pengertian pengendalian mutu dan pentingnya pengendalian mutu

14
TUGAS I KELOMPOK 10 PENGENDALIAN MUTU “PENGERTIAN PENGENDALIAN MUTU DAN PENTINGNYA PENGENDALIAN MUTU “ DISUSUN OLEH : KELOMPOK 10 NIRWANA DASWAN (H12112253) MUH.RIZAL (H12112253) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: rudi-haryanto-silitonga

Post on 18-Dec-2015

546 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

PKLI

TRANSCRIPT

TUGAS I KELOMPOK 10 PENGENDALIAN MUTU

PENGERTIAN PENGENDALIAN MUTU DAN PENTINGNYA PENGENDALIAN MUTU

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 10 NIRWANA DASWAN(H12112253) MUH.RIZAL (H12112253)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN2012BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengendalian Kualitas

Mengontrol dan meningkatkan kualitas telah menjadi strategi bisnis yang penting bagi banyak organisasi , produsen, distributor , transportasi perusahaan, organisasi jasa keuangan , penyedia layanan kesehatan , dan instansi pemerintah. Kualitas adalah keunggulan kompetitif . Sebuah bisnis yang dapat menyenangkan pelanggan dengan meningkatkan dan mengendalikan mutu dapat mendominasi pesaingnya. Kebutuhan pengendalian kualitas timbul setelah masa revolusi industri, dimana proses produksi yang dilakukan oleh mesin menimbulkan dua persoalan utama, yaitu:a) Penggunaan mesin mulai menggantikan kedudukan tenaga kerja manusia.b) Produksi barang dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan keseragaman komponen dalam proses assembling dimana hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh mesin.Agar proses produksi berjalan dengan lancar, dibutuhkan tenaga kerja untuk menyortir barang yang memiliki kualitas dibawah standar, sehingga pada saat itu mulai dikenal usaha pengendalian kualitas. Namun adanya perkembangan sistem mekanisasi industri yang lebih maju menyebabkan keadaan industri menjadi tidak beraturan, sehingga para produsen menjadi berkurang perhatiannya dalam menghasilkan barang-barang yang bermutu tinggi. Sehingga timbul anggapan bahwa petugas yang melaksanakan pengawasan merupakan penghalang bagi pekerja dan supervisor untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi.Namun seiring dengan perkembangan penerangan dan komunikasi, maka keadaan tersebut mulai berubah dimana pentingnya peranan pengendalian kualitas semakin dibutuhkan sehingga prosedur dan metode pengendalian mutu mulai dikembangkan kearah yang lebih baik.1.2 Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas

Maksud dari pengendalian mutu adalah mengusahakan produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk dan standar yang ditetapkan. Selain itu terdapat beberapa tujuan dilakukannya usaha pengendalian mutus, yaitu:1. Untuk memperbaiki adanya proses yang tidak terkendali.2. Untuk mengendalikan produk jadi, dalam hal ini dilakukan dengan sampling penerimaan.3. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas.4. Mengusahakan biaya inspeksi atau pemeriksaan dapat ditekan seminimal mungkin.5. mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi seminimal mungkin.6. Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

Dengan mengarah kepada pencapaian tujuan diatas berarti akan terjadi peningkatan kualitas produk akhir, pengendalian kualitas terhadap proses produksi yang berlangsung sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan apabila terjadi perubahan yang tidak diharapkan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Pengendalian Mutu 2.1.1 PengendalianPengendalian Menurut kamus bahasa Indonesia (1992), arti pengendalian secara umum yaitu proses, cara, pembuatan, mengendalikan, atau pula dapat pengawasan atas kemajuan (tugas) dapat membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil pengawasan, sehingga dengan kata lain, pengendalian adalah nama lain dari pegawasan. Sementara itu arti kendali dalam industri adalah suatu proses untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajemen sambil tetap menggunakan cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan2.1.2 Mutu Mutu adalah suatu yang diputuskan oleh suatu pelanggan, bukan pula oleh pemasaran atau manajemen umum. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan pada produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau hanya bisa dirasakan, dikerjakan secara teknis atau bersifat subjektif dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan. Sementara itu mutu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan (Feigenbaum, 1992). Maksud dari kebanyakan pengukuran mutu ini adalah menentukan dan megevaluasikan dengan derajat atau tingkat dimana jasa atau produk mendekati hasil yang baik. 2.1.3 Pengendalian Mutu Dari uaraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi pengendaian mutu adalah suatu proses pengendalian dan pengawasan atas kemajuan dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha atau kegiatan dengan hasil pengawasan agar konsumen atau pelanggan merasa tetap puas dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Feigenbaum (1992), pengendalian mutu terpadu dapat didefinisikan sebagai : Suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan usaha-usaha perbaikan mutu dari berbagai kelompok didalam suatu organisasi untuk memungkinkan produksi dan jasa berada pada tingkat yang paling ekonomis yang memungkinkan kepuasan konsumen secara penuh. Melaksanakan kendali mutu menurut Feigenbaum (1992) berarti : 1. Menggunakan pengawasan mutu sebagai dasar. 2. Melaksanakan pengendalian biaya, harga dan laba secara terintegrasi. 3. Pengendalian jumlah (jumlah produksi, penjualan, dan persediaan), dan tanggal pengiriman. Jika semua divisi dan semua pegawai perusahaan berpartisipasi dalam pengendalian mutu terpadu, mereka harus melaksanakan kendali mutu dalam pengertian yang luas, yang mencakup pengendalian biaya, dan pengendalian jumlah. Jika tidak, kendali mutu bahkan dalam pengertian singkatnya tidak dapat dilaksanakan

2.2 Pentingnya Pengendalian Mutu

2.2.1.Kebutuhan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas produk merupakan usaha untuk meminimalisasi produk cacat dari produk yang dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan tidak diketahui sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan berkelanjutan. Sebaliknya bila pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadi penyimpangan dapat langsung diperbaiki dan dapat digunakan untuk perbaikan proses produksi dimasa yang akan datang. Dengan demikian proses produksi yang memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang berkualitas bebas dari kerusakan dan kecacatan, sehingga membuat harga lebih kompetitif.Peranan kualitas produk sangat penting dalam situasi pemasaran yang semakin bersaing, karena dapat mempengaruhi maju atau tidaknya perusahaan. Perusahaan bukan hanya memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan tetapi juga kualitas dari produk tersebut. Bagi perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan akan mengalami banyak kendala dalam pemasarannya, sehingga produk kurang laku dan mengalami penurunan penjualan.

2.2.2. Obyek Pengendalian KualitasSearah dengan perkembangan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan ekonomi, lingkungan manufaktur mengalami pergeseran kearah yang lebih maju. Lingkungan persaingan juga bertambah ketat. Agar mampu bertahan dan bahkan bersaing dalam kondisi persaingan yang ketat ini, para pelaku bisnis hendaknya mampu terus menerus menyempurnakan proses produksi dan produk itu sendiri untuk dapat menciptakan keunggulan baru. Untuk itu perusahaan harus terus menerus mengadakan perbaikan pada kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu setiap perusahaan sangat membutuhkan suatu pengendalian mutu atau kualitas yang dilakukan secara terus menerus. Pengendalian mutu atau kualitas merupakan cara untuk memproduksi barang atau jasa secara ekonomis sesuai dengan keinginan pelanggan. Dalam proses pengendalian kualitas tidak hanya untuk mengetahui kualitas dari produk tetapi juga dibutuhkan pengandalian kualitas terhadap kinerja karyawan yang berkerja di perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode yang dapat mengendalikan kualitas baik produk maupun karyawan.

2.2.3.Operasi Pengendalian KualitasAdapun operasi pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode di antaranya adalah perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode kaizen (5W+1H), perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode statistik serta evaluasi pengendalian kualitas pada bagian produksi.Kaizen merupakan konsep payung yang mencakup teori-teori praktis seperti Gugus Kendali Mutu, JIT, Sistem Saran, Kanban,Total Quality Management(TQM), Manajemen visual, dan aktivitas kelompok kecil, yang kesemuanya ini saling berkaitan. Antara kaizen dan inovasi sebenarnya merupakan bagian dari fungsi perbaikan atau penyempurnaan. Suatu perbedaan besar antara kaizen dan inovasi adalah bahwa kaizen tidak memerlukan investasi besar untuk melaksanakannya, tetapi menuntut adanya usaha berkesinambungan dan bertanggung jawab. Sementara inovasi berorientasi pada hasil dengan melibatkan investasi yang besar. Sasaran akhir dari kaizen adalah kualitas (quality), biaya (cost), dan penjadwalan (scheduling), yang kemudian penjadwalan dirubah menjadi penyerahan (delivery). Ketiga hal ini dikenal dengan QCD yang merupakan aspek yang paling penting untuk diperbaiki. Kualitas (Q) tidak hanya berkaitan dengan kualitas produk jadi atau jasa layanan, namun juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk maupun jasa layanan tersebut. Biaya (C) berkaitan dengan biaya keseluruhan sejak dari merancang, memproduksi, menjual dan memelihara produk atau layanan tersebut. Penyerahan (D) adalah penyerahan produk atau jasa layanan secara tepat jumlah dan tepat waktu.Pengendalian kualitas statistik adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan. Pada dasarnya pengendalian kualitas statistik merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa data dalam menentukan dan mengawasi kualitas hasil produk. Tujuan utama pengendalian kualitas statistik adalah pengurangan variabilitas secara sistemik dalam karakteristik kunci produk itu. Manfaat dari penerapan pengendalian kualitas statistik antara lain : kualitas produk yang lebih beragam, memberikan informasi kesalahan lebih awal, mengurangi besarnya bahan yang terbuang sehingga menghemat biaya bahan, meningkatkan kesadaran perlunya pengendalian kualitas serta menunjukan tempat terjadinya permasalahan dan kesulitan. Pengendalian kualitas statistik dapat dikelompokan atas dua bagian, yaitu : proses pengendalian dan pengendalian produk. Tujuan utama proses pengendalian adalah menjaga setiap proses agar tetap terkendali dan untuk itu digunakan peta kendali, metode grafik yang menunjukan urutan setiap proses. Tujuan utama pengendalian produk adalah memutuskan apakah suatu lot diterima atau ditolak yang didasarkan pada bukti yang ditemui dari satu atau banyak sampel yang ditarik secara acak dari lot yang diteliti.Dalam melakukan evaluasi pengendalian kualitas perusahaan, visi/misi perusahaan di bidang produksi adalah mampu untuk memproduksi produkzero deffect. Untuk menunjang visi/misi perusahaan tersebut perlu menentukan standar kerusakan produk sebagai sasaran jangka pendek misalkan tidak boleh lebih dari dua persen. Dalam penentuan standar kerusakan maksimum dua persen tersebut perlu untuk dievaluasi. Penentuan standar tersebut harus melihat kembali tentang persepsi kualitas yang meliputi tiga variabel yaitu kualitas produk, kualitas karyawan dan kualitas pelayanan karyawan. Selain itu tentang komitmen karyawan departemen produksi, ukuran yang digunakan adalah variabel perencanaan dan perbaikan secara kontinyu. Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahan yang telah mencanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan, termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.3.1 Contoh Penerapan Manajemen Kualitas Pada PerusahaanBeberapa perusahaan yang terkenal karena kesuksesan sistem manajemen kualitasnya adalah:1. ToyotaToyota berhasil mengalahkan GM dengan prinsipkaizen-nya.Kaizenmerupakan bahasa Jepang yang berasal dari huruf kanji kai dan zen.Kaiberarti baik, danzenberarti perubahan. Secara tersirat,kaizenberarti perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement).Pada dasarnya, prinsip kaizen menuntut partisipasi tiap orang dalam organisasi/ perusahaan untuk berubah menjadi lebih baik lagi secara berkelanjutan. Dengan peran serta seluruh anggota organisasi maka dengan sendirinya kualitas produk yang dihasilkan pun akan menjadi lebih bagus lagi karena produk yang dihasilkan sesuai dengan rancangan yang ada.2. MotorollaMotorolla berhasil menemukan dan menerapkan prinsipsix sigmadi dalam perusahaannya. Menurut bukuThe Six Sigma Handbookkarya Thomas Pyzdek dan Paul A. Keller, six sigmamerupakan implementasi secara ketat, fokus, dan sangat efektif dari prinsip-prinsip dan teknik-teknik. Sedangkan menurut Wikipedia.com,six sigmaadalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk menggantiTotal Quality Management( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.Six sigmajuga disebut sistem komprehensif maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.Six Sigmadisebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti diagram pareto (Pareto Chart) dan historam. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofisix sigma.

BAB IIIKESIMPULAN 3.1 KesimpulanSetiap perusahaan selalu ingin menjadikan hasil produksi yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Kualitas produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan standar atau tidak harus diperhatikan juga apakah dalam menentukan standar memang sudah mendasarkan pada fasilitas dan sumberdaya yang dimiliki mendukung untuk itu. Jika sudah maka perlu melakukan evaluasi terhadap kualitas yang telah dicanangkan itu bisa dicapai atau tidak.Operasi pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode di antaranya adalah perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode kaizen (5W+1H), perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode statistik serta evaluasi pengendalian kualitas pada bagian produksi. Evaluasi yang dilakukan mulai dari proses produksi, komitmen karyawan, fasilitas produksi, pengendalian setiap produksi merupakan kunci utama pengendalian kualitas dari suatu produk. Dan hal penting lagi adalah setiap adanya penyebab kerusakan setiap produk perlu segera dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan secara terus menerus.

DAFTAR PUSTAKASuardi,Rudy, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 : 2000 :Penerapannya untuk Mencapai TQM, Jakarta,Penerbit PPM,2001Ferdiansyah, Herdiyan. 2007. Usulan Rencana Perbaikan Kualitas Produk Penyangga Duduk Jok Sepeda Motor Dengan Pendekatan Metode Kaizen (5W+1H) di PT. Ekaprasarana.

Irvan, Zulia Hanum. Tanpa Tahun. Pengendalian Mutu Produk Dengan metode Statistik.Dwiwinarno,Titop.Tanpa Tahun.Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Bagian Produksi.

i9