pengujian empiris efficient market...

Download PENGUJIAN EMPIRIS EFFICIENT MARKET …dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/1210230038137171109520June201… · Makalah ini disusun untuk memberikan ... Perkembangan teori akuntansi

If you can't read please download the document

Upload: hanhu

Post on 07-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGUJIAN EMPIRIS EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS (EMH)

    DAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

    Rafrini Amyulianthy

    Asriyal

    Abstract

    As indicated, Efficient Market Hypothesis theory played an important role in evolution of

    accounting research. The conflict between the Efficient Market Hypothesis and hypotheses

    underlying many accounting prescriptions led to the introduction and popularization of

    positive theory and methodology in the accounting literature. This paper is to provide a

    clearer understanding of the factors anomalies encountered by experts during a test of the

    reliability Efficient Market Hypothesis and Capital Asset Pricing Model (CAPM) theories

    which proposed by Fama in 1970.

    PENDAHULUAN

    Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman secara lebih jelas terhadap

    faktor-faktor anomali yang ditemui oleh para ahli pada saat melakukan pengujian terhadap

    keandalan teori Efficient Market Hypothesis dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang

    dikemukakan oleh Fama tahun 1970.

    Sebagai dasar pemikiran dalam penulisan makalah ini adalah artikel yang ditulis oleh

    Michael J. Jensen (1978) yang secara khusus membahas tentang Some Annomalous

    Regarding Market Efficiency. Dalam tulisan tersebut Jensen menyimpulkan bahwa dari

    pengujian empiris yang dilakukan di pasar modal (Market Based Research) para peneliti

    menyimpulkan beberapa hal berikut ini:

    1. Konsep EMH perlu dipahami secara lebih bijaksana dalam penyusunan standar atau teori

    akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh pola perilaku investor di pasar modal. Dalam

    kenyataannya, perilaku investor yang rasional tidak didukung oleh pembuktian empiris

    didalam pasar yang berjalan. Konsep bahwa semua pelaku pasar yang terlibat dalam

    perdagangan saham tidak lagi memperoleh keuntungan lebih (zero profit) tidak

  • 2

    dibuktikan secara empiris dalam kenyataan yang terjadi (no real worl counterpart). Hal

    ini dibuktikan dengan adanya abnormal return (loss) yang terjadi di pasar modal.

    2. Konsep CAPM harus dicermati secara lebih hati-hati karena memiliki banyak

    keterbatasan dalam penerapannya, terutama dalam menghitung kedua parameter dalam

    model tersebut, yaitu risk () dan expected return (E r). Dalam rumusan CAPM dapat

    diketahui estimasi hubungan antara E (r) dan adalah positif. Namun perlu dicermati

    kondisi ini hanyalah untuk estimasi yang sifatnya ex-ante (ke depan). Pada kenyataannya

    (realita) dapat saja ditemukan hubungan antara E(r) dan negatif karena pada

    kenyataannya investor mengalami kerugian. Selanjutnya sangat sulit dalam kenyaan

    untuk dapat mengestimsi besarnya dalam pasar yang real.

    PERKEMBANGAN PENDEKATAN DARI TEORI DAN PENELITIAN BIDANG

    AKUNTANSI YANG TERJADI DI DUNIA

    Pada dasarnya terdapat tiga pendekatan dalam memahami teori akuntansi yang

    berjalan saat ini yaitu pendekatan klasik (clasical approach), pendekatan basis pasar (market

    based approach) dan pendekatan positif akuntansi (positive accounting). Ringkasan penting

    sehubungan dengan ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Pendekatan Klasik (Classical Approach)

    Pendekatan ini diperkenalkan sekitar tahun 1960an, dan sampai saat ini masih dijadikan

    kerangka dasar dalam penyusunan standar akuntansi keuangan (FASB). Pada prinsipnya

    pendekatan ini menggunakan pendekatan teoritis dan konseptual, sehingga bersifat

    normatif dan lebih menekankan pada aspek true economic reality. Kelemahan dari konsep

    ini adalah tidak dapat diobservasi (unobservable) untuk menilai apakah informasi

    keuangan yang ada telah mencerminkan secara benar realitas ekonomi yang ada di

    perusahaan.

    2. Pendekatan Berbasis Pasar (Market based approach)

    Pendekatan berbasis pasar memperbaiki kelemahan dari pendekatan klasik yang lemah

    dalam pengujian di dunia nyata (unobservable). Kekuatan dari pendekatan berbasis pasar

    didasarkan pada bukti-bukti empiris dan lebih menekan kepada pemakai jasa (user

    oriented). Fokus dari pendekatan ini adalah mengukur bagaimana reaksi pasar terhadap

    data akuntansi yang dilaporkan oleh emiten. Pendekatan yang digunakan adalah

  • 3

    mengukur hubungan yang dapat diamati antara laba yang dilaporkan dan market return

    untuk menarik kesimpulan pentingnya peranan (role) dari informasi informasi akuntansi

    yang tersedia di pasar.

    3. Pendekatan akuntansi positif (Positive Accounting Theory)

    Pendekatan akuntansi positif juga menekankan kepada reaksi pasar yang dapat diamati

    terhadap angka (informasi) akuntansi yang dikeluarkan oleh emiten. Namun demikian

    mengukur reaksi pasar bukan merupakan tujuan utama dari pendekatan ini. Konsep yang

    ditawarkan dalam penyusunan teori akuntansi oleh pendekatan ini didasarkan kepada dua

    alasan, yaitu:

    Bahwa informasi keuangan perlu mempertimbangkan aspek lain, yaitu lingkungan

    yang dipengaruhi oleh laporan keuangan dari emiten, seperti management

    compensation plan, debt covenance dari pihak kreditor, dan aturan pemerintah;

    Laporan keuangan dapat mempengaruhi lingkungan, maka terdapat dorongan dalam

    menyusun kebijakan akuntansi yang tidak hanya sekedar mengukur hasil dari

    emiten, tetapi juga memberikan masukan bagi manajemen dalam mengambil

    keputusan operasi dan pilihan akuntansi yang diambil.

    Dengan memahami ketiga pendekatan teori akuntansi tersebut di atas secara baik dan

    utuh diharapkan, seorang analis keuangan, praktisi akuntan, pendidik serta pemerhati

    akuntansi dapat memahami dampak informasi akuntansi perusahaan terhadap lingkungan

    diamana perusahaan atau industri tersebut berada.

    Ketiga pendekatan tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam

    membahas fenomena akuntansi yang ada didunia nyata (real world). Untuk

    menggambarkan ketiga pendekatan tersebut di atas, berikut adalah skema dari ketiga

    pendekatan teori akuntansi sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

  • 4

    Gambar 1

    (a) Classical Theory (b) Market-based Research (c) Positive Accounting

    EFFICIENT MARKET HYPHOTESIS (EMH) DAN CAPITAL ASSET PRICING

    MODEL (CAPM)

    Perkembangan teori akuntansi dan riset akuntansi yang ada saat ini tidak terlepas dari

    perkembangan konsep EMH dan CAPM yang diperkenalkan dalam periode tahun 1960.

    Kedua konsep ini memperkenalkan bahwa harga-harga saham atau surat berharga yang ada di

    pasar modal dan pasar keuangan merupakan cerminan dari informasi keuangan yang tersedia

    di pasar. Selanjutnya investor bersikap rasional dalam melalukan keputusan ekonomi dipasar

    modal dengan mempertimbangkan risk and return yang diperoleh terhadap keputusan

    membeli atau melepaskan surat berharga yang dimilikinya. Ringkasan penting berkaitan

    dengan konsep EMH dan CAPM dapat dijelaskan lebih rinci di bawah ini :

    Opeating, financing,

    and investment

    decisions

    Events

    True economic

    reality

    (unobservable)

    Accounting

    description

    Operating,

    financing, and

    investment

    decisions

    Events

    Accounting

    description

    Information

    Market

    reaction

    Opeating, financing,

    and investment

    decisions

    Events

    Accounting

    description

    Information

    Market reaction

    Management

    compensation

    Debt covenants

    Regulatory

    environment

    Other

  • 5

    1. EFFICIENT MARKET HYPHOTHESIS (EMH)

    Hipotesa pasar yang efisien (efficient market hyphothesis - EMH) dipopulerkan oleh

    Eugene Fama pada tahun 1970, meskipun sebelumnya pada akhir tahun 1950-an dan awal

    1960-an sudah mulai dibicarakan dalam theory of random walks dalam literatur keuangan,

    dan rational expectations theory dalam literatur ekonomi.

    Pada dasarnya hipotesa ini menyatakan bahwa pasar disebut efisien jika harga-harga

    saham mencerminkan seluruh informasi yang tersedia secara penuh dan cepat. Informasi

    tersebut tidak terbatas hanya pada informasi keuangan saja, tetapi juga mencakup informasi

    politik, kejadian sosial dan ekonomi, dan informasi lainnya. Pada suatu pasar yang efisien,

    harga pasar menjadi random, dan sulit ditebak. Sehingga hal ini sering disebut sebagai

    random walk dari harga saham. Dengan demikian dalam pasar yang efisien, investor akan

    sulit atau bahkan tidak mungkin memperoleh keuntungan, karena semua investor memiliki

    informasi yang sama, dan harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang ada

    secara cepat.

    Mengapa harus ada konsep mengenai pasar yang efisien dan apakah mungkin pasar

    yang efisien itu ada dalam dunia nyata ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kondisi-

    kondisi ideal berikut ini harus terpenuhi: (Gumanti, 2002)

    a. Investor bertindak secara rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan,

    sehingga mereka aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai perdagangan

    saham. Namun demikian investor adalah price taker.

    b. Tidak adanya cost of information di pasar modal, sehingga semua pihak bisa mengakses

    informasi dengan cuma-cuma (free of charges).

    c. Informasi yang ada di pasar modal diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap

    pengumuman yang ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh oleh pengumuman

    lain.

    d. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di

    pasar, sehingga menyebabkan harga saham segera melakukan penyesuaian.

    Menurut Fama (1970) ada tiga bentuk tingkat efisiensi pasar berdasarkan penyerapan

    informasinya, yaitu pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk semi kuat dan pasar

    efisien bentuk kuat. Berikut adalah penjelasan ketiga bentuk dari pasar efisien sebagaimana

    di jelaskan di atas :

  • 6

    1. Weak efficiency (bentuk lemah)

    Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan informasi harga saham

    masa lalu. Karena itu technical analysis (adalah suatu metode untuk mengevaluasi surat

    berharga dengan menggunakan analisa statistik berdasarkan aktivitas pasar, volume dan

    harga surat berharga masa lalu) tidak dapat digunakan untuk mengalahkan pasar. Harga

    saham yang lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham di masa yang akan

    datang.

    2. Semi-strong efficiency (bentuk setengah kuat)

    Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan semua informasi yang

    tersedia bagi publik, termasuk informasi harga saham di masa lalu dalam pasar bentuk lemah.

    Informasi tersebut misalnya laporan keuangan, laporan dan analisa industri. Baik

    fundamental analysis maupun technical analysis tidak dapat digunakan untuk memperoleh

    keuntungan dari pasar dengan bentuk ini. Berdasarkan bentuk setengah kuat ini maka dapat

    dikatakan bahwa laporan keuangan bukan satu-satunya sumber informasi untuk pengambilan

    keputusan investasi. Dengan demikian, laporan keuangan tidak dapat digunakan untuk

    memperoleh keuntungan karena harga saham sudah mencerminkan informasi dalam laporan

    keuangan.

    3. Strong efficiency (bentuk kuat)

    Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan semua informasi,

    termasuk informasi yang sebenarnya hanya diketahui sekelompok kecil golongan masyarakat.

    Dalam bentuk pasar ini, bahkan insider information tidak dapat memberikan keuntungan bagi

    investor. Levy (1996) menggambarkan keterkaitan antara informasi dan efisiensi pasar,

    sebagai berikut:

  • 7

    Berdasarkan gambar di atas, maka berdasarkan pada tingkatannya, informasi dapat

    dibedakan menjadi lima kelompok. Sedangkan berdasarkan pada tingkat efisiensinya pasar

    dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok juga, dimana kelompok pasar dengan efisiensi

    terendah disebut pasar tidak efisien, sedangkan yang tertinggi tingkatannya adalah pasar

    dengan efisiensi sempurna.

    Dalam dunia nyata, pasar tidak dapat sepenuhnya absolut efisien atau sama sekali

    tidak efisien. Biasanya berada di antara keduanya. Dengan adanya perkembangan informasi

    teknologi, maka akan membantu pasar untuk semakin efisien. Informasi teknologi ini

    memungkinkan informasi tersebar dengan lebih cepat, dan dengan perdagangan elektronik

    memungkinkan informasi terserap dengan lebih cepat pada harga saham.

    Menurut Dyckman dan Morse (1986, dalam Gumanti, 2002) pengujian pasar efisien

    dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengujian berbasis informasi non akuntansi, dan

    pengujian berbasis informasi akuntansi. Pengujian berbasis informasi non akuntansi

    didasarkan pada ketiga bentuk pasar efisien berdasarkan Fama (1970) dan beberapa variasi

    yang masih berkaitan dengan aspek non akuntansi. Sedangkan pengujian berbasis informasi

    akuntansi tidak mengikuti bentuk pasar efisien yang ada (Gumanti, 2002).

    2. CAPITAL ASSET PRICING MODEL (TEORI PORTOFOLIO)

    Pada dasarnya jika seseorang mengambil suatu risiko, maka dia mengharapkan return

    yang sesuai dengan risiko yang diambilnya tersebut. Dalam pasar modal, investor

    mengharapkan additional return (disebut risk premium) jika mereka harus menanggung

    additional risk.

  • 8

    Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah suatu model ekonomi untuk menilai

    saham, securities, aset yang mengaitkan antara risiko dan expected return. CAPM ini sudah

    mulai dikenal sejak 1960-an yang dikembangkan oleh William Sharpe. Selanjutnya pada

    tahun 1990 William Sharpe menerima hadiah Nobel 1990 atas perannya dalam

    mengembangkan CAPM tersebut (Burton, 1998). CAPM ini mendasari pemikiran teori

    portofolio yang menyatakan bahwa investor akan memilih suatu portofolio saham yang dapat

    memaksimumkan expected return untuk tingkat risiko tertentu, atau meminimumkan risiko

    untuk memperoleh expected return tertentu.

    Hubungan antara dua paramater (risk dan expected return) dalam CAPM dirumuskan

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    E(Rit) : expected return dari saham i pada periode t

    Rf : return dari risk-free investment

    Rm : return dari pasar secara keseluruhan

    i : beta dari perusahaan i

    CAPM didasari oleh sejumlah asumsi, yaitu:

    1. Investor mempunyai karakteristik risk averse serta memiliki ekspektasi yang sama

    (homogenous expectation)

    2. Pasar bersifat friction less dimana informasi dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa

    biaya. Kondisi ini menyebabkan semua investor bersifat price taker dan tidak mungkin

    memperoleh abnormal profit.

    3. Aset dipecah menjadi satuan terkecil yang sangat likuid (marketable).

    4. Terdapat risk-free asset dalam hal ini investor dapat meminjam dan meminjamkan pada

    suku bunga tersebut.

    5. Short selling diperbolehkan tanpa adanya biaya tambahan seperti pajak dan biaya

    transaksi.

    6. Asset return terdistribusi normal.

    E(Rit) = Rf(1 - i) + iE(Rmt)

  • 9

    PENELITIAN-PENELITIAN YANG MENGUJI KONSEP EMH DAN CAPM

    1. PENELITIAN-PENELITIAN

    Konsep EMH dan CAPM telah diuji dalam berbagai penelitian yang dilakukan di

    berbagai pasar modal, seperti New York Stock Exchange, London Market, Autralian Market,

    dan German Stock Market (Jensen, 1978). Hasil-hasil penelitian mengindikasikan adanya

    bukti-bukti yang mendukung konsep EMH dan CAPM. Namun demikian, terdapat juga hasil

    penelitian yang tidak mendukung konsep EMH dan CAPM.

    Dalam papernya Jensen (1978) mengemukakan ringkasan dari beberapa penelitian

    yang menjelaskan mengenai faktor anomali yang terjadi di pasar modal. Ringkasan penting

    berkaitan dengan anomali pasar tersebut apat dilihat dari Tabel 1 berikut ini :

    Tabel - 1

    No. Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian

    1. Ball

    (1978)

    Anomalies in Relationships

    between Securities Yields and

    Yield-Surrogates

    Ada non-zero abnormal return

    setelah pengumuman. Hal ini

    tidak konsisten dengan konsep

    market efficiency

    Menurut Ball terjadinya non zero

    abnormal returns disebabkan oleh

    karena tidak memadainya

    parameter dalam CAPM, dan

    bukan karena pasar tidak efisien

    2. Watts

    (1978)

    Systematic Abnormal Returns

    after Quarterly Earnings

    Announcements

    Abnormal returns disebabkan

    oleh inefisiensi pasar, dan bukan

    karena kelemahan CAPM

    Inefisiensi hanya terjadi pada

    periode 1962-1965; dan tidak

    pada periode 1965-1968

  • 10

    3. Thompson

    (1978)

    The Info Content of Discounts

    and Premium on Closed-End

    Fund Shares

    Ada abnormal returns sebesar 4%

    selama periode 1940-1971.

    Dari data yang ada tidak dapat

    menentukan apakah abnormal

    return timbul karena inefisiensi

    pasar, atau karena kelemahan dari

    CAPM

    Abnormal return disebabkan krn

    kelemahan dari CAPM dan bukan

    dari inefisiensi pasar karena

    informasi mengenai closed end

    fund discounts tersedia dan

    didiskusikan secara ekstensif

    4. Galai

    (1978)

    Empirical Tests of Boundary

    Conditions for CBOE Options

    Perilaku NYSE dan Chicago

    Board Options Exchange

    menunjukkan pasar yang tidak

    synchronized . Hal tsb dapat

    memberikan keuntungan.

    5. Chiras &

    Manaster

    (1978)

    The Information Content of

    Option Prices and A Test of

    Market Efficiency

    Harga opsi memberikan

    kesempatan untuk memperoleh

    keuntungan, sehingga dikatakan

    bahwa pasar CBOE tidak efisien.

    6. Long (1978) The Market Valuation of Cash

    Dividends: A Case to Consider

    Parameter CAPM mengandung

    kelemahan

    7. Charest

    (1978)

    Split (and Dividend)

    Information, Stock Returns and

    Market Efficiency

    Secara umum perubahan harga

    pasar terhadap stock split

    konsisten dengan market

    efficiency

    Terdapat abnormal returns

    selama beberapa bulan setelah

    perubahan dividen tunai. Harga

    pasar tidak segera mencerminkan

    perubahan dividen.

  • 11

    Tidak dapat menentukan

    penyebab timbulnya abnormal

    return, apakah karena pasar tidak

    efisien atau karena kelemahan

    parameter CAPM.

    Sumber : Jensen 1978

    Selanjutnya berdasarkan beberapa hasil penelitian yang mencoba menguji efisiensi,

    baik itu bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat, menunjukkan tidak adanya konsistensi. Jika

    bentuk kuat teori pasar efisien memang benar-benar ada, orang dalam (insiders) seharusnya

    tidak mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi

    perdagangan yang ada. Bukti yang ditunjukkan dalam Tabel 2 tersebut sangat jelas dan

    meyakinkan, bahwa insiders (tetapi bukan manajer reksa dana atau mutual funds) dapat

    memperoleh abnormal profits, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bentuk kuat teori

    pasar efisien tidak terdukung. Tetapi perlu diingat kembali bahwa adalah tidak diperkenankan

    atau melanggar hukum untuk melakukan transaksi atau perdagangan dengan menggunakan

    informasi orang dalam. Walaupun demikian, jelas kiranya di sini bahwa dalam kasus-kasus

    tertentu dimana peneliti mampu untuk mendapatkan informasi tentang keterlibatan orang

    dalam (insiders) atau setidak-tidaknya informasi dari orang dalam dapat diperoleh, maka

    seseorang masih memiliki kesempatan untuk memperoleh abnormal returns.

    Tabel 2

    No Peneliti Judul Temuan

    1. Ilcho Bechev

    (2005) :

    Central Europe

    Efficient Market

    Hypothesis: Budapest,

    Prague, and Warsaw Stock

    Exchange

    Pengujian dari sampel penelitian

    menyarankan bahwa antara tahun

    1996 dan 2004 pada BSE merupakan

    pasar bentuk weak dan semi-strong.

    Pengujian dari perkembangan

    market eficiency menyarankan

    bahwa pada kahir periode sampel, 3

    pasar berkumpul memiliki tingkat

    efisiensi yang sama.

  • 12

    7. Kurt Dew

    (2001):

    Turkey

    A Surprising

    Development: Tests of the

    Capital Asset Pricing

    Model and The Efficient

    Market Hypothesis in

    Turkeys Securuties

    Markets

    Pasar sekuritas Turkey melakukan

    trasfer risk dengan sempurna,

    sehingga tidak ada risk suppression.

    Specific risk dari pasar Turkey

    bervariasi dari waktu ke waktu dan

    mempengaruhi risk & return

    terhadap portfolio.

    CAPM dapat diterapkan dan Turkish

    security market merupakan bentuk

    pasar yang efisien.

    3. Anand Pandey

    (2003) :

    India

    Efficiency of Indian Stock

    Market

    Berdasarkan hasil pengujian dan

    analisis autocorrelation, ditemukan

    bahwa series dari index saham-

    saham di India Stock Market

    ternyata biased random timeseries.

    Perilaku harga saham tidak cocok

    dengan model random walk di pasar

    saham India.

    Sehingga ada sekuritas yang menjadi

    undervalued dan investor bisa

    mendapatkan kelebihan returns jika

    bisa memilih yang benar.

    4. Haroon Mahm

    (2007) :

    Pakistan

    Market Efficiency: An

    Empirical Analysis of

    KSE 100 Index

    Hipotesa random walk dapat

    diterima, sehingga KSE dapat

    disebut sebagai pasar yang efisien.

    Sehingga returns saham harian

    bersifat independent dan tidak bisa

    digunakan sebagai peramalan untuk

    perdagangan selanjutnya.

    5. John Simpson

    (2004) :

    Gulf

    Cooperating

    Stock Market Efficiency

    And Development In The

    GCC

    Pasar dari GCC tidak efisien pada

    tingkatan EMH mapapun.

    Interdependence dari pasar-pasar

    tersebut sangat kuat dan erat

  • 13

    Countries

    (GCC)

    sehingga efisiensi pasar merupakan

    petunjuk akan adanya pengabungan.

    6. Stefan PALAN

    (2004) :

    Graz

    The Efficient Market

    Hypothesis and its

    Validity in Todays

    Markets

    Masih belum dapat ditentukan

    bentuk pasar efisiensi yang tepat

    Selanjutnya menurut Dyckman dan Morse (1986, dalam Gumanti 2002) pengujian

    pasar efisien dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengujian berbasis informasi non-

    akuntansi dan pengujian berbasis informasi akuntansi. Pengujian berbasis informasi non-

    akuntansi didasarkan pada ketiga bentuk pasar efisien menurut Fama (1970) dan beberapa

    variasi yang masih berkaitan dengan aspek non-akuntansi.

    Sedangkan pengujian berbasis informasi akuntansi tidak mengikuti bentuk pasar

    efisien yang ada. Ringkasan dari pengujian pasar efisien yang pernah ada atas informasi

    nonakuntansi dan informasi akuntansi ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini. Sebagaimana

    dapat dilihat dalam Tabel 3, penelitian yang mencoba untuk menguji keberadaan pasar efisien

    sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Namun demikian, beberapa hal

    penting perlu mendapat perhatian. Morse dan Dale sepertinya sepakat bahwa pasar modal di

    Amerika Serikat, setidaknya sampai dengan periode tahun 1980-an, masih tergolong ke

    dalam pasar efisien bentuk lemah.

  • 14

    Tabel - 3

    Selanjutnya berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang mencoba menguji

    efisiensi, baik itu bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat, menunjukkan tidak adanya

    konsistensi. Levy (1996) menyajikan ringkasan penelitian terdahulu terhadap hipotesis pasar

    efisien. Tabel 4 menyajikan beberapa pengujian pasar efisien yang dirangkum oleh Levy

    (1996). Pada Tabel 4 nampak jelas adanya penelitian yang menemukan bukti dan tidak

    menemukan bukti adanya pasar efisien bervariasi.

  • 15

    Tabel - 4

  • 16

    Kesimpulan penelitian Tidak berarti bahwa pengujian yang dilakukan tidak

    menemukan adanya abnormal return, sedangkan kesimpulan Ada berarti pengujian yang

    dilakukan menemukan adanya abnormal return. Jika bentuk kuat teori pasar efisien memang

    benar-benar ada, orang dalam (insiders) seharusnya tidak mampu untuk memperoleh

    abnormal returns dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada.

    Bukti yang ditunjukkan dalam tabel tersebut sangat jelas dan meyakinkan, bahwa

    insiders (tetapi bukan manajer reksa dana atau mutual funds) dapat memperoleh abnormal

    profits, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bentuk kuat teori pasar efisien tidak

    terdukung. Tetapi perlu diingat kembali bahwa adalah tidak diperkenankan atau melanggar

    hukum untuk melakukan transaksi atau perdagangan dengan menggunakan informasi orang

    dalam. Walaupun demikian, jelas kiranya di sini bahwa dalam kasus-kasus tertentu dimana

    peneliti mampu untuk mendapatkan informasi tentang keterlibatan orang dalam (insiders)

    atau setidak-tidaknya informasi dari orang dalam dapat diperoleh, maka seseorang masih

    memiliki kesempatan untuk memperoleh abnormal returns (Gumanti, 2002).

    2. ANOMALI PASAR (MARKET ANOMALIES)

    Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga membahas tentang adanya

    ketidak-teraturan (anomali) yang ada yang terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali di

    sini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-

    hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada.

    Artinya, suatu peristiwa dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return.

    Dengan kata lain seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return

    dengan mengandalkan suatu perisitiwa tertentu. Anomali yang ada, tidak hanya ditemukan

    pada satu jenis bentuk pasar efisien saja, tetapi ditemukan pada bentuk pasar efisien yang

    lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar

    efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien semi-kuat (semi strong).

    Pengujian berbasis ada tidaknya anomali menggunakan model pendekatan uji ke belakang

    (back tested method). Pada model pendekatan ini peneliti melakukan pengujian untuk

    menjawab pertanyaan bagaimana harga historis (hystorical price data) bergerak sebagai

    konsekuensi dari adanya kejadian atau pengamatan.

  • 17

    Berikut adalah beberapa riset yang dilakukan oleh peneliti (Ball and Brown) yang

    meneliti bahwa terdapat abnormal return sebelum dilakukan pengumuman pembagian laba

    perusahaan (announcement date) sebagai berikut : (White et al, 2003)

    Gambar - 2

    1.12 __

    1.10 __

    1.08 __

    1.06 __

    1.04 __

    1.02 __

    1.00 __

    0.98 __

    0.96 __

    0.94 __

    0.92 __

    0.90 __

    0.88 __

    -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6

    Month relative to annual report announcement date

    Abn

    orm

    al p

    erfo

    rman

    ce in

    dex Good news

    firm

    Bad news

    firm

    Selanjutnya Profesor Abraham Briloff juga menyelidiki secara periodik pengaruh harga

    saham terhadap informasi keuangan yang tersedia dipasar modal dan menyimpulkan bahwa

    harga saham tidak secara penuh mengungkapkan informasi yang tersedia di pasar. Berikut

    adalah Gambar dari The Briloff Effect : (White et al, 2003)

    Gambar - 3

    0.05

    0.00 __

    -0.05 __

    -0.10 __

    -0.15

    -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30

    Trailing days relative to announcement date

    Cu

    mula

    tive a

    bnorm

    al r

    etu

    rn

  • 18

    Selain gambar tersebut di atas, untuk melihat kuatnya suatu pernyataan atau bukti

    akan adanya anomali pasar, perlu adanya dukungan yang tidak sedikit. Artinya, beberapa

    penelitian harus memiliki kesimpulan yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Dalam teori

    keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah

    anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali

    peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies).

    Tabel 5 selanjutnya menyampaikan rangkuman lengkap tentang berbagai macam

    anomali yang telah ditemukan dipasar sekuritas (saham): (Gumanti, 2002)

    Tabel - 5

  • 19

    3. PENDEKATAN LAIN YANG DAPAT MELENGKAPI KETERBATASAN

    DARI EMH DAN CAPM

    Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai penelitian, maka dapat dipahami bahwa

    EMH dan CAPM tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Antara lain, dalam CAPM beta

    diasumsikan konstan, dan perilaku investor diasumsikan rasional. Oleh karena itu, Russel dan

    Torbey (2002) dalam tulisannya yang berjudul The Efficient Market Hypothesis on Trial: A

    Survey menawarkan suatu alternatif pendekatan untuk melengkapi pemahaman terhadap

    EMH dan CAPM. Alternatif pendekatan tersebut adalah:

    1. Mempertimbangkan aspek atau prinsip psikologis (psychological principles). Dalam

    berbagai literatur psikologi dikatakan bahwa manusia memiliki keterabatasan dalam

    mengolah data dan informasi. Sehingga walaupun pasar adalah efisien, tetapi investor

    memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi tersebut.

    2. EMH didasarkan atas asumsi bahwa investor dalam mengambil keputusan ekonominya

    adalah bersifat rasional. Sedangkan menurut Keynes (1936, dalam Russel dan Torbey,

    2002) investor itu kadangkalah (atau bahkan seringkali) bertindak seperti gambler

  • 20

    (kasino) yang didasarkan atas naluri animal spirit. Hal ini lebih terjadi karena investor

    lebih memikirkan keuntungan jangka pendek dan bukan jangka panjang.

    Berdasarkan pendekatan pemikiran alternatif di atas, maka untuk lebih

    menyempurnakan konsep EMH dan CAPM, maka penelitian-penelitian selanjutnya perlu

    mempertimbangkan unsur kualitatif dan kuantitatif serta pendekatan yang bersifat multi

    disiplin (seperti ilmu ekonomi, politik, psikologi, dan hukum).

    KESIMPULAN

    Dari penjelasan yang sudah disebutkan, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari

    tentang konsep EMH dan CAPM dalam memprediksi perilaku investor di pasar modal

    sebagai berikut :

    1. Meskipun mengandung beberapa kelemahan, tetapi konsep EMH dan CAPM masih

    relevan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan investasi karena alasan berikut

    ini:

    Memberikan nilai pridiksi yang bersifat rasional bagi investor.

    Belum ada model alternatif yang dapat menggantikan kedua model tersebut

    Walaupun Beta (CAPM) memiliki kelemahan karena diasumsikan konstan, namun

    demikian tidak berarti risiko yang ada tidak dapat dinilai. Oleh karena itu

    penyesuaian nilai beta secara terus menerus dalam model CAPM dapat

    meminimumkan perilaku anomali pasar modal

    Bukti-bukti empiris menunjukan bahwa EMH dan CAPM masih digunakan dalam

    membentuk model keputusan investasi yang dilakukan di pasar modal

    2. Perilaku investor tidak dapat diprediksi secara kuantitatif semata-mata. Dalam

    kenyataannya investor bertindak tidak rasional dan tidak dapat diduga (unpredictable).

    Investor lebih mementingkan keuntungan jangka pendek dibandingkan jangka panjang.

    Bahkan Keynes tahun 1936, menyebutkan perilaku investor tersebut seperti casino,

    animal spirit, musical chair, beauty contest dan mass psychology of ignorance

    speculators (Russel and Torbey, 2002)

    3. Dalam menilai perilaku harga saham di pasar modal, konsep EMH dan CAPM tidak dapat

    berdiri sendiri tetapi perlu dilengkapi dengan metode analisis lain yang menunjang

  • 21

    pemahaman terhadap perilaku investor yang ada di dunia nyata (real world). Metode

    analisis lain tersebut mencakup antara lain dimensi psikologis investor dan lingkungan

    yang ada di pasar modal dari negara yang bersangkutan.

  • 22

    DAFTAR REFERENSI

    Bechev, Ilcho. 2005.Efficient Market Hypothesis: Prague Budapest And Warsaw Stock

    Exchange, Central European University Paper.

    Burton, Jonathan. 1998. Revisiting The Capital Asset Pricing Model.

    Dew, Kurt. 2001. A Surprising Development Tests of the Capital Asset Pricing Model and

    the EMH in Turkey's Security. Isik University, Istanbul, Turkey.

    Fama, E.F. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work. Journal of

    Finance 25 (May 1970). pp. 383 417.

    Gumanti, Tatang Ary, dan Elok Sri Utami. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya.

    Simposium Nasional Akuntansi III.

    Jensen, Michael C. 1978. Some Anomalous Evidence Regarding Market Efficiency, Journal

    of Financial Economics, Vol. 6.

    Mahmood, Haroon. 2007. Market Efficiency An Empirical Analysis of KSE 100 Index,

    Shaheed Zulfiqar Ali Bhutto Institute of Science & Technology.

    Pandey, Anand. 2003. Efficiency Of Indian Stock, IGIDR, Mumbai.

    Palan, Stefan. 2004. Efficient Market Hypothesis and its Validity in Todays Markets,

    Faculty of Social and Economic Sciences, Karl-Franzens University Graz.

    Russel, Phillip S, Violet M. Torbey. 2002. The Efficient Market Hypothesis on Trial: A

    Survey.

    Simpson, John. 2004. Stock Market Efficiency And Development In The Gulf Coast

    Cooperation (GCC), University of Wollongong.

  • 23

    Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd

    , Prentice Hall Canada, Inc,

    Scarborough.

    White, Gerald I, Ashwinpaul C. Sondhi, and Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of

    Financial Statements, 3rd

    Edition, Wiley International.