pengujian toleransi padi (oryza sativa l.) terhadap

57
PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD A24062560 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: vanhanh

Post on 30-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)

TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN

AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD

A24062560

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)

TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN

Testing of Salinity Tolerance for Rice (Oryza sativa L.) at Germination Phase

Ahmad Muharram1, Abdul Qadir

2, dan Suwarno

3

1Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

3Staf Instalasi Peneliti Tanaman Padi, Muara, Bogor

Abstract

The objective of the research was to find out a simple, quick, and inexpensive method for

testing salt tolerance of rice genotypes at germination phase. Experiments were conducted at the

Laboratory of Seed Science and Technology, Bogor Agricultural University, and in a green

house at Experimental Station Muara, Bogor from June 2010 until February 2011. A total of 40

rice genotypes were used in the experiments. The standard method for testing salinity tolerance

was applied in the green house where two week old seedling were transplanted to soil medium

salinized with 4 000 ppm NaCl for 8 weeks. Dead leaf percentage variable could differentiate 7

tolerant rice genotypes, 19 moderately tolerant, 14 moderately susceptible, and 4 susceptible.

Lalan was the most tolerant rice genotype with the lowest dead leaf percentage (30.03%),

perfomed followed by B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 and B13136-3-MR-1-KY-5.

Germinating seed on stensil paper in UKDdp method with 8 000 ppm NaCl for 14 days was the

best method for differentiating the tolerant varieties from the susceptible at the laboratory

condition. However, The correlation coefficient value between salinity tolerance variable in the

laboratory and in the greenhouse is low -0.12608.

Keyword : genotype of rice, salinity tolerance, germination phase

Page 3: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

RINGKASAN

AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD. Pengujian Toleransi Padi (Oryza

sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase Perkecambahan. (Dibimbing oleh

ABDUL QADIR dan SUWARNO)

Tujuan dari penelitian ini adalah menyeleksi genotipe–genotipe padi yang

toleran salinitas serta mencari metode dalam menyeleksi yang cepat, murah dan

mudah padi pada fase perkecambahan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan

Juni 2010 sampai Februari 2011 bertempat di rumah kaca Instalasi Penelitian

Tanaman Padi Muara Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,

Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan utama, percobaan toleransi

salinitas di rumah kaca dan percobaan toleransi salinitas di laboratorium.

Percobaan di rumah kaca sebagai uji standar untuk mengetahui tingkat toleransi

padi terhadap salinitas. Percobaan ini menggunakan konsentrasi 4 000 ppm NaCl.

Pengamatan dilakukan hingga 8 minggu setelah tanam (MST). Percobaan di

laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan

beberapa metode yang berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi

terhadap salinitas. (2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi

genotipe padi terhadap salinitas. (3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40

genotipe padi dengan metode terbaik. Hasil percobaan di rumah kaca

dikorelasikan dengan hasil pengujian pada satu metode terpilih di laboratorium.

Pengujian pendahuluan pada percobaan di laboratorium dilakukan dengan

menggunakan media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan pada

percobaan ini yaitu tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit,

pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Media kertas yang digunakan adalah kertas

stensil. Konsentrasi NaCl yang digunakan 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000,

8 000, 9 000 dan 10 000 ppm. Analisis yang digunakan adalah uji t dan selisih

rataan antara varietas toleran dan peka untuk menentukan lima metode terbaik

pada penelitian ini. Pemilihan satu metode terpilih menggunakan media stensil

dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm NaCl. Analisis

menggunakan RKLT dua faktor dengan faktor pertama adalah metode dan faktor

kedua adalah genotipe serta dilihat pula selisih antara varietas toleran dan peka.

Page 4: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

ii

Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik

menggunakan kertas stensil 8 000 ppm NaCl yang merupakan metode yang

terseleksi dan terbaik dari pengujian sebelumnya. Analisis menggunakan

Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu

genotipe padi. Peubah yang diamati adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot

kering kecambah total, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar.

Pengujian di rumah kaca berdasarkan indikator persentase daun mati

menunjukkan bahwa tujuh genotipe berada pada tingkat toleran, 19 genotipe agak

toleran, 14 genotipe agak peka dan empat genotipe peka. Varietas toleran Lalan

memiliki nilai persentase daun mati terendah yaitu sebesar 30.03 %, diikuti oleh

genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 dan B13136-3-MR-1-KY-5

masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 %, 38.30 %, sedangkan varietas cek

toleran Pokali memiliki nilai persentase daun mati lebih tinggi sebesar 68.14 %,

varietas cek peka Ciherang sebesar 80.32 % dan IR64 sebesar 87.60 %.

Hasil analisis korelasi seluruh peubah di rumah kaca tidak ada yang

berkorelasi dengan peubah yang diamati di laboratorium. Nilai korelasi yang

terbesar dengan peubah persentase daun mati adalah peubah panjang tajuk dengan

nilai koefisien korelasi sebesar -0.126. Hal ini menunjukkan korelasi antara

laboratorium dengan rumah kaca berkolerasi rendah. Korelasi yang rendah dapat

disebabkan karena perbedaan stadia pertumbuhan, kondisi lingkungan dan juga

viabilitas benih yang berbeda pada saat pengujian. Hasil simulasi seleksi

menunjukkan bahwa penggunaan metode kertas stensil dengan kosentrasi

8 000 ppm tidak dapat digunakan untuk menyeleksi 40 genotipe padi toleran

terhadap salinitas.

Page 5: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.)

TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD

A24062560

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

Judul :

PENGUJIAN TOLERANSI PADI

(Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS

PADA FASE PERKECAMBAHAN

Nama : AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD

NRP : A24062560

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Abdul Qadir, MSi Dr. Ir. Suwarno MS

NIP 19620927 198703 1 001 NIP 19520909 198103 1 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr

NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal lulus : ...................................

Page 7: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 13 Agustus 1988. Penulis

merupakan anak keempat dari pasangan Bapak Munawir Santoso dan Ibu Hayatin

Naufus.

Penulis memulai pendidikan formal saat masuk TK Arafah pada tahun 1993

dan lulus pada tahun 1994. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN Menteng Atas

11 pagi, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 115

Jakarta. Penulis lulus dari SMAN 26 Jakarta pada tahun 2006. Pada tahun yang

sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Pada tahun

2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Ikatan

Keluarga Muslim TPB (2006), pengurus Forum Komunikasi Rohis Departemen

(2008), dan juga pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi (2009). Selain itu

penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kegiatan di lingkungan Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Page 8: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-

Nya kepada setiap umat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengujian Toleransi Padi (Oryza sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase

Perkecambahan”. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Ir. Abdul Qadir, MSi dan Dr. Ir Suwarno MS selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan perhatian dan motivasi selama penelitian

maupun penyusunan skripsi.

2. Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie M.Agr selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dalam penyusunan skripsi

3. Dr. Ir. Nurul Khumaida, MSi selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama studi.

4. Dr. Ir Faiza C Suwarno MS yang telah memberikan ide dan saran kepada

penulis untuk kelancaran penelitian.

5. Papa, Mama dan Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dukungan

moril dan materiil kepada penulis.

6. Bapak Supartopo, Bapak Sudarno, Mas Oma dan pihak seluruh staf

Instalasi Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor yang telah membantu

selama berlangsungnya penelitian.

7. Donny Arzie sebagai teman satu tim penelitian yang telah membantu

selama penelitian.

8. Teman-teman AGH 43, lab gulma, dan AMCo Group atas kerjasamanya

dan semangat yang diberikan kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak .

Bogor, Oktober 2011

Penulis

Page 9: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................ 1 Tujuan .............................................................................................. 2

Hipotesis .......................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

Botani Padi ...................................................................................... 3 Tanah Salin ...................................................................................... 4 Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman ............................................ 5 Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas ......................... 7

BAHAN DAN METODE ........................................................................... 8 Waktu dan Tempat .......................................................................... 8

Bahan dan Alat ................................................................................ 8 Metode Penelitian ............................................................................ 8 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 14

Pengamatan ..................................................................................... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 17

Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca .......................................... 17 Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang

Berpotensial dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap

Salinitas ........................................................................................... 20 identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe

Padi terhadap Salinitas .................................................................... 23 pengujian Toleransi terhadap Salinitas 40 Genotipe Padi dengan

Metode Terbaik ............................................................................... 27 Korelasi antara Peubah di Rumah Kaca dengan Peubah di

Laboratorium ................................................................................... 27

Simulasi Seleksi Padi Toleran Salinitas .......................................... 29

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 31

Kesimpulan ...................................................................................... 31 Saran ................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32

LAMPIRAN ................................................................................................ 35

Page 10: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC ........................... 4

2. Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut

DHL Jenuh ....................................................................................... 5

3. Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai ECe .... 5

4. Pengelompokkan Tingkat Toleransi Padi ........................................ 10

5. Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah

di Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase

Daun Mati ........................................................................................ 17

6. Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati

di Rumah Kaca ................................................................................ 19

7. Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka terhadap

Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk .............................................. 20

8. Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil ........... 23

9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Varietas Padi dan

Konsentrasi pada media kertas ........................................................ 24

10. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Media Kertas terhadap

Semua Peubah pada Masing-masing Varietas ................................. 25

11. Rekapitulasi Data Selisih antara Varietas Toleran dan Peka pada

Masing-masing Peubah yang Diamati Di Laboratorium ................. 26

12. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Genotipe terhadap Peubah

yang Diamati pada Satu Metode Terpilih di Laboratorium ............. 27

13. Hasil Analisis Korelasi Peubah di Rumah Kaca dan

Laboratorium ................................................................................... 28

14. Rata-rata dan Kisaran Nilai Peubah di Laboratorium berdasarkan

Tingkat Toleransi di Laboratorium .................................................. 29

15. Simulasi Seleksi Hasil Pengujian di Rumah Kaca dan

Laboratorium ................................................................................... 29

Page 11: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca ................................................ 18

2. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos

6 000 ppm ...................................................................................... 21

3. Penanaman pada Media Kertas Stensil ......................................... 22

4. Pertumbuhan Varietas Toleran dan Peka Pada Media Kertas

8 000 ppm ...................................................................................... 26

Page 12: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk

Pengujian Toleransi terhadap Salinitas ......................................... 36

2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi

Salinitas pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca ...... 38

3 . Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas

Toleran pada Media Padat ............................................................. 40

4. Nilai Kudrat Tengah dan F hitung Peubah yang Diamati

terhadap Perlakuan Genotipe dalam Pengujian toleransi terhadap

salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik ......................... 42

5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi

Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium. ............... 43

6. Contoh Simulasi Seleksi Pengujian di Rumah Kaca dan

Laboratorium pada Intensitas Seleksi 20% ................................... 45

Page 13: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen padi terbesar ketiga di dunia setelah

Negara Cina dan India. Menurut data BPS pada tahun 2009, produksi padi

Indonesia mencapai 64 398 890 ton dan mengalami peningkatan produksi pada

tahun 2010 menjadi 66 411 469 ton. Seiring dengan semakin bertambahnya

jumlah penduduk dan berkurangnya jumlah lahan produktif membuat kebutuhan

padi semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan

produktivitas pertanian. Salah satu upaya peningkatan produktivitas pertanian

adalah dengan pemanfaatan lahan salin. Menurut DPU (1997) Indonesia

diperkirakan memiliki 40-43 juta ha lahan bermasalah dan 13,2 juta ha dari lahan

itu terpengaruh salinitas. Beberapa lahan yang terpengaruh salin di Indonesia

terletak di pantai timur pulau Sumatera seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.

Lahan-lahan itu pada umumnya lahan pantai, muara sungai, dan delta yang

dipengaruhi oleh intrusi air laut.

Proses salinitas terjadi tidak hanya karena curah hujan yang kurang untuk

melarutkan dan mencuci garam, tetapi juga karena penguapan (evaporasi) yang

cepat menyebabkan terkumpulnya garam dalam tanah. Drainase buruk yang

menyebabkan evaporasi lebih besar daripada perkolasi merupakan faktor utama

berlangsungnya proses salinisasi. Tanah salin mempengaruhi tanaman karena

kandungan garam larut yang tinggi (Hu dan Schimidhalder, 2005). Bila sel

tanaman dimasukkan dalam larutan berkadar garam tinggi, sel tersebut akan

mengkerut. Proses ini disebut plasmolisis sehingga akan meningkatkan kadar

garam dalam larutan. Fenomena ini disebabkan gerakan osmotik dari air melalui

dinding sel ke arah larutan yang berkonsentrasi kadar garam tinggi.

Pengembangan padi di lahan salin masih mendapat kendala dengan

terbatasnya jumlah varietas yang cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut

dan juga sedikitnya plasma nutfah sebagai donor gen sifat toleran lahan salin

dalam upaya perbaikan varietas toleran salinitas. Pemilihan metode untuk memilih

varietas tahan salin telah banyak dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama

dalam pengujian tersebut. Sulaiman (1980) menyatakan bahwa penggunaan

Page 14: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

2

larutan garam 4 000 ppm NaCl pada media tanah merupakan indikator yang baik

untuk menilai toleransi tanaman padi terhadap salinitas.

Penelitian Suwarno (1983) menyebutkan bahwa hasil studi fisiologi

tanaman padi menunjukkan bahwa larutan hara dengan 4 000 ppm NaCl cukup

baik untuk pengujian toleransi terhadap salinitas. Sadjad (1993) mengemukakan

bahwa pengujian vigor benih pada fase perkecambahan merupakan metode seleksi

yang cepat dan efisien dalam menentukan tingkat toleransi suatu genotipe. Pada

penelitian Hayuningtyas (2010) media yang terbaik yang berpotensi menguji

toleransi salinitas adalah media tanah dengan kadar garam 8 000 ppm. Oleh

karena itu, diperlukan media yang lain untuk mendapatkan metode yang cepat dan

tepat untuk menguji toleransi padi terhadap salinitas.

Tujuan

1. Mendapatkan metode yang cepat, murah dan mudah dalam menyeleksi

genotipe–genotipe padi toleran salinitas pada fase perkecambahan.

2. Menyeleksi genotipe–genotipe padi yang toleran salinitas.

Hipotesis

1. Terdapat salah satu metode yang dapat menyeleksi genotipe padi toleran

salinitas pada fase perkecambahan.

2. Terdapat genotipe padi yang toleran terhadap salinitas.

Page 15: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Padi

Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan

ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke

dalam kelas monocotyledoneae, ordo adalah poales, family adalah Graminae,

genus adalah oryza linn, dan spesiesnya adalah Oryza sativa L (Grist, 1959).

Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif

dan organ generatif (reproduktif). Bagian vegetatif meliputi akar, batang dan

daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari malai, gabah dan bunga (Manurung

dan Ismunadji 1988).

Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara,

tetapi peka terhadap kekeringan. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan

tergenang (anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma yang

berbentuk sepert pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi

penyedia oksigen bagi daerah perakaran (Purwono dan Purnamawati, 2008).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan diantara ruas yang satu dengan

ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya

berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah buku itu semakin pendek. Ruas

yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak

dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang

dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada koleoptil pertama

(Grist, 1959).

Tanaman padi memiliki daun yang berbentuk lanset (sempit memanjang)

dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung

dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah

lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun

(auricle) (Siregar, 1981). Bunga padi secara keseluruhan adalah malai. Tiap unit

bunga pada malai disebut spikelet yang terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma,

palea, putik, dan benang sari (Manurung dan Ismunadji, 1988).

Page 16: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

4

Tanah Salin

Salinitas merupakan tingkat kadar garam yang terlarut pada air. Tanah

dikatakan salin apabila mengandung garam-garam yang dapat larut dalam jumlah

banyak sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyebab lahan salin

terbagi atas dua bagian yaitu penyebab primer dan penyebab sekunder. Lahan

salin primer terjadi secara alami dan sekitar 7 % dari permukaan bumi. Lahan

salin sekunder terjadi akibat aktifitas manusia. Salinitas sekunder saat ini

diperkirakan terjadi pada sekitar 80 juta ha yang awalnya cocok untuk pertanian

(Barret, 2002).

Penyebab tanah salin antara lain : (1) tanah tersebut mempunyai bahan

induk yang mengandung deposit garam ; (2) intrusi air laut, akumulasi garam dari

irigasi yang digunakan atau gerakan air tanah yang direklamasi dari dasar laut

(Tan, 2000); (3) Tanah salin juga karena iklim mikro dimana tingkat penguapan

melebihi tingkat curah hujan secara tahunan (Sposito, 2008). Tanah salin

mempunyai kadar garam (NaCl) netral yang larut dalam air sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan kebanyakan tanaman. Kurang dari 15% dari Kapasitas

Tukar Kation (KTK) tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai pH kurang

dari 8.5. Hal ini disebabkan garam yang terdapat dalam tanah adalah netral dan

juga karena hanya sedikit natrium yang dijumpai (Soepardi, 2003).

Tabel 1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC

Nilai EC (mS/cm) Pengaruh

0 – 2 Daya pengaruh kegaraman boleh diabaikan 2 – 4 Hasil panen pertanaman sangat peka dapat terbatasi 4 – 8 Hasil panen banyak pertanaman terbatasi

8 – 16 Hanya pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan > 16 Sedikit pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan Sumber : Notohadiprowiro, 1998.

Menurut Notohadiprowiro (1998) daya tanah menghantarkan listrik

(electric conductivity) biasanya digunakan untuk menaksir kadar garam terlarut

tanah. Nilai electric conductivity (EC) dinyatakan dengan satuan mS cm-1

pada

suhu 250C. Nilai EC menunjukkan tingkat kegaraman tanah yang diklasifikasikan

menurut daya pengaruhnya atas kinerja tanaman, seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 1. Sposito (2008) menyatakan bahwa sebuah tanah dikatakan salin apabila

nilai EC lebih dari 4 mS/cm.

Page 17: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

5

Poerwowidodo (2002) mengklasifikasikan tanah berkadar garam kedalam

lima kelas yaitu bebas garam, agak bergaram, bergaram cukup bergaram banyak

dan agak bergaram. Jumlah kandungan garam terlarut dalam tanah berdasarkan

nilai EC, seperti yang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut

DHL Jenuh

Kelas Kegaraman Tanah Nilai EC (mS/cm)

Bebas garam 0 – 2

Agak bergaram 2 – 4

Bergaram cukup 4 – 8

Bergaram agak banyak 8 – 15

Bergaram banyak > 15 Sumber : Poerwowidodo, 2002.

Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman

Menurut Suwarno (1985) pengaruh salinitas (NaCl) terhadap tanaman

mencakup tiga aspek yaitu: mempengaruhi tekanan osmosis, keseimbangan hara,

dan pengaruh racun. Selain itu, NaCl juga dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah

dan selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Banyaknya Na+ di

dalam tanah menyebabkan menurunnya ketersediaan unsur Ca+, Mg

2+, dan K

+

yang dapat diserap bagi tanaman. Salinitas juga dapat menurunkan serapan P

meskipun tidak sampai terjadi defisiensi. Meningkatnya kandungan Cl- diikuti

pula oleh berkurangnya kandungan NO3- dalam tajuk.

Tabel 3. Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai ECe

Nilai ECe (mS/cm) Kehilangan Hasil (%)

< 4 < 10

4 – 6 10 – 20

6 – 10 20 – 50

> 10 > 50%

Sumber : FAO (2005)

Kandungan garam sebagai nilai salinitas tanah akan dapat mengurangi

produksi tanaman padi (FAO, 2005). Persentase kehilangan hasil tanaman padi

menurut nilai ECe ditunjukkan pada Tabel 3. Mekanisme pengaruh salinitas pada

tanaman bekerja seperti racun, dimana kation monovalen seperti K+

dan Na+,

Page 18: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

6

dapat menyebabkan disperti koloid protoplasma hingga terjadi disorganisasi

kecuali bila diimbangi oleh Ca+, permeabilitas membran sel dapat dirusak oleh

konsentrasi NaCl yang tinggi, kerusakan ini juga dapat diperbaiki dengan

penambahan Ca. Keracunan Na ditandai dengan mengeringnya tepi bagian ujung

daun, demikian juga keracunan Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan

gejala kekeringan (Suwarno, 1985). Marschner (1998) menambahkan pengaruh

racun dari beberapa ion tertentu seperti Natrium dan Klorida, yang lazim terdapat

pada tanah bergaram, akan menghancurkan struktur enzim dan makromolekuler

lainnya, merusak organel sel, mengganggu fotosintesis dan respirasi, serta

menghambat sintesis protein dan mendorong kekurangan ion.

Cekaman salinitas mempengaruhi perkecambahan dengan mencegah

penyerapan air dan juga memasukkan ion beracun ke dalam embrio atau bibit.

Tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman garam jauh lebih besar selama

perkecambahan biji daripada selama fase berikutnya, seperti pertumbuhan bibit

dan perkembangan tanaman (Suwarno dan Solahuddin, 1983). Hasil penelitian

Bintoro (1983) menunjukkan pemberian NaCl akan menurunkan bobot segar akar

pada tomat, namun ketahanannya terhadap NaCl dipengaruhi oleh musim pada

saat penanaman. Pada tanaman tomat dan terung, akar merupakan bagian tanaman

yang paling peka terhadap perlakuan NaCl. Menurut penelitian Sunarto (2001)

percobaan penyiraman larutan garam NaCl sebesar 0.2 % menunjukkan

penurunan pada semua peubah pengamatan seperti tinggi tanaman, luas daun,

bobot biji, bobot kering akar dan tajuk dan panjang akar pada tanaman kedelai.

Menurut penelitian Yuniati (2004) pada kacang merah, pelebaran daun terhambat

oleh cekaman salinitas karena berkurangnya tekanan turgor sel. Berkurangnya

pelebaran daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesis maupun produktivitas.

Menurut penelitian Samadi (2007) Salinitas juga berpengaruh terhadap tanaman

kentang pada nilai Ece 1.7 tidak terjadi penurunan hasil, Ece 2.5 menurunkan

hasil sebesar 10%, Ece 3.8 menyebabkan penurunan hasil sebesar 25%, Ece 5.9

menurunkan hasil 50%.

Page 19: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

7

Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas

Beberapa proses fisiologis dan biokimia terlibat dalam mekanisme

toleransi dan adaptasi tanaman terhadap salinitas. Sebagai contoh (i) cekaman

garam menginduksi akumulasi senyawa organik spesifik di dalam sitosol sel yang

dapat bertindak sebagai osmoregulator; (ii) tanaman juga dapat mencegah

akumulasi Na dan Cl dalam sitoplasma melalui eksklusi Na dan Cl ke lingkungan

eksternal (media tumbuh); (iii) kompartementasi ke dalam vakuola atau

mentranslokasi Na dan Cl ke jaringan-jaringan lain (Marchner, 1998). Tanaman

dapat menghindari terjadinya ketidakseimbangan hara atau keracunan dengan

empat cara, yaitu: eksklusi, ekskresi, sekresi dan dilusi. Eksklusi terjadi secara

pasif dengan adanya dinding sel yang tidak permeabel terhadap garam atau ion-

ion dari garam tersebut. Ekskresi dan sekresi merupakan pemompaan ion secara

aktif masing-masing ke luar tanaman dan ke dalam vakuola. Sedangkan dilusi

dapat terjadi dengan adanya pertumbuhan yang cepat. Hal ini disimpulkan dari

hasil analisis bahwa bagian yang tumbuh cepat mengandung Na dan Cl lebih

rendah dari bagian yang tumbuh lambat (Levitt, 1980).

Pada tanaman bakau, pertumbuhan tanaman yang cepat merupakan

mekanisme lain untuk mengencerkan garam. Kelebihan garam pada tanaman ini

biasanya dikeluarkan pada permukaan daun untuk membantu mempertahankan

konsentrasi garam yang konstan dalam jaringan (Salisbury, 1985).

Page 20: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Februari 2011.

Penelitian ini bertempat di Rumah Kaca Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara

Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan

Hortikultura.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah 2 varietas padi toleran terhadap

salinitas (Lalan dan Pokali), 2 varietas padi peka terhadap salinitas (IR 64 dan

Ciherang), 40 genotipe padi yang belum diketahui toleransinya terhadap salinitas,

NaCl, dan berbagai media tanam (tanah, pasir, zeolit, dan kompos). Benih yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi

Muara Bogor.

Alat-alat yang digunakan antara lain adalah bak plastik berukuran

35 cm x 30 cm x 10 cm, oven, timbangan, styrofoam, kertas stensil, kertas label,

alat tulis, kamera digital, alat pengepres kertas tipe IPB 75-1 dan germinator tipe

IPB 73-2A/B.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu percobaan di rumah kaca

sebagai uji standar dan percobaan di laboratorium. Percobaan di laboratorium

terdiri dari 3 tahap yaitu :

1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang

berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas.

2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi

terhadap salinitas.

3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode

terbaik.

Page 21: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

9

Hasil percobaan di rumah kaca dikorelasikan dengan hasil percobaan pada satu

metode terpilih di laboratorium.

I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat toleransi genotipe padi

terhadap salinitas. Genotipe padi yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40

genotipe (Lampiran 1). Genotipe padi akan diseleksi dan dikelompokkan sesuai

dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Rancangan percobaan yang

digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu

faktor yaitu genotipe padi (α) dengan 3 ulangan.

Model linier yang digunakan adalah :

Yij = µ + αi + βj + εij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,......, 40)

βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3)

εi =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan

kelompok ke-j

Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan di uji lanjut

menggunakan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%.

Pengujian ini mengacu pada penelitian Sulaiman (1980) dengan menanam

bibit padi yang telah berumur dua minggu pada bak plastik dengan ukuran 35 cm

x 30 cm x 10 cm dan berisi tanah 5 kg kering angin dalam setiap bak yang telah

diberi 4 liter larutan garam berkonsentrasi 4 000 ppm. Tinggi genangan pada bak

plastik tetap dipertahankan setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah.

Tanah yang digunakan berasal dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara

Bogor. Pada setiap bak terdiri dari tiga genotipe padi, masing-masing genotipe

ditanam dua bibit sehingga dalam satu bak terdapat 6 bibit padi. Pengamatan

dilakukan setiap minggu hingga bibit berumur 6 minggu. Peubah yang diamati

pada percobaan ini adalah tinggi tajuk, panjang akar, panjang tanaman, jumlah

daun, persentase daun mati, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot

kering tanaman.

Page 22: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

10

Genotipe padi pada pengujian ini akan diseleksi dan dikelompokan sesuai

dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Menurut Sulaiman (1980)

pengelompokan tingkat toleransi padi berdasarkan peubah persentase daun mati

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengelompokan Tingkat Toleransi Padi

Tingkat Toleransi Persentase Daun Mati

Toleran 0 < x ≤ 50 %

Agak Toleran 51 < x ≤ 70 %

Agak Peka 71 < x ≤ 90 %

Peka 91 < x ≤ 100 %

II. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada di Laboratorium

Percobaan ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

a. Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang

berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas

Pengujian ini dilakukan untuk mencari media terbaik yang dapat

membedakan varietas peka dan toleran. Media yang digunakan terdiri dari

dua macam yaitu media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan

pada percobaan ini tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit,

pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Konsentrasi garam yang diberikan antara 0,

3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan 10 000 ppm. Setiap media

tanam, ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap

salinitas. Setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 162 satuan

percobaan.

Media kertas yang digunakan adalah kertas stensil dengan konsentrasi

NaCl 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan 10 000 ppm. Setiap

media tanam, ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka

terhadap salinitas, setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27

satuan percobaan.

Pada setiap media, dilakukan analisis uji t untuk memilih metode yang

berpotensi membedakan varietas peka dan varietas toleran dengan peubah

panjang tajuk.

Page 23: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

11

21

21

11.

)(

nnS

XX

p

Model matematika uji t sebagai berikut :

Thitung =

dengan Sp = 2

)1()1(

21

2

2

2

1

nn

SnSn

Keterangan : 21, XX : nilai tengah contoh 1 dan 2

S12, S2

2 : ragam contoh 1 dan 2

n1, n2 : jumlah contoh 1 dan 2

Sp : simpangan baku gabungan

Nilai berbeda nyata apabila thit > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila

thit < ttabel. ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5%.

Varietas yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas Pokali dan

Lalan (sebagai cek toleran) dan varietas IR 64 dan Ciherang (sebagai cek peka).

Setiap media padat ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi

peka. Benih yang ditanam di seleksi terlebih dahulu dengan direndam air untuk

menghilangkan benih yang hampa. Wadah yang digunakan pada metode media

padat di uji pendahuluan adalah styrofoam dengan diameter 12.5 cm dan tinggi

6.5 cm. Media tanam disiram dan diaduk sampai merata dengan larutan garam

sesuai dengan perlakuan konsentrasi garam yang diberikan.

Media kertas yang dipakai pada pengujian pendahuluan ini adalah kertas

stensil. Penanaman pada media kertas menggunakan teknik Uji Kertas Digulung

dalam Plastik (UKDdp) dengan posisi berdiri. Kertas yang digunakan sebanyak 3

lembar yang telah direndam dengan larutan NaCl, kemudian kertas tersebut di

pres menggunakan alat pengepres kertas tipe IPB 75-1. Pada bagian dasar kertas

diberikan selembar plastik berguna untuk menjaga kelembaban. Pada setiap kertas

ditanam 10 butir padi. Media kertas dilipat menjadi dua bagian sama panjang, satu

bagian sebagai dasar untuk menanam dan satu bagian lagi untuk menutup benih,

kemudian media digulung. Gulungan media yang telah berisi padi di letakkan

pada alat pengecambah benih IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan dengan

mengamati perbedaaan pertumbuhan antara genotipe toleran dan peka salinitas

dengan panjang tajuk sebagai parameternya. Padi yang toleran salinitas akan

tumbuh lebih baik dibandingkan dengan yang peka terhadap salinitas. Perlakuan

21

21

11.

)(

nnS

XX

p

Page 24: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

12

yang berpotensi memperlihatkan perbedaan antara genotipe toleran dan peka akan

digunakan pada tahap selanjutnya.

b. Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi

terhadap salinitas

Pengujian tahap ini bertujuan untuk mendapatkan satu metode terpilih

untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Media yang berpotensial membedakan

varietas peka dan varietas toleran pada pengujian pendahuluan adalah media

kertas stensil dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm.

Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

dua faktor. Fakfor yaitu varietas padi (A) dan metode uji (B). Setiap media tanam,

ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap

salinitas setiap media diulang sebanyak 3 kali.

Model linier yang digunakan untuk pengujiannya adalah :

Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Ck + εijk

Keterangan :

Yijk = nilai pengamatan pada perlakuan metode uji ke-i, varietas padi ke-j dan

kelompok ke-k

µ = nilai rataan umum

Ai = pengaruh perlakuan varietas padi ke-i (i = 1, 2, dan 3)

Bj = pengaruh perlakuan metode uji ke-j (j = 1, 2, 3, 4,)

Ck = pengaruh kelompok ke-k ( k = 1, 2, 3)

(AB)ij = pengaruh interaksi perlakuan varietas padi ke-i dan metode uji ke-j

ε ijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan varietas padi ke-i, metode uji

ke-j, dan kelompok ke-k.

Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan

uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Penentuan satu metode

terbaik di dapat dari selisih yang terbesar panjang tajuk antara varietas padi yang

toleran dengan varietas yang peka. Selain itu kemudahan dalam aplikasi dan juga

pemakaian bahan baku yang mudah di dapat juga menjadi pertimbangan. Peubah

yang diamati pada percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering

akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman.

Page 25: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

13

c. Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode

terbaik

Pengujian ini bertujuan untuk menyeleksi genotipe padi yang toleran dan

peka terhadap salinitas dengan menggunakan satu metode uji yang terbaik dari

hasil pengujian (b). Satu metode terpilih yaitu media kertas stensil dengan

konsentrasi 8 000 ppm digunakan untuk menguji 40 genotipe padi. Pada setiap

satu gulungan media kertas ditanam satu jenis genotipe masing-masing sebanyak

10 butir dengan empat kali ulangan. Cara penanaman dilakukan sama dengan

pengujian sebelumnya. Pengamatan dilakukan hingga umur 2 MST.

Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak

(RKLT) dengan satu faktor, yaitu genotipe padi. Genotipe padi yang digunakan

sebanyak 40 genotipe, varietas pokali, varietas Lalan, varietas IR64 dan varietas

Ciherang. Setiap satuan percobaan diulang empat kali.

Model linier yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

Yij = µ + αi + βj + εij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,......, 40)

βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3, 4)

εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan

kelompok ke-j

Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan

uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Peubah yang diamati pada

percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering

tajuk, dan bobot kering tanaman. Selanjutnya data yang diperoleh pada pengujian

di laboratorium dikorelasikan antara peubah-peubah yang diamati dengan data

pengujian di rumah kaca.

Page 26: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

14

Pelaksanaan Penelitian

I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca

Bibit yang digunakan untuk penamanan di media salin adalah bibit yang

normal. Penanaman dengan mencabut bibit di persemaian hingga akar kemudian

dipindahkan ke media salin. Tinggi genangan pada bak media dipertahankan

setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah. Pengendalian hama dilakukan

secara manual. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga 8 MST.

II. Pengujian di laboratorium

Pada pengujian pendahuluan di laboratorium dilakukan dengan menanam

varietas toleran dan peka terhadap salinitas pada berbagai media tanam dan

konsentrasi garam. Setelah mendapat beberapa metode uji (media tanam dan

konsentrasi garam) yang berpotensi membedakan varietas toleran dan varietas

peka terhadap salinitas, dilakukan percobaan selanjutnya guna mendapatkan satu

metode uji yang paling tepat berdasarkan hasil analisis statistik yang digunakan.

Satu metode uji yang terpilih dari hasil analisis statistik kemudian digunakan

untuk menguji toleransi 40 genotipe padi terhadap salinitas.

Pengamatan

I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah Kaca

1. Tinggi Tajuk (TT)

Tinggi tajuk diukur dari ujung daun tertinggi hingga pangkal

batang paling bawah (satuan centimeter). Tinggi tajuk diamati setiap

minggu hingga 8 MST.

2. Panjang Akar (PA)

Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar

dengan satuan centimeter. Panjang akar diamati pada saat 8 MST.

3. Panjang Tanaman (PT)

Panjang tanaman merupakan panjang total tanaman yang diukur

dari ujung daun tertinggi hingga ujung akar dengan satuan centimeter.

Panjang tanaman diamati pada saat 8 MST.

4. Bobot Kering Akar (BA)

Page 27: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

15

Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven

60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram yang dilakukan pada akhir

pengamatan.

5. Bobot Kering Tajuk (BT)

Bobot kering tajuk (BT) merupakan bobot kering tajuk tanaman

padi yang telah dioven pada suhu 60oC selama 3x24 jam dengan satuan

gram. Bobot kering tajuk diamati pada akhir pengamatan.

6. Bobot Kering Tanaman (BKT)

Bobot kering tanaman ditimbang setelah dikeringkan dengan oven

60oC selama 3x24 jam. Bobot kering tanaman diamati pada akhir

pengamatan.

7. Jumlah Daun (JD)

8. Persentase Daun Mati (PDM)

Persentase daun mati merupakan persentase jumlah daun yang mati

dari keseluruhan jumlah daun.

II. Pengujian toleransi salinitas di laboratorium

Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pendahuluan panjang tajuk.

Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pengujian toleransi padi pada metode

uji yang terpilih antara lain :

1. Panjang Akar (PA)

Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar

dengan satuan centimeter.

2. Panjang Tajuk (PT)

Panjang tajuk diukur dari pangkal bibit sampai ujung bibit dengan

satuan centimeter.

3. Bobot Kering Akar (BA)

Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven

60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram.

4. Bobot Kering Tajuk (BKT)

Merupakan bobot kering tajuk tanaman padi yang telah dioven

pada suhu 60oC selama 3x24 jam dengan satuan gram.

Page 28: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

16

5. Bobot Kering Kecambah (BKK)

Bobot kecambah ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60oC

selama 3x24 jam. Satuan yang digunakan adalah gram. Bobot kecambah

merupakan penjumlahan dari bobot kering tajuk dan bobot kering akar.

Page 29: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca

Penilaian gejala gangguan salinitas terhadap tanaman padi dilakukan

8 minggu setelah tanam (MST). Berdasarkan pengelompokkan tingkat toleransi

pada pengujian di rumah kaca terdapat tujuh genotipe toleran, 19 genotipe agak

toleran, 14 genotipe agak peka, dan empat genotipe peka yang ditunjukkan pada

Tabel 5. Varietas Lalan termasuk ke dalam kelompok toleran dengan persentase

daun mati (PDM) sebesar 30.03 %, varietas Pokali termasuk ke dalam kelompok

agak toleran dengan PDM sebesar 68.14 %, sedangkan varietas Ciherang dan

IR 64 termasuk kedalam kelompok agak peka. dengan PDM sebesar 80.32 % dan

87.60 %. Tiga genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling tinggi adalah

genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2 dan B13136-3-MR-1-KY-5

dengan nilai PDM masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 % dan 38.30 %. Hasil

klasifikasi tingkat toleransi 40 genotipe padi dapat dilihat pada lampiran 1.

Genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling rendah (peka) adalah genotipe

IPB106-F-85-DJ-2 PDM sebesar 98%.

Tabel 5. Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah di

Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase Daun

Mati

Tingkat Jumlah Rata-rata

Toleransi Genotipe PDM (%) PT (cm) BKT (g) JD

Toleran 7 39.38 91.44 3.17 18.4

(30.03 - 49.08) (83.52-103.02) (2.39-4.38) (16.2-21.3)

Agak toleran 19 59.32 81.31 2.11 13.9

(50.25-69.96) (68.03-98.18) (0.96-3.69) (9.8-18.2)

Agak peka 14 80.83 55.01 1.01 9.4

(70.10-89.68) (40.83-71.27) (0.40-1.95) (7.7-14.2)

Peka 4 94.60 41.03 0.34 7.7

(91.55-98.15) (36.52-46.17) (0.17-0.45) (6.5-8.7)

Keterangan : PDM = persentase daun mati, PT = Panjang Total Tanaman, BKB = Bobot kering

tanaman, JD = jumlah daun

Tanaman dengan tingkat toleransi rendah (peka) tidak mampu mengatasi

kondisi lingkungan salin. Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 5 dapat

Page 30: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

18

dilihat bahwa semakin kecil tingkat toleransi tanaman maka nilai untuk parameter

pertumbuhan (panjang tanaman, berat kering tanaman, dan jumlah daun) semakin

menurun. Hasil penelitian Suwarno (1985) menyatakan bahwa perlakuan NaCl

dapat menurunkan jumlah anakan, panjang akar, tinggi tanaman, bobot kering

tajuk, akar, dan total tanaman.

Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak menunjukkan

respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan

perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan

tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti

daun mengering di bagian ujung dan gejala klorosis. Gejala ini timbul karena

tingginya konsentrasi garam terlarut yang menyebabkan menurunnya potensial

larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air.

Gambar 1 menunjukkan terjadinya gejala kerusakan tanaman padi akibat

salinitas. Kerusakan akibat salinitas sangat terlihat pada bagian daun tanaman

padi. Menurut Levitt (1980) rusaknya daun diakibatkan oleh keracunan Na yang

ditandai dengan mengeringnya bagian tepi ujung daun, demikian juga keracunan

Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan gejala kekeringan.

(1) (2)

Keterangan : 1) kondisi tanaman di rumah kaca, 2) Gejala kerusakan daun

Gambar 1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca

Menurut Bernstein dalam Suwarno (1985) tanaman padi yang mendapat

perlakuan NaCl akan mengakumulasi prolin, suatu asam amino yang dapat larut.

Akumulasi prolin tersebut merupakan usaha tanaman untuk menyesuaikan

tekanan osmotik. Penyesuaian tekanan osmotik ini membutuhkan energi sehingga

akan mengurangi pertumbuhan tanaman. Yuniati (2004) menambahkan bahwa

Page 31: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

19

berkurangnya laju dan kualitas pertumbuhan tanaman pada kondisi salin dapat

disebabkan karena menurunnya potensial air dari substrat tempat tumbuh,

meningkatnya penyerapan Na dan Cl, atau keduanya.

Menurut Gomez dan Gomez (1995), korelasi dapat memperlihatkan

hubungan antar peubah. Analisis korelasi dilakukan antara peubah PDM dengan

peubah lainnya yang diamati di rumah kaca. Peubah yang berkorelasi erat dengan

PDM berarti dapat menggambarkan keadaan PDM. Berdasarkan analisis korelasi

menunjukkan hubungan yang signifikan dan berkorelasi negatif (Tabel 6).

Tabel 6. Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati di

Rumah Kaca

Korelasi Koefisien korelasi

PDM vs JD -0.916**

PDM vs BKT -0.796**

PDM vs BKA -0.766**

PDM vs BT -0.785**

PDM vs PA -0.918**

PDM vs TT -0.872**

PDM vs PT -0.902**

Keterangan : PDM = persentase daun mati, JD = jumlah daun, PA = panjang akar, TT = tinggi

tajuk, PT = panjang total tanaman, BKT = berat kering tanaman, BKA = bobot

kering akar, BT = bobot kering tajuk, tn = tidak nyata, ** = nyata pada taraf 1%.

Tabel 6 menunjukkan korelasi antara peubah PDM dengan panjang akar

(PA) memiliki nilai yang nyata dan menghasilkan nilai koefisien korelasi paling

tinggi sebesar -0.918. Nilai koefisien korelasi yang negatif menunjukkan bahwa

semakin besar PDM maka panjang akar semakin kecil. Yahya dan Adib (1992)

menyatakan bahwa pada tanaman kakao, peningkatan taraf salinitas pada media

tanaman di pembibitan secara nyata menekan pertumbuhan vegetatif tanaman

salah satunya jumlah akar primer.

Menurut Cheeseman (1988) konsentrasi NaCl yang tinggi mengurangi

pertumbuhan tanaman, baik tunas maupun akar. Meskipun keracunan NaCl lebih

terlihat pada pucuk, tetapi juga terjadi pengurangan panjang akar akibat perlakuan

NaCl. Hal tersebut disebabkan karena sel-sel meristem akar sensitif terhadap

garam sementara aktivitas mitosis sel-sel tersebut sangat tinggi untuk

pertumbuhan akar. Menurut Katsuhara (1996) ada dua alasan yang mungkin

mendasari terjadinya pengurangan pertumbuhan akar dalam kondisi cekaman

Page 32: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

20

garam, yaitu kematian sel dan hilangnya tekanan turgor untuk pertumbuhan sel

karena potensial osmotik media tumbuh lebih rendah dibanding potensial osmotik

di dalam sel.

Laboratorium

Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang Berpotensial

dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap Salinitas

a. Media Padat

Uji pendahuluan untuk mendapatkan metode yang berpotensi dalam

pengujian toleransi salinitas pada padi dilakukan menggunakan 54 macam

kombinasi media tanam (Lampiran 3) untuk mendapatkan metode yang dapat

membedakan antara padi toleran dengan peka terhadap salinitas. Dari 54 metode

tersebut terdapat empat metode dengan nilai selisih tertinggi antara padi toleran

dengan peka terhadap salinitas untuk peubah panjang tajuk (Tabel 7 ).

Tabel 7. Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka

terhadap Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk

NaCl Media

Rataan

Varietas Toleran

Rataan

Varietas Peka

Selisih Hasil

(ppm) T-P Uji t

6000 TK 11.98 8.55 3.43 tn

8000 TK 12.37 10.13 2.24 tn

3000 PK 10.27 8.72 1.56 tn

5000 PK 8.82 7.17 1.64 tn Keterangan: TK = tanah kompos, PK = pasir kompos, T= varietas toleran, P= varietas peka,

tn= tidak nyata

Berdasarkan pengamatan pada peubah tinggi tajuk terdapat empat metode

dengan selisih tertinggi panjang tajuk antara varietas peka dan toleran. Dari

keempat media tersebut nilai selisih terbesar untuk peubah panjang tajuk antara

varietas peka dan toleran adalah pada media tanah + kompos dengan konsentrasi

NaCl 6 000 ppm. Hasil analisis uji t pada keempat metode tersebut tidak nyata,

maka dari seluruh percobaan pada media padat tersebut tidak digunakan pada

penelitian selanjutnya.

Perbedaan respon antara pertumbuhan tanaman dengan media juga

tergantung jenis media yang digunakan. Penggunaan media-media pada percobaan

ini didasarkan pada kelebihan secara fungsional, kemudahan mendapatkan, dan

efisiensi. Media tanam yang baik harus merupakan bahan yang memungkinkan

Page 33: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

21

akar berpegang, aerasi tinggi, dan dapat menahan air. Selain itu, sifat lain yang

harus dimiliki media tanam adalah bebas dari bibit gulma, hama dan penyakit.

Gambar 2 menunjukkan terjadinya perbedaan tinggi tajuk antara varietas toleran

dan peka.

Gambar 2. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos 6 000 ppm

Kompos mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, meningkatkan

terjadinya granulasi agregat dan memantapkannya sehingga kemampuan media

dalam mengikat air meningkat. Kompos juga mempunyai kemampuan menjerap

kation tinggi, mampu memperbaiki daya jerap kation yang memungkinkan

peningkatan kation-kation dapat dipertukarkan dan dapat menyediakan unsur-

unsur hara mikro serta makro seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, S, Mn, dan Cu (Suzana,

2008).

Media lain yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir dan zeolit.

Soepardi (1983) menyatakan pasir memiliki pori makro, tidak memiliki

kemampuan untuk menyerap air sehingga perkolasinya berlangsung cepat,

sehingga tanah berpasir memiliki drainase dan aerasi yang baik. Tanah berpasir

memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat menahan air dan juga harus sering

dipupuk karena pasir merupakan media yang lemah dalam memegang dan

menyimpan unsur hara. Menurut Hanafiah (2005) pasir bersifat poros dan

semakin poros suatu tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta

makin mudah air dan udara bersirkulasi, tetapi makin mudah pula air hilang dari

tanah. Menurut Suzana (2008) penggunaan zeolit pada tanah yang didominasi

pasir juga memberikan pengaruh terhadap kemampuan dalam menahan air. zeolit

juga mampu mempertahankan daya hantar listrik (DHL) rendah sekitar 0.02 –

0.015 dSm-1

. Hal ini disebabkan zeolit didalam larutan sedikit mengeluarkan

Page 34: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

22

garam-garam yang dapat menghantarkan listrik, sehingga tanaman dapat

menyerap unsur hara dengan baik. Keuntungan lain dari penggunaan zeolit adalah

kemampuannya dalam mengikat hara terutama K+

dan NH4+ sangat tinggi,

sehingga kalium dalam media mengalami peningkatan.

b. Media Kertas

Uji pendahuluan dengan media kertas menggunakan metode Uji kertas

digulung dalam plastik (UKDdp) dan didirikan serta dikecambahkan dalam

germinator tipe alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B selama 14 hari. Kertas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas stensil (Gambar 3).

Penggunaan kertas stensil dalam uji UKDdp merupakan standar yang biasa

digunakan dalam pengujian perkecambahan benih padi di laboratorium. Media

kertas di pilih karena mudah dalam aplikasi dan waktu yang diperlukan lebih

singkat dibandingkan dengan metode pada media padat.

Gambar 3. Penanaman pada Media Kertas Stensil

Hasil uji t pada sembilan konsentrasi NaCl menunjukkan bahwa terdapat

lima konsentarsi NaCl yang dapat membedakan varietas toleran dengan varietas

peka pada peubah tinggi tajuk (Tabel 8). Konsentrasi yang dapat membedakan

antara varietas toleran dengan varietas peka adalah perlakuan 4 000, 5 000, 6 000,

7 000 dan 8 000 ppm. Penelitian Madyasari (2011) menyatakan bahwa metode

Page 35: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

23

kertas stensil dengan posisi ketinggian tanam 30 cm menjadi satu metode terpilih

di laboratorium pada pengujian toleransi padi terhadap kekeringan.

Tabel 8. Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil

NaCl Varietas Toleran Rataan

T

Varietas Peka Rataan

P

Selisih Hasil

(ppm) T1 T2 P1 P2 T-P Uji t

0 11.20 16.53 13.87 13.07 14.30 13.69 0.18 tn

3 000 12.27 15.50 13.89 13.67 14.33 14.00 -0.12 tn

4 000 12.53 14.87 13.70 11.43 12.40 11.92 1.79 *

5 000 11.60 14.13 12.87 11.53 12.30 11.92 0.95 *

6 000 11.33 12.87 12.10 10.97 11.10 11.04 1.07 *

7 000 11.27 11.60 11.44 10.40 9.97 10.19 1.25 *

8 000 11.03 11.50 11.27 9.20 9.70 9.45 1.82 *

9 000 6.67 9.97 8.32 8.42 7.35 7.88 0.43 tn

10 000 7.57 9.82 8.69 9.45 7.88 8.67 0.03 tn Keterangan : T = toleran, P = peka, tn = tidak nyata, *= nyata pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi NaCl

pada media kertas, peubah tinggi tajuk semakin rendah. Nilai selisih terbesar

peubah tinggi tajuk antara varietas toleran dengan varietas peka pada konsentrasi

8 000 ppm. Suwarno dan Solahuddin (1983) menyatakan bahwa penyerapan air

oleh benih menurun dengan meningkatnya tekanan osmosis pada larutan tanah

akibat pemberian garam. Menurut Pearson dalam Suwarno (1985) beberapa

tanaman padi dapat hidup pada tanah dengan salinitas tinggi berdaya hantar lisrik

15 mmhos/cm (9 600 ppm), tetapi pada tanah yang berdaya hantar listrik

6 – 7 mmhos/cm (3 840 ppm – 4 500 ppm) diduga telah terjadi penurunan hasil

sebesar 50 %.

Identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe Padi

terhadap Salinitas

Hasil percobaan pendahuluan menunjukkan adanya perbedaan

pertumbuhan antara varietas toleran dan peka, perbedaan tersebut dilihat dari

peubah panjang tajuk. Varietas toleran memiliki nilai panjang tajuk lebih tinggi

dari varietas peka. Lima konsentrasi yang mampu membedakan ke dua sifat

varietas tersebut berdasarkan hasil uji t dan nilai selisih diulang kembali pada

pengujian ini untuk melihat konsistensi pengaruhnya terhadap tanaman. Ke lima

konsentrasi tersebut adalah 4 000, 5 000, 6 000, 7 000 dan 8 000 ppm.

Page 36: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

24

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor tunggal konsentrasi

NaCl pada media kertas stensil berpengaruh sangat nyata terhadap peubah

panjang tajuk, panjang akar, bobot kering kecambah, dan bobot tajuk, sedangkan

peubah bobot akar tidak nyata (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi

NaCl pada media kertas stensil yang digunakan mempengaruhi secara signifikan

terhadap karakter tanaman. Faktor tunggal varietas (toleran dan peka)

berpengaruh sangat nyata pada seluruh peubah yang diamati. Faktor ulangan

hanya berpengaruh pada peubah panjang tajuk. Penentuan satu metode terbaik

selanjutnya ditentukan dengan cara melihat selisih antara varietas toleran dengan

varietas peka.

Tabel 9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Varietas Padi dan

Konsentrasi pada media kertas

Sumber Db KT (F)

PT PA BKK BT BA

Ulangan (U) 2 6.13 1.05 0.000025 0.000045 0.000002

(3.51)* (2.32)tn (0.30)tn (0.73)tn (0.41)tn

Perlakuan (P) 4 33.71 2.09 0.000455 0.000417 0.000001

(19.29)** (4.59)** (5.29)** (6.64)** (0.22)tn

Varietas (V) 3 56.07 6.22 0.001359 0.000969 0.000043

(32.09)** (13.63)** (15.77)** (15.43)** (6.03)**

PxV 12 1.85 0.76 0.000078 0.000076 0.0000075

(1.06)tn (1.67)* (0.91)tn (1.22)tn (1.04)tn

Galat 38 1.74 0.45 0.000086 0.000062 0.000007

Keterangan : PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot

kering tajuk, BA = bobot kering akar, angka yang berada di dalam tanda kurung ( )

adalah nilai Fhitung, tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf 5%, ** = nyata pada taraf

1%.

Hasil uji lanjut (Tabel 10) pada peubah panjang tajuk menunjukkan bahwa

grup varietas T2 (lalan) berbeda nyata dengan varietas P1 (Ciherang) dan P2 (IR

64), sedangkan varietas T1 (Pokali) tidak berbeda nyata dengan varietas P1

(Ciherang). Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat varietas toleran

memiliki panjang tajuk lebih tinggi dari varietas peka membuktikan bahwa

varietas toleran dapat menghadapai kondisi cekaman garam. Semakin tinggi

tingkat konsentrasi garam pertumbuhan tanaman semakin terhambat. Nilai selisih

terbesar pada peubah panjang tajuk terdapat pada media kertas dengan konsentrasi

8 000 ppm.

Page 37: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

25

Tabel 10. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Media Kertas terhadap

Semua Peubah pada Masing-masing Varietas

Metode

Varietas Toleran Rataan

(T)

Varietas Peka Rataan

(P)

Rataan

M

Selisih

T-P T1 T2 P1 P2

Panjang Tajuk (cm)

p4 11.08 14.47 12.78 11.77 12.20 11.99 12.38a 0.79

p5 10.98 13.99 12.49 9.32 11.90 10.61 11.55ab 1.87

p6 9.30 14.38 11.84 8.82 10.82 9.82 10.83b 2.02

p7 8.41 12.00 10.21 8.17 9.32 8.74 9.47c 1.46

p8 7.87 10.55 9.21 4.94 9.31 7.13 8.16d 2.08

9.53c 13.07a 8.60c 10.71b

Panjang Akar (cm)

p4 6.64 8.85 7.74 8.14 6.85 7.49 7.62a 0.25

p5 8.25 8.27 8.26 7.19 6.58 6.89 7.57a 1.37

p6 7.79 9.07 8.43 7.62 7.72 7.67 8.05a 0.76

p7 7.92 8.44 8.18 7.93 6.94 7.44 7.80a 0.74

p8 6.90 7.83 7.37 6.28 6.71 6.49 6.93b 0.87

7.50b 8.49a 7.43bc 6.96c

Bobot Kering Kecambah (g)

p4 0.0531 0.0822 0.0677 0.0624 0.0726 0.0675 0.0675a 0.0002

p5 0.0597 0.0777 0.0687 0.0586 0.0618 0.0602 0.0644a 0.0085

p6 0.0673 0.0757 0.0715 0.0542 0.0604 0.0573 0.0644a 0.0142

p7 0.0573 0.0733 0.0653 0.0540 0.0572 0.0556 0.0604a 0.0097

p8 0.0470 0.0660 0.0565 0.0368 0.0569 0.0469 0.0516b 0.0096

0.0569bc 0.0749a 0.0532c 0.0617b

Bobot Kering Tajuk (g)

p4 0.0419 0.0669 0.0544 0.0506 0.0623 0.0564 0.0554a -0.0020

p5 0.0478 0.0620 0.0549 0.0475 0.0538 0.0506 0.0527a 0.0042

p6 0.0546 0.0607 0.0576 0.0449 0.0484 0.0466 0.0521a 0.0110

p7 0.0450 0.0587 0.0519 0.0435 0.0461 0.0448 0.0483a 0.0071

p8 0.0368 0.0545 0.0457 0.0252 0.0445 0.0349 0.0402b 0.0108

0.0452bc 0.0605a 0.0509b 0.0423c

Bobot Kering Akar (g)

p4 0.0112 0.0153 0.0133 0.0118 0.0103 0.0111 0.0122a 0.0022

p5 0.0120 0.0157 0.0139 0.0111 0.0080 0.0096 0.0121a 0.0043

p6 0.0127 0.0151 0.0139 0.0093 0.0121 0.0107 0.0121a 0.0032

p7 0.0123 0.0146 0.0134 0.0106 0.0111 0.0108 0.0117a 0.0026

p8 0.0102 0.0115 0.0108 0.0116 0.0124 0.0120 0.0114a -0.0012

0.0116b 0.0144a 0.0108b 0.0107b

Keterangan: T1= varietas Pokali, T2 = Varietas Lalan, P1= varietas Ciherang, P2=Varietas IR 64,

p4 = perlakuan 4 000 ppm, p5 = perlakuan 5 000 ppm, p6 = perlakuan 6 000 ppm,

p7 = perlakuan 7 000 ppm, p8 = perlakuan 8 000 ppm

Dapat dilihat dari gambar bahwa pertumbuhan varietas toleran lebih baik

dari varietas peka. Suwarno dan Solahuddin 1983 menyebutkan bahwa ada

kecenderungan varietas toleran menyerap Na dan Cl lebih sedikit serta dapat

mencegah terakumulasinya unsur-unsur tersebut didalam tajuk.

Page 38: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

26

Keterangan : v1 : varietas Pokali (T), v3 : varietas Ciherang (P)

Keterangan: v2 : varietas Lalan (T), v4 : varietas IR 64 (P)

Gambar 4 Pertumbuhan Varietas Toleran dan Peka Pada Media Kertas 8 000 ppm

Tabel 11 menunjukkan selisih antara kelompok varietas toleran dan

kelompok varietas peka. Sebagian besar peubah-peubah yang diamati pada media

kertas memiliki selisih yang positif artinya nilai kelompok varietas toleran lebih

besar dari nilai varietas peka. Panjang tajuk menjadi peubah yang paling utama

untuk pemilihan metode selanjutnya karena diduga NaCl menyerang tajuk. Selain

itu peubah tersebut praktis untuk diamati. Konsentrasi 8 000 ppm pada media

kertas stensil terlihat konsisten dapat membedakan varietas toleran dengan yang

peka. Oleh karena itu metode ini digunakan untuk menyeleksi 40 genotipe padi

yang belum diketahui tingkat toleransinya.

Tabel 11. Rekapitulasi Data Selisih antara Varietas Toleran dan Peka pada

Masing-masing Peubah yang Diamati Di Laboratorium

Peubah p4 p5 p6 p7 p8

PT (cm) 0.79 1.87 2.02 1.46 2.08

PA (cm) 0.25 1.37 0.76 0.74 0.87

BKK (g) 0.0002 0.0085 0.0142 0.0097 0.0096

BT (g) -0.0020 0.0042 0.0110 0.0071 0.0108

BA (g) 0.0022 0.0043 0.0032 0.0026 -0.0012

Keterangan : PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot

kering tajuk, BA = bobot kering akar, p = Perlakuan

V2 V4

V1 V3

Page 39: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

27

Pengujian Toleransi terhadap Salinitas 40 Genotipe Padi dengan

Metode Terbaik

Pengujian 40 genotipe di laboratorium ini menggunakan media kertas

stensil dengan konsentrasi 8 000 ppm. Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 12

faktor ulangan berpengaruh pada seluruh peubah yang diamati kecuali peubah

panjang akar. Faktor genotipe menunjukkan bahwa genotipe-genotipe yang diuji

di laboratorium menghasilkan nilai yang berbeda nyata pada seluruh peubah yang

diamati. Hal ini menunjukkan bahwa antara genotipe yang diuji memberikan

respon yang berbeda-beda dari cekaman salinitas.

Tabel 12. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Genotipe terhadap Peubah

yang Diamati pada Satu Metode Terpilih di Laboratorium

Peubah Ulangan Genotipe Rata - rata Kisaran

Panjang tajuk (cm) ** ** 8.96 5.77 - 11.05

Panjang akar (cm) tn ** 10.07 8.87 - 12.89

Bobot kering kecambah (g) * ** 0.0594 0.0327 - 0.1004

Bobot kering tajuk (g) * ** 0.0424 0.0200 - 0.0722

Bobot kering akar (g) * ** 0.0211 0.0096 - 0.0678 Keterangan: tn= tidak nyata, *= nyata dalam taraf 5%, **= nyata dalam taraf 1%

Hasil analisis sidik ragam pengujian 40 genotipe-genotipe yang diuji

berbeda sangat nyata pada peubah panjang tajuk, berdasarkan peubah tersebut

nilai rata-rata dari pengujian pada metode ini sebesar 8.96 cm dengan nilai

kisaran 5.77 sampai 11.05 cm (Tabel 12). Berdasarkan peubah panjang tajuk,

genotipe yang memiliki nilai terbesar adalah genotype TOX4136-5-1-1-KY-3,

IPB106-F-85-DJ-2, B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2, dengan tinggi rata-rata

berturut-turut sebesar 11.05 cm, 10.99 cm, dan 10.17 cm. Cek varietas toleran

pokali memiliki panjang tajuk sebesar 10.35 cm sedangkan lalan sebesar

10.94 cm. Varietas cek peka IR64 memiliki panjang tajuk sebesar 9.72 cm dan

Ciherang sebesar 9.52 cm (Lampiran 5).

Korelasi antara Peubah di Rumah Kaca dengan Peubah di Laboratorium

Pengujian di rumah kaca dikorelasikan dengan pengujian di laboratorium

bertujuan untuk melihat tingkat keeratan dari kedua pengujian tersebut. Hasil

Page 40: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

28

analisis korelasi seluruh peubah di rumah kaca tidak ada yang berkorelasi dengan

peubah yang diamati di laboratorium (Tabel 13) .

Tabel 13. Hasil Analisis Korelasi Peubah di Rumah Kaca dan

Laboratorium

Lab Rumah kaca

Persentase Daun Mati Jumlah Daun Panjang Akar

Panjang Tajuk -0.12608 tn 0.12362 tn 0.07652 tn

Panjang Akar 0.05829 tn -0.06628 tn -0.05755 tn

Bobot Kering Kecambah 0.05311 tn -0.02503 tn -0.06469 tn

Bobot Tajuk 0.02863 tn -0.01702 tn -0.02553 tn

Bobot Akar 0.00872 tn 0.06049 tn -0.06281 tn

Keterangan: tn= tidak nyata

Nilai korelasi terbesar adalah nilai korelasi antara peubah persentase daun

mati dengan peubah panjang tajuk yaitu sebesar -0.12608. Hal ini menunjukkan

korelasi antara pengujian di laboratorium dengan rumah kaca berkolerasi rendah.

Korelasi yang rendah dapat disebabkan oleh perbedaan stadia pertumbuhan,

kondisi lingkungan dan juga viabilitas benih yang berbeda pada saat pengujian.

Pengujian di laboratorium dimulai setelah 6 bulan pengujian di rumah

kaca, hal ini dapat menyebabkan penurunan viabilitas benih yang digunakan pada

saat penelitian dilaboratorium. Stadia pertumbuhan yang berbeda juga

menyebabkan korelasi antara pengujian rumah kaca dengan laboratorium rendah.

Menurut Rahmawati (2006) padi relatif lebih toleran terhadap salinitas saat

perkecambahan, akan tetapi tanaman bisa jadi rentan saat pindah tanam, bibit

masih muda, dan pembungaan, sehingga sangat sulit menentukan hubungan antara

toleransi terhadap salinitas pada fase perkecambahan dengan fase-fase berikutnya.

Pengelompokan tingkat toleransi peubah yang diamati di laboratorium

berdasarkan pada peubah panjang tajuk. Panjang tajuk diurutkan dari nilai

tertinggi hingga terendah kemudian dibagi kedalam empat klasifikasi tingkat

toleransi. Semakin tinggi panjang tajuk di duga benih semakin toleran. Genotipe

yang memiliki panjang tajuk rendah diduga genotipe tersebut peka.

Page 41: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

29

Tabel 14. Rata-rata dan Kisaran Nilai Peubah di Laboratorium berdasarkan

Tingkat Toleransi di Laboratorium

TT JG Rata-rata

PT PA BKK BT BA

T 11 10.23 9.85 0.0609 0.0434 0.0299

(9.6 -11.05) (8.97- 10.67) (0.0380-0.1004) (0.0203-0.0722) (0.0096-0.0678)

AT 11 9.27 9.99 0.0613 0.0437 0.0212

(8.83-9.62) (9.51-10.51) (0.0356-0.0870) (0.0200-0.0640) (0.0103-0.0556)

AP 11 8.61 10.46 0.0630 0.0459 0.0171

(8.44-8.78) (9.54-12.89) (0.0463-0.0807) (0.0336-0.0586) (0.0110-0.0222)

P 11 7.74 9.98 0.0526 0.0364 0.0162

(5.77-8.41) (8.87-10.64) (0.0327-0.0727) (0.0203-0.0497) (0.0109-0.0231)

Keterangan : TT : tingkat toleransi, T : toleran, AT : agak toleran, AP : agak peka, P : peka, JG :

jumlah genotipe, PT = panjang tajuk, PA = panjang akar, BKK = bobot kering

kecambah, BT = bobot kering tajuk, BA = bobot kering akar

Simulasi Seleksi Padi Toleran Salinitas

Simulasi seleksi ini bertujuan untuk membandingkan padi yang toleran di

pengujian rumah kaca dengan padi toleran di laboratorium. Peubah di rumah kaca

yang digunakan untuk simulasi seleksi adalah persentase daun mati, sedangkan

peubah di laboratorium menggunakan panjang tajuk.

Tabel 15. Simulasi Seleksi Hasil Pengujian di Rumah Kaca dan

Laboratorium

Intensitas Seleksi (%)

Jumlah Genotipe yang terpilih

Jumlah genotipe yang sesuai Kesusaian (%)

PDMa) vs PT

b)

10 4 0 0.00

20 8 1 12.50

30 12 2 16.66

40 16 4 25.00

50 20 10 50.00 Keterangan : PDM = persentase daun mati, PT = panjang tajuk, a) peubah rumah kaca, b) Peubah

laboratorium

Penggunaan panjang tajuk pada simulasi seleksi dikarenakan panjang tajuk

memiliki nilai koefisien korelasi paling besar dengan persentase daun mati

(Tabel 13). Simulasi seleksi dilakukan dengan cara mengurutkan nilai peubah

yang diamati dari terkecil sampai terbesar atau dari terbesar sampai terkecil

tergantung dengan peubah yang digunakan dalam simulasi seleksi (Lampiran 6).

Page 42: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

30

Peubah panjang tajuk diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil,

sedangkan peubah persentase daun mati diurutkan dari nilai terkecil hingga

terbesar. Hasil simulasi seleksi pada Tabel 15 menunjukkan bahwa penggunaan

metode kertas stensil pada konsentrasi 8 000 ppm tidak dapat digunakan untuk

menyeleksi 40 genotipe padi toleran terhadap salinitas. Pengujian dilaboratorium

menggunakan kertas menyebabkan keseluruhan tanaman terbungkus dengan

kertas sehingga transpirasi tanaman tidak berjalan dengan normal. Nilai intensitas

seleksi yang semakin besar menunjukkan bahwa peubah di laboratorium tidak

dapat menggambarkan keadaan persentase daun mati di rumah kaca secara akurat

dalam menyeleksi genotipe padi yang toleran terhadap salinitas.

Page 43: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Metode pengujian toleransi padi terhadap salinitas yang dapat

membedakan genotipe toleran dan peka adalah UKDdp dengan media kertas

stensil yang dilembabkan dengan larutan NaCl berkonsentrasi 8 000 ppm.

Evaluasi lebih lanjut menunjukkan bahwa media kertas stensil yang dilembabkan

dengan larutan NaCl berkonsentrasi 8 000 ppm adalah metode terbaik.

Pengujian di rumah kaca berdasarkan indikator persentase daun mati

menunjukkan bahwa tujuh genotipe toleran terhadap salinitas, 19 genotipe agak

toleran, 14 genotipe agak peka dan empat genotipe peka. Varietas toleran Lalan

memiliki nilai persentase daun mati terendah, yaitu sebesar 30.03 %, diikuti oleh

genotipe B11844-MR-23-4-6, B13133-9-MR-3-KY-2, dan B13136-3-MR-1-KY-

5 masing-masing sebesar 34.10 %, 35.03 %, 38.30 %, sedangkan varietas cek

toleran Pokali memiliki nilai persentase daun mati lebih tinggi sebesar 68.14 %.

Seluruh peubah yang diamati di rumah kaca tidak ada yang berkorelasi

nyata dengan peubah di laboratorium. Nilai korelasi yang terbesar dengan peubah

persentase daun mati adalah peubah panjang tajuk dengan nilai koefisien korelasi

sebesar -0.12608. Korelasi yang rendah dapat disebabkan karena perbedaan stadia

pertumbuhan, kondisi lingkungan dan juga viabilitas benih yang berbeda pada saat

pengujian

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kombinasi

media dan tingkat konsentrasi NaCl yang berbeda. Penelitian tentang pengujian

benih yang lebih menggambarkan keadaan dilapang dan respon tanaman padi

terhadap salinitas pada berbagai umur tanaman untuk menemukan metode yang

lebih efektif untuk menyeleksi genotipe padi.

Page 44: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2009. Produksi tanaman padi indonesia. http:// www.bps.go.id [ 22 maret

2010].

Barret-Lennard, E.G. 2002. Salt of the earth : time to take it seriously In: R.

Ahmad and K.A Malik (Eds.). Prospects for Saline Agriculture. Kluwer

Academic Publisher. Dordrecht. Netherlands. 460 p.

Bintoro, M. H. 1983. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan beberapa kultivar

tomat. Bul. Agron. XIV (1) : 13-29.

Cheeseman, J.M. 1988. Mechanisms of salinity tolerance in plants. Plant

Physiol. 87:547-550.

DPU. 1997. Kebijaksanaan pembangunan irigasi dalam peningkatan produksi

pangan (Formulasi Program Pengembangan Irigasi Pada PJP II).

Direktorat Bina Teknik Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.

http://binamarga.pu.go.id. [24 Januari 2011].

FAO. 2005. 20 hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan di propinsi

NAD. http://www.fao.org.[3 Agustus 2010].

Gomez, K. A. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian

Pertanian (Terjemahan). Edisi Kedua. UI Press. Jakarta. 698 hal.

Grist, D.H. 1959. Rice. Longmans. London. 466p.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta. 355 hal.

Hayuningtyas, R.D. 2010. Metode Uji Toleransi Padi (Oryza sativa L) Terhadap

Salinitas Pada Stadia Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hu. Y, U. Schmidhalter. 2004. Limitation of Salt Stress to Plant Growth. Di

Dalam: Bertold Hock, Erich F Elstner, Editor. Plant Toxicology. Marcel

Dekker New York. hal 191 – 224.

Katsuhara, M. and T. Kawasaki. 1996. Salt stress induced nuclear and dna

degradation in meristematic cells of barley roots. Plant Cell Physiol. 37(2):

169-173.

Levitt, J. 1980. Responses of Plant to Environmental Stresses 2nd ed. New York.

Academic pr. 607 p.

Madyasari, I. 2011. Pengujian Toleransi Kekeringan Terhadap Padi Gogo Pada

Fase Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 45: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

33

Manurung, S.O., dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi, hal 55-

103. Dalam M. Ismunadji, S. Partohardjono, M. Syam dan A. Widjono

(Eds). Padi-Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Bogor.

Marschner, H. 1998. Mineral Nutrition of Higher Plants, 2nd ed. Academic Press.

London. 889 p.

Notohadiprawiro, 1998. Tanah dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 236 hal.

Poerwowidodo. 2002. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional. Surabaya.

Purwono dan H. Purnamawati. 2008. Budidaya 8 jenis tanaman Pangan Unggul.

Penebar Swadaya. Depok. 139 hal.

Rahmawati. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi menggunakan

teknik transformasi Agrobacterium. Agrobiogen. 2:364-375.

Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Grasindo. Jakarta. 144 hal

Salisbury, Frank B. 1985. Plant Physiology 3rd

edition. Wadsworth Publishing

Company. California. 540 p.

Samadi. B. 2007. Kentang dan Analisis Usahataninya. Kanisius. Yogyakarta.

117hal.

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta.

318 hal.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.

Sposito, G. 2008. The Chemistry of Soils. Oxford University Press. New York

USA. 329 p.

Sulaiman, S. 1980. Penyaringan Varietas Padi Sawah Bagi Penyesuaian terhadap

Tanah Berkadar Garam Tinggi. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.

Sunarto. 2001. Toleransi kedelai terhadap salinitas. Bul. Agron. (29) (1) : 27-30.

Suwarno dan S. Solahudin. 1983. Toleransi varietas padi terhadap salinitas pada

fase perkecambahan. Bul. Agron. XIV (3) : 1-1

Suwarno. 1985. Pewarisan dan Fisiologi Sifat Toleran terhadap Salinitas pada

Tanaman Padi. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Bogor. 87 hal.

Page 46: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

34

Suzana, K. 2008. Pengaruh Pemberian Zeolit dan Kompos terhadap Sifat-Sifat

Kimia Tailing Dan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes

falcataria L. Nielsen). Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Tan, Kim H. 2000. Enviromental Soil Science 2nd

ed. Marcel Dekker. New York.

452 p.

Yahya, S. dan M. Adib. 1992. Uji toleransi terhadap salinitas bibit beberapa

varietas kakao. Bul. Agron. XX (3) : 35-44.

Yuniati, Ratna. 2004. Penapisan galur kedelai Glycine max (l.) Merrill toleran

terhadap NaCl untuk penanaman di lahan salin. Makara Sains. 1: 21-24.

Page 47: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

LAMPIRAN

Page 48: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

36

Lampiran 1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian

Toleransi terhadap Salinitas

No Genotipe Genotipe

1 B13133-9-MR-3-KY-2

2 B13133-10-MR-2-KY-9

3 B13134-3-MR-1-KY-12

4 B13134-3-MR-1-KY-14

5 B13136-3-MR-1-KY-1

6 B13136-3-MR-1-KY-5

7 B13136-3-MR-1-KY-8

8 B13137-4-MR-2-KY-1

9 B13137-4-MR-2-KY-3

10 B13138-3-MR-1-KY-2

11 B13138-3-MR-1-KY-3

12 B13138-5-MR-1-KY-3

13 B13138-8-MR-3-KY-2

14 B13144-1-MR-2-KY-1

15 B13144-1-MR-2-KY-2

16 B13144-1-MR-2-KY-3

17 B13144-1-MR-2-KY-4

18 B13145-1-MR-3-KY-2

19 B13145-1-MR-3-KY-3

20 B13145-1-MR-3-KY-4

21 B13146-1-MR-1-KY-1

22 B13146-1-MR-1-KY-2

23 B13146-1-MR-1-KY-3

24 B13146-1-MR-2-KY-1

25 B13146-1-MR-2-KY-2

26 B13146-1-MR-2-KY-3

27 B13146-1-MR-3-KY-1

28 TOX4136-5-1-1-KY-3

29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2

30 B11844-MR-23-4-6

31 B10553E-KN-6-1

32 B11377F-MR-34-2

33 B10217F-TB-38-1-1

34 B11016D-KN-2-1

35 B10551E-KN-62-2

36 B13131-4-MR-2-KY-1

37 B13131-4-MR-2-KY-3

38 IPB106-F-20-DJ-1

39 IPB106-F-85-DJ-2

Page 49: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

37

Lampiran 1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian

Toleransi terhadap Salinitas (Lanjutan)

No Genotipe Genotipe

40 IPB107-F-19-DJ-2

41 Pokali (toleran)

42 Lalan (toleran)

43 IR64 (peka)

44 Ciherang (peka)

Page 50: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

38

Lampiran 2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas

pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca

No Genotipe PDM (%) Tingkat Toleransi

42 Lalan 30.03 Toleran

30 B11844-MR-23-4-6 34.1 Toleran

1 B13133-9-MR-3-KY-2 35.03 Toleran

6 B13136-3-MR-1-KY-5 38.3 Toleran

11 B13138-3-MR-1-KY-3 40.78 Toleran

12 B13138-5-MR-1-KY-3 48.35 Toleran

5 B13136-3-MR-1-KY-1 49.08 Toleran

10 B13138-3-MR-1-KY-2 50.25 Agak Toleran

25 B13146-1-MR-2-KY-2 50.84 Agak Toleran

24 B13146-1-MR-2-KY-1 52.02 Agak Toleran

7 B13136-3-MR-1-KY-8 52.03 Agak Toleran

4 B13134-3-MR-1-KY-14 53.75 Agak Toleran

36 B13131-4-MR-2-KY-1 54.28 Agak Toleran

29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2 54.9 Agak Toleran

27 B13146-1-MR-3-KY-1 55.12 Agak Toleran

37 B13131-4-MR-2-KY-3 56.07 Agak Toleran

26 B13146-1-MR-2-KY-3 60.64 Agak Toleran

23 B13146-1-MR-1-KY-3 61.23 Agak Toleran

3 B13134-3-MR-1-KY-12 61.46 Agak Toleran

33 B10217F-TB-38-1-1 61.61 Agak Toleran

21 B13146-1-MR-1-KY-1 64.45 Agak Toleran

17 B13144-1-MR-2-KY-4 65.49 Agak Toleran

28 TOX4136-5-1-1-KY-3 65.97 Agak Toleran

41 Pokali 68.14 Agak Toleran

2 B13133-10-MR-2-KY-9 68.86 Agak Toleran

38 IPB106-F-20-DJ-1 69.96 Agak Toleran

13 B13138-8-MR-3-KY-2 70.10 Agak Peka

35 B10551E-KN-62-2 70.24 Agak Peka

9 B13137-4-MR-2-KY-3 71.28 Agak Peka

14 B13144-1-MR-2-KY-1 73.19 Agak Peka

34 B11016D-KN-2-1 75.68 Agak Peka

44 Ciherang 80.32 Agak Peka

15 B13144-1-MR-2-KY-2 83.33 Agak Peka

40 IPB107-F-19-DJ-2 83.89 Agak Peka

18 B13145-1-MR-3-KY-2 85.26 Agak Peka

16 B13144-1-MR-2-KY-3 85.51 Agak Peka

19 B13145-1-MR-3-KY-3 86.08 Agak Peka

Page 51: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

39

Lampiran 2. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi. Salinitas

pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca (Lanjutan)

No Genotipe PDM (%) Tingkat Toleransi

43 IR64 87.60 Agak Peka

8 B13137-4-MR-2-KY-1 89.41 Agak Peka

22 B13146-1-MR-1-KY-2 89.68 Agak Peka

20 B13145-1-MR-3-KY-4 91.55 Peka

31 B10553E-KN-6-1 92.86 Peka

32 B11377F-MR-34-2 95.83 Peka

39 IPB106-F-85-DJ-2 98.15 Peka Keterangan: PDM= persentase daun mati

Page 52: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

40

Lampiran 3 . Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas Toleran

pada Media Padat

NaCl Media

Rataan Varietas Toleran

Rataan Varietas Peka

Selisih Hasil

(ppm) T-P Uji t

0 TP 14.44 17.99 -3.55 * 3000 TP 12.73 16.05 -3.32 * 4000 TP 14.17 15.89 -1.72 tn 5000 TP 14.04 15.39 -1.35 * 6000 TP 12.39 14.96 -2.57 * 7000 TP 12.11 14.38 -2.27 * 8000 TP 10.11 10.40 -0.30 tn 9000 TP 4.98 7.84 -2.86 tn

10000 TP 4.46 5.73 -1.27 tn 0 ZT 13.93 16.81 -2.88 *

3000 ZT 13.72 17.77 -4.05 * 4000 ZT 14.62 15.96 -1.34 tn 5000 ZT 14.91 15.93 -1.03 tn 6000 ZT 13.59 14.83 -1.24 tn 7000 ZT 12.10 10.58 1.52 tn 8000 ZT 10.09 10.33 -0.24 tn 9000 ZT 8.94 8.39 0.54 tn

10000 ZT 8.30 7.73 0.57 tn 0 TK 8.47 9.42 -0.95 tn

3000 TK 8.48 7.19 1.29 tn 4000 TK 14.98 13.49 1.49 tn 5000 TK 11.21 15.01 -3.80 * 6000 TK 11.98 8.55 3.43 tn 7000 TK 8.17 7.79 0.38 tn 8000 TK 12.37 10.13 2.24 tn 9000 TK 9.90 10.10 -0.21 tn

10000 TK 4.04 5.48 -1.44 tn 0 PZ 13.93 16.42 -2.49 tn

3000 PZ 13.35 14.97 -1.63 tn 4000 PZ 12.81 15.75 -2.94 * 5000 PZ 11.78 16.70 -4.91 * 6000 PZ 9.97 10.90 -0.93 tn 7000 PZ 9.75 10.80 -1.05 tn 8000 PZ 5.29 4.88 0.41 tn 9000 PZ 3.19 2.10 1.09 tn

10000 PZ 2.12 2.18 -0.06 tn 0 ZK 3.54 4.16 -0.62 tn

3000 ZK 7.13 5.96 1.17 tn 4000 ZK 5.54 4.20 1.34 tn 5000 ZK 5.56 4.83 0.73 tn 6000 ZK 2.73 2.37 0.36 tn 7000 ZK 7.34 6.98 0.36 tn 8000 ZK 4.26 7.06 -2.80 tn 9000 ZK 2.27 4.43 -2.17 tn

10000 ZK 3.79 2.48 1.30 tn

Page 53: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

41

Lampiran 3. Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas Toleran

pada Media Padat (Lanjutan)

NaCl Media

Rataan Varietas Toleran

Rataan Varietas Peka

Selisih Hasil

(ppm) T-P Uji t

0 PK 10.70 9.23 1.47 tn 3000 PK 10.27 8.72 1.56 tn 4000 PK 8.80 10.37 -1.57 tn 5000 PK 8.82 7.17 1.64 tn 6000 PK 9.27 9.44 -0.17 tn 7000 PK 6.54 8.45 -1.92 tn 8000 PK 6.75 5.84 0.91 tn 9000 PK 4.40 4.51 -0.11 tn

10000 PK 4.77 3.99 0.78 tn Keterangan : TP = tanah pasir, ZT = zeolit tanah, TK = tanah kompos, PZ = pasir zeolit, ZK =

zeolit kompos, PK = pasir kompos, U= ulangan, T= varietas toleran, P= varietas

peka

Page 54: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

42

Lampiran 4. Nilai Kudrat Tengah dan F hitung Peubah yang Diamati terhadap

Perlakuan Genotipe dalam Pengujian toleransi terhadap salinitas 40

genotipe padi dengan metode terbaik

Peubah db KT (F)

PT PA BKK BT BA

U 3 26.45 0.17 0.001029 0.000741 0.000074

(22.74)** (0.19)tn (3.52)* (3.70)* (3.03)*

G 43 4.25 1.74 0.000700 0.000387 0.000081

(3.66)** (1.85)** (2.39)** (1.93)** (3.32)**

Galat 129 1.16 0.94 0.000292 0.000200 0.000024

Kk

12.03 9.63 27.85 32.15 28.45 Keterangan : U = ulangan, G = Genotipe, kk = koefisien keragaman, PT = panjang tajuk, PA =

panjang akar, BKK = bobot kering kecambah, BT = bobot tajuk, BA = bobot akar,

angka yang berada di dalam tanda kurung ( ) adalah nilai Fhitung, tn = tidak nyata,

* = nyata pada taraf 5%, ** = nyata pada taraf 1%.

Page 55: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

43

Lampiran 5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi. Salinitas

pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium.

No Genotipe Tingkat Toleransi Panjang Tajuk (cm)

28 TOX4136-5-1-1-KY-3 Toleran 11.05

39 IPB106-F-85-DJ-2 Toleran 10.99

42 Lalan Toleran 10.94

41 Pokali Toleran 10.35

29 B10387F-MR-7-6-KN-3-KY-2 Toleran 10.17

32 B11377F-MR-34-2 Toleran 10.07

2 B13133-10-MR-2-KY-9 Toleran 9.92

34 B11016D-KN-2-1 Toleran 9.89

10 B13138-3-MR-1-KY-2 Toleran 9.75

43 IR64 Toleran 9.72

3 B13134-3-MR-1-KY-12 Toleran 9.67

27 B13146-1-MR-3-KY-1 Agak Toleran 9.62

12 B13138-5-MR-1-KY-3 Agak Toleran 9.55

44 Ciherang Agak Toleran 9.52

20 B13145-1-MR-3-KY-4 Agak Toleran 9.46

18 B13145-1-MR-3-KY-2 Agak Toleran 9.36

6 B13136-3-MR-1-KY-5 Agak Toleran 9.24

5 B13136-3-MR-1-KY-1 Agak Toleran 9.24

21 B13146-1-MR-1-KY-1 Agak Toleran 9.05

13 B13138-8-MR-3-KY-2 Agak Toleran 9.03

30 B11844-MR-23-4-6 Agak Toleran 9.02

37 B13131-4-MR-2-KY-3 Agak Toleran 8.83

15 B13144-1-MR-2-KY-2 Agak Peka 8.78

24 B13146-1-MR-2-KY-1 Agak Peka 8.75

11 B13138-3-MR-1-KY-3 Agak Peka 8.71

25 B13146-1-MR-2-KY-2 Agak Peka 8.67

7 B13136-3-MR-1-KY-8 Agak Peka 8.67

9 B13137-4-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.63

38 IPB106-F-20-DJ-1 Agak Peka 8.6

22 B13146-1-MR-1-KY-2 Agak Peka 8.5

1 B13133-9-MR-3-KY-2 Agak Peka 8.47

16 B13144-1-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.45

26 B13146-1-MR-2-KY-3 Agak Peka 8.44

33 B10217F-TB-38-1-1 Peka 8.41

4 B13134-3-MR-1-KY-14 Peka 8.34

19 B13145-1-MR-3-KY-3 Peka 8.22

17 B13144-1-MR-2-KY-4 Peka 8.21

Page 56: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

44

Lampiran 5. Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas

pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium. (Lanjutan)

No Genotipe Tingkat Toleransi Panjang Tajuk (cm)

14 B13144-1-MR-2-KY-1 Peka 8.03

36 B13131-4-MR-2-KY-1 Peka 7.96

35 B10551E-KN-62-2 Peka 7.78

23 B13146-1-MR-1-KY-3 Peka 7.74

31 B10553E-KN-6-1 Peka 7.51

8 B13137-4-MR-2-KY-1 Peka 7.18

40 IPB107-F-19-DJ-2 Peka 5.77

Page 57: PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP

45

Lampiran 6. Contoh Simulasi Seleksi Pengujian di Rumah Kaca dan

Laboratorium pada Intensitas Seleksi 20%

Genotipe Persentase Daun Mati Genotipe Panjang Tajuk (cm)

30 34.10 28 11.05

1 35.03 39 10.99

6 38.30 29 10.17

11 40.78 32 10.07

12 48.35 2 9.92

5 49.08 34 9.89

10 50.25 10 9.75

25 50.84 3 9.67

24 52.02 27 9.62

7 52.03 12 9.55

4 53.75 20 9.46

36 54.28 18 9.36

29 54.90 5 9.24

27 55.12 6 9.24

37 56.07 21 9.05

26 60.64 13 9.03

23 61.23 30 9.02

3 61.46 37 8.83

33 61.61 15 8.78

21 64.45 24 8.75

17 65.49 11 8.71

28 65.97 25 8.67

2 68.86 7 8.67

38 69.96 9 8.63

13 70.10 28 8.60

35 70.24 22 8.50

9 71.28 1 8.47

14 73.19 16 8.45

34 75.68 26 8.44

15 83.33 33 8.41

40 83.89 4 8.34

18 85.26 19 8.22

16 85.51 17 8.21

19 86.08 14 8.03

8 89.41 36 7.96

22 89.68 35 7.78

20 91.55 23 7.74

31 92.86 31 7.51

32 95.83 8 7.18

39 98.15 40 5.77