen penanda29
Gambar 3.10 Tata cahaya pada area transisi ......................................................... 30
Gambar 3.11 Interior ruang yang terlihat jelas dari luar bangunan ...................... 30
Gambar 3.12 Restoran Signora Pasta .................................................................... 32
Gambar 3.13 Lokasi Restoran Signora Pasta ........................................................ 33
Gambar 3.14 : Perbandingan fasad restoran Signora Pasta pada siang hari dan
malam hari serta elemen pembentuk fasad .................................................. 34
Gambar 3.15 Signora Pasta dan bangunan di sebelahnya ..................................... 35
Gambar 3.16 Lighting plan pada area teras Signora Pasta.................................... 36
Gambar 3.17 Area teras Restoran Signora Pasta ................................................. 37
Gambar 3.18: Elemen penanda restoran Signora Pasta ....................................... 38
Gambar 3.19 Visibilitas tulisan pada jarak 4-5 meter .......................................... 39
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
xiv
Gambar 3.20: Visibilitas interior terhalang oleh pagar ........................................ 40
Gambar 3.21 Restoran Oenpao ............................................................................ 41
Gambar 3.22: Lokasi Restoran Oenpao ............................................................... 42
Gambar 3.23: Fasad restoran Oenpao pada siang hari ......................................... 43
Gambar 3.24: Perbandingan tata cahaya restoran Oenpao dengan 2
bangunan di sekitarnya. ........................................................................................ 44
Gambar 3.25 : Elemen display yang menampilkan suasana
interior restoran Oenpao ....................................................................................... 45
Gambar 3.26 Spotlight pada elemen display ........................................................ 46
Gambar 3.27 Visbilitas elemen penanda Oenpao ................................................ 46
Gambar 3.28 Panel box dan tata cahaya pada area transisi .................................. 47
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-jenis lampu dan spesifikasinya .................................................... 11
Tabel 3.1 Perbandingan tone dan kesan yang dihasilkan ...................................... 49
Tabel 3.2 : Perbandingan visibilitas interior dan kesan yang dihasilkan ............. 50
Tabel 3.3 : Perbandingan tata cahaya pada area masuk dan kesan
yang dihasilkan .................................................................................................... 51
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
1BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Kemajuan ekonomi di kota-kota besar memicu pertumbuhan dan
perkembangan kawasan komersial. Salah satu usaha komersil yang tumbuh pesat
adalah restoran. Menurut Dittmer dan Griffin, “one out of every four retail outlets
in the nation is an eating or drinking establishment”.1Selain itu, di kawasan
komersial, antar bangunan biasanya dibangun berdekatan satu sama lain. Maka
pemilik dan pengelola restoran tentu saja akan mengambil tindakan untuk
memberi pembedaan dengan bangunan lainnya. Salah satu elemen bangunan yang
dapat membedakan antar bangunan restoran adalah pada bagian tampak muka
atau fasad. Sebagian besar pengunjung menganggap fasad adalah hal yang krusial
dalam pembedaan antar bangunan tersebut. Selain itu fasad menentukan daya
tarik dan juga citra akan produk atau jasa yang ingin ditawarkan si pemilik
restoran.
Penyampaian citra atau image tersebut kemudian bergantung pada desain
fasad. Desain fasad tersebut merupakan komposisi dari elemen-elemen fasad.
Permainan bentuk, warna, material hingga layout menjadi penting agar mendapat
desain yang sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Desain yang tepat, dapat
mengkomunikasikan dengan baik, sekaligus menarik para calon pengunjung
untuk datang. Namun pada malam hari, salah satu elemen penting pada fasad
bangunan restoran adalah elemen pencahayaan.
Tata cahaya pada fasad restoran tidak hanya dilihat sebagai fungsinya
yang membantu visibilitas. Tata cahaya menjadi salah satu andalan pemilik
restoran agar menarik perhatian calon pengunjung dari kejauhan. Desain tata
cahaya yang atraktif dan nyaman secara visual dapat menarik calon pengunjung
dan dapat membantu meningkatkan nilai penjualan (Katelijn Quartier, Henri
Christiaans, Koenraad Van Cleempoel, 2008).
1 Paul R. Dittmer dan Gerald G. Griffin, Dimensions of the Hospitality Industry, (New York, 1993), 120
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
21. 2. Permasalahan
Fasad pada bangunan restoran merupakan elemen pada bangunan yang
pertama kali dilihat dari para pengunjung. Elemen pada fasad diharapkan mampu
menarik perhatian orang di sekitar dan juga calon pengunjung sehingga bersedia
berkunjung ke tempat itu. Selain itu fasad menjadi bagian yang dapat
mengkomunikasikan citra yang ingin ditampilkan oleh pemilik restoran. Citra
adalah representasi dari esensi dan value pada sebuah brand melalui pemahaman
visual.2Maka, Saya mengambil permasalahan bagaimana sebenarnya peran tata
cahaya dapat berperan pada fasad dan bagaimana pengaruhnya terhadap citra
restoran.
1. 3. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memahami tentang peran
pencahayaan buatan pada fasad terhadap citra sebuah restoran. Bagaimana suatu
desain tata cahaya mampu memenuhi kebutuhan visual dan menarik pengunjung.
Bagaimana desain tata cahaya dapat membantu mengenali jenis restoran.
Bagaimana desain tata cahaya mempengaruhi citra dari restoran.
1. 4. Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan karya ilmiah ini mengenai peran tata cahaya terhadap citra
restoran melalui tampak muka atau fasad. Restoran yang dimaksud adalah
restoran yang berada pada bangunan rumah toko (ruko) dan tidak membahas
restoran yang berada dalam mall ataupun pusat perbelanjaan lainnya.
Pembahasan tata cahaya pada fasad dilakukan baik secara keseluruhan
fasad maupun setiap elemennya. Hal ini membatasi pembahasan mengenai tata
cahayahanya dalam lingkup eksterior bangunan. Pembahasan mengenai tata
cahayapada interior bangunan hanya akan dilakukan apabila mempunyai pengaruh
yang relevan terhadap keseluruhan fasad bangunan.
2 Lynne Mesher. Basic Interior Design: Retail Design. (London: Ava Publishing. 2010). Hal 16
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
31. 5. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kajian teori, kajian
literatur, dan observasi lapangan pada studi kasus. Observasi dilakukan dengan
wawancara dengan pihak pengelola restoran dan rekaman foto. Wawancara dan
izin observasi dilakukan kepada pengelola toko sebagai narasumber.
1. 6. Kerangka Berpikir
TEMA Peran tata cahaya pada fasad rumah makan dan pengaruh terhadap citra
TUJUAN Memahami tentang peran tata cahayapada fasad terhadap citra sebuah restoran.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Tata cahaya tidak lebih sebagai alat bantu menerangi visualisasi pada area fasad, namun juga menentukan daya tarik dan juga citra yang ingin ditampilkan oleh restoran.
DASAR TEORI PENCAHAYAAN Pemahaman tentang cahaya, sifat cahaya, sumber cahaya, warna, lampu, sistem dan teknik pencahayaan
DASAR TEORI RESTORAN DAN CITRA Desain tata cahaya pada fasad restoran, kontras visibilitas, dan citra bangunan
STUDI KASUSStudi dan penjabaran mendalam akan tema yang terjadi di lapangan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
41. 7. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan.
Pada bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang penulisan,
permasalahan, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode penelitian,
kerangka berpikir, serta sistematika penulisan secara umum.
Bab II. Tata Cahaya Pada Fasad dan Citra Restoran
Pada bagian ini akan dibahas dasar teori umum mengenai tata cahaya pada
fasad yaitu pemahaman tentang cahaya, sifat cahaya, sumber cahaya, warna,
lampu, sistem dan teknik pencahayaan buatan, dan citra arsitektur.
Bab III. Studi Kasus.
Pada bagian ini akan dibahas studi kasus di lapangan untuk menjabarkan
lebih lanjut bagaimana peran pencahayaan dalam citra bangunan komersial retail.
Bab IV. Kesimpulan.dan Saran
Bagian ini memuat uraian singkat mengenai rangkuman sekaligus manfaat
dari seluruh pembahasan karya ilmiah dan saran dari penulis untuk penelitian
selanjutnya.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
5BAB II
TATA CAHAYA PADA FASAD DAN CITRA RESTORAN
2. 1.Tata Cahaya Pada Fasad
Pencahayaan pada fasad adalah pencahayaan yang berada pada sisi luar
permukaan bangunan dan selubung bangunan. Tata cahaya pada fasad bangunan
secara keseluruhan menjadi salah satu elemen yang membantu mengenali,
mengidentifikasi, membedakan dengan bangunan lainnya dan menarik perhatian
pada orang yang ada di sekitar bangunan. Beberapa aspek yang menjadi
pertimbangan dalam pencahayaan fasad adalah pengenalan bangunan, komposisi
pencahayaan, dan juga sistem pencahayaan.
Pengenalan Bangunan
Secara umum, pertimbangan desain dalam pengenalan bangunan meliputi
arah dan jarak pandang, kondisi lingkungan sekitar, material kulit bangunan, dan
detail-detail arsitektural.1
1. Arah dan Jarak Pandang
Arah (direction of view) dan jarak pandang (viewing distance) merupakan
hal yang saling terkait. Kedua hal ini mempengaruhi visibilitas dari sebuah
bangunan. Hal-hal lainnya yang mempengaruhi seberapa baik kita dalam melihat
bergantung pada visibilitas, karakterisitik dari objek, jenis aktivitas yang sedang
dilakukan, konteks dari lingkungan tersebut, dan kemampuan mata si pengamat.
Untuk memberikan desain pencahayaan yang berkualitas, perancang harus
memahami hal ini.
Visibilitas dari bangunan ditentukan oleh kemampuan mata manusia
dalam melihat. Kemampuan ini bervariasi sesuai dengan umur, kondisi kesehatan,
dan kondisi psikologisnya. Kemampuan mata dalam melihat terbatas. Secara
umum, manusia normal memiliki sudut penglihatan hingga 60 hingga
70(gambar 2.1) dalam keadaan mata terfokus pada benda dan kepala diam. 1Tim Penyusun, Panduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi dan Penting di Wilayah DKI Jakarta. (Jakarta: Dinas Penerangan Jalan Umum DKI Jakarta. 1999) hal 4
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
6
Gambar 2.1 : Visualisasi mata manusia pada saat kepala diam dan mata
terfokus pada benda (sumber : Architectural Lighting)
Informasi akan ukuran suatu objek dapat dilakukan dengan
membandingkan objek satu dengan diri sendiri, dengan objek lainnya atau dengan
lingkungannya. Disini, jarak antara pengamat dengan benda menjadi penting.
Gambar 2.2 memperlihatkan dua objek yang berbeda ukuran dan jarak. Pada
panel atas, ukuran objek sama, namun jaraknya berbeda. Namun informasi yang
diterima mata adalah objek yang lebih dekat dengan si pengamat lebih besar
ukurannya dibanding objek yang lebih jauh letaknya. Sedangkan pada panel
bawah, objek yang lebih dekat ukurannya lebih kecil dibanding objek yang lebih
jauh.
Gambar 2.2 : Perbandingan ukuran objek dengan jaraknya dengan si pengamat
(Sumber : ilustrasi pribadi)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
7Berdasarkan arah dan jarak tersebut, maka bangunan dapat dibedakan atas
kejangkauan visual yang dimilikinya, yaitu:
Satu arah dan jarak pandang dekat.
Pada bangunan-bangunan yang berada di lokasi yang padat, maka
bangunan hanya mampu dilihat dari satu sisi bangunan dan sisi bangunan
lainnya terhalang secara visual oleh bangunan dengan tinggi yang sama
atau lebih tinggi.
Banyak arah dengan jarak pandang jauh.
Pada bangunan tinggi, bangunan dapat dilihat dari banyak arah karena
tidak terhalang secara visual oleh bangunan lainnya. Perancang sebaiknya
mengolah pencahayaannya pada sisi bangunan yang dapat dilihat dan pada
arah pandang yang dianggap lebih utama.
Gambar 2.3: Bangunan dengan 1 arah pandang (kiri, sumber: masterfile.com) dan
bangunan dengan 2 arah pandang (kanan, sumber: dokumentasi pribadi)
2. Kondisi Lingkungan Sekitar
Suatu bangunan dapat dilihat dan dibandingkan dengan jelas apabila
terdapat kontras antara bangunan dan sekitarnya. Kontras merupakan selisih
luminasi antara objek dengan latarnya. Luminasi suatu benda ditentukan oleh
karakter dari benda itu sendiri. Nilai kontras yang positif diperoleh apabila
luminasi objek lebih besar dibanding luminasi latarnya. Kontras merupakan
perbandingan objek yang diamati dengan sekitar objek saja, bukan perbandingan
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
8objek dengan lingkungan secara keseluruhan. Semakin tinggi kontras, semakin
terlihat benda tersebut.2
Kontras selalu berkaitan dengan tingkat brightness. Mata manusia lebih
sensitif terhadap kontras pada cahaya yang terang. Maka pada cahaya yang kurang
terang atau low brightness level, kontras haruslah sangat tinggi agar dapat dengan
mudah dilihat mata. Ini menjadi pertimbangan dalam mendesain tata cahaya ruang
yang mempunyai brightness rendah.
Seperti pada gambar 2.4, elemen fasad diberi pencahayaanaccent lighting.
Cahaya dari lampu sorot menambahkan tingkat brightness pada elemen fasad.
Sehingga brightness pada elemen fasad yang disorot lebih tinggi daripada
sekelilingnya. Perbedaan brightness menimbulkan kontras pada bangunan, dan
kontras semakin memperjelas aksentuasi dari accent lighting.
Gambar 2.4 : Perbandingan tingkat brightness sebuah bangunan yang
diberi accent lighting dengan lingkungan sekitar (sumber : 16500.com)
Perbandingan brightness antara objek, dalam hal ini bangunan, dengan
lingkungan sekitar pada objek mempengaruhi kontras suatu benda. Semakin
tinggi perbandingan brightness tersebut semakin menegaskan objek dengan
sekitar. Apabila perbandingan brightness tersebut tinggi dapat mengakibatkan
objek nampak terpisah dengan sekitarnya.
2 M. David Egan & Victor W. Olgyay, Architectural Lighting, (New York : The McGraw-Hill Companies, 1983), 18
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
93. Detail Arsitektural
Sebuah bangunan yang memiliki detail arsitektural seperti struktur berupa
pilar, atap bangunan yang unik, hingga elemen yang menjadi point of interest
dapat menjadi daya tarik pada malam hari apabila diberikan tata cahaya.3
4. Material Kulit Bangunan
Aspek yang menentukan suatu bangunan dapat dianggap terang ditentukan
oleh tingkat pencahayaan atau tingkat luminasi yang lebih dibanding dengan
lingkungannya, kemampuan material pada permukaan bangunan dalam menyerap
dan memantulkan cahaya, warna material, dan kebersihan permukaan bangunan.4
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan material5, yaitu:
1. Semakin gelap material, semakin tinggi tingkat pencahayaan yang
dibutuhkan untuk memenuhi impresi akan terang.
2. Pada instalasi dimana lampu diarahkan keatas pada permukaan vertikal,
refleksi cahaya yang mencapai pengamat dan tingkat brightness pada
permukaan fasad akan berkurang seiring dengan tingkat kelicinan dari
permukaan material fasad.
3. Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan pada permukaan bangunan
dipengaruhi oleh kecocokan antara spektrum cahaya pada lampu dengan
warna dari material bangunan. Sebaiknya warna dari lampu sedapat
mungkin mendekati warna dari permukaan material.
Komposisi Pencahayaan
Pencahayaan pada fasad perlu untuk memperhatikan komposisi
pencahayaan. Komposisi pencahayaan pada fasad dibentuk melalui perbedaan
tingkat pencahayaan dan warna cahaya.
Tampilan sebuah bangunan pada malam hari dapat tercipta dengan adanya
perbedaan tingkat pencahayaan pada bagian-bagian bangunan. Tingkat
kemerataan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pencahayaan yang merata namun 3Tim Penyusun, Panduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi dan Penting di Wilayah DKI Jakarta. (Jakarta: Dinas Penerangan Jalan Umum DKI Jakarta. 1999) hal 7 4ibid., hal 32 5Philips Lighting, Lighting Manual, 1993. Hal. 338
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
10masing-masing sisi bangunan memiliki intensitas yang berbeda, dan pencahayaan
yang tidak merata yang diberikan pada bagian-bagian tertentu pada bangunan.
Warna pada cahaya dapat memberikan efek visual pada suatu bangunan.
Penggunaan warna pada cahaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penggunaan
satu warna dan penggunaan lebih dari satu warna. Pencahayaan pada satu warna
biasanya diaplikasikan pada bangunan dengan bentuk sederhana, sedangkan
pencahayaan lebih dari satu warna biasanya diaplikasikan untuk memberi kontras
pada bagian-bagian bangunan. Pemilihan warna tertentu dapat membantu
bangunan untuk memberikan pembedaan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Sistem Pencahayaan Bangunan
Sistem dalam pencahayaan buatan disesuaikan dengan fungsi dari ruang,
jumlah pengguna ruang, aktivitas yang dilakukan, dan suasana yang ingin
dihadirkan di ruang tersebut.Sistem pencahayaan pada arsitektur dibagi
berdasarkan sistem pencahayaan primer dan sekunder. 6 Sistem pencahayaan
primer terdiri dari general lighting, localisedlighting, atau kombinasi keduanya.
Sedangkan sistem pencahayaan sekunder terdiri dari accentlighting, effect
lighting, decorative lighting, mood lighting, dan structural lighting.
6 Philips Lighting, Lighting Manual, 1993 : 154-159
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
11Lampu
Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat oleh manusia. Lampu terdiri
dari beberapa jenis dengan spesifikasi yang berbeda yang dijelaskan pada tabel
2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1 Jenis-jenis lampu dan spesifikasinya
Lampu sebagai sumber cahaya mempunyai karakteristik7 sebagai berikut:
Kekuatan Cahaya (Strenght)
Jarak (Distance)
Ukuran (Size)
Bentuk (Form)
Distribusi
7 M. David Egan & Victor W. Olgyay, Architectural Lighting, (New York : The McGraw-Hill Companies, 1983), 150-151
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
122. 2. Restoran
Definisi Restoran
Restoran atau rumah makan adalah salah satu bentuk bangunan komersial
retail yang dikhususkan menyiapkan produk berupa makanan dan minuman untuk
disajikan sesuai dengan permintaan pelanggan. Restoran menawarkan variasi
menu dan juga pelayanan. Pelanggan atau pengunjung restoran biasanya tidak
hanya berkunjung untuk makan dan minum. Mereka juga berkunjung untuk
bersosialisasi, merayakan sesuatu, membicarakan bisnis, dan lain sebagainya.
Aspek-aspek pertimbangan dalam pengembangan restoran secara umum
ada pada konsep dan juga menu makanannya. Penting bagi pemilik restoran untuk
menentukan jenis menu yang disajikan, apakah khusus jenis masakan tertentu atau
bervariasi.
Konsep Restoran
Setiap brand terbentuk dengan mendefinisikan prinsip-prinsip utama di
balik maknanya serta mempertimbangkan produk dan lingkungannya.Penting
untuk mempertahankan visi bagaimana membangun merk dan bagaimana ia
berdiri di samping kompetitornya. Prinsip dari branding8, yaitu:
Essensi.
Essensi mengidentifikasi apa yang menjadi inti dari bisnis yang
dijalankan.
Values
Values diterjemahkan dalam standar dan bagaimana memanifestasikan
dalam brand.
Citra
Citra dari sebuah brandadalah aspek terpenting dari pengembangan brand
dan merepresentasikan esensi dan value melalui pemahaman visual.
Ide
Ide mendemonstrasikan tujuan yang ingin dicapai sebuah brand.
8Lynne Mesher. Basic Interior Design: Retail Design. (London: Ava Publishing. 2010) hal. 16
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
13Tujuan dalam perencanaan restoran adalah untuk meraih keuntungan bagi
pemilik dan pengelola dan memberikan kepuasan pada pengunjung. Semua
perencanaan dan brand berada dalam konsep restoran. Konsep adalah alat untuk
menarik sekelompok atau beberapa kelompok orang yang disebut dengan istilah
target market. Konsep disesuaikan untuk mencapai target market yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Konsep meliputi semua hal yang mempengaruhi pandangan pelanggan
terhadap restoran. Hal-hal seperti hubungan masyarakat, periklanan, promosi, dan
pengoperasian restoran sendiri. Konsep menentukan persepsi publik akan
keseluruhan restoran. Termasuk di dalamnya adalah bangunan restoran itu sendiri.
Persepsi akan bangunan dapat menjadi faktor yang menentukan citra dari restoran.
Persepsi dari bangunan dapat berupa penampilan dari fasad, ruang makan, logo,
penanda hingga tata cahaya.
Pertimbangan dalam konsep restoran termasuk dalam pemilihan lokasi,
jenis menu, jenis pelayanan, formalitas, harga, suasana yang ingin dihadirkan, dan
desain secara arsitektural. 9 Pertimbangan tersebut menjadi tantangan mendasar
dalam bisnis restoran. Semakin baik pemilihan lokasi, suasana atau atmosfir yang
ditawarkan, menu, hingga citra yang lekat pada konsumen akan semakin
menguntungkan pemilik dan pengelola restoran.
Desain restoran mengikuti pertimbangan terhadap lokasi berdirinya
restoran dan juga target market yang ingin dituju. Lokasi menentukan target
market yang ingin dicapai dengan kemudahan akses maupun kondisi sosial yang
ada di sekitarnya. Sedangkan targetmarket akan menentukan bagaimana harga dan
jenis pelayanan akan dilakukan.
Lokasi bervariasi mulai dari restoran yang berada di dalam bangunan
publik, seperti mall, kantor, atau hotel, hingga yang berada pada pinggir jalan
raya. Lokasi yang dekat dengan komunitas tertentu dan pada jalan utama adalah
contoh dari lokasi yang menjanjikan atau sering disebut strategis.
9 Christine M. Piotrowski dan Elizabeth A. Rogers, Designing Commercial Interiors, (New York : John Wiley & Sons Inc, 1999), 125
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
14Dalam menentukan lokasi, diperlukan pertimbangan sebagai berikut10 :
Kondisi penduduk di sekitar lokasi, seperti umur, pekerjaan,
penghasilan, dan lainnya.
Visibilitas dari jalan utama.
Akses dari jalan utama.
Jumlah pengunjung potensial yang melalui depan restoran.
Jarak dengan pengunjung potensial.
Keinginan dari lingkungan di sekitarnya.
Kondisi sosial dari area. Apakah sedang dalam krisis, seperti krisis
ekonomi.
Kompetitor. Restoran lainnya yang berada dekat dengan lokasi.
Dari lokasi tersebut terdapat 2 faktor yang menjadi pertimbangan penting,
yaitu visibilitas dan aksesibilitas. Visibilitas pada restoran dengan layanan cepat
(quick-service) menjadi lebih penting ketimbang restoran dengan pelayanan penuh
(full-service). Sedangkan akses berkaitan dengan bagaimana calon pengunjung
dapat tiba di restoran.
Salah satu elemenpenting pada restoran yang desain bangunan adalah tata
cahaya. Dengan tata cahaya yang baik, keselurahan desain restoran akan terlihat
menarik. Dan apabila tata cahaya buruk, makan akan memberi kesan buruk pula
pada pengalaman ruang pengunjung.
Jenis Restoran
Restoran dapat dibagi berdasarkan beberapa kategori:
1. Berdasarkan kepemilikan dan pengelolaan.
Restoran Franchise.
Restoran Franchise adalah restoran yang dimiliki secara waralaba dari
pemilik perusahaan franchise. Pengelola restoran mempunyai hak
kelola atau hak pemasaran dibawah perusahaan pemilik franchise. 10John R. Walker, The Restaurant, From Concept to Operation : 5th Edition. (Canada: John Wiley & Sons. 2008) hal 85 dan 89
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
15 Restoran Independen.
Berbeda dengan restoran franchise, restoran independen dimiliki oleh
perseorangan atau kelompok yang tidak memerlukan hak kelola atau
hak pemasaran darimana pun. Pengelolaannya tidak harus dilakukan
oleh pemilik, cukup kepada beberapa orang yang secara langsung
bekerja pada pemilik restoran.
Chef-owned Restaurant.
Chef-owned Restaurant dimiliki dan dioperasikan langsung oleh
pemiliknya. Dalam pengelolaannya biasanya dibantu oleh beberapa
orang. Jenis makanan yang disajikan terbatas dan tergantung dari stok
bahan masakan yang ada.
2. Berdasarkan pelayanannya.
Quick-service Restaurant
Quick-service restaurantmengedepankan kecepatan dalam pelayanan
dan harga murah. Pemesanan menu, pelayanan,hingga pembayaran
berada dalam satu counter. Pada jenis restoran ini hampir tidak ada
table service.11 Jenis restoran ini biasanya menyajikan menu khusus
untuk jenis masakan tertentu.
Casual Restaurant
Casual restaurant adalah restoran yang memiliki harga yang khusus
dan menawarkan atmosfir tertentu pada ruang makan. Jenis restoran ini
berbeda dengan quick-service restaurant yang melayani melalui
counter, casual restaurant memberikan pelayanan table service. Pada
restoran ini disajikan jenis masakan tertentu yang disajikan fresh made-
to-order. Pada beberapa restoran ditampilkan dapur ke ruang makan
dan juga fasad bangunan untuk mengundang perhatian pengunjung.
Fast Casual
Fast casual adalah bentuk restoran yang menggabungkan konsep quick-
service dengan konsep casual restaurant. Menyajikan makanan dengan
bahan yang lebih berkualitas, fresh made-to-order, layaknya casual
11Tim Penyusun, Food and Beverage Service, http://www.b-u.ac.in/sde_book/bsc_beverage.pdf Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
16restaurant. Namun, dapat pula dimakan di luar (carry-out) dengan
pelayanan melalui counter layaknya quick-service restaurant.
Fine Dining
Fine dining menyajikan makanan dan pelayanan yang lebih mahal dan
eksklusif. Pemilik dan pengelola reestoran mempunyai hak untuk
menentukan siapa yang boleh masuk ke dalam restoran. Pelayanan fine
dining murni table-service.
3. Berdasarkan jenis menu dan tema.
Ethnic Restaurant
Ethnic restaurantadalah restoran yang spesifik menyajikan jenis
masakan dari negara atau bangsa tertentu. Ethnic restaurant dapat
berupa restoran franchise ataupun restoran independen. Pelayanan yang
diberikan ethnic restaurantdapat berupa counter-service maupun table-
service. Contoh dariethnic restaurant adalah restoran italia dan restoran
china.
Theme Restaurant
Theme restaurantdibangun berdasarkan sebuah ide untuk memberikan
tema tertentu pada suatu restoran. Theme restaurant menekankan
keceriaan dan fantasi, glamor, romantis, atau era tertentu.
Citra Dan Tata Cahaya Pada Fasad Restoran
Desain restoran harus merepresentasikan konsep dan memproyeksikan
impresi atau citra. Citra tersebut menarik beberapa target market dan memberi
gambaran tertentu seperti anak-anak, sekelompok orang yang merayakan sesuatu,
formal, romantis, atau ceria. Konsep harus sesuai dengan lokasi dan mencapai
target market. Dalam perencanaannya, konsep restoran harus sesuai dengan
lokasi, jenis menu, dan dekorasi. Saat konsep dan citra kehilangan daya tariknya,
maka restoran harus mengubahnya atau mungkin menggantinya secara
keseluruhan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
17Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mendapat citra yang sesuai
adalah dengan beberapa pertimbangan12 sebagai berikut:
a. Tone
Tone merupakan serangkaian komposisi pada fasad restoran yang
memberi pemahaman akan restoran tersebut. Melalui warna, penggunaan lampu,
hingga teknik tata cahaya membantu memberikan tone tertentu seperti ceria,
formal, romantis, dan lainnya. Tone ini apabila sesuai dengan keinginan
pengunjung tertentu akan menarik perhatian dan lebih memilih restoran tersebut
dibanding dengan restoran lain yang sejenis.
b. Komitmen
Komitmen adalah keinginan manusia untuk konsisten dengan pilihan yang
dibuatnya. Ketika pengunjung merasa ada transisi yang berarti sehingga tidak
mudah masuk ke dalam restoran, maka akan meningkatkan komitmen calon
pengunjung tersebut untuk masuk dan membeli. Sedangkan pada restoran yang
memudahkan pengunjung untuk masuk dan secara jelas memberi kemudahan
untuk masuk, maka komitmen pengunjung akan rendah dan memungkinkan
pengunjung untuk tidak memesan menu yang ditawarkan.
c. Bukti Sosial
Calon pembeli atau orang-orang yang berada di sekitar apabila dapat
dengan jelas melihat bahwa sebuah restoran ramai dikunjungi akan memberi
gambaran positif bahwa restoran tersebut menarik entah itu konsep ataupun
menunya. Bukti sosial dapat ditunjukan dengan penggunaan elemen glazing
sehingga mempermudah orang di luar bangunan untuk melihat ke dalam. Namun
sebaliknya, apabila restoran tersebut sepi dan terlihat jelas dari luar akan memberi
bukti sosial yang negatif bahwa restoran tersebut tidak laku. Pada beberapa
restoran yang tidak memperlihatkan area makan, namun terdapat orang berlalu
lalang pada area transisi dapat pula memberi bukti sosial bahwa restoran tersebut
eksklusif dan banyak dikunjungi.
Salah satu elemen pada bangunan yang berhubungan secara langsung
dengan impresi calon pengunjung adalah fasad bangunan. Fasad disesuaikan
12 William R. Green, The Retail Store : Design and Construction, (New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc., 1986), 13-19
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
18dengan gaya arsitektural. Gaya arsitektural tersebut ditentukan oleh lokasi. 13
Seperti yang sudah dibahas pada konsep restoran, lokasi menyangkut banyak
aspek yang dipengaruhi oleh kondisi sosial yang ada. Ekspektasi yang
dipengaruhi kondisi sosial dapat diatasimelalui desain fasad.
Desain fasad yang baik mempertimbangkan bagaimana restoran
menampilkan dirinyaterhadap lingkungan. Pada restoran yang berada di pinggir
jalan raya dapat lebih menonjolkan dirinya dibanding lingkungannya, sedangkan
restoran yang berada pada lokasi yang minim kompetitor, fasad bangunan
sebaiknya tidak menjadi asing bagi lingkungannya.
Kuncinya adalah pengkhususan. Fasad bangunan restoran sendiri dapat
membantu membedakan dengan kompetitornya dan membuat citra yang mudah
diingat oleh pengunjung. Setiap elemen pada fasad mempunyai makna sendiri
yang kesinambungan antar elemen membantu membentuk citra.14
Tata cahaya bersama dengan fasad bangunan secara keseluruhan menjadi
salah satu elemen yang membantu mengenali dan mengidentifikasi bangunan dan
memberi kesan pada orang yang ada di sekitarnya. Tata cahaya pada fasad berada
pada elemen penanda, elemen transisi, elemen glazing, elemen display, dan
elemen material finishing.15 Desain elemen pada fasad merupakan hasil sintesa
dari konsep yang sudah direncanakan sebelumnya.
Elemen penanda pada bagian fasad adalah elemen pertama yang memberi
pengenalan kepada calon pengunjung meskipun pengungjung tersebut belum
pernah memasukinya. Elemen identifikasi pada fasad dapat berupa simbol atau
tulisan untuk dikenali. Elemen penanda terbagi menjadi dua berdasarkan
aplikasinya, yaitu elemen penanda yang berupa panel dan elemen penanda yang
dengan huruf atau simbol yang berdiri secara individu.
Tata cahaya pada elemen penanda mempunyai beragam teknik. Ada yang
menggunakan lampu sorot, ada yang menggunakan efek backlight, ada pula yang
menjadi satu dengan elemen penanda. Masing-masing teknik mempunyai 13Baraban, Regina S. dan Joseph F Durocher. Successful Restaurant Design. (New York: Van Nostrand Reinhold. 1998) hal 53 14Baraban, Regina S. dan Joseph F Durocher. Successful Restaurant Design. (New York: Van Nostrand Reinhold. 1998), hal 54 15 William R. Green, The Retail Store : Design and Construction, (New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc., 1986), 66-77
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
19kelebihan dan kekurangannya. Aplikasi dengan menggunakan lampu sorot
merupakan aplikasi termudah dan murah namun apabila sinaran cahaya tidak
tepat, akan mengurangi kejelasan pada elemen penanda. Pada teknik backlight,
aplikasi yang dilakukan menyembunyikan sumber cahaya. Teknik backlight,
bayangan memberi efek dimensi pada elemen penanda, namun elemen penanda
tidak dapat dengan bebas menampilkan material finishingnya. Sedangkan pada
tata cahaya yang menyatu dengan elemen penanda terlihat menarik karena dapat
menampilkan warna pada material finishingnya, namun aplikasinya lebih sulit
dibanding dengan dua teknik lainnya.
Gambar 2.5: Teknik spotlight (kiri, sumber: eye.co.jp), teknik
backlight (tengah, sumber: studioafter5.com), dan tata cahaya yang
menyatu dengan elemen penanda (kanan, sumber: jonsigns.co.uk)
Desain elemen penanda yang baik disesuaikan dengan lokasi restoran.
Lokasi yang mempengaruhi desain elemen penanda meliputi pertimbangan akan
visibilitas, jarak dengan akses utama dan akses masuk, kebutuhan jumlah dan
ukuran dari elemen penanda. Pertimbangan tersebut misalnya apabila lokasi
restoran berada dekat jalan besar, maka elemen penanda yang tinggi
dipertimbangkan agar terlihat oleh orang yang melalui jalan tersebut.
Elemen transisi terdiri dari pintu, gerbang, atau bagian apapun yang
menjadi penghubung antara luar bangunan dan dalam bangunan. Tata cahaya pada
bagian ini bertujuan mengarahkan pengunjung ke dalam bangunan atau ke area
makan. Pada elemen transisi komunikasi antara desain area transisi dengan
pengunjung dapat memberikan pengalaman yang mempengaruhi citra. Area
masuk yang menjorok ke dalam dan tidak memperlihatkan interior ruang secara
langsung, dapat memberi kesan eksklusif. Kesan eksklusif akan mempengaruhi
komitmen bagi pengunjung untuk masuk. Calon pengunjung yang ingin masuk
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
20hampir dipastikan ingin mengunjungi dan menjadi tamu bagi restoran tersebut.
Berbeda dengan area masuk yang luas dan memanfaatkan kaca dan material yang
memberi kesan terbuka dan tidak eksklusif. Selain itu, tata cahaya pada elemen ini
juga membantu pengalaman visual pengunjung dalam berjalan menuju ke dalam
bangunan.
Pemanfaatan elemen glazing juga menjadi pertimbangan dalam desain
fasad. Elemen ini mempengaruhi visibilitas ruang yang ada di dalam. Konsep dari
restoran menentukan apakah pelanggan tidak akan mempertanyakan akan jenis
masakan yang akan disajikan, suasana di dalamnya, dan juga jumlah pengunjung.
Restoran dengan jendela kaca yang besar memberikan gambaran jelas akan jenis
masakan, suasana di dalamnya, dan juga jumlah pengunjung. Dan melalui
penggunaan jendela yang besar ini, maka tingkat eksklusif akan hilang dan
memberi kesan lebih informal, namun dapat dengan mudah memberi social proof
kepada orang yang berada di luar restoran. Sebaliknya apabila visibilitas akan
interior ruang dibatasi maka akan bergantung pada fasad secara keseluruhan untuk
memberi gambaran akan suasana makan dan jenis menu yang disajikan.
Gambar 2.6: Fasad restoran yang menggunakan elemen glazing pada seluruh
fasad memberikan kejelasan akan suasana ruang dan jumlah pengunjung.
(sumber: designbuild-network.com)
Elemen display merupakan elemen yang memungkinkan restoran untuk
menampilkan menu dan suasana restoran. Elemen display pada restoran
membantu mengenali jenis restoran dan juga target market yang ingin dicapainya.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
21Elemen display dapat diperkuat dengan elemen glazing yang dapat
memperlihatkan secara jelas suasana makan pada restoran. Elemen display
ditampilkan melalui tata cahaya berupa spotlight atau memanfaatkan pencahayaan
general light dari interior maupun eksterior.
Elemen material finishing pada fasad bangunan memberi pengalaman
visual terhadap bangunan. Penggunaan material yang sesuai akan memperkuat
konsep dari restoran. Kesesuaian dengan konsep sangat mempengaruhi citra yang
dipahami oleh pengunjung. Tata cahaya berperan untuk memberi kesan terang
pada elemen material finishing. Selain itu pemanfaatan teknik pencahayaan
tertentu dapat memberi efek kepada material finishing dan dapat menarik
perhatian calon pengunjung.
Gambar 2.7: Tata cahaya yang menerangi material berupa yang memberi
kesan green pada fasad (sumber: vi.sualize.us)
Tata cahaya pada elemen fasad memperkuat tone yang dapat membentuk
citra bangunan secara keseluruhan. Tone merupakan serangkaian komposisi pada
fasad restoran yang memberi pemahaman akan restoran tersebut. Tone dibentuk
melalui pemilihan warna pada material, penggunaan lampu, hingga teknik tata
cahaya. Komposisi tone menghasilkan citra tertentu seperti ceria, formal,
romantis, dan lainnya. Tone ini apabila sesuai dengan keinginan pengunjung
tertentu akan menarik perhatian dan lebih memilih restoran tersebut dibanding
dengan restoran lain yang sejenis.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
22BAB III
STUDI KASUS
Pemilihan studi kasus dilakukan dengan pertimbangan jenis restoran. Pada
studi kasus pertama, yaitu Domino’s Pizza, merupakan jenis restoran franchise
dan casual restaurant. Sedangkan pada studi kasus kedua, yaitu Signora Pasta,
adalah restoran chef-owned dan casual restaurant. Studi kasus ketiga, yaitu
Oenpao, merupakan restoran franchise dan casual restaurant. Studi kasus ini
sama-sama berjenis casual restaurant. Dengan kesamaan ini diharapkan mampu
memberiperbandingan aplikasi tata cahaya dan pengaruhnya terhadap citra
restoran.
3. 1. Restoran Domino’s Pizza
Konsep Restoran Domino’s Pizza
Gambar 3.1: Restoran Domino’s Pizza (sumber : panoramio.com)
Domino’s Pizza merupakan restoran yang menjual pizza sebagai
andalannya. Restoran ini sudah dikenal di seluruh dunia dan berada dibawah PT.
Mitra Adiperkasa sebagai pemegang franchise. Menurut Manajer Operasional
Domino’s Pizza Pondok Indah, konsep restoran bermula dari konsep delivery.
Konsep ini kemudian diadaptasi dan disesuaikan menjadi konsep dine-in dengan
tetap mengandalkan delivery. Konsep dine-indilakukan dengan pelayanan pada
counterdan mengacu pada jenis restorancasual restaurant.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
23Pembangunan restoran Domino’s Pizza dimulai dari pemilihan lokasi yang
berada di seberang jalan utama yaitu, Jalan Metro Pondok Indah. pemilihan lokasi
berdasarkan perhitungan traffic yang pada jalanMetro Pondok Indah.
pertimbangan lainnya adalah lokasi ini berada di kawasan niaga yang terdapat
beberapa Bank, dekat dengan perumahan elit Pondok Indah, dan juga dekat
dengan rumah sakit (gambar 3.2).Pertimbangan dekat dengan lokasi niaga dan
hunian membuat konsep restoran dengan target market menengah keatas dengan
lunch dan dinner sebagaimain course.
Gambar 3.2: Lokasi Restoran Domino’s Pizza
(tanda x, sumber : earth.google.com)
Namun, kawasan ini sebelumnya sudah berdiri beberapa restoran yang
berbeda jenis. Restoran lain tersebut banyak dikunjungi oleh remaja dan juga
karyawan yang masih tergolong muda. Atas dasar pertimbangan ini, maka jam
operasi menyesuaikan dengan aktivitas target market yaitu, pukul 11 pagi hingga
12 malam. Bangunan yang terdiri dari 2 lantai dimanfaatkan secara penuh untuk
area makan.
Desain restoran kemudian menyesuaikan atas pertimbangan lokasi dan
target market. Dengan mengacu pada target market remaja dan karyawan yang
masih muda, maka restoran ingin menampilkan suasana ruang makan yang non-
formal, santai, dan juga terbuka untuk siapapun.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
24
Desain Fasad Domino’s Pizza
Fasad bangunan terdiri dari area masuk di lantai dasar dan area balkon di
lantai atas. Lantai dasar terdiri dari pintu dan jendela yang menyatu dalam satu
bidang dengan material kaca dan dibingkai dengan aluminium. Elemen pada fasad
terdiri dari elemen transisi, elemen glazing dan elemen penanda.Elemen penanda
pada logo restoran Domino’s Pizza memanfaatkan warna primer (merah, kuning,
dan biru).Namun pada material dinding dan pada tulisan pada elemen penanda
menggunakan warna putih dan tidak menonjolkan suatu tekstur tertentu. Material
dinding tidak berkarakter glossy, sehingga tidak terlalu merefleksikan cahaya.
Pada elemen glazing tingkat reflektif tergolong rendah sehingga orang yang
berada di luar bangunan dapat dengan mudah melihat ke dalam interior.
Gambar 3.3:Perbandingan fasad pada siang hari (atas) dan malam hari serta
elemen pembentuk fasad (sumber : dokumentasi pribadi)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
25
Tata Cahaya Pada Fasad Domino’s Pizza
Pada malam hari, tata cahaya pada elemen penanda dan juga tata cahaya
dari interior ruang membuat bangunan ini terlihat kontras dengan bangunan Bank
BTPN di kanan bangunan (gambar 3.4). Jika dibandingkan dengan sebelah kiri
restoran yaitu bangunan bank OCBC, bangunan OCBC hanya terang pada bagian
2/3 atas bangunan. Dengan diperkuat dengan warna-warna pada elemen penanda
dan juga interior ruang yang terang, maka membuat bangunan restoran Domino’s
Pizza lebih menonjol dibanding dengan bangunan yang ada di sebelahnya.
Gambar 3.4:Domino’s Pizza dan bangunan-bangunan di sebelahnya
(sumber : dokumentasi pribadi)
Pada fasad bangunan Domino’s Pizza, tata cahaya pada elemen penanda
menjadi dominan dibandingkan dengan tata cahaya pada elemen lainnya. Tata
cahaya pada elemen penanda menjadi dominan karena warna cahaya yang lebih
bervariasi dibanding dengan warna cahaya interior ruang maupun pada elemen
elemen transisi. Elemen penanda terdiri dari papan tulisan nama, logo, dan nomor
telepon.Elemen penanda terletak di bagian paling atas fasad, di atas kanopi,
menempel di jendela, dan menggantung di dinding. Sedangkan elemen glazing
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
26terdiri dari jendela dan pintu. Pintu, sebagai elemen transisi, bermaterialkan kaca
dengan frame aluminium.
Elemen Penanda yang menginformasikan nama restoran dan nomor
telepon terbagi dua yaitu pada bagian atas dan tengah. Keduanya ditujukan untuk
memudahkan visibilitas bagi orang yang berada dalam kendaraan yang melalui
jalan Metro Pondok Indah. Dengan adanya dua elemen penanda yang
menginformasikan nama restoran dan nomor telepon, maka akan semakin mudah
peluang terbaca bagi orang yang melalui jalan tersebut. Hal ini disesuaikan
dengan konsep restoran yang masih mengadaptasi konsep delivery service.
Elemen penanda pada bagian paling atas fasad letaknya cukup tinggi yaitu
sekitar 7 meter. Dengan letaknya yang tinggi, elemen penanda ini menjadi mudah
dilihat bagi calon pengunjung yang berada di jalan raya (gambar 3.5). Selain itu,
ukuran elemen penanda pada bagian paling atas ini jauh lebih besar dibandingkan
ukuran elemen penanda lainnya. Pada elemen penanda ini menampilkan kartu
domino berwarna merah dengan ukuran yang besar melebihi logo Domino’s Pizza
sendiri. Ukuran yang besar ini sebagai penarik perhatian bagi orang yang melalui
jalan Metro Pondok Indah dan kartu domino ini sebagai strategi untuk
memudahkan pengenalan akan nama bangunan yaitu “domino”. Kartu domino ini
memanfaatkan teknik pencahayaan yang sama dengan logo dan nama restoran.
Gambar 3.5 : Elemen penanda utama dilihat dari berbagai jarak.
(sumber : ilustrasi pribadi)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
27 Sedangkan pada elemen penanda di atas kanopi memiliki ukuran yang
lebih kecil dibanding elemen penanda utama. Elemen ini tidak terlalu tinggi bagi
pengunjung dengan jarak 3-5 meter. Elemen penada pada bagian ini terdiri dari
logo dan tulisan dengan ukuran yang sama dan elemen penanda dalam bentuk
garis berwarna kuning (gambar 3.6).
Gambar 3.6 : Elemen penanda yang berada diatas kanopi dilihat dari berbagai
jarak. (sumber : ilustrasi pribadi)
Kemudian elemen penanda yang menggantung pada dinding. elemen
penanda ini menyatukan logo dan tulisan dalam satu boks. Tingginya sedikit
diatas dari elemen penanda yang berada di atas kanopi. Elemen ini tidak begitu
jelas terlihat oleh pengunjung yang berada di depan bangunan, namun elemen ini
mudah dilihat oleh pengunjung yang berada di sebelah kanan maupun kiri
bangunan. Hal ini dikarenakan arah hadap elemen penanda yang menggantung
tegak lurus dengan fasad (gambar 3.7).
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
28
Gambar 3.7 : Elemen penanda yang menggantung dilihat oleh pengamat
dengan posisi tegak lurus dari fasad. (sumber : ilustrasi pribadi)
Terakhir, elemen penanda yang menempel di jendela. Elemen ini berupa
logo yang merupakan elemen dekoratif yang sekaligus menjadi penanda. Dari
kejauhan elemen penanda pada jendela tidak begitu terlihat, karena ukurannya
yang kecil dan tidak kontrasnya warna lampu dengan latar ruangan interior.
Namun pada jarak dekat sekitar 3 meter, elemen penanda menjadi dapat dilihat
dari ukurannya dan mulai muncul kontras dengan interior yang berada di
belakangnya (gambar 3.8).
Gambar 3.8 : Elemen Penanda yang menempel pada jendela dilihat dari dekat
(sumber : kiri - ilustrasi pribadi, kanan – foursquare.com)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
29Desain pada elemen penanda menyatu dengan elemen pencahayaannya.
Desain luminer terdiri dari lampu yang diselubungi material akrilik dengan
struktur yang disesuaikan dengan bentuk elemen penanda (gambar 3.9). Aplikasi
akrilik cukup baik menyebar cahaya yang merata sehingga elemen penanda dapat
berperan menjadi sumber cahaya bidang. Selain itu, pemanfaatan material ini
mengurangi tingkat silau sehingga cukup nyaman dipandang mata. Material
akrilik berupa solid color acrylic sudah memiliki warna. Material ini juga
mendifusikan cahaya dengan baik sehingga bentuk atau pola yang ingin
ditampilkan pun terlihat dengan jelas.
Gambar 3.9 : Rangkaian luminer pada elemen penanda (kiri, sumber: lightbox.cn)
dan foto elemen penanda (kanan, sumber: dokumentasi pribadi)
Pada elemen transisi dimanfaatkan sistem pencahayaan general lighting.
Terdapat 3 titik lampu yang tertanam pada langit-langit kanopi. Salah satu lampu
tersebut berada tepat diatas pintu masuk. Lampu tersebut membantu visibilitas
calon pengunjung untuk memasuki bangunan. Tata cahaya yang dilakukan tidak
menimbulkan suasana tertentu dan lebih ke arah fungsional. Lampu ini menerangi
area dibawah kanopi dan area pijakan tangga dan juga sedikit menerangi parkiran
(gambar 3.10).
Materialfinishing pada dinding menggunakan cat yang menyerap dan
mendifusikan cahaya dengan baik. Akibatnya kemerataan cahaya pada dinding ini
membantu memberikan kesan terang pada bangunan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
30
Gambar 3.10 : Tata cahayapadaarea transisi (sumber : ilustrasi pribadi)
Pintu dan jendela juga berperan sebagai elemen glazing karena
memanfaatkan material kaca. Penggunaan kaca membuat tata cahaya di dalam
interior dapat dengan mudah dilihat dari luar bangunan.Tata cahaya pada interior
memanfaatkan kombinasi general lightingdan accent lighting dengan warna
lampu warm. Suasana nyaman dan ramah seolah ingin ditampilkan melalui
pemanfaaatan material kaca (gambar 3.11).
Gambar 3.11 : Interior ruang yang terlihat jelas dari luar
bangunan (sumber : ilustrasi pribadi)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
31Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Restoran Domino’s Pizza
Restoran Domino Pizza ingin menampilkan konsep fast-casual dengan
mengandalkan konsep delivery dan dine-in secara bersamaan. Dengan tujuan
ingin mencapai target market menengah keatas dari berbagai kalangan, mulai dari
remaja hingga karyawan kantor, dan didukung oleh lokasi yang dekat dengan
jalan utama yang ramai dilalui, maka desain fasad dan tata cahaya seharusnya
mencerminkan tujuan tersebut.
Secara umum lokasi yang dekat dengan jalan utama mempengaruhi
kabutuhan akan visibilitas bangunan. Visibilitas bangunan dibentuk oleh tata
cahaya pada elemen penanda dan juga dari interior ruang. Kedua elemen ini
memanfaatkan pencahayaan dan warna untuk menunjukan kontras dengan
sekitarnya. Tata cahaya yang kontras terlihat pada malam hari membantu menarik
perhatian calon pengunjung dan orang di sekitar bangunan dengan kejelasan
bentuk dan warna dan juga membantu mengidentifikasi jenis bangunan.
Penggunaan warna material luminer pada elemen penanda juga
mempengaruhi pembentukan citra dari restoran ini. Warna merah, biru, dan
kuning pada logo memberi kesan semarak dan tidak monoton pada fasad restoran.
Kemudian, Pemanfaataan elemen glazing menampilkan dengan baik
suasana atau atmosfir restoran Domino’s Pizza kepada calon pengunjung dan
orang di sekitar, seperti banyaknya pengunjung dan suasana ruang. Dengan
memperlihatkan keadaan di dalam ruang, restoran ini seolah ingin mengundang
orang di sekitar bangunan. Selain itu, teknik pencahayaan ini secara langsung
ingin menunjukkan sebuah bukti sosial (social proof). Pada saat ada pengunjung
dan ada aktivitas, secara langsung memberi bukti sosial dan menarik perhatian
kepada orang di sekitar.
Suasana hangat dan nyaman terlihat dari desain tata cahaya pada area
transisi dan interior yang menggunakan lampu berwarna warm. Kemerataan
cahaya pada area transisi dan interior cukup merata, sehingga memberi kesan
terang pada restoran ini. kesan terang pada restoran ini berdampak pada suasana
ruang makan. Dengan visibilitas yang jelas akan interior ruang, maka komitmen
calon pengunjung akan besar. Jika ada pengunjung yang masuk ke dalam restoran
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
32tersebut, maka ia sudah mempunyai ekpektasi tertentu akan suasana makan yang
ingin dihadirkan.
Dari penggunaan warna pada material elemen penanda dan penggunaan
warna lampu pada elemen transisi dan interior memberikan tone pada restoran ini.
Komposisi tone pada elemen penanda memberi kesan bahwa restoran ini restoran
yang menyenangkan dan ceria. Kemudian, komposisi tone pada area transisi dan
efek tata cahaya oleh pemanfaatan elemen glazing menciptakan kesan hangat dan
terbuka. Kombinasi tone yang dihasilkan oleh kedua elemen tersebut memberi
kesan bahwa restoran ini tidak formal.
3. 2. Restoran Signora Pasta
Konsep Restoran Signora Pasta
Gambar 3.12: Restoran Signora Pasta (sumber: intisari-online.com)
Restoran Signora Pasta merupakan restoran yang baru dibuka pada
pertengahan tahun 2011. Restoran ini dimiliki dan dikelola langsung oleh pemilik
restoran. Restoran ini mempunyai konsep untuk menghadirkan suasana tradisional
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
33italia ke dalam atmosfir ruang makan dan juga melalui menu masakan. Restoran
ini termasuk ke dalam jenis casual restaurant yang mengutamakan dine-in
dengan pelayanan table service. Namun, restoran ini juga menerima delivery
maupun take-out order.
Restoran ini berada di kawasan niaga Plaza Cirendeu, Cirendeu,
Tangerang Selatan. Restoran ini tidak langsung menghadap jalan raya Cirendeu
dan tidak terdapat papan penanda di samping jalan raya tersebut. Pada kawasan
tersebut banyak terdapat restoran dengan konsep dine-in dengan dengan menu
masakan yang berbeda-beda. Selain terdapat banyak restoran, kawasan Plaza
Cirendeu lebih dikenal karena supermarket Superindo.
Lokasi restoran Signora Pasta tidak jauh dari hunian menengah dan
menengah keatas. Dengan pertimbangan lokasi ini pemilik restoran tidak
membatasi target market tertentu. Pemilik ingin restoran terbuka untuk semua
kalangan yang ingin merasakan cita rasa italia tradisional, namun tetap terlihat
eksklusif dan berkelas.
Gambar 3.13: Lokasi Restoran Signora Pasta
(sumber: earth.google.com)
Restoran ini mencoba menerapkan desain klasik untuk mencerminkan
menu masakan tradisional italia. Desain klasik ini terlihat pada pemanfaatan
elemen dekoratif seperti kanopi, pemilihan material finishing berupa batu alam
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
34pada dinding, dan juga layout fasad. Pada bagian muka bangunan terdapat tangga
sebagai akses masuk, teras yang dimanfaatkan untuk ruang makan outdoor, dan
pintu dan jendela yang simetris.
Desain Fasad Signora Pasta
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai. Kedua lantai tersebut ada pada bangunan
yang terpisah dan disatukan oleh tangga. Bangunan utama terletak di lantai dasar
yang terdiri dari area masuk, area makan, counter kasir, dan dapur. Sedangkan
pada lantai kedua terdiri dari area makan semi-outdoor. Fasad bangunan utama
terdiri dari area transisi berupa teras dengan penutup kanopi, pintu masuk, dan
juga jendela.
Secara umum, elemen yang tampakpada fasad yaitu elemen penanda,
elemen transisi, dan elemen material finishing. Ketiga elemen ini mengisi hampir
keseluruhan fasad bangunan. Area transisi berupa tangga kecil, teras, dan sirkulasi
menuju tangga ke lantai atas, dan pintu masuk. Pintu dan jendela berada pada satu
bidang namun tidak menyatu. Keduanya dipisahkan oleh aksen material batu alam
yang bersama-sama dengan kanopi menjadi elemen dekoratif. Elemen penanda
terdiri dari papan tulisan nama yang terdapat pada kanopi.Pada dinding
menggunakan cat berwarna krem dan memanfaatkan batu alam yang memberi
tekstur sehingga tidak terlihat monoton.
Gambar 3.14: Perbandingan fasad restoran Signora Pasta pada siang hari dan
malam hari serta elemen pembentuk fasad
(sumber: dokumentasi pribadi dan gogirlmagz.com)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
35
Tata Cahaya Pada Fasad Signora Pasta
Pada malam hari, tata cahaya pada keseluruhan fasad kurang terlihat
terang dibandingkan restoran Bebek Primen dan juga toko pakaian “Museum”
(gambar 3.15). Namun, jika dibandingkan dengan restoran Bebek Primen,
restoran Signora Pasta lebih terlihat dramatis akibat penggunaan accent lighting
pada fasad. Jika dibandingkan dengan sebelah toko pakaian di sebelah kanan
restoran Signora Pasta, toko pakaian tersebut sedikit lebih menarik karena
terdapat aksentuasi pencahayaan pada pintu masuk yang berwarna jingga, namun
aksentuasi pada elemen material Signora Pasta yang ditonjolkan melalui lampu
sorot memberikan efek yang lebih menarik.
Gambar 3.15: Signora Pasta dan bangunan di sebelahnya
(sumber: dokumentasi pribadi)
Elemen transisi merupakan area yang paling banyak memanfaatkan tata
cahaya. Pada area ini terdapat aktivitas makan dan juga sirkulasi. Sistem
pencahayaan yang digunakan adalah general lighting dan task lighting. Pada area
teras terdiri dari 2 titik lampu general light yang berwarna putih, 1 lampu sorot
berwarna putih, 2 lampu general light yang berwarna kuning, dan 2 lampu sorot
yang diarahkan pada dinding (gambar 3.16).
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
36
Gambar 3.16 : Lighting plan pada area teras Signora Pasta
(sumber ilustrasi pribadi)
Lampu general light yang digunakan mempunyai distribusi cahaya yang
luas dari dinding hingga lantai. Selain itu Iluminasi dari cahaya yang dihasilkan
mampu menerangi area meja makan, sedangkan lampu sorot berwarna kuning
dimaksudkan untuk menerangi dinding batu sebagai aksen. Lampu general light
berwarna kuning dimanfaatkan untuk menampilkan warna asli dari dinding dan
pada warna makanan. Dan dengan peletakannya yang dekat dengan dinding,
lampu berwarna kuning ini mampu menyinari seluruh permukaan dinding secara
merata, sehingga kesan terang dapat dicapai (gambar 3.17). Pemanfaatan lampu
berwarna putih yang berada tepat diatas meja makan untuk menetralkan warna
dari makanan yang disajikan agar tidak terlihat kekuningan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
37
Gambar 3.17 Area teras Restoran Signora Pasta
(sumber foto: keannybicaralantang.blogspot.com)
Pada areal tangga terdapat lampu taman yang berada di kanan dan kiri
(gambar 3.17). Lampu taman ini kurang membantu visibilitas pada tangga karena
sebaran cahaya yang tidak luas. Namun, terdapat lampu sorot berwarna putih pada
ceiling area teras yang menyinari area tangga masuk. Lampu sorot berwarna putih
ini sebaran cahayanya lebih luas (gambar 3.16) karena jarak antara lantai dengan
lampu cukup jauh (sekitar 2 meter). Lampu sorot berwarna putih ini membantu
visibilitas area tangga.
Elemen kedua yang nampak pada fasad adalah elemen penanda, elemen
ini disorot lampu dari kanan dan kiri (gambar 3.18). Namun sebaran cahaya pada
lampu kurang tepat sasaran. Hal ini terlihat dari iluminasi yang hanya jatuh pada
latar berwarna hijau pada elemen penanda. Namun selain itu juga terdapat elemen
penanda berupa tulisan pada kanopi diatas pintu masuk (gambar 3.18). Tulisan ini
diterangi oleh general light pada area teras yang cahayanya merata pada kanopi.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
38
Gambar 3.18: Elemen penanda restoran Signora Pasta
(sumber: atas – dokumentasi pribadi, bawah – foursquare.com)
Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Restoran Signora Pasta
Berdasarkan jumlah titik lampu dan area yang diterangi cahaya, tata
cahaya yang dominan pada fasad adalah pada area transisi. Dibandingkan dengan
elemen penanda. Elemen transisi yang terdiri dari tangga masuk dan teras,
menjadi lebih kontras dengan sekitarnya.Lampu menggunakan kombinasi warna
lampu kekuningan dan putih pada general light maupun pada lampu sorot.
Penggunaan warna lampu yang kekuningan memberikan tone dengan kesan
hangat dan santai yang membuat suasana ruang yang didesain seperti berada di
teras rumah klasik.
Secara umum, dengan hadirnya kombinasi sistem pencahayaan dan jumlah
lampu yang cukup banyak pencahayaan di area transisi, terlihat bahwa pemilik
restoran ingin menghadirkan keterbukaan dengan membawa ruang makan ke area
teras. Area ini menunjukan aktivitas dan jumlah pengunjung yang datang.
Aktivitas yang ada di area ini menjadi bukti sosial (social proof) yang membantu
menarik perhatian calon pngunjung maupun orang yang berada di sekitarnya.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
39Pada area transisi juga terdapat detail-detail pencahayaan. Pada area
transisi juga terlihat penggunaan lampu yang terletak di kanan dan kiri tangga
pada area tangga masuk. Dengan pencahayaan ini area tangga menjadi terlihat
jelas dari kejauhan dan calon pengunjung mudah mengenali dimana area masuk.
Lampu ini juga menjadi elemen dekoratif yang membantu memberikan suasana
tertentu pada area masuk.
Sedangkan pada elemen penanda, spotlight tidak secara tepat menerangi
nama restoran. Hal ini terlihat dari iluminasi yang jatuh pada latar berwarna hijau
pada elemen penanda. Akibatnya nama restoran menjadi tidak terlihat dengan
jelas bagi calon pengunjung yang berada jauh dari luar bangunan. Elemen
penanda lainnya berada pada kanopi diatas pintu masuk (gambar 3.18). Tulisan ini
lebih mudah dilihat karena diterangi cahaya yang cukup pada area teras.
Walaupun tulisan yang ditampilkan cukup kecil dan hanya bisa terlihat hingga
jarak 4-5 meter (gambar 3.19).
Gambar 3.19 Visibilitas tulisan pada jarak 4-5 meter (sumber: ilustrasi pribadi)
Elemen glazing pada fasad bangunan menggunakan material kaca dengan
tingkat reflektif rendah. Akibat tingkat reflektif yang rendah, suasana interior di
dalam ruang menjadi mudah terlihat dari area teras. Tetapi pada area transisi
terdapat pagar berupa tanaman. Pagar ini cukup menghalangi visibilitas ruang
interior (gambar 3.20).
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
40
Gambar 3.20: Visibilitas interior terhalang oleh pagar.
(sumber: ilustrasi pribadi)
Area teras menjadi poin utama untuk restoran ini mencapai suasana yang
sesuai dengan target marketnya. Dengan desain area fasad yang dibagi menjadi
area tangga dan juga area teras. Layout area masuk terdiri dari tangga dan juga
pagar dan memaksa komitmen tinggi oleh pengunjung, namun dengan tata cahaya
yang terang pada area teras, pemilik ingin menunjukan keterbukaannya dengan
mengundang calon pengunjung melalui aktivitas pengunjung lainnya di area teras.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
413. 3. Oenpao
Konsep Restoran Oenpao
Gambar 3.21 Restoran Oenpao (sumber: dokumentasi pribadi)
Oenpao merupakan restoran franchise yang memiliki spesialisasi dalam
masakan asia. Menurut Manajer Operasional, Oenpao mengambil konsep dine-in
dengan open kitchen menjadi daya tarik utama. Open-kitchen adalah konsep
desain restoran dimana dapur dapat dengan mudah terlihat dari ruang makan dan
juga tampak bangunan. Pelayanan yang mereka lakukan adalah table service
dengan mengacu pada konsep casual restaurant. Walaupun mereka
mengutamakan konsep dine-in, mereka juga menerima take-out dan layanan
delivery.
Restoran ini salah satunya berada di Plaza Pondok Indah dan menghadap
ke arah Rumah Sakit Pondok Indah (gambar 3.22).Sama halnya dengan restoran
Domino’s Pizza, restoran ini dekat dengan hunian menengah keatas dan rumah
sakit swasta Pondok Indah serta berada pada kawasan niaga yang terdiri dari
kantor bank. Atas pertimbangan lokasi dan juga konsep dari pemilik franchise,
maka restoran ini menawarkan breakfast hingga dinner sebagai main course.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
42
Gambar 3.22: Lokasi Restoran Oenpao
(tanda “x”, sumber Google Earth)
Seperti Domino’s Pizza, kawasan ini terdapat beberapa restoran sejenis
yang menjadi kompetitor. Restoran yang menjadi kompetitor tersebut banyak
dikunjungi oleh remaja dan juga karyawan kantor. Di tengah kompetisi tersebut,
Oenpao mencoba mencapai target market spesifik yaitu keluarga muda dan juga
karyawan kantor. Atas dasar pertimbangan ini, mereka mengoperasikan restoran
dari jam 7 pagi hingga jam 2 malam.
Desain restoran kemudian menyesuaikan dengan konsep menu masakan
dan juga target market. Dengan konsep tersebut, restoran ingin mencitrakan menu
masakan asia dengan target market yang sudah direncanakan. Citra tersebut ingin
ditampilkan pada fasad dan juga suasana interior yang terlihat dari luar bangunan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
43Desain Fasad Oenpao
Restoran ini didirikan tahun 2005 dan berkapasitas 86 kursi yang terbagi
di 2 lantai. Di lantai dasar, fasad bangunan Oenpao terdiri dari area masuk dengan
elemen glazing pada jendela dan juga pintu masuk. Restoran ini sedikit lebih maju
dibanding bangunan yang berada di sebelah kirinya. Sehingga, restoran ini
memiliki 2 arah pandang. Arah pandang utama adalah arah pandang yang
menghadap ke rumah sakit pondok indah. Diantara lantai dasar dengan lantai atas
terdapat elemen penanda berupa boks panel pada 2 sisi bangunan yang berisi
informasi mengenai nama restoran, jenis menu, dan nomor yang dapat dihubungi.
Boks panel tersebut berwarna merah. Pada lantai atas, fasad terdiri dari elemen
glazing dengan tingkat reflektif rendah. Penggunaan material finishing pada
dinding menggunakan cat berwarna abua-abu tua dan merah dengan karakter
matte atau tidak glossy, yang menyerap cahaya dan tidak terlalu merefleksikan
cahaya.
Gambar 3.23: Fasad restoran Oenpao pada siang hari. (sumber: openrice.com)
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
44Tata Cahaya Pada Fasad Oenpao
Pada malam hari, tata cahaya pada interior yang terlihat dari luar bangunan
dan juga elemen penanda menjadi poin utama visibilitas bangunan. Jika dibanding
dengan bangunan toko roti Sun Flower di sebelah kanan, impresi terang yang
dihasilkan sedikit lebih rendah. Hal ini karena tata cahata interior Oenpao yang
sedikit redup dan juga warna dari elemen material dinding yang berwarna abu-
abua tua dan merah. Warna material elemen penanda juga berwarna merah.
Elemen penanda yang berwarna merah ini, impresi yang dihasilkan terlihat kalah
terang dibandingkan elemen penanda toko roti yang berwarna jingga kekuningan.
Kemudian dibandingkan dengan bangunan di sebelah kirinya yaitu restoran Bu
Titiek, impresi tata cahaya Oenpao juga kalah terang. Restoran Bu Titiek terlihat
terang akibat penggunaan lampu sorot pada fasad yang diarahkan ke elemen
penanda dan dinding berwarna putih, serta dari tata cahaya interior yang
kemerataan cahayanya lebih luas dibanding Oenpao.
Gambar 3.24: Perbandingan tata cahaya restoran Oenpao dengan 2
bangunan di sekitarnya. (sumber: dokumentasi pribadi)
Impresi redup yang dihasilkan oleh restoran Oenpao tidak terlalu memberi
kontras antara bangunan dengan lingkungannya. Namun, hal ini bukan masalah
bagi Oenpao. Karena dengan tata cahaya yang diaplikasikan diyakini sesuai
dengan suasana yang diinginkan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
45Secara umum, tata cahaya pada elemen fasad bangunan Oenpao terdiri
dari tata cahaya pada elemen transisi, elemen penanda, dan juga interior ruang
yang hadi akibat pemanfaatan elemen glazing. Jika dilihat dari ukurannya secara
keseluruhan, tata cahaya pada interior lebih mengisi pencahayaan pada fasad
dibanding dengan tata cahaya pada elemen transisi dan juga elemen penanda.
Tata cahaya pada interior terdiri dari lampu sorot dan lampu gantung.
Lampu sorot berukuran kecil dengan penyebaran sinar yang tidak luas (gambar
3.25). Sedangkan lampu gantung letaknya sedikit diatas mata manusia yang
sedang duduk. Luminer pada lampu gantung digunakan diberi tudung sehingga
penyebaran cahaya terfokus pada meja makan dan tidak membuat silau. Lampu
menggunakan warna yang kekuning dengan luminer yang tergantung dari langit-
langit. Suasana yang dihasilkan dari teknik pencahayaan di dalam interior
memberi kesan hangat dan cukup intim karena cahaya yang terlihat dari luar
bangunan cukup redup.
Gambar 3.25 : Elemen display yang menampilkan suasana
interior restoran Oenpao (sumber: dokumentasi pribadi)
Pada interior ruang juga terdapat tata cahaya pada area dapur. Area dapur
menggunakan spotlight yang diarahkan ke meja dapur dan area memasak.
Pencahayaan pada area ini juga terlihat dari luar bangunan akibat penggunaan
elemen glazing yang memungkinkan orang yang berada di luar bangunan untuk
bisa melihat aktivitas di dapur. Pada dapur juga terdapat spotlight yang
menggantung pada elemen glazing. Spotlight diarahkan kepada masakan, yaitu
ayam yang sudah dibakar. Spotlight ini menurut manajer restoran untuk
memperlihatkan kesan bahwa makanan yang disajikan masih fresh (gambar 3.26).
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
46
Gambar 3.26 Spotlight pada elemen display (ditandai kotak biru)
sumber: dokumentasi pribadi
Pada elemen penanda, terdiri dari elemen panel box pada kedua sisi muka
bangunan. Panel box letaknya menggantung pada kanopi. Letak panel box ini
mudah dilihat baik dari jarak 2 meter hingga dari trotoar di seberang bangunan,
yaitu Rumah Sakit Pondok Indah dan juga dari berbagai jarak di arah selatan
bangunan (gambar 3.27).
Gambar 3.27 Visbilitas elemen penanda Oenpao
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
47Elemen penanda pada panel box menyatu dengan elemen penanda. Pada
panel box ini menggunakan material akrilik sebagai penutupnya. Penggunaan
material akrilik menghasilkan penyebaran cahaya yang merata.
Gambar 3.28 Panel box dan tata cahaya pada area transisi
(sumber: dokumentasi pribadi)
Pada elemen transisi digunakan sistem pencahayaan general lighting.
General light memberikan visibilitas pada area trasnsisi yang berupa tangga.
Penggunaan general light menghasilkan cahaya yang menyebar. Penyebaran
cahaya ini sampai pada banner yang ditempel pada elemen glazing. Dan
membantu visibilitas dari banner tersebut.
Material finishing berupa cat dinding berwarna merah dengan karakter
matte.cat dinding ini menyerap cahaya dan tidak memantulkannya secara berlebih
sehingga tidak menyebakan efek silau. Penggunaan cat ini ini menyebabkan
impresi gelap, sehingga restoran tidak terlihat terang. Penggunaan warna cat
tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan konsep menu masakan asia.
Pengaruh Desain Tata Cahaya Terhadap Citra Restoran Oenpao
Berdasarkan visibilitas yang terlihat pada fasad, tata cahaya yang dominan
adalah pada interior karena pemanfaaatan elemen glazing. Pada elemen glazing
juga terdapat detail-detail pencahayaan. Detail-detail tersebut berupa lampu sorot
yang menempel pada elemen glazing yang mempertegas menu masakan yang
ditampilkan di elemen glazing. Tata cahaya pada elemen transisi juga berfungsi
membantu calon pengunjung menambah visibilitas pada tangga sekaligus
menerangi banner pada kaca.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
48Penggunaan lampu yang warm memberi tone pada fasad bangunan dan
menimbulkan kesan hangat. Selain itu, interior ruang juga memberi pengaruh
terhadap tone. Titik lampu yang rendah yang ditunjukkan pada lampu gantung,
persebaran cahaya yang tidak luas, dan tingkat penerangan lampu yang redup,
memberi kesan bahwa suasana makan di dalam cukup dekat atau intim. Suasana
ini ingin disesuaikan dengan target market pasangan muda secara spesifik.
Secara umum, efek yang dihasilkan interior akibat pemanfaatan elemen
glazing ingin menampilkan bukti sosial kepada calon pengunjung dan orang yang
berada di sekitar bangunan. Efek ini memberi gambaran akan aktivitas dan
suasana hangat melalui tata cahaya yang kekuningan dan juga kesan dekat atau
intim yang ada di dalam restoran sekaligus dapat menarik pengunjung.
Penggunaan elemen glazing yang memperlihatkan suasana dalam interior
juga meningkatkan komitmen kepada calon pengunjung. Pengunjung yang tertarik
dapat dengan mudah masuk dan memesan makanan. Sedangkan pengunjung yang
melihat area display dan suasana interior yang tidak sesuai dengan keinginannya
tidak masuk ke dalam bangunan.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
493. 4. Perbandingan Studi Kasus
Dari pembahasan ketiga studi kasus, dapat terlihat permbandingan peran
tata cahaya pada elemen fasad restoran dan pengaruhnya terhadap citra yang
dihasilkan. Berdasarkan teori bahwa citra pada bangunan restoran dibentuk dari
tone yang ditimbulkan pada fasad, bukti sosial yang ingin dihadirkan, dan
pengaruhnya kepada komitmen calon pengunjung untuk masuk ke dalam restoran.
Tone mempengaruhi impresi yang dihasilkan pada fasad. Perbandingan
tone tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 : Perbandingan tone dan kesan yang dihasilkan
Restoran Tone Kesan yang dihasilkan
Domino’s
Pizza
Penggunaan warna pada material elemen penanda
Penggunaan warna lampu warm
Pemanfaaatan elemen glazing untuk menunjukkan interior
Penyebaran cahaya yang luas
Penggunaan warna material elemen penanda, penggunaan lampu, dan juga persebaran cahaya yang luas membuat kesan hangat, nyaman, dan ceria.
Signora Pasta Penggunaan warna lampu warm pada elemen transisi
Penyebaran cahaya yang luas pada area transisi
Teknik pencahayaan general light dan accent light
Penggunaan warna lampu warm dan persebaran cahaya lampu yang luas area transisi (teras) memberi kesan hangat dan terang. Teknik pencahayaan accent light memberi efek pada dinding dekoratif dan menambah kesan santai dan nyaman seperti di dalam rumah
Oenpao Pemanfaatan elemen glazing yang mempermudah visibilitas ke dalam restoran
Penggunaan warna lampu warm pada interior ruang
Penyebaran cahaya yang tidak luas pada interior
Luminer lampu yang digantung pada level rendah
Penggunaan warna lampu warm pada interior memberi kesan hangat. Luminer lampu dan juga persebaran cahaya lampu yang tidak luas memberi kesan intim. Semua kesan ini ditunjukkan melalui pemanfaatan elemen glazing yang memudahkan orang di sekitar melihat ke dalam interior.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
50Pemanfaatan elemen glazing pada ketiga studi kasus, menghasilkan
visibilitas ruang dalam (interior) kepada orang yang berada di luar bangunan.
Akibat visibilitas yang dihasilkan tersebut memberikan gambaran akan suasana
makan dan juga memberikan bukti sosial (social proof) pada ketiga restoran
tersebut. Kesan akibat visibilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 : Perbandingan visibilitas interior dan kesan yang dihasilkan
Restoran Visibilitas akan ruang dalam Kesan yang dihasilkan
Domino’s
Pizza
Pemanfaatan tata cahaya pada teras yang merupakan elemen transisi
Pemanfaaatan elemen glazing dengan tingkat reflektif rendah
Penyebaran cahaya lampu interior yang luas
Memudahkan calon pengunjung dan juga orang yang berada di sekitar bangunan untuk melihat ke area teras. Sehingga apabila ada aktivitas dari pengunjung dan tingkat keramaian akan memberi bukti sosial bagi orang yang berada di luar bangunan.
Signora Pasta Pemanfaatan elemen glazing mengakibatkan tata cahaya yang kontras pada area teras dibandingkan dengan tata cahaya pada tangga yang merupakan akses masuk
Penyebaran cahaya lampu pada area teras yang luas
Pemanfaatan area teras memudahkan orang di sekitar untuk melihat dan mendapat gambaran akan suasana di dalam interior. Sekaligus apabila ada aktivitas dari pengunjung dan tingkat keramaian akan memberi bukti sosial bagi orang yang berada di luar bangunan.
Oenpao Pemanfaatan elemen glazing dan tata cahaya yang kontras pada interior dibandingkan dengan tata cahaya pada elemen transisi dan elemen penanda
Pemanfaatan elemen glazing memudahkan orang di skeitar untuk melihat suasana di dalam interior yang diperkuat dengan tata cahaya di dalam restoran. Sehingga apabila ada aktivitas dari pengunjung dan tingkat keramaian akan memberi bukti sosial bagi orang yang berada di luar bangunan.
Impresi dan juga bukti sosial mempengaruhi komitmen calon pengunjung
untuk memasuki bangunan, terlepas dari layout eksisting dari area masuk, tata
cahaya dapat berperan memperkuat atau justru memberi efek lain pada area
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
51masuk. Berikut ini adalah pemanfaatan tata cahaya pada area masuk dan juga
kesan yang dihasilkan pada tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3 : Perbandingan tata cahaya pada area masuk dan kesan yang dihasilkan
Restoran Visibilitas akan ruang dalam Kesan yang dihasilkan
Domino’s
Pizza
Visibilitas interior restoran dari luar bangunan
Cahaya yang terang pada area transisi
Komitmen rendah karena, Calon pengunjung dapat dengan
mudah mendapat gambaran akan suasana sehingga ia tidak perlu sungkan untuk masuk restoran.
Memudahkan calon pengunjung untuk masuk melalui pintu karena area transisi yang terang dan calon pengunjung dapat dengan mudah masuk dan keluar tanpa harus membeli
Signora
Pasta
Area teras restoran dari luar bangunan dapat dengan mudah dilihat dari luar, namun interior sulit dilihat.
Desain area masuk berupa tangga yang di kanan dan kirinya terdapat tanaman. Selain itu tata cahaya berupa lampu dekoratif pada kanan dan kiri tangga.
Komitmen tinggi, Karena orang di sekitar bangunan
sulit mendapat gambaran ruang di dalam restoran.
Walau terdapat area teras, namun tangga masuk menuju area teras terkesan eksklusif dengan desain dan tata cahaya yang terdapat di kanan dan kiri tangga.
Oenpao Visibilitas interior restoran dari luar bangunan
Cahaya yang redup pada area interior dan juga transisi
Komitmen tinggi karena, Calon pengunjung dapat dengan
mudah mendapat gambaran akan suasana sehingga ia tidak perlu sungkan untuk masuk restoran.
Memberikan kesan eksklusif bagi calon pengunjung karena cahaya yang redup pada interior dan juga area transisi
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
52BAB IV
KESIMPULAN
Tata cahaya merupakan bagian dari desain yang mengacu pada konsep
restoran. Salah satu bagian dari bangunan yang berhubungan dengan calon
pengunjung adalah fasad. Desain fasad, membantu calon pengunjung untuk
mendapat citra akan restoran dan konsep restoran. Melalui tata cahaya bersama
dengan fasad, citra akan restoran coba dihadirkan melalui beberapa cara.
Citra yang ditampilkan oleh fasad ditentukan pertama kali melalui
visibilitas fasad dibanding dengan lingkungan sekitarnya.Suatu desain tata cahaya
harus mampu memenuhi kebutuhan visual sehingga membantu calon pengunjung
mengenali jenis restoran. Desain tata cahaya ini sekaligus menarik pengunjung.
Desain tata cahaya yang menarik secara visual dan membantu mengenali restoran
melalui:
• Desain tata cahaya pada fasad restoran memenuhi kebutuhan visual
melalui penggunaan general lighting pada area transisi seperti pada ketiga
studi kasus.
• Tata cahaya pada elemen penanda yang baik membantu kebutuhan visual
dalam mengidentifikasi bangunandan membantu memberi ekspektasi
dasar akan jenis restoran dan makanan apa yang mungkin disajikan.
• Penggunaan material dan warna pada luminer elemen penanda mampu
menarik perhatian orang yang berada di sekitar bangunan.
• Peran elemen glazing pada ketiga restoran tersebut sama-sama ingin ingin
menghadirkan suasana makan yang ditawarkan restoran. Suasana makan
tersebut membantu calon pengunjung untuk mengidentifikasi jenis
restoran selain dari elemen penanda
Pada ketiga studi kasus terlihat pemanfaatan efek tata cahaya interior yang
terlihat akibat pemanfaatan elemen glazing dengan tingkat refleksi rendah
terhadap cahaya dan juga pemanfaatan tata cahaya pada elemen penanda. Pada
restoran Domino’s Pizza, elemen penanda memberi ekspektasi dasar akan jenis
restoran dan makanan apa yang mungkin disajikan. Kemudian diperkuat dengan
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
53tata cahaya pada interior yang menampilkan aktivitas makan yang ada di dalam
bangunan. Sedangkan pada restoran Signora Pasta, tata cahaya pada teras (elemen
transisi) menutupi kekurangan yang terjadi pada elemen penanda. Elemen
penanda sebenarnya cukup terlihat walaupun tata cahaya kurang optimal.
Kekurangan ini teratasi oleh hadirnya area teras pada elemen transisi. Tata cahaya
pada area teras cukup mencerminkan suasana yang ada di dalam restoran tersebut.
Tata cahaya pada elemen transisi sendiri menjadi tidak terlalu penting. Pada
restoran Oenpao, elemen penanda diperkuat dengan pemanfaatan tata cahaya di
interior yang terlihat berkat elemen glazingmemberi gambaran akan suasana
makan kepada orang yang berada di luar restoran.
Tata cahaya pada setiap elemen fasad memberi tone tertentu pada fasad
bangunan. Tone ini membantu calon pengunjung untuk memperoleh gambaran
akan restoran.Tone pada fasad pada ketiga studi kasus diatas memberi kesan
berbeda. Pada Domino’s Pizza tone warm dan cahaya yang terang memberikan
kesan ceria. Kesan tersebut diperkuat melalui warna lampu dan kemerataan
cahaya yang luas serta diperkuat dengan penggunaan warna pada elemen material
finishing dan elemen penanda yang menyala dengan jelas pada malam hari.
Sedangkan pada Signora Pasta warna lampu yang warm diperkuat dengan
accentlightingmemberikan tone santai atau non-formal dan hangat seperti berada
pada rumah sendiri. Tone pada Oenpao memberi kesan hangat karena penggunaan
lampu berwarna kekuningan dan juga penyebaran cahaya yang tidak luas yang
menimbulkan kesan dekat atau intim.
Peran efek tata cahaya pada elemen glazing yang diperkuat dengan tata
cahaya pada interior pada ketiga restoran tersebut sama-sama ingin menghadirkan
suasana makan yang ditawarkan restoran. Suasana makan tersebut membantu
pemilik restoran untuk memberikan “bukti sosial” kepada calon pengunjung.Tata
cahaya pada elemen transisi dan juga elemen display memberi kejelasan visual
pada calon pengunjung. Kejelasan visual ini membantu membentuk komitmen
calon pengunjung. Kejelasan visual membentuk komitmen yang tinggi kepada
calon pengunjung, karena ia sudah mendapat gambaran akan restoran sebelum
memasukinya.
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
54DAFTAR REFERENSI
Buku
Dittmer, Paul R.& Grriffin, Gerald G. Dimensions of the Hospitality Industry.
New York, 1993
Egan, M. David & Olgyay, Victor W. Architectural Lighting. New York : The
McGraw-Hill Companies. 1983
Philips Lighting B. V. Lighting Manual. Eindhoven: Philips Lighting. 1993
Michel, Lou. Light: The Shape of Space: Designing with Space and Light. New
York: Van Nostrand Reinhold. 1995
Piotrowski, Christine M. &Rogers, Elizabeth A.Designing Commercial Interiors.
New York: John Wiley & Sons Inc. 1999
Green, William R. The Retail Store : Design and Construction. New York: Van
Nostrand Reinhold Company Inc. 1986
Mesher, Lynne. Basic Interior Design: Retail Design.London: Ava Publishing.
2010
Tim Penyusun, Panduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi dan Penting di
Wilayah DKI Jakarta. Jakarta: Dinas Penerangan Jalan Umum DKI Jakarta. 1999
Walker, John R. The Restaurant, From Concept to Operation : 5th Edition.
Canada: John Wiley & Sons. 2008
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012
Universitas Indonesia
55Baraban, Regina S. dan Joseph F Durocher. Successful Restaurant Design. New
York: Van Nostrand Reinhold. 1998
Jurnal
Quartier, Katelijn, Christiaans, Henri&Van Cleempoel, Koenraad. 2009. ‘Retail
design: lighting as an atmospheric tool, creating experiences which influence
consumers’ mood and behaviour in commercial spaces’. Undisciplined! Design
Research Society Conference 2008, Sheffield Hallam University, Sheffield, UK,
16-19 Juli 2008.
Internet
http://www.erco.com
http://www.b-u.ac.in
Peran tata..., Candra Kusuma, FT UI, 2012