pengujian empiris efficient market...
TRANSCRIPT
-
1
PENGUJIAN EMPIRIS EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS (EMH)
DAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)
Rafrini Amyulianthy
Asriyal
Abstract
As indicated, Efficient Market Hypothesis theory played an important role in evolution of
accounting research. The conflict between the Efficient Market Hypothesis and hypotheses
underlying many accounting prescriptions led to the introduction and popularization of
positive theory and methodology in the accounting literature. This paper is to provide a
clearer understanding of the factors anomalies encountered by experts during a test of the
reliability Efficient Market Hypothesis and Capital Asset Pricing Model (CAPM) theories
which proposed by Fama in 1970.
PENDAHULUAN
Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman secara lebih jelas terhadap
faktor-faktor anomali yang ditemui oleh para ahli pada saat melakukan pengujian terhadap
keandalan teori Efficient Market Hypothesis dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang
dikemukakan oleh Fama tahun 1970.
Sebagai dasar pemikiran dalam penulisan makalah ini adalah artikel yang ditulis oleh
Michael J. Jensen (1978) yang secara khusus membahas tentang Some Annomalous
Regarding Market Efficiency. Dalam tulisan tersebut Jensen menyimpulkan bahwa dari
pengujian empiris yang dilakukan di pasar modal (Market Based Research) para peneliti
menyimpulkan beberapa hal berikut ini:
1. Konsep EMH perlu dipahami secara lebih bijaksana dalam penyusunan standar atau teori
akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh pola perilaku investor di pasar modal. Dalam
kenyataannya, perilaku investor yang rasional tidak didukung oleh pembuktian empiris
didalam pasar yang berjalan. Konsep bahwa semua pelaku pasar yang terlibat dalam
perdagangan saham tidak lagi memperoleh keuntungan lebih (zero profit) tidak
-
2
dibuktikan secara empiris dalam kenyataan yang terjadi (no real worl counterpart). Hal
ini dibuktikan dengan adanya abnormal return (loss) yang terjadi di pasar modal.
2. Konsep CAPM harus dicermati secara lebih hati-hati karena memiliki banyak
keterbatasan dalam penerapannya, terutama dalam menghitung kedua parameter dalam
model tersebut, yaitu risk () dan expected return (E r). Dalam rumusan CAPM dapat
diketahui estimasi hubungan antara E (r) dan adalah positif. Namun perlu dicermati
kondisi ini hanyalah untuk estimasi yang sifatnya ex-ante (ke depan). Pada kenyataannya
(realita) dapat saja ditemukan hubungan antara E(r) dan negatif karena pada
kenyataannya investor mengalami kerugian. Selanjutnya sangat sulit dalam kenyaan
untuk dapat mengestimsi besarnya dalam pasar yang real.
PERKEMBANGAN PENDEKATAN DARI TEORI DAN PENELITIAN BIDANG
AKUNTANSI YANG TERJADI DI DUNIA
Pada dasarnya terdapat tiga pendekatan dalam memahami teori akuntansi yang
berjalan saat ini yaitu pendekatan klasik (clasical approach), pendekatan basis pasar (market
based approach) dan pendekatan positif akuntansi (positive accounting). Ringkasan penting
sehubungan dengan ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Klasik (Classical Approach)
Pendekatan ini diperkenalkan sekitar tahun 1960an, dan sampai saat ini masih dijadikan
kerangka dasar dalam penyusunan standar akuntansi keuangan (FASB). Pada prinsipnya
pendekatan ini menggunakan pendekatan teoritis dan konseptual, sehingga bersifat
normatif dan lebih menekankan pada aspek true economic reality. Kelemahan dari konsep
ini adalah tidak dapat diobservasi (unobservable) untuk menilai apakah informasi
keuangan yang ada telah mencerminkan secara benar realitas ekonomi yang ada di
perusahaan.
2. Pendekatan Berbasis Pasar (Market based approach)
Pendekatan berbasis pasar memperbaiki kelemahan dari pendekatan klasik yang lemah
dalam pengujian di dunia nyata (unobservable). Kekuatan dari pendekatan berbasis pasar
didasarkan pada bukti-bukti empiris dan lebih menekan kepada pemakai jasa (user
oriented). Fokus dari pendekatan ini adalah mengukur bagaimana reaksi pasar terhadap
data akuntansi yang dilaporkan oleh emiten. Pendekatan yang digunakan adalah
-
3
mengukur hubungan yang dapat diamati antara laba yang dilaporkan dan market return
untuk menarik kesimpulan pentingnya peranan (role) dari informasi informasi akuntansi
yang tersedia di pasar.
3. Pendekatan akuntansi positif (Positive Accounting Theory)
Pendekatan akuntansi positif juga menekankan kepada reaksi pasar yang dapat diamati
terhadap angka (informasi) akuntansi yang dikeluarkan oleh emiten. Namun demikian
mengukur reaksi pasar bukan merupakan tujuan utama dari pendekatan ini. Konsep yang
ditawarkan dalam penyusunan teori akuntansi oleh pendekatan ini didasarkan kepada dua
alasan, yaitu:
Bahwa informasi keuangan perlu mempertimbangkan aspek lain, yaitu lingkungan
yang dipengaruhi oleh laporan keuangan dari emiten, seperti management
compensation plan, debt covenance dari pihak kreditor, dan aturan pemerintah;
Laporan keuangan dapat mempengaruhi lingkungan, maka terdapat dorongan dalam
menyusun kebijakan akuntansi yang tidak hanya sekedar mengukur hasil dari
emiten, tetapi juga memberikan masukan bagi manajemen dalam mengambil
keputusan operasi dan pilihan akuntansi yang diambil.
Dengan memahami ketiga pendekatan teori akuntansi tersebut di atas secara baik dan
utuh diharapkan, seorang analis keuangan, praktisi akuntan, pendidik serta pemerhati
akuntansi dapat memahami dampak informasi akuntansi perusahaan terhadap lingkungan
diamana perusahaan atau industri tersebut berada.
Ketiga pendekatan tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam
membahas fenomena akuntansi yang ada didunia nyata (real world). Untuk
menggambarkan ketiga pendekatan tersebut di atas, berikut adalah skema dari ketiga
pendekatan teori akuntansi sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
-
4
Gambar 1
(a) Classical Theory (b) Market-based Research (c) Positive Accounting
EFFICIENT MARKET HYPHOTESIS (EMH) DAN CAPITAL ASSET PRICING
MODEL (CAPM)
Perkembangan teori akuntansi dan riset akuntansi yang ada saat ini tidak terlepas dari
perkembangan konsep EMH dan CAPM yang diperkenalkan dalam periode tahun 1960.
Kedua konsep ini memperkenalkan bahwa harga-harga saham atau surat berharga yang ada di
pasar modal dan pasar keuangan merupakan cerminan dari informasi keuangan yang tersedia
di pasar. Selanjutnya investor bersikap rasional dalam melalukan keputusan ekonomi dipasar
modal dengan mempertimbangkan risk and return yang diperoleh terhadap keputusan
membeli atau melepaskan surat berharga yang dimilikinya. Ringkasan penting berkaitan
dengan konsep EMH dan CAPM dapat dijelaskan lebih rinci di bawah ini :
Opeating, financing,
and investment
decisions
Events
True economic
reality
(unobservable)
Accounting
description
Operating,
financing, and
investment
decisions
Events
Accounting
description
Information
Market
reaction
Opeating, financing,
and investment
decisions
Events
Accounting
description
Information
Market reaction
Management
compensation
Debt covenants
Regulatory
environment
Other
-
5
1. EFFICIENT MARKET HYPHOTHESIS (EMH)
Hipotesa pasar yang efisien (efficient market hyphothesis - EMH) dipopulerkan oleh
Eugene Fama pada tahun 1970, meskipun sebelumnya pada akhir tahun 1950-an dan awal
1960-an sudah mulai dibicarakan dalam theory of random walks dalam literatur keuangan,
dan rational expectations theory dalam literatur ekonomi.
Pada dasarnya hipotesa ini menyatakan bahwa pasar disebut efisien jika harga-harga
saham mencerminkan seluruh informasi yang tersedia secara penuh dan cepat. Informasi
tersebut tidak terbatas hanya pada informasi keuangan saja, tetapi juga mencakup informasi
politik, kejadian sosial dan ekonomi, dan informasi lainnya. Pada suatu pasar yang efisien,
harga pasar menjadi random, dan sulit ditebak. Sehingga hal ini sering disebut sebagai
random walk dari harga saham. Dengan demikian dalam pasar yang efisien, investor akan
sulit atau bahkan tidak mungkin memperoleh keuntungan, karena semua investor memiliki
informasi yang sama, dan harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang ada
secara cepat.
Mengapa harus ada konsep mengenai pasar yang efisien dan apakah mungkin pasar
yang efisien itu ada dalam dunia nyata ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kondisi-
kondisi ideal berikut ini harus terpenuhi: (Gumanti, 2002)
a. Investor bertindak secara rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan,
sehingga mereka aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai perdagangan
saham. Namun demikian investor adalah price taker.
b. Tidak adanya cost of information di pasar modal, sehingga semua pihak bisa mengakses
informasi dengan cuma-cuma (free of charges).
c. Informasi yang ada di pasar modal diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap
pengumuman yang ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh oleh pengumuman
lain.
d. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di
pasar, sehingga menyebabkan harga saham segera melakukan penyesuaian.
Menurut Fama (1970) ada tiga bentuk tingkat efisiensi pasar berdasarkan penyerapan
informasinya, yaitu pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk semi kuat dan pasar
efisien bentuk kuat. Berikut adalah penjelasan ketiga bentuk dari pasar efisien sebagaimana
di jelaskan di atas :
-
6
1. Weak efficiency (bentuk lemah)
Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan informasi harga saham
masa lalu. Karena itu technical analysis (adalah suatu metode untuk mengevaluasi surat
berharga dengan menggunakan analisa statistik berdasarkan aktivitas pasar, volume dan
harga surat berharga masa lalu) tidak dapat digunakan untuk mengalahkan pasar. Harga
saham yang lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham di masa yang akan
datang.
2. Semi-strong efficiency (bentuk setengah kuat)
Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan semua informasi yang
tersedia bagi publik, termasuk informasi harga saham di masa lalu dalam pasar bentuk lemah.
Informasi tersebut misalnya laporan keuangan, laporan dan analisa industri. Baik
fundamental analysis maupun technical analysis tidak dapat digunakan untuk memperoleh
keuntungan dari pasar dengan bentuk ini. Berdasarkan bentuk setengah kuat ini maka dapat
dikatakan bahwa laporan keuangan bukan satu-satunya sumber informasi untuk pengambilan
keputusan investasi. Dengan demikian, laporan keuangan tidak dapat digunakan untuk
memperoleh keuntungan karena harga saham sudah mencerminkan informasi dalam laporan
keuangan.
3. Strong efficiency (bentuk kuat)
Menyatakan bahwa harga saham sepenuhnya menggambarkan semua informasi,
termasuk informasi yang sebenarnya hanya diketahui sekelompok kecil golongan masyarakat.
Dalam bentuk pasar ini, bahkan insider information tidak dapat memberikan keuntungan bagi
investor. Levy (1996) menggambarkan keterkaitan antara informasi dan efisiensi pasar,
sebagai berikut:
-
7
Berdasarkan gambar di atas, maka berdasarkan pada tingkatannya, informasi dapat
dibedakan menjadi lima kelompok. Sedangkan berdasarkan pada tingkat efisiensinya pasar
dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok juga, dimana kelompok pasar dengan efisiensi
terendah disebut pasar tidak efisien, sedangkan yang tertinggi tingkatannya adalah pasar
dengan efisiensi sempurna.
Dalam dunia nyata, pasar tidak dapat sepenuhnya absolut efisien atau sama sekali
tidak efisien. Biasanya berada di antara keduanya. Dengan adanya perkembangan informasi
teknologi, maka akan membantu pasar untuk semakin efisien. Informasi teknologi ini
memungkinkan informasi tersebar dengan lebih cepat, dan dengan perdagangan elektronik
memungkinkan informasi terserap dengan lebih cepat pada harga saham.
Menurut Dyckman dan Morse (1986, dalam Gumanti, 2002) pengujian pasar efisien
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengujian berbasis informasi non akuntansi, dan
pengujian berbasis informasi akuntansi. Pengujian berbasis informasi non akuntansi
didasarkan pada ketiga bentuk pasar efisien berdasarkan Fama (1970) dan beberapa variasi
yang masih berkaitan dengan aspek non akuntansi. Sedangkan pengujian berbasis informasi
akuntansi tidak mengikuti bentuk pasar efisien yang ada (Gumanti, 2002).
2. CAPITAL ASSET PRICING MODEL (TEORI PORTOFOLIO)
Pada dasarnya jika seseorang mengambil suatu risiko, maka dia mengharapkan return
yang sesuai dengan risiko yang diambilnya tersebut. Dalam pasar modal, investor
mengharapkan additional return (disebut risk premium) jika mereka harus menanggung
additional risk.
-
8
Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah suatu model ekonomi untuk menilai
saham, securities, aset yang mengaitkan antara risiko dan expected return. CAPM ini sudah
mulai dikenal sejak 1960-an yang dikembangkan oleh William Sharpe. Selanjutnya pada
tahun 1990 William Sharpe menerima hadiah Nobel 1990 atas perannya dalam
mengembangkan CAPM tersebut (Burton, 1998). CAPM ini mendasari pemikiran teori
portofolio yang menyatakan bahwa investor akan memilih suatu portofolio saham yang dapat
memaksimumkan expected return untuk tingkat risiko tertentu, atau meminimumkan risiko
untuk memperoleh expected return tertentu.
Hubungan antara dua paramater (risk dan expected return) dalam CAPM dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
E(Rit) : expected return dari saham i pada periode t
Rf : return dari risk-free investment
Rm : return dari pasar secara keseluruhan
i : beta dari perusahaan i
CAPM didasari oleh sejumlah asumsi, yaitu:
1. Investor mempunyai karakteristik risk averse serta memiliki ekspektasi yang sama
(homogenous expectation)
2. Pasar bersifat friction less dimana informasi dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa
biaya. Kondisi ini menyebabkan semua investor bersifat price taker dan tidak mungkin
memperoleh abnormal profit.
3. Aset dipecah menjadi satuan terkecil yang sangat likuid (marketable).
4. Terdapat risk-free asset dalam hal ini investor dapat meminjam dan meminjamkan pada
suku bunga tersebut.
5. Short selling diperbolehkan tanpa adanya biaya tambahan seperti pajak dan biaya
transaksi.
6. Asset return terdistribusi normal.
E(Rit) = Rf(1 - i) + iE(Rmt)
-
9
PENELITIAN-PENELITIAN YANG MENGUJI KONSEP EMH DAN CAPM
1. PENELITIAN-PENELITIAN
Konsep EMH dan CAPM telah diuji dalam berbagai penelitian yang dilakukan di
berbagai pasar modal, seperti New York Stock Exchange, London Market, Autralian Market,
dan German Stock Market (Jensen, 1978). Hasil-hasil penelitian mengindikasikan adanya
bukti-bukti yang mendukung konsep EMH dan CAPM. Namun demikian, terdapat juga hasil
penelitian yang tidak mendukung konsep EMH dan CAPM.
Dalam papernya Jensen (1978) mengemukakan ringkasan dari beberapa penelitian
yang menjelaskan mengenai faktor anomali yang terjadi di pasar modal. Ringkasan penting
berkaitan dengan anomali pasar tersebut apat dilihat dari Tabel 1 berikut ini :
Tabel - 1
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian
1. Ball
(1978)
Anomalies in Relationships
between Securities Yields and
Yield-Surrogates
Ada non-zero abnormal return
setelah pengumuman. Hal ini
tidak konsisten dengan konsep
market efficiency
Menurut Ball terjadinya non zero
abnormal returns disebabkan oleh
karena tidak memadainya
parameter dalam CAPM, dan
bukan karena pasar tidak efisien
2. Watts
(1978)
Systematic Abnormal Returns
after Quarterly Earnings
Announcements
Abnormal returns disebabkan
oleh inefisiensi pasar, dan bukan
karena kelemahan CAPM
Inefisiensi hanya terjadi pada
periode 1962-1965; dan tidak
pada periode 1965-1968
-
10
3. Thompson
(1978)
The Info Content of Discounts
and Premium on Closed-End
Fund Shares
Ada abnormal returns sebesar 4%
selama periode 1940-1971.
Dari data yang ada tidak dapat
menentukan apakah abnormal
return timbul karena inefisiensi
pasar, atau karena kelemahan dari
CAPM
Abnormal return disebabkan krn
kelemahan dari CAPM dan bukan
dari inefisiensi pasar karena
informasi mengenai closed end
fund discounts tersedia dan
didiskusikan secara ekstensif
4. Galai
(1978)
Empirical Tests of Boundary
Conditions for CBOE Options
Perilaku NYSE dan Chicago
Board Options Exchange
menunjukkan pasar yang tidak
synchronized . Hal tsb dapat
memberikan keuntungan.
5. Chiras &
Manaster
(1978)
The Information Content of
Option Prices and A Test of
Market Efficiency
Harga opsi memberikan
kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, sehingga dikatakan
bahwa pasar CBOE tidak efisien.
6. Long (1978) The Market Valuation of Cash
Dividends: A Case to Consider
Parameter CAPM mengandung
kelemahan
7. Charest
(1978)
Split (and Dividend)
Information, Stock Returns and
Market Efficiency
Secara umum perubahan harga
pasar terhadap stock split
konsisten dengan market
efficiency
Terdapat abnormal returns
selama beberapa bulan setelah
perubahan dividen tunai. Harga
pasar tidak segera mencerminkan
perubahan dividen.
-
11
Tidak dapat menentukan
penyebab timbulnya abnormal
return, apakah karena pasar tidak
efisien atau karena kelemahan
parameter CAPM.
Sumber : Jensen 1978
Selanjutnya berdasarkan beberapa hasil penelitian yang mencoba menguji efisiensi,
baik itu bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat, menunjukkan tidak adanya konsistensi. Jika
bentuk kuat teori pasar efisien memang benar-benar ada, orang dalam (insiders) seharusnya
tidak mampu untuk memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi
perdagangan yang ada. Bukti yang ditunjukkan dalam Tabel 2 tersebut sangat jelas dan
meyakinkan, bahwa insiders (tetapi bukan manajer reksa dana atau mutual funds) dapat
memperoleh abnormal profits, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bentuk kuat teori
pasar efisien tidak terdukung. Tetapi perlu diingat kembali bahwa adalah tidak diperkenankan
atau melanggar hukum untuk melakukan transaksi atau perdagangan dengan menggunakan
informasi orang dalam. Walaupun demikian, jelas kiranya di sini bahwa dalam kasus-kasus
tertentu dimana peneliti mampu untuk mendapatkan informasi tentang keterlibatan orang
dalam (insiders) atau setidak-tidaknya informasi dari orang dalam dapat diperoleh, maka
seseorang masih memiliki kesempatan untuk memperoleh abnormal returns.
Tabel 2
No Peneliti Judul Temuan
1. Ilcho Bechev
(2005) :
Central Europe
Efficient Market
Hypothesis: Budapest,
Prague, and Warsaw Stock
Exchange
Pengujian dari sampel penelitian
menyarankan bahwa antara tahun
1996 dan 2004 pada BSE merupakan
pasar bentuk weak dan semi-strong.
Pengujian dari perkembangan
market eficiency menyarankan
bahwa pada kahir periode sampel, 3
pasar berkumpul memiliki tingkat
efisiensi yang sama.
-
12
7. Kurt Dew
(2001):
Turkey
A Surprising
Development: Tests of the
Capital Asset Pricing
Model and The Efficient
Market Hypothesis in
Turkeys Securuties
Markets
Pasar sekuritas Turkey melakukan
trasfer risk dengan sempurna,
sehingga tidak ada risk suppression.
Specific risk dari pasar Turkey
bervariasi dari waktu ke waktu dan
mempengaruhi risk & return
terhadap portfolio.
CAPM dapat diterapkan dan Turkish
security market merupakan bentuk
pasar yang efisien.
3. Anand Pandey
(2003) :
India
Efficiency of Indian Stock
Market
Berdasarkan hasil pengujian dan
analisis autocorrelation, ditemukan
bahwa series dari index saham-
saham di India Stock Market
ternyata biased random timeseries.
Perilaku harga saham tidak cocok
dengan model random walk di pasar
saham India.
Sehingga ada sekuritas yang menjadi
undervalued dan investor bisa
mendapatkan kelebihan returns jika
bisa memilih yang benar.
4. Haroon Mahm
(2007) :
Pakistan
Market Efficiency: An
Empirical Analysis of
KSE 100 Index
Hipotesa random walk dapat
diterima, sehingga KSE dapat
disebut sebagai pasar yang efisien.
Sehingga returns saham harian
bersifat independent dan tidak bisa
digunakan sebagai peramalan untuk
perdagangan selanjutnya.
5. John Simpson
(2004) :
Gulf
Cooperating
Stock Market Efficiency
And Development In The
GCC
Pasar dari GCC tidak efisien pada
tingkatan EMH mapapun.
Interdependence dari pasar-pasar
tersebut sangat kuat dan erat
-
13
Countries
(GCC)
sehingga efisiensi pasar merupakan
petunjuk akan adanya pengabungan.
6. Stefan PALAN
(2004) :
Graz
The Efficient Market
Hypothesis and its
Validity in Todays
Markets
Masih belum dapat ditentukan
bentuk pasar efisiensi yang tepat
Selanjutnya menurut Dyckman dan Morse (1986, dalam Gumanti 2002) pengujian
pasar efisien dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengujian berbasis informasi non-
akuntansi dan pengujian berbasis informasi akuntansi. Pengujian berbasis informasi non-
akuntansi didasarkan pada ketiga bentuk pasar efisien menurut Fama (1970) dan beberapa
variasi yang masih berkaitan dengan aspek non-akuntansi.
Sedangkan pengujian berbasis informasi akuntansi tidak mengikuti bentuk pasar
efisien yang ada. Ringkasan dari pengujian pasar efisien yang pernah ada atas informasi
nonakuntansi dan informasi akuntansi ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini. Sebagaimana
dapat dilihat dalam Tabel 3, penelitian yang mencoba untuk menguji keberadaan pasar efisien
sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Namun demikian, beberapa hal
penting perlu mendapat perhatian. Morse dan Dale sepertinya sepakat bahwa pasar modal di
Amerika Serikat, setidaknya sampai dengan periode tahun 1980-an, masih tergolong ke
dalam pasar efisien bentuk lemah.
-
14
Tabel - 3
Selanjutnya berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang mencoba menguji
efisiensi, baik itu bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat, menunjukkan tidak adanya
konsistensi. Levy (1996) menyajikan ringkasan penelitian terdahulu terhadap hipotesis pasar
efisien. Tabel 4 menyajikan beberapa pengujian pasar efisien yang dirangkum oleh Levy
(1996). Pada Tabel 4 nampak jelas adanya penelitian yang menemukan bukti dan tidak
menemukan bukti adanya pasar efisien bervariasi.
-
15
Tabel - 4
-
16
Kesimpulan penelitian Tidak berarti bahwa pengujian yang dilakukan tidak
menemukan adanya abnormal return, sedangkan kesimpulan Ada berarti pengujian yang
dilakukan menemukan adanya abnormal return. Jika bentuk kuat teori pasar efisien memang
benar-benar ada, orang dalam (insiders) seharusnya tidak mampu untuk memperoleh
abnormal returns dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Bukti yang ditunjukkan dalam tabel tersebut sangat jelas dan meyakinkan, bahwa
insiders (tetapi bukan manajer reksa dana atau mutual funds) dapat memperoleh abnormal
profits, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa bentuk kuat teori pasar efisien tidak
terdukung. Tetapi perlu diingat kembali bahwa adalah tidak diperkenankan atau melanggar
hukum untuk melakukan transaksi atau perdagangan dengan menggunakan informasi orang
dalam. Walaupun demikian, jelas kiranya di sini bahwa dalam kasus-kasus tertentu dimana
peneliti mampu untuk mendapatkan informasi tentang keterlibatan orang dalam (insiders)
atau setidak-tidaknya informasi dari orang dalam dapat diperoleh, maka seseorang masih
memiliki kesempatan untuk memperoleh abnormal returns (Gumanti, 2002).
2. ANOMALI PASAR (MARKET ANOMALIES)
Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga membahas tentang adanya
ketidak-teraturan (anomali) yang ada yang terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali di
sini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-
hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada.
Artinya, suatu peristiwa dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return.
Dengan kata lain seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return
dengan mengandalkan suatu perisitiwa tertentu. Anomali yang ada, tidak hanya ditemukan
pada satu jenis bentuk pasar efisien saja, tetapi ditemukan pada bentuk pasar efisien yang
lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar
efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien semi-kuat (semi strong).
Pengujian berbasis ada tidaknya anomali menggunakan model pendekatan uji ke belakang
(back tested method). Pada model pendekatan ini peneliti melakukan pengujian untuk
menjawab pertanyaan bagaimana harga historis (hystorical price data) bergerak sebagai
konsekuensi dari adanya kejadian atau pengamatan.
-
17
Berikut adalah beberapa riset yang dilakukan oleh peneliti (Ball and Brown) yang
meneliti bahwa terdapat abnormal return sebelum dilakukan pengumuman pembagian laba
perusahaan (announcement date) sebagai berikut : (White et al, 2003)
Gambar - 2
1.12 __
1.10 __
1.08 __
1.06 __
1.04 __
1.02 __
1.00 __
0.98 __
0.96 __
0.94 __
0.92 __
0.90 __
0.88 __
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6
Month relative to annual report announcement date
Abn
orm
al p
erfo
rman
ce in
dex Good news
firm
Bad news
firm
Selanjutnya Profesor Abraham Briloff juga menyelidiki secara periodik pengaruh harga
saham terhadap informasi keuangan yang tersedia dipasar modal dan menyimpulkan bahwa
harga saham tidak secara penuh mengungkapkan informasi yang tersedia di pasar. Berikut
adalah Gambar dari The Briloff Effect : (White et al, 2003)
Gambar - 3
0.05
0.00 __
-0.05 __
-0.10 __
-0.15
-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30
Trailing days relative to announcement date
Cu
mula
tive a
bnorm
al r
etu
rn
-
18
Selain gambar tersebut di atas, untuk melihat kuatnya suatu pernyataan atau bukti
akan adanya anomali pasar, perlu adanya dukungan yang tidak sedikit. Artinya, beberapa
penelitian harus memiliki kesimpulan yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Dalam teori
keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah
anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali
peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies).
Tabel 5 selanjutnya menyampaikan rangkuman lengkap tentang berbagai macam
anomali yang telah ditemukan dipasar sekuritas (saham): (Gumanti, 2002)
Tabel - 5
-
19
3. PENDEKATAN LAIN YANG DAPAT MELENGKAPI KETERBATASAN
DARI EMH DAN CAPM
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai penelitian, maka dapat dipahami bahwa
EMH dan CAPM tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Antara lain, dalam CAPM beta
diasumsikan konstan, dan perilaku investor diasumsikan rasional. Oleh karena itu, Russel dan
Torbey (2002) dalam tulisannya yang berjudul The Efficient Market Hypothesis on Trial: A
Survey menawarkan suatu alternatif pendekatan untuk melengkapi pemahaman terhadap
EMH dan CAPM. Alternatif pendekatan tersebut adalah:
1. Mempertimbangkan aspek atau prinsip psikologis (psychological principles). Dalam
berbagai literatur psikologi dikatakan bahwa manusia memiliki keterabatasan dalam
mengolah data dan informasi. Sehingga walaupun pasar adalah efisien, tetapi investor
memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi tersebut.
2. EMH didasarkan atas asumsi bahwa investor dalam mengambil keputusan ekonominya
adalah bersifat rasional. Sedangkan menurut Keynes (1936, dalam Russel dan Torbey,
2002) investor itu kadangkalah (atau bahkan seringkali) bertindak seperti gambler
-
20
(kasino) yang didasarkan atas naluri animal spirit. Hal ini lebih terjadi karena investor
lebih memikirkan keuntungan jangka pendek dan bukan jangka panjang.
Berdasarkan pendekatan pemikiran alternatif di atas, maka untuk lebih
menyempurnakan konsep EMH dan CAPM, maka penelitian-penelitian selanjutnya perlu
mempertimbangkan unsur kualitatif dan kuantitatif serta pendekatan yang bersifat multi
disiplin (seperti ilmu ekonomi, politik, psikologi, dan hukum).
KESIMPULAN
Dari penjelasan yang sudah disebutkan, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari
tentang konsep EMH dan CAPM dalam memprediksi perilaku investor di pasar modal
sebagai berikut :
1. Meskipun mengandung beberapa kelemahan, tetapi konsep EMH dan CAPM masih
relevan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan investasi karena alasan berikut
ini:
Memberikan nilai pridiksi yang bersifat rasional bagi investor.
Belum ada model alternatif yang dapat menggantikan kedua model tersebut
Walaupun Beta (CAPM) memiliki kelemahan karena diasumsikan konstan, namun
demikian tidak berarti risiko yang ada tidak dapat dinilai. Oleh karena itu
penyesuaian nilai beta secara terus menerus dalam model CAPM dapat
meminimumkan perilaku anomali pasar modal
Bukti-bukti empiris menunjukan bahwa EMH dan CAPM masih digunakan dalam
membentuk model keputusan investasi yang dilakukan di pasar modal
2. Perilaku investor tidak dapat diprediksi secara kuantitatif semata-mata. Dalam
kenyataannya investor bertindak tidak rasional dan tidak dapat diduga (unpredictable).
Investor lebih mementingkan keuntungan jangka pendek dibandingkan jangka panjang.
Bahkan Keynes tahun 1936, menyebutkan perilaku investor tersebut seperti casino,
animal spirit, musical chair, beauty contest dan mass psychology of ignorance
speculators (Russel and Torbey, 2002)
3. Dalam menilai perilaku harga saham di pasar modal, konsep EMH dan CAPM tidak dapat
berdiri sendiri tetapi perlu dilengkapi dengan metode analisis lain yang menunjang
-
21
pemahaman terhadap perilaku investor yang ada di dunia nyata (real world). Metode
analisis lain tersebut mencakup antara lain dimensi psikologis investor dan lingkungan
yang ada di pasar modal dari negara yang bersangkutan.
-
22
DAFTAR REFERENSI
Bechev, Ilcho. 2005.Efficient Market Hypothesis: Prague Budapest And Warsaw Stock
Exchange, Central European University Paper.
Burton, Jonathan. 1998. Revisiting The Capital Asset Pricing Model.
Dew, Kurt. 2001. A Surprising Development Tests of the Capital Asset Pricing Model and
the EMH in Turkey's Security. Isik University, Istanbul, Turkey.
Fama, E.F. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work. Journal of
Finance 25 (May 1970). pp. 383 417.
Gumanti, Tatang Ary, dan Elok Sri Utami. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya.
Simposium Nasional Akuntansi III.
Jensen, Michael C. 1978. Some Anomalous Evidence Regarding Market Efficiency, Journal
of Financial Economics, Vol. 6.
Mahmood, Haroon. 2007. Market Efficiency An Empirical Analysis of KSE 100 Index,
Shaheed Zulfiqar Ali Bhutto Institute of Science & Technology.
Pandey, Anand. 2003. Efficiency Of Indian Stock, IGIDR, Mumbai.
Palan, Stefan. 2004. Efficient Market Hypothesis and its Validity in Todays Markets,
Faculty of Social and Economic Sciences, Karl-Franzens University Graz.
Russel, Phillip S, Violet M. Torbey. 2002. The Efficient Market Hypothesis on Trial: A
Survey.
Simpson, John. 2004. Stock Market Efficiency And Development In The Gulf Coast
Cooperation (GCC), University of Wollongong.
-
23
Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd
, Prentice Hall Canada, Inc,
Scarborough.
White, Gerald I, Ashwinpaul C. Sondhi, and Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of
Financial Statements, 3rd
Edition, Wiley International.