pengendalian opt tanaman jagung - pertanian.go.id opt jgung.pdf · dilakukan adalah menggunakan...
TRANSCRIPT
1
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
2
SESSI : PENGENDALIAN OPT JAGUNG Sesi : Pengendalian OPT Jagung
Tujuan pembelajaran : Setelah selesai berlatih peserta dapat
- Mengenal jenis jenis hama dan penyakit
- Menyaiapkan alat dan bahan pengendalian
- Melakukan pengendalian
Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas
dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering
dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan
kelestarian lingkungan hidup.
Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang
lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT),
bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan,
aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) merupakan gabungan beberapa metode pengendalian baik secara biologi,
fisik mekanis, teknis budidaya dan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian
terakhir.
Kegiatan 1
Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek pengamatan agroekosistem tanaman
jagung ( mengidentifikasi hama, penyakit , musuh alami ,lingkungan meliputi tanah air, udara
, gulma dan tanaman jagung )
Kegiatan ini dilaksanakan berkaitan dengan keberhasilan budidaya tanaman jagung yang
bebas dari serangan OPT yang dapat mengganggu keberhasilan produksi tanaman jagung
Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah 3 (tiga)
kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok
3
LANGKAH KEGIATAN
Tahapan/kegiatan Uraian kegiatan Alat bantu
Langkah 1 Menentukan waktu
pengamatan dan lahan
pengamatan
- Tentukan waktu
pengamatan (pagi
hari)
- Catat luas lahan yang
akan diamati
- Catat fase
pertumbuhan tanaman
yang akan diamati
Menentukan
Langkah 2 Tentukan teknik
pengambilan sampel
- Teknik/ metode
pengambilan sampel
(metode
pengambilan sampel
terdiri dari diagonal ,
keliling acak/keliling
Langkah 3 Tentukan jumlah pohon
jagung yang akan
diamati
- Jumlah pohon yang
diamamti minimal 10
pohon atau lebih
berdasarkan metode
pengambilan sampel
- Sampel tidak dekat
dengan pematang
kebun
4
Langkah 4 Lakukan pengamatan
Dekati tanaman ,
lakukan pengamatan
diawali dengan melihat
organisme hama,
penyakit , tanaman ,
gulmadan lingkungan
Langkah 5 Catat data hasil pengamatan meliputi Jenis dan Jumlah hama Jenis dan jumlah penyakit Jenis dan jumlah Musuh alami Kondisi tanaman dan kondisi lingkungan tanah air udara termasuk gulma dan teknik budidaya yang dilakukan
Langkah 6 Analisis data hsil
pengamatan
Data dari hasil
pengamatan diolah
dijumlahkan dan di rata
ratakan baik hama
musuh alami ,penyakit
dan kondisi lingkungan.
Bandingkan antara
populasi hama , musuh
alami, kondisi tanaman
dan lingkungan (tanah
,air, udara , sinar
matahari)
PENGELOLAAN AGRO-EKOSISTEM(PHT SECARA UTUH)
BAHAN
ORGANIKMICRO
ORGANISMEplankton
chyromidae
Teman
petani
silikat memperkuat
ketahanan tanaman
terhadap pemakan
tanaman
nutrisi
N,P,K
- cacing
- belut
Pemakan
tanaman
O2
COLEMBOLA
B O
Langka7 Simpulkan hasil
pengamatan
Berdasarkan hasil
analisis dengan cara
membandingan antara
5
populasi hama penyakit
serta musuh alami,
tanaman dan
lingkungan .
Kondisi hasil analisis,
populasi hama lebih
kecil dibandingkan
dengqn musuh alaminya
tanaman aman dari
serangan opt
Simpulkan pula kondisi
lingkungan menentukan
perkembanagan OPT
atau tidak
Langkah 8 Lakukan tindakan
pengendalian
Tindakan pengendalian
bergantung dari hasil
analisis agroekosistem
tindakan pengendalian
meliputi
- pengamatan
- pengendalian dengan
fisik mekanis , biologis ,
tanaman dan terakhir
dengan pestisida kimia
sintetis
Kegiatan 2
Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga
seluruh peserta memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai
berikut
Refleksi kegiatan praktek
Diskusikan hasil praktek pengamatan agroekosistem tanaman jagung ( identifikasi OPT,
muauh alami dan kondisi lingkungan ) pengaruhnya terhadap populasi dan pertumbuhan
tanaman jagung
6
Presentasikan hasil pengamatan agroekosistem kelompok kecil dalam kelompok besar,
dan kelompk lain mengkritisi , bertanya dan menanggapi
Simpulkan hasil praktek pengamatan agroekosistem tanaman jagung pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
Tabel 1. Manfaat pengamatan agroekosistem terhadap keberhasilan bhudidaya tanaman
jagung
No Kegiatan Pengaruh pertumbuhan dan produkdi
jagung
Pengaruh terhadap mutu
pproduksi
Kesimpulan
1 Budidaya tanaman sehat meliputi - Penggunan VUB - Pengolahan tanah yang
baik - Penentuan jarak tanam - Melakukan penanaman - Melakukan pemupukkan - Melakukan pengairan - Melakukan penyiangan
dan pembumbunan - Pengendalian OPT
2 Pengamatan mingguan Meliputi populasi opt dan perkembangan tanaman
3 Pendayagunaan musuh alami
7
Kegiatan 3
Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi pengamatan
agroekosistem di wilayah tugas masing-masing
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari
fasilitator tentang panen dan psca panen (15 menit)
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengamatan
agroekosistem di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 3
(15 menit)
Tabel 2
Rencana aksi pengendalian OPT tanaman jagung di wilayah kerja masing-masing
No Kegiatan yang akan
diperbaiki
Waktu Tempat Pelaksana Keterangan
I Pengamatan agroekosistem
- Menentukan metode
pengambilan sampel
- Menentukan sampel
- Melakukan
pengamatan OPT,
Musuh alami,
tanaman dan
Lingkungan
- Menganalisis data
hasil pengamatan
- Menyimpulkan hasil
pengamatan
- Menentukan
tindakan
pengendalian OPT
-
.........................: 2015
Penyusun
8
...........................................................................
INFORMASI
PENGAMATAN
Hasil pengamatan dapat memberikan informasi tentang keadaan lahannya,
termasuk populasi hama dan musuh alami, dan intensitas serangan hama dan
penyakit. Sampling dan pengamatan terhadap serangga (hama, musuh alami),
penyakit, dan tikus merupakan komponen penting pada analisa ekosistem dilahan.
Pola penarikan contoh dapat diakukan secara acak dan diagonal. Salah satu factor
yang menentukan tingkat ketelitian dan ketepatan pengamatan adalah jumlah contoh
(= n) yang diambil dalam setiap kesempatan pengamatan.
Dalam kegiatan ini kita akan belajar mengerjakan sampling tanaman seperti
yang seharusnya dilakukan oleh setiap pengamat hama. Dalam program
pengamatan diambil sejumlah tanaman dan kemudian dihitung macam dan kepaatan
populasi masing-masing komponen ekosistem yang ada.
Hal itu penting dilakukan mengingat bahwa keputusan pengendalian hama
tergantung pada jumlah pengetahuan tentang jumlah yang sebenarnya dari serangga
(hama, musuh alami), intensitas penyakit, dan populasi tikus. Bagaimanapun,
pengetahuan dan keterampilan tentang cara menghitung populasi dan kerusakan
tanaman sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat bagi petani. Belajar
menduga populasi dengan tepat harus dimulai dengan belajar bagaimana
menghitung sample dengan benar.
Hasil pengamatan harus dimasukan kedalam tabel agar terdapat
keseragaman data dan memudahkan petani dalam mengambil keputusan. Berikut ini
akan dipelajari pengambilan sampel atau contoh pengamatan di kebun jagung.
Tujuan dari kegiatan ini adalah pserta dapat melakukan kegiatan pengamatan
untuk menghitung kepadatan populasi dan intensitas serangan hama dan penyakit.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan adalah blako
pengamatan kertas koran dan pensil
9
Adapun langkah pengamatan adalah sebagai berikut
1. Setiap kelompok petani akan dibagi kedalam beberapa sub kelompok. Setiap sub
kelompok harus mempunyai kertas dan pensil untuk mencatat data. Pada kertas
bagian atas, tulislah tanggal dan nama lahan, kemudian buatlah kolom dan baris.
Kolom pertama diberi judul Nomor Rumpun. Baris pertama kolom pertama ditulis
Rumpun/pohon 1, Rumpun/pohon 2, dan seterusnya sampai baris ke 20.
pada baris terakhir adalah rata-rata.
Pada kolom yang kedua tulislah nama dari serangga hama, musuh alami,
penyakit, tikus dan kerusakan tikus, yang dilihat dilahan.
2. Pergilah kelahan, berjalanlah secara diagonal didalam lahan, dan pilihlah 20
rumpun tanaman secara acak sepanjang garis diagonal. Untuk setiap rumpun
pengamatan diadakan pengamatan sebagai berikut:
a. Serangga : periksalah bagian bawah rumpun . Periksalah rumpun dari
bawah keatas untuk menemukan hama. Jika beberapa daun dirusak oleh
pemakan daun, bukalah rumpun setiap bagian dan carilah ulat diantara
rumput dan daun, khususnya bagian bawah rumpun. Perkirakan persen
kerusakan daundari semua daun yang ada pada tanaman tersebut. Apabila
terdapat larva supaya dicatat jumlahnya? Kumpulkan kelompok telur hama
(untuk lebih yakin, peliharalah kelompok telur tersebut, dan catat jumlah telur
yang terparasit).
b. Penyakit : perhatikan daun dan batang. Apakah ada khlorosis atau
kelainan kerena penyakit? (tanyakan pada pemandu supaya lebih yakin).
Dugalah persen batang dan daun pada lahan tersebut. Catat lah semua
pengamatan!
c. Tikus : hitung jumlah pohon yang terpotong
d. Musuh alami : hitung jumlah setiap jenis predator, jumlah larva yang
terparasit per rumpun.
e. Catat kondisi tanaman : ukur tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter
batang
10
C. Pelaksanaan Pengamatan
Ekosistem merupakan system yang terbentuk oleh interaksi dinamis antara
unsure unsur biotic (organisme hidup) dan abiotik(fisik) Unsur biotic mencakup
tanaman,serangga( hama musuh alami, pengurai dan lain lain). Sedangkan unsur
abiotik mencakup cuaca dengan unsure unsurnya yaitu suhu, kelembaban,angin,
cahaya, mujan dalam tanah. Tiap tiap unsur dalam ekosistem memiliki sifat khusus dan
peran yang bervariasi dan selalu berubah ubah pada setiap ruang dan waktu . Oleh
karena itu, pengambilan keputusan untuk suatu tindakan pengendalian hama penyakit
senantiasa berdasarkan pada hasil pengamatan dan analisis agroekosistem.
1. Alur pengambilan keputusan berdasarkan analisis agro-ekosistem adalah sebagai berikut:
Pengamatan data Identifikasi masalah Analisis sebab akibat, Pemecahan
masalah (alternatif) kesimpulan pengambilan keputusan penerapan /
pelaksanaan tindakan Analisis ekosistem akan dikerjakan setelah kegiatan
pengamatan dilahan. Hasil pengamatan digambar dikertas Koran dan dilakukan
diskusi kelompok, analisis serta yang terakhir disajikan dalam pleno.
Tujuan
Peserta dapat mengambil keputusan rasional berdasarkan hasil analisis
agroekosistem di lahan usahataninya.
Peserta mengetahui dan mengerti keseimbangan dan keterkaitan antar unsure -
unsur ekosistem yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Alat dan bahan :
Kertas Koran
11
Spidol
Lakban
Blanko pengamatan
Kantong plastik
Krayon
Papan pengamatan
2. Langkah Kegiatan Pengamatan
Langkah Kegiatan Pengamatan
a. Pengamatan dilakukan dilahan sawah atau kebun peserta sekolah lapangan
petani
b. Peserta dibagi kedalam sub kelompok terdiri atas 5-6 orang
c. Setiap kelompok pergi kesawah atau kebun untuk melakukan pengamatan
d. Cara pengamatan yaitu berjalan secara diagonal / menyilang dan mengamati 10
sampai 20 rumpun dan memeriksa tanaman mulai dari akar sampai pada ujung
daun tanaman.
e. Catat jumlah daun ,tinggi tanaman, diameter batang jumlah hama dan musuh
alami, keadaan serangan penyakit ,keadaan gulma, keadaan air, serta keadaan
cuaca
f. Ambil contoh tanaman yang terserang penyakit contoh serangga dan gulma .
g. Setelah selesai pengamatan kembali kekelas untuk melakukan penggambaran,
diskusi dan analisis serta menyajikan agroekosistem dari tanaman yang diamati.
D. Analisis Agroekosistem
Setelah selesai pengamatan metiap kelompok melakukan penggambaran dan analisis
agroekosistem .
1. Menggambar agroekosistem sebagai berikut :
Gambar agroekosistem yang menyajikan gambaran keadaan pertanaman, hama,
musuh alami, organisme lain serta kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan.
12
Gambar tersebut harus jelas dan musdah dimengerti bila orang lain membacanya .
Penggambaran agroekosistem meliputi :
Gambar tanaman lengkap, diperjelas dengan mengguna-kan warna yang
mendekati keadaan sebenarnya termasuk adanya kelainan kelainan kondisi
fiisik dan warna tanaman.
Gambar serangga hama dan populasinya sebelah kiri tanaman, Tuliskan nama
jenis dan jumlah serangga tersebut,
Gambar musuh alami dan populasinya disebelah kanan tanaman Tuliskan
nama jenis dan jumlah serangga tersebut,
Gambar gejala serangan penyakit, kekurangan unsure hara dan gejala
kerusakan hama,
Gambar keadaan kelembaban /keadaan air dipetakan, cuaca: misalnya cuaca
terang gambarlah ,matahari disudut kanan atas bila berawan gambarlah
matahari sebagian tertutup awan, dan bila hujan gambarlah matahari tertutup
awan dan titik hujan jatuh dari atas.
Gambar perlakuan petani yang pernah dilakukan dilahannya ( pemupukan,
penyemprotan dan lain lain.
2. Diskusi dan analisis setelah membuat gambar ekosistem setiap sub kelompol
melakukan diskusi dan analisis untuk mengkaji hasil pengamatan agroekosistem
secaara sistematis dan mendalan sehingga dapat ,mengambil suatu keputusan dan
kesimpulan yang rasional untuk dilaksanakan musim tanam berikutnya.
3. Diskusi Pleno : selanjutnya setiap wakil dari sub kelompok menyajikan hasil diskusi
kelompoknya sedangkan kelompok yang lain memberi tanggapan dab
masukan.Setelah semua sub kelompok selesai melakukan presentasi , pemandu
bersama seluruh peserta merangkum dan memperjelas pendapat yang disampaikan
oleh petani.
13
A. Ekosistem
Ekosistem merupakan system yang terbentuk oleh interaksi dinamis antara unsur
biotic dan abiotik. Unsur biotic berupa tanaman, serangga, (hama musuh alami ,
pengurau/mikroba dan organisme hidu0p yang lain) , sedangkan unsure abiotik
berupa cuaca dengan unsure unsurnya berupa suhu ,kelembaban udara,angin
cahaya, mujan dan tanah.
Tiap unsur dalam ekosistem memiliki sifat khusus dan peran yang bervariasi yang
secara ruang dan waktu dapat mempengaruhi penyebaran dan populasi organisme
hidup. Dengan demikian, kalau kita membicarakan ekosistem maka kita juga
membicarakan tentang bagaimana jalannya makanan (nutrisi) dan aliran ebergi
dalam satu kesatuan.
Agroekosistem bersifat lebih sederhana dalam hal jumlah species yang
menghuninya dan sangat sederhana dalam hal aliran energi disbanding dengan
ekosistem alami yang memiliki sifat-sifat tidak setabil, sehingga membutuhkan
masukan masukan energi untuk mempertahankan keseimbangannya . Masukan
tersebut misalnya berupa pupuk.
Pada ekosistem sawah/kebun maupun walaupun termasuk pada ekosistem buatan,
ternyata memiliki unsure biotik dan abiotik yang cukup komplek dan dari bukti bukti
penelitian menunjukkan bahwa ekosistem sawah/ relatif setabil. Selain itu dari
pandangan evolusi menunjukkan bahwa ekosistem tanaman jagung di Indonesia
telah berkembang selama paling tidak 3000 tahun. Tentunya dalam kurun waktu
tersebut beberapa interaksi telah berkembang. Masuknya masukan energi berupa
penggunaan pestisida yang tidak bijaksana ternyata dapat mengganggu
keseimbangan dialam ekosistem sawah, yaitu akibat kematian musuh alami.
Konsep PHT sesungguhnya berkisar pada dua fenomena yaitu stabilitas ekosistem
dam efesiensi ekonomi . Dengan menjada stabilitas ekosistem pertanian, populasi
hama dapat dipertahankan selalu berada disekitar aras keseimbangan.
14
Beberapa hal penting yang perlu diingat :
Setiap ekosistem bersifat dinamis dalam arti jumlah, posisi, peranan dan intensitas
setiap bagian/ unsur akan berubah /berkembang secara terus menerus dan berganti
setiap saat sebagaimana lajimnya suatu “system hidup”.
Setiap ekosistem ditandai oleh suatu struktur/jenjang hirakis.
Sebagai contoh: tumbuhan adalah produsen hama. Hama memakan tumbuhan
dengan aneka pola penyerangan. Seterusnya hama menjadi mangsa bagi musuh
alami. Dengan demikian musuh alami menduduki tempat teratas dalam rantai
makanan ekosistem padi. Tanpa musuh alami, tanaman akan dihabiskan oleh hama.
Habis nya tanaman pada giliran nya akan menyebabkan kematian hama, dan
akhirnya habisnya hama akan menyebabkan kematian musuh alami.
Ketiga unsur ini (tumbuhan, hama, musuh alami) dalam ekosistem padi
merupakan suatu sistem yang saling terkait.
Tugas kita dan petani adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketiga unsur
ekosistem agar tanaman dapet tumbuh dengan baik.
Langkah pertama kita perlu tahu ekosistem terpenting tanaman jagung yang dapat
memberikan hasil yang maksimaltanpa mengubah ekosistem tersebut, kita ingin
memahami interaksi dan faktor-faktornya.
Kedudukan ekosistem dalam spectrum biologi merupakan kesatuan alam yang
sangat komplek susunan dan fungsinya . Ekosistem yang tidak /belum dicampuri
manusia disebut ekosistem alamiah, sedangkan yang sudah dikelola atau dibuat
oleh manusia disebut agroekosistem seperti sawah tegalan , kebun,empang, sungai
aquariumpun merupakan ekosistem buatan
Ekosistem alamiah dapat dibagi kedalam dua golongan besar yaitu ekosistem darat
dan ekosistem aquatik . Yang termasuk ekosistem darat misalnya hutan hujan tropik,
tundra ,padang rumput dan lain lain. Ekosistem akuatik misalnya ekosistem laut
danau dan sungai.
Ada beberapa perbedaan antara ekosistem alamiah dengan ekosistem buatan
15
manusia (agroekosistem) . Ekosistem alamiah keragamannya sangat tinggi artinya
dalam setiap kesatuan luas /ruang terdapat sangat banyak species tumbuhan dan
binatang. Masing masing species tumbuhan dan binatang membentuk populasi
sendiri sendiri , namun populasi tersebut saling berinter aksi satu sama lain.
Sejumlah populasi yang saling berinteraksi disebut komunitas.
Komunitas – komunitas dalam suatu ekosistem alamiah selalu berubah, selalu ada
anggota daru suatu populasi yang mati , tetapi juga selalu ada yang lahir untuk
menggantikannya. Energi dan nutrisi selalu mengalir melalui komunitas tersebut. Jadi
ekosistem alamiah itu adalah fenomena yang dinamis namun secara keseluruhan
komposisi dan strukturnya tidak berubah “mantap” (stabil) artinya tidakmudah
berubah dan dapat pukih krmbali setelahmengalami gannguan . Kemantapan ini
memang sifat dari suatu populasi dalam komunitas. Keadaan ini terjadi pada
ekosistem – ekosistem yang telah mencapai klimax jadi proses suksesinya telah
terlewati. Dalam ekosistem alamiah yang telah mencapai klimak belum pernah terjadi
ledakan hama penyakit hingga memusnahkan suatu species populasi tanamannya.
Keragaman agroekosistem relatif sangat rendah . Disana hanya ditanam beberapa
species tanaman saj ; diantaranya satu species tanaman yang diutamakan. Misalnya
tanaman padi. Ekosistem yang demikian disebut ekosistem padi . Dalam areal
intensifikasi yang ditanam malah hanya satu varietas padi saja. Ekosistem yang
demikian tidak dapat berdiri sendiri ,tanpa pertolongan manusia dan masukan energi
dari luar misalnya pemupukan pengolahan tanah , pengendalian hama penyakit
pemeliharaan pengairan dan sebagainya. Keadaanya relatif tidak mantap artinya
rentan terhadap tekanan tekanan dari luar . Misalnya kekuranganh air pengairan
pupuk atau pengolahan tanah yang kurang memadai tanaman sudah bereaksi.
Populasi hama dan penyakit relatif lebih “mudah” berkembanmg hingga mencapai
wabah, antara lain mungkin disebabkan kurangnya mushy musuh alam , tanaman
tidak memiliki daya tahan ,kebanyakan pupuk nitrogen, menanam terlalu rapat dan
sebagainya.
Penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama dalam agroekosistem yang
keragamannya sudah rendah itu pada dasarnya makin menurunkan keragaman tadi
dengan ,matinya musuh musuh alam nya dan biota yang lain. Pada hal telah
dibuktikan, bahwa jumlah biota tadi sangat penting untuk makanan predator
/parasitoid jauh sebelum hama sasaran ada disana
16
a. HAMA dan PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG
LUNDI
Hama ini merupakan hama penting pada tanaman jagung. Kerusakan yang timbul dipengaruhi oleh populasi dan stadia hama serta umur tanaman. Kumbang dewasa mulai terbang pada bulan Oktober dan mencapai puncak pada bulan Desember. Hama Lundi dapat dikendalikan dengan mengatur waktu tanam dan menggunakan insektisida sistemik yang ditaburkan ke dalam tanah. Menanam jagung lebih awal dapat mengantisipasi serangan hama ini.
LALAT BIBIT
1. Lalat bibit (Atherigona
Exigua )
Larva merusak titik
tumbuh, daun
termuda
layu/mengering
Kepompong di dlm tanah
Inang lain : padi gogo dan
gulma Cynodon,
Panikum dan
Paspalum
Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein.)
Penyemprotan untuk mencegah atau memberantas lalat bibit ini dapat dilakukan setiap 2 - 3 hari sekali dengan menggunakan insektisida, antara lain : Decis 2,5 EC; Delkis 25 EC; Larvin 25 WP; Meothrin 50 EC; Sumicidin 5 Ec; dan Marshal 25 ST. Dosis yang biasa digunakan adalah 1,5 - 2,0 cc/liter air.
ULAT TANAH
2. Ulat tanah ( Agrotis spp)
Ulat tanah (Agrotis sp.) dan Ulat Daun (Prodenia litura F.)
Ulat tanah dan ulat daun menyerang pada saat tanaman masih kecil atau biji yang baru berkecambah. Ulat tanah menyerang pada malam hari dengan mengerat batang dan menariknya ke dalam tanah. Ulat ini dapat diberantas melalui cara mekanis dengan mencari dan mematikannya. Secara kimia dengan menggunakan pestisida, misalnya Furadan 3 G. Untuk mencegahnya, maka sebelum penanaman lahan harus diolah dengan baik. Berbeda dengan ulat tanah, ulat daun menyerang pucuk pada waktu anaman berumur sekitar satu bulan.
17
PENGENDALIAN OPT
TANAMAN JAGUNG
Belalang
Belalang merupakan hama yang memiliki daya rusak yang cukup besar. Hama ini dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat. Gejala yang ditimbulkan berupa rusaknya pinggiran daun dengan luka bergerigi tidak beraturan. Serangan yang hebat dapat mengakibatkan penurunan produksi tongkol jagung. Pengendalian dilakukan dengan cara menangkap kemudian membunuhnya. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang disemprotkan ke seluruh daun dan pucuk daun.
18
PENGENDALIAN OPT
TANAMAN JAGUNG
PENGENDALIAN OPT
TANAMAN JAGUNG
19
PENYAKIT BULAI
Penyakit Bulai (Corn Downy Mildew)
Bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang disebabkan oleh Cendawan Sclerospora maydis (nama lama) atau Peronosclerospora maydis (nama baru). Faktor yang memicu serangan penyakit ini adalah suhu yang tinggi sampai 30°C, pemberian Urea yang berlebihan, dan turunnya hujan yang sesekali. Penyakit ini dapat ditularkan melalui benih atau spora yang terbawa angin.
Gejala serangan penyakit ini adalah :
a. Pada tanaman muda berusia 2 - 3 minggu, daun menguning, kaku, dan runcing.
20
Serangan ini dapat langsung mematikan tanaman.
b. Serangan pada tanaman berumur 3 - 5 minggu, dicirikan dengan perubahan warna pada daun yang baru membuka mulai dari pangkalnya. Tanaman yang terserang dapat membentuk tongkol, tetapi bentuknya menyimpang, seperti kolobotnya tidak membungkus tongkol.
c. Tanaman dewasa yang terserang pada daunnya terdapat garis berwarna kuning kecokelatan. Namun serangan ini tidak banyak mempengaruhi produksi tanaman.
d. Jika cendawan tersebut sudah terbawa mulai dari benih, maka akan timbul gejala sistemik, yaitu setiap daun muda yang baru tumbuh langsung bergejala kuning.
Tindakan pengendalian penyakit bulai yang dapat dilakukan antara lain :
a. Menanam varietas tahan dan menanam secara serentak.
b. Pencampuran benih dengan Ridomil 3SD, Ridomil Gold 350 EC, atau Saromyl 35 SD. Ridomil efektif menahan serangan bulai pada benih jagung yang disimpan sampai 9 bulan.
c. Tanaman yang sudah terlanjur terserang sebaiknya dicabut dan dibakar.
3. Hawar Daun Selatan ( Southern Leaf
Blight )
Penyebab : Infeksi cendawan Helminthosporium maydis
Nisik & Miyake
Penyakit Hawar Daun
Penyakit ini meyerang bagian daun, pelepah, dan tongkol jagung. Penyebabnya adalah Cendawan Helminthosporium turcicum dan Helminthosporium maydis.
Gejala serangan penyakit ini adalah :
a. Timbul bercak bulat sampai lonjong pada daun tua.
b. Warna bercak kuning di tengah dikelilingi warna
21
cokelat.
c. Bercak akan meluas dari ujung daun ke pangkal daun atau pelepah daun.
Cara pengendaliannya antara lain :
a. Menghindari penanaman jagung secara terus menerus.
b. Menjaga sanitasi lahan.
c. Lahan dijaga agar tidak terlalu lembap.
d. Melakukan penyemprotan menggunakan Fungisida Daconil 75 WP atau Difolatan 4 F
Musuh alami pentring pada tanaman jaagung