peran guru dalam pengembangan kurikulum.docx

28
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM OLEH : ZULKARNAIN BARUS NIM. 8146132060 KELAS: AW2 PROGRAM STUDI AP KEPENGAWASAN

Upload: zulkarnainbarus

Post on 01-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

OLEH :ZULKARNAIN BARUSNIM. 8146132060KELAS: AW2

PROGRAM STUDI AP KEPENGAWASANSEKOLAH PASCASARJANA UNIMED2015

PENDAHULUANPerkembangan pendidikan dari sebuah bangsa tidak bisa terlepas dari perkembangan pada masyarakatnya sendiri. Permkembangan masyarakat sangatlah dinamis. Perkembangan yang dinamis itu harus mampu diikuti oleh perkembangan dalam dunia pendidikannya. Pendidikan akan selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat yang merupakan konsumen dari pendidikan itu sendiri. Untuk bisa tetap mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, pendidikan juga harus bisa untuk dikembangkan. Satu hal dalam pendidikan yang harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman adalah kurikulum.Kurikulum memiliki fungsi yang vital dalam pendidikan sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses sebuah pendidikan. Pendidikan yang dikelola dengan baik pasti juga melakukan pengelolaan kurikulum yang baik pula. Salah satu bentuk pengelolaan kurikulum adalah dengan melakukan pengembangan, perubahan dan perbaikan terhadap kurikulum. Dengan kurikulum yang baik maka pada akhirnya akan menentukan bentuk dan kualitas sebuah pendidikan bagi sebuah bangsa. Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan. Guru mengemban tugas sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003, bertugas untk melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. Oleh sebab itu guru haruslah memahami seluk beluk kurikulum agar bisa melakukan pengembangan terhadap kurikulum.Masih banyak guru yang belum memahami betul mengenai kurikulum yang ada dan dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Bahkan masih banyak juga kita temukan fakta di lapangan bahwa guru tidak memiliki peran apa-apa dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu maka dalam artikel ini bertujuan untuk menjawab tentang bagaimana sebenarnya peran guru dalam pengembangan kurikulum itu sendiri dan bagaimana upaya pembinaan kurikulum bagi guru.

PEMBAHASANDefinisi Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pasal 1).Berangkat dari definisi di atas, maka guru merupakan sebuah profesi. Profesi merupakan sesuatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan keteladanan untuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuia dengan yang diharapkan, (Yamin, 2007:3). Dengan demikian, guru profesional adalah guru yang selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional juga rajin membaca literatur-literatur dengan tidak merasa rugi membeli buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau/musalla, di rumah dan sebagainya. Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat karena kewibawaannya sehingga masyarakat tidak meragukan figur seorang guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak meraka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Karen akepercayaan yang diberikan masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat sebaba tanggung jawab guru tidak hanya sebatas di sekolah, tapi juga di luar sekolah yaitu membina yang diberikan tidak hanya berkelompok tetapi juga secara individual seperti memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya di sekolah dan di luar sekolah. Menurut amatembun dalam Saipul Bahri (1997:32) bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Profesional Dan KurikulumSeorang guru profesional tidaklah cukup dengan hanya mengetahuai bagaiamana mendidik saja, atau hanya dengan memiliki ilmu yang tinggi dalam bidang yang yang akan diajarkannya. Tugas guru jauh lebih kompleks dari itu. Guru harus mampu mengajar anak didiknya dengan menguasai materi yang pelajaran, memiliki wawasan kependidikan, memiliki pengalaman mengajar dan lain-lain (Yamin 2007:48). Artinya seorang guru dituntut untuk tidak hanya memiliki pengetahuan akademis akan tetapi juga ketrampilan (Skill).Kurikulum mengandung muatan akdemis yang dalam penerapannya membutuhkan teknik dan pengalaman. Kurikulum peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu bukanlah hal yang tabu terdapat perbaikan dan perubahan-perubahan dalam kurikulum.Guru sebagai oknum yang menerapkan kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan yang telah dirancang oleh pemerintah haruslah mampu untuk menyampaikan kurikulum dan perubahannya kepada peserta didik dan juga dituntut untuk mampu ikut serta dalam perubahan kurikulum tersebut.Pengembangan KurikulumKurikulum memiliki sifat yang dinamis yang senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang mendasarinya. Sesuai dengan sifatnya tersebut, maka kurikulum itu dapat dikembangkan, diperbaiki atau dirubah sesuai dengan tuntutannya. Sebuah kurikulum dikembangkan atas dasar kebutuhan yang berkembang di masyarakat pada sebuah negara. Tujuan pendidikan pada sebuah negara dapat mengalami perubahan secara fundamental bila terjadi perubahan situasi pada negara tersebut. Dengan terjadi perubahan tujuan pendidikan, secara otomatis kurikulum juga harus mengalami perubahan secara menyeluruh juga. Menurut Nasution (2014:251) ada dua hal yang bisa membuat sebuah kurikulum mengalami perubahan, yaitu:1) Bila tekanan dalam tujuan pendidikan mengalami pergeseran2) Bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar mengajarDalam pengembangan kurikulum kita mengenal beberapa istilah lainnya, yaitu: perbaikan kurikulum dan perubahan kurikulum. Perbaikan kurikulum biasanya hanya mengenai satu atau beberapa aspek dari kurikulum itu, sedangkan perubahan kurikulum biasanya mengenai perubahan dasar-dasarnya baik mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Nasution, 2014:252).Definisi Pengembangan KurikulumMenurut Wiji Hidayati (2013:6), pengembangan kurikulum (curriculum development) pada dasarnya merupakan proses yang dimulai dari kegiatan menyusun kurikulum, mengimplementasikan, mengevaluasi dan memperbaiki sehingga diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal. Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa dalam pengembangan sebuah kurikulum ada tahapan mulai dari menyusunan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan memperbaiki. Pengembangan kurikulum tidak sama dengan perbaikan kurikulum.Pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 36:Ayat 1:Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasionalAyat 2: Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan sesuai dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didikPengembangan kurikulum dapat dilakukan pada empat tingkatan, yaitu:a) Pengembangan kurikulum pada tingkat nasionalb) Pengembangan kurikulum pada tingkat lembaga/institusic) Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajarand) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran

Asas-Asas Pengembangan KurikulumMenurut Nana Syaodih (dalam Wiji Hidayati 2012), asas/landasan dalam pengembangan kurikulum, adalah bidang-bidang yang dapat dijadikan dasar poko keputusan tentang kurikulum. Asa-asas tersebut dapat digunakan untuk menjawap pertanyaan-pertanyaan mendasar atas sebuah pengembangan kurikulum. Ada beberapa pendapat para ahli tentang asas/landasan pengembangan kurikulum. Menurut James A. Beane, ada tiga landasan pengembangan kurikulum, yaitu: 1) Landasan filsafat, sosiologi, psikologi. Sedangkan Nana Syaodih menyebutkan ada empat landasan pengembangan kurikulum: Landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan perkembangan ilmu dan teknologi. S Nasution melihat empat asas kurikulum, yaitu: asas filosofis, psikologis, sosiologis dan organisatoris.Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa yang menjadi asas pengembangan kurikulum adalah: landasan agama, filosofis, psikologis, sosial budaya, perkembangan ilmu teknologi dan organisatoris.Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip merupakan sebuah kaidah kebenaran yang dapat dipercaya pada suatu masa tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Prinsip juga bisa diibaratkan sebagai rambu-rambu atau pedoman dalam melaksanakan sesuatu. Jadi prinsip pengembangan kurikulum merupakan pedoman yang benar dan dapat dipercaya dalam pengembangan kurikulum.Menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany ( dalam Wiji Hidayati 2012), ada tujuh prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:a) Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainyab) Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-kandungan kurikulumc) Prinsip berkaitan denga bakat, minat kemampuan dan kebutuhan peserta didikd) Prinsip perkembangan dan perubahane) Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulumf) Prinsip menyeluruh (universal)g) Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulumPendekatan dalam Pengembangan kurikulumSetidaknya ada empat pendekatan yang dikemukakan para ahli dalam pengembangan kurikulum, yaitu:a) Pendekatan Subjek AkademisPendekatan ini didasarkan pada sistematis displin ilmu masing-masing. Pendekatan ini berpijak pada teori pendidikan klasik yang berasumsi bahwa semua ilmu pengetahuan, ide-ide dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para ahli terdahulu. Pendidikan hanya berfungsi untuk memelihara dan meneruskannya.b) Pendekatan HumanistisPendekatan ini bertolak dari ide memanusiakan manusia. Pendekatan ini berpijak pada teori pendidikan pribadi (personalized education) yang berasumsi bahwa anak atau peserta didik adalah yang utama dalam pendidikanc) Pendekatan rekonstruksiPendekatan ini bertolak dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat. Yang menjadi asumsi pendekatan ini adalah bahwa pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerjasama.d) Pendekatan TeknologisPendekatan ini bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu. Prinsip efesiensi dan efektifitas dalam pemilihan dan pelaksanaan program menjadi dasar bagi pendekatan ini. Kurikulum dalampendekatan ini dikembangkan melalui kegiatan uji coba dengan sampel-sampel dari suatu populasi yang sesuai.Model-Model Pengembangan KurikulumModel pengembangan kurikulum merupakan teori-teori atau langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum. Ada beberap ahli yang telah mengembangkan model-model dalam pengembangan kurikulum. Model-model tersebut adalah:1) Model Tyler2) Model Hilda Taba3) Model Harold B. Alberty4) Model David Marwick5) Model Beauchamp6) Model berdasarkan Kompetensi7) Model Administratif (the Administrative Model)8) Model Akar Rumput (Grass Roots Model)Peranan Guru Dalam Pengembangan KurikulumDari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat di bedakan antara sifat yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral. Pembagian kategori ini tentu saja- akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan kurikulum.Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah.Latar belakang pengembangan kurikulum menurut Dr. Nana Syaodih yaitu pertama, karena wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya berjauhan. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda yaitu ada yang daerahnya sangat maju sekali dan ada yang sangat terbelakang sekali,ada daerah yang tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada yang kaya dan miskin. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah mapan mampu berdiiri sendiri dan melakukan pengembangan sendiri karena memiiki personalia, fasilitas yang memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain kondisinya sangat memprihatinkan karena segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat, adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang ingin lebih mengutamakan kelompoknya dan menggunakan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut. 1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasiDalam kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengaddakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian. Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu sendiri.2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasiKurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kelebihannya adalah:a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.d) Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.Adapun beberapa kelemahannya adalah. a) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan kesesragaman demi persatuan dan kesatuan nasionalb) Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnyac) Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah laind) Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.e) Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.Guru Dan Upaya Pembinaan KurikulumUpaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan pembinaan kompetensi professional guru itu sendiri. Proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang bisa dilakukan agar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP adalah sbb :1. Menelaah GBPPDalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok bahasan, bahan pengajaran dan penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/caturwulan/semester.Telaah guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan :a) Berapa banyak pokok bahasan dalam satu caturwulan/semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya. Hal ini penting untuk membaginya ke dalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga memudahkan dalam menyusun satuan pelajaran.b) Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan bahan isi bahan atau/pokok bahasanyang ada dalam GBPP, melalui telaahan ini guru dapat mencari dan menentukan buku sumbar yang paling sesuai dengan isi npokok bahasan.c) Jenis alat peraga dan sarana belajar yang di perlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.d) Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru dapat mengumpulkan atau menyusun pertanyaan, dari berbagai sumber yang ada.2. Menyusun satuan pelajaran Berdasarkan telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satu satuan pelajaran untuk satu caturwulan/ semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu caturwulan/semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar, dan penilaiaan. Manfaat lain, guru tidak direpotkan membuat satuan pelajaran setiap kali akan mengajar.

Satuan pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan disempurnakan pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di tempuh guru dengan menggunakan satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.3. Penyediaan sumber (alat) fasilitas belajarMenyediakan sumber (alat) fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat peraga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi (topik-topik diskusi), keperluan permanen, alat untuk kunjungan ke luar kelas, dan lain-lain.Upaya pengelolaan sumber belajar dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga pada waktu pelaksanaannya dapat berjalan lancar, sumber belajar dapat di usahakan melaui berbagai cara misalnya membuat sendiri, menugaskan siswa, membeli, atau bekerja sama dengan orang lain/ pihak lain (meminjam, dll).4. Penilaian hasil belajarHasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan memberikan pertimbangan terhadap sesuatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu.Aktivitas Guru Dalam Merencanakan KurikulumPada dasarnya kegiatan merencanakan dapat meliputi menentukan tujuan pengajaran, penentuan bahan pelajaran, alat dan metode pengajaran, serta perencanaan penilaian pembelajaran. Dengan demikian kegiatan merencanakan merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan selain itu untuk mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif. Sebagai contoh, keberhasilan dalam implementasi kurikulum dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran pembelajaran yang disusun guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instruction design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. Empat kegiatan yang bisa dilakukan guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instruction design):1) Menentukan Tujuan yang Hendak Dicapai. Berangkat dari tujuan yang kongkrit inilah, hal ini akan menjadi patokan dalam melakukan dan melaksanakan langkah yang harus ditempuh termasuk cara bagaimana melaksanakannya. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar. Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi bahan pelajaran. Tujuan-tujuan tang telah ditentukan tersebut kemudian di bagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Adapun beberapa petunjuk untuk melakukan atau menentukan tujuan pembelajaran.a) Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.b) Tujuan bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata.c) Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.d) Pencapaian tujuan kadang waktu membutuhkan waktu yang relatif lama.e) Harus komprehensif, yang artinya mencakup segala tujuan yang ingin di tempuh oleh suatu sekolah tertentu.2) Menetapkan bahan ajar atau bahan pelajaran. Bahan pelajaran mencakup tiga komponen antara lain ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Dalam hal ini ketiga komponen tersebut dapat dirincikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tertentu.3) Menentukan metode pengajaran Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efesien dalam melakukan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode mengajar yaitu: Tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Bahan ajar yang akan diajarkan. Jenis kegiatan belajar anak didik yang diinginkan. 4) Merencanakan penilaian hasil belajar. Penilaian pada dasarnya penilaian adalah suatu proses penentuan nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks situasi tertentu. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan tes dan pengukuran. Tes merupakan bagian integral dari pengukuran, sedangkan pengukuran pengukuran merupakan bagian yang mungkin dilakukan dalam suatu penelitian.

HASIL DAN KESIMPULANKesimpulan Guru adalah sosok yang melaksanakan pendidikan dalam tempat tempat (lembaga pendidikan) tertentu sebagai pengajar yang mendidik peserta didik. Guru memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pengembangan masyarakat. Guru yang profesional harus mampu menyampaikan kurikulum dan perubahannya kepada peserta didik dan juga harus mampu melakukan pengembangan terhadap kurikulum.Pengembangan kurikulum bukanlah suatu hal yang tabu akan tetapi merupakan sebuah kebutuhan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan masyarakatDalam melakukan pengembangan kurikulum harus tetap berpedoman pada asas-asas yang tepat dan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai pula.Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam implementasinya. Guru juga memiliki peran ikut berpartisipasi dengan mengeluarkan ide-de dan pemikiran yang sebaik-baiknya dalam rangka pengembangan kurikulum secara desentralisasi.Menelaah GBPP, Menyusun satuan pelajaran, Penyediaan sumber (alat) fasilitas belajar, dan Penilaian hasil belajar merupakan upaya yang dapat dilakukan guru dalam pembinaan kurikulum. Selain itu, guru juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan dalam perannya mengembangkan kurikulum, yaitu: a) menetukan tujuan yang hendak dicapai, b) menetapkan bahan ajar atau pelajaran, c) menetukan metode pengajaran, d) merencanakan penilaian hasil belajarKesimpulanGuru dalam tugasnya sebagai ujung tombak pendidikan harus menguasai dan mampu untuk menyampaikan kurikulum yang di dalamnya terdapat tujuan pendidikan kepada peserta didiknya. Untuk itu guru harus ikut mengambil peran dalam pengembangan kurikulum baik di tingkat pembelajaran, matapelajaran, institusi maupun secara nasional.

DAFTAR PUSTAKAArifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosada

Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayati Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yokyakarta: Pedagogia (PT. Pustaka Insan Madani)Nasution S. 2014. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi AksaraRusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana

Saodih Sukmadinata Nana. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.

Sudjana Nana. 2002. Pengembangan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung: Algesindo.

Sulistyowati Endah. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yokyakarta: PT. Cipta Aji Parama

Yamin Martinis. 2007. Profesioanlisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press